presentasi analisis transaksional

15
PRESENTASI ANALISIS TRANSAKSIONAL 1. Pengertian Analisis Transaksional Analisis transaksional adalah psikoterapi transaksional yang bisa digunakan dalam terapi individual. Analisis transaksional adalah terapi kontraktual dan decisional. Kontraktual dan decisional berarti bahwa sebelum terapi berlangsung, dibuat kontrak dan dalam kontrak itu dinyatakan bahwa pembuat keputusan dan pilihan-pilihan baru adalah klien sendiri. Fokus utama dari terapi ini adalah penelusuran putusan- putusan awal dari klien yang menghambat kepribadiannya, lalu dibantu untuk membuat putusan-putusan baru yang lebih sehat dan bisa mengubah cara hidupnya. Aspek yang ditekankan adalah kognitif-rasional-behavioral. Pertama-tama yang diubah adalah pikiran atau pola pikir klien. Dan diharapkan setelah pola pikir itu berubah, perilakunya pun bisa berubah. Contoh: Seorang perempuan yang mendapat perlakuan tidak baik dari bapaknya dan dari mantan pacarnya, lalu membuat generalisasi dipikirannya bahwa semua pria itu jahat. Akibat pikirannya ini, ia menjadi antipati terhadap pria dan tidak mau menjalin hubungan dengan pria. Dengan bantuan terapi analisis transaksional, perempuan ini dibantu untuk mengubah pola pikir lamanya itu dengan pola pikir yang baru bahwa tidak semua pria itu jahat. 2. Sifat Terapi

Upload: frhendrayani7007

Post on 21-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRESENTASI ANALISIS TRANSAKSIONAL

PRESENTASI ANALISIS TRANSAKSIONAL

1. Pengertian Analisis Transaksional

Analisis transaksional adalah psikoterapi transaksional yang bisa digunakan dalam

terapi individual. Analisis transaksional adalah terapi kontraktual dan decisional. Kontraktual

dan decisional berarti bahwa sebelum terapi berlangsung, dibuat kontrak dan dalam kontrak itu

dinyatakan bahwa pembuat keputusan dan pilihan-pilihan baru adalah klien sendiri.

Fokus utama dari terapi ini adalah penelusuran putusan-putusan awal dari klien yang

menghambat kepribadiannya, lalu dibantu untuk membuat putusan-putusan baru yang lebih

sehat dan bisa mengubah cara hidupnya. Aspek yang ditekankan adalah kognitif-rasional-

behavioral. Pertama-tama yang diubah adalah pikiran atau pola pikir klien. Dan diharapkan

setelah pola pikir itu berubah, perilakunya pun bisa berubah. Contoh: Seorang perempuan yang

mendapat perlakuan tidak baik dari bapaknya dan dari mantan pacarnya, lalu membuat

generalisasi dipikirannya bahwa semua pria itu jahat. Akibat pikirannya ini, ia menjadi antipati

terhadap pria dan tidak mau menjalin hubungan dengan pria. Dengan bantuan terapi analisis

transaksional, perempuan ini dibantu untuk mengubah pola pikir lamanya itu dengan pola pikir

yang baru bahwa tidak semua pria itu jahat.

2. Sifat Terapi

Terapi ini bersifat kontraktual dan decisional. Kontraktual berarti ada perjanjian

yang dibuat antara terapis dan klien sebelum terapi. Decisional berarti pembuat keputusan ada

pada diri klien itu sendiri. Terapis hanya membantu.

3. Asumsi Dasar

Yang dimaksud dengan asumsi adalah anggapan dasar dari terapi ini. Terapi ini

beranggapan atau berasumsi bahwa manusia itu bisa membuat keputusan-keputusan baru yang

berasal dari dirinya sendiri. Artinya, setiap orang itu bisa memahami putusan-putusan masa

lalunya yang menghambat perkembangan dirinya lalu memilih untuk memutuskan ulang atau

membuat putusan-putusan baru yang lebih sehat

Page 2: PRESENTASI ANALISIS TRANSAKSIONAL

4. Konsep-konsep Dasar

4.1. Pandangan tentang Manusia

Analisis Transaksional ini berakar pada suatu filsafat yang antideterministik. Terapi

ini berpandangan bahwa kehidupan manusia bukanlah sesuatu yang telah ditentukan

(antideterministik). Artinya, Putusan-putusan masa lalunya bukan penentu akhir

kehidupannya dimasa kini. Manusia itu tidak dikuasai oleh putusan-putusan atau pilihan-

pilihan masa lalunya, tapi ia bisa mengubah putusan-putusan atau pilihan-pilihan masa

lalunya itu dengan putusa-putusan atau pilihan-pilihan baru yang lebih baik. Bila putusan-

putusan masa lalunya itu ternyata menghambat perkembangan dirinya, maka putusan itu

perlu diubah. Manusia itu mampu memahami putusan masa lalunya dan mampu membuat

pilihan untuk memutuskan ulang atau membuat putusan baru. Manusia mempunyai

kebebasan dan kesanggupan untuk memilih.

4.2. Perwakilan Ego

Analisis transaksional adalah suatu sistem terapi yang berlandaskan teori

kepribadian yang menggunakan tiga pola tingkah laku atau perwakilan ego yang terpisah:

1. Ego Orang Tua: adalah bagian dari kepribadian yang menunjukkan sifat-sifat orang tua

seperti empatik, penuh pengertian tapi juga cenderung menasihati, menggurui dan

mengkritk. Jika ego orang tua dialami kembali, maka ketika kita berhadapan dengan orang

lain, kita akan merasa dan bertindak terhadap orang lain sama dengan perasaan dan

tindakan orang tua kita terhadap kita. Ego orang tua sendiri terdiri atas dua: orang tua

pemelihara dengan ciri-ciri sifat empatik dan penuh pengertian, dan orang tua pengkritik

yang ditandai dengan ciri-ciri menggurui, menasihati serta mengkritik.

2. Ego orang Dewasa: bagian dari kepribadian yang bersifat objektif, mengolah terlebih

dahulu data dan informasi, tidak menghakimi, bekerja dengan fakta.. Ia menjadi bagian dari

kepribadian yang mengetahui apa yang sedang terjadi. Ia tidak emosional dan tidak

menghakimi, tetapi menangani fakta-fakta dan kenyataan eksternal. Berdasarkan informasi

yag tersedia, ego orang dewasa menghasilkan pemecahan yang paling baik bagi masalah

tertentu.

3. Ego Anak: bagian dari kepribadian yang menunjukkan sifat impulsif, tak terlatih, spontan,

ekspresif, manipulatif, kreatif, intuitif. Terdapat tiga jenis ego anak. Pertama, “anak

alamiah” yang ditandai dengan cirri-ciri: impulsif, tak terlatih, spontan dalam

mengungkapkan perasaan dan keinginannya baik perasaan positif maupun negatif dan

Page 3: PRESENTASI ANALISIS TRANSAKSIONAL

ekspresif. Kedua, “profesor cilik” cirri-cirinya: arif, kreatif, intuitif dan manipulatif. Ketiga,

“anak yang disesuaikan” yang merupakan modifikasi dari anak alamiah. “anak yang

disesuaikan sendiri bisa mengambil bentuk sebagai anak yang penurut atau sebagai anak

yang pemberontak. Sebagai anak penurut, ia akan melakukan apa yang dikehendaki orang

lain, bukan kehendaknya sendiri. Sebagai anak pemberontak, ia akan melakukan apa yang

bertentangan dengan kehendak orang lain.

4.3. Empat Posisi Dasar Hidup

Ada empat posisi dasar atau sikap hidup seseorang menurut pandangan AT yaitu:

1. Saya OK – Kamu OK: dalam posisi ini, orang merasa seperti pemenang (saya OK) dan bisa

menjalin hubungan langsung yang terbuka dengan orang lain. Dalam posisi ini, seseorang

yang merasa seperti pemenang (saya OK), pun akan menunjukkan pengakuan dan melihat

orang lain memiliki hak yang sama dengan dirinya (Kamu OK).

2. Saya OK – Kamu tidak OK: adalah posisi orang yang melimpahkan masalahnya kepada

orang lain, menyalahkan orang lain, mengkambing hitamkan orang lain. Dalam posisi ini

seseorang dapat mencapai posisi saya OK dengan jalan menyalahkan orang lain,

mengkambing hitamkan orang lain, menyalahkan orang lain.

3. Saya tidak OK – Kamu OK: adalah posisi orang yang mengalami depresi dan tidak berdaya

dihadapan orang lain. Dalam posisi ini, seseorang biasanya merasa tidak punya kekuatan

dibandingkan orang lain.

4. Saya tidak OK – Kamu tidak OK: adalah posisi orang-orang yang menyingkirkan semua

harapan, yang kehilangan minat, dan melihat hidup tidak lagi mengandung harapan. Karena

hidup tidak mengandung harapan, maka orang lain pun tidak bisa diandalkan untuk

memberikan harapan. Orang lain pun sama dengan diri saya, tidak memiliki harapan.

4.4. Tujuan Terapi AT

Tujuan dari terapi analisis transaksional adalah membantu klien dalam membuat

putusan-putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya.

Menurut Haris tujuan dari terapi analisis transaksional adalah membantu individu

memiliki kebebasan memilih, kebebasan mengubah keinginan, kebebasan mengubah

respon-respon terhadap stimulus-stimulus yang lazim maupun yang baru. Menurut Berne

tujuan terapi AT adalah pencapaian otonomi yang diwujudkan oleh penemuan kembali

tiga karakteristik: kesadaran, spontanitas, dan keakraban. Sedangkan menurut James dan

Jongeword tujuanya adalah pencapaian otonomi yang berarti individu itu bisa mengatur

Page 4: PRESENTASI ANALISIS TRANSAKSIONAL

diri, menentukan nasib sendiri, memikul tanggung jawab atas tindakan-tindakan dan

perasaan-perasaan sendiri, serta membuat pola-pola yang tidak relevan dan tidak pantas

bagi kehidupan disini dan sekarang.

4.5. Fungsi dan Peran Terapis

Fungsi dan peran terapis adalah:

1. Menerangkan konsep-konsep seperti analisis struktural, analisis transaksional, analisis

skenario, dan analisis permainan. .

2. Mambantu klien dalam menemukan kondisi-kondisi masa lampau yang merugikan

yang menyebabkan klien membuat putusan-putusan dini tertentu, memungut rencana-

rencana hidup dan mengembangkan strategi-strategi yang telah digunakaannya dalam

menghadapi orang lain yang sekarang barangkali ingin dipertimbangakannya.

3. Membantu klien memperoleh kesadaran yang lebih realistis dan mencari alternative-

alternatif guna menjalani hidup yang lebih otonom.

4. Menggunakan pengetahuannya untuk menunjang klien dalam hubungannya dengan

suatu kontrak spesifik yang jelas yang diprakarsai oleh klien.

5. Membantu klien memperoleh perangkat yang diperlukan bagi perubahan.

4.6. Syarat Menjadi Klien Terapis AT

Untuk menjadi klien dari terapi analisis transaksional, seseorang harus memiliki

kesanggupan dan kesediaan untuk memahami dan menerima suatu kontrak terapi . Selain

itu, ia pun harus mau untuk berperan aktif dalam proses terapi.

4.7. Peran Klien Terapi AT

Peran klien dalam proses terapi selain aktif dalam proses terapi, ia pun harus

mempelajari dasar-dasar ego orang tua, ego orang dewasa dan ego anak.

4.8. Hubungan antara Terapis dan Klien

Hubungan yang terjadi antara terapis dan klien didasarkan pada kontrak yang dibuat

diawal terapi. Dalam kontrak menyiratkan bahwa klien adalah agen yang aktif dalam

proses terapi. Karena itu proses terapi tidak hanya mengandalkan keaktifan terapis tapi

juga keaktifan klien. Terapis dan klien sama-sama aktif dalam proses terapi. Melalui

hubungan yang kontraktual ini pula membuat klien diposisikan sebagai rekan dari sang

terapis.

Page 5: PRESENTASI ANALISIS TRANSAKSIONAL

5. Teknik-teknik Terapi

5.1. Analisis Struktural

Analisis struktural adalah alat yang membantu klien agar menjadi sadar atas isi fungsi ego

orang tua, ego orang dewasa, dan ego anaknya. Dua tipe masalah yang diselidiki melalui

analisis struktural adalah pencemaran dan penyisihan. Pencemaran terjadi apabila perwakilan

ego yang satu bercampur dengan isi perwakilan ego lainnya. Penyisihan terjadi apabila ego

anak yang tersisih bisa merintangi ego orang tua, atau apabila ego orang tua yang tersisih

merintangi ego anak. Penyisihan terjadi apabila garis-garis batas ego yang kaku tidak

memungkinkan gerakan bebas.

5.2. Analisis Transaksional

Pada dasarnya, analisis transaksi adalah deskripsi dari apa yang dilakukan dan dikatakan oleh

individu itu sendiri dan orang lain yang menjadi lawan bicara. Apa yang terjadi antara individu dalam

transaksi antar perwakilan ego, ketika pesan disampaikan dan respon yang diberikan, dapat

dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu : transaksi komplementer, transaksi silang, dan transaksi

terselubung. Transaksi komplementer terjadi apabila pesan yang disampaikan suatu perwakilan ego

memperoleh respon yang diinginkan dari perwakilan ego lainnya. Transaksi komplementer ini

merupakan jenis transaksi terbaik dalam komunikasi antar individu. Transaksi silang terjadi apabila

pesan yang disampaikan salah satu perwakilan ego tidak mendapat respon yang sewajarnya

atau tidak mendapat respon sesuai yang diharapkan oleh yang menyampaikan pesan

(komunikator). Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya komunikasi antarpribadi

karena kesalahan dalam memberikan makna pesan. Orang yang menyampaikan pesan

(komunikator) tidak menghendaki jawaban yang disampaikan lawan bicara, sehingga terjadi

kesalah pahaman bahkan konflik antar pribadi. Transaksi terselubung terjadi apabila lebih dari

satu perwakilan ego terlibat serta seseorang menyampaikan pesan terselubung kepada

seseorang yang lainnya.

5.3. Metode-metode Didaktik

Metode didaktik mengupayakan perubahan dalam pola pikir klien dengan cara belajar dan

mengajar. Klien bisa mengikuti bengkel-bengkel kerja khusus, mengikuti konferensi-

konferensi, membaca berbagai buku yang berkaitan dengan analisis transaksional, serta

mengikuti pendidikan-pendidikan yang berkaitan dengan analisis transaksional.

Page 6: PRESENTASI ANALISIS TRANSAKSIONAL

5.4. Kursi kosong

Teknik kursi kosong bisa digunakan oleh orang-orang yang mengalami konflik-konflik

internal yang hebat guna memperoleh focus yang lebih tajam dan pegangan yang kongret bagi

upaya pemecahan. Menurut McNeel teknik ini adalah alat yang efektif untuk membantu klien

dalam memecahkan konflik-konflik masa lampau dengan orang tuanya atau dengan orang-

orang lainnya yang ada di lingkungan tempat dia dibesarkan. Prosedur atau tata cara yang biasa

dilakukan adalah klien diminta untuk membayangkan bahwa seseorang tengah duduk di sebuah

kursi dihadapannya dan mengajaknya berdialog dengan orang itu. Klien diberikan kesempatan

untuk menyatakan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan dan sikap-sikapnya selama dia

menjalankan peran-peran perwakilan egonya.

5.5. Permainan Peran

Bermain peran biasanya digunakan dalam terapi kelompok yang melibatkan orang lain

juga. Anggota kelompok lain dapat berperan sebagai perwakilan ego yang bermasalah dengan

klien. Dalam kegiatan ini klien berlatih dengan anggota kelompok untuk bertingkah laku sesuai

dengan apa yang akan diuji coba di dunia nyata. Variasi lain dapat dilakukan dengan melebih-

melebihkan karakteristik perwakilan tertentu untuk melatih reaksi tingkah laku saat ini

terhadap perwakilan ego tertentu.

5.6. Percontohan Keluarga

Percontohan keluarga adalah suatu teknik yang berguna bagi penanganan orang tua yang

konstan, orang dewasa yang konstan, atau anak yang konstan. Klien diminta untuk

membayangkan suatu adegan yang melibatkan sebanyak mungkin orang yang berpengaruh

dimasa lampau, termasuk dirinya sendiri. Klien menjadi sutradara, produser dan aktor. Dia

menetapkan situasi dan menggunakan para anggota kelompok sebagai pemeran sebagai

pemeran-pemeran para anggota keluarga serta menempatkan mereka pada situasi yang

dibayangkannya.

5.7. Analisa Upacara, Hiburan, dan Permainan

Analisis transaksi-transaksi mencangkup pengenalan terhadap upacara-upacara (ritual-

ritual), hiburan-hiburan, dan permainan-permainan yang digunakan dalam menyusun

waktunya. Penyusunan waktu adalah bahan yang penting bagi diskusi dan pemeriksaan karena

ia merefleksikan putusan-putusan tentang bagaimana menjalankan transaksi dengan orang lain

dan memperoleh belaian. Orang yang menyusun waktunya terutama dengan upacara-upacara

dan hiburan-hiburan boleh jadi kekurangan belaian dan karenanya dia kekurangan keakraban

Page 7: PRESENTASI ANALISIS TRANSAKSIONAL

dalam transaksinya dengan orang lain. Karena teransaksi-transaksi ritual dan hiburan memiliki

nilai belaian yang rendah, maka trekasaksi sosial yang dilakukan oleh orang itu bisa

mengakibatkan keluhan-keluhan seperti kehampaan, kejenuhan, kekurang gairahan, merasa tak

dicintai, dan merasa tak bermakana.

5.8. Analisa Permainan dan Ketegangan

Analisis permainan-permainan dan ketegangan adalah suatu aspek yang penting bagi

pemahaman sifat transaksi-transaksi dengan orang lain. Berne (1964) menjabarkan permainan

sebagai “ rangkaian transaksi terselubung komplementer yang terus berlangsung menuju hasil

yang didefinisikan dengan baik dan dapat diprakirakan”. Hasil dari kebanyakan permainan

adalah perasaan tidak enak yang dialami oleh pemain. Rasa tidak enak ini bisa menimbulkan

ketegangan.

Penipuan adalah suatu perasaan tidak enak yang telah lama dikenal sama halnya dengan

perasaan-perasaan menyesal, berdosa, takut. Penipuan inilah yang menyebabkan ketegangan

dalam diri individu. Untuk lebih jelasnya kita berikan contoh: seorang siswa yang ditunjuk

gurunya untuk menjawab pertanyaan dari guru. Dalam diri siswa itu mungkin saja timbul suatu

ketegangan. Ketegangan yang disebabkan apabila ia salah memberi jawaban, maka menurut

pemikirannya, ia pasti dimarahi oleh gurunya (padahal belum tentu dimarahi).

Dalam analisis permainan, seseorang yang mengalami ketegangan, mengajak orang lain

untuk memainkan peran tertentu yang berhubungan dengan ketegangan yang ia alami, lalu

bersama dengan terapi menganalisa ketegangan-ketegangan tersebut.

5.9. Analisis Skenario

Skenario kehidupan berisi berbagai peristiwa hidup, rencana hidup, serangkain putusan

hidup dan adaptasi yang digunakan atau dipakai untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya di

dunia. Skenario kehidupan ini dimulai saat seseorang didalam keluarga, hidup bersama orang

tuanya. Selama tahun-tahun pertama perkembangannya, seseorang belajar tentang nilai dirinya

sebagai pribadi dan tempat dirinya dalam kehidupan. Tidak semua scenario kehidupan itu

sesuai dengan keinginan seorang individu.

Melalui analisis skenario, seseorang dibantu untuk menjadi sadar akan skenario

kehidupannya, terlebih skenario kehidupan yang justru menelantarkan dirinya sebagai korban

dari pembentukan skenario tersebut, dan memungkinkan dirinya untuk memutuskan ulang

alternative-alternatif baru sehingga dia tidak lagi dipaksa untuk memainkan skenario yang

tidak sesuai dengan kehendaknya.

Page 8: PRESENTASI ANALISIS TRANSAKSIONAL

6. Dua Tipe masalah

1. Pencemaran; pencamaran terjadi apabila perwakilan ego yang satu bercampur dengan isi

perwakilan ego yang lainnya. Pencemaran oleh ego orang tua secara khas dimanifestasikan

melalui gagasan-gagasan dan sikap prasangka. Pencemaran oleh ego anak menyertakan

persepsi-persepsi yang didistorsi tentang kenyataan.

2. Penyisihan: penyisihan terjadi apabila garis-garis batas ego yang kaku tidak

memungkinkan untuk bergerak bebas bagi perwakilan ego lainnya. Dalam bersikap

seseroang cenderung lebih mengunakan salah satu perwakilan egonya dan menyisihkan

perwakilan ego lainnya. Ego orang tua yang menyisihkan ego lainnya bisa ditemukan pada

orang yang begitu terikat pada tugas dan berorientasi pada pekerjaan tetapi tugas dan

pekerjaan itu tidak bisa dilaksanakannya. Ego anak yang menyisihkan ego lainnya bisa

ditemukan pada orang-orang yang bersifat kekanak-kanakan, tidak bisa berpikir dan

memutuskan sendiri, selalu bergantung pada orang lain, menghindari tanggung jawab dan

pada akhirnya menjadi sosiopat tanpa hati nurani. Ego dewasa yang menyishkan ego

lainnya bisa ditemukan pada orang yang objektif, yang selalu berurusan dengan fakta-fakta,

sehingga membuat dirinya seperti robot, kurang menunjukan perasaan dan kurang spontan.

7. Tiga Jenis Transaksi

1. Transaksi Komplementer.

Jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antar individu, karena terjadi

kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan. Pesan yang satu melengkapi

pesan yang lain, meskipun dalam jenis perwakilan ego  yang berbeda. Transaksi ini terjadi

ketika pesan yang disampaikan dari satu perwakilan ego dan mendapat respon dari lawan

bicara sesuai dengan yang diharapkan. Transaksi komplementer terjadi antara

dua perwakilan ego (sikap) yang sama dan dapat terjadi antara dua perwakilan ego yang

berbeda namun komplementer. Komunikasi antar pribadi dapat dilanjutkan apabila terjadi

transaksi yang besifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami yang sama

dalam suatu makna. Apabila transaksi komplementer dapat diterapkan dalam

berkomunikasi sehari-hari, maka individu akan dapat mencapai posisi hidup “ I’m OK,

you’re OK”

2. Transaksi Menyilang

Transaksi terjadi ketika pesan yang disampaikan salah satu ego state tidak mendapat respon

yang sewajarnya atau tidak mendapat respon sesuai yang diharapkan oleh yang

Page 9: PRESENTASI ANALISIS TRANSAKSIONAL

menyampaikan pesan (komunikator). Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya

komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan. Orang yang

menyampaikan pesan (komunikator) tidak mengkehendaki jawaban yang disampaikan

lawan bicara, terjadi kesalah pahaman.

3. Transaksi Terselubung

Transaksi yang kompleks yang melibatkan dua atau lebih ego state. Pesan yang

disampaikan tidak jelas, sehingga salah satu individu menyembunyikan sikapnya. Padahal

sikap yang tersembunyi itulah yang ingin mendapatkan respon dari lawan bicara.

8. Pribadi Sehat dan Pribadi Bermasalah menurut Analisis Transaksional

Pribadi sehat menurut AT

a. Posisi hidup I’m OK – You’re OK.

b. Status ego berfungsi secara tepat.

c. Bebas dari script.

d. Memahami dirinya dan orang

Pribadi bermasalah menurut AT

a. Posisi kehidupan I’am not OK – You ‘re OK.

b. Posisi kehidupan I’am OK – You ‘re not OK.

c. Posisi kehidupan I’am not OK – You ‘re not OK.

d. Kontaminasi status ego.

e. Memiliki batas status ego yang kaku.