pola makan mahasiswa fakultas kedokteran...

145
POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN (FKIK) UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2016 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat Gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT DISUSUN OLEH: EVI LUTHFIAH KHAIRIYAH 1112101000012 PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016 M

Upload: haliem

Post on 09-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

DAN ILMU KESEHATAN (FKIK) UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2016

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat Gelar

SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH:

EVI LUTHFIAH KHAIRIYAH

1112101000012

PEMINATAN GIZI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2016 M

Page 2: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

i

Page 3: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

ii

Page 4: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

iii

Page 5: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN GIZI MASYARAKAT

Skripsi, September 2016

Evi Luthfiah Khairiyah, 1112101000012

Pola Makan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016

xvi + 113 halaman, 8 tabel, 2 bagan, 2 gambar, 6 lampiran

ABSTRAK

Meningkatnya aktivitas, kehidupan sosial dan kesibukan remaja, akan

mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pola makan sering tidak teratur, sering

jajan, sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak makan siang. Berdasarkan

hasil studi pendahuluan, bahwa 100% mahasiswa belum menerapkan pola makan

sesuai Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pola makan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016.

Penelitian dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif dimulai sejak bulan

Mei-Juli 2016 dengan subjek penelitian adalah total populasi berjumlah 650

orang, sedangkan informan penelitian berjumlah 21 orang dengan tiga kategori

yaitu informan pola makan cukup, kurang dan lebih, dengan metode purposive

sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar

FFQ dan fokus grup diskusi (FGD).

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa 59,5% mahasiswa

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki pola makannya kurang.

Sebagian besar daerah asal mahasiswa adalah bukan perantauan (60,6%), tempat

tinggal mahasiswa selama kuliah sebagian besar di kost (66,9%), dan mahasiswa

paling banyak mendapatkan sumber pangan makanan pokok (41,1%), lauk hewani

(47,8%), lauk nabati (48,0%) dan sayuran (44,9%) dari sekitar kost. Sedangkan

paling banyak mahasiswa untuk mendapatkan buah dari rumah (40,8%).

Mahasiswa dengan pola makan kurang cenderung tidak dipengaruhi oleh teman,

sedangkan mahasiswa dengan pola makan lebih dan cukup cenderung dipengaruhi

oleh teman. Selain itu, tidak terdapat perbedaan preferensi makan (aspek

penampilan, tekstur, dan harga) dan citra tubuh pada kelompok mahasiswa

berdasarkan pola makannya. Oleh karena itu, disarankan kepada mahasiswa agar membiasakan sarapan

pagi dan tetap memperhatikan pola makannya dengan cara makan 3x sehari sesuai

anjuran PGS 2014. Untuk pihak FKIK sebaiknya mensosialisasikan pedoman gizi

seimbang di kampus dengan pemasangan poster/kuliah umum mengenai pola

makan dan sebaiknya pihak FKIK berkolaborasi dengan pihak Darma Wanita

untuk memperhatikan keanekaragaman jenis makanan yang dijual khususnya

dikantin kampus.

Kata Kunci : Pola makan, Mahasiswa, Faktor Lingkungan, Faktor Individu

Daftar Bacaan : 78 (1986 – 2016)

Page 6: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

v

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA

PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH NUTRITION CONCENTRATION

Undergraduate Thesis, September 2016

Evi Luthfiah Khairiyah, 1112101000012

Eating Patterns of Students from Faculty of Medicine and Health Sciences

(FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta On 2016

xvii + 113 pages, 8 tables, 2 charts, 2 images, 6 attachments

ABSTRACT

An increase of activities and social life in teenager could affect their eating

behavior. Irregular eating patterns, snacking, and rarely eating any breakfast or

lunch. Based on prior research, 100% of college students don’t have an eating

pattern that matches with Nutrition Guides for Balanced Diet (PGS). This research

aims to understand the eating patterns of college students from Faculty of

Medicine and Health Sciences (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta on 2016.

This research is being done using both qualitative and quantitative

methods from May to July 2016, with total population of 650 college students as

research subject. Informants of this research consist of 21 persons within 3

categories, which are informants for adequate, inadequate, and over eating pattern,

using purposive sampling method. Data for this research are gathered using

questionnaire, FFQ sheets, and Focus Group Discussion.

The results showed that 59.5% of the students in FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta had an inadequate eating pattern. Most of the students are

locals (60.6%), most of them live in boarding house or rent room while they

conduct their study in college (66.9%), and they mostly get their food (41.1%),

meat (47.8%), grains and cereal (48.0%) and vegetables (44.9%) from places

around their boarding house or rent room. And for the fruits, students usually get

them from their home (40.8%). Students with inadequate eating pattern tend to not

be affected by their peers, while students with adequate and over eating pattern

are tend to be affected by their peers. Furthermore, there are no differences in

food preference (visual aspect, texture, and cost) and body image on students

based on their eating pattern.

From this research, it is suggested for students to start eating breakfast

more frequently and pay attention to their eating pattern by eating thrice a day as

suggested by PGS 2014. And it is better for FKIK to familiarize their students

with balanced diet guide using posters or by conducting general studies about

healthy eating patterns. And FKIK could collaborate with Darma Wanita

Foundation in varying the types of food that being sold on campus ground,

especially in cafeteria.

Keyword: Eating patterns, College students, Environmental Factors,

Individual Factors

Bibliography: 78 (1986 – 2016)

Page 7: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : Evi Luthfiah Khairiyah

TTL : Bekasi, 25 Oktober 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : JL. Gapura Rawa Banteng RT.01/13, Desa Cibuntu,

Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, 17520

No. HP : 085777446752

E-mail : [email protected] / [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1999 - 2000 : TK Al-Mutmainah Bekasi

2000 - 2006 : SDN Cibuntu 06 Bekasi

2006 - 2009 : SMPI Cipasung Tasikmalaya

2009 - 2012 : MA Annida Al-Islamy Bekasi

2012 - Sekarang : Gizi Masyarakat, Kesehatan Masyarakat Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi

yang berjudul “Pola Makan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

(FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016” ini. Shalawat serta salam

tak lupa dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga, kepada :

1. Papah terhebat Bapak Nahrowi, M.Pd, Mamah tercinta Ibu Siti Maesaroh,

S.Pd.I, dan kedua malaikat kecilku tersayang Eva Afifah Khairiyah dan

Muhammad Afif Khairuddin, yang selalu memberikan doa di setiap

langkahku serta dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes, selaku kepala Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ratri Ciptaningtyas, MHS dan Bapak Dudung Angkasa, M.Gz, selaku

dosen pembimbing skripsi yang sudah banyak sekali memberikan waktu,

arahan, ilmu, kesabaran dan tenaganya untuk membimbing penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Febrianti, M.Si, Ibu Yuli Amran, MKM, dan Ibu Rika Rachmalina,

M.Gizi selaku penguji ujian skripsi.

5. Segenap dosen pengajar di Program Studi Kesehatan Masyarakat yang

telah memberikan wawasan berkenaan dengan tema yang diambil.

6. Ibu Himmawaty Aliyah (Mrs Purple) atas semua bantuan dan kebaikannya

hingga laporan skripsi ini selesai.

7. Adik-adik angkatan 2014 dan 2015 Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia

menjadi responden dan informan.

8. Sahabat-sahabat kesayangan, M Lukmanul Hakim dan Syifa Wahyuni,

Amd.Keb yang selalu memberikan dukungan dan semangatnya hingga

laporan skripsi ini selesai.

Page 9: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

viii

9. Teman-teman Gizi Masyarakat 2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya Widya, Riskah, Reiza, Cory, Cesil, Kiki, Ani, Tuti, Tyas,

Andini, Arinbe, dan Amay, yang telah membantu saat proses

pengumpulan/pengolahan data dan memberikan dukungan baik di saat

susah ataupun senang.

10. Adik-adik peminatan gizi 2014, Alfi, Amel, Lifa, Nadhira, Nurizka, Sabil,

Sofy, dan Memes yang telah membantu pengolahan data dan memberikan

semangat hingga laporan skripsi ini selesai.

11. Teman-teman Kesehatan Masyarakat 2012, Sahabat SNSD, Genk Bekasi,

Keluarga Gizi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan keluarga BEM/HMPS

Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima

kasih untuk seluruh ilmu, dukungan dan pengalaman yang telah diberikan.

12. Semua pihak lainnya yang telah membantu dan memberikan dukungan

dari awal perkuliahan hingga skripsi ini selesai. Thanks All

Sungguh Maha Sempurna itu adalah Allah SWT, kekurangan dan

kekhilafan terdapat pada penulis maka dari itu penulis menyadari dalam

penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca, agar

menghasilkan skripsi yang lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Jakarta, September 2016

Penulis

Page 10: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

ix

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

1. Tujuan Umum ........................................................................................... 6

2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

1. Bagi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ........................ 7

2. Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan ....................................... 7

Page 11: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

x

F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 9

A. Pola Makan .................................................................................................. 9

B. Pola Menu Seimbang ................................................................................. 11

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan ...................................... 13

D. Pengukuran Konsumsi Makan ................................................................... 34

E. Kerangka Teori........................................................................................... 36

BAB III KERANGKA PIKIR, DEFINISI OPERASIONAL & DEFINISI

ISTILAH ............................................................................................................... 38

A. Kerangka Pikir ........................................................................................... 38

B. Definisi Operasional................................................................................... 40

C. Definisi Istilah ............................................................................................ 43

BAB IV METODE PENELITIAN ...................................................................... 44

A. Desain Penelitian ........................................................................................ 44

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 44

C. Populasi dan Informan Penelitian .............................................................. 44

1. Populasi dan Sampel .............................................................................. 44

2. Informan ................................................................................................. 45

D. Pengumpulan Data ..................................................................................... 45

1. Instrumen Penelitian ............................................................................... 46

2. Sumber dan Cara Pengumpulan Data ..................................................... 47

E. Pengolahan Data......................................................................................... 50

Page 12: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

xi

F. Validitas Data ............................................................................................. 53

1. Validitas Data Kuantitatif ....................................................................... 53

2. Validitas Data Kualitatif ......................................................................... 54

G. Analisis Data .............................................................................................. 55

1. Analisis Data Kuantitatif ........................................................................ 55

2. Analisis Data Kualitatif .......................................................................... 55

BAB V HASIL PENELITIAN............................................................................ 56

A. Deskripsi Pola Makan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta......................................... 56

B. Deskripsi Daerah Asal Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta......................................... 58

C. Deskripsi Tempat Tinggal Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta......................................... 59

D. Deskripsi Sumber Pangan Terhadap Pola Makan Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta...... 59

E. Eskplorasi Pola Makan Berdasarkan Pengaruh Teman Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta...... 60

F. Eksplorasi Pola Makan Berdasarkan Preferensi Makan Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta...... 62

G. Eksplorasi Pola Makan Berdasarkan Citra Tubuh Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta...... 69

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 72

A. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 72

B. Kelebihan Penelitian .................................................................................. 72

Page 13: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

xii

C. Deskripsi Pola Makan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah ..................................................... 73

D. Deskripsi Daerah Asal Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta......................................... 78

E. Deskripsi Tempat Tinggal Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta......................................... 81

F. Deskripsi Sumber Pangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta......................................... 84

G. Eksplorasi Pola Makan Berdasarkan Pengaruh Teman Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta...... 87

H. Eksplorasi Pola Makan Berdasarkan Preferensi Makanan Makan

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta .......................................................................................... 90

I. Eksplorasi Pola Makan Berdasarkan Citra Tubuh Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta...... 95

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 101

A. Simpulan .................................................................................................. 101

B. Saran ......................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 104

LAMPIRAN

Page 14: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Anjuran Jumlah Porsi Untuk Kelompok Umur 19-29 Tahun ............... 13

Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 40

Tabel 3.2 Definisi Istilah ....................................................................................... 43

Tabel 4.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 49

Tabel 5.1 Distribusi Pola Makan Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016 ..................................... 56

Tabel 5.2 Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Daerah Asal Pada Mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2016 ....................................................................................................................... 58

Tabel 5.3 Distribusi Tempat Tinggal Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016 ............................ 59

Tabel 5.4 Distribusi Sumber Pangan Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016 ............................ 60

Page 15: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori .................................................................................... 37

Bagan 3.1 Kerangka Pikir ..................................................................................... 39

Page 16: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Sajian Sekali Makan ............................................................. 13

Gambar 4.1 Contoh entry data FFQ ..................................................................... 51

Page 17: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Karakteristik Informan Penelitian Untuk FGD

LAMPIRAN 2 Pola Makan Informan Penelitian

LAMPIRAN 3 Kuesioner Penelitian

LAMPIRAN 4 Kuesioner Kebiasaan Pola Makan – FFQ

LAMPIRAN 5 Pedoman Wawancara

LAMPIRAN 6 Output Analisis Univariat

Page 18: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah golongan kelompok usia yang relatif sangat bebas

dalam memilih jenis makanan yang ingin dikonsumsi. Pada masa remaja,

terdapat beberapa perubahan yang dapat berpengaruh terhadap konsumsi

makanan. Pada masa ini, biasanya terjadi perubahan fisik, sosial, maupun

psikologisnya. Pada masa remaja juga terjadi perubahan gaya hidup, perilaku,

tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan makanan apa yang akan

dikonsumsi atau kebiasaan makan (Khomsan, 2004). Perubahan perilaku

makan ini juga terjadi pada mahasiswa sebagai kelompok individu dalam

tahapan remaja. Pola makan mahasiswa yang cenderung mementingkan

kepraktisan dan peer group perlu mendapat perhatian khusus. Mahasiswa

sering mengonsumsi makanan yang tidak sehat, sering tidak teratur, sering

jajan, dan sering tidak makan pagi maupun makan siang (Adriani dan

Bambang, 2012).

Beberapa penelitian tentang pola makan pada remaja dan mahasiswa

telah dilakukan. Hasil penelitian Larson et al., (2015) berdasarkan data tahun

2011-2012 menunjukkan bahwa hanya 54% dari remaja Amerika Serikat yang

mengkonsumsi semua tiga makanan utama (yaitu sarapan, makan siang, dan

makan malam), sekitar tiga dari empat remaja konsumsi dua atau lebih

makanan ringan dan minuman setiap hari yang dikonsumsi memberikan

seperempat dari total asupan energi harian. Selain itu, saat ini khususnya

Page 19: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

2

remaja dan dewasa muda semakin banyak orang yang tertarik makan di luar

dan mengunjungi restoran cepat saji (Dave et al., 2009).

Pada studi yang dilakukan terhadap 18.000 remaja yang berpartisipasi

dalam National Longitudinal Study of Adolescent Health, hampir satu dari

lima remaja melaporkan melewatkan sarapan pagi dan sebagian besar remaja

tidak mengkonsumsi jumlah sajian minimal sayuran yang direkomendasikan

(71%), buah (55%), dan produk susu (47,%) (Videon dan Manning, 2003).

Di Indonesia, proporsi rerata nasional perilaku konsumsi kurang sayur

dan atau buah 93,5% dan perilaku konsumsi makanan tertentu pada penduduk

umur ≥10 tahun paling banyak mengonsumsi bumbu penyedap (77,3%),

diikuti makanan dan minuman manis (53,1%), dan makanan berlemak

(40,7%) (Kemenkes, 2013).

Di Kabupaten Tangerang, khususnya Kecamatan Ciputat, diketahui

bahwa pola makan mahasiswa diketahui bahwa 100% mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki

kebiasaan makan makanan beragam yang tidak sesuai dengan pedoman gizi

seimbang. Jika dilihat berdasarkan masing-masing kelompok makanan, 53,5%

memiliki kebiasaan makan makanan pokok yang kurang dan 20,6% lebih,

44,5% memiliki kebiasaan makan lauk yang kurang dan 25,8% lebih, 98,1%

memiliki kebiasaan makan pauk yang kurang dan 0,6% lebih dan 100%

memiliki kebiasaan makan sayur dan buah yang kurang (Zakiah, 2014).

Dalam penelitian pola makan ada banyak teori yang dapat digunakan

untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan remaja. Pola

makan pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan

Page 20: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

3

eksternal. Faktor internal/individu merupakan sesuatu yang ada didalam tubuh

seseorang dan bersifat menetap seperti preferensi makanan atau pemilihan

makanan dan citra tubuh. Faktor eksternal/lingkungan adalah faktor dari luar

tubuh seseorang, diantaranya meliputi lingkungan sosial secara langsung

seperti pengaruh teman, dan faktor-faktor lain seperti daerah asal, tempat

tinggal, dan sumber pangan (Brown et al., 2013). Menurut Park et al., (2015)

mengatakan bahwa preferensi makanan memainkan peran yang sangat penting

dalam pembentukan pola makan/kebiasaan makan. Persepsi terhadap citra

tubuh yang salah dapat berhubungan dengan konsumsi makan remaja. Hasil

penelitian Kusumajaya et al., (2008) menjelaskan bahwa persepsi remaja

terhadap body image dapat menentukan pola makan serta status gizinya.

Dalam penelitian Savitri (2009) ditemukan bahwa teman sebaya

berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku konsumsi individu, yaitu

dalam memilih jenis makanan. Pola makan juga dapat dipengaruhi oleh faktor

kebudayaan. Kebudayaan daerah mempengaruhi seseorang dalam menentukan

apa yang akan dimakan, bagaimana pengolahan, persiapan dan penyajian serta

untuk siapa dan dalam kondisi bagaimana pangan tersebut dikonsumsi

(Sulistyoningsih, 2010 dalam Handayani, 2012). Letak tempat tinggal juga

berpengaruh terhadap perilaku makan individu. Pada penelitian Jago et al.,

(2007) menyebutkan bahwa lingkungan fisik tempat tinggal orang dewasa dan

kemudahan mencapai tempat penjualan makanan mempunyai pengaruh

terhadap konsumsi makan.

Dengan penelitian yang serupa dari penelitian sebelumnya, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola makan pada

Page 21: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

4

mahasiswa dengan menggunakan teori yang memfokuskan pada sisi individu

dan lingkungan dalam mempengaruhi perilaku makan remaja. Berdasarkan

hasil yang dipaparkan dalam penelitian sebelumnya oleh Zakiah (2014) pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta bahwa 100% mahasiswa memiliki kebiasaan makan makanan beragam

yang tidak sesuai dengan pedoman gizi seimbang.

Mahasiswa juga sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dan

khususnya sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki perilaku

hidup dan pola makan yang sehat. Oleh karena itu, pola makan yang sehat

sangat diperlukan karena kondisi tersebut salah satu faktor pencegahan yang

tepat dari penyakit tidak menular di masa depan. Namun, asupan makanan

yang dikonsumsi oleh mahasiswa tidak lagi memperhatikan tentang

kandungan gizi (Khomsan, 2004). Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti

tertarik ingin melihat sejuah mana variasi konsumsi makan mahasiswa jika

dibandingkan dengan rekomendasi gizi seimbang dengan melakukan

penelitian mengenai pola makan mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

B. Rumusan Masalah

Hasil penelitian Zakiah (2014) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memberikan informasi

bahwa 100% mahasiswa memiliki kebiasaan makan yang tidak sesuai dengan

pedoman gizi seimbang. Hal ini menunjukkan proporsi pola makan mahasiswa

yang tidak sesuai dengan PGS masih tinggi.

Page 22: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

5

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, hasil studi pendahuluan

yang dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

(FKIK) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga menunjukkan bahwa 100%

mahasiswa memiliki tingkat kecukupan zat gizi kurang dari angka kecukupan

gizi, 47% mahasiswa makan dua kali dalam sehari, dan 100% mahasiswa

menerapkan pola makan tidak sesuai dengan PGS (Pedoman Gizi Seimbang).

Sehingga jika permasalahan dan kondisi tersebut terjadi pada mahasiswa

dibiarkan akan berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia.

Untuk itu, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut gambaran pola makan

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2016.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana deskripsi pola makan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016?

2. Bagaimana deskripsi daerah asal mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016?

3. Bagaimana deskripsi tempat tinggal mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016?

4. Bagaimana deskripsi sumber pangan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016?

5. Bagaimana hasil eskplorasi pola makan berdasarkan pengaruh teman

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2016?

Page 23: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

6

6. Bagaimana hasil eskplorasi pola makan berdasarkan preferensi makanan

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2016?

7. Bagaimana hasil eskplorasi pola makan berdasarkan citra tubuh

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2016?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola makan

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui deskripsi pola makan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016.

b. Mengetahui deskripsi daerah asal mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016.

c. Mengetahui deskripsi tempat tinggal mahasiswa Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2016.

d. Mengetahui deskripsi sumber pangan mahasiswa Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2016.

Page 24: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

7

e. Mengeskplor pola makan berdasarkan pengaruh teman mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2016.

f. Mengeskplor pola makan berdasarkan preferensi makanan mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2016.

g. Mengeskplor pola makan berdasarkan citra tubuh mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2016.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Memberikan pengetahuan tentang pola makan yang baik bagi

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, agar dapat

mempengaruhi para mahasiswa untuk memiliki tingkat kesehatan yang

baik sehingga memberikan pengaruh terhadap prestasi kuliah dan

peningkatan produktivitas.

2. Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Memberikan tambahan informasi tentang pola makan mahasiswa

dengan melihat faktor lingkungan sebagai pengaruhnya dan hasil

penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

mengoptimalkan pola makan di lingkungan kampus FKIK.

Page 25: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

8

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Mei sampai

Juli 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola

makan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016. Sampel yang diteliti adalah seluruh

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2014-2015.

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi yang menggunakan desain

studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta metode

purposive sampling untuk pengambilan informan penelitian.

Page 26: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pola Makan

Menurut Sediaoetama (2009) pola makan merupakan banyak atau

jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang

atau kelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis,

psikologis, dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi

keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang

diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan

emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk memelihara

hubungan manusia dalam keluarga atau masyarakat. Pola makan atau pola

konsumsi pangan merupakan kegiatan terencana dari seseorang atau

merupakan sebuah acuan dalam pemilihan makanan dan penggunaan bahan

makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan,

jumlah makanan, dan frekuensi makan (Sediaoetama, 2009).

Pola makan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi

seseorang. Dengan demikian diharapkan pola makan yang beraneka ragam

dapat memperbaiki mutu makanan seseorang. Apabila tubuh kekurangan zat

gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal akan menyebabkan rasa

lapar dan dalam jangka waktu tertentu berat badan akan menurun yang disertai

dengan menurunnya produktivitas kerja (Hardinsyah dan Briawan, 2005).

Pada masa remaja, terdapat beberapa perubahan yang dapat

berpengaruh terhadap konsumsi makanan. Pada masa ini, biasanya terjadi

perubahan fisik, sosial, maupun psikologisnya. Pada masa remaja juga terjadi

Page 27: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

10

perubahan gaya hidup, perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam

menentukan makanan apa yang akan dikonsumsi atau kebiasaan makan

(Khomsan, 2004). Perubahan perilaku makan ini juga terjadi pada mahasiswa

sebagai kelompok individu dalam tahapan remaja. Pola makan mahasiswa

yang cenderung mementingkan kepraktisan dan peer group perlu mendapat

perhatian khusus. Mahasiswa sering mengonsumsi makanan yang tidak sehat,

sering tidak teratur, sering jajan, dan sering tidak makan pagi maupun makan

siang (Adriani dan Bambang, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Zakiah (2014) pada mahasiswa, bahwa

100% mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta memiliki kebiasaan makan makanan beragam yang tidak

sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Jika dilihat berdasarkan masing-

masing kelompok makanan, 53,5% memiliki kebiasaan makan makanan

pokok yang kurang dan 20,6% lebih, 44,5% memiliki kebiasaan makan lauk

yang kurang dan 25,8% lebih, 98,1% memiliki kebiasaan makan pauk yang

kurang dan 0,6% lebih dan 100% memiliki kebiasaan makan sayur dan buah

yang kurang.

Menurut Yuniarti (2012) jenis bahan makanan adalah segala sesuatu

yang diperoleh dari berbagai sumber dan disusun menjadi hidangan atau

menu. Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang

dikonsumsi, minimal harus berasal dari satu makanan sumber zat tenaga, satu

jenis makanan sumber zat pembangun dan satu jenis makanan sumber zat

pengatur. Ini adalah penerapan prinsip penganekaragaman yang minimal

(Kemenkes RI, 2014).

Page 28: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

11

Menurut Khomsan (2004) secara kuantitas dan kualitas untuk

memenuhi kebutuhan gizi sebaiknya makan dilakukan 3 kali sehari. Jika pola

makan sehari-hari yang kurang, maka akan timbul ketidakseimbangan antara

masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan

produktif (FKM UI, 2007). Selain itu, seseorang yang tidak memenuhi

kebutuhan nutrisi dari usia muda, dapat menyebabkan individu tersebut

terkena dampaknya diusia selanjutnya, seperti kerapuhan tulang yang dapat

menyebabkan fraktur ataupun osteoporosis (Brown et al., 2013) dan dapat

berdampak pada risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) yang mematikan

ataupun mengancam hidup, seperti kardiovaskuler, stroke, hipertensi, diabetes

dan beberapa jenis kanker (Kemenkes RI, 2014).

B. Pola Menu Seimbang

Pedoman pola menu seimbang yang dikembangkan sejak tahun 1950

dan telah mengakar dikalangan masyarakat luas adalah Pedoman Menu 4

Sehat 5 Sempurna. Prinsip 4 Sehat 5 Sempurna yang diperkenalkan oleh

Bapak Gizi Indonesia Prof. Poorwo Soedarmo yang mengacu pada prinsip

Basic Four Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan pada era 1940an

adalah : Menu makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran

dan buah-buahan, serta minum susu untuk menyempurnakan menu tersebut.

Namun slogan tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu dan

permasalahan gizi dewasa ini sehingga perlu diperbarui dengan slogan dan

visual yang sesuai dengan kondisi saat ini.

Prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet hasil kesepakatan

konferensi pangan sedunia di Roma Tahun 1992 diyakini akan mampu

Page 29: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

12

mengatasi beban ganda masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi.

Di Indonesia prinsip tersebut dikenal dengan Pedoman Gizi Seimbang.

Perbedaan mendasar antara slogan 4 Sehat 5 Sempurna dengan Pedoman Gizi

Seimbang adalah konsumsi makanan harus memperhatikan prinsip 4 pilar

yaitu anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan

mempertahankan berat badan normal (Kemenkes, 2014).

Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh

keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan

yang dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi. Bahkan

semakin beragam pangan yang dikonsumsi semakin mudah tubuh memperoleh

berbagai zat lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu

konsumsi anekaragam pangan merupakan salah satu anjuran penting dalam

mewujudkan gizi seimbang. Cara menerapkan gizi seimbang adalah dengan

mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari atau setiap kali makan.

Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk-pauk,

sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengonsumsi lebih dari satu jenis untuk

setiap kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-

buahan) setiap kali makan akan lebih baik (Kemenkes, 2014).

Page 30: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

13

Gambar 2.1 Contoh Sajian Sekali Makan

Hal yang mendasar pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS) adalah

konsumsi makan sehari-hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan

jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok

umur. Anjuran jumlah porsi untuk kelompok umur 119-29 tahun dapat dilihat

pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Anjuran Jumlah Porsi Untuk Kelompok Umur 19-29 Tahun

Bahan Makanan

Anjuran Porsi

Laki-Laki

19-29 tahun

Perempuan

19-29 tahun

Nasi 8 p 5 p

Sayuran 3 p 3 p

Buah 5 p 5 p

Tempe 3 p 3 P

Daging 3 p 3 p

Sumber : Kemenkes, RI (2014)

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan

Pola makan remaja dipengaruhi oleh banyak faktor, Menurut Brown et

al., (2013) faktor pola makan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor

Page 31: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

14

diantaranya adalah faktor lingkungan dan faktor individu. Bagan 2.

menggambarkan beberapa pengaruh pada perilaku makanan remaja. Faktor-

faktor tersebut tidak berpengaruh secara langsung dalam perilaku makan tetapi

saling berhubungan dengan individu dan merupakan bagian dalam gaya hidup

seseorang, sehingga dapat mempengaruhi perilaku makanan remaja (Brown et

al., 2013).

1. Faktor Lingkungan

Faktor eksternal/lingkungan adalah faktor dari luar tubuh

seseorang. Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial secara langsung

seperti keluarga, teman, dan faktor-faktor lain seperti makanan sekolah,

gerai makanan cepat saji, dan norma-norma sosial dan budaya.

a. Daerah asal

Latar belakang ras/etnis memainkan peran dalam membentuk

pola makan remaja. Remaja dari status sosial ekonomi rendah dan dari

latar belakang minoritas telah ditemukan lebih cenderung terlibat

dalam perilaku makan kurang sehat (Brown et al., 2013). Menurut

Suhardjo (1989) bahwa asal tempat tinggal berpengaruh terhadap

perilaku konsumsi individu, karena pola makan yang dimakan tiap hari

oleh suatu orang akan mempunyai ciri khas untuk suatu kelompok

masyarakat tertentu misalnya mahasiswa perantauan.

Mahasiswa perantauan memiliki pola makan yang berbeda

dengan mahasiswa non perantauan karena menurut Naim (2013)

mahasiswa perantauan menyesuaikan dirinya dengan berkomunikasi

Page 32: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

15

dan berinteraksi dengan lingkungan yang berbeda dengan etnis dan

kebudayaannya. Berbeda dengan mahasiswa non perantauan yang

sudah mengetahui dan mengenal aturan, kebiasaan, serta adat istiadat

di daerah tersebut. Menurut Novisa (2011), mahasiswa perantau

dituntut untuk membiasakan diri dengan keadaan atau lingkungan

baru, perubahan kondisi tersebut berdampak pada berbagai hal salah

satunya adalah terjadinya perubahan pola makan. Perubahan pola

makan terjadi bagi mahasiswa perantau adalah mereka harus membeli,

memasak makanan sendiri, dan mereka harus hemat, berbeda dengan

mahasiswa yang tinggal bersama orang tua. Terlebih bagi para

mahasiswa perantau sering mengabaikan waktu makan yang

merupakan salah satu dari jam biologis.

Menurut Hamboyan dkk (1995) dalam Lee et al., (2015)

mengatakan bahwa migrasi/pendatang mungkin memainkan peran

penting dalam gizi dan status kesehatan karena perpindahan akan

terkena pengaruh terhadap lingkungan dan budaya yang berbeda.

Selain itu, faktor yang dikaitkan dengan perubahan dalam perilaku

makan yaitu imigran/pendatang. Rosenmöller et al., (2011)

menemukan bahwa imigran Cina tinggal di Kanada untuk jangka

waktu yang lebih lama, konsumsi makanan secara signifikan lebih

besar dan makan keluar lebih sering serta melaporkan beberapa

perubahan yang menguntungkan dalam asupan makanan mereka dan

kesadaran yang lebih besar dan lebih banyak pengetahuan tentang

makanan sehat setelah imigrasi. Namun, terjadi peningkatan ukuran

Page 33: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

16

porsi, peningkatan frekuensi makan dan peningkatan konsumsi

makanan yang menunjukkan beberapa perubahan yang tidak

menguntungkan.

Menurut Lim (2009) dalam Lee et al., (2015) perilaku makan

yang baru adalah menantang ketika orang yang bermigrasi ke negara

baru. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Zhu (2012) dalam Lee et

al., (2015) menunjukkan bahwa siswa cina internasional menurun

konsumsi buah dan sayuran sementara meningkatkan konsumsi mie

instan dan makanan cepat saji dan melewatkan sarapan lebih sering.

Sedangkan menurut Pan et al. (1999) dalam Lee et al., (2015) meneliti

pola makanan siswa Asia sebelum dan setelah migrasi ke Amerika

Serikat, melaporkan bahwa ada peningkatan yang signifikan dalam

asupan buah-buahan, lemak, permen dan melewatkan sarapan antara

pelajar-pelajar Asia.

Kebanyakan studi melaporkan bahwa perubahan diet/pola

makan dan konsekuensi terhadap kesehatan di Asia Selatan. Perubahan

diet yang kompleks, tergantung pada berbagai faktor yang

berhubungan dengan negara asal, perkotaan/pedesaan residence,

faktor-faktor sosio-ekonomi dan budaya dan situasi di negara tuan

rumah. Namun, tren diet utama setelah migrasi adalah peningkatan

dalam asupan energi dan lemak, penurunan karbohidrat dan beralih

dari seluruh biji-bijian dan kacang-kacangan ke sumber karbohidrat,

mengakibatkan rendahnya asupan serat, serta beberapa kelompok juga

telah mengurangi asupan sayuran mereka. Temuan tersebut

Page 34: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

17

menunjukkan bahwa pada beberapa kelompok imigran, terutama di

Asia Selatan semua perubahan diet yang terjadi mungkin telah

menyumbang risiko untuk obesitas, diabetes dan penyakit

kardiovaskuler (CVD) (Holmboe-Ottesen dan Wandel, 2012).

Walaupun menurut Wood et al., (2015) mengatakan bahwa dengan

berjalannya waktu, asupan makanan anak-anak imigran akan berubah.

Namun, perubahan cenderung memiliki konsekuensi kesehatan yang

negatif.

Selain itu, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh

Handayani (2012) dengan melakukan observasi di lapangan dalam

kehidupan sehari-hari masyarakat di Desa Selemak dijumpai

masyarakat Suku Jawa selain makanan pokok beras cenderung

mengonsumsi sumber makanan dari protein hewani (5 kali dalam satu

minggu). Cara pengolahan makanan lebih sering dengan bersantan

atau lebih sering dikenal dengan nama digulai lemak (3-4x/minggu).

b. Nilai dan noma sosial budaya serta keyakinan

Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa

manusia. Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan

makan penduduk yang kadang-kadang bertentangan dengan prinsip

dasar ilmu gizi. Tingkah laku seseorang atau kelompok masyarakat

dalam pola konsumsi pada umumnya dipengaruhi oleh budaya atau

sikap mengenai suatu makanan, baik mengenai jenis pangan, manfaat,

dan bagaimana makanan tersebut dimakan (Harper et al., 1986).

Page 35: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

18

Setiap budaya mempunyai sitem nilai-nilai. Sistem nilai

merupakan suatu perangkat preferensi yang diakui syahnya menurut

aturan yang ada (Suhardjo, 1989). Dalam hal sikap terhadap makanan,

masih banyak terdapat pantangan, tahayul, tabu, dalam masyarakat

yang menyebabkan pengetahuan konsumsi makanan menjadi rendah

(Supariasa, 2001).

Suatu kebudayaan yang sudah turun-temurun akan sangat

mendarah daging dalam kehidupan seseorang sehingga berpengaruh

terhadap tindakan perilaku seseorang dari generasi ke generasi, baik

tertulis maupun lisan. Menurut Suhardjo (1989) ditemukan bahwa

keyakinan dan norma yang berlaku dimasyarakat dapat mempengaruhi

perilaku konsumsi masyarakat.

c. Tren makanan

Remaja khususnya mahasiswa menjalani kehidupan yang

sibuk. Banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan

akademik, bekerja, dan kegiatan lainnya setiap hari. Kegiatan ini,

dikombinasikan dengan peningkatan kebutuhan untuk kontak sosial

dan persetujuan teman dalam makanan, menyisakan sedikit waktu bagi

remaja untuk makan. Ngemil dan menundan makan yang biasa

dilakukan di kalangan remaja. Simpanan makanan ringan hingga 39%

dari asupan makanan sehari-hari di kalangan remaja, dengan 35% dari

kalori dan 43% dari gula yang disediakan oleh makanan ringan saja.

Data nasional menunjukkan bahwa proporsi kalori dan nutrisi dari

makanan yang dikonsumsi sebagai makanan ringan telah meningkat

Page 36: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

19

selama dekade terakhir. Ukuran rata-rata makanan ringan tetap kurang

lebih sama, namun jumlah makanan ringan yang dikonsumsi

meningkat, yang menyumbang asupan kalori meningkat. asupan kalori

meningkat dari makanan ringan telah sejajar dengan peningkatan

konsumsi makanan di luar rumah. Remaja mengkonsumsi proporsi

yang lebih besar dari kalori dari ngemil jauh dari rumah, sering di

restoran cepat saji (Brown et al., 2013).

Pilihan makanan yang dibuat oleh remaja saat ngemil

cenderung mendukung makanan tinggi gula, sodium, dan lemak

sementara relatif rendah vitamin dan mineral. Minuman ringan dan

makanan ringan yang paling sering dipilih remaja perempuan. Tren ini

menyebabkan keprihatinan yang signifikan karena tingginya konsumsi

minuman ringan dapat mengurangi konsumsi pilihan minuman sehat

yang rendah energi dan/atau lebih tinggi kalsium. Seiring waktu,

perubahan-perubahan dalam asupan gizi dapat menyebabkan

peningkatan risiko masalah kesehatan kronis seperti osteoporosis dan

obesitas (Brown et al., 2013).

d. Makanan cepat saji (fast food)

Produk makanan cepat saji dewasa ini beragam dan terus

berkembang sehubungan dengan pergeseran pola konsumsi

masyarakat. Produk makanan cepat saji menjadi populer karena

pelayanannya yang cepat, praktis, nyaman dan harganya yang relatif

terjangkau. Bagi masyarakat kota, khususnya mahasiswa makanan

cepat saji merupakan jawaban akan terbatasnya waktu dimana

Page 37: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

20

sebagaian besar mobilitas dilakukan diluar rumah sehingga tidak

punya waktu untuk makan didalam rumah (Khomsan, 2004).

Remaja rata-rata makan di sebuah restoran cepat saji dua kali

seminggu. Data dari NHANES 2003-2004 menemukan bahwa 59%

dari remaja usia 12-19 tahun yang disurvei makan makanan cepat saji,

setidaknya satu dari dua hari memakan makanan cepat saji. Makanan

cepat saji menyumbang 16% dari asupan energi untuk perempuan dan

17% untuk laki-laki dari total sampel dan hampir 50% dari total enegri

konsumsi sehari-hari berasal dari makanan cepat saji. Restoran cepat

saji adalah tempat-tempat makan favorit remaja karena mereka

menawarkan pengaturan informal dengan pilihan makanan murah.

Tempat ini juga memiliki persentase yang tinggi dari karyawan remaja,

sehingga meningkatkan nilai sosial mereka. Makan di restoran cepat

saji memiliki hubungan langsung dengan status gizi remaja. Fast food

memiliki ciri kandungan gizi tidak seimbang. Kebanyakan

mengandung kalori tinggi, tetapi sangat rendah serat vitamin, dan

mineral. Juga, tinggi kandungan lemak (termasuk kolesterol), gula dan

garam (Brown et al., 2013).

e. Makanan sekolah

Lokasi geografis yang berkontribusi terhadap ketersediaan

pangan dan biaya makanan (Dorothy, 2006 dalam Suswanti, 2013).

Pada penelitian Jago et al., (2007) menyebutkan bahwa lingkungan

fisik tempat tinggal orang dewasa dan kemudahan mencapai tempat

penjualan makanan mempunyai pengaruh terhadap konsumsi makan.

Page 38: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

21

Pada umumnya remaja menjalani kehidupan yang sibuk yang

banyak menghabiskan waktu disekolah. Sehingga peningkatan

kebutuhan sehari-hari harus mendapatkan perhatian khusus melalui

sekolah, namun kebanyakan sekolah menyisakan sedikit waktu bagi

remaja untuk makan (Brown et al., 2013). Padahal makan di sekolah

adalah salah satu cara yang lebih luas dalam memperbaiki keadaan gizi

seseorang. Lingkungan sekolah dapat memiliki dampak yang

signifikan pada pemilihan makanan remaja, karena 35% sampai 40%

dari total energi harian remaja dikonsumsi di sekolah (Dwyer J, 1995

dalam French et al., 2003). Menurut Mahan dan Escott-Stump (2008),

di Amerika Serikat, program penyelenggaraan makanan di sekolah

(The National School Lunch Program) sudah mulai dirintis sejak tahun

1946. Makanan yang disajikan dalam penyelenggaraan makan di

sekolah harus dapat menyumbang sepertiga dari total kebutuhan

energi.

Dalam penelitiannya Surjadi (2013) mengatakan bahwa

beberapa tipe penjual makanan dalam kampus antara lain restoran, dan

kantin dengan beberapa jenis makanan untuk mahasiswa dan penjajah

makanan di sekitar kampus. Salah satu faktor utama yang

memengaruhi perilaku konsumsi makanan mahasiswa keberadaan

restoran meningkatkan konsumsi makanan instan di antara mahasiswa.

Makanan dianggap sudah sehat bila makanan tersebut segar,

disiapkan hari itu juga, dan bersih, perlengkapan makan dan tempat

berjualan juga bersih, tidak ada lalat. Tidak ada perhatian terhadap

Page 39: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

22

kandungan gizi pada makanan yang dijual, yang penting enak dan

harga terjangkau. Harga makanan yang dijual oleh penjaja makanan

adalah yang paling murah dibandingkan dengan penjual makanan lain

di kampus (Surjadi, 2013).

Dibandingkan dengan lingkungan makanan lain seperti kantin

sekolah dan restoran-restoran makanan cepat saji, rumah adalah tempat

yang paling disukai untuk mengkonsumsi makanan sehat. Penelitian

yang dilakukan oleh Rathi et al., (2016) pada tiga puluh tujuh remaja

mengenai ketersediaan dan aksesibilitas makanan di lingkungan

rumah. Menurut tiga kepala sekolah dan 10 remaja, orang tua

membantu anak remaja mereka mengalami berbagai macam makanan

bergizi dengan berbelanja untuk dan menyiapkan makanan sehat bagi

mereka untuk makan. Selain itu, ia mengklaim bahwa makanan miskin

gizi jarang dibeli oleh orang tua.

f. Jumlah keluarga

Menurut BKKBN (1998), besar rumah tangga adalah jumlah

anggota keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak, dan anggota

keluarga lainnya yang tinggal bersama. Pada skala rumah tangga

tingkat konsumsi pangan ditentukan oleh adanya pangan yang cukup

dipengaruhi oleh kemampuan keluarga untuk memperoleh bahan yang

diperlukan, semakin besar jumlah keluarga pengeluaran untuk

konsumsi makanan lebih besar dari pada pengeluaran untuk non

pangan (Suhardjo, 1989).

Page 40: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

23

Sediaoetama (2009) menyebutkan keluarga dengan banyak

anak dan jarak kelahiran antar anak amat dekap akan menimbulkan

masalah. Dalam hal ini, jumlah keluarga akan mempengaruhi pola

pengalokasian pangan pada rumah tangga. menyebutkan semakin besar

jumlah anggota keluarga, maka alokasi pangan untuk individu akan

semakin berkurang.

Hasil penelitian Pratiwi (2006) dalam Agustiani (2011)

diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara keluarga

kecil dan besar terhadap perilaku konsumsi individu. Namun penelitian

Srimaryani (2010) dalam Agustiani (2011), diketahui bahwa ada

hubungan antara jumlah keluarga dengan perilaku konsumsi individu.

Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah anggota

keluarga maka akan semakin banyak pangan yang dikonsumsi dan

pembagian makanan dalam keluarga tersebut akan lebih sedikit

dibandingkan dengan yang jumlahnya sedikit.

g. Pengaruh orangtua

Orang tua merupakan salah satu pengaruh sosial yang penting

terhadap perilaku makan remaja. Keluarga tidak hanya menjadi

penyedia makanan tetapi juga berbagai penghubung perilaku melalui

makanan, preferensi makanan, dan pola makanan yang akan

berdampak pada kebiasaan makan seumur hidup (Brown et al., 2013).

Tetapi jika sudah dewasa mereka munjukkan kemandiriannya dan

dapat memilih makanan sekehendak mereka. Di zaman modern seperti

sekarang ini, orang tua memang telah menjadi manusia sibuk karena

Page 41: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

24

urusan diluar rumah tangga. Oleh karena itu pengaruh keluarga

terhadap perilaku makan mulai berkurang (Khomsan, 2004).

h. Lingkungan rumah

Perbedaan tempat tinggal juga mempengaruhi pilihan makanan.

Hal ini berhubungan dengan lokasi geografis yang berkontribusi

terhadap ketersediaan pangan dan biaya makanan (Dorothy, 2006

dalam Suswanti, 2013). Letak tempat tinggal juga berpengaruh

terhadap perilaku makan individu. Pada penelitian Jago et al., (2007)

menyebutkan bahwa lingkungan fisik tempat tinggal orang dewasa dan

kemudahan mencapai tempat penjualan makanan mempunyai

pengaruh terhadap konsumsi makan.

Menurut Surjadi (2013) pola makan mahasiswa yang tinggal

dengan orang tuanya didominasi terutama oleh pola makan

keluarganya, karena jumlah makanan yang dimakan dan makanan

mahasiswa tersebut selalu dijaga oleh ibu mereka. Sedangkan

mahasiswa yang tinggal jauh dari rumah (kost) memiliki pola makan

yang berbeda dengan ketika mereka tinggal di rumahnya, karena

mereka mempersiapkan makan sendiri, biasanya terlambat makan atau

di luar jadual kebiasaan karena waktu yang terbatas, dan harus

memperhitungkan uang yang mereka punya. Pilihan lainnya membeli

makanan di warung atau penjaja makanan.

i. Pengaruh teman

Makanan dapat dijadikan simbol dari penerimaan, kehangatan,

dan pertemanan dalam hubungan sosial. Remaja cenderung menerima

Page 42: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

25

makanan atau nasihat megenai makanan dari temen-teman atau orang

lain yang mereka percaya. Pengaruh teman pada masa remaja

sangatlah kuat. Perilaku remaja mulai banyak dipengaruhi oleh teman,

termasuk perilaku makan. Mereka mulai sering menghabiskan waktu

dengan teman dan cenderung berusaha untuk dapat diterima oleh

teman. Remaja berusaha keras untuk bisa sama dengan teman-teman

mereka dan membuat pilihan makanan berdasarkan pengaruh teman

sebayanya (Brown et al., 2013).

Dalam teori tumbuh kembang, mahasiswa berada pada tahap

awal transisi dewasa ataupun dalam tahap memasuki kedewasaan (usia

17-21) (Adriani dan Bambang, 2012). Dimana pada fase ini fisik

seseorang terus berkembang, demikian pula aspek sosial maupun

psikologisnya. Perubahan ini membuat seorang remaja mengalami

banyak ragam gaya hidup, perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam

menentukan makanan apa yang akan dikonsumsi (Khomsan, 2004).

Selama masa ini, pengaruh teman sebaya menjadi lebih kuat karena

teman sebaya menggantikan orang tua sebagai sumber utama dorongan

sosial dan teman sebaya dapat memberikan pengaruh negatif maupun

positif terhadap asupan makanan (Sharlin dan Sari, 2014). Penelitian

Fitzgerald et al., (2013) bahwa pengaruh teman sebaya sering dikritik

karena menanamkan kebiasaan makan yang buruk di kalangan orang

dewasa.

Dalam penelitian Savitri (2009), ditemukan bahwa teman

sebaya berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku konsumsi

Page 43: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

26

individu, yaitu dalam memilih jenis makanan. Kebiasaan pola makan

tersebut bukan anjuran atau dukungan dari teman sebaya, melainkan

dukungan dari keluarga ataupun diri sendiri (McLellan et al., 1999).

Menurut Khomsan (2004) juga mengatakan bahwa pemilihan

makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekedar

bersosialisasi, untuk kesenangan, dan supaya tidak kehilangan status.

Penelitian Rathi et al., (2016) yang mengatakan bahwa pengaruh

teman sebaya siswa SMA sering dipaksa untuk mengkonsumsi

makanan miskin zat gizi dan minuman bersoda. Temuan juga

didukung penelitian Rathi et al., (2016) yang dilakukan pada remaja

SMA perkotaan di India, hasil temuannya menunjukkan bahwa teman

sebaya memberikan pengaruh yang penting terhadap perilaku

konsumsi remaja. Didukung juga Amaliah (2006) dalam Sebayang

(2012) mengenai gambaran pola konsumsi makanan ditinjau dari

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) pada remaja yang ada di

SMP Labschool Kebayoran Baru, bahwa sebanyak 67,9% siswa

mendapat pengaruh teman sebaya yang kuat dan tidak sesuai dengan

PUGS.

2. Faktor Individu

Faktor internal/individu merupakan sesuatu yang ada didalam

tubuh seseorang dan bersifat menetap.

a. Body Image/Citra tubuh

Remaja adalah golongan individu yang sedang mencari

identitas diri, mereka suka ikut-ikutan, dan terkagum-kagum pada

Page 44: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

27

idola yang berpenampilan menarik. Banyak remaja sering merasa tidak

puas dengan penampilan dirinya. Apalagi kalau sudah menyangkut

body image atau citra tubuh (Khomsan, 2004). Body image atau citra

tubuh adalah gambaran seseorang mengenai bentuk dan ukuran

tubuhnya sendiri. Apabila harapan tersebut tidak sesuai dengan kondisi

tubuh aktualnya, maka hal ini dianggap sebagai body image yang

negatif (Germov & Williams, 2005 dalam Savitri, 2015).

Hasil penelitian Kusumajaya et al., (2008) menjelaskan bahwa

persepsi remaja terhadap body image dapat menentukan pola makan

serta status gizinya. Remaja yang mempunyai perilaku makan negatif

dikaitkan dengan citra tubuh yang dimiliki. Individu merasa tidak puas

dengan penampilan dirinya sendiri. Remaja cenderung menginginkan

penampilan yang ideal seperti bintang film, penyanyi dan model.

Remaja putri telah mempunyai tubuh ideal namun mereka

cenderung menilai ukuran tubuhnya lebih besar dari ukuran yang

sebenarnya (Grogan, 2008). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Kusumajaya et al., (2008) yang mengatakan bahwa persepsi

remaja terhadap body image dapat menentukan pola makan serta status

gizinya. Asupan makanan yang kurang dari kebutuhan akan

menyebabkan tubuh menjadi kurus, sedangkan asupan makanan yang

lebih dari kebutuhan akan menyebabkan kelebihan berat badan atau

overweight (Siregar, 2013).

Selain itu, suatu studi di AS mengenai body image para remaja

menunjukkan hasil yang menggelikan. Hampir 70% remaja wanita

Page 45: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

28

yang diteliti mengungkapkan keinginan mereka untuk mengurangi

berat badannya karena merasa kurang langsing. Padahal hanya 15% di

antara mereka yang menderita obesitas (kegemukan). Sebaliknya

remaja pria, mereka (59%) menginginkan tubuh yang berisi karena

merasa dirinya kerempeng, meskipun hanya 25% yang benar-benar

kerempeng (Khomsan, 2004).

b. Konsep diri

Konsep diri akan mempengaruhi penilaian terhadap diri sendiri.

Bila seseorang menilai diri sendiri positif, maka seseorang akan

memasuki dunia dengan harga diri yang positif dan penuh percaya diri.

Bila terjadi distorsi atau perubahan dalam citra tubuh seseorang, maka

konsep dirinya akan berubah dan akan mempengaruhi perilaku

konsumsi individu tersebut. Penelitian Handayani (2009) mengatakan

bahwa konsep diri berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku

konsumsi individu, yaitu dengan semakin baik konsep diri seseorang,

maka akan baik perilaku konsumsi orang tersebut.

c. Preferensi makanan

Kesukaan/preferensi makanan merupakan tindakan atau ukuran

suka atau tidak sukanya terhadap suatu jenis makanan (Suhardjo,

1989). Menurut Krølner dkk., (2011) hampir di seluruh negara

beranggapan bahwa rasa dan kesukaan terhadap suatu makanan

sangatlah penting hubungannya dengan perilaku konsumsi seseorang.

Selain itu, menurut Park et al., (2015) mengatakan bahwa preferensi

Page 46: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

29

makanan memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan

pola makan/kebiasaan makan.

Suatu makanan dianggap memenuhi selera atau tidak,

tergantung tidak hanya pada pengaruh sosial dan budaya tetapi juga

dari sifat fisiknya. Reaksi indera rasa terhadap makanan sangat

berbeda dari orang ke orang seperti bau, tekstur, dan suhu. Selain

pengaruh indera terhadap pemilihan makanan, kesukaan pangan

pribadi makin terpengaruh oleh pendekatan melalui media massa

seperti radio, televisi, pamflet, iklan, dan bentuk media massa lainnya

(Harper et al., 1986). Oleh karena itu, pengalaman indrawi adalah

alasan utama bagi seseorang untuk suka atau tidak suka terhadap

makanan. Atribut sensori (rasa, warna/penampilan, tekstur dan bentuk)

dapat berkontribusi dalam preferensi makanan individu.

Menurut teori Randall dan Sanjur (1981) dalam Sijtsema et al.,

(2002) faktor asupan makanan dipengaruhi oleh preferensi makanan.

Preferensi sering digunakan untuk merujuk pada penilaian afektif

(menyukai/tidak menyukai) dari jenis makanan. Terdapat aspek dalam

mempengaruhi preferensi makanan yaitu karakteristik makanan yang

terdiri dari rasa, penampilan, tekstur, harga, tipe makanan, dan

kombinasi makanan.

Rasa adalah jumlah dari semua rangsangan sensorik yang

dihasilkan oleh konsumsi makanan. Sehingga, rasa merupakan salah

satu komponen penting dalam preferensi makanan. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian bahwa seluruh informan baik informan dengan

Page 47: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

30

pola makan cukup, kurang, dan lebih mempertimbangkan rasa dalam

memilih makanan. Sesuai pula dengan penelitian Suswanti (2013)

bahwa sebanyak 175 (96,7%) responden menganggap bawah variabel

rasa sangat penting dalam memilih makanan.

Selain rasa, makanan yang beraneka warna, bentuk-bentuk

yang menarik dan kemasan dengan warna cerah merupakan faktor

penampilan makanan yang disukai anak-anak (Gilbert, 2006 dalam

(Khoirina et al., 2015). Tidak hanya rasa yang mempengaruhi

pemilihan makanan tetapi juga bau, penampilan dan tekstur makanan.

Tekstur makanan juga merupakan komponen yang turut menentukan

cita rasa makanan karena sensitivitas panca indera rasa dipengaruhi

oleh konsistensi makanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suswanti

(2013) mengatakan bahwa seseorang cenderung berpikir bahwa

makanan dengan tekstur keras atau kasar mengandung kalori lebih

sedikit daripada makanan yang kenyal dan lembut.

Begitupun dengan harga, teori ekonomi mengasumsikan bahwa

perbedaan relatif pada harga sebagian dapat menjelaskan perbedaan

antara individu dalam hal pilihan makanan dan perilaku diet (Jones dan

Bartlett, 2011). Selain itu, biaya makanan adalah penentu utama

pilihan makanan, apakah biaya mahal tergantung fundamental pada

pendapatan sesseorang dan status sosial ekonomi. Sejalan dengan

penelitian Suswanti (2013) yang mengatakan bahwa harga merupakan

hal yang penting dalam memilih makanan.

Page 48: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

31

Tipe makanan atau jenis makanan merupakan komponen utama

selain rasa yang mempengaruhi preferensi makanan. Berdasarkan hasil

penelitian Tiyas (2009) menyatakan bahwa preferensi terhadap jenis

makanan sumber protein hewani hampir semua jenis pangan hewani

disukai terutama olahan yang digoreng.

Kombinasi makanan itu sangat penting, makanan yang

disajikan dalam susunan menu yang sama tetapi penyajiannya berbeda

akan dapat merubah penilaian preferensi seseorang untuk suatu jenis

makanan tertentu (Suhardjo, 1989). Remaja tidak mengkonsumsi

sejumlah sajian buah, sayur, dan produk susu yang direkomendasikan,

dan mereka mengkonsumsi gula tambahan (Xie et al., 2003). Selain

itu, pada studi yang dilakukan terhadap 18.000 remaja yang

berpartisipasi dalam National Longitudinal Study of Adolescent

Health, banyak remaja tidak memakanan jumlah sajian minimal

sayuran yang direkomendasikan (77%), buah (55%), dan produk susu

(47%) (Videon dan Manning, 2003). Sesuai dengan pesan gizi

seimbang bahwa kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi

dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin

beragam jenis pangan yang dikonsumsi semakin mudah untuk

memenuhi kebutuhan gizi (Kemenkes RI, 2014).

d. Praktek dan keterampilan yang berhubungan dengan makanan

Konsumsi makan seseorang tergantung dari masakan yang

dimasak, hal ini berarti dibutuhkannya keterampilan memasak yang

baik. Dengan keterampilan masak yang baik maka pemilihan bahan

Page 49: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

32

makanan dan pengolahan makanan yang baik dapat meningkatkan

selera orang yang akan memakannya. Dalam rumah tangga

keterampilan masak seorang ibu sangat diperlukan agar anak-anaknya

dapat mengkonsumsi makanan yang disediakan dengan baik.

Sedangkan untuk orang-orang yang berada di luar rumah seperti

pondok pesantren, kost dan sebagainya tergantung kepada juru masak

(Moehyi, 1992).

e. Status pubertas dan pertumbuhan

Pubertas merupakan salah satu periode dalam proses

pematangan seksual dengan hasil tercapainya kemampuan reproduksi.

Pubertas ditandai dengan munculnya karateristik seks sekunder dan

diakhiri dengan datangnya menars pada anak perempuan dan

lengkapnya perkembangan genital pada anak laki-laki (Lee PA, 1996

dalam Azwar, 2003). Usia awal pubertas pada anak laki-laki berkisar

antara 12-16 tahun dan perempuan berkisar 10-14 tahun (Brown et al.,

2013). Pubertas adalah bagian dari proses pertumbuhan anak dan

remaja. Status pubertas termasuk bagian pemeriksaan fisik yang harus

diperiksa pada anak dan remaja (Pulungan, 2013). Menurut Amelia

dkk., (2010) remaja dengan riwayat gizi buruk waktu usia dini dapat

mengejar ketertinggalan pertumbuhan linear hanya 32,3% pada remaja

laki-laki dan 23,4% pada remaja perempuan.

Proses menjadi dewasa akan dilakui setiap anak dalam

pertumbuhannya, meliputi berbagai aspek diantranya aspek hormonal,

aspek fisik, dan aspek psikososial. Secara psikososial, pertumbuhan

Page 50: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

33

pada masa remaja (adolescent) dibagi dalam tiga tahap yaitu early (11-

14 tahun), middle (15-17 tahun), dan late adolescent (18-21 tahun)

dengan karakteristiknya masing-masing (Batubara, 2010).

Mahasiswa dikategorikan sebagai remaja akhir menuju masa

dewasa atau late adolescent. Masa remaja akhir ditandai dengan

perkembangan identitas pribadi dan keyakinan moral individual.

Pertumbuhan fisik dan masalah citra tubuh yang kurang lazim. Remaja

yang lebih tua menjadi lebih percaya diri dalam karena kemampuan

mereka untuk menangani situasi sosial yang semakin canggih, yang

disertai dengan penurunan perilaku impulsif dan tekanan teman

sebaya. Remaja semakin tidak tergantung pada orang tua. Hubungan

dengan satu individu menjadi lebih berpengaruh (Brown et al., 2013).

f. Kebutuhan fisiologis

Orang dewasa, orang lanjut usia dan anak-anak serta bayi

membutuhkan zat gizi dalam jumlah yang berbeda, begitu pula dengan

macam makanan yang sebaiknya diberikan (Apriadji, 1986). Hal

tersebut menyebabkan tingkat kebutuhan gizi setiap individu berbeda.

Kebutuhan fisiologis tubuh berperan dalam menentukan perilaku

konsumsi individu dan pemilihan makanan apa saja yang dikonsumsi

(Harper et al., 1986).

g. Status kesehatan

Definisi Sehat menurut WHO 1990 yaitu keadaan sejahtera

secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau

kecacatan. Sedangkan berdasarkan UU Kesehatan No.23 tahun 1992,

Page 51: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

34

kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan

ekonomi. Kebutuhan gizi antara orang sehat dan orang sakit, apalagi

yang baru sembuh dari sakit berat, tidak bisa disamakan. Sel-sel tubuh

orang sakit sebagian telah mengalami kerusakan dan perlu digantikan,

karena itu orang tersebut membutuhkan zat gizi lebih banyak dari

biasanya. Selain untuk membangun kembali sel-sel tubuh yang rusak,

kelebihan gizi itu diperlukan untuk memulihkan tenaga (Apriadji,

1986).

3. Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan interaksi secara tidak langsung antara

faktor lingkungan dan individu yang dapat mempengaruhi perilaku

makanan remaja (Brown et al., 2013). Gaya hidup dipengaruhi oleh

beragam hal yang terjadi didalam keluarga atau rumah tangga. Keluarga

merupakan faktor utama dalam pembentukan gaya hidup terkait pola

makan dan juga dalam pembinaan kesehatan keluarga. Tetapi gaya hidup

modern akan terbiasa mengkonsumsi makanan dengan harga mahal,

sedangkan orang kelas menengah kebawah atau orang miskin tidak

sanggup membeli makanan jadi, daging, buah, dan sayuran yang mahal,

karena dipengaruhi gaya hidup sederhana (Suhardjo, 1989).

D. Pengukuran Konsumsi Makan

Penilaian konsumsi pangan bertujuan untuk mengetahui kebisaan

makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada

Page 52: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

35

tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut (Supariasa, 2001). Secara

garis besar penilaian konsumsi makanan dibagi mejadi tiga jenis metode

berdasarkan jenis data yang diperoleh, yaitu metode kualitatif, metode

kuantitatif, dan metode kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan penilaian

konsumsi makanan berdasarkan sasaran pengamatan atau pengguna dibagi

menjadi tiga tingkat, yaitu tingkat nasional, rumah tangga dan individu atau

perorangan (Supariasa, 2001).

Masing-masing metode pengukuran konsumsi mempunya kelebihan

dan kelemahan, sehingga tidak ada satu metode yang paling sempurna.

Pemilihan metode yang sesuai ditentukan oleh beberapa faktor seperti tujuan

penelitian, jumlah responden yang diteliti, umur dan jenis kelamin responden,

ketersediaan dana dan tenaga, kemampuan tenaga pengumpul data, pendidikan

responden, bahasa yang dipergunakan oleh responden, dan pertimbangan

logistik pengumpul data (Supariasa, 2001).

Berdasarkan hal-hal tersebut, metode yang digunakan dalam

penenlitian ini adalah metode frekuensi makanan (Food Frequency

Questionnaire). Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data

tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi

selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun. Kuesioner

frekuensi makanan memuat tentang daftar makanan dan frekuensi penggunaan

makanan tersebut pada periode tertentu. Bahan makanan yang ada dalam

daftar kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup

sering oleh responden (Supariasa, 2001). Pemilihan urutan waktu konsumsi

Page 53: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

36

dalam FFQ biasanya bersifat umum, misalnya sering, kadang-kadang, dan

tidak pernah dan biasanya juga digambarkan dengan hitungan hari yang lebih

spesifik dalam rentan waktu mingguan ataupun bulanan (Gibson, 2005).

Food Frequency Questionnaire (FFQ) ada yang bersifat kualitatif dan

semi kualitatif. Lembar FFQ kualitatif berisikan daftar nama makanan atau

kelompok makanan dan pilihan waktu konsumsi responden yang dapat dilihat

dengan keterangan sering, kadang-kadang, dan tidak pernah ataupun hitungan

hari. Sedangkan FFQ semi kuantitatif adalah lembar FFQ kualitatif yang

ditambahkan dengan ukuran rumah tangga (URT) atau jumlah per jenis

makanan sehingga dapat dihitung asupan per zat gizinya (Gibson, 2005).

E. Kerangka Teori

Pola makan pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor

internal dan eksternal. Faktor internal/individu merupakan sesuatu yang ada di

dalam tubuh seseorang dan bersifat menetap seperti sikap, keyakinan,

preferensi makanan, dan perubahan biologis. Faktor eksternal/lingkungan

adalah faktor dari luar tubuh seseorang, diantaranya meliputi lingkungan

sosial secara langsung seperti keluarga, teman, dan faktor-faktor lain seperti

gerai makanan cepat saji, dan norma-norma sosial dan budaya (Brown et al.,

2013). Kerangka teori tersebut disajikan pada Bagan 2.1.

Page 54: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

37

Lingkungan

Lingkungan Mikro

Daerah asal

Nilai dan norma-norma

sosial budaya

Tren makanan

Makanan cepat saji (fast

food)

Makanan sekolah

Sosial Lingkungan

Jumlah keluarga

Pengaruh orangtua

Pola makan keluarga

Lingkungan rumah

Pengaruh teman

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Kerangka Teori Brown et al., (2013)

Individu

Kognitif

Kesehatan pribadi

Keyakinan

Citra tubuh

Konsep diri

Perilaku

Preferensi makanan

Keterampilan yang

berhubungan dengan

makanan

Praktek makan

Biologis

Status pubertas

Pertumbuhan

Kebutuhan

fisiologis

Status

kesehatan

Gaya Hidup

Pola Makan Status Gizi

Page 55: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

38

BAB III

KERANGKA PIKIR, DEFINISI OPERASIONAL & DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Pikir

Kerangka pikir penelitian ini mengacu kepada kerangka teori Brown et

al., (2013). Variabel yang akan diteliti yaitu faktor lingkungan (daerah asal,

tempat tinggal, sumber pangan, dan pengaruh teman) dan faktor individu

(preferensi makanan dan citra tubuh). Ada beberapa variabel tidak diteliti

dikarenakan adanya keterbatasan dalam penelitian ini. Variabel-variabel

tersebut antara lain:

1. Jumlah keluarga, pengaruh orangtua dan pola makan keluarga karena

penelitian ini cross sectional artinya peniliti hanya menilai pada saat itu

juga, sementara responden dalam penelitian ini mahasiswa dimana

terdapat mahasiswa yang ngekost/tidak tinggal bersama keluarga maka

dari itu variabel ini tidak diikutsertakan.

2. Nilai dan norma-norma sosial budaya karena meskipun berasal dari

budaya yang berbeda-beda tetapi dianggap homogen yaitu sosial

budayanya merupakan masyarakat perkotaan.

3. Keyakinan karena semua responden beragama islam.

4. Konsep diri karena sudah terwakili oleh penilaian variabel body

image/citra tubuh.

5. Praktek & keterampilan yang berhubungan dengan makanan karena

indikator untuk menentukan seseorang terampil atau tidaknya dalam

Page 56: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

39

memasak sangat komplek seperti kegiatan dari mulai mempersiapkan

bahan, peralatan yang digunakan, proses pengolahan sampai bahan

makanan tersebut siap untuk dimakan, sehingga peneliti memiliki

keterbatasan untuk meneliti hal tersebut.

6. Status kesehatan karena pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya

tidak ada berkaitannya dengan pola makan.

7. Status pubertas & pertumbuhan karena masa pubertas dan pertumbuhan

terjadi di usia 10-12 tahun untuk perempuan, 12-14 tahun untuk laki-laki,

dan status pubertas pada umur 16 tahun, sedangkan responden pada

penelitian ini rentang usia 18-20 tahun.

8. Kebutuhan fisiologis karena sasaran responden semua sama dengan usia

yang sama yang membutuhkan zat gizi dalam jumlah yang sama jadi tidak

adanya perbedaan kebutuhan fisiologis.

Adapun kerangka pikir yang diajukan dalam penelitian ini disajikan

pada Bagan 3.1.

Bagan 3.1 Kerangka Pikir

Faktor Lingkungan :

1. Daerah asal

2. Tempat tinggal

3. Sumber pangan

4. Pengaruh teman

Pola Makan

Faktor Individu :

1. Preferensi makanan

2. Citra tubuh

Page 57: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

40

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Pola makan Kesesuiaian jenis makanan dan

porsi yang dikonsumsi setiap hari

atau setiap kali makan oleh

responden yang terdiri dari jenis

makanan pokok, lauk-pauk

(protein hewani-protein nabati),

sayur dan buah dibandingkan

dengan Pedoman Gizi Seimbang

(PGS)

Angket FFQ 0. Kurang, jika konsumsi

makanan pokok <8

porsi/hari untuk laki-laki

dan <5 porsi/hari untuk

perempuan, lauk <3

porsi/hari, pauk <3

porsi/hari, sayur <3

porsi/hari, dan buah <5

porsi/hari.

1. Lebih, jika konsumsi

makanan pokok >8

porsi/hari untuk laki-laki

dan >5 porsi/hari untuk

perempuan, lauk >3

Ordinal

Page 58: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

41

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

porsi/hari, pauk >3

porsi/hari, sayur >3

porsi/hari, dan buah >5

porsi/hari.

2. Cukup, jika konsumsi

makanan pokok 8

porsi/hari untuk laki-laki

dan 5 porsi/hari untuk

perempuan, lauk 3

porsi/hari, pauk 3

porsi/hari, sayur 3

porsi/hari, dan buah 5

porsi/hari.

(Kemenkes RI, 2014)

Daerah asal

Daerah asal mahasiswa Angket Kuesioner 0. Bukan perantauan

1. Perantauan

Nominal

Tempat tinggal Keberadaan tinggal responden

selama kuliah

Angket Kuesioner 0. Tinggal bersama

keluarga/dirumah

1. Tidak tinggal bersama

Nominal

Page 59: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

42

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

keluarga/kost

(Suci, 2011)

Sumber pangan Tempat atau lokasi untuk

mengakses makanan yang biasa

dimakan oleh responden.

Angket Kuesioner 0. Rumah

1. Sekitar kampus

2. Sekitar kost

Nominal

Page 60: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

43

C. Definisi Istilah

Tabel 3.2 Definisi Istilah

Istilah Definisi Alat Ukur Cara Ukur

Pengaruh

Teman

Kebiasaan pola makan sehar (di rumah

maupun kebiasaan makan di luar rumah)

dan perngaruh teman terhadap pola makan

informan

Panduan

wawancara

FGD

Preferensi

Makan

Pemilihan makanan (rasa suka atau tidak

suka) setiap kali makan, dilihat dari aspek

rasa, penampilan, tekstur, harga, jenis

makanan, dan kombinasi makanan.

Panduan

wawancara

FGD

Citra Tubuh Persepsi informan terhadap body

image/citra tubuh yang dimiliki, apakah

dapat menentukan dan mempengaruhi pola

makan informan.

Panduan

wawancara

FGD

Page 61: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

44

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi deskripsi yang

menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan

kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data deskripsi

pola makan, daerah asal, tempat tinggal, dan sumber pangan. Pendekatan

kualitatif digunakan untuk mengeksplor informasi mengenai pola makan

berdasarkan pengaruh teman, preferensi makan, dan citra tubuh.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei

sampai Juli 2016.

C. Populasi dan Informan Penelitian

1. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

berstatus aktif sebagai mahasiswa angkatan 2014 dan 2015. Sampel pada

penelitian ini adalah total populasi yang terdiri dari empat Program Studi

yaitu Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Ilmu Keperawatan, dan Pendidikan

Dokter yang berjumlah 650 mahasiswa.

Page 62: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

45

2. Informan

Informan sebagai informasi dalam penelitian kualitatif, berjumlah

21 orang. Pemilihan informan ini dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling (non probability) yaitu pengambilan sampel yang

bersifat tidak acak dan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tertentu dengan menggunakan prinsip kesesuain

(appropriateness) dan kecukupan (adequacy). Prinsip kesesuaian berarti

informan dipilih berdasarkan daerah asal, tempat tinggal, dan sumber

pangan informan yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu mahasiswa

yang memiliki pola makan yang cukup, kurang, dan lebih dari standar

Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dari berbagai Program Studi (Kesehatan

Masyarakat, Farmasi, Ilmu Keperawatan, dan Pendidikan Dokter), serta

berstatus aktif sebagai mahasiswa angkatan 2014-2015. Sedangkan prinsip

kecukupan diartikan data/informasi yang diperoleh dari informan

diharapkan dapat menggambarkan fenomena yang berkaitan dengan topik

penelitian, yaitu pola makan pada mahasiswa. (Lampiran 1).

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh 8 orang mahasiswa peminatan Gizi

Kesehatan Masyarakat yang telah memiliki keterampilan dalam pengumpulan

data di bidang gizi. Tiap dua enumerator memantau pengisian lembar FFQ

untuk masing-masing satu program studi. Pengumpulan data dalam penelitian

ini, meliputi instrumen yang digunakan dalam penelitian dan sumber serta

cara pengumpulan data.

Page 63: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

46

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

kuesioner, FFQ, dan panduan wawancara. Berikut ini penjelasan tentang

instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian :

a. Kuantitatif

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan Food

Frequency Questionnaire (FFQ).

1) Kuesioner

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini untuk

menanyakan kepada responden penelitian yaitu seluruh mahasiswa

FKIK angkatan 2014 dan 2-15 mengenai data daerah asal, tempat

tinggal, dan sumber pangan. Kuesioner terdiri dari 3 pertanyaan

tentang identitas responden, 1 pertanyaan tentang daerah asal, 1

pertanyaan tentang tempat tinggal, dan 5 pertanyaan tentang

sumber pangan.

2) Food Frequency Questionnaire (FFQ)

FFQ atau Food Frequency Questionnaire digunakan untuk

mengetahui gambaran frekuensi porsi pola makan responden. FFQ

bersifat semi kualitatif terbuka dimana responden menuliskan

sendiri berapa kali frekuensi kebiasaan pola makan responden.

Responden mengisi dengan cara memilih salah satu kolom

frekuensi pada setiap jenis makanan, apakah 1 kali perhari, 2x3

kali per hari, lebih dari 3x per hari, 1-4 kali perminggu, 1-3 kali

perbulan, dan tidak pernah serta mengisi porsi yang biasa dimakan

Page 64: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

47

dalam satuan Ukuran Rumah Tangga (URT). Bahan makanan yang

ada dalam daftar kuesioner FFQ adalah jenis makanan yang

dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden dan

jenis makanan tersebut yang ada di lingkungan kampus dan kost.

Untuk melihat gambaran frekuensi, data yang digunakan berupa

distribusi responden menurut kebiasaan mengkonsumsi untuk per

hari.

b. Kualitatif

Instrumen penelitian ini adalah panduan wawancara yang

digunakan untuk mengkplor pola makan berdasarkan pengaruh teman,

preferensi makanan, dan citra tubuh. Peneliti akan melakukan probing

pada poin-poin pertanyaan saat mewawancarai informan untuk

memperoleh informasi secara mendalam yang dilengkapi dengan alat

perekam suara dan pencatat selama proses Fokus Grup Diskusi (FGD).

2. Sumber dan Cara Pengumpulan Data

a. Data primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari

mahasiswa yang menjadi responden atau informan penelitian. Proses

pengumpulan data ini dibantu oleh enam enumerator penelitian.

Enumerator penelitian merupakan mahasiswa kesehatan masyarakat

yang telah mendapatkan mata kuliah Metodologi Penelitian dan

Penilaian Status Gizi, khususnya mempelajari survei konsumsi

makanan.

Page 65: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

48

Data primer yang dikumpulkan terdiri dari data identitas

responden, pola makan, daerah asal, tempat tinggal dan sumber pangan

secara kuantitatif dengan responden seluruh mahasiswa FKIK

angkatan 2014 dan 2015. Sedangkan untuk data pengaruh teman,

preferensi makan dan citra tubuh didapatkan secara kualitatif untuk

mengeksplor pola makan berdasarkan variabel tersebut. Proses

pengumpulan data primer adalah sebagai berikut:

1) Data pola makan mahasiswa diperoleh menggunakan lembar Food

Frequency Questionnaire (FFQ) selama satu bulan terakhir dengan

cara: responden diminta untuk memberikan tanda silang (x) pada

daftar makanan yang tersedia pada lembar Food Frequency

Questionnaire (FFQ) mengenai frekuensi makannya dan ukuran

porsinya dalam satuan rumah tangga (URT).

2) Data daerah asal, tempat tinggal, dan sumber pangan diperoleh

dengan membagikan kuesioner kepada seluruh responden yang

menjadi sampel penelitian (total populasi). Sebelum responden

mengisi kuesioner, peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner.

Selanjutnya kuesioner diisi sendiri oleh responden. Setelah mengisi

kuesioner, responden diminta untuk mengumpulkan kuesioner

tersebut.

3) Data pengaruh teman, preferensi makanan, dan citra tubuh

diperoleh secara kualitatif dengan menggunakan teknik Fokus

Grup Diskusi (FGD). FGD dilakukan pada dua puluh satu orang

mahasiswa dari angkatan 2014-2015 dengan program studi yang

Page 66: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

49

berbeda. FGD dilakukan tiga kali yang masing-masing melibatkan

tujuh orang mahasiswa. Semua FGD dilakukan setelah selesai

kuliah, yaitu ba’da ashar. Proses FGD adalah sebagai berikut:

a) FGD I merupakan kelompok informan dengan pola makan

cukup, dilakukan pada tanggal 15 Juni 2016, FGD dilakukan

pada tempat FGD dikoridor kampus lantai 3.

b) FGD II merupakan kelompok informan dengan pola makan

kurang, dilakukan pada tanggal yang sama yaitu 15 Juni 2016,

tempat FGD dikooridor kampus lantai 2.

c) FGD III merupakan kelompok informan dengan pola makan

lebih, dilakukan pada tanggal 26 Juli 2016.

FGD dilakukan untuk mendapatkan informasi yang

beragam dari masing-masing kelompok informan mengenai

pengaruh teman, preferensi makanan, dan citra tubuh. FGD terdiri

dari dua puluh satu orang yang terdiri 16 orang perempuan dan 5

orang laki-laki serta seorang moderator yaitu peneliti dan dua

teman gizi serta seorang tiga notulen untuk mencatat pernyataan

dari informan.

Tabel 4.1 Teknik Pengumpulan Data

Informan FGD

Pola makan mahasiswa:

- Cukup

- Kurang

- Lebih

7 orang

7 orang

7 orang

Page 67: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

50

b. Data sekunder

Data sekunder yang diperoleh adalah data mengenai profil dan

jumlah mahasiswa angkatan 2014 dan 2015 yang diperoleh dari bagian

akademik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

E. Pengolahan Data

Pengolahan data primer dari variabel-variabel yang diteliti selanjutnya

dilakukan analisis data sebagai berikut :

1. Data pola makan

Variabel pola makan dalam penelitian ini terdiri dari 3 kategori

yaitu kurang diberi kode “0”, lebih diberi kode “1”, dan cukup diberi kode

“2”. Dikatakan kurang jika konsumsi makanan pokok <8 porsi/hari untuk

laki-laki dan <5 porsi/hari untuk perempuan, lauk, pauk, sayur <3

porsi/hari, dan buah <5 porsi/hari. Dikatakan lebih jika konsumsi makanan

pokok >8 porsi/hari untuk laki-laki dan >5 porsi/hari untuk perempuan,

lauk, pauk, sayur >3 porsi/hari, dan buah >5 porsi/hari. Sedangkan

dikatakan cukup jika konsumsi makanan pokok 8 porsi/hari untuk laki-laki

dan 5 porsi/hari untuk perempuan, lauk, pauk, sayur 3 porsi/hari, dan buah

5 porsi/hari. Untuk mendapatkan data kategori pola makan, data FFQ yang

ada perlu diolah lebih lanjut dengan cara mengubah setiap frekuensi

konsumsi ke dalam satuan hari terlebih dahulu.

Contoh : mahasiswa A biasa mengkonsumsi nasi 1 kali per hari sebanyak

2 centong (200gr), roti 1-3 kali per bulan sebanyak 2 slice (70gr), dan

Page 68: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

51

biskuit 1-4 kali per minggu sebanyak 2 buah (20gr), maka nilainya

menjadi :

Nasi : 1/1 hari = 1 kali per hari, kemudian dikalikan banyak porsi yang

dikonsumsi (200gr)

Roti : 2/30 hari = 0,07 kali per hari, , kemudian dikalikan banyak porsi

yang dikonsumsi (70gr)

Biskuit : 3/7 hari = 0,43 kali per hari, kemudian dikalikan banyak porsi

yang dikonsumsi (20gr)

Nilai tersebut kemudian dijumlahkan, sehingga didapat hasil = 2

porsi per hari. Dengan demikian mahasiswa A memiliki kebiasaan

mengkonsumsi jenis makanan pokok 2 porsi per hari dan diberi kode “0”,

begitupun untuk kelompok jenis makanan lauk, pauk, sayur dan buah.

Contoh entry data untuk pengolahan FFQ yang disajikan pada Gambar

4.1.

Gambar 4.1 Contoh entry data FFQ

Kebiasaan pola makan cukup jika responden memiliki hasil

konsumsi kelima kelompok jenis makanan dan porsi yang cukup. Pola

makan yang kurang, jika responden memiliki hasil pola makan yang

Page 69: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

52

kurang dari anjuran. Sedangkan pola makan yang lebih, jika responden

memiliki hasil pola makan yang lebih dari anjuran.

2. Data daerah asal, tempat tinggal dan sumber pangan

Untuk variabel daerah asal, tempat tinggal, dan sumber pangan

diperoleh dari hasil kuesioner. Setelah itu dilakukan pengkodean data

masing-masing variabel untuk memudahkan proses memasukkan ke

software komputer, pengkodean data tersebut sebagai berikut :

a. Daerah asal: bukan perantauan diberi kode “0” dan perantauan diberi

kode “1”

b. Tempat tinggal: tinggal bersama keluarga/di rumah diberi kode “0”

dan tidak tinggal bersama keluarga/kost diberi kode “1”

c. Sumber pangan: rumah diberi kode “0”, sekitar kampus diberi kode

“1”, dan sekitar kost diberi kode “3”

Setelah pengkodean data, maka dilakukan entry data yaitu proses

memasukkan data berupa kode jawaban responden ke dalam kolom

template yang telah dibuat. Selanjutnya, data yang telah di entry dicek

kembali untuk memastikan bahwa data tersebut bersih dari kesalahan.

Dengan demikian data tersebut benar-benar siap untuk dianalisis.

3. Data pengaruh teman, preferensi makan, dan citra tubuh

Untuk variabel pengaruh teman, preferensi makanan, dan citra

tubuh diperoleh secara kualitatif dengan menggunakan teknik Fokus Grup

Diskusi (FGD). Tahap pengolahan data kualitatif sebagai berikut :

Page 70: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

53

a. Hasil wawancara dicatat kembali, berdasarkan rekaman yang diperoleh

pada saat FGD (Fokus Group Diskusi) ke dalam bentuk tulisan

(transkip).

b. Membuat kategori data sesuai dengan variabel penelitian.

c. Menyajikan ringkasan data dan interpretasinya dalam bentuk matriks.

d. Menganalisa faktor-faktor serta menghubungkan dengan teori yang

ada.

F. Validitas Data

Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari lembar Food Frequency

Questionnaire (FFQ) dan kuesioner. FFQ digunakan untuk mendapatkan data

variabel dependen sedangkan kuesioner digunakan untuk mendapatkan data

variabel independen. Uji coba instrumen dilakukan kepada 30 mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) di Universitas Muhammadiyah

Jakarta (UMJ). Universitas tersebut merupakan salah satu universitas yang

lokasinya berdekatan dengan lokasi penelitian yaitu Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu,

diharapkan mahasiswa FKK UMJ memiliki karakteristik yang hampir sama

dengan mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Validitas Data Kuantitatif

Uji validitas dilakukan agar diketahui sejauh mana ketepatan yang

terjadi di lapangan atau tempat penelitian sesuai dengan fungsinya (Lapau,

2013). Pada penelitian ini, lembar FFQ dan kuesioner dengan variabel

daerah asal, tempat tinggal dan sumber pangan tidak dilakukan uji validasi

Page 71: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

54

dengan menggunakan program statistik tetapi dilakukan dengan uji

empiris atau uji validitas yang berhubungan dengan kriteria, jika

mahasiswa dari FKK UMJ bisa menjawab pertanyaan FFQ, daerah asal,

tempat tinggal dan sumber pangan dengan benar dan mudah atau dianggap

dapat digunakan, tidak mengalami kebingungan atau bertanya ketika

pengisian kuesioner dan FFQ, maka dinyatakan lulus uji validitas

empiris/kriteria, sehingga lembar FFQ dan pertanyaan pada kuesioner

daerah asal, tempat tinggal dan sumber pangan dengan mudah dapat

dipakai pada tempat penelitian. Alasan dilakukannya uji coba validitas

kriteria dan tidak dilakukan uji validitas jenis lain dikarenakan bentu

pertanyaa dalam FFQ dan kuesioner untuk ketiga variabel bersifat terbuka.

2. Validitas Data Kualitatif

Pendekatan kualitatif menggunakan jumlah sampel yang sedikit,

karena itu perlu dilakukan pengecekan keabsahan data/validitas data. Ada

beberapa cara meningkatkan validitas data (kepercayaan) terhadap data

hasil penelitian kualitatif antara lain perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis

kasus negatif, dan member check (Satori dan Aan, 2013). Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan metode member check, yaitu proses

pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada informan untuk

mengetahui kesesuaian data yang diberikan oleh pemberi data (informan).

Page 72: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

55

G. Analisis Data

1. Analisis Data Kuantitatif

Penelitian ini menggunakan analisis deskripsi yang bertujuan untuk

mengetahui informasi mengenai deskripsi pola malan, daerah asal, tempat

tinggal, dan sumber pangan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif dianalisis dengan model content analysis, digunakan

untuk mengeksplorasi pola makan berdasarkan pengaruh teman,

mengeksplorasi pola makan berdasarkan preferensi makanan, dan

mengeksplorasi pola makan berdasarkan citra tubuh.

Page 73: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

56

BAB V

HASIL PENELITIAN

Responden pada penelitian ini merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2014 dan

2015. Jumlah seluruh responden sebanyak 650 orang. Informan untuk penelitian

kualitatif sebanyak 21 orang untuk mengekplor mengenai beberapa variabel yang

diteliti. Berikut ini adalah hasil penelitian yang diperoleh.

A. Deskripsi Pola Makan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam penelitian ini, pola makan pada mahasiswa dikategorikan

menjadi tiga yaitu kurang, lebih, dan cukup. Gambaran pola makan pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1 Distribusi Pola Makan Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016

Pola Makan Jumlah (n) Persen (%)

Kurang 387 59,5

Lebih 194 29,8

Cukup 69 10,6

Total 650 100,0

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 650 mahasiswa, lebih

banyak mahasiswa yang memiliki pola makan kurang yaitu sebesar 59,5%.

Pola makan mahasiswa yang kurang dan lebih dari anjuran standar yang

direkomendasikan Pedoman Gizi Seimbang masih cukup banyak, sedangkan

Page 74: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

57

pola makan cukup hanya sedikit. Hasil Fokus Grup Diskusi (FGD)

menunjukkan bahwa menurut informan dengan pola makan kurang, penyebab

pola makannya kurang karena terjadinya perubahan pola makan yang kurang

teratur saat kuliah.

“kalo aku sarapannya cuma minum susu. minum susunya dikost.

segelas biasanya, abis minum susu aku ga makan apa2 lagi ada, SMA

suka sarapan, sekarang ga pernah. kalo makan jadi ga tertatur gitu”

(Informan RA)

“yang dimakan buat sarapan seringnya roti susu. 1 slice/bks sama kalo

abis sarapan ga ada ngemil lagi. ada perubahan. lebih teratur SMA.

bedanya kadang ya ka kalo kuliah malemnya ga makan siang ga makan

jadi kadang cuma sarapan” (Informan ST)

“sarapan. dirumah. roti 1 bungkus ka. ga ngemil. iyaa sama teraturan

SMA. lebih teratur ajah sebelum berangkat sarapan, siang makan siang

malem juga. kalo sekarang malem ga makan karena kadang pulang

malem terus langsung ngerjain tugas terus langsung tepar” (Informan

NK)

Menurut informan dengan pola makan lebih, penyebab pola makannya

bisa jadi berlebih karena tidak pernah sarapan yang menyebabkan ketika

makan siang makannya lebih banyak dan terjadinya perubahan pola makan saat

kuliah.

“ee jarang sarapan, berubah makannya soalnya waktu SMA masih

dimasih dirumah ada yang masakin, bedanya disana makannya lebih

bernutrisi lebih teraturan juga, tapi tetep makannya banyakan pas

kuliah apalagi kalo pagi ga makan jadi laper banget jadi makan

banyaknya pas makan siang” (Informan AF)

“jarang sarapan juga iyaa sama lebih teratur pas SMA sebab kalo

masih tinggal sama orang tua makan jadi lebih teratur, karena ga

teratur kadang pas makan siang itu suka banyak” (Informan RR)

“jarang kadang2 aja, ee biasa si malas terus ga ada waktu, eeee

makannya banyak perbedaan abis waktu di sma kn pesantren jadi kalo

makan itu teratur karena ada waktunya pagi siang malem paling

disela2nya itu cemilan kalo disini itu kn ga terkonrol gitu jadi mau

makan ya pergi beli ato gimana, sepertinya pas kuliah lebih baik

Page 75: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

58

karena bebas makan gitu abis kalo dipondok kn ga ada waktunya,

makannya lebih banyak ini pas kuliah” (Informan RS)

Menurut informan dengan pola makan cukup, penyebab pola makannya

bisa cukup karena terjadinya perubahan pola makan yang lebih baik saat kuliah

dan makan teratur 3x sehari makan utama.

“beda, tapi tidak begitu. pagi sama sore klo sekarang lebih sering siang

juga” (Informan SM)

“ada klo SMA ga terlalu sering sarapan. klo sekarang jadi sering

sarapan. kuliah lebih tertatur” (Informan NZ)

“kalo aku ke balik, SMA nya jarang banget makan siang paling paginya

ajah, kalo sekarang lebih teratur dari pada SMA. sekarang tuh dipaksa

buat makan, waktu SMA jarang sering ga makan2 gitu makanya jadi

punya maag” (Informan MJ)

B. Deskripsi Daerah Asal Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Daerah asal dalam penelitian ini dibedakan menjadi mahasiswa bukan

perantauan dan perantauan. Gambaran daerah asal mahasiswa FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut

ini:

Tabel 5.2 Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Daerah Asal Pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2016

Daerah Asal Jumlah (n) Persen (%)

Bukan perantauan 394 60,6

Perantauan 256 39,4

Total 650 100,0

Page 76: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

59

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 650 mahasiswa, lebih

banyak mahasiswa bukan perantauan yaitu sebesar 60,6%.

C. Deskripsi Tempat Tinggal Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tempat tinggal dalam penelitian ini dibedakan menjadi tinggal

bersama keluarga/di rumah dan tinggal di kost. Gambaran tempat tinggal

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016 dapat dilihat

pada tabel 5.3 berikut ini :

Tabel 5.3 Distribusi Tempat Tinggal Pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2016

Tempat Tinggal Jumlah (n) Persen (%)

Tinggal bersama

keluarga / di rumah

215 33,1

Tidak tinggal bersama

keluarga / kost

435 66,9

Total 650 100,0

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 650 mahasiswa, lebih

banyak mahasiswa yang tidak tinggal bersama keluarga/kost yaitu sebesar

66,9%.

D. Deskripsi Sumber Pangan Terhadap Pola Makan Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Sumber pangan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga yaitu

sumber pangan yang diakses dari rumah, sekitar kampus, dan sekitar kost.

Page 77: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

60

Gambaran sumber pangan mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2016 dapat dilihat pada table 5.4 berikut ini :

Tabel 5.4 Distribusi Sumber Pangan Pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2016

Sumber

Pangan

Rumah Sekitar Kampus Sekitar Kost

Jumlah

(n=650)

Persen

(%)

Jumlah

(n=650)

Persen

(%)

Jumlah

(n=650)

Persen

(%)

Makanan pokok 210 32,3 173 26,6 267 41,1

Lauk hewani 179 27,5 160 24,6 311 47,8

Lauk nabati 190 29,2 148 22,8 312 48,0

Buah 265 40,8 170 26,2 215 33,1

Sayuran 219 33,7 139 21,4 292 44,9

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa secara keseluruhan sumber

pangan yang diakses oleh mahasiswa paling banyak di sekitar kost, baik itu

makanan pokok (41,1%), lauk hewani (47,8%), lauk nabati (48,0%), dan

sayuran (49,4%). Namun, sumber pangan buah lebih banyak diakses dari

rumah (40,8%).

E. Eskplorasi Pola Makan Berdasarkan Pengaruh Teman Mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Faktor lain yang mempengaruhi pola makan yaitu pengaruh teman.

Hampir semua informan mengatakan bahwa setiap makan paling sering

bersama teman. Hal tersebut diungkapkan oleh masing-masing kelompok

informan. Berikut kutipannya:

“lebih sering temen, soalnya lebih enak seru gitu, jadi kalo makan bisa

sambil cerita yang lainnya” (Informan AS, pola makan cukup)

Page 78: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

61

“iya seringnya sama temen soalnya waktunya banyak sama temen”

(Informan MA, pola makan cukup)

“sama temen, karena ada nya temen haha” (Informan AN, pola

makan kurang)

“sama temen karena adanya temen” (Informan RR, pola makan lebih)

“sama temen si emang soalnya kemana2 sama temen terus” (Informan

RZ, pola makan lebih)

Jika ditanyakan mengenai pengaruh teman terhadap pola makan

informan, sebagian besar informan mengatakan teman memberikan pengaruh

terhadap pola makannya. Enam dari tujuh informan dengan pola makan cukup

menyatakan bahwa teman sangat berpengaruh terhadap pola makan informan,

seorang informan mengatakan bahwa teman tidak memiliki pengaruh terhadap

pola makannya. Berikut kutipannya :

“kalo sama temen porsi lebih banyak, jadi ntar tiba-tiba nyicip-nyicip

punya ini nyicip punya ini bisa beda-beda” (Informan MJ)

“iya soalnya temen itu terkadang tuh apa patokan gitu, ehem kadang

kita ikut dia kalo ga kita ini kalo kita makan kebanyakan kadang-

kadang suka dibilangin lu kesurupan apa pa gitu. porsinya sama ajah

hehe tergantung bajet” (Informan SM)

“pola makan nya biasanya kalo dia males makan jadi ikut-ikutan

males makan kalo porsinya mah sama ajah” (Informan LA)

Informan dengan pola makan kurang, enam dari tujuh informan

menyatakan bahwa teman tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan pola

makan informan. Berikut kutipannya:

“ga, karena biasanya gimana ya ka, itu si dari diri sendiri, porsinya

sama” (Informan AN)

“ga ada, dy makan kita juga makan” (Informan ST)

Page 79: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

62

Selain itu, informan dengan pola makan lebih diketahui bahwa seluruh

informan menyatakan bahwa teman sangat berpengaruh terhadap pola makan

informan. Dua informan lainnya mengatakan bahwa teman tidak mempunyai

pengaruh terhadap perubahan pola makan karena pola makan tergantung dari

diri sendiri bukan teman. Berikut kutipannya :

“ada pengaruhnya jadi ada temen kontrakan nih lebih banyak

makannya klo kita lagi ga laper terus liat dy makan jadi pengen juga

jadi nya beli jadi sama2 gendut haha” (Informan AF)

“kalo pola makan sangat kaya nya sangat berpengaruh kalo ga

pengen makan jadi pengen makan kalo liat temen makan” (Informan

RR)

“eeee iyaa kalo misalkan makan bareng temen porsinya lebih banyak

banyak banget bisa dua kali lipat terus juga aku beli makannanya bisa

banyak ga cuma satu jenis ajah bisa berbagai jenis, terus iyaa ka

mempengarui banget, soalnya kalo misalkan ada temen tuh aku jadi

semangat gitu makannya klo bareng temen kita pasti makan sambil

ngobrol2 jadi lama kan ditempat makan itu jadi apa bawaannya

pengen nambah terus makananya” (Informan SS)

F. Eksplorasi Pola Makan Berdasarkan Preferensi Makan Mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Salah satu aspek dalam preferensi makanan yaitu karakteristik

makanan yang meliputi rasa, penampilan, tekstur, harga, jenis makanan dan

kombinasi makanan.

a. Rasa

Hasil FGD untuk informan dengan pola makan cukup, bahwa

seluruh informan lebih menyukai rasa gurih. Berikut kutipannya :

“segi rasa, gurih pedas” (Informan MA)

Page 80: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

63

“kalo makanan berat lebih suka yg gurih kalo makan cemilan lebih

suka manis” (Informan NZ)

“gurih tapi aku suka semuanya, pahit ga ya” (Informan SM)

Selanjutnya, hasil FGD untuk informan dengan pola makan kurang

didapatkan bahwa empat dari tujuh informan lebih menyukai rasa pedas.

Berikut kutipannya :

“yang pedes, dari kecil emg suka pedes tapi ga terlalu pedes”

(Informan AN)

“pedes si tapi manis, gurih suka juga kecuali pahit, yaa karena

enak dimakan” (Informan QN)

“yg penting pedes, enak ajah kalo ga pedes jadi ga berasa”

(Informan ST)

“yg ga pedes, ga suka pedes” (Informan AZ)

“gurih, enak ajah klo dilidah” (Informan NK)

Sedangkan, informan dengan pola makan lebih didapatkan bahwa

enam dari tujuh informan lebih menyukai rasa asin dan manis, seorang

informan mengatakan bahwa lebih menyukai rasa pedas. Berikut

kutipannya :

“kalo saya si lebih ke asin, soalnya yaa enak ajah klo pedes gitu

ngurangin nikmat makan” (Informan RZ)

“eeee asin si terus ada kecut2 sama pedesnya, ga tau enak gitu kalo

yang berkuah itu terus dikasih jeruk nipis gitu enak terus dikasih

sambel pedes2 gitu “(Informan RS)

“kalo dari segi rasa aku lebih suka yang eee manis pedes kalo

misalkan aku makan gitu ka eeeee keseringan tuh aku banyakin

kecapnya alasannya supaya lebih enak ajah gitu” (Informan SS)

“aku suka pedes, kalo pedes tuh kaya ada rasanya aja gitu rasa lain

juga suka si cuma paling suka pedes” (Informan MR)

Page 81: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

64

b. Penampilan

Selain rasa makanan, penampilan makanan juga berhubungan

dengan preferensi makanan. Hampir semua kelompok informan

menganggap bahwa penampilan tidak terlalu berpengaruh, yang penting

makanan tersebut tidak aneh penampilan dan bentuknya. Berikut

kutipannya :

“ga pernah liat penampilan ya makan makan ajah” (Informan

AZ)

“yaa yang ga aneh-aneh, yg udah pernah liat takut kalo yang

aneh-aneh” (Informan NF)

“ga terlalu penting si, tapi lebih suka yang banyak bumbunya

kaya masakan padang” (Informan RZ)

c. Tekstur

Berdasarkan hasil FGD dengan ketujuh informan dengan pola

makan cukup didapatkan bahwa tekstur makanan yang lembut dan

berkuah lebih sering mereka ucapkan untuk menggambarkan tekstur

makanan. Berikut kutipannya :

“kuah-kuahan gitu” (Informan MZ)

“kuah dan lembut” (Informan SM)

“yang ada kuah dan semi lembut” (Informan LA)

Hasil FGD dengan ketujuh informan dengan pola makan kurang

didapatkan bahwa tekstur makanan yang tidak terlalu keras dan tidak

terlalu lembek lebih sering mereka ucapkan untuk menggambarkan

tekstur makanan. Berikut kutipannya :

“yang keras tapi ga keras banget, pas gitu, soalnya kalo kaya gitu

oh berarti mateng. Kalo lembek gimana gitu” (Informan RA)

Page 82: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

65

“ga lembek ga terlalu keras, ya emang gitu sukanya, kalo terlalu

lembek ga suka kaya makan jelly” (Informan NK)

“tergantung makanannya, tapi dominan lebih suka yang lembek,

enak” (Informan NF)

“yang lembek, biar cepet nelennya” (Informan ST)

Sedangkan hasil FGD dengan ketujuh informan dengan pola makan

lebih juga mengatakan bahwa tekstur makanan yang tidak terlalu keras dan

tidak terlalu lembek lebih sering mereka ucapkan untuk menggambarkan

tekstur makanan. Berikut kutipannya :

“ga terlalu suka yang keras ga terlalu lembek juga, maklum lidah

indonesia” (Informan RZ)

“suka yang ga terlalu garing tapi ga terlalu lembek gitu, ga susah

ajah kalo kelembekan kadang ribet gitu makannya kalo terlalu

keras juga ga enak” (Informan MR)

“eeee teksturnya itu yang pokoknya jangan yang terlalu keras

sama jangan yang terlalu lembek atau kenyel gitu ka soalnya kalo

misalnya terlalu keras itu susah banget dikunyahnya jadi pegel

dimulutnya tapi kalo misalkan terlalu lembek itu biasanya aku suka

mual kalo makan yang kaya gitu” (Informan SS)

d. Harga

Dari segi harga, seluruh informan baik informan dengan pola

makan cukup, kurang, maupun lebih itu memperhitungkan harga saat

membeli dan mengonsumsi makanan. Seluruh informan lebih

mempertimbangkan harga yang murah, sesuai dengan uang jajan, dan

terjangkau. Berikut kutipannya :

“yang murah ka, ya biar hemat” (Informan NZ, pola makan

cukup)

“yang murah, yaaa irit dikantonng ka” (Informan AN, pola makan

cukup)

Page 83: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

66

“sesuai sama uang jajan aja jadi yang baisa-biasa aja” (Informan

QN, pola makan kurang)

“yg sesuai, ga mahal soalnya anak kost kan” (Informan RA, pola

makan kurang)

“oooo yg murahlah yaa biar bisa lebih banyak” (Informan AF,

pola makan lebih)

“yang murah, kantong mahasiswa soalnya” (Informan RZ, pola

makan lebih)

e. Jenis makanan

Berdasarkan hasil FGD dengan informan didapatkan bahwa

sebagian besar menyukai jenis makanan sumber protein khususnya protein

hewani. Untuk informan dengan pola makan cukup bahwa empat dari

tujuh orang lebih menyukai jenis makanan sumber sayur dan protein

hewani. Seorang informan juga mengatakan lebih menyukai jenis sayur

dan buah. Berikut kutipannya :

“sayur sama lauk hewani, suka aja karena yang sering dimakan

lauk hewani sama nabati” (Informan MJ)

“sayur, karena emang ga tau kenapa ya kalo lauk hewani itu

ngebosenin cepet bosen” (Informan LA)

“sayur sama buah, aku kan punya konstipasi jadi lebih banyakin

makan sayur sama buah” (Informan AS)

Hasil FGD pada informan dengan pola makan kurang, bahwa

terdapat lima dari tujuh informan yang lebih menyukai jenis makanan

sumber karbohidrat dan protein. Berikut kutipannya :

“jenis karbo, cepet kenyang” (Informan AN)

“lebih suka nya berarti karbohidrat, protein hewani, karena suka

ajah” (Informan QN )

Page 84: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

67

“lebih banyak protein hewani, selera ajah” (Informan AZ)

Sedangkan untuk informan dengan pola makan lebih, didapatkan

bahwa empat dari tujuh informan lebih menyukai jenis sumber protein

khususnya protein hewani, dua informan lainnya lebih menyukai sumber

sayur dan seorang informan lebih menyukai sumber karbohidrat karena

ingin cepat menaikkan berat badan. Berikut kutipannya :

“yang paling suka ada dua ka protein sama buah, kalo misalkan

protein itu ga tau makanan protein enak-enak ajah kaya ayam

ikan kalo misalkan buah seger kalo misalkan makan buah”

(Informan SS)

“protein juga si senengnya bisa buat ngemil soalnya kalo

misalkan sayur-sayuran gitu jarang kalo buat anak kosan hehe

kalo dikosan jarang ketemu sayur-sayuran” (Informan RZ)

“sayur-sayuran, enak ajah gitu ga terlalu mahal yang utama terus

juga ga terlalu dikunyah dimakannya” (Informan RR)

“yang karbo, gimana yaa pengen gemuk” (Informan RS)

f. Kombinasi makanan

Berdasarkan hasil FGD pada ketiga kelompok informan,

didapatkan bahwa kombinasi makanan yang cukup bervariasi itu pada

kelompok pola makan cukup dan lebih yaitu karbohidrat, protein, sayur,

dan buah. Sedangkan pada informan dengan pola makan kurang kebiasaan

kombinasi setiap kali makan hanya karbohidrat (nasi) dan jenis protein,

seorang informan saja yang memiliki tiga jenis kombinasi makanan yaitu

karbohidrat, sayur, dan protein. Berikut kutipannya :

“banyakan nasi, sayur, lauk, buah walaupun ga sering” (Informan

AS)

“nasi, sayur protein hewani buah, kadang si susu” (Informan VS)

Page 85: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

68

“aku biasanya karbonya nasi, sayur, protein kaya telur/ayam/ikan,

sama buah jarang si tapi suka konsumsi pulang kuliah kadang

beli” (Informan SS)

“banyakan lauknya, karena sukanya lauk kalo sayur ga terlalu

suka gimana gitu” (Informan NK)

“nasi, hewani daging gitu2, sama jarang si yang kaya tahu”

(Informan QN)

Dari berbagai aspek yang mempengaruhi preferensi makan seperti

rasa, penampilan, tekstur, harga, tipe atau jenis makanan, dan kombinasi

makanan hanya rasa, jenis makanan, dan kombinasi makanan yang

membedakan pengaruh preferensi makan terhadap kebiasaan pola makan

untuk masing-masing kelompok informan.

Dari aspek rasa, kelompok informan dengan pola makan cukup

lebih menyukai rasa gurih, kelompok informan dengan pola makan kurang

lebih menyukai rasa pedas, dan kelompok informan dengan pola makan

lebih, lebih menyukai rasa manis dan asin. Dari segi jenis makanan,

kelompok informan dengan pola makan cukup lebih menyukai jenis lauk

hewani, sayur dan buah. Kelompok informan dengan pola makan kurang,

lebih menyukai jenis karbohidrat dan protein, dan kelompok informan

dengan pola makan lebih, lebih menyukai jenis karbohidrat, protein, sayur

dan buah, sehingga kombinasi makanan yang biasa informan makan

adalah nasi (karbohidrat), protein, sayurnya lebih banyak dan buah untuk

kelompok informan dengan pola makan cukup. Kelompok informan

dengan pola makan kurang, lebih menyukai kombinasi makanan seperti

campuran nasi dan protein hewani. Sedangkan kelompok informan dengan

Page 86: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

69

pola makan lebih, lebih menyukai kombinasi makanan seperti nasi

(karbohidrat), protein, dan sayur.

G. Eksplorasi Pola Makan Berdasarkan Citra Tubuh Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Citra tubuh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana

persepsi informan terhadap body image/citra tubuh yang dimiliki, apakah

dapat menentukan pola makan informan tersebut. Sebagaian besar informan

menganggap tubuhnya kurus/gemuk dan kurang dari kata ideal, hanya dua

dari 21 informan yang mengatakan puas terhadap penilaian bentuk tubuhnya.

Untuk informan dengan pola makan cukup diketahui bahwa lima dari

tujuh informan merasa tubuhnya gemuk, namun tiga dari lima informan

tersebut yang merasa khawatir dengan bentuk tubuhnya sehingga melakukan

pengaturan pola makan. Dua dari tujuh informan dengan pola makan cukup

tetapi merasa bentuk tubuhnya kurus, namun dua informan tersebut tidak

merasa khawatir dengan bentuk tubuh yang kurus sehingga tidak melakukan

pengaturan pola makan agar memiliki bentuk tubuh yang lebih baik. Berikut

kutipannya :

“gemuk soalnya emang punya masalah konstipasi pasti gemuk, iyaaa

dikurangin makannya terus apa ngindarin makanan2 yangg lemak”

(Informan AS)

“aku juga lebih, yaa klo kata orang semok gitu ka pas ngaca iyaa yaa

terlalu lebih ke berat badannya jadi ga ideal berat badannya, pola

makannya pernah ngurangin sekarang juga suka ngurangin cuman

suka ngerasa aduh ini ngerasa pengen jajan tapi diselingin olahraga”

(Informan MJ)

“semok ahahha, tapi ngerasa kelebihan, 50% bantet yaa gimana ka,

tapi ga khawatir si jadi ga ngubah pola makan” (Informan VS)

Page 87: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

70

“kurang, kurus, udah hehe, tapi ga hawatir ga ngubah pola makan”

(Informan LA)

Kelompok informan dengan pola makan kurang didapatkan bahwa

lima dari tujuh informan merasa IMT nya normal, tetapi masih merasa berat

badannya kurang/kurus dan dua informan lainnya memiliki pola makan

kurang tetapi merasa kelebihan berat badan. Namun, seluruh informan baik

yang merasa berat badannya kurus atau kelebihan berat badan tidak merasa

khawatir terhadap bentuk tubuhnya sehingga tidak melakukan pengaturan pola

makan yang lebih baik. Berikut kutipannya:

“biasa aja, normal tapi kurang berat badan, dan ga khawatir sama

berat badannya” (Informan AZ)

“kurang bagus, IMT si normal tapi untuk idealnya belum, untuk

ngatur pola makan dan khawatir si ga ya ka” (Informan AN)

“lemaknya masih ada, suruh turunin dikit, dulu iya ngatur pola makan

tapi sekarang ga” (Informan NK)

Sedangkan pada informan dengan pola makan lebih, tiga dari tujuh

merasa berat badannya kurang dan ketiga informan tersebut merasa khawatir

dengan bentuk tubuhnya sehingga melakukan pengaturan pola makan.

Sedangkan dua informan merasa bahwa kelebihan berat badan dan tidak

melakukan pengaturan pola makan hanya menjaga aktivitas olahraganya.

Selain itu, dua informan lainnya merasa bahwa bentuk tubuhnya sudah pas

dan ideal tidak merasa khawatir dengan bentuk tubuhnya. Berikut kutipannya :

“hehe kurus ka, kalo ideal belum meskipun udah makan banyak tetep

ajah ga naik 50, tapi makan udah banyak udah minum obat kirain

udah cacingan tapi udah minum kombantrin tapi ga naik juga, iya si

ka, karena begitu terobsesi naikin berat badan jadi gimana yaa kalo

ada kesempatan makan ya makan pengen gemuk” (Informan RS)

Page 88: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

71

“bentuk tubuh aku, bentuk tubuh aku tuh ga ideal banget ka aku tuh

kurus bangeteeeet soalnya tinggi aku kan 161 162 gitu kan ka terus

berat badan aku tuh cuma 45 doang, jadi bentuk tubuh aku ga ideal.

iyaa ka aku ngerasa khawatir banget solusi aku si gimana itu yaa itu

mengatur pola makan aku bagaimana supaya aku bisa ningkatin nafsu

makan aku pokoknya lagi berusaha buat nambahin berat badan”

(Informan SS)

“kalo saya si sedikit si, yaaa lumayanlah kelebihan berat badan, kalo

saya si ga ngerubah pola makan kali cuma aktivitas olahraganya

dijaga, klo ngerasa berat badan mulai berat baru ada perubahan pola

makan” (Informan RZ)

“kalo tentang bentuk tubuh yaa udah merasa puas si, terus juga udah

ngerasa puasnya kalo dari indek massa tubuh udah ideal jadi ga

overweight juga ga kurus yaa karena itu si tadi pola makan ga

ngejaga tapi emang udah kaya rutinitas kebiasaan sehari-hari gitu

karena emang suka olahraga juga jadi ya insya allah mau makan kaya

gimana juga bakal kebakar lagi” (Informan DA)

Page 89: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

72

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang menjadi

keterbatasan penelitian ini. Keterbatasan penelitian ini, yaitu: penggunaan

Food Frequency Questionare (FFQ) diisi sendiri oleh responden. Hal tersebut

dikarenakan jumlah responden yang banyak, untuk memudahkan peneliti dan

keterbatasan waktu yang dimiliki, maka pengisian FFQ diisi sendiri oleh

responden. Adapun bias yang mungkin muncul karena FFQ diisi sendiri oleh

responden, yaitu bisa terjadi perbedaan persepsi untuk ukuran banyak porsi

dalam satuan URT yang dimaksud antara peneliti dengan responden.

B. Kelebihan Penelitian

Pada penelitian ini juga terdapat beberapa kelebihan yang menjadi

kekuatan penelitian ini. Kelebihan penelitian ini, yaitu: (1) proses

pengkategorian pola makan terbagi menjadi tiga kategori pola makan (cukup,

kurang, dan lebih), sehingga hasil penelitian lebih bervariasi (2) penelitian

menggunakan metode kombinasi yaitu metode kuantitatif dan kualitatif,

sehingga dalam hasil penelitian dapat memperluas informasi yang tersedia,

dan (3) sampel untuk data kuantitatif menggunakan total populasi yang cukup

banyak sehingga hasil penelitian dapat menggambarkan pola makan secara

keseluruhan di tempat penelitian.

Page 90: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

73

C. Deskripsi Pola Makan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah

Pada penelitian ini, pola makan mahasiswa FKIK UIN Syarif

Hidayatullah didapatkan sebesar 59,5% memiliki pola makan kurang, 29,8%

mahasiswa yang memiliki pola makan lebih, sedangkan mahasiswa yang

memiliki pola makan cukup hanya sebesar 10,6%. Menurut Kemenkes RI

(2014) mengatakan bahwa memang sebenarnya konsumsi pangan masyarakat

Indonesia masih belum sesuai dengan pesan gizi seimbang.

Tingginya pola makan yang kurang pada mahasiswa rata-rata

dikarenakan kurangnya konsumsi makanan pokok, lauk nabati, sayur dan

buah. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zakiah (2014) pada

mahasiswa, bahwa 100% mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki kebiasaan makan makanan beragam

yang tidak sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Jika dilihat berdasarkan

masing-masing kelompok makanan, 53,5% memiliki kebiasaan makan

makanan pokok yang kurang dan 20,6% lebih, 44,5% memiliki kebiasaan

makan lauk yang kurang dan 25,8% lebih, 98,1% memiliki kebiasaan makan

pauk yang kurang dan 0,6% lebih dan 100% memiliki kebiasaan makan sayur

dan buah yang kurang.

Menurut Yuniarti (2012) jenis bahan makanan adalah segala sesuatu

yang diperoleh dari berbagai sumber dan disusun menjadi hidangan atau

menu. Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang

dikonsumsi, minimal harus berasal dari satu makanan sumber zat tenaga, satu

jenis makanan sumber zat pembangun dan satu jenis makanan sumber zat

Page 91: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

74

pengatur. Ini adalah penerapan prinsip penganekaragaman yang minimal

(Kemenkes RI, 2014).

Hal tersebut disimpulkan bahwa konsumsi makanan sehari-hari pada

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, paling banyak responden

yang memiliki kebiasaan pola makan masih kurang dari anjuran rekomendasi

menurut Pedoman Gizi Seimbang. Didukung dengan hasil FGD yang

mengatakan bahwa pola makan kurang terjadi karena adanya perubahan pola

makan yang kurang teratur saat kuliah. Selain itu, mahasiswa lebih banyak

tinggal di kost yang kemungkinan menyebabkan pola makan menjadi kurang

teratur. Sesuai dengan pengakuan informan, bahwa terjadi perubahan pola

makan yang kurang teratur ketika waktu SMA dimana masih tinggal dengan

orang tua dibandingkan tinggal sendiri (kost) ketika kuliah, karena mahasiswa

yang tinggal jauh dari rumah (kost) memiliki pola makan yang berbeda ketika

mereka tinggal di rumahnya, mereka harus menyiapkan makanan sendiri,

biasanya terlambat makan karena waktu yang terbatas, dan harus

memperhitungkan uang yang mereka punya (Surjadi, 2013).

Jika pola makan sehari-hari yang kurang, maka akan timbul

ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan

untuk hidup sehat dan produktif (FKM UI, 2007). Terjadinya

ketidakseimbangan tersebut akan terjadi kekurangan gizi dan pola makan yang

tidak sesuai akan menyebabkan asupan makanan yang kurang (Siregar, 2013).

Selain itu, seseorang yang tidak memenuhi kebutuhan nutrisi dari usia muda,

dapat menyebabkan individu tersebut terkena dampaknya diusia selanjutnya,

seperti kerapuhan tulang yang dapat menyebabkan fraktur ataupun

Page 92: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

75

osteoporosis (Brown et al., 2013) dan dapat berdampak pada risiko Penyakit

Tidak Menular (PTM) yang mematikan ataupun mengancam hidup, seperti

kardiovaskuler, stroke, hipertensi, diabetes dan beberapa jenis kanker

(Kemenkes RI, 2014).

Masih tingginya pola makan yang lebih juga disebabkan tingginya

asupan makanan yang dikonsumsi dari anjuran rekomendasi menurut

Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan bisa juga didasari oleh preferensi makan,

pengaruh teman dan tempat tinggal. Hasil penelitiannya Suryaputra dan Siti

(2012) menunjukkan bahwa remaja yang mengkonsumsi makanan berlebih

memiliki tingkat konsumsi energi, karbohidrat, protein dan lemak yang

berlebih juga, sehingga dapat menyebabkan obesitas. Menurut Siregar (2013)

juga menyatakan bahwa asupan makanan yang lebih dari kebutuhan akan

menyebabkan kelebihan berat badan.

Berdasarkan preferensi makanan, orang yang kelebihan berat badan

lebih menyukai selera makan manis dan berlemak sehingga menjadi preferensi

makan mereka. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan, bahwa dari

segi rasa lebih menyukai rasa manis. Rasa manis cenderung tinggi energi yang

menyebabkan kelebihan berat badan (Bararah, 2011). Tingginya konsumsi

protein hewani pada remaja juga akan menyebabkan obesitas, karena obesitas

berkorelasi dengan rendahnya zat gizi hewan pada umumnya yang

mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi (Suryaputra dan Siti,

2012). Hasil penelitian terebut memperkuat pengakuan informan yang

mengatakan bahwa jenis makanan yang disukai jenis karbohidrat dan protein

Page 93: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

76

hewani. Sejalan dengan pendapat Park et al (2015) bahwa preferensi makanan

memainkan peran penting dalam pembentukan kebiasaan makan.

Jika berdasarkan tempat tinggal, mahasiswa pola makan lebih banyak

yang tinggal di kost dengan akses sumber pangan dan ketersediaan makanan

yang lebih mudah karena banyak dan dekat di sekitar kost. Selain itu, karena

mahasiswa yang tinggal dikost akan lebih banyak menghabiskan waktu

dengan teman, teman dianggap sangat berpengaruh terhadap pola makan

informan. Hal tersebut dikarenakan ketika makan bersama teman porsinya

lebih banyak dan yang tadinya malas makan jadi ingin makan, bahkan bisa

dua kali lipat porsi makannya. Kemungkinan hal itu juga yang menjadi salah

satu penyebab pola makan informan menjadi lebih. Jika asupan yang melebihi

batasan yang telah direkomendasikan dalam waktu yang lama akan tertimbun

didalam tubuh dan berisiko tinggi menyebabkan berbagai masalah kesehatan

seperti kelebihan berat badan, depresi, merusak hati, penyakit jantung koroner,

diabetes tipe II, store, dan osteoartritis (Devi, 2012).

Masih rendahnya pola makan yang cukup karena rendahnya kesadaran

mahasiswa untuk menerapkan pola makan kearah gizi seimbang. Pemilihan

makanan pada remaja tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi

sekedar bersosialisasi untuk kesenangan (Khomsan, 2004). Konsumsi

makanan yang cukup secara kuantitas dan kualitas membuat tubuh tetap sehar

dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular

(PTM) terkait gizi. Gizi yang optimal dan pola makan yang baik sangat

penting untuk pertumbuhan normal dan perkembangan fisik dan kecerdasan

bagi seluruh kelompok umur, membuat berat badan normal atau sehat,

Page 94: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

77

produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan

kematian dini (Kemenkes RI, 2014).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih adanya mahasiswa yang

memiliki pola makan cukup walaupun hanya 10,6%, karena berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa pola makan informan cukup bisa dilihat dari jenis

dan kombinasi makanan yang dimakan setiap kali makan lebih bervariasi,

seperti makanan pokok, lauk pauk (protein), sayur, dan buah. Selain itu,

informan mengaku bahwa ketika kuliah pola makannya lebih baik yaitu lebih

sering sarapan, makan siang, dan makan malam, sehingga pola makan berubah

menjadi lebih teratur. Selain itu, berdasarkan kebiasaan frekuensi makan

informan sebanyak 3x dalam sehari. Menurut Khomsan (2004) secara

kuantitas dan kualitas untuk memenuhi kebutuhan gizi sebaiknya makan

dilakukan 3 kali sehari. Hal tersebutlah yang mendasari beberapa informan

memiliki pola makan yang cukup.

Informasi di atas menyatakan bahwa kebiasaan pola makan kurang,

lebih, dan cukup dikarenakan terjadi perubahan pola makan saat sekolah

dengan kuliah. Perubahan yang terjadi pada kelompok informan dengan pola

makan kurang, perubahan tersebut ke arah yang kurang baik. Perubahan untuk

kelompok informan dengan pola makan lebih, perubahan tersebut tidak terlalu

baik bahkan sering melewatkan sarapan pagi dan menggantinya saat makan

siang. Sedangkan perubahan pola makan yang terjadi pada kelompok informan

dengan pola makan cukup, berubah ke arah yang lebih baik dan pola makan

menjadi lebih teratur.

Page 95: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

78

Mengetahui pentingnya pola makan yang seimbang, disarankan kepada

mahasiswa yang memiliki pola makan kurang dapat memperbaiki pola

makannya melalui perbaikan kebiasaan pola makan yang beraneka ragam

dengan meningkatkan konsumsi makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah

baik secara kualitas maupun kuantitas. Sedangkan mahasiswa yang memiliki

pola makan cukup diharapkan dapat mempertahan pola makannya dan

mahasiswa yang memiliki pola makan lebih diharapkan dapat memperbaiki

pola makannya menjadi cukup melalui perbaikan kebiasaan makan yang

beranekaragam dengan mengurangi konsumsi makanan pokok, lauk pauk,

serta meningkatkan konsumsi buah dan sayur baik secara kualitas maupun

kuantitas.

D. Deskripsi Daerah Asal Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Asal daerah merupakan pengelompokkan manusia berdasarkan tempat

tinggal. Pada penelitian ini daerah asal dikelompokkan menjadi dua yaitu

perantauan dan bukan perantauan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa jumlah mahasiswa yang bukan perantauan lebih banyak dari pada

mahasiswa perantauan. Namun, jika dilihat hasil deskripsi distribusi

berdasarkan tempat tinggal, diketahui bahwa lebih banyak mahasiswa yang

yang tidak tinggal bersama keluarga/kost, kemungkinan sebagian besar adalah

mahasiswa perantau.

Walaupun mahasiswa bukan perantauan lebih banyak dari pada

mahasiswa perantauan, mahasiswa perantau dituntut untuk membiasakan diri

dengan keadaan/lingkungan baru. Perubahan kondisi ini berdampak pada

Page 96: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

79

berbagai hal, salah satunya adalah terjadinya perubahan pola makan. Hal ini

sejalan dengan pendapat Sanjur (1982) dalam penelitiannya Fitriana (2011)

yang mengatakan bahwa kebiasaan makan terbentuk dari empat komponen,

salah satunya yaitu sosial budaya seperti asal daerah. Selain itu, didukung

dengan hasil FFQ pola makan diketahui bahwa mahasiswa dengan pola makan

kurang, proporsi terbanyak pada mahasiswa yang tidak tinggal bersama

keluarga/kost sebesar 73,6% yang mana sebagian besar adalah mahasiswa

perantauan.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa pola makan mahasiswa

bukan perantauan dan perantauan kurang bervariasi, hal tersebut dapat dilihat

karena masih tingginya proporsi pola makan yang kurang. Selain itu,

banyaknya mahasiswa yang tidak tinggal bersama keluarga/kost sehingga ada

kemungkinan menyebabkan pola makannya banyak yang kurang atau lebih

dari anjuran yang direkomendasikan Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Selain

masih tingginya pola makan kurang, ternyata pola makan lebih juga cukup

tinggi terjadi pada mahasiswa.

Masih adanya pola makan yang lebih dikarenakan orang

migrasi/pendatang mungkin memainkan peran penting dalam gizi dan status

kesehatan karena perpindahan akan terkena pengaruh terhadap lingkungan dan

budaya yang berbeda (Hamboyan dkk, 1995 dalam Lee et al., 2015).

Penelitian Rosenmöller et al., (2011) menemukan bahwa imigran Cina tinggal

di Kanada untuk jangka waktu yang lebih lama, konsumsi makanan secara

signifikan lebih besar dan makan keluar lebih sering serta melaporkan

beberapa perubahan yang menguntungkan dalam asupan makanan mereka dan

Page 97: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

80

kesadaran yang lebih besar dan lebih banyak pengetahuan tentang makanan

sehat setelah imigrasi. Namun, terjadi peningkatan ukuran porsi, peningkatan

frekuensi makan dan peningkatan konsumsi makanan yang menunjukkan

beberapa perubahan yang tidak menguntungkan.

Berdasarkan hasil penelitian menganai preferensi makanan, diketahui

bahwa untuk mahasiswa perantauan sebagian besar lebih cenderung

mengonsumsi lauk hewani dan menyukai makanan yang banyak bumbunya

seperti masakan padang. Berbeda dengan mahasiswa bukan perantauan yang

cenderung mengonsumsi sayuran dan pengolahan bertumis. Hal tersebut

dikarenakan kebiasaan makan yang selalu diterapkan di lingkungan asalnya.

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012) bahwa

Suku Melayu lebih cenderung mengonsumsi menu hidangan yang terdiri dari

nasi, lauk pauk hewani dan pengolahan makanan bersantan dengan frekuensi

>4 kali/minggu. Sedangkan Suku Jawa lebih cenderung mengonsumsi menu

hidangan yang terdiri dari nasi, lauk pauk nabati, sayuran dan pengolahan

makanan bertumis dengan frekuensi 3-4 kali/minggu.

Berdasarkan pemaparan tersebut, bahwa daerah asal erat kaitannya

dengan kebiasaan makan di lingkungan asalnya. Diharapkan adanya usaha

memilih atau memvariasikan jenis makanan yang dikonsumsi untuk

mendapatkan kebutuhan zat gizi yang diperlukan, sehingga pola makan yang

baik dan seimbang dapat diterapkan. Sesuai dengan hasil penelitian Pan et al.

(1999) dalam Lee et al., (2015) bahwa pola makanan siswa Asia sebelum dan

setelah migrasi ke Amerika Serikat, melaporkan bahwa ada peningkatan yang

signifikan dalam asupan buah-buahan, lemak, permen dan melewatkan

Page 98: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

81

sarapan antara pelajar-pelajar Asia, dengan berjalannya waktu, asupan

makanan anak-anak imigran akan berubah (Wood et al., 2015).

E. Deskripsi Tempat Tinggal Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Letak tempat tinggal memudahkan dalam memperoleh makanan,

sehingga menentukan banyak sedikitnya makanan yang didapat untuk di

konsumsi (Harper, 1986). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa

selama kuliah lebih banyak tidak tinggal bersama keluarga/kost. Banyaknya

mahasiswa yang kost, diasumsikan karena sebagian besar mahasiswa tinggal

jauh dari kampus. Berdasarkan data distribusi daerah asal, ternyata untuk

mahasiswa bukan perantauan lebih banyak dari pada mahasiswa perantauan,

hal ini dikarenakan ada juga mahasiswa bukan perantauan selama kuliah tidak

tinggal bersama keluarga/kost.

Menurut Dorothy (2006) dalam Suswanti (2013) perbedaan tempat

tinggal akan mempengaruhi pilihan makanan. Hal ini berhubungan dengan

lokasi geografis yang berkontribusi terhadap ketersediaan pangan dan biaya

makanan. Selain itu, tempat tinggal juga berpengaruh terhadap perilaku makan

individu. Pada penelitian Jago et al., (2007) menyebutkan bahwa lingkungan

fisik tempat tinggal orang dewasa dan kemudahan mencapai tempat penjualan

makanan mempunyai pengaruh terhadap konsumsi makan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tersebut, bahwa

mahasiswa dengan pola makan kurang, proporsi terbanyak pada mahasiswa

yang tidak tinggal bersama keluarga/kost yaitu sebesar 73,6%. Hal tersebut

menyatakan bahwa pola makan pada mahasiswa sudah tidak terpengaruh oleh

Page 99: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

82

kebiasaan makanan keluarga ataupun ketersediaan makanan di rumah. Asumsi

ini diperkuat dengan pendapat Suhardjo (1989) yang mengatakan bahwa

faktor pribadi dan kesukaan yang mempengaruhi jumlah dan jenis makanan

yang dikonsumsi. Senada dengan hasil penelitian Nugroho dan Tirta (2013)

mengenai gambaran pola makan ditinjau dari Gizi Seimbang pada rmahasiswa

PSPD FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta, bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara tempat tinggal dengan pola makan gizi seimbang.

Pola makan mahasiswa banyak yang kurang dari anjuran rekomendasi

Pedoman Gizi Seimbang (PGS), disebabkan adanya perubahan tempat tinggal

sehingga berpengaruh terhadap pola makannya. Perubahan pola makan terjadi

ketika mereka masih tinggal bersama keluarga dengan tinggal sendiri/kost,

pola makan lebih teratur ketika waktu SMA, hal tersebut dikarenkan saat

SMA masih tinggal bersama keluarga. Sehingga pola makan lebih terjaga dan

teratur dan menyebabkan sebagian besar mahasiswa yang tinggal di kost

memiliki pola makan yang masih belum sesuai dengan anjuran.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Surjadi (2013) yang melihat globalisasi dengan pola konsumsi makanan

universitas di Jakarata mengatakan bahwa pola makan mahasiswa yang

tinggal dengan orang tuanya didominasi terutama oleh pola makan

keluarganya, karena jumlah makanan yang dimakan dan makanan mahasiswa

tersebut selalu dijaga oleh ibu mereka. Sedangkan mahasiswa yang tinggal

jauh dari rumah (kost) memiliki pola makan yang berbeda dengan ketika

mereka tinggal di rumahnya, karena mereka mempersiapkan makan sendiri,

biasanya terlambat makan atau di luar jadwal kebiasaan karena waktu yang

Page 100: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

83

terbatas, dan harus memperhitungkan uang yang mereka punya. Pilihan

lainnya membeli makanan di warung atau penjaja makanan.

Faktor lainnya juga dapat mempengaruhi perubahan pola makan

tersebut seperti daerah asal dan sumber pangan. Daerah asal mahasiswa lebih

banyak yang bukan perantauan, seharusnya tidak terlalu mengalami perubahan

pola makan karena tidak terdapat perbedaan geografis mengenai variasi

makanan yang tersedia sama dengan lingkungan sebelumnya, tetapi selama

kuliah tidak hanya mahasiswa perantauan yang tinggal di kost, mahasiswa

bukan perantauan juga ada yang tinggal dikost. Sedangkan akses sumber

pangan dan ketersediaan makanan di kost lebih terbatas dari pada di rumah

mengakibatkan pola makan mahasiswa banyak yang kurang banyak, walaupun

sebenarnya sumber pangan dianggap mudah karena sekitar kost adalah tempat

yang sering dan mudah untuk mengakses makanan, tetapi karena mahasiswa

yang kost cukup mempertimbangkan harga dalam membeli makanan,

kemungkinan hal itu juga yang menyebabkan pola makan mahasiswa kurang.

Selain itu, karena mahasiswa yang tinggal di kost sehingga lebih

banyak menghabiskan waktu dengan teman seharusnya teman dapet

mempengaruhi pola makan mereka, tetapi kelompok informan dengan pola

makan kurang mengatakan teman itu dianggap tidak memberikan pengaruh

terhadap pola makan. Padahal ketika makan bersama teman akan lebih

berselera dan semangat makan dibandingkan makan sendiri, karena penelitian

Sebayang (2012) mengatakan bahwa teman sebaya memiliki pengaruh yang

sangat kuat dalam hal konsumsi makanan. Kemungkinan hal itu juga yang

menjadi salah satu penyebab pola makan informan menjadi kurang, karenakan

Page 101: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

84

mahasiswa sudah dapat memilih makanan sendiri tanpa pengaruh orang tua

atau teman.

Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan tersebut maka mahasiswa

harus tetap memperhatikan pola makan dari aspek jenis dan jumlah makanan

yang dikonsumsi walaupun tidak tinggal bersama keluarga/kost. Walaupun

dalam hal ini responden yang kost jauh dari keluarga sehingga pengawasan

keluarga kurang, merubah perilaku makan menjadi sehat sudah menjadi

kewajiban utama pada setiap individu dan agar terhindar dari berbagai

penyakit kronis terkait gizi.

F. Deskripsi Sumber Pangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sumber pangan adalah tempat atau lokasi mahasiswa untuk

memperoleh atau mengakses makanan yang biasa dimakan setiap hari seperti

dari rumah, kampus, atau sekitar kost. Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa sumber pangan jenis makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, dan

sayur lebih banyak diperoleh dari sekitar kost, sedangkan sumber pangan jenis

buah sebagian besar memperoleh dari rumah. Hal ini berhubungan dengan

lokasi geografis yang berkontribusi terhadap ketersediaan pangan dan biaya

makanan (Dorothy, 2006 dalam Suswanti, 2013). Selain itu, kemudahan

mencapai tempat penjualan makanan juga mempunyai pengaruh terhadap

konsumsi makan (Jago et al., 2007), sehingga jenis sumber makanan pokok,

protein, dan sayur lebih mudah didapatkan disekitar kost.

Pada penelitian ini, sumber pangan yang diperoleh dari rumah hanya

buah. Hal ini kemungkinan ketersediaan buah lebih mudah didapatkan ketika

Page 102: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

85

di rumah dibandingkan di kampus atau kost. Mahasiswa saat ini banyak

menggemari makanan instan, sehingga kurang mengkonsumsi makanan yang

mengandung serat. Hal ini selaras dengan pendapat Arisman (2004) yang

mengatakan bahwa pola makan orang dewasa saat ini cenderung

mengkonsumsi buah dan sayur, sehingga mahasiswa merasa mudah

memperoleh ketika di rumah dari pada di kampus atau kost.

Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rathi et

al., (2016) pada tiga puluh tujuh remaja mengenai ketersediaan dan

aksesibilitas makanan di lingkungan rumah. Menurut tiga kepala sekolah dan

10 remaja, orang tua membantu anak remaja mereka mengalami berbagai

macam makanan bergizi dengan berbelanja untuk dan menyiapkan makanan

sehat bagi mereka untuk makan. Selain itu, orang tua jarang membeli

makanan yang miskin gizi. Dibandingkan dengan lingkungan makanan lain

seperti kantin sekolah dan restoran-restoran makanan cepat saji, rumah adalah

tempat yang paling disukai untuk mengkonsumsi makanan sehat seperti buah.

Jenis makanan yang tersedia dirumah lebih banyak mempunyai peluang lebih

besar untuk dikonsumsi, sedangkan jenis makanan yang tidak tersedia tidak

akan dikonsumsi orang.

Pada umumnya remaja menjalani kehidupan yang sibuk yang banyak

menghabiskan waktu dikampus. Lingkungan sekolah memiliki dampak yang

signifikan pada pemilihan makanan remaja, karena 35% sampai 40% dari total

energi harian remaja dikonsumsi di sekolah (Dwyer J, 1995 dalam French et

al., 2003). Sedangkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber pangan

yang diakses dari kampus memiliki persentase paling rendah untuk tiap jenis

Page 103: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

86

makanannya. Hasil penelitian didukung dengan observasi yang dilakukan

pada kantin kampus dan warung sekitar kampus yang biasa dikunjungi

mahasiswa untuk makan, bahwa makanan yang biasa tersedia hanyalah

makanan pokok seperti nasi dan mie serta lauk hewani seperti ayam, ikan, dan

telur, jenis sayur dan buah sama sekali jarang tersedia, bahkan lebih banyak

gorengan dan makanan ringan.

Hasil penelitian dan observasi tersebut didukung oleh penelitiannya

French (2005) mengatakan bahwa sebagian besar lingkungan makanan di

sekolah memiliki makanan “kompetitif” yang diperdagangkan, makanan

kompetitif tersebut meliputi makanan yang dijual kantin/warung melalui

mesin penjual makanan atau dari warung di sekitar sekolah yaitu makanan

yang memiliki nilai gizi minimal (seperti minuman berkarbonasi, minuman es,

dan beberapa jenis permen) di ruang waktu makan selama waktu makan.

Buah, jus buah, dan sayuran jarang dijual di warung sekolah atau pada mesin

penjual makanan (St-Onge et al., 2003). Penjualan makanan di lingkungan

sekolah dan pembelian makanan dari mesin makanan pada sekolah tingkat

menengah dan cukup signifikan, dan banyak dari pilihan makanan yang

tersedia mengandung lemak dan/ atau gula tambahan yang tinggi. Jenis

makanan kurang bergizi yang sering dijual adalah permen cokelat (65%);

permen lainnya (68%); cemilan asin tinggi lemak (75%); minuman ringan,

minuman berion, atau minuman buah (Kann et al., 2005).

Sumber pangan sangat erat kaitannya dengan ketersediaan makan dan

kemudahan untuk mengakses makanan. Selain di kost atau di rumah,

mahasiswa juga lebih banyak menghabiskan waktu dikampus. Oleh karena itu,

Page 104: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

87

sebaiknya ketersediaan makan khususnya di kampus untuk menciptakan

lingkungan yang mendukung melalui peningkatan ketersediaan buah dan

sayur agar mahasiswa dapat tercukupi mengkonsumsi makanan hariannya.

G. Eksplorasi Pola Makan Berdasarkan Pengaruh Teman Mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan hasil FGD menyatakan bahwa sebagian besar informan

baik informan dengan pola makan cukup, kurang maupun lebih mengatakan

bahwa setiap makan bersama teman dan teman memiliki pengaruh terhadap

pola makan. Pengaruh teman pada masa remaja sangatlah kuat. Aktivitas yang

banyak dilakukan di luar rumah membuat seorang remaja sering dipengaruhi

rekan sebayanya termasuk dalam pola makan atau pemilihan makanan. Selain

itu, remaja berusaha keras untuk bisa sama dengan teman-teman mereka dan

membuat pilihan makanan berdasarkan pengaruh teman sebayanya (Brown et

al., 2013).

Berdasarkan pemaparan informan penelitian, dapat diketahui bahwa

teman memberikan pengaruh yang kuat terhadap pola makan. Hasil FGD

mengatakan bahwa tidak semua informan menganggap teman memberikan

pengaruh terhadap pola makan, akan tetapi satu informan dengan pola makan

cukup, enam orang pola makan kurang, dan dua orang pola makan lebih

mengatakan bahwa teman memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap

pola makan. Teman dianggap tidak memberikan pengaruh terhadap pola

makan oleh beberapa informan, sesuai dengan pernyataan McLellan et al.,

(1999), bahwa kebiasaan pola makan tersebut bukan anjuran atau dukungan

Page 105: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

88

dari teman sebaya, melainkan dukungan dari keluarga ataupun diri sendiri.

Sesuai dengan hasil penelitian, bahwa kelompok informan dengan pola makan

kurang menganggap bahwa bukan teman yang mempengaruhi pola makannya

melainkan dirinya sendiri, sehingga itu merupakah salah satu penyebab pola

makan mahasiswa kurang karena berdasarkan alasan kelompok informan

dengan pola makan cukup dan lebih bahwa ketika makan bersama teman akan

dapat meningkatkan nafsu makan.

Namun, hasil penelitian yang mengatakan teman memberikan pengaruh

yang sangat kuat terhadap pola makan, juga didukung hasil penelitian Rathi et

al., (2016) yang dilakukan pada remaja SMA perkotaan di India, hasil

temuannya menunjukkan bahwa teman sebaya memberikan pengaruh yang

penting terhadap perilaku konsumsi remaja. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sebayang tahun 2012 mengenai gambaran pola konsumsi

mahasiswa pada mahasiswa Universitas Indonesia bahwa sebanyak 90,6%

responden mengatakan teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat kuat

dalam hal konsumsi makanan. Hasil kedua penelitian tersebut didukung

dengan teori Sharlin dan Sari (2014) bahwa selama masa ini, pengaruh teman

sebaya menjadi lebih kuat karena teman sebaya menggantikan orang tua

sebagai sumber utama dorongan sosial dan teman sebaya dapat memberikan

pengaruh negatif maupun positif terhadap asupan makanan

Dalam teori tumbuh kembang, mahasiswa berada pada tahap awal

transisi dewasa ataupun dalam tahap memasuki kedewasaan (usia 17-21)

(Adriani dan Bambang, 2012). Dimana pada fase ini fisik seseorang terus

berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Perubahan ini

Page 106: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

89

membuat seorang remaja mengalami banyak ragam gaya hidup, perilaku,

tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan makanan apa yang akan

dikonsumsi (Khomsan, 2004).

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian, bahwa pola makan

mahasiswa lebih banyak yang kurang. Walaupun hasil FGD menyatakan

bahwa teman memberikan pengaruh terhadap pola makan informan, hal ini

berarti teman sebaya memberikan pengaruh yang negatif dan teman hanya

mempengaruhi pola makan saja tetapi belum mempunyai potensi untuk

melakukan promosi kesehatan khususnya mengajak untuk membiasakan pola

makan yang sehat. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Khomsan

(2004) bahwa pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi

tetapi sekedar bersosialisasi, untuk kesenangan, dan supaya tidak kehilangan

status. Teori tersebut didukung dengan hasil penelitian Rathi et al., (2016)

yang mengatakan bahwa pengaruh teman sebaya siswa SMA sering dipaksa

untuk mengkonsumsi makanan miskin zat gizi dan minuman bersoda. Temuan

juga didukung oleh penelitian Fitzgerald et al., (2013) bahwa pengaruh teman

sebaya sering dikritik karena menanamkan kebiasaan makan yang buruk di

kalangan orang dewasa. Didukung juga oleh penelitian Amaliah (2006) dalam

Sebayang (2012) mengenai gambaran pola konsumsi makanan ditinjau dari

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) pada remaja yang ada di SMP

Labschool Kebayoran Baru, bahwa sebanyak 67,9% siswa mendapat pengaruh

teman sebaya yang kuat dan tidak sesuai dengan PUGS.

Selain itu, faktor tempat tinggal juga dapat mempengaruhi pengaruh

teman dalam pola makan. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang tinggal di kost

Page 107: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

90

lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sehingga teman dapet

mempengaruhi pola makan mereka baik di lingkungan kampus ataupun di

kost. Berdasarkan pemaparan tersebut, bahwa teman sebaya mempunyai

pengaruh terhadap pola makan. Hal tersebut dikarenakan mereka lebih banyak

menghabiskan waktu di kampus daripada di rumah/kost dan memang terbiasa

makan bersama teman baik ketika di kampus maupun di kost, sehingga teman

sebaya dianggap sebagai modelling yang kuat bagi remaja khususnya

mahasiswa.

Selain itu, menurut pengakuan kelompok informan dengan pola makan

cukup dan lebih, bahwa teman memberikan pengaruh terhadap pola makan

baik secara jumlah maupun keadaan yang awalnya tidak ingin makan, ketika

ada teman atau bersama teman jadi ikut makan. Sedangkan kelompok

informan dengan pola makan kurang, mengatakan bahwa teman dianggap

tidak memberikan pengaruh terhadap pola makan. Oleh karena itu, sebaiknya

sesama teman dapat mendukung melalui kebiasaan makan bersama kearah

yang lebih baik, seperti membiasakan mengkonsumsi kelima kelompok

pangan setiap hari atau setiap kali makan agar pola makan dapat tercukupi

setiap harinya.

H. Eksplorasi Pola Makan Berdasarkan Preferensi Makanan Makan

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Menurut teori Randall dan Sanjur (1981) dalam Sijtsema et al., (2002)

faktor asupan makanan dipengaruhi oleh preferensi makanan. Preferensi

sering digunakan untuk merujuk pada penilaian afektif (menyukai/tidak

Page 108: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

91

menyukai) dari jenis makanan. Preferensi makanan dapat berpengaruh

terhadap konsumsi seseorang. Terdapat aspek dalam mempengaruhi preferensi

makanan yaitu karakteristik makanan yang terdiri dari rasa, penampilan,

tekstur, harga, tipe makanan, dan kombinasi makanan.

Menurut Park et al., (2015) mengatakan bahwa preferensi makanan

adalah salah satu faktor utama memainkan peran yang sangat penting dalam

pembentukan pola makan/kebiasaan makan, pilihan makanan yang tergantung

pada warna, bentuk, rasa, dan tekstur makanan. Oleh karena itu, pengalaman

indrawi adalah alasan utama bagi seseorang untuk suka atau tidak suka

terhadap makanan. Atribut sensori (rasa, warna/penampilan, tekstur dan

bentuk) dapat berkontribusi dalam preferensi makanan individu.

Rasa merupakan salah satu komponen penting dalam preferensi

makanan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa seluruh informan

mempertimbangkan rasa dalam memilih makanan dan cenderung menyukai

rasa gurih untuk informan dengan pola makan cukup, rasa pedas untuk

informan dengan pola makan kurang, dan rasa manis dan pedas untuk

informan dengan pola makan lebih. Sesuai pula dengan penelitian Suswanti

(2013) bahwa sebanyak 175 (96,7%) responden menganggap bawah variabel

rasa sangat penting dalam memilih makanan. Hal tersebut didukung oleh

penelitian Jundurabbi et al., (2015) bahwa sebanyak 50 orang (100 %)

responden menjawab “Ya” bahwa atribut cita rasa merupakan atribut yang

sangat penting.

Selain rasa, makanan yang beraneka warna, bentuk-bentuk yang

menarik dan kemasan dengan warna cerah merupakan faktor penampilan

Page 109: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

92

makanan yang disukai anak-anak (Gilbert, 2006 dalam Khoirina et al., 2015).

Namun, hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian karena informan dengan

pola makan cukup, kurang, dan lebih tidak terlalu mempertimbangkan

penampilah dalam pemilihan makanan, pemilihan makanan hanya bentuknya

saja jangan terlalu aneh.

Tidak hanya rasa yang mempengaruhi pemilihan makanan tetapi juga

bau, penampilan dan tekstur makanan. Hasil penelitian yang dilakukan

menunjukkan bahwa sebagain besar informan menyukai makanan dengan

tekstur lembut dan tidak telalu keras. Tekstur makanan juga merupakan

komponen yang turut menentukan cita rasa makanan karena sensitivitas panca

indera rasa dipengaruhi oleh konsistensi makanan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Bushak (2014) dan Suswanti (2013) mengatakan bahwa seseorang

cenderung berpikir bahwa makanan dengan tekstur keras atau kasar

mengandung kalori lebih sedikit daripada makanan yang kenyal dan lembut.

Teori ekonomi mengasumsikan mengenai harga, bahwa perbedaan

relatif pada harga sebagian dapat menjelaskan perbedaan antara individu

dalam hal pilihan makanan dan perilaku diet (Jones dan Bartlett, 2011). Selain

itu, biaya makanan adalah penentu utama pilihan makanan, apakah biaya

mahal tergantung fundamental pada pendapatan sesseorang dan status sosial

ekonomi. Hal ini sesuai dengan dengan hasil penelitian bahwa seluruh

informan baik informan dengan pola makan cukup, kurang, maupun lebih

yang menyatakan bahwa seluruh informan dalam memilih makanan sangat

memperhitungkan harga seperti memilih harga yang murah dan terjangkau

untuk mendapatkan makanan, hal tersebut dikarenakan menyesuaikan dengan

Page 110: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

93

uang jajan yang orang tua mereka berikan. Sejalan dengan penelitian Suswanti

(2013) yang mengatakan bahwa harga merupakan hal yang penting dalam

memilih makanan.

Tipe makanan atau jenis makanan merupakan komponen utama selain

rasa yang mempengaruhi preferensi makanan (Tiyas, 2009). Berdasarkan hasil

penelitian Tiyas (2009) menyatakan bahwa preferensi terhadap jenis makanan

sumber protein hewani hampir semua jenis pangan hewani disukai terutama

olahan yang digoreng. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang

mengatakan bahwa hampir semua jenis pangan hewani disukai sebagian besar

informan.

Namun, dari segi tipe makanan atau jenis makanan untuk masing-

masing kelompok menyukai jenis makanan yang beda. Kelompok informan

dengan pola makan cukup lebih banyak yang mengatakan sayur dan protein

hewani serta seorang informan menyukai jenis sayur dan buah. Konsumsi

sayur dan buah yang cukup juga menurunkan risiko sulit buang air besar

(BAB/sembelit) dan kegemukan (Kemenkes RI, 2014). Sesuai dengan pola

makannya yang cukup, hasil FFQ untuk jenis sayur dan buah seluruh informan

dengan pola makan cukup sudah sesuai dengan anjuran rekomendasi PGS.

(Lihat lampiran 2).

Informan dengan pola makan kurang, lebih menyukai jenis karbohidrat

dan protein. Jenis karbohidrat dan protein merupakan sumber energi, dan

memiliki kandungan yang tinggi kalori, hal tersebut bertolakbelakang dengan

pola makan yang dimiliki yaitu pola makan kurang. Hal tersebut juga

didukung dengan hasil FFQ yang menunjukkan bahwa semua informan

Page 111: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

94

dengan pola makan kurang, memiliki porsi yang kurang terhadap kelima

kelompok pangan khususnya jenis karbohidrat dan protein. Sesuai dengan

pernyataan Kemenkes RI (2014) bahwa kualitas atau mutu gizi dan

kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang

dikonsumsi. Kurangnya jenis pangan yang dikonsumsi semakin sulit untuk

memenuhi kebutuhan gizi.

Informan dengan pola makan lebih, lebih banyak yang menyukai jenis

karbohidrat dan protein hewani. Padahal kebanyakan makan dalam hal

karbohidrat, protein maupun lemak mengakibatkan berat badan berlebih,

selain itu makanan yang tinggi protein biasanya mengandung banyak lemak

sehingga menyebabkan obesitas (Almatsier, 2010). Hal tersebut sesuai dengan

pola makan informan berdasarkan hasil FFQ.

Faktor kombinasi makanan dalam preferensi makanan juga sangat

penting. Makanan yang disajikan dalam susunan menu yang sama tetapi

penyajiannya berbeda akan dapat merubah penilaian preferensi seseorang

untuk suatu jenis makanan tertentu (Suhardjo, 1989). Hal tersebut sesuai

dengan hasil FGD pada informan dengan pola makan cukup dan lebih yang

memiliki kombinasi lebih bervariasi daripada informan dengan pola makan

kurang. Remaja tidak mengkonsumsi sejumlah sajian buah, sayur, dan produk

susu yang direkomendasikan, dan mereka mengkonsumsi gula tambahan (Xie

et al., 2003). Selain itu, pada studi yang dilakukan terhadap 18.000 remaja

yang berpartisipasi dalam National Longitudinal Study of Adolescent Health,

banyak remaja tidak memakan jumlah sajian minimal sayuran yang

Page 112: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

95

direkomendasikan (77%), buah (55%), dan produk susu (47%) (Videon dan

Manning, 2003).

Informan dengan pola makan cukup dan lebih, lebih memilih satu set

makanan dimana terdapat beberapa jenis makanan seperti nasi, sayuran, lauk

pauk, dan buah. Sedangkan informan dengan pola makan kurang hanya

memiliki dua jenis kombinasi setiap makan yaitu karbohidrat/nasi dan protein.

Hal ini diduga kurang bervariasinya makanan setiap kali makan menyebabkan

porsi informan menjadi kurang. Karena kualitas atau mutu gizi dan

kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang

dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan yang dikonsumsi semakin mudah

untuk memenuhi kebutuhan gizi (Kemenkes RI, 2014).

Berdasarkan pemaparan tersebut, dari berbagai aspek yang

mempengaruhi preferensi makan hanya segi rasa, jenis makanan, dan

kombinasi makanan yang membedakan preferensi makan terhadap kebiasaan

pola makan untuk masing-masing kelompok informan. Sebaiknya mahasiswa

lebih mengkonsumsi anekaragam pangan setiap hari atau setiap kali makan

untuk meningkatkan pola makan menjadi lebih baik dan sebaiknya mahasiswa

harus meningkatkan konsumsi tinggi serat dan rendah kalori.

I. Eksplorasi Pola Makan Berdasarkan Citra Tubuh Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Persepsi citra tubuh untuk kelompok informan dengan pola makan

cukup, kurang, maupun lebih, tidak menutup kemungkinan informan yang

memiliki pola makan cukup atau lebih merasa tidak puas dengan bentuk

Page 113: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

96

tubuhnya, begitupun dengan informan yang memiliki pola makan kurang.

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar informan baik informan dengan

pola makan cukup, kurang, dan lebih menganggap tubuhnya kurus/gemuk dan

kurang ideal, artinya sebagian besar informan masih belum puas dengan

bentuk tubuhnya dan masih memiliki persepsi bahwa berat badannya belum

ideal.

Distorsi terhadap citra tubuh dapat diakibatkan karena seseorang

merasa tidak puas terhadap bentuk tubuh yang dimilikinya. Pada beberapa

kasus distorsi terhadap citra tubuh lebih sering dialami oleh perempuan yag

selalu merasa overestimate (merasa gemuk) terhadap ukuran tubuhnya,

sementara pada laki-lai lebih cenderung merasa underastimate (merasa kurus)

terhadap ukuran tubuhnya. Oleh karena itu, tidak jarang pada orang yang

mengalami distorsi terhadap citra tubuh menyebabkan mereka mengalami

gangguan dalam mengkonsumsi makanan (Anggraini, 2012).

Body image atau citra tubuh adalah gambaran seseorang mengenai

bentuk dan ukuran tubuhnya sendiri. Penelitian Anggraini (2012) mengenai

hubungan citra tubuh dengan konsumsi makanan menunjukkan bahwa

konsumsi makanan yang tidak baik lebih banyak terjadi pada responden yang

tidak puas terhadap ukuran tubuhnya (67,4%) daripada responden yang puas

dengan ukuran tubuhnya (55,6%). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian

bahwa kelompok informan dengan pola makan kurang lebih cenderung

merasa tubuhnya gemuk atau kurus. Informan merasa tubuhnya kurus

disebabkan memang pola makannya yang sedikit dan belum sesuai dengan

anjuran yang direkomendasikan Pedoman Gizi Seimbang, sehingga wajar jika

Page 114: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

97

informan merasa tubuhnya kurus. Sedangkan informan yang merasa tubuhnya

gemuk mengaku harus menurunkan berat badannya, mungkin hal itu juga

yang menyebabkan pola makannya jadi berkurang karena takut gemuk.

Hasil penelitian ini hampir mirip dengan penelitian Kusumajaya (2007)

dalam penelitiannya dengan remaja SMA di Kabupaten dan Kota Denpasar

Bali, yang hasilnya menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara citra

tubuh terhadap konsumsi makanan, dimana persepsi citra tubuh merupakan

faktor risiko yang signifikan terhadap konsumsi makanan yaitu rendahnya

jumlah, jenis dan frekuensi konsumsi makanan serta berkurangnya asupan

energi dan protein.

Remaja yang mempunyai tubuh ideal namun mereka cenderung menilai

ukuran tubuhnya lebih besar dari ukuran yang sebenarnya (Grogan, 2008).

Ketidakpuasan tersebut juga dirasakan oleh informan penelitian, informan

merasa tubuhnya terlalu gemuk/kurus dan terdapat beberapa bagian tubuh

yang tidak sesuai, sehingga terlihat tidak proporsional. Hal ini mungkin yang

menyebabkan tingginya proporsi pola makan kurang dan lebih. Selain itu,

ketidakpuasan citra tubuh informan mungkin dapat disebabkan karena

beberapa hal, antara lain dapat dipengaruhi oleh tempat tinggal dan teman

sebaya.

Dalam hasil penelitian, dilihat dari tempat tinggal mahasiswa bahwa

lebih banyak mahasiswa yang tinggal di kost. Mahasiswa yang tinggal dikost

akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman, teman merupakan

acuan paling utama selain orang tua atau keluarga. Karena pengaruh teman

sebaya berupa dukungan sosial merupakan salah satu faktor penting dalam

Page 115: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

98

pembentukan citra tubuh. Keakraban yang terjalin antara informan dan teman

sebaya dapat terjalin dikarenakan sebagian informan dalam fase remaja.

Karena remaja adalah golongan individu yang sedang mencari identitas diri

dan mereka suka ikut-ikutan untuk berpenampilan menarik (Khomsan, 2004).

Kelompok teman sebaya memberikan kesempatan untuk melakukan

sosialisasi dalam usaha dimana nilai-nilai yang ditentukan oleh teman-teman

seuisianya. Hilman (2002) menjelaskan bahwa dukungan sosial dari teman

sebaya membuat seseorang merasa memiliki teman senasib, teman untuk

berbagi minat yang sama, saling menguatkan bahwa mereka dapat berubah ke

arah yang lebih baik dan memungkinkan akan memperoleh rasa nyaman dan

aman.

Teori tersebut sejalan dengan hasil penelitian Irdianty dan Rita (2012)

yang mengatakan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial teman sebaya

dengan citra tubuh. Teman sebaya merupakan salah satu kelompok sosial yang

mempengaruhi remaja dalam berbagai aspek, salah satunya citra tubuh yang

akan berdampak pada asupan makanan sehari-hari. Penampilah fisik, salah

satunya adalah bentuk tubuh dan berat badan, menjadi semacam cara remaja

untuk masuk ke dalam lingkungan sosial, yaitu teman sebaya. Oleh karena itu,

teman sebaya mempunyai pengaruh yang cukup besar pada masa remaja

(Brown et al., 2013).

Pada penelitian ini, diasumsikan bahwa karena mahasiswa lebih banyak

menghabiskan waktu dengan teman sebayanya baik di lingkungan kampus

atau di lingkungan kost, secara tidak sadar bahwa teman akan memberikan

pengaruh terhadap penampilan tubuh mereka untuk menurunkan atau

Page 116: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

99

menaikkan berat badan. Sesuai dengan penelitian Setyawati dan Ratu (2013)

bahwa status gizi remaja mendapatkan pengaruh dari teman sebaya untuk

menurunkan berat badan lebih tinggi dibandingkan yang tidak mendapatkan

pengaruh dari teman sebaya, sehingga mereka merasa bahwa lingkungan

teman sebaya mereka menuntut untuk mengurangi berat badan, sehingga ada

hubungan yang bermakna antara pandangan teman sebaya mengenai berat

badan dengan risiko mengalami gizi kurang. Banyak remaja sering merasa

tidak puas dengan penampilan dirinya (Khomsan, 2004).

Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian, bahwa infroman yang

merasa tidak puas dengan ukuran tubuhnya membuat mereka merasa khawatir

sehingga mereka melakukan pengaturan pola makan. Hasil penelitian sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumajaya, dkk (2007) yang

mengatakan bahwa persepsi remaja terhadap body image dapat menentukan

pola makan serta status gizinya. Asupan makanan yang kurang dari kebutuhan

akan menyebabkan tubuh menjadi kurus, sedangkan asupan makanan yang

lebih dari kebutuhan akan menyebabkan kelebihan berat badan atau

overweight (Siregar, 2013). Namun, berdasarkan hasil penelitian bahwa

kelompok informan dengan pola makan kurang masih ada yang menilai bahwa

tubuhnya kelebihan berat badan dan kelompok informan dengan pola makan

lebih yang menilai tubunya kurus. Sehingga, penilaian tentang bentuk tubuh

bukan alasan utama untuk menilai pola makan seseorang.

Suatu studi di AS mengenai body image para remaja, bahwa hampir

70% remaja wanita yang diteliti mengungkapkan keinginan mereka untuk

mengurangi berat badannya karena merasa kurang langsing. Padahal hanya

Page 117: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

100

15% di antara mereka yang menderita obesitas (kegemukan). Sebaliknya

remaja pria, mereka (59%) menginginkan tubuh yang berisi karena merasa

dirinya kerempeng, meskipun hanya 25% yang benar-benar kerempeng

(Khomsan, 2004).

Sejalan dengan hasil penelitian, bahwa sebagain besar informan

merasa tubuhnya gemuk sehingga perlu melakukan penurunan berat badan,

walaupun mereka merasa memiliki status gizi normal. Selain itu, didapatkan

juga bahwa informan dengan pola makan kurang tetapi merasa berat badannya

berlebih. Penelitian Savitri (2015) juga memperlihatkan bahwa meskipun telah

mempunyai tubuh ideal, tetapi akan selalu menjaga bentuk tubuhnya karena

cenderung menilai ukuran tubuh lebih besar dari ukuran sebenarnya.

Citra tubuh erat kaitannya dengan pola makan, sehingga masih ada

informan dengan pola makan cukup yang menganggap bentuk tubuhnya kurus

dan gemuk. Selain itu, sebagian kelompok informan dengan pola makan

kurang memiliki IMT (Indeks Massa Tubuh) normal, namun masih merasa

bentuk tubuhnya kurus dan gemuk, sehingga tidak menutup kemungkinan

informan yang sudah memiliki pola makan cukup merasa tidak puas dengan

bentuk tubuhnya, begitupun dengan informan yang memiliki pola makan

kurang dan lebih. Seharusnya, untuk tetap mendapatkan bentuk tubuh yang

ideal sesuai keinginan, mahasiswa melakukannya dengan cara yang baik

seperti mengkonsumsi makanan dengan prinsip gizi seimbang, karena dengan

menerapkan pola makan gizi seimbang baik secara kualitas dan kelengkapan

akan menurunkan resiko kegemukan atau kurus.

Page 118: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

101

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Lebih banyak mahasiswa yang memiliki pola makannya kurang (59,5%)

dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki pola makannya lebih

(29,8%) dan cukup (10,6%).

2. Lebih banyak mahasiswa bukan perantauan (60,6%) dibandingkan

mahasiswa perantauan (39,4%).

3. Lebih banyak mahasiswa yang tidak tinggal bersama keluarga/kost

(66,9%) dibandingkan mahasiswa yang tinggal bersama keluarga/di rumah

(33,1%).

4. Mahasiswa paling banyak mendapatkan sumber pangan makanan pokok

(41,1%), lauk hewani (47,8%), lauk nabati (48,0%) dan sayuran (44,9%)

dari sekitar kost. Sedangkan paling banyak mahasiswa untuk mendapatkan

buah dari rumah (40,8%).

5. Mahasiswa dengan pola makan kurang cenderung tidak dipengaruhi oleh

teman, sedangkan mahasiswa dengan pola makan lebih dan cukup

cenderung dipengaruhi oleh teman.

Page 119: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

102

6. Tidak terdapat perbedaan preferensi makan dari aspek penampilan, tekstur,

dan harga pada kelompok mahasiswa berdasarkan pola makannya.

Mahasiswa dengan pola makan cukup dan lebih cenderung memiliki jenis

dan kombinasi makanan yang lebih bervariasi dari pada mahasiswa

dengan pola makan kurang.

7. Tidak terdapat perbedaan persepsi citra tubuh pada kelompok mahasiswa

berdasarkan pola makannya.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

a. Mahasiswa membiasakan sarapan pagi yang mengandung unsur gizi

seimbang dengan mengkonsumsi lima kelompok pangan setiap hari

atau setiap kali makan dan makan tiga kali sehari sesuai anjuran porsi

kelompok umur mahasiswa (19-29 tahun) dalam pedoman gizi

seimbang (PGS) 2014.

b. Mahasiswa lebih banyak yang memiliki pola makan yang kurang,

maka sebaiknya mahasiswa dapat memperbaiki pola makannya

melalui perbaikan kebiasaan pola makan yang beraneka ragam dengan

meningkatkan konsumsi makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah

baik secara kualitas maupun kuantitas. Sedangkan mahasiswa yang

memiliki pola makan cukup diharapkan dapat mempertahan pola

makannya dan mahasiswa yang memiliki pola makan lebih diharapkan

dapat memperbaiki pola makannya menjadi cukup melalui perbaikan

kebiasaan makan yang beranekaragam dengan mengurangi konsumsi

Page 120: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

103

makanan pokok, lauk pauk, serta meningkatkan konsumsi buah dan

sayur baik secara kualitas maupun kuantitas.

2. Bagi Fakultas Kedokterdan dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta perlu mensosialisasikan tentang pedoman gizi seimbang (PGS)

kepada mahasiswa melalui poster, kuliah umum, dan kegiatan Dewan

Mahasiswa Fakultas (DEMA F) serta sebaiknya pihak FKIK berkolaborasi

dengan pihak Darma Wanita untuk memperhatikan keanekaragaman jenis

makanan yang dijual khususnya dikantin kampus. Selain itu, sosialisasi

diharapkan dapat menjadi bekal mahasiswa untuk melakukan edukasi dan

promosi kesehatan kepada masyarakat luas, khususnya tentan gizi

seimbang.

3. Bagi Peneliti Lain

Kepada peneliti selanjutnya diharapkan mengikutsertakan variabel-

varibel lain yang diduga mempengaruhi pola makan yang tidak dapat

diteliti pada penelitian ini. Juga melakukan penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui pola makan mahasiswa dengan mengukur food intake atau

asupan gizinya perhari. Pada tahap analisis diharapkan melakukan analisis

bivariat atau multivariat.

Page 121: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

104

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M., Bambang, W., 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.

Kencana, Jakarta.

Agustiani, R., 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi

Kalsium Pasa Siswi Di SMPN 1 Mande Kabupaten Cianjur, Tahun 2010

(Skripsi). Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarata, Jakarta.

Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka, Jakarta.

Amelia, A., Muljati, S., Puspitasari, D.S., 2010. Pencapaian Pertumbuhan Linear

Dan Status Pubertas Remaja Dengan Riwayat Gizi Buruk Pada Usia Dini.

Penelit. Gizi Dan Makanan J. Nutr. Food Res. 33.

Anggraini, Suci., 2012. Faktor Lingkungan Dan Faktor Individu Hubungannya

Dengan Konsumsi Makanan Pada Mahasiswa Asrama Universitas

Indonesia Depok Tahun 2012 (Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia, Depok.

Apriadji, 1986. Gizi Keluarga. Swadaya, Jakarta.

Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC, Jakarta.

Azwar, S., 2003. Keterlambatan Pubertas. Sari Pediatri 4, 176–179.

Baliwati, Y.., Retnaningsih, 2004. Pengantar Pangan Dan Gizi. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Batubara, J.R., 2010. Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari

Pediatri 12.

Page 122: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

105

Briefel, R.R., Johnson, C.L., 2004. Secular Trends In Dietary Intake In The

United States. Annu. Rev. Nutr. 24, 401–431.

doi:10.1146/annurev.nutr.23.011702.07334

Brown, J.E., Isaacs, J., Krinke, B., Lechtenberg, E., Murtaugh, M., 2013.

Nutrition Through the Life Cycle. Cengage Learning.

Bushak, L., 2014. How Food Texture, Or “Oral Haptics,” Influences Our

Perception Of Calories [WWW Document]. URL

http://www.medicaldaily.com/how-food-texture-or-oral-haptics-

influences-our-perception-calories-277810 (accessed 8.23.16).

Darlina, 2004. Faktor Pendorong Mie Instant Dan Kontribusi Energi Dan Protein

Pada Mahasiswa Di Asrama (Skripsi). FKM Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Dave, J.M., An, L.C., Jeffery, R.W., Ahluwalia, J.S., 2009. Relationship Of

Attitudes Toward Fast Food And Frequency Of Fast-Food Intake In

Adults. Obes. Silver Spring Md 17, 1164–1170. doi:10.1038/oby.2009.26

Departemen Gizi Dan Kesehatan Masyarakat FKM UI., 2007. Gizi dan Kesehatan

Masyarakat. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Devi, Nirmala., 2012. Gizi Anak Sekolah. Kompas, Jakarta.

Fitriana, N., 2011. Kebiasaan Sarapan, Aktivitas Fisik, Dan Status Gizi

Mahasiswa Mayor Ilmu Gizi Dan Mayor Konservasi Sumberdaya Hutan

Dan Ekowisata IPB (Skripsi). Depatemen Gizi Masyarakat Fakultas

Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Fitzgerald, A., Heary, C., Kelly, C., Nixon, E., Shevlin, M., 2013. Self-Efficacy

For Healthy Eating And Peer Support For Unhealthy Eating Are

Page 123: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

106

Associated With Adolescents’ Food Intake Patterns. Appetite 63, 48–58.

doi:10.1016/j.appet.2012.12.011

French, S.A., 2005. Public Health Strategies for Dietary Change: Schools and

Workplaces. J. Nutr. 135, 910–912.

French, S.A., Story, M., Fulkerson, J.A., Gerlach, A.F., 2003. Food Environment

in Secondary Schools: À La Carte, Vending Machines, and Food Policies

and Practices. Am. J. Public Health 93, 1161–1168.

Gibson, R.S., 2005. Principles of Nutritional Assessment. Oxford University

Press.

Grogan, S., 2008. Body Image: Understanding Body Dissatisfaction in Men,

Women, and Children. Routledge, New York.

Handayani, I., 2012. Gambaran Pola Makan Suku Melayu Dan Suku Jawa Di

Desa Selemak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2012 (Skripsi). FKM Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hardinsyah dan D. Briawan. 2005. Penilaian Dan Perencanaan Konsumsi

Pangan. Gizi Masyarakat dan Sumber Berdaya Keluarga. Fakultas

Pertanian IPB Bogor.

Harper, L.J., Brady, J.D., Judy, A.D., 1986. Pangan, Gizi Dan Pertanian. UI Pres,

Jakarta.

Holmboe-Ottesen, G., Wandel, M., 2012. Changes In Dietary Habits After

Migration And Consequences For Health: A Focus On South Asians In

Europe. Food Nutr. Res. 56. doi:10.3402/fnr.v56i0.18891

Hyman, M., 2006. Ultra Metabolisme. Bentang Pustaka, Yogyakarta.

Page 124: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

107

Irdianty, M.S., Rita, H.W., 2012. Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman

Sebaya Dengan Citra Tubuh (Body Image) Siswi Usia Sekolah Dengan

Menarche Di Kecamatam Sale. Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Diponegoro.

Jago, R., Baranowski, T., Baranowski, J.C., Cullen, K.W., Thompson, D., 2007.

Distance To Food Stores & Adolescent Male Fruit And Vegetable

Consumption: Mediation Effects. Int. J. Behav. Nutr. Phys. Act. 4, 35.

doi:10.1186/1479-5868-4-35

Jeffery, R.W., Baxter, J., McGuire, M., Linde, J., 2006. Are Fast Food

Restaurants An Environmental Risk Factor For Obesity? Int. J. Behav.

Nutr. Phys. Act. 3, 2. doi:10.1186/1479-5868-3-2

Jones, Bartlett, 2011. Overview of Determinants of Food Choice and Dietary

Change: Implications for Nutrition Education, in: 2.

Jundurabbi, H., Taslim, Lilis Suryaningsih, 2015. Analysis Preference of

Consumer Toward Organic Fried Chicken. Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran, Bandung.

Kann, L., Grunbaum, J., McKenna, M.L., Wechsler, H., Galuska, D.A., 2005.

Competitive Foods and Beverages Available for Purchase in Secondary

Schools — Selected Sites, United States, 2004. J. Sch. Health 75, 370–374.

doi:10.1111/j.1746-1561.2005.tb06639.x

Kemenkes, RI., 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Kemenkes RI,

Jakarta.

Kemenkes, RI., 2010. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Kemenkes RI,

Jakarta.

Page 125: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

108

Kemenkes RI, 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Kementrian Kesehatan RI.

Khoirina, A., Ajeng Sakina Gandaasri, Andini Septiani, Astuti Akin, Ayu S, Cesil

M, Cory SD, Mursalina, Tyas WU, Yuni Fira Y, 2015. Gambaran Food

Preferences Pada Siswa-Siswi Obesitas Di Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2015.

Khomsan, A., 2004. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. PT Raja Grafindo,

Jakarta.

Krølner, R., Rasmussen, M., Brug, J., Klepp, K.-I., Wind, M., Due, P., 2011.

Determinants Of Fruit And Vegetable Consumption Among Children And

Adolescents: A Review Of The Literature. Part II: Qualitative Studies. Int.

J. Behav. Nutr. Phys. Act. 8, 112. doi:10.1186/1479-5868-8-112

Krummel, D.A., Kris-Etherton, P.M., 1996. Nutrition in Women’s Health. Jones

& Bartlett Learning.

Kusumajaya, N., Wiardani, N., Juniarsana, I., 2008. Persepsi Remaja Terhadap

Body Image Kaitannya dengan Pola Konsumsi Makan. J. Skala Husada 5,

114–125.

Lapau, B., 2013. Metode Penelitian Kesehatan. YOI, Jakarta.

Larson, N., Eisenberg, M.E., Berge, J.M., Arcan, C., Neumark-Sztainer, D., 2015.

Ethnic/Racial Disparities In Adolescents’ Home Food Environments And

Linkages To Dietary Intake And Weight Status. Eat. Behav. 0, 43–46.

doi:10.1016/j.eatbeh.2014.10.010

Lee, J., Gao, R.-R., Kim, J.-H., 2015. Acculturation And Changes In Dietary

Behavior And Anthropometric Measures Among Chinese International

Page 126: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

109

Students In South Korea. Nutr. Res. Pract. 9, 304–312.

doi:10.4162/nrp.2015.9.3.304

Lomanjaya, I.P., Soegiono, E.A., 2015. Studi Deskriptif Perilaku Makan

Mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya. Universitas Kristen Petra

Surabaya, Surabaya.

Mahan, L.K., Escott-Stump, S., 2008. Krause’s Food & Nutrition Therapy, 12th

ed. SAUNDERS EI-SEVIER, Missouri.

McLellan, L., Rissel, C., Donnelly, N., Bauman, A., 1999. Health Behaviour And

The School Environment In New South Wales, Australia. Soc. Sci. Med.

1982 49, 611–619.

Moehyi, S., 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi Dan Jasa Boga. Bhratara,

Jakarta.

Novisa, R., 2011. Perubahan Pola Makan Terhadap Mahasiswa Perantau,

Program Studi Ilmu Komputer Angkatan 2011 FMIPA Universitas

Lampung Mangkurat.

Nugroho, Tirta, 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pola Makan

Gizi Seimbang Pada Mahasiswa PSPD FKK UMJ Tahun 2013 (Skripsi).

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMJ, Jakarta.

Park, E.-S., Lee, J.-H., Kim, M.-H., 2015. Eating Habits And Food Preferences

Of Elementary School Students In Urban And Suburban Areas Of

Daejeon. Clin. Nutr. Res. 4, 190–200. doi:10.7762/cnr.2015.4.3.190

Pulungan, A.B., 2013. Masalah Pubertas pada Anak dan Remaja [WWW

Document]. IDAI. URL http://idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-

anak/masalah-pubertas-pada-anak-dan-remaja (accessed 2.17.16).

Page 127: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

110

Rathi, N., Riddell, L., Worsley, A., 2016. What Influences Urban Indian

Secondary School Students’ Food Consumption? - A Qualitative Study.

Appetite 105, 790–797. doi:10.1016/j.appet.2016.07.018

Rosenmöller, D.L., Gasevic, D., Seidell, J., Lear, S.A., 2011. Determinants Of

Changes In Dietary Patterns Among Chinese Immigrants: A Cross-

Sectional Analysis. Int. J. Behav. Nutr. Phys. Act. 8, 42. doi:10.1186/1479-

5868-8-42

Satori, D., Aan, K., 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. ALFABETA,

Bandung.

Savitri, R., 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi

Makanan Jajanan Yang Mengandung Pewarna Sintetik Pada Siswa Kelas

VIII Dan IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI 1 Dan SMP YMJ

Ciputat Tahun 2009 (Skripsi). Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.

Savitri, W., 2015. Hubungan Body Image, Pola Konsumsi Dan Aktivitas Fisik

Dengan Status Gizi Siswi SMAN 63 Jakarta Tahun 2015 (Skripsi).

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.

Sebayang, A.N., 2012. Gambaran Pola Konsumsi Makanan Mahasiswa Di

Universitas Indonesia (Skripsi). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia, Depok.

Sediaoetama, A.D., 2009. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi. Dian Rakyat,

Jakarta.

Page 128: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

111

Setyawati, G.N., Ratu, A.D.S., 2013. Hubungan Citra Tubuh, Pengaruh Orang

Tua, dan Faktor Lain dengan Status Gizi Penari Ballet di Sekolah

Namarina Ballet-Jazz-Fitness Daerah Jakarta Selatan Tahun 2013.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Sharlin, J., Sari, E., 2014. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC, Jakarta.

Sijtsema, S., Linnemann, A., van Gaasbeek, T., Dagevos, H., Jongen, W., 2002.

Variables Influencing Food Perception Reviewed For Consumer-Oriented

Product Development. Crit. Rev. Food Sci. Nutr. 42, 565–581.

doi:10.1080/20024091054256

Siregar, R., 2013. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Overweight Pada

Mahasiswa Di STIKes Medistra Indonesia Tahun 2013. Program Studi

DIII Kebidanan Sekol. Tinggi Ilmu Kesehat. Medistra Indones. Bekasi.

St-Onge, M.-P., Keller, K.L., Heymsfield, S.B., 2003. Changes In Childhood

Food Consumption Patterns: A Cause For Concern In Light Of Increasing

Body Weights. Am. J. Clin. Nutr. 78, 1068–1073.

Suci, S.P., 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pola Makan

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 (Skripsi).

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.

Suhardjo, 1989. Sosio Budaya Gizi. IPB PAU Pangan & Gizi, Bogor.

Supariasa, I.D., 2001. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta.

Page 129: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

112

Surjadi, C., 2013. Globalisasi dan Pola Makan Mahasiswa-Studi Kasus di

Jakarta. Kesehat. Masy. Dan Kedokt. Pencegah. FK UNIKA Atmajaya

Jkt. 40.

Suryaputra, K., Siti, R.N., 2012. Perbedaan Pola Makan dan Aktivitas Fisik

Antara Remaja Obesitas Dengan Non Obesitas. Makara Kesehat. 16, 45–

50.

Suswanti, I., 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan

Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 (Skripsi).

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.

Tiyas, Y.T.C., 2009. Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor

(Skripsi). Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ulfah, N., 2011. Hubungan Antara Karakteristik Individu Dan Pengaruh Teman

Sebaya Dengan Kebiasaan Makan Pada Mahasiswa Penghuni Asrama UI

Depok Tahun 2011 (Skripsi). FKM UI, Depok.

Videon, T.M., Manning, C.K., 2003. Influences On Adolescent Eating Patterns:

The Importance Of Family Meals. J. Adolesc. Health 32, 365–373.

doi:10.1016/S1054-139X(02)00711-5

Wood, L.G., Lagleva, M., Shah, S., Berthon, B.S., Galbraith, S., Henry, R.,

Kepreotes, H., Gibson, P.G., 2015. Dietary Changes In Migrant

Adolescents With Increasing Length Of Stay In Australia And Associated

Risk Of Wheeze – A Retrospective, Cross Sectional Study. BMC Pediatr.

15. doi:10.1186/s12887-015-0420-x

Page 130: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

113

Xie, B., Gilliland, F.D., Li, Y.-F., Rockett, H.R., 2003. Effects of Ethnicity,

Family Income, and Education on Dietary Intake among Adolescents.

Prev. Med. 36, 30–40. doi:10.1006/pmed.2002.1131

Yuniarti, Neni., 2012. Gizi Dan Kesehatan AUD "Kebutuhan Gizi Anak".

Makalah. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.

Zakiah, 2014. Hubungan Penerapan Pedoman Gizi Seimbang Dengan Status Gizi

Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 (Skripsi). Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Jakarta.

Page 131: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

LAMPIRAN

Page 132: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

LAMPIRAN 1

Karakteristik Informan Penelitian Untuk FGD

Pola Makan

Daerah Asal Tempat Tinggal Sumber Pangan

Perantauan Non Perantauan Kost Rumah Kampus Sekitar Kost Sekitar Kampus

Informan

CUKUP

MJ

(Kesehatan

Masyarakat,

2015)

MA

(Kesehatan

Masyarakat,

2014)

LA

(Pendidikan

Dokter,

2015)

VS

(Kesehatan

Masyarakat,

2015)

NZ

(Farmasi,

2014)

SM

(Ilmu

Keperawatan,

2015)

AS

(Ilmu

Keperawatan,

2015)

KURANG

AN

(Ilmu

Keperawatan,

2014)

RA

(Pendidikan

Dokter, 2014)

QN

(Pendidikan

Dokter,

2015)

NK

(Kesehatan

Masyarakat,

2014)

AZ

(Farmasi,

2015)

NF

(Kesehatan

Masyarakat,

2015)

ST

(Farmasi, 2015)

LEBIH

MR

(Pendidikan

Dokter, 2015)

AF

(Pendidikan

Dokter, 2014)

RR

(Pendidikan

Dokter,

2014)

RZ

(Pendidikan

Dokter, 2015)

RS

(Pendidikan

Dokter, 2015)

DA

(Farmasi,

2014)

SS

(Kesehatan

Masyarakat,

2015)

Page 133: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

LAMPIRAN 2

Pola Makan Informan Penelitian

Pola Makan

Informan

Konsumsi Makan Berdasarkan Anjuran PGS Kelompok Usia 19-29 Tahun

Makanan Pokok Protein Hewani Protein Nabati Sayur Buah

CUKUP

Sdri. MJ 5 p 3 p 3 p 3 p 5 p

Sdri. MA 5 p 3 p 3 p 3 p 5 p

Sdri. LA 5 p 3 p 3 p 3 p 5 p

Sdri. VS 5 p 3 p 3 p 3 p 5 p

Sdri. NZ 5 p 3 p 3 p 3 p 5 p

Sdri. SM 5 p 3 p 3 p 3 p 5 p

Sdri. AS 5 p 3 p 3 p 3 p 5 p

KURANG

Sdri. AN 3 p 1 p 1 p 1 p 0 p

Sdri. RA 3 p 2 p 1 p 0 p 1 p

Sdri. QN 3 p 2 p 0 p 1 p 3 p

Sdri. NK 3 p 2 p 1 p 1 p 1 p

Sdri. AZ 4 p 2 p 2 p 1 p 2 p

Sdri. NF 4 p 1 p 1 p 2 p 0 p

Sdri. ST 2 p 2 p 1 p 2 p 1 p

Page 134: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

Pola Makan

Informan

Konsumsi Makan Berdasarkan Anjuran PGS Kelompok Usia 19-29 Tahun

Makanan Pokok Protein Hewani Protein Nabati Sayur Buah

LEBIH

Sdri. MR 13 p 14 p 4 p 11 p 6 p

Sdr. AF 10 p 22 p 8 p 4 p 7 p

Sdr. RR 27 p 7 p 4 p 4 p 6 p

Sdr. RZ 10 p 19 p 7 p 4 p 7 p

Sdr. RS 10 p 22 p 4 p 4 p 7 p

Sdr. DA 20 p 10 p 6 p 5 p 6 p

Sdri. SS 8 p 23 p 8 p 4 p 7 p

Page 135: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

Saya mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan Gizi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Guna memenuhi tugas akhir saya melakukan penelitian tentang “Studi

Kuantitatif dan Kualitatif Tentang Pola Makan Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2016”. Oleh sebab itu, saya mengharapkan kesediaan anda untuk mengisi

kuesioner yang telah saya buat. Jawaban anda akan dijaga kerahasiaannya

sehingga kejujuran anda dalam menjawab kuesioner ini akan sangat saya hargai

Atas ketersediaan dan partisipasinya semoga Allah SWT membalas kebaikan

anda. Terima kasih.

Identitas Responden

Nama :

Prodi :

Angkatan :

A. TEMPAT TINGGAL

(diisi oleh peneliti)

A1. Asal daerah anda? 0. Perantauan

1. Non peranauan

[ ] A1

B. TEMPAT TINGGAL

(diisi oleh peneliti)

B1. Tempat tinggal selama kuliah? 0. Tidak tinggal

bersama keluarga/

kost

1. Tinggal bersama

keluarga

[ ] B1

B. SUMBER PANGAN

(diisi oleh peneliti)

B1. Makanan pokok yang biasa anda

makan biasanya didapatkan dari

mana (belinya dimana)?

0. Rumah

1. Sekitar kampus

2. Sekitar kost

[ ] B1

B2. Lauk hewani yang biasa anda 0. Rumah [ ] B2

Page 136: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

makan biasanya didapatkan dari

mana (belinya dimana)?

1. Sekitar kampus

2. Sekitar kost

B3. Lauk nabati yang biasa anda

makan biasanya didapatkan dari

mana (belinya dimana)?

0. Rumah

1. Sekitar kampus

2. Sekitar kost

[ ] B3

B4. Buah yang biasa anda makan

biasanya didapatkan dari mana

(belinya dimana)?

0. Rumah

1. Sekitar kampus

2. Sekitar kost

[ ] B4

B5. Sayuran yang biasa anda makan

biasanya didapatkan dari mana

(belinya dimana)?

0. Rumah

1. Sekitar kampus

2. Sekitar kost

[ ] B5

Page 137: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

LAMPIRAN 4

FORMULIR FOOD FREQUENCY QUESTIONARE

Nama :

Prodi/Angkatan :

Pada kuesioner frekuensi makanan ini anda hanya mengisi pada kolom frekuensi

(bulan, minggu atau harian) dan banyaknya porsi. Pada kolom frekuensi, anda

mengisi salah satu frekuensi makanan yang anda konsumsi dalam bulan, minggu

atau harian yang diisi dengan menuliskan banyaknya frekuensi konsumsi anda.

Pada kolom banyaknya porsi, anda mengisi dengan menuliskan banyaknya porsi

yang anda konsumsi misalkan 2 potong/2 buah, ½ porsi, dsb. Jika ada jenis

makanan lain yang sering anda konsumsi mohon ditambahkan di kolom lainnya.

*Keterangan Satuan URT (Ukuran Rumah Tangga) Kolom “BANYAK

PORSI” :

ctg/centong; bh/buah; gls/gelas; ptg/potong; btr/butir; bks/bungkus;

sdm/sendok makan; sdt/sendok teh; dan ekor.

*Berilah tanda silang (x) pada salah satu kolom yang anda pilih.

Jenis makanan

Frekuensi Konsumsi Banyak

porsi*

Rata-rata

konsumsi

per hari

Harian Minggu Bulan Tidak

Pernah 1x 2-3x >3x 1-4x 1-3x

MAKANAN POKOK

Nasi putih

Nasi kuning

Nasi goreng

Ketupat

Roti tawar putih

Roti warna coklat

Bihun

Biskuit

Page 138: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

Jenis makanan

Frekuensi Konsumsi Banyak

porsi*

Rata-rata

konsumsi

per hari

Harian Minggu Bulan Tidak

Pernah 1x 2-3x >3x 1-4x 1-3x

Kerupuk udang/ikan

Mie instan

Singkong

Kentang

Lainnya.……………

………….

LAUK HEWANI

Daging sapi

Ayam dengan kulit

Ayam tanpa kulit

Hati ayam

Ikan bandeng

Ikan mas

Ikan gurame

Ikan bawal

Ikan kembung

Ikan lele

Ikan tuna

Teri nasi (rebon)

Cumi-cumi

Udang segar

Kerang

Sosis

Bakso

Nugget

Kornet

Sarden

Abon sapi

Page 139: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

Jenis makanan

Frekuensi Konsumsi Banyak

porsi*

Rata-rata

konsumsi

per hari

Harian Minggu Bulan Tidak

Pernah 1x 2-3x >3x 1-4x 1-3x

Ikan teri

Telur ayam kampung

Telur ayam negeri

Telur bebek

Telur puyuh

Susu sapi

LAUK NABATI

Tahu

Tempe

Kacang merah

Kacang hijau

Kacang kedelai

Oncom

Kacang mete

SAYURAN

Kacang panjang

Buncis

Brokoli

Bayam

Kangkung

Sawi hijau

Sawi putih

Daun singkong

Taoge

Ketimun

Wortel

Labu siam

Kol

Page 140: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

Jenis makanan

Frekuensi Konsumsi Banyak

porsi*

Rata-rata

konsumsi

per hari

Harian Minggu Bulan Tidak

Pernah 1x 2-3x >3x 1-4x 1-3x

Jagung

Terong

Daun kemangi

Daun bawang

Tomat

BUAH

Alpukat

Apel

Jeruk sunkist

Jeruk manis

Mangga

Pepaya

Rambutan

Semangka

Anggur

Pir

Pisang ambon

Kedondong

Srikaya

Salak

Sirsak

Durian

Melon

Strawberry

Jambu air

Page 141: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

LAMPIRAN 5

PEDOMAN WAWANCARA FGD

Identitas Informan

Nama Informan :

NIM :

Prodi :

Angkatan :

POLA MAKAN

1. Apakah kamu biasa sarapan pagi? Sarapan pagi dirumah/kost atau dikampus?

Apa saja yang kamu makan? Berapa banyak yang kamu makan? Setelah

sarapan masih ingin memakan makanan snak?

2. Menurut kamu, sarapan pagi penting? Alasan kamu sarapan pagi atau tidak

sarapan?

3. Apakah kamu membawa bekal ke kampus untuk makan siang? Apa saja yang

kamu bawa? Barapa banyak?

4. Jenis makanan kantin/warung yang biasanya kamu pilih untuk makan siang?

Jika tidak sarapan pagi, berapa banyak porsi makan pada saat makan siang?

5. Bagaimana dengan makan malam, jam berapa kamu makan malam? Apa saja?

Berapa banyak porsi pada saat makan malam?

6. Apakah dirumah/kost tersedia cemilan dan makanan instan? Snak apa yang

kamu pilih? Pada saat apa?

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Perkenalkan nama saya Evi Luthfiah Khairiyah mahasiswi Peminatan Gizi

Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya ingin melakukan penelitian tentang “Studi

Kuantitatif dan Kualitatif Tentang Pola Makan Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2016”. Atas perhatian dan waktu saudara saya mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Page 142: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

7. Bagaimana dengan konsumsi makanan fast food, apakah kamu suka

mengkonsumsi fast food? Mengapa? Apa dirumah/kost tersedia? Apa saja?

8. Apakah ada perbedaan pola makan pada waktu SMA/MA dengan masa

kuliah? bedanya dimana?

PENGARUH TEMAN

1. Dengan siapa biasanya paling sering membeli makanan? kenapa?

2. Bagaimana pola makan anda ketika makan bersama teman? Apakah makannya

banyak atau tidak?

3. Seberapa banyak porsi makannya ketika bersama teman? apakah jenis

makanan yang dibeli sama?

4. Menurut anda, teman mempunyai pengaruh terhadap pola makan anda (baik

dari segi jumlah, jenis, dan frekuensi makan)? alasannya?

PREFERENSI MAKANAN

1. Ketika anda makan, faktor utama/penting dalam penentuan pemilihan

makanan yang anda makan apa? alasannya?

2. Kalau dari segi rasa, makanan seperti apa yang disukai? alasannya?

3. Kalau dari segi penampilan, makanan seperti apa yang disukai? alasannya?

4. Kalau dari segi tekstur, makanan seperti apa yang disukai? alasannya?

5. Kalau dari segi harga, makanan seperti apa yang disukai? alasannya?

6. Kalau dari segi tipe/jenis makanan (kh, protein, lemak, nabati, hewani),

makanan seperti apa yang disukai? alasannya?

7. Kalau dari segi kombinasi makanan, kombinasi makanan seperti apa yang

disukai? alasannya?

8. Pengolahan apa yang paling anda sukai? alasannya?

CITRA TUBUH

1. Bagaimakan penilaian anda tentang bentuk tubuh anda ?

2. Menurut anda, apakah berat badan anda merasa sudah ideal/normal? kenapa?

3. Apakah anda suka merasa khawatir dengan bentuk tubuh ada sekarang,

sehingga membuat anda mengatur pola makan anda?

Page 143: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

LAMPIRAN 6

OUTPUT ANALISIS UNIVARIAT

pola_makan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 387 59.5 59.5 59.5

Lebih 194 29.8 29.8 89.4

Cukup 69 10.6 10.6 100.0

Total 650 100.0 100.0

Asal Daerah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Non perantauan

(Jabodetabek) 394 60.6 60.6 60.6

Perantauan 256 39.4 39.4 100.0

Total 650 100.0 100.0

Tempat Tinggal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Dirumah/bersama keluarga 215 33.1 33.1 33.1

Kost 435 66.9 66.9 100.0

Total 650 100.0 100.0

Page 144: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

Sumber Pangan

Makanan Pokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rumah 210 32.3 32.3 32.3

Sekitar Kampus 173 26.6 26.6 58.9

Sekitar Kostan 267 41.1 41.1 100.0

Total 650 100.0 100.0

Lauk Hewani

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rumah 179 27.5 27.5 27.5

Sekitar kampus 160 24.6 24.6 52.2

Sekitar kost 311 47.8 47.8 100.0

Total 650 100.0 100.0

Lauk Nabati

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rumah 190 29.2 29.2 29.2

Sekitar kampus 148 22.8 22.8 52.0

Sekitar kost 312 48.0 48.0 100.0

Total 650 100.0 100.0

Buah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rumah 265 40.8 40.8 40.8

Sekitar kampus 170 26.2 26.2 66.9

Sekitar kost 215 33.1 33.1 100.0

Total 650 100.0 100.0

Page 145: POLA MAKAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34273/1/EVI... · Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, lembar FFQ

Sayuran

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rumah 219 33.7 33.7 33.7

Sekitar kampus 139 21.4 21.4 55.1

Sekitar kost 292 44.9 44.9 100.0

Total 650 100.0 100.0

Crosstabs Pola Makan dan Tempat Tinggal

Polamakan_PGS * Selama Kuliah Anda Tingga Dimana? Crosstabulation

Selama kuliah anda tingga

dimana?

Total

Dirumah/bersa

ma keluarga Kost

polamakan_PGS sesuai PGS Count 23 46 69

% within polamakan_PGS 33.3% 66.7% 100.0%

tidaksesuaiPGS Count 192 389 581

% within polamakan_PGS 33.0% 67.0% 100.0%

Total Count 215 435 650

% within polamakan_PGS 33.1% 66.9% 100.0%