presentasi implementasi kebijakan three in one

39
IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI PROGRAM THREE IN ONE PROGRAM THREE IN ONE (PELATIHAN, SERTIFIKASI DAN PENEMPATAN) DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI KASUS BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI SEMARANG OLEH SUPADMI

Upload: supadmi

Post on 11-Jun-2015

965 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Ini adalah presentasi tentang analisis implementasi kebijakan program three in one (pelatihan, sertifikasi dan penempatan ) dengan tujuan menanggulangi pengangguran sasaran adalah pencari kerja

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI PROGRAM THREE IN ONEPROGRAM THREE IN ONE

IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI PROGRAM THREE IN ONEPROGRAM THREE IN ONE

(PELATIHAN, SERTIFIKASI DAN PENEMPATAN)

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

KASUS BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI SEMARANG

OLEH SUPADMI

Page 2: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 1997 jumlah angka pengangguran terbuka terus bertambah bahkan sampai 5-6 tahun

terakhir hampir dua kali lipat yaitu dari 5,8 juta orang atau 6,1% dalam tahun 2000 menjadi 10,93 juta atau 10,27%.

Penganggur didominasi kelompok usia muda yang berpendidikan sekolah menengah serta memiliki pengetahuan yang hanya bersifat umum, sehingga sulit terserap didunia kerja karena keahlian dan ketrampilan menjadi syarat, sehingga keberadaan pelatihan kerja sangat dibutuhkan

Rendahnya kualitas SDM , banyaknya lulusan sekolah menengah yang menganggur, mendapatkan pekerjaan tetapi tidak sesuai dengan latarbelakang pendidikan, lowongan pekerjaan tidak terpenuhi serta kesempatan kerja LN banyak terlewatkan

Rendahnya tingkat pendidikan angkatan kerja dan kompetensi kerja serta tingginya tingkat pengagguran dituntut adanya program pelatihan kerja sesuai kebutuhan pasar.

Pelatihan kerja disatupadukan dengan sertifikasi sebagai penjamin kemudahan akses maka, mutu dan penempatan ditetapkan Kebijakan Three in One sebagai upaya penanggulangan pengangguran

Keberhasilan kebijakan harus didukung oleh semua pihak, baik antar pusatdan daerah maupun antar lintas sektor

Page 3: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

Kebijakan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

KebijakanDepnakertrans

2005-2009

BidangKetenagakerjaan

Bidang Ketransmigrasian (Paradigma Baru)

Manajem

en M

embangun S

istem

Penempatan Kerja DN

Penempatan Kerja LN

Peningkatan Kompetensi SDM(Program Three in

One)Hubungan Industrial

Pengawas Ke-TK-an

Mendukung Ketahanan Pangan pd kebut papan

Mendukung Kebijakan Alter. di kws Trans

Mendukung Ketahanan Pangan

Mendorong Pemerataan Pertum. Ekonomi

Menunjang Penanggulangan Pengangguran & Kemiskinan

Page 4: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

BLKI Semarang salah satu UPTP dibawah Direktorat BLKI Semarang salah satu UPTP dibawah Direktorat

Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yang Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yang

melaksanakan kebijakan three in one belum tercapai melaksanakan kebijakan three in one belum tercapai

sesuai dasar-dasar dari Peraturan pelatihan, sesuai dasar-dasar dari Peraturan pelatihan,

sertifikasi, penempatan sehingga target dan sasaran sertifikasi, penempatan sehingga target dan sasaran

kebijakan belum sepenuhnya terwujud. kebijakan belum sepenuhnya terwujud.

1.2. Perumusan Masalah

Page 5: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

1) Bagaimana pandangan dan sikap pimpinan dalam implementasi kebijakan program three in one di BLKI Semarang ?

2) Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam implementasi kebijakan program three in one di BLKI Semarang ?

3) Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala implementasi progran three in one di BLKI Semarang ?

1.3. Pertanyaan Penelitian

Page 6: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

1)1) Mengetahui pandangan serta sikap Mengetahui pandangan serta sikap pimpinan dalam implementasi pimpinan dalam implementasi kebijakan program three in onekebijakan program three in one

2)2) Mengetahui partisipasi masyarakat Mengetahui partisipasi masyarakat dalam implementasi kebijakan dalam implementasi kebijakan program three in one di BLKI program three in one di BLKI SemarangSemarang

3)3) Memahami Faktor-faktor yang Memahami Faktor-faktor yang menjadi kendala implementasi menjadi kendala implementasi progran three in one di BLKI progran three in one di BLKI Semarang Semarang

1.4. Tujuan Penelitian

Page 7: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

Manfaat teoritis memberikan pemahaman Manfaat teoritis memberikan pemahaman dan pengetahuan serta peran bagi sektor dan pengetahuan serta peran bagi sektor kebijakan publik sebagai bentuk kebijakan publik sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial birokrasi dalam pertanggungjawaban sosial birokrasi dalam mewujudkan mewujudkan good governancegood governanceMemberikan rekomendasi untuk perbaikan Memberikan rekomendasi untuk perbaikan kebijakan program di BLKI Semarang kebijakan program di BLKI Semarang khususnya Departemen Tenaga Kerja dan khususnya Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RITransmigrasi RI

1.5. Manfaat Penelitian

Page 8: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

Sepengetahuan kami belum ada Sepengetahuan kami belum ada penelitian serupa mengenai penelitian serupa mengenai Implementasi Kebijakan Program Three Implementasi Kebijakan Program Three in One (Pelatihan, Sertifikasi dan in One (Pelatihan, Sertifikasi dan Penempatan) Departemen Tenaga Penempatan) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Kasus Balai Kerja dan Transmigrasi RI Kasus Balai Latihan Kerja Industri Semarang Latihan Kerja Industri Semarang dengan demikian penelitian ini dapat dengan demikian penelitian ini dapat dikatakan aslidikatakan asli

1.6. Keaslian Penelitian

Page 9: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

Zainal (2006:44-45) sebagai sebuah sistem yang Zainal (2006:44-45) sebagai sebuah sistem yang terdiri atas subsistem atau elemen komposisi dari terdiri atas subsistem atau elemen komposisi dari kebijakan dapat dilihat dari dua perpektif yaitu kebijakan dapat dilihat dari dua perpektif yaitu proses kebijakan dan struktur kebijakan. Dengan proses kebijakan dan struktur kebijakan. Dengan tahapan antar lain identifikasi masalah, tujuan, tahapan antar lain identifikasi masalah, tujuan, formulasi kebijakan, implementasi dan evaluasi formulasi kebijakan, implementasi dan evaluasi kebijakan. Implementasi kebijakan atau program kebijakan. Implementasi kebijakan atau program dapat menjadi berantakan jika tidak didukung dapat menjadi berantakan jika tidak didukung oleh risorsis yang memadai seperti kualitas SDM, oleh risorsis yang memadai seperti kualitas SDM, peralatan, tehnologi, informasi, lemahnya peralatan, tehnologi, informasi, lemahnya pengawasan banyaknya korupsi dan pengawasan banyaknya korupsi dan penyelewengan dari visi dan tujuan kebijakan penyelewengan dari visi dan tujuan kebijakan yang telah direncanakan.yang telah direncanakan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKABAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Page 10: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

Wibawa (1995) implementasi kebijakan Wibawa (1995) implementasi kebijakan dilihat dalam konteks apa yang terjadi dilihat dalam konteks apa yang terjadi selama fase tindakan yang mengikuti selama fase tindakan yang mengikuti kebijakan yaitu lebih merupakan kajian yang kebijakan yaitu lebih merupakan kajian yang melihat seluk beluk proses yang dinamakan melihat seluk beluk proses yang dinamakan ”the execution and steering of policy actions ”the execution and steering of policy actions over timover tim

Isu implementasi antara lain adalah mengapa Isu implementasi antara lain adalah mengapa sebuah kebijakan/program yang telah sebuah kebijakan/program yang telah direncanakan seringkali gagal mencapai direncanakan seringkali gagal mencapai tujuan yang diharapkan, mengapa pelaksana tujuan yang diharapkan, mengapa pelaksana tidak dapat memanfaatkan sumber daya tidak dapat memanfaatkan sumber daya ( SDM, Financial, peralatan) yang tersedia ( SDM, Financial, peralatan) yang tersedia secara optimal, mengapa unit/bagian secara optimal, mengapa unit/bagian pelaksana kebijakan tidak mampu pelaksana kebijakan tidak mampu mengembangkan kolaborasi dan koordinasi mengembangkan kolaborasi dan koordinasi

Page 11: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

BAB III. METODOLOGI PENELITIANBAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Penentuan Lokasi Penelitian3.1. Penentuan Lokasi Penelitian BLKI sebagai UPTP dibawah Dirjen Binalattas BLKI sebagai UPTP dibawah Dirjen Binalattas

Depnakertrans RI yang melaksanakan kebijakan Depnakertrans RI yang melaksanakan kebijakan three in three in oneone dan sebagai dan sebagai pilot projectpilot project sarana program dengan sarana program dengan telah didirikan kios3in1 sebagai sarana pelayanan publik telah didirikan kios3in1 sebagai sarana pelayanan publik satu atap pelatihan, sertifikasi dan penempatansatu atap pelatihan, sertifikasi dan penempatan

Sesuai Permenakertrans RI nomor : Sesuai Permenakertrans RI nomor : per.06/Men-SJ/VI/2006 diperbaharui Permenakertrans per.06/Men-SJ/VI/2006 diperbaharui Permenakertrans RI nomor : Per.02/Men-SJ/VIII/2008 tentang Tupoksi RI nomor : Per.02/Men-SJ/VIII/2008 tentang Tupoksi UPTP UPTP

Page 12: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

3.2. Penentuan Sumber dan Jenis 3.2. Penentuan Sumber dan Jenis Data Data Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu

pengamatan, wawancara dan penelaahan dokumen ( Maleong, pengamatan, wawancara dan penelaahan dokumen ( Maleong, 2005)2005)

Data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan Data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan-tindakan dan bisa juga berupa data tambahan seperti tindakan-tindakan dan bisa juga berupa data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain, selain itu sumber data adalah dokumentasi dan lain-lain, selain itu sumber data adalah informan ( Maleong, 2005)informan ( Maleong, 2005)

Jenis data primer diperoleh dari informan langsung , data Jenis data primer diperoleh dari informan langsung , data sekunder dari intansi terkait, data fisik.sekunder dari intansi terkait, data fisik.

Fokus penelitian adalah pandangan pembuat kebijakan, Fokus penelitian adalah pandangan pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, seikap pelabat struktural, pelaksana kebijakan, seikap pelabat struktural, stakeholderstakeholder, , masyarakat dalam implementasi kebijakan masyarakat dalam implementasi kebijakan three in onethree in one

Page 13: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

3.3. Penentuan Instrumen 3.3. Penentuan Instrumen PenelitianPenelitian

Survai data sekunder dengan cara studi pustaka, Survai data sekunder dengan cara studi pustaka, Perpu, Permen, UU, literatur, kajian, PP, Perpu, Permen, UU, literatur, kajian, PP, Laporan, Kepmen, RenstraLaporan, Kepmen, Renstra

Observasi lapangan ; observasi langsung ke Observasi lapangan ; observasi langsung ke Seksi PP, Bengkel, Seksi KSAL, BKK, Kios3in1, Seksi PP, Bengkel, Seksi KSAL, BKK, Kios3in1, PerusahaanPerusahaan

Tehnih wawancara : tanya jawab dilakukan Tehnih wawancara : tanya jawab dilakukan bebas namun terarah, dengan pertanyaan yang bebas namun terarah, dengan pertanyaan yang disiapkan dan dikembangkan sesuai situasi dan disiapkan dan dikembangkan sesuai situasi dan kondisi di lapangankondisi di lapangan

Page 14: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

3.4. Metode Pencakupan Data3.4. Metode Pencakupan Data

Observasi dan partisipan : peneliti melakukan Observasi dan partisipan : peneliti melakukan pengamatan langsung, mencatat, pengamatan langsung, mencatat, mengumpulkan data, dan segala informasi mengumpulkan data, dan segala informasi

Wawancara mendalam Wawancara mendalam (indept interview)(indept interview) Tehnik dokumentasiTehnik dokumentasi

Page 15: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

3.5. Metode Analisis Data3.5. Metode Analisis Data

Proses dilakukan terus menerus bersamaan dengan Proses dilakukan terus menerus bersamaan dengan pengumpulan data 3 tahapan ( Miles dan pengumpulan data 3 tahapan ( Miles dan Huberman,1987:22) yaituHuberman,1987:22) yaitu- - Data reduction (Data reduction (reduksi data) : pada tahap ini data reduksi data) : pada tahap ini data yang diperoleh dari lokasi penelitian dituangkan yang diperoleh dari lokasi penelitian dituangkan

alam uraian atau laporan yang lengkap dan terincialam uraian atau laporan yang lengkap dan terinci - - display datadisplay data untuk memudahkan dalam melihat untuk memudahkan dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagiangambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian - - conclusion drawing verifikasiconclusion drawing verifikasi (penarikan kesimpulan (penarikan kesimpulan atau verifikasi) dilakukan secara terus menerus atau verifikasi) dilakukan secara terus menerus sepanjang pengumpulan data peneliti berusahasepanjang pengumpulan data peneliti berusaha

Page 16: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

3.6. Keabsahan data3.6. Keabsahan data Menurut Maleong(2000) dan Nasution ( 1990) ada 4 Menurut Maleong(2000) dan Nasution ( 1990) ada 4

kriteria :kriteria :-- credibility credibility : penerapan konsep dgn : penerapan konsep dgn

memperpanjang masa observasi, hasil kajian memperpanjang masa observasi, hasil kajian didiskusikan dgn oranglain, dicek kebenaranm, didiskusikan dgn oranglain, dicek kebenaranm, mengecekgasi besar informanmengecekgasi besar informan - transferability : keteralihan dgn mencari dan - transferability : keteralihan dgn mencari dan mengumpulkan data kejadian empiris dlm konteks mengumpulkan data kejadian empiris dlm konteks samasama - - DependabilityDependability, benar atau salah hasil didiskusikan , benar atau salah hasil didiskusikan dgn dosen pembimbingdgn dosen pembimbing

Page 17: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

3.7. Definisi Konsep dan definisi 3.7. Definisi Konsep dan definisi operasionaloperasional

Implementasi kebijakan program three in Implementasi kebijakan program three in oneone

Pemerintah/instansi terkaitPemerintah/instansi terkait Perusahaan/mitra kerjaPerusahaan/mitra kerja Masyarakat/peserta pelatihan/pencari Masyarakat/peserta pelatihan/pencari

kerja/peserta uji kompetensi kerja/peserta uji kompetensi

Page 18: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

Definisi OperasionalDefinisi Operasional Adalah penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel Adalah penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel

(Singarimbun dan Effendi, 1987:46)(Singarimbun dan Effendi, 1987:46)1.. Pemerintah/instansi terkait dalam pelaksanaan program1.. Pemerintah/instansi terkait dalam pelaksanaan program a. Sumber Dayaa. Sumber Daya 1.1. SDM diukur : 1.1. SDM diukur : 1.1.1 SDM : Jumlah pejabat dan petugas yg 1.1.1 SDM : Jumlah pejabat dan petugas yg 1.1.2. Kemampuan SDM dlm three in one1.1.2. Kemampuan SDM dlm three in one 1.1.3. Pelatihan, bimbingan , arahan 1.1.3. Pelatihan, bimbingan , arahan 1.2.Sumber daya non manusia diukur :1.2.Sumber daya non manusia diukur : 1.2.1. Finansial/anggaran 1.2.1. Finansial/anggaran 1.2.2. Fasilitas sarana dan prasarana : Kios3in11.2.2. Fasilitas sarana dan prasarana : Kios3in1 b. Hubungan antar oerganisasi/lembaga pelaksana diukur darib. Hubungan antar oerganisasi/lembaga pelaksana diukur dari 2.1. Komunikasi2.1. Komunikasi 2.1.1 Sosialisasi kepada mitra kerja/instansi terkait2.1.1 Sosialisasi kepada mitra kerja/instansi terkait 2.1.2.Pemberian materi melalui workshop 2.1.2.Pemberian materi melalui workshop 2.1.3. Pemberian brosur, leaflet dan arahan 2.1.3. Pemberian brosur, leaflet dan arahan 2.1.4. Syarat dan ketentuan yang berlaku bagi calon peserta 2.1.4. Syarat dan ketentuan yang berlaku bagi calon peserta 2.2. Koordinasi2.2. Koordinasi 2.2.1. Pertemuan antara instansi terkiat, LLS, Mitra kerja dlm kaitan penempatan2.2.1. Pertemuan antara instansi terkiat, LLS, Mitra kerja dlm kaitan penempatan 2.2.2. Workshop dan pengembangan dgn pengelola pusat system online2.2.2. Workshop dan pengembangan dgn pengelola pusat system online 2.2.3. Pertemuan secara on line2.2.3. Pertemuan secara on line 2.2.4. Pengaturan tugas, wewenang dan tanggungjawab kepada petugas pelaksana2.2.4. Pengaturan tugas, wewenang dan tanggungjawab kepada petugas pelaksana

Page 19: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

c. c. Pemerintah/instansi terkait dalam pelaksanaan programPemerintah/instansi terkait dalam pelaksanaan program 3.1 Koordinasi dalam hal pengelolaan kios3in1 untuk pengembangan 3.1 Koordinasi dalam hal pengelolaan kios3in1 untuk pengembangan program program 3.2. Wujud dan bantuan dalam hal sarana dan prasarana penunjang 3.2. Wujud dan bantuan dalam hal sarana dan prasarana penunjang 3.3. Wujud koordinasi dalam hal membangun visi melaksanakan 3.3. Wujud koordinasi dalam hal membangun visi melaksanakan program program d. Masyarakat/peserta pelatihan/pencari kerja/peserta uji kompetensi dalam d. Masyarakat/peserta pelatihan/pencari kerja/peserta uji kompetensi dalam pelaksanaan program pelaksanaan program 4.1. Keaktifan kedatangan dan komunikasi tentang three in one 4.1. Keaktifan kedatangan dan komunikasi tentang three in one 4.2. Pelaksanaan pelatihan meliputi proses rekruitmen, 4.2. Pelaksanaan pelatihan meliputi proses rekruitmen, seleksi,pelatihan dan magang seleksi,pelatihan dan magang 4.3. Pelaksanaan sertifikasi di BLKI 4.3. Pelaksanaan sertifikasi di BLKI 4.4. Pembentukan kelompok lulusan yang suksess sebagai jaringan 4.4. Pembentukan kelompok lulusan yang suksess sebagai jaringan kedua kedua 4.5. Keaktifan dalam mencari informasi lowongan, penempatan4.5. Keaktifan dalam mencari informasi lowongan, penempatan

3.8. Pertimbangn Etis : kebutuhan masyarakat akan pekerjaan tinggi

suplly dan demand belum link match salah satunya perusahaan

sebagai penyedia lowongan terbuka lapor ke instansi karena

pertimbangan masih rumitnya birokrasi

Page 20: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

BAB IV. GAMBARAN UMUMBAB IV. GAMBARAN UMUM4.1.Kebijakan Depnakertrans RI tentang arah pembangunan 4.1.Kebijakan Depnakertrans RI tentang arah pembangunan ketenagakerjaanketenagakerjaan 4.1.1. Kondisi Tenaga Kerja4.1.1. Kondisi Tenaga Kerja 4.1.2. Pengangguran : Prioritas sasaran Pelatihan Kerja4.1.2. Pengangguran : Prioritas sasaran Pelatihan Kerja 4.1.3. Produktivitas : Fokus pada Daya Beli Masyarakat 4.1.3. Produktivitas : Fokus pada Daya Beli Masyarakat diarahkan setiap program pelatihan dapat memiliki diarahkan setiap program pelatihan dapat memiliki pendapatan shgg mencapai kesejahteraan keluargapendapatan shgg mencapai kesejahteraan keluarga dan masyarakat lebih baik.dan masyarakat lebih baik. 4.1.4. Misi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI4.1.4. Misi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

Mendorong perluasan lapangan kerja dan penempatan tenaga kerjaMendorong perluasan lapangan kerja dan penempatan tenaga kerja Mneingkatkan ketrampilan dan produktivitas tenaga kerjaMneingkatkan ketrampilan dan produktivitas tenaga kerja Meningkatkan kesejahteraan dna perlindungan tenaga kerjaMeningkatkan kesejahteraan dna perlindungan tenaga kerja

Page 21: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

Misi Dirjen Binalattas : meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga Misi Dirjen Binalattas : meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja Indonesia agar mampu bersaing dengan tenaga kerjaasing kerja Indonesia agar mampu bersaing dengan tenaga kerjaasing dipasar dalam negeri maupun pasar internasional yang pada akhirnya dipasar dalam negeri maupun pasar internasional yang pada akhirnya tenaga kerja Indonesia menjadi sokoguru dari pembangunan tenaga kerja Indonesia menjadi sokoguru dari pembangunan perekonomianperekonomian

Sebagai bagian integral dari pengembangan dan pelaksanaan Sebagai bagian integral dari pengembangan dan pelaksanaan Sislatkernas maka diperlukan :Sislatkernas maka diperlukan :- Meningkatnya relevansi dna kualitas penyeenggaraan - Meningkatnya relevansi dna kualitas penyeenggaraan

pelatihan kerja di BLKpelatihan kerja di BLK- Meningkatnya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan - Meningkatnya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan

pelatihan kerja di BLKpelatihan kerja di BLK- Meningkatkan kredibilitas dan kemandirian- Meningkatkan kredibilitas dan kemandirian

- Mengembangkan dna reposisioning BLk sebagai penyelenggara - Mengembangkan dna reposisioning BLk sebagai penyelenggara pelatihan kerja dan sekaligus sebagai alat pembinaan pelatihan kerja pelatihan kerja dan sekaligus sebagai alat pembinaan pelatihan kerja nasionalnasional

Page 22: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

Adalah suatu program yang berupaya memadukan pelatihan, sertifikasi dan penempatan dalam satu koordinasi yang terpadu, agar dapat meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja dalam rangka penanggulangan pengangguran

4.4. Program three in One

Tujuan kebijakan “Three in One” adalah :

a. Meningkatkan kualitas lulusan pelatihan yang berbasis kompetensi untuk menjamin penempatan yang sesuai dengan kebutuhan pasar;

b. Meningkatkan produktivitas di semua bidang dan lapisan untuk menjamin daya saing nasional;

c. Mendorong inisiatif atau prakarsa aparatur dan masyarakat, di pusat dan di daerah untuk menang-gulangi pengangguran.

Page 23: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

4.8. Gambaran Umum BLKI Semarang4.8. Gambaran Umum BLKI Semarang• Lokasi Jl, Brigjen Sudiarto No. 118 Telp/fax (024 ) 6712680 Simpang Lima ke

arah Purwodadi • Wilayah kerja sesuai SK Dirjen : Kep.56/LATTAS/III/07 wilayah kerja Jawa

Tengah ( Kecuali 5 kabupaten : Sragen, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri dan Sukoharjo)

• Struktur Organisasi : Kepala BLKI Semarang dibantu Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Kerjasama antar Lembaga, Seksi Penyelenggaraan dan Pemasaran, Seksi program dan Evaluasi

• Jumlah Pegawai 117 : 5 struktural, 58 Instruktur, 52 staf 12 harlep dan satpam• Kejuruan 7 : Listrik, Garmen, Bangunan, Logam, Las, Tata Niaga, Otomotif• Fasilitas lain : 3 assesor, 4 TUK ( Permesinan, Las Fabrikasi, Kontrol

Magnetik (SCM-Secuence Control Magnetik) dan PLC ), kios3in1 • Dalam verifikasi TUK : Otomotif klasifikasi C dan Refrigerant dan Hidrolik

Pneumatik klasifikasi B• OJT : setiap lulusan diusahakan penempatan magang• Konsultasi : program PBK, Pelatihan Assesor, Uji Kompetensi, Sertifikasi, dll

Page 24: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

BAB V. ANALISA DAN PEMBAHASAN MENTERI TENAGA KERJA

DAN TRANSMIGRASI RI

SEKRETARISJENDERAL

INSPEKTORATJENDERAL

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INFORMASI

DIREKTORAT JENDERAL

PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

DIREKTORAT JENDERAL

PEMBINAAN PENEMPATAN

TENAGA KERJA

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN

INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL

KETENAGAKERJAAN

DIREKTORAT JENDERAL

PEMBINAAN PENGAWASAN

KETENAGAKERJAAN

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENYIAPAN

PEMUKIMAN DAN PENEMPATAN

TRANSMIGRASI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN

PENGEMBANGAN

MASYARAKAT DAN KAWASAN

KETRANSMIGRASIAN

UPTP ( 11 )BLKI SEMARANG

STAF AHLI MENTERIBid Ekonomi & SDMBid otodaBid KependudukanBid Pengem WilayahBid Hub Antar Lembaga Internasional

Page 25: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

DUNIDUNIAA

KERJKERJAA

DUNIDUNIAA

KERJKERJAA

VocationalVocationalTrainingTraining

Perubahan Paradigma Formal Informal Penyesuaian Struktur Organisasi Pekerja Mandiri, Out-Sourcing Persyaratan Kerja Baru

EQ & SQEQ & SQ

KNOWLEDGE (APPROPRIATE) SKILLS (RELATED) ATTITUDE

Krisis EkonomiKrisis Ekonomi

Informasi Informasi TeknologiTeknologi

Pddkan formal

Pddkan formal

Globalisasi,Globalisasi,Liberalisasi PerdaganganLiberalisasi Perdagangan

IQIQ

Page 26: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

Konsep Aplikasi three in oneINFO

PROGRAMINFO

PENEMPATAN

UPTPUPTDLLPLLS

LPTKIS

( DN)

PPTKIS

( LN)

IN D U S T R I

PERUSAHAAN

PERENCANAANPENEMPATAN

-SEKTOR-SUB SEKTOR-PROVINSI-KABUPATEN-KOTA

PROGRAMTHREE IN ONE

-PEMERINTAH-PROVINSI-KABUPATEN-KOTA

FASILITAS-ANGGARAN-CBT-SERTIFIKASI

FASILITAS-JOB FAIR-WORKSHOP-KIOS 3IN1

FEEDBACK

Page 27: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

KONSEP THREE IN ONE

PENCARI PENCARI KERJAKERJA

Tidak Matching

BURSA KERJA

Matching

Penganggur

PENGGUNA PENGGUNA

TENAGATENAGA KERJAKERJA

STANDARD KOMPETENSI

PELATIHANCBT

SERTIFIKASI KOMPETENSI

PENEMPATAN

Tdk terpenuhi syarat kerja Perlu Pelatihan

Rekrutmen/Aktivitas, Matching IPK,Job Canvassing Job Conseling, AJ utk Keb. Latihan/ Analisa Keb. Latihan

Syarat kerja terpenuhi Tidak Perlu Pelatihan Langsung Penempatan

Dalam NegeriLuar Negeri (Syarat kerja)

Sesuai dg pasar kerja / Standard kompetensi - Uji Kompetensi (UJK)

PELATIHAN

Dalam NegeriLuar negeri

Page 28: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

KOMPONEN PROGRAM

SISLATKERNAS

SERTIFIKASI

PENEMPATAN

LEMBAGA KOORDINASI LEMBAGA KOORDINASI PELATIHAN PELATIHAN

PENCARI KERJA / PENGANGGUR

SERTIFIKASI

KOMPETENSI

SE L EKS I

K ERANGK A K UALIFIK ASI NASIONAL INDONESIA

S.K .K .N.I

PROGRAM PELATIHANBERBASIS KOMPETENSIBERJENJANG/TDKDEMAND DRIVENINSTITUSIONAL/ PEMAGANGAN

HARD WARE, SOFT WARE, INSTRUKTUR, PEMBIAYAAN,

MANAJEMEN

LEMBAGA PELATIHAN K ERJ A

AKREDITASI

UJ k

TK KOM-PETEN

NAKERPENGALAMAN

BNSP

LSP

LULUSAN

LEMBAGA KOORDINASI LEMBAGA KOORDINASI PELATIHAN PELATIHAN

PENCARI KERJA / PENGANGGUR

SERTIFIKASI

KOMPETENSI

SE L EKS I

K ERANGK A K UALIFIK ASI NASIONAL INDONESIA

S.K .K .N.I

PROGRAM PELATIHANBERBASIS KOMPETENSIBERJENJANG/TDKDEMAND DRIVENINSTITUSIONAL/ PEMAGANGAN

HARD WARE, SOFT WARE, INSTRUKTUR, PEMBIAYAAN,

MANAJEMEN

LEMBAGA PELATIHAN K ERJ A

AKREDITASI

UJ k

TK KOM-PETEN

NAKERPENGALAMAN

BNSP

LSP

LULUSAN

PENDIDIKAN AKADEMIPENGALAMAN & PELATIHAN PROFESIPENDIDIKAN PROFESI

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL

PENGALAMAN

PELATIHAN

SERTIFIKAT IX

KUALIFIKASI KOMPETENSI

SERTIFIKAT I

UJKUJK

SERTIFIKAT IV

SERTIFIKAT III

SERTIFIKAT II

UJKUJK

UJKUJK

S/D

S/D

UJKUJK

S1S1

S2S2

S3S3

SMASMASMKSMK

D4D3D2D1

D4D3D2D1

SP2SP1SP2SP1

U J KU J K

SD

SMP

PENDIDIKAN AKADEMIPENGALAMAN & PELATIHAN PROFESIPENDIDIKAN PROFESI

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL

PENGALAMAN

PELATIHAN

PENGALAMAN

PELATIHAN

SERTIFIKAT IX

KUALIFIKASI KOMPETENSI

SERTIFIKAT I

UJKUJK

SERTIFIKAT IV

SERTIFIKAT III

SERTIFIKAT II

UJKUJK

UJKUJK

S/D

S/D

UJKUJK

S1S1

S2S2

S3S3

SMASMASMKSMK

D4D3D2D1

D4D3D2D1

SP2SP1SP2SP1

U J KU J K

SD

SMP

DiluarHubungan

Kerja

DalamHubungan

kerja

PENDIDIKAN

PENCAKER

LOWONGAN

PERUSAHAAN PELATIHAN

Penempatan:• AKL/AKAD/AKAN• Umum & khusus• Pemerintah danswasta

Bursa Kerja:- BKK,BKP,BKS - (LPTKS/PJTKI)- IPK; - AJ; PBJ

DiluarHubungan

Kerja

DalamHubungan

kerja

PENDIDIKAN

PENCAKER

LOWONGAN

PERUSAHAAN PELATIHAN

Penempatan:• AKL/AKAD/AKAN• Umum & khusus• Pemerintah danswasta

Bursa Kerja:- BKK,BKP,BKS - (LPTKS/PJTKI)- IPK; - AJ; PBJ

THREE IN ONE

Page 29: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

SISLATKERNAS

SERTIFIKASI

PENEMPATAN

DiluarHubungan

Kerja

DalamHubungan

kerja

PENDIDIKAN

PENCAKER

LOWONGAN

PERUSAHAAN PELATIHAN

Penempatan:• AKL/AKAD/AKAN• Umum & khusus• Pemerintah dan

swasta

Bursa Kerja:- BKK,BKP,BKS - (LPTKS/PJTKI)- IPK; - AJ; PBJ

DiluarHubungan

Kerja

DalamHubungan

kerja

PENDIDIKAN

PENCAKER

LOWONGAN

PERUSAHAAN PELATIHAN

Penempatan:• AKL/AKAD/AKAN• Umum & khusus• Pemerintah dan

swasta

Bursa Kerja:- BKK,BKP,BKS - (LPTKS/PJTKI)- IPK; - AJ; PBJ

THREE IN ONE

Page 30: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

No Indikator Hasil Analisis Faktor Penyebab

1

2

Sumber Daya Manusia- Jumlah pejabat struktu-ral di lingkungan petugas yang terlibat- Kemampuan SDM- Pelatihan dan Bimbingan guna mengembangkan kemampuan petugas dibidang teknis dna lapanganSumber Daya Non Manusia- Finansial anggaran dari pemerintah untuk Pengembangan dan pelaksanaan program three in one

Kekurangan jumlah SDM mengakibatkan kerja pemasaran, sosialisasi , koordinasi tidak berjalan sehingga manfaat /sasaran kebijakan three in one belum maksimal disampaikan dalam forum resmi Petugas tidak melayani masyarakat dengan baik dan pertanyaan tidak bisa dijawab ditempat Finansial dan anggaran dari pemerintah sudah tersedia namun untuk sosialisasi dan pemanfaatan belum maksimal dan terarah terpaduUntuk pengembangan fisik dan sosialisasi tersedia dari PemerintahSarana dan prasarana kebijakan sudah mendukung secara fisik tersedia

Jumlah personil kurang, kurang memahami tupoksi, kurang pembinaan dalam memahami kebijakan ( UU No. 31 /2006 dan Permen :02/2008 )Bimtek dan diklat hanya sekali dikirim 3 orang Personil kurang sehingga pemanfaatan anggaran tidak optimalAdanya anggaran yang dikembalikan Negara tidak habis terpakaiAlokasi anggaran dan dilaksanakan pelatihan, sertifikasi dan penempatan serta bangunan kios3in1

Kesimpulan Implementasi Kebijakan Program Three in One di BLKI Semarang ditinjau dari Sumber Daya

Page 31: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

No Indikator Hasil Analisis Faktor Penyebab

1

2

Komunikasi- Sosialisasi kepada mitra/instansi terkait melalui temu mitra dan kunjungan monitoirng ke perusahaan- Pemberian materi melalui workshop - Pemberian brosur , leaflet dan arahan dikios tentang program three in one- Syarat ketentuan yang berlaku bagi calon peserta Koordinasi-Pertemuan antar instansi terkait, lemba-ga latihan swasta dalam kaitan dengan penempatan

Susah dilaksanakan dua kali dalams setahun forum resmi temu mitra dan rapat koordinasi dnegan instansi terkait, juga monitoring rutin dilaksanakan ekaligus mencarikan penempatan bagi siswa Materi yang diberikan kurang terfokus pada kebijakan three in one tetapi sosialisasi fungsi kios3in1 dan perusahaan kurang tertarikPenyebaran sarana informasi brosur dan sejenisnya sudah dilaksanakan untuk sosialisasi dan pemanfaatan belum maksimal dan terarah terpadu kebijakannyaDikeluhkan masyarakat karena syarat minimal SLTA/SMK sedangkan masyarakat banyak yang SMP sederajat , umur dan biaya untuk swadana dan sertifkasi terlalu mahalSudah dilaksanakan dalam rangka penempatan magang maupun penempatan kerja

Sesuai Permen 02/2008 dan tersedianya anggaran Personil kurang sehingga pemanfaatan anggaran tidak optimal Kesiapan SDM yang memahami kebijakan three in one kurangBrosur kurang menarik minat masyarakat dari bentuk dan desain, promosi lewat media lain Ada peraturan tidak tertulis pelatihan yang dibiayai Pemerintah lulusan minimal SLTA/SMK dan disepakti pimpinanFungsi Bursa Kerja Khusus maksimal

Kesimpulan Implementasi Kebijakan Program Three in One di BLKI Semarang ditinjau dari Hubungan antar organisasi/lembaga pelaksana

Page 32: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

No Indikator Hasil Analisis Faktor Penyebab-Workshop dan pengembangan dengan pengelola Pusat system on line tentang perkembangan three in one-Pertemuan secara on line melalui kios dengan 11 UPTP di seluruh Indonesia-Pengaturan tugas, wewenang dan tanggungjawab kepada petugas pelaksana diantara Bursa Kerja Khusus, Tim Pemasaran, Petugas kios 3in1 dan peran Kerjasama Antar lembaga

Sudah dilaksanakan system on line tetapi tentang kios3in1 bukan kebijakan three in one pantauan perkembangan sebatas situs www.kios3in1.netSudah dilaksanakan 2 kali sejak tahun 2007 s/d 2008 dan mengalami kendala tidak kesiapan fisik tetapi tidak disinggung kebijakan tetapi fungsi kion3in1Pelaksanaan dilapangan masih tumpang tindih dan simpang, fungsi pemasaran, sosialisasi dan koordinasi seharusnya tertata dan terdata.

Tetersedia kios3in1 yang representatifPersiapan dan ahli multimedia yang tidak selalu on karena bekerja smabilanPerlu pemahanan tupoksi dan penegasan pimpinan dan membedakan tugas masing-masing

Page 33: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

Kesimpulan Implementasi Kebijakan Program Three in One di BLKI Semarang ditinjau dari Pemerintah/instansi terkait dalam pelaksanaan progran three in one

No Indikator Hasil Analisis Faktor Penyebab1

2

3

Koordinasi dalam hal pengelolaan kios 3in1 untuk pengembangan program three in oneWujud dan bantuan dalam hal sarana dan prasaran penunjang dibidang pelayanan publik tersedianya kios3in1 Wujud koordinasi dalam hal membangun visi melaksanakan program three in one di BLKI Semarang

Pengelolaan kios 3in1 selalu dikoordinasikan dengan pusat maupun petugas juga pengembangan three in one Sudah tersedia dan representatif dengan situs www.kis3in1.net Fasilitas AC, Komputer dan fasilitas duduk yang memadaiSudah dilaksanakan dengan LSP dan BNSP untuk sertifikasi dan pemaksimalan fungsi Bursa Kerja Khusus untuk penempatan tetapi secara langsung disosialisasikan tentang visi kebijakan program belum dilaksanakan

PP 31/2006 tentang Silatkernas dan 59 pegawai adalah instrukturTersedia anggaran DIPA Sertifikasi masih kurang diminati masyarakat biaya maham dan tidak menjamin langsung diterima bekerja di perusahaan jika sudah bersertifikasi

Page 34: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

Kesimpulan Implementasi Kebijakan Program Three in One di BLKI Semarang ditinjau dari Pemerintah/instansi terkait dalam peranan masyarakat/peserta

pelatihan/pencari kerja/peserta uji kompetensi dalam pelaksanaan program three in one

No Indikator Hasil Analisis Faktor Penyebab1

2

3

4

5

Keaktifan kedatangan dan komunikasi tentang pelatihan, sertifikasi dan penempatan melalui informasi pelatihan

Pelaksanaan pelatihan meliputi proese rekuitmen, seleksi pelatihan diworkshop dan magang di perusahaan

Pelaksanaan sertifikasi di BLKI Semarang selama program, mulai dijalankan

Pembentukan kelompok lulusan BLKI Semarang seama program mulai dijalankan

Keaktifan dalam mencari informasi lowongan pekerjaan, proses penempatan dalam kaitannya dengan pemakaian kios3in1 sebagai bentuk pelayanan pengisian data, informasi kerja dan penempatan kerja peran Bursa Kerja Khusus

Masyarakat datang ke BLKI Semarang dan aktif jika ada pelatihan yang dibiayai Pemerintah itupun tidak ramai masih jauh dari harapan apalagi menanyakan secara khusus tentang sertifikasi untuk wilayah kelurahan ada yang belum mengenal BLKIPelaksanaan pelatihan proses rekruitmnen seleksi dan magang sudha dilaksanakan sejak tahun 2003 s/d 2008 terdata dengan rapiSertifikasi dilaksanakan tahun 2007 dengan anggaran dari pemerintah kerjasama dengan LSP Sudah ada di Wilayah Jakarta Bogor Bekasi Kerawang pembentukan alumni tidak resmi oleh siswa yang berperan membantu dalam perantauan.Kedatangan siswa masih dalam rangka menanyakan informasi pelatihan untuk pengisi data mulai tahun 2009 dibantu petugas namun kedatangan siswa rata-rata sehari tidak lebih dari 5 , untk pemakaian kios3in1 justru digunakan untuk hal lain

Sosialisai ke masyarakat masih. Peran pemasaran dan promosi masih kurangPeran Seksi Penyelenggara Pelatihan sesuai tupoksiSesuai UU no 31 /2006 Rasa kesetiakawan sebagai lulusan BLKI yang sudah bekerja di wilayah tersebutSosialisasi belum maksimal sehingga masyarakat belum tahu proses pengisian data

Page 35: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

BAB VI. PENUTUP

• Sumber daya manusia masih kurang memadai khususnya seksi Kerjasama Antar Lembaga, juga fungsi dan peran dari bagian Pemasaran masih belum optimal sehingga sosialisasi kebijakan three in one belum terlaksana dengan baik selain faktor pemahaman akan makna kebijakan bagi pihak manajemen dan pelaksana masih rancu dengan kios3in1

• Finansial dan anggaran dari pemerintah sudah tersedia namun untuk sosialisasi dan pemanfaatan belum maksimal dan terarah terpadu,

• Temu mitra dan rapat koordinasi dnegan instansi terkait, dilaksanakan dua kali dalam setahun forum resmi juga monitoring rutin dilaksanakan. Masyarakat mengeluhkan prose penerimaan siswa pelatihan karena syarat minimal SLTA/SMK sedangkan masyarakat banyak yang SMP sederajat, umur dan biaya untuk swadana dan sertifkasi terlalu mahal

• Koordinasi dan sinergi antara lembaga pelatihan, lembaga sertifikasi dan lembaga penempatan belum tertata dan terkondisi dengan baik

Page 36: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

SARAN SARAN Sosialisasi dilakukan terus menerus untuk jajaran Kepala Seksi Sosialisasi dilakukan terus menerus untuk jajaran Kepala Seksi

dan juga pelaksana lapangan yang melibatkan pelatihan, dan juga pelaksana lapangan yang melibatkan pelatihan, sertfikasi dan penempatan sertfikasi dan penempatan

Adanya sebuah ketegasan dan penekanan kepada perusahaan Adanya sebuah ketegasan dan penekanan kepada perusahaan dari Pihak Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dari Pihak Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI tentang pemberlakuan sertifikasi bagi karyawan, dengan tentang pemberlakuan sertifikasi bagi karyawan, dengan biaya sertifikasi dari pemerintah, subsidi atau pihak ke III biaya sertifikasi dari pemerintah, subsidi atau pihak ke III sehingga setiap pencari kerja wajib mempunyai sertifikasi dan sehingga setiap pencari kerja wajib mempunyai sertifikasi dan diterima di perusahaanditerima di perusahaan

Perlu disediakan sarana informasi kerja dan untuk situs Perlu disediakan sarana informasi kerja dan untuk situs www.kios3in1www.kios3in1 masyarakat umum, warnet bisa membuka situs masyarakat umum, warnet bisa membuka situs dan BLKI sebagai leader atau sentral yang aktif online .dan BLKI sebagai leader atau sentral yang aktif online .

Menggalakkan kembali dengan juklak dan juknis di ketiga Menggalakkan kembali dengan juklak dan juknis di ketiga lembaga seperti tertuang dalam Mou yang sudah disepakti lembaga seperti tertuang dalam Mou yang sudah disepakti dan dicanangkan Menteri pada 27 Maret 2006 kerjasama dan dicanangkan Menteri pada 27 Maret 2006 kerjasama antara Kadin, Pendidikan dan Departemen Tenaga Kerja dan antara Kadin, Pendidikan dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Transmigrasi RI

Setiap birokrasi di jajaran Departemen Tenaga Kerja dan Setiap birokrasi di jajaran Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam menjalankan tugas kembali ke Tupoksi Transmigrasi dalam menjalankan tugas kembali ke Tupoksi Permen : 02/Men-SJ/VIII/2008 dan kebijakan three in one harus Permen : 02/Men-SJ/VIII/2008 dan kebijakan three in one harus digalakkan kembali di berbagai lini masyarakat dengan digalakkan kembali di berbagai lini masyarakat dengan tersedianya kios-kios ditingkat kabupaten tersedianya kios-kios ditingkat kabupaten

Page 37: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

PENGANGGURAN NO PROBLEM PROGRAM THREE IN ONE SOLUSINYA

Page 38: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe
Page 39: Presentasi Implementasi Kebijakan Three in ONe

BLKI SEMARANG JAYA DEPNAKERTRNAS RI BERSATU