pr ujian kasus tuli sensorineural

Upload: norhazirah-mohd-rashid

Post on 14-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Pr Ujian Kasus Tuli Sensorineural

    1/6

    PR UJIAN KASUS TULI SENSORINEURAL

    1. Derajat tuli berdasarkan pemeriksaan audiometriDari audiogram dapat dilihat apakah pendengaran normal atau tuli. Jenis ketulianm tuli

    konduktif, tuli sensorineural atau tuli campur. Derajat ketulian dihitung denganmenggunakan indeks Fletcher iaitu Ambang Dengar (AD) = AD 500Hz + AD 100Hz +

    AD 2000 Hz + AD 4000 Hz dibahagi 4. Dalam menentukan derajat ketulian yang

    dihitung hanya ambang dengar dengan hantaran udaranya (AC) saja.

    2. Kelemahan dan syarat pemeriksaan audiometri1. Alat Audiometer5,6Audiometer yang tersedia di pasaran terdiri dari enam komponen utama yaitu;

    a. Oksilator yang menghasilkan berbagai nada murni,b. amplifieruntuk menaikkan internsitas nada murni hingga dapat terdengar,c. pemutus (interrupter) yang memungkinkan pemeriksamenekan dan mematikan

    tombol nada murni secara halus tanpa tedengar bunyi lain,

    d. attenuator agar pemeriksa dapat menaikkan dan menurunkan intensitas ke tingkatyang dikehendaki,

    e. earphone yang mengubah gelombang listrik menjadi bunyi yang dapat didengar,

  • 7/27/2019 Pr Ujian Kasus Tuli Sensorineural

    2/6

    f. sumber suara pengganggu (masking) yang sering diperlukan untuk meniadakan bunyike telinga yang tidak diperiksa.Narrow band masking noise atau garis selubung suara

    sempit merupakan suara putih atau white noise (sejenis suara mirip aliran uap atau

    deru angin) yang sudah disaring dari enegi suara yang tidak dubutuhkan uantuk

    menyelubungi bunyi tertentu yang sedang digarap. Ini adalah bunyi masking yang

    paling efektif untuk audiometerik nada murni.

    Pada audiometri terdapat pilihan nada dari oktaf yaitu 125, 250, 500, 1000, 2000,

    4000 dan 8000 Hz yang memungkinkan intensitas lebih dari 110 dB. Standar alat yang

    digunakan berdasarkan BS EN 60645-1(IEC 60645-1).2,6,7

    Alat audiometer harusnya selalu dapat dikalibrasi dengan exhaustive

    electroacoustic calibrations oleh badan pengkalibrasian nasional. Pemeriksaan termasuk

    pemeriksaan cara pakai, dan penyesuaian bioakustik seharusnya dilakukan tiap hari

    sebelum digunakan, sesuai standar BS EN ISO 389series.6,7

    2. Lingkungan Pemeriksaan yang BaikOrang yang diperiksa seharusnya dapat dilihat sepenuhnya oleh pemeriksa. Orang

    tersebut tidak boleh melihat atau mendengar pemeriksa dan audiometernya. Pemeriksaan

    dilakukan di dalalam ruangan dengan tingkat kebisingan terendah sehingga kepekaan

    pendengaran pasien tidak terganggu. Suara tambahan tidak boleh lebih dari 38 dB.

    Pemeriksaan ini sesuai standard BS EN ISO 8253-1.6,7

    3. Kontrol InfeksiAlat yang telah terkena kontak dengan pasien harus dilakukan prosedur kontrol

    infeksi. Alat yang dipakai harus dibersihkan dan disinfeksi setiap kali pemakaian. Pemakaian

    disposableear phone sangat direkomendasikan. Pemeriksa harus cuci tangan dengan sabun

    ataupun alkohol sebelum menyentuh pasien.6

  • 7/27/2019 Pr Ujian Kasus Tuli Sensorineural

    3/6

    Kelemahan pemeriksaan audiometri adalah pemeriksaannya bersifat subjektif di mana

    hasil pemeriksaan adalah tergantung dari pasien sendiri. Pasien harus benar-benar mengenali

    bunyi yang dihasilkan dari audiometri dan memencet tombol pada waktu yang tepat.

    3. Tugas-tugas dokter Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk mendiagnosa penyakit pasien

    secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.

    Memberikan terapi untuk kesembuhan penyakit pasien. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat

    dan sakit.

    Menangani penyakit akut dan kronik. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau

    dirawat di RS dan memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan.

    Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya. Memberikan nasihat untuk perawatan dan pemeliharaan sebagai pencegahan

    sakit.

    Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, pengobatan pasien sekarangharus komprehensif, mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

    Dokter berhak dan juga berkewajiban melakukan tindakan tersebut untuk

    kesehatan pasien. Tindakan promotif misalnya memberikan ceramah,

    preventif misalnya melakukan vaksinasi, kuratif memberikan obat/ tindakan

    operasi, rehabilitatif misalnya rehabilitasi medis.

    Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan tarafkesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.

    Mawas diri dan mengembangkan diri/ belajar sepanjang hayat dan melakukanpenelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran.

  • 7/27/2019 Pr Ujian Kasus Tuli Sensorineural

    4/6

    Tugas dan hak eksklusif dokter untuk memberikan Surat Keterangan Sakit danSurat Keterangan Berbadan Sehat setelah melakukan pemeriksaan pada

    pasien.

    4. Gambaran jenis ketulian pada pemeriksaaan audiometri

  • 7/27/2019 Pr Ujian Kasus Tuli Sensorineural

    5/6

    Pendengaran normal :

    AC dan BC sama atau kurang dari 25dB

    AC dan BC tidak berimpit, tidak ada gap

    Tuli sensorineural/ perseptif:

    AC dan BC lebih dari 25dB

    AC dan BC berimpit (tidak ada gap)

    Tuli konduktif:

    BC normal atau kurang dari 25dB

    AC lebih dari 25 dB

    Antara AC dan BC terdapat gap

    Tuli campur :

    BC lebih dari 25 dB

    AC lebih besar dari DC

  • 7/27/2019 Pr Ujian Kasus Tuli Sensorineural

    6/6

    5. Ototoksik dan patofisiologiOtotoksisitas adalah kerusakan koklea atau saraf pendengaran dan organ vestibuler

    yang berfungsi mengirimkan informasi keseimbangan dan pendengaran dari labirin ke otak

    yang disebabkan oleh zat-zat kimia atau toxin (obat-obatan)

    Mekanisme dari tuli akibat ototoksik masih belum begitu jelas. Patologinya

    meliputi hilangnya sel rambut luar yang lebih apical, yang diikuti oleh sel rambut dalam.

    Hal ini permulaannya menyebabkan gangguan pendengaran frekuensi tinggi yang dapat

    berlanjut ke frekuensi rendah. Pasien-pasien tertentu tidak mengetahui adanya gangguan

    pendengaran hingga defisit mencapai derajat ringan sedang ( >30 dB hearing level ) pada

    frekuensi percakapan.

    Kebanyakan poin yang terbukti saat ini adalah terdapat pengikatan

    obat dengan glikosaminoglikan stria vaskularis, yang menyebabkan perubahan

    strial dan perubahan sekunder sel-sel rambut. Antibiotik ototoksik menyebabkan

    hilangnya pendengaran dengan mengubah proses-proses biokimia yang penting yang

    menyebabkan penyimpangan metabolik dari sel rambut dan bisa menyebabkan kematian

    sel secara tiba-tiba.

    Efek utama dari obat-obat ototoksik terhadap telinga adalah hilangnya sel-sel

    rambut yang dimulai dari basal koklea, kerusakan seluler pada stria vaskularis, limbusspiralis dan sel-sel rambut koklea dan vestibuler.