potassium sianida

9

Click here to load reader

Upload: dryusuf

Post on 27-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sianida

TRANSCRIPT

Page 1: potassium sianida

1. Apa saja yang dapat ditemukan pada pemeriksaan luar mayat keracunan

potasium sianida ?

Jawab :

1. Tubuh : ada banyak variasi dalam penampilan lebam mayat, yang klasik,

lebam mayat dikatakan menjadi berwarna merah bata. Banyak deskripsi

lebam mayat yang mengarah pada kulit yang berwarna merah muda gelap

atau bahkan merah terang. Pada beberapa kasus ada gambaran lebam

mayat sianotik gelap, yang mungkin disebabkan kurangnya oksigen dalam

sel darah merah oleh karena terjadi kelumpuhan otot-otot pernafasan.

Dapat dicium bau khas sianida (“bau amandel”, “bitter almond”, “peach”).

Sianosis bisa ditemukan pada beberapa bagian tubuh, biasanya pada wajah

dan bibir.

2. Mata : dapat ditemukan iritasi sampai ulserasi jika terpapar secara

eksternal. Dari pemeriksaan funduskopi dapat ditemukan warna merah

terang pada arteri dan vena.

3. Hidung : pada paparan potassium sianida dalam bentuk gas atau serbuk

dapat ditemukan iritasi mukosa hidung, perdarahan, obstruksi, sampai

perforasi septum.

4. Mulut : dapat ditemukan sianosis, dapat dicium bau khas sianida terutama

dengan penekanan dada.

5. Leher : dapat ditemukan pembesaran kelenjar tiroid.

6. Kulit: dapat ditemukan berbagai lesi tergantung kadar paparan sianida.

Pada paparan ringan atau sedang terutama jangka panjang pada pekerja

Page 2: potassium sianida

pabrik logam atau kimia, dapat ditemukan tanda-tanda kulit kemerahan

(rash), papul sampai ulserasi. Jika terpapar dalam kadar tinggi maka bisa

ditemukan tanda-tanda korosi pada kulit beserta ulserasi.

2. Bagaimana gambaran hasil pemeriksaan dalam keracunan potassium

sianida ?

Jawab :

1. Pembukaan rongga tengkorak : gambaran seluler yang dapat ditemukan

berupa degenerasi neural, cerebellum, globus pallidus, demielinisasi fokal,

blokade sitokrom oksidase. Warna jaringan otak (berwarna merah bata

atau lebih coklat yang diakibatkan oleh terjadinya met-Hb) dan bisa

ditemukan bau amandel.

2. Pembukaan rongga dada : organ yang diperhatikan adalah paru dan

jantung. Pada paru dapat terjadi oedema yang dikarenakan penebalan

jaringan pembatas alveoli dan dinding kapiler. Perhatikan bau amandel

yang khas dan perubahan warna jaringan yang kecoklatan, juga pada

jantung.

3. Rongga perut : Perut dapat berisi darah maupun rembesan darah akibat

erosi maupun pendarahan di dinding perut. Jika sianida berada dalam

larutan encer, mungkin ada sedikit kerusakan pada perut, terpisah dari

warna merah muda pada mukosa dan mungkin beberapa pendarahan

berupa petechiae. Mungkin juga sianida tersebut menjadi kristal / bubuk

putih yang tidak dapat larut, dengan bau seperti almond. Seperti kematian

Page 3: potassium sianida

yang biasanya berlangsung cepat, sedikit bagian dari sianida dapat sudah

melewati masuk ke dalam sel cerna. Oesuphagus dapat mengalami

kerusakan, terutama pada bagian mukosa oesophagus yang ketiga yang

lebih bawah, yang bisa mengalami perubahan post mortem dari regurgitasi

isi perut melalui relaksasi sphincter jantung setelah mati.

3. Bagaimana membedakan sifat zat potassium sianida (CN) dengan karbon

monoksida (CO) ?

Jawab :

4. Untuk kepentingan analisa toksikologi, sampel apa saja yang harus

dikirimkan ke laboratorium ?

1. Darah,

2. isi perut/aspirasi cairan lambung (kasus kematian),

3. urin dan

4. muntahan

5. Sisa-sisa zat /obat yang berada di dekat atau pada korban.

CN CO

Bentuk padat, berwarna putih,

pahit, berbau seperti buah peach.

Bentuk gas, tidak berwarna,

tidak meransang selaput lendir,

mudah menyebar.

Page 4: potassium sianida

5. Jelaskan faktor yang menentukan hasil pemeriksaan terhadap sampel yang

dikirimkan ke laboratorium ?

Jawab :

1. Waktu pengiriman sampel/transportasi, Penting untuk membawa sampel

ke laboratorium sesegera mungkin ( dalam beberapa hari ) untuk

menghindari struktur sianida yang tidak seperti aslinya lagi dalam sampel

darah yang telah disimpan. Lebih dari 70% isi sianida dapat hilang setelah

beberapa minggu, akibat reaksi dengan komponen jaringan dan konversi

menjadi thiosianad.

2. Penyimpanan/pengemasan sampel, darah disimpan menggunakan wadah

yang berisi zat antikoagulan darah seperti EDTA atau Heparin, hindari

wadah yang mengandung gel, dan simpan pada suhu 4°C.

6. Bagaimana hasil dari pemeriksaan laboratorium darah pada keracunan

potassium sianida ?

Jawab :

Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya penurunan tekanan partial

oksigen (PO2) dengan adanya asidosis laktat.

7. Bagaimana cara kerja dan Uji kertas saring dengan sampel air ludah pada

korban keracunan CN ?

Jawab :

Page 5: potassium sianida

Dengan menggunakan kertas saring HJO3 1% yang dicelupkan dalam larutan

kanji 1% dan dikeringkan, lalu dipotong-potong kecil seperti kertas lakmus,

dibasahkan dengan ludah di bawah lidah. Hasil positif bila warna kertas berubah

menjadi biru.

8. Prinsip apa yang diterapkan dalam mencegah keracunan sianida ?

Jawab :

1. Mengeliminasi sumber-sumber yang terus-menerus mengeluarkan racun

sianida.

2. Segera menjauh dari tempat atau sumber paparan. Jika korban berada di

dalam ruangan maka segera keluar dari ruangan.

3. Jika tempat yang menjadi sumber, maka sebaiknya tetap berada di dalam

ruangan. Tutup pintu dan jendela, matikan pendingin ruangan, kipas

maupun pemanas ruangan sampai bantuan datang.

4. Cepat buka dan jauhkan semua pakaian yang mungkin telah

terkontaminasi oleh sianida. Letakkan pakaian itu di dalam kantong

plastik, ikat dengan kuat dan rapat. Jauhkan ke tempat aman yang jauh

dari manusia, terutama anak-anak.

5. Segera cuci sisa sianida yang masih melekat pada kulit dengan sabun dan

air yang banyak. Jangan gunakan pemutih untuk menghilangkan sianida.

9. Bagaimana tindakan atau terapi yang dilakukan terhadap keracunan

sianida ?

Page 6: potassium sianida

Jawab :

1. Segera cari udara segar. Jika berada di dekat balai pengobatan tertentu

maka dapat diberikan oksigen murni.

2. Berikan antidotum seperti sodium nitrite dan sodium thiosulfat untuk

mencegah keracunan yang lebih serius.

3. Bila korban dalam keadaan tidak sadar maka harus segera ditatalaksana di

rumah sakit karena bila terlambat dapat berakibat kematian.

4. Penggunaan oksigen hiperbarik untuk mereka yang keracunan sianida

masih sering dipakai. Penambahan tingkat ventilasi oksigen ini akan

meningkatkan efek dari antidotum

5. Asidosis laktat yang berasal dari metabolisme anaerobik dapat diterapi

dengan memberikan sodium bikarbonat secara intravena dan bila pendertia

gelisah dapat diberikan obat-obat antikonvulsan seperti diazepam.

10. Apa tujuan utama terapi penanganan keracunan sianida ?

Jawab :

Perbaikan perfusi jaringan dan oksigenisasi adalah tujuan utama dari terapi,

karena perfusi jaringan dan tingkat oksigenisasi sangat mempengaruhi tingkat

keberhasilan pemberian antidotum.