tekbangsus macam konstruksi mer
TRANSCRIPT
LAPORAN TUGAS TEKNIK BANGUNAN KHUSUS
“MACAM-MACAM KONSTRUKSI LAPISAN PENUTUP PADA BADAN JALAN”
Disusun Oleh:
Meriska Putri W
(0810640056)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENGAIRAN
MALANG
MACAM-MACAM KONSTRUKSI LAPISAN PENUTUP BADAN JALAN
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Pada dasarnya pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang
mengatasi pelbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi,
pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini
mungkin melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan
digunakan untuk proses ini.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban
kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih
keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan
dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan
permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.
Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam
pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya
membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan.
Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai
landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir
kembali ke selokan.
Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan
yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis
benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya adalah untuk
menandakan batas lintasan.
Jenis-jenis konstruksi jalan sendiri dibedakan atas tiga, yaitu Jalan Tanah, Jalan
kerikil/batu pecah dan Jalan Beraspal.
1. Jalan Tanah
Jalan tanah yaitu jalur yang belum memiliki lapisan perkerasan, lapisan pondasi dan
lapisan bidang permukaan. Jalan ini dapat merupakan jalan tanah didaerah galian atau
didaerah timbunan. Dalam pembuatan jalan ini di Indonesia perlu mempertimbangkan
penyusutan sbb:
Kriteria desain pembangun jalan tanah yang perlu diperhatikan:
- Lebar badan jalan minimal 2,50 m;
- Lebar bahu jalan / berm minimal 0,50 m (kiri + kanan = 1,00m)
- Kemiringan tanjakan / menurun jalan maximal 12 %
- Kemiringan Punggung Jalan minimum 3%
- Kemiringan Bahu Jalan minimum 3-6%
- Panjang tanjakan / turunan maximal 150 Mtr
- Memakai saluran kiri dan kanan (kondisional)
2. Jalan Kerikil/Batu Pecah
Jalan kerikil/jalan batu pecah yaitu jalur jalan yang telah memiliki lapisan perkerasan,
yang terdiri dari :
Lapis aus merupakan lapis perkerasan jalan paling atas, yang menerima dampak
langsung dari lalu lintas. Lapis perata berada di bawah lapis aus, dan di bawah lapis perata
merupakan lapis fondasi. Lapisan-lapisan ini harus cukup kuat, stabil dan tetap ditempat
meskipun ada goncangan-goncangan dari lalu lintas. Lapisan aus harus tahan lama dari
dampak lalu lintas maupun cuaca. Lapis permukaan harus cukup halus agar ban mobil atau
kendaraan yang lewat tidak cepat rusak, tergelincir dan cukup nyaman bagi penumpangnya.
Lapisan aus merupakan agregat yang lebih halus dengan kadar aspal lebih tinggi dari lapisan
lainnya.
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang
tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
* Lapisan tanah dasar (sub grade)
* Lapisan pondasi bawah (subbase course)
* Lapisan pondasi atas (base course)
* Lapisan permukaan / penutup (surface course)
Terdapat beberapa jenis / tipe perkerasan terdiri :
a. Flexible pavement (perkerasan lentur).
b. Rigid pavement (perkerasan kaku).
c. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).
a. PERKERASAN LENTUR
Jenis dan fungsi lapisan perkerasan
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan
menyebarkannya ke lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar
Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan
lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi,
tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang
mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan
dan daya dukungnya (CBR).
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik,
atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain
lain.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
* Lapisan tanah dasar, tanah galian.
* Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
* Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat
dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah
sebagai berikut :
* Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
* Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
* Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi
yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.
Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah
dasar dan di bawah lapis pondasi atas.
Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
* Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
* Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
* Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.
* Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya daya
dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
* Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi
bawah dan lapis permukaan.
Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
* Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke
lapisan di bawahnya.
* Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat
menahan beban-beban roda.Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan
beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak
angkut bahan ke lapangan.
Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda
kendaraan. Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
* Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
* Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
* Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan bawahnya
dan melemahkan lapisan tersebut.
* Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan di
bawahnya.
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing
course) di atas lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan
pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikan
kekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Lapis aus tidak diperhitungkan ikut memikul
beban lalu lintas.
b. PERKERASAN KAKU
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas
plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di
atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis
pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi
sebagai lapis permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari
kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan
perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis
pondasi dan lapis permukaan.
Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung
beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton
semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau
pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa
pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap
sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk
menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.
Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
* Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
* Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k), menjadi
modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
* Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
* Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
* Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama air
pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau
gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di
bawah pelat.
Gambar Distribusi Pembebanan Pada Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur
c. PERKERASAN KOMPOSIT
Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan kaku (rigid
pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) di atasnya, dimana kedua jenis
perkerasan ini bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk ini maka perlua ada
persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan yang cukup serta dapat
mencegah retak refleksi dari perkerasan beton di bawahnya.
3. Jalan berasapal
Jalan yang diaspal yaitu jalur jalan batu pecah/kerikil yang dilapisi aspal
Penimbunan tanah ke arah lebar diambil penyusutan yang terjadi di kanan dan di kiri
masing-masing l. Penimbunan ke arah tinggi penyusutan yang terjadi t.
Jenis lapis perkerasan yang umum dipergunakan dalam pembangunan jalan aspal
adalah:
a. Lapis Permukaan Buras (Pelaburan Aspal), merupakan hasil penyiraman/penyomprotan
aspal diatas permukaan jalan, kemudian ditabur dengan pasir dan dipadatkan sebagai lapis
penutup.
b. Lapis Penetrasi Makadam (Lapen), dimana bahan perkerasan terdiri dari susunan batu
pokok (3-5cm), batu pengunci (1-2cm) dan batu penutup (pasir) dan campuran aspal
panas sebagai pengikat diantara tiap lapisan dan dipadatkan sebagai lapis penutup.
c. Lapis Asbuton Agregat (Lasbutag), dimana bahan perkerasan terdiri dari campuran
agregat kasar (batu 3-5cm), agregat halus (batu 2-3cm), bahan pelunak/peremaja dan
aspal buton yang dicampur secara dingin sebagai pengikat dan dipadatkan sebagai lapis
penutup.
Lingkup pekerjaan Pembangunan Jalan Beraspal dibatasi dengan prioritas (1).
Perbaikan jalan beraspal yang telah ada (2). Peningkatan jalan Diperkeras yang telah ada.
a. Perkerasan sirtu/kerikil (pasir campur batu), dimana bahan perkerasan Sirtu terdiri dari
campuran pasir batu yang langsung diambil dari alam (sungai) atau campuran antara
kerikil ukuran 2 – 5 cm dengan pasir urug. Ketebalan minimum perkerasan Sirtu ini
adalah 10 cm.
b. Perkerasan batu belah (telford), terdiri atas pasir urug, batu belah, batu pengisi dan batu
tepi. Batu belah disusun sesuai dengan spesifikasi diatas alas pasir urug dengan ketebalan
20 cm. Badan jalan harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pasir dihamparkan.
Perkerasan Telford harus bebas dari akar, rumput atau sampah dan kotoran lain. Untuk
ketebalan pasir urug minimal 3 cm.
c. Perkerasan Makadam Ikat Basah (Waterbound Macadam), bahan perkerasan Makadam
terdiri atas agregat pokok ukuran 3 - 5 cm, agregat pengunci dengan ukuran 1 – 2 cm dan
pasir penutup.
d. Perkerasan Beton Tumbuk (Rabat Beton), dibuat dari bahan semen pasir dan kerikil
dengan perbandingan campuran 1 semen : 3 pasir : 5 kerilil/batu pecah. Perkerasan ini
dipergunakan untuk jalan lingkungan/permukiman atau di daerah yang tanah dasarnya
labil, mudah pecah, lembek, pada turunan/tanjakan dan diatas singkapan batu. Tebal
perkerasan rabat beton ini minimal 7 cm.
Hampir semua jalan menggunakan campuran agregat batu pecah dan aspal. Musuh
utama aspal adalah air, karena air bisa melonggarkan ikatan antara agregat dengan aspal.
Kerusakan yang umum terjadi di jalan-jalan kota adalah adanya air yang menggenangi
permukaan jalan. Pada saat ikatan aspal dan agregat longgar karena air, kendaraan yang lewat
akan memberi beban yang akan merusak ikatan tersebut dan permukaan jalan pada akhirnya.
Tipikal kerusakan karena pengaruh air adalah lubang. Sekali lubang terbentuk maka
air akan tertampung di dalamnya sehingga dalam hitungan minggu lubang yang semula akan
membesar dengan cepat. Itulah sebabnya kerusakan jalan sering dikatakan bersifat
eksponensial.
Ketika ikatannya longgarpun, sebenarnya tidak masalah kalau tidak ada beban.
Namun, ketika ikatannya lunggar lalu ada kendaraan lewat, inilah yang mengawali
kerusakan. Awalnya muncul lubang kecil, kecil tadi semakin membesar. Hubungan
kerusakan jalan terhadap waktu terjadi secara eksponensial. Sebenarnya, ketika jalan
didesain, ia harus kuat terhadap beban lalu lintas. Umur rencana 5 tahun umumnya diterapkan
untuk jalan baru. Jalan yang rusak karena beban biasanya bercirikan retak dan kadang disertai
dengan amblas.
Inovasi Perkerasan Jalan Aspal
1. Perkuatan Perkerasan Jalan Aspal Dengan Geogrid
Geosintetik bekerja sebagai bagian dari sistem bitumen, dengan tujuan :
- Menghambat penyebaran retak pada overlay
- Lekatan (adhesi) yang lebih baik antara overlay dengan lapis perkerasan yang sudah ada
- Mencegah air masuk ke lapis perkerasan
- Menambah kuat tarik (reinforcement )
Proses pengerjaan jalan dengan perkerasan geogrid
2. Perkerasaan Jalan Konstruksi Beton Dengan Polimer
Penambahan polimer dapat meningkatkan kinerja beton serta dapat bersinergi dengan
semen dan unsur-unsur lain yang dikandung agregat membentuk komposit baru berupa beton
berkinerja tinggi.
Keunggulan :
- Mudah pelaksanaan
- Hemat semen
- Cepat keras
- Tanpa rawatan basah
- Kedap air & tahan korosi
- Tahan abrasi & agresi kimia
Proses pengerjaan jalan dengan perkerasan konstruksi beton polimer
3. Perkerasaan Jalan Menggunakan Geotekstil
Geotekstil pada jalan berfungsi sebagai lapis perkuatan sekaligus sebagai lapis
pemisah (separator) antara material timbunan dengan tanah dasar sehingga konstruksi jalan
menjadi stabil, tidak bergelombang dan rata pada permukaannya.
Keuntungan menggunakan geotekstil :
- Mencegah kontaminasi agregat subbase dan base oleh tanah dasar lunak dan
mendistribusikan beban lalulintas yang efektif melalui lapisan-lapisan timbunan.
- Meniadakan kehilangan agregat timbunan ke dalam tanah dasar yang lunak dan
memperkecil biaya dan kebutuhan tambahan ‘lapisan agregat terbuang’.
- Mengurangi tebal galian stripping dan meminimalkan pekerjaan persiapan.
- Meningkatkan ketahanan agregat timbunan terhadap keruntuhan setempat pada lokasi
beban dengan memperkuat tanah timbunan.
- Mengurangi penurunan dan deformasi yang tidak merata serta deformasi dari struktur
jadi