pptnd.pdf

16
1  A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sehingga pada dasarnya pemilu adalah proses pemilihan secara umum yang dilakukan untuk mencari anggota DPR, DPRD, DPD atau juga Presiden dalam wilayah Republik Indonesia yang dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pemilu merupakan pesta demokrasi yang ada di Indonesia. Dalam pemilu tersebut warga Indonesia yang telah memiliki hak suara menggunakan hak suara tersebut untuk memilih anggota DPR, DPRD, Presiden dan Wakilnya. Partisipasi masyarakat tidak hanya dalam pemilihan dan pengawasan para pejabat negara tetapi juga dalam penentuan kebijakan publik APBN dan APBD. Dalam demokrasi rakyat adalah segala-galanya dan oleh karena itu segala sesuatu tentang negara harus dengan persetujuan rakyat. Partisipasi politik masyarakat dalam menyalurkan aspirasinya tentunya harus ada sebuah lembaga resmi yang mempunyai jaminan hukum atas keberadaannya dalam menyampaikan aspirasinya tersebut, lembaga tersebut yang dinamakan dengan partai politik. Dalam negara demokrasi, setiap partai politik mempunyai kedudukan, fungsi, hak, dan kewajiban yang sama dan sederajat. Kedaulatan partai 2  politik berada di tangan anggotanya, dan karena partai politik bersifat mandiri, pihak-pihak yang berada di luar partai tidak dibenarkan campur tangan dalam urusan rumah tangga suatu partai politik. Sebagai salah satu lembaga demokrasi, partai politik berfungsi mengembangkan kesadaran atas hak dan kewajiban politik rakyat, menyebarluas kan prinsip dan metode demokrasi, menyalurkan kepentingan masyarakat dalam pembuatan kebijakan negara, serta mempersiapkan anggota masyarakat untuk mengisi jabatan-jabatan politik sesuai dengan mekanisme demokrasi. Partai Politik juga merupakan salah satu wadah guna menyatakan dukungan dan tuntutan dalam proses politik, agar setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama untuk mempengaruhi pembuatan pelaksanaan kebijakan negara. Partai Politik juga merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat yang mana kedaulatan rakyat itu diantaranya tercermin dalam Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan “ Kedaulatan berada di tangan Rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”, kemudian diwujudkan melalui Pasal 6A angka (1) Undang-Undang Dasar 1945 ” Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat”. Pada tahun depan 2014, Indonesia akan menyelenggarakan proses pemilu kembali. Pemilu kali ini diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa adanya permasalahan seperti golput ataupun money politik. Pemilu 2014 terasa berbeda dengan pemilu yang ada pada sebelumnya, karena peserta dari pemilu yaitu partai politik (parpol) diverifikasi oleh KPU secara administrasi maupun secara faktual untuk lebih meminimalisir permasalahan yang mungkin akan terjadi. Pada tanggal 7 September 2012, Komisi Pemilihan Umum mengumumkan daftar 46 partai politik yang telah mendaftarkan diri untuk mengikuti Pemilu 2014, dimana beberapa partai diantaranya merupakan partai politik yang baru pertama kali mengikuti pemilu ataupun baru mengganti namanya. 9 partai lainnya merupakan peserta Pemilu 2009 yang berhasil mendapatkan kursi di DPR periode 2009-2014.Pada tanggal 10 September 2012, KPU meloloskan 34 partai yang memenuhi syarat

Upload: fahreza-putra

Post on 18-Dec-2014

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PPTND. Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah saranapelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum,bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesiaberdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945. Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalahPemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, DewanPerwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi danDewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota dalam Negara KesatuanRepublik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.Verifikasi administrasi dan verifikasi faktual diperlukan untuk lebihmeyakinkan pada posisi parpol bahwa mereka memang solid dan layakuntuk jadi wakil rakyat.Dengan demikian, demi penyederhanaan partai politik, syaratmenjadi peserta pemilihan umum yang diatur dalam Pasal 8 Ayat (2)UU No 8/2012 harus diberlakukan kepada semua partai politik yangakan mengikuti Pemilihan Umum 2014, tanpa kecuali.Keberadaan syarat verifikasi yang terbilang berat ini diharapkan dapatmembuat partai politik untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Prosesverifikasi administrasi dan faktual yang telah dijalankan oleh KPU sudahsemestinya akan menghasilkan partai politik peserta pemilu yang benarbenarmenjalankan fungsinya selama ini.Proses verifikasi sudah semestinya dilakukan oleh KPU denganmengedepankan syarat formal yang telah ditetapkan oleh UU dandiperkuat oleh MK. Masyarakat juga harus mengawasi dan mengawasiproses ini dengan sebaik-baiknya, kompromi-kompromi politik yangmungkin terjadi untuk meloloskan partai politik yang tidak memenuhisyarat jangan sampai terjadi.Bagi partai politik yang benar-benar menjalankan fungsinya sebagaisarana artikulasi dan agregasi kepentingan, komunikasi, sosialisasi, sertarekrutmen politik maka sembilan syarat tersebut akan mudah dilaluidengan baik. Sebaliknya, jika fungsi-fungsi partai politik tersebut tidakberjalan maka sudah tentu sangat sulit untuk memenuhi syarat tersebut.Dengan jumlah peserta pemilu yang tak terlalu banyak, makadiharapkan partai politik yang lolos ke parlemen, yang berarti juga jumlahfraksi makin sedikit. Makin sedikit jumlah parpol di parlemen, makadiharapkan pemerintahan yang berjalan tidak terlalu gaduh.

TRANSCRIPT

Page 1: PPTND.pdf

1  

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana

pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum,

bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah

Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Sehingga pada dasarnya pemilu adalah proses pemilihan secara umum

yang dilakukan untuk mencari anggota DPR, DPRD, DPD atau juga

Presiden dalam wilayah Republik Indonesia yang dilaksanakan secara

efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,

dan adil.

Pemilu merupakan pesta demokrasi yang ada di Indonesia. Dalam

pemilu tersebut warga Indonesia yang telah memiliki hak suara

menggunakan hak suara tersebut untuk memilih anggota DPR, DPRD,

Presiden dan Wakilnya.

Partisipasi masyarakat tidak hanya dalam pemilihan dan pengawasan

para pejabat negara tetapi juga dalam penentuan kebijakan publik APBN

dan APBD. Dalam demokrasi rakyat adalah segala-galanya dan oleh

karena itu segala sesuatu tentang negara harus dengan persetujuan rakyat.

Partisipasi politik masyarakat dalam menyalurkan aspirasinya tentunya

harus ada sebuah lembaga resmi yang mempunyai jaminan hukum atas

keberadaannya dalam menyampaikan aspirasinya tersebut, lembaga

tersebut yang dinamakan dengan partai politik.

Dalam negara demokrasi, setiap partai politik mempunyai kedudukan,

fungsi, hak, dan kewajiban yang sama dan sederajat. Kedaulatan partai

2  

politik berada di tangan anggotanya, dan karena partai politik bersifat

mandiri, pihak-pihak yang berada di luar partai tidak dibenarkan campur

tangan dalam urusan rumah tangga suatu partai politik. Sebagai salah satu

lembaga demokrasi, partai politik berfungsi mengembangkan kesadaran

atas hak dan kewajiban politik rakyat, menyebarluas kan prinsip dan

metode demokrasi, menyalurkan kepentingan masyarakat dalam

pembuatan kebijakan negara, serta mempersiapkan anggota masyarakat

untuk mengisi jabatan-jabatan politik sesuai dengan mekanisme

demokrasi. Partai Politik juga merupakan salah satu wadah guna

menyatakan dukungan dan tuntutan dalam proses politik, agar setiap

warga negara mempunyai kesempatan yang sama untuk mempengaruhi

pembuatan pelaksanaan kebijakan negara.

Partai Politik juga merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan

rakyat yang mana kedaulatan rakyat itu diantaranya tercermin dalam Pasal

1 angka (2) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan “ Kedaulatan berada

di tangan Rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”, kemudian diwujudkan

melalui Pasal 6A angka (1) Undang-Undang Dasar 1945 ” Pemilihan

Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat”.

Pada tahun depan 2014, Indonesia akan menyelenggarakan proses

pemilu kembali. Pemilu kali ini diharapkan dapat berjalan dengan baik dan

lancar tanpa adanya permasalahan seperti golput ataupun money politik.

Pemilu 2014 terasa berbeda dengan pemilu yang ada pada sebelumnya,

karena peserta dari pemilu yaitu partai politik (parpol) diverifikasi oleh

KPU secara administrasi maupun secara faktual untuk lebih meminimalisir

permasalahan yang mungkin akan terjadi.

Pada tanggal 7 September 2012, Komisi Pemilihan Umum

mengumumkan daftar 46 partai politik yang telah mendaftarkan diri untuk

mengikuti Pemilu 2014, dimana beberapa partai diantaranya merupakan

partai politik yang baru pertama kali mengikuti pemilu ataupun baru

mengganti namanya. 9 partai lainnya merupakan peserta Pemilu 2009

yang berhasil mendapatkan kursi di DPR periode 2009-2014.Pada tanggal

10 September 2012, KPU meloloskan 34 partai yang memenuhi syarat

Page 2: PPTND.pdf

3  

pendaftaran minimal 17 buah dokumen. Selanjutnya pada tanggal 28

Oktober 2012, KPU mengumumkan 16 partai yang lolos verifikasi

administrasi dan akan menjalani verifikasi faktual. Pada

perkembangannya, sesuai dengan keputusan Dewan Kehormatan

Penyelenggara Pemilihan Umum, verifikasi faktual juga dilakukan

terhadap 18 partai yang tidak lolos verifikasi administrasi. Hasil dari

verifikasi faktual ini ditetapkan pada tanggal 8 Januari 2013, dimana KPU

mengumumkan 10 partai sebagai peserta Pemilu 2014.

Pada 18 Maret 2013, Komisi Pemilihan Umum mengabulkan putusan

Pengadilan Tata Usaha Negara yang memutuskan Partai Bulan Bintang

dapat mengikuti Pemilu 2014. PBB ikut menjadi peserta Pemilu 2014 dan

mendapat nomor urut 14. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia juga

menjadi peserta Pemilu 2014 setelah KPU mengabulkannya pada 25 Maret

2013. PKPI menjadi peserta dengan nomor urut 15.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana regulasi yang mengatur partai politik sehubungan

dengan verifikasi pada pemilu 2014?

2. Bagaimana perkembangan verifikasi partai politik dari tahun 2009

hingga 2014?

B. Kajian Teori

1. Partai Politik

Dalam kehidupan yang demokrasi seperti di Indonesia sekarang

ini, partai politik merupakan instrumen yang wajib ada disuatu negara

yang menjalankan demokrasi. Bahkan pendapat yang ekstrim yang

mengatakan bahwa tidak ada demokrasi ketika tidak ada partai politik

didalamnya, karena partai politiklah yang memainkan peranan penting

dalam sistem demokrasi. Dengan adanya partai politik maka masyarakat

akan merasakan mempunyai negara/pemerintah, karena ketika tidak ada

kekuatan penyeimbang dari penguasa maka kecenderungannya adalah

4  

kekuasaan tersebut akan digunakan secara berlebihan dan tentunya

masyarakatlah disini yang akan selalu dirugikan melalui kebijakan-

kebijakanya. menurut Carl J. Friedrich (Miriam Budiarjo: 404)

mendefiniskan partai politik adalah sekompok manusia yang terorganisir

sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut

atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan

partainya dan berdasarkan penguasaan ini, memberikan kepada anggota

partainya kemanfaatan yang bersifat idiil serta materiil.

Sedangkan menurut Sigmund Neumann (Miriam Budiarjo:404)

mengatakan bahwa Partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis

politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta

merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau

golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda. Kemudian kalau

kita melihat Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2011 tentang partai

politik memberikan definisi sebagai berikut; Partai politik adalah

organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga

negara indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-

cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,

masyarakat, bangsa dan negara serta memelihara keutuhan Negara

Kesatuan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945.

Dari definisi-definisi yang telah diuraikan diatas dapat kita

simpulkan bahwa partai politik adalah organisasi yang dibentuk oleh

masyarakat dewasa dengan landasan kepercayaan tentang nilai-nilai

tertentu tentang masyarakat yang dicita-citakan. Selanjutnya organisasi

tersebut digunakan untuk menciptakan masyarakat yang cita-citakan

melalui cara-cara yang sah yaitu dengan mendapatkan kekuasaan dibidang

politik. Dengan dimilikinya kekuasaan tersebut maka mereka akan lebih

mudah untuk menciptakan masyarakat yang dicita-citakan melalui

kebijakan- kebijakan yang dibuat. Ketika definisi diatas belum

memberikan gambaran yang utuh tentang partai politik maka untuk lebih

jelasnya kita lihat apa fungsi dari partai politik tersebut. Ada tujuh Fungsi

partai politik (Ramlan Surbakti: 116):

Page 3: PPTND.pdf

5  

Sosialisasi politik

Sosialisasi politik ialah proses pembentukan sikap dan orientasi

politik para anggota masyarakat, melalui proses sosialisasi politik

inilah masyarakat mengetahuinya arti pentingnya politik beserta

instumen-instumennya. Sosialisasi politik kemudian menghasilkan

budaya politik politik dalam bentuk perilaku politik yang tidak

destruktif, mengutamakan konsensus dibanding menggunakan

kekerasan dalam menyelesaikan konflik, mempunyai pertimbangan

yang rasional dalam menentukan pilihan atau membuat keputusan

yang kemudian perilaku seperti akan menjadi modal untuk

pelaksanaan demokrasi (kedewasaan demokrasi).

Rekrutmen politik

Rekrutmen politik ialah seleksi dan pemilihan atau seleksi dan

pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan

sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintah

pada khususnya. Dari partai politiklah diharapakan ada proses

kaderisasi pemimpin-pemimpin ataupun individu-individu yang

mempunyai kemampuan untuk menjalankan tugasnya dengan baik

sesuai dengan jabatan yang mereka pegang. Dalam alam demokrasi

walaupun individu disini diberikan kesempatan sama untuk mencapai

derajat tertentu, untuk mendapatkan suatu hal tetapi ada aturan

bagaimana cara individu tersebut mencapai hal tersebut melalui

undang-undang atau peraturan yang ada. Dengan adanya partai politik

maka individu-individu tadi akan lebih mudah untuk mendapatkan

keinginya di bidang politik, dalam artian walaupun tanpa partai

politikpun bisa mendapatkannya tetapi tentunya akan lebih sulit.

Partisipasi politik

Partai politik dengan fungsi komunikasi dan sosialisasi politiknya

akan membawa kepada pencerahan yang rasional kepada masyarakat

untuk kegiatan politik. Dengan fungsi tersebut kemudian diharapkan

akan memunculkan kesadaran masyarakat terkait nasibnya di masa

yang akan datang. Nasib mereka dimasa yang akan datang tersebut

6  

akan sangat bergantung pada kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah, baik itu pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah,

presiden, gubernur atau walikota dan bupati, apakah itu dewan

perwakilan rakyat pusat atau dewan perwakilan daerah. Dari pihak-

pihak tersebutlah kebijakan yang ditujukan untuk mengalokasikan

nilai-nilai (ekonomi, pendidikan, kesehatan dan yang lain) akan dibuat

dan diperuntukan kepada masyarakat luas. Partisipasi politik ialah

kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan

dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan

pemimpinan pemerintah.

Pemandu kepentingan

Dalam masyarakat terdapat sejumlah kepentingan yang berbeda

bahkan acapkali bertentangan, seperti antara kehendak mendapatkan

keuntungan sebanyak-banyaknya dan kehendak untuk mendapatkan

barang dan jasa dengan harga murah tetapi bermutu; antara kehendak

untuk mencapai efisiensi dan penerapan teknologi yang canggih, tetapi

memerlukan tenaga kerja yang sedikit, dan kehendak untuk mendapat

dan mempertahankan pekerjaan; antara kehendak untuk mendapatkan

dan mempertahankan pendidikan tinggi yang bermutu tinggi, tetapi

dengan kegiatan menampung, menganalisis dan memadukan berbagai

kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan menjadi berbagai

alternatif kebijakan umum, kemudian diperjuangkan dalam proses

pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Itulah yang dimaksud

dengan fungsi pemandu kepentingan.

Komunikasi politik

Komunikasi politik adalah proses penyampaian informasi

mengenai politik dari pemerintahan kepada masyarakat dan dari

masyarakat ke pemerintah. Informasi merupakan hal yang sangat

penting ketika kita berbicara organisasi modern, karena organisasi

(Pemerintah) tersebut akan dapat mempertahan kekuasaan ketika

mengerti apa saja yang menjadi kebutuhan dari masyarakatnya.

Banyak rezim di dunia ini yang tidak dapat mempertahankan

Page 4: PPTND.pdf

7  

kekekuasaannya yang dikarenakan mereka tidak mengerti apa yang

menjadi kebutuhan masyarakat sehingga dari situ muncul ketidak

puasan masyarakat kepada penguasanya yang kemudian berujung pada

proses penggantian penguasa baik itu dengan cara yang diatur secara

konstitusi ataupun dengan kudeta.

Disisi lain informasi juga dibutuhkan oleh masyarakat untuk

mengetahui sejauh mana pemerintah dalam menjalankan fungsinya,

dengan cara seperti apa dan bagaimana capaian yang dikehendaki.

Partai politik ini berada diantara pemerintah dan masyarakat, sehingga

sangat strategis posisinya dalam hubungan ini. Dalam hubunga ini

tentunya akan sangat tergantung di pihak mana partai politik berada,

apakah di pihak pemerintah ataukah oposisi, tentunya hal ini akan

mempengaruhi isi dari pemberian informasi yang diberikan kepada

masyarakat terkait dengan sudut pandang atau nilai-nilai yang

diperjuangkan.

Pengendalian konflik

Berbicara konflik ini kemudian akan berkaitan dengan

kepentingan, konflik ini muncul karena ada kepentingan-kepentingan

yang berbeda saling bertemu. Kepentingan disini adalah kepentingan

dari orang, kelompok, atau golongan-golongan yang ada dalam

masyarakat. Mengingat di dalam masyarakat Indonesia khususnya,

dimana dengan berbagai macam keberagaman yang ada baik itu

golongan, agama, etnis ataupun yang bersifat sektoral. Tentunya akan

banyak sekali kepentingan yang akan saling berbenturan, hal ini

tentunya akan membawa dampak yang luar biasa ketika dibiarkan

begitu saja. Memang konflik dalam masyarakat itu tidak bisa

dihilangkan tetapi yang harus dilakukan adalah bagaimana

memanajemen konflik tersebut supaya konflik tersebut sifatnya tidak

merusak hubunga antar golongan tadi dengan cara-cara kekerasan.

Partai politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsi

untuk mengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak-

pihak yang berkonflik, menampung dan memadukan berbagai aspirasi

8  

dan kepentingan pihak-pihak yang berkonflik dan membawa

permasalahan kedalam musyarawarah badan perwakilan rakyat untuk

mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik.

Kontrol politik

Kontrol politik ialah kegiatan untuk menunjukkan kesalahan,

kelemahan dan penyimpangan dalam isi suatu kebijakan atau dalam

pelaksanaan kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh

pemerintahan. Produk dari pemerintahan ada suatu kebijakan,

kebijakan-kebijakan ini yang kemudian akan menyangkut kepentingan

masyarakat secara umum. Baik buruknya kebijakan tentunya sangat

bisa diperdebatkan mengingat kebijakan pemerintah tidak akan pernah

mungkin bisa memberikan kepuasan kepada semua orang.

Permasalahan yang muncul adalah kepada siapa kebijakan itu akan

memberi keuntungan. Pada titik inilah kemudian kontrol partai politik

memainkan fungsinya untuk menyikapi suatu kebijakan yang

dikeluarkan pemerintah terkait kelemahan yang ada dan kemana

alokasi nilai-nilai dari kebijakan itu akan diberikan.

Ketika suatu kebijakan telah dibuat dan dimplementasikan pun

perang partai politik masih diperlukan untuk mengawal kebijakan

tersebut sesuai dengan tujuan awal yaitu untuk apa kebijakan itu

dibuat. Ketika kebijakan itu sudah menjadi keputusan tidak serta merta

dapat menyelesaikan permasalahan seperti yang telah direncanakan.

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya kebijakan

tersebut dalam menyelesaikan masalah. Faktor pelaksana kebijakan

merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh, karena

dibanyak kasus banyak kebijakan itu gagal atau kurang berhasil yang

diakibatkan oleh pelaku atau oknum yang mengejar kepentingan

pribadinya.

2. Pemilihan Umum (Pemilu)

Berdasarkan Undang-Undang No.8 tahun 2012 Pasal 1 ayat 1,

Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan

Page 5: PPTND.pdf

9  

kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang(-orang)

untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut

beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat

pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu

dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau

ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan.

Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat

secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika,

public relations, komunikasi massa, lobby dan lain-lain kegiatan.

Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam,

namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik

propaganda banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu

komunikator politik.

Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen,

dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan

program-programnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama

waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara.

Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai.

Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan

pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para

peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih.

3. Regulasi

Regulasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

pengaturan. Regulasi di Indonesia diartikan sebagai sumber hukum formil

berupa peraturan perundang-undangan yang memiliki beberapa unsur,

yaitu merupakan suatu keputusan yang tertulis, dibentuk oleh lembaga

negara atau pejabat yang berwenang, dan mengikat umum.

10  

Regulasi adalah "mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat

dengan aturan atau pembatasan." Regulasi dapat dilakukan dengan

berbagai bentuk, misalnya: pembatasan hukum diumumkan oleh otoritas

pemerintah, regulasi pengaturan diri oleh suatu industri seperti melalui

asosiasi perdagangan, Regulasi sosial (misalnya norma), co-regulasi dan

pasar. Seseorang dapat, mempertimbangkan regulasi dalam tindakan

perilaku misalnya menjatuhkan sanksi (seperti denda). Tindakan hukum

administrasi, atau menerapkan regulasi hukum, dapat dikontraskan dengan

hukum undang-undang atau kasus.

Regulasi diamanatkan oleh upaya negara untuk menghasilkan hasil

yang tidak mungkin sebaliknya terjadi, memproduksi atau mencegah hasil

di tempat yang berbeda dengan apa yang dinyatakan mungkin terjadi, atau

memproduksi atau mencegah hasil dalam rentang waktu yang berbeda

daripada yang akan terjadi. Dengan cara ini, Regulasi dapat dilihat sebagai

artefak laporan pelaksanaan kebijakan. Contoh umum regulasi mencakup

kontrol di masukan pasar, harga, upah, persetujuan Pembangunan, efek

polusi, pekerjaan bagi orang-orang tertentu dalam industri tertentu, standar

produksi untuk barang-barang tertentu, pasukan militer dan jasa.

C. Pembahasan

1. Regulasi Yang Mengatur Verifikasi Partai Politik Dalam Pemilu 2014

Akhir bulan Agustus lalu akhirnya Mahkamah Konstitusi (MK)

memutus perkara judicial review terhadap UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Substansi putusan lembaga

pengawal konstitusi tersebut sangat berpengaruh terhadap eksistensi partai

politik di Indonesia secara keseluruhan, terutama partai politik yang ingin

mengikuti Pemilu 2014.

Substansi putusan MK tersebut mewajibkan semua partai politik untuk

mengikuti proses verifikasi yang dilakukan oleh KPU. Proses ini adalah

tahapan yang harus dilalui semua partai politik agar dapat ditetapkan

sebagai peserta Pemilu 2014. Syarat yang harus dilalui oleh partai politik

Page 6: PPTND.pdf

11  

agar dapat lolos dalam tahapan ini mengacu pada ketentuan Pasal 8 ayat (2)

UU Nomor 8 Tahun 2012 yang sudah diubah MK melalui putusannya.

Ada sembilan syarat yang harus dipenuhi partai politik secara

kumulatif, jika ada satu yang tidak dipenuhi maka otomatis tidak dapat

menjadi peserta pemilu. Syarat yang dianggap krusial tersebut antara lain

adalah memiliki kepengurusan diseluruh provinsi, memiliki kepengurusan

di 75% kabupaten/kota dalam provinsi tersebut, memiliki kepengurusan di

50% kecamatan dalam kabupaten/kota tersebut, keterwakilan 30%

perempuan dalam kepengurusan tingkat pusat, dan memiliki anggota

sekurang-kurangnya 1000 orang atau 1/1000 dari jumlah penduduk pada

kepengurusan partai politik di kabupaten/kota.

Saat ini KPU sudah mulai melakukan verifikasi awal partai politik

dengan cara melengkapi 17 syarat administratif. Dari 46 partai politik yang

diberikan kesempatan untuk melengkapi syarat tersebut, hanya 34 partai

politik yang sanggup melengkapi. Selebihnya dinyatakan gugur, partai

politik yang dinyatakan gugur tersebut ada yang pernah mengikuti pemilu

2009 dan bahkan mendapatkan kursi di beberapa daerah.

Verifikasi yang wajib dilalui oleh semua partai politik tanpa terkecuali

ini bisa dibilang merupakan langkah bijak dari MK. Makna lain dari putusan

MK tersebut adalah keinginan kuat bahwa peserta pemilu legislatif 2014

bukanlah partai lima tahunan, tetapi partai yang setiap waktu hidup bersama

dan ada untuk masyarakat.

Proses verifikasi yang sedang dijalani oleh partai politik ini terbilang

cukup berat. Tidak hanya bagi partai politik baru tetapi juga bagi partai

politik yang sudah memiliki kursi di parlemen. Tahap verifikasi ini akan

menentukan jumlah partai yang akan bertarung di pemilu legislatif tahun

2014. Sedikit atau banyak serta berkualitas atau tidaknya partai yang

menjadi peserta pemilu akan sangat bergantung pada kesuksesan tahap ini.

Verifikasi administrasi

1. Melaksanakan verifikasi administrasi dokumen persyaratan:

a) surat pendaftaran partai politik menjadi calon peserta Pemilu Anggota

DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota ditandatangani

12  

oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal partai politik tingkat pusat

atau sebutan lain dan dibubuhi cap/stempel basah.

b) salinan Berita Negara Republik Indonesia yang memuat tanda

terdaftar bahwa partai politik tersebut sebagai badan hukum yang

telah dilegalisir oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

c) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik

tingkat pusat berkenaan kepengurusan, alamat dan kantor tetap tingkat

provinsi dan kabupaten/kota serta kepengurusan tingkat kecamatan

sesuai formulir Model F1-Parpol.

d) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik

tingkat pusat berkenaan daftar susunan pengurus dan alamat kantor

tetap partai politik tingkat provinsi sesuai formulir Lampiran 1 Model

F1-Parpol.

e) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik

tingkat pusat berkenaan daftar susunan pengurus dan alamat kantor

tetap partai politik tingkat kabupaten/kota sesuai formulir Lampiran 2

Model F1-Parpol.

f) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik

tingkat pusat berkenaan daftar susunan pengurus partai politik tingkat

kecamatan sesuai formulir Lampiran 3 Model F1-Parpol.

g) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik

tingkat pusat berkenaan daftar susunan pengurus dan alamat kantor

tetap partai politik tingkat pusat sesuai formulir Lampiran 4 Model

F1-Parpol.

h) keputusan partai politik tentang pengurus tingkat pusat, provinsi,

kabupaten/kota dan kecamatan.

i) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik

tingkat pusat berkenaan memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000

(seribu) orang atau 1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk

pada setiap kepengurusan partai politik sesuai formulir Model F2-

Parpol.

j) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik

Page 7: PPTND.pdf

13  

tingkat pusat berkenaan rekapitulasi daftar anggota partai politik

dalam wilayah kabupaten/kota sesuai formulir Lampiran 1 Model F2-

Parpol.

k) softcopy daftar nama anggota partai politik sekurang-kurangnya 1.000

(seribu) orang atau 1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk

pada setiap kabupaten/kota sesuai formulir Lampiran 2 Model F2-

Parpol.

l) surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik

tingkat pusat berkenaan keterwakilan perempuan 30 % (tiga puluh

persen) pada kepengurusan partai politik tingkat pusat, provinsi, dan

kabupaten/kota sesuai formulir Model F3-Parpol.

m) surat keterangan domisili kantor tetap dan alamat tetap partai politik

tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dari Camat atau sebutan

lain/Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain sesuai formulir Model F11-

Parpol.

n) salinan bukti kepemilikan atau sewa atau pinjam kantor tetap partai

politik tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.

o) surat keterangan tentang pendaftaran nama, lambang, dan/ atau tanda

gambar partai politik dari kementerian yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.

p) fotokopi nomor rekening atas nama partai politik pada tingkat pusat,

provinsi dan kabupaten/kota.

q) salinan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai politik

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

r) nama dan tanda gambar partai politik ukuran 10 x 10 cm berwarna

sebanyak 5 (lima) lembar.

2. Melaksanakan verifikasi administrasi keanggotaan partai politik:

a) Mencermati dugaan ganda keanggotaan partai politik dalam satu

partai politik atau antar partai politik.

b) Apabila terdapat dugaan ganda dalam satu partai politik, dihitung satu

keanggotaan.

14  

c) Apabila terdapat dugaan ganda antar partai politik, ditindaklanjuti

dengan verifikasi faktual oleh KPU Kabupaten/Kota.

d) Setelah melakukan pencermatan, KPU menyampaikan daftar nama

anggota dalam bentuk softcopy kepada KPU Kabupaten/Kota untuk

dicocokkan dengan daftar nama anggota partai politik sebagaimana

formulir Lampiran 2 Model F2- Parpol dan fotokopi Kartu Tanda

Anggota (KTA).

3. Menyampaikan hasil verifikasi administrasi kepada partai politik.

Apabila terdapat dokumen persyaratan yang belum lengkap, partai politik

diberi kesempatan untuk melengkapi atau memperbaiki. Perbaikan

persyaratan disampaikan oleh DPP partai politik kepada KPU, kecuali

daftar nama anggota partai politik dalam bentuk hardcopy dan fotokopi

KTA disampaikan kepada KPU Kabupaten/Kota.

4. Melakukan verifikasi administrasi terhadap perbaikan persyaratan.

Apabila terdapat perbaikan syarat keanggotaan partai politik, KPU

melakukan pencermatan dugaan ganda dan menyampaikan hasilnya

kepada KPU Kabupaten/Kota untuk dicocokkan dengan hardcopy daftar

nama anggota partai politik dan fotokopi KTA hasil perbaikan.

Verifikasi Faktual

Verifikasi faktual dilaksanakan oleh:

1. Komisi Pemilihan Umum

Komisi Pemilihan Umum melaksanakan verifikasi faktual terhadap :

a. Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai politik, yaitu

berkenaan dengan Ketua Umum atau sebutan lain, Sekretaris Jenderal

atau sebutan lain, dan Bendahara partai politik serta keterwakilan

perempuan paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus) dalam

kepengurusan DPP partai politik (Model F4-Parpol),

b. Keberadaan kantor tetap DPP partai politik (Model F11-Parpol).

2. Komisi Pemiuhan Umum Provinsi

Komisi Pemilihan Umum Provinsi melaksanakan verifikasi faktual

terhadap:

Page 8: PPTND.pdf

15  

a. Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) partai politik atau

sebutan lain, yaitu berkenaan dengan Ketua atau sebutan lain,

Sekretaris atau sebutan lain, dan Bendahara partai politik.

b. Keberadaan kantor tetap DPD partai politik di provinsi.

3. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota melaksanakan verifikasi

faktual terhadap :

a. Kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) partai politik atau

sebutan lain, yaitu berkenaan dengan Ketua atau sebutan lain,

Sekretaris atau sebutan lain, dan Bendahara partai politik.

b. Keberadaan kantor tetap DPC partai politik di kabupaten/kota.

c. Keanggotaan partai politik di kabupaten/kota.

Verifikasi faktual terhadap kebenaran keberadaan kantor tetap partai politik:

1. Komisi pemilihan umum

a. Melakukan verifikasi faktual terhadap kebenaran keberadaan

alamat kantor partai politik tingkat pusat.

b. Sasaran verifikasi kebenaran kantor partai politik untuk

mengetahui kebenaran bahwa partai politik tersebut memiliki

kantor kepengurusan partai politik tingkat pusat sesuai dengan

alamat dimaksud dalam dokumen.

c. Melakukan pengecekan langsung ke alamat kantor kepengurusan

partai politik tingkat pusat berkenaan dengan kebenaran

keberadaan kantor partai politik di alamat tersebut.

d. Objek verifikasi meliputi:

1) keberadaan secara fisik kantor partai politik;

2) administrasi dan dokumen status kantor;

3) kelengkapan dan sarana alat tulis kantor.

e. Untuk kelengkapan administrasi dan dokumen status kantor,

dilakukan pengecekan terhadap dokumen status kantor (milik sendiri,

sewa menyewa, atau pinjam pakai). Kelengkapan kantor, antara lain

papan nama kantor dan alat tulis kantor.

16  

f. Kekurangan kelengkapan kantor tersebut pada huruf d angka 3) tidak

dapat menggugurkan pemenuhan syarat verifikasi kebenaran kantor

partai politik.

g. Kantor partai politik di tingkat pusat wajib berkedudukan di ibu kota

negara.

h. Kantor partai politik dapat berupa rumah tinggal yang telah diubah

menjadi kantor partai politik.

2. Komisi pemilihan umum provinsi

a. Melakukan verifikasi faktual terhadap kebenaran keberadaan alamat

kantor partai politik tingkat provinsi.

b. Sasaran verifikasi kebenaran kantor partai politik untuk mengetahui

kebenaran bahwa partai politik tersebut memiliki kantor di provinsi

tersebut yang sesuai dengan alamat dimaksud dalam dokumen.

c. Jumlah provinsi yang menjadi acuan sebagaimana tertuang dalam

Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 106/SK/KPU/Tahun

2008.

d. Provinsi yang dilakukan verifikasi faktual kebenaran kantor hanya

pada provinsi yang dinyatakan memenuhi syarat.

e. Melakukan pengecekan langsung ke alamat kantor tersebut

berkenaan dengan kebenaran keberadaan kantor partai politik di

alamat tersebut.

f. Objek verifikasi meliputi:

1) keberadaan secara fisik kantor partai politik;

2) administrasi dan dokumen status kantor;

3) kelengkapan dan sarana alat tulis kantor.

g. Untuk kelengkapan administrasi dan dokumen status kantor,

dilakukan pengecekan terhadap dokumen status kantor (milik sendiri,

sewa menyewa, atau pinjam pakai). Kelengkapan kantor, antara lain

papan nama kantor dan alat tulis kantor.

h. Kekurangan kelengkapan kantor tersebut pada huruf f angka 3) tidak

dapat menggugurkan pemenuhan syarat verifikasi kebenaran kantor

partai politik.

Page 9: PPTND.pdf

17  

i. Kantor partai politik di tingkat provinsi wajib berkedudukan di ibu

kota provinsi yang bersangkutan. Secara teritorial, ibu kota provinsi

meliputi wilayah kota dari ibu kota provinsi bersangkutan. Jika di

luar Ibu kota provinsi dinyatakan tidak memenuhi syarat.

j. Kantor partai politik dapat berupa rumah tinggal yang telah diubah

menjadi kantor partai politik.

k. Partai politik yang sama dengan kepengurusan provinsi dan kota

dapat berada di satu gedung sepanjang berada di ruangan yang

berbeda.

3. Komisi pemilihan umum kabupaten/kota

a. Melakukan verifikasi faktual terhadap kebenaran keberadaan alamat

kantor partai politik tingkat kabupaten/kota.

b. Sasaran verifikasi kebenaran kantor partai politik untuk mengetahui

kebenaran bahwa partai politik tersebut memiliki kantor di provinsi

tersebut yang sesuai dengan alamat dimaksud dalam dokumen.

c. Jumlah kabupaten/kota yang menjadi acuan sebagaimana tertuang

dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor

106/SK/KPU/Tahun 2008.

d. Kabupaten/kota yang dilakukan verifikasi faktual kebenaran kantor

hanya pada provinsi yang dinyatakan memenuhi syarat.

e. Melakukan pengecekan langsung ke alamat kantor tersebut

berkenaan dengan kebenaran keberadaan kantor partai politik di

alamat tersebut.

f. Objek verifikasi meliputi :

1) keberadaan secara fisik kantor partai politik;

2) administrasi dan dokumen status kantor;

3) kelengkapan dan sarana alat tulis kantor.

g. Untuk kelengkapan administrasi dan dokumen status kantor,

dilakukan pengecekan terhadap dokumen status kantor (milik sendiri,

sewa menyewa, atau pinjam pakai). Kelengkapan kantor, antara lain

papan nama kantor dan alat tulis kantor.

h. Kekurangan kelengkapan kantor tersebut pada huruf f angka 3) tidak

18  

dapat menggugurkan pemenuhan syarat verifikasi kebenaran kantor

partai politik.

i. Kantor partai politik di tingkat kota (dulu dikenal dengan sebutan

kota administratif atau kotamadya), wajib di wilayah kota tersebut.

j. Mengingat beragamnya masalah berkenaan ibu kota kabupaten,

kantor partai politik di tingkat kabupaten tidak wajib berada di ibu

kota kabupaten, tetapi dapat berada di seluruh wilayah dalam

kabupaten tersebut. Sedangkan kantor partai politik kabupaten tidak

dibenarkan berada di wilayah kota atau wilayah kabupaten lainnya.

k. Kantor partai politik dapat berupa rumah tinggal yang telah diubah

menjadi kantor partai politik.

l. Partai politik yang sama dengan kepengurusan kota dan provinsi

dapat berada di satu gedung sepanjang berada di ruangan yang

berbeda.

Verifikasi faktual terhadap keanggotaan partai politik bertujuan

untuk membuktikan kebenaran adanya keanggotaan partai politik

tersebut. Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam verifikasi

faktual:

Langkah pertama, melakukan seleksi terhadap keabsahan

dokumen administrasi keanggotaan partai politik yang tidak memenuhi

syarat misainya KTA ganda.

Langkah kedua, setelah jumlah KTA tersebut bersih, kemudian

dilakukan penarikan sample 10% (sepuluh persen) dari total

keanggotaan bersih yang diserahkan partai politik di tiap-tiap

kabupaten/kota. Bukan 10% (sepuluh persen) dari batas minimal

1/1000 jumlah penduduk. Metode acak sample dapat dilakukan secara

manual dengan gulungan kertas atau komputerisasi.

Langkah ketiga, sample tiap-tiap partai politik diklasifikasikan

per kecamatan dan per desa lengkap dengan alamat sample tersebut.

Langkah keempat, anggota PPS melakukan verifikasi kebenaran

keanggotaan partai politik satu per satu ke rumah-rumah anggota partai

politik atau dengan cara lain yang dimungkinkan. Dalam konteks ini,

Page 10: PPTND.pdf

19  

PPS dilarang membocorkan sampel kepada partai politik.

Langkah kelima, total sampel yang memenuhi syarat (MS) dan

tidak memenuhi syarat (TMS) direkapitulasi oleh KPU

Kabupaten/Kota. Apabila total sampel yang dikategorikan MS

memenuhi ketentuan minimal 10% (sepuluh persen) dari 1/1000 atau

1.000 jumlah penduduk, maka partai politik tersebut dinyatakan

memenuhi syarat (MS) keanggotaan partai politik di kabupaten/kota

itu dan tidak perlu dilanjutkan dengan perbaikan sampel, kendatipun

ada sampel yang TMS.

Langkah keenam, bagi partai politik yang tidak memenuhi syarat

ketentuan minimal 10% (sepuluh persen) sampel, maka perbaikan

akan dilakukan.

Langkah ketujuh, dalam waktu 3 (tiga) hari, KPU

Kabupaten/Kota melakukan verifikasi faktual terhadap sampel yang

memenuhi ketentuan angka 8, melalui PPS.

Langkah kedelapan, KPU Kabupaten/Kota merekapitulasi

kembali sampel- sampel yang diverifikasi pada angka 9 di atas dan

dijumlahkan dengan sampel pada tahap verifikasi pertama yang

telah memenuhi syarat. Apabila total sampel yang memenuhi syarat

dari verifikasi tahap pertama dan kedua ternyata masih kurang dari

batas minimal persyaratan, maka dinyatakan partai politik tersebut

tidak memenuhi keanggotaan partai politik di kabupaten/kota yang

bersangkutan.

Dalam hal PPK dan PPS belum terbentuk atau tidak dapat

melaksanakan tugasnya, KPU Kabupaten/Kota dapat melakukan

verifikasi faktual dengan cara- cara yang memungkinkan sepanjang

tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Untuk lebih rincinya, berikut ini isi dari Undang-undang No. 8

Tahun 2012 sehubungan dengan partai politik dan verifikasi dalam

pemilihan umum untuk tahun 2014 mendatang:

BAB III

PESERTA DAN PERSYARATAN MENGIKUTI PEMILU

20  

Pasal 8

(1) Partai Politik Peserta Pemilu pada Pemilu terakhir yang memenuhi

ambang batas perolehan suara dari jumlah suara sah secara nasional

ditetapkan sebagai Partai Politik Peserta Pemilu pada Pemilu

berikutnya.

(2) Partai politik yang tidak memenuhi ambang batas perolehan suara

pada Pemilu sebelumnya atau partai politik baru dapat menjadi

Peserta Pemilu setelah memenuhi persyaratan:

a. berstatus badan hukum sesuai dengan Undang-Undang

tentang Partai Politik;

b. memiliki kepengurusan di seluruh provinsi;

c. memiliki kepengurusan di 75% (tujuh puluh lima persen)

jumlah kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan;

d. memiliki kepengurusan di 50% (lima puluh persen) jumlah

kecamatan di kabupaten/kota yang bersangkutan;

e. menyertakan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen)

keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik

tingkat pusat;

f. memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) orang

atau 1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah Penduduk pada

kepengurusan partai politik sebagaimana dimaksud pada

huruf c yang dibuktikan dengan kepemilikan kartu tanda

anggota;

g. mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan pada tingkatan

pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sampai tahapan terakhir

Pemilu;

h. mengajukan nama, lambang, dan tanda gambar partai politik

kepada KPU; dan

i. menyerahkan nomor rekening dana Kampanye Pemilu atas

nama partai politik kepada KPU.

Pasal 9

Page 11: PPTND.pdf

21  

(1) KPU melaksanakan penelitian administrasi dan penetapan

keabsahan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.

(2) Ketentuan mengenai tata cara penelitian administrasi dan

penetapan keabsahan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur dengan peraturan KPU.

PENDAFTARAN PARTAI POLITIK SEBAGAI CALON PESERTA

PEMILU

Pasal 14

(1) Partai politik dapat menjadi Peserta Pemilu dengan mengajukan

pendaftaran untuk menjadi calon Peserta Pemilu kepada KPU.

(2) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan

surat yang ditandatangani oleh ketua umum dan sekretaris jenderal

atau sebutan lain pada kepengurusan pusat partai politik.

(3) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi

dengan dokumen persyaratan yang lengkap.

(4) Jadwal waktu pendaftaran Partai Politik Peserta Pemilu ditetapkan

oleh KPU paling lambat 20 (dua puluh) bulan sebelum hari

pemungutan suara.

VERIFIKASI PARTAI POLITIK CALON PESERTA PEMILU

Pasal 16

(1) KPU melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terhadap partai

politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2).

(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus selesai

dilaksanakan paling lambat 15 (lima belas) bulan sebelum hari

pemungutan suara.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan dan waktu verifikasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan

peraturan KPU.

22  

PENETAPAN PARTAI POLITIK SEBAGAI PESERTA PEMILU

Pasal 17

(1) Partai politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)

ditetapkan sebagai Peserta Pemilu dengan melampirkan dokumen

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a, huruf

b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf g, dan huruf h serta dilengkapi

dengan surat keterangan memenuhi ambang batas perolehan suara

DPR dari jumlah suara sah secara nasional pada Pemilu

sebelumnya dan perolehan kursi di DPR, DPRD provinsi, dan

DPRD kabupaten/kota dari KPU.

(2) Partai politik calon Peserta Pemilu yang lulus verifikasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ditetapkan sebagai Peserta

Pemilu oleh KPU.

(3) Penetapan partai politik sebagai Peserta Pemilu dilakukan dalam

sidang pleno KPU.

(4) Penetapan nomor urut partai politik sebagai Peserta Pemilu

dilakukan secara undi dalam sidang pleno KPU terbuka dan

dihadiri oleh wakil seluruh Partai Politik Peserta Pemilu.

(5) Hasil penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)

diumumkan oleh KPU.

PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN VERIFIKASI PARTAI

POLITIK CALON PESERTA PEMILU

Pasal 18

(1) Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwaslu Kabupaten/Kota

melakukan pengawasan atas pelaksanaan verifikasi partai politik

calon Peserta Pemilu yang dilaksanakan oleh KPU, KPU Provinsi,

dan KPU Kabupaten/Kota.

(2) Dalam hal Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwaslu

Kabupaten/Kota menemukan kesengajaan atau kelalaian yang

dilakukan oleh anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU

Kabupaten/Kota dalam melaksanakan verifikasi partai politik calon

Page 12: PPTND.pdf

23  

Peserta Pemilu sehingga merugikan atau menguntungkan partai

politik calon Peserta Pemilu, maka Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan

Panwaslu Kabupaten/Kota menyampaikan temuan tersebut kepada

KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.

(3) Temuan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwaslu

Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib

ditindaklanjuti oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU

Kabupaten/Kota.

Dan aturan-aturan partai politik terkait verifikasi dalam pemilihan

umum juga termasuk dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik. Berikut rinciannya:

Pasal 51

(1) Partai Politik yang telah disahkan sebagai badan hukum berdasarkan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik tetap

diakui keberadaannya dengan kewajiban melakukan penyesuaian

menurut Undang-Undang ini dengan mengikuti verifikasi.

(1a) Verifikasi Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan Partai Politik yang dibentuk setelah Undang-Undang ini

diundangkan, selesai paling lambat 2 ½ (dua setengah) tahun

sebelum hari pemungutan suara pemilihan umum. (1b) Dalam hal

Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak memenuhi

syarat verifikasi, keberadaan Partai Politik tersebut tetap diakui

sampai dilantiknya anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD

kabupaten/kota hasil Pemilihan Umum tahun 2014. (1c) Anggota

DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dari Partai Politik

sebagaimana dimaksud pada ayat (1b) tetap diakui keberadaannya

sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota

sampai akhir periode keanggotaannya.

2. Verifikasi Partai Politik Dalam Pemilihan Umum 2009 dan 2014

a. Pemilu 2009

24  

Partai politik yang lolos verifikasi administrasi pada pemilihan

umum tahun 2009 yaitu:

1.Partai Barisan Nasional

2.Partai Demokrasi Pembaruan

3.Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)

4.Partai Hanura

5.Partai Indonesia Sejahtera

6.Partai Karya Perjuangan

7.Partai Kasih Demokrasi Indonesia

8.Partai Kebangkitan Nasional Ulama

9.Partai Kedaulatan

10.Partai Matahari Bangsa

11.Partai Nasional Benteng Kerakyatan

12.Partai Patriot

13.Partai Peduli Rakyat Nasional

14.Partai Pemuda Indonesia

15.Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia

16.Partai Perjuangan Indonesia Baru

17.Partai Persatuan Daerah

18.Partai Republik Nusantara

19. Partai Amanat Nasional (PAN)

20 Partai Bintang Reformasi (PBR)

21. Partai Bulan Bintang (PBB)

22. Partai Damai Sejahtera (PDS)

23. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

24. Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK)

25. Partai Demokrat

26. Partai Golongan Karya (Partai Golkar)

27. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB)

28. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)

29. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

30. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

Page 13: PPTND.pdf

25  

31. Partai Nasional Indonesia (PNI) Marhaenisme

32. Partai Pelopor

33. Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI)

34. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

Sedangkan daftar 11 parpol yang tidak lolos verifikasi

administrasi KPU pada saat itu :

1. Partai Islam

2. Partai Kristen Demokrasi Indonesia

3. Partai Tenaga Kerja Indonesia

4. Partai Masyarakat Madani

5. Partai Pemersatu Nasional Indonesia

6. Partai Republik

7. Partai Bela Negara

8. Partai Nasional Indonesia

9. Partai Persatuan Perjuangan Rakyat

10. Partai Kerakyatan Nasional

11. Partai Reformasi Demokrasi

b. Pemilu 2014

Dari 16 Partai Politik yang dinyatakan lolos verifikasi administrasi

Tahap II, adalah sebagai berikut :

1. Partai Nasdem

2. PDIP

3. PKB

4. Partai Bulan Bintang

5. Partai Hanura

6. PAN

7. Partai Golkar

8. PKS

9. Partai Gerindra

10. Partai Demokrasi Pembaruan

26  

11. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

12. Partai Demokrat

13. Partai Persatuan Pembangunan

14. Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru

15. Partai Peduli Rakyat Nasional

16. Partai Persatuan Nasional

Sementara 18 Partai Politik yang dinyatakan tidak lolos verifikasi

administrasi Tahap II, adalah sebagai berikut :

1. Partai Demokrasi Kebangsaan

2. Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia

3. Partai Kongres

4. Partai Serikat Rakyat Independen

5. Partai Karya Republik

6. Partai Nasional Republik

7. Partai Buruh

8. Partai Damai Sejahtera

9. Partai Republika Nusantara

10. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme

11. Partai Karya Peduli Bangsa

12. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia

13. Partai Penegak Demokrasi Indonesia

14. Partai Kebangkitan Nasional Ulama

15. Partai Republik

16. Partai Kedaulatan

17. Partai Bhinneka Indonesia

18. Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia

Selasa, 8 Januari 2013, Komisi Pemilihan Umum KPU mengumumkan

verifikasi faktual partai politik yang lolos verifikasi untuk Pemilu 2014.

Ada 10 Partai yang lolos, yaitu 9 partai yang sudah ada pada Pemilu 2009

dan 1 partai baru. Sedangkan sisanya yaitu 24 partai yang mendaftar tidak

lolos verifikasi. Menurut Ketua KPU Husni Kamil Manik, ke 10 partai

Page 14: PPTND.pdf

27  

politik yang lolos memenuhi syarat verifikasi di 33 provinsi diantaranya,

organisasi cabang yang jelas di setiap propinsi maupun kabupaten baik

dari segi kepengurusan, keberadaan sekretariat, dana pendukung dan

berbadan hokum. Keputusan meloloskan hanya 10 partai politik untuk

Pemilu 2014 oleh KPU memerlukan perjuangan cukup berat. Karena

membutuhkan proses yang panjang, teliti dan dengan data akurat serta

kredibel. KPU mempersilahkan para partai yang tidak lolos untuk

mengajukan gugatan ke Badan Pengawas Pemilu BAWASLU atau

gugatan secara perdata.

10 Partai tersebut adalah:

1. Partai Nasional Demokrat (NasDem)

2. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

3. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

5. Partai Golongan Karya (Golkar)

6. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)

7. Partai Demokrat (PD)

8. Partai Amanat Nasional (PAN)

9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

10. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)

Dalam perkembangannya ternyata ada 2 parpol lagi yang dinyatakan

lolos verifikasi oleh pengadilan sehingga peserta pemilu menjadi 12 parpol

nasional dan 3 parpol lokal di Aceh. 2 parpol yang dinyatakan lolos

verifikasi melalui keputusan pengadilan yakni Partai Bulan Bintang [PBB]

pada tanggal 18 Maret 2013 dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

[PKPI] pada tanggal 25 Maret 2013.

Berikut daftar tetap partai politik peserta pemilu tahun 2014 beserta

nomor urutnya :

1. Partai Nasional Demokrat [Nasdem]

28  

2. Partai Kebangkitan Bangsa [PKB]

3. Partai Keadilan Sejahtera [PKS]

4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan [PDIP]

5. Partai Golongan Karya [Golkar]

6. Partai Gerakan Indonesia Raya [Gerindra]

7. Partai Demokrat [PD]

8. Partai Amanat Nasional [PAN]

9. Partai Persatuan Pembangunan [PPP]

10. Partai Hati Nurani Rakyat [Hanura]

11. Partai Damai Aceh [PDA]

12. Partai Nasional Aceh [PNA]

13. Partai Aceh [PA]

14. Partai Bulan Bintang [PBB]

15. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia [PKPI]

Page 15: PPTND.pdf

29  

 

Seperti yang sudah diketahui, untuk menjadi peserta Pemilu 2009, partai

politik hanya disyaratkan memiliki kepengurusan minimal di 2/3 jumlah

provinsi dan memiliki kepengurusan minimal di 2/3 jumlah

kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan, untuk provinsi yang

bersangkutan. Untuk menuju Pemilu 2014, syarat itu diperberat menjadi

memiliki kepengurusan di seluruh provinsi, memiliki pengurus minimal di

75% jumlah kabupaten/kota di provinsi bersangkutan, dan memiliki

kepengurusan minimal di 50% jumlah kecamatan di kabupaten/kota

bersangkutan.

30  

D. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan:

1. Verifikasi administrasi dan verifikasi faktual diperlukan untuk lebih

meyakinkan pada posisi parpol bahwa mereka memang solid dan layak

untuk jadi wakil rakyat.

2. Fakta hukum bahwa syarat yang harus dipenuhi oleh partai politik

untuk mengikuti pemilihan umum legislatif tahun 2009 ternyata

berbeda dengan persyaratan untuk pemilihan umum legislatif tahun

2014. Syarat untuk menjadi peserta pemilihan umum bagi partai politik

tahun 2014 justru lebih berat bila dibandingkan dengan persyaratan

yang harus dipenuhi oleh partai politik baru dalam pemilihan umum

legislatif tahun 2009.

Tidak adil apabila partai politik yang telah lolos menjadi peserta

pemilihan umum pada tahun 2009 tidak perlu diverifikasi ulang untuk

dapat mengikuti pemilihan umum pada tahun 2014 sebagaimana partai

politik baru, sementara partai politik yang tidak memenuhi

parliamentary threshold (PT) harus mengikuti verifikasi dengan syarat

yang lebih berat.

Dengan demikian, demi penyederhanaan partai politik, syarat

menjadi peserta pemilihan umum yang diatur dalam Pasal 8 Ayat (2)

UU No 8/2012 harus diberlakukan kepada semua partai politik yang

akan mengikuti Pemilihan Umum 2014, tanpa kecuali.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan:

Keberadaan syarat verifikasi yang terbilang berat ini diharapkan dapat

membuat partai politik untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Proses

verifikasi administrasi dan faktual yang telah dijalankan oleh KPU sudah

semestinya akan menghasilkan partai politik peserta pemilu yang benar-

benar menjalankan fungsinya selama ini. Dengan diadakannya verifikasi

Page 16: PPTND.pdf

31  

administrasi dan faktual diharapkan lebih membuat masyarakat untuk

lebih terdidik lagi pada sisi politiknya.

Proses verifikasi sudah semestinya dilakukan oleh KPU dengan

mengedepankan syarat formal yang telah ditetapkan oleh UU dan

diperkuat oleh MK. Masyarakat juga harus mengawasi dan mengawasi

proses ini dengan sebaik-baiknya, kompromi-kompromi politik yang

mungkin terjadi untuk meloloskan partai politik yang tidak memenuhi

syarat jangan sampai terjadi.

Bagi partai politik yang benar-benar menjalankan fungsinya sebagai

sarana artikulasi dan agregasi kepentingan, komunikasi, sosialisasi, serta

rekrutmen politik maka sembilan syarat tersebut akan mudah dilalui

dengan baik. Sebaliknya, jika fungsi-fungsi partai politik tersebut tidak

berjalan maka sudah tentu sangat sulit untuk memenuhi syarat tersebut.

Dengan jumlah peserta pemilu yang tak terlalu banyak, maka

diharapkan partai politik yang lolos ke parlemen, yang berarti juga jumlah

fraksi makin sedikit. Makin sedikit jumlah parpol di parlemen, maka

diharapkan pemerintahan yang berjalan tidak terlalu gaduh.