poster fix
DESCRIPTION
fitokimiaTRANSCRIPT
-
EKSTRAK DAUN DAN BUAH CEREMAI (Phillanthus acidus (L.,) Skeels)Mochamad Iqbal, Lia Marliani, M.Si.,Apt. Dadang Juanda, M.Si.,Apt.
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
Jl. soekarno Hatta No. 754 Bandung
2015
Abstrak
Pustaka
Metodologi Penelitian
Kesimpulan
Hasil Penelitian
Molyneux, P.,2004, The Use of The Stable Free Radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity, Songklanakarin J.Sci.technol.,
26(2):211-219.
Petro AJ. 1981. Correlation of Spectrophotometric Data with Sunscreen Protection Factors. International Journal of Cosmetic Science, 3.
Pushpakumara DKNG. 2007. Chapter 21: Rata nelli Phyllanthus acidus L.: In: Pushpakumara DKNG, Gunasena HPM, Singh VP. 2007 eds. Underutilized fruit trees in Srilanka.
World Agroforestry Centre, South Asia Ofce, New Delhi, India. p. 486-494.
.
Latar belakang: Phyllanthus acidus (l.,) Skeels atau tanaman ceremai dari hasil
penelitian terdahulu memiliki senyawa-senyawa yang aktif terhadap antioksidan.
Beberapa senyawa antioksidan berpotensi dapat melindungi kerusakan kulit yang
disebabkan oleh radikal bebas akibat paparan sinar UV dan dapat mengurangi resiko
kanker kulit dan penuaan dini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas
antioksidan serta nilai SPF dari ekstrak etanol daun dan buah Phyllanthus acidus (l.,)
Skeels Metode: metode yang digunakan pada pengujian aktivitas antioksidan adalah
metode peredaman radikal bebas DPPH sedangkan penentuan nilai SPF secara in vitro
dengan menggunakan alat spektrofotomer UV-Visibel ekstraksi dilakukan dengan cara
maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Hasil: Hasil penelitian yang telah
dilakukan untuk uji aktivitas antioksidan secara kulaitatif meggunakan KLT GF 254
menunjukan hasil yang positif dan dengan uji kuantitatif ekstrak daun ceremai didapat
nilai IC sebesar 2,25 g/mL sedangkan ekstrak etanol buah ceremai didapat nilai IC 50 50
427,032 g/mL dan sebagai pembanding vitamin C dengan nilai IC adalah 5,0896 50
g/mL. Hasil penentuan nilai SPF dari ekstrak etanol daun ceremai dengan konsentrasi 10
g/mL sebesar 1,224 setara dengan 9,0546 g/mL benzofenon dan ekstrak etanol buah
ceremai dengan konsentrasi 100 g/mL sebesar 1,337 setara dengan 9,4357 g/mL
benzofenon. Kesimpulan: intensitas daya redam ekstrak etanol daun ceremai terhadap
radikal bebas DPPH sangat kuat bila dibandingkan dengan ekstrak etanol buah ceremai
namun tidak lebih kuat dari vitamin c sebagai pembanding. Daya proteksi terhadap sinar
uv dari kedua ekstrak tersebut sangat lemah yang ditentukan dengan nilai SPF yang
sangat kecil.
Kata kunci: Antioksidan DPPH, Nilai SPF, ceremai (Phyllanthus acidus(L.,) Skeels.
Ekstrak etanol daun ceremai memiliki aktivitas antioksidan dengan intensitas kuat dengan nilai IC 23,25 g/mL sedangkan ekstrak etanol buah ceremai memiliki intensitas 50
yang sangat lemah dengan nilai IC 427,032 g/mL dibandingkan dengan vitamin c sebagai pembanding dengan nilai Ic yaitu 5.0896 g/mL.50 50
Hasil penentuan nilai SPF dari ekstrak etanol daun ceremai dengan konsentrasi 10 g/mL sebesar 1,224 setara dengan 9,0546 g/mL benzofenon dan ekstrak etanol buah
ceremai dengan konsentrasi 100 g/mL sebesar 1,337 setara dengan 9,4357 g/mL benzofenon kedua dari bagian tanaman tersebut memilki daya proteksi yang sangat lemah.
Pendahuluan
Daun & buah
ceremai
Pengumpulan
Determinasi
Pengolahan
Simplisia Ekstraksi, maserasi
etanol 96% 3x@24
jam
Ekstrak EtOH Residu
Dipekatkan
Vacuum Rotary
Evaporatory
Karakterisasi
simplisia Skrining
Fitokimia
Ekstrak
pekat Pengujian Ekstrak
Anoksidan Nilai SPF
KuantafKualitaf
Pemantauan
Ekstrak
Hasil pengujian aktivitas antioksidan secara kualitatif ekstrak etanol dengan menggunakan kromatogra lapis tipis, menggunakan fase diam silika gel GF 254 pra salut dan fase gerak
butanol-asam asetat-air (4:1:5)/
Penotolan: 1. Sampel daun, 2. Sampel buah, 3. Vitamin C. 4. asam galat 5. Kuersetin
Uji Aktivitas antioksidan Kualitatif
Potensi antioksidan diuji secara kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometri terhadap ekstrak dengan menggunakan metode peredaman radikal bebas 1,1-
difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Metode ini memanfaatkan pengukuran serapan DPPH yang teroksidasi oleh larutan uji pada saat inkubasi sehingga diperoleh nilai
absorbansi yang lebih rendah dibandingkan nilai absorbansi kontrol (larutan stok DPPH:metanol, 1:1).
Gambar Grak Hasil Pengujian aktivitas antioksidan ceremai
Nilai IC yang diperoleh ekstrak etanol daun ceremai sebesar 23,25g/mL ekstrak etanol buah ceremai 427,032 g/mL dan vitamin C 5,0896 g/mL50
Berdasarkan hasil perhitungan IC didapatkan bahwa sampel mampu meredam radikal bebas dan nilai IC terhadap vitamin C sebagai pembanding.50 50
Uji Aktivitas antioksidan metode peredaman radikal bebas DPPH
Nilai SPF dapat ditentukan secara in vitro dengan menggunakan metode spektrofotometri, hasil perhitungan nilai SPF dapat digunakan untuk menentukan aktivitas tabir
surya (Petro,1981). Larutan benzofenon murni digunakan sebagai pembanding dengan konsentrasi 10 50 g/mL dalam etanol 96 %. Diukur serapannya pada panjang
gelombang 290-400 nm dengan interval yang digunakan 5 nm. Dimana panjang gelombang tersebut merupakan panjang gelombang UV A dan UV B. Dari hasil scaning
pada panjang gelombang tersebut. Dari hasil perhitungan terhadap ekstrak diperoleh nilai SPF sebgai berikut.
Dari hasil tersebut ekstrak daun cereamai dengan konsentrasi 10 g/mL memiliki nilai SPF 1,224 dan ekstrak buah ceremai konsentrasi 100 g/mL memiliki nilai SPF
1,337. dengan melihat data tersebut, dapat dilihat bahwa ekstrak daun memiliki nilai SPF yang lebih tinggi daripada ekstrak buah.
Penentuan Nilai Sun Protector Factor (SPF).
Tabel Nilai SPF Ekstrak Ceremai
Sampel Konsentrasi (g/mL) Nilai SPF
Ekstrak Daun ceremai 10 1,224
Ekstrak Buah ceremai 100 1,337
Tabel Kesetaraan ekstrak ceremai dengan larutan benzofenon
Sampel Konsentrasi sampel
(g/mL)
Nilai Kesetaraan
benzofenon (g/mL)
Ekstrak Daun ceremai 10 9,0546
Ekstrak Buah ceremai 100 9,4357
Dari hasil kesetaraan tersebut dapat dilihat bahwa ekstrak daun ceremai dengan konsentrasi 10 g/mL setara dengan 9,0546 g/mL benzofenon,
sedangakn ekstrak buah ceremai dengan konsentrasi 100 g/mL setara dengan 9,4357 g/mL benzofenon.
Penggunaan senyawa antioksidan semakin berkembang baik untuk makanan maupun
pengobatan seiring dengan bertambahnya pengetahuan tentang radikal bebas. Radikal
bebas dapat dijumpai pada lingkungan, beberapa logam (misalnya besi, tembaga), asap
rokok, polusi udara, obat, bahan beracun, makanan dalam kemasan, bahan aditif dan sinar
ultraviolet dari matahari maupun radiasi (Agarwal et al, 2006). Radikal bebas yang
berlebihan dapat memicu beberapa penyakit serta mempercepat proses penuaan.
Antioksidan mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan senyawa
oksigen reaktif. Salah satu tanaman yang diduga memiliki aktivitas antioksidan cukup
tinggi adalah ceremai (Phyllantus acidus L.). Ceremai adalah anggota dari genus
Phyllanthaceae. Tanaman genus Phyllanthaceae memiliki kandungan phenolic yang
tinggi (Tailor L, 2003). Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa senyawa
antioksidan tersebut dapat juga digunakan sebagai bahan kosmetik yang berguna sebagai
perlindungan dari sinar matahari secara langsung dengan senyawa-senyawa yang
terkandung pada daun dan buah ceremai tersebut terutama avonoid, polifenol, dan
vitamin C dan beberapa penelitian terdahulu mengenai aktivitas antioksidan, dengan
adanya senyawa-senyawa tersebut peneliti menduga bahwa bagian dari tanaman tersebut
memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi dan aktivitas sebagai tabir surya
berpotensi untuk dijadikan bahan pengganti antioksidan sintetik, maka dalam proposal
penelitian ini peneliti bermaksud untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak
tanaman ceremai yang di ambil dari bagian buah dan daunnya serta mengetahui nilai
sun protector factor (SPF).
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENENTUAN NILAI SPF
` 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Sinar UV 254 nm, Sinar UV 365nm, , Visual +
DPPH 0,2%,
sinar UV 365 nm +
sitro borat Visual
Visual +
H SO 10% 2 4
Visual +
FeCl 5%, 3
Page 1