presentasi anor fix
TRANSCRIPT
TEORI IKATAN VALENSI
Who is this ??
How About this?
Pada tahun 1930 Linus Pauling mengembangkan teori ikatan Valensi
“Senyawa koordinasi dianggap terbentuk dari reaksi Asam-Basa Lewis melalui ikatan kovalen koordinasi”
Orbital di berbagai kulit elektron (diberi huruf s, p, d, dan f) dapat dihibridasi secara matematik, menghasilkan ikatan terarah yang teramati dalam senyawa kimia.
Bilangan Koordinasi, Struktur Kompleks dan Hibridisasi
Teori Ikatan Valensi• Struktur senyawa koordinasi berhubungan
erat dengan susunan ruang dari orbital atom pusat yang digunakan dalam pembentukan ikatan
Contoh• Ion [Ag(CN)2]-,
Atom pusat : Ag
Konfigurasi elektron Ag+ : [Kr] 4d10 5s0 5p0
ligan CN- : Mendonorkan 2 PEB
Ag+ : [Kr] 4d10 5s0 5p0
2 peb 2 ligan CN-
Maka ikatan Ag-C akan memiliki panjang yang beda
Ikatan yang menempati orbital 5s akan lebih pendek dibandingkan ikatan yang menggunakan orbital p
[NC Ag CN]-
• Ion [NiCl4]2-
Atom pusat : Ni
Konfigurasi elektron Ni2+ : [Ar] 3d8 4s0 4p0
ligan Cl- : Mendonorkan 4 PEB
Ni2+ : [Ar] 3d8 4s0 5p0
4 peb 4 ligan Cl-
Cl Cl
Ni
Cl Cl
Fakta Experimen• 4 ikatan Ni-Cl yang ada sama panjang, 227 pm
Cl Cl
Ni
Cl Cl
Bahwa, Pembentukan ikatan antara ion Ni2+ dengan 4 ligan Cl- tidak menggunakan orbital 4s dan 3 orbital 4p yang ada, melainkan
menggunakan 4 orbital yang sama jenis dan tingkat energinya dan posisi mengarah pada pojok tetrahedral
So.....
Hibridisasi adalah proses pembentukan orbital-orbital hibrida dengan tingkat energi yang sama melalui kombinasi linear dari orbital-orbital atom yang berbeda dengan tingka energi yang
berbeda pula
Struktur senyawa koordinasi dengan bilangan koordinasi
Hibridisasi Orbital atom yang terlihat
Jumlah dna jenis orbital hibrida yang terbentuk
Susunan dalam ruang
Sp
Sap2
Sp3
Dsp2
Dsp3 atau sp3d
D2sp3 atau sp3d2
Pembentukan Senyawa Kompleks Tanpa Melibatkan Proses Eksitasi
Langkah-langkah yang diperlukan :
1. Menuliskan konfigurasi elektron dari atom pusat pada keadaan dasar
2. Menuliskan konfigurasi elektron dari atom pusat pada keadaan hibridisasi
3. Menuliskan konfigurasi elektron dari atom pusat sesudah adanya donasi PEB dari ligan-ligan
[ Ag(CN)2 ]_
Ion Ag+ : [Kr]Keadaan dasar
Hibridisasi sp
2 PEB dari 2 ligan CN-
4d 5s 5p
Ion Ag+ : [Kr]Hibridisasi
Ion Ag+ : [Kr]Dalam [Ag(CN)2]-
[ AgBr(PPh3)2 ]
Ion Ag+ : [Kr]Keadaan dasar
Hibridisasi sp2
3 PEB dari 1 ligan Br- dan 2 ligan PPh3
4d 5s
5p
Ion Ag+ : [Kr]Hibridisasi
Ion Ag+ : [Kr]Dalam [AgBr(PPh3)2]-
[ NiCl4 ]2_
Ion Ni2+ : [Ar]Keadaan dasar
Hibridisasi sp3
4 PEB dari 4 ligan Cl-
4d 4s
4p
Ion Ni2+ : [Ar]Hibridisasi
Ion Ni2+ : [Ar]Dalam [NiCl4]2-
[ CuCl5 ]3_
Ion Cu2+:[Ar]Keadaan dasar
Hibridisasi sp3d
5 PEB dari 5 ligan Cl-
3d 4s 4p
Ion Cu2+:[Ar]Hibridisasi
Ion Cu2+ : [Ar]Dalam [CuCl5]3-
4d
[ FeCl6 ]3_
Ion Fe3+ : [Ar]Keadaan dasar
Hibridisasi sp3d2
6 PEB dari 6 ligan Cl-
3d 4s 4p
Ion Fe3+ : [Ar]Hibridisasi
Ion Fe3+ : [Ar]Dalam [FeCl6]3-
4d
[ CoF6 ]3_
Ion Co3+ : [Ar]Keadaan dasar
Hibridisasi sp3d3
6 PEB dari 6 ligan F-
3d 4s 4p
Ion Co3+ : [Ar]Hibridisasi
Ion Co3+ : [Ar]Dalam [CoF6]3-
4d
Pembentukan Senyawa Kompleks dengan Melibatkan Proses Eksitasi
Apa itu eksitasi????
Dalam menjelaskan pembentukan senyawa kompleks atau kompleks yang melibatkan proses eksitasi, langkah-langkah yang diperlukan
adalah :
1. Menuliskan konfigurasi elektron dari atom pusat pada keadaan dasar
2. Menuliskan konfigurasi elektron dari atom pusat pada keadaan eksitasi
3. Menuliskan konfigurasi elektron dari atom pusat pada keadaan hibridisasi
4. Menuliska konfigurasi elektron dari atom pusat sesudah adanya donasi PEB dari ligan-ligan
Contoh• Ni ()
Ion Ni 2+ (keadaan dasar) : [Ar]
Ion Ni 2+ (eksitasi ) : [Ar]
Ion Ni 2+ (hibridisasi): [Ar]
Ion Ni2+ dalam [Ni(CN)4]2- : [Ar]
Bareng2 ya…• [Cu(NH3)4]2+
…….
……
Kompleks dengan Orbital Dalam dan Orbital Luar
Cth :
[CoF6]3- dengan [Fe(CN)6]3-
Liat hibridisasinya…
Klo Co sp3d2…
Klo Fe d2sp3…
• Jdi yang Fe kompleks dengan orbital dalam
dan• Co kompleks dengan orbital luar
Dibandingkan dengan apa dulu.
Coba…[CuCl5]3- dan Fe(CO)5]
Hibridisasinya…
[CuCl5]…….
Fe (CO)5……
Jdi yg kompleks dengan orbital dalam …….
Dan
Kompleks dengan orbital luar…
Pembentukan ikatan kovalen koordinasi antara atom pusat dengan ligan
Eksitasi
Pemasangan elektron-elektron
Faktor yang mempengaruhi eksitasi
- Jenis ligan
- Jenis atom pusat
- Struktur dari kompleksnya
tergantung pada kemagnetan dari
kompleks
Pemasangan elektron
Prinsip Keelektronetralan
Ikatan balik
PRINSIP kEELEKTRONETRALAN
Kecenderungan atom pusat dalam kompleks untuk memiliki muatan formal yang harganya nol atau negatif rendah.
Fungsi
untuk menerangkan penyebab kestabilan suatu kompleks
Pembentukan ikatan balik
Teori ikatan valensi
Teori orbital molekul
Sifat Magnetik Senyawa Kompleks
p y = m.v y
Ket :
P = momentum linear
M = massa elektron
V = kecepatan gerak elektron
P (-y) = m.v (-y)
Ket :
P (-y) = momentum linear
elektron searah sumbu -y
M = massa elektron
v (-y) = kecepatan gerak
elektron searah
sumbu -y
Lz = Py . lx = m . Vy . lx
Ket :
Lz = momentum sudut searah sumbu z
lx = jarak elektron ke inti atom
Lz = P(-y) . lx = m . V(-
y) . lx
Momen magnetik elektron yang mengorbit inti atom pada bidang xy :
• Berlawanan arah
• Searah dengan jarum jam
Rotasi elektron di sekitar sumbu rotasinya :
• Berlawanan arah
• Searah jarum jam
Momen magnetik efektif (µe):
momen magnetik terukur yang dimiliki oleh suatu kompleks
• Kompleks bersifat diamagnetik :
kompleks yang memiliki momen magnetik efektif berharga nol
• Kompleks bersifat paramagnetik :
kompleks yang memiliki harga momen magnetik efektif lebih besar dari nol
Pengaruh medan magnetik eksternal terhadap zat yang bersifat paramagnetik :
• Momen magnetik spin (µs):
momen magnetik yang hanya ditimbulkan akibat rotasi elektron- elektron di sekitar sumbu rotasinya
µs = [n(n+2)]½ket :
n = jumlah elektron tak berpasangan
Kelemahan Teori Ikatan Valensi
• Tidak dapat menjelaskan gejala perubahan kemagnetan senyawa kompleks karena perubahan temperatur
• Tidak dapat menjelaskan warna atau spektra senyawa kompleks
• Tidak dapat menjelaskan kestabilan senyawa kompleks