praktikum 9
TRANSCRIPT
P R A K T I K U M IX
Topik : Akar dan Batang.
Tujuan : 1. Untuk mengamati jaringan-jaringan penyusun batang.
2. Untuk mengamati jaringan-jaringan penyusun akar.
Hari / Tanggal : Sabtu , 30 April 2011
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM
Banjarmasin.
I. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
1. Mikroskop
2. Kaca benda
3. Kaca penutup
4. Gelas kimia
5. Pipet tetes
6. Silet
7. Baki
8. Tissue
2. Bahan-bahan
A. Pengamatan pada batang
1. Pucuk sirih (Piper betle)
2. Pucuk bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
3. Tangkai daun begonia (Begonia sp)
4. Batang bayam (Amaranthus spinosus)
5. Preparat jadi batang jagung (Zea mays)
B. Pengamatan pada akar
1. Preparat jadi akar jagung (Zea mays)
2. Preparat jadi akar dewasa arben
3. Preparat jadi akar muda arben
II. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyayat secara melintang semua bahan-bahan setipis mungkin pucuk
Piper betle, pucuk Hibiscus rosa-sinensis, dan menyayat secara
melintang akar jagung (Zea mays) setipis mungkin.
3. Masing-masing sayatan diletakkan di atas kaca benda dan diberi setetes
air kemudian menutupnya dengan kaca penutup.
4. Mengamati masing-masing preparat di bawah mikroskop, kemudian
menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.
5. Mengamati preparat jadi akar muda arben dan akar dewasa arben di
bawah mikroskop.
6. Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.
III. TEORI DASAR
Batang adalah bagian sumbu tumbuhan yang pada umumnya
tegak, berada di atas tanah dan menjadi tempat melekatnya daun serta
struktur refroduktif. Batang dibagi menjadi buku yakni tempat melekatnya
daun dan ruas yakni bagian batang di antara dua buku yang berurutan.
Pada dasarnya struktur batang berbeda dengan struktur akar, perbedaan
tersebut adalah terutama dari susunan xilem dan floem. Pada akar letak
berkas xilem primer dan floem primer adalah pada radius jari-jari tidak
sama yang letaknya bergantian. Sedang pada batang letaknya berhadapan
dalam satu radius atau kolateral. Xilem akar senantiasa exsarch sedang
pada xilem batang bisanya endarch. Maristem pertama pada batang
dibentuk pada saat embrio berkembang. Embrio yang telah berkembang
biasanya memiliki sumbu yang tersusun dari hipokotil dan akar. Pada
ujung atas sumbu terdapat sehelai kotiledon atau lebih sesuai primordium
pucuk yang terdapat di atas tempat kotiledon melekat (Suradinata, 1998).
Akar pertama dari tumbuhan berbiji berkembang dari maristem
apek pada ujung akar embrio, akar tersebut disebut akar tunggang atau
akar utama. Pada monokotil akar tunggang hidupnya relatif singkat dan
maristem akar dibentuk oleh akar-akar adventif yang terbentuk pada
batang yang sering ada hubungannya dengan tunas-tunas ketiak. Akar-akar
tersebut bercabang-cabang membentuk system yang homogen yang
disebut dengan akar serabut. System akar tunggang pada umumnya
menembus tanah lebih dalam dari pada system akar serabut. Pada akar
tunggang dan cabang-cabangnya yang membesar terjadi pertumbuhan
sekunder, tetapi pada akar yang kecil yang berfungsi untuk penyerapan
tidak terjadi pertumbuhan akar sekunder. Organisasi bagian dalam dari
akar bervariasi tetapi pada umumnya lebih sederhana dari pada batang.
Akar merupakan suatu struktur sumbu tanpa organ-organ daun dan tidak
terbagi menjadi sumbu dan ruas. Penampang melintang akar pada keadaan
tumbuh primer menunjukkan perbedaan yang jelas antara ke tiga system
jaringan, yaitu epidermis (system jaringan dermal), korteks (system
jaringan dasar), dan system jaringan pembuluh. Jaringan pembuluh
membentuk silinder yang mampat atau jika adaempelur merupakan
silinder yang kosong. Fenomena perkembangan awal akar dalam embrio
adalah organisasi meristem apek akar pada ujung baah pada hipokotil,
kadang-kadang tidak hanya meristem tetapi juga akar embrio, yaitu
radikula yang terdapat dalam embrio. Setelah biji berkecambah meristem
apek akar membentuk akar utama (Suradinata, 1998).
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Pucuk sirih (Piper betle)
Menurut literatur :
Sumber : http://toiusd.multiply.com/
Perbesaran 10x10
Keterangan :
1. Epidermis
2. Korteks
3. Jaringan pengangkut
4. Parenkim
2. Pucuk bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Menurut literatur :
Sumber : http://endangpurwaningsih.wimamadiun.com/materi/minggu12.pdf
Perbesaran 10x10
Keterangan :
1. Epidermis
2. Korteks
3. Parenkim
4. Jaringan pengangkut
Keterangan :
1. Lentisel
2. Felem
3. Felogen
4. Feloderm
5. Daerah dilatasi
6. Ruang lendir
7. Parenkim korteks
3. Akar jagung (Zea mays)
Menurut literatur :
Sumber :
http://kentsimmons.uwinnipeg.ca/cm1504/15lab42006/lb4pg4_files/image0
04.jpg
Perbesaran 10x10
Keterangan :
1. Parenkim pusat
2. Parenkim kompleks
3. Endodermis
4. Eksodermis
5. Epidermis
6. Perisikel
7. Xilem
8. Floem
4. Preparat jadi akar dewasa arben
5. Preparat jadi akar muda arben
Perbesaran 10x10
Keterangan :
1. Jaringan pengangkut
2. Epidermis
3. Korteks
4. Parenkim
5. Endodermis
6. Stele
Perbesaran 10x10
Keterangan :
1. Xilem
2. Floem
3. Epidermis
4. Korteks
5. Endodermis
V. ANALISIS DATA
A. Pengamatan pada batang
1. Pucuk sirih (Piper betle)
Klasifikasi menurut Cronquist, 1981:
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnolipsida
Sub classis : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper betle
(Sumber: Undang AD. 1994)
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada pucuk sirih (Piper
betle) di bawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran 10 x 10 pada
preparat nampak adanya epidermis, yang berupa lapisan tunggal dan
terdapat pada bagian terluar, merupakan jaringan yang hidup yang
menyelubungi batang dan hypodermis yang lapisannya terdapat pada
sebelah dalam epidermis dan lapisan tersebut berasal dari daerah
epidermis. Sel-selnya mempunyai kemampuan untuk membelah agar dapat
mengimbangi bertambah besarnya batang karena adanya pertumbuhan
menebal primer dan sekunder. Sel epidermis mengimbangi pertumbuhan
ini dengan pembesaran ke arah tangensial dan pembelahan radial. Dinding
sel luar sangat tebal dan sangat berkitin. Diantara sel-sel itu terdapat atau
berbentuk empat persegi panjang, bagian terdalam pada korteks adalah
endodermis. Dari hasil pengamatan secara melintang pucuk, nampak
jaringan epidermis terdiri dari selapis sel dan terdapat pada bagian terluar.
Dinding sel luar sangat tebal dan sangat berkitin. Diantara sel-sel itu
terdapat atau berbentuk empat persegi panjang, bagian terdalam pada
korteks adalah endodermis. Terdapat juga kolenkim yang berfungsi
memberi kekuatan pada bagian-bagian yang lunak, terutama pada bagian
yang mudah tumbuh. Batang sirih ini mempunyai tipe berkas pengangkut
koleteral terbuka dengan tipe stele adalah ataktostele.
Pada pucuk Piper betle strukturnya antara lain terdiri atas :
a. Epidermis; epidermis terdiri atas selapis sel, mempunyai kutikula serta
dinding sel yang berkutin. Epidermis terletak pada bagian terluar,
merupakan jaringan yang hidup. Sel-selnya mempunyai kemampuan
untuk membelah agar dapat mengimbangi bertambah besarnya batang
karena adanya pertumbuhan menebal primer dan sekunder. Sel
epidermis mengimbangi pertumbuhan ini dengan pembesaran ke arah
tangensial dan pembelahan radial. Pada epidermis terdapat stomata dan
berbagai trikoma.
b. Korteks; tersusun terutama oleh parenkim, biasanya mempunyai
kloroplas. Bagian terdalam korteks adalah endodermis yang juga dikenal
sebagai sarung amilum. Sarung amilum ini terdiri atas selapis sel yang
mengelilingi stele dan sel-selnya penuh amilum. Korteks terbagi atas 2
bagian yaitu bagian luar dengan jari-jari kolenkim dan bagian dalam
dengan jaringan parenkim.
c. Kolenkim; merupakan parenkim yang mengalami modifikasi dengan
adanya penebalan setempat, biasanya disudut-sudut, mengandung
selulosa dan pectin. Sel-selnya tetap hidup berisi protoplas. Fungsi
kolenkim adalah memberi kekuatan pada bagian-bagian yang lunak,
terutama di bagian-bagian yang masih tumbuh.
d. Parenkim; biasanya mengandung kloroplas, dinding selnya tipis,
berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan.
e. Jaringan pengangkut pada daun sirih berupa xilem dan floem. Selain
itu, pada pucuk sirih juga terdapat parenkim yang merupakan tempat
terjadinya fotosintesis juga biasanya mengandung kloroplas, dinding
selnya tipis, dan berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan.
2. Pucuk bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Klasifikasi menurut Cronquist, 1981:
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnolipsida
Sub classis : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Species : Hibiscus rosa-sinensis L.
(Sumber: Undang AD. 1994)
Pada pengamatan terhadap penampang melintang pucuk kembang
sepatu terlihat banyak jaringan penyusun batang, seperti lentisel, felem,
felogen, daerah dilatasi, ruang lendir, parenkim korteks yang merupakan
jaringan dasar. Ruang antar selnya nyata tetapi kadang-kadang hanya
parenkim yang terletak ditengah korteks. Selain itu, juga terdapat
sklerenkim, floem, xilem, kambium, empulur dan jari-jari empulur.
Dengan adanya xilem dan floem yang diantaranya terdapat kambium
sehingga terjadi penebalan sekunder yang disebut kolateral terbuka,
mempunyai tipe stele yaitu eustele dimana sistem vascular terdiri atas
suatu lingkaran berkas-berkas pengangkut kolateral atau bikolateral,
terletak disebelah perifer empulur. Namun, sangat sukar dibedakan antara
daerah interfaskuler dengan jendela daun.
Pada pucuk kembang sepatu, epidermis terdapat pada bagian
sebelah luar membatasi batang. Dinding sel paling luar sering disebut
kutikula. Di antara sel-sel tersebut tidak terdapat ruang-ruang antar sel.
Pada penampang lintang sel sel itu berbentuk persegi panjang. Korteksnya
merupakan deretan berbentuk silinder yang terletak di antara epidermis
dan silinder pembuluh yang terdiri atas selapis sel yang mengelilingi stele
dan sel-selnya penuh amilum. Terdiri atas 2 bagian yaitu bagian luar
dengan jaringan kolenkim atau serat dan bagian di dalam dengan jaringan
parenkim. Kolenkim atau serat dapat membentuk silinder bersambung-
sambung atau mungkin juga dalam bentuk garis-garis terpisah.
Tipe berkas pengangkut pada pucuk bunga sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) merupakan tipe kolateral terbuka karena adanya xilem dan floem
yang di antaranya terdapat pada kambium sehingga terjadi penebalan
sekunder.
B. Pengamatan pada akar
Akar merupakan organ tumbuhan sebagai penancap pada tanah
serta alat penyerap air. Batang adalah bagian sumbu tumbuhan yang
pada umumnya tegak, berada di atas tanah dan menjadi tempat
melekatnya daun dan serta struktur reproduktif. Jaringan penyusun akar
dan batang yaitu epidermis, korteks dan stele.
1. Preparat jadi akar jagung (Zea mays)
Klasifikasi menurut Cronquis, 1981:
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Commelinidae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays
(Sumber: Undang AD. 1994)
Pada penampang secara melintang akar jagung ini, nampak adanya
epidermis yang terdiri atas selapis sel dan terdapat pada bagian terluar.
Dinding sel terluar sangat tebal dan berkutin. Bagian terdalam adalah
endodermis atau sarung amilum, diantara epidermis dan endodermis
terbagi manjadi dua bagian yaitu kolenkim terdapat di sebelah
epidermis. Sel-sel ini adalah parenkim yang mengalami modifikasi
dengan adanya penebalan, yang ada disudut-sudut yang mengandung
selulosa dan pektin.
Epidermis dibentuk oleh sel epidermis yang letaknya agak
berjauhan dari meristem akar. Lapisan terluar akar tersusun dari
epidermis yang tersusun atas sel-sel yang rapat satu sama lain tanpa
ruang antar sel, berdinding tipis, memanjang sejajar sumbu akar, pada
penampang melintang membentuk membulat. Pada dinding selnya tidak
mengandung kutikula. Penebalan dinding sel terjadi pada bagian akar
yang terbuka terhadap udara. Permukaan sel epidermis sebelah luar
membentuk tonjolan yaitu rambut akar. Sel-sel yang membentuk rambut
akar letaknya dibelakang daerah pembentangan. Bulu akar biasanya
tumbuh memanjang tegak lurus pada sumbu akar, sehingga makin
memperluas daerah penyerapan, rambut akar ini umumnya pendek.
Rambut akar tidak ada dekat meristem apikal dan biasanya mati dan
mongering di bagian-bagian akar yang lebih dewasa. Endodermis
terdapat disebelah luar korteks bersambungan membentuk silinder. Sel-
sel endodermis membentuk pita / jalur caspari yaitu penebalan dari
saluran suberin dan lignin pada sisi radial dan antiklinal. Pita ini akan
melebar dengan pengendapan baru sehingga membentuk dinding tebal.
Akibat adanya penebalan ini larutan tidak dapat menembusnya. Jaringan
pengangkut dipisahkan dari korteks oleh endodermis. Bagian terluar
yang berbatasan dengan endodermis adalah perisikel yang tersusun atas
sel-sel parenkim berdinding tipis. Perisikel hanya terdiri dari satu lapis
sel saja. Berhubungan langsung dengan protofloem dan protoxilem dan
sudah dapat dibedakan sebelum pembentukan lignin pada unsur
protoxilem. Felogen berkembang di bagian luar korteksnya.
2. Preparat jadi akar dewasa arben
Menurut hasil pengamatan secara melintang preparat jadi akar
dewasa arben menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10
nampak adanya jaringan penyusun akar yang terdiri atas epidermis yang
merupakan jaringan terluar dimana sel-selnya rapat, terdiri atas selapis
sel. Disebelah dalamnya terdapat korteks atau kulit pertama yang terdiri
dari selapis sel yang tipis dan sel-selnya tidak tersusun rapat. Kemudian
didalamnya lagi tedapat endodermis yang merupakan jaringan pemisah
antar korteks dan stele. Jaringan yang menyusun stele selain perisikel
dan berkas pembuluh angkut juga terdapat jaringan parenkim. Berkas
pengangkut terdiri dari xilem dan floem.
3. Preparat jadi akar muda arben
Menurut hasil pengamatan secara melintang preparat jadi akar
muda arben menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10
nampak adanya jaringan penyusun akar yang terdiri atas epidermis yang
merupakan jaringan terluar dimana sel-selnya rapat, terdiri atas selapis
sel. Disebelah dalamnya terdapat korteks atau kulit pertama yang terdiri
dari selapis sel yang tipis dan sel-selnya tersusun rapat. Kemudian
didalamnya lagi tedapat endodermis yang merupakan jaringan pemisah
antar korteks dan stele.. Berkas pengangkut terdiri dari xilem dan floem.
Pada akar muda arben ini tidak terdapat parenkim.
VI. KESIMPULAN
1. Jaringan penyusun akar dan batang yaitu epidermis, korteks dan stele.
2. Berdasarkan hasil pengamatan pada pucuk sirih (Piper betle) ditemukan
adanya epidermis, korteks, jaringan pengangkut berupa xilem dan floem,
serta terdapat parenkim .
3. Berdasarkan hasil pengamatan pada pucuk bunga sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) ditemukan jaringan penyusun batang mulai dari sebelah luar
yaitu epidermis, korteks dimana terdapat jaringan penguat berupa
sklerenkim, dan berkas pengangkut yang terdiri atas xilem dan floem,
serta parenkim.
4. Berdasarkan hasil pengamatan, pada akar jagung (Zea mays) terdapat
epidermis, korteks, endodermis, jaringan pengangkut berupa xilem dan
floem, serta empulur
5. Berdasarkan hasil pengamatan, pada akar dewasa arben terdapat
epidermis, korteks, endodermis, parenkim, jaringan pengangkut berupa
xilem dan floem, serta stele.
6. Berdasarkan hasil pengamatan, pada akar muda arben terdapat
epidermis, korteks, endodermis, jaringan pengangkut berupa xilem dan
floem, serta stele.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Adrak, Adrian Rifarin, Muchyar dan Sri Amintarti. 2011. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan.. PMIPA FKIP UNLAM. Banjarmasin.
Dasuki, Undang Akhmad. 1994. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antara Universitas Bidang Ilmu Hayati. ITB. Bandung.
http://toiusd.multiply.com/
http://endangpurwaningsih.wimamadiun.com/materi/minggu12.pdf
http://kentsimmons.uwinnipeg.ca/cm1504/15lab42006/lb4pg4_files/image004.jpg
Kartosapoetro, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Rineka Cipta. Jakarta.
Soeradikoesoemo, Wibisisono. 1995. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Sumardi, Issirep dan Agus Pudjoarianto. 1993. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Depdikbud. Yogyakarta.
Woelaningsih, Sri. 1987. Anatomi Tumbuhan. UT. Jakarta.
Woelaningsih, Sri. 1984. Penuntun Praktikum Botani Dasar Sitologi. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta.