pr ujian kasus tuli sensorineural
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Pr Ujian Kasus Tuli Sensorineural
1/6
PR UJIAN KASUS TULI SENSORINEURAL
1. Derajat tuli berdasarkan pemeriksaan audiometriDari audiogram dapat dilihat apakah pendengaran normal atau tuli. Jenis ketulianm tuli
konduktif, tuli sensorineural atau tuli campur. Derajat ketulian dihitung denganmenggunakan indeks Fletcher iaitu Ambang Dengar (AD) = AD 500Hz + AD 100Hz +
AD 2000 Hz + AD 4000 Hz dibahagi 4. Dalam menentukan derajat ketulian yang
dihitung hanya ambang dengar dengan hantaran udaranya (AC) saja.
2. Kelemahan dan syarat pemeriksaan audiometri1. Alat Audiometer5,6Audiometer yang tersedia di pasaran terdiri dari enam komponen utama yaitu;
a. Oksilator yang menghasilkan berbagai nada murni,b. amplifieruntuk menaikkan internsitas nada murni hingga dapat terdengar,c. pemutus (interrupter) yang memungkinkan pemeriksamenekan dan mematikan
tombol nada murni secara halus tanpa tedengar bunyi lain,
d. attenuator agar pemeriksa dapat menaikkan dan menurunkan intensitas ke tingkatyang dikehendaki,
e. earphone yang mengubah gelombang listrik menjadi bunyi yang dapat didengar,
-
7/27/2019 Pr Ujian Kasus Tuli Sensorineural
2/6
f. sumber suara pengganggu (masking) yang sering diperlukan untuk meniadakan bunyike telinga yang tidak diperiksa.Narrow band masking noise atau garis selubung suara
sempit merupakan suara putih atau white noise (sejenis suara mirip aliran uap atau
deru angin) yang sudah disaring dari enegi suara yang tidak dubutuhkan uantuk
menyelubungi bunyi tertentu yang sedang digarap. Ini adalah bunyi masking yang
paling efektif untuk audiometerik nada murni.
Pada audiometri terdapat pilihan nada dari oktaf yaitu 125, 250, 500, 1000, 2000,
4000 dan 8000 Hz yang memungkinkan intensitas lebih dari 110 dB. Standar alat yang
digunakan berdasarkan BS EN 60645-1(IEC 60645-1).2,6,7
Alat audiometer harusnya selalu dapat dikalibrasi dengan exhaustive
electroacoustic calibrations oleh badan pengkalibrasian nasional. Pemeriksaan termasuk
pemeriksaan cara pakai, dan penyesuaian bioakustik seharusnya dilakukan tiap hari
sebelum digunakan, sesuai standar BS EN ISO 389series.6,7
2. Lingkungan Pemeriksaan yang BaikOrang yang diperiksa seharusnya dapat dilihat sepenuhnya oleh pemeriksa. Orang
tersebut tidak boleh melihat atau mendengar pemeriksa dan audiometernya. Pemeriksaan
dilakukan di dalalam ruangan dengan tingkat kebisingan terendah sehingga kepekaan
pendengaran pasien tidak terganggu. Suara tambahan tidak boleh lebih dari 38 dB.
Pemeriksaan ini sesuai standard BS EN ISO 8253-1.6,7
3. Kontrol InfeksiAlat yang telah terkena kontak dengan pasien harus dilakukan prosedur kontrol
infeksi. Alat yang dipakai harus dibersihkan dan disinfeksi setiap kali pemakaian. Pemakaian
disposableear phone sangat direkomendasikan. Pemeriksa harus cuci tangan dengan sabun
ataupun alkohol sebelum menyentuh pasien.6
-
7/27/2019 Pr Ujian Kasus Tuli Sensorineural
3/6
Kelemahan pemeriksaan audiometri adalah pemeriksaannya bersifat subjektif di mana
hasil pemeriksaan adalah tergantung dari pasien sendiri. Pasien harus benar-benar mengenali
bunyi yang dihasilkan dari audiometri dan memencet tombol pada waktu yang tepat.
3. Tugas-tugas dokter Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk mendiagnosa penyakit pasien
secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.
Memberikan terapi untuk kesembuhan penyakit pasien. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat
dan sakit.
Menangani penyakit akut dan kronik. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau
dirawat di RS dan memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan.
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya. Memberikan nasihat untuk perawatan dan pemeliharaan sebagai pencegahan
sakit.
Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, pengobatan pasien sekarangharus komprehensif, mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Dokter berhak dan juga berkewajiban melakukan tindakan tersebut untuk
kesehatan pasien. Tindakan promotif misalnya memberikan ceramah,
preventif misalnya melakukan vaksinasi, kuratif memberikan obat/ tindakan
operasi, rehabilitatif misalnya rehabilitasi medis.
Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan tarafkesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.
Mawas diri dan mengembangkan diri/ belajar sepanjang hayat dan melakukanpenelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran.
-
7/27/2019 Pr Ujian Kasus Tuli Sensorineural
4/6
Tugas dan hak eksklusif dokter untuk memberikan Surat Keterangan Sakit danSurat Keterangan Berbadan Sehat setelah melakukan pemeriksaan pada
pasien.
4. Gambaran jenis ketulian pada pemeriksaaan audiometri
-
7/27/2019 Pr Ujian Kasus Tuli Sensorineural
5/6
Pendengaran normal :
AC dan BC sama atau kurang dari 25dB
AC dan BC tidak berimpit, tidak ada gap
Tuli sensorineural/ perseptif:
AC dan BC lebih dari 25dB
AC dan BC berimpit (tidak ada gap)
Tuli konduktif:
BC normal atau kurang dari 25dB
AC lebih dari 25 dB
Antara AC dan BC terdapat gap
Tuli campur :
BC lebih dari 25 dB
AC lebih besar dari DC
-
7/27/2019 Pr Ujian Kasus Tuli Sensorineural
6/6
5. Ototoksik dan patofisiologiOtotoksisitas adalah kerusakan koklea atau saraf pendengaran dan organ vestibuler
yang berfungsi mengirimkan informasi keseimbangan dan pendengaran dari labirin ke otak
yang disebabkan oleh zat-zat kimia atau toxin (obat-obatan)
Mekanisme dari tuli akibat ototoksik masih belum begitu jelas. Patologinya
meliputi hilangnya sel rambut luar yang lebih apical, yang diikuti oleh sel rambut dalam.
Hal ini permulaannya menyebabkan gangguan pendengaran frekuensi tinggi yang dapat
berlanjut ke frekuensi rendah. Pasien-pasien tertentu tidak mengetahui adanya gangguan
pendengaran hingga defisit mencapai derajat ringan sedang ( >30 dB hearing level ) pada
frekuensi percakapan.
Kebanyakan poin yang terbukti saat ini adalah terdapat pengikatan
obat dengan glikosaminoglikan stria vaskularis, yang menyebabkan perubahan
strial dan perubahan sekunder sel-sel rambut. Antibiotik ototoksik menyebabkan
hilangnya pendengaran dengan mengubah proses-proses biokimia yang penting yang
menyebabkan penyimpangan metabolik dari sel rambut dan bisa menyebabkan kematian
sel secara tiba-tiba.
Efek utama dari obat-obat ototoksik terhadap telinga adalah hilangnya sel-sel
rambut yang dimulai dari basal koklea, kerusakan seluler pada stria vaskularis, limbusspiralis dan sel-sel rambut koklea dan vestibuler.