portopolio osteoarthritis

Upload: rendra-dananjaya

Post on 07-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

t

TRANSCRIPT

PORTOFOLIO OSTEOARTRITISTopik : Osteoarthritis a/r Genue

Tanggal (kasus) : Agustus 2015Presenter : dr. Lely Fauziah

Nama Pasien : Ny. SatriaNo. RM : 30201. 1. 01419

Tanggal Presentasi : 10 Agustus 2015Nama Pendamping : dr. Nely Verawati

Tempat Presentasi :Puskesmas Pasir Belengkong

Obyektif Presentasi :

Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : Perempuan, 45 tahun datang dengan keluhan nyeri di bagian lutut.

Tujuan : Untuk mengetahui penanganan terhadap pasien osteoartritis dengan efek samping yang minimal

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis: Perempuan, 45 tahun datang dengan keluhan nyeri di bagian sendi lutut sebelah kanan. Hal ini dialami os sejak 3 tahun yang lalu. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri yang melebihi gerakan lain. Semakin lama nyeri dirasakan semakin berat sampai menghambat aktivitas. Os mengatakan nyeri biasa timbul pada saat udara dingin seperti pagi dan malam hari.

Kondisi Umum : Baik Berat badan : 58 kg ; Tinggi badan : 160cm Kesadaran : Compos mentis E4V5M6 Vital Sign : TD : 120/80 mmHg , N : 84 x/menit, RR : 20 x/menit, Temp : afebris Status LokalisKepala : konjungtiva : anemis -/- ; sclera ikterik -/- ; pupil : isokor ; lensa : jernih Thoraks : Inspeksi: bentuk dada simetris Palpasi : pergerakan dinding dada simetris Perkusi : sonor +/+ Auskultasi : vesikular +/+, S1-S2 regulerAbdomen : Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada Auskultasi : peristaltik (+) Palpasi : soepel, nyeri tekan (-) Perkusi : timpani (+)Ekstremitas : Akral hangat (+), tanda peradangan (-)

2.Riwayat pengobatan:

3. Riwayat kesehatan/ Penyakit: Riwayat Diabetes Mellitus (-)Riwayat Hipertensi (-)Riwayat penyakit jantung (-)Riwayat penyakit ginjal (-)Riwayat penyakit mata (-)Riwayat stroke (-)

4. Riwayat keluarga:

5. Riwayat pekerjaan: Ibu rumah tangga

6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :Hubungan pasien dengan keluarga harmonis baik dan hubungan dengan tetangga dirasakan baik.

7. Riwayat imunisasi : -

8. Lain-lain : -

Daftar Pustaka:

a. Wachjudi RG, Dewi S, Kamijaya L, Pramudiyo R. Diagnosis dan Terapi Penyakit Reumatik;Osteoartritis. Sub bagian reumatologi bagian ilmu penyakit dalam RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hal 52-61. Sagung seto. 2006

b.Panduan pengelolaan nyeri dan inflamasi pada berbagai penyakit reumatik. Ikatan reumatologi indonesia (IRA). September 2004

c.Panduan diagnosis dan pengelolaan osteoartritis. Ikatan reumatologi indonesia (IRA). September 2004

d. Rosani S, Isbagio H. Osteoartritis. Kapita selekta kedokteran. Edisi IV. Media aesculapius. 2014

Hasil pembelajaran:

1.Mengetahui penanganan terhadap pasien osteoartritis dengan efek samping yang minimal

MANAGEMEN TERHADAP PASIEN OSTEOARTRITISI.1 Tujuan:1. Meredakan nyeri2. Mengoptimalkan fungsi sendi3. Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas hidup4. Menghambat progresifitas penyakit5. Mencegah terjadinya komplikasi

I.2 Pilar pilar penatalaksanaanMemerlukan penilaian sebagai berikut:a. Penilaian terhadap sendi: jumlah sendi yang terkena, nyeri sendi atau periartikular, derajat kerusakan sendi, instabilitas, inflamasi, hambatan gerak dan disabilitas.b. Penilaian terhadap penderita: akibat dan beratnya nyeri, afeksi, beratnya stress, gangguan fungsi organ, komorbid, masalah sosial ekonomi, kualitas hidup, dan pengetahuan dan pandangannya tehadap penyakit reumatikHal hal yang perlu diperhatikan:1. Edukasi mengenai penyakitnya2. Coping mechanism3. Memaksimalkan fungsi4. Mengurangi kecacatan dan sedapat mungkin mencegah atau memperbaiki kerusakan rawan sendiNon farmakologis: Modifikasi pola hidup Edukasi Modifikasi aktifitas Menurunkan berat badan Rehabilitasi medik/fisioterapi Penggunaan alat bantuFarmakologis: Analgetik non narkotik atau narkotik NSAIDs DMOADs (Disease Modifying OA Drugs) Analgetik topikal Terapi intraartikular/intralesi Pembedahan I.3 Yang perlu diperhatikan pada pengelolaan penderita OA1. Lamanya OA2. Lokasi dan jumlah sendi yang terkena3. Sejak kapan mulainya gejala, eksaserbasi, dan remisi4. Pengobatan sebelumnya beserta efeknya5. Efek samping obat sebelumnya6. Pengobatan yang dilakukan selain dokter7. Injeksi steroid8. Injeksi hialuronan intra artikular9. Tindakan bedah termasuk atroskopi10. Penggunaan alat bantu berupa tongkat, deker, korset, dll11. Adakah riwayat tukak peptik, perdarahan GIT12. Penyakit kronik penyerta, misalnya PJK, gagal jantung, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, status hormonal, penyakit kulit kronik13. Terapi antikoagulan dan warfarin14. Pemakaian steroid saat ini

1. EdukasiPenatalaksanaan osteoartritis merupakan suatu upaya jangka panjang yang memerlukan pengertian dan kerjasama antar doketr, penderita, dan keluarga. Edukasi menjadi bagian penting dalam pengobatan nyeri akibat penyakit reumatik. Tujuan edukasi meliputi: mengurangi kecemasan, pemahaman penyakit dan fungsi sendi, meningkatkan kepatuhan pengelolaan, perubahan perilaku yang sesuai, meningkatkan fungsi dan citra diri.

2. Latihan/program rehabilitasi medika. Latihan Tujuan latihan pada OA adalah: Tujuan umum: mengurangi rasa nyeri dan disabilitas Tujuan khusus: memperbaiki gerak, kekuatan, ketahanan otot setempat, kapasitas aerobik (fitness), perasa posisi sendi, biomekanik sendi, keseimbangan, fungsiAda beberapa jenis latihan untuk pasien OA, adalah:Lingkup gerak sendi (range of motio, ROM) Pasif Aktif Aktif dengan bantuanPeregangan Manual MekanikPenguatan Isometrik Isotonik Isokinetik AerobikIntensitas low impactRekreasional

b. Program rehabilitasi medikTujuan rehabilitasi medik secara umum adalah: Meningkatkan fungsi (restoratif) Mempertahankan fungsi yang ada (maintenance) Pencegahan disfungsi atau mempertahankan fungsi normal (preventif)Tujuan khusus Mengurangi rasa nyeri Mempertahankan kekuatan dan lingkup gerak Mempertahankan energi Pemilihan alat bantu (suportif) Membantu pasien menghadapi perubahan keadaan fungsionalBerbagai modalitas dipergunakan secara tunggal ataupun kombinasi berupa: Pemanasan SuperfisialBasah: hydrocollator pack, wax, termaphore heating pack, kolam air hangat, spa, whirpool tankKering: botol air hangat, heat mitten, heating pad, gel pack DalamMicrowaveDiathermyUltrasound PendinginanGel packIce packIce on a stickFluoromethane sprayFrozen peas Transcutaneous electrical nerve stimulation Pulsed electromagnetic field Laser Galvanic stimulation Akupuntur

3. FarmakologiNSAIDs oralKarena akan dipergunakan jangka panjang maka harus dipertimbangkan pemberian NSAID yang paling aman, misalnya meloxicam 1x7,5mg/hari, etodolac 1x200mg/hari, tenoxicam 1 tab/hari.

NSAIDs topikalPreparat dalam bentuk obat gosok ini meliputi salycilate, benzydanine, diclofenac, flubiprofen, indomethacine, ibuprofen, ketoprofen, dan piroxicam dengan efektivitas yang hampir sama.

Capsaicin topikalCapsaicin yang merupakan alkaloid dari cabe, diduga efeknya sebagai counter irritan, merangsang pelepasan neuropeptida, substansi P dari saraf perifer, dan mencegah reakumulasi dalam sel dan ujung saraf sentral dan perifer. Substansi P merupakan mediator yang paling penting untuk transmisi nyeri dari perifer ke sentral.Analgetika1. Acetaminofen dengan dosis maksimal 4 gram/hari. Pemakaian acetaminofen dosis tinggi jangka lama dapat menyebabkan nephritis interstitialis kronik2. Golongan opioid. Analgetika opioid terbagi dua golongan berdasarkan potensinya Dengan potensi lemah: propoxyphene, codein, pentazocine, tramadol Dengan potensi kuat: oxycodone, meperidine, dan analog morphin

DMOADs Diacerrhein berkhasiat mengurangi inflamasi ringan dengan menghambat reseptor IL-1. Hal ini kemungkinan karena IL-1 berperan pada patofisiologi OA. Dosis awal 2x1capsul selama 1 bulan dilanjutkan 1x1capsul Glycosaminoglycan sulfat dan non sulfat berfungsi menghambat proses katabolisme yang berlebihan terutama pada rawan sendi dan tulang subchondral. Heparinoid dengan hasil baik untuk OA adalah pentoran polysulfate, chondroitin sulfat, dan glycosamine sulfat. Pada pemberian peroral ketiga bahan tersebut menunjukkan bioavaibilitas dan toleransi yang baik. Pada pemberian 3 tahun nampak signifikan dalam menghambat penipisan rawan sendi. Dosis yang diberikan untuk glukosamin adalah 1500mg/hari Etidronate dapat mencegah pembentukan osteofit dan menurunkan kadar kolagenase pada OA Calcitonin berpengaruh pada regulasi kondrosit dan bekerja melalui reseptor spesifik. Calcitonin mempunyai efek anabolik pada kondrosit invitro, dengan merangsang pengikatan glucosa menjadi glycosaminoglycan oleh kondrosit. Doxycycline dapat menghambat aktivitas kolagenase mamalia, suatu efek diluar sebagai antimikroba

4. Injeksi intraartikular/intralesiMetode penanganan ini bukanlah pilihan utama dalam penanganan OA. Pada dasarnya ada 2 indikasi suntikan intra artikular yakni penanganan simtomatik dengan steroid dan viskosuplementasi dengan hyaluronan untuk modifikasi perjalanan penyakit1. Steroid: menggunakan triamcinolone hexacetonide atau metylprednisolone depo. Hanya diberikan jika ada satu atau dua sendi yang mengalami nyeri dan inflamasi yang kurang responsif terhadap pemberian NSAID, tidak dapat mentolerir NSAID, atau komorbiditas yang merupakan kontra indikasi terhadap pemberian NSAID. Untuk sendi besar seperti sendi lutut, dosis yang dipakai adalah 40 mg, bisa dikombinasi dengan lidokain, sedangkan pada sendi kecil dosis yang dipakai 10 mg. Sebaiknya tidak sering dilakukan (maksimal 3x/tahun).2. Hyalorunan. Preparat yang tersedia high dan low molecular weight. Penyuntikan intraartikular biasanya untuk sendi lutut (paling sering), sendi bahu, dan sendi koksa. Diberikan dengan interval 1 minggu sebanyak 5-6 dosis @2-2,5 ml hyaluronan.

5. PembedahanPertimbangan dilakukan tindakan operatif bila: Deformitas menimbulkan gangguan mobilisasi Nyeri yang tidak dapat teratasi dengan penanganan medikamentosa dan rehabilitatif

Portofolio osteoartritisdr. Lely FauziahPage 12