praktikum 6. mengenal serangga vektor
DESCRIPTION
vektor-vektor pembawa penyakit terdapat berbagai macam dan memiliki risiko kesehatan yang berbeda-bedaTRANSCRIPT
MENGENAL SERANGGA VEKTOR
DAN PENGAWETAN SERANGGA VEKTOR
Nurusysyarifah Aliyyah
0906492796
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
DEPARTEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN
2010
MENGENAL SERANGGA VEKTOR DAN PENGAWETAN SERANGGA
VEKTOR
I. TUJUAN
1.1 Mengenal Serangga Vektor
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
mengidentifikasi serangga vektor yang ada dalam lingkungan
manusia.
1.2 Pengawetan Serangga Vektor
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengawetkan serangga vektor
dengan teknik pinning dan mounting agar dapat digunakan untuk
kemudian hari.
II. TEORI SINGKAT
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat hewan-hewan
invertebrata bertebaran didalam lingkungan sekitar kita. Hewan
invertebrata sebagian besar adalah serangga yang kebanyakan
bersifat vektor bagi manusia.
Secara definisi vektor adalah parasit arthropoda dan siput air yang
berfungsi sebagai penular penyakit baik pada manusia maupun
hewan. Ada beberapa jenis vektor dilihat dari cara kerjanya sebagai
penular penyakit. Pertama, vektor potensial yaitu vektor yang secara
aktif berperan dalam penyebaran penyakit. Kedua, Vektor biologis,
dimana agen penyakit harus mengalami perkembangan ke stadium
lebih lanjut. Ketiga, Vektor mekanis, dimana agen penyakit tidak
mengalami perkembangan, tetapi hanya sebagai pembawa agen
penyakit. Terakhir adalah Vektor insidentil, vektor ini secara kebetulan
hinggap pada manusia, kemudian mengeluarkan faeces yang sudah
terkontaminasi agen penyakit dekat mulut.
Serangga secara umum memiliki ciri yaitu: tubuh terdiri dari 3
segmen berupa thorax, caput, dan abdomen; serta memiliki 3 pasang
kaki. Dalam kehidupan, serangga yang berperan sebagai vektor bagi
kehidupan manusia antara lain nyamuk, kecoa, dan lalat. Masing-
masing serangga tersebut memiliki ciri dan bentuk tersendiri yang
berbeda-beda dan dapat diidentifikasi secara langsung.
Selain mengenal ciri-ciri fisik serangga vektor, dikenal pula teknik
isolasi serangga vektor untuk mengawetkannya agar dapat digunakan
di kemudian hari. Pengawetan serangga dapat dilakukan
menggunakan teknik pinning, dan mounting. Pinning merupakan teknik
pengawetan kering yang digunakan pada serangga yang sudah
dewasa. Sedangkan mounting merupakan teknik pengawetan basah
yang digunakan pada serangga yang masih dala tahap larva atau telur.
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat dan Bahan Mengenal Serangga Vektor
Lalat
Nyamuk
Kecoa
Lup
Chloroform
Penjepit
Labu Erlenmeyer
Kapas
Kaca arloji
III.2 Alat dan Bahan Pengawetan Serangga Vektor
III.2.1 Pinning
Alkohol 70%
Cutter
Formalin 0.4%
Gunting
Jarum pentul
Jarum suntik
Kaca alorji
Kertas segitiga
Chlorofom
Label
Pinset
Serangga Vektor
Steroform
Tabung kecil
III.2.2Mounting
Telur nyamuk
Cover glass
Formalin 0.4%
Kuas
Kutex
Larva
Object glass
Mikroskop
IV. CARA KERJA
4.1 Cara Kerja Mengenal Serangga Vektor
Memasukkan serangga vektor yang masih hidup kedalam labu
Erlenmeyer, kemudian menyumbatnya dengan kapas yang
telah diberi chloroform.
Memastikan serangga tersebut sudah mati atau pingsan, lalu
dikeluarkan dari dalam labu erlenmeyer
Memindahkan serangga pada kaca arloji lalu diamati dan
diidentifikasi.
4.2 Cara Kerja Pengawetan Serangga Vektor
4.2.1 Cara Kerja Pinning
Serangga yang digunakan adalah nyamuk. Nyamuk dibius
menggunakan chloroform hingga mati atau pingsan
Menempelkan nyamuk menggunakan jarum pada kertas
segitiga dengan badan nyamuk menghadap ke arah jarum
yang telah ditancapkan pada sterofoam
Kemudian, memasukannya kedalam tabung kecil
Memberi label yang berisi lokasi pengambilan sampel,
tanggal pengawetan, metode, spesies, dan nama
kelompok pengidentifikasi
4.2.2 Cara Kerja Mounting
Serangga yang digunakan adalah jentik nyamuk. Jentik
nyamuk dimatikan dengan cara direbus.
Setelah jentik nyamuk mati, kemudian meletakannya
diatas object glass lalu menutupnya menggunakan cover
glass
Kemudian, menyuntikkan formalin 0,4 % pada salah satu
sisi cover glass hingga seluruh permukaan pada bagian
dalam cover glass berisi formalin.
Mengolesi keempat sisi cover glass menggunakan kutex
dan membiarkannya hingga mengering
Setelah mongering, sampel diamati dibawah mikroskop
Kemudian, memberi label yang berisi lokasi, tanggal,
spesies, metode, dan nama pengidentifikasi pada object
glass.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan Mengenal Serangga Vektor
No.
Nama
serangga
vektor
Jenis
serangga
vector
Ciri-ciri tubuhnya Gambar
1.Lalat
rumah
Musca
domestica
- Warna tubuh kuning
atau krem
- Ada 4 garis dibagian
thorax
- Vena sayap
melengkung keatas
2. Lalat hijau Coloporidae
- Warna tubuh
hijau metalik
- Abdomen
terdapat garis
melintang
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengawetan Serangga Vektor
No.Nama serangga
vektor
Teknik
pengawetanGambar
1. nyamuk
Pinning
(pengawetan
kering)
2. Larva nyamuk
Mounting
(pengawetan
basah)
5.2 Pembahasan Mengenal Serangga Vektor
Setelah ditemukan dilakukan pengamatan pada beberapa jenis
serangga vektor, dapat diketahui dan diidentifikasi ciri-cirinya. Pada
dasarnya, serangga secara umum dapat dicirikan yaitu tubuh terdiri dari 3
segmen (kepala, toraks dan abdomen), memiliki 3 pasang kaki. Serangga
yang dibahas dalam praktikum ini adalah serangga yang bersifat vektor
bagi manusia.
5.2.1 Lalat
5.2.1.1 Struktur tubuh lalat
Pada umumnya berukuran kecil,sedang sampai berukuran
besar, mempunyai sepasang sayap di bagian depan dan sepasang
halter sebagai alat keseimbangan di bagian belakang,bermata
majemuk dan sepasang antena yang seringkali pendek terdiri atas
tiga ruas. Mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu
sama lain sedang yang betina tampak terpisah oleh suatu celah dan
berbentuk lebih besar daripada lalat jantan.
5.2.1.2 Daur Hidup Lalat
Semua lalat mengalami metamorfosis sempurna dalam
perkembangannya. Telurnya diletakkan dalam medium yang dapat
menjadi tempat perindukan larva.umumnya larva lalat mengalami
empat kali molting (pergantian kulit) selama hidupnya kemudian
berubah menjadi pupa.Stadium pupa bisa beberapa kali , minggu
atau bulan. Lalat dewasa muncul kemudian terbang mencari
pasangan untuk kawin dan yang betina setelah itu akan bertelur.
5.2.1.3 Habitat Dan Perilaku Lalat
Larva lalat berkembang terbatas di tempat makan (misalnya
timbunan kompos/sampah untuk lalat rumah). Lalat dewasa
bersayap dan aktif bergerak. Umumnya daya terbang lalat dewasa
tidak lebih 50 meter dari tempat perindukannya,kecuali kalau
keadaan memaksa maka dapat terbang beberapa kilometer. Lalat
umumnya terestrial,tahap pra dewasa memilih habitat yang cukup
banyak bahan organik hanya daerah jajahan yang lebih luas
sehingga dapat memasuki rumah atau tempat manusia beraktivitas.
Populasi lalat meningkat tergantung musim dan kondisi iklim dan
tersedianya tempat perindukan yang cocok. Suhu lingkungan,
kelembaban udara adalah komponen cuaca yang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas makluk hidup di alam.
5.2.1.4 Jenis Jenis Lalat
Lalat Rumah, Musca domestica
Merupakan lalat yang ditemukan pada hasil pengamatan.
Termasuk ke dalam famili muscidae, dengan penyebarannya di
seluruh dunia. Berukuran sedang, panjang 6-8 mm, berwarna krem
atau kuning dengan bagian memanjang pada bagian dorsal toraks.
Mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama lain.
Sayapnya mempunyai vena 4 yang melengkung tajam ke arah kosta
mendekat vena 3. Di daerah tropika lalat rumah membutuhkan
waktu 8-10 hari pada suhu 30 C dalam satu siklus hidupnya dari telur
larva, pupa dan dewasa. Telurnya berbentuk seperti pisang,berwarna
putih kekuningan dan panjangnya kira-kira 1 mm, menetas dalam
waktu 10-12 jam pada suhu 30 C. Larvanya tumbuh mulai dari 1 mm
hingga menjadi 12-13 mm setelah 4-5 hari pada suhu 30 C. Dalam
kondisi alami, lalat rumah hidup hanya sekitar satu minggu.
Lalat Kandang, Stomoxys calcitrans
Lalat ini bentuknya menyerupai lalat rumah tatapi berbeda pada
struktur mulutnya. Banyak dijumpai di pemukiman tetapi sangat
umum pada peternakan sapi perah atau sapi yang selalu
dikandangkan. Lalat ini merupakan penghisap lalat ternak yang dapat
menurunkan produksi susu. Lalat kandang dewasa berukuran
panjang 5-7 mm, bagian toraksnya terdapat garis gelap yang
diantaranya berwarna terang. Sayapnya mempunyai vena 4 yang
melengkung tidak tajam ke arah kosta mendekati vena 3. Antenanya
trdiri dari 3 ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan
dilengkapi dengan arista yang mempunyai bulu hanya bagian atas.
Lalat dewasa menghisap darah hewan dan cenderung tetap di luar
rumah di tempat yang terpapar sianar matahari. Lalat kandang
termasuk penerbang yang kuat dan bisa melakukan perjalanan jauh
dari tempat perindukannya.
Lalat Hijau, Calliphoridae
Lalat ini juga ditemukan pada hasil pengamatan. Memiliki lebih
banyak jenis yang umumnya berukuran dari sedang sampai besar,
berwarna hijau, abu-abu, perak mengkilat atau abdomen gelap. Lalat
ini berkembang biak di bahan yang cair/semi cair yang berasal dari
hewan, termasuk daging , ikan, bangkai, sampah ikan, sampah dan
tanah yang mengandung kotoran hewan. Lalat ini jarang
berkembang biak di tempat kering/bahan buah-buahan. Ketika
populasinya tinggi lalat ini akan memasuki dapur meskipun tidak
sesering lalat rumah. Di Indonesia lalat hijau yang umum di daerah
pemukiman adalah Chrysomya megachepala
Lalat Daging, Sarcophaga sp.
Lalat ini berwarna abu-abu tua, berukuran sedang sampai besar,
kira-kira 6-14 mm,lalat ini bersifat viviparus dan mengeluarkan larva
hidup pada tempat perkembangbiakannya seperti daging, bangkai,
kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk. Siklus hidup
lalat ini berlangsung 2-4 hari,umumnya ditemukan di pasar dan
warung terbuka, pada daging, sampah dan kotoran tetapi jarang
memasuki rumah.
Mimik, Drosophila sp.
Lalat ini berukuran kecil, jumlahnya bisa sangat banyak,
mengganggu dan kesehatan manusia karena ketertarikannya
terhadap buah atau sayuran terutama bahan yang mengalami
fermentasi, lalat ini menjadi pengganggu utama perusahaan
pengalengan, pembuat bir, minuman dari anggur serta pasar buah
dan sayuran. Lalat dewasa berukuran panjang 2,5 – 4,0
mm,biasanya berwarna kuning kecoklatan atau hitam kecoklatan.
Telur menetas dalam waktu 4 hari. Termasuk lalat penerbang yang
kuat dan seringkali aktif saat fajar menyingsing dan menjelang
malam.
Musca sorbens
Lalat ini berwarna lebih abu-abu daripada lalat rumah,
berkembang biak di dalam kotoran yang terisolasi seperti kotoran
manusia. Seringkali lalat ini mengganggu dan sangat persisten di
pemukiman, menempel pada kulit manusia, luka dan mata(terutama
yang terinfeksi). Lalat ini sangat umum di Mesir, dan oleh karenanya
bertanggung jawab dalam penyebaran trakhoma dan wabah sakit
mata.
Lalat Rumah Mungil, Fannia sp.
Lalat ini berkembang biak di tempat kotoran basah hewan
piaraan, orangutan, unggas atau buah-buahan yang sedang
membusuk. Lalat ini lebih menyukai keadaan lebih sejuk dan lebih
lembab. Lalat ini menghabiskan waktunya lebih banyak di dalam
hunian manusia. Lalat ini tidak pernah melimpah populasinya di
daerah tropika.
5.2.2 Kecoa
Kecoa merupakan serangga yang terdapat hampir di seluruh
dunia karena sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan. Kecoa
sangat penting artinya dalam kesehatan lingkungan karena dapat
mengganggu kenyaman hidup manusia dan dapat menularkan
penyakit secara mekanis. Jenis-jenis kecoa yang sering dijumpai
sebagai hama di rumah atau gedung adalah:
1. German Cokroach (Blatella germanica)
Ukuran panjang serangga dewasa 12-15 mm, warna coklat
dengan strip gelap pada bagian kepala. Sayap sama dengan
panjang tubuhnya. Betina selalu membawa ootheca (kapsul
telur) sampai tiba waktu untuk menetas. Serangga dewasa hidup
selama 100-200 hari. Telur berwarna coklat kekuningan, panjang
6-9 mm, panjang 2 kali lebarnya dan akan menetas setelah
berumur kurang lebih satu bulan. Rata-rata betina selama
hidupnya memproduksi 5 ootheca. Satu ootecha terdiri dari 30-
40 telur. Telur menetas menjadi nympha. Perkembangan
nympha sampai serangga dewasa memerluka waktu 6 minggu
sampai 6 bulan dengan 5-7 kali ganti kulit.
Blatella germanica biasa hidup bergerombol pada tempat-
tempat gelap, lembab, celah dan retakan-retakan yang kecil.
Aktif pada malam hari, pada siang hari selalu berada pada
tempat-tempat tersembunyi. Kecoa jenis ini sering ditemukan
pada tempat-tempat sumber makanan misalnya dapur, sumber
air, tempat hangat dan lembab, di celah-celah meja, kursi dan
tumpukan kertas. Celah dan retakan dekat dengan sumber
makanan dan air adalah tempat hidup yang sangat baik untuk
kecoa ini. Instar nympha pertama memerlukan celah 1 mm saja
sedang serangga dewasa 5 mm.
2. American Cockroach (Periplaneta americana)
Kecoa jenis ini merupakan yang ditemukan pada hasil
pengamatan. Ukuran panjang serangga dewasa 35-40 mm,
warna coklat kemerahan, mengkilat dengan tanda kuning pada
bagian atas pronotum. Sayap betina sama dengan panjang
tubuhnya sedangkan jantan lebih panjang dari tubuhnya. Betina
membawa ootheca (kapsul telur) hanya 1-2 hari kemudian
diletakkan pada tempat yang dekat dengan sumber makanan.
Serangga dewasa hidup selama 1-2 tahun.
Telur berwarna coklat kemerahan, panjang 8-10 mm dan
akan menetas setelah berumur kurang lsbih 1-3 bulan. Satu
ootheca terdiri dari 16 telur. Telur menetas menjadi nympha.
Perkembangan nympha sampai serangga dewasa membutuhkan
waktu serangga dewasa memerlukan waktu 6 sampai 12 bulan
dengan 13 kali ganti kulit.
Periplaneta americana biasa hidup bergerombol pada
tempat-tempat gelap dan lembab. Aktif pada malam hari, selalu
berada pada tempat-tempat tersembunyi.
Kecoa jenis ini sering ditemukan pada lubang-lubang pipa,
tempat pembuangan air kotor, tempat hangat dan lembab dan
tempat-tempat sampah.
5.2.3 Nyamuk
Nyamuk merupakan serangga vektor yang sangat sering ditemukan
dalam lingkungan kita. Beberapa jenis nyamuk yang sering ditemukan
antara lain.
5.2.3.1 Nyamuk Anopheles
Merupakan nyamuk yang menyebabkan penyakit malaria.
Nyamuk malaria banyak terdapat di rawa-rawa, saluran-saluran
air, dan permukaan air yang terekspos sinar matahari. Nyamuk
ini hinggap dengan posisi menukik atau membentuk sudut.
Sering hinggap di dinding rumah atau kandang. Warnanya
bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula yang kakinya
berbercak-bercak putih. Waktu menggigit biasanya dilakukan
malam hari. Banyak jenis nyamuk Anopheles yang bisa
menyebabkan penyakit malaria, yaitu Anopheles sundaicus yang
banyak terdapat di air payau, Anopheles
maculatus dan Anopheles balabacensis yang banyak terdapat di
perbukitan, danterdapat pula Anopheles aconitus yang banyak
hidup di daerah pesawahan atau saluran-saluran air yang ada
rumputnya. Selain itu, nyamuk Anopheles bisa juga
menyebabkan penyakit kaki gajah.
5.2.3.2 Nyamuk Aedes aegypti
Merupakan nyamuk yang menyebabkan penyakit demam
berdarah. Pada tubuhnya tampak bercak hitam-putih. Bila dilihat
dengan kaca pembesar, di sisi kanan-kiri punggungnya tampak
gambar dua buah arit berwarna putih. Paling sering hinggap di
baju-baju yang menggantung dan berada di tempat-tempat
gelap, seperti di bawah tempat tidur. Nyamuk ini bertelur di air
yang bersih, seperti di tempayan, bak mandi, vas bunga, dan
lainnya. Ia bertelur dan menetas di dinding bejana air. Telur atau
jentik nyamuknya bisa bertahan selama 2-3 bulan. Nyamuk ini
menggigit di pagi dan sore hari, antara pukul 08.00 - 12.00 dan
15.00 - 17.00. Bila menggigit orang, virusnya akan masuk ke
tubuh orang yang digigit. Virus demam berdarah akan ada
selama nyamuk itu hidup. Karena setiap 2 hari sekali dia
menggigit, maka virusnya bisa masuk ke orang lain lagi.
5.2.3.3 Nyamuk Aedes albopictus
Spesies ini juga bisa menularkan
demam berdarah. Nyamuk ini
biasanya banyak terdapat di kebun
atau di halaman rumah. Cirinya
hampir sama dengan Aedes
aegypti, yaitu bercak-bercak putih
di badan. Bila dilihat dengan kaca
pembesar tampak di median
punggungnya ada garis putih. Waktu menggigitnya pun sama
dengan Aedes aegypti, yaitu di pagi dan sore hari. Bertelurnya di
air tergenang, misalnya pada kaleng-kaleng bekas yang
menampung air hujan di halaman rumah. Pada musim
penghujan, nyamuk ini banyak terdapat di kebun atau halaman
rumah karena disana terdapat banyak tempat yang terisi air.
5.2.3.4 Nyamuk Culex fatiqans
Merupakan jenis nyamuk yang ditemukan pada hasil
pengamatan. Nyamuk rumah ini menggigit di malam hari.
Hinggapnya di mana saja, pada pakaian yang tergantung
maupun di dinding rumah. Warna nyamuknya bermacam-
macam, ada yang hitam, ada juga yang cokelat. Telurnya
mengelompok, seperti membentuk rakit. Jentiknya menggantung
di air. Ciri nyamuk ini, saat hinggap posisi tubuhnya tidak
menukik tapi mendatar. Ia lebih banyak ditemukan di air keruh
atau tempat yang banyak mengandung material organik atau
bahan makanan, seperti di got. Selain itu, nyamyk ini pun sering
berada di air yang jernih. Nyamuk ini bisa menjadi perantara
penyakit kaki gajah atau filariasis. Penyakit ini penyebabnya
adalah cacing Wuchereria bancrofti yang berada dalam darah
seorang penderita. Bila nyamuk mengisap darah penderita yang
mengandung bibit filariasis, maka cacing dari penderita tersebut
bisa terbawa dan ditularkan pada orang lain lewat gigitannya.
5.3 Pembahasan Pengawetan Serangga
Serangga vektor selain diamati dan diidentifikasi dapat pula
diisolasi untuk mengawetkannya agar dapat digunakan suatu hari nanti.
Dalam pengamatan ini, dilakukan teknik pengawetan dengan cara pinning
dan mounting. Pada teknik pinning, serangga yang digunakan adalah
nyamuk yang sudah dewasa. Pengawetan dilakukan secara kering (tanpa
menggunakan cairan) yang kemudian disimpan dalam botol seperti yang
ditunjukkan pada gambar hasil pengamatan. Kemudian, pada teknik
mounting, serangga yang digunakan adalah jentik nyamuk. Pengawetan
dilakukan secara basah dengan menggunakan cairan formalin. Hasil
pengawetan dapat juga dilihat dalam mikroskop untuk mengetahui bagian-
bagian tubuh jentik nyamuk.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, kita dapat
mengenal dan mengidentifikasi beberapa serangga vektor yang ada di
kehidupan kita, antara lain lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau,
nyamuk culex, dan kecoa (Periplaneta americana). Jenis-jenis
serangga vektor dapat diidentifikasi melalui warna abdomennya,
bentuk sayap, maupun toraksnya.
Selain itu, pengawetan serangga vektor juga dapat dilakukan
dengan cara pinning (pengawetan kering) untuk serangga yang sdah
dewasa dan mounting (pengawetan basah) untuk serangga yang
masih berupa larva atau telur.
DAFTAR PUSTAKA
Modul praktikum biologi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.
http://desicandra.wordpress.com/2010/01/10/mengenal-lebih-dekat-
keluarga-lalat/
http://www.ilmuku.com/mod/wiki/view.php?id=1109&page=Nyamuk
http://www.pc3news.com/index.php?
cat=news&id=840&sub=2&view=news