prakt faramako blok 18

11
Laporan Praktikum Farmakologi Blok 18 Sistem Respirasi-2 Kelompok B-4 Victor Perdana Kusuma 10-2008-091 Gilang Bhaskara 10-2008-095 Melinda Ruslim 10-2008-099 Erwin Tanady 10-2008-105 Jimmy Kusuma 10-2008-118 Stephanie Sofian 10-2008-129 1

Upload: kir4yamat0

Post on 28-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

xcczxcxc

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Farmakologi

Blok 18 Sistem Respirasi-2Kelompok B-4

Victor Perdana Kusuma 10-2008-091Gilang Bhaskara 10-2008-095Melinda Ruslim 10-2008-099Erwin Tanady 10-2008-105Jimmy Kusuma 10-2008-118Stephanie Sofian 10-2008-129Fakultas Kedokteran UKRIDATahun 2010

Praktikum Farmakologi Blok 18 Sistem Respirasi-2Obat OtonomPersiapan

Tiap kelompok menyiapkan 2 orang percobaan, dalam keadaan perut kosong (tidak makan 4 jam sebelumnya). Mahasiswa dengan gangguan ritme jantung, hipertensi, asma dan tukak lambung tidak boleh menjadi orang percobaan karena menjadi kontra indikasi beberapa obat otonom dalam percobaan ini, sebutkan yang mana.

Alat-alat: tensimeter, stetoskop, penggaris, gelas ukur, gelas beaker, metronome

Obat-obat: Ekstrak belladonna 30mg, efedrin 25mg, propranolol 20mg, dan placebo, yang dikemas dalam kapsul yang sama besar dan warnanya.

Tatalaksana

Orang percobaan yang ditunjuk diminta berbaring di atas meja laboratorium dengan tenang, lakukan pemgukuran tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas, ukuran lebar pupil (usahakan dalam sinar yang konstan). Lakukan lagi setelah jeda 5 menit dan ambil nilai rata-ratanya sebagai parameter dasar.

Ukur produksi saliva yang dirangsang dengan mengunyah permen karet selama lima menit, dan di tampung dalam gelas beaker, lalu diukur dengan menggunakan gelas ukur, catat sebagai parameter dasar. Permen karet dikunyah, dan liur boleh ditelan sampai habis rasa manisnya, baru kemudian hasil liur kunyahan berikutnya ditampung selama lima menit. Bila hasil tampungan liur banyak busanya, tambahkan 1ml alcohol 70%, sehingga busa berkurang dan permukaan air liur lebih mudah diukur.

Cucilah gelas beaker dan gelas ukur setiap selesai penampungan liur.

Sebelum minum obat, dengan manset tensimeter tetap terikat paa lengan atas (untuk mempermudah dan mempercepat pengukuran), orang percobaan diminta berlari ditempat dibawah sesuai dengan bunyi metronome, selama dua menit (dengan kecepatan 120 kali angkat kaki/menit, yaitu 60 kali kaki kanan, dan 60 kali kaki kiri). Kaki harus diangkat cukup tinggi, 30cm dari lantai, sehingga dengan latihan fisik ini tekanan darah sistolik meningkat 30 mmHg dan denyut nadi 30-50 kali/menit. Setelah berlari ditempat selama 2 menit, segera orang percobaan berbaring dan lakukan pengukuran tekanan darah, nadi, dan frekuensi nafas, catatlah ini sebagai parameter setelah latihan fisik.

Mintalah obat pada instruktur, buka bungkus dan catat kodenya, lalu minta orang percobaan untuk minum obat, sambil orang percobaan berbaring lakukanlah pengukuran tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas, diameter pupil dan produksi saliva, pada menit ke 20, 40 dan 80.

Pada menit ke 80 orang percobaan diminta melakukan latihan fisik yang sama, dan segera dilakukan pengukuran tekanan darah, denyut nadi/menit, frekuensi nafas/menit dan lebar pupil.

Catatlah seluruh hasil percobaan dan perkirakan obat otonom yang diminum orang percobaan. Kemudian bandingkalnah dengan data dari kelompok lainnya, serta amati gejala yang terjadi pada orang percobaan selama 24jam.

Hasil Percobaan

Orang Percobaan I : Jimmy Kusuma Menit 0 : Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg

Nadi : 63 kali / menit

Respiration Rate : 20 kali / menit

Diameter Pupil : 3 mm Saliva : 10 mL TD lari : 140 / 80 mmHg Nadi lari : 110 kali / menitMenit 20 :

Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg

Nadi : 83 kali / menit

Respiration Rate : 18 kali / menit

Diameter Pupil : 2 mm Saliva : 16 mLMenit 40 : Tekanan Darah : 130 / 90 mmHg

Nadi : 86 kali / menit

Respiration Rate : 20 kali / menit

Diameter Pupil : 3 mm Saliva : 13 mLMenit 80 : Tekanan Darah : 130 / 90 mmHg

Nadi : 93 kali / menit

Respiration Rate : 20 kali / menit

Diameter Pupil : 3 mm Saliva : 13 mL TD lari : 130 / 90 mmHg Nadi lari : 130 kali / menitObat tebakan : EfedrinObat yang sebenar nya : EfedrinOrang Percobaan II : Gilang Bhaskara

Menit 0 : Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg

Nadi : 66 kali / menit

Respiration Rate : 16 kali / menit

Diameter Pupil : 3 mm Saliva : 13 mL TD lari : 140 / 60 Nadi lari : 87Menit 20 : Tekanan Darah : 110 / 90 mmHg

Nadi : 68 kali / menit

Respiration Rate : 20 kali / menit

Diameter Pupil : 3 mm Saliva : 11 mLMenit 40 : Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg

Nadi : 70 kali / menit

Respiration Rate : 21 kali / menit

Diameter Pupil : 3 mm Saliva : 7 mLMenit 80 : Tekanan Darah : 130 / 90 mmHg

Nadi : 124 kali / menit

Respiration Rate : 29 kali / menit

Diameter Pupil : 3 mm Saliva : 5 mL TD lari : 130 / 90 mmHg Nadi lari : 124 kali / menitObat tebakan : PlaseboObat yang sebenar nya : Extract BelladonaPembahasanEfedrin adalah simpatomimetik amina biasanya digunakan sebagai stimulan, penekan nafsu makan, dekongestan , dan untuk mengobati hipotensi berhubungan dengan anestesi. Efedrin bertindak sebagai bronkodilator.

Efedrin bekerja pada reseptor , 1, 2. Efek perifer efedrin melalui kerja langsung dan melalui penglepasan NE endogen. Kerja tidak langsungnya mendasari timbulnya takifilaksis terhadap efek perifernya.

Efek kardiovaskuler efedrin menyerupai efek epinefrin tetapi berlangsung kira kira 10 kali lebih lama. Tekanan sistolik meningkat,serta tekanan nadi meningkat. Peningkatan tekanan darah ini sebagian disebabkan oleh vasokonstriksi, tetapi terutama oleh stimulasi jantung, yang meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan curah jantung.

Efek Samping obat Ephedrine

Kardiovaskular: takikardia , jantung aritmia , angina pektoris , vasokonstriksi dengan hipertensi

Dermatological : flushing, sweating, acne vulgaris Gastrointestinal : anorexia , nausea Gastrointestinal : anoreksia , mual

Genitourinary : diuresis (buang air kecil meningkat) karena aliran darah meningkat

Nervous system : restlessness, confusion, insomnia, kegelisahan, kebingungan , insomnia, euforia ringan, halusinasi, paranoia , permusuhan, panik, agitasi

Respiratory : dyspnea , pulmonary edema

Lain-lain: pusing, sakit kepala, gemetaran, Hiperglikemi reaksi, mulut kering

Belladonna adalah anggota Solanaceae. Keluarga Solanaceae juga mencakup Brugmansia, Capsicum (digunakan untuk membuat paprika dan cabai), terung, jimsonweed, mandrake, warna ungu tua, kentang, tembakau, dan tanaman tomat. Komponen kimia utama belladonna adalah:

Atropine (C17H23NO3) Hyoscyamine (C17H23NO3)) Atropamine (C17H21NO2) Belladonnine (C17H21NO2) Belladonna diketahui mengandung bahan aktif dengan sifat antikolinergik seperti alkaloid tropane atropin , hyoscine ( skopolamin ) dan hiosiamin. Mekanisme Aksi: menghambat asetilkolin neurotransmitter, reseptor muscarinic (M1) antagonis

Belladone memiliki sifat antagonis parasimpatik sehingga menyebabkan dilatasi bronkus pada penderita asma.

Dalam dosis besar, belladonna berefek terhadap sistem serebrospinal seperti mydriasis, presbiopia, ketidakjelasan penglihatan, kebutaan, halusinasi, kadang-kadang gangguan pendengaran (sebagai dering di telinga, dll), mati rasa di wajah, kebingungan, sakit kepala, pusing, dan delirium.

Mulut dan tenggorokan menjadi kering, penyempitan tentang tenggorokan, mual, muntah, bengkak, dan kemerahan pada wajah, dan kadang-kadang iritasi pada organ kemih.

Propranolol

Golongan/Kelas Terapi : Obat Kardiovaskuler

Indikasi : Hipertensi, angina pektoris, pheochromocytoma, essensial tremor, tetrallogy of fallot, aritmia, cyanotic spell, pencegahan infak myocard, migraine, pengobatan gejala hypertropi C sub aortic stenosis.

FarmakologiFarmakodinamik: Anti aritmia, clas II, Beta Adrenergik bloker non selektif.Farmakokinetik: Onset beta-bloker oral 1-2 jam, durasi 6 jam. Distribusi Vd = 3,9 L/kg untuk dewasa menembus placenta, sejumlah kecil masuk air susu. Ikatan Protein pada bayi 68% dan dewasa 93%. Metabolisme Aktif di hati dan kombinasi tidak aktif.

Bioavalibilitas 30%-40%, dapat naik pada down sindrom.T Eliminasi pada neonatus dan infant berpotensi meningkat. Anak 3,9-6,4 jam; dewasa 4-6 jam. Ekresi Urin (96%-99%).

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap propranolol, bloker atau beberapa komponen lain dalam sediaan, tidak boleh digunakan untuk gagal jantung kongestif, syok kardiogenik, bradikardi, udem pulmoner, penyakit hiperaktif pernafasan (asma atau COPD), raynauds disease, kehamilan (trimester 2 dan 3).

Efek Samping

Jantung: bradikradi, gagal jantung kongestif, penurunan sirkulasi perifer, hipotensi, sakit dada, kontraksi miokardial, raynauds syndrom, menseterik trombosis, syncope. SSP: depresi mental, amnesia, halusinasi, dizziness, insomia, vertigo, psikosis, hypersomnolence dan fatique. Dermatologi: alopesia, dermatitis, hiperkeratosis, pruritis, urtikaria, sindrom stevens-johnson , fuxil epiderma necrolysis. Gastrointestinal: diare, muntah, mual, konstipasi dan anoreksia. Genitourinaria: Impoten, proteinuria, oligouria, interstitial nephritis, peyroies disease. Hematologi: agraniulositosis trombositopenia, trombositopenia purpura. Neuromuskular: rasa lemah, carpal tunnel syndrome, paresthesis, arthropathy. Mata: Konjugasi hyperemis, penurunan produki air mata,penurunan penglihatan. Pernapasan: mengik, faringitis, bronkospamus,udem pulmonary, laryngospasmus.InteraksiDengan Obat Lain : Efek sitokrom P450 : CYP1A2 (Mayor), 2C19 (Minor), 2D6 (Mayor), 344(Minor),inhibitor CYP1A2 2D6.

Bentuk Sediaan : Kapsul, Injeksi, Larutan Oral, Tablet

KesimpulanOP I mengalami peningkatan nadi dan peningkatan tekanan sistolik setelah meminum Efedrin karena salah satu efek Efedrin adalah. Peningkatan tekanan darah ini sebagian disebabkan oleh vasokonstriksi, tetapi terutama oleh stimulasi jantung, yang meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan curah jantung.OP II mengalami fungsi eksresi saliva yang menurun setelah meminum Extract Belladona yang bersifat karena salah satu efek samping dari obat itu adalah menimbulkan rasa haus dan mulut kering serta fungsi saliva menurun. 1