ppt ppok fix refrat

27
Diagnosis dan Tatalaksana PPOK Eksaserbasi akut Hendrikus Sitanggang 0961050013

Upload: ferjir

Post on 15-Dec-2015

68 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

aaaa

TRANSCRIPT

Diagnosis dan Tatalaksana PPOK Eksaserbasi akutHendrikus Sitanggang 0961050013

Pendahuluan Data Badan Kesehatan Dunia (WHO)

pada tahun 2002 PPOK menempati urutan kelima sebagai penyebab utama kematian di dunia

Lebih dari 3 juta meninggal karena PPOK pada tahun 2005, sekitar 5% dari jumlah semua kematian secara global

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progeresif dan persisten non reversibel atau reversibel parsial, akibat respon inflamasi kronik pada jalan nafas dan parenkim paru yang disebabkan gas atau partikel beracun

Definisi eksaserbasi PPOK adalah kondisi perburukan yang bersifat akut dari kondisi sebelumnya yang stabil dan dengan variasi harian normal dan mengharuskan perubahan dalam pengobatan yang biasa diberikan pada pasien PPOK

Anatomi Paru Saluran pernafasan terdiri dari rongga

hidung, rongga mulut, faring, laring, trakea, dan paru. Laring membagi saluran pernafasan menjadi 2 bagian, yakni saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan external, oksigen di ambil melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli

Fisiologi Inspirasi (menarik napas) Inspirasi adalah proses yang aktif, proses ini terjadi bila tekanan intra pulmonal (intra alveol) lebih rendah dari tekanan udara luar. Pada tekanan biasa, tekanan ini berkisar antara -1 mmHg sampai dengan -3 mmHg. Pada inspirasi dalam tekanan intra alveoli dapat mencapai -30 mmHg. Menurunnya tekanan intra pulmonal pada waktu inspirasi disebabkan oleh mengembangnya rongga toraks akibat kontraksi otot-otot inspirasi.

Ekspirasi (menghembus napas) Ekspirasi adalah proses yang pasif, proses ini berlangsung bila tekanan intra pulmonal lebih tinggi dari pada tekanan udara luar sehingga udara bergerak keluar paru. Meningkatnya tekanan di dalam rongga paru terjadi bila volume rongga paru mengecil akibat proses penguncupan yang disebabkan oleh daya elastis jaringan paru. Penguncupan paru terjadi bila otot-otot inspirasi mulai relaksasi

Etiologi asap rokok perokok aktif memiliki prevalesi lebih tinggi untuk mengalami gejala respiratorik, abnormalitas fungsi paru, dan mortalisa yang lebih tinggi daripada orang yang tidak merokok. Resiko untuk menderita COPD bergantung pada “dosis” merokoknya, seperti umur orang tersebut memulai merokok, jumlah rokok yang dihisap nya per hari,dan berapa lama orang tersebut merokok.

Riwayat Perokok :1. Perokok Aktif 2. Perokok Pasif 3. Bekas Perokok Derajat berat merokok ( Indeks Brinkman = Jumlah rata-2 batang rokok /hr X lama merokok /th):1. Ringan : 0 - 200 2. Sedang : 200 - 6003. Berat : > 600

Polusi tempat kerja : bahan kimia, zat beracun, zat iritan

Infeksi saluran nafas berulang Polusi dalam ruangan Polusi di luar ruangan : Seperti gas buang

kendaraan bermotor dan debu jalanan Jenis kelamin : Dahulu, COPD lebih sering dijumpai

pada laki-laki dibanding wanita, belakangan ini prevalensi pada laki laki dan wanita seimbang.

Status sosio ekonomi dan status nutrisi yang rendah Usia

Diagnosis PPOKUJI FAAL PARU (GOLD STANDARD) digunakan untuk mengukur volume maksimal

udara yang dikeluarkan setelah inspirasi maksimal, atau disebut Forced vital capacity (FVC).

digunakan untuk mengukur volume udara yang dikeluarkan pada satu detik pertama pada saat melakukan manuver di atas, atau disebut dengan Forced Expiratory Volume in 1 second (FEV1).

Rasio dari kedua pengukuran ini juga harus dilakukan (FEV1/FVC).

GOLD 1 Ringan FEV1/FVC > 80% prediktedDengan atau gejala klinis (batuk produksi sputum), keterbatasan aliran udara ringan. Pada derajat ini, orang tersebut mungkin tidak menyadari bahwa fungsi parunya abnormal. GOLD 2 Sedang 50% < FEV1 < 80% prediktedSemakin memburuknya hambatan aliran udara, disertai dengan adanya pemendekan dalam bernafas. Dalam tingkat ini pasien biasanya mulai mencari pengobatan oleh karena sesak nafas yang dialaminya.

GOLD 3 Berat 30% < FEV1 < 50% prediktedDitandai dengan keterbatasan / hambatan aliran udara yang semakin memburuk. Terjadi sesak nafas yang semakin memberat, penurunan kapasitan latihan atau eksaserbasi yang berulang yang berdampak pada hidup pasien. GOLD 4 Sangat berat FEV1 < 30% prediktedKeterbatasan atau hambatan aliran udara yang berat. Ditambah dengan adanya gagal nafas kronik dan gagal jantung kanan.

Uji bronkodilator. Uji bronkodilator juga menggunakan spirometri. Teknik pemeriksaan ini adalah dengan memberikan bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan, dan 15-20 menit kemudian dilihat perubahan nilai FEV1.

Anamnesis

Ada faktor risiko :1. Usia pertengahan2. riwayat pajanan asap rokok, polusi udara, polusi tempat kerja : Batuk kronik : Batuk kronik adalah batuk yang hilang

timbul selama 3 bulan yang tidak hilang dengan pengobatan yang diberikan

Berdahak kronik : Kadang kadang pasien menyatakan hanya berdahak terus menerus tanpa disertai batuk

Sesak napas, terutama pada saat melakukan aktivitas

Pemeriksaan Jasmani Inspeksi :

1. Bentuk dada : barrel chest (dada seperti tong)2. Terdapat cara bernapas purse lips breathing

(seperti orang meniup).3. Takipnea.4. Terlihat penggunaan dan hipertrofi

(pembesaran) otot bantu napas.5. Pelebaran sela iga Palpasi

1. Fremitus melemah

Perkusi1. Hipersonor AuskultasiSuara napas vesikuler melemah atau normal 1. Ekspirasi memanjang. 2. Mengi (biasanya timbul pada eksaserbasi) 3. Ronki kering.4. Bunyi jantung jauh

COPD Assessment Test (CAT) CAT bukan merupakan alat diagnostik

seperti spirometri. Namun CAT dapat digunakan bersama-sama dengan spirometri dalam penilaian klinis pasien PPOK untuk mengetahui apakah penatalaksanaan sudah optimal. CAT juga tidak dapat menggantikan terapi PPOK, tetapi dapat membantu dalam memonitor efek terapi.

Kelompok A : risiko rendah, gejala sedikit

Kelompok B : risiko rendah , gejala banyak

Kelompok C : risiko tinggi , gejala sedikit Kelompok D : risiko tinggi , gejala

banyak

Penatalaksanaan Bronkodilator adalah obat pilihan pertama untuk menangani gejala PPOK, terapi inhalasi lebih dipilih dan bronkodilator diresepkan sebagai pencegahan/ mengurangi gejala yang akan timbul dari PPOK. Bronkodilator inhalasi kerja lama lebih efektif dalam menangani gejala daripada bronkodilator kerja cepat.

Agonis β-2 kerja singkat baik yang dipakai secara reguler maupun saat diperlukan (as needed) dapat memperbaiki FEV1 dan gejala, Agonis β-2 kerja lama, durasi kerja sekitar 12 jam atau lebih. Efek obat ini dapat memperbaiki FEV1 dan volume paru, mengurangi sesak napas, memperbaiki kualitas hidup dan menurunkan kejadian eksaserbasi

Kortikosteroid sistemik : dapat meningkatkan fungsi paru FEV1 dan menurunkan resiko kekambuhan awal, kegagalan terapi dan lama dirumah sakit. Dosis sebesar 30-40 mg prednisolone setiap hari selama 10-14 hari direkomendasikan.

Terapi Oksigen Indikasi :1. PaO2 <60 mmHg atau sat O2 <90%2. PaO2 diantara 55-59 mmHg atau sat O2>89% disertai kor pulmonal, perubahan P pulmonal, Ht>55% dan tanda-tanda gagal jantung kanan, sleep apnea, penyakit paru lain.

Edukasi Berhenti merokok : Disampaikan pertama kali saat

seseorang di diagnosis PPOK Penggunaan obat-obatan

Macam obat dan jenisnya Cara penggunaan yang tepat Waktu penggunaan yang tepat Dosis obat yang tepat dan efek sampingnya

Penggunaan oksigen Kapan oksigen harus digunakan Berapa dosisnya

Mendeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasi

TERIMA KASIH