praktikum sosum 7.docx
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 praktikum sosum 7.docx
1/3
Senin, 8 April 2013 Mk. Sosiologi Umum
Praktikum ke-7 Ruangan RK CCR 2.16
Group
Ismi Nurfaizah / G34120074Gerland Akhmadi / A24100197
Sistem Pondok
Wariso Ram
Sebagian besar migran sirkuler berasal dari rumah tangga desa yang
hanya memiliki lahan sempit dan rata-rata berpendidikan rendah. Usaha yang
mereka lakukan dikenal sebagai usaha sisa karena para pemilik modal
umumnya tidak tertarik untuk bergerak dalam usaha ini. Mereka biasanya
memulai usahanya dengan modal terbatas, menggunakan peralatan sederhanadan keterampilan yang mudah dipelajari.
Pengalaman sebagai penjual dan karyawan merupakan modal besar yang
berharga dalam pengembangan usaha mereka. Jenis usaha yang dilakukan
bersifat padat karya dengan azas kerukunan atau azas kekeluargaan yang
menjadi sendi utama, walaupun tujuan utama sistem pondok adalah keuntungan
ekonomi. Berdasarkan besarnya sumbangan tenaga kerja migran sirkuler
(penghuni pondok boro) dalam proses produksi dan penjualan hasil, sistem
pondok dapat digolongkan dalam empat kelompok.
Pertama, sistem pondok dimana setiap anggota mempunyai kedudukan
sama (sistem pondok gotong royong). Kedua, sistem pondok dimana kedudukanpemilik pondok (pengusaha pondok) berkedudukan lebih mirip dengan
kedudukan kepala rumah tanga daripada majikan dan kedudukan para
penghuni pondok boro mirip dengan kedudukan anggota rumah tangga
daripada karyawan (sistem pondok rumah tangga). Ketiga, sistem pondok
dimana telah dikenal diferensiasi tenaga yang bertugas dalam proses produksi
(karyawan) dengan tenaga yang bertugas dalam pemasaran hasil produksi
(penjual) (sistem pondok usaha perseorangan). Keempat, sistem pondok dimana
pemilik pondok tidak melibatkan diri dalam kegiatan produksi ataupun
pemasaran barang (sistem pondok sewa).
Pemilik pondok boro bertanggung jawab atas kehadiran migran sirkuler dipondok boro miliknya dan bertanggung jawab pada urusan administrasi dari para
penghuni pondok di tingkat RT/ RW atau tingkat desa. Berdasarkan jenis kegiatan
yang dilakukan oleh penghuninya, pondok boro dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu pondok boro buruh, pondok boro penjual, dan pondok boro
produksi.
-
7/30/2019 praktikum sosum 7.docx
2/3
Analisis
A. Identifikasi Group dan Proses Pembentukannya1. SPGR (Sistem Pondok Gotong Royong)
Terbentuk karena adanya kesepakatan untuk bekerja sama dalamjual beli hasil kerajinan keramik. Contoh: Para migran sirkuler dari
Kabupaten Demak (Jateng) yang berjualan keramik dari
Kecamatan Mayong (Kabupaten Kudus, Jateng).
2. SPRT (Sistem Pondok Rumah Tangga)Terbentuk karena pemilik pondok boro memerlukan bantuan
banyak tenaga kerja dalam proses pembuatan barang karena
belum digunakannya teknologi dalam proses produksi sekaligus
memerlukan tenaga kerja tersebut dalam menjual barang
dagangannya. Contoh: pondok boro penjual bakso para migran
sirkuler dari Malang (Jatim) dan pondok boro penjual sate ayamdari Madura (Jatim).
3. SPUP (Sistem Pondok Usaha Perseorangan)Terbentuk karena majikan (pemilik pondok boro) memerlukan
bantuan anggota pondok dalam pengelolaan proses produksi
(sebagai karyawan) dan pemasaran hasil produksi (sebagai
penjual). Contoh: pondok boro produksi tahu yang dilaksanakan
migran sirkuler dari Sumedang (Jawa Barat) dan dari Bumiayu
(Jawa Tengah).
4. SPS (Sistem Pondok Sewa)Terbentuk karena adanya hubungan sewa-menyewa antara
pemilik pondok dengan para migran sirkuler. Contoh: pondok
boro produksi migran sirkuler dari Ciamis (Jabar) di Cimanggu
(Bogor, Jawa Barat).
B. Dasar Pembentukan dan Persyaratan Group1) SPGR
Dasar Pembentukan: dasar kepentingan bersama untuk
memperoleh penghasilan dan dasar tempat tinggal berdekatan
dimana terdiri dari kawan-kawan yang berasal dari desa/ daerah
yang sama.
Persyaratan: Mempunyai hak dan kewajiban yang sama, dilandasi
azas kegotongroyongan, dan terdapat rasa saling percaya diantara
sesama anggota.
2) SPRTDasar Pembentukan: dasar kepentingan bersama untuk
memperoleh penghasilan dan dasar tempat tinggal berdekatan
dimana terdiri dari sebagian anggota pondok yang berasal dari
satu desa/ daerah yang sama dan anggota pondok lain dari desa/
daerah lainnya yang sama pula.
-
7/30/2019 praktikum sosum 7.docx
3/3
3
Persyaratan: Migran sirkuler bertindak sebagai pembuat dan
penjual barang, sedangkan pemilik pondok boro menyediakan
penginapan beserta jaminan hidup (bahan pangan dan lain-lain);
dilandasi azas kekeluargaan.
3) SPUPDasar Pembentukan: dasar kepentingan bersama untuk
memperoleh penghasilan, dasar tempat tinggal berdekatan
dimana terdiri dari sebagian anggota pondok yang berasal dari
satu desa/ daerah yang sama dan anggota pondok lain dari desa/
daerah lainnya yang sama pula, dan dasar keturunan satu nenek
moyang dimana antara majikan dan karyawan/ penjual sering
terdapat hubungan darah.
Persyaratan: Migran sirkuler dibagi menjadi dua kelompok sesuai
dengan tugasnya masing-masing yaitu sebagai karyawan (untukproses produksi) dan penjual (untuk pemasaran hasil produksi),
sedangkan majikan bertindak sebagai pengelola proses produksi
dan pemasaran hasil produksi, memberikan upah, bantuan
penginapan, jaminan hidup (pangan), dan bantuan ekstra;
dilandasi azas kekeluargaan.
4) SPSDasar Pembentukan: dasar kepentingan bersama untuk
memperoleh penghasilan dan dasar tempat tinggal berdekatan
dimana terdiri dari anggota pondok yang berasal dari desa/
daerah yang sama.Persyaratan: Migran sirkuler bertindak sebagai penyewa,
sedangkan pemilik pondok bertindak sebagai yang menyewakan
tempat untuk penginapan, kadang-kadang juga menyewakan
tempat untuk usaha, mesin-mesin untuk produksi, peralatan
untuk menjual barang dan menjual bahan baku untuk produksi;
migran sirkuler bekerja dengan modalnya sendiri, peralatan
miliknya sendiri, dan memakai tenaganya sendiri.
C. Derajat kohesivitasSistemPondok
KarakteristikSosial
UkuranGrup
MobilitasFisik
EfektivitasKomunika-
si
Derajatkohesi-
vitas
SPGR Homogen Kecil Rendah Tinggi Tinggi
SPRT Heterogen Kecil Rendah Tinggi Tinggi
SPUP Heterogen Besar Rendah Tinggi Tinggi
SPS Heterogen Besar Tinggi Rendah Rendah