laporan praktikum 9 & 10_mp2
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN
KALIBERASI MESIN PENANAM BENIH DAN PEMUPUK
Oleh :
JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Anggota : 1. Gilar Hadimulya
2. Pratiwi Indah N.F
3. Aditya Melyana
4. Alip A. S
5. Citra Pratiwi
240110080071
240110080078
240110080081
240110080085
240110080088
Kelompok : 7 (Shift B)
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 29 November 2011
Waktu : 15.00 – 17.00 WIB
Co. Assisten : 1. Edo Ramadhan B
2. Islahudin
3. Mauludin Azis
4. Jerry C
3.1. Waktu dan Tempat
3.11 Hari / Tanggal : Selasa, 15 November 2011
3.12 Waktu : 15.00 – 17.00 WIB
3.13 Tempat : Di depan Gedung Baru (FTIP)
3.2. Alat-alat Praktikum
3.21 Traktor Poros Ganda – Fiat 45-66 DT/12
3.22 Stopwatch
3.23 Mesin Penanam (Planter)
3.24 Meteran
3.25 Plastik
3.3. Bahan Praktikum
3.31 Lahan Kosong di depan Gedung Baru FTIP
3.32 Bibit Jagung
3.33 Pupuk
3.4. Prosedur Praktikum
3.41 Menjalankan mesin penanaman benih.
Mengukur jarak antar barisan.
Mengukur diameter roda penggerak metering device mesin
penanam.
Mengamati sistem transmisi mesin penanam
Menghitung jumlah gigi pada setiap sprocket atau roda gigi pada
transmisi.
Mengangkat tangki benih dari dudukannya.
Menghitung jumlah lubang pada piringan benih.
Memasukkan benih jagung kedalam tangki seperlunya (seperempat
dari volume tangki).
Memutar roda penggerak perlahan-lahan sampai terlihat adanya
butiran jagung yang jatuh dari tabung benih.
Mempersiapkan dan memegang kantong plastik untuk mengambil
benih yang jatuh serta hitung jumlah benihnya
Menghitung dan menandai jumlah putaran roda sebanyak 10 kali.
Menghitung fraksi pengisian benih dengan membandingkan
jumalah benih yang keluar dan hasil perkalian antara lubang benih
dengan jumlah putaran piringan benih.
Menghitung jarak antar benih di dalam barisan (skid = 0%,
persamaan 1).
Menghitung kebutuhan benih dalam bulir per hektar dengan
persamaan 2 dan viabilitas.
3.42 Menjalankan mesin pemupuk.
Mengukur diameter efektif roda penggerak metering device mesin
pemupukan.
Mengamati cara kerja komponen-komponen mesin pemupuk.
Memasukkan pupuk ke dalam tangki (1/6 voleme tangki).
Menandai roda penggerak supaya mempermudah dalam
perhitungan jumlah putaran.
Memutar roda penggerak perlahan-lahan sampai pupuk keluar
(steady) sebanyak 10 kali.
Memegang kantong plastik untuk menampung pupuk yang keluar
dari pipa pengeluaran.
Menimbang hasil pupuk yang ditampung pada kantong plastik.
Menghitung laju pengeluaran pupuk per hektar dengan persamaan
3, jika skid sama dengan 0%.
3.43 Mencatat hasil hitungannya dan membuat laporan sementara untuk
dikumpulkan (praktikum yang ke 8 hanya meminta data pada
kelompok lain).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum
4.1.1 Menghitung Skid
So dan Sa
So = 27,1 m
Sa kiri = πDnKIRI=π×0 ,38×19=22 ,68 m
Sa kanan = πDnKANAN=π×0 , 38×22=26 , 26 m
Sa tengah = πDnTENGAH=π×0 ,38×21=25 ,07 m
Skid (S)
Skid kiri =
So−SaKIRI
So=27 ,1−22 , 68
27 ,1=0 ,1631
Skid kanan =
So−SaKIRI
So=27 ,1−26 ,26
27 ,1=0 , 0309
Skid kiri =
So−SaKIRI
So=27 ,1−22 , 68
27 ,1=0 , 0749
4.1.2 Menghitung Fraksi Pengisian Benih
Pcf
Pcf =
benih yang jatuhbanyaknya lub ang
= 620
=0,3
4.1.3 Menghitung Jarak antar Benih (JAB) Teoritis
JAB kiri =
πDNP Pcf (1−S ) =
π 0 , 3820×4×0,3×(1−0 ,1631 )
=0 , 059m
JAB kanan =
πDNP Pcf (1−S ) =
π 0 ,3820×4×0,3×(1−0 , 0309)
=0 , 051m
JAB tengah =
πDNP Pcf (1−S ) =
π 0 ,3820×4×0,3×(1−0 , 0749)
=0 , 054m
Rata-rata jarak antar benih
JAB rata-rata =
0 ,059+0 , 051+0 , 0543
=0 ,055m
4.1.4 Menghitung Kebutuhan Benih
KB =
1000JAB JB VB
=
10000 ,055 0 ,65 0 , 81
= 34533,37 butir/ha
4.1.5 Menghitung Laju Pemupukan
LP tengah =
1000 M (1−S )JB πDN
=
1000×0 ,0609(1−0 , 0749 )0 , 65 π×0 , 38×20
= 3,63 kg/ha
LP kiri =
1000 M (1−S )JB πDN
=
1000×0 ,0609(1−0 , 1631)0 , 65 π×0 , 38×20
= 3,284 kg/ha
LP kanan =
1000 M (1−S )JB πDN
=
1000×0 ,0609(1−0 , 031)0 , 65 π×0 , 38×20
= 3,8 kg/ha
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas mengenai kalibrasi mesin penanam benih
dan pemupuk serta penanaman benih dan pemupuk secara mekanis menggunakan
Traktor Poros Ganda tipe – Fiat 45-66 DT/12. Pada praktikum ini tidak
menggunakan mesin penanam tapi hanya menggunakan mesin pemupuk saja
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan pada awal praktikum seluruh
praktikum pertama mengukur diameter efektif roda penggerak mesin pemupuk
yang disebut metering device. kemudian mengamati semua komponen,
menghitung angulernya dan mengukur jarak pupuk dan benih yang jatuh, karena
praktikum 9 dan 10 digabung maka pada praktikum ini memperhitungkan nilai
dari skid pada traktor.
Dari hasil diperoleh nilai So = 27,1 m kemudian mencari nilai Sa kiri, Sa
kanan dan Sa tengah dengan menggunakan rumus = πDn
Setelah mencari jarak teoritis pada traktor kemudian menghitung nilai skid
pada masing-masing roda bagian kiri, kanan dan tengah diproleh pada bagian kiri
= 0,1631, pada bagian kanan = 0,0309 , pada bagian tengah = 0,0749.
Kedua menentukan fraksi pengisian benih, yang diperoleh dari hasil
perhitungan adalah 0,3 dengan mengetahui dari hasil pengamatan praktikan
adalah benih yang jatuh ada 6 dan banyaknya lubang ada 20.
Ketiga, menghitung jarak antar benih (JAB) teoritis pada masing-masing
benih yang jatuh dibagian tengah, kiri dan kanan maka diperoleh nilai dari hasil
perhitungan JAB kiri = 0,059 , JAB kanan = 0,051 , JAB tengah = 0,054 maka
diperoleh jarak rata-rata antar benih adalah 0,055. Kemudian menghitung
kebutuhan benih dengan rumus :
KB =
1000JAB JB VB
Dengan mengetahui nilai JB = 0,65 dan VB = 0,81 sehingga didapat
kebutuhan benih perhektar adalah 34533,37 butir/ha.
Yang terakhir menghitung laju pemupukkan pada masing-masing pupuk yang
jatuh dari mesin pemupuk pada bagian tengah, kiri dan kanan, maka diperoleh LP
tengah = 3,63 kg/ha, LP kiri = 3,284 kg/ha dan LP kanan = 3,8 kg/ha. Dari hasil
perhitungan laju pemupukan sehingga laju pengeluaran pupuk per hektar rata-rata
adalah 3,57 kg/ha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum pengolahan tanah
pertama dan kedua dengan traktor poros ganda adalah :
Pada praktikum pembajakan traktor poros ganda dengan menggunakan alat
bajak garu piringan terlihat lebih baik dalam efisien lapangnya, karena
termasuk proses pengolahan tanah yang kedua.
Kecepatan maju tanpa slip sebesar 0,053 ha/jam dengan tenaga pengolahan
tanahnya lebih terolah lebih baik dibandingkan dengan traktor poros tunggal.
Slip yang didapatkan hanya dapat satu kali perlakuan, maka data yang
didapatkan kurang akaurat dalam proses perhitungan slipnya yang
menunjukkan 37,64 %.
Overlap yang terjadi tumpang tindih antara pengambilan garis lintasan
dengan lebar kerja efektif hanya yaitu sebesar 92,86%, karena pada traktor
poros ganda (garu piringan) mempunyai overlap sangat tinggi.
Dalam hasil efisiensi teorotis berbeda sangat jauh dengan hasil efisiensi
lapang yang sebenarnya.
Hasil proses pengolahan tanah dengan traktor poros tunggal menunjukkan
kerja traktornya 100% dari efisiensi lapang dengan hasil kerja yang lebih
efektif daripada traktor poros tunggal dan pengolahan tanah yang pertama.
5.2. Saran
Saran yang didapatkan hasil praktikum pengolahan tanah pertama dan kedua
dengan traktor poros ganda adalah :
Data yang didapatkan dari kelompok 3 shift A kurang lengkap, hasilnya akan
berpengaruh dalam perhitungan praktikum.
Pada praktikum ke delapan (8) tidak merasakan praktikum hasil pengolahan
tanah yang kedua, sehingga data kurang dimengerti.
LAMPIRAN
Gambar 1. Mesin Pemupukan dengan Traktor Poros Ganda
Gambar 2. Pengambilan Benih Jagung dan Perhitungan Jarak pada Benih
Jagung yang Jatuh ke Tanah