ppt metodologi penelitian

16
KONSEP PROPORSI HIPOTESIS DALIL TEORI DATA DAN FAKTA BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH

Upload: alit-apriliani

Post on 19-Jul-2016

46 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

KONSEP

PROPORSI

HIPOTESIS

DALIL

TEORI

DATA DAN FAKTA

BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH

BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH

KONSEP

PROPORSI

HIPOTESIS

DALIL

TEORI

DATA DAN FAKTA

Gagasan atau ide merupakan suatu abstraksi yang dibuat oleh inteleks atas apa yang diamati dengan menggunakan alat indra.

Konsep bisa berbentuk abstraksi generalisir dari hal-hal khusus

BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH

Kamus Besar Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa proposisi adalah “... ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar-tidaknya” Hipotesis adalah

pernyataan atau proposisi yang diterima secara sementara atau bersifat tentatif untuk diuji kebenarannya lewat penelitian.

KONSEP

PROPORSI

HIPOTESIS

DALIL

TEORI

DATA DAN FAKTA

Hukum (dalil) meruapakan pernyataan realita yang umumnya dalam bentuk hubungan atau rumusan antara beberapa variabel yang didapat secara induktif ataupun deduktif yang telah teruji kebenarannya

BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH

Kata teori berasal dari bahasa Yunani theoria yang berarti kaidah yang mendasari suatu gejala dan sudah dilakukan verifikasi .Data merupakan keterangan yang benar dan nyata atau keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).

Fakta meruapakan perbuatan yang telah dilakukan dalam tindakan serta keberadaannya diperkuat oleh bukti

• ilmu membatasi diri hanya mengkaji gejala-gejala bersifat empiris atau dapat ditangkap dengan memakai alat indria – bisa pula memakai alat bantu

Empiris• Tidak hanya dilihat dari objek kajian

ilmiah tapi juga dari sasarannya yaitu lebih ditekankan pada lokus standi (tempat berpijak)

Bersifat sekuler • Sistematis mengandung keterangan,

informasi atau data yang tersusun mengikuti suatu hubungan yang menunjukkan suatu kebulatan dalam konteks kebermakanaan

Sistematis • Ilnu memuat data yang sesuai

dengan keadaan, tidak ada yang dimanipulasi atau dicampuri dengan prasangka.

Objektif • Ilmuwan memiliki standar yang

sama dalam mengkaji suatu objek, baik yang menyangkut pola pelatihan maupun cara dan metode yang digunakan sehingga akan mendapatkan hasil yang sama.

Standarisasi dan

Replikasi

CIRI-CIRI ILMU

• Ilmu pengetahuan memerinci persoalan untuk memahami berbagagai sifat, hubungandan peran untuk mendapat jawaban atas pertanyaan secara komprehensif.

Analitis • Ilmu bisa diuji atau diverifikasi

kebenarannya oleh pihak lain, baik dalam konteks peneguhan maupun pembantahan (faksifikasi)

Verifikatif • Verifikasi atau falsifikasi

dilakukan oleh subjek-subjek lain atau ilmuwan-ilmuwan lain

Intersubjektif • Data harus didukung dengan fakta

bukan dariintuisi. Ciri rasional berarti kebenaran ilmu tidak saja bersifat intersubjektif, tetapi juga universal, yakni disetujui oleh banyak ilmuwan,

Kebenaran ilmiah

faktual dan rasional • Kebenaran ilmu bersifat tentatif,

yakni bersifat sementara, yakni benar sepanjang belum ada bukti-bukti yang membantah atau mengugurkannya.

Tentatif

CIRI-CIRI ILMU

• Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang berkembang secara bertahap sehingga menjadi pengetahuan yang luas, holistis, dalam, dan kompleks.

Kumulatif • Ilmu bersifat sosial, yakni

pengembangannya melibatkan banyak orang, baik antargenerasi maupun lintas generasi.

Sosial • Ilmu harus dikomunikasikan

kepada orang lain (ilmuwan) lewat media komunikasi ilmiah, misalnya jurnal, buku atau karya tulis

Dapat dikomunika

sikan • Ilmu antara lain berwujud teori bisa

berlaku di mana pun dan kapan pun, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu,

Universal• Ilmu terus berkembang ke arah

kemajuan, mengikuti tantangan yang dihadapi oleh manusia, baik yang bersumberkan pada tata cara manunia memanfaatkan alam maupun karena manusia.

Progresif

CIRI-CIRI ILMU

• Gagasan yang ada tidak dibiarkan sebagaimana adanya, tetapi terus dikritisi dengan menggunakan data yang baru – verifikasi, falsifikasi, dan intersubjektif.

Sikap kritis • Ilmu harus pula bernilai praksis,

yakni dapat digunakan meningkatkan kesejahteraan manusia,.

Dapat digunakan • Ciri ini bertalian dengan

motivasi ilmuwan dalam mengembangkan ilmu, yakni mencari pengetahuan yang benar, tidak saja karena dorongan ingin tahu, tetapi juga karena kecintaannya akan ilmu

Ilmu sebagai usaha

pencarian • Ilmu melahirkan teknologi dengan tujuan untuk menaklukkan alam, ketidaktahuan, kemiskinan, dan keburukan-keburukan yang tumbuh di dalamnya guna mewujudkan kesejahteraan duniawia.

Ilmu sebagai upaya untuk menaklukka

n

CIRI-CIRI ILMU

PENGGOLONGAN ILMU

Paradigma Positive-

materialisme ( Abad ke XIX)

Filsafat Neo-Kantinian

Natuurwissschaften (natural science)

Geisteswissenschften

1. Ilmu nomotetis (A – alfa), ilmu ideografis (B – beta) dan ilmu gamma.

PENGGOLONGAN ILMU

Muncul pula gagasan bahwa agar ilmu sosial bisa menjadi ilmu harus memakai metodologi ilmu-ilmu alam atau mengikuti paradigma positivisme (sosial). Vredenbregt (1978: 11) menjelaskan, bahwa “.... pada tempatnya untuk menyifatkan ilmu sosial tersebut sebagai ilmu C (gamma) baik dalam hubungan dengan obyek maupun dengan metode, dengan keistimewaan bahwa apa yang semula dianggap sifat-sifat khas dalam ilmu alfa dan beta, dapat ditemukan dalam ilmu gamma, ada kalanya dalam kaitan yang sangat erat”. Ilmu sosial yang menerapkan model ilmu-ilmu alam dalam mengkaji objeknya dimasukkan ke dalam kelompok ilmu gamma, misalnya sosiologi, ilmu politik, dan ekonomi.

2. Perbedaan Ilmu Berdasarkan Objek

PENGGOLONGAN ILMU

Ilmu Matematika

Ilmu Pengetahuan

Alam

Ilmu tentang Perilaku

Ilmu Pengetahuan Kerohanian

Matematika termasuk ilmu non-empiris. Artinya, matematika tidak bermaksud meneliti secara sistematis data indrawi konkrit itu sendiri, melainkan lebih banyak memakai logika dengan berpegang pada aksioma-aksioma

Kelompok ilmu ini mempelajari gejala-gejala alam baik yang hayati (life sciences) maupun yang tidak hayati (fisika).

2. Perbedaan Ilmu Berdasarkan Objek

PENGGOLONGAN ILMU

Ilmu Matematika

Ilmu Pengetahuan

Alam

Ilmu tentang Perilaku

Ilmu Pengetahuan Kerohanian

Ilmu pengetahuan ini bisa mengkaji perilaku binatang (animal behavior), bisa pula mengkaji perilaku manusia (human behavior).

Kelompok ilmu ini mempelajari gejala-gejala alam baik yang hayati (life sciences) maupun yang tidak hayati (fisika).

Perbedaan ilmu pengetahuan alam dan ilmu humanis

PENGGOLONGAN ILMU

3. Ilmu Pengetahuan Alam, Humanitis dan Sosial

Ilmu pengetahuan alam Ilmu pengetahuan humanis

Objektivitas

Membuat standarisasi

Mengurangi perbedaan kemanusiaan terhadap yang diamati

Menghasilkan teori

Tertarik pada dunia yang yang telah ditemukan

Mencari persetujuan umum

Subjektivitas

Mencari inteprestasi kreatif

Memahami respons subjektif individu

Tertarik pada kasus individu

Berfokus dalam menemukan seseorang

Mencari intepretasi pengganti

PENGGOLONGAN ILMU

4. Berdasarkan sudut penerapannya

Ilmu Murni Ilmu Terapan

Ilmu yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu secara abstrak hanya untuk mempertinggi mutunya tanpa menggunakannya dalam masyarakat. Contohnya ilmu kimia

Ilmu yang bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkannya guna membantu kehidupan masyarakat . Contohnya farmasi

Ilmu Empiris Analitis, Historis-hermeneutis dan Sosial Kritis

Perbedaan ketiga jenis kelompok ilmu ini menyangkut berbagai dimensi, yakni: Ilmu-ilmu empiris analitis terkait dengan

praktek kerja, interes teknis, pengetahuan yang dihasilkan adalah informasi, dan tujuannya adalah penguasaan teknis.

Ilmu-ilmu historis-hermeneutis terkait dengan komunikasi, interes praktis, pengetahuan yang dihasilkan adalah pemahaman arti melalui bahasa, dan tujuannya adalah pengembangan intersubjektivitas

Ilmu-ilmu sosial kritis terkait dengan kekuasaan, interes emansipatori, pengetahuan yang dihasilkan analisis, dan tujuannya adalah pembebasan kesadaran non-reflektif.

llmu sosial dan humaniora yang mengkaji manusia dan kebudayaannya acap kali tidak terpisahkan. Gejala ini berkaitan dengan posisi ilmu sosial dan humaniora, yakni berhadapan dengan gejala sosial budaya yang kompleks, baik karena hakikat manusia sebagai homo complexcus maupun realitas kebudayaan manusia yang mengalami perubahan sosial budaya yang amat cepat sebagai akibat daya kreativitas manusia dan globalisasi. Akibatnya, bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora saling bekerja sama guna memberikan penjelasan dan pemaknaan yang luas, mendalam, dan holistik terhadap masalah-masalah sosial budaya yang dikajinya .

KERJA SAMA ANTAR ILMU

KERJA SAMA ANTAR ILMU

PENDEKATAN PADA KERJASAMA ANTAR ILMU

Pendekatan Multidisipliner

Pendekatan Interdispliner

Pendekatan multidisipliner lebih menekankan pada pelibatan berbagai disiplin ilmu secara

mandiri dalam mengkaji suatu masalah sehingga kompleksitasnya dapat dijelaskan atau bisa dipahami

secara lebih utuh.

Pendekatan interdisipliner lebih menekankan pada pelibatan berbagai disiplin ilmu yang bisa saling bertukar konsep-konsep dasar dan metode sehingga menjadikannya sebagai milik bersama