presentasi (rbm) hvhnew banget

Upload: normann

Post on 29-Feb-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bhbhh

TRANSCRIPT

Abdominal Aortic Aneurysms

paraplegiaKelompok 5 - Hervi - M.Budi P - Norman - Wahyu

PendahuluanMonoplegia : paralisis hanya pada satu anggota gerak saja, disebabkan oleh kerusakan pusat sistem syaraf Diplegia : paralisis pada bagian tubuh yang sama pada salah satu sisi tubuh, misalnya kedua tangan atau kedua sisi wajah Hemiplegia: paralisis pada salah satu sisi tubuh. Paralisis ini disebabkan oleh kerusakan pada otak, yaitu cerebral palsy Paraplegia : paralisis pada kedua anggota gerak dan penopangnya, disebabkan oleh kerusakan syaraf tulang belakang Quadriplegia: paralisis pada keempat anggota gerak tubuh dan penopangnya yang disebabkan oleh kerusakan syaraf tulang belakangPengertian Cedera Medula Spinalis

Cedera medula spinalis sekunder terjadi karena gerakan kolumno vertebralis yang tidak stabil : cedera yang terjadi adalah akibat gerakan medula spinalis terhadap fragmen tulang tajam yang menonjol dalam kanalis vertebralis dan akibat tekanan yang terus menerus pada medula spinalis (Price, 1995 : 1020).

Definisi ParaplegiaParaplegia adalah kondisi dimana bagian bawah tubuh (extremitas bawah) mengalami kelumpuhan atau paralysis yang disebabkan karena lesi transversal pada medulla spinalis atau penurunan fungsi motorik dan sensorik dari gerak tubuh bagian bawah. Lesi yang terkena pada thorako lumbal. atau cedera pada saraf tulang belakang yang di sebabkan karena kecelakaan yang merusak fungsi motorik dan sensorik bagian tubuh.

Level cidera

Etiologi1.TraumaSeperti kecelakaan motor, jatuh, luka ketika berolahraga (khususnya menyelam ke perairan dangkal), luka tembakan dan juga bisa karena kecelakaan rumah tangga.2.Kista / Tumor: siringomielia, Meningioma, Schwannoma, Glioma, Sarkoma. Dan tumor metastase3.Infeksi : spondilitis tuberkulosa, meningitis atau herpes zosterKelainan tulang vertebra: Kolaps tulang belakang yang terjadi karena pengeroposan tulang akibat kanker, osteoporosis atau cedera yang hebat, Artritis degeneratif (osteoartritis) yang menyebabkan terbentuknya penonjolan tulang yang tidak beraturan (taji tulang) yang menekan akar saraf, Stenosis spinalis (penyempitan rongga di sekitar korda spinalis), sering terjadi pada usia lanjutGambaran klinisGangguan fungsi motorik and sensorik pada Ekstremitas bawahTinglingGangguan pada Bladder and bowelSexual DysfunctionGangguan peredaran darah di bawah REHABILITASI PARAPLEGIA

Untuk kembali menjadi mandiri seorang penderita paraplegia membutuhkan waktu antara empat sampai dua belas bulan. Kemandirian yang diberikan oleh para fisioterapis berupa :

1. Cara Duduk Tegak Pada awal pertama penderita paraplegia akan ditegakan perlahan-lahan membentuk sudut 45 derajat selama kurang lebih sepuluh menit, kemudian hingga 90 derajat atau duduk tegak selama tiga puluh menit. Setelah penderita paraplegia siap maka terapis akan membantu duduk di atas kursi untuk beberapa menit dan sedikit demi sedikit untuk waktu yang lebih lama.

Kemandirian paraplegi2. Keseimbangan Pertama kali penderita paraplegia akan belajar menyesuaikan perasaan mengenai keseimbangan yang hilang dengan menggunakan matanya dan menggunakan otot-otot yang masih berfungsi setelahnya penderita paraplegia ini akan mampu menarik tubuhnya kebelakang dalam posisi tegak lurus. Hal ini membutuhkan waktu yang cukup hingga pada akhirnya penderita pareplegia akan mampu melakukan hal terebut dengan sendirinya tanpa bantuan atau topangan dari orang lain.

3. Latihan berdiri dan berjalan

Latihan ini berfungsi untuk menjaga agar lutut-lutut pendertia paraplegia tetap lurus dan kaki-kaki tidak terseret ke lantai. Penderita paraplegia ini akan belajar dengan menggunakan palang sejajar yang terdapat pada rumah sakit rehabilitasi pada umumnya, setelah menjalani latihan yang cukup penderita paraplegia akan mulai belajar dengan menggunakan kruk untuk berjalan sedikit demi sedikit. Hal ini hanya dapat dilakukan pada penderita paraplegia yang mengalami tingkat cedera dibawah L3 sedang pada penderita paraplegia yang mengalami tingkat cedera pada T12 kemungkinan ini sangat kecil, namun latihan harus tetap dilakukan untuk menjaga terjadinya contracture atau pemendekan otot tetap, memperbaiki sirkulasi darah dan membantu ginjal agar dapat bekerja secara semestinya.

Latihan jalan pada paralel bar

Untuk seorang muda yang menderita paraplegia, kemungkinan besar ia akan dapat hidup secara mandiri dan dapat kembali bekerja. Modifikasi pekerjaan mungkin diperlukan apabila pekerjaannya yang lama tidak dapat dilakukan dengan nyaman pada kondisinya saat ini. Hal yang penting adalah bahwa persiapan untuk hidup mandiri harus dilakukan sejak awal program terapi.

Extremitas bawah mengalami kelumpuhan berarti fisioterapis harus dengan teliti menjaga koordinasi tubuh pasien saat melakukan latihan aktifitas berjalan.Karena pasien mengalami paraplegi maka harus menggunakan pola jalan 2 point.Pola jalan body walker : body walker maju kemudian kedua tungkai mengikuti,berat badan bertumpu pada tungkai atas.

Pola jalan menggunakan kruk : kedua kruk maju secara bersamaan diikuti kedua tungkai maju secara bersamaan pula, hal yang harus diperhatikan dalam pola jaln menggunakan kruk ini tubuh pasien disuport dengan menggunakan alat pengikat oleh fisioterapi sebagai penahan untuk menyeimbangkan koordinasi tubuh pasien.

POLA JALAN PENDERITA PARAPLEGI

Home programSitting balance Walau terjadi gangguan sensasi pada bagian bawah tubuh, namun sitting balance bisa dicapai. Pasien dapat belajar untuk menggunakan sensasi pada bagian atas tubuh dan menggunakan pandangan dengan lebih intensif. Mobilisasi dengan kusi roda Kursi roda yang digunakan bisa berupa kursi roda manual ataupun kursi roda elektrik. Penggunaan kursi roda ini sangat penting bagi pasien untuk dapat bergerak dan membangun kemandirian. Pasien dengan kursi roda manual dapat berlatih untuk mengoperasikan kursi rodanya pada jalan yang menanjak atau menurun serta pada jalan yang ada tangganya.

Transfer Pada saat awal pasien dapat diajarkan untuk miring kanan dan miring kiri dan duduk di atas tempat tidur. Lalu dapat dilanjutkan untuk berpindah ( transfer ) dari tempat tidur ke kursi roda dan sebaliknya. Saat pasien sudah dapat melakukan hal tersebut dengan rasa aman, pasien dapat berpindah dari kursi roda ke toilet ataupun ke dalam mobil.Perawatan diri Perawatan diri harus dimulai saat awal terapi. Pasien diajarkan untuk melatih gerakan pasif sendiri dan melaporkan kepada terapis bila ada gerakan yang sulit dilakukan. Pasien diajarkan untuk melakukan beberapa kegiatan fungsional yang mungkin untuk dilakukannya, seperti berpakaian dan mandi.

Penguatan anggota gerak atas Hal ini dapat dilakukan pada matras atau kursi roda. Untuk memulai latihan fisioterapis dapat menggunakan tahanan secara manual. Selanjutnya pasien dapat menggunakan paralatan dengan beban atau dengan menggunakan beban berat badannya sendiri. Selain itu pasien dapat melakukan olah raga untuk meningkatkan kekuatan otot ekstemitas atas, seperti volley atau berenang.Latihan berdiri dan berjalan Seperti saat latihan duduk, pasien harus diajarkan untuk mengkompensasi sensoris yang hilang pada tubuh bagian bawah. Untuk dapat berdiri dan berjalan pasien akan membutuhkan beberapa orthosis atau dengan menggunakan kruk, tergantung level lesi yang terkena dan kondisi pasien.

Pasien Diharapkan terus berlatih sampai dapat menjalankan ADL dengan normal , melihat kemajuan yang dicapai diharapkan pasien mempunyai motivasi yang tinggi, keyakinan dan semangat dalam berlatih. Untuk Keluarga Pasien Pihak keluarga diberi pengertian supaya tetap membantu dan memberi dorongan yang positif, supaya pasien mendapatkan kesempatan untuk mencapai penngkatan, serta memperhatikan jadwal kontrol ke dokter, dan memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan oleh tim medis.Tim Medis Untuk keadaan psikis agar pasien termotivasi untuk latihan agar tidak terjadi penurunan, tidak putus asa dan rendah diri terhadap keadaannya sehingga dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, dapat dikonsultasikan ke bagian psikologi.

EdukasiTerimakasih