preeklampsia-bblr

13

Click here to load reader

Upload: yonokomputercom

Post on 29-Jun-2015

1.294 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PREEKLAMPSIA-BBLR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia memasuki milenium

baru, pemerintah mencanangkan gerakan pembangunan berwawasan kesehatan

yang dilandasi paradigma sehat dalam rangka menuju visi Indonesia sehat 2010.

Untuk itu perlu diupayakan secara sungguh-sungguh oleh semua pihak baik di

tingkat provinsi maupun kabupaten atau kota. Pembangunan kesehatan menuju

Indonesia sehat merupakan bagian dari visi Making Pregnancy Safer (MPS).

Rencana strategi nasional MPS Indonesia disebutkan bahwa kematian dan

persalinan di Indonesia berlangsung aman serta bayi yang akan dilahirkan dapat

hidup dengan sehat. Adapun misi yang ingin dicapai untuk menurunkan angka

kelahiran dan kematian neonatal dan maternal melalui sistem pembangunan

kesehatan (Wiknjosastro, 2002).

Menurut perkiraan WHO pada tahun 1995 hampir semua (98%) dari 5

juta kematian neonatal di negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih

dari dua pertiga kematian adalah BBLR yaitu berat badan lahir kurang dari 2500

gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta persalinan pertahun dimana

17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di negara berkembang

(Hadi, 2001).

Page 2: PREEKLAMPSIA-BBLR

Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

adalah angka kematian bayi (AKB). AKB di Indonesia saat ini masih tergolong

tinggi. AKB di Indonesia tercatat 51,0 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003,

ini memang bukan gambaran yang indah karena masih terbilang tinggi bila

dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi

terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dari seluruh kematian perinatal

sekitar 2-27% disebabkan karena BBLR. Sementara itu prevalensi BBLR pada

saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi (Depkes RI,

2005).

Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Bengkulu tahun 2005 sebesar

7,83 per 1000 kelahiran hidup. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan

Kabupaten atau kota tahun 2005 menunjukkan bahwa ditemukan sebanyak 333

bayi dengan BBLR dari 39.912 kelahiran (0,83%) (Profil Kesehatan Provinsi

Bengkulu, 2005).

Preeklampsia merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas

ibu dan janin/bayi yang tinggal di Indonesia. Berbagai penelitian yang

dilaksanakan dalam mencari penyebab terjadinya preeklampsia ini, belum

berhasil mengungkapkannya, oleh karena itu sampai saat ini belum ada satu

metode yang efektif untuk mencegah setiap ibu agar terlepas dari resiko

preeklampsia. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi kita untuk senantiasa

waspada agar dapat menegakkan diagnosis preeklampsia sedini mungkin.

Page 3: PREEKLAMPSIA-BBLR

Tentunya perhatian utama kita adalah pada ibu hamil yang mengidap faktor-

faktor yang berpengaruh (Winkjosastro, 1999).

Preeklampsia-eklampsia perlu mendapatkan perhatian khusus, sebab

kehamilan dan persalinan dengan preeklampsia-eklampsia dapat menimbulkan

komplikasi seperti salah satunya adalah kejadian BBLR (Winkjosastro, 1999).

1.2. Rumusan masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang

signifikan antara preeklampsia dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit

Hasanuddin Damrah Manna Tahun 2011.

1.3. Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan yang

signifikan antara preeklampsia dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit

Hasanuddin Damrah Manna Tahun 2011.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi preeklampsia di Rumah Sakit

Hasanuddin Damrah Manna Tahun 2011.

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian BBLR di Rumah

Sakit Hasanuddin Damrah Manna Tahun 2011.

Page 4: PREEKLAMPSIA-BBLR

3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara preeklampsia

dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Hasanuddin Damrah Manna

Tahun 2011.

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1. Bagi akademik

Memberikan informasi ilmiah sebagai referensi atau kajian mengenai

hubungan preeklampsia dengan kejadian BBLR yang bermanfaat bagi

dunia keperawatan.

1.4.2. Bagi pelayanan kesehatan

Sebagai masukan atau pertimbangan bagi instansi terkait dalam

memberikan penanganan masalah BBLR.

1.4.3. Bagi pengembangan penelitian

Dapat dijadikan bahwa referensi atau rekomendasi, bagi peneliti lain yang

ingin mengembangkan penelitian ini.

Page 5: PREEKLAMPSIA-BBLR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Visi Indonesia Sehat adalah ditetapkannya misi pembangunan kesehatan

yang salah satunya adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat,

dengan sasaran meningkatkan jumlah penduduk mengkonsumsi makanan dengan

gizi yang seimbang sehingga untuk meningkatkan percepatan perbaikan derajat

kesehatan masyarakat dengan salah satu program unggulannya yaitu program

perbaikan gizi (Dep.Kes RI,1993).

Sebagian besar atau 50% penduduk Indonesia saat ini dapat dikatakan

tidak sakit akan tetapi juga tidak sehat, umumnya disebut kekurangan gizi.

Kejadian kekurangan gizi pada ibu hamil berdampak pada kemungkinan resiko

tinggi untuk melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

meningkatnya kemungkinan pre eklamsi, perdarahan antepartum, dan komplikasi

obstetrik lainnya selain meningkatnya angka kematian ibu, angka kematian

perinatal, angka kematian bayi, angka kematian balita, serta rendahnya umur

harapan hidup (Dep.Kes. RI, 2004).

Angka kematian ibu maternal berguna untuk menggambarkan tingkat

kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan

lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu

melahirkan dan masa nifas. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

2002-2003. Angka kematian ibu sebesar 307 (0,307%) per 100.000 kelahiran

hidup. Provinsi Lampung terdapat sebanyak 145 (0,88%) kasus dari 165.347

kelahiran hidup. Jumlah AKI di Kota Metro pada tahun 2005 ini ada sebanyak 2

(0,072%) kasus per 2.801 kelahiran hidup. Kota Metro sebagai wilayah dengan

kasus terkecil AKI tetap saja mengalami peningkatan kejadian dibandingkan

Page 6: PREEKLAMPSIA-BBLR

dengan tahun sebelumnya (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2005).

Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada periode

2002-2003, tingkat kematian perinatal adalah 24 per 1000 kelahiran (Kodim,

2007). Salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan

neonatal adalah Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2500 gram). BBLR

dibedakan dalam 2 kategori yaitu : BBLR karena prematur (usia kandungan

kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena Intrauterine Growth Retardasion

(IUGR), yaitu bayi lahir cukup bulan tapi berat badannya kurang. Terdapat BBLR

dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria, dan menderita

penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil di negara

berkembang (Dep.Kes. RI, 2003).

Hasil survey Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) pada tahun

2003 menunjukkan sebesar 16,7% Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia

memiliki risiko Kurang Engergi Kronik (KEK). Provinsi Lampung tercatat

sebesar 14,43% WUS yang mempunyai resiko KEK (Dep.Kes. RI, 2003).

Menurut data para survei yang penulis peroleh pada tanggal 28 Maret 2007 di

Puskesmas Banjar Sari Kecamatan Metro Utara Kota Metro didapatkan data ibu

hamil dengan status gizi kurang yaitu periode Januari – Maret 2007 memiliki

jumlah ibu hamil dengan resiko tinggi sebanyak 8 (2,73%), risiko KEK sebanyak

4 (1,37%) orang dari 293 ibu hamil (Laporan Puskesmas Banjarsari, 2007).

Jumlah bayi yang lahir dengan BBLR di Kota Metro sebesar 68 (2,43%) bayi dari

2.801 kelahiran hidup. Khusus untuk Puskesmas Banjarsari sebanyak 15 (3,49%)

bayi dari 499 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Metro, 2005).

Melihat dari data KEK tersebut bahwa resiko kehamilan meningkat pada ibu

hamil yang KEK sehingga dapat mempengaruhi hasil dari kehamilan tersebut

(Moore, 1991).

Kehamilan merupakan masa penyesuaian tubuh terhadap perubahan

fungsi tubuh yang menyebabkan peningkatan kebutuhan akan nutrisi. Terdapat

berbagai laporan penelitian yang menunjukkan adanya kaitan erat antara status

Page 7: PREEKLAMPSIA-BBLR

gizi ibu hamil dan anaknya yang dikandung yaitu bahwa status gizi ibu hamil

mempengaruhi tumbuh kembang janin yang dikandung. Makanan ibu sangat

penting diperhatikan agar kebutuhan nutrisi ibu dan anak dapat terpenuhi secara

optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan ibu hamil dapat dilihat

dari Indeks Quetelet (Indeks Q), usia kehamilan, asupan gizi, dan komplikasi atau

penyakit yang menyertai ibu selama kehamilan (Samsudin, 1986).

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang

signifikan antara usia kehamilan dengan peningkatan berat badan ibu hamil yang

berkunjung ke Poli Kebidanan Rumah Sakit Hasanuddin Damrah Manna Tahun

2011.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan usia kehamilan dengan peningkatan berat

badan ibu hamil yang berkunjung ke Poli Kebidanan Rumah Sakit

Hasanuddin Damrah Manna Tahun 2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi usia kehamilan pada ibu hamil

yang berkunjung ke Poli Kebidanan Rumah Sakit Hasanuddin Damrah

Manna Tahun 2011.

Page 8: PREEKLAMPSIA-BBLR

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi peningkatan berat badan ibu hamil

yang berkunjung ke Poli Kebidanan Rumah Sakit Hasanuddin Damrah

Manna Tahun 2011

3. Untuk mengetahui hubungan usia kehamilan dengan peningkatan berat

badan ibu hamil yang berkunjung ke Poli Kebidanan Rumah Sakit

Hasanuddin Damrah Manna Tahun 2011.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi akademik

Memberikan informasi ilmiah sebagai referensi atau kajian mengenai

hubungan usia kehamilan dengan peningkatan berat badan ibu hamil yang

bermanfaat bagi dunia keperawatan.

1.4.2. Bagi pelayanan kesehatan

Sebagai masukan atau pertimbangan bagi instansi terkait dalam

memberikan penanganan masalah pada ibu hamil.

1.4.3. Bagi pengembangan penelitian

Dapat dijadikan bahwa referensi atau rekomendasi, bagi peneliti lain yang

ingin mengembangkan penelitian ini.