presentasi kebijakan sistem sertifikasi nasional

46
KEBIJAKAN SISTEM SERTIFIKASI PROFESI NASIONAL

Upload: tafcir

Post on 10-Apr-2016

67 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

berikut kami sampaikan.

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

KEBIJAKAN SISTEM SERTIFIKASI PROFESI

NASIONAL

Page 2: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

PERSAINGAN GLOBAL

C-AFTA

CINA- ASEAN2010

I-AFTA

INDIA-ASEAN2011

AEC

ASEANCOMMUNITY

2015

WTO

+ 130 negara2020

Page 3: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

PENGEMBANGAN SDM BERBASIS KOMPETENSI

INDUSTRI

LDP

KKNISKKNI

DIKLAT PROFESI

(CBT)

SERTIFIKASIKOMPETENSI BNSP

Page 4: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

APA DAN SIAPA BNSP ?LEMBAGA INDEPENDEN BERTANGGUNG

JAWAB KEPADA PRESIDENBERTUGAS MELAKSANAKAN SERTIFIKASI

KOMPETENSI KERJAKEANGGOTAAN TERDIRI DARI 15 ORANG

UNSUR MASYARAKAT DAN 10 ORANG UNSUR PEMERINTAH

DIBENTUK BERDASARKAN PP NO. 23 TAHUN 2004 ATAS PERINTAH UU NO. 13 TH 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Page 5: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

ORGANISASI BNSP

KETUA

WK. KETUA

SEKRETARIAT

KOMISILISENSI

KELEMBAGAAN

KOMISI SERTIFIKASI

KOMISIPERENCANA,

HARMONISASI &KELEMBAGAAN

KOMISIPENGENDALIAN

MUTU & INFORMASI

Page 6: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

Sertifikasi Profesi1. Sertifikasi terhadap

kompetensi profesi: dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Personil/Profesi, berlaku apabila masih kompeten.

2. Sertifikasi untuk mendapat status profesi: dilakukan organisasi profesi, biasa disebut juga lisensi/registrasi profesi.

3. Sertifikat pelatihan: oleh lembaga pelatihan, biasa disebut juga Certificate of attainment, berlaku selamanya

Page 7: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

KETERPADUAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

SERTIFIKASI SERTIFIKASI KOMPETENSIKOMPETENSI

PENDIDIKAN & PELATIHAN PENDIDIKAN & PELATIHAN BERBASIS BERBASIS KOMPETENSIKOMPETENSI

LEMDIKLATLEMDIKLAT LSPLSP

SKKNISKKNI

Page 8: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

Tujuan sertifikasi kompetensi

Untuk Industri:• Membantu industri meyakinkan kepada kliennya bahwa

produk/jasanya telah dibuat oleh tenaga-tenaga yang kompeten.

• Membantu industri dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis kompetensi meningkatkan efisensi HRD efisiensi nasional.

• Memastikan industri mendapatkan tenaga yang kompeten.• Membantu industri dalam sistem pengembangan karir dan

renumerasi tenaga berbasis kompetensi.• Memastikan dan meningkatkan produktivitas.

Page 9: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

Tujuan sertifikasi kompetensi (Ljt)

Untuk tenaga kerja:• Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi/industri/kliennya

bahwa dirinya kompeten dalam bekerja atau menghasilkan produk atau jasa.• Membantu memastikan dan memelihara kompetensi untuk meningkatkan

percaya diri tenaga profesi.• Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya. • Membatu tenaga profesi dalam mengukur tingkat pencapaian kompetensi

dalam proses belajar di lembaga formal maupun secara mandiri.• Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi.• Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara• Membantu tenaga profesi dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja

Page 10: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

Tujuan sertifikasi kompetensi (Ljt)

Untuk LEMDIKLAT:• Membantu memastikan link and match antara kompetensi

lulusan dengan tuntutan kompetensi dunia industri.• Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam

pengembangan program diklat. • Membantu memastikan pencapain hasil diklat yang tinggi.• Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen baik formatif,

sumatif maupun holistik yang dapat memastikan dan memelihara kompetensi peserya didik selama proses diklat.

Page 11: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

Tujuan sertifikasi kompetensi (Ljt)

Untuk Pemerintah:• Membantu memastikan pencapaian program

pengembangan SDM pada sektornya.• Membantu memastikan kesesuaian sistem

pembinaan dan pengendalian SDM dalam sektornya.

• Membatu memastikan target-target perencanaan program pembangunan pada sektornya.

Page 12: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

KOMPETEN ?

• KOMPETEN DIARTIKAN KEMAMPUAN DAN KEWENANGAN YANG DIMILIKI OLEH SESEORANG UNTUK MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN, YANG DIDASARI OLEH PENGETAHUAN , KETERAMPILAN DAN SIKAP KERJA SESUAI DENGAN UNJUK KERJA YANG DITETAPKAN

Page 13: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

KOMPETENSIKOMPETENSI

KOMPETENSI

Page 14: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

Karakteristik KompetensiKarakteristik Kompetensi

Inti :Lebih sulit

dikembangkan

Permukaan : Lebih mudah dikembangkan

Bawaan,motif

PengetahuanKetrampilan

Konsep diriSifat bawaan

Motif

Page 15: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

Standar KompetensiStandar Kompetensi:

adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Jenis standar kompetensi◦ SKKNI:rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan

dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

◦ Standar internasional merupakan standar yang dikembangkan oleh organisasi standardisasi internasional. Standar Internasional dapat diperoleh untuk dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan berlaku di seluruh dunia.

◦ Standar Khusus (Spesifik) merupakan standar yang dikembangkan oleh organisasi otoritas /mempunyai tugas di bidang standardisasi untuk dipergunakan secara khusus (spesifik) dan dipublikasikan secara formal bagi komunitas spesifik atau dalam bentuk jurnal

Page 16: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

STANDAR KOMPETENSI SKKNI STANDAR KOMPETENSI SKKNI Menggambarkan

pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang disyaratkan dalam pekerjaan di industri

Dibuat oleh industri

Merupakan pedoman dasar pelatihan, untuk menentukan kualifikasi maupun penilaian

Merupakan pedoman bagi pelatih maupun evaluator terhadap penyelenggaraan dan penilaian pelatihan

Page 17: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

PERMENAKERTRANS NO.8 TH 2012 TENTANG TATACARA PENETAPAN SKKNI

Pasal 8 Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI harus memenuhiprinsip: a. relevan dengan kebutuhan dunia usaha atau industri di masing-masing

sektor atau lapangan usaha; b. valid terhadap acuan dan/atau pembanding yang sah; c. aseptabel oleh para pemangku kepentingan; d. fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi kebutuhan pemangku

kepentingan; dan e. mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau disetarakan dengan

standar kompetensi lain, baik secara nasional maupun internasional.

Page 18: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

LANJUTAN .........

Pasal 9 Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 harus memenuhi ketentuan: a. berisi rumusan tentang kompetensi tugas, kompetensi manajemen

tugas, kompetensi menghadapi keadaan darurat dan kompetensi menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, termasuk tanggung jawab dan bekerja sama dengan orang lain;

b. mencerminkan pekerjaan yang realistik berlaku di tempat kerja secara umum di sektor atau lapangan usaha tertentu;

c. dirumuskan dengan orientasi hasil kerja (outcomes); dan d. dirumuskan secara terukur dengan bahasa yang jelas, sederhana, dan

mudah dipahami oleh pengguna SKKNI.

Page 19: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

LANJUTAN .........Pasal 10 (1) Penyusunan SKKNI di setiap sektor atau lapangan usaha

mengacu pada peta kompetensi yang disusun dalam RIP SKKNI di sektor atau lapangan usaha yang bersangkutan.

(2) Penyusunan SKKNI dan pemetaan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu pada RMCS.

Regional Model Competency Standard, yang selanjutnya disingkat RMCS, adalah model standar kompetensi yang pengembangannya menggunakan pendekatan fungsi dari proses kerja untuk menghasilkan barang dan/atau jasa.

Page 20: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

LANJUTAN .........

Pasal 11 (1) Pemetaan SKKNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) disusun

dalam susunan fungsi pekerjaan yang mencakupi: a. tujuan utama (main purpose); b. fungsi kunci (key function) dari tujuan utama (main purpose); c. fungsi utama (major function) dari fungsi kunci (key function); dan d. fungsi dasar (basic function) dari fungsi utama (major function), dari lapangan usaha pada klasifikasi kategori, golongan pokok, golongan atau sub golongan usaha tertentu.

(2) Fungsi dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d diidentifikasi sebagai unit kompetensi.

Page 21: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

21

MAIN PURPOSE

KEY FUNCTION

MAJOR FUNCTION(FUNGSI UTAMA )

BASC FUNCTION (UNIT

KOMPETENSI)

ELEMEN

ELEMEN

ELEMEN

KUK

KUK

KUK

KUK

KUK

KUK

KUK

BATASAN VARIABEL + PAN

DUAN

PEN

ILAIAN + KO

MPETEN

SI KUN

CI

BASIC FUCTION (UNIT

KOMPETENSI)

ELEMEN

ELEMEN

ELEMEN

KUK

KUK

KUK

KUK

KUK

KUK

KUK

BATASAN VARIABEL + PAN

DUAN

PEN

ILAIAN + KO

MPETEN

SI KUN

CI

PEMETAAN KOMPETENSI RMCSRegional Model Competency Standards

WHAT FOR

WHAT NEEDS TO BE DONE, HOW

SUMBER 40 QUESTIONS ON LABOUR COMPETENCIES

Page 22: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

Unit – unit kompeten

si

ElemenKompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

BatasanVariabel

Panduan Penilaian

Aktifitaspekerjaan

Rincian Langkah – langkah /

prosedur/ TugasDapat berupa proses

manajemen atau proses produksi

Produk / Jasa

Instruksi Kerja/Langkah kerja pada Industri yang Terukur dan dapat

diobservasi

Kontekstual di tempat kerja

Deskripsi aspek kritis pengetahuan dan

ketrampilan penting untuk asesmen

Page 23: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

Format Unit Kompetensi RMCS?KODE UNIT :KODE UNIT :JUDUL UNIT : Dibuat dalam kalimat aktifJUDUL UNIT : Dibuat dalam kalimat aktifDESKRIPSI UNIT :DESKRIPSI UNIT :ELEMEN KOMPETENSIELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA1.1. …… …… ( Kalimat Aktif )( Kalimat Aktif ) Memuat KSA( Pengetahuan, Memuat KSA( Pengetahuan,

Keterampilan/ keahliah dan Sikap Keterampilan/ keahliah dan Sikap Kerja ) dengan menggunakan kalimat Kerja ) dengan menggunakan kalimat PasifPasif

2.2. …………( Kalimat Aktif )( Kalimat Aktif ) …………..Kalimat pasif..Kalimat pasif

3.3. dstnya…………….dstnya……………. Dst ……………….Dst ……………….

RENTANG RENTANG VARIABEL ( KonVARIABEL ( Konteks teks var, tgs yg hrs dilaksanakn, var, tgs yg hrs dilaksanakn, perlengkapan,&perlengkapan,& peraturn ) peraturn )

PANDUAN PENILAIAN ;( Prosedr & Unit komp terkait, Kondsi PANDUAN PENILAIAN ;( Prosedr & Unit komp terkait, Kondsi pengujian, K,S & A )pengujian, K,S & A )

Page 24: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

SISTEM SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI NASIONAL

PENERAPAN SKEMA SERTIFIKASI

Lisensi LSP Pihak 1, 2, & 3.Lisensi Lembaga profisiensi

Sertifikasi

Harmonisasi Notifikasi

Kooperasi

Verifikasi Standar

Kompetensi

Perbaikan Berlanjut

Regulasi:

•Wajib,•Disarankan•Sukarela

Page 25: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

Skema sertifikasi ?

Persyaratan sertifikasi spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan menggunakan standar kompetensi dan aturan khusus yang sama, serta prosedur yang sama.

Page 26: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

KEMASAN SKKNI SKKNI pada setiap kategori, golongan pokok, ataugolongan usaha tertentu dapat disusun dalamkemasan sebagai berikut: a. Kualifikasi nasional, dengan mengacu pada jenjang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI); b. Jabatan atau okupasi nasional, dengan mengacu

pada tugas dan fungsi jabatan atau okupasi; c. Klaster kompetensi, dengan mengacu pada

kebutuhan khusus kompetensi tertentu sesuai kebutuhan industri atau organisasi.

Page 27: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

SKEMA SERTIFIKASI KKNI1. Skema sertifikasi yang bersifat nasional, yang ditetapkan oleh otoritas kompeten.2. Skema ini mengidentifikasi jenjang kualifikasi

berdasarkan 9 level KKNI.3. Identifikasi unit-unit kompetensi dalam setiap jenjang

berdasarkan diskripsi dalam KKNI.4. Jenjang KKNI pada umumnya dapat digunakan sebagai

acuan jenjang fungsional/golongan pada suatu industri/orgtanisasi.

5. Setiap LSP yang melakukan kegiatan ini harus dilisensi oleh Lembaga Otoritas Sertifikasi Profesi (BNSP).

6. Mampu telusur dengan standar nasional dan/atau internasional.

7. Pada skema ini, dapat diidentifikasi unit-unit kompetensi umum, inti dan pilihan, yang diverifikasi oleh BNSP.

8. Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Komite Standardisasi Instansi Teknis

Page 28: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

S2S2

S1S1

S3S3

Sekolah Sekolah Menengah Menengah

UmumUmum 11

22

33

44

55

77

88

99

66

Profesi

Spesialis

D I

D IV

D III

D II

Sekolah Menengah

Kejuruan

Subspesialis

AHLI

TEKNISI/ANALIS

OPERATOR

JENJANG DAN PENYETARAAN (PERPRES NO 08/2012)

BNSPBNSP

Page 29: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

ANALISA KARASTERISTIK UNIT KOMPETENSI (salah satu teknik)

TINJAUAN KARASTERISTIK PEMAKETAN

Tanggungjawab untuk diri sendiri, orang lain atau produk akhir

1.

2. Bersifat sederhana atau kompleks

3. Cakupan dan kedalaman pengetahuan dan keterampilan:(Tahu – evaluasi – sederhana –rumit)

4. Pemecahan masalah Pilihan berdasar SOP atau analisis

UNIT-UNIT KOMPETENSI DALAM SUATU BIDANG

PEKERJAAN

Page 30: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL

1. Skama sertifikasi yang bersifat nasional, yang ditetapkan oleh

otoritas kompeten.2. Dapat berupa, okupasi:

• Jabatan struktural atau jabatan fungsional dalam rangka standardisasi kompetensi nasional.

• Setiap LSP yang melakukan kegiatan ini harus dilisensi oleh Lembaga Otoritas Sertifikasi Profesi (BNSP).

• Dibuat atas Kebutuhan industri/organisasi untuk standardisasi pada suatu fungsi terbatas, atau fungsi utama (major) dalam sistem industri, atau standar jabatan/fungi okupasi khusus yang mampu telusur dengan standar nasional dan/atau internasional.

• Pada skema ini, dapat diidentifikasi kompetensi umum, inti dan pilihan yang diverifikasi oleh BNSP.

• Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Komite Standardisasi Instansi Teknis

Page 31: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL

Jabatan FungsionalContoh Asesor Analis

Jabatan StrukturalContoh: Manager Direktur Supervisor Team Leader

• Dibuat oleh Otoritas nasional

• Berlaku nasional dan harmonis dengan skema sertifikasi internasional

Page 32: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional
Page 33: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

SKEMA SERTIFIKASI KLASTERIdentifikasi unit-unit mandiri yang biasanyadibutuhkan :1.Untuk bisnis mandiri yang membutuhkan kelompok unit kompetensi untuk membuka suatu

bisnis terbatas.2. Kebutuhan industri/organisasi pada suatu fungsi terbatas, atau fungsi utama (major) dalam sistem industri, atau standar jabatan/okupasi khusus pada suatu indudtri.3. Jumlah unit pada skema ini dapat berbeda antar kebutuhan industri/organisasi.4. Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi LSP)

Page 34: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

ANALISIS KEBUTUHAN KOMPETENSI ANALISIS KEBUTUHAN KOMPETENSI

JABATAN KERJA/PEKERJAAN

YANG ADA DI INDUSTRI (JOB DES)

STANDAR KOMPETENSI

UNIT-UNIT KOMPETENSI

SEJUMLAH UNIT KOMPETENSI

SEJUMLAH UNIT KOMPETENSI DALAM CLUSTER

Page 35: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

Contoh skema sertifikasi klaster

Page 36: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

PENERAPAN SKKNI KEMAMPUAN TELUSUR DAN EKIVALENSI DNG SISTEM DIKLAT, SERTIFIKASI DAN SOP INDUSTRI

SKKNI PENERAPAN DALAM DIKLAT

SERTIFIKASI PENERAPAN PADA INDUSTRI

Judul Unit Judul Learning material

Skema sertifikasi unit kompetensi

Judul SOP

Deskripsi unit Ruang lingkup diklat Ruang lingkup asesmen

Ruang lingkup SOP

Elemen Pencapaian hasil pembelajaran

Elemen asesmen Langkah-langkah proses

KUK Kriteria evaluasi belajar

Kriteria pencapaian Kompetensi

Instruksi kerja

Batasan Veriabel

Kontektualisasi diklat Kontektualisas asesmen dan spesifikasi

Spesifikasi sesuai dengan konteks

Panduan Penialaian

evaluasi Penduan asesmen QA

Page 37: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

STATUS PENERAPAN

• COMPULSARY (Wajib): Pemerintah dapat menerapkan apabila berkaitan dengan Safety, Security, dan Mempunyai potensi perselisihan besar dimasyarakat)

• ADVISORY (Disarankan): Biasanya dilakukan pemerintah sebagai masa transisi menuju wjib.

• VOLUNTARY (Sukarela)

Page 38: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

L I S E N S I LEMBAGA SERTIFIKASI

PROFESI

Pengakuan formal dan pemberian lisensi lembaga-lembaga sertifikasi profesi melalui proses akreditasi oleh BNSP yang menyatakan bahwa LSP telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan sertifikasi profesi

P

Page 39: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

KETELUSURAN SISTEM SERTIFIKASIBNSP

(INDONESIAN PROFESSIONAL CERTIFICATION AUTHORITY)PP 23, ISO 17011, BNSP Guidelones

LSPPROFESSIONAL

CERTIFICATION BODY BNSP Guidelines, ISO

17024

Licensing accreditation

ASSESSEESKKNI/International

Standard/harmonized/Harmonised standard

certification

verification

TUKBNSP Guidelinea, QMS

Asesor LisensiISO 19011, ISO 17024,

BNSP Gidelines 201 & 202

Asesor KompetensiTAA, SKKNI

BNSP Guidelines

Asesor LisensiISO 19011, ISO 17024, Standar

spesifikBNSP Guidelines

Instansi Teknis, KADIN, BKSP dll

fasilitasi

Koordinasi

Page 40: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

FUNGSI DAN WEWENAG ASESESOR/MASTER/LEAD ASESOR

URAIAN FUNGSI WEWENANG ASESOR KOMPETENSI

Melaksanakan Proses Asesmen Kompetensi

Memberikan Rekomendasi hasil asesmen kompetensi

MASTER ASESOR KOMPETENSI

a. Sebagai Asesor dibidangnyab. Melatih untuk asesor kompetensi c. Mengkaji ulang dan

merekomendasikan perbaikan pelaksanaan asesmen, mengembagna pelatihan dan pengembangan SKK

Melaksanakan asesmen sesuai dg bidangnya, Mengelola dan Melaksanakan pelatihan asesor kompetensi

LEAD ASESORKOMPETENSI

a. Memimpin pengelolaan asesmenb. Pelaksanaan asesmen terhadap

asesor kompetensi c. Menjaga konsistensi asesmen asesor

kompetensi

Memimpin pengelolaan dan pelaksanaan asesmen asesor kompetensi , menjaga konsistensi asesmen kompetensi

Page 41: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

PERSYARATAN ASESOR ( PBNSP 303)

URAIAN PERSYARATAN DASAR TELAH MEMPUNYAI BUKTI-BUKTI

ASESOR KOMPETENSI

a. Memiliki kompetensi di bidang teknis.

b. Mengikuti pelatihan asesor kompetensi secara lengkap

a. Lulus dalam asesmen kompetensi asesorb. Mengajukan permohonan

MASTER ASESOR KOMPETENSI

a. Memiliki sertifikat asesor kompetensi

b. Telah 20 kali melaksanakan asesmen c. Mengikuti program pelatihan master

asesor kompetensi secara lengkap

a. 2 kali mengembangkan lingkungan pembelajaran

b. Mengembangan desain pembelajaran 1 klaster prog pelatihan master asesor

c. 3 kali tandem menyampaikan materi pelatihan asesor kompetensi

d. Mengajukan permohonan e. Lulus dalam asesmen master asesor

LEAD ASESOR KOMPETENSI

a. Memiliki sertifikat asesor kompetensi

b. Telah 20 kali melaksanakan asesmen c. Mengikuti program pelatihan lead

asesor kompetensi secara lengkap

a. Mengembangkan kebijakan dan prosedur organisasi

b. 3 kali memimpin dan melaksanakan evaluasi asesmen dibawah supervisi Lead Asesor

c. Lulus dalam asesmen kompetensi Lead Asesor

d. Mengajukan permohonan

Page 42: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

RAGAM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP)

LSP-P3 LSP-P2 LSP-P1 ind LSP-P1 VET LSP-Profisiensi

Profesi:•Memenuhi bukti kompetensi & terpelihara

•Memenuhi permintaan klien

•Memenuhi regulasi

Profesi di perusahaan & Jejaring •Memenuhi permintaan asesmen dari klien

Profesi di perusahaan tempat kerja :•Memastikan & memelihara kompetensi tenaga kerjanya

Peserta didik , Alumni dan Profesi •Memastikan & memelihara kompetensi peserta didikmya

Profesi:•Memenuhi persyaratan surveilance LSP•Memelihara kompetensi

L i s e n s i

S e r t i f i k a s i K o m p e t e n s i Sertifikasi Profisiensi

Page 43: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

KOMITE TEKNIK*

TIM ASSESSOR LISENSI

MEMBENTUK 5

ASSESSMEN/RE-ASSESSMEN

3

PEMBERI AN AKRE DITASI

7

SURVAILEN 8

LAPORAN ASSESSMEN

4MENUNJUK ASSESSOR

2

MENGAJUKAN PERMOHONAN

1

REKOMENDASI 6

PROSES LISENSI LSP MELALUI PROSES AKREDITASI

Page 44: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

TUK

KOMITE TEKNIK*

TIM ASSESSOR LISENSI

MEMBENTUK 5

ASSESSMEN/RE-ASSESSMEN

3

PEMBERI AN SERTIFIK AT VERIF IKASI

7

SURVAILEN 8

LAPORAN ASSESSMEN

4MENUNJUK ASSESSOR

2

MENGAJUKAN PERMOHONAN

1

REKOMENDASI 6

PROSES VERIFIKASI TUK OLEH LSP

LSP

Page 45: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

Memilih TUK2

LSP

PESERTA di TUK

KOMITE TEKNIKTIM ASSESSOR KOMPETENSI

MEMBENTUK 6

ASSESSMEN

4

PEMBERIAN SERTIFIKAT KO

MPETEN SI

8

SURVAILEN 9

LAPORAN ASSESSMEN

5MENUNJUK ASSESSOR

3

MENGAJUKAN PERMOHONAN

1

REKOMENDASI 7

SISTEM SERTIFIKASI KOMPETENSI NASIONALISO 17024

PESERTA UJI KOMPETENSI

Page 46: Presentasi Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional

Thank You For Thank You For Your AttentionYour Attention