powerpoint.pptikk

Upload: anggi-apriansyah-p

Post on 14-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ikk

TRANSCRIPT

  • Pangisti Dwi Ananingsih20050310170FK UMYPUSKESMAS GEDONGTENGEN 2011

  • DEFINISIDiabetes Melitus merupakan penyakit menahun yang timbul pada seseorang disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.

    INSULIN hormon yg dibuat sel kel pankreas. Sebagian makanan kita diubah menjadi glukosa, bentuk gula yg di-gunakan utk energi; insulin membantu utk memperoleh glukosa dari makanan, masuk sel-sel tubuh utk mendapat energi. Tanpa insulin glukosa meningkat didalam darah tapi tak dpt masuk sel.

  • KlasifikasiTipe 1disebut IDDM, perlu insulin untuk hidupnya. Destruksi sel defisiensi insulin absolut, bisa autoimun atau idiopatik 10% dari semua diabetesTipe 2dahulu disebut NIDDM. perlu insulin utk kontrol metabolik.Terutama pada dewasa kira-kira 90% dari semua diabetesTipe lainGestational diabetes

  • GejalaKeluhan klasik DM : poliuria, polidipsia & polifagia serta penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

    Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pria atau pruritus vulvae wanita

  • Faktor Resiko DM

    Usia > 45 thBerat badan > 110% BB idaman atau IMT >23 Hipertensi 140/90 mmHgRiwayat DM dalam garis keturunanRiwayat abortus berulang; melahirkan bayi cacat; berat badan bayi lahir 4.000 gKolesterol HDL 35 mg/dl atau trigliserida 250 mg/dlRiwayat TGT atau GDPTRiwayat DM gestasional

  • DiagnosisUji diagnostik, bila ada keluhan DM, kadar glukosa sewaktu 200 mg/dl atau glukosa puasa 126 mg/dl DM; tapi bila baru sekali pos ulang pada hari lain atau hasil tes toleransi glukosa oral pasca pembebanan 200 mg/dlkeluhan DM berupa: poliuria, polidipsia & polifagia serta penurunan berat badan; lain-lain spt lemah kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pria atau pruritus vulvae wanita

  • Tabel: kadar glukosa darah sewaktu & puasa sbg patokan penyaring & diagnosis DM

    Bukan DMBelum pasti DMDMGlukosa sewaktu< 110110-199 200Glukosa puasa< 110110-125> 126

  • PengelolaanTujuan:Jangka pendek: keluhan dan gejala hilangJangka panjang: mencegah mikroangiopatimakroangiopati neuropati ketiganya menurunkan morbiditas dan mortalitas pengendalian hiperglikemia, tekanan darah, berat badan dan lipid melalui pengelo-laan penderita secara menyeluruh dg mengajarkan perawatan mandiri serta perubahan perilaku

  • PILAR PENATALAKSANAAN DMEdukasi perjalanan penyakit, perilaku, partisipasi aktif pasien dan keluargaTerapi Gizi Latihan Jasmani 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menitIntervensi Farmakologis OHO, insulin dianjurkan sedini mungkin

  • PengelolaanEvaluasi berkalaMenurut kebutuhan: glukosa darah puasa, 2 jam pp. HbA1c 3 bulan sekaliTiap tahun:MikroalbuminuriaKreatininAlbumin/globulin & SGPTCholesterol total, HDL, LDL & trigliseridaFibrinogen, EKG foto thoraks dan funduskopi3

  • PengelolaanKriteria pengendalian DMuntuk dpt mencegah terjadinya komplikasi pengendalian DM: kadar glukosa darah, status gizi, tekanan darah, kadar lipid dan HbA1C, lihat tabel berikut

  • Kriteria Pengendalian DM

    baiksedangburukGlukosa darah puasa80-100110-125126Glukosa darah 2 jam pp80-144145-179180 HbA1c< 6.56.5-8> 8Cholesterol total< 200200-239 240LDL cholesterol< 100100-129 130HDL cholesterol> 45Trigliserida< 150150-199 200IMT kg/m218.5-22.923-25> 25Tekanan darah140/90

  • LAPORAN KASUS Nama: Ibu A.YUmur : 71 tahunJenis Kelamin: PerempuanAlamat: Kemetiran Kidul RT 56 Pekerjaan: Ibu Rumah TanggaAgama: KristenSuku: JawaPendidikan: Tidak Sekolah

  • 2 AnamnesisKeluhan Utama: Kaki sering kesemutan, kontrol diabetesKeluhan Tambahan: Boyok pegelRiwayat Penyakit Sekarang :Sejak 3 hari sebelum periksa ke Puskesmas Gedong Tengen pasien merasa kakinya sering kesemutan, nyeri, dan boyok terasa pegal. Pasien sering ke Puskesmas untuk terapi obat kencing manis.

    Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit kencing manis (+) sejak 10 tahun yang lalu.Riwayat pengobatan rutin kencing manis (+) : metforminRiwayat pengobatan hipertensi (+) sejak sebelum menderita penyakit gula.

    Riwayat Penyakit Keluarga: Ayah pasien meninggal karena penyakit jantung dan hipertensi.

  • Pemeriksaan FisikKeadaan umum : SedangKesadaran : ComposmentisTanda vitalTD: 130/80 mmHgNadi : 84 x/menitR: 20 x/menit Suhu : afebrisBerat badan: 67 kgTinggi Badan: 144 cmBMI: 32,3 (Obes II)

  • Pemeriksaan KepalaBentuk Kepala = Mesochepal, simetrisWajah = Oedem (-)Mata = Konjungtiva pucat(-), sklera kuning(-).Hidung = Discharge (-/-), napas cuping hidung (-/-),Telinga = deformitas (-/-)Mulut = Bibir sianosis (-), bibir pucat (-), bibir kering (-), mulut pelo (-)

    Pemeriksaan LeherKelenjar thyroid membesar (-), Jugularis vena pressure meningkat (-)

  • Pemeriksaan ThoraxPulmoInspeksi= Dada simetris, tidak ada retraksi. Palpasi= tidak ada ketinggalan gerakPerkusi= Sonor Auskultasi= Suara dasar vesicularSuara tambahan : wheezing(-), ronkhi(-)

    Cor - Inspeksi = Ictus cordis tak tampak- Palpasi = Ictus cordis tak kuat angkat- Perkusi = Batas jantung : Batas kanan atas : SIC II LPS dekstra Batas kanan bawah: SIC IV LMC dextraBatas kiri atas: SIC II LMC sinistraBatas kiri bawah: SIC V LMC sinistra - Auskultasi= S1 S2, reguler, bising (-), gallop (-)

  • Pemeriksaan Abdomen Inspeksi= Perut datar, jaringan parut (-), venektasi (-)Palpasi = Nyeri Tekan (-)Perkusi= Nyeri ketok pada Mc Burney point, timpani Auskultasi= peristaltik usus (+) normal

    Pemeriksaan EkstremitasSuperior = Oedem (-/-), petekie (-/-)Inferior= Oedem (-/-), petekie (-/-)

    Hasil :Tidak ditemukan kelaianan pemeriksaan fisik

  • 4. Pemeriksaan PenunjangGDS : 230 mg/dLKolesterol (5/2/2011) : 2535. DiagnosisDiagnosis : Diabates Mellitus Type II dengan Dislipidemia

  • 6. Terapi1. Non Farmakologis :1. Pasien harus mengatur pola makan dan jenis makanan2. Olahraga yang ringan hingga berkeringat3. Rutin minum obat kencing manis.2. Farmakologis :1. Metformin 2x12. Simvastatin 0-0-13. Na diklofenak 50 mg 2x14. Antalgin 3x1/2

    7.Prognosis Dubia

  • ANALISIS KASUS

    Pasien lansia, 71 tahun seorang janda, merasa kakinya sering kesemutan, nyeri, dan boyok terasa pegal. Pasien sering ke Puskesmas untuk terapi obat kencing manis. Tidak ada riwayat penyakit gula pada keluarga. Riwayat pola makan pasien yang tidak sehat.

    Analisis Kunjungan RumahKondisi pasienSaat kunjungan pertama, keadaan pasien tampak lebih segar dibandingkan saat pasien datang ke puskesmas. Pada kunjungan kedua, pasien tampak lebih baik dari kunjungan pertama. PekerjaanPasien tidak bekerja.

  • Keadaan rumahRumah penderita terletak di daerah pemukiman padat, dengan dinding dari trilplek, lantai dari semen. Rumah tersebut merupakan rumah peninggalan suaminya. Luas rumah 8 m2, tanpa halaman. Atap rumah adalah genting dan tidak ditutup internit. Ruangan dalam rumah terdiri dari ruang tamu yang sekaligus ruang keluarga dan ruang tidur serta 1 kamar mandi. Ventilasi dalam rumah cukup baik, dengan ventilasi berupa pintu masuk, jendela, dan lubang lubang di dapur. Rumah dilengkapi listrik dari PLN, dan air berasal dari sumur. Kebersihan cukup baik, walaupun beberapa barang tidak tertata rapi.

    Sumber informasi yang dapat digunakan oleh pasien adalah sebuah televisi berwarna 15 inchi

  • PertanyaanHampir tidak pernahKadang kadangHampir selaluSaya puas dengan keluarga saya karena masing-masing anggota keluarga sudah menjalankan kewajiban sesuai dengan seharusnya

    Saya puas dengan keluarga saya karena dapat membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang saya hadapiSaya puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga saya untuk mengembangkan kemampuan yang saya milikiSaya puas dengan kehangatan / kasih sayang yang diberikan keluarga sayaSaya puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk menjalin kebersamaan

    TOTALSkoring : Hampir selalu=2 , kadang-kadang=1 , hampir tidak pernah=0Dari tabel APGAR keluarga diatas total nilai skoringnya adalah 8, menunjukkan fungsi keluarga yang sehat.

  • Tabel Family Screem

    AspekSumber DayaPatologiSosial dan budaya Interaksi antar anggota keluarga baik, anggota keluarga tidak memiliki masalah dengan tetangga sekitarPasien dan keluarga pasien sudah tidak percaya adanya tahayul. Pasien lebih memilih pengobatan medis daripada pengobatan alternatif.Religius Pasien menjalankan ibadah dengan rajin ke gereja.Ekonomi Pemenuhan kebutuhan keuangan pasien hanya berasal dari pensiunan almarhum suaminya. Pasien tidak bekerja. Sehingga kadang pasien kurang dalam hal ekonominya.Pendidikan Pasien tidak bersekolah.Pengetahuan pasien tentang penyakitnya dirasa kurangKesehatanKesadaran yang baik dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan saat sakit, jarak puskesmas yang dekat dan kesadaran pasien untuk rajin minum obatPasien kadang masih mengkonsumsi makanan berlemak.

  • Fungsi KeluargaFungsi Biologis dan ReproduksiFaktor genetik pada penyakit diabetes mellitus ini tidak ada, karena tidak ada keluarga pasien yang mengidap diabetes. Namun, faktor genetik terjadinya hipertensi dapat ditegakkan, karena ada riwayat hipertensi pada ayah pasien

    Fungsi Afektif /PsikologikHubungan antara pasien dengan anak yang tinggal bersamanya serta anak anaknya yang jauhpun baik.

    Fungsi Sosial dan BudayaFungsi sosial pasien cukup baik, pasien masih dapat mengikuti kegiatan dikampungnya besama masyarakat sekitar. Di masyarakat, keluarga pasien cukup dikenal baik oleh tetangga sekitarnya, terlihat ketika menanyakan alamat pasien, dan warga menunjukkan rumah pasien.

  • Fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhanPemenuhan kebutuhan keuangan pasien hanya berasal dari pensiunan suaminya. Sehingga pasien kadang kurang dalam hal ekonominya.

    Fungsi pendidikanPasien tidak bersekolah, sehingga pengetahuan pasien dirasa kurang.

    Fungsi ReligiusPasien rajin beribadah dengan seringnya pasien ke gereja.

  • Diagnosa kedokteran keluargaBentuk keluarga: Single parent familyFungsi keluarga : Fungsi keluarga sehatFaktor yang mempengaruhi : Faktor pendidikan, faktor perilaku, ekonomiFaktori yang dipengaruhi: Kesehatan keluarga

  • NoWaktuKegiatanSasaranHasil1.Jumat, 11/2/2011Identifikasi masalahPemeriksaan fisikPengumpulan dataPasien dan sekitarnyaDidapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi pengobatan pasien2.Senin,14/2/2011Follow up pasienPenyuluhan tentang penyakit pasienPasien dan keluargaKeluarga pasien paham tentang penyakitnya.

  • KesimpulanDari hasil laporan kasus, analisis catatan medis dan daftar tilik serta kunjungan rumah dapat ditarik kesimpulan bahwa pasien perempuan umur 71 tahun menderita Diabetes Mellitus tipe 2 dan Dislipidemia. Riwayat pola makan pasien yang kurang baik. Faktor faktor yang berpengaruh terhadap penyakit yang diderita pasien adalah faktor pengetahuan/pendidikan dan perilaku.

    Pada permasalahan kedokteran keluarga tampak, apgar score dan fungsi keluarga pasien ini telah cukup baik. Bentuk keluarga adalah single parent family.

  • SaranUntuk pasien diharapakan lebih tahu tentang penyakit diabetes mellitus, olahraga teratur, pola makan yang sesuai dengan penyakit DM dan rutin minum obat DM serta edukasi penggunaan insulin.

    Sebagai dokter keluarga kita diharapkan untuk mampu melihat suatu permasalahan kesehatan di suatu keluarga secara menyeluruh dan mampu menanganinya secara komprehensif dan berkesinambungan, dan lebih banya terjun dalam masyarakat sehingga dapat memantau langsung kesehatan sebuah keluarga ditinjau dari berbagai aspek

    Puskesmas, diharapkan dapat meningkatkan pendekatan kepada masyarakat dengan memberikan penyuluhan dalam asuhan promotif, preventif disamping upaya kuratif serta hendaknya terus menindaklanjuti kasus dengan pendekatan, pasien dapat terus terkontrol.