potensi zakat pertanian di desa bissoloro …

104
POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO KECAMATAN BUNGAYA KABUPATEN GOWA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Hukum Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Pada Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Alauddin Makassar Oleh: KURNIATI NIM: 11000117008 Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Alauddin Makassar 2021

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO

KECAMATAN BUNGAYA KABUPATEN GOWA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana Hukum Jurusan Hukum Ekonomi Syariah

Pada Fakultas Syariah Dan Hukum

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

KURNIATI

NIM: 11000117008

Fakultas Syariah Dan Hukum

UIN Alauddin Makassar

2021

Page 2: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Kurniati

Nim : 11000117008

Tempat/Tgl Lahir : Bissoloro, 10 Februari 1998

Jurusan/Prodi/Konsentrasi : Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas : Syariah dan Hukum

Alamat : Bissoloro

Judul : Potensi Zakat Pertanian di Desa Bissoloro

Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran, bahwa skripsi

ini benar merupakan hasil karya sendiri. Ketika di kemudian hari terbukti bahwa

skripsi itu adalah duplikat, tiruan, plagiat, dan dibuat oleh orang lain, sebagian

atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi

hukum.

Bissoloro, 2 maret 2021

Penyusun

KURNIATI

NIM: 11000117008

Page 3: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

ii

i

Page 4: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

ii

KATA PENGANTAR

Tiada ucapan yang patut dan pantas diucapkan kecuali ucapan tahmid dan

tasyakir atas kehadirat Allah Swt. Atas terealisasinya skripsi yang berjudul

“(Potensi Zakat Pertanian Di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya

Kabupaten Gowa)”, karena dia-lah sumber kenikmatan dan sumber kebahagiaan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammag

Saw yang telah menyebarkan permadani-permadani Islam, serta mampu kita

jadikan tauladan, beliaulah yang telah menunjukkan kebenaran kepada umat

manusia.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana strata satu (S1) pada jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Alauddin Makassar. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis

menyadari bahwa berhasilnya penulis dalam perkuliahan dan juga dalam

menyelesaikan skripsi ini adalah berkat ketekunan dan bimbingan serta bantuan

dari berbagai pihak.

Maka dari itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof Drs. Hamdan Juhanis, M.A., Ph.D Sebagai Rektor, Prof. Dr. mardan,

M.Ag Sebagai wakil Rektor I ( Bidang Akademik Pengembangan Lembaga),

Dr. Wahyudin, M.Ag Sebagai Wakil Rektor II (Bidang Adm. Umum dan

Perencanaan Keuangan), Prof. Dr. Darussalam, M.Ag Sebagai Wakil Rektor

III (Bidang Kemahasiswaan), serta seluruh staf Alauddin Makassar beserta

jajarannya yang telah berusaha mengembangkan dan menjadikan kampus

Page 5: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

iii

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar menjadi kampus yang

bernuansa Islam, mulia, berbudi pekerti luhur, dan beriptek.

2. Bapak Dr. H. Muammar Muhammad Bakry, Lc., M. Ag, selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

3. Bapak Ashar Sinilelel, SH., MH dan Bapak Muhammad Anis S.Ag. M.H

masing-masing selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Hukum Ekonomi Syariah

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

4. Bapak Dr. Alimuddin M. Ag dan Bapak Dr. H. Muammar Muhammad Bakry,

Lc., M. Ag, masing-masing selaku pembimbing I dan II yang senantiasa

memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini.

5. Bapak Dr. Nur Taufiq Sanusi. M.Ag dan Bapak Muhammad Anis S.Ag. M.H

masing-masing selaku penguji I dan II yang memberikan kritik, saran serta

motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf Akademik Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Alauddin Makassar.

7. Ayahanda Raja dan Ibunda Sanniati sebagai salah satu wujud cinta dan terima

kasih penulis atas segala pengorbann dalam mengasuh, mendidik dan

membiayai penulis dengan penuh rasa kasih sayang serta senantiasa

mendoakan kesehatan dan keberhasilan penulis.

8. Seluruh keluarga besarku yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan

demi kelancaran studi.

9. Terim kasih kepada sepupu dan keponakan yang selalu mendukung penulis

Hendra, Nursani, Risnawati, Desi Ratna Sari, Nurfadillah, Muh. Akmal,

Nurantika Awaliyah, Muh Aidil, dan Muh Rifal.

Page 6: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

iv

10. Terima kasih kepada masyarakat Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya

Kabupaten Gowa yang telah membantu penyusun dalam memperoleh data

penelitian.

11. Sahabat-sahabatku terkasih dan tersayang Nurfadillah, Nur Indah Pertiwi,

Putri Ayu Lestari, Ramliana, Sitti Ainun, Nur azmid, Aviva R Scholten,

winda dan Karmila yang telah memberikan semangat dan dukungan serta

motivasi kepada penyusun.

12. Teman-teman seperjuangan Hes A 2017 dan Hes B Nurfadillah, Nur Indah

Pertiwi, Naura Aatifah, Nurlina, Dia maya sari, Siti Aminah, Nur Hasyrah,

Firna Ummi Kalsum, Yuni Nurdia Kurniati, Nurul Aulia Nasir, A. Tenri

Waru, Rosmiyati, Julianti, Megawati, Hesti, Fitra Maulidiyah, Mutmainna, A,

Amalia Nizham, Nurul Annisa, nurul Islamia, Nurrahma Alawiyah, Sri

Wulandari, Mardianto, Ambo Sagena, Muh Ghaly Nugraha, Baharuddin,

Yulis Maulana, Bayu Saputra, Feri Abdan, Alif Muhaimin, Ikhlasul Amal

Rais, Arqam Azikin, Arsyi Afdali, Muh Ahmad NurFauzan, Kadaruddin,

Muh solihin, Aldiansyah Amar, Ashari Manda, dan teman yang lain yang

tidak sempat disebutkan namanya, terima kasih telah memberikan saran dan

semangat kepada penyusun selama ini.

13. Teman-teman KKN Angkatan 65 wilayah Gowa 3 Desa Bissoloro yang

pernah menjadi teman suka duka selama 45 Hari.

14. Terima kasih kepada segenap orang-orang yang telah mengambil bagian

dalam penyelesaian skrispsi ini namun tidak sempat dituliskan namanya.

Terima kasih sebesar-besarnya, jerih payah kalian sangat berarti bagi penulis.

Demikian yang dapat penyusun sampaikan, besar harapan penulis skripsi ini

dapat bermanfaat. Mohon maaf apabila dalam penulisan ini terdapat banyak

Page 7: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

v

ketidak sempurnaan. Olehnya, penyusun menerima kritik dan saran pembaca

sebagai acuan penulis agar lebih baik lagi di penulisan selanjutnya.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Samata, 18 Juni 2021

Penyusun

KURNIATI

Page 8: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

vi

DAFTAR ISI

Judul ................................................................................................................. i

Pernyataan Keaslian Skripsi ............................................................................ ii

Kata Pengantar ................................................................................................iii

Baftar Isi ......................................................................................................... vii

Pedoman Transliterasi ..................................................................................... ix

Abstrak ........................................................................................................... xiv

Bab I Pendahuluan .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian Dan Deskripsi Fokus .................................................... 7

C. Rumusan Masalah .................................................................................... 7

D. Kajian Pustaka Terdahulu ........................................................................ 8

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 12

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12

Bab II Tinjauan Teoritis ................................................................................. 13

A. Pengertian Zakat Pertanian ..................................................................... 13

B. Landasan Hukum Zakat Perrtanian ......................................................... 16

C. Pandangan Ulama Tentang Zakat Pertanian ........................................... 17

D. Syarat-Syarat Harta Kekayaan Yang Wajib Terkena Zakat ................... 19

E. Syarat Zakat Pertanian ............................................................................ 20

F. Kriteria Yang Boleh Dan Tidak Boleh Menerima Zakat ........................ 22

G. Hasil-Hasil Pertanian Yang Wajib Zakat ................................................ 25

H. Nizab Dan Kadar Zakat Pertanian .......................................................... 26

I. Hikmah Dan Manfaat Zakat Pertanian.................................................... 27

Bab III Metodologi Penelitian ........................................................................ 30

A. Jenis Dan Lokasi Penelitian .................................................................... 30

Page 9: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

vii

B. Pedoman Penelitian ................................................................................. 30

C. Sumber Data ............................................................................................ 31

D. Metode Pengumpalan Data ..................................................................... 31

E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 32

F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ................................................... 32

Bab IV Pembahasan Dan Hasil Penelitian ..................................................... 34

A. Deskripsi Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa ......... 34

B. Potensi Zakat Pertanian Di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya

Kabupaten Gowa ..................................................................................... 44

C. Pengelolaan Zakat Pertanian Di Desa Bissoloro .................................... 55

Bab V Penutup ............................................................................................... 60

A. Kesimpulan ............................................................................................. 60

B. Implikasi Penelitian ................................................................................ 61

Komposisi Bab ............................................................................................... 62

Daftar Pustaka ................................................................................................ 64

Page 10: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan

Daftar huruf bahasa arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin dapat

dilihat pada table berikut:

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

Ba B Be ب

Ta T Te ت

Ṡa ث

Ṡ es (dengan titik

di atas)

Jim J Je ج

Ḥa ح

ḥ ha (dengan titik

di bawah)

Kha Kh ka dan ha خ

Dal د

D

De

Żal Ż ذzet (dengan titik

Page 11: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

ix

di atas)

Ra R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es ش

Syin Sy es dan ye ش

Ṣad ص

ṣ es (dengan titik

di bawah)

Ḍad ض

ḍ de (dengan titik

di bawah)

ṭa ط

ṭ te (dengan titik

di bawah)

Ẓa ظ

Ẓ zet (dengan titik

di bawah)

ain„ ع

„ apostrof

terbalik

Gain G Ge غ

Page 12: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

x

Fa F Ef ف

Qaf Q Qi ق

Kf K Ka ك

Lm L El ه

Mim M Em

Nun N En

Wau W We و

Ha H Ha ـ

Hamzah ' Apostrof ء

Ya Y Ye ى

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi

tanda apapun jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka di tulis dengan tanda

(‟).

Page 13: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

xi

B. Vocal

Vokal bahasa arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Vokal tunggal bahasa arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,

transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

fathah a a ا

ا kasrah i i

dammah u u ا

Vokal rangkap bahasa arab yang lambangnya berupa gabungan anatara

harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yatitu:

Tanda Nama Huruf latin Nama

ى

fathah dan ya ai a dan i

وfathah dan wau au a dan u

Contoh:

kaifa : ـل ـي ف

haula : ـ و ه

Page 14: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

xii

C. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat Dan

Huruf

Nama Huruf Dan

Harkat

Nama

ا....ى .....ا Fathah dan alif ā

a dan garis di

atas

Kasrah dn ya ى

ī

i dan garis di

atas

Dammah dan و

wau

ū

u dan garis

diatas

Contoh:

ي //<rama : ر

qi>la : ف ي و

ت و yamu>tu : ي

D.Ta’marbutah

Transliterasi untuk tā‟ marbutah ada dua, yaitu: tā‟ marbutah yang hidup atau

mendapat harkat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah (t).

Sedangkan tā‟ marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya

adalah (h).

Kalau pada kata yang beakhir dengan tā‟ marbutah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka tā‟

marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Page 15: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

xiii

Contoh:

ل ة ا لف اض ين ة د al- hikmah :ا لم

raudah al-atfāl :ر و لأا ةـض ا فط ل

ة كم al-madinah al-fadilah :ا لح

Page 16: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

xiii

ABSTRAK

Nama : Kurniati

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah

Nim : 11000117008

Judul : Potensi Zakat Pertanian di Desa Bissoloro

Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa

Pokok masalah dalam skripsi adalah potensi zakat pertanian di Desa

Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Dengan dilatar belakangi

kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengeluarkan zakat mereka. pokok

masalah dalam penelitian, yaitu: (1) bagaiman potensi zakat pertanian di Desa

Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa?, (2) bagaimana pengelolaan

zakat pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa?

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif atau lapangan. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan yuridis

normatif dan sosiologis, selanjutnya sumber data primer yaitu: wawancara yang

dilakukan di Desa Bissoloro, dan sumber data sekunder yaitu bersumber dari

buku, skripsi, jurnal dan yang berkaitan dengan skripsi ini. Adapun metode

pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Potensi zakat pertanian di Desa

Bissoloro sangat besar, terkhusus dalam pertanian padi dan jagung. Setiap panen

rata-rata masyarakat paling di bawah 30 karung atau 1.500 kg dan paling banyak

80 karung gabaha (padi). Sedangkan jagung berkisar antara 3 ton sampai 8 ton

dalam satu kali panen. Pengelolaan zakat di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya

Kabupaten Gowa, belum berjalan dengan baik. Masih ada masyarakat yang belum

mengeluarkan zakat, sebab kurangnya pemahaman tentang hukum zakat. Dalam

hal pengeluaran zakat di Desa Bissoloro, ada yang sudah sesuai syariat Islam dan

ada yang belum sesuai serta takaran zakat pertanian yang dikeluarkan, sesuai

dengan yang mereka inginkan atau dirasa cukup tanpa memikirkan bahwa ini

sudah sesuai dengan yang ditentukan dalam Islam. Berdasarkan Undang-undang

tentang pengelolaan zakat pada pasal 38, dijelaskan bahwa zakat harus dikelola

oleh lembaga yang resmiagar tidak terjadi kesinambungan sosial. Walaupun pihak

Kecamatan mengatakan akan membentuk kembali amil zakat yang lebh baik, akan

tetapi itu hanya di kecamatan. Namun hingga saat ini, di Desa Bissoloro sendiri,

belum ada lembaga khusus yang mengelola zakat seperti baznas/laz, akan tetapi

jal ini dapat dimulai dengan yang sederhana seperti pengoptimalan peran amil

zakat di masjid atau Imam Desa sebagai pengelola atau amil zakat yang sah

dikalangan masyarakat.

Kata kunci: Potensi Zakat, Zakat pertanian, Hasil Pertanian

Page 17: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penanganan kemiskinan dan pemerataan kekayaan melalui pengumpulan

dan pendayagunaan zakat, infak serta shadaqah secara maksimal perlu mendapat

perhatian yang serius. Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang ketiga

adalah kewajiban setiap muslim yang berhak mengeluarkan sebagian dari

pendapatan atau hartanya sesuai dengan ketentuan agama Islam untuk diberikan

untuk berbagai kalangan masyarakat yang berhak menerimanya1. Banyak ayat

dalam al-qur‟an menerangkan zakat beriringan dengan ibadah wajib seperti shalat,

puasa, syahadat serta haji bagi orang yang mampu.2

Berbicara tentang zakat, dalam Islam zakat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu

zakat mal dan zakat fitrah. Zakat mal merupakan zakat yang dikeluarkan oleh

muzakki dalam bentuk barang atau benda sesuai kadar serta nishabnya.

Sedangkan zakat fitrah merupakan zakat yang dikeluarkan oleh muzakki dalam

bentuk bahan makanan pokok sesuai kadarnya.

Zakat sendiri telah diatur dengan jelas dan rinci di dalam al-qur‟an dan

sunnah yang membawa pada kemaslahatan serta kemanusian sesuai dengan

perkembangan umat manusia. Adapaun firman Allah swt dalam surah Al-Baqarah

ayat 43:

( ي م ع اىر ع ا و ع م ا ر و موة اج وا ا ىس ء و ة و وا ا ىصي ق ي أ (٣٢و

1 Abdul Syatar, “Transformatin Of Fiqh In The Forms Of Haji Dan Zakat Legislation”,

Jurnal Perbandingan Mazhab 1, No. 2 (2019): h. 121. 2 Ahmad Hudaifah, dkk., sinergi pengelolaan zakat di Indonesia, (Surabaya: scopindo

media pustaka, 2020), h. 2

Page 18: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

2

Terjemahnya:

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku‟lah beserta

orang-orang yang rukuk”3

Ayat ini menunjukkan bahwa menunaikan zakat merupakan sebuah

perintah Allah yang wajib untuk dilaksanakan, dengan menunaikan zakat berarti

telah memenuhi salah satu rukun Islam. Adapun hadis yang berkaitan dengan

zakat, seperti sabda Rasulullah Saw, yaitu:

“Abu Hurairah berkata bahwa seorang dusun dating kepada Nabi Saw

lalu berkata, “tunjukkan kepadaku amal yang apabila saya amalkan, maka saya

akan masuk surga.” Beliau menjawab, “kamu menyembah Allah, tidak

menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, menunaikan zakat yang diwajibkan,

mendirikan shalat, dan berpuasa pada bulan suci ramadhan”. Ia berkata, “demi zat

yang diriku berada dalam genggamannya (kekuasaannya), saya tidak menambah

atas ini”. Ketika orang itu berpaling, Nabi Saw bersabda, “barangsiapa yang ingin

melihat seseorang dari penghuni surga, maka lihatlah orang ini”. (HR. Bukhari).

Hadis tersebut di atas memperjelas, zakat merupakan suatu hal yang

diwajibkan dan dalam hubungannya dengan diri sendiri adalah salah satu cara

memberantas pandangan hidup matrealistis, suatu paham yang menjadikan harta

bukan sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup.4

Zakat merupakan salah satu bentuk ibadah individual bagi setiap muslim

yang telah memenuhi syarat berdasarkan syariah yang berlaku.5 Zakat suatu

kewajiban bagi umat Islam yang digunakan dalam membantu masyarakat,

menstabilkan perekonomian masyarakat mulai dari kalangan bawah (miskin)

3 Department Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahannya, h. 194.

4 Sitti Aisyah, dkk, “Peranan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak di

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa”, Laa Masyir 5, no. 1 (2018): h. 150. 5 Hamzah Hasan, dkk, “Manajemen Zakat Maal di Kota Makassar: telaah atas upaya

produktivitas zakat”, Al-Ulum 20, no.1 (2020): h. 94.

Page 19: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

3

sampai kalangan atas (kaya). Diharapkan dengan adanya zakat, maka tidak ada

umat muslim yang tertindas. 6

Zakat merupakan ibadah maaliyah ijtima’iyyah (ibadah yang berkaitan

dengan ekonomi keuangan masyarakat) yang memiliki posisi sangat penting,

strategis, dan menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran Islam serta dari sisi

pembangunan kesejahteraan umat. Setiap muslim yang memiliki harta dan

memenuhi syarat-syarat tertentu diwajibkan mengeluarkan zakat untuk diberikan

kepada fakir miskin serta mereka yang berhak, sesuai dengan syarat-syarat yang

telah ditentukan dalam ajaran agama Islam.

Dalam perjalanan masyarakat Islam, ajaran Islam sudah mulai di

sempitkan dan dilupakan artinya, bahwa zakat seolah-olah hanya kewajiban

individu dan dilaksanakan dalam menggugurkan kewajiban individu terhadap

perintah Allah, sehingga lupa bahwa zakat bertujuan untuk membantu hamba

Allah yang masih membutuhkan pertolongan.

Salah satu faktor kurangnya kesadaran umat muslim tentang zakat, dapat

dilihat dengan tingginya angka dan grafik kemiskinan di dalam Islam, khusunya

umat Islam di Indonesia. Hal ini disebabkan karena belum akuratnya pemahaman

seabgian umat Islam tentang zakat.7

Menilik hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu

Umar, berkata “bahwa Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fitrah sesudah

Ramadhan sebanyak satu sha’ kurma atau gandum, atas budak, orang yang

merdeka, laki-laki atau wanita baik yang masih kecil atau sudah besar, dari

golongan Islam.

6 Joni Zulhendra, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Zakat Fitrah Dalam Bentuk Uang”,

Jurnal Normative 5, no. 2 (2017): h. 94. 7 A. Intan Cahyani, “Zakat Profesi Dalam Era Kontemporer”, El-Iqtishady 2, no. 2

(2020): h. 163.

Page 20: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

4

Dan menilik hadis dari Abu Sa‟id Khudri, berkata “adalah kita

mengeluarkan zakat fitrah satu sha’ daripada gandum ataupun satu sha’ dari

kurma atau satu sha’ keju atau satu sha’ kismis” (Diriwayatkan oleh Bukhari).

Menilik hadis yang diriwayatkan Muslim dari Abu Sa‟id Khudri, bahw

Nabi saw bersabda: “tidaklah dikenakan zakat atas biji kurma, sehingga sampai 5

wasaq….seterusnya hadis.8

Sebagai salah satu rukun Islam, zakat menjadi salah satu unsur pokok

untuk tegaknya syariat Islam. Oleh karena itu, hukum zakat wajib merupakan

wajib (fardhu) untuk setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu

dan zakat telah diatur secara rinci berdasarkan Al-qur‟an dan As-Sunnah, zakat

adalah ibadah sekaligus adalah amal sosial pemasyaratan serta kemanusian yang

dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.9

Di dalam undang-undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat

dijelaskan bahwa pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

pengkordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

zakat.10

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, zakat adalah jumlah tertentu yang

wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan Diberikan kepada

golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut

ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak, salah satu rukun Islam yang

mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik. Zakat fitrah merupakan

zakat yang wajib diberikan oleh setiap orang Islam setahun sekali yakni pada idul

8 Pp Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, (Cet. 30; Yogyakarta:

Suara Muhammadiyah, 2015), h. 159-160. 9 Sony Santoso dan Rinto Agustino, Zakat Sebagai Ketahanan Nasional (Yogyakarta: Cv

Budi Utama, 2018), h. 4. 10

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Page 21: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

5

fitri berupa makanan pokok sehari-hari seperti beras, jagung, dan lain

sebagainya.11

Perkembangan sejarah bagi kehidupan manusia yang sangat pesat dapat

menyebabkan terjadinya perubahan12

, salah satu perubahan yang semestinya

seseorang sadari adalah tentang harta yang dimilikinya ada sebagian hak fakir dan

miskin. OLeh karena itu, di dalam Al-Qur‟an telah diingatkan bahwa harta

kekayaan yang dimiliki oleh kelompok orang kaya tidak boleh berputar-putar

hanya pada mereka saja. Orang-orang yang memiliki harta yang lebih atau

berkuasa semestinya menyadari, jika dalam harta mereka ada hak bagi orang fakir

dan miskin, hal yang harus kita perhatikan dan memberikan kepada masyarakat

yang belum hidup wajar.

Oleh karena itu, agar harta dapat dikelola sebagaimana mestinya.

Diperlukan adanya pengelolaan zakat yang optimal, pengelolaan zakat bukan

hanya dari muzakki yang langsung diserahkan untuk muztahiq,13

namun akan lebih

baik jika zakat dikelola oleh lembaga yang berwenang, seperti Baznas dan amil

zakat. Amil zakat dituntut pro aktif dalam mengelola zakat dan memberdayakan

potensi zakat14

.

Dalam hal zakat petanian, para ulama sepakat bahwa zakat pertanian

yang di keluarkan zakat-nya yaitu gandum, barli (padi-padian), kismis, serta

kurma. Adapun kadar zakat yang dikeluarkan yaitu 10% atau 5% dari hasil panen

yang sesuai dengan cara pengairannya. Tanaman yang wajib dikeluarkan zakat-

11

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Onine), tersedia di https://kbbi.web.id/zakat.html,

diakses pada 16 Januari 2021. 12

Ashar Sinilele, “Tinjauan Hukum Terhadap Itiqad Baik Dalam Perjanjian Jual Beli

Tanah”, jurisprudentie4, no. 2 (2017): h. 76. 13

Fitria, “Pengelolaan Zakat Pada Masjid Di Kota Palembang Di Tinjau Dari Ekonomi

Islam”, skripsi (Palembang: fak. Ekonomi Bisnis Islam UIN Raden Fatah, 2016), h. 3.

14

Musyfikah Ilyas, “Pengelolaan Zakat Dalam Lontaraq Suqkuna Wajo Perspektif

Hukum Islam”, diakses dari http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7646/, pada tanggal 4 Februari

2020.

Page 22: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

6

nya adalah semua jenis tanaman yang dapat dikembangkan. Setiap Negara

mempunyai makanan pokok masing-masing, sama halnya dengan Indonesia yang

makanan pokoknya adalah beras (padi).

Jika hasil pertanian yang dikeluarkan merupakan makanan pokok selain

padi, oleh sebab itu nisabnya setara dengan harga nisab padi tersebut. Nisab zakat

pertanian atau zakat tanaman yaitu lima wasaq, jika di Indonesia 5 wasaq sama

dengan 750 kg beras. Namun di dalam zakat pertanian, pembayarannya tidak

harus menunggu masa haul, sebab zakat pertanian akan dibayar ketika panen tiba.

Oleh sebab itu, jika seseorang panen dalam setahun hanya 1 kali, maka orang

tersebut pun hanya 1 kali membayarkan zakatnya, akan tetapi jika seseorang

panen 3 kali maka orang tersebut dalam setahun membayar zakatnya 3 kali.15

Walaupun ada pendapat yang membolehkan bayar zakat al-fitrah dengan

uang, namun fenomena yang muncul menunjukkan cukup banyak orang yang

mulai mengerti bahwa afdalnya zakat fitrah itu dibayarkan dalam bentuk beras

(padi). Jumhur ulama sepakat bahwa zakat fitrah memang lebih utama dengan

beras (padi) atau makanan pokok, dasarnya karena yang dicontohkan oleh

Rasulullah Saw. 16

Potensi zakat pertanian di Desa Bissoloro sangatlah baik, yang mana

rata-rata masyarakat setempat bekerja di sektor pertanian. Semua sawah dimiliki

kemudian di tanami padi atau jagung, dari hasil padi serta jagung inilah mereka

menjual sebagian dari hasil tanaman tersebut, sebab dari hasil tanaman itulah

masyarakat setempat menggantungkan hidupnya.

15

Susi Nur Ajiati, “Potensi Zakat Pertanian Di Desa Tunggulsari Kecamatan Brangsong

Kabupaten Kendal”, Skripsi (Semarang: Fak. Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Walisongo, 2017),

h. 5. 16

Ahmad Sarawat, Ensiklopedia Fikih Indonesia 4: zakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2019), h. 257-258.

Page 23: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

7

Wilayah Desa Bissoloro terbagi 6 dusun, yaitu Dusun Bontotangnga,

Dusun Bissoloro, Dusun Masago, Dusun Pannyambeang, Dusun Parangkantisang,

dan Dusun Tokka, dengan jumlah penduduk 2.717 jiwa, laki-laki 1.296 jiwa,

perempuan 1.421 jiwa, dan jumlah kk atau kepala keluarga 664.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Potensi Zakat Pertanian di Bissoloro Desa

Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa”.

B. Fokus penelitian dan Deskripsi fokus

Fokus penelitian dalam karya tulis ilmiah ini adalah “Potensi Zakat

Pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa”.

Adapun deskripsi fokus dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pengertian zakat

Zakat adalah suatu ibadah yang dipergunakan untuk kemaslahatan umat

sehingga dengan adanya zakat kita dapat mempererat silaturahmi antar sesama

dan zakat itu kewajiban umat Islam, zakat hukumnya wajib disisihkan oleh umat

Islam atau Muslim dengan ketentuan agama yang akan dibagikan kepada yang

berhak menerima.17

2. Pengertian pertanian

Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang

dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, baku industri serta untuk

mengelola lingkungan hidupnya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan

rumusan masalah sebagai berikut:

17

Risnawati T, “Manajemen Pengelolaan Zakat Di Masjid Amin Taqwa Kelurahan Wua-

Wua Kota Kendari”, Skripsi (Kendari: fak. Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Kendari, 2018), h.

4.

Page 24: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

8

1. Bagaimana potensi zakat pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya

Kabupaten Gowa?

2. Bagaimana pengelolaan zakat pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan

Bungaya Kabupaten Gowa?

D. Kajian Pustaka Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mufidah Kurniasari yang berjudul pelaksanaan

zakat hasil pertanian di kalangan petani Muslim studi di Desa Kampungbaru

kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk, hasil penelitian ini menunjukkan

praktik pelaksanaan zakat pertanian di kampung tersebut masih kurang sesuai

dengan hukum Islam karena masyarakat belum paham tentang nisab, haul serta

pendistribusian zakattnya. Sebab mereka masih memberikan zakat kepada orang

yang ingin diberikan. Dan juga untuk melaksanakan zakat hasil pertanian

masyarakat setempat masih berpedoman padaa kebiasaan mereka sejak dahulu

dengaan menyisihkan hasil panennya sesuai yang mereka rasa cukup untuk

dikeluarkan zakatnya. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis,

yang menfokuskan penelitian pada “potensi zakat pertanian di Desa Bissoloro

Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa”, oleh karena itu kedua karya ilmiah

tersebut berbeda.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Sutrisno yang berjudul pelaksanaan zakat

hasil pertanian perspektif fiqih zakat yusuf al-qardawi (studi kasus di Desa

Kalisari kecamatan Losari Kabupaten Cirebon), hasil penelitian ini

menunjukkan para petani di desa tersebut dalam melaksanakan zakat hasil

pertaniannya hanya pada hasil pertanian padi saja, akan tetapi pada tanaman yang

lain seperti bawah merah mereka tidak mengeluarkan zakatnya. Sebab mereka

berpendapat jika hasil pertanian yang wajib dikeluarkan zakatnya yang berupa

makanan pokok saja. Terkait dengan nisab yang dikeluarkan dari hasil pertanian

Page 25: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

9

yang mereka gunakan sebagai patokan dalam melaksanakan zakat yaitu 1 ton

atau setara dengan 1.000 kg, dan untuk kadar zakatnya yaitu sebesar 10%.

Penyaluran zakat hasil pertanian sebagian masyarakat setempat menyalurkan

dengan memberikan kepada fakir miskin, anak yatim, jompo, serta tetangga

rumah mereka tanpa melihat orang tersebut berhak menerima zakat atau tidak.

Berbeda dengan peneltian yang dilakukan penulis, yang menfokuskan penelitian

pada “potensi zakat pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten

Gowa”, oleh karena itu kedua karya ilmiah tersebut berbeda.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Yasin yang berjudul pelaksanaan zakat

hasil pertanian dan perubahan ekonomi masyarakat (studi kasus di Desa

Cintaratu Kec. Lakbok Kab. Ciamis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pelakasanaan zakat hasil pertanian di desa tersebut, sebenarnya sudah berjalan

cukup baik, karena dengan adanya kesadaran oleh para petani kaya untuk

melakasanakan perintah agama, seperti menunaikan kewajiban zakat. Cara

pelaksanaan zakat yang mereka lakukan masih tradisonal dengan menyalurkan

sendiri zakat ke fakir miskin tanpa melalui perantara berupa badan amil zakat,

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yang menfokuskan

penelitian pada “potensi zakat pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya

Kabupaten Gowa”, oleh karena itu kedua karya ilmiah tersebut berbeda.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Ulfiyah yang berjudul tinjauan hukum

Islam terhadap pelaksanaan zakat hasil pertanian di Desa Mantingan

Kecamatan Jaken Kabupaten Pati, hasil penlitian ini menunjukkan bahwa

pelaksanaan zakat hasil pertanian di desa tersebut, pertama, masih menggunakan

aturan sendiri sebab mereka mengeluarkan zakatnya dengan untuk shadaqah.

Kedua, ketika mengeluarkan zakat menggunakan ketentuan sendiri. Ketiga, ada

yang mengeluarkan zakatnya pada waktu yang berbeda, yakni ketika saat panen

Page 26: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

10

dan setahun sekali menjelang lebaran, sebab mereka belum mengetahui hukum

zakat hasil pertanian. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis,

yang menfokuskan penelitian pada “potensi zakat pertanian di Desa Bissoloro

Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa”, oleh karena itu kedua karya ilmiah

tersebut berbeda.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Nilul Muna yang berjudul analisis praktik

zakat pertanian Desa Mesjid Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie, hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa mereka sudah menjalankan kewjiban

mengeluarkan zakat hasil pertanian walaupun hanya satu kali dalam setahun

padahal kenyataannnya mereka panen dua kali setahun. Dan hanya zakat padi

yang mereka keluarkan, adapun besaran nisab yang dikeluarkan yaitu 7 gunca

atau sama dengan 1.050 kg. Dalam pengeluaran zakat pertanian, presentase yang

digunakan adalah 10% dan pendistribusian atau penyaluran zakat di berikan

kepada saudara-saudara terdekat dan meunasah di desa tersebut. Melihat

kenyataan di desa tersebut, jika dibandingkan dengan ketentuan ekonomi Islam

masih memiliki ketidaksesuaian dalam praktik yang dijalankan oleh petani.

Sebagaiman nisab yang telah ditentukan yaitu 5 wasaq atau sama dengan 653 kg.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yang menfokuskan pada

“Potensi zakat pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten

Gowa”, oleh karena itu kedua karya ilmiah tersebut berbeda.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni yang berjudul konsep keadilan zakat

pertanian dan zakat profesi, hasil penelitian ini yang dilakukan melalui

penelitian pustaka menunjukkan, bahwa sistem penarikan zakat pertanian

aktivitas pertanian yang diperoleh dari hasil panen dan telah menjadi kewajiban

atas hasil yang didapat sebagai berikut: tanaman itu tersebut merupakan hasil

pertanian seperti: biji-bijian, sayur-sayuran, padi, cengkeh, coklat, dan kopi.

Page 27: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

11

Ketika disimpan lama dan mencapai nishab 5% itu untuk tanaman yang diari

dengan alat bantu perairan seperti menggunakan alat bantu perairan seperti

pompa air dan untuk tanaman yang diari dengan air hujan maka zakatnya 10%,

ketika telah panen dan tidak mencapai nishab-nya maka tidak wajib

mengeluarkan zakat-nya.Berlandaskan dua prinsip keadilan yaitu: pertama,

keadilan komulatif adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing

orang apa yang menjadi bagiannya, dimana yang paling utama ialah objek

tertentu. Kedua, keadilan distributif yaitu: keadilan yang memberikan kepada

masing-masing kepada orang apa yang sudah menjadi hak orang tersebut, dan

yang menjadi subjek haknya ialah individu, subjek kewajibannya adalah

masyarakat. Sedangkan zakat hasil profesi adalah hasil yang didapat dari

pemikiran dan keahlian seseorang melalui jenjang pendidikan atau pengetahuan

yang tinggi, seperti guru, dkter, advokat, dan lain sebagainya. Dimana zakat yang

dikeluarkan 2,5%. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yang

menfokuskan penelitian kualitatif (lapangan) dengan judul “potensi zakat

pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa”, oleh karena

itu kedua karya ilmiah tersebut berbeda.

7. Penelitian yang dilakukaan oleh Ana Khumairoh, yang berjudul impelementasi

zakat hasil pertanian dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi masyaraakat di

Desa Balekencono Kecamaran Batanghari. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa pelaksanaan zakat hasil pertanian di desa tersebut sudah berjalan akan

tetapi belum sempurna, dilihat dari cara pelaksanaannya yang masih manual atau

tradisional. Para penerima zakat merasa sangat terbantu karena mendapatkan

zakat hasil pertanian walaupun hanya satu atau dua kali dalam satu tahun.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yang menfokuskan pada

Page 28: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

12

“potensi zakat pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten

Gowa”, oleh karena itu kedua karya ilmiah tersebut berbeda.

E. Tujuan Penelitian

1.Untuk mengetahui potensi zakat pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan

Bungaya Kabupaten Gowa.

2.Untuk mengetahui pengelolaan zakat pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan

Bungaya Kabupaten Gowa.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi akademik, diharapkan dapat memberikan konstribusi yang positif, baik

sebagai tambahan ilmu pengetahuan atau sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya.

2. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan

informasi yang bermanfaat untuk lembaga zakat daerah Gowa sebagai acuan

untuk pengelolaan zakat yang lebih menyeluruh.

Page 29: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

13

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Zakat Pertanian

Kata zakat berasal dari kata zaka yang merupakan isim mashdar, yang

secara etimologis mempunyai beberapa arti, yaitu suci, tumbuh, berkah, terpuji

dan berkembang. Sedangkan secara terminologis, zakat adalah sejumlah harta

tertentu yang diwajibkan Allah serta diserahkan kepada orang-orang yang berhak.

Menurut Undang-Undang No.38 Tahun 1998 tentang pengelolaan zakat,

pengertian zakat yaitu harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau

badan yang dimiliki oleh seorang muslim sesuai ketentuan agama untuk diberikan

kepada yang berhak menerimanya18

.

Zakat terdiri atas dua, yaitu zakat mal dan zakat fitrah. Zakat mal zakat

yang terdiri atas zakat ternak, zakat tanaman, zakat profesi, zakat rikaz/barang

temuan, zakat mata uang, dan zakat perniagaan. Sedangkan zakat fitrah yaitu

zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim, baik yang masih kecil atau telah

dewasa, laki-laki ataupun perempuan serta orang merdeka atau hamba sahaya

dikeluarkan pada akhir bulan ramadhan sampai menjelang shalat idul fitri19

.

Adapun makna zakat oleh para ulama , yaitu:

1. Zakat berarti at-thahuru ( membersihkan atau menyucikan) demikian juga

menurut Abu Hasan dan Imam Nawawi, artinya orang yang selalu

menunaikan zakat karena Allah bukan dipuji manusia, Allah akan

membersihkan dan menyucikan baik hartanya maupun jiwanya.

18

Amiruddin K, Dasar-Dasar Ekonomi Islam (Cet. 1; Makassar: Alauddin press, 2014) h.

27. 19

Nur zalim, “Pengelolaan Zakat Fitrah Berdasarkan Konsep Maslahat Lil Ummat”,

skripsi (Salatiga: Fak. Syari‟ah IAIN Salatiga, 2015), h. 20.

Page 30: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

14

2. Zakat bermakna al-barakatu (berkah), artinya orang yang selalu membayar

zakat, hartanya akan selalu dilimpahkan keberkahan Allah Swt. Keberkahan

ini akan berdampak pada keberkahan hidup karena harta yang digunakan

yaitu harta yang bersih, sebab sudah dibersihkan dari kotoran dengan

membayar zakat.

3. Zakat bermakna an-numuw, artinya tumbuh dan berkembang. Makna ini

menunjukkan bahwa orang yang selalu menunaikan zakat, hartanya akan

selalu terus tumbuh dan berkembang karena kesucian dan keberkahan yang

telah ditunaikan kewajiban zakatnya. Sabda Nabi Muhammad Saw,

“sesungguhnya harta yang dikeluarkan zakatnya tidaklah berkurang,

melainkan bertambah dan bertambah”.

4. Zakat bermakna as-shalalhu (beres atau bagus), artinya orang yang selalu

menunaikan zakat, hartanya akan selalu bagus , yang berarti tidak bermasalah

dan terhindar dari masalah. Oleh karena itu, orang yang terbiasa menunaikan

zakat, akan merasakan kepuasan atau qana‟ah terhadap harta yang

dimilikinya tanpa ada rasa mengeluh akan kekurangan yang ada20

.

Hubungan pengertian zakat secara etimologi dan terminologi memiliki

keterkaitan yang erat, yaitu harta yang dieluarkan zakatnya menjadi suci, berkah,

tumbuh, berkembang dan terpuji. Sebagai salah satu kewajiban pokok, zakat

memeliki kedudukan yang penting dalam Islam di dalam Al-Qur‟an zakat selalu

disebut bersamaan dengan shalat. 21

Adapun rukun zakat adalah unsur-unsur yang terdapat dalam zakat,

seperti orang yang berzakat, harta yang dizakatkan dan juga orang yang menerima

zakat. Terkait dengan syarat-syarat yang melekat dalam setiap rukun zakat

20

Hasbiyallah, buku pelajaran fikih untuk kelas VIII madrasah tsanawiyah, (Cet. 1;

Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), h. 4. 21

Muhammad Anis, “Zakat Solusi Pemberdayaan Masyarakat”, El-Iqtisday: Jurnal

Hukum Ekonomi Syariah 2, n o.1 (2020): h. 44.

Page 31: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

15

tersebut yaitu ketentuan yang mesti terpenuhi untuk setiap unsur tersebut digali

dari penjelasan dari penjelasan yang diberikan Nabi dalam hadis-nya.22

Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya Menurut Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, dalam

pasal 4 ayat 2 yaitu: (a) emas, perak, dan logam mulia lainnya; (b) uang dan surat

berharga lainnya; (c) perniagaan; (d) pertanian, perkebunan, dan kehutanan; (e)

peternakan dan perikanan; (F) pertambangan; (g) perindustrian; (h) pendapatan

dan jasa; dan (i) rikaz.23

Dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 23 tersebut juga ditegaskan

bahwa asas pengelolaan zakat, yaitu:

a) Syariat Islam

b) Amanah

c) Kemanfaatan

d) Keadilan

e) Kepastian hukum

f) Terintegrasi

g) Akuntabilitas24

Dan dilanjutkan dengan pasal 3 tentang tujuan pengelolaan zakat, yaitu:

Meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat, dan

meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan

penanggulangan kemiskinan.25

22

Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Cet.1; Boogor: Kencana, 2003), h. 40. 23

Undang-Undang Republik Indoneia Nomor 23 Tahun 2011 Pasal 4 Ayat 2 24

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 pasal 2 25

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 pasal 3

Page 32: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

16

Perkembangan perekonomian telah menghasilkan berbagai variasi

barang dan jasa yang dapat dikonsumsi26

, salah satunya yaitu beberapa hasil

pertanian. Pada umumnya Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau

tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur,

buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan, dan lain-lainnya. Imam

Malik dan Syafi‟i berpendapat bahwa zakat wajib atas segala makanan yang

dimakan dan disimpan, bijian dan buahan kering.

B. Landasan hukum zakat pertanian

Adapun ayat al-qur‟an yang menjadi sumber hukum kewajiban

menunaikan zakat, yaitu:

1. Al-quran

Allah swt menurunkan al-qur‟an dan mensyariatkan hukum pada

dasarnya untuk mengatur kehidupan manusia.27

Di dalam zakat Allah telah

memerintahkan umat muslim untuk menunaikan kewajibannya membayar

zakat. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut:

ي وااىص ق ي ا د و ع و د ي رج ج خ ن ف س ال و اج ق د و موة اج وااىس وة و

ي ر ب ص ي و اج ع ب الله الله ا

Terjemahnya:

“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa-apa yang kamu

usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya

pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah maha melihat apa-apa yang kamu

kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 110)28

26

Musyfikah Ilyas, “Sertifikasi dan Labelisasi Produk Halal Prespektif Maslahat”,

Jurnal Peradilan dan Hukum Keluarga Islam 4, no. 2 (2017): h. 358. 27

Darsul s. puyu, “Konsep Pidana Hudud Menurut Al-Qur’an suatu kajian tafsir

tematik”, Al-Daulah 1, no.1 (2012): h. 132. 28

Department Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, h. 17.

Page 33: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

17

Adapun firman Allah Swt, “Dialah yang menjadikan taman-taman yang

berkisi-kisi, pohon-pohon kurma, tanam-tanaman yang beraneka macam

buahnya, zaitun, dan buah delima yang serupa dan tiada serupa. Makanlah

buahnya bila berbuah, dan berikanlah haknya waktu memetik hasilnya,” para

ulama terdahulu mengingatkan jika yang dimaksud “hak” nya di dalam ayat

tersebut ialah “zakat wajib” 5% atau 10%.

2. Hadis

Dari Jabir “Nabi Saw bersabda:

ر و ع ش اى ف اق ي ة ص ب اىس ق ي اس ف ي ،و ر اى ع ش و ي اى غ و ار ق ث ا لأ اس ف ي و

“Yang diari dengan sungai atau hujan zakatnya 10%, sedangkan yang dari

dengan pengairan 5%.”

3. Ijma

Para ulama sepakat (ijma)tentang wajibnya zakat 10% atau 5% untuk

keseluruhan hasil dari tani, meskipun mereka memiliki pendapat yang berbeda

tentang ketentuan-ketentuan lain.29

C. Pandangan Ulama Tentang Zakat

Kewajiban mengeluarkan zakat memiliki landasan yang tegas, yaitu al-

Qur‟an dan hadis, akan tetapi dalam substansinya masih ada beberapa pandangan

para ulama yang timbul tentang zakat terutama agar kewajiban seseorang

membayar zakat benar-benar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Dalam khasanah fiqh, ada 4 mazhab yang dikenal dan populer. Ke-4

mazhab tersebut lahir dari mujtahid-mujtahid besar peride ini, mereka ialah Imam

Abu Hanifah (Mazhab Hanafiah), Imam Malik (Mazhab Malikiyah), Imam Syafi‟I

(Syafi‟iyah), dan Imam bin Hambal (Hambaliyah).30

Keempat mazhab tersebut

29

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Cet. XII; Jakarta: Litera Antarnusa, 2011), h. 331. 30

Hadi daeng Mapuna, “Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam Pada Masa

Kodifikasi dan Imam-Imam Mujtahid”, Al-Daulah 7, no. 1 (2018): h. 183.

Page 34: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

18

memiliki pandangan atau pendapat terhadap zakat, salah satunya pendapat mereka

tentang orang yang tidak mau mengeluarkan zakat.

Ada beberapa permasalahan yang dikemukakan oleh para ulama, yaitu

dari aspek dan penjabaran dalam penentun hukuman serta tindakan terhadap

orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat, diantaranya dikemukakan oleh:

a. Golongan Hanafiyah, berpendapat bahwa seseoorang yang tidak ingin

mengeluarkan zakatnya harus diperiksa dan disumpah untuk membuktikan

keterangannya. Akan tetapi jika rang tersebut berdusta maka zakatnya harus

dipungut, walaupun sudah berlalu beberapa tahun dan diperhitungkan

sebagaimana mestinya.

b. Golongan Malikiyah, berpendapat bahwa seseorang dari kalangan yang kaya

harus dipungut secara paksa, dan dikenakan ta‟zir, jika perlu dikenakan hukum

tahanan, ketika mereka menentang.

c. Golongan Syafi‟iyah, berpendapat jika orang-orang yang tidak mau

mengeluarkan zakat itu menunjukkan sikap menentang kewajiban zakat, maka

dia jelas tergolong kafir dan boleh diperangi sama seperti memerangi orang

murtad.

d. Golongan Hanabilah, seperti pendapat dia atas, dia juga mempunyai sikap yang

keras terhadap orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat, sebab zakat

merupakan hak fakir miskin dan delapan ashnaf lainnya yang harus ditunaikan

oleh muzakki secara jujur. Sikap dari golongan Hanabilah tersebut ditujukan

untuk orang yang sengaja menghindar dari kewajibannya, sedangkan untuk orang

yang belum memahami betapa pentingnya zakat maka dapat diambil sikap

bijaksana. 31

31

Abdurrachman Qadir, Zakat Dalam Dimensi Mahdhah Dan Sosial (Cet. II; Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2001), h. 57-59.

Page 35: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

19

Perbedaan ulama yang menghasilkan banyak pandangan atau pendapat

sebagai alternatif untuk memilih sebuah pendapat yang sesuai dengan kondisi

suatu kelompok atau seseorang.32

Seperti zakat yang juga menghasilkan beberapa

pandangan ataupun pendapat dari kalangan para ulama, seperti yang telah

dijelaskan di atas.

D. Syarat-Syarat Zakat Harta Kekayaan Yang Wajib Terkena Zakat

Menurut para ahli hukum Islam yang diperjelas oleh Yusuf Qardawi, ada

beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kewajiban zakat dapat dibebankan pada

harta kekayaan yang dimiliki oleh seorang muslim, yaitu pemilikan yang pasti

atau milik penuh, berkembang, melebihi kebutuhan pokok, bebas dari hutang/sisa

hutang, mencapai nishab, berlaku satu tahun.

Keenam syarat harta yang disebutkan di atas yang wajib dikeluarkan

zakatnya tersebut adalah satu kesatuan yang bersifat kumulatif dan mutlak, artinya

apabila hilang atau tidak terpenuhi salah satu syarat maka zakat tidaklah wajib

atas harta kekayaan tersebut.33

Adapun syarat benda zakat, antara lain:

1. Syarat benda yang wajib dikeluarkan zakatnya

a. Makanan pokok, ialah yang menguatkan di suatu Negara (menurut para

jumhur ulama,pedapat ini yang dianggap paling shaih).

b. Menguatkan dirinya.

c. Boleh memilih diantara jenis-jenis tersebut, dalam hal ini seperti beras,

gandum, kacang kedelai, kurma kering, sagu, biji-bijian, dan lain-lain

(Qardhawi, 1991:952).

32

Muammar Bakry, “Pengembangan Karakter Toleran Dalam Problematika Ikhtilaf

Mazhab Fikih”, Al-Ulum 14, no. 1 (2014): h. 186. 33

Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT Grasindo, 2007), h.

15-18.

Page 36: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

20

2. Syarat benda yang dikeluarkan untuk zakat

a. Hendaklah berlebih dari kebutuhan-kebutuhan penting/vital untuk seseorang,

seperti: pakaian, tempat kediaman, makan, kendaraan serta sarana untuk

mencari nafkah.

b. Berlangsung selama satu tahun masa/tahun hijrah, awal mulanya dihitung saat

memiliki nishab, dan harus cukup satu tahun penuh. Namun jika terjadi

kekurangan ditengah tahun, lalu kembali cukup maka awal mulanya tahun

dihitung dari saat cukupnya itu (sabiq, 1982: 22)

E. Syarat Zakat Pertanian

Berikut ini, beberapa syarat zakat yang umum:

a. Islam

b. Baligh dan berakal

c. Harta tersebut milik penuh, bukan termasuk piutang, akan tetapi harta yang

diutangkan digabung dengan harta yang ada di rumah mencapai nisab.

d. Sudah mencapai satu Tahun, selain zakat tanaman.34

Selain syarat-syarat umum di atas, berikut ini syarat yang bersifat

khusus, sebagai berikut:

Menurut Hanafiyah ada 3 syarat khusus dalam kewajiban zakat

pertanian

- Hasil panen tersebut bukan dari tanah yang terkena pajak

- Harus ada hasil panen yang dihasilkan, jika tidak maka tidak wajib zakat,

baik tanah yang terkena pajak ataupun kewajiban zakat saja.

- Hasil panen yang dipanen merupakan suatu tanaman yang sengaja ditanam,

tidak dari tanaman yang tumbuh sendiri ataupun tumbuh dengan liar.

34

Heri Sugianto, “Analisi Pendapat Empat Mazhab Tentang Zakat Fitrah Dengan Uang

Tunai”, Sksipsi (Lampung: Fak. Syariah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung, 2017), h. 31

Page 37: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

21

Mereka berpendapat, bahwa tidak wajib sampai nisab, akan tetapi wajib

dikeluarkan 10% atau 5% dari hasil panen yang banyak ataupun sedikit.

Dikalangan Malikiyah, mereka menentukan 2 syarat khusus, sebagai berikut:

- Hasil panen itu, harus berupa biji-bijian, antara lain makanan pokok dan buah-

buahan menurut mereka yaitu kurma, zaitun, dan anggur.

- Hasil panen tersebut harus sampai satu nishab ialah 5 wasaq atau setara dengan

653 kg. Satu wasaq yaitu 60 sha‟dengan hitungan sha‟ Rasulullah saw, ialah 12

kwintal anadalusia.35

Menurut ulama-ulama syafi‟iyah, mereka menambahkan 3 syarat

khusus, sebagai berikut:

- Hasil dari panen harus berupa makanan pokok dan bisa disimpan dalam

jangka waktu yang relatif lama untuk cadangan makanan pokok.

- Hasil panen harus sampai nishab dengan sempurna.

- Untuk tanah yang menghasilkan panen harus memiliki pemilik yang jelas.

Menurut ulama-ulama hanbali, mereka menambahkan 3 syarat khusus,

sebagai berikut:

- Hasil panen bisa disimpan lama serta awet.

- Harus sampai dengan nishab.

- Dimiliki oleh seseorang yang merdeka sampai jatuh tempo.36

35

Abd Wahed, Aplikasi zakat Sira’ah (pertanian): pada masyarakat daerah aliran

saluran kiri cekdam samiran proppo pamekasan, (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2017). H.

12. 36

Abd Wahed, Aplikasi zakat Sira’ah (pertanian): pada masyarakat daerah aliran

saluran kiri cekdam samiran proppo pamekasan, h. 13

Page 38: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

22

F. Kriteria yang boleh dan tidak boleh menerima zakat

1. Orang-orang yang berhak menerima zakat

Yang berhak menerima zakat fitrah adalah sama seperti mereka yang

berhak menerima zakat wajib yang disebutkan dalm al-qur‟an. Namun, kaum

fakir miskin lebih berhak didahulukan daripada yang lainnya.37

Penyaluran zakat harus benar-benar diperhatikan kepada siapa zakat

tersebut diberikan. Berikut ini merupakan golongan orang-orang yang memiliki

hak menerima zakat yang tertuang di dalam surah At-Taubah: 60, yaitu:

Artinya: “Sesungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajibab dari Allah. Allah itu maha mengetahui, maha bijaksana.

a) Fakir (Fuqaraa‟) dan Miskin (masakiin)

Seorang fakir miskin keduanya merupakan golongan orang yang berhak

menerima zakat karena keduanya dibawah standar dalam memenuhi kebutuhan

hidup mereka.

37

Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, Al-jami’ fil fiqhi An-Nisa, (Cet.11; Jakarta Timur:

Pustaka Al-kautsar, 2016), h. 317.

Page 39: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

23

b) Amil (pengelola zakat)

Amil adalah orang yang diberi kepercayaan untuk mengelola zakat,

mengumpulkan zakat dan menyalurkan zakat tersebut kepada orang-orang yang

berhak menerima zakat. Seorang amil harus memiliki syarat-syarat tertentu

untuk dapat menjadibamil yang dipercaya, yaitu:

- Harus Islam

- Balihg dan berakal

- Jujur

- Ikhlas

- Paham tentang hukum zakat.

c) Mu‟allaf

Mu‟allaf yaitu orang yang menyatakan dirinya masuk ke dalam Islam

setelah bersyahadat. 38

d) Al-Riqab

Riqab merupakan bentuk jamak dari taqabah, di dalam al-qur‟an yang

dimaksud yaitu budak. Mayoritas ulama berpendapat bahwa riqab merupakan

mukatibun (jamak dari mukatib), adalah budak yang membeli dirinya sendiri

dari tuannya pada waktu yang sudah ditentukan dengan harta sehingga ia

menjadi orang yang merdeka.

Sebagian ulama mengatakan: “fii al-riqab” merupakan seseorang membeli

seorang budak dengan dana zakat hartanya, dan ia memerdekakan budak

tersebut. Atau pemerintah membeli budak dari dana zakat lalu

memerdekakannya. Demikian pendapat Ibn Abbas, dan ini merupakan pendapat

38

Rini Andriawati, “Penyaluran Zakat Fitrah ,Menurut Posisi Fiqih Di Desa Simpang

Babeko Kabupaten Bungo”, Skripsi (Jambi: Fak. Syari‟ah UIN Sultan Thaha Saifuddin, 2018), h.

16.

Page 40: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

24

yang masyhur dari Imam Malik, Imam Ahmad, dan Ishhaq. (Fiqh Al-Zakat

2/616-617).

e) Gharim (orang yang memiliki utang)

Gharim adalah orang-orang yang memiliki utang dan tidak bisa melunasi

utang-utangnya tersebut. Gharim termasuk ke dalam orang yang berhak

menerima zakat dengan maksud zakat yang dia terima dapat digunakan untuk

membayar utang-utangnya dengan syarat dia berutang bukan untuk

kemaksiatan. Akan tetapi jika utang mereka hanya digunakan untuk berbuat

maksiat, maka boleh ditunda diberikan sebelum dia benar-benar bertaubat. 39

f) Sabilillah (orang yang berjuan dijalan Allah)

Adalah orang-orang yang melakukan jihad untuk membela agama Allah

dengan cara perang, orang-orang tersebut berhak menerima zakat dengan

maksud untuk dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam

perang mulai dari bekal sampai alat-alat untuk perang. Selain itu, zakat yang

diberikan juga dapat dijadikan nafkah bagi keluarga yang ditinggal ke Medan

perang.

g) Ibnu Sabil

Yaitu seseorang yang sedang melakukan perjalan jauh dan

kehabisan bekal atau ongkos dalam perjalanan. Termasuk orang yang berhak

menerima zakat dengan maksud untuk dapat digunakan sebagai bekal kembali

ke rumahnya. 40

39

Noor Aflah, Arsitektur Zkat Indonesia: dilengkapi kode etik amil zakat Indonesia,

(Cet.1; Jakarta: UI-Press, 2009), h. 188-189 40

Rina Ulfatul Hasanah, Buku Pintar Muslim Dan Mulimah Diakses Dari

https://books.google.co.id/books?id=8WbSDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=buku+pintar+

muslimah&hl=ban&sa=X&ved=2ahUKEwjp-

tmq8vPsAhXSAnlKHZqBBIMQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=buku%20pintar%20musli

mah&f=false, Pada Tanggal 2 November 2020.

Page 41: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

25

Dan apabila seseorang tidak ingin mengeluarkan zakat-nya, maka

orang tersebut akan merasakan panasnya api neraka. Seperti terdapat dalam

surah At-Taubah ayat 35:

Terjemahannya: “ingatlah pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam

neraka jahannam, lalu denga itu disetrika dahi, lambung, dan punggung mereka

(seraya dikatakan) kepada mereka,” inilah harta benda mu yang kamu simpan

untuk diriu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari ) apa yang kamu simpan itu.”

2. Yang tidak berhak menerima zakat

Sebagaimana telah dijelaskan, orang-orang yang berhak menerima zakat di

atas, dan orang-orang yang tidak berhak menerima zakat, yaitu:

a. Orang kaya dengan harta, atau kaya dengan usaha dan penghasilan.

b. Keturunan Rasulullah Saw.

c. Orang dalam tanggungan yang berzakat, artinya orang yang berzakat tidak

boleh memberikan zakatnya kepada orang yang dalam tanggungannya

dengan nama fakir atau miskin, sedangkan mereka mendapatkan nafkah yang

mencukupi.

d. Orang yang tidak beragama Islam, karena pesan Rasulullah Saw. Kepada

mu‟az sewaktu ia diutus ke negeri yaman. Beliau kepada mu‟az,

“Beritahukanlah kepada mereka (umat Islam),” diwajibkan atas mereka zakat.

Page 42: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

26

Zakat itu diambil dari orang kaya dan diberikan kepada orang fakir di antara

mereka” (Mughniyah, 2008: 197).41

G. Hasil – hasil Pertanian Yang Wajib Zakat

Apabila zakat tanaman serta buah-buahan yang diwajibkan berdasarkan

al-qur‟an, hadis, dan logika. Seperti yang dikatakan oleh para ulama, oleh karena

itu timbul sebuah pertanyaan tentang hasil pertanian yang mana saja terkena wajib

zakat sebesar 10% atau 5% tersebut, apakah semua atau hanya sebagian saja.

Berikut ini diskusi para ulama:

1. Ibnu Umar dan Segolongan ulama salaf: zakat wajib atas empat jenis

makanan

Ibnu umar dan sebagian tabi‟indan juga sebagian ulama setelah

berpendapat bahwa zakat hanya wajib untuk dua jenis biji-bijian, ialah gandum

(hintah) dan juga sejenis gandum lain. Serta dua jenis buah-buahan, yaitu kurma

dan anggur.42

Hal ini berdasarkan riwayat dari sumber Ahmad, Musa bin

Thalhah, Hasan, Ibnu Sirin, Sya‟bi, Hasan bin Salih, Ibnu Abi Laila, Ibnu

Mubarak, Abu Ubaid, dan disahkan oleh Ibrahim serta Zad Zara.

2. Malik dan Syafi‟i: zakat atas seluruh makanan dan yang dapat disimpan

Menurut Malik dan Syafi‟I, zakat wajib untuk segala makanan yang

dikonsumsi dan disimpan, bijian dan buahan yang kering seperti gandum,

jagung, padi, dan sebagainya. Maksud dari makanan yaitu sesuatu yang

dijadikan makanan pokok oleh manusia ketika normal bukan dalam masa luar

biasa. Oleh sebab itu, menurut pendapat mazhab Maliki dan Syafi‟i, pala, kemiri,

badam dan sebagainya tidak wajib dikeluarkan zakatnya, meskipun dapat

disimpan sebab tidak menjadi makanan pokok masusia. Begitu pun dengan

41

Qodariah Barkah, dkk., Fikih Zakat, Sedekah, Dan Wakaf, (Cet. 1; Jakarta:

Prenadamedia Group, 2020), h. 56. 42

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 332.

Page 43: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

27

jambu, delima, buah kayu, dan sebagainya tidak wajib dikeluarkan zakatnya,

sebab tidaklah kering dan disimpan.43

3. Pendapat Ahmad tentang semua yang kering, tetap, dan ditimbang.

Pendapat Ahmad yang beragam, yang terpenting dan terkenal merupakan

yang terdapat di dalam al-mughni “zakat wajib atas bijian dan buahan yang

mempunyai sifat ditimbang, tetap, dan kering yang menjadikan perhatian

manusia apabila tumbuh ditanahnya, seperti makanan pokok yaitu, gandum,

padi, jagung, sorgoum; kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang polong,

kedelai, dan hindi; berupa bumbu-bumbuan sepertijintah putih dan jemuju;

berupa biji-bijian, yaitu rami, mentimun, dan juga kundur. Termasuk juga buah-

buahan yang memiliki sifat yang disebutkan di atas, tetapi semua buah-buahan,

yaitu buah persik, jambu, per, apricot, tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Sama

halnya dengan sayuran, yaitu mentimun, lobak, wprtel, dan sepedas. Oleh karena

itu Ahmad tidak mempersyaratkan harus mempunyai unsur “ditanam dengan

sengaja”, seperti mazhab sebelumnya.

4. Abu Hanifah: semua hasil tanaman

Menurut Abu Hanifah bahwa semuaa hasil tanaman, seperti yang telah

dimaksudkan untuk mengeksploitasi dan memperoleh penghasilan atas

penanamannya, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 10% atau 5%. Oleh sebab

itu dikecualikannya ganja, bambu.44

H. Pembagian zakat secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi

Pembagian zakat ataupun shadaqah akan lebih baik secara terang-

terangan agar kiranya dapat menjadi contoh yang menarik, sehingga banyak orang

yang mengikuti mengeluarkan zakat-nya. Tetapi jika pembagian itu dirahasiakan

43

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 332-333 44

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 333-336

Page 44: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

28

atau disembunyikan yang tidak terlihat oleh masyarakat ramai maka akan lebih

baik juga agar muzakki (orang yang mengeluarkan zakat) akan ikhlas dalam

amalnya.

Dalam pelaksanaannya diserahkan kepada pembaginya, namun

pembagian zakat secara ramai-ramai dengan jalan para fakir miskin dikumpulkan

dalam suatu tempat bahkan dengan antrian panjang dianggap memberatkan dan

menyukarkan serta merendahkan mereka, jalan lain harus dicari yang dianggap

lebih baik.45

I. Nisab dan kadar zakat pertanian

Kadar wajib zakat adalah satu sha’ (setara dengan empat mud,

sedangkan satu mud setara dengan dua tapaktangan seorang laki-laki sedang),

berupa gandum, kurma, anggur, keju, kismis, beras, jagung, dan makanan pokok

lainnya46

. Akan tetapi Abu Hanifah membolehkan membayar zakat fitrah dengan

harta lain yang nilainya sesuai. Ia berkata, “jika seseorang mengeluarkan zakat

fitrah dari gandum, ia cukup mengeluarkan setengah sha’.”

Abu Aaid al-khudri berkata, “ketika kami semasa dengan Rasulullah,

kami mengeluarkan zakat fitrah untuk anak kecil, orang besar, orang merdeka,

dan budak sebesar ssatu sha’ makanan, satu sha’ keju, satu sha’ gandum, satu

sha’ kurma, dan satu sha’ anggur kering. Kami selalu mengeluarkan zakat fitrah

seperti itu hingga Muawiyah datang ketika ia melaksanakan ibadah haji atau

umrah. Ia berkata dihadapan banyak manusia dari atas mimbar. Di antara

perkataannya adalah “sesungguhnya aku memandang setengah sha’ gandum sama

dengan satu sha’ kurma.‟ Kemudian orang-orang mengikuti pandangan Muawiyah

ini. Adapun aku masih selalu mengeluarkan zakat fitrah sebesar satu sha’”.

45

Syukri Ghozali, dkk., Pedoman Zakat 9 Seri, (Jakarta: Proyek Pembinaan Zakat dan

Wakaf, 1989), h. 159. 46

Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Fikih Sunnah Sayyd Sabiq, (Cet. 1; Jakarta

Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2013), h. 225.

Page 45: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

29

Tirmidzi berkata “Demikian para ulama telah mengamalkan. Mereka

berpendapat bahwa zakat fitrah dari segala jneis makanan adalah satu sha’. Hal itu

juga merupakan pendapat Syafi‟I dan Ishaq”. Sebagian ulama berkata, “zakat

fitrah dari segala jenis makanan adalah satu sha’, kecuali gandum burr karena

gandum burr cukup setengah sha’ untuk zakat fitrah. Hal itu merupakan pendapat

Sufyan, Ibnu Mubarak, dan para ulama kufah.”47

Zakat pertanian tidaklah diwajibkan apabila belum mencapai nisab,

berikut ini nisabnya, yaitu: 5 wasaq atau setara dengan 653 kg gabah, apabila hasil

pertanian tersebut merupakan makanan pokok yaitu beras, gandum serta kurma.

Akan tetapi, jika selain dari makanan pokok seperti buah-buahan, daun, sayur-

sayuran ataupun bunga, oleh karena itu nisabnya setara dengan makanan pokok

pada umumnyadi daerah tersebut. Sesuai dengan hadis Rasulullah saw.

“Tidak wajib zakat pada kurma yang kurang dari 5 wasaq”.

(HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud).

Apabila di hitung dalam kg didapatkan rumusan, yaitu:

1 wasaq = 60 sha‟

1 sha‟ = 2.176 kg

Maka 5 wasaq = 5 x 60 x 2,176 = 652, 8 kg.

Adapun menurut perhitungan yang telah ditetapkan oleh Departemen

Agama, ialah 5 wasaq = 750 kg beras atau 1.350 kg gandum kering.48

F. Hikmah dan Manfaat Zakat

1. Membersihkan jiwa dari penyakit kikir bakhil bila penyakit ini menguasai

jiwa seseorang, ia tidak mampu melepakan diri darinya.

47

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah (Cet. 1; Jakarta: PT Pustaka Abadi Bangsa, 2017), h. 184-

185. 48

Mufidah Kurniasari, “Pelaksanaan Zakat Hasil Pertanian di Kalangan Petani Muslim:

studi kasus kampung Baru kecamatan Tanjunganom kabupaten Nganjuk”, Skripsi (Malang: Fak.

Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim, 2017), h. 29.

Page 46: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

30

2. Bahagia dunia akhir yaitu berupa hartanya bertambah dan berkah, karena orang

yang menginfakkan sebagian hartanya akan dilipat gandakan oleh Allah SWT.49

3. Sebagai pilar amal bersama (jama‟i) antara orang-orang kaya yang bercukupan

hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad

dijalan Allah.

4. Untuk memasyaratkatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukanlah

membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang

lain dari harta kita yang kita usahakan dengan baik dan benar sesuai dengan

ketentuan Allah Swt.

5. Untuk sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu

instrumen pemerataan pendapatan.50

49

Basyirah Mustarin, “Urgensi Pengelolaan Zakat Terhadap Peningkatan Perekonomian

Masyarakat”, jurisprudentie 4, no. 2 (2017): h. 90. 50

Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern (Cet. 1; Jakarta: Gema Insani,

2002), h. 10-15.

Page 47: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam ini yaitu penelitian kualitatif atau

lapangan. Penelitian kualitatif merupakan pengumpulan data pada suatu latar

alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti

adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan

secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi51

.

2. Lokasi penelitian

Berdasarkan jenis penelitian kualitatif, tentunya penelitian ini yaitu

penelitian lapangan yang dilakukan di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya

Kabupaten Gowa.

B. Metode pendekatan

Dalam penelitian ini, ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu:

1. Pendekatan Yuridis Normatif

Pendekatan yuridis normatif, adalah pendekatan yang dilakukan dengan

cara menelah kaidah-kaidah atau norma-norma, aturan-aturan yang berhubungan

dengan masalah yang akan dibahas52

.

51

Albi Anggito dan Johan Setiawan, metodologi penelitian kualitatif, (Cet. 1; Jawa Barat:

CV Jejak, 2018), h. 8. 52

Ika Dewi Sartika Saimima, Rekonstruksi Pidana Restitusi Dan Pidana Kurungan

Pengganti Dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang, (Cet.1; Yogyakarta: CV Budi Utama,

2020), h. 7.

Page 48: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

31

2. Pendekatan sosiologis

Pendekatan sosiologis adalah pendekatan yang menggunakan berbagai

metode pengumpulan data, seperti pengamatan, wawancara, metode analisi life

history, dan metode-metode lainnya.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ada dua sumber data yang digunakan, yaitu:

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di

lokasi penelitian atau objek penelitian. Data penelitian ini diambil dengan teknik

wawancara atau interview pada masyarakat guna memperoleh informasi tentang

potensi zakat pertanian di desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber

sekunder dari data yang kita butuhkan53

, dari beberapa kajian pustaka seperti

buku-buku, jurnal, dan referensi yang lainnya.

D. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu:

1. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan beberapa indra

perasa yang ada pada diri peneliti. Oleh karena itu dalam menggunakan teknik

dipelukan kecermatan dan ketelitian, agar data yang diperoleh akurat atau

valid.54

53

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan

Public Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Cet. 9; Jakarta: Kencana, 2017), h. 132. 54 Radita Gora, Riset Kualitatif Public Relations, (Surabaya: CV. Jakad publishing, 2019), h.

255.

Page 49: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

32

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan yang langsung direncanakan antara

pewawancara dan yang diwawancarai untuk memberikan atau menerima

informasi tertentu.

3. Dokumentasi

Dokumentsi adalah salah satu metode yang penting dalam penelitian

kualitatif. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis atau dokumen yang

ada pada subjek/responden atau tempat, dimana subjek atau responden bertempat

tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya.55

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah pedoman wawancara,

yaitu untuk mendapat informasi dan memperoleh data secara sistematis, peneliti

sendiri serta kamera yang dijadikan sebagai alat untuk merekam dan menyimpan

bahan penelitian.

F. Teknik Pengelolaan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengelolaan

Editing merupakan kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan. Proses editing yang paling baik yaitu dengan

teknik silang, artinya seorang peneliti atau field worker memeriksa hasil

pengumpulan data penelitian lain dan sebaliknyaa pada suatu kegiatan penelitian

tertentu.

55

Mardawani, Praktis Penelitian Kualitatif: teori dasar dan analisis data dalam

prespektif kualitatif, (Cet. 1; Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020), h. 59.

Page 50: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

33

2. Analisis Data

Dalam analisi data, peneliti mengunakan cara yang dikemukakan oleh S.

Nasution, yaitu:

- Reduksi data, adalah menyederhanakan data ke dalam konsep, klasifikasi dan

ciri-ciri yang melekat pada dirinya.

- Sajian data, adalah proses uraian data dalam bentuk penjelasan verbal.

- Pengambilan kesimpulan, adalah penyimpulan temuan lapangan yang

selanjutnya dikonfirmasikan dengan teori yang relevan yang nantinya akan

menghasilkan temuan teoritis.56

G. Pengujian Keabsahan Data

1. Display

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja. Disajikan dalam bentuk display grafik,

bagan, dan uraian singkat sesuai pokok penelitian.

2. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau pembanding terhadap data itu.

56

Abd Wahed, Aplikasi Zakat Zira’ah (Pertanian) Pada Masyarakat Daerah Aliran

Saluran Kiri Cekdam Samiran Proppo Pamekasan, (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2017), h.

39.

Page 51: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

34

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa

1. Deskripsi wiliyah Penelitian

Desa Bissoloro adalah salah satu desa yang berada dalam wilayah

Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Dengan posisi kordinator

bujur119.613014 dan kordinator lintang -5.358165. Berikut adalah batas-batas

wilayah pemerintahan Desa Bissoloro, yaitu:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pattalikang dan Desa Tanah

Karaeng kecamatan Manuju

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Batumalonro kecamatan Biring

Bulu

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rannaloe dan Desa Buakkang

d.Sebelah Barat berbatasan Dengan Kabupaten Takalar57

Adapun jarak Desa Bissoloro dengan ibu kota kabupaten, dapat ditempuh

melalui perjalanan darat kurang lebih 40 km. kondisi jalan poros Bissoloro yang

masih berupa jalan konstruksi lapen dengan kondisi rusak parah mengakibatkan

butuh waktu yang cukup lama, jika ditempuh dengan kendaraan bermotor kurang

lebih 60 menit. Sedangkan jarak pusat desa Bissoloro dengan ibu kota kecamatan

yang di tempuh melalui perjalanan darat kurang lebih 28 km, kondisi ruas jalan

poros desa yang dilalui berupa jalan konstruksi lapen dengan kondisi yang rusak

parah mengakibatkan waktu yang ditempuh kurang lebih 50 menit.

Luas wilayah di Desa Bissoloro yaitu 2539,32 Ha(27,2km, terdiri atas

20% berupa pemukiman dan 80% berupa daratan yang digunakan oleh warga

setempat sebagai lahan pertanian,perkebunan dan perhutanan. Di Desa Bissoloro

57

Profil Desa Bissoloro

Page 52: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

35

mengalami pergantian 2 musim setiap tahunnya, yaitu musim hujan dan musim

kemarau. 58

Desa Bissoloro adalah wilayah yang berpotensial untuk pertanian

seperti, bercocok tanam padi dan jagung, serta baik untuk peternakan sapi,

unggas, dan lain sebagainya. Hal ini didukung dengan luas area persawahan,

hutan dan kondisi geografis. Selain itu, dukungan dari pemerintah setempat

untuk mengembangkan pertanian dan peternakan diwujudkan dalam bentuk

memberikan bantuan kepada masyarakat dengan memberikan pupuk dan bibit

jagung melalui kelompok tani yang dikordinir oleh Gapoktan, walaupun masih

minim dan belum merata kepada seluruh masayrakat Desa Bissoloro.

Desa Bissoloro terdiri dari 6 Dusun, yaitu Dusun Bontotangnga, Dusun

Bissoloro, Dusun Masago, Dusun Pannyambeang, Dusun Prangkantisang, dan

Dusun Tokka. Jumlah penduduk di Desa Bissoloro pada tahun 2020 sebanyak

2.717 jiwa dari 664 kk (kartu keluarga). Berikut rincian data setiap Dusun:

Tabel 1

Jumlah penduduk berdasarkan setiap Dusun di Desa Bissoloro tahun

2020.

No. Nama Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah Kk (kartu

keluarga)

1. Dusun

Bontotangnga

158 170 328 93

2. Dusun Bissoloro 278 299 577 145

3. Dusun Masago 167 191 358 86

4. Dusun

Pannyambeang

277 290 568 136

58

Profil Desa Bissoloro

Page 53: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

36

5.

Dusun

Prangkantisang

147

167

314

75

6. Dusun Tokka 268 304 572 129

Jumlah 1.296 1.421 2.727 664

Sumber: profil Desa Bissoloro

Tabel 2

Jumlah penduduk berdasarkan umur

Klp.Umur

(Tahun)

Dusun

Bontotang

nga

Dusun

Bissolor

o

Dusun

Masago

Dusun

Pannyambe

ang

Dusun

Parangka

ntisang

Dusun Tokka

LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR

0-1

Tahun 2 3 6 8 1 2 3 4 3 5 4 4

2-4

Tahun 4 6 13 15 3 5 6 9 7 8 15 15

5-7

Tahun 13 14 15 17 12 13 7 8 10 11 20 21

8-12

Tahun 17 18 32 35 14 17 18 20 10 10 25 26

13-15

Tahun 17 17 26 29 14 16 15 17 15 16 25 20

16-20

Tahun 14 14 20 20 11 12 16 16 11 14 16 16

21-25

Tahun 25 23 38 40 19 17 21 22 11 12 13 14

26-35

Tahun 32 33 41 48 25 27 30 32 13 14 26 27

36-50

Tahun 29 30 49 53 20 23 36 42 12 14 29 29

51-65

Tahun 23 23 36 40 16 20 20 24 8 10 21 21

65 keatas 6 6 10 11 6 8 23 15 9 8 18 20

Jumlah 182 18

7

28

6 314 141 160 195 219

10

9

12

2 212 213

Page 54: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

37

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk setiap dusun

berbeda-beda. Di dusun Bissoloro memiliki penduduk paling banyak dan Dusun

Parangkantisang memiliki penduduk paling sedikit.

2. Sejarah Desa Bissoloro

Kare kanja putra dari Dampang Bulo-bulo diperintahkan untuk menjadi

kare di Bissoloro dalam menjalankan pemerintahan pada suatu ketika sombaya ri

Gowa yang ke-5 datang mengunjungi kampoeng tersebut, setiba di kampung

tersebut Sombaya bertanya “apa namanya kampong ini?” pada saat itu kampung

ini belum mempunyai nama, maka diberikanlah nama Bissoloro oleh Sombaya

yang berarti Nisolori.

Bissoloro adalah sebuah kampung pejuang dan ini bisa dilihat dari

sejarahnya bahwa ada tiga orang asal Bissoloro yang peranah diasingkan ke pulau

Jawa karena melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda dan tidak mau

diperintah oleh penjajah sehingga dijatuhi hukuman lebih dari 10 tahun penjara,

namun baru menjalani empat tahun tahun masa tahanan, bangsa Indonesia telah

merdeka yang ditandai dengan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI dan

Ir. Soekarno pada tanggal 17 agustus 1945, sehingga pada itu semua tawanan

dibebaskan tanpa syarat termasuk ketiga orang asal Bissoloro yang kemudian

dipulangkan ke Sulawesi.

Setelah Indonesia merdeka, Bissoloro merupakan sebuah Dusun dari

sebuah Desa yang bernama Batumalonro yang singkatan dari Baturappe, Malonjo,

dan Bissoloro. 31 oktober 1989 Bissoloro yang sebelumnya menjadi salah satu di

Desa Batumalonro Kecamatan Bungaya sudah menajdi Desa persiapan dibawah

pimpinan Kepala Desa dari anggota TNI yang bernama La Jusman.59

59

Profil Desa Bissoloro

Page 55: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

38

September 1994 Desa persiapan Bissoloro berubah menjadi Desa

Bissoloro yang defenitif, sehingga dilakukanlah pemilihan kepala Desa pertama

sepanjang sejarah secara langsung dipilih oleh masyarakat. Adapun calon pada

saat itu adalah Lajusman dan Drs. Abd Rahman, dan yang terpilih sebagai kepala

Desa adalah Drs. Abd Rahman yang merupakan putra asli desa Bissoloro. Sejak

terbentuk Desa Bissoloro secara resmi, telah banyak pembangunan yang

dilaksanakan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

3. Pemerintahan Desa Bissoloro

Pembagian wilayah Desa

Wilayah Desa Bissoloro terdiri dari 6 (enam) dusun seperti yang dijelaskan

di deskripsi wilayah Desa Bissoloro. Setiap dusun dipimpin oleh Kepala dusun

sebagai delegasi dari kepala Desa di Dusun tersebut. Pusat Desa Bissoloro terletak

di Dusun Bissoloro.60

Pembagian wilayah Desa Bissoloro tersaji dalam table

berikut:

Tabel 3

No. Pembagian wilayah Jumlah Keterangan

1. Dusun Bontotangnga

Jumlah RW 2

Jumlah RT 4

2. Dusun Bissoloro

Jumlah RW 3

Jumlah RT 6

3. Dusun Masago

Jumlah RW 2

Jumlah RT 4

60

Profil Desa Bissoloro

Page 56: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

39

4. Dusun Pannyambeang

Jumlah RW 3

Jumlah RT 6

5. Dusun Parangkantisang

Jumlah RW 2

Jumlah RT 4

6. Dusun Tokka

Jumlah RW 2

Jumlah RT 4

Sumber: profil Desa

4.Kondisi ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan keagamaan di Desa

Bissoloro

a. Aspek Ekonomi

Desa Bissoloro mempunyai potensi yang baik di bidang industri

pertanian, kehutanan dan peternakan, sehingga bisa meningkatkan taraf

perekonomian dan pendapatan masyarakat. Pada umumnya, penduduk atau

masyarakat Desa Bissoloro bermata pencaharian sebagai petani seperti pertanian

sawah dan kebun yang mana dihasilkan adalah padi dan jagung.61

Tabel. 4

Mata pencaharian penduduk Desa Bissoloro

No. Jenis Mata

Pencaharian

Jumlah

1. Petani 1.045 jiwa

2. Pedagang 28 jiwa

61

Profil Desa Bissoloro

Page 57: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

40

3. TNI 4 jiwa

4. Sopir 12 jiwa

5. Tenaga Honorer/Kontrak 31 jiwa

6. PNS 17 jiwa

7. Pensiunan TNI/PNS 2 jiwa

8. Belum bekerja/tidak bekerja 1.016 jiwa

9. Lain-lain 562Jiwa

Sumber: Profil Desa Bissoloro

b. Aspek Agama

Dalam segi aspek agama, seluruh masyarakat Desa Bissoloro beragama

Islam. Hal ini dapat di lihat dari profil Desa Bissoloro yang merupakan data

jumlah penduduk pemeluk agama, yaitu:

Tabel. 5

Agama di Desa Bissoloro

No. Agama Jumlah

1. Islam 2.717 jiwa

2. Hindu 0

3. Kristen Protestan 0

4. Budha 0

5. Katolik 0

Sumber: Profil Desa Bissoloro

Adapun dalam menjalankan ibadah di desa Bissoloro, tidak terlepas

dari sarana prasarana ibadah yang disediakan oleh pemerintah, yaitu:

Page 58: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

41

Tabel. 6

Sarana ibadah di Desa Bissoloro

No. Sarana Ibadah Jumlah

1. Masjid 8

2. Mushollah 1

3. Gereja 0

4. Pura 0

5. Wihara 0

6. Klenteng 0

Jumlah 9

Sumber: Profil Desa Bissoloro

c. Aspek Pendidikan

Adanya fasilitas pendidikan yang memadai dan pemahaman masyarakat

akan pentingnya pendidikan formal ataupun non formal dapat mempengaruhi

tingkat pendidikan. Berikut adalah data pendidikan yang ada di Desa Bissoloro,

sebagai berikut:

Tabel.7

Tingkat Pendidikan

No. Tingkat pendidikan Jumlah

1. Belum sekolah 199 jiwa

2. Tamat SD/sederajat 452 jiwa

3. Tamat SMP/sederajat 171 jiwa

4. Tamat SMA/sederajat 51 jiwa

5. Sarjana/ Diploma 29 jiwa

6. Tidak Sekolah 153 jiwa

Sumber: Profil Desa Bissoloro

Page 59: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

42

d. Aspek sosial budaya

Masyarakat Desa Bissoloro memiliki kehidupan sosial budaya yang

masih kental di masyarakat, walaupun Desa Bissoloro sudah berkembang

menjadi desa yang lebh maju. Nilai-nilai budaya di kalangan masyarakat masih

kental dengan nilai budaya dari leluhur atau nenek moyang mereka. Dengan

adanya rasa mengahargai dan mengutamakan persaudaraan dibandingkan

kepentingan pribadi masing-masing menjadi bukti yang nyata, bahwa nilai-

nilai sosial masih terjaga sampai sekarang.62

Tabel. 8

Sarana prasarana Desa

NO SARANA JUMLAH SATUAN KETERANGAN

1 Kantor Desa

1 Unit Jiwa

2 Pustu / Posyandu

1 Unit Jiwa

3

Tempat Pemakaman

Umum

8 Unit Jiwa

4 POS Kamling

6 Unit Jiwa

5 TK / PAUD

1 Unit Jiwa

6 SD / Sederajat

2 Unit Jiwa

7 SMP / Sederajat

1 Unit Jiwa

8 SMA / Sederajat

1 Unit Jiwa

9 Jalan aspal penetrasi

19000 Meter Jiwa

10 Jalan rabat beton

300 Meter Jiwa

11 Jalan tani

8000 Meter Jiwa

12 Jalan sertu 100 Meter Jiwa

62

Profil Desa Bissoloro

Page 60: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

43

13 Jalan tanah

7000 Meter Jiwa

Page 61: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

44

Struktur Organisasi Pemerintah Desa

ABDUL GANI SIRIWA

KAUR

UMUM

KAUR

ADMINISTRAS

I

KAUR KEUANGAN

KASI

KESEJAHTERA

AN

KASI

PEMBANGUNA

N

KASI

PEMERINTAHAN

M. KASIM

SEKRETARIS

HASBULLAH

STAF KAUR

KEUANGAN

SRIDIANTI BURHANUDDI

N

ABD. RAHIM

KEPALA DESA BPD

BABINSA

BHABINKAMTIB

MAS

ABD. RAHMAN -

BAKRI

KEPALA DUSUN

MASAGO

KEPALA DUSUN

PANNYAMBEANG

KEPALA DUSUN PARANGKANTISANG

KEPALA

DUSUN TOKKA

KEPALA DUSUN

BONTO

KEPALA DUSUN

BISSOLORO

P DG.

NOMPO

T DG. NYAMPO H. MAROLLAH HAMZAH

ROLA

LION TALLI NASIR DG.

RAU‟

Page 62: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

45

B. Potensi Zakat Pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya

Kabupaten Gowa

Zakat adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap umat muslim.

sebagaimana perintah Allah untuk mengeluarkan zakat dari harta benda yang

dimiliki oleh seseorang. Dengan mengeluarkan zakat, maka akan membersihkan

diri seseorang, sehingga tidak ada lagi sifat kikir dan rakus. Seperti di Desa

Bissoloro yang setiap panen akan mengeluarkan zakat pertanian mereka, baik

dalam bentuk beras ataupun gabah (padi).

Zakat pertanian di Desa Bissoloro memiliki potensi yang besar terutama

dalam hal pertanian padi dan jagung. Berbagai jenis padi di tanam di desa ini,

mulai dari padi putih selebes, padi merah, padi putih jahera dan yang lainnya.

Sama halnya dengan jagung yang berbagai jenis di tanam sperti jagung bisi 2,

jagung bisi 18, jagung pertiwi, dan sebagainya. Padi yang didapatkan sekitar 30

sampai 80 karung. Untuk jagung sendiri, masyarakat panen minimal 3 ton sampai

8 ton jagung.

Selain tanaman padi dan jagung, mereka juga menanam berbagai jenis

sayuran, seperti kacang hijau, kacang panjang, labu, daun kacang dan lain-lain.

Tanaman buah-buahan seperti, durian, rambutan, pepaya, dan lain sebagainya.

1. Pengelompokkan Petani Desa Bissoloro

Jumlah petani yang ada di Desa Bissoloro sebanyak 1.045 jiwa, dengan

luas lahan yang berbeda-beda dan hasil panen pun berbeda dari setiap petani.

Berikut ini pengelompokkan petani di Desa Bisssoloro, berdasarkan dengan luas

lahan yang mereka miliki, yaitu:

Page 63: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

46

Tabel. 8

Pengelompokkan petani padi

Luas Sawah (Ha) Jumlah Petani Hasil (karung padi)

<0,50 20 orang <20 karung

0,50 95 orang 30 karung

0,75 150 orang 40 karung

1,0 300 orang 60 karung

>1,0 50 orang >80 karung

Tabel.9

Pengelompokkan petani jagung

Luas kebun (Ha) Jumlah Petani Hasil (kg jagung)

0,50 5 orang 2.000 kg

0,75 10 orang 3.000 kg

1,0 175 orang 5.000 kg

>1,0 230 orang >7.000 kg

Berdasarkan data pengelompokkan petani padi dan jagung di atas, dapat

disimpulkan bahwa masyarakat di Desa Bissoloro mayoritas petani walaupun

hasil yang didapatkan berbeda-beda. Dimana mereka mengandalkan hasil panen

padi mereka untuk dikelolah menjadi beras yang kemudian di konsumsi sehingga

tidak membeli beras lagi. Sedangkan untuk petani jagung, hasil dari panen jagung

Page 64: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

47

yang di dapatkan kemudian dijualkepada pedagang ataupun langsung ke gudang

jagung. Masyarakat setempat mengandalkan uang dari hasil penjualan jagung

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk membiayai sekolah anak

mereka.

2.Karakteristik Petani dan Hasil Tanaman pertanian di Desa Bissoloro

a. Daeng Nai

Daeng Nai adalah seorang PNS yang juga bertani, beliau berusia 45

Tahun. saat ini ia mengelolah kebun dan sawah yang berbeda lokasi, kebun Daeng

Nai memiliki luas lahan 2 Ha yang ditanam jagung, yang terletak di daerah

Mammeso Dusun Bontotangnga. Sedangkan sawah yang luasnya 1 Ha yang

ditanam padi, terletak di Dusun Masago yang mana kedua lahan tersebut adalah

miliknya sendiri. Sawah Daeng Nai di aliran dengan air hujan maka besar yang

dikeluarkan zakatnya adalah 10%.

Menurut Daeng Nai:

“Untuk di daerah Bissoloro sendiri panen satu kali dalam setiap

tahunnya, ada sekitar 3 ton gabah (padi) yang saya dapatkan dalam satu

tahun. Untuk zakat yang saya keluarkan sendiri sekitar 3 karung gabah

(padi), saya mengumpulkan zakat gabah di Imam dusun atau tokoh

Masyarakat kemudian nanti Imam Dusun yang memberikan kepada

Imam Desa yang akan menyalurkannya kepada Masyarakat yang

membutuhkan”.63

Dari pemaparan bapak Daeng Nai di atas, dapat disimpulkan bahwa

beliau panen hanya satu kali satu tahun saja dan ada sekitar 3 ton yang didapatkan.

63

Daeng Nai, Petani, wawancara, Desa Bissoloro, Kecamatan Bungaya, 18 Februari

2021.

Page 65: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

48

Masyarakat di Desa Bissoloro mengandalkan air hujan untuk tanaman padi

mereka, sebab daerah tersebut adalah daerah pegunungan.

Bapak Daeng Nai yang menanam padi merah dan jagung bisi 18 di

sawah serta kebunnya. Setelah panen beliau akan mengeluarkan zakat pada

tanaman padi-nya yang akan diberikan kepada tokoh masyarakat yang telah

ditunjuk oleh Imam Desa Bissoloro.

Daeng Nai setiap panen akan mendapatkan 3.000 kg atau sekitar 60

karung dengan harga jual Rp. 5000 /kg untuk beras merah. Dilihat dari hasil padi

yang didapatkan Daeng Nai, maka telah mencapai nisab zakat pertanian. Sehingga

jika dihitung rincian zakatnya, maka zakat pertaniannya sebagai berikut:

Nisab : 1.350 kg

Hasil Panen : 3.000 kg atau 60 karung

Harga Jual : Rp.12.000.000,-

Harga per kg padi : Rp. 12 000.000,-/ 3.000 kg

= Rp. 4.000,- per kg (padi merah)

Jadi zakat yang harus dikeluarkan Deang Nai sebesar Rp. 1.200.000,-

atau 300 kg gabah(padi).

Terkait dengan tanaman jagung, nisabnya di setarakan atau disamakan

dengan nisab padi, yaitu 1.350 kg gandum kering.

b. Daeng Taugi

Daeng Taugi adalah seorang petani, saat ini beliau berusia 55 Tahun.

beliau memiliki suami dan 2 anak dan tante. Setiap musim hujan tiba, maka ia

akan menggarap sawah miliknya setelah itu baru ia tanam padi. Karena Daeng

Taugi mengngandalkan air hujan, maka besar zakat yang ia keluarkan adalah 10%

dari hasil panen padinya.

Page 66: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

49

Menurut Daeng Taugi:

“saya dalam satu tahun panen satu kali, sekitar 70 karung yang

saya dapatkan untuk tahun ini. Saya hanya menanam beras putih saja,

ketika selesai panen padi saya langsung menanam jagung di sawah.

Jagung yang saya tanam adalah jagung bisi 18 karena kualitasnya bagus

dan sesuai untuk di desa ini. Saya biasa membayar zakat Imam Dusun,

kalau lagi banyak yang saya dapat, zakat yang dikeluarkan sekitar 2

karung namun jika sedikit maka zakatnya 1 karung saja”.64

Dari hasil wawancara dengan Daeng Taugi, dapat disimpulkan bahwa

sama halnya dengan bapak Daeng Nai sebelumnya jika hanya satu kali dalam

satu tahun saja mereka panen padi ataupun jagung. Setelah panen padi Daeng

taugi akan membayar zakat di Imam Dusun, karena ada 70 karung atau 3,5 ton

yang di dapatkan maka ia mengeluarkan zakatnya 2 karung.

Daeng Taugi menanam padi putih di sawah milikinya, setelah panen

beliau akan menanam jagung kembali di sawah dan kebunnya. Untuk zakat

jagung sendiri ia tidak mengeluarkan karena belum tau jika jagung juga

dikeluarkan zakatnya.

Daeng Taugi memiliki luas lahan sawah 2 Ha, setiap panen beliau akan

mendapatkan sekitar 70 karung padi putih dengan harga jual Rp. 3.500/kg.

dilihat dari padi yang didapatkan Daeng Taugi, maka sudah mencapai nisab

zakat pertanian. Sehingga jika dihitung rincian zakatnya, maka zakat

pertaniannya sebagai berikut:

Nisab : 1.350 kg

Hasil panen : 3.500 kg atau 70 karung

Harga jual : Rp. 12.250.000,-

Harga per kg padi : Rp. 12.250.000,-/3.500 kg

64

Daeng Taugi, Petani, Wawancara, Desa Bissoloro, Kecamatan Bungaya, 21 Februari

2021.

Page 67: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

50

= Rp. 3.500,-/kg (padi putih)

Jadi zakat yang harus dikeluarkan Deang Taugi sebanyak Rp.

1.225.000,- atau 350 kg gabah (padi).

Terkait dengan tanaman jagung, nisabnya disamakan dengan nisab padi,

yaitu: 1.350 kg gandum kering.

c. Daeng Pa‟ja

Daeng Pa‟ja adalah seorang petani yang sudah dari kecil mulai menanam

padi. Beliau mempunyai suami dan 1 orang anak yang sekarang kuliah di salah

satu kampus di makassar. Daeng Pa‟ja berusia 47 tahun, tidak hanya padi yang

beliau tanam tetapi beberapa tahun terakhir beliau juga menanam jagung bisi 18.

Jika sudah musim hujan tiba, maka Daeng Pa‟ja akan mulai menanam padi di

sawah miliknya bersama saudaranya. Karena mengandalkan air hujan, maka besar

zakat yang dikeluarkan adalah 10% .

Menurut Daeng Pa‟ja:

“saya dari kecil sudah menanam padi bersama orang tua, sebab jika

kami tidak menanam padi maka sulit untuk makan. Dari hasil panen padi

ini saya mendapatkan padi yang kemudian dikelolah menjadi beras.

Setelah panen baru saya mengeluarkan zakat di tokoh masyarakat yang

telah ditunjuk oleh Imam Desa. Besar zakat yang saya keluarkan

terkadang 1 bakul jika yang di dapatkan kurang banyak dan apabila

banyak maka saya mengeluarkan zakatnya sekitar setengah karung

sampai satu karung. Kalau zakat jagung jagung belum pernah saya

keluarkan karena saya belum tau soal itu”.65

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Daeng Pa‟ja, sudah dari kecil

menanam padi bersama orang tuanya. Terkait dengan zakat yang dikeluarkan,

65

Daeng Pa‟ja, Petani, Wawancara, Desa Bissoloro, Kecamatan Bungaya, 23 Februari

2021.

Page 68: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

51

tergantung dari seberapa banyak yang beliau dapatkan. Jika hasil yang di dapatkan

banyak tentu yang dikeluarkan zakatnya pun banyak dan sebaliknya jika hasil

yang didapatkan sedikit maka zakatnya pun sedikit seperti yang dipaparkan dalam

wawancara saya (penulis) dengan Daeng Pa‟ja (narasumber).

Daeng Pa‟ja memiliki luas lahan sawah kurang dari 1 Ha, beliau

menanam padi merah. Dalam satu tahun hanya satu kali panen, hasil yang

didapatkan pun tidak menentu. Jika pupuk yang tersedia banyak atau lancar yang

masuk di Desa Bissoloro tentu membuat kualitas padi pun bagus sehingga hasil

yang didapatkan banyak. Rata-rata hasil panen padi Daeng Pa‟ja sebanyak 30

karung . Dari hasil panen padi merah 30 karung atau 1.500 kg, maka sudah

mencapai nisab zakat pertanian. Sehingga rincian data zakatnya sebagai berikut:

Nisab : 1.350 kg

Hasil panen : 1.500 kg atau 30 karung

Harga jual : Rp.6.000.000,-

Harga per kg padi : Rp. 6.000.000/1.500 kg

= Rp. 4.000,- /kg (beras merah)

Jadi zakat yang harus dikeluarkan oleh Daeng Pa‟ja sebanyak Rp.

600.000,- atau 150 kg gabah(padi).

d. Daeng Tanning

Daeng Tanning berusia 40 Tahun, ia memiliki suami dan 2 orang anak.

Daeng Tanning adalah seorang petani, yang menanam jagung dan padi dikebun

dan sawah miliknya yang berada di Dusun Tokka. Tidak hanya memiliki sawah

di Dusun Tokka akan tetapi ia juga memiliki sawah di Dusun Masago

Page 69: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

52

Menurut Daeng Tanning:

“saya bersama suami menanam padi di sawah milik kami dan

menanam jagung di kebun, hasil yang kami dapat itu tidak selalu sama

setiap tahunnya, biasa 40 karung atau 50 karung. Jika lagi bagus padi

yang kita tanam maka yang di dapat pun akan banyak dan begitupun

sebaliknya. Kalau selesai panen di jemur di bawa sinar matahari dulu

sampai benar-benar kering baru setelah itu dikeluarkan zakatnya, yang

diberikan kepada tokoh masyarakat yang telah ditunjuk oleh Imam Desa.

Zakat yang biasa saya keluarkan tekadang 1-2 bakul”.66

Dari hasil wawancara dengan ibu Daeng Tanning, saya dapat menarik

kesimpulan, bahwa hasil yang beliau dapatkan tidak selalu sama setiap tahunnya.

Selain terkendala kualiats padi yang biasa kurang bagus, terkadang pupuk juga

menjadi sumber kendalanya.

Daeng Tanning memiliki luas lahan sawah 1 Ha yang ditanam padi putih

dan kebun dengan luas lahan 1 Ha yang ditanam jagung. Di 2 loaksi sawah

miliknya, sesuai dengan wawancara saya, ia mendapatkan sekitar 40-50 karung dn

untuk tahun ini ia mendapatkan 50 karung. Sedangkan di kebun jagungnya, ia

mendapatkan 1 ton jagung. Dari hasil yang didapatkan, maka sudah mencapai

nisab zakat pertanian, sebab menggunakan air hujan, oleh karena itu besar zakat

yang dikenakan 10%. Berikut adalah rincian zakat yang harus dikeluarkan Daeng

Tanning:

Nisab : 1.350 kg

Hasil panen : 2.500 kg atau 50 karung

Harga jual : Rp. 8.750.000,-

Harga per kg padi : Rp. 8.750.000,-/2.5000

66

Daeng Tanning, Petani, Wawancara, Desa Bissoloro, Kecamatan Bungaya, 23 Februari

2021.

Page 70: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

53

= Rp. 3.500,-/kg (padi putih).

Jadi banyak zakat yang dikeluarkan oleh Daeng Tanning adalah Rp.

875.000,- atau 250 kg gabah (padi putih).

e. Daeng Sangka‟

Daeng Sangka‟ merupakan seorang petani, dari kecil beliau tidak pernah

sekolah tetapi hanya ikut orang tuanya bertani dikebun miliknya karena tidak

memiliki sawah. Daeng Sangka‟ sekarang sudah berusia 60 Tahun dengan

menghidupi istri dan 2 orang anak serta 1 cucuk yang ikut tinggal bersamanya.

Menurut Daeng Sangka‟:

“punna nakke ia ria attungkuja ca‟di na ku mange attugala ka tena

tanah ku. Biasa 50 karong ku rasa punna baji ja asea, mingka punna tena

lakbiji 40. Mingka anne taunnga anrasa ja 60 ka liba ji ku pupu‟. Lekba

pa anjo angngalle ase nampa a‟lamunga biralle, biasa ku lamunga biralle

1 dos ji. Punna jakka ase, biasa na 1 (se‟re) baku.67

Maksud dari wawancara saya dengan bapak Daeng Sangka‟, beliau

sudah dari kecil menanam padi. Hasil yang didapatkan tidak menentu, terkadang

50 jika kualitas padinya bagus. Paling sedikit yang beliau dapat sekitar 40 karung

lebih, terkait jagung yang ditanam sekitar 1 dos.

Daeng Sangka‟ mempunya lahan kebun 1 Ha, sesuai dengan wawancara

di atas bahwa beliau mendapatkan hasil untuk tahun ini ada 60 karung atau 3.000

kg gabah (padi). Dari hasil yang didapatkan Daeng Sangka‟ sudah mencapai nisab

67

Deang Sangka‟, Petani, Wawancara, Desa Bissoloro, Kecamatan Bungaya, 22 Februari

2021.

Page 71: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

54

zakat pertanian, berikut adalah rincian zakat pertanian yang harus dikeluarkan

Daeng Sangka‟, yaitu:

Nisab : 1.350 kg

Hasil panen : 3.000 kg atau 60 karung

Harga jual : Rp.10.000.000,-

Harga per kg padi : Rp. 10.000.000,-/3.000

= Rp. 3500,-/kg (padi putih)

Jadi zakat yang harus dikeluarkan oleh Daeng Sangka‟ adalah

Rp.525.000,- (uang) atau 300 kg gabah (padi). Terkait dengan tanaman jagung

disamakan dengan nisab zakat gabah (padi).

f. Daeng Jarre (Imam Dusun)

Daeng Jarre adalah salah satu imam dusun Masago di Desa Bissoloro

yang juga bertani dengan menyewa lahan kebun milik orang lain yang diemudian

ditanam padi. Daeng Jarre berusia 70 tahun, memiliki ssatu istri dan 3 orang anak

yang sudah menikah serta beliau tinggal bersama anak ke-2,menantu dan juga 2

orang cucu. Beliau tidak setiap tahun tanam padi karena mengingat usai-nya yang

sudah tua, setiap panen beliau mendapatkan 30 karung.

Selain bertani beliau merupakan Imam dusun setiap musim panen atau

bulan suci ramadhan Daeng Jarre akan menerima zakat dari masyarakat. Zakat

yang dikumpulkan pun berbeda-beda tergantung dari seberapa banyak mereka

dapatkan.

Menurut Daeng Jarre:

"Banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya

mengeluarkan zakat, dan mereka juga belum paha akan hukum zakat.

Untuk yang mengeluarkan zakat gabah (padi), biasanya ada yang 1

Page 72: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

55

bakul, setengah karung, sampai ada juga yang mengeluarkan 3 karung.

Sedangkan untuk jagung sendiri masih sangat kurang, hanya beberapa

yang mengeluarkan zakatnya mulai dibawah 50 ribu sampai 100 ribu

paling banyak. Bagi yang tidak mau mengeluarkan zakat, maka kami

akan menanyakan alasan orang tersebut. Alasan tidak mau mengeluarkan

zakat sebab kurang yang didapat dan yang seharusnya dimakan malah

untuk di keluarkan zakatnya”.68

Dari hasil pemaparan Daeng Ja‟re di atas, hal ini menunjukkan jika

masih banyak masyarakat yang belum paham akan pentingnya mengeluarkan

zakat. Bagi yang sudah paham mengeluarkan zakat sudah sesuai syariat Islam, dan

untuk tanaman jagung sendiri ini masih perlu ada perhatian dari pemerntah

setempat.

Daeng Ja‟re mnyewa lahan dengan catatan jika selesai panen, beliau

membayar sewa lahan tersebut dengan memberikan bagian gabah yang sudah

disepakati sebelumnya. Lahan yang disewa Daeng Ja‟re seluas 0,50 Ha, dengan

hasil 30 karung. Dari hasil yang didapatkan maka sudah mencapai nisab pertanian,

sehingga wajib dikeluarkan zakatnya. Berikut zakat yang harus dikeluarkan:

Nizab : 1.350 kg

Hasil panen : 1.500 kg atau 30 karung

Harga jual : Rp.6.000.000,-

Harga per kg padi : Rp. 6.000.000,-/1.500

= Rp. 4.000,-/kg (padi merah)

68

Deang Jarre, Petani, Wawancara, Desa Bissoloro, Kecamatan Bungaya, 20 Februari

2021.

Page 73: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

56

Jadi zakat yang harus dikeluarkan oleh daeng Jarre adalah 600.000,- atau

150 kg gabah (padi merah)

C. Pengelolaan zakat pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya

Kabupaten Gowa

Setiap orang yang mempunyai harta lebih wajib mengeluarkan zakat dari

harta yang dimilikinya dengan tujuan membersihkan diri dan menjauhkan dari

sifat kikir, sedangak untuk kaum yang lemah mendapatkan hak dari zakat

tersebut, hal ini dijelaskan dalam sabda Rasulullah yaitu:

Artinya:

“Sampaikanlah bahwa Allah Swt telah mewajibkan zakat pada

harta benda mereka, yang dipungut dari orang-orang kaya dan diberikan

kepada orang-orang miskin di antara mereka.” (HR. Al-Bukhari).

Undang-undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, dalam

pasal 1 dijelaskan bahwa, pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,

pelakasanaan, dan pengkoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat. 69

Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan yang berwenang, seperti Baznas

(badan amil zakat nasional), ataupun lembaga amil zakat yang lainnya.

Pengelolaan zakat perlu diperhatikan, khususnya zakat di daerah pedesaan. Hal ini

dimaksudkan agar pengelolaan zakat di desa-desa lebih baik, dan pembagian zakat

dapat merata serta tepat sasaran kepada orang yang berhak menerima.

Pengelolaan zakat pertanian di Desa Bissoloro belum berjalan dengan

baik, karena masih ada masyarakat yang belum paham tentang pentingnya

mengeluarkan zakat, ini yang menjadi tantangan bagi pihak pengelola. Zakat

69

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Pasal 1

Page 74: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

57

pertanian dikumpulkan oleh warga di imam RK masing-masing, setelah semua

zakat warga terkumpul maka selanjutnya imam RK melaporkan hasil

pengumpulan zakat kepada imam Desa Bissoloro.

Belum berjalannya zakat pertanian jagung juga masih menajdi kendala

bagi amil zakat di Desa ini, seperti dalam wawancara saya dengan imam desa

Bissoloro beikut ini:

“Pengelolaan zakat pertanian di desa kita ini masih belum

berjalan baik, karena masiha ada yang harus diperbaiki pengelolaannya

dan banyak laporan dari setiap imam dusun bahwa masih kurang yang

mengumpulkan zakatnya khsusunya di pertanian jagung, hal ini

dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum paham jika jagung

juga dikeluarkan zakatnya. Untuk zakat gabah (padi) sendiri, itu juga

masih rendah kesadaran masyarakat. Mereka biasa mengumpulkan zakat

itu paling banyak 3 karung dan paling sedikit 1 bakul, hal ini tidak sesuai

dari hasil yang didapatkan. Rata-rata masyarakat di Desa ini paling

kurang 30 karung dan paling banyak 70 hingga 80 karung. Untuk

masyarakat yang tidak mau mengeluarkan zakatnya, mereka berpikir

bahwa zakat itu hanya akan di ambil oleh pemerintah bukan dibagikan

kepada yang berhak menerima, serta juga kurangnya pemahaman

mereka tentang zakat”. 70

Dari pemaparan Daeng Ngitung atau Imam Desa Bissoloro, dapat di

simupulkan bahwa pengelolaan zakat pertanian di Desa ini belum berjalan dengan

baik karena masih ada yang perlu diperbaiki dalam hal pengelolaannya. Zakat

yang dikumpulkan oleh masyarakat belum sesuai dengan hasil padi yang di

dapatkan dengan yang dikumpulkan di imam RK. Warga mengumpulkan zakat

sesuai dengan keinginannaya saja.

70

Daeng Ngitung, Imam Desa, Wawancara, Desa Bissoloro, Kecamatan Bungaya, 19

Februari 2021.

Page 75: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

58

1. Kriteria Yang berhak menerima zakat

Seperti yang dijelaskan pada pembahasan di bab tinjauan teoritis, tentang

yang berhak menerima zakat ada 8 golongan, yaitu fakir, miskin, amil (pengelola

zakat), mu‟allaf, Al-riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil wajib menerima

zakat dari pihak pengelola.

Menurut Imam Desa Bissoloro, pembagiaannya sudah dilakukan sesuai

dengan syariat Islam, ketika ada lebih dari zakat yang telah dibagikan kepada 8

golongan tersebut. Delapan kriteria yang berhak menerima zakat, yaitu:

a. Fakir (fuqaraa‟)

b. Fakir miskin ( masakiin)

c. Amil (pengelola zakat)

d. Mu‟allaf

e. Al-Riqab

f. Gharim (orang yang memiliki utang)

g. Sabilillah (orang yang berjualan di jalan Allah)

h. Ibnu Sabil

Dan mereka juga membagikan kepada guru-guru dan anak-anak di

pesantren Darul Fallah yang merantau ke Desa Bissoloro.

2. Proses penghimpunan, penyaluran, dan pemberdayaankendala dan solusi

zakat pertanian di Desa Bissoloro

zakat pertanian di Desa Bisssoloro di himpun dan dibagikan melalui

Imam RT setiap Dusun. Setelah itu Imam RT akan melaporkan data pengumpulan

zakat kepada Imam Desa Bissoloro, setiap amil atau pengelola zakat masing-

masing mendapatkan 10% dari zakat yang telah dikumpulkan oleh masyarakat.

Untuk KUA Bungaya, menurut Daeng Ngitung (Imam Desa) zakat yang diberikan

Page 76: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

59

terhadap KUA Bungaya tergantung dari seberapa banyak zakat pertanian yang

dikumpulkan oleh masyarakat, berkisar antara 10%-20% di infakkan. Mereka juga

mengatakan bahwa, yang dikumpulkan oleh masyarakat lebih sering di sebut

dengan infak.

Dalam pasal 38 Undang-undang No. 23 Tahun 2011, “setiap orang

dilarang dengan sengaja bertindak selaku amil zakat melakukan pengumpulan,

pendistribusian atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat yang berwenang”.71

Sesuai dalam pasal 38 di atas, amil zakat dalam pengumpulan,

pendistribusian atau pendayagunaan zakat harus memiliki izin untuk mengelolah

zakat. Tentu di Desa Bissoloro memiliki izin untuk mengumpulkan zakat

masyarakat dari lembaga yang berwenang. Hal ini diungkapkan oleh pihak KUA

Bugaya, walaupun mereka lebih sering menyebut zakat sebagai Infak.

Penyaluran atau pemberdayaan zakat sepenuhnya belum mengarah ke

sektor yang produktif, karena ada pengelolaanya yang belum optimal. Setelah

zakat di kumpulkan di imam RT masing-masing, dan semua zakat sudah

terkumpulkan. Selanjutnya pihak amil akan menyalurkan zakat kepada orang yang

berhak menerima zakat. Menurut salah satu warga, terkait penyaluran perlu

diperhatikan dan perbaiki oleh amil zakat.

Di dalam zakat pertanian tentu memiliki kendala yang menyebabkan

pengumpulan dan penyaluran zakat menjadi tidak efektif. Di Desa Bissoloro

sendiri mempunyai kendala yaitu kurang nya pemahaman masyarakat tentang

zakat pertanian khsusnya pertanian jagung, sehingga hanya sebagian yang

mengumpulkan zakat jagung. Dan zakat pertanian padi yang beberapa masyarakat

71

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011

Page 77: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

60

sudah memahami hal tersebut, namun mereka tetap mengeluarkan sesuai yang di

inginkan walaupun sudah ada beberapa masyarakat yang mengeluarkan zakatnya

sudah sesuai dengan syariat Islam. Kendala tersebut dapat juga menyebabkan

penyaluran zakat menjadi terlmbat atau bahkan hanya beberapa yang dibagikan

zakat.

Solusi yang dapat dilakukan oleh amil dalam mengatasi hal tersebut,

memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang zakat baik itu zakat

pertanian, zakat mal, ataupun zakat profesi. Dengan adanya penyuluhan dapat

membuat masyarakat paham dan mau membayar zakat sesuai yang ditetapkan

dalam Islam.

Page 78: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Potensi zakat pertanian di Desa Bissoloro sangat besar, terutama dalam

pertanian padi dan jagung. Setiap panen rata-rata masyarakat paling di bawah 30

karung atau 1.500 kg dan paling banyak 80 karung gabah (padi). Sedangkan

jagung berkisar antara 3 ton sampai 8 ton dalam satu kali panen. Terkait dengan

zakat jagung, menurut Imam Desa Bissoloro belum berjalan degan baik, sebab

masih ada masyarakat yang belum paham, bahwa zakat pertanian jagung juga

dikeuarkan zakatnya. Hal tersebut dapat menjadi solusi untuk perkembangan

ekonomi di Desa Bissoloro agar lebih maju dan berkembang.

2. Pengelolaan zakat di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa,

belum berjalan dengan baik. Masih ada masyarakat yang belum mengeluarkan

zakat, sebab kurangnya pemahaman tentang hukum zakat. Dalam hal pengeluaran

zakat di Desa Bissoloro, ada yang sudah sesuai syariat Islam dan ada yang belum

sesuai serta takaran zakat pertanian yang dikeluarkan, sesuai dengan yang mereka

inginkan atau dirasa cukup tanpa memikirkan bahwa ini sudah sesuai dengan yang

ditentukan dalam Islam. Sebelum zakat pertanian dibagikan kepada masyarakat

terlebih dahulu dijual, setelah itu pihak pengelola atau amil, membagikan

zakatnya dalam bentuk uang. Pengelola zakat lebih sering menyebut zakat

pertanian sebagai infak dari masyarakat, begitupun dengan pihak KUA Bungaya

Page 79: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

yang menyebut bahwa yang masuk kedalam kantor bukanlah zakat melainkan

infak.

Page 80: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

61

B. Implikasi Penelitian

Dengan adanya uraian di atas, penulis dapat memberikan saran atau

masukan sebagai bahan pertimbangan, sebagai berikut:

1. Dengan besarnya zakat pertanian yang didapatkan di Desa Bissoloro, menjadi

peluang untuk kemajuan Desa Bissoloro. Untuk para pengelola zakat atau amil,

hendaknya memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penting

mengeluarkan zakat. Memberikan penyuluhan tentang zakat pertanian khsusnya

zakat pertanian jagung adalah salah satu langkah yang baik serta meberitahukan

tentang nisab yang seharusnya dikeluarkan dalam satu kali panen.

2. Berdasarkan Undang-undang tentang pengelolaan zakat pada pasal 38,

dijelaskan bahwa zakat harus dikelola oleh lembaga yang resmi agar tidak terjadi

kesinambungan sosial. Walaupun pihak Kecamatan mengatakan akan

membentuk kembali amil zakat yang lebih baik, akan tetapi itu hanya di

kecamatan. Namun hingga saat ini, di Desa Bissoloro sendiri, belum ada

lembaga khusus yang mengelola zakat seperti baznas/laz, akan tetapi hal ini

dapat dimulai dengan yang sederhana seperti pengoptimalan peran amil zakat di

masjid atau Imam Desa sebagai pengelola atau amil zakat yang sah dikalangan

masyarakat.

Page 81: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

62

KOMPOSISI BAB

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

C. Rumusan Masalah

D. Kajian Pustaka Terdahulu

E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Zakat Pertanian

B. Landasan Hukum Zakat Pertanian

C. Pandangan Ulama Tentang Zakat Pertanian

D. Syarat-Syarat Zakat Harta Kekayaan Yang Wajib Terkena Zakat

E. Syarat Zakat Pertanian

F. Kriteria Yang Boleh dan Tidak Boleh Menerima Zakat

G. Hasil-Hasil Pertanian Yang Wajib Zakat

H. Nisab dan Kadar Zakat Pertanian

I. Hikmah dan Manfaat Zakat Pertanian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

B. Pendekatan Penelitian

C. Sumber Data

D. Metode Pengumpulan Data

Page 82: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

63

E. Instrumen Peneltian

F. Teknik pengolahan dan Analisis Data

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa

B. Potensi Zakat Pertanian di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya

Kabupaten Gowa

C. Pengelolaan Zakat Pertanian di Desa Bissoloro

1. Penghimpunan zakat pertanian di Desa Bissoloro

2. Penyaluran zakat pertanian di Desa Bissoloro

3. Pemberdayaan zakat pertanian di Desa Bissoloro

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Implikasi Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Page 83: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

64

DAFTAR PUSTAKA

-----------. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Online). Tersedia di

https://kbbi.web.id/zakat.html. Di akses 16 Januari 2021.

Allah, Noor. Arsitektur Zakat Indonesia: dilengkapi kode etik amil zakat

Indonesia. Jakarta: UI-Press, 2009.

Al-faifi, Sulaiman, Ahmad, Yahya, Syaikh. Fikih Sunnah Sayyad Sabiq.

JakartaTimur: Pustaka Al-kautsar, 2013.

Anggito, Albi dan Johan Setiawan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat:

CV Jejak, 2018.

Andriawati, Rini. “Penyaluran Zakat Fitrah Menurut Posisi Fiqih di Desa

Simpang Babeko Kabupaten Bungo”. Skripsi. Jambi: Fak. Syari‟ah UIN

Sultan Thaha Saifuddin, 2018.

Ajiati, Nur, Susi. “Potensi Zakat Pertanian di Desa Tunggulsari Kecamatan

Brangsong Kabupaten Kendal”. Skripsi. Semarang: Fak. Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Walisongo, 2017.

Anis, Muhammad. “Zakat Solusi Pemberdayaan Masyarakat”. El-Iqtisday:

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 2, No.1 (2020).

Aisyah, Sitti, dkk. “Peranan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak

Di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Gowa” Laa Masyir 5, no 1,

2018.

Barkah, Qodariah, dkk. Fikih Zakat, sedekah, dan Wakaf. Jakarta: Prenadamedia

Group, 2020.

Bakry, Muammar. “Pengembangan Karakter Toleran Dalam Problematika Ikhtilaf

Mazhab Fikih”. Ul-Ulum 14. No. 1 (2014).

Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Public serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2017.

Cahyani, Intan, A. “ Zakat Profesi Dalam Era Kontempore” , El-Iqtishady 2, no 2

(2020).

Fitria. “Pengelolaan Zakat Pada Masjid di Kota Palembang di Tinjauan dari

Ekonomi Islam”. Skripsi. Palembang: Fak. Ekonomi Bisnis Islam UIN

Raden Fatah, 2016.

Page 84: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

65

Gora, Radita. Riset Kualitatif Public Relations. Surabaya: CV Jakad Publishing,

2019.

Ghozali, Syukri, dkk. Pedoman Zakat 9 Seri. Jakarta: Proyek Pembinaan Zakat

dan Wakaf, 1989.

Hasan, Hamzah, dkk. “Manajemen Zakat Maal di Kota Makassar: telaah atas

upayaproduktivitas zakat”. Al-Ulum 20, no.1 (2020).

Hafidhuddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani,

2002.

Hudaifah, Ahmad, dkk. Sinergi Pengelolaan Zakat di Indonesia. Surabaya:

Scopindo, 2020.

Hasbiyallah. Buku Pelajaran Fikih Untuk Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.

Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008.

Hasanah, Ulfatul, Rina. Buku Pintar Muslim dan Muslimah. Diakses dari https://books.google.co.id/books?id=8WbSDwAAQBAJ&printsec=frontcover&d

q=buku+pintar+muslimah&hl=ban&sa=X&ved=2ahUKEwjp-

tmq8vPsAhXSAnlKHZqBBIMQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=buku%2

0pintar%20muslimah&f=false. Pada Tanggal 2 November 2020.

Ilyas, Musyfikah. “Pengelolaan Zakat Dalam Lontaraq Suqkuna Wajo Perspektif

Hukum Islam”. Diakses dari http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7646/.

Pada Tanggal 4 Februari 2020.

Ilyas, Musyfikah. “Sertifikasi dan Labelisasi Produk Halal Prespektif Maslahat”.

Jurnal Peradilan dan Hukum Keluarga Islam 4. No. 2 (2017).

K, Amiruddin. Dasar-dasar Ekonomi Islam. Makassar: Alauddin Press, 2014.

Kurniasari, Mufidah. “Pelaksanaan Zakat Hasil Petanian di Kalangan Petani

Muslim: studi kasus kampung Baru kecamatan Tanjunganom kabupaten

Nganjuk”. Skripsi. Malang: Fak. Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim,

2017.

Mardawani. Praktis Penelitian Kualitatif: teori dan analisis data dalam prespektif

kualitatif. CV Budi Utama, 2020.

Mustarin, Basyirah. “Urgensi Pengelolaan Zakat Terhadap Peningkatan

Perekonomian Masyarakt”. Jursiprudentie 4, no. 2 (2017).

Mapuna, Hadi Daeng. “Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam Pada

Masa Kodifikasi dan Imam-Imam Mujtahid”, Al-Daulah 7. No. 1 (2018).

Page 85: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

66

Muhammadiyah, Pp. Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah. Yogyakarta:

Suara Muhammadiyah, 2015.

Puyu, s. Darsul. “Konsep Pidana Hudud Menurut Al-Qur’an: suatu kajian tafsir

tematik”. Al-Daulah 1. No. 1 (2012).

Prayoga, Akris. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Distribusi Zakat Fitrah Untuk

Pembangunan Masjid At-Taqwa”. Skripsi. Semarang: Fak. Syariah dan

Hukum UIN Walisongo, 2015.

Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat Litera. Jakarta: Antarnusa, 2011.

Qadir, Abdurrachman. Zakat Dalam Dimensi Mahdhah Dan Sosial. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2001.

Sarawat, Ahmad. Ensiklopedia Fikih Indonesia 4: Zakat. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2019.

Sugianto, Heri. “Analisi Pendapat Empat Mazhab Tentang Zakat Fitrah Dengan

Uang Tunai”. Skripsi. Lampung: Fak.Syariah dan Hukum UIN Raden

Intan Lampung, 2017.

Syatar, Abdul. “Transfrmatin Of Fiqh In The Forms Of Haji Haji Dan Zakat

Legislatin”. Jurnal Perbandingan Mazhab 1. No. 2 (2019).

Sinilele, Ashar. “Tinjauan Hukum Terhadap Itiqad Baik Dalam Perjanjian Jual

Beli Tanah”. Jurisprudentie 4. No. 2 (2017).

Syarifuddin, Amir. Garis-Garis Besar Fiqh. Bogor: Kencana, 2003.

Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah. Jakarta: PT Pustaka Abadi Bangsa, 2017.

Saimima, Sartika, Dewi, Ika. Rekonstruksi Pidana Restitusi dan Pidana

Kurungan Pengganti Dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020.

Santoso, Sony dan Rinto Agustino. Zakat Sebagai Ketahanan Nasional.

Yogyakarta: CV Budi Utamaa, 2018.

Sari, Kartika, Elsi. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: PT Grasindo,

2007.

T, Risnawati. “Manajemen Pengelolaaan Zakat di Masjid Amin Taqwa Kelurahan

Wua-wua Kota Kendari”. Skripsi. Kendari: Fak. Ushuluddin Adab dan

Dakwah IAIN Kendari, 2018.

Page 86: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

67

Uwaidah, Muhammad, Kamil, Syaikh. Al-Jami’ Fil Fiqhi An-nisa. Jakarta Timur:

Pustaka Al-kautsar, 2016.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Pasal 2

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Pasal 3

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Pasal 4 Ayat 2

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Pasal 38

Wahed, Abd. Aplikasi Zakat Zira’ah (pertanian) Pada Masyaraakat Daerah

Aliran Saluran Kiri Cekdam Samiran Proppo Pamekasan. Pamekasan:

Duta Media Publishing, 2017.

Zalim, Nur. “Pengelolaan Zakat Fitrah Berdasarkan Konsep Maslahat Lil

Ummat”. Skripsi. Salatiga: Fak. Syari‟ah IAIN Salatiga, 2015.

Zulhendra, Joni. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Zakat Fitrah Dalam Bentuk

Uang”. Jurnal Normative 5. No. 2 (2017).

Wawancara:

Wawancara dengan Bapak Daeng Nai, Warga Desa Bissoloro, pada tanggal 18

Februari 2021.

Wawancara dengan Bapak Lassa Daeng Ngitung, Imam Desa Bissoloro, pada

tanggal 19 2021.

Wawancara dengan Bapak Daeng Ja‟re, Imam Dusun Masago, pada tanggal 20

Februari 2021.

Wawancara dengan Ibu Daeng Taugi, Warga Desa Bisssoloro, pada tanggal 21

Februari 2021.

Wawancara dengan Bapak Daeng Sangka‟, Warga Desa Bissoloro, pada tanggal

22 Februari 2021.

Wawancara dengan Ibu Daeng Pa‟ja, Warga Desa Bissoloro, pada tanggal 23

Februari 2021.

Wawancara dengan Ibu Daeng Tanning, Warga Desa Bissoloro, pada tanggal 23

Februari 2021.

Page 87: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

68

PEDOMAN WAWANCARA

1. Tokoh agama dan tokoh masyarakat

a. Apa saja kegiatan keagamaan yang ada di Desa Bissoloro?

b. Apakah pengeluaran zakat di Desa ini sudah memenuhi syariat Islam?

c. Bagaimana pengelolaan tanah di Desa Bissoloro?

d. Bagaimana pandangan anda tentang nisab Zakat Pertanian?

e. Ketika orang lain yang mengelola tanah atau sawah, siapa yang mengeluarkan

zakatnya? Apakah pemilik tanah atau penyewa tanah?.

f. Bagaimana petani membayar atau mengeluarkan zakatnya?

g. Apa penyebab, sehingga petani tidak mau mengeluarkan zakatnya?

h. Bagaimana pengelolaan zakat di Desa Bissoloro?

i. Bagaimana sistem pembagian atau penyalurannya kepada masyarakat?

2. Petani

a. Jenis padi dan jagung apa saja yang anda tanam?

b. Dalam satu tahun, anda panen berapa kali?

c. Berapa karung/ton yang anda dapatkan dalam satu kali panen?

d. Berapa yang anda keluarkan untuk zakatpadi dan jagung?

e. Bagaimana cara anda mengeluarkan zakat padi dan jagung ini?

f. Apakah anda sudah yakin, bahwa zakat yang dikeluarkan sudah sesuai dengan

syariat Islam?

g. Apa alasan anda, jka tidak mengeluarkan zakat?

Page 88: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

69

BUKTI WAWANCARA

1. Bakri Daeng Nai

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Bakri Daeng Nai

Pekerjaan : Staf Desa Bissoloro

Alamat/Dusun : Bissoloro

Menyatakan bahwa mahasiswa yang bernama Kurniati telah melakukan

wawancara dengan bapak Bakrie Daeng Nai

Bissoloro 18 Februari 2021

Bakri Daeng Nai

Page 89: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

70

2. Lassa Daeng Ngitung

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Lassa Daeng Ngitung

Pekerjaan : Imam Desa Bissoloro

Alamat/Dusun : Pannyambeang

Menyatakan bahwa mahasiswa yang bernama Kurniati telah melakukan

wawancara dengan bapak Lassa Daeng Ngitung

Bissoloro 19 Februari 2021

Lassa Daeng Ngitung

Page 90: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

71

3. Daeng Ja’re

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Daeng Jarre

Pekerjaan : Imam Dusun Masago

Alamat/Dusun : Masago

Menyatakan bahwa mahasiswa yang bernama Kurniati telah melakukan

wawancara dengan bapak Daeng Jarre

Bissoloro 20 Februari 2021

Daeng Jarre

Page 91: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

72

4. Daeng Taugi

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Daeng Taugi

Pekerjaan : Petani

Alamat/Dusun : Masago

Menyatakan bahwa mahasiswa yang bernama Kurniati telah melakukan

wawancara dengan ibu Daeng Taugi

Bissoloro 21 Februari 2021

Daeng Taugi

Page 92: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

73

5. Daeng Sangka’

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Daeng Sangka‟

Pekerjaan : Petani

Alamat/Dusun : Bissoloro

Menyatakan bahwa mahasiswa yang bernama Kurniati telah melakukan

wawancara dengan bapak Daeng Sangka‟

Bissoloro 22 Februari 2021

Daeng Sangka‟

Page 93: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

74

6. Daeng Pa’ja

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Daeng Pa‟ja

Pekerjaan : Petani

Alamat/Dusun : Bissoloro

Menyatakan bahwa mahasiswa yang bernama Kurniati telah melakukan

wawancara dengan ibu Daeng Pa‟ja

Bissoloro 23 Februari 2021

Daeng Pa‟ja

Page 94: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

75

7. Daeng Tanning

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Daen g Tanning

Pekerjaan : Petani

Alamat/Dusun : Bissoloro

Menyatakan bahwa mahasiswa yang bernama Kurniati telah melakukan

wawancara dengan ibu Daeng Tanning

Bissoloro 23 Februari 2021

Daeng Tanning

Page 95: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

76

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1: wawancara dengan bapak Bakri Daeng Nai (Staf Desa Bissoloro)

Gambar 2: wawancara dengan bapak Lassa Daeng Ngitung (Imam Desa

Bissoloro)

Page 96: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

77

Gambar 3: wawancara dengan Daeng Ja’re (Imam Dusun Masago)

Gambar 4: wawancara dengan ibu Daeng Taugi

Page 97: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

78

Gambar 5: wawancara dengan bapak Daeng Sangka’

Gambar 6: wawancara dengan ibu Daeng Pa’ja

Page 98: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

79

Gambar 7: wawancara dengan ibu Daeng Tanning

Page 99: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

80

Page 100: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

81

Page 101: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

82

Page 102: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

83

Page 103: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

84

Page 104: POTENSI ZAKAT PERTANIAN DI DESA BISSOLORO …

85

RIWAYAT HIDUP

Kurniati lahir di Bissoloro, 10 Februari 1998 dari pasangan

Raja dan Sanniati merupakan anak satu-satunya yang

tinggal di Dusun Bissoloro Desa Bissoloro Kecamatan

Bungaya Kabupaten Gowa. Penulis pertama kali

melangkahkan kaki ke dunia pendidikan pada tahun 2005di

SD Negeri Bissoloro kemudian melanjutkan pendidikan

tingkat SMP N 1 Sungguminasa tamat pada tahun 2014 dan SMA Negeri 1 Gowa

tamat pada tahun 2017. Kemudian setelah tamat penulis memilih Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar sebagai tempat menuntut ilmu melalui jalur

SPAN-PTKIN pada tahun 2017 dengan mengambil jurusan Hukum Ekonomi

Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum.