pp apkom fiya

15
ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB

Upload: 113111007

Post on 24-Jul-2015

33 views

Category:

Spiritual


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pp apkom fiya

ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB

Page 2: Pp apkom fiya

Nurul ArifiyaniPAI 4A

113111016POWER POINT FIQIH

Tugas Aplikasi Komputer

Page 3: Pp apkom fiya

SHALAT DAN PUASA DI DAERAH ABNORMAL

Page 4: Pp apkom fiya

Perbedaan daerah normal dan abnormalKetetapan hukum Islam yang diperoleh dari Nash Al-Qur’an

dan Sunnah yang qath’i dan shanh adalah bersifat universal dan fix, dan berlaku untuk seluruh umat manusia sepanjang masa. Namun sesuai dengan asas-asas hukum Islam yang fleksibel, praktis, tidak menyulitkan, dalam batas jangkauan kemampuan manusia, sejalan dengan kemaslahatan umum dan kemajuan zaman, dan sesuai pula dengan rasa keadilan, maka ketentuan waktu sholat dan puasa berdasarkan Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 78 dan Al-Baqarah ayat 187 tidak berlaku untuk seluruh daerah bumi, melainkan hanya berlaku di zone bumi yang normal, yang perbedaan waktu siang dan malamnya relatif kecil, yakni didaerah-daerah khatulistiwa (equator) dan tropis. Daerah khatulistiwa sampai garis pararel 45º dari garis lintang utara dan selatan.

Page 5: Pp apkom fiya

Q.S. Al-Isra’

2َن2 • َآ َو2ُق7ْر5 5ِل: =ْي الَّل َغ2َس2ِق: :ل2ى ِإ ْم5ِس: الَّش= :ُد7ل7وِك: ل َة2 الَّص=اَل2 : 2ُق:ِم َأاالسْراء ) : ُه7وًدTا َم2َّش5 2اَن2 َك 5َف2ْج5ْر: ال 2َن2 َآ ُق7ْر5 :َن= ِإ 5َف2ْج5ْر: (78ال

•Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Al-Isra’ : 78)

Q.S. Al-Baqara

h

ا َك2َت2َب2 اَلَّل5ُه0 َل2ُك0ْم. • اْب.َت2ُغ0وا َم2 َوُه0َّن5 َو2 ُر0 D2َن2 ْب2اِش اَآْل. َف2ْي.ُط0 َت5ى َي2َت2َب2ْي5َّن2 َل2ُك0ْم0 اَل.َخ2 ْب0وا َح2 ُر2 َو2َك0َّل0وا َو2اِش.ُرD ُث0ْم5 ْج. ِدD َمDَّن2 اَل.َف2 و2 2ْس. ْي.ُطD اَأْل. 2ْب.ْي2ُض0 َمDَّن2 اَل.َخ2 اَأْل.َوُه0َّن5 ُر0 Dَو2اَل2 ُت0َب2اِش Dَل2ى اَلَّل5ْي.ِلDْي2اَم2 ِإ 2ُتDُّ̂موا اَلِّص\ َأ Dُد0َوِد0 اَلَّل5ُه ُدD ُتDَّل.َك2 َح0 Dاِج وَن2 َفDي اَل.ُّم2َس2 2ْن.َت0ْم. َع2اَكDَف0 َأ َو2 Dَّلَّن5اِسDَل DُهD2َي2اُت ا َك2َذ2َلDَك2 َي0َب2ْي\َّن0 اَلَّل5ُه0 َآ ْب0وُه2 ُر2 اَل2 ُت2ْق. َف2

وَن2 )اَلَبْقُرة : ْم. َي2َت5ْق0 (187َل2َع2َّل5ُه0• Maka sekarang campurilah mereka

dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa. )Al-Baqarah: 187(

Page 6: Pp apkom fiya

ayat tersebut menujukan

kepada kita :

Sedangkan untuk daerah abnormal terletak didaerah khatulistiwa dan

tropis yang berada diluar garis pararel 45 derajat dari garis

lintang utara dan selatan. Di daerah ini

perbedaan antara siang dan malam tidak besar, yakni enam bulan terus menerus dalam

keadaan siang dan enam bulan

berikutnya dalam keadaan malam.

Negara-negara yang termasuk dalam zone abnormal antara lain, Belanda, Inggris, dan

Amerika Utara.

Waktu berpuasa mulai terbit fajar

sampai terbenam matahari.

Jadwal waktu shalat fardhu, ialah : tergelincirnya

matahari waktu untuk shalat zuhur dan ashar ; gelap

malam untuk waktu shalat maghrib dan

isya ; dan fajar untuk waktu shalat shubuh.

Page 7: Pp apkom fiya

Waktu ibadah di daerah

abnormal

Ada wilayah yang pada bulan – bulan tertentu mengalami siang selama 24 jam

dalam sehari.

Ada wilayah yang pada bulan

tertentu tidak mengalami

hilangnya mega marah (syafaqul ahmar) sampai

datangnya waktu shubuh.

menyesuaikan waktu setempat,pada saat musim

panas mereka berpuasa sekitar 18 jam lebih dari mulai jam

02.00 sd 21.00 dan pada saat musim dingin mereka hanya berpuasa selama 7 jam, dari

mulai jam 04.00 sd 14.00.

Ada wilayah yang masih mengalami pergantian malam dan siang dalam satu hari, meski

panjangnya siang sangat singkat sekali

atau sebaliknya.

Page 8: Pp apkom fiya

Q.S Al-Baqarah: 286

• ا َل َس� 2َي0ُك2َّل\ُف0 اَلَّلُه0 ْن2َف.. اا ... )اَلَبْقُرة : َع2ُه2 اDاَل5َو0ْس.

286)• Allah tidak membebani

seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya. )Al-Baqarah : 286(

Hadis Nabi riwayat

Baihaqi dari Abu Hurairah

ra.

• َل2َّن. َي0ُغ2اَلDي0 ا َو2 ُر� 2َل5َذDَي.َّن2 َي0َس.ُد�اDاَل5َغ2َّل2َب2ُه0 اَلُد\َي.َّن2 َأ2َح2

• “Agama (Islam) itu mudah. Tiada seorang pun yang bisa mengalahkan atau menguasai agama, bahkan agama lah yang mengalahkan ia.

hukum rukhshoh bagi masyarakat Islam yang

tinggal di daerah-daerah yang abnormal

Page 9: Pp apkom fiya

PENENTUAN AWAL RAMADHAN DENGAN HISAB DAN RUKYAH MENURUT FUQAHA

Page 10: Pp apkom fiya

Fuqaha telah sepakat bahwa bulan Arab berisi 29 atau 30 hari, dan bahwa yang dijadikan pertimbangan dalam penetapan bulan Ramadhan ialah rukyah (melihat bulan).

Sebagaimana sabda Nabi Saw:

:ه 2ِن ْؤ5َي :ْر7 َو5ال 2ْف5ِط:ْر7 ::ه: َو2ا 2ِِت ْؤ5َي :ْر7 :ُص7و5َم7و5ا ل

Artinya :”Jika ternyata bulan tertutup atasmu, maka

sempurnakanlah bilangan menjadi tiga puluh hari”.

Page 11: Pp apkom fiya

Penentuan Awal Ramadhan dengan Hisab dan Rukyah Menurut

Astronomi / IPTEK

Iptek sesuai dengan watak dan pengalamannya selalu menilai dan mengukur segala sesuatu dari sisi akurasi dan kedekatannya dengan kenyataan.

Oleh karena itu, wajar kalau iptek memandang rukyah sebagai sesuatu yang memiliki banyak kelemahan. Atas dasar penilaian tersebut, maka iptek berkeinginan untuk mengambil peran dalam hal penentuan awal Ramadhan sebagaimana yang telah dilakukannya selama ini dalam berbagai aspek kegiatan.

Page 12: Pp apkom fiya

Penentuan Awal Ramadhan dengan Hisab dan Rukyah

Menurut Pemerintah / Depag

Dengan memperhatikan keadaan penentuan awal Ramadhan antara hisab dan rukyah, Departemen Agama berusaha memadukan sistem-sistem yang telah dipergunakan.

Departemen Agama berusaha mengembangkan sistem rukyah yang berpadukan hisab, dan sistem hisab yang berpadukan rukyah / observasi. Hasilnya dalam banyak kasus ormas-ormas khususnya kelompok ahli hisab dan ahli rukyah, sehingga keputusan itsbat sering dipengaruhi oleh fanatik paradigma yang mereka anut.

Page 13: Pp apkom fiya

Faktor Penyebab Terjadinya Perbedaan dalam Penentuan

Awal Ramadhan

Faktor fiqh

• klasik dipertentangkan orang adalah antara “rukyah bil fi’li (dengan mata telanjang) dan yang juga di-klaim sebagai “rukyat bil ‘ilmi” serta pemahaman hadits yang berbeda-beda.

• masalah daerah berlaku rukyah,

Faktor teknis• Perbedaan di kalangan ahli hisab• Mengenai rukyah bil fi’li menggunakan alat

(nazhzharah)

Faktor politis

• faktor fiqih dan teknis yang beraneka ragam itu harus disatukan, dan itu tidak bisa selain dengan suatu otoritas yang legitimate baik secara real politis maupun secara syar’i, yang akan mengadopsi salah satu pendapat yang argumentasinya paling kuat, entah dari segi fiqih maupun teknis rukyah/hisab.

• lebih bersifat politis, karena memang yang dihadapi tidak lagi hukum atau teknis, tetapi masalah yang berkaitan dengan politik juga, yakni semangat kebangsaan (nasionalisme) sempit atau fanatisme golongan (sektarian) yang membuat orang memilih suatu pendapat bukan secara syar’i atau berdasarkan ilmu pengetahuan.

Page 14: Pp apkom fiya

Teknis

• ketiga metode hisab (taqriby, tahqiqi dan kotemporer) itu bersatu dalam penentuan awal bulan khususnya awal Ramadhan.

• menyusun langkah-langkah untuk merealisasikannya.

Non teknis

• penyatuan ormas-ormas Islam baik dari kalangan hisab maupun rukyah.

• merubah cara /pola berpikir dalam segala hal, khususnya masalah perbedaan penetapan awal bulan Ramadlan sehingga dalam masalah ini penulis meminjam teori dari Thomas Kuhn yaitu paradigm shift seperti yang tertuang dalam buku Pudarnya Pesona Ilmu Agama bahwa pemikiran Kuhn yang bisa dibilang radikal itu, mendapat tanggapan luas dari banyak kalangan. Sikap pro dan kontra bermunculan dari para ilmuwan.

Memecahkan Prob lema Hisab dan Rukyah

da lam Penentuan Awal Ramadhan

Page 15: Pp apkom fiya

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB