prencanaan pondasi 4

Upload: muhammad-suhendra

Post on 07-Jul-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    1/23

    A.  Macam  –  Macam Tipe Pondasi

    Pondasi adalah bagian terendah dari bangunan yang meneruskan beban

     bangunan ke tanah atau batuan yang ada di bawahnya. Terdapat dua klasifikasi

     pondasi, yaitu:

    1.  Pondasi Dangkal

    Pondasi dangkal didefenisikan sebagai pondasi yang mendukung bebannya

    langsung, digunakan bila bangunan yang berada di atasnya tidak terlalu besar

    seperti:

     Pondasi Pasang Batu Kali Menerus (Pondasi Memanjang)

    Pondasi ini digunakan oleh sebagian besar rumah satu lantai (terutama rumah-

    rumah di perumahan) di Indonesia. Pondasi ini dipasang menerus sepanjang

    dinding bangunan untuk mendukung dinding serta kolom-kolom berdekatan.

     Pondasi Telapak / Footplat

    Pondasi telapak berbentuk seperti telapak kaki seperti ini.Pondasi ini setempat,

    gunanya untuk mendukung kolom baik untuk rumah satu lantai maupun dua

    lantai. Jadi, pondasi ini diletakkan tepat pada kolom bangunan.Pondasi ini

    terbuat dari beton bertulang. Dasar pondasi telapak bisa berbentuk persegi

     panjang atau persegi.

     Pondasi Rakit

    Bila di kedalaman dangkal ditemui tanah yang lunak untuk diletakkan pondasi,

    maka solusinya bisa menggunakan pondasi rakit. Pondasi rakit bisa digunakan

    untuk mendukung bangunan yang terletak di tanah lunak. Selain itu, pondasi

    ini juga berguna untuk mendukung kolom-kolom yang jaraknya terlalu

     berdekatan tidak mungkin untuk dipasangi telapak satu per satu, solusinya

    yakni dijadikan satu kekakuan.

    2.  Pondasi Dalam

    Pondasi Dalam adalah pondasi yang membutuhkan pengeboran dalam karena

    lapisan tanah yang baik ada di kedalaman, biasanya digunakan oleh bangunan

     besar, jembatan, struktur lepas pantai, dan sebagainya. Pondasi ini digunakan

    untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di

     bagian atas tanah yang tidak memiliki daya dukung dan ketika penggunaan

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    2/23

     pondasi dalam hanya akan menyebabkan kerusakan struktur dan

    ketidakstabilan, dan digunakan dengan kedalaman lebih dari 2 meter dan biasa

    digunakan pada bangunan bertingkat lebih dari dua atau karena lapisan tanah

    keras terlalu dalam.

     Pondasi Tiang Pancang

     Pondasi Sumuran

     Dinding Penahan Tanah

    B.  Daya Dukung Tanah

    Kapasitas/daya dukung tanah (bearing capacity) adalah kekuatan tanah untuk

    menahan suatu beban yang bekerja padanya yang biasanya disalurkan melalui

     pondasi. Kapasitas/daya dukung tanah batas (qu  = qult = ultimate bearing capacity)

    adalah tekanan maksimum yang dapat diterima oleh tanah akibat beban yang bekerja

    tanpa menimbulkan kelongsoran geser pada tanah pendukung tepat di bawah dan

    sekeliling pondasi.

     Nilai daya dukung tanah sementara yang menjadi qestimasi  bisa diperoleh dari

    hasil uji laboratorium seperti UCS (Unconfined Compression Strength) maupun

    Triaxial Compression Test yang akan memberikan besaran nilai qu , c, dan θ (sudut 

    geser) dari suatu tanah. Dimana nilai c adalah sebesar setengah dari q u (c=qu/2).

    Berdasarkan sudut geser yang diperoleh, jenis tanah bisa dikelompokkan menjadi

     beberapa kelompok beserta daya dukung estimasinya, (seperti pada Tabel 1 dan

    Tabel 2 )

    Tabel 1 Harga-harga umum dari sudut geser internal, kondisi drained

    Tipe Tanah Ø (deg)

    Pasir: Butir Bulat

    Renggang/lepas 27-30

    Menengah 30-35

    Padat 35-38

    Pasir: Butiran Bersudut

    Renggang/lepas 30-35

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    3/23

    Menengah 35-40

    Padat 40-45

    Kerikil Bercampur Pasir 26-35

    Lanau 26-35

    Tabel 2 Estimasi daya dukung aman berbagai jenis tanah

    Macam tanahDaya dukung

    aman

    (kg/cm2)

    Keterangan

    (a)  Tanah - tanah granuler

    Kerikil padat/pasir bercampur

    kerikil padat

    Kerikil kepadatan sedang/pasir

     berkerikil kepadatan sedang

    Kerikil tak padat/pasir berkerikil

    tak padat

    Pasir padat

    Pasir kepadatan sedang

    Pasir tak padat

    >6,0

    2 –  6

    < 2

    > 3

    1 –  3

    < 1

    Lebar B>1 m.

    kedalaman muka

    air tanah > B

    dari dasar

     pondasi

    (b)  Tanah-tanah kohesif

    Lempung keras

    Lempung pasir dan lempung

    kaku

    Lempung agak kaku

    Lempung sangat lunak dan lanau

    3 –  6

    2 –  4

    0,5 –  1

    < 0,75

    Sangat

    dipengaruhi oleh

    konsolidasi

     jangka panjang

    Konsep perhitungan daya dukung batas tanah dan bentuk keruntuhan geser

    dalam tanah dapat dilihat dalam model pondasi menerus dengan lebar (B) yang

    diletakkan pada permukaan lapisan tanah pasir padat (tanah yang kaku) seperti pada

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    4/23

    Gambar 1a. Apabila beban terbagi rata (q) tersebut ditambah, maka penurunan

     pondasi akan bertambah pula. Bila besar beban terbagi rata q = qu (qu = daya dukung

    tanah batas) telah dicapai, maka keruntuhan daya dukung akan terjadi, yang berarti

     pondasi akan mengalami penurunan yang sangat besar tanpa penambahan beban q 

    lebih lanjut seperti Gambar 1b. Hubungan antara beban dan penurunan ditunjukkan

     pada kurva I pada Gambar 2.2b. Untuk keadaan ini, qu didefinisikan sebagai daya

    dukung batas dari tanah.

    Gambar 1 Daya dukung batas tanah untuk kondisi dangkal.

    (a) 

    Model pondasi(b)

     

    Grafik hubungan antara beban dan penurunan

    Terdapat 3 kemungkinan pola keruntuhan kapasitas dukung tanah, yaitu :

    1.  Keruntuhan geser umum (General Shear Failure), Gambar 2 

    1)  Kondisi kesetimbangan plastis terjadi penuh diatas failure plane 

    2) Muka tanah di sekitarnya mengembang (naik)

    3) 

    Keruntuhan terjadi di satu sisi sehingga pondasi miring4) Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas rendah (padat dan kaku)

    5)  Kapasitas dukung batas (qu) bisa diamati dengan baik.

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    5/23

     

    Gambar 2. Pola keruntuhan geser umum (General Shear Failure).

    2.  Keruntuhan geser setempat ( Local Shear Failure), Gambar 3. 

    1) 

    Muka tanah disekitar pondasi tidak terlalu mengembang, karena dorongan

    kebawah dasar pondasi lebih besar

    2)  Kondisi kesetimbangan plastis hanya terjadi pada sebagian tanah saja

    3) 

    Miring yang terjadi pada pondasi tidak terlalu besar terjadi

    4) 

    Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas tinggi yang ditunjukkan dengan penurunan yang relatif besar

    5) 

    Kapasitas dukung batas (qu) sulit dipastikan sulit dianalisis, hanya bisa

    diamati penurunannya saja

    Gambar 3. Pola keruntuhan geser setempat ( Local Shear Failure).

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    6/23

    3.  Keruntuhan geser baji/penetrasi ( Punching Shear Failure), Gambar 4. 

    1)  Terjadi desakan di bawah dasar pondasi disertai pergeseran arah vertikal

    sepanjang tepi

    2) 

    Tidak terjadi kemiringan pondasi dan pengangkatan di permukaan tanah

    3)  Penurunan yang terjadi cukup besar

    4) 

    Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas tinggi dan kompresibilitas rendah

     jika kedalaman pondasi agak dalam

    Gambar 4. Pola Keruntuhan geser baji ( Punching Shear Failure)

    C.  Kapasitas Daya Dukung Menurut Terzaghi

    Analisis kapasitas dukung didasarkan kondisi general shear failure, yang

    dikemukakan Terzaghi (1943) dengan anggapan-anggapan sebagai berikut:

      Tahanan geser yang melewati bidang horisontal di bawah pondasi diabaikan

      Tahanan geser tersebut digantikan oleh beban sebesar q =  . Df

      Membagi distribusi tegangan di bawah pondasi menjadi tiga bagian

      Tanah adalah material yang homogen, isotropis dengan kekuatan gesernya yang

    mengikuti hukum Coulumb.

     = c +  . tan   (1.1)

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    7/23

    dimana :

      = tegangan geser

    c = kohesi tanah

     = tegangan normal

     = sudut geser dalam tanah

      Untuk pondasi menerus penyelesaian masalah seperti pada analisa dua dimensi

    Analisa distribusi tegangan di bawah dasar pondasi menurut teori Terzaghi

    seperti ditunjukkan pada Gambar 5, dimana bidang keruntuhan dibagi menjadi 3(tiga) zona keruntuhan yaitu:

    Gambar 5  Analisa distribusi tegangan di bawah pondasi menurut teori

    Terzaghi (1943)

    Zona I

    Bagian ACD adalah bagian yang tertekan ke bawah dan menghasilkan suatukeseimbangan plastis dalam bentuk zona segitiga di bawah pondasi dengan sudut

    ACD = CAD = α = 45o + ø/2. Gerakan bagian tanah ACD ke bawah mendorong

    tanah disampingnya ke samping.

    Zona II

    Bagian ADF dan CDE disebut radial shear zone (daerah geser radial) dengan

    curve DE dan DF yang bekerja pada busur spiral logaritma dengan pusat ujung

     pondasi.

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    8/23

    Zona III

    Bagian AFH dan CEG dinamakan zona pasif Rankine dimana bidang

    tegangannya merupakan bidang longsor yang mengakibatkan bidang geser di atas bidang horisontal tidak ada dan digantikan dengan beban sebesar q =  . Df

    Terzaghi (1943), memberikan beberapa rumus sesuai dengan bentuk geometri

     pondasi tersebut. Rumus-rumus yang dimaksud antara lain:

    Untuk tanah dengan keruntuhan geser umum (general shear failure )

    1. Kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B

    qu = c Nc  +  Df  Nq  + 1/2  B N  (1.2)

    2. Kapasitas daya dukung pondasi lingkaran dengan jari-jari R

    qu = 1,3 c Nc  +  Df  Nq  + 0,6  R N  (1.3)

    3. Kapasitas daya dukung pondasi bujur sangkar dengan sisi B

    qu = 1,3 c Nc  +  Df  Nq  + 0,4  B N  (1.4)

    4. Kapasitas daya dukung pondasi segi empat (B x L)

    qu = c Nc (1 + 0,3 B/L) +  Df  Nq + 1/2  B N (1-0,2 . B/L) (1.5)

    dimana:

    qu  = daya dukung maksimum

    c = kohesi tanah

     

    = berat isi tanah

    B = lebar pondasi (= diameter untuk pondasi lingkaran )

    L = panjang pondasi

    Df   = kedalaman pondasi

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    9/23

     Nc; Nq; N  adalah faktor daya dukung yang besarnya dapat ditentukan dengan

    memakai Tabel 2.3  atau Gambar 2.7  atau dengan memakai rumus-rumus

    sebagai berikut:

    1)(Ncot1

    2

    φ

    4

    π2cos

    eφcot N q

    2

    φ/2)tanφ/42(3

    c  

     

      

     

     

     

      (1.6)

     

     

     

     

    2

    φ452cos

    e N

    2

    φ/2)tanφ/42(3

    q

     

      (1.7)

    tanφ1φ2cos

     pyK 

    2

    1 Nγ

     

     

     

        (1.8)

    Kpy = koefisien tekanan tanah pasif

    Untuk tanah dengan keruntuhan geser setempat (local shear fail ure )

    Untuk harga c diganti c′ = 2/3 c dan harga  diganti ′ = tan-1  (2/3 tan ). Dari

    nilai c′  dan ′  didapatkan faktor-faktor daya dukung untuk kondisi keruntuhan

    lokal: N′c; N′q; N′ (Table 4 atau Gambar 6).

    1. Kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B

    q′u = c′ N′c  +   Df   N′q  + 1/2   B . N′  (1.9)

    2. Kapasitas daya dukung pondasi lingkaran dengan jari-jari R

    q′u = 1,3 c′’ N′c  +  Df   N′q + 0,6  R N′  (1.10)

    3. Kapasitas daya dukung pondasi bujur sangkar dengan sisi B

    q′u = 1,3 c′ N′c  +  Df   N′q  + 0,4  B N′  (1.11)

    4. Kapasitas daya dukung pondasi persegi empat (BxL)

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    10/23

    q′u = c′ N′c (1 + 0,3 B/L) +  Df  N′q  + 1/2  B N′y (1-0,2.BL) (1.12)

    Tabel 3. Faktor Daya Dukung Terzaghi untuk Kondisi Keruntuhan Geser Umum( general shear failure)

    Nc Nq N  Nc Nq N 

    0 5,70 1,00 0,00 26 27,09 14,21 9,84

    1 6,00 1,10 0,01 27 29,24 15,90 11,60

    2 6,30 1,22 0,04 28 31,61 17,81 13,70

    3 6,62 1,35 0,06 29 34,24 19,98 16,18

    4 6,97 1,49 0,10 30 37,16 22,46 19,13

    5 7,34 1,64 0,14 31 40,41 25,28 22,65

    6 7,73 1,81 0,20 32 44,04 28,52 26,87

    7 8,15 2,00 0,27 33 48,09 32,23 31,94

    8 8,60 2,21 0,35 34 52,64 36,50 38,04

    9 9,09 2,44 0,44 35 57,75 41,44 45,41

    10 9,61 2,69 0,56 36 63,53 47,16 54,36

    11 10,16 2,98 0,69 37 70,01 53,80 65,27

    12 10,76 3,29 0,85 38 77,50 61,55 78,61

    13 11,41 3,63 1,04 39 85,97 70,61 95,03

    14 12,11 4,02 1,26 40 95,66 81,27 115,31

    15 12,86 4,45 1,52 41 106,81 93,85 140,51

    16 13,68 4,92 1,82 42 119,67 108,75 171,99

    17 14,60 5,45 2,18 43 134,58 126,50 211,56

    18 15,12 6,04 2,59 44 151,95 147,74 261,60

    19 16,56 6,70 3,07 45 172,28 173,28 325,34

    20 17,69 7,44 3,64 46 196,22 204,19 407,11

    21 18,92 8,26 4,31 47 224,55 241,80 512,84

    22 20,27 9,19 5,09 48 258,28 287,85 650,67

    23 21,75 10,23 6,00 49 298,71 344,63 831,99

    24 23,36 11,40 7,08 50 347,50 415,14 1072,80

    25 25,13 12,72 8,34

    * Kumbhojkar (1993)

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    11/23

    Tabel 4 Faktor-faktor daya dukung Terzaghi modifikasi untuk kondisi keruntuhan

    geser setempat (locall shear failure)

    N′c  N′q  N′  N′c  N′q  N′ 

    0 5,70 1,00 0,00 26 15,53 6,05 2,59

    1 5,90 1,07 0,005 27 16,30 6,54 2,88

    2 6,10 1,14 0,02 28 17,13 7,07 3,29

    3 6,30 1,2 0,04 29 18,03 7,66 3,76

    4 6,51 1,30 0,055 30 18,99 8,31 4,39

    5 6,74 1,39 0,074 31 20,03 9,03 4,83

    6 6,97 1,49 0,10 32 21,16 9,82 5,51

    7 7,22 1,59 0,128 33 22,39 10,69 6,32

    8 7,47 1,70 0,16 34 23,72 11,67 7,22

    9 7,74 1,82 0,20 35 25,18 12,75 8,3510 8,02 1,94 0,24 36 26,77 13,97 9,41

    11 8,32 2,08 0,30 37 28,51 15,32 10,90

    12 8,63 2,22 0,35 38 30,43 16,85 12,75

    13 8,96 2,38 0,42 39 32,53 18,56 14,71

    14 9,31 2,55 0,48 40 34,87 20,50 17,22

    15 9,67 2,73 0,57 41 37,45 22,70 19,75

    16 10,06 2,92 0,67 42 40,33 25,21 22,50

    17 10,47 3,13 0,76 43 43,54 28,06 26,25

    18 10,90 3,36 0,88 44 47,13 31,34 30,40

    19 11,36 3,61 1,03 45 51,17 35,11 36,00

    20 11,85 3,88 1,12 46 55,73 39,48 41,7021 12,37 4,17 1,35 47 60,91 44,54 49,30

    22 12,92 4,48 1,55 48 66,80 50,46 59,25

    23 13,51 4,82 1,74 49 73,55 57,41 71,45

    24 14,14 5,20 1,97 50 81,31 65,60 85,75

    25 14,80 5,60 2.25

    * Kumbhojkar (1993)

    Gambar 6 Grafik Faktor Daya Dukung Terzaghi

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    12/23

    D.  Pengaruh Permukaan Air Tanah Terhadap Kapasitas Dukung

    Terdapat tiga keadaan pengaruh muka air tanah ( ground water table) terhadap

    kapasitas dukung, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7.

    Gambar 2.8. Perubahan kapasitas dukung adanya beda tinggi muka air

    tanah

    a.  Kasus I : jika letak muka air tanah, 0 < D1  Df  :

    q = D1. + D2(sat - w) dan

    nilai  dibawah pondasi menjadi : ´= sat  –  w  (1.13)

     b.  Kasus II : jika letak muka air tanah, 0 < d  B :

    q = .Df dan nilai  dibawah pondasi menjadi : )γ(γB

    dγγ     (1.14)

    c.  Kasus III : jika letak muka air tanah, d  B :

    Muka air tanah tidak berpengaruh terhadap kapasitas dukung tanah.

    E.  Eksentrisitas pada Pondasi

    Pembebanan yang tidak sentris pada pondasi bisa terjadi apabila beban vertikal

    yang bekerja mempunyai eksentrisitas terhadap titik pusat pondasi atau jika pondasi

    menerima momen selain beban vertikal. Adapun dalam perhitungan, Meyerhof

    (1953) menggolongkan pengaruh eksentristas beban terhadap kapasitas dukung

     pondasi segi empat menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu seperti Gambar 7.

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    13/23

    a.  Eksentrisitas satu arah (Gambar 7a.)

     b.  Eksentrisitas dua arah (Gambar 7b.)

    c. 

    Eksentrisitas dua arah yang disederhanakan (Gambar 7c.).

    Gambar 7. Pengaruh eksentrisitas pada kapasitas dukung pondasi

    segi empat dengan beban vertikal (Meyerhof, 1953)

    a. 

    Eksentrisitas satu arah

    Pada Gambar 8  terlihat pengaruh eksentrisitas beban satu arah pada pondasi

    segiempat terhadap distribusi tekanan tanah dan dimensi efektif pondasi.

     b. 

    Eksentrisitas dua arahKeadaan sebuah pondasi yang mengalami beban P dan sebuah momen (M)

    seperti pada Gambar 9a. dan Gambar 9b. Sedangkan pondasi yang mengalami

     pembebanan P dan momen dua arah (Mx dan My) seperti pada Gambar 9c. Ekivalen

    dari dua momen tersebut membentuk dua eksentrisitas (x = eB = ex dan y = eL = ey)

    seperti pada Gambar 9.

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    14/23

    Jika beban eksentris dua arah (eB  dan eL) maka lebar efektif pondasi (B′)

    ditentukan sedemikian rupa sehingga resultan beban terletak di pusat berat luas

    efektifnya (A′) dengan L′ adalah sisi terpanjang pada luas efektif tersebut.  

    Sehingga qmax,min yang terjadi pada pondasi yaitu:

      (1.15) 

    Gambar 8. Detail pengaruh eksentrisitas beban satu arah pada pondasi segi

    empat 

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    15/23

     

    Gambar 9.  Analisis momen satu arah dan dua arah dari pondasi dangkal

    F.  Faktor Keamanan pada Pondasi Dangkal

    Besarnya kapasitas dukung ijin kotor (qijin  = qall  =  gross allowable load-

    bearing capacity) adalah :

    SF

    qq   uijin     (1.16)

    Sedangkan penambahan tegangan di bawah tanah netto (q ijin(net)) = beban dari

     bangunan atas ( superstructure) per satuan luas pada pondasi dinyatakan dalam :

    SF

     poq

    SF

    qq   u

    u(net)

    ijin(net)

      (1.17)

    keterangan :

    qu  = kapasitas dukung batas kotor ( gross ultimate bearing capacity)

    qu(net)  = kapasitas dukung batas netto (net ultimate bearing capacity)

     po = tekanan overburden = .Df  

    SF = faktor keamanan ( factor of safety) umumnya minimal bernilai = 3

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    16/23

    CONTOH PERHITUNGAN

    PERHITUNGAN 

    1. 

    Data Soal

    Data Pondasi Tanah Lapis 1 Tanah Lapis 2

    tf = 0.5 m h1 = 2 m h2 = 2 m

    Df = 2.5 m 1 = 18 kn/m3 2 = 18 kn/m3 

    P = 300 KN 1 = 400 2 = 320 

    My = 40 KN.m c1 = 0 kn/m c2 = 40 kn/m

    Mx = 0 KN.m

    q = 15 KN/m2

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    17/23

    Asumsi:

    Dimensi dimensi kolom penyalur beban ke pondasi = 0,5m × 0,5m

    Pondasi direncanakan dengan FS= 4 untuk keamanan pondasi.

    Tinggi H2 dalam Df pondasi

         

    Catatan: Dalam kasus soal, Tanah yang menahan pondasi yaitu tanah 2 ( h1 < Df ).

    Desain Perencanaan menggunakan analisis Terzaghi.

    2.  Pergitungan Dimensi Optimal B dan L

    Hitung qestimasi (sebagai qa)

    Kondisi tanah 2

    2 = 320 

    c2 = 40 kn/m2 

     

    Berdasarkan sudut geser

    2 = 320, tergolong tanah pasir renggang /tak padat (Tabel 2.1 dan 2.2)

    Maka, qestimasi = qa < 100 KN/m2

     Berdasarkan kohesi c (Uji UCS)

     

     

       

    Sehingga, diambil qestimasi = qa = 90 KN/m2

    3.1.1  Hitung Dimensi berdasarkan qestimasi 

    Asumsi: B = 1,25 L

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    18/23

      ( )    

          

         

    Pembulatan dimensi yang akan digunakan:

       

     Nilai A berdasarkan dimensi rencana

      ( ) 

       

    ** B > L karena My yang bekerja akan menyebabkan eksentrisitas, sehingga

    direncakan ex yang terjadi terhadap bentang yang panjang, juga berfungsi

    dalam penulangan, dimana pada B sebagai acuan dalam desain tulangan

    (karena memungkinkan terjadinya lendutan yang besar)

    3.1.2  Hitung qnetto (daya dukung aman tanah) berdasarkan dimensi rencana

      

     

    3.1.3 

    Cek kontrol (qizin > qn)

    a.  Hitung q(ult) yang terjadi pada pondasi

     

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    19/23

     

     

    qu (persegi panjang)

    ( ) ( ) 

    -       

     

    - Desain terhadap keruntuhan geser umum

    2 = 320 , nilai Nc = 44,04

     Nq = 28,52

     N = 26,87

    ( )( ) 

     

      qu (segitiga)

    karena segitiga nya merupakan segitiga sama kaki, maka:

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    20/23

    qu (segitiga) = ½ x qu (persegi)

      ......... B = 0,5 m

       

     

    sehingga, qult yang terjadi pada persegi:

       

     b.  Hitung q(ult)netto 

         

    c.  Hitung qizin pada pondasi

     

       

    d.  Kontrol qizin > qn

       ........... Ok!

    Tanah Aman menahan Pondasi, hal ini dikarenakan kapasitas dukung

    tanah q(un) lebih besar dari qn, sehingga dengan faktor aman (FS) sama

    dengan 4, menghasilkan qizin yang besar juga.

    3.1.4  Cek kontrol (qizin > qmax,min)

     

     

    a. 

    Menghitung Titik Pusat Pondasi (Xo,Yo)

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    21/23

     

    - Luasan bagian –  bagian Pondasi

          

       

     

    -    ∑ ∑  

     

       (dari titik 0,0)

    -  ∑ ∑  

      (dari titik 0,0)

     b. 

    Menghitung Inersia (Ixo , Iyo)

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    22/23

    - Ix dan Iy masing-masing bagian pondasi

    Persegi Panjang 1

     

           

    Persegi Panjang 2

     

     

          Segitiga

     

           

         

         

    c. 

    Menghitung qmax,min 

    Sehingga:

  • 8/18/2019 prencanaan pondasi 4

    23/23

     

     

     

     

       

    d. 

    Kontrol qizin > qmax 

        ........... Ok!Tanah aman menahan qmax yang diberikan oleh pondasi.

    3.1.5  Cek kontrol eksentrisitas

       

      = 0,05 m

      = 0 m