potretsosek2006

10

Click here to load reader

Upload: widya-cucu-utami

Post on 12-Aug-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

potretsosek2006

TRANSCRIPT

Page 1: potretsosek2006

Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006

Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksektutif

RINGKASAN EKSEKUTIF

Potret Sosial EkonomiProvinsi Banten

Tahun 2006

Badan Pusat StatistikProvinsi Banten

Katalog BPS: 4802.36

Badan Pusat Statistik Provinsi BantenJl. Raya Palima, KP3B Kav. H1-2 Serang Telp (0254) 7011561Email : [email protected] Website : http://banten.bps.go.id

Page 2: potretsosek2006

Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006

Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksektutif

KATA PENGANTAR

Sejak Banten terpisah dari Jawa Barat dan menjadiProvinsi pada tahun 2000, cukup banyak perubahan diwilayah Banten. Sebagai provinsi yang baru, maka Bantendituntut untuk mandiri, sehingga perlu mengembangkanpotensi-potensi yang sudah ada.

Pengembangan potensi seperti sumber daya alam (SDA),dan sumber daya manusia (SDM) diharapkan mampumendongkrat isu-isu ekonomi yang saat ini hangat.Pertumbuhan ekonomi yang minim, inflasi yang terusmenanjak, pengangguran yang makin meningkat danbertambahnya jumlah rumahtangga miskin merupakan isu-isu ekonomi yang perlu diatasi baik oleh PemerintahBanten maupun masyarakat sendiri sebagai pelakuekonomi.

Dalam buku ini, kami mencoba mengupas masalah isu-isu ekonomi, khususnya perkembangan ekomoni dan sosialBanten sampai tahun 2006. Kritik dan saran sangatdiharapkan.

Serang, Januari 2007

i

Page 3: potretsosek2006

Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006

Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksektutif

1

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Salah satu indikator pembangunan ekonomi suatu daerahadalah semakin meningkat PDRB yang dihasilkan makaperekonomian suatu daerah dapat dikatakan lebih baik.

PDRB Provinsi Banten atas dasar harga berlaku tahun2005 adalah 84,62 trilyun rupiah. Dibandingkan dengantahun 2000, yang hanya 45,69 trilyun rupiah, peningkatanPDRB tahun 2005 menunjukan angka yang sangatsignifikan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

2000 2001 2 0 0 2 2003 2004 2005

Indust r i Non Indust r i

45,6952,64

60,6166,58

73,71

84,62

Grafik 1. PDRB Berlaku 2000-2005 (Trilyun Rupiah)

Page 4: potretsosek2006

Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006

Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksektutif

2 3

Kontribusi sektor industri pada PDRB mencapai hampir50 persen. Tahun 2005, kontribusi sektor industri sebesar49,75 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel danrestoran sebesar 17,13 persen.Sedangkan PDRB tahun2005 atas dasar harga konstan 2000 adalah 58,11 trilyunrupiah, dibandingkan tahun 2000 terjadi peningkatansebesar 27,18 persen (45,69 trilyun rupiah.

Sejak berdirinya Banten sampai tahun 2005, pertumbuhanekonomi Banten mengalami peningkatan yang cukupsignifikan. Pertumbuhan ekonomi Banten tahun 2005 telah

mencapai 5,88 persen, sedangkan tahun 2001 barumencapai 3,95 persen. Sektor yang mengalamipertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, yaitu keuangan,persewaan dan jasa perusahaan yang mencapai 11,98persen.Sedangkan yang pertumbuhannya paling rendah,yaitu sektor pertanian yang hanya 2,66 persen pertahun.

PDRB Perkapita Banten tahun 2005 sebesar 9,09 juta ru-piah pertahun, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnyayang hanya 8,07 juta rupiah pertahun.

4,89 4,87

23,99

11,19

30,02

12,90

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

Pandeglang Lebak Tangerang Serang KotaTangerang

Kota Cilegon

Grafik 3. PDRB Kab/Kota Adh Berlaku Tahun 2005

3,95 4,11

5,075,63 5,88

0

1

2

3

4

5

6

7

2001 2002 2003 2004 2005

Grafik 2. Pertumbuhan Ekonomi Banten 2001-2005 (%)

Page 5: potretsosek2006

Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006

Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksektutif

4 5

Apabila dilihat per kabupaten/kota, maka PDRB atas hargaberlaku tahun 2005 terbesar di Kota Tangerang, sebesar30,02 trilyun rupiah. Sedangkan terkecil di KabupatenLebak yang hanya 4,87 trilyun rupiah. Kontribusi yangcukup besar tersebut, kemungkinan besar disebabkanbanyaknya industri di Kota Tangerang, dan lokasi yangcukup dekat dengan DKI Jakarta.

Pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2005 terjadidi Kabupaten Serang, sebesar 7,40 persen, diikuti KotaCilegon, sebesar 7,24 persen.

INFLASI

Selain PDRB, indikator pembangunan ekonomi yang lainadalah laju inflasi. Semakin tinggi inflasi dari bulan kebulan atau dari tahun ke tahun maka kondisi ekonomidaerah tersebut dapat dikatakan kurang baik. Atausebaliknya semakin rendah inflasi, suatu daerah dapatdiidentifikasikan daya beli masyarakat berkurang. Agarperekonomian tetap baik, maka inflasi harus stabil, sepertiupaya pemerintah menekan laju inflasi dengan operasipasar.

Grafik 4 Inflasi Serang/Cilegon Oktober 2005- Desember 2006

1,87

0,04 0,16

0,49

0,43

1,22

0,13

0,33

0,04

0,49

-0,48

0,8

1,961,00

6,88

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

Oct

Nov

Des

Ja

n

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Se

p

Okt

Nov

Des

Kabupaten/Kota 2003 *) 2004**) 2005***)

(1) (2) (3) (4)

Pandeglang 3.052.872,34 3.211.069,95 3.366.087,75

Lebak 3.046.905,45 3.170.530,64 3.289.215,00

Tangerang 14.163.885,72 15.070.779,92 16.186.459,50

Serang 7.317.283,70 7.637.022.,04 7.973.370,70

Kota Tangerang 18.987.715,02 19.766.727,47 21.011.284,00

Kota Cilegon 8.281.367,51 8.886.737,29 9.530.456,74

Jumlah 6 Kabupaten/Kota 54.850.029,74 50.105.845,27 61.356.873,69

PDRB Provinsi Bantene 51.957.457,73 54.880.406,50 58.106.948,22

Tabel 1. PDRB Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan 2000

Page 6: potretsosek2006

Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006

Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksektutif

6 7

Inflasi tertinggi pada tahun 2005 terjadi pada bulanOktober, saat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Inflasi Kota Serang/Cilegon pada bulan Oktober 2005,sebesar 6,88 persen, padahal pada bulan-bulan sebelumnyatidak lebih dari 1 persen. Kenaikan harga BBMmenyebabkan kenaikan harga di sektor angkutan sebesar22,23 persen.

Selama setahun laju inflasi Januari 2006 sampai denganDesember 2006 telah mencapai 7,44 persen. SedangkanIndeks Harga Konsumen (IHK) sampai dengan Desember2006 mencapai 147,28 poin.

INVESTASI

Banten merupakan gerbang investasi Indonesia, begitulahsemboyan untuk menarik investor bagi Banten.

Nilai Penanaman Modal Asing (PMA) Banten tahun 2005adalah 1,81 Milyar US dolar dari 85 proyek yang disetujui,sedangkan nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)adalah 706 Milyar rupiah, dari 17 proyek yang disetujui.Nilai investasi terbesar berasal dari negara Korea Selatan,senilai 47 juta US dolar.

Grafik 6. Nilai PMA dan PMDN Banten 2001-2005

868

1848

52118 128

1230

263

1124

1806

706

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2001 2002 2003 2004 2005

PMA (Juta US $)PMDN (Milyar Rp)

100,00 105,21117,81

136,79

147,28

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

2002 2003 2004 2005 2006*

Grafik 5. Indeks Harga Konsumen (IHK) Serang/Banten

Page 7: potretsosek2006

Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006

Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksektutif

8 9

EKSPOR DAN IMPOR

Volume ekspor melalui pelabuhan Merak dan Cigadingsampai dengan April 2006, telah mencapai 84,76 juta kg,dengan nilai sebesar 44,41 juta US dolar. Sedangkan vol-ume impor adalah 712,67 juta kg, dengan nilai ekspor300,02 juta US dolar. Selama kurun waktu 2001-2005,angka ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2005, sebesar816,60 juta US dolar, dan angka impor tertinggi jugaterjadi pada tahun 2004, dengan nilai sebesar 3,58 milyarUS dolar. Komoditas terbesar yang diekspor melaluipelabuhan di Banten adalah bahan kimia organik dengan

volume 535,66 juta kg senilai 379,27 juta US dolar,terbesar kedua komoditi besi dan baja dengan volumeekspor sebesar 324,88 juta kg, senilai 133,85 juta US dolar.

PENDUDUK

Jumlah penduduk Provinsi Banten pada tahun 2005, adalah9,31 juta jiwa dengan komposisi laki-laki berjumlah 4,70jiwa dan perempuan berjumlah 4,61 juta jiwa. Bila dihitungrata-rata laju pertumbuhan penduduk selama periode waktu2000-2005 besarnya sekitar 2,83 persen, relatif menurundibanding pertumbuhan selama kurun waktu 1990-2000

292,34 287,54538,01

816,60 709,99

215,91

1.816,62

3.581,983.326,29

1.200,831.236,171.295,25

0,00

500,00

1.000,00

1.500,00

2.000,00

2.500,00

3.000,00

3.500,00

4.000,00

2001 2002 2003 2004 2005 2006*)

Ekspor

Impor

Grafik 7. Ekspor dan Impor Melalui Pelabuhan di Provinsi Banten Grafik 8 Piramida Penduduk Provinsi Banten Tahun 2005

-600.000 -400.000 -200.000 0 200.000 400.000 600.000

Laki-laki Perempuan

0- 4

10-145- 9

75+70-7465-6960-6455-5950-5446-4940-4535-3930-3425-2920-2415-19

Page 8: potretsosek2006

Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006

Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksektutif

10 11

yang besarnya 3,21 persen. Apabila dilihat per kelompokumur, maka penduduk terbanyak pada usia 5-9 tahun danusia 10-14 tahun, masing-masing sebesar 1,04 juta jiwa.

Berdasarkan proyeksi, penduduk Banten tahun 2006 adalah9,57 juta jiwa dengan komposisi laki-laki 4,82 juta jiwadan perempuan 4,75 juta jiwa.

PENGANGGURAN

Penduduk yang bekerja pada usia 10 tahun keatas di Bantentahun 2005 adalah 3,46 juta orang, dimana terbanyak di

sektor industri pengolahan sebesar 23,13 persen, sedangkanterkecil listrik, gas dan air minum, sebesar 0,28 persen.

Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2005, sebesar16,05 persen. Ini berarti jumlah penduduk yang belummempunyai pekerjaan sebesar 662 ribu jiwa, dari 4,12 jutajiwa angkatan kerja.

Tingkat pengangguran pada tahun 2005, tertinggi terjadi di2 kabupaten/kota, yaitu Kota Tangerang dan KabupatenTangerang, masing-masing sebesar 21,39 persen dan 21,29persen.

Jasa-jasa &

lainnya

16,14%Pertambangan/

Penggalian

1,20%

Keuangan

3,63%

Angkutan &

Komunikasi

9,51%

Industri

Pengolahan

23,13%

Pertanian

21,16%

Bangunan

3,98%

Listrik, Gas &

Air Minum

0,28%

Perdagangan

20,86%

Grafik 9. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Sektor Usaha

16,05

19,50

17,45

10,32

7,66

2005

2004

2003

2002

2001

Grafik 10 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Banten

Page 9: potretsosek2006

Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006

Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksektutif

Selama kurun waktu 5 tahun (2001-2005) sejak berdirinyaBanten, tingkat pengangguran terbuka kian menaik danpuncaknya pada tahun 2004, kemudian menurun di tahun2005.

RUMAHTANGGA PENERIMA BLT

Rumahtangga di Banten yang menerima Bantuan LangsungTunai (BLT) sebagai kompensasi kenaikan BBM padatahun 2006 sebanyak 702.049 rumahtangga. PenerimaBLT terbanyak berada pada Kabupaten Tangerang,

sebanyak 254.485 rumahtangga, sedangkan terkecil diKota Cilegon, sebanyak 20.902 rumahtangga.

Apabila diteliti lebih jauh dari penerima BLT, rumahtanggadi Kabupaten Serang lebih banyak yang sangat miskindaripada kabupaten/kota lainnya. Di Kabupaten Serang,rumahtangga sangat miskin mencapai 27,56 persen daripenerima BLT, disusul Kabupaten Lebak, sebesar 21,99persen dan Pandeglang sebesar 21,32 persen.

117.454

146.723

254.485

131.231

31.254

20.902

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

PDG LEB TGR SER K TGR KT CIL

Sangat Miskin

Miskin

Hampir Miskin

Grafik 11. Rumahtangga yang Menerima BLT Tahun 2006

1185 - 28842885 - 45264527 - 66696670 - 1083310834 - 18933

Grafik 12. Peta Penyebaran Penerima BLTper Kecamatan di Banten 2006

12 13

Page 10: potretsosek2006

Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006Potret Sosial Ekonomi Provinsi Banten 2006

Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksektutif

Dilihat dari peta penyebaran penerima BLT perkecamatanterlihat bahwa sebagian besar penerima BLT di kecamatanKabupaten Tangerang, yaitu Kecamatan Teluknaga (18.933rumahtangga), Kresek, Kronjo, Pakuhaji , Sepatan ,Cisoka, Mauk, Pasarkemis.

Disusul kecamatan Rangkasbitung (13.122 rumahtangga)di Kabupaten Lebak. Sedangkan kecamatan yang jumlahpenerima BLT terendah yaitu kecamatan Karang Tengah(1.185 rumah tangga) dan Cibodas (1.402 rumahtangga)di Kota Tangerang, disusul kecamatan Gunungsari (1.634rumahtangga) di Kabupaten Serang.

14 15