potensi wilayah perikanan

19
II. KEADAAN UMUM LOKASI 2.1. Sejarah BBPBL Lampung Direktorat jenderal Perikanan telah merintis pembentukaan Balai Budidaya Laut (BBL) di Lampung sejak tahun 1982 melalui proyek pengembangan budidaya laut di Indonesia. Berdasarkan Keputusan Presiden RI No.23 Tahun 1982 yang pelaksanaannya tertuang dalam SK Menteri Pertanian No.473/KPTS/UM/1982. Sejak berdirinya Balai Budidaya Laut (BBL) Lampung memperoleh bantuan teknisi dari FAO/UNDP melalui sea farming development project INS/81/008 selama 6 tahun yaitu dari tahun 1983 sampai dengan tahun 1989. Keberadaan Balai Budidaya Laut (BBL) Lampung secara resmi diakui tanggal 5 Agustus 1986 yang ditetapkan berdasarkan SK Menteri Pertanian No.347/OT210/5/1994 tanggal 6 Mei 1994, kemudian disempurnakan dengan terbitnya SK Menteri Kelautan dan Perikanan No.26F/MEN/2001. Pada tahun 2006 Balai Budidaya Laut (BBL) Lampung ditingkatkan statusnya menjadi Balai 3

Upload: master-andy-lastkind

Post on 26-Sep-2015

31 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

potensi perikanan

TRANSCRIPT

II. KEADAAN UMUM LOKASI

2.1. Sejarah BBPBL LampungDirektorat jenderal Perikanan telah merintis pembentukaan Balai Budidaya Laut (BBL) di Lampung sejak tahun 1982 melalui proyek pengembangan budidaya laut di Indonesia. Berdasarkan Keputusan Presiden RI No.23 Tahun 1982 yang pelaksanaannya tertuang dalam SK Menteri Pertanian No.473/KPTS/UM/1982. Sejak berdirinya Balai Budidaya Laut (BBL) Lampung memperoleh bantuan teknisi dari FAO/UNDP melalui sea farming development project INS/81/008 selama 6 tahun yaitu dari tahun 1983 sampai dengan tahun 1989.Keberadaan Balai Budidaya Laut (BBL) Lampung secara resmi diakui tanggal 5 Agustus 1986 yang ditetapkan berdasarkan SK Menteri Pertanian No.347/OT210/5/1994 tanggal 6 Mei 1994, kemudian disempurnakan dengan terbitnya SK Menteri Kelautan dan Perikanan No.26F/MEN/2001. Pada tahun 2006 Balai Budidaya Laut (BBL) Lampung ditingkatkan statusnya menjadi Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.Per.07/MEN/2006 tentang organisasi dan tatakerja Balai Besar Pengembangan Budidaya (BBPBL) Lampung. 2.2. Lokasi BBPBL LampungBalai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung terletak di desa Hanura Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, Lampung Selatan. BBPBL terletak di kawasan teluk Hurun yang merupakan bagian dari teluk Lampung.Secara astronomis Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung terletak antara 105o12,45 BT 105o13 BT dan 5o31,30 LU 5o33,36 LS. BBPBL Lampung adalah instansi Pemerintah di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia. BBPBL Lampung dibangun diatas lahan seluas 5,9 Ha.BBPBL Lampung berbatasan dengan:1. Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Lampung2. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukajaya dan Desa Lempasing3. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Hanura4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa SidodadiJarak Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung dengan Ibukota Bandar Lampung yaitu 15 km dan jarak dengan Desa Hanura yaitu 1,5 km. Dasar perairan teluk Lampung sekitar bibir pantai bagian tenggara yaitu 10-15 m, Teluk Hurun pada bagian barat daya dan selatan umumnya landai dengan kedalaman 5 m, luas 1,5 km2 dengan panjang 1,5 km dan lebar 1 km. Sedangkan kedalam perairan dekat mulut teluk mencapai 5-10 m. Kondisiteluk bersih dan bebas dari pencemaran dan perairan tenang bebas dari gelombang sepanjang tahun.Terdapat 4 buah sungai yang bermuara di Teluk Hurun masing-masing 2 sungai dibagian barat daya, 1 sungai dibagian selatan dan satu sungai dibagian barat laut Teluk Hurun. Keadaan tanah di Teluk Hurun lumpur berpasir dan di daerah pantai terdapat hutan bakau (mangrove) dan daerah Teluk Turun beriklim tropis.2.3. Fasilitas BBPBL Lampung2.3.1. Laboratorium 2.3.1.1. Laboratorium Kesehatan dan Lingkungan (keskanling)Laboratorium Kesehatan dan Lingkungan (keskanling) memiliki luas 200 m2 yang terdiri dari laboratorium histopatologi, parasitologi, mikrobiologi, dan PCR, kontruksi laboratorium beton (permanen).Laboratorium histopatologi dan parasitologi berfungsi untuk melakukan diagnosa terhadap penyakit ikan melalui jaringan dan diagnosa penyakit disebabkan oleh parasit. Laboratorium mikrobiologi berfungsi untuk mendiagnosa penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur serta melakukan pengujian obat bagi penyakit yang menyerang ikan. Dan laboratorium PCR/Virologi berfungsi untuk mendiagnosa penyakit berdasarkan pada pemeriksaan materi genetik penyebab infeksi virus.2.3.1.2. Laboratorium Fitoplankton Laboratorium fitoplankton berkontruksi beton dan memiliki luas 65 m2. Laboratorium ini berfungsi untuk memproduksi fitoplankton untuk kegiatan pembenihan. Meliputi kegiatan isolasi, kultur murni, dan sebagai penyedia bibit untuk skala semi massal dan skala massal. Fitoplankton yang telah berhasil dikultur seperti Nannochloropsis sp, Coccolith sp, Chaetoceros sp,Dunaliela sp, Isochrysis galbana, Tetraselmis chuii, Nitzchia sp,Skeletonema costatum, Thallasiosira sp.2.3.1.3. Laboratorium ZooplanktonLaboratorium zooplankton berfungsi untuk memproduksi zooplankton untuk pakan larva ikan yang meliputi isolasi, kultur murni, semi massal, dan massal. Laboratorium zooplankton berfungsi juga untuk persediaan bibit murni. Jenis zooplankton yang diproduksi yaitu Brachionus plicatilis, Diaphanosoma sp, kopepoda (Oithona sp., Acartia sp., Tigriopus sp.).2.3.1.4. Laboratorium Kualitas AirLaboratorium kualitas air berfungsi untuk menganalisis parameter kualitas air seperti parameter fisika (suhu, kecerahan, salinitas), parameter kimia (nitrat, nitrit, phospat, alkalinitas, DO2, pH), dan parameter biologi ( kepadatan plankton).Laboratorium ini juga berfungsi untuk menunjang kegiatan pembenihan, dan pembesaran dalam hal kualitas air.2.3.1.5. Laboratorium Pakan BuatanLaboratorium pakan buatan berfungsi untuk memproduksi pakan pelet sebagai pakan untuk ikan pada kegiatan pembesaran, pengembangan riset formulasi pakan untuk kegiatan budidaya kakap dan kerapu. Laboratorium ini juga mengkaji formulasi pakan yang terkandung dalam pakan.2.3.2. HatcheryHatchery yang terdapat di BBPBL Lampung yaitu hatchery Kerapu Bebek, hatchery Kerapu Macan, hatchery Kakap Putih, Kakap Merah, dan Cobia, hatchery Kuda Laut, dan hatchery clownfish.

2.3.2.1. Hatchery Kerapu BebekHatchery ini berfungsi untuk menetaskan telur dan memelihara larva kerapu bebek hingga ukuran pendederan. Selama masa itu larva dirawat didalam hatchery dengan perlakuan yang baik. Hatchery kerapu bebek memiliki 12 bak larva berkontruksi beton, 1 unit kulkas, 1 unit lemari penyimpanan, 1 unit dispenser.2.3.2.2. Hatchery Kerapu MacanHatchery ini berfungsi untuk menetaskan telur kerapu macan hingga pemeliharaan larva. Di hatchery tersebut larva dirawat hingga ukuran pendederan. Hatchery kerapu macan memiliki fasilitas seperti bak larva ukuran 10 ton berjumlah 12 buah berkontruksi beton, 2 buah bak induk yang terletak diluar ruangan, kulkas 1 unit, lemari penyimpanan 1 unit, dispenser 1 unit.2.3.2.3. Hatchery Kakap Putih, Kakap Merah, dan CobiaHatchery ini berfungsi untuk pemeliharaan larva dari telur hingga ukuran pendederan. Hatchery ini memproduksi larva ikan kakap putih, kakap merah, dan cobia secara bergantian. Hal ini dilakukan agar memaksimalkan pemeliharaan larva komoditi ikan yang dipelihara.2.3.2.4. Hatchery Kuda LautHatchery ini adalah tempat untuk mengembangkan kuda laut. Kuda laut dikembangkan dan dipelihara dengan perlakuan-perlakuan yang baik. Kuda laut adalah salah satu komoditi non ikan yang langka dan patut untuk dilestarikan.

2.3.2.5. Hatchery ClownfishHatchery ini adalah tempat mengembangbiakkan ikan hias air laut yaitu jenis Clownfish atau dikenal dengan nama Nemo. Ikan ini adalah ikan yang sangat disukai oleh para penggemar ikan hias, keberadaannya juga sudah mulai langka.2.3.3. Bangsal PendederanBangsal pendederan berfungsi untuk memelihara ikan ukuran deder hingga ukuran penggelondongan. Bangsal digunakan untuk semua jenis komoditi ikan. bentuk bangsal ini semi outdor dengan panjang 33 m dan lebar 8 m. Pada bangsal pendederan terdapat 35 bak fiber berbentuk persegi panjang dengan volume 2 ton. Untuk lebih jelas bangsal pendederan dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Bangsal Pendederan2.3.4. Bangsal PenggelondonganBangsal penggelondongan berfungsi untuk memeliharan ikan berukuran 75 gr 100 gr, bangsal ini memelihara ikan yang di jadikan calon induk unggul. Bangsal penggelondongan ada 2, yaitu bangsal indoor dan bangsal semi indoor.Bangsal indoor menggunakan wadah yang terbuat dari fiberglass volume 2 ton berjumlah 12 buah dan dipelihara secara intensif untuk memelihara calon induk kerapu macan dan bangsal semi indoor menggunakan wadah yang terbuat dari fiberglass volume 2 ton berjumlah 4 buah, 3 ton berjumlah 8 buah berbentuk lingkaran, dan 8 ton berjumlah 8 buah untuk memelihara calon induk kerapu bebek dan sebagai tempat perekayasaan budidaya kerapu. Air media pemeliharaan selalu berganti (sirkulasi). Setiap harinya air media pemeliharaan berganti hingga >200%.Untuk lebih jelas bangsal penggelondongan dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini. Gambar 2. a. Penggelondongan (semi indor)b. Penggelondongan (indor)

2.3.5. Keramba Jaring ApungKaramba jaring apung (KJA) yang di miliki BBPBL Lampung 2 unit yaitu unit budidaya dan unit Induk. Unit induk untuk memelihara induk unggul sebagai produsen benih yang baik untuk kegiatan pembenihan, induk yang dipelihara yaitu induk kerapu bebek (Cromileptes altivelis), Kerapu macan ( Ephinephelus fuscoguttatus), Kerapu sunu, Kakap merah Thailand, Cobia, Kerapu kertang, bawal bintang, dan Napoleon. Sedangkan Unit budidaya untuk pembesaran dan kegiatan rekayasa komoditas ikan ekonomis. Untuk lebih jelas keramba jaring apung dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini:

Gambar 3. Keramba Jaring Apung (KJA)2.3.6. Bak Penampungan air (Tandon)Bak tandon yang terdapat di BBPBL Lampung ada 2 yaitu bak penampungan air laut dan bak penampungan air tawar. Bak penampungan air laut berkontruksi beton dan penutup bak yang terbuat dari seng dengan kapasitas 200 m3 dan kedalaman 3 m. Bak tandon menggunakan sistem gravitasi, jadi air yang dialirkan menggunakan sistem gravitasi yang dibantu dengan tenaga pompa.Sedangkan bak penampungan air tawar berkontruksi beton dan memiliki kaki sebagai penyangga dengan panjang 3 meter, bak tandon air tawar berkapasitas 15 m3 dan memiliki penutup bak yang terbuat dari seng. Sistem pengaliran air juga menggunakan sistem gravitasi yang tidak menggunakan bantuan pompa. Untuk lebih jelas bak tandon air laut dan bak tandon air tawar dapat dilihat pada Gambar 4 dibawah ini:

Gambar 4. a. Tandon Air Lautb. Tandon Air Tawar

2.3.7. Sarana Aerasi2.3.7.1. BlowerBalai Besar Pengembangan BudidayaLaut (BBPBL) Lampung menggunakan high blower jenisroot blower dan vortex blower sebagai sumber aerasi dengan daya 380/660 volt sebanyak 6 unit yang di gerakkan oleh motor berkekuatan 7,5 Kw dan digunakan selama 12 jam secara bergantian agar blower tidak cepat rusak. 6 unit blower tersebut terbagi dalam tiga tempat, yaitu pada bak aklimatisasi kerapu (untuk memenuhi kebutuhan pembenihan kerapu, Laboratorium alga, Laboratorium molusca, dan kultur rotifera), di bak pembenihan kakap (untuk memenuhi kebutuhan Laboratorium ikan hias dan teripang), dan untuk kegiatan budidaya. untuk lebih jelas jenis-jenis blower dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini.

ba

ab

Keterangan :Vortex blowerRoot blowerHi blowGambar 5. Blower

cc

2.3.7.2. Pipa Distribusi AerasiPipa distribusi aerasi menggunakan pipa paralon (PVC), namun untuk melayani aerasi skala besar pada bagian pangkal yang berhubungan langsung dengan blower menggunakan pipabesi. Penggunaan pipa besi ini bertujuan untuk mencegah kerusakan pipa, karena pada bagian awal udara mengalami peningkatan suhu. Pipa besi yang digunakan adalah dari jenis Galvanis, sehingga tidak mudah mengalami korosi karena air.2.3.7.3. Selang, Regulator, dan Batu AerasiSelanga erasi yang digunakan adalah dari jenis selang plastic besar PE (Poly Ethylene), karena selain lentur sehingga tidak mudah pecah, selang ini juga tahan terhadap panas. Untuk pemeliharaan larva, selang yang digunakan berukuran sekitar 3/8. Regulator atau sering disebut dengan kran aerasi berfungsi untuk mengatur besarnya volume udara yang keluar dari pipa distribusi. Pemasangan selang aerasi diatur sedemikian rupa, sehingga tidak berlebihan dengan banyak lilitan yang dapat mempengaruhi tekanan udara. Batu aerasi berfungsi untuk memperhalus gelembung udara yang keluar dan diletakkan pada ujung selang aerasi. Jumlah batu aerasi pada pemeliharaan larva adalah sekitar 2 4 buah/m2. Untuk lebih jelas regulator, selang aerasi, pemberat, dan batu aerasi dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah ini.

Gambar 6. Regulator, Selang aerasi, Pemberat, dan Batu aerasi

2.3.8. Sumber Energi ListrikSumber tenaga listrik yang digunakan di BBPBL Lampung berasal dari PLN cabang Tanjung Karang, Lampung Selatan dan mempunyai cadangan Generator Set (Genset) sebanyak empat unit. Dua unit dengan kapasitas adalah 125 KVA dan dua unit dengan kapasitas 50 KVA sebagai pembangkit listrik apabila aliran listrik dari PLN padam. Untuk lebih jelas genset (generator setting) dapat dilihat pada Gambar7 dibawah ini.

Gambar7. Generator setting (Genset)

2.3.9. Fasilitas Lainnya2.3.9.1. PerkantoranPerkantoran merupakan tempat para pegawai BBPBL Lampung melaksanakan kegiatan administrasi yang berhubungan dengan kegiatan pembenihan, pembesaran dan kegiatan rutin sehari-hari. Kantor BBPBL Lampung terdiri dari kantor utama, kantor divisi perbenihan, dan kantor divisi budidaya.

2.3.9.2. Perpustakaan Perpustakaan merupakan tempat dokumentasi bahan-bahan pustaka kegiatan di BBPBL Lampung, koleksi study literatur, dan sebagai tempat mencari informasi tentang BBPBL dan perikanan.2.3.9.3. AsramaAsrama sebagai tempat penginapan bagi para peserta magang atau penelitian selama di BBPBL Lampung. Asrama yang tersedia di BBPBL 2 yaitu asrama Kakap bagi peserta PKL dari SMK dan sederajat dan asrama Kerapu bagi peserta PKL atau penelitian dari perguruan tinggi.

5