2. landasan teori - dewey.petra.ac.id · 4 universitas kristen petra 2. landasan teori . 2.1....

13
4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam yang banyak digunakan untuk menahan beban berat pada bangunan-bangunan bertingkat. Bored pile dicor secara in situ yang artinya pengerjaan pengecoran dilakukan secara langsung di lapangan.Bored pile terbagi ke dalam dua jenis menurut cara pembuatannya, yaitu tipe kering dimana pondasi bor terletak di daratan, dan tipe basah yang pembuatannya di laut. Pondasi ini dibuat dengan membuat lubang pengeboran dengan bantuan alat beratrig bor, yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. Kedalaman lubang pengeboran sampai mencapai lapisan tanah keras. Lubang hasil pengeboran ini nantinya akan diisi beton cair/ beton cor dengan tulangan baja yang dirangkai sesuai dengan desain. Mengingat besarnya beban kolom bangunan, pada tiap bawah kolom bangunan dapat dibuat satu, dua, tiga, atau lebih pondasi bor yang masing-masing disatukan dengan poer atau pile capyang dihubungkan dengan sloof titik kolom yang lain (Sukardi,2005). Gambar 2.1. Rig Bor Beberapa keuntungan menggunakan pondasi bored pile adalah sebagai berikut (Nakazawa,1988) :

Upload: others

Post on 26-Sep-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · 4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI . 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam

4 Universitas Kristen Petra

2. LANDASAN TEORI

2.1. Pondasi Bor (Bored Pile)

Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam yang banyak

digunakan untuk menahan beban berat pada bangunan-bangunan bertingkat. Bored pile

dicor secara in situ yang artinya pengerjaan pengecoran dilakukan secara langsung di

lapangan.Bored pile terbagi ke dalam dua jenis menurut cara pembuatannya, yaitu tipe

kering dimana pondasi bor terletak di daratan, dan tipe basah yang pembuatannya di

laut.

Pondasi ini dibuat dengan membuat lubang pengeboran dengan bantuan alat

beratrig bor, yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. Kedalaman lubang pengeboran

sampai mencapai lapisan tanah keras. Lubang hasil pengeboran ini nantinya akan diisi

beton cair/ beton cor dengan tulangan baja yang dirangkai sesuai dengan desain.

Mengingat besarnya beban kolom bangunan, pada tiap bawah kolom bangunan dapat

dibuat satu, dua, tiga, atau lebih pondasi bor yang masing-masing disatukan dengan

poer atau pile capyang dihubungkan dengan sloof titik kolom yang lain

(Sukardi,2005).

Gambar 2.1. Rig Bor

Beberapa keuntungan menggunakan pondasi bored pile adalah sebagai berikut

(Nakazawa,1988) :

Page 2: 2. LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · 4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI . 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam

5 Universitas Kristen Petra

a. Tanpa sambungan dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter besar, juga

untuk tiang yang lebih panjang. Selain itu, panjang tiang dapat ditetapkan dengan

mudah.

b. Diameter biasanya lebih besar dari pada tiang pracetak dan daya dukung setiap

tiang juga lebih besar sehingga tumpuan dapat dibuat lebih kecil.

c. Tanah galian dapat diamati secara langsung dan sifat-sifat tanah pada lapisan

antara atau pada tanah pendukung pondasi dapat langsung diketahui.

d. Pengaruh getaran dan desakan tanah terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.

Adapun beberapa kerugian yang ditimbulkan antara lain :

a. Beton dari tubuh tiang diletakkan di bawah air dan kualitasnya setelah selesai

lebih rendah dari tiang-tiang pracetak. Di samping itu, pemeriksaan kualitas hanya

dapat dilakukan secara tidak langsung.

b. Ketika beton dituangkan, dikuatirkan adukan beton akan bercampur dengan

runtuhan tanah, oleh karena itu beton harus segera dituangkan dengan seksama dan

segera setelah penggalian dilakukan.

c. Walaupun penetrasi sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah

terpenuhi, kadang-kadang terjadi tiang pendukung kurang sempurna karena adanya

lumpur yang tertimbun di dasar.

d. Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton, untuk

pekerjaan yang kecil mengakibatkan biaya yang sangat melonjak.

e. Karena pada cara pemasangan tiang yang diputar berlawanan arah putaran jarum

jam dipakai air, maka lapangan akan menjadi kotor, lagi pula untuk setiap cara perlu

dipikirkan metode untuk menangani tanah yang telah digali.

Page 3: 2. LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · 4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI . 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam

6 Universitas Kristen Petra

2.2. Pelaksanaan Pondasi Bored Pile

Secara garis besar, urutan pekerjaan dalam pelaksanaan pondasi Bored Pile

adalah sebagai berikut : (Gambar 2.2.)

1. Pengeboran awal

2. Pemasangan casing sementara

3. Pengeboran lanjutan

4. Pembersihan dasar lubang dan pemasangan tremie

5. Pemasangan tulangan

6. Pengecoran beton cair.

Gambar 2.2.Urutan Pekerjaan Pondasi Bored Pile(sumber : icac.org.hk)

2.3. Masalah-masalah yang Timbul pada Saat PelaksanaanBored Pile

Menurut Nakazawa (1988), terdapat resiko masalah-masalah yang bisa timbul

selama proses pelaksanaan pondasi bored pile antara lain :

Page 4: 2. LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · 4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI . 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam

7 Universitas Kristen Petra

a. Terurainya tanah pondasi

Penyebab terurainya tanah di pondasi di sekeliling tiang adalah terlepasnya

tegangan, boiling (meletup), desakan dan mekanisme penggalian, tetapi tanah pondasi

tak mungkin tidak terurai selama penggalian dilakukan dan tidak dapat dihindari hal-

hal tersebut akan terjadi. Oleh karena itu untuk menanggulanginya, hal-hal berikut

perlu diperhatikan :

-Selama menggali, muka air pada lubang galian harus dijaga supaya tetap berada di

atas muka air tanah.

-Dengan mencacah (memecah tanah pondasi perlahan-lahan) maka tanah pondasi dapat

dihindarkan dari bahaya kelongsoran seminimum mungkin

-Setelah galian selesai, tanah pondasi yang terurai harus dipadatkan kembali misalnya

dengan cara impregnasi/penyerapan dan lain-lain.

b. Keruntuhan pada permukaan dinding lubang galian

Tanah pondasi yang digali selalu terpengaruh keadaan tanah pondasi itu sendiri

seperti tekanan tanah, tekanan air tanah, dan keadaan-keadaan di sekelilingnya seperti

naik turunnya bucket dan getaran dari luar. Sebagai hasilnya, permukaan dinding

lubang galian yang kehilangan keseimbangan akibat penggalian ini terancam bahaya

runtuh.

Keruntuhan yang terjadi mengakibatkan terjadinya 2 kondisi yaitu necking

dimana lubang hasil pengeboran mengalami penyempitan dari ukuran diameter yang

direncanakan pada kedalaman tertentu dan keruntuhan yang menyebabkan diameter

pondasi bor membesar pada kedalaman tertentu.

c. Merosotnya daya dukung akibat pergerakan lumpur yang tidak sempurna

Bila beton dituangkan pada tempat berkumpulnya lumpur maka akan terjadi

kerugian yaitu lumpur ikut teraduk dalam beton dan daya dukung tiang menjadi sangat

kecil yang mengakibatkan banyaknya tiang menjadi sangat berlebihan. Oleh karena itu,

pada tiang yang dicor di tempat, lumpur harus dikeluarkan sebaik-baiknya.Sebaiknya

lumpur dikeluarkan setelah tulangan beton selesai dipasang dan tepat sebelum adukan

beton mulai dituangkan. Untuk mengeluarkan lumpur tersebut ada beberapa cara,

Page 5: 2. LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · 4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI . 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam

8 Universitas Kristen Petra

antara lain dengan sistem pompa udara, sistem pompa tekanan air, sistem pompa

bawah air, dan sistem pengerukan dengan mencampurkan adukan semen.

2.4. Produktivitas

Produktivitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan suatu

proyek konstruksi.Dengan adanya tingkat produktivitas yang tinggi menandakan

bahwa proyek tersebut bisa memaksimalkan sumber daya yang ada dengan baik begitu

juga sebaliknya.Tingkat produktivitas yang ada pun berbeda-beda pada setiap kegiatan

konstruksi.Hal ini dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi produktivitas

tersebut.

Produktivitas memiliki berbagai definisi sebagai berikut :

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, produktivitas adalah kemampuan

untuk menghasilkan sesuatu.

2. Menurut Paul Olomolaiye (1998) pada dunia konstruksi produktivitas dapat

diartikan sebagai perbandingan antara total output yang berupa barang dan jasa pada

waktu tertentu dibagi dengan total input yang berupa tenaga kerja, material, uang, dan

mesin selama periode bersangkutan dalam satuan unit.

Secara umum produktivitas dapat diformulasikan sebagai berikut :

Produktivitas = Hasil Kerja / Waktu Kerja

Hasil kerja merupakan suatu jumlah pekerjaan yang berarti adalah sejumlah hasil,

tugas, proses yang bisa dilaksanakan dalam suatu periode tertentu.

Waktu kerja adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

3. Menurut Pilcher (1992) produktivitas adalah rasio antara keluaran (output) dan

masukan (input).

Produktivitas = output/input

4. Menurut Nunnaly (1998) produktivitas diartikan sebagai hasil (output) yang

berupa barang dan jasa konstruksi per jumlah penggunaan (input) pekerja.

Page 6: 2. LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · 4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI . 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam

9 Universitas Kristen Petra

2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Secara umum terdapat lima faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas

suatu pekerjaan konstruksi yaitu lingkungan, peralatan, pekerja, material, dan

manajemen.

2.5.1. Lingkungan (Environtment)

Dalam pembangunan sebuah proyek konstruksi pastilah tidak lepas dari

lingkungan karena setiap proyek konstruksi pasti merusak lingkungan.Hal ini membuat

faktor lingkungan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas

suatu pekerjaan. Beberapa hal yang harus diperhatikan karena dapat mengganggu

masyarakat sekitar yaitu : kerusakan bangunan sekitar, kerusakan jalan ke proyek,

suara bising yang mengganggu, getaran, kemacetan lalu lintas di sekitar proyek, dan

sebagainya.

Selain itu faktor kondisi pekerjaan proyek juga mempengaruhi produktivitas.

Beberapa kondisi pekerjaan proyek adalah sebagai berikut :

-Skala pekerjaan dan tingkat kesulitannya

-Jenis tanah pada proyek dan penanggulangannya

-Kemudahan akses pekerjaan di lapangan (haul road)

-Cuaca setempat

-Karakteristik budaya setempat

Oleh sebab itu faktor lingkungan ini harus lebih diperhatikan agar jangan sampai

menghambat produktivitas suatu pekerjaan maupun menimbulkan masalah di

kemudian hari (Olomolaiye,1998).

2.5.2. Peralatan (Equipment)

Alat-alat berat yang digunakan pada lokasi proyek memegang peranan penting

dalam kaitannya dengan produktivitas pekerjaan. Jika alat-alat berat yang digunakan

Page 7: 2. LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · 4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI . 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam

10 Universitas Kristen Petra

tidak dirawat secara berkala dan sering mengalami kerusakan, maka dapat dipastikan

produktivitas pekerjaan akan mengalami penurunan yang signifikan. Salah satu

perawatan rutin yang diperhatikan adalah penggantian oli mesin dan oli hidrolis secara

rutin. Perawatan alat memerlukan kerja sama dan kesadaran dari operator alat berat dan

kernetnya.Usia alat juga berpengaruh pada produktivitas pekerjaan karena semakin tua

alat maka produktivitasnya cenderung mengalami penurunan sampai alat tersebut

benar-benar rusak dan tidak dapat dipakai lagi (Olomolaiye,1998).

2.5.3. Pekerja (Labor)

Pekerja merupakan faktor yang paling mempengaruhi dibandingkan faktor-

faktor lainnya yang mempengaruhi produktivitas.Dalam pengendaliannya, faktor

pekerja ini merupakan faktor yang paling kompleks jika dibandingkan dengan faktor-

faktor lainnya.Agar mendapatkan produktivitas yang baik, diperlukan manajemen

pekerja yang tepat. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pekerja :

-Pengetahuan pekerja, meliputi metode, teknik, dan ketrampilan dalam melakukan

pekerjaan untuk meningkatkan produktivitas.

-Pembagian tugas dan cara penyampaian/ pengarahan yang tepat terhadap pekerjaan

yang diberikan.

-Pengalaman sebelumnya (learning curve).

-Umur pekerja, biasanya umur pekerja produktif antara 15-45 tahun.

-Tingkat kedisiplinan pekerja.

-Motivasi pekerja.

-Pendidikan, tingkat pendidikan pekerja mempengaruhi pola pikir dan sikap serta

tanggung jawab pekerja dalam melaksanakan tugasnya.

-Etnis pekerja.

-Kesehatan, pekerja dengan kondisi kesehatan yang kurang baik dapat mengurangi

produktivitas pekerja tersebut.

-Pemanfaatan sumber daya, kemampuan pekerja dalam menggunakan sumber daya

secara efektif dan efisien.

-Kemampuan analitis dalam berpikir mengenai suatu masalah.

Page 8: 2. LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · 4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI . 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam

11 Universitas Kristen Petra

-Kemampuan komunikasi pekerja antaratasan maupun antarbawahan.

-Kemampuan pekerja beradaptasi terhadap perubahan.

-Kemampuan pekerja dalam mengoperasikan alat.

-Kemampuan pekerja untuk memotivasi pekerja lain.

-Kemampuan meramalkan kondisi ke depan dan mengambil keputusan dengan tepat

(Olomolaiye,1998).

2.5.4. Material

Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan adalah material, dalam hal ini

adalah beton cair,tulangan, dan material pendukung lainnya. Masalah yang sering

terjadi adalah ketersediaan material pada lokasi proyek dan kesalahan spesifikasi

material yang digunakan, misalnya tidak memenuhi tes tertentu dan sebagainya. Jika

jadwal sampainya material ke lokasi proyek sering terlambat, maka akan

meningkatkan waktu kosong (idle time) yang dapat menurunkan produktivitas. Oleh

karena itu perlu adanya komunikasi yang baik antara pimpinan proyek dan supplier

material demi kelancaran pekerjaan yang ada di proyek kaitannya dan dapat

meminimalkan bahkan menghilangkan idle time (Pilcher,1992).

2.5.5. Manajemen (Management)

Suatu proyek konstruksi pastilah membutuhkan sebuah manajemen baik dari

perencanaan maupun pengontrolan.Dalam hal ini adalah kemampuan pihak manjemen

dalam merencanakan, menempatkan lokasi, dan memantau perkembangan

proyek.Perencanaan yang kurang baik dapat menyebabkan turunnya produktivitas.

Contoh manajemen yang salah adalah penataan site layout yang kurang baik

(Olomolaiye,1998).

Menurut Nunnaly (1998), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

produktivitas antara lain :

-Kombinasi pekerja dan peralatannya.

-Suhu udara.

Page 9: 2. LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · 4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI . 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam

12 Universitas Kristen Petra

-Kemampuan dalam pelaksanaan konstruksi.

-Durasi jam kerja.

-Day shift dan night shift.

-Efisiensi alat yang digunakan.

-Usaha yang dilakukan pekerja.

-Tingkat pelatihan dan pendidikan pekerja.

-Jumlah tenaga kerja.

-Peraturan daerah.

2.6. Metode Pengukuran Produktivitas

Menurut Thomas (2000) ada beberapa metode dalam pengukuran produktivitas,

antara lain :

1. Unit Completed

Metode ini sangat cocok diaplikasikan untuk perhitungan produktivitas pekerjaan yang

tidak memiliki sub pekerjaan atau jika memiliki sub pekerjaan, sub pekerjaan mudah

untuk diukur dan pengerjaannya memerlukan waktu yang relatif singkat. Contoh :

pekerjaan galian.

2. Percent Complete

Metode ini cocok digunakan untuk pekerjaan yang memiliki sedikit sub pekerjaan atau

bahkan tidak memiliki sub pekerjaan. Selain itu sebaiknya digunakan pada pekerjaan

yang dapat dengan mudah diperkirakan berapa persen penyelesaian pekerjaan tersebut.

Contoh : pekerjaan pengecatan.

3. Level of Effort

Metode ini digunakan untuk mengukur pekerjaan yang memiliki sub pekerjaan yang

cukup banyak antara 3 sampai 5 sub pekerjaan dan antar sub pekerjaan tersebut dapat

saling overlapping. Selain itu metode ini cocok digunakan untuk pekerjaan yang masa

pengerjaannya memakan waktu yang cukup panjang. Contoh : pekerjaan pembesian,

pekerjaan baja, dan bekisting.

4. Incremental Milestones

Metode ini sangat cocok untuk pekerjaan yang memiliki sedikit sub pekerjaan dan sulit

diukur volumenya, akan tetapi dapat dengan mudah ditentukan intermediate

Page 10: 2. LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · 4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI . 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam

13 Universitas Kristen Petra

milestonenya. Selain itu antar pekerjaan umumnya merupakan pekerjaan yang

berurutan atau tidak saling overlapping. Contoh : pekerjaan pemasangan pintu dan

jendela.

5. Start – Finish Percentage

Metode ini sangat cocok untuk pekerjaan yang memiliki sedikit sub pekerjaan dan sulit

diukur volumenya, akan tetapi sulit untuk ditentukan intermediate milestonenya.

Contoh : pekerjaan pembersihan lahan.

Dari banyak metode yang ditulis oleh Thomas (2000), maka untuk penelitian

kali ini pengukuran produktivitas menggunakan metode unit completed untuk mencari

produktivitas sebagai langkah awal mencari faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas pekerjaan bored pile.

2.7. Metode Unit Completed

Secara garis besar metode unit completed ini cocok untuk pekerjaan yangtidak

memiliki sub pekerjaan dan outputnya mudah dihitung. Metode ini cocok untuk

pekerjaan bored pile karena outputnya berupa kedalaman bored pile yang dapat

diselesaikan per hari, sedangkan untuk inputnya adalah berupa jam kerja per hari.

2.8. Daily Productivity

Daily productivity merupakan produktivitas harian yang dihasilkan pekerja di

lapangan. Pengukuran daily prodictivity sangat penting untuk menganalisa

produktivitas sekelompok pekerja di lapangan. Selain berguna untuk menganalisa,

pengukuran daily productivity ini juga berfungsi sebagai pengawasan dan sebagai

bahan pertimbangan dalam menghitung harga satuan tenaga kerja.

Daily productivity = daily quantity / daily workhours

2.9. Baseline productivity

Baseline productivity adalah produktivitas standar yang dapat terjadi ketika tidak

ada atau hanya sedikit gangguan yang terjadi di lapangan. Baseline productivity

merupakan kondisi produktivitas optimal yang dapat dicapai sehingga kontraktor selalu

Page 11: 2. LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · 4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI . 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam

14 Universitas Kristen Petra

berusaha agar daily productivity mendekati baseline productivity. Untuk menghitung

baseline productivity terlebih dahulu harus menghitung daily productivity. Berikut

adalah langkah-langkah menghitung baseline productivity (Thomas, 2000) :

1. Menentukan 10% dari total hari pengamatan yang selanjutnya disebut sebagai

baseline subset (n).

2. Banyaknya n tidak boleh kurang dari 5 hari pengamatan, jika kurang maka

diambil 5 hari pengamatan.

3. Dari keseluruhan hari pengamatan, diambil output harian terbesar sejumlah n

buah.

4. Tentukan daily productivity untuk masing-masing n hari pengamatan.

5. Nilai produktivitas kemudian diurutkan mulai dari yang terbesar ke yang

terkecil. Nilai tengah dari n nilai produktivtias tersebut adalah baseline productivity.

2.10. Disruption Index

Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang telah dijelaskan pada butir 2.5

bukanlah suatu proses sederhana karena ada beberapa faktor yang dapat terjadi dalam

satu hari kerja. Cara multiple regression digunakan dalam hal ini dimana variabel

terikat yang digunakan adalah actual daily productivity dikurangi dengan baseline

productivity, sedangkan variabel bebasnya adalah faktor-faktor yang terjadi di

lapangan. Variabel terikat yaitu selisih actual daily productivity dengan baseline

productivity dibutuhkan sebagai ukuran untuk menghitung efek non linear yang

timbul. Variabel bebas yang dipakai berupa bilangan biner (Thomas, 1999).

Apabila dalam suatu hari ke-n terjadi faktor X maka bilangan biner yang diisikan pada

hari tersebut untuk faktor X adalah 1, sebaliknya jika faktor tersebut tidak terjadi maka

diisi 0. Faktor-faktor yang tergolong terjadi sehingga nilai X = 1 ditunjukkan dalam

Gambar 2.3.

Page 12: 2. LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · 4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI . 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam

15 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.3. Penggolongan Hambatan ke dalam Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produktivitas Bored Pile.

Adapun persamaan multiple regression yang digunakan adalah :

BP - ADP = aX1 + bX2 +cX3 +...+ αXn

Keterangan :

BP = Baseline Productivity

ADP = Actual Daily Productivity

X1,X2,..Xn = bilangan biner faktor-faktor yang diteliti di lapangan

a,b,c,..α = model coefficient factor

Menurut Thomas (1999) model koefisien yang didapat dari persamaan multiple

regression tersebut diperhitungkan sebagai nilai loss of productivity. Selanjutnya dapat

diketahui nilai expected productivity dan disruption index. Expected productivity

adalah produktivitas harapan saat terjadi faktor, yang dirumuskan dalam persamaan

berikut :

Expected productivity = baseline productivity – loss productivity

Sedangkan disruption index dari tiap-tiap faktor didapatkan dari rasio antara

expected productivity dibagi dengan baseline productivity pada hari dimana faktor

tersebut terjadi, yang dirumuskan dalam persamaan berikut :

Page 13: 2. LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · 4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI . 2.1. Pondasi Bor (Bored Pile) Pondasi bor (bored pile) adalah salah satu jenis pondasi dalam

16 Universitas Kristen Petra

Disruption index = expected productivity / baseline productivity

2.11. Workhours Lost

Workhours lost adalah jam kerja yang hilang atau kerugian jam kerja akibat

munculnya suatu faktor di lapangan. Thomas (1999) menggunakan workhours lost

sebagai indikasi pengaruh faktor terhadap keseluruhan proyek. Workhours lost

dirumuskan sebagai berikut :

Workhours lost = loss of productivity x total workhours / baseline productivity