laporan praktikum kimia organik 8 dan 9

16
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (K12051) PERCOBAAN 8 UJI TRITERPEN DAN STEROID dan PERCOBAAN 9 UJI ALKALOID RAHAYU JATININGSIH 10612014 KELOMPOK 4 Tanggal Praktikum : 21 November 2013 Shift 1 Kamis Siang (13.00 – 17.00 WIB) Tanggal Pengumpulan : 5 Desember 2013 Nama Asisten : RISKA R. 13711061 LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Upload: rahayu-jatiningsih

Post on 26-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

laporan praktikum kimia organik uji triterpen dan steroid

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Kimia Organik 8 Dan 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (K12051)

PERCOBAAN 8

UJI TRITERPEN DAN STEROID

dan

PERCOBAAN 9

UJI ALKALOID

RAHAYU JATININGSIH

10612014

KELOMPOK 4

Tanggal Praktikum : 21 November 2013

Shift 1 Kamis Siang (13.00 – 17.00 WIB)

Tanggal Pengumpulan : 5 Desember 2013

Nama Asisten :

RISKA R.

13711061

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2013

Page 2: Laporan Praktikum Kimia Organik 8 Dan 9

PERCOBAAN 8 dan PERCOBAAN 9

UJI TRITERPEN & STEROID dan UJI ALKALOID

I. Tujuan Percobaan

1. Menentukan keberadaan triterpen, steroid dan saponin didalam contoh tumbuh-

tumbuhan dengan menggunakan uji liebermann-burchard untuk pengujian

triterpen dan uji busa untuk pengujian saponin.

2. Menentukan hasil dan Rf noda dari analisis KLT pada suatu sampel yang

mengandung triterpen atau saponin

3. Menentukan Rf masing-masing noda terhadap analisis kromatografi lapis tipis

(KLT) alkaloid

4. Menentukan hasil dari pengujian alkaloid

II. Dasar Teori

Triterpen, streoid, dan turunan gula dari keduanya yang disebut saponin,

merupakan metabolit sekunder. Metabolit sekunder adalah organisme penghasil

berbagai jenis senyawa organik. Steroid dapat dipastikan dimiliki oleh semua

tumbuhan karena komponen pembentuk membran. Triterpen dan steroid memiliki

keterbatasan dalam penyebarannya, oleh karena itu dapat dijadikan marker (penanda)

taksonomi tumbuh-tumbuhan. Terpen adalah senyawa hidrokarbon dengan rumus

kimia (C5H8)n yang sering disebut isopenoid. Salah satu senyawa terpenoid adalah

triterpenoid. Trterpenoid adalah senyawa yang memiliki kerangka karbon berasal dari

enam satuan isoprena dan secara satuan diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik,

senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi, dan memiliki optis

aktif. Triterpenoid yang terpenting adalah triterpenoid pentasiklik.

Steroid merupakan suatu golongan terpenoid yang mengandung inti siklopentan

aperhidrofenantren, yaitu tiga cincin sikloheksana dan sebuah cincin siklopentana.

Contoh steroidantara lain zoosterol, fitosterol, mikosterol, dan marinesterol. Senyawa

steroid memiliki kerangkadasar triterpena asiklik. Ciri umum steroid yaitu sistem

empat cincin yang tergabung. Cincin A,B,dan Cberanggotakan enam atom karbon, dan

D beranggotakan lima atom karbon. Saponin merupakanturunan gula terpenoid dan

steroid. Berdasarkan aglikonnya, saponin terdiri atas saponin triterpenoiddan saponin

steroid.

Alkaloid terkenal karena efek farmakologi yang ditimbulkannya, terutama

erhadap sistem syaraf, anti kanker, anti inflamasi, dan anti mikroba. Alkaloid adalah

Page 3: Laporan Praktikum Kimia Organik 8 Dan 9

senyawa organik yang mengandung nitrogen dan oleh karenanya bersifat basa (alkali

= basa) dan dialam berada sebagai asam – asam organik alam. Adanya nitrogen dalam

alkaloid yang bersifat neutrofil telah menjadikannya cenderung membentuk senyawa

kompleks dengan ion – ion logam berat yang tidak larut dalam air. Sifat kemudahan

membentuk senyawa kompleks tersebut telah dimanfaatkan dalam merancang uji

cepat dalam mendeteksi alkaloid dalam suatu ekstrak. Pereaksi tetes yang lazin

digunakan adalah pereaksi Dragendroff dan pereaksi Meyer.

Page 4: Laporan Praktikum Kimia Organik 8 Dan 9

III. Data Pengamatan

PERCOBAAN 8 : UJI TRITERPEN DAN STEROID

Tanaman yang digunakan : Sintrong (Crassocephalum crepidioides)

A. Tabel Uji Lieberman-Burchard

SENYAWA HASIL PENGUJIAN

Anhidrida asetat + ekstrak kering + 1-2

tetes asam sulfat pekat

Membentuk warna hijau (0)

B. Tabel uji Busa

SENYAWA HASIL PENGUJIAN

Bagian yang tidak larut dalam eter + air Tinggi busa 1-2 cm (+1)

PERCOBAAN 9 : UJI ALKALOID

Tanaman yang digunakan : Hanjuang Merah (Cordyline terminalis (L.) kunth.)

Berat tanaman : 3,742 gram

A. Tabel Ekstrak Alkaloid

SENYAWA HASIL PENGUJIAN

Daun digerus dengan pasir bersih

dan kloroform 10 ml

Gerusan berbentuk hijau tua kecoklatan

Penambahan kloroform amonia

10 ml, aduk dan disaring

Larutan berwarna coklat-kuning muda

Penambahan 10 tetes 5% asam

sulfat

Terdapat dua fasa : fasa atas kuning pekat dan

fasa bawah padatan hijau.

(kemudian diambil ekstrak alkaloid yaitu lapisan

airnya)

B. Tabel Uji Alkaloid

SENYAWA HASIL PENGUJIAN

Ekstrak alkaloid + 1-2 tetes

pereaksi meyer

Muncul endapan sedikit (+1), warna endapan

putih

Ekstrak alkaloid + 1-2 tetes

pereaksi dragendroff

Muncul endapan banyak (+3), warna endapan

kuning.

Page 5: Laporan Praktikum Kimia Organik 8 Dan 9

C. Tabel Analisis KLT alkaloid

Dipanaskan : 75ºC.

SENYAWA HASIL PENGUJIAN

Setelah disemprotkan Dragendroff Tinggi titik tidak berubah, yaitu 4,1 cm.

PERHITUNGAN

Percobaan 8Rf noda 1 (bulatan hitam) : 0,8 = 0,18

4,5

Rf noda 2 (garis) : 4,1 = 0,91 4,5

Percobaan 9Rf noda : 0,5 = 0,122 cm

4,1

Page 6: Laporan Praktikum Kimia Organik 8 Dan 9

IV. Pembahasan

Triterpenoid adalah senyawa metabolid sekunder yang kerangka karbonnyaberasal dari

enam satuan isoprena dan diturunkan dari hidrokarbon C 30 asiklik,yaitu skualena

(Widiyati, 2005). Sedangkan, steroid merupakan senyawa yang memiliki kerangka dasar

triterpenaasiklik yang dibiosintesis yaitupengubahan asam asetat melalui asam

mevalonat danskualen (suatu triterpenoid) menjadi lanosterol dan sikloartenol (Lenny,

2006).

Pada percobaan uji senyawa triterpenoid dan steroid ini menggunakan Uji

Lieberman-Burchard guna mengidentifikasi adanya senyawa tersebut pada tanaman

sintrong. Pereaksi yang digunakan dalam uji ini adalah campuran asam anhidrida asetat

dan asam sulfat pekat. Dengan menggunakan asam asetat anhidrat didapatkan turunan

asetil. Jika dalam larutan uji mengandung air, maka reaksi tidak akan berlangsung. Oleh

sebab itu ditambahkan asam anhidrida asetat yang dapat menyerap air serta membantu

pengoksidasian asam yang ditimbulkan oleh penambahan asam sulfat. Keberadaan

senyawa triterpenoid dan steroid berdasarkan literatur memunculkan warna ungu terang,

merah atau merah muda yang kuat. Sedangkan pada tanaman sintrong ini warna yang

muncul setelah penambahan asam anhidrida asetat dan asam sulfat pekat adalah hijau tua.

Oleh karena itu, pada uji lieberman-burchard tanaman sintrong tidang mengandung

triterpenoid dan steroid.

Uji busa digunakan untuk menunjukkan adanya kandungan saponin. Uji busa

dilakukan dengan mencampurkan bagian ekstrak yang tidak larut dalam air dengan eter

dan dikocok kuat-kuat. Pengujian ini didasarkan pada sifat saponin yang merupakan

komponen  lipida  polar  yang  bersifat  ampifilik (memiliki gugus hidrofilik dan

gugus hidrofobik). Di dalam sistem cair, lipida cair secara spontan terdispersi

membentuk misel dengan ekor hidrofilik yang bersinggungan dengan medium cair. Sistem

inilah yang dikenal sebagai busa pada saponin. Pada percobaan ini didapatkan hasil positif

dengan terbentuknya busa setinggi 1 – 2 cm, walaupun busa yang didapatkan sangat

rendah dengan nilai +1.

Alkaloid merupakan senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam

tumbuhan, bersifat basa, dan struktur kimianya mempunyai sistem lingkar heterosiklis

dengan nitrogen sebagai hetero atomnya. Pelarut alkaloid adalah pelarut yang digunakan

untuk mengendapkan larutan alkaloid. Pelarut yang penting antara lain pelarut meyer,

pereaksi marme, pereaksi wagner, pereaksi dragendroff, pereaksi sonnenschein, dan

pereaksi scheiber. Alkaloid sukar larut dalam air, namun larut dalam pelarut organik yang

umum seperti : kloroform, eter, alkohol, dan benzene. Kebanyakan alkaloid adalam amina

Page 7: Laporan Praktikum Kimia Organik 8 Dan 9

tersier dan memiliki satu atau lebih atom karbon asimetris sehingga didalam larutan dapat

menunjukkan kerja optis (Sumardjo, 2009).

Uji alkaloid sendiri tentunya dilakukan untuk mengetahui atau membuktikan

adanya senyawa alkaloid dalam tanaman tersebut. Uji alkaloid yang dilakukan pada

tanaman Hanjuang merah dengan pelarut Meyer menunjukkan hasil yang negatif, karena

warna endapan yang ditimbulkan bukanlah kuning muda, tetapi warna putih dengan

endapan yang sedikit. Begitupula uji alkaloid dengan menggunakan pereaksi dragendroff.

Hasil yang ditunjukkan bukanlah endapan jingga yang terbentuk, namun endapan

berwarna kuning muda dengan endapan yang banyak. Seperti yang dudah disebutkan

diatas, daun yang dipakai pada percobaan kali ini adalah sintrong dan hanjuang, berikut

dibawah ini merupakan deskripsi dari tanaman tersebut.

Sintrong (Crassocephalum crepidioides) adalah dari  suku Asteraceae. Tanaman

ini umumnya ditemukan liar sebagai gulma di tepi jalan, dikebun-kebun pekarangan, atau

pada lahan-lahan terlantar; pada ketinggian di atas 200 m dpl. Dalam bahasa

Inggris tumbuhan ini dikenal sebagai ebolo,thickhead, redflower ragleaf, atau fireweed.

Di Indonesia, biasa tumbuhan ini disebut  bagini,  jambrong, tespong  (Sunda),

jombloh, mandrung-mandrung, puyung dan taplek (Jawa). Sintrong merupakan lalap dan

sayuran yang digemari di Jawa Barat.  Di Afrika, selain dimanfaatkan sebagai sayuran,

beberapa bagian tanaman sintrong digunakan sebagai bahan obat tradisional; di antaranya

untuk mengatasi gangguan perut, sakit kepala, luka, dan lain-lain. Sintrong ini bersifat

sedikit astringen, dan bersifat netral. Ia bersifat antiradang, hemostatis, tonikum,

pencahar, dan emetik (perangsang muntah). Tumbuhan ini bisa digunakan untuk

mengobati demam, radang amandel, dan eksim. Gulma ini juga disukai sebagai pakan

ternak. Meskipun demikian tumbuhan ini ditengarai mengandung alkaloida pirolizidina

yang bisa memicu tumor, dan dapat memicu kerusakan hati (Setiawan, 2006).

Hanjuang (Cordyline) atau andong  (bahasa Jawa) merupakan sekelompok

tumbuhan monokotilberbatang yang sering dijumpai di taman sebagai tanaman hias.

Marga Cordyline memiliki sekitar 15 jenis. Sistem APG II memasukkan hanjuang ke

dalam suku Laxmanniaceae. Namun demikian, beberapa pustaka lain memasukkannya ke

dalam Liliaceae (suku bakung-bakungan) serta Agavaceae. Nama hanjuang juga dipakai

untuk sekelompok tumbuhan dari marga Dracaena. Daun hanjuang khas, berbentuk

lanset, berukuran agak besar dan berwarna hijau kemerah-merahan (Cordyline) atau

berwarna hijau muda (Dracaena). Hanjuang Cordyline sering dipakai sebagai tanaman

pelindung dan pembatas blok pada sawah, ladang, serta

perkebunan teh atau kina di Indonesia. Hanjuang, terutama C. fruticosa, populer sebagai

Page 8: Laporan Praktikum Kimia Organik 8 Dan 9

tanaman hias. Daun hanjuang dipakai sebagai pembungkus makanan. Hasil penelitian

menunjukkan, bungkus daun hanjuang memiliki kemampuan antibakterial. Dalam

masyarakat Sunda, Jawa, serta Bali, hanjuang memiliki makna sebagai "pembatas ruang",

baik secara harafiah maupun filosofis.

V. Kesimpulan

Page 9: Laporan Praktikum Kimia Organik 8 Dan 9

1. Pada tanaman sintrong tidak terdapat triterpenoid, karena hasil pengamatan

menunjukkan warna hijau tua bukan ungu ataupun merah.

2. Tanaman sintrong memiliki kandungan saponin, dengan hasil pengamatan yang

menunjukan adanya busa setinggi 1-2 cm.

3. Rf yang didapatkan pada percobaan triterpenoid dan steroid adalah Rf noda 1 (bulatan

hitam) = 0,18 dan Rf noda 2 (garis) = 0,91

4. Pada tanaman hanjuang merah tidak ditemukan adanya senyawa alkaloid. Karena data

pengamatan menunjukkan hasil negatif pada pereaksi meyer maupun dragendrof.

5. Rf noda yang dihasilkan adalah 0,122

VI. Daftar Pustaka

Page 10: Laporan Praktikum Kimia Organik 8 Dan 9

Lenny, Sovia. 2006. Senyawa Terpenoida dan Steroida. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Widiyati, Eni. 2005. Penentuan Adanya Senyawa Triterpenoid Dan Uji Aktivitas Biologis

Pada Beberapa Spesies Tanaman Obat Tradisional Masyarakat Pedesaan Bengkulu.

Jurnal Gradien Vol.2 No.1 Januari 2006 : 116-122

Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia – Buku panduan Kuliah Mahasiswa kedokteran

dan prgram Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta : ECG. Hal. 438 – 439

 Dalimartha, Setiawan (2006). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta:Puspa Swara. hal.73

& 82-83.

Glasby, J.S. (1978). Encyclopedia of the Alkaloids. Plenum Publishing Coorporation, New

York

Schultz, Jack. 2008. Secondary Metabolites in Plants. http://www.biologyreference.com/Re-

Se/Secondary-Metabolites-in-Plants.html. di akses tgl. 4 Desember 2013 15.18 wib

LAMPIRAN

Page 11: Laporan Praktikum Kimia Organik 8 Dan 9

PERCOBAAN 8

Uji Lieberman - Burchard Uji Busa

KLT Percobaan Uji Triterpenoid dan Steroid

PERCOBAAN 9

Gambar A. EKSTRAK ALKALOID

Page 12: Laporan Praktikum Kimia Organik 8 Dan 9

Gambar B. Uji Alkaloid

Ekstrak alkaloid + pereaksi Meyer Ekstrak alkaloid + pereaksi Dragendroff

Gambar C. Analisis KLT alkaloid