laporan ta (all in one pdf)

144
i KUALITAS LAYANAN VOICEMAIL PADA JARINGAN VOIP ANTAR SERVER ASTERISK DAN ONDO PBX TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka menyelesaikan pendidikan sarjana S1 pada Jurusan Teknik Elektro DISUSUN OLEH : YAN ALIT LEO ROSADI NIM. 0504405080 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2010

Upload: agungdiasnanta

Post on 30-Sep-2015

28 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • i

    KUALITAS LAYANAN VOICEMAIL PADA JARINGAN VOIP

    ANTAR SERVER ASTERISK DAN ONDO PBX

    TUGAS AKHIR

    Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan

    dalam rangka menyelesaikan pendidikan sarjana S1

    pada Jurusan Teknik Elektro

    DISUSUN OLEH :

    YAN ALIT LEO ROSADI

    NIM. 0504405080

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS UDAYANA

    2010

  • ii

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS UDAYANA

    LEMBAR PENGESAHAN

    TUGAS AKHIR

    JUDUL : KUALITAS LAYANAN VOICEMAIL PADA

    JARINGAN VOIP ANTAR SERVER ASTERISK

    DAN ONDO PBX

    NAMA : YAN ALIT LEO ROSADI

    NIM : 0504405080

    JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO

    BIDANG STUDI : TELEKOMUNIKASI

    KONSENTRASI : TEKNIK JARINGAN TELEKOMUNIKASI

    DIUJI TANGGAL : 4 OKTOBER 2010

    Menyetujui :

    Dosen Pembimbing I

    Ir. Pande Ketut Sudiarta, M.Erg

    NIP. 19671030 199303 1 003

    Dosen Pembimbing II

    Ngurah Indra ER, ST. M.Sc

    NIP. 132 303 077

    Mengetahui :

    Ketua Jurusan Teknik Elektro

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Ir. Lie Jasa, MT

    NIP. 19661218 199103 1 003

  • iii

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat

    karya yang pernah diajukan sebagai tugas akhir di suatu perguruan tinggi, dan

    sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

    ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

    naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Denpasar, Oktober 2010

    Yan Alit Leo Rosadi

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan doa dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

    Esa, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul : Kualitas Layanan Voicemail

    pada Jaringan Voip Antar Server Asterisk dan Ondo PBX .

    Penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang

    penulis miliki, sehingga dalam penulisan Tugas Akhir ini mungkin terdapat

    banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

    membangun dari semua pihak.

    Ucapan-ucapan terima kasih dan rasa hormat tentunya perlu penulis

    sampaikan kepada pihak-pihak yang telah berperan dan membantu

    terselesaikannya laporan ini, diantaranya :

    1. Bapak Ir. Lie Jasa, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro dan sebagai

    Pembimbing Akademik.

    2. Bapak Ir. Pande Ketut Sudiarta, M.Erg., selaku dosen pembimbing I yang

    telah memberikan bimbingan dan perhatian.

    3. Bapak Ngurah Indra ER., ST., MSc. selaku dosen pembimbing II yang

    telah memberikan bimbingan dan perhatian.

    4. Ibu Ir Linawati Meng.Sc., Ph.D., selaku Direktur GDLN yang telah

    memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian di gedung

    GDLN.

    5. Bapak Widyadi Setiawan, S.T., M.T., selaku koordinator Tugas Akhir.

    6. Orang tua dan kakak penulis yang sudah banyak memberikan dukungan

    baik materiil maupun moril.

    7. Teman-teman penulis yang telah memberikan bantuan dan dukungan

    selama penulis menyusun Tugas Akhir ini. Seperti Adi, Juni, Andreas,

    Sagita, Sumatera, Widyantara, Budiana, Wira, Juliastini, Apriana yang

    telah menyempatkan diri dan meluangkan waktu untuk menjadi responden

    dalam tugas akhir ini.

  • v

    8. Kak Putri dan Sidemen yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan

    tugas akhir ini secara langsung maupun tak langsung.

    9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

    Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan

    dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

    bagi kita semua.

    Denpasar, Oktober 2010

    Penulis

  • vi

    ABSTRAK

    Di Universitas Udayana sudah tersedia layanan telepon VoIP untuk

    pegawai, dosen dan bahkan untuk mahasiswa. Untuk saat ini Universitas Udayana

    menggunakan dua buah server VoIP yaitu Asterisk server untuk menangani

    telepon tiap-tiap kantor dan fakultas sedangkan Ondo PBX server untuk

    menangani user pegawai dan mahasiswa. Kedua server ini sudah dihubungkan

    satu sama lain sehingga user dari Ondo PBX dapat menghubungi user dari

    Asterisk server dan begitu pula sebaliknya. Salah satu dari fasilitas yang terdapat

    pada Asterisk dan Ondo PBX adalah voicemail. Layanan voicemail sangat

    bermanfaat, karena jika ada informasi penting yang ingin disampaikan oleh

    penelepon dan nomor yang dihubungi dalam keadaan sibuk atau tidak aktif, maka

    pesan dapat diberikan melalui layanan voicemail. Pada Tugas Akhir ini diamati

    bagaimana kualitas layanan voicemail pada hubungan antara dua server

    (Asterisk dan Ondo PBX). Seperti pengaruh penggunaan jenis codec G711

    -law dan iLBC, serta pengaruh kapasitas bandwidth yang diberikan

    terhadap kualitas suara yang tersimpan dalam voicemail. pengujian dilakukan

    dengan metode objektif dan subjektif. Pengamatan dilakukan dengan pengaturan

    bandwidth yang dibutuhkan codec G.711 -law dan iLBC dengan HTB. Pada

    penilaian objektif, selama proses komunikasi berlangsung diamati kepadatan

    trafik yang terpakai menggunakan PRTG. Delay, jitter dan packet loss diamati

    dengan melihat statistik pada Wireshark. Sedangkan untuk penilaian subjektif

    dilakukan dengan penilaian MOS dari para responden.

    Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa jika bandwidth yang

    disediakan sesuai atau lebih besar dengan kebutuhan codec G.711 -law dan

    iLBC, kualitas suara voicemail yang dihasilkan di sisi penerima tidak mengalami

    penurunan yang signifikan (MOS > 4). Sedangkan jika bandwidth yang

    disediakan lebih kecil dari kebutuhan, maka akan mempengaruhi kualitas suara

    yang dihasilkan, dimana semakin kecil bandwidth yang diberikan maka kualitas

    suara yang dihasilkan semakin rendah (MOS < 4). Bandwidth minimum untuk

    penerimaan voicemail di client penerima yang masih memenuhi standar

    komunikasi VoIP untuk codec G.711 -law adalah 77 kbps sedangkan untuk

    codec iLBC adalah 24,66 kbps. Semakin banyak jumlah paket data voicemail

    yang terkirim di penerima pada saat bandwidth minimum, semakin besar pula

    drop packet yang terjadi. Bandwidth yang dibutuhkan untuk pengiriman voicemail n client secara bersamaan merupakan kelipatan n terhadap kebutuhan bandwidth codec yang digunakan.

    Kata kunci : Voicemail, Codec, Bandwidth, Delay, Jitter, Packet Loss, MOS

  • vii

    ABSTRACT

    At the University of Udayana already available VoIP telephone service for

    staff, faculty and even students. For now, Udayana University using two VoIP

    server is an Asterisk server to handle the phone every office and faculty while

    Ondo PBX server to handle the user's employees and students. Both of server is

    connected to one another so that users from Ondo PBX can contact the user from

    the Asterisk server and vice versa. One of the facilities available in Asterisk and

    Ondo PBX is voicemail. Voicemail service very useful, because if there is

    important information to be conveyed by the caller and the call in number is busy

    or inactive, the message can be given through a voicemail service. In this Final

    observed how the voicemail service quality on the relationship between the two

    servers (Asterisk and Ondo PBX). As the influence of the use of G711 -law and iLBC codec, and the influence of the bandwidth given to the quality of sound that

    are stored in the voicemail. Testing is done with objective and subjective methods.

    Observations were made with the required bandwidth setting for G.711 -law and iLBC codec with HTB. In an objective assessment, during the communication

    process was observed density of usable traffic using PRTG. Delay, jitter and

    packet loss observed by looking at statistics on Wireshark. Whereas for the

    subjective assessment was done by MOS rating from the respondents.

    From the results can be known that if the bandwidth provided equal or

    greater in accordance with the needs of G.711 -law and iLBC codec, voicemail sound quality produced on the receiver side does not decrease significantly (MOS

    > 4). Meanwhile, if the bandwidth provided is less than demand, it will affect

    sound quality, where the smaller bandwidth is used, the lower quality of sound

    produced (MOS

  • viii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL ............................................................................................. i

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

    LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

    ABSTRAK .......................................................................................................... vi

    ABSTRACT ........................................................................................................ vii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

    1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2

    1.4 Manfaat ..................................................................................................... 3

    1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ....................................................... 3

    1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................ 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Voice Over Internet Protocol..................................................................... 6

    2.1.1 Format paket VoIP ......................................................................... 7

    2.1.2 Kualitas layanan VoIP ................................................................... 8

    2.1.2.1 Delay ................................................................................ 8

    2.1.2.2 Jitter ................................................................................. 9

    2.1.2.3 Packet loss ....................................................................... 10

    2.1.2.4 Penilaian MOS ................................................................. 10

    2.1.3 Bandwidth ...................................................................................... 11

    2.1.4 Bit rate ............................................................................................ 12

  • ix

    2.1.5 Arsitektur jaringan VoIP ................................................................ 12

    2.1.6 Konfigurasi jaringan VoIP ............................................................. 13

    2.2 Protokol SIP ............................................................................................... 14

    2.2.1 Susunan protokol SIP ..................................................................... 15

    2.2.2 Komponen SIP ............................................................................... 16

    2.2.3 Pesan pada SIP ............................................................................... 18

    2.3 Standar Kompresi Data Suara .................................................................... 20

    2.3.1 Codec G.711 .................................................................................. 20

    2.3.2 Codec iLBC ................................................................................... 20

    2.4 Asterisk Server .............................................................................................. 22

    2.5 Ondo PBX Server ...................................................................................... 23

    2.6 Voicemail ................................................................................................... 24

    2.7 Manajemen Jaringan .................................................................................. 28

    2.7.1 Hierarchical Token Bucket ............................................................ 29

    2.7.2 Paessler Router Traffic Grapher ................................................... 31

    2.7.3 Wireshark ....................................................................................... 32

    BAB III METODOLOGI

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 33

    3.2 Data ............................................................................................................ 33

    3.2.1 Sumber data ................................................................................... 33

    3.2.2 Jenis data ........................................................................................ 34

    3.2.3 Teknik pengumpulan data .............................................................. 34

    3.3 Konfigurasi Jaringan .................................................................................. 35

    3.4 Skenario Pengujian Sistem ........................................................................ 37

    3.4.1 Skenario 1 ...................................................................................... 37

    3.4.2 Skenario 2 ...................................................................................... 38

    3.5 Spesifikasi Hardware dan Software .......................................................... 38

    3.6 Metode Analisis ......................................................................................... 40

    3.7 Alur Analisis .............................................................................................. 43

    3.8 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan .................................................................... 45

  • x

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Umum ........................................................................................................ 46

    4.2 Konfigurasi Jaringan .................................................................................. 47

    4.2.1 Server VoIP .................................................................................... 50

    4.2.1.1 Asterisk Server ................................................................ 50

    4.2.1.2 Ondo PBX Server ............................................................ 55

    4.2.2 X-Lite SIP soft phone .................................................................... 58

    4.2.3 Hierarchical Token Bucket sebagai manajemen bandwidth .......... 59

    4.2.4 PRTG ............................................................................................. 62

    4.2.5 Wireshark ....................................................................................... 63

    4.3 Proses Pengujian Penelitian ....................................................................... 64

    4.3.1 Proses pengujian untuk skenario pertama ...................................... 64

    4.3.2 Penentuan nilai bandwidth ............................................................. 64

    4.3.3 Proses pengujian skenario pertama ................................................ 67

    4.3.4 Proses pengujian skenario kedua ................................................... 68

    4.4 Analisis Pengujian Skenario Pertama ........................................................ 68

    4.4.1 Analisis call flow ........................................................................... 68

    4.4.1.1 Call flow pengiriman pesan voicemail ............................. 68

    4.4.1.2 Call flow penerimaan pesan voicemail ............................ 72

    4.4.2 Analisis Kualitas Layanan Voicemail ............................................ 74

    4.4.2.1 Codec G.711 -law .......................................................... 75

    4.4.2.2 Codec iLBC ..................................................................... 85

    4.5 Analisis Pengujian Skenario Kedua........................................................... 94

    4.5.1 Codec G.711 -law ........................................................................ 94

    4.5.1 Codec iLBC ................................................................................... 98

    4.6 Analisis Pengaruh Panjang Pesan Terhadap Kualitas Layanan

    Voicemail pada Penerima saat Disediakan Bandwidth Minimum ............. 103

  • xi

    BAB V PENUTUP

    5.1 Simpulan .................................................................................................... 105

    5.2 Saran .......................................................................................................... 106

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Diagram VoIP .............................................................................. 6

    Gambar 2.2 Format Paket VoIP ...................................................................... 7

    Gambar 2.3 Terjadinya jitter ........................................................................... 9

    Gambar 2.4 Arsitektur Protokol SIP ............................................................... 15

    Gambar 2.5 Sesi Komunikasi pada SIP Server ............................................... 18

    Gambar 2.6 Grafik perbandingan MOS dan Packet Loss iLBC .................... 21

    Gambar 2.7 Blok Diagram Voicemail ............................................................. 25

    Gambar 2.8 Blok Diagram Voicemail PBX .................................................... 26

    Gambar 2.9 Cara kerja Token Bucket Filter (TBF) ........................................ 30

    Gambar 3.1 Skema Jaringan VoIP dengan Server Asterisk atau Ondo PBX

    Skenario 1 .................................................................................... 35

    Gambar 3.2 Skema Jaringan VoIP Antar Server Asterisk dan Ondo PBX

    Skenario 1 .................................................................................... 35

    Gambar 3.3 Skema Jaringan VoIP dengan Server Asterisk atau Ondo PBX

    Skenario 2 .................................................................................... 36

    Gambar 3.4 Skema Jaringan VoIP Antar Server Asterisk dan Ondo PBX

    Skenario 2 .................................................................................... 36

    Gambar 3.5 Diagram alur analisis ................................................................... 44

    Gambar 4.1 Skema Jaringan VoIP dengan Server Asterisk atau Ondo PBX

    Skenario 1 .................................................................................... 47

    Gambar 4.2 Skema Jaringan VoIP Antar Server Asterisk dan Ondo PBX

    Skenario 1 .................................................................................... 48

    Gambar 4.3 Skema Jaringan VoIP dengan Server Asterisk atau Ondo PBX

    Skenario 2 .................................................................................... 49

    Gambar 4.4 Skema Jaringan VoIP Antar Server Asterisk dan Ondo PBX

    Skenario 2 .................................................................................... 49

    Gambar 4.5 Asterisk Module dan Built Option Selection............................... 52

    Gambar 4.6 Membuat user pada SIP server .................................................... 57

  • xiii

    Gambar 4.7 Seting dialplan untuk menghubungkan ke server Asterisk ......... 57

    Gambar 4.8 Membuat user PBX sesuai dengan user SIP Server .................... 58

    Gambar 4.9 X-Lite untuk Windows ................................................................ 59

    Gambar 4.10 Tampilan awal Webmin .............................................................. 60

    Gambar 4.11 Instalasi modul HTB melalui webmin ......................................... 60

    Gambar 4.12 Tampilan hierarchy token bucket queuing .................................. 61

    Gambar 4.13 Form PRTG pada saat belum aktif .............................................. 63

    Gambar 4.14 Tampilan Wireshark .................................................................... 64

    Gambar 4.15 Call flow pengiriman voicemail pada Asterisk Server ................ 69

    Gambar 4.16 Call flow pengiriman voicemail pada ONDO PBX ..................... 69

    Gambar 4.17 Call flow pengiriman voicemail dari Asterisk ke Ondo PBX...... 70

    Gambar 4.18 Call flow pengiriman voicemail dari Ondo PBX ke Asterisk...... 70

    Gambar 4.19 Call flow penerimaan pesan voicemail pada Asterisk Server ...... 72

    Gambar 4.20 Call flow penerimaan pesan voicemail pada Ondo PBX ............. 73

    Gambar 4.21 Grafik PRTG codec G.711 -law tanpa pengaturan

    bandwidth, interval 1 detik. (a)Pada Asterisk server; (b) Pada

    ONDO PBX; (c) Pada Pengiriman dari Asterisk ke ONDO

    PBX; (d) Pada Pengiriman dari ONDO PBX ke Asterisk. .......... 76

    Gambar 4.22 Grafik PRTG codec G.711 -law pada bandwidth 107 kbps,

    interval 1 detik pada Asterisk Server. .......................................... 77

    Gambar 4.23 Grafik PRTG codec G.711 -law pada bandwidth 67 kbps,

    interval 1 detik pada Asterisk Server. .......................................... 77

    Gambar 4.24 Grafik perbandingan delay terhadap ketersediaan bandwidth

    untuk tiap-tiap konfigurasi jaringan. ........................................... 79

    Gambar 4.25 Grafik perbandingan jitter dengan ketersediaan bandwidth

    untuk tiap-tiap konfigurasi jaringan. ........................................... 79

    Gambar 4.26 Grafik perbandingan nilai MOS terhadap ketersediaan

    bandwidth untuk tiap-tiap konfigurasi jaringan pada penerima .. 83

    Gambar 4.27 Grafik PRTG codec iLBC tanpa pengaturan bandwidth,

    interval 1 detik. (a) Pada Asterisk server; (b) Pada ONDO

    PBX; (c) Pada Pengiriman dari Asterisk ke ONDO PBX; (d)

  • xiv

    Pada Pengiriman dari ONDO PBX ke Asterisk .......................... 86

    Gambar 4.28 Grafik PRTG codec iLBC pada bandwidth 34,66 kbps,

    interval 1 detik pada Asterisk Server ........................................... 87

    Gambar 4.29 Grafik PRTG codec iLBC pada bandwidth 24,66 kbps,

    interval 1 detik pada Asterisk Server ........................................... 87

    Gambar 4.30 Grafik perbandingan delay terhadap ketersediaan bandwidth

    untuk tiap-tiap konfigurasi jaringan ............................................ 89

    Gambar 4.31 Grafik perbandingan jitter dengan ketersediaan bandwidth

    untuk tiap-tiap konfigurasi jaringan ............................................ 89

    Gambar 4.32 Grafik perbandingan nilai MOS terhadap ketersediaan

    bandwidth untuk tiap-tiap konfigurasi jaringan pada penerima .. 92

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Penilaian MOS terhadap kualitas layanan VoIP .............................. 11

    Tabel 2.2 SIP request message ......................................................................... 19

    Tabel 2.3 SIP response message....................................................................... 19

    Tabel 2.4 Perbandingan jenis-jenis codec ........................................................ 22

    Tabel 3.1 Penilaian Mean Opinion Score terhadap kualitas layanan VoIP...... 31

    Tabel 3.2 Jadwal pelaksanaan kegiatan ............................................................ 45

    Tabel 4.1 Bandwidth untuk komunikasi VoIP ................................................. 67

    Tabel 4.2 Penggunaan bandwidth pada Codec G.711 -law ........................... 75

    Tabel 4.3 Pengamatan codec G.711 -law pada Asterisk Server dan ONDO

    PBX. ................................................................................................. 78

    Tabel 4.4 Pengamatan codec G.711 -law pada komunikasi client antar

    server ................................................................................................ 78

    Tabel 4.5 Packet loss code G.711 -law pada server asterisk dan ONDO

    PBX .................................................................................................. 80

    Tabel 4.6 Packet loss code G.711 -law pada hubungan antar server ............. 80

    Tabel 4.7 Nilai MOS rata-rata pesan voicemail codec G711 -law yang

    tersimpan di server ........................................................................... 81

    Tabel 4.8 Nilai MOS rata-rata voicemail codec G711 -law setelah

    terdengar pada penerima .................................................................. 81

    Tabel 4.9 Penggunaan bandwidth pada Codec iLBC ....................................... 85

    Tabel 4.10 Pengamatan codec iLBC pada Asterisk Server dan ONDO PBX ... 88

    Tabel 4.11 Pengamatan codec iLBC pada komunikasi client antar server ........ 88

    Tabel 4.12 Packet loss codec iLBC pada server asterisk dan ONDO PBX ....... 90

    Tabel 4.13 Packet loss codec iLBC pada hubungan antar server ...................... 90

    Tabel 4.14 Nilai MOS untuk codec iLBC untuk tiap konfigurasi jaringan ..... 91

    Tabel 4.15 Nilai MOS voicemail pada server untuk codec G711 ..................... 94

    Tabel 4.16 Bandwidth yang digunakan codec G711 -law untuk setiap

    konfigurasi jaringan.......................................................................... 95

  • xvi

    Tabel 4.17 Penambahan client terhadap delay, jitter dan packet loss pada

    Asterisk Server ................................................................................. 96

    Tabel 4.18 Penambahan client terhadap delay, jitter dan packet loss pada

    ONDO PBX...................................................................................... 97

    Tabel 4.19 Penambahan client terhadap delay, jitter dan packet loss pada

    Asterisk to ONDO ............................................................................ 97

    Tabel 4.20 Penambahan client terhadap delay, jitter dan packet loss pada

    ONDO to Asterisk ............................................................................ 98

    Tabel 4.21 Nilai MOS voicemail pada server untuk codec iLBC ..................... 99

    Tabel 4.22 Bandwidth yang digunakan codec iLBC untuk masing-masing

    konfigurasi jaringan.......................................................................... 99

    Tabel 4.23 Penambahan client terhadap delay, jitter dan packet loss pada

    Asterisk Server ................................................................................. 100

    Tabel 4.24 Penambahan client terhadap delay, jitter dan packet loss pada

    ONDO PBX...................................................................................... 101

    Tabel 4.25 Penambahan client terhadap delay, jitter dan packet loss pada

    Asterisk to ONDO ............................................................................ 101

    Tabel 4.26 Penambahan client terhadap delay, jitter dan packet loss pada

    ONDO to Asterisk ............................................................................ 102

    Tabel.4.27 Penambahan durasi voicemail terhadap kualitas layanan untuk

    codec G.711 -law ........................................................................... 103

    Tabel.4.28 Penambahan durasi voicemail terhadap kualitas layanan untuk

    codec iLBC ....................................................................................... 103

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Di Universitas Udayana sudah tersedia layanan telepon VoIP untuk

    pegawai, dosen dan bahkan untuk mahasiswa. Layanan VoIP ini diterapkan

    dengan menggunakan jaringan LAN (Local Area Network) yang sudah terhubung

    pada tiap tiap Fakultas di lingkungan Universitas. Telepon VoiP ini disediakan

    sebagai sarana telekomunikasi alternatif di lingkungan Universitas Udayana selain

    melalui provider telepon yang sudah ada. Untuk saat ini Universitas Udayana

    menggunakan dua buah server VoIP yaitu Asterisk server untuk menangani

    telepon tiap-tiap kantor dan fakultas sedangkan Ondo PBX server untuk

    menangani user pegawai dan mahasiswa. Kedua server ini sudah dihubungkan

    satu sama lain sehingga user dari Ondo PBX dapat menghubungi user dari

    Asterisk server dan begitu pula sebaliknya. Asterisk dan Ondo PBX memiliki

    beberapa fasilitas seperti conference, voicemail, music on hold, dan IVR.

    Salah satu dari fasilitas di atas adalah voicemail, yaitu suatu fasilitas yang

    memungkinkan penelepon untuk meninggalkan pesan suara pada nomor yang

    dihubungi jika nomor yang dihubungi dalam keadaan sibuk atau tidak aktif.

    Layanan voicemail sangat bermanfaat, karena jika ada informasi penting yang

    ingin disampaikan oleh penelepon dan nomor yang dihubungi dalam keadaan

    sibuk atau tidak aktif, maka pesan dapat diberikan melalui layanan voicemail.

    Kemudian jika penerima ingin mendengar pesan voicemail dapat menekan

    nomor tertentu pada telepon untuk masuk ke menu voicemail.

    Penelitian tugas akhir dengan topik voicemail telah dilakukan sebelumnya,

    yaitu tentang Unjuk Kerja Voicemail Pada Jaringan VoIP Dengan Berbasiskan

    Server Asterisk oleh Muhamad Suhendi. Tugas akhir tersebut meneliti tentang

    pengaruh penambahan jumlah client menelepon terhadap bandwidth yang

    digunakan dan bandwidth minimum yang digunakan untuk masing-masing codec

    G711 dan GSM untuk aplikasi voicemail. Dari hasil penelitian tersebut

  • 2

    disimpulkan bahwa bandwidth yang dibutuhkan untuk koneksi K client merupakan

    kelipatan K terhadap kebutuhan bandwidth codecnya, sehingga kebutuhan bandwidth

    untuk setiap codec berbanding lurus dengan pertambahan jumlah client serta

    bandwidth minimum yang dibutuhkan codec G711 A-law dan GSM masing

    masing adalah 80 kbps dan 31 kbps.

    Berdasarkan beberapa hal tersebut diatas timbul ide untuk melanjutkan

    penelitian Muhamad Suhendi untuk mengamati bagaimana kualitas layanan

    voicemail pada hubungan antara dua server (Asterisk dan Ondo PBX). Yaitu

    seperti pengaruh penggunaan jenis codec G711 -law dan iLBC, serta

    pengaruh kapasitas bandwidth yang diberikan terhadap kualitas suara yang

    tersimpan dalam voicemail.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan masalah yang timbul pada latar belakang di atas, maka

    dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut,

    1. Bagaimana pengaruh kapasitas bandwidth yang disediakan pada masing-

    masing codec yang digunakan terhadap kualitas layanan VoIP

    voicemail pada jaringan VoIP berbasis Asterisk, Ondo PBX, dan

    hubungan antar Asterisk dan Ondo PBX server?

    2. Bagaimana kualitas suara voicemail yang terkirim ke server dan sesudah

    terdengar di penerima?

    3. Berapa bandwidth minimum yang dibutuhkan masing-masing codec

    untuk aplikasi voicemail pada jaringan VoIP berbasis Asterisk, Ondo

    PBX, dan hubungan antar Asterisk dan Ondo PBX server?

    4. Apakah terdapat pengaruh pengiriman pesan voicemail secara bersamaan

    terhadap kualitas suara voicemail yang tersimpan di server?

    1.3 Tujuan

    Adapun tujuan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut,

    1. Mengetahui pengaruh kapasitas bandwidth yang disediakan pada masing-

    masing codec yang digunakan terhadap kualitas layanan voicemail

  • 3

    pada jaringan VoIP berbasis Asterisk, Ondo PBX, dan hubungan antar

    Asterisk dan Ondo PBX server.

    2. Mengetahui kualitas suara voicemail sebelum terkirim ke server dan

    sesudah terdengar di penerima.

    3. Mengetahui bandwidth minimum yang dibutuhkan masing-masing codec

    untuk aplikasi voicemail pada jaringan VoIP berbasis Asterisk, Ondo

    PBX, dan hubungan antar Asterisk dan Ondo PBX server.

    4. Mengetahui pengaruh pengiriman pesan voicemail secara bersamaan

    terhadap kualitas suara voicemail yang tersimpan di server.

    1.4 Manfaat

    Adapun manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah diharapkan dapat

    sebagai bahan pertimbangan dalam penyediaan layanan VoIP pada Universitas

    Udayana yang khususnya dalam pemilihan codec. Sehingga penggunaan

    bandwidth untuk komunikasi VoIP di lingkungan Universitas Udayana dapat

    lebih efisien dan optimal.

    1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

    Melihat luasnya permasalahan yang terdapat pada teknologi VoIP, maka

    pembahasan dalam tugas akhir ini akan dibatasi permasalahan hanya pada,

    1. Perancangan jaringan dilakukan dalam tingkatan lokal atau LAN (Lokal Area

    Network) dengan koneksi PC to PC.

    2. Metode pengaturan bandwidth yang digunakan adalah HTB (Hierarchial

    Token Bucket) dengan PRTG (Peassler Router Traffic Grapher) sebagai

    program untuk mengamati trafik yang digunakan.

    3. Protokol VoIP yang digunakan adalah protokol SIP dengan menggunakan

    Asterisk dan Ondo PBX sebagai PBX Server.

    4. Codec yang digunakan adalah codec G.711 -law, dan iLBC. Kedua codec

    ini digunakan karena masing-masing Asterisk Server maupun Ondo PBX

    Server support terhadap codec ini.

    5. Setiap percobaan digunakan codec yang sama pada masing-masing user dan

  • 4

    server.

    6. Codec yang digunakan adalah codec G.711 -law dengan periode sampling

    20 ms, dan iLBC dengan periode sampling 30 ms.

    7. Untuk skenario pertama, pengambilan data dilakukan saat penerimaan pesan

    voicemail pada client, sedangkan untuk skenario kedua pengambilan data

    dilakukan saat pengiriman pesan voicemail ke server.

    8. Tidak membahas dan menganalisis lebih mendalam tentang proses kompresi

    masing-masing codec yang digunakan.

    9. Program yang digunakan untuk mengetahui QOS data VoIP adalah

    Wireshark.

    10. Pesan yang dikirim berdurasi 17 detik dengan kalimat seperti berikut Voice

    over Internet Protocol merupakan suatu sistem yang menggunakan

    jaringan internet untuk mengirimkan data paket suara dari suatu

    tempat ke tempat yang lain menggunakan perantara protokol IP.

    1.6 Sistematika Penulisan

    Adapun sistematika pembahasan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai

    berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah,

    tujuan, manfaat penulisan, ruang lingkup dan batasan masalah serta

    sistematika pembahasan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Merupakan penjelasan dari teori-teori dasar yang dapat menunjang

    dan mendukung dalam pembahasan, khususnya tentang VoIP (Voice

    Over Internet Protocol), Jenis Konfigurasi Jaringan VoIP, Protokol

    SIP, Asterisk dan ONDO PBX server, voicemail, HTB, PRTG,

    Wireshark.

    BAB III METODOLOGI

    Membahas tempat dan waktu dilaksanakannya penelitian, data yang

    terdiri dari sumber data dan jenis data, metode analisis data, serta alur

  • 5

    analisis.

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Menguraikan dan menjelaskan konfigurasi jaringan yang dibangun dan

    hasil analisis tentang kualitas layanan voicemail pada jaringan voip antar

    server Asterisk dan Ondo PBX.

    BAB V PENUTUP

    Merupakan penutup dari penelitian ini, yang meliputi kesimpulan yang

    didapat dari penelitian, dan saran-saran yang diberikan oleh penulis.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Voice Over Internet Protokol

    Voice over Internet Protocol (juga disebut VoIP, IP Telephony, Internet

    telephony atau Digital Phone) adalah teknologi yang memungkinkan percakapan

    suara jarak jauh melalui media internet. Data suara diubah menjadi kode digital

    dan dialirkan melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket data, dan bukan

    lewat sirkuit analog telepon biasa (wikipedia.org). Dengan kata lain teknologi ini

    mampu melewatkan trafik suara yang berbentuk paket melalui jaringan IP.

    Jaringan IP sendiri merupakan jaringan komunikasi data yang berbasis packet-

    switch.

    IP WAN

    PSTN

    IP PHONE

    PC WITH

    SOFTPHONE

    IP PBX

    GATEWAY

    IP PHONE

    PC WITH

    SOFTPHONE

    IP PBX

    GATEWAY

    Gambar 2.1 Diagram VoIP

    Suara yang masuk diubah dalam bentuk format digital. Data dalam format

    digital akan dikirimkan dalam jaringan internet, akan dibagi dalam paket-paket

    kecil. Hal ini dapat memudahkan dan mempercepat transportasi. Jadi kalau ada

    data yang hilang, data tidak perlu dikirim ulang cukup paket-paket yang hilang

    saja.

    Panggilan VoIP memiliki dua jenis komunikasi yang menempati jaringan

    IP antara pemanggil (calling party) dan pihak yang dipanggil (called party), yaitu

    aliran informasi pembicaraan dan message-message signaling yang mengontrol

    hubungan dan karakteristik aliran media. Untuk membawa informasi digunakan

  • 7

    Realtime Transport Protocol (RTP). Sedangkan untuk pensinyalan terdapat dua

    standar yang dikeluarkan oleh dua badan dunia, yaitu H.323 yang dikembangkan

    oleh ITU-T dan Session Initiation Protocol (SIP) oleh IETF (Internet Engineering

    Task Force).

    2.1.1 Format paket VoIP

    Tiap paket VoIP terdiri atas dua bagian, yakni header dan payload

    (beban). Header terdiri atas IP header, Realtime Transport Protocol, User

    Datagram Protocol (UDP) header, dan link header. Format paket VoIP dapat

    dilihat pada gambar 2.2 (Tharom, 2002) :

    Link Header IP Header UDP Header RTP Header Voice Payload

    X Byte 20 Byte 8 Byte 12 Byte X Byte Gambar 2.2 Format Paket VoIP

    IP header bertugas menyimpan informasi routing untuk mengirimkan

    paket-paket ke tujuan. Pada tiap header IP disertakan tipe layanan atau Type of

    Service (ToS) yang memungkinkan paket tertentu seperti paket suara yang non

    real time.

    UDP header memiliki ciri tertentu yaitu Connectionless dimana tidak perlu

    adanya setup koneksi terlebih dahulu (hal ini dapat menyebabkan tambahan delay)

    sehingga UDP cocok digunakan pada aplikasi voice real time yang sangat peka

    terhadap delay dan latency.

    RTP header adalah header yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan

    framing dan segmentasi data real time. Seperti UDP, RTP juga tidak mendukung

    reabilitas paket untuk sampai ke tujuan. RTP menggunakan protokol kendali yang

    disebut RTCP (Real-time Transport Control Protocol) yang mengendalikan QoS

    dan sinkronisasi media stream yang berbeda. Untuk link header, besarnya sangat

    bergantung pada media yang digunakan.

  • 8

    2.1.2 Kualitas layanan VoIP

    Quality of Service (QoS) adalah kemampuan suatu jaringan untuk

    menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik data tertentu pada berbagai jenis

    platform teknologi. QoS tidak diperoleh langsung dari infrastruktur yang ada,

    melainkan diperoleh langsung dengan mengimplementasikannya pada jaringan

    bersangkutan (Tharom, 2001).

    Quality of Service (QoS) pada IP Telephony adalah parameter-parameter

    yang menunjukkan kualitas paket data jaringan, agar didapatkan hasil suara sama

    dengan menggunakan telepon tradisional (PSTN). Beberapa parameter yang

    mempengaruhi QoS antara lain delay (keterlambatan data), jitter, dan packet loss

    pada jaringan internet. Selain itu QoS juga dipengaruhi oleh pemenuhan

    kebutuhan bandwidth, jenis kompresi data, interopabilitas peralatan (vendor yang

    berbeda) dan jenis standar multimedia yang digunakan (H323/SIP/MGCP).

    2.1.2.1 Delay

    Dalam jaringan VoIP, delay merupakan suatu permasalahan yang harus

    diperhitungkan karena bagus tidaknya suara tergantung dari waktu delay.

    Besarnya delay maksimum yang direkomendasikan sesuai dengan standar ITU

    G.114 pada aplikasi suara adalah 150 ms, sedangkan penerima akan mulai

    merasakan terjadinya delay jika > 250 ms (www.voip-info.org). Ada beberapa

    penyebab terjadinya delay antara lain :

    Kongesti (kelebihan beban data)

    Kekurangan pada metode traffic shaping

    Penggunaan paket-paket data yang besar pada jaringan berkecepatan rendah

    Adanya paket-paket data dengan ukuran berbeda-beda

    Perubahan kecepatan antar jaringan WAN

    Pemadatan bandwidth secara tiba-tiba

    Beberapa delay yang dapat mengganggu kualitas suara dalam perancangan

    jaringan VoIP dapat dikelompokkan menjadi:

    Propogation delay, merupakan delay yang terjadi akibat transmisi melalui

    jarak antar pengirim dan penerima.

  • 9

    Serialization delay, merupakan delay pada saat proses peletakkan bit ke

    dalam circuit.

    Processing delay, merupakan delay yang terjadi saat proses coding,

    compression, decompression dan decoding.

    Packetization delay, merupakan delay yang terjadi saat proses paketisasi

    digital voice sample.

    Queuing delay, merupakan delay akibat waktu tunggu paket sampai dilayani.

    Delay Jitter buffer, merupakan delay akibat adanya buffer untuk mengatasi

    jitter.

    2.1.2.2 Jitter

    Jitter merupakan variasi delay yang terjadi akibat adanya selisih waktu

    atau interval antar kedatangan paket di penerima. Di sisi pengirim, paket yang

    dikirim sebenarnya terpisah dengan urutan yang konstan. Karena kongesti

    jaringan, antrian yang tidak benar, atau kesalahan konfigurasi, aliran paket ini bisa

    menjadi tidak teratur atau delay masing-masing paket dapat bervariasi (tidak

    konstan).

    Gambar 2.3 Terjadinya jitter

    Sumber : www.ciscocatalyst.info

  • 10

    Parameter ini dapat ditangani dengan mengatur metode antrian pada router

    saat terjadi kongesti atau saat perubahan kecepatan. Paket data yang datang

    dikumpulkan dulu dalam jitter buffer selama waktu yang telah ditentukan sampai

    paket dapat diterima pada sisi penerima dengan urutan yang benar. Hanya saja

    jitter tidak mungkin dihilangkan sebab metode antrian yang paling baik tetap saja

    tidak dapat mengatasi semua kasus antrian. Untuk meminimalisasi jitter ini,

    diusahakan agar pengiriman tiap-tiap paket data melalui jalur yang sama dan

    jangan sampai terjadi paket loss atau kongesti jaringan.

    2.1.2.3 Packet loss

    Packet Loss (kehilangan paket data pada proses transmisi) terjadi ketika

    terdapat penumpukan data pada jalur yang dilewati pada saat beban puncak (peak

    load) yang menyebabkan kemacetan transmisi paket akibat padatnya trafik yang

    harus dilayani dalam batas waktu tertentu. Sehingga frame (gabungan data

    payload dan header yang di transmisikan) akan dibuang sebagaimana perlakuan

    terhadap frame data lainnya pada jaringan berbasis IP. Paket akan di drop selama

    beban puncak dan periode kongesti yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti

    kegagalan link transmisi atau kapasitas yang tidak mencukupi. Salah satu

    alternatif solusi permasalahan di atas adalah membangun link antar node pada

    jaringan VoIP dengan spesifikasi dan dimensi dengan QoS yang baik dan dapat

    mengantisipasi penambahan lonjakan trafik hingga pada suatu batas tertentu.

    Packet loss pada jaringan untuk IP telephony sangat besar pengaruhnya,

    biasanya packet loss sebesar 10% tidak bisa ditolerir (Tharom. 2001).

    2.1.2.4 Penilaian MOS

    Untuk penilaian subjektif kualitas layanan VoIP adalah MOS (Mean

    Opinion Score), dimana nilai-nilai subjektifnya diambil berdasarkan kepuasan

    pendengar dan pembicara disaat mengadakan hubungan VoIP. Untuk MOS,

    secara garis besar dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :

  • 11

    Tabel 2.1 Penilaian MOS terhadap kualitas layanan VoIP .

    Nilai

    MOS

    Opinion Score untuk

    tes pembicaraan

    Keterangan

    5

    Excellent

    Suara sangat bagus tanpa ada ganguan sedikitpun

    4

    Good

    Suara dapat didengarkan dengan baik

    3

    Fair

    Suara lumayan jelas dengan sedikit gangguan

    2

    Poor

    Suara yang didengarkan tidak jelas

    1

    Bad

    Suara yang didengar jauh tidak jelas

    Sumber : prtg.paessler.com

    Data kuantitatif yang bisa didapat untuk menentukan MOS adalah dari sisi

    metode kompresi, yaitu bandwidth yang dihasilkan serta delay kompresi yang

    dihasilkan. Setiap standar kompresi suara yang digunakan dalam komunikasi

    VoIP memiliki standar MOS tersendiri, seperti halnya codec G.711 memiliki

    standar MOS sebesar 4.3 dan untuk codec iLBC memiliki standar MOS sebesar

    4.14 (wikipedia.org).

    2.1.3 Bandwidth

    Bandwidth adalah lebar pita yang dilewati oleh data pada proses transmisi

    antar komputer pada jaringan IP atau internet. Bandwidth menyatakan besaran

    saluran transmisi data yang digunakan untuk menyalurkan sinyal suara dalam

    bentuk paket. Dalam perancangan VoIP, bandwidth merupakan suatu yang harus

    diperhitungkan agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang dapat digunakan

    menjadi parameter untuk menghitung jumlah peralatan yang di butuhkan dalam

    suatu jaringan. Perhitungan ini juga sangat diperlukan dalam efisiensi jaringan

    dan biaya serta sebagai acuan pemenuhan kebutuhan untuk pengembangan di

    masa mendatang. Penggunaan bandwidth yang efisien sangat menentukan

    keberhasilan implementasi teknologi VoIP. Teknologi yang memegang peranan

    penting dalam penghematan bandwidth adalah metode kompresi suara yang

    digunakan.

  • 12

    2.1.4 Bit rate

    Bit rate merupakan jumlah bit yang dikirimkan pada suatu media

    transmisi. Semakin kecil bit rate akan semakin bagus, karena bandwidth yang

    dibutuhkan akan semakin kecil. Oleh karena itu dilakukan beberapa metode

    kompresi untuk memperkecil bit rate. Jangkauan bit rate yang telah distandarisasi

    adalah dari 2,4 kbps untuk telepon hingga 64 kbps untuk G.711 PCM dan G.722

    wideband (7 KHz) speech coder.

    Perhitungan kebutuhan bit rate sangat tergantung oleh jumlah frame per

    paket. Hal ini disebabkan oleh adanya fixed header bits, yaitu bit-bit header IP,

    UDP dan TCP sebesar 40 bytes untuk setiap paket yang ditransmisikan.

    Penambahan jumlah frame per paket akan mempengaruhi delay yang akan

    ditransmisikan. Sebagai contoh, bila 4 frame akan dimasukkan dalam paket maka

    akan terjadi delay sebesar 4 kali durasi frame (masa tunggu frame dikodekan)

    tersebut.

    2.1.5 Arsitektur jaringan VoIP

    Pada dasarya arsitektur utama teknologi VoIP terdiri atas elemen-elemen

    berikut (Tharom, 2002):

    1. Infrastuktur IP

    Jaringan packet-switch IP menyediakan proses pengangkutan dan mungkin

    juga switching untuk speech dan signaling. Permasalahan utama pada

    infrastruktur IP adalah bagaimana mengendalikan IP untuk memastikan

    kualitas kecepatan tinggi.

    2. Call Processing Server

    Call Processing Server (CPS) disediakan untuk fungsi sentralisasi secara

    keseluruhan seperti resolusi alamat (address resolution) ke atau dari IP, yang

    menjadikan calls dapat di-route-kan secara dinamik pada jaringan tersebut.

    CPS juga menyediakan user registration, authentication, directory services

    dan pengendalian call seperti call hold, forwarding, waiting, CDR,

    accounting process, dan management function.

  • 13

    3. API (Application Programming Interface)

    API yang disediakan oleh jaringan berfungsi untuk menambahkan beberapa

    aplikasi dan layanan pada infrastruktur dasar VoIP. API juga menyediakan

    sebuah set interface dan aturan yang sudah didefinisikan terlebih dahulu

    untuk dapat digunakan oleh para pengembang third-party untuk dapat

    mengembangkan perangkat-perangkat lunak.

    4. Call Manager

    Call Manager mempunyai fungsi yang lebih sedikit dari pada gatekeeper.

    Call manager dibutuhkan pada konfigurasi sistem telepon melalui internet.

    Call manager dapat menyimpan database konversi dari nomor telepon

    menjadi nomor IP dan sebaliknya agar data paket suara yang ditransmisikan

    akan mencapai tujuan yang benar.

    2.1.6 Konfigurasi Jaringan VoIP

    Umumnya konfigurasi jaringan VoIP dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis

    yaitu (Tharom, 2001) :

    1. Hubungan Telepon melalui Internet

    Pada konfigurasi ini menggunakan fasilitas PSTN pada kedua sisi subsistem

    terminalnya. Konfigurasi ini akan membutuhkan antar muka berupa gateway

    yang menghubungkan jaringan VoIP dengan jaringan internet. Untuk

    konfigurasi ini dibutuhkan satu sistem tambahan lainnya yang dapat

    memetakan pemanggilan nomor telepon menjadi kode-kode IP, lebih dikenal

    dengan sebutan Call Manager.

    2. Hubungan antar perangkat berbasis IP

    Pada dasarnya konfigurasi jenis ini lebih banyak pada pengembangan bidang

    perangkat lunak (software) multimedianya saja, belum memperhatikan

    masalah pengaturan pada media transmisi. Konfigurasi ini membutuhkan

    sistem signaling yang tidak terlalu rumit sehingga hanya pada kondisi tertentu

    saja dibutuhkan software manajemen pensinyalannya. Sistem ini juga

    membutuhkan minimal sebuah gatekeeper. Hubungan antar perangkat

    berbasis IP merupakan hubungan PC to PC.

  • 14

    3. Gabungan perangkat telepon dan perangkat berbasis IP

    Konfigurasi ini merupakan campuran (hybrid) antara subsistem terminal

    menggunakan PC dan subsistem terminal menggunakan PSTN dan telepon

    analog di sisi lain. Kelemahan dari konfigurasi ini adalah sistem pemanggilan

    (signaling) hanya berlaku satu arah dari terminal komputer ke terminal

    analog, tidak dapat berlaku sebaliknya. Hal ini terjadi karena keterbatasan

    metode pemanggilan yang ada pada sistem PSTN dan telepon analog dimana

    kita dapat membuat table routing dari PSTN menuju komputer tertentu.

    Untuk mengatur QoS, diperlukan tambahan perangkat yang disebut

    gatekeeper.

    2.2 Protokol SIP

    Ada dua macam protokol untuk signaling VoIP, yaitu protokol H.323 dari

    ITU-T dan SIP (Session Initiation Protocol) dari IETF (Internet Engineering Task

    Force). Kedua protokol itu dibuat dengan model IP end-to-end dengan penekanan

    bahwa user menjalankan aplikasi pada PC yang terhubung ke jaringan IP untuk

    berhubungan dengan user lain. Selain itu terdapat sebuah protokol yang

    menspesifikasikan pengendalian koneksi oleh Media Gateway Controller (MGC)

    terhadap Media Gateway (MG), misalnya gateway H.323 dan SIP. Protokol ini

    adalah MGCP (Media Gateway Control Protocol)

    SIP (Session Initiation Protokol) merupakan standar protokol multimedia

    yang dikeluarkan oleh grup yang tergabung dalam Multiparty Multimedia Session

    Control (MMUSIC) yang berada dalam organisasi Internet Engineering Task

    Force (IETF) yang direkomendasikan dalam document Request for Command

    (RFC) 2543. SIP merupakan protokol yang berada pada layer aplikasi yang

    mendefinisikan proses awal, pengubahan, dan pengakhiran (pemutusan) suatu sesi

    komunikasi multimedia. Sesi komunikasi ini termasuk hubungan multimedia,

    distance learning dan aplikasi lainnya.

    SIP dapat dikatakan berkarakteristik client-server. Ini berarti request

    diberikan oleh client dan request ini dikirim ke server. Kemudian, server

    mengolah request dan memberikan tanggapan terhadap request tersebut ke client.

  • 15

    Request dan tanggapan terhadap request disebut transaksi SIP. SIP juga disebut

    protokol yang text-based (berbasis teks). SIP tidak digabungkan dengan protokol

    control konferensi lain. SIP didesain independen sebagai protokol transport lower

    layer dan dapat dikembangkan dengan beberapa kemampuan tambahan. SIP dapat

    digunakan untuk inisiasi sesi dan juga mengundang user ke dalam suatu sesi

    pembicaraan. SIP juga memiliki kemampuan mapping dan redirection service,

    juga memungkinkan implementasi ISDN dan layanan-layanan IP telephony.

    2.2.1 Susunan protokol SIP

    Protokol SIP didukung oleh beberapa protokol, antara lain RTP dan RTCP

    untuk mentransmisikan media dan mengetahui kualitas layanan, serta SDP

    (Session Description Protocol) untuk mendeskripsikan sesi media. Secara default,

    SIP menggunakan protokol UDP tetapi pada beberapa kasus dapat juga

    menggunakan TCP sebagai protokol transfer.

    SDP SIP RTP IP

    TCP UDP

    IP

    LINK & PHYSICAL LAYER

    Gambar 2.4 Arsitektur Protokol SIP

    1. RTP (Real-Time Transport Protocol)

    Protokol RTP menyediakan transfer media secara real time pada jaringan

    paket. Protokol RTP menggunakan protokol UDP dan header RTP

    mengandung informasi kode bit yang spesifik pada tiap paket yang

    dikirimkan. Hal ini membantu penerima untuk melakukan antisipasi jika

    terjadi paket yang hilang.

  • 16

    2. RTCP (Real-Time Transport Control Protocol)

    Protokol RTCP merupakan protokol yang mengendalikan transfer media.

    Protokol ini bekerja sama dengan protokol RTP. Dalam satu sesi komunikasi,

    protokol RTP mengirimkan paket RTCP secara periodik untuk memperoleh

    informasi transfer media dalam memperbaiki kualitas layanan.

    3. SDP (Session Description Protocol)

    Protokol SDP merupakan protokol yang mendeskripsikan media dalam suatu

    komunikasi. Tujuan protokol SDP adalah untuk memberikan informasi aliran

    media dalam satu sesi komunikasi agar penerima yang menerima informasi

    tersebut dapat berkomunikasi. Hal-hal yang dicakup dalam protokol ini,

    antara lain:

    a. Nama sesi komunikasi dan tujuan

    b. Waktu sesi (jika) aktif

    c. Media dalam sesi komunikasi

    d. Informasi bagaimana cara menerima media (misalnya port, format, dan

    sebagainya)

    e. Bandwidth yang digunakan dalam komunikasi

    f. Orang yang dapat dihubungi (yang bertanggung jawab dalam komunikasi)

    2.2.2 Komponen SIP

    Dalam hubungannya dengan IP telephony, ada dua komponen yang ada

    dalam sistem SIP, yaitu :

    1. User Agent

    User agent merupakan sistem akhir (end system) yang digunakan untuk

    berkomunikasi. User agent terdiri atas dua bagian, yaitu :

    a. User Agent Client (UAC)

    UAC merupakan aplikasi pada client yang didesain untuk memulai SIP

    request.

  • 17

    b. User Agent Server (UAS)

    UAS merupakan aplikasi server yang memberitahukan user jika menerima

    request dan memberikan respon terhadap request tersebut. Respon dapat

    menerima atau menolak request.

    2. Network Server

    Agar user pada jaringan SIP dapat memulai suatu panggilan dan dapat pula

    dipanggil, maka user terlebih dahulu harus melakukan registrasi agar

    lokasinya dapat diketahui. Registrasi dapat dilakukan dengan mengirimkan

    pesan REGISTER ke server SIP. Lokasi user dapat berbeda-beda sehingga

    untuk mendapatkan lokasi user yang aktual diperlukan location server. Pada

    jaringan SIP ada dua tipe network server, yaitu Proxy Server, Redirect Server.

    a. Proxy Server

    Proxy Server adalah komponen penengah antar user agent, bertindak

    sebagai server dan client yang menerima request message dari user agent

    dan menyampaikan pada user agent lainnya. Request dapat dilayani sendiri

    atau disampaikan (forward) pada proxy lain atau server lain.

    Menerjemahkan dan/atau menulis ulang request message sebelum

    menyampaikan pada user agent tujuan atau proxy lain. Proxy server

    menyimpan state sesi komunikasi antara UAC dan UAS.

    b. Redirect Server

    Komponen yang menerima request message dari user agent, memetakan

    alamat SIP user agent atau proxy tujuan kemudian menyampaikan hasil

    pemetaan kembali pada user agent pengirim (UAC). Redirect Server tidak

    menyimpan state sesi komunikasi antara UAC dan UAS setelah pemetaan

    disampaikan pada UAC. Tidak seperti proxy server, redirect server tidak

    dapat memulai inisiasi request message. Tidak seperti UAS, redirect

    server tidak dapat menerima dan menutup sesi komunikasi.

    Selain Proxy Server dan Redirect Server, dalam SIP terdapat pula

    Registrar Server. Registrar Server adalah komponen yang menerima request

  • 18

    message REGISTER. Registrar dapat menambahkan fungsi otentikasi user untuk

    validasi. Registrar menyimpan database user untuk otentikasi dan lokasi

    sebenarnya (berupa IP dan port) agar user yang terdaftar dapat dihubungi oleh

    komponen SIP lainnya (berfungsi sebagai Location Server juga). Komponen ini

    biasa disandingkan dengan Proxy Server.

    UAUA Proxy Server Redirect Server Proxy Server

    INVITE INVITE

    INVITE

    INVITE

    INVITE

    302

    (Moved Temporarily)

    302

    (Moved Temporarily)

    ACK

    ACK

    ACK ACKACK

    180 (Ringing)180 (Ringing)180 (Ringing)

    200 (OK) 200 (OK) 200 (OK)

    RTP MEDIA PATH

    200 (OK) 200 (OK) 200 (OK)

    BYE BYE BYE

    CALL

    SETUP

    MEDIA

    PATH

    CALL

    TEARDOWN

    Gambar 2.5 Sesi Komunikasi pada SIP Server

    Sumber : Raharja (2006)

    2.2.3 Pesan pada SIP

    Secara keseluruhan, pesan SIP terdiri atas dua bagian, yaitu request dan

    respon. Ketika client mengirimkan pesan request, server akan memberikan

    tanggapan terhadap pesan ini melalui pesan respon. SIP merupakan protokol yang

    berbasis teks dimana pesan request dan respon menggunakan generic message

    yang didefinisikan pada standar pesan berbasis teks dalam komunikasi internet

    yang dapat dijumpai di dalam RFC 822.

    Pesan request dan respon terdiri atas start line, satu atau lebih header field

    atau biasanya disebut dengan message header, empty line yang menunjukkan

    akhir dari header field, serta message body yang mendefinisikan sesi komunikasi.

  • 19

    Komunikasi pada SIP dilakukan dengan mengirimkan message yang berbasis

    HTTP. Setiap pengguna mempunyai alamat yang dinyatakan dengan SIP-URI

    (Uniform Resource Identification).

    Contoh SIP URI : sip: [email protected]

    Selain itu, alamat juga dapat dituliskan dalam tel-URL yang kemudian

    dikonversikan menjadi SIP-URI dengan parameter user diisi phone.

    Contoh : tel: +62-22-2534119

    ekivalen dengan

    sip: [email protected] ; user=phone

    Hubungan yang dibangun oleh SIP pada proses signalling bersifat

    clientserver. Dengan demikian ada 2 jenis message, yaitu request dan response.

    Tabel 2.2 SIP request message

    SIP Request Message Keterangan

    INVITE Mengundang user agent lain untuk bergabung dalam sesi komunikasi

    ACK Konfirmasi bahwa user agent telah menerima pesan terakhir dari

    serangkaian pesan INVITE

    BYE Terminasi sesi

    CANCEL Membatalkan INVITE

    REGISTER Registrasi di Registrar Server

    OPTIONS Meminta informasi tentang kemampuan server

    INFO Digunakan untuk membawa pesan informasi lainnya, seperti informasi

    inline DTMF

    Sumber : Raharja (2006)

    Tabel 2.3 SIP response message

    SIP Response Message type Keterangan

    1xx Informational Message

    Contoh: 180 Ringing

    2xx Successful Response

    Contoh: 200 OK

    3xx Redirection Response

    Contoh: 302 Moved Temporarlly

    4xx Request Failure Response

    Contoh: 403 Forbidden

    5xx Server Failure Response

    Contoh: 504 Gateway Time-out

    6xx Global Failures Response

    Contoh: 600 Busy Everywhere Sumber : Raharja (2006)

  • 20

    2.3 Standar Kompresi Data Suara

    Sistem pengkodean sinyal suara secara umum terdiri dari tiga proses yaitu

    analisis suara, kuantisasi parameter, dan pengkodean. ITU-T (International

    Telecommunication Union - Telecommunication Sector) membuat beberapa

    standar untuk voice coding yang direkomendasikan untuk implementasi VoIP.

    Beberapa standar kompresi suara yang dikenal antara lain:

    2.3.1 Codec G.711

    G.711 adalah suatu standar Internasional untuk kompresi audio dengan

    menggunakan teknik Pulse Code Modulation (PCM) dalam pengiriman suara.

    PCM mengkonversikan sinyal analog ke bentuk digital dengan melakukan

    sampling sinyal analog tersebut 8000 kali/detik dan dikodekan dalam kode angka

    dengan jarak antar sampel adalah 125 detik. Standar G.711 merupakan teknik

    kompresi yang tidak efisien, karena akan memerlukan bandwidth 64 Kbps untuk

    kanal pembicaraan. Ada dua variasi dasar codec G.711 yaitu biasanya

    menggunakan -law dan a-law. Metode ini hampir sama yaitu sama-sama

    menggunakan kompresi logaritmik, tetapi keduanya memiliki perbedaan pada

    kompresi frame dimana -law mengkompresi 14 bit sampel PCM linier menjadi

    frame dengan 8 bit code PCM logaritma sedangkan a-law mengkompresi 13 bit

    sampel PCM linier menjadi 8 bit code PCM logaritma. -law digunakan di

    seluruh wilayah Amerika Utara sedang a-law digunakan di Eropa. Saat kita

    melakukan telepon jarak jauh, jika memerlukan konversi dari -law ke a-law

    maka tanggung jawab berada pada negara yang menggunakan -law.

    2.3.1 Codec iLBC

    Internet Low Bitrate Codec (iLBC) adalah narrowband audio codec yang

    berlisensi gratis dan dikembangkan oleh Global IP Solutions (GIPS), sebelumnya

    bernama Global IP Sound. iLBC memungkinkan memperkecil terjadinya packet

    loss dalam komunikasi VoIP. Biasanya low-bitrate codec mengeksploitasi

    dependensi antara audio frame yang akan menyebabkan terjadinya error

    propagation ketika paket hilang atau tertunda. Akan tetapi pada iLBC audio frame

  • 21

    diencodekan secara terpisah sehingga error ini tidak terjadi. iLBC ditetapkan pada

    RFC 3951 (wikipedia.org).

    Gambar 2.6 Grafik perbandingan MOS dan Packet Loss iLBC

    Sumber : www.ilbcfreeware.org

    Parameter dan Fitur dari iLBC

    Frekuensi sampling 8 kHZ/16bit

    Respon terkontrol untuk packet loss, delay dan jitter

    Bitrate 15,2 kbit/s untuk Ts = 20 ms dan 13,33 kbit/s untuk Ts = 30 ms

    Kualitas suara seperti Pulse Code Modulation (PCM) dengan packet loss

    concealment, seperti ITU-T G.711

    Beban CPU mirip dengan G.729a, dengan kualitas dasar yang lebih tinggi

    dan respon yang lebih baik terhadap packet loss.

  • 22

    Perbandingan beberapa jenis codec dapat dilihat pada tabel 2.4 :

    Tabe1 2.4 Perbandingan jenis-jenis codec

    Codec Periode (ms) Payload size

    (bytes)

    Packet size

    (bytes)

    Payload data

    rate (kbps)

    Total data rate

    (kbps)

    G.711 20 160 200 64 80

    G.729 20 20 60 8 24

    G.723.1 20 24 64 6.4 17

    GSM FR 20 33 73 13 29.2

    GSM EFR 20 31 71 12.4 28.4

    iLBC 20 ms 20 38 78 15.2 31.2

    iLBC 30 ms 30 50 90 13.3 24

    2.4 Asterisk Server

    Secara umum, Asterisk merupakan suatu software telekomunikasi

    terintegrasi yang flexible, dan dapat dikembangkan. Asterisk PBX didesain

    sebagai interface segala jenis hardware telephony atau software dengan aplikasi

    telephony (Spencer, 2003). Asterisk memberikan kebebasan untuk

    pengembangan dan beberapa integrator untuk membuat solusi telekomunikasi

    yang lebih maju. Asterisk dirilis oleh open source dibawah licensi GNU General

    Public License, dan itu semua tersedia untuk di download secara gratis. Asterisk

    dapat berjalan diatas berbagai macam operating sistem termasuk Linux, Mac OS

    X, Open BSD, FreeBSD dan Sun Solaris. Asterisk menyediakan semua fitur yang

    diharapkan dari sebuah PBX. Arsitektur asterisk telah dirancang untuk

    fleksibelitas yang maximum dan mendukung semua protokol VoIP. Dan juga bisa

    di interoperasikan dengan semua standar dasar untuk penggunaan peralatan

    telepon dengan perangkat hardware yang relatif murah.

    Fleksibilitas Asterisk dikontrol melalui file -file konfigurasi yang terletak

    pada direktori /etc/Asterisk. Sintaks konfigurasinya dirancang agar mudah

    dikonfgurasi oleh pengembang atau pengguna. File pada Asterisk terbagi menjadi

    beberapa bagian, yang masing-masing mempunyai judul dengan nama bagian/nama

    section pada kurung kotak, diikuti dengan nilai berpasangan yang dipisahkan

    dengan tanda sama dengan atau tanda lebih besar dari. Semicolon adalah karakter

    penanda komentar (karena tanda pagar digunakan pada ekstensi). Adapun baris

    kosong diabaikan. File-file konfigurasi yang terletak pada direktori ini antara lain:

  • 23

    sip.conf : Konfigurasi client SIP

    extensions.conf : Extension definitions

    zapata.conf : Konfigurasi hardphone

    musiconhold.conf : Konfigurasi Music on hold

    cdr mysgl.conf : Call record logging dengan MySQL

    manager.conf : Konf gurasi Remote management

    adsi.conf : Dukungan telepon ADSI

    meetme.conf : Konfigurasi Conference

    parking.conf : Konfigurasi Call parking

    voicemail.conf : Konfigurasi Voicemail

    agents.conf : Call agents

    modem.conf : Konfigurasi Modem

    File konfigurasi yang difokuskan dalam penyettingannya adalah

    sip.conf dan extensions.conf. sip.conf adalah file konfigurasi yang berisi

    parameter yang berkaitan dengan konfigurasi dari client SIP untuk mengakses

    server Asterisk. Client dikonfigurasi dahulu di file ini sebelum mereka

    menempatkan atau menerima panggilan dengan menggunakan server Asterisk.

    Client asterisk bisa berupa hardphone (SIP phone) maupun softphone.

    Sedangkan file extensions.conf menampilkan dialplan, menghuhungkan

    channel dengan aplikasi dan layanan.

    2.5 Ondo PBX Server

    Ondo PBX Server merupakan IP-PBX dikembangkan oleh Brekeke yang

    menggunakan protokol SIP. Ondo PBX merupakan server VoIP yang berbasis

    java dan untuk configurasinya menggunakan web. Server ini dapat dijalankan

    melalui Windows ataupun sistem operasi Linux. Ondo PBX memiliki dua alamat

    web konfigurasi, yaitu Ondo Sip Server dan Ondo PBX server. Konfigurasi Ondo

    PBX dapat dilakukan melalui web dengan alamat http://localhost:8080/pbx untuk

    konfigurasi fasilitas PBX pada Linux dan http://localhost:28080/pbx untuk

    konfigurasi fasilitas PBX pada Windows. Untuk alamat konfigurasi SIP server

    adalah http://localhost:8080/proxy pada Linux dan http://localhost:28080/proxy

  • 24

    pada Windows. Ondo PBX hanya mendukung codec G711 -law/A-law dan

    codec iLBC (Brekeke.com).

    Dalam Ondo SIP Server ada beberapa menu konfigurasi yang sering

    digunakan, yaitu menu Dial Plan yang berfungsi seperti extensions.conf pada

    Asterisk sebagai penghuhung channel dengan aplikasi dan layanan, sedangkan

    menu Authentication yang berfungsi seperti sip.conf pada Asterisk sebagai

    menu registrasi client. Untuk Ondo PBX Server, menu konfigurasi yang paling

    utama adalah Options dan Users. Menu Options digunakan untuk

    konfigurasi dari sistem PBX, sedangkan menu Users digunakan untuk

    konfigurasi fasilitas-fasilitas yang dapat disediakan oleh PBX. Beberapa fasilitas-

    fasilitas yang terdapat dalam Ondo PBX antara lain:

    Automated Attendant

    Call Detail Record

    Call Forwarding

    Call Parking

    Call Quening

    Call Recording

    Call Transfer

    Caller ID

    Conference Bridging

    Interactive Voice Responce (IVR)

    MusicOnHold

    Voicemail

    2.6 Voicemail

    Voicemail adalah suatu fasilitas yang memungkinkan penelepon untuk

    meninggalkan pesan suara ke nomor yang dihubungi, jika nomor yang

    dihubungi tersebut tidak menjawab panggilan. Layanan voicemail sangat

    bermanfaat karena jika ada informasi penting yang ingin disampaikan oleh

    penelpon dan nomor yang dihubungi tersebut ternyata tidak ada yang menjawab,

  • 25

    maka pesan tersebut dapat disimpan melalui layanan voicemail. Sistem voicemail

    berisi beberapa elemen seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5.

    a. Sebuah central processor (CPU) yang berfungsi untuk menjalankan sistem

    operasi dan suatu program (software). Software ini meliputi beribu-rihu

    pre-recorded yang akan "berbicara" kepada user ketika user

    berhuhungan dengan sistem.

    b. Disk controller dan berbagai disk drive untuk penyimpanan pesan.

    c. System disk tidak hanya meliputi software di atas, tetapi juga berisi

    sebuah direktori yang lengkap tentang semua user dati data-data yang

    bersangkutan (nama, extension number. voicemail preference).

    d. Telephone interface systems yang memungkinkan banyak line telepon untuk

    terhubung.

    DIGITAL NETWORK

    CONNECTING TO

    OTHER VOICE MAIL

    SYSTEMS

    CENTRAL PROCESSOR (CPU)

    SYSTEM DISK (SOFTWARE AND

    PROMPTS)

    DISK CONTROLLER

    TE

    LE

    PH

    ON

    E IN

    TE

    RF

    AC

    E

    LIN

    E IN

    TE

    RF

    AC

    E C

    AR

    DS

    NETWORK INTERFACE

    MESSAGE DISKS

    Gambar 2.7 Blok Diagram Voicemail

    Sumber : Wikipedia.org

  • 26

    Gambar 2.6 menunjukkan bagaimana sistem voicemail terhuhung

    dengan PBX. Misalkan ada seorang penelpon yang ingin menghuhungi Fred

    pada extension 2345. Telepon yang datang masuk melalui public network

    (A) dan masuk ke PBX. Kemudian telepon di routekan ke Fred extension

    (B), tetapi Fred tidak menjawab panggilan. Setelah beberapa lama berdering,

    kemudian PBX akan menghentikan proses pemanggilan dan akan mengarahkan

    telepon yang masuk menuju ke sistem voicemail (C). Hal ini bisa terjadi,

    karena PBX di program untuk mengalihkan panggilan yang tidak terjawab

    atau sedang dalam keadaan sibuk ke extension yang lain. Secara simultan PBX

    memberitahukan kepada sistem voicemail (signaling D), bahwa panggilan yang

    terhubung ke voicemail tersebut merupakan panggilan yang di alihkan dari

    extension 2345 (Fred). Dengan cara ini, sistem voicemail dapat nenjawab

    panggilan dimulai dengan kata sambutan dari Fred yang telah tersimpan di

    sistem voicemail.

    DIGITAL NETWORK

    CONNECTING TO

    OTHER VOICE MAIL

    SYSTEMS

    CENTRAL PROCESSOR (CPU)

    SYSTEM DISK (SOFTWARE AND

    PROMPTS)

    DISK CONTROLLER

    TE

    LE

    PH

    ON

    E IN

    TE

    RF

    AC

    E

    LIN

    E IN

    TE

    RF

    AC

    E C

    AR

    DS

    NETWORK INTERFACE

    MESSAGE DISKS

    PBX

    INCOMING PHONE LINES

    (TRUNK)

    A

    B

    C

    100

    PBX-VOICEMAIL

    DATA LINK

    D

    EXTENSIONS (TO

    VOICEMAIL)

    Gambar 2.8 Blok Diagram Voicemail PBX

    Sumber : Wikipedia.org

  • 27

    Ketika Fred extension memforward panggilan ke sistem voicemail,

    telephone interface akan mendeteksi adanya panggilan. Itu mengisyaratkan

    kepada Central Processor (CPU) bahwa ada panggilan yang masuk. CPU secara

    simultan menerima suatu isyarat dari PBX-Voicemail Data Link (D), yang

    memberitahukan bahwa extension 2345 sedang berada dalam keadaaan sibuk.

    CPU akan mengarahkan telephone interface (yang mengendalikan line

    telephone interface cards) untuk menjawab panggilan. Program yang ada

    pada CPU mengetahui bahwa panggilan tersebut adalah untuk Fred, kemudian

    menginstruksikan ke Disk Controller untuk memainkan Freds greeting ke

    pemanggil. Disk Controller juga akan memutarkan beberapa instruksi

    (sebagai contoh, jika telah selesai meningalkan pesan maka silahkan tutup telepon

    atau tekan tanda # untuk pilihan yang lain). Setelah penelepon meninggalkan

    pesan, maka pesan yang masuk tersebut akan disimpan di dalam voicemail

    sistem. Pesan yang ditinggalkan oleh penelepon kemudian diubah ke dalam

    bentuk digital oleh telephone interface system dan di transmisikan ke Disk

    Controller untuk disimpan di dalam message disk.

    CPU kemudian menyimpan pesan tersebut di system disk dalam Fred

    mailbox. Setelah penelpon meletakkan telepon, dan pesan telah tersimpan, CPU

    mengirimkan suatu isyarat kepada PBX melalui link (D), yang menginstruksikan

    PBX untuk memberikan tanda kepada Fred bahwa ada pesan baru yang masuk.

    Ketika Fred telah kembali, dia akan melihat tanda di teleponnya, yang berupa

    lampu yang menyala yang menandakan bahwa ada pesan baru yang masuk. Untuk

    mendengarkan pesan yang masuk Fred harus menghubungi suatu extension agar

    dapat terhubung dengan voicemail sistem, seperti yang terlihat pada garis (C)

    pada Gambar 2.6. Telephone Interface kemudian menghubungi CPU bahwa ada

    panggilan yang masuk, tetapi kali ini isyarat datang dari PBX-Voicemail Data Link

    (D), yang menunjukkan bahwa Fred sedang memanggil secara langsung.

    Ketika CPU mengetahui bahwa telepon tersebut datang dari Fred, kemudian

    CPU melihat informasi yang terdapat pada system disk yang dimiliki oleh

    Fred, terutama password. CPU kemudian mengarahkan disk controller untuk

    meminta password kepada user : "Please Enter Your Password." Ketika

    password telah dimasukkan, kemudian CPU membandingkan dengan data

  • 28

    yang terdapat pada system disk, jika password yang diberikan benar, maka CPU

    akan mengijinkan Fred untuk lanjut. CPU kemudian memberitahukan bahwa

    Fred mempunyai pesan baru. CPU kemudian memberikan pilihan kepada Fred

    (contoh : "Anda mempunyai sebuah pesan baru. Untuk mendengarkan pesan

    silahkan tekan l: Untuk menyimpan pesan silahkan tekan 2.").

    Jika Fred menekan angka l untuk mendengarkan pesan, CPU akan

    melihat tempat pesan tersebut di dalam mailbox pada system disk dan

    menginstruksikan kepada disk controller untuk memutarkan pesan tersebut.

    Setelah pesan yang tersimpan pada message disk ditemukan oleh disk controller,

    maka selanjutnya pesan tersebut akan dikirimkan ke telephone interface. Telephone

    interface komudian akan mengconvert data menjadi suara, sehingga dapat

    didengarkan. Playback controls (seperti rewind, pause, fast forward, changing

    volume) adalah di instruksikan melalui touch-tone, yang kemudian diterjemahkan

    oleh CPU, dan perintah yang dilakukan oleh CPU dilakukan berdasarkan program

    yang telah tersimpan di dalam sistem.

    2.7 Manajemen Jaringan

    Manajemen jaringan dapat didefinisikan sebagai perencanaan,

    pengorganisasian, monitoring, perhitungan (accounting) dan pengaturan aktivitas

    dan sumber jaringan. Meskipun demikian secara prinsip manajemen jaringan

    internet lebih difokuskan pada monitoring, accounting dan pengaturan aktivitas

    dan sumber daya.

    Pada jaringan VoIP perlu adanya manajemen bandwidth yang efisien

    sehingga dapat menghemat penggunaan bandwidth. Hal ini dapat dilakukan

    dengan mengatur penggunaan bandwidth yang digunakan oleh suatu jaringan baik

    dengan cara membatasi penggunaan bandwidth tiap-tiap client. Metode

    pengaturan bandwidth yang digunakan adalah HTB (Hierarchical Token Bucket)

    dan metode untuk memonitoring trafik dan besarnya bandwidth yang terpakai

    adalah PRTG (Paessler Router Traffic Grapher) serta untuk mengetahui QOS

    jaringan VoIP digunakan Wireshark.

  • 29

    2.7.1 Hierarchical Token Bucket

    Hierarchical Token Bucket (HTB) merupakan suatu metode

    pendistribusian bandwidth untuk beberapa kelas dengan sangat fleksibel. Di linux,

    HTB banyak digunakan dalam traffic control dan QoS. HTB menerapkan sistem

    pembagian bandwidth secara dinamik dan lebih terstruktur. Pembagian bandwidth

    tidak hanya berdasarkan pada service, tetapi bisa juga berdasarkan IP address,

    protokol yang digunakan, dan lain-lain. Bandwidth dibagikan secara dinamik, jika

    terdapat bandwidth dari suatu kelas yang tidak terpakai, maka dapat dipinjamkan

    untuk kelas yang lain.

    HTB merupakan teknik penjadwalan paket yang diperkenalkan bagi router

    berbasis linux, dikembangkan pertama kali oleh Martin Devera pada akhir 2001

    untuk diproyeksikan sebagai pilihan atau pengganti mekanisme penjadwalan yang

    saat ini masih banyak dipakai yakni CBQ (Class-Based Queueing). HTB diklaim

    menawarkan kemudahan pemakaian dengan teknik peminjaman dan implementasi

    pembagian trafik yang lebih akurat. Pada HTB terdapat parameter ceil sehingga

    kelas akan selalu mendapat bandwidth diantara base link dan nilai ceil linknya.

    Dengan cara ini setiap kelas dapat meminjam bandwidth selama bandwidth total

    yang diperoleh memiliki nilai dibawah nilai ceil.

    HTB menggunakan Token Bucket Filter (TBF) sebagai estimator untuk

    menentukan apakah suatu kelas/prioritas berada dalam keadaan underlimit, atlimit

    atau overlimit. TBF bekerja dengan dasar algoritma ember token, setiap paket

    yang akan dikirimkan harus memiliki token yang berada dalam ember token, jika

    token tak tersedia didalam ember maka paket-paket yang akan dikirimkan harus

    menunggu sampai tersedia token yang cukup untuk mengirimkan paket yang

    sedang menunggu.

  • 30

    FIF

    O

    TO

    KE

    NS

    Bucket size

    limit number of

    instantaneously

    available

    tokens

    Tokens

    replenished

    at rate

    Tokens

    available

    yes

    no

    Wait until

    token(s) are

    available

    Packet

    transmitted

    at rate

    Gambar 2.9 Cara kerja Token Bucket Filter (TBF)

    Sumber : linux-ip.net

    Implementasi TBF terdiri dari sebuah buffer (bucket), yang secara konstan

    diisi oleh beberapa informasi virtual yang dinamakan token, pada link yang

    spesifik (token link). Parameter paling penting dari bucket adalah ukurannya,

    yaitu banyaknya token yang dapat disimpan. Setiap token yang masuk

    mengumpulkan satu paket yang datang dari antrian data dan kemudian dihapus

    dari bucket. Dengan menghubungkan algoritma ini dengan dua aliran-token dan

    data, akan didapati tiga buah kemungkinan skenario (www.ittelkom.ac.id):

    a. Data yang datang pada TBF memiliki link yang sama dengan masuknya

    token. Dalam hal ini, setiap paket yang masuk memiliki tokennya masing-

    masing dan akan melewati antrian tanpa adanya delay.

    b. Data yang datang pada TBF memiliki link yang lebih kecil daripada link

    token. Hanya sebagian token yang dihapus pada output pada tiap paket data

    yang dikirim ke antrian, dan token akan menumpuk, memenuhi ukuran

    bucket. Token yang tidak digunakan kemudian akan dapat digunakan untuk

  • 31

    mengirimkan data pada kecepatan yang melampaui link token standar, ini

    terjadi jika ada ledakan data yang pendek.

    c. Data yang datang pada TBF memiliki link yang lebih besar daripada link

    token. Hal ini berarti bucket akan segera kosong dari token, yang

    menyebabkan TBF akan menutup alirannya untuk sementara. Hal inilah yang

    dinamakan situasi overlimit. Jika paket-paket tetap datang, maka paket-paket

    akan segera dibuang.

    Skenario terakhir ini sangatlah penting, karena dengan skenario tersebut,

    dapat diterapkan shaping bandwidth yang tersedia terhadap data yang melewati

    filter. Akumulasi dari semua token mengijinkan sebuah short burst dari data yang

    overlimit untuk tetap bisa lewat tanpa ada loss tetapi mengakibatkan delay. Perlu

    diketahui bahwa token pada kernel dalam sistem operasi Linux hanya sesuai

    dengan satuan bytes, bukan packet.

    2.7.2 Paessler Router Traffic Grapher

    PRTG (Paessler Router Traffic Grapher) merupakan cara memonitor

    trafik pada jaringan dengan menggunakan Windows sama seperti fungsi dari

    memory dan CPU yaitu sebagai sistem administrator yang menyediakan

    visualisasi secara langsung dan periodic dari leased lines, routers, firewalls,

    server dan perangkat jaringan lainnya. Kegunaan yang paling umum adalah

    memonitor bandwidth dari leased lines, router dan firewalls melalui SNMP,

    packet sniffing atau netflow. Akan tetapi juga bisa digunakan untuk memonitor

    server, pengaturan switch, printer, dan komponen jaringan lainnya dalam keadaan

    SNMP bekerja.

    PRTG dapat diatur untuk bekerja pada Windows selama 24 jam setiap

    harinya dan secara konstan mencatat semua parameter jaringan. Data yang tercatat

    disimpan dalam database internal untuk dilihat kemudian. Data statistic yang telah

    tercatat dapat dilihat pada Windows GUI dari PRTG. Juga keseluruhan

    konfigurasi dari setiap sensor dapat dikerjakan dengan meggunakan Windows

    GUI. Untuk memonitor hasilnya., PRTG menggunakan web server untuk

    mempermudah menggambar grafik dan tabel dengan meggunakan Web browser.

  • 32

    Untuk mengakuisisi data, secara umum ada tiga metode untuk memonitor

    bandwidth yaitu :

    1. Dengan menggunakan SNMP (Simple Network Management Protocol) untuk

    mengakses counter trafik atau peralatan SNMP lainnya.

    2. Membaca masuk atau keluarnya sistem jaringan yang melewati Ethernet card

    pada komputer yang dikenal dengan packet sniffing.

    3. Menganalisa cisco netflow oleh cisco routers.

    2.7.3 Wireshark

    Wireshark adalah software network protocol analysis sehingga program ini

    dapat digunakan untuk troubleshooting, analisa jaringan, development, serta

    education. Yang dapat diperoleh dari paket yang di capture yaitu source address,

    destination address dari suatu paket. Port yang sedang digunakan oleh paket

    tersebut, paket tersebut merupakan frame ke berapa, serta isi dari paket tersebut

    seperti contoh password & user name . Tidak hanya itu, Wireshark juga dapat

    melihat aktivitas suatu paket sedang dalam kondisi apa dan apa yang sedang

    diperlakukan pada suatu paket, apakah di forward, drop dan lain-lain. Wireshark

    ini dapat diimplementasikan pada banyak protokol. Mekanisme Wireshark dalam

    mengcapture trafik suatu jaringan yaitu software ini secara simultan meng-capture

    dan men-decode paket-paket yang melalui suatu interface tanpa harus program

    tersebut mengirim paket tambahan pada suatu jaringan.

  • 33

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dan analisis kualitas layanan voicemail pada jaringan voip antar

    server Asterisk dan Ondo PBX dilaksanakan di gedung GDLN Universitas

    Udayana yang berlokasi di JL. P.B Sudirman Denpasar. Adapun waktu

    pelaksanaannya dimulai pada bulan Februari 2010.

    3.2 Data

    Dalam penelitian Tugas Akhir ini menggunakan data-data yang

    mendukung pelaksanaan dari proses penelitian yang dilakukan. Adapun hal-hal

    yang menyangkut data-data tersebut adalah sebagai berikut :

    3.2.1 Sumber data

    Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi

    dua jenis yaitu :

    1. Data Primer

    Data primer merupakan data yang diperoleh berdasarkan basil pengamatan di

    lapangan, seperti grafik kepadatan trafik melalui PRTG dengan

    bandwidth yang kita tentukan melalui HTB, jitter, paket loss, dan delay

    yang terjadi, serta nilai MOS (Mean Opinion Score).

    2. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui literatur yang

    berkaitan dengan teknologi VoIP yang menggunakan protokol SIP, audio

    codec yang dipakai, bandwidth yang diperlukan untuk masing-masing codec

    tersebut.

  • 34

    3.2.2 Jenis data

    Data-data yang digunakan dalam penelitian mengenai kualitas layanan

    voicemail pada jaringan VoIP antar server Asterisk dan Ondo PBX dibedakan

    menjadi dua yaitu :

    1. Data Kualitatif

    Merupakan data yang tidak berupa angka (dalam bentuk grafik) yang

    menunjukkan kepadatan trafik yang digunakan serta paket data VoIP yang

    ditangkap dan direkam pada saat penggunaan aplikasi voicemail berlangsung

    untuk masing-masing codec dengan bandwidth yang kita atur melalui HTB.

    2. Data Kuantitatif

    Merupakan data yang berupa angka-angka yang diperoleh dari hasil

    penelitian, berupa kapasitas bandwidth yang dipakai masing-masing codec

    yang dilihat dari grafik kepadatan trafik (PRTG), jitter, packet loss, serta

    delay yang terjadi saat aplikasi voicemail.

    3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang diperoleh didasarkan pada

    metode-metode berikut ini :

    1. Metode Observasi

    Merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan serta

    pengujian langsung terhadap parameter-parameter dalam perancangan

    aplikasi voicemail pada jaringan VoIP yang menggunakan protocol SIP dalam

    hubungan antar server Asterisk dan Ondo PBX.

    2. Metode Kepustakaan

    Merupakan metode pengumpulan data dengan membaca literatur yang

    berhubungan maupun cara-cara untuk membangun jaringan VoIP dengan

    Asterisk dan Ondo PBX, serta manajemen bandwidth dengan HTB.

  • 35

    3.3 Konfigurasi Jaringan

    Konfigurasi jaringan yang disimulasikan pada penelitian ini diterapkan

    pada area LAN (Local Area Network) dengan konfigurasi VoIP antara PC dengan

    PC. Konfigurasi jaringan ini dapat dilihat pada Gambar 3.1, Gambar 3.2, Gambar

    3.3 dan Gambar 3.4.

    Skenario 1

    Client 1

    (172.16.40.24)

    Ondo PBX (172.16.40.28) /

    Asterisk Server (172.16.40.25)

    HTB, Bridge

    (172.16.40.27)

    Client 2

    (172.16.40.23)

    PRTG, Wireshark, Bridge

    (172.16.40.30)

    Gambar 3.1 Skema Jaringan VoIP dengan Server Asterisk atau Ondo PBX Skenario 1

    Ondo Client

    (172.16.40.24)

    Ondo PBX (172.16.40.28)

    HTB, Bridge (172.16.40.27)

    Asterisk Client

    (172.16.40.23)

    PRTG, Wireshark, Bridge

    (172.16.40.30)

    Asterisk Server

    (172.16.40.25)

    Gambar 3.2 Skema Jaringan VoIP Antar Server Asterisk dan Ondo PBX Skenario 1

  • 36

    Skenario 2

    Client 11 penerima pesan voicemail

    (172.16.40.24)

    Client 1 - 10

    (172.16.40.14 - 23)

    Wireshark, PRTG, Bridge

    (172.16.40.30)

    Asterisk Server (172.16.40.25) /

    Ondo PBX (172.16.40.28)

    Gambar 3.3 Skema Jaringan VoIP dengan Server Asterisk atau Ondo PBX Skenario 2

    Ondo PBX

    (172.16.40.28)

    Asterisk Server

    (1