portofolio_stase_bedah

3
PORTOFOLIO STASE BEDAH apa yang sudah didapat di stase bedah? Jawabannya pasti ilmu, begitu banyak ilmu yang didapat di stase ini, baik akademik maupun akademk. Dari 9 stase (dan sudah 6 stase sejauh ini) ada banyak case-case yang sudah dipresentasikan dan diberi masukan oleh para konsulen pembimbing. Case yang diajukan pun kebanyakan case yang akan banyak kita temui sehari-hari jadi walaupun pembuatan case ini bisa terbilang minimal karena hanya dipersiapkan dalam seminggu tetapi tetap sangat berguna. Jadwal case yang diwajibkan ada 9 case selama 1 minggu menurut saya terlalu padat, karena kami menjadi susah untuk mengatur jadwal konsulennya alhasil semakin banyak jadwal case yang mundur. Selain dari case, kasus-kasus yang saya dapatkan selama jaga, follow up maupun di poli juga sangat banyak dan memperkaya ilmu. Selain ilmu akademik, juga ada non akademik, saya belajar untuk disiplin, tepat waktu (dengan absen finger print jam 7.30), cara informed consent yang baik, cara menangani pasien dengan baik terutama ketika jaga karena koas bertanggung jawab pada 1 pasien dan semua tindakan yang dilakukan pada pasien tersebut pun kita harus tau jadi disini saya merasa skill untuk memperlakukan pasien dengan baik dapat terasah. Tetapi, setelah saya melewati 6 stase ini, menurut saya di stase bedah plastik tugas saya hanya GV saja, mengapa begitu? Karena konsulen pembimbing mewajibkan kami untuk bisa GV, hal itu

Upload: ali-aufar-hutasuhut

Post on 14-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pppopo

TRANSCRIPT

Page 1: PORTOFOLIO_STASE_BEDAH

PORTOFOLIO STASE BEDAH

apa yang sudah didapat di stase bedah?

Jawabannya pasti ilmu, begitu banyak ilmu yang didapat di stase ini, baik akademik

maupun akademk. Dari 9 stase (dan sudah 6 stase sejauh ini) ada banyak case-case yang sudah

dipresentasikan dan diberi masukan oleh para konsulen pembimbing. Case yang diajukan pun

kebanyakan case yang akan banyak kita temui sehari-hari jadi walaupun pembuatan case ini

bisa terbilang minimal karena hanya dipersiapkan dalam seminggu tetapi tetap sangat berguna.

Jadwal case yang diwajibkan ada 9 case selama 1 minggu menurut saya terlalu padat, karena

kami menjadi susah untuk mengatur jadwal konsulennya alhasil semakin banyak jadwal case

yang mundur.

Selain dari case, kasus-kasus yang saya dapatkan selama jaga, follow up maupun di poli

juga sangat banyak dan memperkaya ilmu. Selain ilmu akademik, juga ada non akademik, saya

belajar untuk disiplin, tepat waktu (dengan absen finger print jam 7.30), cara informed consent

yang baik, cara menangani pasien dengan baik terutama ketika jaga karena koas bertanggung

jawab pada 1 pasien dan semua tindakan yang dilakukan pada pasien tersebut pun kita harus

tau jadi disini saya merasa skill untuk memperlakukan pasien dengan baik dapat terasah.

Tetapi, setelah saya melewati 6 stase ini, menurut saya di stase bedah plastik tugas saya

hanya GV saja, mengapa begitu? Karena konsulen pembimbing mewajibkan kami untuk bisa

GV, hal itu tentu tidak masalah, tetapi yang saya permasalahkan adalah, 2 residen bedah yang

sedang stase bedah plastic juga tidak membantu koasnya, mereka malah melimpahkan tugas

GV tadi kepada koas sedangkan perawat di bangsal juga tidak ada yang mau membantu, jadilah

saya dan kedua teman sekelompok kecil saya meng-GV pasien yang rencana skin graft, dimana

lukanya begitu dalam dengan dasar otot M. rectus femoris, karena kami masih minim

pengalaman (hanya sekali dicontohkan oleh residen) dan dengan luka yang begitu besar dan

dalam, hari yang seharusnya kami habiskan di poli jadi kami habiskan selama 3 jam di bangsal

tanpa ke poli. Dan 2 residen bedah tadi bilang ke koas lain bahwa kami koas malas yang tidak

mau ke poli.. apakah itu salah kami? Saya rasa tidak, bahkan kami sebelumnya kami sudah izin

untuk GV ke mereka dan konsulen kami. Salah satu konsulen spesialis bedah plastic pun juga

Page 2: PORTOFOLIO_STASE_BEDAH

sangat menitipkan pasiennya kepada kami, salah satu tugas saya adalah mengedukasi kepada

keluarga pasien agar kakinya mau diamputasi, saya sebelumnya tidak pernah memberitahu hal

seperti ini kepada keluarga pasien, jadi ketika saya mengedukasi, saya benar-benar menjaga

kata-kata saya agar jangan sampai salah ucap, saya tau mungkin ini sebagai salah satu cara

untuk melatih komunikasi, tetapi menurut saya alangkah baiknya jika konsulen yang

bersangkutan yang berbicara pada keluarga pasiennya, karena bagaimanapun tindakan

amputasi bukan tindakan yang kecil dan opini di masyarakat tentang amputasi masih beragam,

sedangkan konsulen tersebut yang tahu lebih banyak tentang hal ini. Pembimbing kami yang

lain di stase bedah plastic sebenernya satu-satunya orang yang membuat saya bisa mengerti

gambaran mengenai superficial bedah plastic dan hal-hal apa yang penting untuk seorang

dokter umum ke depannya, ketika pretest kami pun diajak berdiskusi dengan beliau, hal seperti

ini menurut saya jauh lebih berguna dan lebih menambah ilmu.

Pada stase bedah anak, saya merasa saya masih kurang belajar, karena stase ini

merupakan stase kecil pertama saya di bedah, jadi saya masih harus belajar lagi tentang atresia

ani, hal yang cukup menampar saya adalah saya tidak bisa menjawab pertanyaan2 yang

diajukan salah satu konsulen bedah ketika konsulen tersebut mau berdiskusi tentang kasus

atresia ani yang ada pada saat saya jaga. tetapi mungkin para konsulen dapat memberi kami

poin-poin yang harus dan wajib kami ketahui dari setiap kasus, bukan hanya judul kasus saja

sehingga kami lebih terarah ketika mau mempelajari suatu kasus, sehingga pada saat ronde pun

kami mengerti apa yang diinginkan oleh konsulen.

Pada stase urologi, sebenarnya stase ini merupakan stase kecil favorit saya, dari ketiga

konsulen yang ada pada stase ini semuanya sangat membimbing kami, kami jadi bisa mengerti

cara membaca foto BNO-IVP. konsulen pembimbing kami (dr. yonas, SpU) bahkan meluangkan

waktunya setelah operasi untuk berdiskusi minicex di ruang rapat OK agar kami lebih paham

mengenai kasus-kasus urologi yang akan kami temui sehari2 ketika menjadi dokter.