presentasi 1

Upload: andien-purprihatna-puspitasari

Post on 08-Jul-2015

89 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENTINGNYA MENJALIN KOORDINASI DENGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN DI BANDAR UDARA TRUNOJOYO - SUMENEP

Latar Belakang Bandar Udara adalah Kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa penerbangan sipil yang ada di seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandar Udara, diperlukan kerjasama antar pihak Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandar Udara dengan beberapa instansi terkait seperti Pemerintah Daerah (Pemda), Dinas Perhubungan (Dishub), Departemen Pekerjaan Umum (DPU), Kepolisian, dan lain-lain. Selain itu juga diperlukan pendekatan terhadap masyarakat di sekitar Bandar Udara, hal ini dilakukan agar semua pihak terkait termasuk masyarakat dapat menjadi motivator, bukan menjadi penghambat dalam proses peningkatan pelayanan jasa penerbangan sipil yang ada.

FAKTA DAN DATABandar Udara Trunojoyo terletak di ujung pulau Madura tepatnya Kota Sumenep. Letak yang strategis di dekat Pantai Lombang dan Pantai Slopeng serta Kraton Sumenep menjadikan Bandar Udara Trunojoyo mempunyai daya tarik tersendiri selain sebagai penyedia sarana transportasi udara, dapat juga dijadikan sebagai salah satu tujuan pariwisata di Madura. Pendirian Bandar Udara Trunojoyo dimulai pada tahun 1977 dan sudah dapat dioperasikan sebagai uji coba penerbangan jemaah haji Sumenep-Surabaya (pesawat Cassa), pada Tahun 2002-2007, Bandar Udara Trunojoyo Sumenep sempat vakum Penerbangan, hal ini disebabkan tidak adanya SDM, fasilitas peralatan serta sarana dan prasarana yang masih kurang untuk menunjang pengoperasian suatu Bandar Udara. Pada awal Januari Tahun 2009 sampai dengan sekarang Kepala Satuan Kerja Bandar Udara Trunojoyo-Sumenep melakukan perekrutan personel/SDM dengan sistem kontrak selama satu tahun yang memiliki License/Sertifikasi Kecakapan Personel yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan mengacu pada Peraturan Penerbangan Internasional.

STRUKTUR ORGANISASI BANDARA TRUNOJOYOKEPALA SATKER

Petugas Tata Usaha

Petugas Operasional

Bendahara

Staf Administrasi

AVSEC

Petugas LLU

Teknisi

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Jabatan Kepala Satker Petugas Tata Usaha Petugas Operasional Bendahara Teknisi Air Traffic Controler Aviation Security Cleaning Service

Ijazah yang dimiliki S2 Magister Managemen S1 Teknik Sipil S1 Listrik Bandara D III Akuntansi D II Telnav D II RKP SLTA SLTA

Jumlah Ket. 1 1 1 1 2 3 10 5 PNS PNS PNS PNS TKK TKK TKK TKK

TEORI YANG MENDUKUNGSatuan Kerja Bandar Udara Trunojoyo Sumenep dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Kerja (Kasatker) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara melaksanakan tugas dan fungsi sesuai Keputusan

Menteri Perhubungan Nomor KM 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Administrator Bandar Udara.

Untuk menjalankan Kegiatan Penerbangan di Bandar Udara sesuai amanatyang tertuang dalam UU RI No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. selain itu dalam melaksanakan kegiatan koordinasi dengan pemerintah daerah kita juga harus memperhatikan UU RI No. 22 Tahun 1999 junto UU RI No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah

Hak Pemerintah Daerah : Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya; Memilih pimpinan daerah; Mengelola aparatur daerah; Mengelola kekayaan daerah; Memungut pajak daerah dan retribusi daerah; Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah; Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah; dan Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Kewajiban Pemerintah Daerah : Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat; Mengembangkan kehidupan demokrasi; Mewujudkan keadilan dan pemerataan; Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan; Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan; Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak; Mengembangkan sistem jaminan sosial; Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah; Mengembangkan sumber daya produktif di daerah; Melestarikan lingkungan hidup; Mengelola administrasi kependudukan; Melestarikan nilai sosial budaya; Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya; dan Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang -undangan.

Pelayanan prima (Service Excellence) adalah upaya maksimal yang mampu diberikan oleh petugas pelayanan dari suatu perusahaan industri jasa pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga tercapai suatu kepuasan. Dengan tujuan meningkatkan keberhasilan perusahaan insdustri jasa pelayanan tersebut. Dalam pelayanan jasa perlu diperhatikan permintaan (demand) dari pelanggan agar tercapai pelayanan yang prima, ada beberapa aspek yang mempengaruhi demand transportasi, yaitu: a. Lama perjalanan b. Ketepatan waktu c. Kemudahan d. Status e. Kenyamanan f. Biaya

ANALISA MASALAH1. Sikap egoisme sektoral pemerintah daerahPemerintah Daerah Kabupaten Sumenep dalam melaksanakan kegiatan kepemerintahan berpegang pada Undang-undang Otonomi Daerah, dimana daerah memiliki keleluasaan dalam mengelola tata pemerintahan dan keuangan daerah dan Bupati sebagai kepala daerah mempunyai kewenangan yang mutlak terbatas, sehingga dalam penerapan kebijakan sering hanya bersifat sesuai dengan kehendak elit pimpinan daerah, hal ini juga berdampak pada Kantor Satuan Kerja Bandar Udara Trunojoyo, dikarenakan dalam pelaksanaan operasional, Pemerintah Daerah setempat masih merasa memiliki prasarana di Bandar Udara Trunojoyo tersebut. Pemerintah daerah khususnya Dinas Perhubungan menghendaki organisasi dan struktur Satuan Kerja Bandar Udara Trunojoyo berada di bawah koordinasi sruktur organisasi Dinas Perhubungan, meskipun dalam pelaksanaannya menurut UU RI No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan jelas disebutkan bahwa Pengelola dan pengoperasional Bandar Udara hanya boleh dilaksanakan oleh personel yang bersertifikat sesuai dengan kemampuan dan wewenangnya.

ANALISA MASALAH2. Penempatan sumber daya manusia yang tidak kompeten di dinas terkait

Dalam Susunan Struktur Organisasi Kepemerintahan di Kabupaten Sumenep terdapat Susunan Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten dimana didalamnya terdapat Bidang Perhubungan Udara yang dikepalai oleh seorang Kepala Bidang (Kabid),salah satu tugas pokok dan fungsinya adalah terkait dengan pengoperasian Bandar Udara dan dalam kenyataannya personil yang ditugaskan tidak mempunyai kompetensi dan pengetahuan tentang keudaraan yang mana hal tersebut bertentangan dengan UU RI N0.1 tahun 2009 tentang Penerbangan terdapat pada pasal 222 ayat 1 dan 2 yang menyatakan :

Setiap personil Bandar Udara wajib memiliki lisensi atau sertifikat kompetensi. Personel Bandar udara yang terkait langsung dengan pelaksanaan pengoperasian dan/atau pemeliharaan fasilitas Bandar Udara wajib memiliki lisensi yang sah dan masih berlaku.

ANALISA MASALAH3. Dualisme kepemimpinan dalam operasional Bandar udaraPemerintah Daerah Kabupaten Sumenep khususnya Dinas Perhubungan untuk menjalankan kewenangan di Bandar Udara juga menempatkan seorang personel sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Bandar Udara Trunojoyo dan beberapa stafnya terkait kegiatan operasional penerbangan,sedangkan personel yang bersangkutan tidak memiliki sertifikat kompetensi dan pengetahuan keudaraan yang memadai sesuai amanat dalam UU RI No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Dalam melaksanakan kegiatan operasional penerbangan, pengguna Bandar Udara Trunojoyo juga diwajibkan menyampaikan surat ijin tertulis untuk penggunaan Bandar Udara Trunojoyo yang ditujukan kepada Bupati Sumenep sebelum melaksanakan kegiatan Landing dan Take Off pesawat udara, sehingga kegiatan operasional penerbangan harus sepengetahuan dan seizin oleh Bupati Sumenep. Dan hal tersebut mempersulit para pengguna jasa Bandar Udara yang ingin menggunakan jasa Bandar Udara, dimana izin yang diajukan belum tentu ditanggapi langsung oleh Bupati Sumenep.

PEMECAHAN MASALAHTerwujudnya sasaran peningkatan pelayanan jasa transportasi udara dapat di lakukan dengan beberapa langkah yaitu:

Melakukan pendekatan individu atau tatap muka antar pemimpin masing-masing instansi, hal ini bisa dilaksanakan tidak hanya dengan cara formal meeting, tapi bisa juga dilakukan dengan cara informal misalnya coffee morning, golf exhibition dsb,dengan cara informal tersebut dirasa akan memberikan kemudahan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan Bandar udara terutama dalam hal pelayanan jasa terhadap pengguna jasa transportasi udara, dapat dilakukan dengan cara memberikan stimulus berupa keuntungan-keuntungan yang akan didapat, tingkat perekonomian yang akan berkembang,dan lain-lain. Melakukan sosialisasi mengenai informasi-informasi dan aturan-aturan yang berlaku. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat pada umumnya pemerintah daerah masih banyak yang awam dengan undang-undang maupun peraturan-peraturan mengenai Penerbangan, sehingga dengan diadakannya kesempatan khusus untuk melaksanakan sosialisasi pada segenap pimpinan pemerintah daerah akan membuka cakrawala yang pada akhirnya dapat mempermudah koordinasi dan menjalin keharmonisan dalam kegiatan kepemerintahan.

PEMECAHAN MASALAH

Perlu dilakukan perombakan mengenai tata cara pengelolaan Bandar udara, dimana suatu Bandar udara seharusnya hanya di pimpin/dikelola oleh satu pihak saja, sehingga tidak terjadi tumpang tindih kewenangan, tugas dan tanggung jawab Memberikan pengertian kepada pihak pemerintah daerah mengenai pembagian tugas pokok dan fungsi, kewenangan dan wilayah kerja masing-masing antara pemerintah daerah utamanya dinas terkait dengan UPT Bandar Udara, sehingga tidak terjadi overlapping dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta pelayanan. Memberikan pengertian kepada pemerintah daerah bahwa pengelolaan Bandar udara secara operasional dilakukan oleh Kementrian Perhubungan, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sedangkan pemerintah daerah sebagai partner dalam melaksanakan pembangunan di Bandar udara tetap berkoodinasi dengan UPT Bandar udara dalam peran sertanya ikut melaksanakan pembangunan sehingga kebutuhan prasarana operasi penerbangan bisa terpenuhi secara bertahap.