pola pembiayaan usaha kecil - bi.go.id · bentuk kalengan. di indonesia sendiri, pasar tuna...

96

Upload: doanthuy

Post on 11-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang
Page 2: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

USAHA PENGOLAHANTUNA LOIN

Page 3: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang
Page 4: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

i

KATA PENGANTAR

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional

memiliki peran yang penting dan strategis. Namun demikian, UMKM masih memiliki

kendala, baik untuk mendapatkan pembiayaan maupun untuk mengembangkan

usahanya. Dari sisi pembiayaan, masih banyak pelaku UMKM yang mengalami

kesulitan untuk mendapatkan akses kredit dari bank, baik karena kendala teknis,

misalnya tidak mempunyai/tidak cukup agunan, maupun kendala non teknis,

misalnya keterbatasan akses informasi ke perbankan. Dari sisi pengembangan

usaha, pelaku UMKM masih memiliki keterbatasan informasi mengenai pola

pembiayaan untuk komoditas tertentu. Disisi lain, ternyata perbankan juga

membutuhkan informasi tentang komoditas yang potensial untuk dibiayai.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka menyediakan rujukan bagi

perbankan untuk meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM serta menyediakan

informasi dan pengetahuan bagi UMKM yang bermaksud mengembangkan

usahanya, maka menjadi kebutuhan untuk menyediakan informasi pola pembiayaan

untuk komoditi potensial tersebut dalam bentuk model/pola pembiayaan komoditas

(lending model). Sampai saat ini, Bank Indonesia telah menghasilkan 106 judul

buku pola pembiayaan komoditi pertanian, industri dan perdagangan dengan

sistem pembiayaan konvensional dan 26 judul dengan sistem syariah. Dalam

upaya menyebarluaskan lending model tersebut kepada masyarakat maka buku

pola pembiayaan ini telah dimasukan dalam website Sistem Informasi Terpadu

Pengembangan UKM (SI-PUK) yang terintegrasi dalam Data dan Informasi Bisnis

Indonesia (DIBI) dan dapat diakses melalui internet di alamat www.bi.go.id

Dalam penyusunan buku pola pembiayaan ini, Bank Indonesia bekerjasama

dengan Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (DKP) dan

memperoleh masukan dari banyak pihak antara lain dari Perbankan, lembaga/

Page 5: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECILii

instansi terkait lainnya, asosiasi dan UMKM. Untuk itu, kami mengucapkan terima

kasih atas segala bantuan dan kerjasamanya selama ini.

Bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukan bagi

kesempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan buku

ini dapat menghubungi :

Direktorat Kredit, BPR dan UMKMBiro Pengembangan BPR dan UMKMTim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan dan UMKM

Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta Pusat

Telp. (021) 381 8922 atau 381.7794

Fax (021) 351 8951

Besar harapan kami bahwa buku ini dapat melengkapi informasi tentang

pola pembiayaan komoditi potensial bagi perbankan dan sekaligus memperluas

replikasi pembiayaan oleh UMKM pada komoditi tersebut.

Jakarta, Desember 2009

Page 6: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

iii

RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL PENGOLAHAN TUNA LOIN

No Unsur Pembiayaan Uraian

1 Jenis Usaha Pengolahan Tuna Loin

2 Lokasi Usaha Desa Bontoa Lingkungan Tamarampu, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan

3 Dana Yang digunakan Investasi = Rp. 44.970.000Modal Kerja = Rp. 149.852.591Total = Rp 194.822.591

4 Sumber Danaa. Kreditb. Modal sendiri

Rp. 116.893.555Rp. 77.929.036Suku Bunga per tahun = 14 %Jangka Waktu = 3 tahun

5 Periode Pembayaran Kredit Pengusaha melakukan angsuran pokok dan angsuran bunga setiap bulan selama jangka waktu kredit

6 Kelayakan UsahaA Periode ProyekB Produk UtamaC Skala ProyekD TeknologiE Pemasaran Produk

3 tahunTuna LoinPendapatan per tahun : Rp 1.308.000.000Sederhana untuk Proses FilletUnit Pengolahan Ikan lokal skala menengah sampai besar dan ekspor

7 Kriteria Kelayakan Usaha NPV Net B/C Ratio IRR Pay Back Period BEP rata-rata

Penilaian

Rp. 140.422.9931,72 kali49,89%1,81 tahunPer bulan = Rp. 33.334.811,70 (611,65 kg)Per tahun = Rp. 400.017.740,35 (7.330,78 kg)Layak dilaksanakan

Page 7: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECILiv

8 Analisis sensitivitas(1) Kenaikan Biaya Variabel 5 %

Analisis profi tabilitas :

NPV Net B/C Ratio IRR Pay Back Period Penilaian

Rp. 17.928.9601,09 kali18,77%2,7 tahunLayak

(2) Kenaikan Biaya Variabel 6 %

Analisis profi tabilitas :

NPV Net B/C Ratio IRR Pay Back Period Penilaian

Rp. (6.569.847)0,97 kali5,33%Lebih dari 3 tahunTidak Layak

(3) Penurunan Pendapatan 4 %

Analisis profi tabilitas :

NPV Net B/C Ratio IRR Pay Back Period Penilaian

Rp. 18.955.2061,10 kali19,05%2,7 tahunLayak

(4) Penurunan Pendapatan 5 %

Analisis profi tabilitas :

NPV Net B/C Ratio IRR Pay Back Period Penilaian

Rp. (11.411.741)0,94 kali10,92%Lebih dari 3 tahunTidak Layak

(5) Kombinasi Kenaikan Biaya Variabel 2 % dan Penurunan Pendapatan 2 %

Analisis profi tabilitas :

NPV Net B/C Ratio IRR Pay Back Period Penilaian

Rp. 30.691.4861,16 kali22,13%2,6 tahunLayak

Page 8: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

v

(6) Kombinasi Kenaikan Biaya Variabel 3 % dan Penurunan Pendapatan 3 %

Analisis profi tabilitas :

NPV Net B/C Ratio IRR Pay Back Period Penilaian

Rp. (24.174.267)0,88 kali7,44%Lebih dari 3 tahunTidak Layak

Page 9: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 10: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

viivii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

RINGKASAN ................................................................................................ iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR FOTO ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 2.1. Profi l Usaha ............................................................................. 5

2.2. Pola Pembiayaan ...................................................................... 7

BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 3.1. Aspek Pasar ............................................................................. 9

3.1.1. Permintaan ..................................................................... 9

3.1.2. Penawaran ..................................................................... 11

3.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar ............................ 11

3.2. Aspek Pemasaran ..................................................................... 13

3.2.1. Harga ............................................................................ 13

3.2.2. Jalur Pemasaran Produk .................................................. 13

3.2.3. Kendala Pemasaran ........................................................ 15

Page 11: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECILviii

BAB IV ASPEK TEKNIS PRODUKSI 4.1. Lokasi Usaha ............................................................................ 17

4.2. Fasilitasi Produk dan Peralatan ................................................. 17

4.3. Bahan Baku ............................................................................ 20

4.4. Tenaga Kerja ............................................................................ 23

4.5. Teknologi ................................................................................. 23

4.6. Proses Produksi ........................................................................ 24

4.7. Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi ............................................. 31

4.8. Produksi Optimum ................................................................. 32

4.9. Kendala Produksi .................................................................... 32

BAB V ASPEK KEUANGAN5.1. Pemilihan Pola Usaha .............................................................. 33

5.2. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan ..................... 33

5.3. Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan

Biaya Operasional . .................................................................. 35

5.3.1. Biaya Investasi ............................................................... 36

5.3.2. Biaya Operasional ......................................................... 37

5.4. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja ............................ 38

5.5. Produksi dan Pendapatan ....................................................... 39

5.6. Proyeksi Rugi Laba Usaha dan Break Event Point ..................... 39

5.7. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek .................................. 41

5.8. Analisis Sensitivitas .................................................................. 42

5.8.1. Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel

dan Pendapatan Tetap .................................................. 42

(a) Kenaikan Biaya Variabel 5%, Pendapatan Tetap ..... 42

(b) Kenaikan Biaya Variabel 6%, Pendapatan Tetap ..... 42

5.8.2. Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan

dan Biaya Variabel Tetap ............................................... 43

Page 12: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ix

(a) Penurunan Pendapatan sebesar 4%,

Biaya Variabel Tetap ................................................. 43

(b) Penurunan Pendapatan sebesar 5%,

Biaya Variabel Tetap .................................................. 44

5.8.3.Analisis Sensitivitas Kombinasi

(a) Kenaikan Biaya Variabel sebesar 2%, Penurunan

Pendapatan 2% ....................................................... 44

(b) Kenaikan Biaya Variabel sebesar 3%, Penurunan

Pendapatan 3% ........................................................ 45

BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial ...................................................... 47

6.2. Aspek Dampak Lingkungan .................................................... 48

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN7.1. Kesimpulan .............................................................................. 49

7.2. Saran ........................................................................................ 51

Page 13: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECILx

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR FOTO

Gambar Hal

1.1. Peta Wilayah Penangkapan Udang, Tuna dan Rumput Laut ................... 2

3.1. Skema Jalur Pemasaran Tuna Loin ......................................................... 14

4.1. Diagram Alir Proses Pengolahan Tuna Loin ............................................ 25

Foto Hal 4.1. Meja Potong dan Meja Trimming ........................................................ 18

4.2. Pisau Fillet dan Pisau Trimming ............................................................ 18

4.3. Timbangan Digital .............................................................................. 18

4.4. Blong Biru ........................................................................................... 18

4.5 Keranjang (basket) Biru ........................................................................ 19

4.6. Pisau Pemotong Plastik ......................................................................... 19

4.7. Sterofoam (Wadah Tuna Loin) ............................................................. 19

4.8. Cutting Board (di atas meja), Basket Merah, Blong Biru ....................... 19

4.9. Tuna Loin Grade A atau Grade Sashimi ............................................... 21

4.10. Tuna Loin Grade B .............................................................................. 22

4.11. Tuna GG Masuk Ke ruang Penerimaan Barang .................................... 27

4.12. Dibuang Sirip ...................................................................................... 27

4.13. Proses Fillet ......................................................................................... 27

4.14. Proses Pemisahan Tulang .................................................................... 27

4.15. Loin yang Masih Ada Daging Hitam ................................................... 27

4.16. Proses Buang Daging Hitam ……………………..……………………….. 28

4.17. Tuna Loin Sudah Diberi Tagging (Tanda) ............................................. 28

Page 14: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

xi

4.18. Tuna Loin Masuk Ke Dalam Ruang Penerimaan ................................. . 28

4.19. Proses Perapihan Loin dari Punggawa ............................................... .. 28

4.20. Ruang Produksi ...................................................................................... 28

4.21. Tuna Loin Di lap Dengan Tissue ........................................................... 28

4.22. Tuna Loin Dibungkus Tissue .................................................................. 29

4.23. Tuna Loin Dimasukkan Ke Kemasan Plastik ........................................ . 29

4.24. Tuna Loin Dicelup Dalam Air Dingin .................................................. .. 29

4.25. Proses Penimbangan Tuna Loin …….…….……………………………… 29

4.26. Dimasukkan Dalam Sterofoam ………….……………………………….. 29

4.27. Penyimpanan di Cold Storage ……………………………………………. 29

4.28. Kemasan Tuna Loin Untuk di Ekspor …………………………………. ... 30

4.29. Tuna Loin Siap di Ekspor …………………..……………………… ....…. 30

4.30. Es Jelly Sagu …………………………….……………………………… … 30

Page 15: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECILxii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1. Data Realisasi Ekspor Tuna Sulawesi Selatan Periode 2004 – 2008 ..... 10

4.1. Grade Tuna Loin Berdasarkan Ciri-Ciri Fisik ...................................... .. 22

4.2. Prosentase Penyusutan Berat Daging Tuna Menurut Jenis

Proses Produksi ............................................................. ..................... 24

5.1. Asumsi-asumsi Untuk Analisis Keuangan .......................................... . 34

5.2. Komposisi Biaya Investasi ................................................................... 36

5.3. Komposisi Biaya Operasional Dalam Rupiah .................................... ... 37

5.4. Komponen dan Struktur Biaya Proyek .............................................. .. 38

5.5. Proyeksi Produksi dan Pendapatan ……………………………………. .. 39

5.6. Proyeksi Pendapatan dan Rugi Laba Usaha …………………………..... 40

5.7. Kelayakan Usaha Pengolahan Tuna Loin …………………...………… .. 41

5.8. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Terhadap Kenaikan Biaya Variabel

Sebesar 5% dengan Pendapatan Tetap … .......................................... 42

5.9. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Terhadap Kenaikan Biaya Variabel

Sebesar 6% dengan Pendapatan Tetap ............................................. 43

5.10. Analisis Sensitvitas Kelayakan Usaha Terhadap Penurunan Pendapatan

sebesar 4% dengan Biaya Variabel Tetap ........................................... 43

5.11. Analisis Sensitvitas Kelayakan Usaha Terhadap Penurunan Pendapatan

sebesar 5% dengan Biaya Variabel Tetap ........................................... 44

5.12. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Terhadap Kenaikan

Biaya Variabel Sebesar 2% dan Penurunan Pendapatan Sebesar 2%... 45

5.13. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Terhadap

Kenaikan Biaya Variabel Sebesar 3% dan Penurunan

Pendapatan Sebesar 3% .................................................................... 45

Page 16: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

1

BAB IPENDAHULUAN

Selama berabad-abad ekstraksi sumberdaya ikan menjadi sumber ketahanan

pangan, penghidupan dan budaya masyarakat pesisir. Masyarakat dunia lebih

banyak mengkonsumsi ikan dari pada protein hewani lainnya. Kajian United Nations Environment Programme (UNEP)/Badan Program Lingkungan Hidup

PBB menyatakan bahwa sekitar 2,6 milyar orang menggantungkan pemenuhan

proteinnya kepada konsumsi ikan. Hal ini menunjukkan bahwa ikan merupakan

komoditas penting dunia (Tribawono, 2009).

Salah satu komoditi perikanan yang memiliki potensi pasar dunia adalah ikan

tuna. Pertumbuhan produksi ikan tuna dalam kurun waktu 1989 – 2006 mencapai

4,74% per tahun dengan volume ekspor 5,21% per tahun. Bahkan nilai ekspor

tuna pada tahun 2008 menempati urutan kedua setelah udang. Total produksi

tuna secara nasional sampai Oktober 2008 mencapai 130.056 ton dengan nilai

sebesar 347,189 juta USD (Analisis Data Kelautan dan Perikanan, 2007).

Peluang pasar ikan tuna cukup besar, baik ekspor maupun pasar lokal.

Sasaran ekspor tuna yang terbesar adalah Jepang. Biasanya tuna yang diekspor

ke Jepang adalah tuna yang masih segar untuk dibuat sashimi atau sushi. Kedua

terbesar setelah Jepang adalah Amerika, tetapi umumnya diekspor sudah dalam

bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar

khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang. Selain kedua

negara tersebut, tuna juga memiliki peluang pasar yang besar di kawasan Timur

Tengah dan Eropa Timur.

Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah potensi tuna di Indonesia

dengan nilai ekspor sampai dengan Juni 2009 yaitu sebesar 7.619.094,64 USD,

untuk tuna beku dan 282.087,10 USD untuk tuna segar atau masing-masing

memiliki volume ekspor sebesar 1.124.781,92 kg dan 31.450,10 kg (BPPMHP

Sulsel, 2009). Wilayah penangkapan tuna oleh nelayan di Sulawesi selatan

Page 17: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

PENDAHULUAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL2

meliputi sekitar teluk Bone, selat Makassar dan pantai selatan (Palopo, Bone, Sinjai,

Bulukumba, Selayar, Barru, Pare-pare). Gambar 1.1. berikut ini menunjukkan

wilayah penangkapan tuna di Sulawesi Selatan.

UDANG

Luwu, Luwu Utara, Luwu

Timur, Palopo, Wajo, Bone,

Sinjai, Bulukumba, Bantaeng,

Jeneponto, Takalar, Maros,

Pangkep, Barru, Pinrang

RUMPUT LAUT

E. Cottonii : Luwu, Wajo, Bone,

Sinjai, Selayar, Bulukumba,

Bantaeng, Jeneponto, Takalar,

Makassar, Pangkep, Barru dan

Pinrang

Gracelaria : Luwu, Luwu Timur,

Luwu Utara, Palop, Bone, Pinran,

Takalar, Bulukumba, wajo dan

Sinjai

TUNA

Palopo, Bone, Sinjai, Bulukumba,

Selayar, Barru, Pare-Pare

Gambar 1.1. Peta Wilayah Penangkapan Udang, Tuna dan Rumput Laut

Page 18: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

3

Dari data yang diperoleh di lokasi penelitian diketahui bahwa di kota

Makassar terdapat lebih dari 10 Unit Pengolahan Ikan (UPI) tuna, baik tuna beku

maupun segar. Ikan tuna yang diproduksi oleh UPI tersebut biasanya dalam bentuk

loin.

Ada dua (2) macam UPI di Makassar, yaitu yang bersifat modern dan

konvensional (tradisional). Keduanya memiliki segmen pasar yang hampir sama.

UPI modern memasarkan sebagian besar produknya ke luar negeri (ekspor),

sedangkan yang konvensional di dalam dan luar negeri.

Pola usaha pengolahan tuna di Makassar cukup menarik untuk diteliti,

karena memiliki ikatan yang kuat antara UPI modern dan konvensional (tradisional),

bahkan sampai ke nelayan. Nelayan secara rutin memasok bahan baku tuna ke UPI

konvensional, yang akan diteruskan oleh UPI konvensional ke UPI modern. UPI

konvensional umumnya dilakukan oleh nelayan pengumpul di lokasi pendaratan

ikan, yang disebut punggawa. Sedangkan UPI modern terjadi di rantai selanjutnya,

yaitu di tingkat perantara dan perusahaan pengolahan yang memiliki lisensi ekspor.

Nelayan dan punggawa mendapat bantuan modal usaha dari perantara, sehingga

kontinyuitas pasokan tuna lebih terjamin. Sebaliknya perantara menjamin pasar

dan harga bahan baku tuna.

Melihat adanya potensi dan peluang pasar yang cukup baik dari usaha

pengolahan ikan tuna loin di Makassar dengan karakter pola usaha yang sudah

terbentuk, maka dirasa perlu dilakukan penelitian lending model atau pola

pembiayaannya. Selain itu, mengingat pengusaha-pengusaha kecil pengolahan

tuna loin tersebut belum tersentuh oleh perbankan. Diharapkan lending model ini

nantinya dapat menjadi acuan bagi pihak perbankan dalam proses pembiayaan

kepada usaha kecil pengolahan tuna loin.

Page 19: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 20: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

5

BAB IIPROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

2.1. Profil Usaha

Penyusunan pola pembiayaan usaha pengolahan tuna loin didasarkan

pada informasi yang didapatkan dari hasil survei lapangan terhadap pengusaha

pengolahan tuna loin di Desa Bontoa Lingkungan Tamarampu, Kecamatan Mandai,

Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.

Diketahui bahwa pola usaha pengolahan tuna loin di lokasi penelitian

terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu skala kecil yang dikelola oleh punggawa (nelayan

pengumpul), skala menengah yang dikelola oleh perantara dan skala besar oleh

Unit Pengolahan Ikan (UPI). Umumnya usaha pengolahan tuna loin oleh punggawa

dan perantara masih berupa usaha perorangan, sedangkan usaha pengolahan di

tingkat UPI sudah merupakan badan usaha yang memiliki lisensi ekspor.

Para punggawa mengumpulkan tuna hasil tangkapan nelayan untuk diolah

menjadi loin, baik dalam bentuk skin on maupun skin less, yang kemudian dijual

ke perantara. Hasil olahan tuna loin dari punggawa tersebut setelah sampai di

tempat perantara akan disortir dan dikemas ulang (repackaging) sesuai kebutuhan

pasar. Selanjutnya tuna loin yang telah disortir dan repackaging tersebut dijual oleh

perantara ke pasar lokal serta ekspor. Pasar lokal yang dituju oleh perantara adalah

UPI. Sedangkan ekspor tuna loin yang dilakukan perantara biasanya menggunakan

atau meminjam badan usaha perusahaan lain yang sudah memiliki lisensi ekspor.

Kerjasama yang saling menguntungkan sudah terbentuk cukup kuat antara

nelayan, punggawa dan perantara. Perantara selain berperan sebagai pemberi

dukungan modal kerja kepada punggawa dan nelayan, juga menjamin dan

mempermudah akses pasar serta pengendali harga ikan di pasar lokal. Timbal

baliknya punggawa berperan sebagai tenaga pengumpul ikan dari nelayan

Page 21: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL6

dan melakukan processing sesuai spesifi kasi loin yang telah ditentukan oleh

perantara.

Para punggawa ini tersebar di berbagai daerah pesisir Makassar dan

sekitarnya yang merupakan tempat sumber bahan baku ikan tuna, antara lain

kabupaten Bulu Kumba, Bone, Pare-pare, Palopo, Sulawesi Barat (Mamuju, Majene),

Gorontalo, Palu, Sangir, Kupang dan Irian. Kabupaten Pare-pare merupakan lokasi

sumber bahan baku yang terdekat, yaitu sekitar 100 km dari kabupaten Maros

(lokasi pengolahan perantara). Di tiap daerah terdapat 2 sampai 7 punggawa yang

dimiliki oleh perantara.

Produksi tuna loin sangat dipengaruhi oleh hasil tangkapan ikan tuna. Ikan

tuna memiliki siklus terendah selama 7 bulan dalam setahun, yang artinya rata-

rata produksi tuna akan mengalami penurunan dalam 1 (satu) bulan selama 10

hari dalam waktu 7 bulan, dimana produksi efektifnya rata-rata 20 hari dalam 1

(satu) bulan. Sedangkan produksi maksimal terjadi selama 5 bulan dalam setahun.

Siklus produksi tuna tersebut mengikuti pergeseran bulan, sehingga siklus terendah

selama 7 bulan dan siklus maksimal selama 5 bulan selalu bergeser setiap bulannya

selama satu tahun. Siklus ini terjadi karena dipengaruhi oleh kondisi alam (cuaca).

Umumnya ikan tuna yang ditangkap oleh nelayan adalah jenis yellow fin dan big eye, dengan perbandingan 98% yellow fin dan 2% big eye. Kedua jenis ikan

tuna tersebut sudah memiliki pasar ekspor ke negara Jepang, Amerika dan Eropa.

Namun sayangnya pengusaha kecil dan menengah tuna loin di Makassar hingga

saat ini baru bisa memanfaatkan peluang pasar di negara Jepang, karena untuk

menembus pasar di negara Amerika dan Eropa terbentur modal dan sertifi kasi.

Alasan pelaku usaha memilih usaha pengolahan tuna loin adalah karena

telah memiliki akses pasar, baik lokal maupun ekspor dengan harga yang cukup

baik serta adanya ketersediaan bahan baku ikan tuna yang kontinyu meskipun

jumlahnya kadang tidak menentu akibat pengaruh musim.

Perkembangan usaha pengolahan tuna loin memberikan manfaat positif bagi

para nelayan khususnya dan masyarakat umumnya, karena selain sudah memiliki

pangsa pasar, usaha ini dapat menyerap banyak tenaga kerja mulai dari kegiatan

Page 22: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

7

penangkapan hingga processing di lokasi pengolahan. Usaha kecil pengolahan

tuna loin di Makassar sudah mengikuti kaidah-kaidah penanganan mutu dan

menggunakan sistem rantai dingin meskipun dengan teknologi yang sederhana.

2.2. Pola Pembiayaan

Pola pembiayaan usaha kecil pengolahan tuna loin di Makassar, pada

awalnya berasal sepenuhnya dari dana sendiri, dimana nelayan dan punggawa

mendapat dukungan modal kerja dari perantara. Modal kerja yang diberikan

perantara berupa dana untuk pembelian peralatan produksi dan pembelian bahan

baku ikan tuna.

Pada tahun 2008, Salah satu Bank Swasta Nasional mulai tertarik untuk

membiayai usaha ini. Bank memberikan kredit secara umum kepada perantara

berupa modal kerja dan investasi, artinya tidak ada skema kredit khusus yang

diberikan kepada perantara. Kredit modal kerja ini oleh perantara digunakan untuk

memberi tambahan modal kepada punggawa dan nelayan.

Dalam pemberian kredit, bank menetapkan beberapa kriteria meliputi

kelayakan usaha, jaminan dan kebutuhan usaha calon debitur. Kelayakan usaha

calon debitur diperoleh dengan melihat usahanya secara langsung maupun

informasi dari perusahaan sejenis, dan supplier. Bagi calon debiturnya yang telah

memanfaatkan jasa perbankan melalui bank tersebut akan dilihat track record

transaksi keuangannya.

Sebagaimana diketahui bahwa bisnis di sektor perikanan ini oleh bank masih

dianggap sebagai bisnis yang beresiko tinggi, karena tergantung pada alam. Hal

ini berdampak pada porsi penyaluran kredit perbankan ke sektor ini yang relatif

masih kecil. Kredit kepada sektor perikanan ini lebih banyak diberikan kepada

pedagang perantara ikan tuna loin atau UPI. Untuk mengurangi resiko gagal bayar

dari debitur, bank selalu melakukan monitoring kepada debiturnya. Monitoring

oleh bank dilakukan secara pasif maupun aktif, dimana bank selalu melakukan

Page 23: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL8

pemantauan terhadap outstanding debitur.

Selain perbankan, Dinas Perikanan dan Kelautan telah menyalurkan dana

program yang diberikan dalam bentuk sarana pengolahan ikan seperti alat presto,

vacuum sealer, panic dan timbangan.

Page 24: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

BAB IIIASPEK PASAR DAN PEMASARAN

3.1. Aspek Pasar

3.1.1. Permintaan

Tuna loin merupakan daging fillet ikan tuna yang umumnya

dimafaatkan sebagai bahan makanan untuk sashimi, steak dan shabu-shabu. Sashimi merupakan jenis makanan Jepang berupa daging tuna (tuna

loin) mentah. Sashimi disajikan dalam keadaan mentah dan didinginkan

pada suhu 120C. Disamping itu, sashimi dihidangkan juga sebagai makanan

pembuka pada susunan menu di restauran-restauran Jepang, biasanya

disajikan dalam bentuk irisan tipis disertai kecap (shoyu), radis cincang

(daikon) dan pasta (wasabi). Demikian juga halnya dengan steak dan shabu-shabu yang dikonsumsi menggunakan tambahan bumbu-bumbu. Oleh

karena itu penanganan tuna loin harus benar-benar memperhatikan kualitas

daging dan hygienitas-nya.

Permintaan terhadap komoditi tuna loin cukup tinggi, bahkan pasokan

saat ini belum dapat memenuhi permintaan negara-negara importir. Tuna loin

di pasar lokal dijual ke Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang telah memiliki lisensi

ekspor, restoran dan hotel. Negara-negara importir tuna loin diantaranya

adalah Jepang, USA, Australia dan beberapa negara Eropa. Masing-masing

negara importir tersebut memiliki kualifi kasi dan standar mutu sendiri.

Kualifi kasi tuna loin yang diminta negara Jepang hanya grade A atau grade

sashimi, sedangkan negara tujuan Amerika dan Eropa masih bisa menerima

tuna loin grade B atau C. Perbedaannya bahwa kualifi kasi daging tuna loin

yang akan diekspor ke Amerika terlebih dahulu harus di-treatment dengan

cara di-smoked, yaitu daging disuntik dengan karbonmonoksida sehingga

9

Page 25: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL10

warna menjadi lebih merah. Sedangkan pasar Eropa tidak menginginkan

adanya treatment apapun terhadap daging tuna yang akan diekspor ke

negaranya.

Dari data produksi tuna loin salah satu UMKM (perantara) di kabupaten

Maros yang merupakan mini plan Departemen Kelautan dan Perikanan

diketahui bahwa rata-rata produksi tuna loin berkisar antara 4–15 ton per

bulan. Jumlah tersebut sebenarnya masih belum memenuhi permintaan

pasar luar negeri, mengingat semakin sulit mendapatkan bahan baku ikan

tuna.

Untuk mengetahui kecenderungan produksi tuna di Makassar dapat

dilihat dari data realisasi ekspor tuna periode 5 (lima) tahun terakhir pada

Tabel 3.1 di bawah ini :

No Tahun Volume (Kg) Nominal (USD)

1 2004 1.192.419,12 4.705.029,33

2 2005 1.499.605,44 7.080.069,32

3 2006 1.166.816,05 6.084.138,05

4 2007 1.714.930,57 12.677.022,51

5 2008 1.537.185,96 11.613.679,62

Tabel 3.1. Data Realisasi Ekspor Tuna Sulawesi Selatan Periode 2004 - 2008

Data Kelautan dan Perikanan (2007) menunjukkan produksi tuna,

cakalang dan tongkol nasional pada tahun 2007 jumlahnya mencapai

888.000 ton dengan nilai Rp7,6 milyar dan mengalami peningkatan per

tahun sebesar 7.7% dalam volume atau 18.11% dalam nominal USD sejak

2002.

Sumber : BPPMHP Sulawesi Selatan, 2009

Page 26: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

11

3.1.2. Penawaran

Sebagaimana telah dijelaskan pada sub bab 3.1.1. bahwa penawaran

komoditi tuna loin memiliki pangsa pasar cukup luas, baik pasar dalam

negeri (lokal) maupun luar negeri (ekspor). Tuna loin yang tidak terjual ke

pasar ekspor masih bisa terjual di pasar lokal. Yang menjadi kendala dalam

produksi tuna loin adalah keterbatasan bahan baku ikan tuna, terutama dari

perairan sekitar Makassar. Hasil tangkapan tuna yang tidak menentu selain

dipengaruhi oleh musim, dimana terdapat 10 (sepuluh) hari siklus produksi

tuna terendah dalam 1 (satu) bulan, juga diduga telah terjadi overfishing.

Salah satu penyebab terjadinya overfishing diduga akibat peningkatan

jumlah armada kapal penangkap tuna. Jumlah produksi tuna masih bisa

ditingkatkan mengingat jumlah produksi saat ini belum bisa memenuhi

permintaan pasar, khususnya ekspor.

Dalam mengatasi permasalahan overfishing telah dilakukan upaya-

upaya pelestarian sumberdaya ikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan

setempat melalui pembuatan Peraturan Daerah tentang penangkapan ikan

dengan alat tertentu, mengatur pembatasan nelayan dan pengawasan

kegiatannya serta memperluas areal penangkapan.

3.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar

Persaingan bisnis diantara para pengusaha tuna loin adalah terutama

dalam hal memperoleh bahan baku ikan tuna dari nelayan. Persaingan

mendapatkan bahan baku ini lebih terasa di tingkat punggawa (nelayan

pengumpul), karena selain bersaing dengan sesama punggawa juga terjadi

persaingan dengan pembeli dari luar daerah. Persaingan ini terjadi karena

setiap perantara mempunyai ikatan yang kuat dengan para punggawa dan

nelayannya masing-masing, dimana setiap punggawa memiliki beban moral

Page 27: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL12

dalam memenuhi pasokan ikan kepada masing-masing perantara yang telah

memberinya modal kerja. Sebaliknya para perantara juga memiliki beban

moral berupa komitmen kepada punggawa dan nelayan untuk menjamin

pasar dan menstabilkan harga.

Kemungkinan persaingan mendapatkan bahan baku tuna ini dapat

diminimalisasi apabila jangkauan wilayah penangkapan tuna diperluas ke

luar daerah. Untuk mencapai hal itu tentunya dibutuhkan modal yang lebih

besar sebagai modal tambahan nelayan melaut.

Persaingan pemasaran produk di dalam negeri (lokal) tidak terlihat

signifi kan, karena masing-masing pengusaha telah memiliki pasar sendiri,

baik lokal maupun ekspor. Disamping itu pemenuhan terhadap permintaan

pasar itu sendiri, khususnya ekspor masih belum terpenuhi. Persaingan

pemasaran produk dirasakan secara nyata di pasar luar negeri dengan

negara-negara pengekspor tuna seperti China, Thailand dan Vietnam. Grade

dan harga tuna loin bisa saja berubah setelah produk tuna loin dari negara

eksportir lain masuk di pasar lelang yang sama. Pada saat lelang dapat

terjadi penurunan atau kenaikan grade. Grade tuna loin dapat turun apabila

mutu produk tuna dari negara eksportir lain lebih baik dan sebaliknya.

Tentunya hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi harga jual tuna

di pasar luar negeri. Selain itu, musim juga bisa mempengaruhi pemasaran

tuna di pasaran lokal. Apabila musim produksi sedang turun, maka dapat

terjadi tuna loin grade rendah naik menjadi grade tertinggi. Oleh karena

itu penanganan mutu produk dan perhitungan biaya produksi menjadi titik

krusial untuk diperhatikan.

Page 28: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

13

3.2. Aspek Pemasaran

3.2.1. Harga

Harga jual tuna loin di pasaran terus mengalami peningkatan, sesuai

dengan grade mutunya. Harga jual tuna loin di tingkat punggawa pada

tahun 2000 sekitar Rp7.000,- per kg, saat ini bisa mencapai Rp67.000,- per

kg (grade A), Rp57.000,- per kg (grade B) dan Rp46.000,- per kg (grade C)

dan Rp24.000,- per kg (grade D). Perantara hanya mengambil selisih sekitar

Rp1.000,- per kg dari harga jual di tingkat punggawa untuk pasar lokal dan

sekitar 2 – 3 USD per kg untuk pasar ekspor.

Sebagaimana telah dijelaskan pada sub bab 3.1.3 bahwa grade mutu

tuna loin di pasar luar negeri selain tergantung musim, juga dipengaruhi

oleh mutu tuna loin yang masuk dari negara eksportir lain. Oleh karena itu

grade dan harga jual di atas tidak bisa dijadikan standar pasti. Grade tuna

dapat berubah tergantung keadaan pasar, sehingga mempengaruhi harga

jual ikan.

3.2.2. Jalur Pemasaran Produk

Penjualan tuna loin dilakukan sendiri oleh perantara, baik ke pasar

lokal maupun ekspor. Penjualan tuna loin di pasar lokal dilakukan perantara

ke UPI yang telah memiliki lisensi ekspor. Perantara sebenarnya juga memiliki

jalur pemasaran ekspor tersendiri. Namun karena keterbatasan kepemilikan

perizinan dan sertifi kasi, maka penjualan tuna loin ke luar negeri oleh

perantara dilakukan dengan cara meminjam bendera UPI yang memiliki

lisensi ekspor. Pola pemasaran tuna loin mulai dari nelayan sampai ke tingkat

UPI disajikan pada Gambar 3.1. sebagai berikut :

Page 29: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL14

Keterangan :

a) Tuna hasil tangkapan nelayan dijual kepada Punggawa di tempat

pendaratan ikan dan atau pembeli dari luar daerah. Punggawa disebut

juga nelayan pengumpul, berperan sebagai pengumpul hasil tangkapan

tuna dari nelayan untuk dijual kepada perantara.

Tuna yang dipasok nelayan kepada punggawa dalam keadaan telah

dibuang insang dan isi perutnya (gilled & gutted). Proses buang insang

dan isi perut dilakukan nelayan ketika masih di tengah laut saat ikan

tertangkap, lalu disimpan dalam sterofoam yang telah diberi es. Proses

buang insang dan isi perut dimaksud untuk menjaga terjadinya penurunan

mutu ikan.

Proses produksi tuna loin dilakukan di tingkat punggawa, yang kemudian

dipasok kepada perantara, dengan standar mutu yang telah ditentukan

oleh perantara.

b) Perantara adalah pengusaha yang membeli tuna loin dari punggawa

sekaligus pemberi modal kepada punggawa dan nelayan yang berperan

Nelayan PERANTARAPengumpul lokal (Punggawa)

LangsungTidak Langsung

Unit Pengolahan Ikan (UPI)

Ekspor

Pasar Lokal(Hotel, Restoran)

Pembeli luar daerah

Gambar 3.1. Skema Jalur Pemasaran Tuna Loin

Page 30: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

15

sebagai penjamin pasar dan stabilisator harga. Selain memberikan modal

kepada punggawa dan nelayan, perantara juga memberikan pengetahuan

dan pendampingan tentang teknik-teknik penanganan ikan agar mutu

ikan dapat terjaga sehingga dapat diterima di pasaran.

Tuna loin yang berasal dari punggawa akan disortir, dibersihkan dan

dikemas ulang (repackaging) di tempat pengolahan perantara. Pensortiran

tuna loin yang dilakukan perantara didasarkan atas spesifi kasi permintaan

pasar.

Sebelum dikirim ke pasaran, tuna loin yang telah disortir dan dikemas

ulang oleh perantara disimpan sementara di cold storage pada suhu

-20C

c) Nelayan terkadang juga menjual hasil tangkapannya kepada pembeli luar

daerah apabila harga yang ditawarkan lebih tinggi. Transaksi jual beli

hasil tangkapan oleh pembeli dari luar daerah biasanya terjadi di tengah

laut dan bersifat musiman.

d) Perantara menjual tuna loin tersebut secara langsung ke UPI dan atau

secara tidak langsung diekspor dengan meminjam bendera UPI yang

memiliki lisensi ekspor. Tuna loin dari perantara akan diekspor langsung

oleh UPI. Sedangkan penjualan ke hotel dan restoran dilakukan secara

tidak langsung, karena orientasi pasar perantara maupun UPI adalah

ekspor.

3.2.3. Kendala Pemasaran

Kendala pemasaran tidak akan pernah terjadi di tingkat Punggawa

selama perantara dapat menjamin pasar dan harga ikan. Kendala pemasaran

justru terjadi di tingkat perantara, khususnya untuk pasar ekspor. Kendala

tersebut diantaranya adalah ketidakpastian grade dan harga di pasar lelang

dunia serta sertifi kasi.

Page 31: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL16

Sebagaimana telah dipaparkan pada sub bab 3.1.3. bahwa penentuan

grade dan harga ikan tuna di pasar ekspor tergantung dari musim dan

kualitas tuna eksportir negara lain yang masuk ke pasar yang sama. Selain itu

peraturan pemerintah mengenai sertifi kat kelayakan pengolahan (SKP) dirasa

terlalu berat bagi pengusaha tuna loin setingkat perantara karena terkait

dengan modal kerja. SKP merupakan health sertificate untuk perusahaan

yang memenuhi syarat untuk melakukan ekspor. SKP bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana perusahaan memenuhi persyaratan pengendalian

mutu. Oleh karena itu, pemasaran yang dapat dilakukan perantara secara

langsung masih terbatas memenuhi pasar ke Jepang. Sedangkan untuk

ke USA dan negara-negara di Eropa masih menitipkan atau menggunakan

bendera UPI yang telah memiliki lisensi ekspor dan sertifi kasi.

Mengingat ketidakpastian grade dan harga di pasar lelang dunia,

maka penentuan selisih harga (profit) sebesar Rp1.000,- per kg di pasar lokal

dan 2–3 USD per kg di pasar ekspor harus dapat meng-cover ketidakpastian

tersebut. Ketidak pastian grade dan harga produk di pasar lelang dunia

merupakan titik kritis usaha yang harus dicermati.

Kendala sertifi kasi bagi pengusaha tuna loin setingkat perantara juga

harus dicarikan jalan keluarnya oleh pemerintah agar pengusaha kecil dapat

memberi kontribusi terhadap pertambahan nilai ekspor perikanan dan

tetap eksis. Kendala sertifi kasi secara tidak langsung sangat mempengaruhi

pendapatan pengusaha kecil tuna loin, karena pengusaha kecil ini harus

mengeluarkan biaya tambahan berupa fee dan komisi sekitar 14% untuk

kegiatan ekspor jika menggunakan perusahaan lain.

Page 32: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

17

BAB IVASPEK TEKNIS PRODUKSI

4.1 Lokasi Usaha

Lokasi usaha produksi tuna loin sebaiknya dilakukan pada lokasi sumber

bahan baku, mengingat sifat ikan yang mudah busuk. Akan tetapi untuk hal

tersebut tidak perlu dikhawatirkan, karena baik nelayan maupun pengusaha kecil

tuna loin di wilayah penelitian sudah menerapkan sistem rantai dingin dengan

baik.

Persyaratan standar untuk lokasi usaha pengolahan tuna loin di wilayah

penelitian sudah terpenuhi dengan baik seperti tersedianya tenaga kerja, air bersih,

es, tempat produksi (processing), tempat penyimpanan hasil produksi, tempat

pembuangan limbah, kemudahan akses transportasi dan lain-lain.

Demikian halnya untuk lokasi pengolahan di wilayah pengumpul (punggawa)

juga telah mengikuti persyaratan standart tempat pengolahan ikan, meskipun

dalam skala lebih kecil.

4.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan

Mengingat produksi (processing) tuna loin hanya memerlukan teknologi

pengolahan secara sederhana, maka fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan

juga tidak terlalu rumit. Fasilitas dan peralatan minimal yang diperlukan dalam

pengolahan tuna loin skala kecil yang terdapat di tingkat punggawa meliputi :

a) Ruang proses (processing room), ukuran 6 x 10 m2

b) Meja potong stainless steel (1 buah)

c) Meja trimming stainless steel (1 buah)

d) Pisau fillet stainless steel (1 buah)

Page 33: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 18

e) Pisau trimming stainless steel (3 buah)

f) Sterofoam kapasitas 80 kg AG 150 (10 buah)

g) Cutting board ukuran 1 x 2 meter (1 lembar)

h) Sepatu boot (4 pasang)

i) Basket (keranjang) biru (4 buah)

j) Basket (keranjang) merah (2 – 3 buah)

k) Blong plastik (2 buah)

l) Timbangan manual kapasitas 100 kg

Foto 4.1. Meja Potong Stainless steel, Meja Trimming Stainless steel

Foto 4.3. Timbangan Digital *)

Foto 4.2. Pisau Fillet Stainless steel &Pisau Trimming Stainless steel

Foto 4.4. Blong Biru

*) timbangan digital hanya terdapat di pengolahan tingkat perantara

Page 34: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

19

Foto 4.5. Keranjang (Basket) Biru

Foto 4.7. Sterofoam (wadah tuna loin)

Foto 4.6. Pisau Pemotong Plastik

Foto 4.8. Cutting Board (di atas meja), Basket Merah, blong biru

Meskipun usaha pengolahan tuna loin ini menggunakan teknologi

sederhana, namun tidak demikian dengan peralatan yang digunakannya. Peralatan

yang digunakan dalam usaha pengolahan ini cukup mahal dan spesifi k. Sebagai

contoh pisau fillet stainless steel dan pisau trimming stainless steel yang tidak dijual

di pasar umum, harga masing-masing dapat mencapai sekitar Rp400.000,- dan

Rp450.000,- per buah.

Persyaratan peralatan menurut Standart Nasional Indonesia (SNI) 01-

4104.3-2006 adalah semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam

penanganan dan pengolahan tuna loin beku mempunyai permukaan yang halus

dan rata, tidak mengelupas, tidak berkarat, tidak merupakan sumber cemaran

jasad renik, tidak retak dan mudah dibersihkan. Semua peralatan dalam keadaan

bersih, sebelum, selama dan sesudah digunakan.

Page 35: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 20

4.3. Bahan Baku

Menurut SNI 01-4104.1-2006, istilah dan defi nisi tuna loin beku adalah

produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku tuna segar atau beku yang

mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan, penyiangan atau tanpa

penyiangan, pencucian, pembuatan loin, pengulitan dan perapihan, sortasi mutu,

pembungkusan (wrapping), pembekuan, penimbangan, pengepakan, pelabelan

dan penyimpanan. Untuk produksi tuna loin tidak dilakukan proses pembekuan,

hanya sampai proses pendinginan.

Bahan baku tuna loin adalah ikan tuna segar yang harus memenuhi syarat

kesegaran, kebersihan dan kesehatan sesuai SNI 01-4104.2-2006. Bahan baku

yang memiliki karakteristik kesegaran menurut SNI 01-4104.2-2006 adalah sebagai

berikut:

a) Kenampakan : mata cerah, cemerlang

b) Bau : segar

c) Tekstur : elastis, padat dan kompak.

Penanganan terhadap proses ikan tuna berbeda dengan komoditi hasil laut

lainnya. Bahan baku tuna tidak boleh dibersihkan dengan cara dicuci atau disiram

air, terutama dagingnya. Daging ikan tuna akan rusak apabila dicuci dengan air.

Untuk mencegah penurunan mutu tuna loin, maka setiap tahap proses produksi

tidak pernah terlepas dari sistem rantai dingin. Es yang digunakan dalam proses

produksi tidak langsung bersentuhan dengan daging tuna.

Menurut SNI 01-0222-1995 bahan penolong dan bahan tambahan yang

digunakan tidak merusak, mengubah komposisi dan sifat khas tuna. Dalam hal ini

bahan penolong yang dipakai dalam proses produksi tuna loin adalah air dan es.

Air yang digunakan sebagai bahan penolong untuk kegiatan di unit pengolahan

memenuhi persyaratan kualitas air minum. Es yang digunakan dibuat dari air yang

memenuhi persyaratan sesuai SNI 01-4872.1-2006. Dalam penggunaannya, es

ditangani dan disimpan di tempat yang bersih agar terhindar dari kontaminasi.

Page 36: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

21

Proses produksi tuna loin di tempat pengolahan perantara setelah ditimbang,

dilap dan dibungkus dengan tissue, kemudian dimasukkan ke dalam kantong

plastik. Pemakaian tissue bersifat temporer hanya selama produk disimpan di dalam

cold storage. Tissue yang digunakan adalah tissue yang tidak mudah menempel

dan tidak meninggalkan sisa pada daging tuna apabila dilepas. Tissue yang

dimaksud bukanlah tissue sembarangan, di Jepang disebut green tissue (tissue

hijau). Sayangnya di Indonesia belum ada tissue khusus semacam itu. Dalam hal

ini tissue berfungsi sebagai bahan penyerap apabila terjadi dehidrasi ketika produk

disimpan di dalam cold storage.

Sebelum kemasan plastik yang berisi tuna loin diikat kencang, terlebih dahulu

harus di vacuum, yaitu mengeluarkan udara dalam plastik dengan mencelupkan

kemasan ke dalam blong yang berisi air dingin. Teknologi sederhana ini merupakan

alternatif penggunaan alat vacuum yang mahal harganya, hanya diterapkan di

tempat pengolahan perantara. Vacuum merupakan salah satu cara untuk menekan

pertumbuhan bakteri dalam daging tuna.

Berikut ini adalah foto-foto tuna loin yang dipasok dari punggawa dengan

grade berbeda :

Foto 4.9. Tuna Loin Grade A atau Grade Sashimi

Page 37: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 22

Penentuan grade tuna loin dapat dilakukan secara visual (kasat mata),

sebagaimana disajikan pada Tabel 4.1. berikut :

Foto 4.10. Tuna Loin Grade B

No Grade Ciri-Ciri Fisik

1 A / B

- warna merah cerah (tidak pucat)- tidak ada yake (daging seperti terbakar) atau yake 0%- tekstur kenyal, elastis- jaringan daging tidak terkoyak- size minimal 4 kg

2 C

- warna merah kusam- terdapat sedikit yake (daging seperti terbakar) - tekstur tidak begitu kenyal, tidak elastis- jaringan daging sedikit terkoyak- size minimal 2.6 kg up

3 D

- warna merah kusam- terdapat yake (daging seperti terbakar) - tekstur tidak kenyal, tidak elastis- jaringan daging terkoyak- size minimal 1.5 kg up

Tabel 4.1. Grade Tuna Loin Berdasarkan Ciri-ciri Fisik

Page 38: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

23

Keunikan komoditi tuna di pasar ekspor adalah bahwa grade tersebut di

atas dapat berubah-ubah mengikuti kondisi pasar dan musim. Terkadang grade

rendah dapat meningkat menjadi grade di atasnya di saat produksi tuna turun.

4.4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang terlibat dalam usaha pengolahan tuna loin skala kecil

minimal sebanyak 4 (empat) orang. Tenaga kerja yang digunakan bersifat tidak

tetap dengan upah sebesar Rp500.000,- per bulan per orang di tempat punggawa,

dan sebesar Rp750.000,- per bulan per orang di tempat perantara. Tenaga kerja

produksi di lokasi pengolahan punggawa biasanya melibatkan keluarga sendiri,

sedangkan di tempat perantara direkrut dari masyarakat setempat.

Ketrampilan khusus yang diperlukan tenaga kerja dalam usaha pengolahan

tuna loin adalah keahlian melakukan fillet daging tuna, karena hasil fillet akan

mempengaruhi rendemen berat daging tuna yang dihasilkan.

4.5. Teknologi

Dalam proses pengolahan tuna loin tidak menggunakan teknologi

pengolahan tertentu. Tuna loin adalah daging tuna segar yang diproduksi dari hasil

fillet ikan tuna utuh. Proses produksi tuna loin dilakukan dengan cara memotong

atau mengambil bagian daging tuna yang telah dibuang insang dan isi perutnya

dengan cara di fillet. Hasil fillet dapat berupa fillet skin on dan fillet skin less.Jenis-jenis proses produksi ikan tuna adalah sebagai berikut:

a) Gilled & Gutted (GG)

yaitu proses produksi ikan tuna utuh dengan membuang insang dan isi

perut

b) Fillet Skin On (Fillet SO)

Page 39: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 24

yaitu proses produksi ikan tuna GG menjadi irisan daging/tuna loin yang

masih ada kulit

c) Fillet Skin Less (Fillet SL)

yaitu proses produksi ikan tuna GG menjadi irisan daging/tuna loin yang

tanpa kulit

Masing-masing jenis proses produksi mempunyai tingkat penyusutan

berbeda terhadap daging tuna yang dihasilkan. Tabel 4.2. berikut ini menyajikan

prosentase penyusutan berat daging tuna yang dihasilkan sesuai jenis proses

produksinya.

No Jenis Proses Produksi Prosentase Penyusutan

1 Whole Gilled & Gutted (GG) 12%

2 Whole Fillet Skin On (Fillet SO) 45%

3 Whole Fillet Skin Less (Fillet SL) 50%

Tabel 4.2. Prosentase Penyusutan Berat Daging Tuna Menurut Jenis Proses Produksi

4.6. Proses Produksi

Proses produksi pengolahan tuna loin mulai penerimaan bahan baku sampai

dengan penyimpanan di cold storage dilakukan secara berantai mulai dari nelayan,

punggawa sampai ke perantara disajikan pada Gambar 4.1. berikut ini :

Page 40: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

25

Tahap Proses Produksi di Nelayan

Tahap Proses Produksi di punggawa

Tahap Proses Produksi di perantara

Tuna Whole Tuna GG

(proses buang insang dan isi perut)

Tuna GG Tuna Loin SO

(proses fillet skin on)

RUANG PENERIMAAN

RAW MATERIAL

Penimbangan Raw Material Tuna Loin SO

RUANG PRODUKSI

> Pembersihan dan pembungkusan tuna loin SO dengan tissue

> Proses tuna loin SO menjadi tuna loin SL

GUDANG PENYIMPANAN

Tuna loin SO dan SL dibawa ke gudang penyimpanan (cold storage)

RUANG PACKING (PENGEMASAN)

> Tuna loin SO dilap dengan tissue, masukkan dalam plastik,

dicelup air dingin, ikat dan simpan dalam sterofoam yang sudah

diberi es

> Tuna loin SL dilap dengan tissue, masukkan dalam plastik,

dicelup air dingin, ikat dan simpan dalam sterofoam

Gambar 4.1. Diagram Alir Proses Pengolahan Tuna Loin

Keterangan :

Tuna hasil tangkapan

Tuna hasil tangkapan nelayan merupakan bahan baku utama untuk produksi

tuna loin. Jenis tuna yang banyak tertangkap dan diproses untuk loin

Page 41: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 26

didominasi oleh tuna jenis Yellow Fin, dan sedikit untuk jenis Big Eye. Untuk

mengurangi resiko penurunan mutu daging tuna selama di laut, setelah

tuna tertangkap dan diangkat ke kapal/perahu, langsung dilakukan proses

pembuangan insang dan isi perut oleh nelayan. Dalam hal ini nelayan telah

dibekali teknik pembuangan insang dan isi perut oleh punggawa/perantara.

Tuna dari nelayan telah diproses gilled & gutted (GG).

Proses produksi di tempat Punggawa

Setelah sampai di tempat punggawa, tuna ditimbang dan dicatat. Tuna GG

dari nelayan tersebut dibuat loin yang masih ada kulit dengan cara di fillet (Fillet SO). Tuna loin yang masih ada kulit ini dikemas dalam plastik untuk

selanjutnya dimasukkan dalam sterofoam yang telah diberi es dan siap dibawa

ke tempat pengolahan (processing) perantara.

Proses produksi di tempat Perantara

Tuna loin diterima di tempat perantara di ruang penerimaan barang, disortir,

ditimbang dan dicatat. Setelah itu dilanjutkan ke ruang produksi untuk

dirapikan, di lap dan dibungkus dengan tissue, lalu diberi tanda (tagging).

Tuna loin kemudian dikemas dalam plastik PE, dicelup dalam air dingin, diikat

dan ditimbang untuk kemudian disimpan dalam cold storage. Dalam proses

produksi ini dapat juga dilakukan proses fillet skinless (buang kulit) apabila

ada permintaan pasar.

Page 42: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

27

Foto-foto di bawah ini menggambarkan alur proses produksi tuna loin di

tempat punggawa dan perantara :

A. Tahap Proses Produksi di Punggawa

Foto 4.11. Tuna GG masuk ke ruangPenerimaan Barang

Foto 4.14. Proses Pemisahan Tulang Foto 4.15. Loin Yang Masih Ada Daging Hitam

Foto 4.12. Dibuang sirip

Foto 4.13. Proses Fillet

Page 43: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 28

Foto 4.16. Proses Buang Daging Hitam Foto 4.17. Tuna Loin Sudah DiberiTagging (tanda)

B. Tahap Proses Produksi di Perantara

Foto 4.18. Tuna Loin Masuk Ke dalam Foto Ruang Penerimaan

Foto 4.20. Ruang Produksi

4.19. Perapihan Hasil Loin di punggawa

Foto 4.21. Tuna Loin Dilap dengan Tissue

Page 44: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

29

Foto 4.22. Tuna Loin Dibungkus Tissue

Foto 4.24. Tuna Loin Dicelup dalam Air Dingin

Foto 4.26. Dimasukkan Dalam Sterofoam

Foto 4.23. Tuna Loin Dimasukkan ke Kemasan Plastik

Foto 4.25. Proses Penimbangan Tuna Loin

Foto 4.27. Penyimpanan di Cold Storage

Page 45: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 30

Foto 4.28. Kemasan Tuna Loin Untuk Ekspor Foto 4.29. Tuna Loin Siap di Ekspor

Teknologi sederhana yang juga diterapkan oleh perantara dalam kemasan

ekspor adalah pembuatan es jelly dari sagu. Es jelly sagu ini digunakan sebagai

pengganti dry ice yang biasa digunakan dalam kemasan ikan yang akan diekspor

agar tidak terjadi pembusukan (penurunan mutu). Penggunaan teknologi ini

dimaksud untuk menghemat biaya, karena penggunaan dry ice cukup mahal.

Es jelly sagu terbuat dari campuran air dan sagu yang dibekukan dalam

freezer. Selain dapat menghemat biaya, teknik pendinginan ini juga ternyata cukup

baik karena jelly sagu tidak akan mencair seperti air yang dapat merusak komoditi

apabila es mencair. Foto 4.29. berikut ini adalah bentuk es jelly sagu yang dibuat

oleh perantara :

Foto 4.2.9. Es Jelly Sagu

Page 46: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

31

4.7. Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi

Jumlah tuna loin yang diproduksi oleh punggawa dan perantara sangat

tergantung kepada jumlah pasokan atau hasil tangkapan nelayan dan kemampuan

modal perantara. Setiap punggawa mempunyai kapasitas produksi tuna loin rata-

rata sebesar 2.000 kg per bulan. Artinya pasokan ikan yang di-supply nelayan

kepada punggawa rata-rata setiap bulannya sekitar 3.636 kg. Rendemen ikan tuna

sampai menjadi loin skin on adalah sebesar 55%. Proses fillet pada produksi tuna

harus dilakukan oleh tenaga yang mempunyai keahlian khusus, karena kesalahan

dalam melakukan fillet loin dapat mempengaruhi rendemen tuna. Hal ini juga

menjadi menjadi titik kritis bagi usaha pengolahan tuna loin.

Mutu produk tuna loin ditentukan antara lain: 1) Kesegaran dan tingkat

kecerahan warna daging 2) tekstur daging 3) Ada tidaknya yake pada daging,

yaitu daging seperti terbakar 4) Kekenyalan dan elastisitas tekstur daging 5)

Kekompakan jaringan daging serta 6) Ukuran (size). Informasi yang diperoleh

di lapang mengatakan bahwa tidak ada ketentuan persyaratan mutu secara

kuantitatif, penilaian mutu dilakukan secara visual. Klasifi kasi mutu ini yang akan

menentukan grade tuna loin. Produksi tuna loin harus memenuhi persyaratan SNI

01-4104.2-2006 antara lain meliputi: jenis bahan baku, bentuk dan asal bahan

baku, mutu serta penyimpanan bahan baku.

Menurut SNI 01-4104.2-2006, jenis bahan baku tuna loin yang digunakan

adalah tuna Madidihang (Yellowfin Tuna), Tuna Mata Besar (Big Eye Tuna), Tuna

Sirip Biru (Bluefin Tuna) dan Tuna Albakora. Bentuk bahan baku tuna loin berupa

ikan tuna segar yang sudah atau belum disiangi, dan berasal dari perairan yang

tidak tercemar. Mutu bahan baku tuna loin harus bersih, bebas dari setiap bau yang

menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas

dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan

kesehatan. Secara organoleptik bahan baku mempunyai karakteristik kesegaran

meliputi kenampakan mata cerah, cemerlang, bau segar serta tekstur elastis,

padat dan kompak. Apabila menunggu proses lebih lanjut, maka bahan baku

Page 47: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 32

tuna loin beku harus disimpan dalam ruang penyimpanan (cold storage) dengan

suhu maksimal -20 0C, saniter dan hygienis. Sedangkan untuk bahan baku tuna

loin segar disimpan dalam wadah yang baik dan tetap dipertahankan suhunya

dengan menggunakan es curah sehingga suhu pusat bahan baku mencapai suhu

maksimal 4,4 0C, saniter dan hygienis.Sebagaimana telah diuraikan pada sub bab 4.3. bahwa terdapat 4 grade

tuna loin yang penilaian mutunya didasarkan secara visual. Grade tersebut di atas

dapat berubah-ubah mengikuti kondisi pasar dan musim. Terkadang grade rendah

dapat meningkat menjadi grade di atasnya di saat produksi tuna turun, atau mutu

produk tuna loin yang masuk ke pasar lelang dunia kurang bagus. Ketidakpastian

standar mutu dan grade merupakan faktor kritis yang harus diperhatikan dalam

usaha pengolahan tuna loin ini.

4.8. Produksi Optimum

Produksi tuna loin sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku. Bahan

baku tuna loin adalah ikan tuna segar yang tangkapannya tergantung musim

yang dipengaruhi oleh pergeseran bulan. Dalam satu tahun terjadi 7 (tujuh) bulan

penurunan produksi tuna, dan 5 bulan produksi maksimal. Artinya dalam setahun

terdapat 5 (lima) bulan produksi optimum, yaitu rata-rata sebesar 2.000 kg per

bulan.

4.9. Kendala Produksi

Kendala produksi usaha perikanan umumnya adalah ketersediaan dan

kontinyuitas bahan baku ikan. Demikian halnya yang terjadi dalam proses produksi

pengolahan tuna loin. Ketersediaan dan kontinyuitas bahan baku tuna loin menjadi

faktor kritis ketika terjadi pergeseran bulan siklus terendah selama 7 bulan dalam

satu tahun akibat pengaruh musim. Proses produksi efektif berlangsung hanya 20

hari dalam 1 bulan selama siklus terendah.

Page 48: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

33

BAB VASPEK KEUANGAN

Analisa aspek keuangan diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha

dari sisi keuangan, terutama kemampuan pengusaha untuk mengembalikan

kredit yang diperoleh dari bank. Analisa keuangan ini juga dapat dimanfaatkan

pengusaha dalam perencanaan dan pengelolaan usaha pengolahan tuna loin.

5.1. Pemilihan Pola Usaha

Pola usaha yang dipilih adalah usaha pengolahan tuna loin dengan skala

kecil, dimana teknologi proses pembuatan loin tanpa alat/mesin yang bersifat

mekanis, sehingga tidak diperlukan biaya investasi yang besar, dengan kapasitas

produksi sebesar 2000 kg tuna loin per bulan. Ikatan kerjasama yang saling

menguntungkan antara nelayan, punggawa dan perantara telah membentuk

karakter pola usaha tuna loin di Makassar. Perantara memberi dukungan modal

kerja dan pengetahuan tentang teknik penanganan mutu ikan kepada punggawa

dan nelayan guna menjaga kontinuitas dan mutu bahan baku.

Sebaliknya nelayan dan punggawa memasok bahan baku ikan sesuai

spesifi kasi yang diminta perantara karena keterikatan dukungan modal dan

pengetahuan yang diberikan serta komitmen perantara untuk menjamin pasar dan

stabilitas harga ikan.

5.2. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan

Untuk analisa kelayakan usaha pengolahan tuna loin diasumsikan bahwa

awal produksi adalah pada bulan Januari. Analisa kelayakan menggunakan asumsi

parameter teknologi proses produksi dan biaya sebagaimana disajikan pada Tabel

Page 49: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK KEUANGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL34

5.1. dan Lampiran 1. Asumsi ini diperoleh berdasarkan kajian terhadap usaha

pengolahan tuna loin di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan serta informasi dari

pengusaha.

No Asumsi Satuan Jumlah

1 Periode Proyek Tahun 3

2 Bulan kerja dalam setahun Bulan 12

3 Hari kerja dalam sebulan Hari 24

4 Output, Produksi dan Harga *)

a. Produksi Tuna Loin per bulan- Grade A (30%)

- Grade B (40%) - Grade C (20%) - Grade D (10%)

KgKgKgKgKg

2.000600800400200

b. Penjualan Harga Tuna Loin per Kg- Grade A (30%)

- Grade B (40%) - Grade C (20%) - Grade D (10%)

Rp/KgRp/KgRp/KgRp/KgRp/Kg

67.00057.00046.00024.000

c. Lama menunggu pendapatan Hari -

d. Hasil penjualan Hari -

e. Rendeman hasil % 55

5 Tenaga Kerja *) Orang 4

6 Biaya Pemasaran dan transportasi per bulan Rp/bulan 2.000.000

7 Penggunaan input dan harga *)a. Input bahan baku tuna loin (whole GG) dalam sebulanb. Harga pembelian bahan baku tuna loin (whole GG)

- Grade A- Grade B- Grade C- Grade D

Kg

Kg

Rp/KgRp/KgRp/KgRp/Kg

3.636

28.00026.00020.00012.000

Tabel 5.1. Asumsi-Asumsi Untuk Analisis Keuangan

Page 50: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

35

8 Bahan Pembantua. Kemasan plastik PE (1 kg plastik untuk 180 kg ikan)b. Es ( Rp200 ,- per kg ikan)

Kg

Rp

12

400.000

9 Suku bunga per tahun % 14

10 Proposal Modala. Kreditb. Modal sendiri

%%

6040

11 Jangka waktu kredit Tahun 3

Usaha ini diasumsikan dilakukan oleh punggawa (nelayan pengumpul) dengan

rata-rata produksi tuna loin per bulan sebesar 2.000 kg, dengan penggunaan

bahan baku rata-rata per bulan sebanyak 3.636 kg. Untuk kebutuhan produksi

sebesar 2.000 kg per bulan diasumsikan membutuhkan bahan pembantu berupa

plastik PE rata-rata 10 kg per bulan dan es sebesar Rp 400.000,- per bulan. Untuk

kapasitas produksi rata-rata 2.000 kg per bulan diasumsikan dibutuhkan tenaga

kerja 4 orang.

Penentuan usia proyek adalah 3 (tiga) tahun, dengan proposal modal 60%

kredit dan 40% modal sendiri.

5.3. Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan Biaya Operasional

Komponen biaya dibedakan menjadi dua, yaitu biaya investasi dan biaya

operasional (modal kerja). Biaya investasi adalah komponen biaya yang diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan dana awal kegiatan produksi yang meliputi peralatan

produksi dan bangunan. Biaya operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan

dalam proses produksi, yang merupakan modal kerja.

Keterangan *) rincian kebutuhan per bulan disajikan pada Lampiran 3

Page 51: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK KEUANGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL36

No Komponen Biaya SatuanJumlah

Fisik

Umur Ekonomis

(bulan)

Harga per

satuan (Rp)

Jumlah Biaya (Rp)

1 Alat Produksi dan Kemasana. Meja potongb. Meja trimmingc. Pisau Filletd. Pisau trimminge. Sterofoam kap.

80 Kg AG 50f. Cutting board, 1 x 2 mg. Sepatu booth. Basket biru

i. Basket merahj. Blong plastikk. Timbangan kap.

100 kg

Unit Unit

BuahBuah

Unit

Unit

PasangUnitUnit UnitUnit

11

13

10

1

41321

3636

2424

6

36

1224242436

4.000.0004.000.000

480.000400.000

125.000

1.600.000

65.00070.00070.000

200.0001.500.000

4.000.0004.000.000

480.0001.200.000

1.250.000

1.600.000

260.00070.000

210.000400.000

1.500.000

5.3.1. Biaya Investasi

Biaya investasi yang dibutuhkan pada tahap awal proses produksi

pengolahan tuna loin adalah sebesar Rp44.970.000,-, masing-masing

digunakan untuk bangunan ruang produksi sebesar Rp30.000.000,- dan

peralatan produksi sebesar Rp14.970.000,-.

Uraian komposisi untuk biaya investasi yang terdiri dari bangunan

ruang produksi dan peralatannya disajikan pada Tabel 5.2.dan Lampiran 2.

Tabel 5.2. Komposisi Biaya Investasi

Page 52: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

37

2 BangunanRuang Proses*) m2 60 10 500.000 30.000.000

Jumlah 44.970.000

5.3.2. Biaya Operasional

Biaya operasional atau modal kerja dalam usaha pengolahan tuna

loin ini meliputi biaya variabel dan biaya tetap. Total biaya operasional

rata-rata per bulan adalah Rp99.901.727,- atau dalam satu tahun sebesar

Rp1.198.820.727,- dengan asumsi usaha ini sejak bulan pertama sudah

beroperasi secara penuh dengan kapasitas 100%.

Biaya operasional per tahun terdiri dari biaya variabel sebesar

Rp1.055.240.727,- dan biaya tetap sebesar Rp143.580.000,-. Biaya variabel

rata-rata per bulan sebesar Rp87.936.727,- dan biaya tetap rata-rata per

bulan adalah Rp11.965.000,- (Tabel 5.3.). Rincian kebutuhan biaya variabel

dan biaya tetap dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.

Keterangan : *) Bangunan sangat sederhana

No Komponen BiayaRata-rata per bulan

Pertahun

1 Biaya Tetap 11.965.000 143.580.000

2 Biaya Variabel 87.936.727 1.055.240.727

Jumlah Biaya Operasional 99.901.727 1.198.820.727

Tabel 5.3. Komposisi Biaya Operasional dalam Rupiah

Page 53: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK KEUANGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL38

5.4. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja

Total kebutuhan biaya awal proyek untuk investasi adalah sebesar

Rp44.970.000,- dengan rincian sebesar Rp26.982.000,- atau 60% berasal dari

kredit bank, dengan jangka waktu pinjaman selama 3 tahun dan suku bunga

14% per tahun. Kebutuhan modal kerja rata-rata per bulan adalah sebesar

Rp99.901.727,-. Untuk kebutuhan investasi usaha ini diperlukan modal kerja

selama 1.5 bulan, yaitu sebesar Rp149.852.591,-. Modal kerja tersebut selain

digunakan untuk pembelian bahan baku ikan tuna dan operasional, juga sebagai

uang muka kepada nelayan untuk modal melaut yang diperkirakan selama 2

minggu sampai 1 bulan.

Kebutuhan modal kerja tersebut sebesar 60% diperoleh dari kredit. Pada Tabel

5.4. berikut disajikan rincian kebutuhan proyek dan sumber pembiayaannya.

No Komponen Biaya Proyek ProsentaseTotal Biaya

(Rp)

1 Biaya Investasi 44.970.000

Kredita. Modal sendirib.

60%40%

26.982.00017.988.000

2 Biaya Modal Kerja 149.852.591

Kredita. Modal sendirib.

60%40%

89.911.55559.941.036

3 Total Biaya Proyek 194.822.591

Kredita. Modal sendirib.

60%40%

116.893.55577.929.036

Tabel 5.4. Komponen dan Struktur Biaya Proyek

Perhitungan angsuran pokok dan bunga kredit per bulan dapat dilihat pada

Lampiran 6 dan 7. Angsuran pokok dan bunga ini dibayarkan setiap bulan selama

jangka waktu kredit.

Page 54: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

39

Tabel 5.5. Proyeksi Produksi dan Pendapatan

5.5. Produksi dan Pendapatan

Produksi tuna loin per bulan rata-rata sebanyak 2.000 kg, dengan komposisi

grade A sebanyak 600 kg (30%), grade B sebanyak 800 kg (40%), grade C

sebanyak 400 kg (20%) dan grade D sebanyak 200 kg (10%), dimana usaha ini

diproyeksikan untuk dapat berproduksi secara optimal mulai bulan pertama hingga

akhir sesuai umur proyek.

Dengan harga rata-rata untuk grade A sebesar Rp67.000,- per kg, grade B

sebesar Rp57.000,- grade C sebesar Rp46.000,- dan grade D sebesar Rp24.000,-;

maka dapat diproyeksikan perolehan pendapatan untuk satu bulan produksi

sebesar Rp109.000.000,- atau sebesar Rp1.308.000.000,- per tahun. Tabel 5.5.

dan Lampiran 5 menampilkan Proyeksi Produksi dan Pendapatan Proyek.

No Produk

Rata2ProduksiPer bulan

(Kg)

Rata2 Harga Jual per Kg

(Rp)

Rata2 Nilai Penjualan per

bulan(Rp)

Nilai Penjualan 1 tahun(Rp)

1 Tuna Loin Grade A 600 67.000 40.200.000 482.400.000

2 Tuna Loin Grade B 800 57.000 45.600.000 547.200.000

3 Tuna Loin Grade C 400 46.000 18.400.000 220.800.000

4 Tuna Loin Grade D 200 24.000 4.800.000 57.600.000

Total 109.000.000 1.308.000.000

5.6. Proyeksi Rugi Laba Usaha dan Break Event Point

Hasil proyeksi rugi laba usaha menunjukkan bahwa usaha pengolahan

tuna loin telah menghasilkan laba (setelah pajak) pada tahun pertama sebesar

Rp144.503.739,- tahun kedua sebesar Rp149.140.516,- dan tahun ketiga sebesar

Rp153.777.294,- dimana rata-rata per tahun sebesar Rp149.140.516,25 dan rata-

Page 55: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK KEUANGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL40

rata per bulan sebesar Rp12.428.376,35, dengan nilai profit on sales rata-rata per

tahun sebesar 11,40 %.

No UraianTahun

1 2 3

1 Penerimaan 1.308.000.000 1.308.000.000 1.308.000.000

2 Pengeluaran 1.137.995.602 1.132.540.569 1.127.085.537

3 Rugi/Laba sebelum pajak 170.004.398 175.459.431 180.914.463

4 Pajak (15%) 25.500.660 26.318.915 27.137.170

5 Laba setelah pajak 144.503.739 149.140.516 153.777.294

6 Profit on sales (%) 11,05% 11,40% 11,76%

7 BEP : Rupiah Grade A Grade B Grade C Grade DBEP : Kg Grade A Grade B Grade C Grade D

428.246.903157.940.601179.156.50272.291.22018.858.579

7.8582.3573.1431.572

786

400.017.740147.529.479167.346.87167.525.93017.615.460

7.3402.2022.9361.468

734

371.788.578137.118.356155.537.24062.760.64116.372.341

6.8222.0472.7291.364

682

Tabel 5.6. Proyeksi Pendapatan dan Rugi Laba Usaha

Break Event Point (BEP) dihitung dengan membandingkan pengeluaran

untuk biaya tetap terhadap biaya variabel dan total penerimaan. BEP usaha ini

terjadi pada penjualan rata-rata per bulan sebesar Rp12.294.123,21 (grade A),

Rp13.945.572,60 (grade B), Rp5.627.160,87 (grade C) dan Rp1.467.955,01 (grade

D). Proyeksi rugi laba usaha disajikan pada Tabel 5.6 dan Lampiran 8.

Rupiah

Page 56: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

41

Tabel 5.7. Kelayakan Usaha Pengolahan Tuna Loin

5.7. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek

Aliran kas (cash flow) dibagi dalam dua aliran, yaitu arus masuk (cash inflow)

dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk diperoleh dari penjualan tuna loin per

bulan selama setahun, sedangkan arus keluar meliputi biaya investasi, biaya variabel,

biaya tetap, angsuran pokok dan angsuran bunga serta pajak penghasilan.

Evaluasi profi tabilitas rencana usaha pengolahan tuna loin skala kecil

dilakukan dengan menilai kriteria kelayakan usaha, yaitu NPV (Net Present Value),

IRR (Internal Rate of Return) dan Net B/C Ratio (Net Benefit Cost Ratio). Berdasarkan

asumsi yang ada didapat NPV sebesar Rp140.422.993,-, IRR sebesar 49,89% dan

Net B/C Ratio 1,72 kali. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan tuna loin

ini layak untuk dilaksanakan, dengan Pay Back Period (PBP) selama 1,81 tahun.

Proyeksi arus kas untuk kelayakan usaha pengolahan tuna loin dapat dilihat pada

Tabel 5.7 dan Lampiran 9.

No Kriteria NilaiJustifikasi Kelayakan

Keterangan

1 NPV (14%) Rp. 140.422.993 > 0 Layak

2 IRR 49,89% > 14% Layak

3 Net B/C Ratio 1,72 > 1 Layak

4 Pay Back Period (PBP) 1,81 tahun < 3 tahun Layak

Page 57: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK KEUANGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL42

5.8. Analisis Sensitivitas

5.8.1. Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel dan Pendapatan Tetap

(a) Kenaikan Biaya Variabel 5%, Pendapatan Tetap

Hasil analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya variabel sebesar 5%

dengan pendapatan tetap didapat nilai NPV Rp17,928,960,-, IRR

18,77% dan Net B/C Ratio 1,09 kali dengan masa pengembalian modal

selama 2,7 tahun. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa usaha ini layak

dilaksanakan dengan kenaikan biaya variabel 5%. Hasil analisis dapat

dilihat pada Tabel 5.8. dan Lampiran 10.

No Kriteria NilaiJustifikasi Kelayakan

Keterangan

1 NPV (14%) Rp17,928,960 > 0 Layak

2 IRR 18.77 % > 14% Layak

3 Net B/C Ratio 1.09 > 1 Layak

4 Pay Back Period (PBP) 2.7 < 3 tahun Layak

Tabel 5.8. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Terhadap Kenaikan Biaya Variabel sebesar 5% dengan Pendapatan Tetap

(b) Kenaikan Biaya Variabel 6%, Pendapatan Tetap

Hasil analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya variabel sebesar 6%

dengan pendapatan tetap didapat nilai NPV Rp(31.068.653,-), IRR

5,53% dan Net B/C Ratio 0,84 kali dengan masa pengembalian modal

selama lebih dari 3 tahun. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa usaha

ini tidak layak dilaksanakan dengan kenaikan biaya variabel 6%. Hasil

analisis dapat dilihat pada Tabel 5.9. dan Lampiran 11.

Page 58: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

43

No Kriteria NilaiJustifikasi Kelayakan

Keterangan

1 NPV (14%) Rp(31.068.653) < 0 Tidak layak

2 IRR 5,53% < 14% Tidak layak

3 Net B/C Ratio 0,84 < 1 Tidak layak

4 Pay Back Period (PBP) > 3 tahun > 3 tahun Tidak layak

No Kriteria NilaiJustifikasi Kelayakan

Keterangan

1 NPV (14%) Rp18.955.206 > 0 Layak

2 IRR 19.05% > 14% Layak

3 Net B/C Ratio 1,10 > 1 Layak

4 Pay Back Period (PBP) 2,7 tahun < 3 tahun Layak

Tabel 5.9. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Terhadap Kenaikan Biaya Variabel Sebesar 6% dengan Pendapatan Tetap

Tabel 5.10. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Terhadap Penurunan Pendapatan sebesar 4% dengan Biaya Variabel Tetap

5.8.2. Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan dan Biaya Variabel Tetap

(a) Penurunan Pendapatan sebesar 4%, Biaya Variabel Tetap

Hasil analisis sensitivitas terhadap penurunan pendapatan sebesar 4%

dengan biaya variabel tetap didapat nilai NPV Rp18.955.206,-, IRR

19,05% dan Net B/C Ratio 1,10 kali dengan masa pengembalian modal

selama 2,7 tahun. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa usaha ini masih

dinilai layak dilaksanakan dengan penurunan pendapatan sebesar 4%

dan biaya variabel tetap. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.10.

dan Lampiran 12.

Page 59: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK KEUANGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL44

(b) Penurunan Pendapatan sebesar 5%, Biaya variabel Tetap

Hasil analisis sensitivitas terhadap penurunan pendapatan sebesar 5%

dengan biaya variabel tetap didapat nilai NPV Rp(11.411.741,-), IRR

10.92% dan Net B/C Ratio 0,94 kali dengan masa pengembalian modal

lebih dari 3 tahun. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa usaha ini

masih menjadi tidak layak dilaksanakan dengan penurunan pendapatan

sebesar 5% dan biaya variabel tetap. Hasil analisis dapat dilihat pada

Tabel 5.11. dan Lampiran 13.

No Kriteria NilaiJustifikasi Kelayakan

Keterangan

1 NPV (14%) Rp(11.411.741) < 0 Tidak layak

2 IRR 10.92% < 14% Tidak layak

3 Net B/C Ratio 0,94 < 1 Tidak layak

4 Pay Back Period (PBP) > 3 tahun > 3 tahun Tidak layak

Tabel 5.11. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Terhadap Penurunan Pendapatan sebesar 5% dengan Biaya Variabel Tetap

5.8.3. Analisis Sensitivitas Kombinasi

(a) Kenaikan Biaya Variabel sebesar 2%, Penurunan Pendapatan 2%

Hasil analisis sensitivitas kombinasi berupa kenaikan biaya variabel diiringi

penurunan pendapatan masing-masing sebesar 2% didapat nilai NPV

Rp30.691.486,- IRR 22.13% dan Net B/C Ratio 1,16 kali dengan masa

pengembalian modal selama 2,6 tahun. Hasil analisis ini menunjukkan

bahwa usaha ini masih layak untuk dilaksanakan, dengan kenaikan

Page 60: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

45

No Kriteria NilaiJustifikasi Kelayakan

Keterangan

1 NPV (14%) Rp30.691.486 > 0 Layak

2 IRR 22.13% > 14% Layak

3 Net B/C Ratio 1,16 > 1 Layak

4 Pay Back Period (PBP) 2,6 tahun < 3 tahun Layak

No Kriteria NilaiJustifikasi Kelayakan

Keterangan

1 NPV (14%) Rp (24.174.267) < 0 Tidak Layak

2 IRR 7.44% < 14% Tidak Layak

3 Net B/C Ratio 0,88 < 1 Tidak Layak

4 Pay Back Period (PBP) > 3 tahun > 3 tahun Tidak Layak

Tabel 5.12. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Terhadap Kenaikan Biaya Variable 2% dan Penurunan Pendapatan sebesar 2%

Tabel 5.13. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Terhadap Kenaikan Biaya Variabel sebesar 3% dan Penurunan Pendapatan

sebesar 3%

biaya variabel dan penurunan pendapatan masing-masing 2%. Hasil

analisis dapat dilihat pada Tabel 5.12. dan Lampiran 14.

(b) Kenaikan Biaya Variabel sebesar 3%, Penurunan Pendapatan 3%

Hasil analisis sensitivitas kombinasi berupa kenaikan biaya variabel

3% diiringi penurunan pendapatan sebesar 3% didapat nilai NPV

Rp(24.174.267,-), IRR 7.44% dan Net B/C Ratio 0,88 kali dengan masa

pengembalian modal lebih dari 3 tahun. Hasil analisis ini menunjukkan

bahwa usaha ini menjadi tidak layak untuk dilaksanakan dengan

kenaian biaya variabel dan penurunan pendapatan masing-masing 3%.

Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.13. dan Lampiran 15

Page 61: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 62: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

47

BAB VIASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN

DAMPAK LINGKUNGAN

6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial

Kota Makassar merupakan sentra dari usaha perikanan di Sulawesi Selatan,

utamanya industri pengolahan ikan. Cukup banyak masyarakat kota Makassar yang

memiliki usaha pengolahan ikan. Usaha pengolahan tuna loin merupakan pilihan

usaha yang memiliki prospek cukup bagus di Makassar, karena harga jualnya yang

bagus dan permintaan pasarnya yang terus meningkat.

Keberadaan dan pengembangan usaha pengolahan tuna loin memberi

dampak positif bagi wilayah di sekitarnya, karena membuka peluang kerja dan

meningkatkan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu adanya usaha pengolahan

tuna loin ini sangat mendorong pembangunan ekonomi di kota Makassar.

Satu unit usaha pengolahan tuna loin skala kecil (kapasitas produksi 2.000 kg)

dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 4 orang dengan upah Rp500.000,- s.d.

Rp1.000.000,- per orang per bulan. Nilai tambah riil yang diterima Pemerintah

Daerah setempat secara langsung ataupun tidak langsung dari kegiatan usaha

tersebut antara lain sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui retribusi

pengecekan hasil mutu tuna loin dan jasa pelabuhan.

Dampak lain dari keberadaan usaha pengolahan tuna loin adalah adanya

jaminan stabilitas harga dan akses pasar, sehingga memberikan kepastian

pendapatan bagi nelayan.

Page 63: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL48

6.2. Aspek Dampak Lingkungan

Proses produksi usaha pengolahan tuna loin menghasilkan limbah padat dan

limbah cair. Limbah padat berupa kepala dan isi perut ikan serta daging remahan

(tetelan) sebagai sisa hasil proses produksi serta limbah cair berupa air pencucian

proses produksi dan ruang produksi. Akan tetapi kedua jenis limbah tersebut

tidak memberikan dampak negatif, mengingat proses pembuangan insang dan isi

perut dilakukan nelayan ketika di laut. Insang dan isi perut yang dibuang ke laut

dapat menjadi makanan bagi ikan-ikan predator. Sedangkan kepala, tulang dan

remahan (tetelan) daging ikan masih bisa dimanfaatkan dijual ke rumah makan.

Dalam proses produksi tuna loin tidak dibutuhkan banyak air, karena dalam

prosesnya tuna dikeringkan dengan cara dilap dengan tissue. Air yang digunakan

hanya untuk proses pencelupan tuna loin dalam blong, mencuci peralatan proses

dan membersihkan ruang setelah selesai produksi. Oleh karena itu, air sisa proses

pengolahan tuna tidak menimbulkan bau menyengat atau menghasilkan polutan

berbahaya.

Page 64: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Usaha pengolahan tuna loin mempunyai peran penting bagi peningkatan

pendapatan masyarakat karena membuka peluang kerja bagi masyarakat.

Usaha ini juga memberi kepastian pendapatan bagi nelayan dan pengumpul

(punggawa) karena harga dan akses pasar tuna dapat dijamin oleh

perantara.

2. Kerjasama yang saling menguntungkan pada UKM pengolahan tuna loin di

lokasi penelitian sudah terbentuk cukup kuat antara nelayan, punggawa dan

perantara. Perantara selain berperan sebagai pemberi dukungan modal kerja

kepada punggawa dan nelayan, juga menjamin dan mempermudah akses

pasar serta pengendali harga ikan di pasar lokal. Timbal baliknya punggawa

berperan sebagai tenaga pengumpul ikan dari nelayan dan melakukan

processing sesuai spesifi kasi loin yang telah ditentukan oleh perantara

3. Faktor yang harus diperhatikan adalah menjaga ketersediaan dan kontinyuitas

bahan baku tuna, mengingat adanya permintaan yang terus meningkat dan

belum dapat terpenuhinya permintaan pasar. Ketersediaan dan kontinyuitas

bahan baku tuna loin menjadi faktor kritis ketika terjadi pergeseran bulan

siklus terendah selama 7 bulan akibat pengaruh faktor alam. Proses produksi

efektif berlangsung hanya 20 hari dalam 1 bulan selama siklus terendah.

4. Faktor kritis usaha ini juga terdapat dalam hal melakukan proses fillet serta

menentukan spesifi kasi mutu dan grade. Kesalahan melakukan fillet akan

mempengaruhi randemen produksi tuna loin. Penentuan spesifi kasi mutu

dan grade dapat mempengaruhi harga ikan.

Page 65: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

KESIMPULAN DAN SARAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL50

5. Biaya investasi yang diperlukan untuk usaha pengolahan tuna loin ini sebesar

Rp44.970.000,- dimana sebesar 60% atau Rp26.982.000,- dipenuhi dari

kredit investasi dan sisanya 40% atau Rp17.988.000,- adalah modal sendiri.

Sedangkan kebutuhan modal kerja rata-rata per bulan adalah sebesar

Rp99.901.727,-. Diasumsikan modal awal produksi yang harus dipenuhi

adalah untuk menutupi biaya operasional selama 1,5 bulan. Hal ini dihitung

berdasarkan lama waktu nelayan melaut, dimana diasumsikan paling cepat

2 minggu baru mendarat membawa hasil. Kebutuhan modal kerja untuk

1,5 bulan adalah sebesar Rp149.852.591,- dimana 60% dari modal kerja

merupakan kredit dari bank, dengan jangka waktu pinjaman selama 3 tahun

dan suku bunga 14% per tahun.

6. Berdasarkan asumsi yang ada didapat NPV sebesar Rp140.422.993,- dan

Net B/C Ratio 1,72 kali. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan tuna

loin ini layak untuk dilaksanakan, dengan masa pengembalian modal selama

1,81 tahun.

7. Hasil analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya variabel sebesar 5% dengan

pendapatan tetap didapat nilai NPV Rp17,928,960,- IRR 18,77% dan Net

B/C Ratio 1,09 kali dengan selama 2,7 tahun. Hasil analisis ini menunjukkan

bahwa usaha ini layak dilaksanakan dengan kenaikan biaya variabel 5%.

8. Usaha pengolahan tuna loin menjadi tidak layak untuk dilaksanakan apabila

terjadi kenaikan biaya variabel sampai dengan 6%. Hasil analisis sensitivitas

terhadap kenaikan biaya variabel sebesar 6% dengan pendapatan tetap

didapat nilai NPV Rp(31.068.653,-), IRR 5,33% dan Net B/C Ratio 0,84 kali

dengan masa pengembalian modal selama lebih dari 3 tahun.

9. Usaha pengolahan tuna loin masih layak untuk dilaksanakan meski

terjadi penurunan pendapatan sampai dengan 4%, dengan NPV sebesar

Rp18.955.206,- Net B/C Ratio 1.10 dengan PBP selama 2,7 tahun. Usaha

tidak lagi layak dilaksanakan apabila terjadi penurunan pendapatan sampai

Page 66: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

51

5%, dengan NPV sebesar Rp(11.411.741,-), Net B/C Ratio 0,94 kali dan PBP

lebih dari 3 tahun.

10. Usaha pengolahan tuna loin masih layak dilaksanakan meski terjadi kenaikan

biaya variabel dan penurunan pendapatan masing-masing sampai dengan

2%, dimana didapat nilai NPV Rp30.691.486,- Net B/C Ratio 1,16 kali dan

PBP selama 2,6 tahun. Akan tetapi usaha ini menjadi tidak layak dilaksanakan

ketika biaya variabel mengalami kenaikan dengan penurunan pendapatan

masing-masing sampai 3%, didapat nilai NPV Rp(24.174.267,-) dan Net B/C

Ratio 0,88 kali dengan masa pengembalian modal lebih dari 3 tahun.

11. Dari perhitungan proyeksi rugi laba usaha diketahui bahwa usaha pengolahan

tuna loin menghasilkan laba (setelah pajak) rata-rata per tahun sebesar

Rp149.140.516,25 dan rata-rata per bulan sebesar Rp12.428.376,35,

dengan nilai profit on sales rata-rata per tahun sebesar 11,40 %.

12. Berdasarkan potensi bahan baku, pangsa pasar, tingkat teknologi serta aspek

fi nansial, maka usaha pengolahan tuna loin ini layak untuk dibiayai.

7.2. Saran

1. Untuk pengembangan usaha pengolahan tuna loin, khususnya bagi UKM,

diperlukan dukungan dari berbagai pihak terkait, baik pemerintah dalam hal

regulasi dan kemudahan sertifi kasi ekspor serta lembaga keuangan untuk

permodalan

2. Jaminan kontinyuitas sumberdaya tuna harus menjadi perhatian mengingat

permintaan akan komoditi tuna terus meningkat

3. Pemantauan dan bimbingan teknik penanganan mutu ikan terhadap UKM

tuna loin sangat diperlukan mengingat adanya persaingan pasar luar negeri

Page 67: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 68: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

Page 69: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 70: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

55

Lampiran 1 Asumsi-Asumsi Untuk Analisa Keuangan

No Asumsi Satuan Jumlah

1 Periode Proyek tahun 3

2 Bulan kerja dalam setahun bulan 12

3 Hari kerja dalam sebulan hari 24

4 Output, Produksi dan Harga

a. Produksi Tuna Loin per bulan kg 2,000

- Grade A (30%) kg 600

- Grade B (40%) kg 800

- Grade C (20%) kg 400

- Grade D (10%) kg 200

b. Penjulan harga Tuna Loin/kg Rp/kg

- Grade A Rp/kg 67,000

- Grade B Rp/kg 57,000

- Grade C Rp/kg 46,000

- Grade D Rp/kg 24,000

c. Lama menunggu pendapatan hari -

d. Lama menunggu pendapatan hari -

e. Rendemen hasil % 55

5 Tenaga kerja orang 4

6 Biaya Pemasaran dan Transportasi per bulan 2.000.000

7 Penggunaan input dan harga

a. input bahan baku tuna loin (whole GG) dalam se bulan kg 3,636

b. harga pembelian bahan baku tuna loin (whole GG)

- Grade A Rp/kg 28,000

- Grade B Rp/kg 26,000

- Grade C Rp/kg 20,000

- Grade D Rp/kg 12,000

8 Bahan Pembantu

a. Kemasan plastik PE (1 kg plastik untuk 180 kg ikan) kg 12

b. Es (Rp 200/kg ikan) Rp 400,000

Page 71: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL56

9 Suku bunga per tahun % 14

10 Proposal Modal

a. Kredit % 60

b. Modal Sendiri % 40

11 Jangka waktu kredit tahun 3

Page 72: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

57

Lam

pir

an 2

. Bia

ya In

vest

asi

No

Ko

mp

on

en B

iaya

Satu

an

Jum

lah

Fi

sik

Har

ga

per

Sa

tuan

Rp

Jum

lah

Bia

yaR

p

Um

ur

Eko

no

mis

(tah

un

)

Nila

iPe

nyu

suta

nR

p

Nila

iSi

sa Rp

1A

lat

Prod

uksi

dan

Pen

gem

as

a. M

eja

poto

ng s

tain

less

st

eel

unit

1

4,0

00,0

00

4,00

0,00

03

1,33

3,33

30

b. M

eja

trim

min

g st

ainl

ess

stee

lun

it 1

4

,000

,000

4,

000,

000

31,

333,

333

0

c. P

isau

fill

et s

tain

less

st

eel

buah

1

480

,000

48

0,00

0

d. P

isau

trim

min

g st

ainl

ess

stee

lbu

ah 3

4

00,0

00

1,20

0,00

02

600,

000

600,

000

e. S

tero

foam

kap

asita

s 80

kg

AG

50

unit

10

125

,000

1,

250,

000

262

5,00

062

5,00

0

f. C

uttin

g bo

ard

ukur

an

1 x

2 m

eter

un

it 1

1

,600

,000

1,

600,

000

353

3,33

30

g. S

epat

u bo

ot

pasa

ng 4

6

5,00

0 26

0,00

01

260,

000

0

h. B

aske

t (k

eran

jang

) bi

ru

unit

1

70,

000

70,0

002

35,0

0035

,000

i. B

aske

t (k

eran

jang

) m

erah

un

it 3

7

0,00

0 21

0,00

02

105,

000

105,

000

j. B

long

pla

stik

un

it 2

2

00,0

00

400,

000

220

0,00

020

0,00

0

k. T

imba

ngan

kap

asita

s 10

0 kg

unit

1

1,5

00,0

00

1,50

0,00

03

500,

000

0

Page 73: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL58

2Ba

ngun

an

Ruan

g Pr

oses

*)m

2 6

0 5

00,0

00

30,0

00,0

0010

3,00

0,00

06,

000,

000

Jum

lah

44

,970

,000

8,52

5,00

07,

565,

000

Sum

ber

dana

inve

stas

i dar

i *) :

Shar

e D

ana

Jum

lah

N

om

inal

(R

p)

a. K

redi

t 60

%26

,982

,000

b. D

ana

send

iri40

%17

,988

,000

* Ba

ngun

an S

anga

t Se

derh

ana

Page 74: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

59

No

Ura

ian

Satu

anJu

mla

h F

isik

Bia

ya P

er U

nit

(R

p)

Tota

l Bia

ya

p

er B

ula

n (

Rp

) To

tal B

iaya

1 Ta

hu

n (

Rp

)

1Te

naga

Ker

ja O

rang

4

5

00,0

00

2,0

00,0

00

24,

000,

000

2Li

strik

1 1

2

00,0

00

200

,000

2

,400

,000

3A

ir1

1

200

,000

2

00,0

00

2,4

00,0

00

4Tr

ansp

orta

si d

an P

emas

aran

2

,000

,000

2

4,00

0,00

0

5Pe

nyus

utan

1 1

8

,525

,000

7

,565

,000

.0

90,

780,

000

Tota

l Bia

ya T

etap

11,

965,

000

143

,580

,000

No

Stru

ktu

r b

iaya

Satu

anJu

mla

h F

isik

Bia

ya p

ersa

tuan

R

p

Jum

lah

bia

ya1

bu

lan

Rp

Jum

lah

bia

ya

1 ta

hu

nR

p

1B

ahan

Bak

u T

un

a Lo

in (

Wh

ole

GG

)

Tota

l (kg

/bul

an)

kg 3

,636

87,2

72,7

271,

047,

272,

727

a. G

rade

A (3

0%)

kg 1

,091

2

8,00

0 30

,545

,455

366,

545,

455

b. G

rade

B (4

0%)

kg 1

,455

2

6,00

0 37

,818

,182

453,

818,

182

c. G

rade

C (2

0%)

kg 7

27

20,

000

14,5

45,4

5517

4,54

5,45

5

d. G

rade

D (1

0%)

kg 3

64

12,

000

4,36

3,63

652

,363

,636

2B

ahan

Pem

ban

tu0

a. K

emas

an (P

last

ik P

E)K

g12

22,0

0026

4,00

03,

168,

000

b. E

sRp

400

,000

4

00,0

00.0

4,

800,

000

Tota

l Bia

ya V

aria

bel

87,9

36,7

271,

055,

240,

727

Lam

pir

an 3

. Bia

ya P

rodu

ksi

a. B

iaya

Var

iab

el

a. B

iaya

Tet

ap

Page 75: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL60

No

Stru

ktu

r B

iaya

Jml

Satu

anFi

sik

Bia

ya P

er

Satu

an (

Rp

)B

iaya

1 b

ula

n

(Rp

)B

iaya

Per

Ta

hu

n (

Rp

)

1Te

naga

Ker

ja1

Org

2,0

00,0

00

0 -

2Tr

ansp

orta

si

0 -

3Bi

aya

Lain

-lain

0 -

Biay

a Pe

mas

aran

Page 76: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

61

No Struktur BiayaBiaya

Per 1 Bulan (Rp)

Biaya Per Tahun

(Rp)

1 Biaya Produksi 99.901.727 1,115,605,727

2 Biaya Pemasaran - -

3 Jumlah Modal Kerja 99,901,727 1,115,605,727

4 Modal Kerja 1,5 bulan 149,852,591

Sumber dana modal kerja dari *) :

a. Kredit 60% 89,911,555

b. Dana sendiri 40% 59,941,036

Lampiran 4. Kebutuhan Modal Kerja

Lampiran 5. Proyeksi produksi dan pendapatan

NO Produk Volume UnitHarga

Jual (Rp)Penjualan 1 bulan (Rp)

Penjualan 1 tahun (Rp)

1 Tuna Loin Grade A 600 Kg 67,000 40,200,000 482,400,000

2 Tuna Loin Grade B 800 Kg 57,000 45,600,000 547,200,000

3 Tuna Loin Grade C 400 Kg 46,000 18,400,000 220,800,000

4 Tuna Loin Grade D 200 Kg 24,000 4,800,000 57,600,000

TOTAL 2,000 109,000,000 1,308,000,000

* Modal kerja yang diperlukan adalah sama dengan biaya operasional dan over head cost untuk satu setengah bulan pertama

Page 77: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL62

Lampiran 6. Angsuran Kredit Investasi

Bunga 14%

Periode KreditAngsuran

TetapBunga Total Saldo Awal Saldo Akhir

Tahun-0 26,982,000 26,982,000 26,982,000

Bulan -1 749,500 314,790 1,064,290 26,982,000 26,232,500

Bulan -2 749,500 306,046 1,055,546 26,232,500 25,483,000

Bulan -3 749,500 297,302 1,046,802 25,483,000 24,733,500

Bulan -4 749,500 288,558 1,038,058 24,733,500 23,984,000

Bulan -5 749,500 279,813 1,029,313 23,984,000 23,234,500

Bulan -6 749,500 271,069 1,020,569 23,234,500 22,485,000

Bulan -7 749,500 262,325 1,011,825 22,485,000 21,735,500

Bulan -8 749,500 253,581 1,003,081 21,735,500 20,986,000

Bulan -9 749,500 244,837 994,337 20,986,000 20,236,500

Bulan -10 749,500 236,093 985,593 20,236,500 19,487,000

Bulan -11 749,500 227,348 976,848 19,487,000 18,737,500

Bulan -12 749,500 218,604 968,104 18,737,500 17,988,000

Tahun-1 8,994,000 3,200,365 12,194,365

Bulan -1 749,500 209,860 959,360 17,988,000 17,238,500

Bulan -2 749,500 201,116 950,616 17,238,500 16,489,000

Bulan -3 749,500 192,372 941,872 16,489,000 15,739,500

Bulan -4 749,500 183,628 933,128 15,739,500 14,990,000

Bulan -5 749,500 174,883 924,383 14,990,000 14,240,500

Bulan -6 749,500 166,139 915,639 14,240,500 13,491,000

Bulan -7 749,500 157,395 906,895 13,491,000 12,741,500

Bulan -8 749,500 148,651 898,151 12,741,500 11,992,000

Bulan -9 749,500 139,907 889,407 11,992,000 11,242,500

Bulan -10 749,500 131,163 880,663 11,242,500 10,493,000

Bulan -11 749,500 122,418 871,918 10,493,000 9,743,500

Bulan -12 749,500 113,674 863,174 9,743,500 8,994,000

Rupiah

Page 78: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

63

Periode KreditAngsuran

TetapBunga Total Saldo Awal Saldo Akhir

Tahun-2 8,994,000 1,941,205 10,935,205

Bulan -1 749,500 104,930 854,430 8,994,000 8,244,500

Bulan -2 749,500 96,186 845,686 8,244,500 7,495,000

Bulan -3 749,500 87,442 836,942 7,495,000 6,745,500

Bulan -4 749,500 78,698 828,198 6,745,500 5,996,000

Bulan -5 749,500 69,953 819,453 5,996,000 5,246,500

Bulan -6 749,500 61,209 810,709 5,246,500 4,497,000

Bulan -7 749,500 52,465 801,965 4,497,000 3,747,500

Bulan -8 749,500 43,721 793,221 3,747,500 2,998,000

Bulan -9 749,500 34,977 784,477 2,998,000 2,248,500

Bulan -10 749,500 26,233 775,733 2,248,500 1,499,000

Bulan -11 749,500 17,488 766,988 1,499,000 749,500

Bulan -12 749,500 8,744 758,244 749,500 -

Tahun-3 8,994,000 682,045 9,676,045

Rupiah

Page 79: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL64

Lampiran 7. Angsuran Kredit Modal Kerja

Bunga 14%

Periode KreditAngsuran

TetapBunga Total Saldo Awal Saldo Akhir

Tahun-0 89,911,555 89,911,555 89,911,555

Bulan -1 2,497,543 1,048,968 3,546,511 89,911,555 87,414,011

Bulan -2 2,497,543 1,019,830 3,517,373 87,414,011 84,916,468

Bulan -3 2,497,543 990,692 3,488,235 84,916,468 82,418,925

Bulan -4 2,497,543 961,554 3,459,097 82,418,925 79,921,382

Bulan -5 2,497,543 932,416 3,429,959 79,921,382 77,423,839

Bulan -6 2,497,543 903,278 3,400,821 77,423,839 74,926,295

Bulan -7 2,497,543 874,140 3,371,683 74,926,295 72,428,752

Bulan -8 2,497,543 845,002 3,342,545 72,428,752 69,931,209

Bulan -9 2,497,543 815,864 3,313,407 69,931,209 67,433,666

Bulan -10 2,497,543 786,726 3,284,269 67,433,666 64,936,123

Bulan -11 2,497,543 757,588 3,255,131 64,936,123 62,438,580

Bulan -12 2,497,543 728,450 3,225,993 62,438,580 59,941,036

Tahun-1 29,970,518 10,664,509 40,635,028

Bulan -1 2,497,543 699,312 3,196,855 59,941,036 57,443,493

Bulan -2 2,497,543 670,174 3,167,717 57,443,493 54,945,950

Bulan -3 2,497,543 641,036 3,138,579 54,945,950 52,448,407

Bulan -4 2,497,543 611,898 3,109,441 52,448,407 49,950,864

Bulan -5 2,497,543 582,760 3,080,303 49,950,864 47,453,320

Bulan -6 2,497,543 553,622 3,051,165 47,453,320 44,955,777

Bulan -7 2,497,543 524,484 3,022,027 44,955,777 42,458,234

Bulan -8 2,497,543 495,346 2,992,889 42,458,234 39,960,691

Bulan -9 2,497,543 466,208 2,963,751 39,960,691 37,463,148

Bulan -10 2,497,543 437,070 2,934,613 37,463,148 34,965,605

Bulan -11 2,497,543 407,932 2,905,475 34,965,605 32,468,061

Bulan -12 2,497,543 378,794 2,876,337 32,468,061 29,970,518

Rupiah

Page 80: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

65

Periode KreditAngsuran

TetapBunga Total Saldo Awal Saldo Akhir

Tahun-2 29,970,518 6,468,637 36,439,155

Bulan -1 2,497,543 349,656 2,847,199 29,970,518 27,472,975

Bulan -2 2,497,543 320,518 2,818,061 27,472,975 24,975,432

Bulan -3 2,497,543 291,380 2,788,923 24,975,432 22,477,889

Bulan -4 2,497,543 262,242 2,759,785 22,477,889 19,980,345

Bulan -5 2,497,543 233,104 2,730,647 19,980,345 17,482,802

Bulan -6 2,497,543 203,966 2,701,509 17,482,802 14,985,259

Bulan -7 2,497,543 174,828 2,672,371 14,985,259 12,487,716

Bulan -8 2,497,543 145,690 2,643,233 12,487,716 9,990,173

Bulan -9 2,497,543 116,552 2,614,095 9,990,173 7,492,630

Bulan -10 2,497,543 87,414 2,584,957 7,492,630 4,995,086

Bulan -11 2,497,543 58,276 2,555,819 4,995,086 2,497,543

Bulan -12 2,497,543 29,138 2,526,681 2,497,543 (0)

Tahun-3 29,970,518 2,272,764 32,243,282

TahunAngsuran

PokokAngsuran

BungaTotal

AngsuranSaldo Awal Saldo Akhir

116,893,555 116,893,555

1 38,964,518 13,864,874 52,829,393 116,893,555 77,929,036

2 38,964,518 8,409,842 47,374,360 77,929,036 38,964,518

3 38,964,518 2,954,809 41,919,327 38,964,518 0

Rupiah

Rupiah

Page 81: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL66

Lampiran 8. Proyeksi Rugi laba Usaha

No UraianTahun

1 2 3

A Penerimaan

Total Penerimaan 1,308,000,000 1,308,000,000 1,308,000,000

B Pengeluaran

i. Biaya Variabel 1,055,240,727 1,055,240,727 1,055,240,727

ii. Biaya Tetap 60,365,000 60,365,000 60,365,000

iii. Depresiasi 8,525,000 8,525,000 8,525,000

iv. Angsuran Bunga 13,864,874 8,409,842 2,954,809

Total Pengeluaran 1,137,995,602 1,132,540,569 1,127,085,537

C R/L Sebelum Pajak 170,004,398 175,459,431 180,914,463

F Pajak (15%) 25,500,660 26,318,915 27,137,170

G Laba Setelah Pajak 144,503,739 149,140,516 153,777,294

H Profit on Sales 11.05% 11.40% 11.76%

I BEP: Rupiah 428,246,903 400,017,740 371,788,578

Grade A 157,940,601 147,529,479 137,118,356

Grade B 179,156,502 167,346,871 155,537,240

Grade C 72,291,220 67,525,930 62,760,641

Grade D 18,858,579 17,615,460 16,372,341

BEP: KG 7,858 7,340 6,822

Grade A 2,357 2,202 2,047

Grade B 3,143 2,936 2,729

Grade C 1,572 1,468 1,364

Grade D 786 734 682

Rupiah

Page 82: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

67

Lampiran 9. Proyeksi Arus Kas

No UraianTahun

0 1 2 3

A Arus Masuk

1. Total Penjualan 1,308,000,000 1,308,000,000 1,308,000,000

2. Kredit

a. Investasi 26,982,000

b. Modal Kerja 89,911,555

3. Modal Sendiri

a. Investasi 17,988,000

b. Modal Kerja 59,941,036

4. Nilai Sisa Proyek 7,565,000

Total Arus Masuk 194,822,591 1,308,000,000 1,308,000,000 1,315,565,000

Arus Masuk unt Menghitung IRR

- 1,248,058,964 1,308,000,000 1,315,565,000

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 44,970,000 260,000 3,390,000 260,000

2. Biaya Variabel 149,852,591 1,055,240,727 1,055,240,727 1,055,240,727

3. Biaya Tetap 60,365,000 60,365,000 60,365,000

4. Angsuran Pokok 38,964,518 38,964,518 38,964,518

5. Angsuran Bunga 13,864,874 8,409,842 2,954,809

6. Pajak 25,500,660 26,318,915 27,137,170

Total Arus Keluar 194,822,591 1,194,195,780 1,192,689,002 1,184,922,224

Arus Keluar unt Menghitung IRR

194,822,591 1,141,366,387 1,145,314,642 1,143,002,897

C Arus Bersih (NCF) - 113,804,220 115,310,998 130,642,776

D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR

(194,822,591) 106,692,577 162,685,358 172,562,103

Discount Factor (14%) 1.0000 0.8772 0.7695 0.6750

Present Value (194,822,591) 93,589,979 125,181,100 116,474,504

E CUMMULATIVE (194,822,591) (101,232,611) 23,948,489 140,422,993

Rupiah

Page 83: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL68

F ANALISIS KELAYAKAN USAHA

NPV (14%) 140,422,993

IRR 49.89%

Net B/C 1.72 bulan

PBP 1.81 tahun

Page 84: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

69

No UraianTahun

0 1 2 3

A Arus Masuk

1. Total Penjualan 1,308,000,000 1,308,000,000 1,308,000,000

2. Kredit

a. Investasi 26,982,000

b. Modal Kerja 89,911,555

3. Modal Sendiri

a. Investasi 17,988,000

b. Modal Kerja 59,941,036

4. Nilai Sisa Proyek 7,565,000

Total Arus Masuk 194,822,591 1,308,000,000 1,308,000,000 1,315,565,000

Arus Masuk unt Menghitung IRR

- 1,248,058,964 1,308,000,000 1,315,565,000

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 44,970,000 260,000 3,390,000 260,000

2. Biaya Variabel 149,852,591 1,108,002,764 1,108,002,764 1,108,002,764

3. Biaya Tetap 60,365,000 60,365,000 60,365,000

4. Angsuran Pokok 38,964,518 38,964,518 38,964,518

5. Angsuran Bunga 13,864,874 8,409,842 2,954,809

6. Pajak 25,500,660 26,318,915 27,137,170

Total Arus Keluar 194,822,591 1,246,957,816 1,245,451,038 1,237,684,261

Arus Keluar unt Menghitung IRR

194,822,591 1,194,128,423 1,198,076,678 1,195,764,933

C Arus Bersih (NCF) (0) 61,042,184 62,548,962 77,880,739

D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR

(194,822,591) 53,930,540 109,923,322 119,800,067

Discount Factor (14%) 1.0000 0.8772 0.7695 0.6750

Present Value (194,822,591) 47,307,491 84,582,427 80,861,633

E CUMMULATIVE (194,822,591) (147,515,100) (62,932,673) 17,928,960

No Uraian Tahun

Lampiran 10. Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel Sebesar 5.0%

Rupiah

Page 85: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL70

F ANALISIS KELAYAKAN USAHA

NPV (14%) 17,928,960

IRR 18.77%

Net B/C 1.09

PBP 2.7 tahun

32.9 bulan

Page 86: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

71

No UraianTahun

0 1 2 3

A Arus Masuk

1. Total Penjualan 1,308,000,000 1,308,000,000 1,308,000,000

2. Kredit

a. Investasi 26,982,000

b. Modal Kerja 89,911,555

3. Modal Sendiri

a. Investasi 17,988,000

b. Modal Kerja 59,941,036

4. Nilai Sisa Proyek 7,565,000

Total Arus Masuk 194,822,591 1,308,000,000 1,308,000,000 1,315,565,000

Arus Masuk unt Menghitung IRR

- 1,248,058,964 1,308,000,000 1,315,565,000

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 44,970,000 260,000 3,390,000 260,000

2. Biaya Variabel 149,852,591 1,129,107,578 1,129,107,578 1,129,107,578

3. Biaya Tetap 60,365,000 60,365,000 60,365,000

4. Angsuran Pokok 38,964,518 38,964,518 38,964,518

5. Angsuran Bunga 13,864,874 8,409,842 2,954,809

6. Pajak 25,500,660 26,318,915 27,137,170

Total Arus Keluar 194,822,591 1,268,062,631 1,266,555,853 1,258,789,075

Arus Keluar unt Menghitung IRR

194,822,591 1,215,233,238 1,219,181,493 1,216,869,748

C Arus Bersih (NCF) (0) 39,937,369 41,444,147 56,775,925

D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR

(194,822,591) 32,825,726 88,818,507 98,695,252

Discount Factor (14%) 1.0000 0.8772 0.7695 0.6750

Present Value (194,822,591) 28,794,496 68,342,957 66,616,484

E CUMMULATIVE (194,822,591) (166,028,095) (97,685,138) (31,068,653)

Lampiran 11. Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 6%

Rupiah

Page 87: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL72

F ANALISIS KELAYAKAN USAHA

NPV (14%) Rp(31,068,653)

IRR 5.53%

Net B/C 0.84

PBP lebih dari 3 tahun

Lebih dari 60 bulan

Page 88: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

73

No UraianTahun

0 1 2 3

A Arus Masuk

1. Total Penjualan 1,255,680,000 1,255,680,000 1,255,680,000

2. Kredit

a. Investasi 26,982,000

b. Modal Kerja 89,911,555

3. Modal Sendiri

a. Investasi 17,988,000

b. Modal Kerja 59,941,036

4. Nilai Sisa Proyek 7,565,000

Total Arus Masuk 194,822,591 1,255,680,000 1,255,680,000 1,263,245,000

Arus Masuk unt Menghitung IRR

- 1,195,738,964 1,255,680,000 1,263,245,000

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 44,970,000 260,000 3,390,000 260,000

2. Biaya Variabel 149,852,591 1,055,240,727 1,055,240,727 1,055,240,727

3. Biaya Tetap 60,365,000 60,365,000 60,365,000

4. Angsuran Pokok 38,964,518 38,964,518 38,964,518

5. Angsuran Bunga 13,864,874 8,409,842 2,954,809

6. Pajak 25,500,660 26,318,915 27,137,170

Total Arus Keluar 194,822,591 1,194,195,780 1,192,689,002 1,184,922,224

Arus Keluar unt Menghitung IRR

194,822,591 1,141,366,387 1,145,314,642 1,143,002,897

C Arus Bersih (NCF) - 61,484,220 62,990,998 78,322,776

D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR

(194,822,591) 54,372,577 110,365,358 120,242,103

Discount Factor (14%) 1.0000 0.8772 0.7695 0.6750

Present Value (194,822,591) 47,695,243 84,922,559 81,159,995

E CUMMULATIVE (194,822,591) (147,127,348) (62,204,789) 18,955,206

Lampiran 12. Analisis Sensitivitas Penurunan Pendapatan 4%

Rupiah

Page 89: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL74

F ANALISIS KELAYAKAN USAHA

NPV (14%) Rp18,955,206

IRR 19.05%

Net B/C 1.10

PBP 2.7 tahun

32.8 bulan

Page 90: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

75

No UraianTahun

0 1 2 3

A Arus Masuk

1. Total Penjualan 1,242,600,000 1,242,600,000 1,242,600,000

2. Kredit

a. Investasi 26,982,000

b. Modal Kerja 89,911,555

3. Modal Sendiri

a. Investasi 17,988,000

b. Modal Kerja 59,941,036

4. Nilai Sisa Proyek 7,565,000

Total Arus Masuk 194,822,591 1,242,600,000 1,242,600,000 1,250,165,000

Arus Masuk unt Menghitung IRR

- 1,182,658,964 1,242,600,000 1,250,165,000

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 44,970,000 260,000 3,390,000 260,000

2. Biaya Variabel 149,852,591 1,055,240,727 1,055,240,727 1,055,240,727

3. Biaya Tetap 60,365,000 60,365,000 60,365,000

4. Angsuran Pokok 38,964,518 38,964,518 38,964,518

5. Angsuran Bunga 13,864,874 8,409,842 2,954,809

6. Pajak 25,500,660 26,318,915 27,137,170

Total Arus Keluar 194,822,591 1,194,195,780 1,192,689,002 1,184,922,224

Arus Keluar unt Menghitung IRR

194,822,591 1,141,366,387 1,145,314,642 1,143,002,897

C Arus Bersih (NCF) - 48,404,220 49,910,998 65,242,776

D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR

(194,822,591) 41,292,577 97,285,358 107,162,103

Discount Factor (14%) 1.0000 0.8772 0.7695 0.6750

Present Value (194,822,591) 36,221,558 74,857,924 72,331,367

E CUMMULATIVE (194,822,591) (158,601,032) (83,743,108) (11,411,741)

Lampiran 13. Analisis Sensitivitas Penurunan Pendapatan 5%

Rupiah

Page 91: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL76

F ANALISIS KELAYAKAN USAHA

NPV (14%) (11,411,741)

IRR 10.92%

Net B/C 0.94

PBP Lebih dari 3 tahun

Lebih dari 60 bulan

Page 92: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

77

No UraianTahun

0 1 2 3

A Arus Masuk

1. Total Penjualan 1,281,840,000 1,281,840,000 1,281,840,000

2. Kredit

a. Investasi 26,982,000

b. Modal Kerja 89,911,555

3. Modal Sendiri

a. Investasi 17,988,000

b. Modal Kerja 59,941,036

4. Nilai Sisa Proyek 7,565,000

Total Arus Masuk 194,822,591 1,281,840,000 1,281,840,000 1,289,405,000

Arus Masuk unt Menghitung IRR

- 1,221,898,964 1,281,840,000 1,289,405,000

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 44,970,000 260,000 3,390,000 260,000

2. Biaya Variabel 149,852,591 1,076,345,542 1,076,345,542 1,076,345,542

3. Biaya Tetap 60,365,000 60,365,000 60,365,000

4. Angsuran Pokok 38,964,518 38,964,518 38,964,518

5. Angsuran Bunga 13,864,874 8,409,842 2,954,809

6. Pajak 25,500,660 26,318,915 27,137,170

Total Arus Keluar 194,822,591 1,215,300,594 1,213,793,816 1,206,027,039

Arus Keluar unt Menghitung IRR

194,822,591 1,162,471,202 1,166,419,456 1,164,107,711

C Arus Bersih (NCF) - 66,539,406 68,046,184 83,377,961

D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR

(194,822,591) 59,427,762 115,420,544 125,297,289

Discount Factor (14%) 1.0000 0.8772 0.7695 0.6750

Present Value (194,822,591) 52,129,616 88,812,360 84,572,101

E CUMMULATIVE (194,822,591) (142,692,975) (53,880,615) 30,691,486

Lampiran 14. Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 2%

dan Penurunan Pendapatan 2%Rupiah

Page 93: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL78

F ANALISIS KELAYAKAN USAHA

NPV (14%) Rp30,691,486

IRR 22.13%

Net B/C 1.16

PBP 2.6 tahun

31.6 bulan

Page 94: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

Usaha Pengolahan Tuna Loin

79

No UraianTahun

0 1 2 3

A Arus Masuk

1. Total Penjualan 1,268,760,000 1,268,760,000 1,268,760,000

2. Kredit

a. Investasi 26,982,000

b. Modal Kerja 89,911,555

3. Modal Sendiri

a. Investasi 17,988,000

b. Modal Kerja 59,941,036

4. Nilai Sisa Proyek 7,565,000

Total Arus Masuk 194,822,591 1,268,760,000 1,268,760,000 1,276,325,000

Arus Masuk unt Menghitung IRR

- 1,208,818,964 1,268,760,000 1,276,325,000

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 44,970,000 260,000 3,390,000 260,000

2. Biaya Variabel 149,852,591 1,086,897,949 1,086,897,949 1,086,897,949

3. Biaya Tetap 60,365,000 60,365,000 60,365,000

4. Angsuran Pokok 38,964,518 38,964,518 38,964,518

5. Angsuran Bunga 13,864,874 8,409,842 2,954,809

6. Pajak 25,500,660 26,318,915 27,137,170

Total Arus Keluar 194,822,591 1,225,853,001 1,224,346,224 1,216,579,446

Arus Keluar unt Menghitung IRR

194,822,591 1,173,023,609 1,176,971,864 1,174,660,119

C Arus Bersih (NCF) - 42,906,999 44,413,776 59,745,554

D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR

(194,822,591) 35,795,355 91,788,136 101,664,881

Discount Factor (14%) 1.0000 0.8772 0.7695 0.6750

Present Value (194,822,591) 31,399,434 70,627,990 68,620,899

E CUMMULATIVE (194,822,591) (163,423,157) (92,795,167) (24,174,267)

Lampiran 15 Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 3%

dan Penurunan Pendapatan 3%Rupiah

Page 95: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL80

F ANALISIS KELAYAKAN USAHA

NPV (14%) Rp(24,174,267)

IRR 7.44%

Net B/C 0.88

PBP Lebih dari 3 tahun

Lebih dari 60 bulan

Page 96: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · bentuk kalengan. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat di kota-kota besar khususnya Jawa atau kota yang memiliki banyak restauran Jepang