politik dan kewarganegaraan fakultas ilmu sosial ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · siswa...

50
i PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Semarang Oleh Siti Choerina 3301412026 POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: hadien

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

i

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR PKn

SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN

MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP

MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Universitas Negeri Semarang

Oleh

Siti Choerina

3301412026

POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

ii

Page 3: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

iii

Page 4: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

iv

Page 5: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Allah tidak akan membenbani seorang hambanya melainkan sesuai dengan

kesanggupanya”.

“Motivasi terbesar bukan berasal dari orang lain melainkan berasal dari dirimu

sendiri!” (Siti Choerina)

PERSEMBAHAN

1. Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

atas segala nikmat yang telah diberikan untuk penulis.

2. Untuk Ayahanda tercinta (Ade Suhari) dan Ibunda

tercinta (Sumiroh) yang senantiasa mendoakan dan

menyemangati keberhasilan putrimu, terima kasih

karena selalu mengajari arti bersyukur dan selalu

mengingatkan untuk tidak meninggalkan sholat,

Semoga ini akan menjadi salah satu dari sekian

kebanggaan kalian terhadap putrimu.

3. Untuk adik kesayanganku Siti Nurhaliza yang selalu

merindukan kepulanganku saat merantau jauh.

4. Faiz Wildan Ahmad Afifi terima kasih telah menjadi

teman setia yang mendengarkan keluh kesah saat mulai

lelah, memberi semangat, dukungan serta doa.

5. Untuk teman teman tercinta mbak Tutut, Novia, Ida,

Fani, Wiwik, Upi, Eka dan Ani yang juga memberi

masukan saat sudah mulai lelah berjuang dalam sebuah

karya kecil ini.

Page 6: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

vi

SARI

Choerina, Siti. 2016. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Team Game Tournament Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VIII

Kompetensi Dasar 5.1 Menjelaskan Makna Kedaulatan Rakyat Di SMP

Muhammadiyah 4 Semarang. Prodi PPKn, Jurusan PKn FIS UNNES.

Pembimbing Andi Suhardiyanto, S.Pd., M.Si, Puji Lestari, S.Pd. M.Si. 91

halaman.

Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, TGT, Hasil Belajar, PKn

Permasalahan pembelajaran PKn dalam penelitian ini dikarenakan suasana

kelas yang kurang kondusif dan monoton karena adanya pemisahan kelas antara

siswa laki-laki dan perempuan dan belum optimalnya penggunaan model

pembelajaran yang inovatif, pembelajaran PKn masih sederhana yaitu metode

ceramah. Penggunaan model pembelajaran yang kurang inovatif berdampak pada

keaktifan siswa berkurang, dan mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga perlu

adanya alternatif model pembelajaran, yaitu penggunaan model pembelajaran

Team Game Tournament untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif Team

Game Tournament terhadap pembelajaran PKn dan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan model pembelajaran kooperatif Team Game Tournament terhadap

hasil belajar siswa.

Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif jenis eksperimen dengan

desain Quasi Eksperimental Design bentuk Non equivalent Control Group Design.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII laki-laki yang tersebar dalam 3

kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dan diperoleh kelas

VIII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-B sebagai kelas kontrol.

Penerapan model pembelajaran kooperatif Team Game Tournament

dilaksanakan melalui tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Tahap

perencanaan guna mempersiapkan sarana prasarana dalam proses pembelajaran.

Tahap pelaksanaan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Pengaruh

penggunaan model pembelajaran Team Game Tournament meliputi hasil belajar

aspek kognitif, dari hasil uji T-test rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

meningkat, dari rata-rata kelas 70 sampai rata-rata 81,13 dengan ttabel -

2,001717484 > thitung -3,170857607 > ttabel 2,001717484. Pengaruh penggunaan

model pembelajaran Team Game Tournament meningkat 31,71%. Hasil belajar

aspek afektif dan psikomotorik melalui penilaian observasi meningkat secara

signifikan sebanyak 33,42%. Maka disimpulkan bahwa pembelajaran model Team

Game Tournament efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Penulis menyarankan model Team Game Tournament dapat menjadi

bahan rujukan bagi guru untuk menggunakan variasi model pembelajaran secara

cermat.

Page 7: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Team Game Tournament

terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VIII Kompetensi Dasar 5.1 Menjelaskan

Makna Kedaulatan Rakyat di SMP Muhammadiyah 4 Semarang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada para pihak

yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum

yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi

ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang Drs. Mohammad

Solehatul Mustofa, MA yang telah memberikan izin penelitian.

3. Ketua Jurusan PKn Universitas Negeri Semarang Drs. Tijan, M.Si yang telah

memberikan kemudahan dan kelancaran administrasi dalam penyusunan

skripsi.

4. Pembimbing I Andi Suhardiyanto, S.Pd., M.Si. yang senantiasa membimbing,

memberi pengarahan, dan saran-saran dalam penyusunan skripsi.

5. Pembimbing II Puji Lestari, S.Pd. M.Si. yang telah membimbing,

mengarahkan, dan memberi saran-saran selama proses penyusunan skripsi.

6. Ketua tim penguji Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc atas saran dan revisi

yang membangun.

Page 8: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

viii

7. Kepala SMP Muhammadiyah 4 Semarang Bapak Winarko, S.Pd yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Fuji Astuti, S.Pd, selaku guru PKn SMP Muhammadiyah 4 Semarang yang

membantu selama kegiatan penelitian

9. Siswa-siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Semarang atas partisipasinya

dalam penelitian ini.

10. Bapak, Ibu dan adik-adik tercinta yang telah memberi doa dan restu sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan perkembangan pendidikan selanjutnya.

Semarang, Juli 2016

Penulis

Page 9: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................ iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

1.5 Batasan Istilah .......................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 10

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif ............................................................. 10

2.2 Model Pembelajaran Team Game Tournament........................................ 12

2.3 Hakikat Belajar Dan Hasil Belajar .......................................................... 20

2.4 Pendidikan Kewarganegaraan .................................................................. 26

2.5 Kerangka Berpikir ................................................................................... 30

Page 10: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

x

2.6 Hipotesis ................................................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 33

3.1 Populasi Penelitian .................................................................................. 34

3.2 Sampel Dan Teknik Sampling ................................................................. 34

3.3 Variabel Penelitian .................................................................................. 35

3.4 Alat Dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 36

3.5 Validitas Dan Reliabilitas Alat ................................................................ 38

3.6 Hipotesis Statistika ................................................................................... 44

3.7 Teknis Analis Data .................................................................................. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 55

4.1 Gambaran Umum Dan Objek Penelitian ................................................. 55

4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 57

4.3 Pembahasan ............................................................................................ 75

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 88

5.1 Simpulan ................................................................................................. 88

5.2 Saran ........................................................................................................ 89

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 90

LAMPIRAN ................................................................................................. 92

Page 11: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian 92

Lampiran 2 Instrumen Penelitian 93

Lampiran 3 Data Mentah Penelitian 99

Lampiran 4 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen 104

Lampiran 5 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Kontrol 105

Lampiran 6 Kisi Kisi Uji Coba Instrumen 106

Lampiran 7 Soal Uji Coba Instrumen 108

Lampiran 8 Lembar Jawab Uji Coba Instrumen 113

Lampiran 9 Kunci Jawab Uji Coba Instrumen 114

Lampiran 10 Analisis Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, dan

Taraf Sukar Instrumen 115

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 118

Lampiran 12 Aturan Permainan Team Game Tournament 127

Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa 128

Lampiran 14 Soal Turnamen DalamTeam Game Tournament 129

Lampiran 15 Kisi Kisi Instrumen Soal Pretest dan Postest 135

Lampiran 16 Soal Pretest dan Postest 137

Lampiran 17 Lembar Jawab Soal Pretest dan Postest 141

Lampiran 18 Kunci Jawab Pretest dan Postest 142

Page 12: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

xii

Lampiran 19 Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 143

Lampiran 20 Uji Normalitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen 144

Lampiran 21 Uji Normalitas Hasil Pretest Kelas Kontrol 145

Lampiran 22 Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol 146

Lampiran 23 Uji Beda Rata-Rata Data Pretest 148

Lampiran 24 Nilai Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 149

Lampiran 25 Akumulasi Nilai Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 155

Lampiran 26 Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Guru 156

Lampiran 27 Nilai Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 160

Lampiran 28 Akumulasi Nilai Aktivitas Kelas Kontrol 166

Lampiran 29 Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 167

Lampiran 30 Uji Normalitas Hasil Posttest Kelas Eksperimen 168

Lampiran 31 Uji Normalitas Hasil Posttest Kelas Kontrol 169

Lampiran 32 Uji Homogenitas Hasil Posttest 170

Lampiran 33 Uji T-test Kelas Eksperimen 172

Lampiran 34 Uji T-test Kelas Kontrol 173

Lampiran 35 Tabel Z 174

Page 13: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh

setiap manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya, karena dengan

pendidikan seseorang dapat menjadi manusia yang bermartabat, berkualitas,

bermutu tinggi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu negara, karena

maju atau tidaknya suatu negara tergantung pada tingkat pendidikan dan

kualitas dari sumber daya manusianya. Mengenai pendidikan tentunya

sangat berkaitan dengan proses pembelajaran yang ada di sekolah. Proses

pembelajaran yang dilakukan harus semaksimal mungkin untuk

mewujudkan pembelajaran yang berkualitas.

Mewujudkan pembelajaran yang berkualitas sangat dibutuhkan

adanya kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan kegiatan belajar

mengajar. Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang

berkualitas dapat meningkatkan motivasi, dan hasil belajar peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas akan terwujud jika disertai ketertarikan

peserta didik pada materi pembelajaran, karena dalam ketertarikan pada

materi belajar terdapat rasa ingin tahu, penasaran, bahkan keinginan kuat

yang mendorong peserta didik untuk lebih mendalami materi Pembelajaran,

sehingga pada proses pembelajaran peserta didik akan mencapai kompetensi

Page 14: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

2

yang telah ditentukan sehingga proses pembelajaran akan terlaksana dengan

baik dan terwujud pembelajaran berkualitas.

Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti menemukan berbagai

permasalahan dalam pembelajaran PKn di SMP Muhammadiyah 4

Semarang. Permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran

meliputi suasana pembelajaran dan model pembelajaran yang kurang

inovatif. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat mempengaruhi tujuan

pembelajaran. Hakikatnya, tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku

siswa sesuai dengan tujuan yang diinginkan. (berdasarkan hasil observasi

pada hari Jumat, tanggal 19 Februari 2016).

Permasalahan pertama adalah suasana pembelajaran yang kurang

kondusif. Kelas yang tidak kondusif ini disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu pertama cuaca yang begitu panas sehingga sebagian siswa merasa

kepanasan dan kadang mengantuk saat proses pembelajaran. Faktor kedua

yaitu siswa kurang konsentrasi bahkan suasana kelas gaduh dan ramai saat

proses pembelajaran sehingga kelas tidak kondusif.

Berdasarkan observasi awal di SMP Muhammadiyah 4 Semarang

antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan memiliki kelas yang terpisah,

hal tersebut menjadikan suasana kelas yang membosankan karena tidak ada

motivasi belajar dari lawan jenis, terutama pada siswa laki-laki. Dengan

adanya sistem kelas yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, peneliti

berencana akan melakukan penelitian pada siswa kelas VIII laki-laki,

Page 15: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

3

kemudian diperoleh secara random kelas VIII-A laki-laki sebagai kelas

eksperimen dan kelas VIII-B laki-laki sebagai kelas kontrol.

Penggunaan model pembelajaran yang kurang optimal juga menjadi

permasalahan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran masih

menggunakan metode ceramah. Dari beberapa hasil wawancara langsung

pada kelas VII laki-laki dan kelas VIII laki-laki, menyatakan bahwa mereka

cenderung bosan mengikuti pembelajaran saat guru hanya ceramah di depan

kelas, terbukti dengan adanya data yang diperoleh peneliti yaitu rata-rata

nilai siswa kelas VIII-A masih dibawah KKM 76 yaitu dengan rata-rata nilai

ulangan kelas 71. Dengan adanya data tersebut disimpulkan bahwa model

pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan yang ada di lapangan, dapat disimpulkan

bahwa masalah utama dalam pembelajaran PKn di SMP Muhammadiyah 4

Semarang yaitu penggunaan metode pembelajaran yang masih sederhana

yaitu metode ceramah yang mengakibatkan siswa merasa bosan mengikuti

pembelajaran. Apalagi penggunaan model pembelajaran yang kurang

inovatif ini berdampak pada keaktifan siswa di dalam kelas juga berkurang,

sehingga motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran masih kurang dan

mempengaruhi hasil belajar siswa.

Berdasarkan dari permasalahan-permasalahan pembelajaran di SMP

Muhammadiyah 4 Semarang, maka ditemukan penyelesaian masalah

dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif yaitu model

pembelajaran kooperatif TGT. Team Game Tournament adalah salah satu

Page 16: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

4

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada keterlibatan siswa secara

keseluruhan. Guru mengisi materi di awal pembelajaran kemudian siswa

melanjutkan dengan kerja kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe

Team Game Tournament mengarahkan siswa untuk bermain sambil belajar.

Kooperatif Team Game Tournament dalam proses pembelajarnya

mampu meningkatkan rasa kepedulian dan tanggung jawab setiap siswa

karena dalam TGT pemahaman siswa yang lain menjadi tanggung jawab

setiap anggota kelompoknya, sehingga kemampuan akademik dan

kemampuan sosial siswa akan lebih meningkat pula termasuk

mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal dan keterampilan

mengelola waktu. Team Game Tournament juga mampu meningkatkan

persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan

bukan pada keberuntungan sehingga motivasi keterlibatan siswa lebih tinggi

dalam bekerja sama, walaupun harus menggunakan waktu yang relatif lebih

banyak. Dalam pembelajaran Team Game Tournament guru sangat berperan

penting, guru harus selalu mendampingi setiap proses pembelajaran karena

pembelajaran TGT ini guru hanya menjelaskan pada awal penyampaian

materi pembelajaran, selebihnya siswa merupakan sumber belajar dari siswa

lainnya. Dengan adanya kondisi pembelajaran antar siswa bisa jadi dapat

menimbulkan pemahaman yang tidak seharusnya atau tidak sesuai harapan.

Pembelajaran Team Game Tornament diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar PKn siswa. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Team

Game Tournament pada pelajaran PKn sangat berpengaruh besar karena

Page 17: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

5

dengan model pembelajaran tersebut siswa yang pasif akan dapat

berpartisipasi aktif, andil dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa akan

terdorong untuk mengikuti turnamen dalam pembelajaran. Selain itu Team

Game Tournament dilakukan secara berkelompok dan di akhir permainan

diberi penghargaan sehingga timbul kerja sama antar siswa dan hasil belajar

siswa dalam mengikuti pembelajaran akan meningkat pula. Istilah hasil

belajar menunjuk pada kemampuan-kemampuan yang mencakup aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi

yang telah dilakukan dan bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian

yang menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan, muncul rumusan apakah

penelitian model kooperatif Team Game Tournament dapat dilakukan di

SMP Muhammadiyah 4 Semarang. Untuk itu peneliti terdorong untuk

melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Team Game Tournament terhadap Hasil

Belajar PKn Siswa Kelas VIII Kompetensi Dasar 5.1 Menjelaskan

Makna Kedaulatan Rakyat di SMP Muhammadiyah 4 Semarang.

Page 18: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model kooperatif Team Game Tournament (TGT)

terhadap pembelajaran PKn?

2. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif Team

Game Tournament (TGT) terhadap hasil belajar PKn siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang ingin

dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan model kooperatif Team Game Tournament

(TGT) terhadap pembelajaran PKn.

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif

Team Game Tournament (TGT) terhadap hasil belajar PKn siswa.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kajian

yang ilmiah tentang permasalahan sama yang ditemui dalam

pembelajaran PKn secara mendalam, agar hasil belajar siswa lebih

meningkat. Selain itu juga memberikan sumbangan informasi bagi

peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama.

Page 19: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

7

2. Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat

bagi :

a. Guru

Memanfaatkan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT yang

lebih berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Siswa

Meningkatkan motivasi dan minat belajar sehingga siswa dapat

berperan aktif dalam proses pembelajaran dan akan berpengaruh

terhadap hasil belajarnya yang pada akhirnya siswa dapat mencapai

nilai tuntas.

c. Manfaat bagi sekolah

1) Merupakan landasan dalam mengambil kebijakan sekolah

melalui perkembangan model pembelajaran di kelas.

2) Meningkatkan prestasi sekolah jika hasil belajar siswa

meningkat.

1.5 Batasan Istilah

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah sebuah model pembelajaran yang mengutamakan pembentukan

kelompok yang bertujuan menciptakan pendekatan pembelajaran secara

efektif. Jadi setiap siswa akan melakukan sosialisasi secara internal dan

Page 20: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

8

saling bertukar pikiran dalam menyelesaikan tugas bersama dalam

kelompoknya. Dengan begitu siswa akan bertanggung jawab atas

belajarnya sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru guna mencapai

hasil yang maksimal.

2. Model Team Game Tournament (TGT)

Model Team Game Tournament (TGT) yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah sebuah model pembelajaran yang dilakukan secara

kelompok dan dalam sistem pembelajarannya menerapkan unsur

permainan dan turnamen yang bertujuan untuk memperoleh skor bagi

kelompoknya masing-masing, terdapat saling ketergantungan antar siswa

karena pemahaman siswa menjadi tanggung jawab setiap anggota

kelompoknya, kemudian model TGT ini berbeda dengan model

kooperatif lainnya, yaitu pada pembagian kelompok TGT secara

berdasarkan pada tingkat kemampuan siswa.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan

perilaku yang diperoleh setelah mengalami kegiatan belajar yang berupa

penguasaan konsep yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Dalam penelitian ini, hasil belajar kognitif berupa data

nilai hasil tes siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Page 21: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

9

4. Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah suatu pendidikan yang memfokuskan pada pendidikan nilai dan

moral serta pembentukan jati diri dan cinta tanah air untuk menjadi

warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter.

Page 22: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif

Suprijono (2015:65) menyatakan bahwa “model pembelajaran

diartikan sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum,

mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas”. Model

pembelajaran adalah suatu perencanaan dari guru yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas dan untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya yaitu buku-buku,

film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Setiap model pembelajaran

digunakan untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

Menurut Slavin dalam buku Cooperative Leaning Teori, Riset dan

Praktek (2005:4) menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif merujuk pada

berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat

saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah

pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam

pemahaman masing-masing. Cooperative learning lebih dari sekedar belajar

kelompok atau kelompok kerja, karena belajar dalam model cooperative

learning harus ada “struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif”

Page 23: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

11

sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-

hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif diantar anggota

kelompok.

Suprijono (2015:53) berpendapat bahwa Cooperative learning

memberi kontribusi kepada pencapaian prestasi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional karena cooperative

learning dapat menumbuhkan tanggung jawab individu terhadap diri sendiri

dan orang lain, learning retention, melibatkan siswa secara aktif dalam

interaksi sosial yang positif, mengembangkan sikap teliti dan cermat. Bahkan

cooperative learning mempunyai dampak positif yaitu meningkatkan prestasi

belajar siswa, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan meningkatkan

motivasi intrinsik.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok.

Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya

dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan

prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan

guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan

dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang

bercirikan : (1) “memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat”

seperti, fakta, keterampilan, nilai konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan

sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan keterampilan di akui oleh mereka yang

berkompeten menilai (Suprijono, 2015:77).

Page 24: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

12

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan pembentukan

kelompok yang bertujuan menciptakan pendekatan pembelajaran efektif. Jadi

setiap siswa akan melakukan sosialisasi secara internal dan saling bertukar

pikiran dalam menyelesaikan tugas bersama dalam kelompoknya. Dengan

begitu siswa akan bertanggung jawab atas belajarnya sendiri dan berusaha

menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah

disiapkan oleh guru guna mencapai hasil yang maksimal.

2.2 Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT)

2.2.1 Pengertian Model Team Game Tournament

Menurut Rusman (2014:224) bahwa “model pembelajaran Team

Game Tournament menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan,

jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda”. Dalam proses pembelajaran

ini pemahaman individu merupakan tanggung jawab anggota kelompok.

Jadi, jika ada anggota kelompok yang belum paham mengenai isi materi

pembelajaran, setiap anggota kelompok bertanggung jawab menjelaskannya.

Materi disajikan oleh guru di awal pembelajaran, kemudian guru

memberikan tugas untuk dikerjakan bersama dalam kelompok. Untuk

memastikan seluruh anggota kelompok telah memahami materi, siswa

diberikan permainan (game).

Page 25: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

13

Menurut Slavin (2010:163) menyatakan bahwa Team Game

Tournament adalah model pembelajaran kooperatif menggunakan

tournament akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor

kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka

dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti

mereka. TGT sangat sering digunakan dengan kombinasikan dengan STAD,

dengan menambahkan turnamen tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian model

pembelajaran Team Game Tournament di atas, dapat disimpulkan bahwa

model TGT merupakan model pembelajaran secara kelompok dan dalam

sistem pembelajarannya menerapkan unsur permainan dan turnamen yang

bertujuan untuk memperoleh skor bagi kelompoknya masing-masing,

kemudian model Team Game Tournamen ini berbeda dengan model

kooperatif lainnya, yaitu pada pembagian kelompok TGT berdasarkan pada

tingkat kemampuan siswa.

2.2.2 Komponen-Komponen Model TGT

Model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) terdiri atas

lima komponen utama. Deskripsi dari masing-masing komponen adalah

sebagai berikut :

a. Presentasi di kelas

Presentasi kelas merupakan pengajaran langsung seperti diskusi

pelajaran yang dipimpin oleh guru atau dapat juga dengan

Page 26: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

14

menggunakan presentasi audiovisual. Presentasi kelas berbeda dengan

pengajaran biasa, presentasi kelas harus benar-benar terfokus pada unit

TGT, karena akan membantu mereka dalam melakukan game

tournament.

Page 27: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

15

b. Tim (team)

Tim dalam TGT terdiri dari empat atau lima siswa (sesuai jumlah

kelompok) yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja

akademik, jenis kelamin, ras, etnik dan gender. Fungsi utama dari tim

ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar,

dan siap melakukan pertandingan pada meja turnamen. Skor turnamen

yang diperoleh tiap individu akan mempengaruhi skor kelompok.

Artinya, keberhasilan kelompok sangat dipengaruhi oleh keberhasilan

masing-masing individu dalam kelompok.

c. Permainan (game)

Permainan (game) dalam model Team Game Tournament ini terdiri atas

pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk

menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas

dan pelaksanaan tim. Game tersebut dimainkan di atas meja turnamen

dengan tiga orang siswa (sesuai jumlah kelompok), masing-masing

meja turnamen mewakili tim yang berbeda. Seorang siswa mengambil

sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor

pada kartu tersebut (Slavin, 2010:166). Dalam game ini biasanya

terdapat sebuah aturan tentang penantang yang memperbolehkan para

pemain saling menantang jawaban masing-masing.

d. Turnamen

Tournament adalah sebuah struktur di mana game berlangsung.

Biasanya turnamen ini berlangsung di akhir minggu atau akhir unit,

Page 28: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

16

setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah

melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Penempatan

siswa pada meja turnamen secara homogen yaitu disesuaikan dengan

tingkat prestasinya di kelas. A-1 adalah siswa yang berprestasi tinggi,

A-2 adalah siswa yang berprestasi sedang, A-3 adalah siswa yang

berprestasi sedang, dan A-4 adalah siswa yang berprestasi kurang,

begitu juga dengan penempatan tim B dan tim C. Jadi pada meja

turnamen 1 ditempati oleh siswa berprestasi tinggi yaitu A-1 dari tim A,

B-1 dari tim B, C-1 dari tim C, begitu juga untuk penempatan meja

turnamen selanjutnya. Penempatan siswa pada meja turnamen

digambarkan melalui bagan berikut:

Bagan 2.1

(Susanto, Aris. 2013:70)

e. Rekognisi Tim

Page 29: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

17

Tim yang mencapai skor rata-rata berdasarkan kriteria tertentu akan

mendapatkan penghargaan khusus, seperti sertifikat yang menarik atau

penghargaan dalam bentuk lain.

Tabel 2.1

Kriteria penghargaan

Kriteria (rata-rata tim) Penghargaan

40 tim baik

45 Tim sangat baik

50 – ke atas Tim super

(Slavin, 2010:175)

2.2.3 Langkah-Langkah Penggunaan Model Pembelajaran TGT

Menurut Slavin (2010:170) dalam implementasinya secara teknis,

ada empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT Team

Game Tournament yang merupakan siklus reguler dari aktivitas

pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

a. Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran.

b. Belajar tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka

untuk menguasai materi.

c. Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan

yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta

d. Rekognisi tim, skor dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim,

dan tim tersebut akan di rekognisi apabila mereka berhasil melampaui

kriteria yang diterapkan sebelumnya.

Page 30: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

18

2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif TGT

Tanirejo dalam skripsi Mardiana (2015:21) menyatakan bahwa

dalam model pembelajaran kooperatif Team Game Tournament terdapat

beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut :

1. Kelebihan

a. Dalam pembelajaran kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk

berinteraksi dan mengungkapkan pendapatnya

b. Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi

c. Perilaku mengganggu antar siswa menjadi berkurang

d. Motivasi belajar siswa bertambah

e. Kepekaan dan toleransi antar siswa

f. Kebebasan mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi yang ada

pada diri siswa serta meningkatkan kerja sama dengan siswa lain

sehingga interaksi belajar mengajar dalam kelas menjadi hidup dan

tidak membosankan.

2. Kekurangan

a. Tidak semua siswa menyumbangkan pendapat dalam belajar mengajar

b. Kekurangan waktu untuk proses belajar

c. Dimungkinkan terjadinya kegaduhan apabila guru tidak mampu

mengelola kelas.

Menurut Slavin (2010) menyatakan bahwa beberapa laporan riset

tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar

Page 31: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

19

siswa yang secara implisit menyatakan keunggulan dan kelemahan

pembelajaran TGT sebagai berikut :

a. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh

tergantung dai kinerja dan bukannya pada keberuntungan

b. Team Game Tournament meningkatkan harga diri sosial pada siswa

tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka

c. TGT meningkatkan kooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal

dan nonverbal, kompetensi yang lebih sedikit)

d. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam bekerja sama, tetapi menggunakan

waktu yang lebih banyak

e. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja

dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau

perlakuan lain.

Penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan model pembelajaran

kooperatif TGT telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, dalam setiap

model pembelajaran tentunya terdapat kelebihan dan kekurangan, tidak

terkecuali model kooperatif TGT. Dalam hal ini diperlukan peran guru yang

sangat besar, yang dapat mengelola proses belajar mengajar yang baik agar

dapat meminimalkan kekurangan dan memaksimalkan kelebihan model

pembelajaran kooperatif TGT, sehingga akan tercipta aktivitas belajar PKn

yang optimal.

Page 32: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

20

Berdasarkan yang diungkapkan oleh Slavin (2010) maka model

pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament memiliki ciri-ciri

sebagai berikut :

a. Pembentukan Kelompok

Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas suku, ras, jenis kelamin,

maupun kognitif. Heterogenitas anggota kelompok dapat meningkatkan

motivasi siswa untuk saling membantu sesama yang belum menguasai

materi. Heterogenitas ini juga mengajarkan tanggung jawab pemahaman

kelompok sehingga akan menimbulkan rasa kesadaran pada diri siswa

bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.

b. Game Tournament

Setiap meja turnamen berasal dari anggota kelompok yang berbeda.

Permainan dilangsungkan secara akademik di awali dengan pembacaan

aturan permainan. Berikut ini salah satu contoh permainannya

1) Guru membagikan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan

kunci ditaruh terbalik di atas meja)

2) Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan

pemain yang pertama dengan cara undian

3) Kemudian, pemain yang menang undian mengambil kartu undian

yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal

4) Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian

yang akan diambil oleh pemain

Page 33: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

21

5) Soal dikerjakan secara mandiri oleh para pemain dan penantang sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal

6) Setelah waktu mengerjakan soal selesai, pemain akan membacakan

hasil pekerjaannya dan akan ditanggapi oleh penantang

7) Setelah itu, pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor

hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang

yang pertama kali memberikan jawaban benar

8) Jika semua pemain menjawab dengan salah, maka kartu dibiarkan

9) Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu

soal habis dibacakan.

c. Penghargaan Kelompok

Setelah permainan selesai, masing-masing anggota kelompok turnamen

kembali ke kelompok asal dan masing-masing anggota kelompok

melaporkan perolehan skornya kepada ketua kelompok dan dihitung rata-

ratanya. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata skor mulai skor

tertinggi sampai skor terendah yang didapat oleh kelompok asal tersebut,

bukan kelompok turnamen.

2.3 Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

2.3.1 Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat di

tunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya,

Page 34: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

22

pemahamannya, tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapannya,

kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimanya dan lain-lain aspek yang

ada pada individu (Sudjana 1991:28). Oleh sebab itu belajar adalah proses

yang aktif, proses belajar pada siswa tidak terlepas dari semua situasi yang

ada di sekitarnya, belajar merupakan proses yang diarahkan pada sebuah

tujuan, seperti proses perubahan tingkah laku siswa melalui berbagai

pengalaman yang diperoleh.

2.3.2 Tujuan Belajar

Menurut Hamalik (2009:29) menyatakan bahwa ada beberapa

tujuan belajar yaitu :

1) Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan itu diterima baik oleh

masyarakat. Tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi belajar

2) Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri.

3) Di dalam mencapai tujuan itu, murid senantiasa akan menemui

kesulitan, rintangan, dan situasi-situasi yang tidak menyenangkan

4) Hasil belajar yang utama adalah ialah pola tingkah laku yang bulat

5) Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya Belajar

apa yang diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari

6) Kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan

dengan tujuan dalam situasi belajar

7) Murid memberikan reaksi secara keseluruhan

8) Murid mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya

Page 35: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

23

9) Murid diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam

lingkungan itu

10) Murid-murid dibawa/diarahkan ke tujuan-tujuan lain, baik yang

berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama

dalam situasi belajar.

2.3.3 Prinsip Belajar

Menurut Suprijono (2015:4) menyatakan bahwa belajar memeliki

beberapa prinsip di antaranya adalah :

Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku

sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri :

1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumen yaitu perubahan yang

disadari

2) Berkesinambungan dengan perilaku lainnya

3) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang

disadari

4) Berkesinambungan dengan perilaku lainnya

5) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup

6) Positif atau berakumulasi

7) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan

8) Permanen

9) Bertujuan dan terarah

10) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan

Page 36: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

24

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong

kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik

yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan

fungsional dan berbagai komponen belajar.

Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman ada dasarnya

adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

Menurut Slameto (2003:28) sesuai dengan hakikatnya belajar

memiliki beberapa prinsip yaitu :

1. Belajar merupakan proses continue, maka harus tahap demi tahap

menurut perkembangannya

2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan Discovery.

3. Belajar adalah proses kontinuitas, sehingga stimulus yang diberikan

menimbulkan respons yang diharapkan.

2.3.4 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2012:22). Asumsi

proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal

pula. Ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai.

Makin besar kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil dari

pengajaran tersebut. Implikasi hasil pengajaran yang baik harus bersifat

menyeluruh, artinya bukan sekedar penguasaan pengetahuan saja tetapi juga

nampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku.

Page 37: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

25

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012:22) secara garis besar

mengklasifikasi hasil belajar menjadi 3 ranah, yaitu ranah kognitif, ranah

afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil

belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif

berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu penerimaan, jawaban

atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik

berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan refleks, keterampilan

gerakan dasar, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan

kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretasi.

Dari ketiga ranah di atas dapat disimpulkan bahwa dalam hasil

belajar dapat mengembangkan tiga ranah yaitu: ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Dalam penelitian ini difokuskan pada salah ranah yaitu ranah

kognitif, karena ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa dalam

menguasai materi pembelajaran.

2.3.5 Faktor Hasil Belajar

Menurut Sudjana (1991:39) bahwa “hasil belajar yang dicapai oleh

siswa dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor dalam diri siswa dan faktor dari

luar diri siswa (faktor lingkungan)”. Faktor yang datang dari diri siswa

adalah kemampuan yang dimilikinya, faktor kemampuan siswa sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar yang telah dicapai. Adanya pengaruh

Page 38: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

26

dalam diri siswa merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat

perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan

disadari. Pada dasarnya siswa harus merasakan adanya kebutuhan untuk

belajar dan berprestasi, sehingga siswa harus berusaha semaksimal mungkin

untuk dapat mencapainya.

Faktor dari luar diri siswa (lingkungan) juga sangat mempengaruhi

hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang sangat

dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran.

Kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses

belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Hasil belajar pada

hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu hasil belajar

siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas

pengajaran, pendapat ini sejalan dengan teori belajar di sekolah (Theory of

school learning).

Sudjana (1991:40) bahwa kedua faktor di atas (kemampuan siswa

dan kualitas pengajaran) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan

hasil belajar siswa. Artinya, semakin tinggi kemampuan siswa dan kualitas

pengajaran, semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Di samping faktor

kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi

belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial

ekonomi, faktor fisik dan psikis.

Purwanto dalam Sigalingging buku Evaluasi Pengajaran PPKn

(2003:12) bahwa dalam dunia pendidikan dikenal berbagai macam alat

Page 39: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

27

penilaian untuk mengukur hasil belajar siswa. tes hasil belajar atau

achievement test adalah tes yang dipergunakan untuk mengevaluasi hasil

pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru. Untuk mengevaluasi hasil

proses pembelajaran dapat digunakan bermacam-macam bentuk alat

evaluasi. Namun demikian alat evaluasi dapat digolongkan menjadi 2

macam yaitu tes yang telah di standarisasi atau tes buatan guru.

Tes yang terstandar adalah tes yang mengalami proses standarisasi,

yakni proses validasi dan reliabilitas sehingga tes tersebut benar-benar valid

dan reliabel untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Kemudian tes buatan

guru adalah tes yang disusun oleh para guru atau dosen mata kuliah atau

bidang studi untuk mengukur sejauh mana siswa telah berhasil menguasai

materi pelajaran yang telah diterimanya (Sigalingging, 2003:12).

2.4 Pendidikan Kewarganegaraan

2.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Budimansyah dan Suryadi (2008:5) menyatakan bahwa civic

education merupakan program pembelajaran yang memiliki tujuan utama

mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga siswa

menjadi warga negara yang baik, melalui pengalaman belajar yang dipilih

dan diorganisasikan atas dasar konsep-konsep ilmu politik. Civics dilihat

sebagai kajian akademis yang bersifat impersonal sedangkan civic education

dilihat sebagai program pendidikan yang bersifat personal pedagogis.

Page 40: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

28

Pendidikan kewarganegaraan dalam pengertian secara substantif dan

pedagogis didesain untuk mengembangkan warga negara yang cerdas dan

baik untuk seluruh jalur dan jenjang pendidikan (Winataputra dan

Budimansyah, 2007:70). Sampai saat ini bidang itu sudah menjadi bagian

inheren dari instrumentasi serta praksis pendidikan nasional yakni sebagai

mata pelajaran di sekolah, sebagai mata kuliah di perguruan tinggi, sebagai

cabang disiplin ilmu sosial, sebagai program pendidikan politik dan sebagai

kerangka konseptual pemikiran individu.

Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk

peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta

tanah air (Winataputra dan Budimansyah, 2007:156). Dalam konteks itu

pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya merupakan pendidikan

kebangsaan atau pendidikan karakter bangsa.

Sigalingging (2008:8) menyatakan pendidikan kewargangaraan

merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga

negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil

dan berkarakter sesuai yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945).

Sehubungan dengan hal tersebut PKn mempunyai kedudukan yang sangat

strategis, sebab berupaya membentuk anak menjadi warga negara yang baik,

yang mampu menghayati, mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD

1945.

Page 41: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

29

Winataputra dan Budimansyah (2007:97) bahwa karakteristik PPKn

pada jenjang SD bertujuan untuk menanamkan sikap dan perilaku dalam

kehidupan sehari-hari, pada jenjang SLTP bertujuan untuk mengembangkan

pengetahuan dan kemampuan memahami dan menghayati nilai-nilai

Pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku individu, pada

jenjang SMU bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

mengembangkan kemampuan.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa pendidikan

kewarganegaraan adalah suatu pendidikan yang memfokuskan pada

pendidikan nilai dan moral serta pembentukan jati diri dan cinta tanah air

untuk menjadi warga negara Indonesia cerdas, terampil, dan berkarakter.

2.4.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Winataputra dan Budimansyah (2007:99) bahwa pelajaran PKn pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan berikut :

a. berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan

b. berpartisipasi secara aktif dan bertanggung Jawa, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti

korupsi

Page 42: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

30

c. berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain baik secara langsung maupun

tidak langsung dengan memanfaatkan TIK.

2.4.3 Ruang Lingkup PKn

Sigalingging (2008:10) menyebutkan bahwa ruang lingkup mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan meliputi beberapa aspek sebagai

berikut :

a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan,

kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap

positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan

jaminan keadilan

b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga,

tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-

peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bendara,

sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional

c. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban

anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,

pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

Page 43: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

31

d. Kebutuhan warga negara yang meliputi : hidup gotong oyong, harga diri

sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan atau

kebebasan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama,

prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara

e. Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, dan

hubungan dasar negara dengan konstitusi.

f. Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan

sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat

madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi

g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,

pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila

sebagai ideologi terbuka.

h. Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional

dan organisasi internasional, dan mengevaluasi global.

2.5 Kerangka Berpikir

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, permasalahan

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang berlangsung di SMP

Muhammadiyah 4 Semarang yaitu suasana kelas yang kurang kondusif dan

Page 44: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

32

monoton karena adanya pemisahan kelas antara siswa laki-laki dan

perempuan hal tersebut dapat mempengaruhi keaktifan siswa. Bahkan

partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat kurang sehingga

pembelajaran masih bersifat satu arah, ditambah lagi dengan penggunaan

model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih sederhana, yaitu

metode konvensional yang mengakibatkan siswa hanya mendengarkan materi

yang disampaikan oleh guru, dan biasanya model pembelajaran seperti ini

hanya keluar masuk telinga siswa dan tidak terekam dalam pikiran.

Permasalahan tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan

demikian, pembelajaran yang terkesan pasif, cenderung membosankan, dan

kurang memotivasi siswa ini dapat diatasi dengan menggunakan model

pembelajaran inovatif.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengujikan sebuah model

pembelajaran yang inovatif yaitu model Pembelajaran Team Game

Tournament (TGT) pada kelas eksperimen dan penggunaan metode

konvensional pada kelas kontrol. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan

dapat membuktikan model mana yang paling efektif untuk meningkatkan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan

bisa menjadi bahan rujukan bagi guru mengenai model pembelajaran yang

baik dan lebih optimal. Berdasarkan uraian penjelasan di atas, maka lebih

jelasnya dapat digambarkan melalui bagan kerangka berpikir yaitu sebagai

berikut :

Bagan 2.2

Pola kerangka berpikir

Page 45: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

33

2.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono,

2010:96).

Berdasarkan permasalahan dan kerangka berpikir yang telah

disebutkan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ho (Hipotesis Nol)

Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT terhadap hasil belajar PKn siswa.

2. Ha (Hipotesis Alternatif)

Permasalahan dalam

pembelajaran PKn :

1. Suasana kelas kurang

kondusif

2. Model pembelajaran

kurang inovatif

3. Motivasi kurang, siswa

pasif pasif

4. Hasil belajar kurang

Pre tes

Penggunaan

model

pembelajaran

kooperatif

TGT

Post tes

Model pembelajaran TGT dapat

meningkatkan hasil belajar PKn siswa

Page 46: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

88

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament terhadap hasil belajar

PKn siswa kelas VIII kompetensi dasar 5.1 menjelaskan makna kedaulatan

rakyat di SMP Muhammadiyah 4 Semarang, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif Team Game Tournament pada

pelajaran PKn meliputi beberapa tahapan yaitu tahap perencanan dan

tahap pelaksanaan. Tahap perencanaan berupa mempersiapkan sarana dan

prasarana penunjang proses pembelajaran yaitu RPP, Lembar Kerja Siswa,

lembar observasi kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa, Alat dan

bahan dalam game turnamen.

2. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Game Tournament terhadap hasil belajar PKn siswa. terbukti dengan

adanya peningkatan rata-rata hasil belajar aspek kognitif, aspek afektif,

dan aspek psikomotorik. Hasil belajar aspek kognitif kelas eksperimen

yaitu dari rata-rata kelas 70 meningkat sampai rata-rata kelas 81,33.

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game

Tournament meningkat sebanyak 31,71%. Sedangkan rata-rata hasil

belajar kelas kontrol yang hanya menggunakan metode konvensional

yaitu dari rata-rata 70,5 meningkat sampai rata-rata kelas 74,467.

Kemudian dari hasil uji t-tes tidak terdapat pengaruh penggunaan metode

Page 47: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

89

konvensional terhadap hasil belajar siswa. Kemudian hasil belajar afektif

dan aspek psikomotorik siswa melalui penialain lembar observasi. Rata-

rata aktivitas kegiatan belajar siswa kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game

Tournament mencapai 33,42% sedangkan rata-rata aktivitas kegiatan

belajar kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional hanya

mencapai 10,08%. Berdasarkan dari pengaruh penggunaan model

pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran kooperatif tipe Team

Game Tournament lebih efektif digunakan dalam proses pembelajaran

guna meningkatkan hasil belajar siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran yang

berhubungan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game

Tournament, yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan model Team Game Tournament yang dinamis

menumbuhkan motivasi dan konsentrasi siswa yang lebih tinggi

sehingga siswa akan lebih mudah menangkap pembelajaran dengan

baik.

2. Dengan mengalokasikan waktu secara efektif dan efisien pembelajaran

dengan model Team Game Tournament mampu meningkatkan kerja

sama tim yang baik dan mampu menciptakan suasana kelas yang

menyenangkan.

Page 48: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

90

3. Dapat menjadi bahan rujukan bagi guru untuk menggunakan model

pembelajaran secara cermat.

Page 49: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

91

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek).

Jakarta: Rineka Cipta

________________ 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi

Aksara

Budimansyah, Dasim dan Karim Suryadi. 2008. PKn dan Masyarakat

Multikultural, Bandung: UPI

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara

Johnson, D.W., R.T Johnson, and E. Holubec. 2010. Colaborative Learning,

Bandung: Nusa Media

Mardiana, Susan. 2015. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Games Tournament (TGT) Dengan Permainan Judo Akuntansi Untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK 2 SMK Negeri

1 Godean Tahun Pelajaran 2014/2015, Semarang: UNNES

Rusman. 2010. Model Model Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers

Sigalingging, Hamonangan. 2003. Evaluasi Pengajaran PPKn, Semarang:

Fakultas Ilmu Sosial UNNES

_____________________ 2008. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education),

Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor faktor yang mempengaruhi, Jakarta: Rineka

Cipta

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek, Bandung:

Nusa Media

Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran

IPS, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sudjana. 1991. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru

_______ 2005. Metoda Statisika, Bandung: Tarsito

_______ 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Page 50: POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ...lib.unnes.ac.id/27495/1/3301412026.pdf · SISWA KELAS VIII KOMPETENSI DASAR 5.1 MENJELASKAN MAKNA KEDAULATAN RAKYAT DI SMP MUHAMMADIYAH

92

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

________ 2010.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta

Suprijono. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Susanto. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pkn Malalui Model

Kooperatif Tipe TGT Dengan Menggunakan Media Audiovisual Pada Siswa

Kelas III SDN Mangkangkulon 02 Semarang, Semarang: Unnes

Winataputa, Udin dan Dasim Budimansyah. Civic Education (Konteks, Landasan,

Bahan Ajar dan Kultur Kelas), Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia