pohon industri.doc
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN LABU KUNING DALAM
PENGEMBANGAN PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA
LOKAL
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Mohamad Harisudin, M.Si.
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Kompetensi Dasar 4 Mata Kuliah Manajemen Agroindustri
DISUSUN OLEH :Nama : Yetty Novita Br SebayangNIM : H0812193
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
BAB IPENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Labu kuning atau wuluh termasuk komoditas pangan yang telah dikenal
masyarakat namun pemanfaatannnya masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan
karena masyarakat masih belum terlalu menyadari akan potensi dan kandungan
gizi yang dimiliki buah tersebut. Secara umum labu kuning kaya akan kandungan
vitamin A, vitamin C, mineral, dan karbohidrat serta antioksidan
(Kamsiati, 2010). Daging buahnya mengandung antioksidan sebagai penangkal
berbagai jenis kanker. Tanaman labu kuning biasanya hanya ditanam sebagai
tanaman sampingan, namun walaupun hanya sebagai tanaman sampingan saja,
jumlah produksi labu tetap melimpah. Jumlah produksi yang melimpah tidak
diimbangi dengan pemanfaatan yang optimal. Paling banyak dikonsumsi sebagai
sayuran, kolak, dan dodol, keripik waluh, stick waluh, onde-onde dan emping
waluh, sehingga perlu adanya pengolahan labu kuning lebih luas.
Melihat kandungan gizi labu kuning yang cukup lengkap dan produksinya
yang melimpah tetapi pemanfaatannya yang belum maksimal, maka labu kuning
potensial untuk dikembangkan menjadi suatu produk yang memiliki nilai lebih.
Untuk meningkatkan nilai ekonomis dari labu kuning, perlunya dilakukan
pengolahan labu kuning dalam produk setengah jadi maupun produk jadi yang
diusahakan dari hulu ke hilir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Labu Kuning
Tanaman labu kuning merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar
atau memanjat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau spiral,
berbatang basah dengan panjang 5-25 m. Tanaman labu kuning mempunyai sulur
dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Labu kuning akan awet
bila disimpan di tempat yang bersih dan kering, serta tidak ada luka pada buah
tersebut (Soedarya, 2006). Labu kuning berasal dari genus Cucurbita memiliki 3
macam yaitu Cucurbita pepo, Cucurbita maxima dan C. moschata. Labu kuning
yang berukuran kecil termasuk Cucurbita pepo dan labu kuning berukuran besar
termasuk pada Cucurbita maxima. Cucurbita moschata sangat cocok memiliki
kulit yang keras ketika matang. Buah labu kuning sering disebut waluh (Jawa
Tengah), labu parang (Jawa Barat) ataupun pumpkin (Inggris). Tanaman labu
kuning merupakan suatu jenis tanaman sayuran menjalar dari famili
Cucurbitaceae (Hendrasty, 2003). Berikut klasifikasi pada labu kuning:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridaeplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Divisi : Trcheophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Infradivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Superordo : Rosanae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucurbita L.
Spesies : Cucurbita moschata Duchesne
(Integrated Taxonomic Information System, 2013)
Ada dua macam proses pematangan buah yaitu klimakterik dan non
klimakterik. Klimakterik adalah suatu pola perubahan dalam respirasi buah atau
sayur. Meningkatnya proses respirasi ini tergantung pada beberapa hal, yaitu,
jumlah etilen yang dihasilkan, meningkatnya sintesa protein dan RNA. Jadi
klimakterik adalah suatu periode mendadak yang unik bagi buah-buahan tertentu,
dimana secara biologis diawali dengan proses pembuatan etilen. Proses ini
ditandai dengan adanya perubahan dari proses pertumbuhan, peningkatan
pernafasan dan mulainya proses pematangan klimakterik (Winarno, 2002). Labu
kuning termasuk golongan klimakterik karena setelah melalui proses pemanenan,
buah labu kuning masih dapat mengalami proses pematangan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kandungan Gizi Labu Kuning/Waluh
Adapun kandungan gizi yang terdapat pada buah dan daun labu
kuning/waluh dalam 100 gram bahan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kandungan Gizi Daging Buah
No Unsur Gizi Kadar
1 Energi (kal) 29
2 Air (g) 91,2
3 Protein (g) 1,1
4 Lemak (g) 0,3
5 Karbohidrat (g) 6,6
6 Kalsium (mg) 45
7 Fosfor (mg) 64
8 Zat Besi (mg) 1,4
9 Vit A (SI) 180
10 Vit B (mg) 0,08
11 Vit C (mg) 52
12 Bagian yang dapat dimakan (%) 77
Sumber : Direktorat gizi departemen kesehatan RI, Jakarta (1996)
Tabel.2. Kandungan Gizi Daun Waluh
No Unsur Gizi Kadar
1 Energi (kal) 30
2 Air (g) 89,7
3 Protein (g) 3,6
4 Lemak (g) 0,6
5 Karbohidrat (g) 4,5
6 Kalsium (mg) 138
7 Fosfor (mg) 99
8 Zat Besi (mg) 3,7
9 Vit A (SI) 2750
10 Vit B (mg) 0,14
11 Vit C (mg) 36
12 Bagian yang dapat dimakan (%) 70
Sumber : Direktorat gizi departemen kesehatan RI, Jakarta (1996)
a. Vitamin A dan Beta Karoten.
Beta karoten adalah pigmen warna kuning-oranye yang jika dicerna di dalam
tubuh kita, akan berubah menjadi vitamin A. fungsi vitamin A dan beta karoten
antara lain berguna bagai kesehatan mata dan kulit, kekebalan tubuh serta
reproduksi. Selain itu, zat gizi ini mempunyai manfaat sebagai antiokasidan
sehingga dapat mengutangi risiko terjadinya kanker dan penyakit jantung.
b. Vitamin C
Salah satu jenis vitamin yang larut dalam air ini, sangat diperlukan untuk
metabolisme tubuh.Vitamin C juga berperan pada fungsi kekebalan tubuh dan
sebagai antioksidan.
c. Zat Besi
Zat gizi ini terutam diperlukan dalam pembentukan darah, khususnya
hemoglobin (Hb).
d. Kalium
Fungsi utama kalium adalah menunjang kelancaran metabolisme tubuh.Hal ini
penting dalam menjaga keseimbangan air dan elektrolit (asam-basa) di dalam
sel tubuh.Potassium juga disebut-sebut mineral yang mampu menurunkan
risiko terkena hipertensi.
e. Zinc
Mineral ini mampu meningkatkan sistem imun (pertahanan) tubuh. Belum lagi
kemampuannya menurunkan risiko osteoporosis, karena zinc berperan dalam
mendukung kepadatan tulang.
3.2 Manfaat Labu Kuning
Kelebihan lain dari labu kuning adalah kandungan seratnya yang tinggi,
bermanfaat mengurangi resiko sembelit. Selain itu serat, menurut hasil penelitian,
juga menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung. Di samping itu, kandungan
lemak labu kuning juga rendah sehingga tidak perlu takut mengalami kegemukan
asal dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Selain dagingnya, biji labu kuning juga
mempunyai manfaat, yakni meringankan gejala arthritis, karena di dalamnya
terkandung zat anti-peradangan.
Buah ini mengandung beta-carotene. Dan sudah banyak orang tahu bahwa
beta-carotene adalah sumber antioksidan, yang mampu mencegah penuaan dini
dan kanker. Selain beta-carotene, pada labu kuning juga terdapat vitamin A,
vitamin C, dan Alpha-hydrox-acid, yang bagus untuk kulit. Labu kuning juga
mengandung cukup banyak potassium. Mineral ini disebut-sebut mampu
menurunkan risiko terkena hipertensi. Mineral jagoan lainnya yang terdapat dalam
labu kuning adalah zinc, yang mampu meningkatkan system imun (pertahanan)
tubuh. Belum lagi kemampuannya menurunkan risiko osteoporosis, karena zinc
berperan dalam mendukung kepadatan tulang. Lewat sejumlah penelitian yang
dilakukan para ahli diketahui pula, Labu Kuning memainkan peranan penting
dalam mencegah penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus (kencing manis),
arterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), jantung koroner, tekanan darah
tinggi, bahkan bisa pula mencegah kanke. Bagian tanaman Labu kuning yang
memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah :
a. Getah buah labu kuning dapat digunakan sebagai penawar racun akibat gigitan
serangga beracun atau ular.
b. Daging buahnya mengandung anti oksidan yang dapat menangkal kanker.
c. Biji buah labu dapat digunakan sebagai obat cacing
3.3 Jenis Produk Olahan dan Produk Turunan
Nilai ekonomis suatu makanan bukan terletak pada bahan dasarnya, tetapi
terletak pada kreatifitas dalam mengolahnya. Buah labu kuning mempunyai kulit
yang sangat tebal dan keras, sehingga dapat bertindak sebagai penghalang laju
respirasi, keluarnya air melalui proses penguapan, maupun masuknya udara
penyebab proses oksidasi. Hal tersebutlah yang menyebabkan labu kuning relatif
awet dibanding buah-buahan lainnya. Daya awet dapat mencapai enam bulan atau
lebih, tergantung pada cara penyimpanannya. Namun, buah yang telah dibelah
harus segera diolah karena akan sangat mudah rusak. Hal tersebut menjadi
kendala dalam pemanfaatan labu pada skala rumah tangga sebab labu yang besar
tidak dapat diolah sekaligus. Oleh karena itu, di supermarket atau pasar
tradisional, labu sering dijual dalam bentuk irisan.
Gambar 1. Pohon Industri Waluh
Waluh tersebut dapat diolah menjadi berbagai jenis pangan yang bernilai
ekonomi tinggi dan memiliki cita rasa yang enak. Buah labu dapat digunakan
sebagai sayur, sup, atau desert. Masyarakat umumnya memanfaatkan labu yang
masih muda sebagai sayuran (lodeh, asem-asem, brongkos). Olahan tradisional
yang paling dikenal dari labu kuning ialah kolak. Buah yang sudah tua digunakan
sebagai campuran dalam membuat bubur Manado dan sayur bayam ala Sulawesi
Selatan. Labu kuning setelah dikukus dapat dibuat aneka makanan tradisional,
seperti dawet, lepet, jenang, dodol, dan lain-lain. Sesuai namanya, labu kuning
mempunyai warna kuning atau jingga akibat kandungan karotenoidnya yang
sangat tinggi. Itulah sebabnya air perasan labu kuning sering digunakan sebagai
pewarna alami dalam pengolahan berbagai makanan tradisional.
Tepung labu juga sering dicampurkan ke dalam berbagai produk olahan
untuk mendapatkan warna kuning. Karotenoid dalam buah labu sebagian besar
berbentuk betakaroten. Air perasan buah dipercaya dapat mengobati luka akibat
racun binatang. Sekitar 500-800 biji segar tanpa kulit bisa digunakan sebagai obat
pembasmi cacing pita pada orang dewasa. Kadang-kadang diberikan sebagai obat
emulsi (diminum beserta obat pencahar), setelah dicampur dengan air. Pengobatan
demikian amat berkhasiat dan aman tanpa efek sampingan. Biji labu dikenal
sebagai Semen Cucurbitae, yang kaya minyak dan dapat digunakan sebagai obat
cacing pita. Kegunaan lain labu kuning adalah untuk obat digigit serangga berbisa
(daging buah dan getahnya), disentri, dan sembelit. Labu kuning juga dapat
digunakan untuk penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam, dan diare.
Berdasarkan pemanfaatan labu kuning secara empiris dan turun-temurun untuk
berbagai pengobatan, diduga komoditas ini mempunyai berbagai komponen
bioaktif yang perlu dibuktikan secara ilmiah. Beberapa produk olahan labu
kuning:
1) Tepung Labu
Pengolahan produk setengah jadi merupakan salah satu cara
pengawetan hasil panen, terutama untuk komoditas pangan yang berkadar air
tinggi, seperti umbi-umbian dan buah-buahan. Keuntungan lain dari
pengolahan produk setengah jadi, sebagai bahan baku yang fleksibel untuk
industri pengolahan lanjutan, aman dalam distribusi, serta hemat ruang dan
biaya penyimpanan.Teknologi pembuatan tepung merupakan salah satu proses
alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan karena lebih tahan disimpan,
mudah dicampur (dibuat komposit), dibentuk, diperkaya zat gizi, dan lebih
cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis. Dari segi
proses, pembuatan tepung hanya membutuhkan air relatif sedikit dan ramah
lingkungan dibandingkan dengan pembuatan pati.
Pada umumnya buah-buahan dan umbi-umbian mudah mengalami
pencokelatan setelah dikupas. Hal ini disebabkan oksidasi oleh udara sehingga
terbentuk reaksi pencokelatan oleh pengaruh enzim yang terdapat dalam bahan
pangan tersebut (browning enzymatic). Pencokelatan karena enzim merupakan
reaksi antara oksigen dan suatu senyawa fenol yang dikatalisis oleh enzim
polifenol oksidase. Untuk menghindari terbentuknya warna cokelat pada bahan
pangan yang akan dibuat tepung, dapat dilakukan melalui pencegahan sesedikit
mungkin kontak antara bahan yang telah dikupas dan udara. Caranya, rendam
dalam air (atau larutan garam 1 persen) dan/atau menginaktifkan enzim dalam
proses blansir (perlakuan uap air panas).
Tepung labu kuning mempunyai sifat spesifik dengan aroma khas.
Secara umum, tepung tersebut berpotensi sebagai pendamping terigu dan
tepung beras dalam berbagai produk olahan pangan. Produk olahan dari tepung
labu kuning mempunyai warna dan rasa yang spesifik, sehingga lebih disukai
oleh konsumen. Tahapan pembuatan tepung dari buah labu kuning sebagai
berikut:
a. Labu kuning harus dipilih yang mengkal, yaitu buah sudah tua tetapi belum
masak optimum. Buah dipanen kira-kira 5-10 hari lebih awal dari umur
panen semestinya. Buah yang masak optimum tidak sesuai dibuat tepung
karena kadar airnya tinggi, daging buahnya lembek, serta kadar patinya
rendah.
b. Setelah dikupas kulitnya, labu dibelah-belah dan dilakukan pemblansiran,
yaitu perlakuan dengan uap panas selama 5-10 menit. Dalam skala rumah
tangga, tahapan ini dapat dilakukan seperti mengukus nasi tetapi tidak perlu
ditutup.
c. Selanjutnya labu dirajang dengan ketebalan 0,1-0,3 cm. Hasil perajangan
tersebut dinamakan sawut. Pengeringan sawut dilakukan sampai diperoleh
kadar air sekitar 14 persen.
d. Agar lebih efisien, penepungan sawut dilakukan dalam dua tahapan, yaitu 1)
penghancuran sawut untuk menghasilkan butiran kecil (lolos 20 mesh), dan
2) penggilingan/penepungan menggunakan saringan lebih halus (80 mesh).
Penggilingan sawut kering menjadi tepung labu kuning dapat menggunakan
mesin penepung beras.
2) Saos Tomat-Labu Kuning
Buah labu kuning kaya vitamin A (dalam bentuk β-karoten), vitamin C
(asam askorbat), mineral, senyawa antioksidan, senyawa antikangker, senyawa
antidiabet, senyawa antihipertensi, senyawa antikatarak dan senyawa
antiparkinson. Selain itu labu kuning juga banyak mengandung pectin,
karbohidrat dan air yang dapat berperan dalam pembentukan makanan semi
padat misalnya saos. Rendahnya kualitas bahan mentah dari saus tomat yang
beredar di pasaran sementara jumlah konsumen saus meningkat, memberi
motivasi untuk mencari alternatif lain dalam pembuatan saus yang berkualitas
dengan bahan yang terjangkau dan bernilai gizi baik. Daging buah labu kuning
mengandung antioksidan sebagai penangkal kanker. Dalam kegiatan ini
pendayagunaan labu sebagai saus dipadukan dengan manfaat labu yang dapat
menjadi alternatif penangkal kanker.
Saus labu kuning ini, memberikan wacana baru bahwa saus tidak selalu
identik dengan tomat saja, tetapi juga dapat berbahan dasar lain seperti labu
kuning. Saus labu kuning adalah produk makanan yang belum memasyarakat.
Dari segi lingkungan, pembuatan saus labu kuning ini memanfaatkan labu
kuning yang tidak laku dijual segar pada saat panen labu kuning. Teknik
pengawetan saus ini adalah dengan teknik sterilisasi botol dan memanfaatkan
zat aditif sesuai dengan aturan yang berlaku untuk mendukung produksi saus
labu kuning
3) Kue Talam Lumpur Labu Kuning
Bahan:
500 gr gula pasir
500 gr tepung terigu
1 kg labu kuning yang telah dikupas dan dibuang bijinya, kukus dan haluskan
200 gr margarine, cairkan
5 kuning telur
4 putih telur
1 liter santan dari 1 btr kelapa, rebus, dinginkan
1 sdt vanili
1 sdt garam
Cara membuat:
a. Kocok gula dan telur sampai putih dan mengembang
b. Masukkan garam dan vanili sambil terus dikocok
c. Setelah rata, masukkan santan, kocok dengan kecepatan rendah.
d. Masukkan labu kuning halus, aduk rata.
e. Masukkan terigu sedikit demi sedikit sambil terus diaduk.
f. Terakhir tambahkan margarine cair.
g. Cetak pada cetakan kue Lumpur (cetakan sama seperti cetakan takoyaki, olesi
minyak/margarine dulu). Bakar di atas api yang sangat kecil.
4) Cake Labu Kuning
untuk 10 potong, 25 g kenari/almon iris, untuk taburan
Bahan A:
125 g labu kupas, serut kasar
75 g pisang ambon/barangan kupas, lumatkan
25 g sultana/kismis
25 g kenari/almon iris
Bahan B: campur hingga rata
75 g tepung terigu
½ sdt soda kue/quick cooking oats
25 g rolled oats, blender hingga remah
½ sdt pala bubuk
½ sdt jahe bubuk
½ sdt kayu manis bubuk
⅛ sdt bumbu lapis legit (spekuk) bubuk
40 g brown sugar
Bahan C: campur hingga rata
50 ml minyak zaitun extra virgin
30 ml susu kedelai tawar
1 butir telur
1. Panaskan oven pada suhu 180)C. Olesi loyang 19 x 9 x 6 cm dengan
minyak goreng, lapisi kertas roti. Sisihkan.
2. Tuang bahan C ke bahan B, aduk dengan pengaduk bentuk balon (whisk)
hingga rata. Masukkan bahan A secara bertahap, sambil terus diaduk.
3. Tuang adonan ke dalam loyang. Taburi almon/kenari. Panggang hingga
masak (20 menit).
5) Es Krim Labu Kuning
untuk 4 porsi
400 g labu kuning kupas, kukus hingga empuk, haluskan
70 ml susu kedelai tawar
130 ml air masak
3 sdm gula pasir
¼ sdt garam
3 sdm minyak zaitun extra virgin
100 g sultana/kismis, siram air mendidih (asal seluruhnya terendam),
diamkan hingga mengembang dan empuk
100 g almon/kacang mete/kenari panggang, cincang
1. Campur labu kuning, susu kedelai, air masak, gula pasir, garam, dan
minyak zaitun. Kocok dengan mikser hingga rata. Masukkan dalam wadah
tertutup. Simpan dalam freezer hingga setengah beku.
2. Proses dengan blender hingga lembut. Masukkan es ke dalam wadah
tertutup, simpan lagi dalam freezer hingga setengah beku. Proses lagi
dengan blender hingga lembut.
3. Campur es dengan sultana/kismis, berikut cairan perendamnya, aduk rata.
Masukkan dalam wadah tertutup, simpan dalam freezer hingga setengah
beku. Sajikan dengan taburan almon/kacang mete/kenari.
6) Dodol Waluh
Bahan baku utamanya yaitu dengan memanfaatkan buah waluh. Dodol
waluh dibuat dengan pencampuran tepung ketan ketan, tepung beras, gula dan
santan. Sebelumnya waluh dilakukan perebusan dan penghancuran.
Keunggulan dari produk ini adalah:
a. Memiliki cita rasa yang berbeda dan mampu bersaing dengan jenis dodol
yang berasal dari daerah lain;
b. Harganya terjangkau dan merupakan makanan yang sangat digemari oleh
masyarakat;
c. Proses pembuatannya sangat sederhana dan bahan bakunya mudah
diperoleh;
d. Tidak menggunakan bahan pengawet dan tambahan bahan makanan yang
bersifat sintetis;
e. Memiliki daya tahan cukup lama ( 2 bulan) .
7) Keripik Labu Kuning
Produk olahan ini diproses dari buah waluh matang dengan mesin
penggoreng hampa Vacum friying sehingga nutrisi tetap terjaga
8) Getuk
Berbagai olahan kreatif dapat dilakukan untuk wuluh/labu kuniang.
Salah satu produk olahan dari buah waluh adalah getuk waluh. Citarasa getuk
waluh yang gurih dan manis cukup memanjakan lidah.
9) Eggroll Waluh
Eggroll adalah snack yang berbentuk bulat panjang ( seperti kue
semprong) dengan tekstur yang lembut. Jajanan ini berbahan dasar waluh atau
labu kuning.
10) Emping Waluh
Nilai ekonomis suatu makanan bukan terletak pada bahan dasarnya,
tetapi terletak pada kreatifitas dalam mengolahnya. Seperti halnya produk
emping yang biasanya diolah dengan bahan dasar melinjo, ternyata dapat juga
diolah dengan bahan dasar labu kuning. Produk emping berbahan dasar labu
kuning ini tentu tergolong baru di dunia pasar.
11) Kecimpring Waluh
Kecimpring waluh (labu kuning ) adalah produk unggulan yang
berbahan dasar waluh. Dengan perpaduan rasa waluh asli dengan bumbu-
bumbu rempah, menghasilkan rasa yang khasyang tidak di jumpai dalam
produk lain. Makanan camilan yang rasanya gurih, renyah dan lezat ini
banyak di sukai pembeli.
12) Mie Labu Kuning
Besarnya minat masyarakat terhadap mie, mendorong para ahli
pangan untuk mengembangkan produk tersebut menjadi peluang usaha
dgn inovasi baru. Mie yg awalnya berbahan baku tepung terigu, kini telah
berhasil dikembangkan dgn menggunakan bahan baku labu. Mie diproduksi
dengan perbandingan campuran bahan tepung terigu dan tepung labu 50% :
50%. Citarasa mie labu yg tidak kalah dgn mie berbahan terigu, serta warna
kuning alami dari labu berhasil diterima pasar dan digemari para konsumen.
Bumie memiliki kandungan gizi yg lebih lengkap seperti kandungan selenium
yg bermanfaat mengendalikan berat badan dan mengandung betakarotin dan
zat antioksidan yg berguna untuk mencegah kanker. Selain memiliki
keunggulan gizi, labu mie juga dilengkapi dengan bumbu dari ramuan bahan
alami tanpa penggunaan MSG. Labu mie juga ditambahkan dgn sayuran
kering, jadi bisa dibilang Bumie merupakan mie instan yg penuh serat,
mineral dan vitamin.
13) Roti Tawar dan Roti Manis Waluh
Dengan ditemukannya tepung dengan berbahan dasar labu kuning,
maka tepung tersebut dapat digunakan dalam pembuatan roti tawar atau roti
manis waluh.
14) Sirup Labu Kuning
Sirup labu kuning ini berbahan dasar labu kuning yang mengalami
pengolahan sedemikian rupa sebagaimana pengolahan sirup yang lainnya
seperti sirup markisa.
15) Stik Wuluh
Stik waluh ini seperti stick bawang atau keripik bawang. Namun jika
kripik bawang menggunakan bawang sebagai bahan dasar maka stick waluh
ini menggunakan waluh sebagai bahan dasar. Soal rasa, tidak kalah dengan
stick bawang. Rasa stick waluh ini lebih terasa manis karena waluh tersebut.
Masih banyak produk olahan/ produk turunan dari labu kuning yang
dikreasikan sebagai produk bernilai tambah ekonomis:
a. Pucuk daun dan daun muda dapat digunakan sebagai bahan sayuran yang lezat,
bisa dimakan sebagai sayuran bersantan, oseng-oseng, atau gado-gado. Selain
daun, bagian dari tanaman ini yang memiliki nilai ekonomi dan zat gizi
terpenting adalah buahnya.
b. Jeneng waluh
c. Geplak waluh
d. Wingko waluh
e. Kuaci waluh
f. Kolak waluh
g. Lepet waluh
h. Dawet labu
i. Kue pia
j. Wingko waluh
k. Manisan waluh
Nilai Tambah dan Keuntungan/Manfaat Akibat Pengolahan
Adapun beberapa nilai tambah dan keuntungan/manfaat akibat dari
pengolahan buah waluh/labu kuning ini menjadi produk yang memiliki nilai
ekonomi tinggi diantaranya adalah:
1. Meningkatkan pendapatan petani waluh dengan mengolahnya menjadi aneka
pangan dalam upaya meningkatkan nilai tambah
2. Penyerapan tenaga kerja di pedesaan melalui industri pengolahan waluh dalam
skala rumah tangga
3. Menumbuhkan bisnis-bisnis yang dapat menggerakkan perekonomian negara
3.4 Pengembangan Produk
Produk yang akan saya kembangkan dari labu kuning jika saya sebagai
investor adalah tepung labu kuning. Mengingat beberapa kelebihan yang
dimilikinya dan harganya yang relatif murah, labu kuning dapat dimafaatkan
sebagai bahan fortifikasi makanan yang baik. Untuk tujuan tersebut, labu kuning
diolah menjadi produk yang tahan lama disimpan seperti tepung. Tepung labu
kuning merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan gizi,
khususnya kekurangan vitamin A sperti yang sudah dijelaskan diatas. Dengan
kandungan gizi yang dimilikinya, terutama beta karoten (provitamin A) nya yang
tinggi. Tepung waluh atau labu kuning memiliki kualitas tepung yang baik karena
mempunyai sifat gelatinisasi sehingga dengan demikian dapat membentuk adonan
yang konsisten, kekenyalan, viskositas, maupun elastisitas yang baik, sehingga
produk makanan yang dihasilkan akan berkualitas baik.
Secara umum, tepung tersebut berpotensi sebagai pendamping terigu dan
tepung beras dalam berbagai produk olahan pangan. Tingginya kebutuhan tepung
terigu di Indonesia menyebabkan perlunya pemanfaatan sumber pangan lokal
yang lebih optimal untuk dapat mengurangi impor gandum ke Indonesia. Untuk
mengurangi ketergantungan terhadap terigu yang 100 % merupakan produk
impor, dan pengembangan pangan berbasis sumber daya lokalita, tepung labu
kuning merupakan alternatif diversifikasi pangan pada bahan pangan lokal.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selama ini, produksi buah waluh sangat melimpah sementara
pengolahannya belum dilakukan secara maksimal. Padahal Waluh atau labu
kuning ini merupakan komoditas yang sangat menjanjikan baik bagi petani,
pedagang dan pengusaha jika dilakukan pengolahan dengan baik. Buah ini dapat
menjadi sandaran penghasilan yang menjanjikan. Dengan didukung kreatifitas dan
sedikit keuletan pemasaran, labu menjadi kudapan nikmat yang tahan lama dan
bernilai ekonomis tinggi. Ketidakmampuan para petani mengolah buah labu
menjadi produk makanan lain dan hanya menjualnya begitu saja membuat harga
jualnya tidak tetap. Akibatnya, hasil panen buah labu seringkali hanya teronggok
di tepi jalan menanti pembeli. Lebih buruk lagi, sebagian besar di antaranya hanya
dijadikan makanan binatang ternak sapi. Labu kuning ini memiliki prospek bisnis
yang cerah. Dengan melihat prospek usaha kuliner sekarang ini, maka pengolahan
labu kuning menjadi berbagai jenis produk makanan seperti yang telah dipaparkan
diatas dapat membuka peluang bisnis yang menjanjikan.
4.2 Saran
Sebaiknya tanaman labu kuning mulai dibudidayakan kembali dan
Pemerintah diharapkan berpartisipasi dalam mensosialisasikan mengenai
agribisnis labu kuning/waluh ini baik kepada petani dan masyarakat. Dengan
mengetahui prospek yang cerah dari tanaman labu kuning ini maka pasti banyak
masyarakat/petani yang tertarik untuk mengusahakan berbagai produk turunan
dari tanaman ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2010. http://www.rumahsnacksehat.com/2010/04/manfaat-labu-kuning/ diakses pada tanggal 26 Desember2014, pukul 16.00 WIB
Anonimb.2010. http://aninurutami.wordpress.com/2010/02/23/hasil-olah-komoditi-labu/ diakses pada tanggal 26 Desember 2014, pukul 16.49 WIB
Anonimc. 2009. http://k03rim4n5.wordpress.com/2009/02/14/budidaya-labu-kuning/ diakses pada tanggal 26 Desember 2014, pukul 16.49 WIB
Anonimd. 2009. http://bisnisukm.com/alternatif-pemanfaatan-labu-kuning-menjadi-saos-tomat-labu-kuning.html diakses pada tanggal 5 Oktober 2014, pukul 16.49 WIB
Hendrasty, H.K. (2003). Tepung Labu Kuning: Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius. Yogyakarta.
Integrated Taxonomic Information System. (2013). Cucurbita moschata Duchesne. www.itis.gov. diakses pada tanggal 26 Desember 2014, pukul 16.30 WIB
Kamsiati, E. 2010. Labu Kuning untuk Bahan Fortifikasi Vitamin A. http://118.98.220.106/senayan/index.ph?p=fstream&fid=1923. diakses pada tanggal 26 Desember2014, pukul 17.00 WIB
Soedarya, M.P., A. Prahasta, (2006). Agribisnis Labu Kuning. CV Pustaka Grafika, Jawa Barat.
Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan dassn Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta