praswilkot baru - buat dita

46
ABSTRAK Pertumbuhan perumahan dan permukiman merupakan indikator untuk melihat pengaruh perkembangan kota secara berkelanjutan. Permukiman berkembang seiring dengan faktor pendorongnya yaitu pertumbuhan penduduk, keadaan sosial ekonomi masyarakat, bertambahnya kegiatan masyarakat serta keadaan alam. Secara alamiah pertumbuhan perumahan dan permukiman di Kabupaten Bangkalan terjadi di masing-masing pusat ibu kota kecamatan. Bertambahnya kawasan terbangun secara sporadis terjadi karena kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk Kabupaten Bangkalan. Secara fisik, perumahan dan permukiman yang berkembang ini memiliki ciri arsitektur bangunan modern, dan ada pula yang bergaya arsitektur kolonial tetapi dalam jumlah yang sedikit. Adanya rencana pengembangan Surabaya Metropolitan Area (SMA), Kabupaten Bangkalan diperkirakan akan mengalami pertumbuhan secara cepat, terutama untuk perumahan dan permukimannya. Perumahan dan permukiman akan terjad secara linier yaitu mengikuti jalan-jalan yang menjadi akses penting di Kabupaten Bangkalan. Hal ini tidak terlepas dari rencana realisasi Jembatan Suramadu yang nantinya akan membuka akses mobilitas dari Kota Surabaya.

Upload: raditya-dwi-indrawan

Post on 27-Jun-2015

314 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praswilkot Baru - Buat Dita

ABSTRAK

Pertumbuhan perumahan dan permukiman merupakan indikator untuk melihat

pengaruh perkembangan kota secara berkelanjutan. Permukiman berkembang

seiring dengan faktor pendorongnya yaitu pertumbuhan penduduk, keadaan

sosial ekonomi masyarakat, bertambahnya kegiatan masyarakat serta keadaan

alam. Secara alamiah pertumbuhan perumahan dan permukiman di Kabupaten

Bangkalan terjadi di masing-masing pusat ibu kota kecamatan. Bertambahnya

kawasan terbangun secara sporadis terjadi karena kebutuhan akan lahan yang

semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk Kabupaten

Bangkalan. Secara fisik, perumahan dan permukiman yang berkembang ini

memiliki ciri arsitektur bangunan modern, dan ada pula yang bergaya arsitektur

kolonial tetapi dalam jumlah yang sedikit. Adanya rencana pengembangan

Surabaya Metropolitan Area (SMA), Kabupaten Bangkalan diperkirakan akan

mengalami pertumbuhan secara cepat, terutama untuk perumahan dan

permukimannya. Perumahan dan permukiman akan terjad secara linier yaitu

mengikuti jalan-jalan yang menjadi akses penting di Kabupaten Bangkalan. Hal

ini tidak terlepas dari rencana realisasi Jembatan Suramadu yang nantinya akan

membuka akses mobilitas dari Kota Surabaya.

Page 2: Praswilkot Baru - Buat Dita

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan wilayah sebagai salah satu pendekatan perencanaan

merupakan suatu usaha pembangunan dengan memperhatikan aspek spasial.

Aspek spasial yang menjadi kebutuhan dasar bagi manusia adalah kebutuhan

akan permukiman. Rumah selain kebutuhaan dasar bagi manusia yang harus

tepenuhi, juga merupakan pendorong kegiatan lain serta mendorong terciptanya

lapangan kerja yang cukup signifikan. Memenuhi kebutuhan rumah merupakan

salah satu kebutuhan dasar manusia, yang diharapkan dapat meningkatkan

pemerataan kesejahteraan rakyat. Kawasan Permukiman Kabupaten Bangkalan

merupakan kawasan yang menunjukkan adanya perkembangan kota yang

dinamis.

Dalam RTRW Provinsi Jawa Timur prospek yang dapat dikembangkan

oleh Wilayah Madura antara lain beberapa rencana pengembangan Kota

Bangkalan lebih diorientasikan menjadi bagian dari sistem pengembangan

Gerbangkertosusila Plus, yang diarahkan pada pengembangan kawasan

industri, permukiman skala besar, jembatan madura, kota baru, perikanan dan

perhubungan.

Perkembangan perumahan dan permukiman dapat dipengaruhi oleh

faktor-faktor penting yaitu penduduk dan keadaan sosial ekonomi masyarakat

serta kondisi alamnya. Pertumbuhan penduduk akan menekan ruang yang ada

sehingga meningkatkan kebutuhan ruang dan menciptakan lingkungan hunian

baru. Keadaan sosial ekonomi masyarakat juga mempengaruhi manusia dalam

memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal, karena biasanya perumahan

dibuat/dibentuk sesuai dengan dentitas dari pemilik yang beragam. Hal ini bisa

dipengaruhi oleh mata pencaharian, etnis, budaya dan kondisi sosial

masyarakatnya yang lain. Sedangkan kondisi alam dapat mempengaruhi daya

penyediaan infrastruktur.

Page 3: Praswilkot Baru - Buat Dita

Sesuai dengan UU No. 26/ 2007 tentang penataan ruang, kawasan

permukiman merupakan bagian dari kawasan perkotaan dan perdesaan.

Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa,

pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kawasan perkotaan

adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan

susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan

dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan

ekonomi.

Kabupaten Bangkalan merupakan wilayah yang terletak di Pulau Madura

yang merupakan suatu unit lingkungan sejarah yang cukup unik dan berbeda

dengan wilayah geografis yang lain di Indonesia. Gambaran ekologi fisik

Kabupaten Bangkalan yang dikenal gersang, bercurah hujan rendah, dan

memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Pengaruhnya terlihat pada

tatanan kepermukiman masyarakatnya. Permukiman penduduk di Madura lebih

bersifat tersebar dalam kelompok-kelompok perdusunan kecil dengan hubungan

keluarga sebagai faktor pengikatnya. Desa bukannya dibentuk oleh suatu

kompleks permukiman penduduk dan dikitari oleh persawahan. Hal ini membuat

kontak sosial antar-warga menjadi cukup sulit

Page 4: Praswilkot Baru - Buat Dita

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Gambaran Umum Kabupaten Bangkalan

Kabupaten Bangkalan yang terletak di bagian paling barat Pulau Madura,

secara koordinat pemetaan terletak antara 112040’06” – 113008’04” Bujur Timur

dan 6051’39” – 7011’39” Lintang Selatan. Secara geografis Kabupaten

Bangkalan memiliki nilai strategis, karena paling dekat dengan Pulau Jawa.

2.1.1 Gambaran Umum Fisik

Kabupaten Bangkalan menjadi pintu gerbang lalu-lintas barang dan jasa

yang menghubungkan Jawa dan Madura. Bahkan Kabupaten Bangkalan

merupakan bagian dari wilayah Pulau Madura yang masuk dalam

pengembangan Kota Surabaya (Surabaya Metropolitan Area/SMA) yang

merupakan kutub pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Bangkalan terdiri dari 18 Kecamatan dengan 281 desa. Kecamatan Kokop

dengan luas 125,75 km2 sebagai kecamatan terluas dan Kecamatan Bangkalan

dengan luas 35,02 km2 sebagai kecamatan dengan luasan terkecil di Kabupaten

Bangkalan (lampiran1). Wilayah Kabupaten Bangkalan memiliki luas 1.260,16

Km2 dan memiliki batas administratif wilayah sebagai berikut.

Sebelah utara : berbatasan dengan Laut Jawa

Sebelah timur : berbatasan dengan Kabupaten Sampang

Sebelah selatan : berbatasan dengan Selat Madura

Sebelah barat : berbatasan dengan Selatan Madura

1. Iklim dan curah hujan

Iklim di Kabupaten Bangkalan terdiri dari dua yaitu musim panas dan

penghujan dengan suhu rata-rata dapat mencapai 330C dan terendah 220C.

Curah hujan yang diukur dari beberapa stasiun pengamatan di Kabupaten

Bangkalan rata-rata tiap tahun terdiri :

a. 1750-2000 mm/tahun  

b. < 1500mm/tahun

Page 5: Praswilkot Baru - Buat Dita

c. > 2000mm/tahun    

2. Geologi

Struktur geologi dari Kabupaten Bangkalan didominasi oleh alluvium

dan batu gamping yang terbentuk dari gunung api muda dengan batuan jenis

miosen dari batuan tua relatip lebih sedidkit. Batuan tersebut terbentang dari

bagian tengah Jawa Timur sampai ke pulau Madura (termasuk Bangkalan)

dengan batuan dominan adalah batugamping.

3. Topografi dan Morfologi

Berdasar karakteristik ketinggian di atas permukaan laut, Kabupaten

Bangkalan dibagi menjadi dua territorial: 0-25 m (diatas permukaan laut) dan

kelerengan 5% dengan morfologi relatif datar berada di sebagaian pesisir

pantai di sebelah Utara, Barat dan Selatan Kabupaten Bangkalan 25-250 m

(diatas permukan laut) dengan kelerengan 5-70% dan morfologi perbukitan

berada di bagian tengan dari Kabupaten Bangkalan.

Daerah Kabupaten Bangkalan berada pada ketinggian 2 – 100 m di atas

permukaan air laut. beberapa bagian wilayah yang terletak di Pesisir pantai,

seperti Kecamatan Sepuluh, Bangkalan, Socah, Kamal, Modung, Kwanyar,

Arosbaya, Klampis, Tanjung Bumi, Labang dan Kecamatan Burneh mempunyai

ketinggian antara 2 – 10 m di atas Permukaan air laut. Wilayah yang terletak di

bagian tengah mempunyai ketinggian antara 19 – 100 m di atas Permukaan air

laut. Kecamatan yang tertinggi adalah Kecamtan Geger dengan ketinggian 100

m di atas permukaan air laut. Berdasar karakteristik ketinggian diatas permukaan

laut, Kabupaten Bangkalan dibagi menjadi dua territorial: 0-25 m (diatas

permukaan laut) dan kelerengan 5% dengan morfologi relatip datar berada di

sebagaian pesisiR pantai di sebelah Utara, Barat dan Selatan Kabupaten

Bangkalan 25-250 m (diatas permukan laut) dengan kelerengan 5-70% dan

morfologi perbukitan berada di bagian tengan dari Kabupaten Bangkalan. Berikut

gambar 3.2 peta topografi dan morfologi Kabupaten Bangkalan.

Page 6: Praswilkot Baru - Buat Dita

Gambar 3.2a Peta Topografi Kabupaten Bangkalan

Gambar 3.2b Peta Morfologi Kabupaten Bangkalan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan

dan Permukiman standar kelayakan permukiman dengan Topografi datar sampai

bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%), Tersedia sumber air, baik air tanah

maupun air yang diolah oleh penyelenggara, dengan jumlah yang cukup.

Topografi Bangkalan pada kelerengan 5% di sebagaian pesisir pantai di sebelah

Page 7: Praswilkot Baru - Buat Dita

Utara, Barat dan Selatan Kabupaten Bangkalan dan kelerengan 5-70% dan

morfologi perbukitan berada di bagian tengan dari Kabupaten Bangkalan

merupakan potensi untuk kawasan permukiman dengan standar kelayakan

kemiringan 0-25%. Dapat disimpulkan berasarkan topografi Kabupaten

Bangkalan memiliki potensi untuk kawasan permukiman.

2.1.2 Gambaran Umum Sosial

Permukiman di Bangkalan, kebanyakan perumahan biasa dan

perkampungan, juga banyak pedesaannya. Sebagai bagian dari GKS, struktur

pusat permukiman di Bangkalan diupayakan untuk memecah sentralisasi pusat

pelayanan, orientasi pelayanan serta kegiatan yang monosentris ke arah

Surabaya Metropolitan Area. Salah satu jenis kegiatan di pusat pertumbuhan

baru dan di wilayah Bangkalan lainnya adalah perumahan. Dengan fungsinya

sebagai Pusat Kegiatan Nasional dan bagian dari Kawasan GKS, tentunya ini

memberikan pengaruh terhadap pengembangan kawasan permukiman di

Bangkalan.

Jumlah penduduk di Kabupaten Bangkalan sampai tahun 2007 adalah

sebesar 965,568 jiwa dan pertumbuhan penduduk 2.17% yang tersebar di 18

Kecamatan (lampiran 1 dan 2). Mata pencaharian penduduk Kabupaten

Bangkalan berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh potensi wilayah yang

bermacam-macam yang secara geografis merupakan daerah pegunungan,

dataran, dan pantai. Wilayah Kabupaten Bangkalan sebagian besar merupakan

daerah agraris maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian

sebagai petani.

Pertumbuhan dan perkembangan perumahan dan permukiman di

kabupaten ini sangat dipengaruhi oleh IKK dan pertumbuhan jumlah penduduk.

Di tahun 2005 jumlah Kepala Keluarga sebesar 218.443 KK penduduk dari

926,559 total jumlah penduduk dan pada tahun 2006 dan 2007 masing-masing

jumlah KK adalah 223.183 dan 226.864 dari jumlah penduduk 945.863 jiwa dan

965.568 (lampiran 1). Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, membuat

jumlah kebutuhan akan tempat tinggal juga semakin tinggi. Keadaan ini dapat

Page 8: Praswilkot Baru - Buat Dita

dilihat pada pertumbuhan permukiman yang terjadi disetiap periode waktunya.

Berikut proyeksi jumlah penduduk hingga tahun 2015 beserta proyeksi jumlah

KK dengan laju pertumbuhan 2.17%:

Tabel 3.1a

Proyeksi Jumlah Penduduk dan Jumlah KK Kabupaten Bangkalan

TahunJumlah Penduduk

(jiwa)Jumlah KK

2005 926.560 218.443

2006 945.863 223.183

2007 965.568 226.864

2008 1.014.425 233.669

2009 1.044.858 240.680

2010 1.076.204 247.900

2012 1.108.490 255.337

2013 1.141.745 262.997

2014 1.175.997 270.887

2015 1.211.277 279.014

Sumber : hasil perhitungan, 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah Perumahan

pada tahun 2009 berkisar 240.680 unit. Hal ini berdasarkan analisis jumlah KK

pada tahun 2009. Berdasarkan proyeksi diatas dapat dilihat bahwa hgga tahun

2015 jumlah KK pada kabupaten Bangkalan berjumlah 279.014 KK. Hal ini

berarti proyeksi lima tahun kedepan perumahan bertambah menjadi 279.014 unit

dengan pertumbuhan penduduk 2.17%. proyeksi belum termasuk pengaruh

jembatan Suramadu yang berdampak besar pada perumahan di Bangkalan.

Berikut persebaran perumahan pada Kabupaten bangkalan.

Page 9: Praswilkot Baru - Buat Dita

Sumber:hasil analisis foto udara google earth, 2006

Gambar 3.1b gambaran persebaran Perumahan kabupaten Bangkalan

Dominasi pemukiman penduduk di Kabupaten Bangkalan lebih bersifat

tersebar dalam kelompok-kelompok perdusunan kecil dengan hubungan

keluarga sebagai faktor pengikatnya. Desa bukannya dibentuk oleh suatu

kompleks pemukiman penduduk dan dikitari oleh persawahan. Hal ini membuat

kontak sosial antar-warga menjadi cukup sulit, sehingga tidak aneh bila orang-

orang di Kabupaten Bangkalan relatif sulit membentuk solidaritas desa dan lebih

didorong untuk memiliki rasa percaya diri yang bersifat individual. Ini berarti

bahwa hubungan sosial lebih berpusat pada individu-individu, dengan keluarga

inti (yang mendiami dusun-dusun kecil itu) sebagai unit dasarnya. Namun pada

perkembangan perumahan dan permukiman Kabupaten Bangkalan juga memiliki

beberapa kelemahan diantaranya seperti yang tergambar dalam diagram

fishbone berikut:

Page 10: Praswilkot Baru - Buat Dita

Penjelasan dari diagram di atas:

1. Place

Permasalahan yang diangkat mengenai kebijakan dalam Kabupaten

Bangkalan adalah terpusatnya struktur wilayah kota menjadi konsentris /

terpusat dan cenderung pasif pada pinggiran kota terutama di timur dan

utara.

2. Procedure

Permasalahan dalam manajemen tata guna lahan / peruntukan lahan dari

perijinan hingga proses pembangunan yaitu adanya keraguan akan

kinerja aparat pemerintah daerah Kabupaten Bangkalan sendiri.

3. People

Permasalahan yang diangkat adalah kemungkinan datangnya para

migran dalam proses migrasi dari luar pulau Madura ke Kabupaten

Bangkalan untuk mengisi lapangan pekerjaan di Kabupaten Bangkalan.

4. Policies

ISU UTAMAISU UTAMA

PLACEPLACE

Pusat kota semakin ramai, diperlukan pengimbangan di daerah pinggir

PEOPLEPEOPLE

Masalah pendatang dan migrasi

PROCEDUREPROCEDURE

Perizinan dan keraguan atas kinerja Pemda

POLICIESPOLICIES

Kebijakan pemerintah mengenai permukiman yang kurang berpihak pada rakyat kecil

Diagram Fishbone

Page 11: Praswilkot Baru - Buat Dita

Perlunya keberpihakan pemerintah daerah untuk mementingkan /

mengutamakan kepentingan rakyat daripada sekedar memenuhi

permintaan investor dalam perijinan penguasaan lahan.

2.1.3 Gambaran Umum Ekonomi

Salah satu faktor penting penunjang perkembangan permukiman adalah

ekonomi. Perkembangan ekonomi berbanding lurus dengan perkembangan

permukiman. Kabupaten Bangkalan memiliki potensi sumber daya berbasi lokal

yang dapat dikembangkan melalui industri –industri berbasis lokal seperti pada

gambar 2.1.3 konsep pengembangan industri SDA berbasis lokal.

Gambar 2.1.3a Konsep Pengembangan Industri SDA berbasis lokal

Potensi industri seperti yang terlihat pada gambat 2.1.3 akan mendorong

pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten bangkalan.

Pertumbuhan ekonomi bangkalan diprediksikan mencapai 37,735 % - 49,59%

pada tahun 2010-2035 pasca beroperasinya Jembatan Suramadu. Hal ini berarti

dengan adanyanya akses yang efesien dan efektif akan mengundang investor

lokal dan luar untuk masuk ke Bangkalan. Perkembagan penduduk

membutuhkan sarana dan prasarana penunjang seperti permukiman. Berikut

gambar 2.1.3b Peta Bangkalan sebagai GERBANGKERTASUSILA:

Industri SDA berbasis lokal

Industri Garam

Industri destilasi

( penyulingan air

minum)

Industri Perkebunan

Industri Pangan

Industri Perikanan

Industri peternakan

Industri SDA berbasis lokal

Industri Garam

Industri destilasi

( penyulingan air

minum)

Industri Perkebunan

Industri Pangan

Industri Perikanan

Industri peternakan

Page 12: Praswilkot Baru - Buat Dita

Gambar 2.1.3b Peta Bangkalan sebagai GERBANGKERTASUSILA

Page 13: Praswilkot Baru - Buat Dita

Pertumbuhan dan perkembangan wilayah Bangkalan yang relatif lambat

paca dibangunnya Jembatan Suramadu terlihat dari PDRB Kabupaten

bangkalan yang menempati urutan 30 dari 38 Kabupaten di Jawat imur (Indikator

Makro Sosial dan Ekonomi Jawa Timur 2002 – 2006). PDRB Kabupaten

Bangkalan dapat dilihat pada tabe PDRB dibawah ini:

Tabel 3.3aPDRB per kapita daerah Bangkalan

Daerah2002 2003 2004 2005 2006

PDRB PE PDRB PE PDRB PE PDRB PE PDRB PE

Bangkalan 3,5 4,08 3,88 4,22 4,21 4,64 4,96 5,34 5,54 5,55

Sumber :Indikator Makro Sosial dan Ekonomi Jawa Timur 2002 – 2006

Keterangan :

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto

PE : Pertumbuhan Ekonomi

Pasca dibangunya jembatan Suramadu mempermudah akses menuju Bangkalan

yang merupakan pintu gerbang GERBANGKERTASUSILA diperkirakan

perekonomian Bangkalan akan meningkat. Berdasarkan Proyeksi potensi

perekonomian Kabupaten Bangkalan pasca beroperasinya jembatan

diprediksikan mencapai 37,735 % - 49,59% pada tahun 2010-2035.

Sumber: indikator Jawa timur, 2008

TAHUN

PD

RB

2,006 2,008 2,010 2,012 2,014 2,016 2,018 2,020 2,022 2,024 2,026 2,028 2,030 2,032 2,034 2,0360

1e13

2e13

3e13

4e13

5e13

6e13

1 2 1 2 12 1

21

21

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

Page 14: Praswilkot Baru - Buat Dita

Grafik 3.3b Prospek Perkembangan Perekonomian Wilayah

Pertumbuhan ekonomi yang signifikan seperti yang terlihat pada grafik

diatas akan mendorong pertumbuhan perumahan pada Kabupaten Bangkalan.

Dengan demikian kebutuhan akan perumahan pada kabupaten bangkalan

memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Perkembangan permukiman

membutuhkan sarana dan prasarana penunjang.

2.2 Gambaran Infrastruktur Perumahan Kabupaten Bangkalan

Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Timur, klasifikasi kawasan

permukiman di Bangkalan berdasarkan penyediaan wilayah permukimannya

termasuk dalam permukiman perkotaan metropolitan. Permukiman perkotaan

metropolitan didukung oleh kota inti, kota satelit, kota baru dan permukiman

skala besar. Sebagai bagian terintegrasi dengan Gerbang Kartosusila Plus,

Perkotaan Bangkalan merupakan kota satelit yang mendukung permukiman

perkotaan metropolitan dengan Kota Surabaya sebagai kota intinya. Sedangkan

di Kabupaten Bangkalan diarahkan untuk dikembangkan perkotaan baru mandiri.

Kawasan permukiman juga diarahkan di Kamal dan Socah mengarah ke utara

mendekati Bangkalan. Kawasan permukiman di Kamal dan Socah diarahkan

menyatu dengan kawasan pendidikan di Cluster Bangkalan. Selain termasuk

dalam permukiman perkotaan metropolitan, berdasarkan penyediaan wilayah

permukimannya, Bangkalan diarahkan pula untuk permukiman di sekitar

kawasan industri. Permukiman ini timbul akibat kegiatan sentra

ekonomi/produksi dan perindustrian. Di Pulau Madura, permukiman ini diarahkan

untuk dikembangkan di sekitar Bangkalan. Pengembangan dari kawasan ini

diarahkan sebagai bagian dari pengembangan kawasan industri mengingat

dengan terserapnya tenaga kerja untuk industri yang cukup besar membawa

konsekuensi diperlukannya permukiman bagi tenaga kerja tersebut yang dekat

dengan lokasi kerjanya. Berikut gambaran infrastruktur yang menunjang

perumahan dan permukiman untuk infrastruktur drainase dan telephone

Kabupaten Bangkalan sudah memadai:

Page 15: Praswilkot Baru - Buat Dita

2.2.1 Infrastruktur Jalan

Berikut adalah rencana Transportasi Jalan yang akan dikembangkan pada

Kabupaten bangkalan yang mendukung perkembangan perumahan.

Gambar 2.2.1a Pengembangan sistem perkotaan

Jalan merupakan salah satu infrastruktur penting dalam perumahan.

Berdasarkan laporan Grand study, 2008 terdapat 19.940 kondisi jalan Rusak dan

124.320 jalan dengan kondisi rusak berat (lampiran 2). Seperti terlihat pada tabel

dibawah ini:

TabelKoindisi Infrastruktur Jalan di Bangkalan

Sumber : Ejiz, 2007

Kondisi Jalan Jumlah Prosentase(%)

Baik 345740 50.49

Sedang 194720 28.44

Rusak 19940 2.91

Rusak Berat 124320 18.16

Jumlah 684720 100

Page 16: Praswilkot Baru - Buat Dita

Dari garafik diatas dapat disimpulkan bahwa Kondisi jalan di bangkalan

yang mengalami rusak dan rusak berat dengan proporsi 0.21%.

2.2.2 Infastruktur Listrik

Listrik merupakan utilitas yang cukup penting, dengan tersedianya listrik

yang mencukupi akan banyak menunjang dan medorong kearah peningkatan

ekonomi, sosial, budaya, taraf hidup dan kehidupan masyarakat. Kawasan

permukiman sangat memerlukan listrik yang cukup untuk menunjang kegiatan

rumah tangga.

Gambar 2.2.2a

Konsep penyediaan listrik

Bangkalan, Madura

Page 17: Praswilkot Baru - Buat Dita

Listrik diprioritaskan sebagai utilitas yang harus tersedia dengan baik

untuk kawasan permukiman. Sehingga dengan terpenuhinya kebutuhan

kawasan permukiman akan tenaga listrik dengan pelayanan yang baik akan

mempermudah setiap gerak masyarakat dan mendukung perkembangan potensi

kota.

Kebutuhan listrik eksisting di Bangkalan didominasi oleh rumah tangga.

Walaupun demikian, konsumsi listrik didominasi oleh rumah tangga terutama di

perkotaan. Di masa mendatang, terutama pasca pembangunan Suramadu,

kebutuhan listrik diperkirakan akan meningkat secara signifikan.

Pasca di bangunnya jembatan Suramadu diprediksikan Pulau Madura

akan semakin berkembang khususnya Kabupaten Bangkalan yang nantinya

akan dijadikan sebagai Pusat perkantoran yang mendukung pengembangan

permukiman sehingga tenaga listrik yang dibutuhkan cukup tinggi. Apalagi

berdasarkan analisa yang memanfaatkan tenaga listrik terbesar untuk kegiatan

rumah tangga sehinggga untuk perencanaan kawasan permukiman diperlukan

penyediaan listrik yang baik sebagai infrastruktur penunjang untuk kawasan

permukiman. Berikut Ketersediaan listrik Kabupaten Bangkalan : Listrik di Pulau

Madura eksisting di suply dari PLTU gersik dengan kapasitas 160 juta KWH. Di

masa mendatang potensi listrik di Pulau Madura dapat dipenuhi dari: Potensi

Gas di Perairan Madura, Menambah kapasitas dari sumber listrik Jawa-Bali dan

PLTN.

Sumber : Jica Study Team, 2008

Gambar 2.2.2bPotensi Gas diPerairan Madura

Page 18: Praswilkot Baru - Buat Dita

2.2.5 Infrastruktur Air Bersih

Kabupaten Bangkalan diperkirakan kedepannya akan menjadi pusat

perkotaan dengan perencanaan permukiman perkotaan berbasis internasional.

Dengan adanya pembangunan wilayah permukiman maka terlebih dahulu

penyediaan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan kawasan

permukiman. Salah satu infrastruktur yang diperlukan untuk kawasan

permukiman adalah penyediaan air bersih. Saat ini Kabupaten Bangkalan dalam

mendapatkan pendistribusian air bersih kurang baik hal ini dikarenakan

terhambatnya sarana dan prasarana untuk pendistribusian air bersih selain itu

juga ada beberapa wilayah yang letaknya di atas sumber air. sumber mata air

kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bangkalan apalagi dengan

kondisi geografis yang gersang sehingga air tanah yang dihasilkan kurang

sehingga sumur-sumur yang dimilki masyarkat kerap sekali kekeringan. Selain

itu pendistribusian air bersih juga menglami hambatan, oleh karena itu munculah

program-program penyediaan air bersih dengan pembangunan pompa rump,

sumur dan pembangunan pipa-pipa. Kebutuhan air bersih sangat diperlukan

untuk kawasan permukiman sebagai memenuhi kebutuhan kegiatan rumah

tangga. Penyediaan air bersih di Bangkalan ditinjau dari aspek ketersediaan dan

kebutuhannya. Aspek ketersediaan menyangkut suply sumber air, sedangkan

kebutuhan dilihat dari perkembangan aktifitas yang membutuhkan air. Supply air

bersih di Bangkalan dapat diperoleh dari sumber: Air Tanah, Pembangunan

Waduk Nipah dan Blega, Suplesi air dari Sungai Bengawan Solo atau Umbulan,

dan Salinitas Air laut. Potensi sumber daya air khususnya air tanah dengan

jumlah mata air 36 buah, debit rata-rata tahunan 4,20 m3/det dan volume

tahunan 132,40x106m3 (lampiran 3). Sebaran air tanah di Pulau ini terdapat di

daerah Dataran rendah Bangkalan, Berdasarkan kondisi morphologi, hidrologi,

dan geologi di Pulau Madura.

Page 19: Praswilkot Baru - Buat Dita

Gambar 2.2.5a. Sebaran Air Tanah di Pulau Madura

Sumber-sumber air lain yang berpotensi digunakan untuk penyediaan air di

Madura:

Waduk Blega dan Nipah , Air dari Umbulan dan Bengawan Solo dan Suplesi

air laut.

Page 20: Praswilkot Baru - Buat Dita

Tabel 2.2.5b

Neraca Air di Wilayah Bangkalan Berdasarkan Skenario Ketersediaan Air Optimis

Komponen

Neraca Air

Skenario Kebutuhan

Maksimal Sedang Minimal

2007 2012 2007 2012 2007 2012

Kebutuhan (m³) 303,67 317,38 303,67 309,85 303,67 312,67

Ketersediaan (m³) 120,60 174,05 120,60 174,05 120,60 174,05

Neraca - 183,07 - 143,33 - 183,07 - 135,80 - 183,07 - 135,63

Sumber : Ejiz, 2007

Berdasarkan neraca air di wilayah Bangkalan dapat disimpulkan bahwa

kebutuhan akan air tidak simbang dengan ketersediaan air. Dari tabel 2.2.5b

ketersdiaan air pada tahun 2007 hingga tahun 2012 masing-masing 303,67m3

dan 317,38m3 sedangkan ketersediaan hanya 120m3 dan 174m3 pada tahun

2007-2012 (skenaro kebutuhan maksimal) dengan demikian neraca air pada

skenario maksimal pada tahun 2007-2012 -183,07 dan -143,33. Untuk itu perlu

adanya suatu kebijakan terkait penambanhan infrastruktur air bersih pada

wilayah Kabupaten Bangkalan.

2.3 Analisa SWOT

Untuk pengembangan perumahan dan Permukiman pada Kabupaten Bangkalan

dapat ditempuh beberapa langkah strategis, yaitu mengoptimalkan kekuatan

atau potensi yang dimilikinya dengan memanfaatkan peluang sebanyak

mungkin, dan meminimalkan kelemahan yang ada dengan selalu berupaya

mengatasi tantangan atau ancaman yang dihadapinya. Dengan mengacu pada

matriks hubungan antara kekuatan, peluang, dan kelemahan serta ancaman

seperti yang diperlihatkan pada tabel tersebut di atas, maka langkah-langkah

strategis untuk semua sektor untuk pengembangan Pulau Madura dapat

Page 21: Praswilkot Baru - Buat Dita

dirumuskan. Terdapat empat strategi yang dapat diturunkan dari tabel SWOT

yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Keempat strategi tersebut adalah (1)

Strategi S-O yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

(2) Strategi S-T yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

yang mungkin timbul, (3) Strategi W-O yaitu strategi menutupi kelemahan untuk

dapat memanfaatkan peluang, dan (4) strategi W-T yaitu strategi menutupi

kelemahan untuk menghilangkan ancaman-ancaman yang mungkin akan timbul.

Berikut adalah langkah-langkah strategis yang dapat digunakan sebagai arahan

pengembangan Kabupaten Bangkalan.

Page 22: Praswilkot Baru - Buat Dita

FAKTOREKSTERNAL

FAKTORINTERNAL

OPPORTUNITY (PELUANG) THREAT (ANCAMAN)

Eko

nom

i: p

ert

um

bu

han

eko

nom

i yang

sig

nifi

kan p

asc

a s

ura

mad

u

Fisi

k:

Penyed

iaan

in

frast

ruktu

r lis

trik

peru

mah

an y

an

g m

em

ad

ai

deng

an k

apasi

tas

16

0 juta

KW

H

dan

mend

apat

tam

bah

an g

as

dari

p

era

iran M

ad

ura

Sosi

al: M

em

iliki K

ara

kte

rist

ik y

an

g

khas

Eko

nom

i:

Terb

ata

snya a

kses

perm

od

ala

n m

asy

ara

kat,

seh

ing

ga

kura

ng m

end

oro

ng

pen

gem

ban

gan

p

ote

nsi

eko

nom

i d

aera

h

Fisi

k:

infr

ast

ruktu

r yan

g k

ura

ng

m

end

ukun

g a

nta

ra lain

kond

isi

jala

n y

an

g m

asi

h k

ura

ng m

em

ad

ai

dan

ru

sak,

kete

rbata

san s

up

lay a

ir

bers

ih

Pla

ce :

Perm

asa

lah

an y

an

g

dia

ng

kat

meng

en

ai ke

bija

kan

dala

m K

ab

up

ate

n B

ang

kala

n

adala

h t

erp

usa

tnya s

truktu

r w

ilayah

kota

men

jad

i ko

nse

ntr

isPro

ced

ure

: P

erm

asa

lah

an d

ala

m

man

aje

men t

ata

gu

na lahan

People

: P

erm

asa

lah

an

yang

d

iang

kat

ad

ala

h k

em

ung

kin

an

data

ng

nya p

ara

mig

ran

Polic

ies

: Perl

un

ya k

eb

erp

ihaka

n

pem

eri

nta

h d

aera

h u

ntu

k m

em

en

tin

gkan /

meng

uta

maka

n

kepenti

ng

an r

akyat

1 2 3 1 2 3

STR

EN

GTH

(K

EK

UA

TA

N)

1Ekonomi: Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri dan mendukung pertumbuhan perumahan

STRATEGI SO Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri

dan mendukung pertumbuhan perumahan dan pertumbuhan ekonomi yang significan pasca sura madu

topografi dan morfologi 0-70 % sesuai dengan kriteria permukiman dan perumahan dan ditambah dengan Penyediaan infrastruktur listrik perumahan yang memadai dengan kapasitas 160 juta KWH dan mendapat tambahan gas dari perairan Madura akan mendukung pertumbuhan permukiman dan perumahan

proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan dan memiliki karakteristik yang khas membutuhkan permukiman dan perumahan

STRATEGI ST Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri

dan mendukung pertumbuhan perumahan dan akan menutupi keterbatasan akses permodalan masyarakat sehingga dapat mendorong potensi ekonomi daerah

topografi dan morfologi 0-70 % sesuai dengan kriteria permukiman dan perumahan akan mempermudah penyediaan infrastruktur perumahan seperti penambahan infrastruktur jalan dan suplay air bersih

proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan membutuhkan permukiman dan perumahan akan meminimalisir masalah terpusatnya wilayah kota menjadi konsentris, manajemen tata guna lahan dan permasalahan migrasi

2Fisik: topografi dan morfologi 0-70 % sesaui dengan kriteria permukiman dan perumahan

3Sosial: proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan membutuhkan permukiman dan perumahan

WEA

KN

ES

S

1Ekonomi: sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal

STRATEGI WO sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara

optimal pertumbuhan ekonomi yang signifikan pasca suramadu

beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai dengan standar perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebh dari 25% namun, Penyediaan

STRATEGI WT sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal

karena keterbatasan akses permodalan masyarakat beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai

dengan standar perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebh dari 25% dan permasalahan penyediaan infrastruktur yang kurang memadai.

2 Fisik: beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai dengan standar perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebh dari 25%

Page 23: Praswilkot Baru - Buat Dita

(KELEM

AH

AN

)

infrastruktur listrik perumahan yang memadai dengan kapasitas 160 juta KWH dan mendapat tambahan gas dari perairan Madura akan mendukung pertumbuhan permukiman dan perumahan

kualitas SDM yang rendah dan masalah terpusatnya wilayah kota menjadi konsentris, manajemen tata guna lahan dan permasalahan migrasi

3 Sosial: kualitas SDM yang rendah

Page 24: Praswilkot Baru - Buat Dita

FAKTOREKSTERNAL

FAKTORINTERNAL

OPPORTUNITY (PELUANG)

Eko

nom

i: p

ert

um

bu

han

ekon

om

i yang

sig

nifi

kan

pasc

a s

ura

madu

Fisi

k:

Penyed

iaan

in

frast

ruktu

r lis

trik

p

eru

mah

an

yang

m

em

adai d

en

gan

ka

pasi

tas

16

0 ju

ta K

WH

d

an

mend

apat

tam

bah

an

gas

dari

pera

iran

Mad

ura

Sosi

al: M

em

iliki

Kara

kte

rist

ik y

ang

kh

as

1 2 3

STR

EN

GTH

(K

EK

UA

TA

N)

1Ekonomi: Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri dan mendukung pertumbuhan perumahan

STRATEGI SO Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri

dan mendukung pertumbuhan perumahan dan pertumbuhan ekonomi yang significan pasca sura madu

topografi dan morfologi 0-70 % sesuai dengan kriteria permukiman dan perumahan dan ditambah dengan Penyediaan infrastruktur listrik perumahan yang memadai dengan kapasitas 160 juta KWH dan mendapat tambahan gas dari perairan Madura akan mendukung pertumbuhan permukiman dan perumahan

proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan dan memiliki karakteristik yang khas membutuhkan permukiman dan perumahan

2Fisik: topografi dan morfologi 0-70 % sesaui dengan kriteria permukiman dan perumahan

3Sosial: proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan membutuhkan permukiman dan perumahan

Page 25: Praswilkot Baru - Buat Dita

FAKTOREKSTERNAL

FAKTORINTERNAL

THREAT (ANCAMAN)

Eko

nom

i:

Terb

ata

snya a

kses

perm

od

ala

n m

asy

ara

kat,

se

hin

gga k

ura

ng

men

doro

ng

peng

em

ban

gan

pote

nsi

ekon

om

i d

aera

h

Fisi

k:

infr

ast

ruktu

r yan

g k

ura

ng

m

end

ukun

g a

nta

ra lain

kond

isi

jala

n y

an

g m

asi

h k

ura

ng

mem

adai d

an r

usa

k,

kete

rbata

san s

upla

y a

ir b

ers

ih

Pla

ce :

Perm

asa

lah

an y

an

g

dia

ng

kat

meng

en

ai ke

bija

kan

dala

m K

ab

up

ate

n B

ang

kala

n

adala

h t

erp

usa

tnya s

truktu

r w

ilayah

kota

men

jad

i ko

nse

ntr

isPro

ced

ure

: P

erm

asa

lah

an

dala

m m

anaje

men

tata

gun

a

lahan

People

: P

erm

asa

lah

an

yang

d

iang

kat

ad

ala

h k

em

ung

kin

an

data

ng

nya p

ara

mig

ran

Polic

ies

: Perl

un

ya k

eb

erp

ihaka

n

pem

eri

nta

h d

aera

h u

ntu

k m

em

en

tin

gkan /

m

eng

uta

maka

n k

ep

enti

ng

an

1 2 3

STR

EN

GTH

1Ekonomi: Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri dan mendukung pertumbuhan perumahan

STRATEGI ST Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri dan

mendukung pertumbuhan perumahan dan akan menutupi keterbatasan akses permodalan masyarakat sehingga dapat mendorong potensi ekonomi daerah

topografi dan morfologi 0-70 % sesuai dengan kriteria permukiman dan perumahan akan mempermudah penyediaan

2 Fisik: topografi dan morfologi 0-70 %

sesaui dengan kriteria permukiman dan

perumahan

Page 26: Praswilkot Baru - Buat Dita

(KEK

UA

TA

N)

infrastruktur perumahan seperti penambahan infrastruktur jalan dan suplay air bersih

proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan membutuhkan permukiman dan perumahan akan

3

Sosial: proyeksi pertumbuhan penduduk

yang meningkat signifikan

membutuhkan permukiman dan

perumahan

FAKTOREKSTERNAL

FAKTORINTERNAL

OPPORTUNITY (PELUANG)

Eko

nom

i: p

ert

um

bu

han

ekon

om

i yang

sig

nifi

kan

pasc

a s

ura

madu

Fisi

k:

Penyed

iaan

in

frast

ruktu

r lis

trik

p

eru

mah

an

yang

mem

ad

ai

deng

an k

apasi

tas

16

0 juta

K

WH

dan m

end

ap

at

tam

bahan

gas

dari

pera

iran

M

adu

ra

Sosi

al: M

em

iliki

Kara

kte

rist

ik y

ang

kh

as

1 2 3

WEA

KN

ES

S 1

Ekonomi: sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal

STRATEGI WO sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara

optimal pertumbuhan ekonomi yang signifikan pasca suramadu

beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai dengan standar perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebh dari 25% namun, Penyediaan infrastruktur listrik perumahan yang memadai

2 Fisik: beberapa kawasan memiliki kontur yang

tidak sesuai dengan standar perumahan dan

permukiman yakni kontur yang lebh dari 25%

Page 27: Praswilkot Baru - Buat Dita

(KELEM

AH

AN

)

dengan kapasitas 160 juta KWH dan mendapat tambahan gas dari perairan Madura akan mendukung pertumbuhan permukiman dan perumahan

kualitas SDM yang rendah namun Memiliki

3 Sosial: kualitas SDM yang rendah

FAKTOREKSTERNAL

FAKTORINTERNAL

THREAT (ANCAMAN)

Eko

nom

i:

Terb

ata

snya a

kses

perm

od

ala

n m

asy

ara

kat,

se

hin

gga k

ura

ng

men

doro

ng

peng

em

ban

gan

pote

nsi

ekon

om

i

Fisi

k:

infr

ast

ruktu

r yan

g k

ura

ng

m

end

ukun

g a

nta

ra lain

kond

isi

jala

n y

an

g m

asi

h k

ura

ng

mem

adai d

an r

usa

k,

kete

rbata

san s

upla

y a

ir b

ers

ihPla

ce :

Perm

asa

lah

an y

an

g

dia

ng

kat

meng

en

ai ke

bija

kan

dala

m K

ab

up

ate

n B

ang

kala

n

adala

h t

erp

usa

tnya s

truktu

r w

ilayah

kota

men

jad

i ko

nse

ntr

isPro

ced

ure

: P

erm

asa

lah

an

dala

m m

anaje

men

tata

gun

a

lahan

People

: P

erm

asa

lah

an

yang

d

iang

kat

ad

ala

h k

em

ung

kin

an

data

ng

nya p

ara

mig

ran

Polic

ies

: Perl

un

ya k

eb

erp

ihaka

n

pem

eri

nta

h d

aera

h u

ntu

k m

em

en

tin

gkan /

meng

uta

maka

n

kepenti

ng

an r

akyat

1 2 3

WEA

1Ekonomi: sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal

STRATEGI WT sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal

Page 28: Praswilkot Baru - Buat Dita

KN

ES

S

(KELEM

AH

AN

)karena keterbatasan akses permodalan masyarakat

beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai dengan standar perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebh dari 25% dan permasalahan penyediaan infrastruktur yang kurang memadai.

kualitas SDM yang rendah dan masalah terpusatnya wilayah kota menjadi konsentris, manajemen tata guna lahan dan permasalahan migrasi

2

Fisik: beberapa kawasan memiliki kontur yang

tidak sesuai dengan standar perumahan dan

permukiman yakni kontur yang lebh dari 25%

3 Sosial: kualitas SDM yang rendah

Page 29: Praswilkot Baru - Buat Dita

Keterangan:

1. Strategi S – O

Berdasarkan hasil identifikasi kedua faktor potensi dan peluang, diperoleh langkah-

langkah strategis pengembangan perumahan dan permukiman Kabupaten

Bangkalan sebagai berikut :

Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri dan mendukung

pertumbuhan perumahan dan pertumbuhan ekonomi yang significan pasca

Suramadu

topografi dan morfologi 0-70 % sesuai dengan kriteria permukiman dan

perumahan dan ditambah dengan Penyediaan infrastruktur listrik perumahan

yang memadai dengan kapasitas 160 juta KWH dan mendapat tambahan gas

dari perairan Madura akan mendukung pertumbuhan permukiman dan

perumahan

proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan dan memiliki

karakteristik yang khas membutuhkan permukiman dan perumahan.

2. Strategi W - T

Perumusan strateginya adalah mereduksi faktor internal yang menghambat

(kelemahan), dan dibarengi dengan mengantisipasi faktor eksternal yang

mengancam dalam pengembangan Pulau Madura. Adapun rumusan strateginya

adalah sebagai berikut :

sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal karena keterbatasan

akses permodalan masyarakat

beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai dengan standar

perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebih dari 25% dan

permasalahan penyediaan infrastruktur yang kurang memadai.

kualitas SDM yang rendah dan masalah terpusatnya wilayah kota menjadi

konsentris, manajemen tata guna lahan dan permasalahan migrasi

3. Strategi S – T

Dalam merumuskan strategi ini, faktor internal yang mendukung upaya

pengembangan Pulau Madura akan dimantapkan, sedangkan faktor eksternal yang

bersifat ancaman akan diperkecil. Dengan skenario tersebut, maka strategi

pengembangan yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut :

Page 30: Praswilkot Baru - Buat Dita

Sumberdaya lokal mendorong pertumbuhan industri dan mendukung

pertumbuhan perumahan dan akan menutupi keterbatasan akses permodalan

masyarakat sehingga dapat mendorong potensi Perumahan

topografi dan morfologi 0-70 % sesuai dengan kriteria permukiman dan

perumahan akan mempermudah penyediaan infrastruktur perumahan antara

lain penambahan infrastruktur jalan dan suplay air bersih

proyeksi pertumbuhan penduduk yang meningkat signifikan membutuhkan

permukiman dan perumahan akan meminimalisir masalah terpusatnya

wilayah kota menjadi konsentris, manajemen tata guna lahan dan

permasalahan migrasi

4. Strategi W – O

Perumusan strategi ini mengedepankan upaya meminimalkan kelemahan dengan

disertai pemanfaatan peluang. Dengan dasar ini, maka strategi pengembangan yang

diperlukan:

sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara optimal pertumbuhan ekonomi

yang signifikan pasca suramadu

beberapa kawasan memiliki kontur yang tidak sesuai dengan standar

perumahan dan permukiman yakni kontur yang lebh dari 25% namun,

Penyediaan infrastruktur listrik perumahan yang memadai dengan kapasitas

160 juta KWH dan mendapat tambahan gas dari perairan Madura akan

mendukung pertumbuhan permukiman dan perumahan

kualitas SDM yang rendah namun Memiliki Karakteristik yang khas seperti

pekerja keras meminimalisir pengangguran dan menunjang pertumbuhan

perumahan ideal.

2.4 Infrastruktur Prioritas Kabupaten Bangkalan

Untuk menentukan prioritas infrastruktur utama Kabupaten Bangkalan perlu

adanya analisis penilaian prioritas infrastruktur utama. Berikut tabel penilaian

infrastruktur prioritas utama Kabupaten Bangkalan:

Page 31: Praswilkot Baru - Buat Dita

Tabel 2.4 Tabel Penilaian Prioritas Kabupaten Bangkalan

Infrastruktur Kondisi Fungsi Signifikansi Tindak

lanjut

Penilaian

Jalan Rusak 21,07% Menghubungkan

antar wilayah.

Sangat

diperlukan.

Perlu

perbaikan.

Air Bersih Pendistribusian

air kurang baik.

Sebagai sarana

memenuhi

kebutuhan air

seperti minum,

mandi, mencuci,

dll.

Sangat

diperlukan.

Perlu

penambahan

dan

perbaikan

distribusi air.

Listrik Pada daerah

perumahan

memiliki

kapasitas

sebesar 160

juta KWH.

Diperlukan Perlu

penambahan

seiring

adanya

Jembatan

Suramadu.

Berdasarkan potensi dan hambatan ekonomi, fisik , sosial dan analisa SWOT

didapat prioritas infrastruktur utama perumahanan permukiman Kabupaten

Bangkalan. Berikut prioritas infrastruktur utama perumahan dan permukiman

Kabupaten Bangkalan:

1. Infrastruktur jalan

Pasca suramadu diprediksikan Bangkalan akan mengalami pertumbuhan

ekonomi yang cukup signifikan (grafik 3.3b). pertumbuhan ekonomi ini akan

mendorong pertumbuhan perumahan Bangkalan dalam skala makro sehingga

membutuhkan jalan sebagai penghubung antar daerah dalam hal ini

perumahan dan permukiman. Dari garafik 2.2.1b dapat disimpulkan bahwa

Kondisi jalan di bangkalan yang mengalami rusak dan rusak berat dengan

proporsi 21,07%. Perlu adanya penambahan infrastruktur jalan pada

kabupaten Bangkalan untuk mendorong penyediaan perumahan.(bahasan

2.5)

2. Infrastruktur air bersih

Page 32: Praswilkot Baru - Buat Dita

Berdasarkan neraca air di wilayah Bangkalan tabel 2.2.5b ketersdiaan air

pada tahun 2007 hingga tahun 2012 masing-masing 303,67m3 dan 317,38m3

sedangkan ketersediaan hanyan 120m3 dan 174m3 pada tahun 2007-2012

(skenaro kebutuhan maksimal) dengan demikian neraca air pada skenario

maksimal pada tahun 2007-2012 adalah -183,07 dan -143,33. Dari analisis

tersebut hingga tahun 2012 penyediaan air minus 143,33m3. Air merupakan

salah satu infrastruktur penting perumahan dan permukimandalam skala

regional pada kabupaten Bangkalan. Perlu penambahan infrastruktur air

bersih untuk mendukung perkembangan perumahan dan permukiman

Kabupaten Bangkalan.

2.5 Strategi Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Kabupaten Bangkalan

A. Kebijakan Umum

1. Menetapkan kawasan yang memenuhi kriteria sebagai kawasan permukiman

2. Penyediaan sarana dan prasarana permukiman perdesaan dan perkotaan;

3. Meningkatkan kualitas perumahan serta prasarana dan sarana dasar lingkungan

permukiman di daerah perdesaan, perkotaan, kawasan agropolitan, dan

kawasan strategis lainnya.

4. Meningkatkan peran pihak swasta dan masyarakat dalam penyediaan

perumahan agar tercipta pasar primer yang sehat.

5. Mengembangkan kawasan perumahan skala besar yang ditunjang dengan

peningkatan penyediaan tanah untuk peningkatan pengembangan kawasan

permukiman di perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan rencana tata

ruang.

B. Kebijakan khusus

1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Infrastruktur Transportasi Jalan Raya

Strategi:

a. Pengembangan jalan penghubung perdesaan dan perkotaan

b. Pengembangan jalan tol antara: Surabaya – Bangkalan

c. Pengembangan jalan arteri primer Surabaya – Labang – Tragah – Burneh –

Tanah merah – Galis – Blega – Sampang

d. Pengembangan jalan kolektor primer pada beberapa ruas jalan, yaitu:

Jalan Lintas Selatan Kabupaten Bangkalan yaitu Jaringan yang

menghubungkan antar Kota Bangkalan – Kecamatan Kamal – Kecamatan

Page 33: Praswilkot Baru - Buat Dita

Labang – Kecamatan Kwanyar – Kecamatan Modung – Kabupaten

Sampang

Jalan Lintas Utara Kabupaten Bangkalan yaitu Jaringan jalan yang

menghubungkan antara Kota Bangkalan – Kecamatan Arosbaya –

Kecamatan Klampis – Kecamatan Sepulu – Kecamatan Tanjungbumi –

Kabutpaten Sampang

Jaringan Jalan Modung – Blega – Konang – Kokop – Tanjung Bumi yang

menghubungkan wilayah pesisir selatan Kabupaten Bangkalan dengan

wilayah pesisir utara

Pengembangan Jaringan jalan Bangkalan – Burneh atau Bangkalan –

Socah – Morkepek – Burneh.

e. Pengembangan jalan lokal primer yang merupakan tindak lanjut dari

pengembangan jalan sirip dari jalan akses suramadu di Kabupaten Bangkalan

adalah:

Jaringan jalan Tragah – Alang alang – Morkepek

Jaringan jalan morkepek – jukong – telang

Jaringan jalan morkepek – jukong – bulu –socah

Selain itu pengembangan jalan lokal primer yang menjadi akses

penghubung antarkecamatan di Kabupaten Bangkalan antara lain adalah:

Jaringan jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Labang – Sreseh

Jaringan jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Tanah Merah –

Geger – Sepulu

Jaringan jalan yang menghubungkan Socah – Jadih (Kecamatan Socah)

Jaringan jalan yang menghubungkan Kwanyar barat – somor koneng

(Kecamatan Kwanyar)

Jaringan jalan yang menghubungkan Tanah Merah Laok – Tanah Merah

Dajjah (Kecamatan Tanah Merah)

Jaringan jalan yang menghubungkan Karanganyar – Pandanan

(kecamatan Kwanyar)

Jaringan jalan yang menghubungkan Pandanan – Duwekbuter – Alas

Kokon (kecamatan Kwanyar)

Jaringan jalan yang menghubungkan Galis – Banyubunih (kecamatan

Galis)

Page 34: Praswilkot Baru - Buat Dita

Jaringan jalan yang menghubungkan Pakan Dajjah – Lantek Barat –

Lantek Timur (kecamatan Galis)

Jaringan jalan yang menghubungkan Pandan Lajeng – Karang Duwek –

Arosbaya (Kecamatan Arosbaya)

Jaringan jalan yang menghubungkan Arosbaya – Geger – Kokop

Jaringan jalan yang menghubungkan Katolbarat – Durinbarat – Konang

Jaringan jalan yang menghubungkan Sorpah – Petong – Jangkar – Tanah

Merah Dajah

Jaringan jalan yang menghubungkan Landak – Batangan – Binoh

Jaringan jalan yang menghubungkan Binoh – Panggalangan – Tanjung

Jaringan jalan yang menghubungkan Darbung – Lerpak – Lantek Timur

Jaringan jalan yang menghubungkan Tlokoh - Genteng – Konang

Jaringan jalan yang menghubungkan Galis – Pekandan – Brangkasdajah

– Modung

Jaringan jalan yang menghubungkan Tragah – Tambin – Banjemen –

Katetang – Kwanyar Barat

Jaringan jalan yang menghubungkan Klampis – Branggang – Lorgunong.

2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Infrastruktur Listrik

Dengan berlakunya UU Nomor 20 Tahun 2002 tentang Kelistrikan di Indonesia,

di mana sejak berlakunya undang-undang tersebut telah terjadi perubahan

struktur organisasi PLN Indonesia sebagai satu-satunya penyelenggara

kelistrikan di Indonesia.

Kebijakan;

Untuk meningkatkan ketersediaan energi.

Strategi;

a. Mengembangkan dan menyediakan tenaga listrik yang memenuhi standar

mutu dan keandalan yang berlaku;

b. Pembangunan instalasi baru, pengoperasian instalasi penyaluran dan

peningkatan jaringan distribusi;

c. Pengembangan sarana listrik dengan sumber alternatif;

d. Peningkatan jaringan listrik ke perdesaan

e. Mengembangkan sumber daya energi secara optimal dan efisien dengan

memanfaatkan sumber energi domestik serata energi yang bersih, ramah

lingkumngan, dan teknologi ya ng efisien, guna menghasilkan nilai tambah

Page 35: Praswilkot Baru - Buat Dita

untuk pembnagkitan tenaga listrik sehingga terjamin tersedianya tenaga

listrik yang diperlukan.

3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Infrastruktur Sumber Daya Air

Kebijakan;

Mewujudkan keseimbangan ketersediaan air, terutama pada musim kemarau

serta untuk meningkatkan dan mempertahankan jaringan irigasi yang ada dalam

rangka ketahanan pangan.

Strategi;

a. Pembangunan dan meningkatkan volume waduk dan tandon untuk

menyediakan air baku, dengan tujuan penyehatan lingkunagn akan

meningkatkan derajat keseahatan masyarakat yang lebih tinggi.

b. Pemanfaatan sumber air baku alternatif

c. Pembangunan prasarana pengendai banjir

d. Pambengunan dan pemeliharaan jaringan irigasi

e. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam upaya melestarikan

kawasan konservasi untuk menjaga ketersediaan air tanah yang

berpengaruh terhadap volume prasarana penampungan air.