poli mer

6
Polimer termoseting Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi. Plomer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai polimer. Bentuk struktur ikatan silang sebagai berikut. Sifat polimer termoseting sebagai berikut. - Keras dan kaku (tidak fleksibel) - Jika dipanaskan akan mengeras. - Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang). - Tidak dapat larut dalam pelarut apapun. - Jika dipanaskan akan meleleh. - Tahan terhadap asam basa. - Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul.

Upload: meyy-sarrah

Post on 21-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

polimer

TRANSCRIPT

Page 1: Poli Mer

 Polimer termoseting

Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika polimer ini

dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali. Susunan

polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini

rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi.

Plomer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu dipanaskan. Hal

ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan silang pada polimer ini, maka

semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan

menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai polimer.

Bentuk struktur ikatan silang sebagai berikut.

Sifat polimer termoseting sebagai berikut.

-         Keras dan kaku (tidak fleksibel)

-         Jika dipanaskan akan mengeras.

-         Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).

-         Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.

-         Jika dipanaskan akan meleleh.

-         Tahan terhadap asam basa.

-         Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul.

Page 2: Poli Mer

Teflon

Nama Teflon merupakan nama dagang, nama ilmiahnya adalah politetrafluoroetilena dan disingkat

dengan PTFE. Polimer dihasilkan dari proses polimerisasi adisi senyawa turunan etilen yaitu

tetrafluoroetilena (CF2 = CF2). Teflon sangat tahan terhadap bahan kimia, panas dan sangat licin.

Struktur politetrafluoroetilen

Penggunaan teflon sebagai pelapis barang yang tahan panas seperti tangki di pabrik kimia, pelapis

panci dan kuali anti lengket di dapur serta pelapis dasar seterika.

Polimer Bakelit

             

  Polimer merupakan suatu senyawa penyusun makro molekul yang berulang. Polimer juga dibedakan berdasarkan asalnya yaitu polimer alam dan polimer sintesis. Ada polimer yang dibedakan berdasarkan pembentukannya yaitu adisi dan kondensasi. Ada juga polimer yang berdasarkan jenis monomernya yaitu homopolimer dan kopolimer. Selain itu ada juga polimer yang dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu termoplas dan termoset.                Bakelit atau fenol formaldehida pertama kali disentesis oleh Leo Baekeland. Bakelit sendiri

Page 3: Poli Mer

merupakan salah satu contoh dari polimer yang berdasarkan asalnya, polimer sintesis. Polimer sintesis sendiri artinya adalah polimer yang di buat di pabrik. Selain itu bakelit mempunyai sifat polimer yang tidak dapat melunak dan dibentuk ulang. Jika dipanaskan pada suhu tinggi, maka plastik ini akan terurai dan rusak.Proses pembentukan bakelit adalah polimer kondensasi. Kondensasi merupakan reaksi penggabungan monomer – monomer dengan melepas molekul kecil, seperti H2O dan CH3OH. Reaksi kondensasi berlangsung lebih lambat, tahap demi tahap sehingga sering disebut sebagai reaksi pertumbuhan tahap demi tahap. Produk utama dari reaksi ini, terbentuk dari phenol dan formal dehide. Phenol dan formal dehide bergabung ( dimen ) kemudian mengalami polimerisasi kendensasi. Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya asbak dan fiting lampu listrik.

Polivinil klorida (PVC)Polimer ini merupakan polimer yang dibentuk oleh monomer kloro etilen (CH2=CHCl). Polimer ini

memiliki sifat yang lebih kuat dibandingkan dengan etilen, tahan panas atau tidak mudah terbakar.

Berdasarkan sifat inilah maka, polivinil klorida banyak dipergunakan untuk untuk membuat pipa,

selang keras, lapisan lantai, piringan hitam, dan lain-lain.

Resin Urea-Formaldehid

Resin urea-formaldehid adalah salah satu contoh polimer yang merupakan hasil kondensasi urea dengan

formaldehid. Polimer jenis ini banyak digunakan di industri untuk berbagai tujuan seperti bahan adesif (61%),

Page 4: Poli Mer

papan fiber berdensitas medium (27%), hardwood plywood (5%) dan laminasi(7%) pada

produk mebelir (furniture), panel dan lain-lain.

Urea-formaldehid (dikenal juga sebagai urea-metanal) adalah suatu resin atau plastik thermosetting yang

terbuat dari urea dan formaldehid yang dipanaskan dalam suasana basa lembut seperti amoniak atau piridin.

Resin ini memiliki sifat tensile-strength dan hardness permukaan yang tinggi, dan absorpsi air yang rendah.

Reaksi urea-formaldehid merupakan reaksi kondensasi antara urea dengan formaldehid. Pada umumnya

reaksi menggunakan katalis hidroksida alkali dan kondisi reaksi dijaga tetap pada pH 8-9 agar tidak terjadi

reaksi Cannizaro, yaitu reaksi diproporsionasi formaldehid menjadi alkohol dan asam karboksilat. Untuk

menjaga agar pH tetap maka dilakukan penambahan ammonia sebagai buffer ke dalam campuran.

Reaksi ini secara umum berlangsung dalam 3 tahap yakni inisiasi, propagasi (kondensasi), dan proses curing.

1. Tahap metilolasi, yaitu adisi formaldehid pada gugus amino dan amida dari urea, dan menghasilkan

metilol urea

2. Tahap selanjutnya propagasi, yaitu reaksi kondensasi dari monomer-monomer mono dan dimetilol

urea membentuk rantai polimer yang lurus

3. Tahap terakhir adalah proses curing yaitu ketika kondensasi tetap berlangsung, polimer membentuk

rangkaian 3 dimensi yang sangat kompleks dan menjadi resin thermosetting. Resin thermosetting

mempunyai sifat tahan terhadap asam, basa, serta tidak dapat melarut dan meleleh. Temperatur

curing dilakukan pada sekitar temperatur 120 Celcius dan pH < 5

Melamine resin

Melamin resin atau melamin formaldehid (juga disingkat menjadi melamin) adalah bahan, plastik keras thermosetting yang terbuat dari melamin dan formaldehid dengan polimerisasi. Dalam bentuk butylated, itu dilarutkan dalam n-butanol dan xilena. Hal ini kemudian digunakan untuk cross-link dengan alkyd, epoxy, akrilik, dan resin poliester, digunakan dalam lapisan permukaan. Ada banyak jenis, bervariasi dari sangat lambat untuk menyembuhkan sangat cepat. Pada awalnya ditemukan oleh William F. Talbot.

Aplikasi di dapur:

Page 5: Poli Mer

Sebuah piring melamin-resin

Sebuah sendok melamin-resin

Melamin resin sering digunakan dalam peralatan dapur dan piring (seperti Melmac). Peralatan resin melamin dan mangkuk microwave tidak aman. Seperti semua bahan thermosetting, resin melamin tidak bisa meleleh dan, karena itu, tidak dapat didaur ulang melalui peleburan.

Polipropena (Polipropilena)            Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan polietena. Oleh karena plastik ini juga banyak diproduksi, hanya kekuatannya lebih besar dari polietena dan lebih tahan panas serta tahan terhadap reaksi asam dan basa. Plastik ini juga digunakan untuk membuat botol plastik, karung, bak air, tali, dan kanel listrik (insulator).