presentasi analisis transaksional
TRANSCRIPT
PRESENTASI ANALISIS TRANSAKSIONAL
1. Pengertian Analisis Transaksional
Analisis transaksional adalah psikoterapi transaksional yang bisa digunakan dalam
terapi individual. Analisis transaksional adalah terapi kontraktual dan decisional. Kontraktual
dan decisional berarti bahwa sebelum terapi berlangsung, dibuat kontrak dan dalam kontrak itu
dinyatakan bahwa pembuat keputusan dan pilihan-pilihan baru adalah klien sendiri.
Fokus utama dari terapi ini adalah penelusuran putusan-putusan awal dari klien yang
menghambat kepribadiannya, lalu dibantu untuk membuat putusan-putusan baru yang lebih
sehat dan bisa mengubah cara hidupnya. Aspek yang ditekankan adalah kognitif-rasional-
behavioral. Pertama-tama yang diubah adalah pikiran atau pola pikir klien. Dan diharapkan
setelah pola pikir itu berubah, perilakunya pun bisa berubah. Contoh: Seorang perempuan yang
mendapat perlakuan tidak baik dari bapaknya dan dari mantan pacarnya, lalu membuat
generalisasi dipikirannya bahwa semua pria itu jahat. Akibat pikirannya ini, ia menjadi antipati
terhadap pria dan tidak mau menjalin hubungan dengan pria. Dengan bantuan terapi analisis
transaksional, perempuan ini dibantu untuk mengubah pola pikir lamanya itu dengan pola pikir
yang baru bahwa tidak semua pria itu jahat.
2. Sifat Terapi
Terapi ini bersifat kontraktual dan decisional. Kontraktual berarti ada perjanjian
yang dibuat antara terapis dan klien sebelum terapi. Decisional berarti pembuat keputusan ada
pada diri klien itu sendiri. Terapis hanya membantu.
3. Asumsi Dasar
Yang dimaksud dengan asumsi adalah anggapan dasar dari terapi ini. Terapi ini
beranggapan atau berasumsi bahwa manusia itu bisa membuat keputusan-keputusan baru yang
berasal dari dirinya sendiri. Artinya, setiap orang itu bisa memahami putusan-putusan masa
lalunya yang menghambat perkembangan dirinya lalu memilih untuk memutuskan ulang atau
membuat putusan-putusan baru yang lebih sehat
4. Konsep-konsep Dasar
4.1. Pandangan tentang Manusia
Analisis Transaksional ini berakar pada suatu filsafat yang antideterministik. Terapi
ini berpandangan bahwa kehidupan manusia bukanlah sesuatu yang telah ditentukan
(antideterministik). Artinya, Putusan-putusan masa lalunya bukan penentu akhir
kehidupannya dimasa kini. Manusia itu tidak dikuasai oleh putusan-putusan atau pilihan-
pilihan masa lalunya, tapi ia bisa mengubah putusan-putusan atau pilihan-pilihan masa
lalunya itu dengan putusa-putusan atau pilihan-pilihan baru yang lebih baik. Bila putusan-
putusan masa lalunya itu ternyata menghambat perkembangan dirinya, maka putusan itu
perlu diubah. Manusia itu mampu memahami putusan masa lalunya dan mampu membuat
pilihan untuk memutuskan ulang atau membuat putusan baru. Manusia mempunyai
kebebasan dan kesanggupan untuk memilih.
4.2. Perwakilan Ego
Analisis transaksional adalah suatu sistem terapi yang berlandaskan teori
kepribadian yang menggunakan tiga pola tingkah laku atau perwakilan ego yang terpisah:
1. Ego Orang Tua: adalah bagian dari kepribadian yang menunjukkan sifat-sifat orang tua
seperti empatik, penuh pengertian tapi juga cenderung menasihati, menggurui dan
mengkritk. Jika ego orang tua dialami kembali, maka ketika kita berhadapan dengan orang
lain, kita akan merasa dan bertindak terhadap orang lain sama dengan perasaan dan
tindakan orang tua kita terhadap kita. Ego orang tua sendiri terdiri atas dua: orang tua
pemelihara dengan ciri-ciri sifat empatik dan penuh pengertian, dan orang tua pengkritik
yang ditandai dengan ciri-ciri menggurui, menasihati serta mengkritik.
2. Ego orang Dewasa: bagian dari kepribadian yang bersifat objektif, mengolah terlebih
dahulu data dan informasi, tidak menghakimi, bekerja dengan fakta.. Ia menjadi bagian dari
kepribadian yang mengetahui apa yang sedang terjadi. Ia tidak emosional dan tidak
menghakimi, tetapi menangani fakta-fakta dan kenyataan eksternal. Berdasarkan informasi
yag tersedia, ego orang dewasa menghasilkan pemecahan yang paling baik bagi masalah
tertentu.
3. Ego Anak: bagian dari kepribadian yang menunjukkan sifat impulsif, tak terlatih, spontan,
ekspresif, manipulatif, kreatif, intuitif. Terdapat tiga jenis ego anak. Pertama, “anak
alamiah” yang ditandai dengan cirri-ciri: impulsif, tak terlatih, spontan dalam
mengungkapkan perasaan dan keinginannya baik perasaan positif maupun negatif dan
ekspresif. Kedua, “profesor cilik” cirri-cirinya: arif, kreatif, intuitif dan manipulatif. Ketiga,
“anak yang disesuaikan” yang merupakan modifikasi dari anak alamiah. “anak yang
disesuaikan sendiri bisa mengambil bentuk sebagai anak yang penurut atau sebagai anak
yang pemberontak. Sebagai anak penurut, ia akan melakukan apa yang dikehendaki orang
lain, bukan kehendaknya sendiri. Sebagai anak pemberontak, ia akan melakukan apa yang
bertentangan dengan kehendak orang lain.
4.3. Empat Posisi Dasar Hidup
Ada empat posisi dasar atau sikap hidup seseorang menurut pandangan AT yaitu:
1. Saya OK – Kamu OK: dalam posisi ini, orang merasa seperti pemenang (saya OK) dan bisa
menjalin hubungan langsung yang terbuka dengan orang lain. Dalam posisi ini, seseorang
yang merasa seperti pemenang (saya OK), pun akan menunjukkan pengakuan dan melihat
orang lain memiliki hak yang sama dengan dirinya (Kamu OK).
2. Saya OK – Kamu tidak OK: adalah posisi orang yang melimpahkan masalahnya kepada
orang lain, menyalahkan orang lain, mengkambing hitamkan orang lain. Dalam posisi ini
seseorang dapat mencapai posisi saya OK dengan jalan menyalahkan orang lain,
mengkambing hitamkan orang lain, menyalahkan orang lain.
3. Saya tidak OK – Kamu OK: adalah posisi orang yang mengalami depresi dan tidak berdaya
dihadapan orang lain. Dalam posisi ini, seseorang biasanya merasa tidak punya kekuatan
dibandingkan orang lain.
4. Saya tidak OK – Kamu tidak OK: adalah posisi orang-orang yang menyingkirkan semua
harapan, yang kehilangan minat, dan melihat hidup tidak lagi mengandung harapan. Karena
hidup tidak mengandung harapan, maka orang lain pun tidak bisa diandalkan untuk
memberikan harapan. Orang lain pun sama dengan diri saya, tidak memiliki harapan.
4.4. Tujuan Terapi AT
Tujuan dari terapi analisis transaksional adalah membantu klien dalam membuat
putusan-putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya.
Menurut Haris tujuan dari terapi analisis transaksional adalah membantu individu
memiliki kebebasan memilih, kebebasan mengubah keinginan, kebebasan mengubah
respon-respon terhadap stimulus-stimulus yang lazim maupun yang baru. Menurut Berne
tujuan terapi AT adalah pencapaian otonomi yang diwujudkan oleh penemuan kembali
tiga karakteristik: kesadaran, spontanitas, dan keakraban. Sedangkan menurut James dan
Jongeword tujuanya adalah pencapaian otonomi yang berarti individu itu bisa mengatur
diri, menentukan nasib sendiri, memikul tanggung jawab atas tindakan-tindakan dan
perasaan-perasaan sendiri, serta membuat pola-pola yang tidak relevan dan tidak pantas
bagi kehidupan disini dan sekarang.
4.5. Fungsi dan Peran Terapis
Fungsi dan peran terapis adalah:
1. Menerangkan konsep-konsep seperti analisis struktural, analisis transaksional, analisis
skenario, dan analisis permainan. .
2. Mambantu klien dalam menemukan kondisi-kondisi masa lampau yang merugikan
yang menyebabkan klien membuat putusan-putusan dini tertentu, memungut rencana-
rencana hidup dan mengembangkan strategi-strategi yang telah digunakaannya dalam
menghadapi orang lain yang sekarang barangkali ingin dipertimbangakannya.
3. Membantu klien memperoleh kesadaran yang lebih realistis dan mencari alternative-
alternatif guna menjalani hidup yang lebih otonom.
4. Menggunakan pengetahuannya untuk menunjang klien dalam hubungannya dengan
suatu kontrak spesifik yang jelas yang diprakarsai oleh klien.
5. Membantu klien memperoleh perangkat yang diperlukan bagi perubahan.
4.6. Syarat Menjadi Klien Terapis AT
Untuk menjadi klien dari terapi analisis transaksional, seseorang harus memiliki
kesanggupan dan kesediaan untuk memahami dan menerima suatu kontrak terapi . Selain
itu, ia pun harus mau untuk berperan aktif dalam proses terapi.
4.7. Peran Klien Terapi AT
Peran klien dalam proses terapi selain aktif dalam proses terapi, ia pun harus
mempelajari dasar-dasar ego orang tua, ego orang dewasa dan ego anak.
4.8. Hubungan antara Terapis dan Klien
Hubungan yang terjadi antara terapis dan klien didasarkan pada kontrak yang dibuat
diawal terapi. Dalam kontrak menyiratkan bahwa klien adalah agen yang aktif dalam
proses terapi. Karena itu proses terapi tidak hanya mengandalkan keaktifan terapis tapi
juga keaktifan klien. Terapis dan klien sama-sama aktif dalam proses terapi. Melalui
hubungan yang kontraktual ini pula membuat klien diposisikan sebagai rekan dari sang
terapis.
5. Teknik-teknik Terapi
5.1. Analisis Struktural
Analisis struktural adalah alat yang membantu klien agar menjadi sadar atas isi fungsi ego
orang tua, ego orang dewasa, dan ego anaknya. Dua tipe masalah yang diselidiki melalui
analisis struktural adalah pencemaran dan penyisihan. Pencemaran terjadi apabila perwakilan
ego yang satu bercampur dengan isi perwakilan ego lainnya. Penyisihan terjadi apabila ego
anak yang tersisih bisa merintangi ego orang tua, atau apabila ego orang tua yang tersisih
merintangi ego anak. Penyisihan terjadi apabila garis-garis batas ego yang kaku tidak
memungkinkan gerakan bebas.
5.2. Analisis Transaksional
Pada dasarnya, analisis transaksi adalah deskripsi dari apa yang dilakukan dan dikatakan oleh
individu itu sendiri dan orang lain yang menjadi lawan bicara. Apa yang terjadi antara individu dalam
transaksi antar perwakilan ego, ketika pesan disampaikan dan respon yang diberikan, dapat
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu : transaksi komplementer, transaksi silang, dan transaksi
terselubung. Transaksi komplementer terjadi apabila pesan yang disampaikan suatu perwakilan ego
memperoleh respon yang diinginkan dari perwakilan ego lainnya. Transaksi komplementer ini
merupakan jenis transaksi terbaik dalam komunikasi antar individu. Transaksi silang terjadi apabila
pesan yang disampaikan salah satu perwakilan ego tidak mendapat respon yang sewajarnya
atau tidak mendapat respon sesuai yang diharapkan oleh yang menyampaikan pesan
(komunikator). Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya komunikasi antarpribadi
karena kesalahan dalam memberikan makna pesan. Orang yang menyampaikan pesan
(komunikator) tidak menghendaki jawaban yang disampaikan lawan bicara, sehingga terjadi
kesalah pahaman bahkan konflik antar pribadi. Transaksi terselubung terjadi apabila lebih dari
satu perwakilan ego terlibat serta seseorang menyampaikan pesan terselubung kepada
seseorang yang lainnya.
5.3. Metode-metode Didaktik
Metode didaktik mengupayakan perubahan dalam pola pikir klien dengan cara belajar dan
mengajar. Klien bisa mengikuti bengkel-bengkel kerja khusus, mengikuti konferensi-
konferensi, membaca berbagai buku yang berkaitan dengan analisis transaksional, serta
mengikuti pendidikan-pendidikan yang berkaitan dengan analisis transaksional.
5.4. Kursi kosong
Teknik kursi kosong bisa digunakan oleh orang-orang yang mengalami konflik-konflik
internal yang hebat guna memperoleh focus yang lebih tajam dan pegangan yang kongret bagi
upaya pemecahan. Menurut McNeel teknik ini adalah alat yang efektif untuk membantu klien
dalam memecahkan konflik-konflik masa lampau dengan orang tuanya atau dengan orang-
orang lainnya yang ada di lingkungan tempat dia dibesarkan. Prosedur atau tata cara yang biasa
dilakukan adalah klien diminta untuk membayangkan bahwa seseorang tengah duduk di sebuah
kursi dihadapannya dan mengajaknya berdialog dengan orang itu. Klien diberikan kesempatan
untuk menyatakan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan dan sikap-sikapnya selama dia
menjalankan peran-peran perwakilan egonya.
5.5. Permainan Peran
Bermain peran biasanya digunakan dalam terapi kelompok yang melibatkan orang lain
juga. Anggota kelompok lain dapat berperan sebagai perwakilan ego yang bermasalah dengan
klien. Dalam kegiatan ini klien berlatih dengan anggota kelompok untuk bertingkah laku sesuai
dengan apa yang akan diuji coba di dunia nyata. Variasi lain dapat dilakukan dengan melebih-
melebihkan karakteristik perwakilan tertentu untuk melatih reaksi tingkah laku saat ini
terhadap perwakilan ego tertentu.
5.6. Percontohan Keluarga
Percontohan keluarga adalah suatu teknik yang berguna bagi penanganan orang tua yang
konstan, orang dewasa yang konstan, atau anak yang konstan. Klien diminta untuk
membayangkan suatu adegan yang melibatkan sebanyak mungkin orang yang berpengaruh
dimasa lampau, termasuk dirinya sendiri. Klien menjadi sutradara, produser dan aktor. Dia
menetapkan situasi dan menggunakan para anggota kelompok sebagai pemeran sebagai
pemeran-pemeran para anggota keluarga serta menempatkan mereka pada situasi yang
dibayangkannya.
5.7. Analisa Upacara, Hiburan, dan Permainan
Analisis transaksi-transaksi mencangkup pengenalan terhadap upacara-upacara (ritual-
ritual), hiburan-hiburan, dan permainan-permainan yang digunakan dalam menyusun
waktunya. Penyusunan waktu adalah bahan yang penting bagi diskusi dan pemeriksaan karena
ia merefleksikan putusan-putusan tentang bagaimana menjalankan transaksi dengan orang lain
dan memperoleh belaian. Orang yang menyusun waktunya terutama dengan upacara-upacara
dan hiburan-hiburan boleh jadi kekurangan belaian dan karenanya dia kekurangan keakraban
dalam transaksinya dengan orang lain. Karena teransaksi-transaksi ritual dan hiburan memiliki
nilai belaian yang rendah, maka trekasaksi sosial yang dilakukan oleh orang itu bisa
mengakibatkan keluhan-keluhan seperti kehampaan, kejenuhan, kekurang gairahan, merasa tak
dicintai, dan merasa tak bermakana.
5.8. Analisa Permainan dan Ketegangan
Analisis permainan-permainan dan ketegangan adalah suatu aspek yang penting bagi
pemahaman sifat transaksi-transaksi dengan orang lain. Berne (1964) menjabarkan permainan
sebagai “ rangkaian transaksi terselubung komplementer yang terus berlangsung menuju hasil
yang didefinisikan dengan baik dan dapat diprakirakan”. Hasil dari kebanyakan permainan
adalah perasaan tidak enak yang dialami oleh pemain. Rasa tidak enak ini bisa menimbulkan
ketegangan.
Penipuan adalah suatu perasaan tidak enak yang telah lama dikenal sama halnya dengan
perasaan-perasaan menyesal, berdosa, takut. Penipuan inilah yang menyebabkan ketegangan
dalam diri individu. Untuk lebih jelasnya kita berikan contoh: seorang siswa yang ditunjuk
gurunya untuk menjawab pertanyaan dari guru. Dalam diri siswa itu mungkin saja timbul suatu
ketegangan. Ketegangan yang disebabkan apabila ia salah memberi jawaban, maka menurut
pemikirannya, ia pasti dimarahi oleh gurunya (padahal belum tentu dimarahi).
Dalam analisis permainan, seseorang yang mengalami ketegangan, mengajak orang lain
untuk memainkan peran tertentu yang berhubungan dengan ketegangan yang ia alami, lalu
bersama dengan terapi menganalisa ketegangan-ketegangan tersebut.
5.9. Analisis Skenario
Skenario kehidupan berisi berbagai peristiwa hidup, rencana hidup, serangkain putusan
hidup dan adaptasi yang digunakan atau dipakai untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya di
dunia. Skenario kehidupan ini dimulai saat seseorang didalam keluarga, hidup bersama orang
tuanya. Selama tahun-tahun pertama perkembangannya, seseorang belajar tentang nilai dirinya
sebagai pribadi dan tempat dirinya dalam kehidupan. Tidak semua scenario kehidupan itu
sesuai dengan keinginan seorang individu.
Melalui analisis skenario, seseorang dibantu untuk menjadi sadar akan skenario
kehidupannya, terlebih skenario kehidupan yang justru menelantarkan dirinya sebagai korban
dari pembentukan skenario tersebut, dan memungkinkan dirinya untuk memutuskan ulang
alternative-alternatif baru sehingga dia tidak lagi dipaksa untuk memainkan skenario yang
tidak sesuai dengan kehendaknya.
6. Dua Tipe masalah
1. Pencemaran; pencamaran terjadi apabila perwakilan ego yang satu bercampur dengan isi
perwakilan ego yang lainnya. Pencemaran oleh ego orang tua secara khas dimanifestasikan
melalui gagasan-gagasan dan sikap prasangka. Pencemaran oleh ego anak menyertakan
persepsi-persepsi yang didistorsi tentang kenyataan.
2. Penyisihan: penyisihan terjadi apabila garis-garis batas ego yang kaku tidak
memungkinkan untuk bergerak bebas bagi perwakilan ego lainnya. Dalam bersikap
seseroang cenderung lebih mengunakan salah satu perwakilan egonya dan menyisihkan
perwakilan ego lainnya. Ego orang tua yang menyisihkan ego lainnya bisa ditemukan pada
orang yang begitu terikat pada tugas dan berorientasi pada pekerjaan tetapi tugas dan
pekerjaan itu tidak bisa dilaksanakannya. Ego anak yang menyisihkan ego lainnya bisa
ditemukan pada orang-orang yang bersifat kekanak-kanakan, tidak bisa berpikir dan
memutuskan sendiri, selalu bergantung pada orang lain, menghindari tanggung jawab dan
pada akhirnya menjadi sosiopat tanpa hati nurani. Ego dewasa yang menyishkan ego
lainnya bisa ditemukan pada orang yang objektif, yang selalu berurusan dengan fakta-fakta,
sehingga membuat dirinya seperti robot, kurang menunjukan perasaan dan kurang spontan.
7. Tiga Jenis Transaksi
1. Transaksi Komplementer.
Jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antar individu, karena terjadi
kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan. Pesan yang satu melengkapi
pesan yang lain, meskipun dalam jenis perwakilan ego yang berbeda. Transaksi ini terjadi
ketika pesan yang disampaikan dari satu perwakilan ego dan mendapat respon dari lawan
bicara sesuai dengan yang diharapkan. Transaksi komplementer terjadi antara
dua perwakilan ego (sikap) yang sama dan dapat terjadi antara dua perwakilan ego yang
berbeda namun komplementer. Komunikasi antar pribadi dapat dilanjutkan apabila terjadi
transaksi yang besifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami yang sama
dalam suatu makna. Apabila transaksi komplementer dapat diterapkan dalam
berkomunikasi sehari-hari, maka individu akan dapat mencapai posisi hidup “ I’m OK,
you’re OK”
2. Transaksi Menyilang
Transaksi terjadi ketika pesan yang disampaikan salah satu ego state tidak mendapat respon
yang sewajarnya atau tidak mendapat respon sesuai yang diharapkan oleh yang
menyampaikan pesan (komunikator). Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya
komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan. Orang yang
menyampaikan pesan (komunikator) tidak mengkehendaki jawaban yang disampaikan
lawan bicara, terjadi kesalah pahaman.
3. Transaksi Terselubung
Transaksi yang kompleks yang melibatkan dua atau lebih ego state. Pesan yang
disampaikan tidak jelas, sehingga salah satu individu menyembunyikan sikapnya. Padahal
sikap yang tersembunyi itulah yang ingin mendapatkan respon dari lawan bicara.
8. Pribadi Sehat dan Pribadi Bermasalah menurut Analisis Transaksional
Pribadi sehat menurut AT
a. Posisi hidup I’m OK – You’re OK.
b. Status ego berfungsi secara tepat.
c. Bebas dari script.
d. Memahami dirinya dan orang
Pribadi bermasalah menurut AT
a. Posisi kehidupan I’am not OK – You ‘re OK.
b. Posisi kehidupan I’am OK – You ‘re not OK.
c. Posisi kehidupan I’am not OK – You ‘re not OK.
d. Kontaminasi status ego.
e. Memiliki batas status ego yang kaku.