populasi, sub populasi dan unit stok

8
DINAMIKA POPULASI IKAN POPULASI, SUB POPULASI DAN UNIT STOK Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas resume mata kuliah Dinamika Populasi Ikan semester ganjil Disusun oleh: Ina Rahmawati 230110130140 Kelas: Perikanan B UNIVERSITAS PADJADJARAN 1

Upload: ina-rahmawati

Post on 05-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

POPULASI, SUB POPULASI DAN UNIT STOK

TRANSCRIPT

Page 1: Populasi, Sub Populasi Dan Unit Stok

DINAMIKA POPULASI IKAN

POPULASI, SUB POPULASI DAN UNIT STOK

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas resume

mata kuliah Dinamika Populasi Ikan semester ganjil

Disusun oleh:

Ina Rahmawati

230110130140

Kelas:

Perikanan B

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANANJATINANGOR

2015

1

Page 2: Populasi, Sub Populasi Dan Unit Stok

Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok individu yang

tergolong dalam suatu spesies dan pada suatu waktu tertentu menghuni suatu

wilayah ruang tertentu dan lingkungan tertentu. Ukuran populasi dapat berubah

sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika

populasi. Perubahan ini bisa dihitung dengan menggunakan rumus Perubahan

jumlah dibagi waktu, hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi.

Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh jumlah yang sesuai bagi

populasi untuk hidup dengan kondisi ideal serta faktor lingkungan yang kurang

ideal diantaranya adalah ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa,

persaingan dengan makhluk hidup sesam spesies atau spesies lain, iklim dan

penyakit. Parameter populasi yaitu densitas (jumlah perunit area), pola

pertumbuhan distribusi, struktur umur, pertumbuhan dalam jumlah (biomass), laju

natalitas, dan laju mortalitas.

Satu populasi bisa terdiri dari satu sub populasi atau beberapa sub populasi

yang penyebarannya tidak homogen. Sub populasi adalah sebagian atau satu

fraksi dari suatu populasi dan bagian ini dapat mempertahankan atau

melangsungkan sifat genetiknya walaupun ada perbedaan antara sub populasi

tetapi perbedaan inipun bersifat turun temurun. meskipun ada perbedaan–

perbedaan kecil diantara sub populasi, perbedaan itu diturunkan kepada anaknya

atau generasi berikutnya. Cara membedakan sub populasi dapat dilakukan dengan

beberapa cara diantaranya adalah dengan cara anatomi, fisiologi, biokimia serta

metode pemberian tanda.

Studi kasus mengenai Ikan terbang di Laut Flores dan Selat Makassar

Sulawesi Selatan yang ditulis oleh Syamsu Alam Ali dkk menjelaskan bahwa

sturktur populasi ikan terbang di Laut Flores dan Selat Makassar belum diketahui

apakah mempunyai hubungan kekerabatan yang jauh dan masing-masing

merupakan sub populasi yang terpisah secara genetik. Analisis struktur populasi

ikan terbang di Laut Flores dan Selat Makassar dilakukan unttuk menentukan

wilayah pengelolaan. Sebanyak 100 ekor sampel dari Laut Flores dan 200 ekor

sampel dari Selat Makassar dianalisis dalam penelitian ini. Analisis struktur

populasi dilakukan berdasarkan 20 karakter morfometrik. Metode analisis

2

Page 3: Populasi, Sub Populasi Dan Unit Stok

diskriminan, klaster bertingkat, dan jarak Euclidean digunakan untuk

membedakan antar kelompok ikan terbang.

Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan kelompok ikan terbang

Laut Flores dan Selat Makassar menunjukkan bahwa ikan terbang Laut Flores dan

Selat Makassar masing-masing merupakan sub populasi yang terpisah. Perbedaan

ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan letak geografis, pengaruh perbedaan

lingkungan, dan pengaruh perbedaan genetik, atau interaksi antara faktor

lingkungan dan genetik. Perbedaan letak geografis dapat menyebabkan antar

kelompok ikan terbang saling terisolasi.

Perbedaan lingkungan selain dapat menyebabkan terbatasnya emigrasi dan

imigrasi ikan juga dapat menyebabkan terbatasnya aliran genetik atau out

breeding sehingga kedua kelompok ikan terbang memiliki karakter morfometrik

berbeda. Terbatasnya emigrasi dan imigrasi akibat hambatan lingkungan dapat

menyebabkan rendahnya persilangan genetik antar kelompok ikan terbang

sehingga terjadi perbedaan heterozigotias yang dapat ditunjukkan oleh perbedaan

fenotipe (Bellington dan Herbert 1991).

Selanjutnya penulis tersebut mengatakan, selain jarak geografis

kemungkinan pula disebabkan perbedaan lingkungan fisik seperti arus,

gelombang, suhu permukaan laut, dan salinitas serta faktor lingkungan biologis

seperti predator dapat menjadi hambatan percampuran antar kelompok ikan

terbang. Menurut Oxendford (1994) dalam laporan hasil penelitian perpindahan

ikan terbang dengan metode penandaan (tagging), ikan terbang dengan ukuran 24

cm tidak tergolong peruaya jarak jauh. Selanjutnya perbedaan keragaman populasi

antara kelompok ikan terbang Laut Flores dengan ikan terbang Selat Makassar

masing-masing merupakan sub populasi yang berbeda dan mempunyai hubungan

kekerabatan atau jarak genetik jauh.

Stok adalah populasi atau bagian dari populasi dengan ciri-ciri atau tanda

yang disebabkan oleh keadaan lingkungan dan sifat ini tidak turun temurun.

Secara teoritis, unit stok adalah suatu kelompok individu dari species yang sama.

Jika ada imigrasi atau emigrasi, kedua faktor tersebut kurang dihitung dalam studi

populasi karena kedua faktor ini dianggap sama.

3

Page 4: Populasi, Sub Populasi Dan Unit Stok

Stok ikan didefinisikan sebagai kelompok individu, sub-set dari spesies,

mempunyai parameter stok (populasi) yang sama, menempati wilayah geografi

tertentu, dan tidak melakukan percampuran (minimal) dengan stok ikan di

wilayah sekitarnya. Konsep stok ikan mengandung paling tidak dua unit informasi

dasar, ialah bahwa stok terbagi dalam kelompok lokal dan diantara kelompok

tersebut terdapat perbedaan fenotipe, genetik, atau keduanya secara bersama. Jika

data genetik tidak tersedia, karakter morfologi dan lingkungan bisa digunakan

untuk memisahkan kelompok lokal. Stok dari wilayah geografi yang berbeda bisa

dikatakan berbeda jika mempunyai karakter stok yang berbeda atau sudah

dinyatakan terpisah secara geografis satu sama lain, dalam waktu yang relatif

lama. Karakter stok yang dimaksud bisa dalam bentuk pertumbuhan, mortalitas,

karakteristik morfometri, genetik, maupun perbedaan lainnya, seperti parasit.

Dalam skripsi yang disusun oleh Syakila (2009) mengenai Studi dinamika

stok ikan tembang (Sardinella fimbriata) di perairan Teluk Palabuhanratu,

Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, dijelaskan bahwa Ikan tembang (S.

fimbriata) termasuk ke dalam kelompok ikan dominan di Palabuhanratu sejak

tahun 2003 hingga sekarang. Dari hasil wawancara di lapangan jenis ikan ini

banyak ditangkap dari perairan Teluk Palabuhanratu oleh nelayan perahu motor

tempel dengan menggunakan alat tangkap jaring. Ukuran mata jaring yang

digunakan saat ini sudah menjadi lebih kecil daripada tahun-tahun sebelumnya.

Pada tahun sebelumnya ukuran mata jaring yang digunakan untuk menangkap

ikan tembang 1,75 ; 2,0 dan 2,25 inch sedangkan saat ini nelayan sebagian besar

menggunakan ukuran mata jaring 1,5 inch.

Pendugaan potensi sumberdaya ikan tembang (S. fimbriata) dilakukan

dengan menggunakan data hasil tangkapan ikan tembang yang ditangkap di

perairan Teluk Palabuhanratu dan didaratkan di TPI Palabuhanratu serta upaya

penangkapan yang menggunakan alat tangkap perahu motor tempel. Hasil dapat

dilihat pada Tabel.

4

Page 5: Populasi, Sub Populasi Dan Unit Stok

Tabel Hasil tangkapan dan upaya penangkapan ikan tembang di Pelabuhanratu

Tahun Produksi (Ton) Upaya (Unit) CPUE (Ton/Unit)2003 92,702 253 0,372004 83,097 266 0,312005 32,933 428 0,082006 96,954 511 0,19

Sumber : Ditjen Tangkap-DKP (2004, 2005, 2006, 2007)

Dari Tabel di atas secara umum hasil tangkapan per unit upaya

penangkapan (CPUE) mengalami penurunan. Hal ini dapat mengindikasikan

terjadinya penurunan stok ikan tembang di perairan Teluk Palabuhanratu. Namun

untuk menyimpulkan hal tersebut perlu dilakukan kajian lebih lanjut. Kondisi

upaya tangkap lebih (overfishing) untuk sumberdaya ikan tembang di Teluk

Palabuhanratu diindikasikan oleh ukuran mata jaring yang digunakan saat ini

menjadi lebih kecil dari sebelumnya yaitu 1,5 inch dimana sebelumnya 1,75 ; 2,0

dan 2,25. Secara umum CPUE selama periode 4 tahun mengalami penurunan, dan

panjang total ikan maksimum menjadi lebih kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, S. Dkk. 2004 Analisis struktur populasi ikan terbang (Hirundichthys oxycephalus , Bleeker 1852) Laut Flores dan Selat Makassar. Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas Makassar.

Billington, B and Hebert, P.D.N. 1991. Mitochondrial DNA diversity in fishes and its implications for introductions. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences. Canada. 48:80-94.

Nessa, M.N., H. Sugondo, I. Andarias, dan A. Rantetondok. 1977. Studi pendahuluan terhadap perikanan ikan terbang di Selat Makassar. Lontara. 13: 643-669.

Oxenford, H.A. 1994. Movements of flyingfish (Hirundichthys affinis) in the eastern Caribbean. Bull. mar. Sci. 54: 49-62.

Syakila, S. 2009. Studi dinamika stok ikan tembang (Sardinella fimbriata) di perairan Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Skripsi Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

5