tekbangsus macam konstruksi mer

18
LAPORAN TUGAS TEKNIK BANGUNAN KHUSUS MACAM-MACAM KONSTRUKSI LAPISAN PENUTUP PADA BADAN JALAN” Disusun Oleh: Meriska Putri W (0810640056) KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PENGAIRAN

Upload: meriska

Post on 02-Jul-2015

187 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tekbangsus Macam Konstruksi Mer

LAPORAN TUGAS TEKNIK BANGUNAN KHUSUS

“MACAM-MACAM KONSTRUKSI LAPISAN PENUTUP PADA BADAN JALAN”

Disusun Oleh:

Meriska Putri W

(0810640056)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PENGAIRAN

MALANG

Page 2: Tekbangsus Macam Konstruksi Mer

MACAM-MACAM KONSTRUKSI LAPISAN PENUTUP BADAN JALAN

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada

pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,

serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Pada dasarnya pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang

mengatasi pelbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi,

pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini

mungkin melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan

digunakan untuk proses ini.

Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban

kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih

keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan

dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan

permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.

Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam

pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya

membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan.

Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai

landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir

kembali ke selokan.

Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan

yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis

benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya adalah untuk

menandakan batas lintasan.

Jenis-jenis konstruksi jalan sendiri dibedakan atas tiga, yaitu Jalan Tanah, Jalan

kerikil/batu pecah dan Jalan Beraspal.

1. Jalan Tanah

Jalan tanah yaitu jalur yang belum memiliki lapisan perkerasan, lapisan pondasi dan

lapisan bidang permukaan. Jalan ini dapat merupakan jalan tanah didaerah galian atau

Page 3: Tekbangsus Macam Konstruksi Mer

didaerah timbunan. Dalam pembuatan jalan ini di Indonesia perlu mempertimbangkan

penyusutan sbb:

Kriteria desain pembangun jalan tanah yang perlu diperhatikan:

- Lebar badan jalan minimal 2,50 m;

- Lebar bahu jalan / berm minimal 0,50 m (kiri + kanan = 1,00m)

- Kemiringan tanjakan / menurun jalan maximal 12 %

- Kemiringan Punggung Jalan minimum 3%

- Kemiringan Bahu Jalan minimum 3-6%

- Panjang tanjakan / turunan maximal 150 Mtr

- Memakai saluran kiri dan kanan (kondisional)

Page 4: Tekbangsus Macam Konstruksi Mer

2. Jalan Kerikil/Batu Pecah

Jalan kerikil/jalan batu pecah yaitu jalur jalan yang telah memiliki lapisan perkerasan,

yang terdiri dari :

Lapis aus merupakan lapis perkerasan jalan paling atas, yang menerima dampak

langsung dari lalu lintas. Lapis perata berada di bawah lapis aus, dan di bawah lapis perata

merupakan lapis fondasi. Lapisan-lapisan ini harus cukup kuat, stabil dan tetap ditempat

meskipun ada goncangan-goncangan dari lalu lintas. Lapisan aus harus tahan lama dari

dampak lalu lintas maupun cuaca. Lapis permukaan harus cukup halus agar ban mobil atau

kendaraan yang lewat tidak cepat rusak, tergelincir dan cukup nyaman bagi penumpangnya.

Lapisan aus merupakan agregat yang lebih halus dengan kadar aspal lebih tinggi dari lapisan

lainnya.

Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang

tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :

* Lapisan tanah dasar (sub grade)

* Lapisan pondasi bawah (subbase course)

* Lapisan pondasi atas (base course)

* Lapisan permukaan / penutup (surface course)

Page 5: Tekbangsus Macam Konstruksi Mer

Terdapat beberapa jenis / tipe perkerasan terdiri :

a. Flexible pavement (perkerasan lentur).

b. Rigid pavement (perkerasan kaku).

c. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).

a. PERKERASAN LENTUR

Jenis dan fungsi lapisan perkerasan

Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan

menyebarkannya ke lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar

Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)

Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan

lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi,

tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang

mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan

dan daya dukungnya (CBR).

Page 6: Tekbangsus Macam Konstruksi Mer

Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik,

atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain

lain.

Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :

* Lapisan tanah dasar, tanah galian.

* Lapisan tanah dasar, tanah urugan.

* Lapisan tanah dasar, tanah asli.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat

dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah

sebagai berikut :

* Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.

* Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.

* Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi

yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.

Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)

Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah

dasar dan di bawah lapis pondasi atas.

Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :

* Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.

* Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.

* Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.

* Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya daya

dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.

* Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

Page 7: Tekbangsus Macam Konstruksi Mer

Lapisan pondasi atas (base course)

Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi

bawah dan lapis permukaan.

Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :

* Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke

lapisan di bawahnya.

* Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat

menahan beban-beban roda.Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan

beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak

angkut bahan ke lapangan.

Lapisan Permukaan (Surface Course)

Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda

kendaraan. Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :

* Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.

* Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).

* Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan bawahnya

dan melemahkan lapisan tersebut.

* Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan di

bawahnya.

Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing

course) di atas lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan

pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikan

kekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Lapis aus tidak diperhitungkan ikut memikul

beban lalu lintas.

Page 8: Tekbangsus Macam Konstruksi Mer

b. PERKERASAN KAKU

Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas

plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di

atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis

pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi

sebagai lapis permukaan.

Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan

mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari

kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan

perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis

pondasi dan lapis permukaan.

Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung

beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton

semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau

pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.

Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa

pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap

sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk

menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.

Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :

* Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.

* Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k), menjadi

modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).

* Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.

* Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.

* Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama air

pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau

gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di

bawah pelat.

Page 9: Tekbangsus Macam Konstruksi Mer

Gambar Distribusi Pembebanan Pada Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur

c. PERKERASAN KOMPOSIT

Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan kaku (rigid

pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) di atasnya, dimana kedua jenis

perkerasan ini bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk ini maka perlua ada

persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan yang cukup serta dapat

mencegah retak refleksi dari perkerasan beton di bawahnya.

3. Jalan berasapal

Jalan yang diaspal yaitu jalur jalan batu pecah/kerikil yang dilapisi aspal

Penimbunan tanah ke arah lebar diambil penyusutan yang terjadi di kanan dan di kiri

masing-masing l. Penimbunan ke arah tinggi penyusutan yang terjadi t.

Jenis lapis perkerasan yang umum dipergunakan dalam pembangunan jalan aspal

adalah:

Page 10: Tekbangsus Macam Konstruksi Mer

a. Lapis Permukaan Buras (Pelaburan Aspal), merupakan hasil penyiraman/penyomprotan

aspal diatas permukaan jalan, kemudian ditabur dengan pasir dan dipadatkan sebagai lapis

penutup.

b. Lapis Penetrasi Makadam (Lapen), dimana bahan perkerasan terdiri dari susunan batu

pokok (3-5cm), batu pengunci (1-2cm) dan batu penutup (pasir) dan campuran aspal

panas sebagai pengikat diantara tiap lapisan dan dipadatkan sebagai lapis penutup.

c. Lapis Asbuton Agregat (Lasbutag), dimana bahan perkerasan terdiri dari campuran

agregat kasar (batu 3-5cm), agregat halus (batu 2-3cm), bahan pelunak/peremaja dan

aspal buton yang dicampur secara dingin sebagai pengikat dan dipadatkan sebagai lapis

penutup.

Lingkup pekerjaan Pembangunan Jalan Beraspal dibatasi dengan prioritas (1).

Perbaikan jalan beraspal yang telah ada (2). Peningkatan jalan Diperkeras yang telah ada.

a. Perkerasan sirtu/kerikil (pasir campur batu), dimana bahan perkerasan Sirtu terdiri dari

campuran pasir batu yang langsung diambil dari alam (sungai) atau campuran antara

kerikil ukuran 2 – 5 cm dengan pasir urug. Ketebalan minimum perkerasan Sirtu ini

adalah 10 cm.

b. Perkerasan batu belah (telford), terdiri atas pasir urug, batu belah, batu pengisi dan batu

tepi. Batu belah disusun sesuai dengan spesifikasi diatas alas pasir urug dengan ketebalan

20 cm. Badan jalan harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pasir dihamparkan.

Perkerasan Telford harus bebas dari akar, rumput atau sampah dan kotoran lain. Untuk

ketebalan pasir urug minimal 3 cm.

c. Perkerasan Makadam Ikat Basah (Waterbound Macadam), bahan perkerasan Makadam

terdiri atas agregat pokok ukuran 3 - 5 cm, agregat pengunci dengan ukuran 1 – 2 cm dan

pasir penutup.

d. Perkerasan Beton Tumbuk (Rabat Beton), dibuat dari bahan semen pasir dan kerikil

dengan perbandingan campuran 1 semen : 3 pasir : 5 kerilil/batu pecah. Perkerasan ini

dipergunakan untuk jalan lingkungan/permukiman atau di daerah yang tanah dasarnya

labil, mudah pecah, lembek, pada turunan/tanjakan dan diatas singkapan batu. Tebal

perkerasan rabat beton ini minimal 7 cm.

Hampir semua jalan menggunakan campuran agregat batu pecah dan aspal. Musuh

utama aspal adalah air, karena air bisa melonggarkan ikatan antara agregat dengan aspal.

Kerusakan yang umum terjadi di jalan-jalan kota adalah adanya air yang menggenangi

Page 11: Tekbangsus Macam Konstruksi Mer

permukaan jalan. Pada saat ikatan aspal dan agregat longgar karena air, kendaraan yang lewat

akan memberi beban yang akan merusak ikatan tersebut dan permukaan jalan pada akhirnya.

Tipikal kerusakan karena pengaruh air adalah lubang. Sekali lubang terbentuk maka

air akan tertampung di dalamnya sehingga dalam hitungan minggu lubang yang semula akan

membesar dengan cepat. Itulah sebabnya kerusakan jalan sering dikatakan bersifat

eksponensial.

Ketika ikatannya longgarpun, sebenarnya tidak masalah kalau tidak ada beban.

Namun, ketika ikatannya lunggar lalu ada kendaraan lewat, inilah yang mengawali

kerusakan. Awalnya muncul lubang kecil, kecil tadi semakin membesar. Hubungan

kerusakan jalan terhadap waktu terjadi secara eksponensial. Sebenarnya, ketika jalan

didesain, ia harus kuat terhadap beban lalu lintas. Umur rencana 5 tahun umumnya diterapkan

untuk jalan baru. Jalan yang rusak karena beban biasanya bercirikan retak dan kadang disertai

dengan amblas.

Inovasi Perkerasan Jalan Aspal

1. Perkuatan Perkerasan Jalan Aspal Dengan Geogrid

Geosintetik bekerja sebagai bagian dari sistem bitumen, dengan tujuan :

- Menghambat penyebaran retak pada overlay

Page 12: Tekbangsus Macam Konstruksi Mer

- Lekatan (adhesi) yang lebih baik antara overlay dengan lapis perkerasan yang sudah ada

- Mencegah air masuk ke lapis perkerasan

- Menambah kuat tarik (reinforcement )

Proses pengerjaan jalan dengan perkerasan geogrid

2. Perkerasaan Jalan Konstruksi Beton Dengan Polimer

Penambahan polimer dapat meningkatkan kinerja beton serta dapat bersinergi dengan

semen dan unsur-unsur lain yang dikandung agregat membentuk komposit baru berupa beton

berkinerja tinggi.

Keunggulan :

- Mudah pelaksanaan

Page 13: Tekbangsus Macam Konstruksi Mer

- Hemat semen

- Cepat keras

- Tanpa rawatan basah

- Kedap air & tahan korosi

- Tahan abrasi & agresi kimia

Proses pengerjaan jalan dengan perkerasan konstruksi beton polimer

3. Perkerasaan Jalan Menggunakan Geotekstil

Geotekstil pada jalan berfungsi sebagai lapis perkuatan sekaligus sebagai lapis

pemisah (separator) antara material timbunan dengan tanah dasar sehingga konstruksi jalan

menjadi stabil, tidak bergelombang dan rata pada permukaannya.

Keuntungan menggunakan geotekstil :

- Mencegah kontaminasi agregat subbase dan base oleh tanah dasar lunak dan

mendistribusikan beban lalulintas yang efektif melalui lapisan-lapisan timbunan.

- Meniadakan kehilangan agregat timbunan ke dalam tanah dasar yang lunak dan

memperkecil biaya dan kebutuhan tambahan ‘lapisan agregat terbuang’.

- Mengurangi tebal galian stripping dan meminimalkan pekerjaan persiapan.

- Meningkatkan ketahanan agregat timbunan terhadap keruntuhan setempat pada lokasi

beban dengan memperkuat tanah timbunan.

- Mengurangi penurunan dan deformasi yang tidak merata serta deformasi dari struktur

jadi