portofolio hhs
DESCRIPTION
HHSTRANSCRIPT
PORTOFOLIO
HYPEROSMOLAR HYPERGLIKEMIC STATE
Diajukan Kepada :
dr. Yanu Kintoro Sudibya
dr. Endang Purwanti
Disusun oleh :
dr. Lukluk Purbaningrum
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013
Pada hari ini tanggal 12 Juli 2014 telah dipresentasikan portofolio oleh :
Nama peserta : dr. Lukluk Purbaningrum
Dengan judul/ topic : Hyperosmolar Hyperglikemic Stage
Nama Pendamping : dr. Yanu dan dr. Endang Purwanti
Nama Wahana : RSUD Murangan Sleman
No. Nama Peserta Presentasi No Tanda tangan
1 dr. Lukluk Purbaningrum 1
2 dr. Hilma nadhifa 2
3 dr. Andy Hafidz 3
4 dr. Indah Kusumaningrum 4
5 dr. Debby Nurima D 5
6 dr. Arifatul Unsiyanah 6
7 dr. Dika Riskiardi 7
8 dr. Bidayati 8
9 dr. Fitria Puspita 9
10 dr. puspita Prihatini 10
11 dr. Rizky Ahmad 11
12 dr. Cindy Qullubui 12
Nama Peserta : dr. Lukluk Purbaningrum
Nama Wahana : RSUD Murangan Sleman
Topik : Hyperosmolar Hyperglikemic Stage
Tanggal (kasus) : 21 Juni 2014
Nama Pasien : Tn. G
No. RM : 075830
Tanggal Presentasi : 12 Juli2014
Nama Pendamping : dr. Yanu Kintoro Sudibya dan dr. Endang Purwanti
Tempat Presentasi : RSUD Murangan
Obyektif Presentasi :
- Keilmuan, diagnostic dan manajemen, dewasa
- Deskripsi : Laki-laki, 61 tahun, lemas dan pandangan kabur, diabetes mellitus dengan Hyperosmolar Hyperglikemic Stage, hypokalemia dan diare cair akut
- Tujuan : memberikan penatalaksanaan untuk Hyperosmolar Hyperglikemic Stage
Bahan Bahasan : Kasus
Cara Membahas : Presentasi dan diskusi
Data Pasien :
- Nama : Tn. G
- Nomor Registrasi : 075830
DATA UTAMA UNTUK BAHAN DISKUSI
1. Diagnosis/ Gambaran klinis
Hyperosmolar Hyperglikemic Stage dengan hypokalemia dan diare cair akut, keadaan umum lemah serta pandangan kabur
2. Riwayat pengobatan
Metformin dan glimepiride tapi tidak rutin kontrol dan minum obat, pernah menstop obat untuk beberapa bulan, dan tidak menerapkan diit Diabetes mellitus. Pernah opname di RS tapi pulang atas permintaan sendiri
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit
Pasien menderita diabetes sudah sekitar 5 tahun, pasien mengeluh lemas serta pandangan kabur sejak 1 minggu yang lalu, selama 3 hari yang lalu pasien tidak mau makan, pasien juga mengalami diare cair akut dengan dehidrasi sedang tanpa didapatkan lendir darah. Pasien sudah ke RS sarjito tapi pulang atas permintaan sendiri.
4. Riwayat Keluarga
Kakak pasien juga menderita diabetes mellitus dan sekarang sudah meninggal karena komplikasi
5. Riwayat pekerjaan
wiraswasta
6. Lain – lain
DAFTAR PUSTAKA
1. Soewando, pradana. 2007. Koma Hiperosmolar Hiperglikemik non Ketotik dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV hal 1878 – 1880. Jakarta. FKUI
2. Gotera, wira; Gde, Dewa. 2012. Pentalaksanaan Ketoasidosis Diabetik (KAD). Journal
HASIL PEMBELAJARAN
1. Subyektif
Pasien mengeluh lemas dan pandangan kabur yang dicurigai karena gangguan glukosa darah baik hiperglikemi maupun hipoglikemi dengan riwayat diabetes mellitus yang tak terkontrol. Pasien juga mengeluh buang air besar cair tanpa lendir darah selama 1 minggu yang lalu. Nyeri perut dan sulit makan selama tiga hari ini. Empat hari yang lalu periksa di RS Sardjito dengan GDS 508 yang kemudian setelah diterapi menjadi 188, kemudian pasien pulang APS.
Gejala yang muncul Ada/ tidak
Lemah dan/ anorexia +
Pandangan kabur +
Nyeri perut +
Mual dan muntah -
Poliuri dan polidipsi +
Somnolen -
2. Objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan jasmani, dan laboratorium diagnosis utama adalah Hyperosmolar Hyperglikemic Stage. Diagnosis sekunder Diabetes Mellitus tipe 2 non obes, hypokalemia, diare cair akut, gagal ginjal akut, hipoalbumin, malnutrisi underweight. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :
- Gejala klinis :
Lemas dan pandangan kabur dengan TD 88/60, nadi 88x/ menit masih kuat angkat, RR 20x/ menit, turgor berkurang, kurus
Tanda yang muncul Ada/ tidak
Hipotensi +
Takikardi -
Dehidrasi +
Hipotermi -
Letargi atau coma -
Nafas kusmaul -
Fruity Odor -
- Laboratorium :
No Hasil laboratorium Nilai Nilai Normal
1 Gula Darah sewaktu 654 <100 mg/dl
2 Natrium (Na) 130 136 – 145 mmol/L
3 Kalium (K) 2.8 3,5 – 4,5 mmol/L
4 Klorida (Cl) 96 98 – 107 mmol/L
5 Ureum 83 10 – 50 mg/dl
6 Creatinine 2,42 0,5 – 0,9 mg/dl
7 Albumin 2,7 3, 5 – 5,2 g/dl
8 Feses lengkap Bakteri + -
No Jenis pemeriksaan
Hasil
1 Koreksi Na dengan GDS 654
= Na (mEq/L atau mmol/L) + 165 x (Glukosa darah (mg/dl) - 100 100= 130 + 165 x (654-100) 100= 139,14
2 Osmolaritas serum efektif
= [2 x Na (mEq/L atau mmol/L)] + Glukosa darah (mg/dl) + BUN 18 2,8= (2 x 130) + 654 + 83 18 2,8= 343,9
3 Kriteria HHS 1. GDS > 6002. Osmolaritas > 320 mOsm/ kg air (normal 290 ± 5)3. Tidak ada asidosis
4 BMI 14, 5
5 Ro Thorax Bronchitis
3. Assessment
Rasa lemas dan haus adalah manifestasi klinis dari dehidrasi selular. Hiperglikemia mengakibatkan timbulnya diuresis osmotik , dan mengakibatkan menurunnya cairan tubuh total. Dalam ruang vascular, dimana gluconeogenesis dan masukan makanan terus menambah glukosa, kehilangan cairan akan semakin banyak mengakibatkan hiperglikemia dan hilangnya volume sirkulasi. Hiperglikemia dan peningkatan konsentrasi protein plasma yang mengikuti hilangnya cairan intravascular serta hilangnya air yang lebih banyak disbanding natrium menyebabkan keadaan hyperosmolar. Keadaan hyperosmolar ini memicu sekresi hormone antidiuretic. Keadaan ini akan memicu timbulnya rasa haus seperti yang terjadi pada pasien dengan hasil perhitungan osmolaritas serum sudah memenuhi syarat HHS yaitu > 320 mOsm/kg air yaitu 343,9 mOsm/kg air. Nilai normal osmolaritass serum yaitu 285 -295 mOsm/kg air. Keadaan ini disebut hyperosmolar hyperglycemic stage dimana jika terjadi perubahan status mental sampai koma bisa dirawat di ruang rawat intensif (ICU).
Adanya keadaaan hiperglikemia dan hyperosmolar ini jika kehilangan cairan tidak dikompensasi dengan masukan cairan maka akan timbul dehidrasi dan hipovolemia. Hypovolemia akan mengakibatkan hipotensi dan nantinya akan mengakibatkan gangguan pada perfusi jaringan. Pada pasien ini sdh ditandai tekanan darah yang turun yaitu 88/60. Jika tidak ada penanganan maka pasien akan mengarah ke koma yang merupakan stadium terakhir dari proses hiperglikemik dimana telah timbul gangguan elektrolit berat dalam kaitannya dengan hipotensi. Maka dari pada itu rehidrasi sangat diperlukan disini.
Diare cair akut dengan dehidrasi sedang dan banyaknya elektrolit yang hilang merupakan salahh satu factor presipitat dari kondisi HHS. Rehidrasi adalah hal penting pada penanganan kasus ini.
Faktor presipitat :
Faktor presipitat Ada/ tidak
gastroenteritis +
Pneumonia -
UTI -
Sepsis -
Meningitis -
Infeksi yang lain -
Diabetic Ketoacidosis (DKA) Hyperglycemic Hyperosmolar State (HHS)
Glukosa plasma >250 mg/dl Glukosa plasma >600 mg/dl
pH areteri <7.3 pH arteri >7.3
Bicarbonat <15 mE/L Bicarbonat >15 mEq/L
Moderate ketonuria atau ketonemia Minimal ketonuria dan ketonemia
Anion gap >12 mEq/L Osmolalita serum >320 mosm/L
Diabetic Ketoacidosis (DKA) Hyperglycemic Hyperosmolar State (HHS)
Muda, diabetes tipe 1 Tua, diabetes tipe 2
Tidak didapatkan hiperosmolaritas Hiperosmolaritas
hipovolemik Hipovolemik
Kerusakan elektrolit kerusakanlektrolit
asidosis Asidosis
4. Plan
- Diagnosis
Diagnosis utama adalah Hyperosmolar Hyperglikemic Stage. Diagnosis sekunder Diabetes Mellitus tipe 2 non obes, hypokalemia, diare cair akut, gagal ginjal akut, hipoalbumin, malnutrisi underweight.
- Pengobatan
Prinsip penatalaksanaan pada hyperosmolar hyperglycemic stage yaitu :
1. Rehidrasi intravena agresif
2. Penggantian elektrolit
3. Pemberian insulin intravena
4. Diagnosis dan manajemenfaktor pencetus dan penyakit penyerta
5. Pencegahan
Pada kasus ini diberikan penatalaksanaan sebagai berikut
1. Inf RL 1000 ml loading dilanjutkan cek GDS ulang
2. Bila klinis baik, tidak sesak, tidak didapatkan RBB dilanjutkan loading RL 1000 ml
3. Cek GDS ulang kemudian drip insulin sesuai algoritma
4. Inf diganti RL 500ml + Kcl 1 flash dalam 30 tpm
5. Bila GDS sudah ≤ 250 inf diganti menjadi dua jalur D5% ½ NS dalam 20 tpm dan RL 500 ml ± Kcl 2 flash dalam 10 tpm
6. Evaluasi GDS
7. Penggunaan insulin sesuai algoritma dilanjutkan 3 x 6 unit disesuaikan dengan GDS
8. Diatab 2 tab per BAB cair dengan maksimal 6 tablet
9. KSR 1x1 tab KSR 2x1 tab KSR 3x1 tab
10. Inj ceftriaxone 1 amp/12 jam
11. Inj Ranitidin 1 amp/12 jam
12. Inj Pantoprazol 1 amp/12 jam
13. Inj sotatic 1 amp/8jam
14. Tranfusi albumin
15. Raber saraf
- Pendidikan
Telah dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk membatu proses penyembuhan dengan memberikan penjelasan terkait keteraturan minum obat dan control glukosa darah serta pengaturan pola makan dan pola hidup bagi penderita diabetes.
- Konsultasi
Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan ahli gizi sehingga diharapkan adanya integrasi antara pola makan dan terapi dari dokter, sehingga penderita selalu dalam kondisi stabil.
Kegiatan Periode Hasil yang Diharapkan
Kepatuhan minum 5 hari post opname, 2 Segera diketahui terkait
obat, pola makan dan pemantauan Glukosa darah
minggu sekali pada 2bulan pertama dan 1 bulan sekali pada bulan berikutnya
penyesuaian obat, keteraturan dalam minum obat dan pola makan. Dalam hal ini dikonsultasikan dengan ahli gizi
Laboratorium contoh kimia darah
1 bulan sekali pada 1bulan pertama selanjutnya 3 bulan sekalipada bulan berikutnya
Parameter laboratorium semuanya membaik termasuk fungsi ginjal
Ro Thorax 1 bulan lagi Terjadi proses perbaikan
Nasihat Setiap kali kunjungan Kepatuhan minum obat dan pola hidup serta tetap semangat dan tidak bosan untuk mengkonsumsi obat