pos etika kerja bimkes
DESCRIPTION
Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Kesehatan Indonesia | bimkes.orgTRANSCRIPT
Prosedur Operasional Standar Etika Kerja
Berkala Imiah Mahasiswa Kesehatan Indonesia
Bab I
Ketentuan Umum
Pasal 1
Dalam Prosedur Operasional Standar ini dimaksud dengan:
1. Prosedur Operasional Standar Etika Kerja Berkala Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Indonesia
(BIMKES) , selanjutnya disebut POS Etika Kerja BIMKES, adalah norma atau ketentuan yang
merupakan landasan etik dan moral sebagai pedoman berperilaku dan berucap mengenai hal
yang diwajibkan, dilarang, atau tidak patut dilakukan oleh Pelaksana Harian BIMKES dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2. Tim Pengawas Berkala Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Indonesia (BIMKES), selanjutnya disebut
Tim Pengawas BIMKES, adalah Tim Pengawas BIMKES yang dibentuk untuk mengawasi dan
menyelidiki atas proses kerja agar Pelaksana Harian BIMKES tidak melanggar etika kerja.
3. Pelaksana Harian BIMKES, selanjutnya disebut Pelaksana Harian, adalah Pelaksana Harian
BIMKES sebagaimana di maksud dalam naskah akademik BIMKES.
Pasal 2
Etika Kerja BIMKES bertujuan untuk menjaga martabat, kehormatan, dan citra Pelaksana Harian di
tengah-tengah masyarakat, khususnya Mahasiswa Ilmu Kesehatan Indonesia, yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari terjaganya kehormatan BIMKES.
Pasal 3
Etika Kerja BIMKES berasaskan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan naskah akademik BIMKES.
BAB II
Kepribadian dan Etika
Pasal 4
Pelaksana Harian adalah insan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menjunjung tinggi
norma agama, hokum, hak asasi manusia, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang berkepribadian Indonesia.
Pasal 5
Setiap Pelaksana Harian wajib mematuhi etika sebagai berikut:
a. tunduk dan taat kepada perintah agamanya masing-masing yang tercermin dalam perilaku dan
ucapannya;
b. menaati sumpah/janji sebagai Pelaksana Harian;
c. mengabdi kepada nusa dan bangsa;
d. menjunjung tinggi nilai kesopanan dan kesusilaan;
e. bersikap kesatria dalam ucapan dan tindakan;
f. mampu mengendalikan emosi dalam setiap tindakan dan ucapannya;
g. memberikan informasi yang benar tentang hal-hal yang patut diketahui oleh Tim Pengawas
BIMKES;
h. mengutamakan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan setiap masalah;
i. tidak merendahkan harkat dan martabat bangsa dan negara;
j. tidak menggunakan posisi untuk mencari keuntungan pribadi, keluarga, dan kelompok tertentu
dalam melakukan kegiatan di dalam BIMKES.
k. menjauhkan diri dari perbuatan koRapat Umum Pemegang Sahami, kolusi, dan nepotisme, serta
perbuatan tercela lainnya
l. memilikki kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi dan aspirasi masyarakat, khususnya
Mahasiswa Ilmu Kesehatan Indonesia;
m. memegang teguh rahasia internal BIMKES;
n. melaksanakan hak dan kewajibannya dengan ras penuh tanggung jawab; dan
o. menaati naskah akademik dan POS.
BAB III
Penegakkan Etika Kerja
Bagian Kesatu
Tim Pengawas Etika Kerja BIMKES
Pasal 6
1. Untuk menegakkan Etika Kerja BIMKES, dibentuk Tim Pengawas BIMKES.
2. Tim Pengawas BIMKES adalah Board of Directors (BoD) atau Badan Pembina BIMKES sesuai yang
tertuang di naskah akademik BIMKES.
3. Pimpinan Tim Pengawas BIMKES dipilih dari dan oleh Anggota BoD.
4. Tim Pengawas BIMKES ditetapkan dalam RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM BIMKES sebagai
lembaga tertinggi di dalam BIMKES
5. Tata cara pembentukkan BoD diatur dalam naskah akademik BIMKES
6. Selama belum berlangsungnya Rapat Umum Pemegang Saham BIMKES, maka Ketua Tim Transisi
BIMKES yang tertuang dalam naskah akademik BIMKES menjadi Ketua Tim Pengawas BIMKES
Sementara dengan beranggotakan perwakilan Mahasiswa Ilmu Kesehatan Indonesia dan
penasehat BIMKES.
Pasal 7
Tim Pengawas BIMKES mempunyai tugas dan wewenang:
a. menerima rancangan Rencana Strategis (RENSTRA) BIMKES untuk setahun ke depan dari
Pelaksana Harian BIMKES;
b. membahas dan menilai rancangan RENSTRA BIMKES sesuai dengan yang dimaksud oleh butir a;
c. bagian rancangan RENSTRA BIMKES yang dinilai “luar biasa” oleh Tim Pengawas dapat diusulkan
untuk dibahas dengan Board of Trustee (BoT) atau Badan Pelindung.;
d. rancangan RENSTRA BIMKES disahkan oleh RUPS setelah melalui proses yang telah disebutkan di
butir b dan c;
e. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan naskah akademik, POS, dan RENSTRA BIMKES;
f. memberikan pertimbangan kepada Pelaksana Harian dalam mengambil kebijakkan dalam
BIMKES;
g. memberikan pertimbangan kepada Pelaksana harian dalam hal mengangkat dan
membebastugaskan Sumber Daya Manusia di dalam BIMKES;
h. menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat, khususnya
Mahasiswa Ilmu Kesehatan Indonesia;
i. melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai norma dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
Bagian Kedua
Sanksi dan Rehabilitasi
Pasal 8
Sanksi terhadap Pelaksana Harian berupa:
a. teguran etika kerja tertulis terdiri dari surat peringatan pertama dan kedua;
b. surat rekomendasi pembebastugasan sebagai Pelaksana Harian kepada RUPS
Pasal 9
Rehabilitasi berupa penerbitan surat rehabilitasi nama kepada pihak-pihak yang terkait
Pasal 10
Diagram alir pemberian sanksi:
Pasal 11
Bukti yang dapat diajukan adalah:
a. berupa informasi yang diucapkan, dikirim, dan diterima, atau disimpan secara elektronik dengan
alat optic atau yang serupa dengan itu; dan
b. dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang dilihat, dibaca, dan atau didengar,
yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang diatas
kertas, benda fisik apapun selain kertas, maupun yang terekam secara elektronik yang berupa
tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka, atau perforasi yang memilikki
makna.
Laporan masuk/Pengawas
menemukan indikasi
pelanggaran
Investigasi
Internal
Surat Indikasi Pelanggaran Etika
tanpa Pemberian Bukti
Surat Hak Jawab atas Indikasi
Pelanggaran Etika berbasis Bukti
Pelanggaran Terbukti
Pelanggaran Tidak
Terbukti
Rehabilitasi
Pelaksanaan Sanksi
Pasal 12
1. Investigasi internal harus dimulai selambat-lambatnya 14 hari sebelum RUPS.
2. Surat Hak Jawab berbasis bukti yang telah didefinisikan di pasal 11 harus dikirimkan selambat-
lambatnya 7 hari setelah diterimanya Surat Indikasi Pelanggaran Etika.
3. Semua laporan investigasi internal akan disampaikan kepada RUPS.