kebijakan presentasi rscm dir

26
REGULASI DOKTER DENGAN PRAKTEK AKUPUNKTUR Dr. Ratna Rosita, MPHM Direktur Bina Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Disampaikan pada Acara Pelatihan Akupunktur Dasar Bagi Tenaga Dokter RSCM Jakarta, 2 Juni – 14 Juli 2008

Upload: juzranh

Post on 20-Oct-2015

117 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

dragon-and-tiger-book-dvd-and-poster-packageHave a senior instructor in yourhome with the online programhttp://www.energyarts.com/offer/dragon-and-tigeronline-course-offerdragon-and-tiger-book-dvd-and-poster-packageHave a senior instructor in yourhome with the online programhttp://www.energyarts.com/offer/dragon-and-tigeronline-course-offer

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

REGULASI DOKTER

DENGAN PRAKTEK AKUPUNKTUR

Dr. Ratna Rosita, MPHM

Direktur Bina Pelayanan Medik DasarDirektorat Jenderal Bina Pelayanan Medik

Disampaikan pada Acara Pelatihan Akupunktur Dasar Bagi Tenaga DokterRSCM Jakarta, 2 Juni – 14 Juli 2008

Page 2: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANGREGULASI PRAKTIK DOKTERREGULASI PRAKTIK DOKTER

Kemajuan Iptek kedokteran yang sangat cepat berkembang tidak seimbang dengan perkembangan hukum

Maraknya tuntutan hukum yang diajukan masyarakat terhadap tenaga medis

Berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap tenaga medis

Page 3: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

PRAKTIK KEDOKTERANPRAKTIK KEDOKTERAN

Rangkaian kegiatan dokter yang Rangkaian kegiatan dokter yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi dilakukan oleh dokter dan dokter gigi (termasuk dokter dan dokter gigi (termasuk dokter dan dokter gigi spesialis) terhadap pasien dalam spesialis) terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan melaksanakan upaya kesehatan

Page 4: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

BAB IIBAB IIAsas dan Tujuan UU PKAsas dan Tujuan UU PK

Pasal 2Pasal 2Praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila Praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila

dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan dan kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan dan keselamatan pasienkeselamatan pasien

Pasal 3Pasal 3Pengaturan Praktik Kedokteran bertujuan untuk :Pengaturan Praktik Kedokteran bertujuan untuk :a. memberikan perlindungan kepada pasiena. memberikan perlindungan kepada pasienb. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan b. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi, danmedis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi, danc. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, c. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigidokter dan dokter gigi

Page 5: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

Permenkes No 1419/Menkes/Per/IX/2005Permenkes No 1419/Menkes/Per/IX/2005Penyelenggaraan praktik dokter dan dokter gigi Penyelenggaraan praktik dokter dan dokter gigi

Permenkes No. 512/Menkes/Per/IV/2007 Permenkes No. 512/Menkes/Per/IV/2007tentang Ijin Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokterantentang Ijin Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran

Pengaturan/penetapan tata cara registrasi dokter Pengaturan/penetapan tata cara registrasi dokter dan dokter gigi serta dokter dan dokter gigi dan dokter gigi serta dokter dan dokter gigi spesialis, penyelenggaraan praktik kedokteran yang spesialis, penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik, kemitraan dalam hubungan dokter-pasien, baik, kemitraan dalam hubungan dokter-pasien, tata cara penanganan kasus dugaan pelanggarantata cara penanganan kasus dugaan pelanggaran

disiplin, serta pedoman penegakkan disiplin profesi disiplin, serta pedoman penegakkan disiplin profesi kedokteran yang harus ditaati dalam kedokteran yang harus ditaati dalam penyelenggaraan praktik kedokteran merupakan penyelenggaraan praktik kedokteran merupakan tugas KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA tugas KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

Page 6: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

Permenkes No. 1109/Menkes/SK/XI/2001 tentang Permenkes No. 1109/Menkes/SK/XI/2001 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer – Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer –

Alternatif di Fasilitas Pelayanan KesehatanAlternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

DEFINISIDEFINISI

Pengobatan komplementer - alternatif Pengobatan komplementer - alternatif

adalah pelayanan pengobatan non konvensional adalah pelayanan pengobatan non konvensional

dengan berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik dengan berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik

yang belum sepenuhnya diterima dalam yang belum sepenuhnya diterima dalam

kedokteran konvensional dan diperoleh melalui kedokteran konvensional dan diperoleh melalui

pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan,

dan efektifitas yang tinggidan efektifitas yang tinggi

Page 7: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

RUANG LINGKUP PENGOBATAN CAMRUANG LINGKUP PENGOBATAN CAM Intervensi tubuh dan pikiran Intervensi tubuh dan pikiran (Mind and body (Mind and body

interventions) interventions) ; hipnoterapi, meditasi, penyembuhan ; hipnoterapi, meditasi, penyembuhan spiritual dan doa, yogaspiritual dan doa, yoga

Sistem pelayanan pengobatan alternatif Sistem pelayanan pengobatan alternatif (Alternative (Alternative systems of medical practice) systems of medical practice) ; ; akupunkturakupunktur, akupresur, , akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurvedanaturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda

Cara penyembuhan manual Cara penyembuhan manual (Manual healing methods) (Manual healing methods) ; ; chiropractice, healing touchchiropractice, healing touch

Pengobatan farmakologi dan biologi Pengobatan farmakologi dan biologi (Pharmacologic and (Pharmacologic and biologic treatments) biologic treatments) ; pengobatan herbal; pengobatan herbal

Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (Diet (Diet and nutrition for the prevention and treatment of and nutrition for the prevention and treatment of disease)disease); diet makro nutrient, micro nutrient; diet makro nutrient, micro nutrient

Cara lain dalam diagnosa dan pengobatanCara lain dalam diagnosa dan pengobatan (Unclassified (Unclassified diagnostic and treatment methods) diagnostic and treatment methods) ; terapi ozon, ; terapi ozon, hiperbarik, EECP (hiperbarik, EECP (Enchanced External Counter PulsationEnchanced External Counter Pulsation))

Page 8: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN DALAM KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN DALAM PELAYANAN MEDIK KOMPLEMENTER-ALTERNATIFPELAYANAN MEDIK KOMPLEMENTER-ALTERNATIF

1.1. Menyusun peraturan dan kebijakan sebagai dasar Menyusun peraturan dan kebijakan sebagai dasar hukum penyelenggaraan pengobatan hukum penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif, termasuk yang komplementer-alternatif, termasuk yang dilaksanakan oleh tanaga non kesehatandilaksanakan oleh tanaga non kesehatan

2.2. Pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas Pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan diselenggarakan secara pelayanan kesehatan diselenggarakan secara berdampingan (sinergi) dan integrasi dengan berdampingan (sinergi) dan integrasi dengan pengobatan konvensional pengobatan konvensional

3.3. Mendukung penelitian dan pendidikanMendukung penelitian dan pendidikandalam bidang pengobatan komplementer-alternatifdalam bidang pengobatan komplementer-alternatif

4.4. Melaksanakan pembinaan dan pengawasanMelaksanakan pembinaan dan pengawasan

Page 9: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

AKUPUNKTURAKUPUNKTUR

Akupunktur merupakan jenis pengobatan Akupunktur merupakan jenis pengobatan yang tertua dan merupakan bagian dari yang tertua dan merupakan bagian dari Traditional Chinese Medicine (TCM)Traditional Chinese Medicine (TCM)

Di Amerika, Jepang, Korea dan banyak Di Amerika, Jepang, Korea dan banyak negara lain menggolongkan akupunktur negara lain menggolongkan akupunktur dalam Complimentary Alternative dalam Complimentary Alternative Medicine (CAM)Medicine (CAM)

Page 10: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

Akupunktur Akupunktur

Teknik pengobatan dengan menusukkan Teknik pengobatan dengan menusukkan jarum-jarum halus ke titik-titik spesifik di jarum-jarum halus ke titik-titik spesifik di permukaan tubuh untuk menghilangkan permukaan tubuh untuk menghilangkan rasa sakit dan tujuan pengobatan lainrasa sakit dan tujuan pengobatan lain. .

Berasal dari China dan seringnya Berasal dari China dan seringnya dihubungkan dengan Traditional dihubungkan dengan Traditional Chinese MedicineChinese Medicine

Page 11: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

Referensi Pengobatan AkupunkturReferensi Pengobatan Akupunktur

WHO, NCCAM ( WHO, NCCAM ( The National Center for Complementary and AlterThe National Center for Complementary and Alternative Medicinenative Medicine (NCCAM) of the (NCCAM) of the National Institutes of HealthNational Institutes of Health (NIH), the (NIH), the American Medical AssociationAmerican Medical Association (AMA) (AMA) dan beberapa penelitian di beberapa negara ;dan beberapa penelitian di beberapa negara ;

Menyatakan bahwa akupunktur aman bila Menyatakan bahwa akupunktur aman bila dilakukan oleh praktisi pengobatan yang telah dilakukan oleh praktisi pengobatan yang telah terlatih dengan baik, menggunakan jarum-jarum terlatih dengan baik, menggunakan jarum-jarum yang steril dan hasil-hasil studi menunjukkan yang steril dan hasil-hasil studi menunjukkan efektifitas yang baikefektifitas yang baik

Page 12: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

Peraturan AkupunkturPeraturan Akupunktur

UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 47 ayat 147 ayat 1

UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktek UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktek KedokteranKedokteran

Permenkes Nomor 1186/Menkes/Per/XI/1986 Permenkes Nomor 1186/Menkes/Per/XI/1986 tentang pemanfaatan Akupunktur di Sarana tentang pemanfaatan Akupunktur di Sarana Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan

Kepmenkes Nomor 1277/Menkes/SK/VIII/2003 Kepmenkes Nomor 1277/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Tenaga Akupunktur.tentang Tenaga Akupunktur.

Page 13: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

Peraturan AkupunkturPeraturan Akupunktur

Kepmenkes No. 1277/Menkes/SK/VIII/2003tentang Kepmenkes No. 1277/Menkes/SK/VIII/2003tentang Tenaga Akupunktur.Tenaga Akupunktur.

1.1.Tenaga Akupunktur lulusan D3 Akupunktr Tenaga Akupunktur lulusan D3 Akupunktr Tenaga Kesehatan dalam kelompok Keterapian FisikTenaga Kesehatan dalam kelompok Keterapian Fisik2.2.Akupunktur memiliki standar profesi (standar Akupunktur memiliki standar profesi (standar pelayanan akupunktur di RS, Puskesmas, Klinik, pelayanan akupunktur di RS, Puskesmas, Klinik, Perorangan.)Perorangan.)

Page 14: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

Jenjang Pendidikan Akupunktur di IndonesiaJenjang Pendidikan Akupunktur di Indonesia

Spesialisasi Spesialisasi D-3D-3 Kursus-kursus/Pelatihan Kursus-kursus/Pelatihan

Page 15: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

Organisasi Profesi AkupunkturOrganisasi Profesi Akupunktur

Perhimpunan Dokter Spesialis Akupunktur Indonesia (PDAI) Perhimpunan Dokter Spesialis Akupunktur Indonesia (PDAI) sudah diakui IDI sebagai Organisasi Profesisudah diakui IDI sebagai Organisasi Profesi

Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT) Tradisional Timur (PDPKT)

sudah diakui IDI sebagai perhimpunan seminatsudah diakui IDI sebagai perhimpunan seminat

Persatuan Akupunktur Seluruh Indonesia (PAKSI)Persatuan Akupunktur Seluruh Indonesia (PAKSI)

Page 16: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

REGISTRASI BERDASARKAN KOMPETENSI

STR

SIP

StandarKompetensi

SertifikatKompetensi

OP (Kolegium )

KonsilKedokteran

SE

RT

IFIK

AS

I

Psl 29, ayat 3, point d: Syarat surat tanda registrasi dokter

Memiliki sertifikat kompetensi Penjelasan Pasal: Huruf d Sertifikat kompetensi dikeluarkan oleh

kolegium yang bersangkutan.

Pasal 7, ayat 1, point 2: Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai

tugas mengesahkan standar pendidikan profesi dokter-;

Pasal 8, point 3: Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai

wewenang mengesahkan standar kompetensi dokter-;

StandarPendidikan

Pasal 26, ayat 2, point b:Standar pendidikan profesi kedokteran- untuk pendidikan profesi dokter spesialis- disusun oleh kolegium kedokteran. Pasal 8, point 3:

Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai wewenang mengesahkan standar kompetensi dokter-;

Dr SpesialisDr Umum

/PDSp

Uji kompetensi

Page 17: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NO. 1109/MENKES/PER/IX/2007 TENTANG

PENYELENGGARAAN PENGOBATAN KOMPLEMENTER-ALTERNATIF

TenagaTenaga PerizinanPerizinan Fasilitas pelayananFasilitas pelayanan Ruang lingkup pelayananRuang lingkup pelayanan

Page 18: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

TENAGA PELAYANAN TENAGA PELAYANAN

PENGOBATAN KOMPLEMENTER-ALTERNATIFPENGOBATAN KOMPLEMENTER-ALTERNATIF

Dokter, dokter gigi, dan tenaga Dokter, dokter gigi, dan tenaga kesehatan lainnya dengan kesehatan lainnya dengan pendidikan terstruktur dalam bidang pendidikan terstruktur dalam bidang pengobatan komplementer-alternatifpengobatan komplementer-alternatif

Focal point pengobatan Focal point pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan adalah dokterpelayanan kesehatan adalah dokter

Page 19: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

REGISTRASI DAN PERIZINAN REGISTRASI DAN PERIZINAN

TENAGA PELAKSANATENAGA PELAKSANA

Registrasi diatur oleh Dinas Kesehatan Registrasi diatur oleh Dinas Kesehatan Propinsi Propinsi Perizinan diatur oleh Dinas Kesehatan Perizinan diatur oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/ KotaKabupaten/ Kota Tenaga Kesehatan Asing hanya dapat Tenaga Kesehatan Asing hanya dapat

bekerja dengan prinsip alih teknologi dan bekerja dengan prinsip alih teknologi dan

harus didampingi oleh Tenaga Kesehatan harus didampingi oleh Tenaga Kesehatan WNIWNI

Page 20: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

FASILITAS PELAYANAN KESEHATANFASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

a. Pelayanan pengobatan komplementer-alternatif a. Pelayanan pengobatan komplementer-alternatif dapat dilaksanakan secara sinergi dan atau dapat dilaksanakan secara sinergi dan atau terintegrasi dan mandiri di fasilitas pelayanan terintegrasi dan mandiri di fasilitas pelayanan kesehatankesehatan

b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dapat b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dapat digunakan untuk melaksanakan pelayanan digunakan untuk melaksanakan pelayanan pengobatan komplementer-alternatif :pengobatan komplementer-alternatif :

– RS PendidikanRS Pendidikan– RS KhususRS Khusus– RS Non PendidikanRS Non Pendidikan– RS SwastaRS Swasta– Praktek PeroranganPraktek Perorangan– Praktek BerkelompokPraktek Berkelompok– PuskesmasPuskesmas

c. c. Fasilitas pelayanan kesehatan yang tersebut di Fasilitas pelayanan kesehatan yang tersebut di atas harus memiliki ijin penyelenggaraan fasilitas atas harus memiliki ijin penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatanpelayanan kesehatan

Page 21: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

PENERAPAN PENGOBATAN KOMPLEMENTER-ALTERNATIF PENERAPAN PENGOBATAN KOMPLEMENTER-ALTERNATIF DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATANDI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Dilaksanakan secara sinergi dan atau terintegrasiDilaksanakan secara sinergi dan atau terintegrasi

Pengobatan komplementer-alternatif dapat dilaksanakan di Pengobatan komplementer-alternatif dapat dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan apabila aman, bermanfaat, fasilitas pelayanan kesehatan apabila aman, bermanfaat, bermutu dan terjangkaubermutu dan terjangkau

Dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan ; Dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan ; yaitu dengan melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, yaitu dengan melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa, terapi, dan proses rujukan.pemeriksaan penunjang, diagnosa, terapi, dan proses rujukan.

Pelayanan pengobatan komplementer-alternatif hanya dapat Pelayanan pengobatan komplementer-alternatif hanya dapat menggunakan peralatan yang aman bagi kesehatan dan sesuai menggunakan peralatan yang aman bagi kesehatan dan sesuai dengan metode/ keilmuannya dengan metode/ keilmuannya

Penggunaan obat dan alat dalam pelayanan pengobatan Penggunaan obat dan alat dalam pelayanan pengobatan komplementer - alternatif harus memenuhi standar dan/atau komplementer - alternatif harus memenuhi standar dan/atau persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlakupersyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Hasil pelayanan didokumentasikan sesuai ketentuan rekam Hasil pelayanan didokumentasikan sesuai ketentuan rekam medis ; dan diharapkan ditindaklanjuti menjadi suatu penelitian medis ; dan diharapkan ditindaklanjuti menjadi suatu penelitian berbasis pelayananberbasis pelayanan

Page 22: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

KELOMPOK KERJA PELAYANAN PENGOBATAN KOMPLEMENTER-ALTERNATIF

(SK Dirjen Bina Yanmed No. HK.03.05/II/1245/07)(SK Dirjen Bina Yanmed No. HK.03.05/II/1245/07)

TUGAS UTAMA POKJATUGAS UTAMA POKJA Memberikan masukan kepada Direktur Jenderal Bina Memberikan masukan kepada Direktur Jenderal Bina

Pelayanan Medik tentang pengaturan pelayanan Pelayanan Medik tentang pengaturan pelayanan pengobatan komplementer-alternatif untuk pengambilan pengobatan komplementer-alternatif untuk pengambilan langkah-langkah kebijakan dan rekomendasi bagi penentu langkah-langkah kebijakan dan rekomendasi bagi penentu kebijakan tertinggi kebijakan tertinggi

Menyusun langkah strategi, standar, pedoman pelayanan Menyusun langkah strategi, standar, pedoman pelayanan berkaitan dengan pelayanan pengobatan komplementer-berkaitan dengan pelayanan pengobatan komplementer-alternatifalternatif

Memfasilitasi pemenuhan sarana, prasarana dan fasilitas Memfasilitasi pemenuhan sarana, prasarana dan fasilitas

bagi kelancaran tugas bagi kelancaran tugas

Melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas Melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor maupun dengan stake holders terkaitsektor maupun dengan stake holders terkait

Page 23: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

PENELITIAN BERBASIS PELAYANAN DALAM SINERGI PENELITIAN BERBASIS PELAYANAN DALAM SINERGI PELAYANAN MEDIK PELAYANAN MEDIK

KOMPLEMENTER - ALTERNATIFKOMPLEMENTER - ALTERNATIF

Penelitian dalam bidang pengobatan komplementer-Penelitian dalam bidang pengobatan komplementer-alternatif alternatif sangat penting untuk menilai kelayakan sangat penting untuk menilai kelayakan jenis pengobatan&metoda yang dilaksanakan jenis pengobatan&metoda yang dilaksanakan terutama untuk jenis pengobatan yang belum terutama untuk jenis pengobatan yang belum sepenuhnya diakui sepenuhnya diakui bahan pengkajian untuk Pokjabahan pengkajian untuk Pokja

1.1.PENELITIAN: PENELITIAN: Untuk meneliti keamanan, efektivitas, dan cost Untuk meneliti keamanan, efektivitas, dan cost effectiveness dalam rangka menuju penelitian secara effectiveness dalam rangka menuju penelitian secara EBMEBM

2.2.PENELITIAN BERBASIS PELAYANAN :PENELITIAN BERBASIS PELAYANAN :Menggunakan data hasil pelayanan yang telah Menggunakan data hasil pelayanan yang telah dilaksanakan ; diarahkan untuk menjadi data awal dilaksanakan ; diarahkan untuk menjadi data awal pengkajian pengobatan komplementer-alternatif yang pengkajian pengobatan komplementer-alternatif yang aman, bermanfaat, bermutu, dan terjangkauaman, bermanfaat, bermutu, dan terjangkau

Page 24: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

3.3. Pelaksana pelayanan pengobatan Pelaksana pelayanan pengobatan komplementer-alternatif agar melaksanakan komplementer-alternatif agar melaksanakan pencatatan hasil pelayanan dan pencatatan hasil pelayanan dan pengumpulan data untuk penelitian berbasis pengumpulan data untuk penelitian berbasis pelayanan yang telah dilaksanakanpelayanan yang telah dilaksanakan

4.4. Data di atas akan dapat dijadikan bahan bagi Data di atas akan dapat dijadikan bahan bagi Pokja untuk pengkajian kelayakan jenis dan Pokja untuk pengkajian kelayakan jenis dan kelayakan obat / alat yang digunakan dalam kelayakan obat / alat yang digunakan dalam pengobatan komplementer-alternatif pengobatan komplementer-alternatif

5.5. Pelaksana pelayanan Pelaksana pelayanan membentuk membentuk perhimpunan / organisasi profesi perhimpunan / organisasi profesi melaksanakan penelitian berbasis pelayanan melaksanakan penelitian berbasis pelayanan data penelitian dikumpulkan untuk bahan data penelitian dikumpulkan untuk bahan pengkajianpengkajian

Page 25: Kebijakan Presentasi Rscm Dir

KESIMPULANKESIMPULAN

Regulasi dokter dengan praktek akupunktur Regulasi dokter dengan praktek akupunktur mengikuti ketentuan hukum Undang-Undang mengikuti ketentuan hukum Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004 Praktik Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004 dan Permenkes No. 1109/2007 dan Permenkes No. 1109/2007

Diperlukan dukungan dari semua pihak, Diperlukan dukungan dari semua pihak, utamanya Dinas Kesehatan, organisasi utamanya Dinas Kesehatan, organisasi profesi, dan para praktisi untuk bekerja profesi, dan para praktisi untuk bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dalam sama dengan Departemen Kesehatan dalam hal registrasi dan perizinan serta pembinaan hal registrasi dan perizinan serta pembinaan dan pengawasan praktik pengobatan dan pengawasan praktik pengobatan komplementer-alternatif oleh tenaga mediskomplementer-alternatif oleh tenaga medis

Page 26: Kebijakan Presentasi Rscm Dir