donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/retribusi-izin-usaha-industri.doc · web viewundang-undang...

26
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI, KAWASAN INDUSTRI, DAN IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Usaha Industri dan Perdagangan, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala perlu melakukan pembinaan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian terjadap penyelenggaraan usaga industri, kawasan industri, dan usaha perdagangan di Daerah Kabupaten Donggala; b. bahwa untuk melakukan pembinaan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian terhadap penyelenggaraan usaha industri, kawasan industri, dan usaha perdagangan di Daerah sebagaimana dimaksud pada huruf a, Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala perlu memungut retribusi daerah terhadap pemberian izin usaha industri, kawasan industri, dan izin usaha perdagangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten Donggala. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi 1

Upload: others

Post on 19-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DONGGALA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALANOMOR 18 TAHUN 2003

TENTANG

RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI, KAWASAN INDUSTRI, DANIZIN USAHA PERDAGANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI DONGGALA,

Menimbang: a. bahwa dengan berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Usaha Industri dan Perdagangan, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala perlu melakukan pembinaan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian terjadap penyelenggaraan usaga industri, kawasan industri, dan usaha perdagangan di Daerah Kabupaten Donggala;

b. bahwa untuk melakukan pembinaan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian terhadap penyelenggaraan usaha industri, kawasan industri, dan usaha perdagangan di Daerah sebagaimana dimaksud pada huruf a, Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala perlu memungut retribusi daerah terhadap pemberian izin usaha industri, kawasan industri, dan izin usaha perdagangan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten Donggala.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Lembaran Negara Nomor 1822);

2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1984 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4214);

3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia

1

Page 2: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1984 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274);

4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587);

5. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3611);

6. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undanng Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);

7. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);

8. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

9. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

10. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 234, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4045);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);

13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri;

- 2 -

Page 3: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

14. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Donggala Nomor 12 Tahun 1992 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat II Donggala (Lembaran Daerah Kabupaten Dearah Tingkat II Donggala Tahun 1993 Nomor 6 Seri C Nomor 4);

16. Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor 1 Tahun 2001 tentang Kewenangan Kabupaten Donggala sebagai Daerah Otonom (Lembaran Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2001 Nomor 1 Seri C Nomor 1);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor 6 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas-dinas Daerah Kabupaten Donggala (Lembaran Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2001 Nomor 6 Seri C Nomor 6), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor 3 Tahun 2003 (Lembaran Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2003 Seri D Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 11);

2. Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Usaha Industri dan Perdagangan (Lembaran Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2003 Seri E Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 13);

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DONGGALA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI, KAWASAN INDUSTRI, DAN IZIN USAHA PERDAGANGAN.

BAB IKETENTUAN UMUM

- 3 -

Page 4: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Donggala.2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta

Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten Donggala.

3. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Donggala.4. Dinas adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan

Koperasi Kabupaten Donggala.5. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk rancang bangun dan perekayasaan industri.

6. Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola perusahaan kawasan industri.

7. Perdagangan adalah kegiatan jual-beli barang atau jasa yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi yang dinilai dalam bentuk uang.

8. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.

9. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

10. Retribusi Perizinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu

- 4 -

Page 5: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

1. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan Retribusi Daerah Kabupaten Donggala diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi.

11. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala.

12. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya pokok Retribusi.

13. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah surat yang oleh Wajib Retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran Retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Bupati Donggala.

14. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya disingkat SKRDKBT, adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan tambahan atas jumlah Retribusi yang telah ditetapkan.

15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Retribusi karena jumlah kredit Retribusi lebih besar daripada Retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

16. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

17. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi Daerah dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi Daerah Kabupaten Donggala.

18. Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala, yang selanjutnya dapat disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat

- 5 -

Page 6: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

terang tindak pidana di bidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB IIOBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI

Pasal 2

(1)Objek Retribusi adalah pelayanan pemberian izin terhadap :a. usaha industri;b. kawasan industri; dan

c. usaha perdagangan.(2)Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah :a. surat pencatatan industri kecil non formal;b. pendaftaran Lembaga Perlindungan Konsumen

Swadaya Masyarakat disingkat LPKSM;c. pedagang asongan; dand. pedagang kaki lima.

Pasal 3

Subjek Retribusi adalah setiap orang pribadi atau badan yang memperoleh izin usaha industri, izin usaha kawasan industri atau izin usaha perdagangan.

BAB IIIGOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 4

Retribusi izin usaha industri, kawasan industri dan izin usaha perdagangan digolongkan sebagai Retribusi Perizinan Tertentu.

BAB IVPERIZINAN

- 6 -

Page 7: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Pasal 5

(1)Setiap orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan usaha industri, kawasan industri, atau usaha perdagangan di Daerah, wajib memiliki izin usaha industri, izin usaha kawasan industri atau izin usaha perdagangan.

(2)Izin usaha industri, izin usaha kawasan industri dan izin usaha perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Bupati.

(3)Tatacara dan persyaratan pemberian izin usaha industri, izin usaha kawasan industri dan izin usaha perdagangan diatur dengan keputusan Bupati.

BAB VCARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN IZIN

Bagian PertamaIzin Usaha Industri

Pasal 6

Tingkat penggunaan Izin Usaha Industri diukur berdasarkan :a. jumlah investasi;b. indeks status perusahaan; danc. indeks wilayah.

Pasal 7

(1)Jumlah investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, ditetapkan berdasarkan tarif dasar kelompok investasi sebagai berikut :a. investasi Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai

dengan Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) termasuk kelompok A;

b. investasi lebih dari Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) termasuk kelompok B;

c. investasi lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) termasuk kelompok C;

d. investasi lebih dari Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) termasuk kelompok D;

- 7 -

Page 8: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

e. investasi lebih dari Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 1.000.000.000,- (satu milliar rupiah) termasuk kelompok E;

f. investasi lebih dari Rp. 1.000.000.000,- (satu milliar rupiah) sampai dengan Rp. 2.000.000.000,- (dua milliar rupiah) termasuk kelompok F; dan

g. investasi lebih dari Rp. 2.000.000.000,- (dua milliar rupiah) termasuk kelompok G.

(2)Tarif dasar kelompok investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut :a. kelompok A sebesar Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu

rupiah);

b. kelompok B sebesar Rp. 35.000,- (tiga puluh lima ribu rupiah);

c. kelompok C sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah);

d. kelompok D sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah);

e. kelompok E sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

f. kelompok F sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah); dan

g. kelompok G sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan ditambah sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap kelipatan investasi Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).

Pasal 8

Indeks status perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b, ditetapkan sebagai berikut :a. Perseroan Terbatas indeks status perusahaan ditetapkan

bobot 4 (empat);b. Perseroan Komanditer indek status perusahaan

ditetapkan bobot 3 (tiga);c. perusahaan perorangan status perusahaan ditetapkan

bobot 2 (dua); dand. Koperasi indeks status ditetapkan bobot 1 (satu).

Pasal 9

(1) Indeks wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c, ditetapkan sebagai berikut :a. wilayah I bobot 0,50 (nol koma lima puluh);b. wilayah II bobot 0,75 (nol koma tujuh puluh lima); dan

- 8 -

Page 9: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

c. wilayah III bobot 1,00 (satu).(2) Penetapan kecamatan di Daerah dalam indeks wilayah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Bupati.

Bagian KeduaIzin Usaha Kawasan Industri

Pasal 10

Tingkat penggunaan Izin Usaha Kawasan Industri diukur berdasarkan luas tanah yang dimohon.

Bagian KetigaIzin Usaha Perdagangan

Pasal 11

Tingkat penggunaan Izin Usaha Perdagangan diukur berdasarkan jumlah kekayaan bersih dan status perusahaan.

BAB VIPRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN STRUKTUR

DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 12

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur Retribusi didasarkan pada kemampuan Pemerintah Daerah untuk melakukan upaya pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sebagai bagian dari penyelenggaraan pemberian izin usaha industri, kawasan industri, dan izin usaha perdagangan.

Pasal 13

Penetapan besarnya tarif Retribusi didasarkan pada tujuan untuk menutup keseluruhan biaya penyelenggaraan pemberian izin usaha industri, kawasan industri, dan izin usaha perdagangan.

BAB VIISTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

- 9 -

Page 10: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Bagian PertamaIzin Usaha Industri

Pasal 14

(1)Struktur dan besarnya tarif Retribusi Izin Usaha Industri dihitung dengan menjumlahkan indeks status perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dengan indeks wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan dibagi dengan indeks wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dikali tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dengan rumus sebagai berikut :a. investasi sampai dengan Rp. 1.000.000.000,- (satu

milliar rupiah) : S + W Wb. investasi lebih dari Rp. 2.000.000.000,- (dua milliar

rupiah) : S + W S + W selebihnya W W 1 milliar

S adalah bobot status perusahaan; W adalah indek wilayah; danT adalah tarif dasar kelompok investasi.

(2)Untuk perpanjangan Izin Usaha Industri dikenakan tarif Retribusi sebesar 50 % (lima puluh persen) dari jumlah tarif Retribusi yang terhitung sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Bagian KeduaIzin Usaha Kawasan Industri

Pasal 15

(1)Struktur dan besarnya tarif Retribusi Izin Usaha Kawasan Industri ditentukan berdasarkan luas tanah.

(2)Besarnya tarif Retribusi Izin Usaha Kawasan Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebesar Rp. 150,- (seratus lima puluh rupiah) per m².

(3)Besarnya tarif Retribusi yang terutang untuk Izin Usaha Kawasan Industri dihitung dengan mengalikan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan luas tanah yang dimohon.

- 10 -

x T

x Rp. 200.000,-

x T x+

Page 11: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Bagian KetigaIzin Usaha Perdagangan

Pasal 16

Struktur dan besarnya tarif Retribusi Izin Usaha Perdagangan ditetapkan sebagai berikut :a. Izin Usaha Perdagangan berdasarkan jumlah modal kerja

:1. perusahaan kecil :

a) Perseroan Terbatas sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah);

b) Perseroan Komanditer sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah);

c) Koperasi sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah);

d) perorangan sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah); dan

e) badan usaha lainnya sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).

2. perusahaan menengah :a) Perseroan Terbatas sebesar Rp. 200.000,- (dua

ratus ribu rupiah);b) Perseroan Komanditer sebesar Rp. 100.000,-

(seratus ribu rupiah);c) Koperasi sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima

ribu rupiah);d) perorangan sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima

ribu rupiah); dane) badan usaha lainnya sebesar Rp. 200.000,- (dua

ratus ribu rupiah).3. perusahaan besar :

a) Perseroan Terbatas sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah);

b) Perseroan Komanditer sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

c) Koperasi sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

d) perorangan sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah); dan

e) badan usaha lainnya sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah).

b. usaha sewa beli sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

c. usaha perdagangan minuman beralkohol sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

- 11 -

Page 12: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

d. Tanda Daftar Organisasi/Asosiasi sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

e. Tanda Daftar Keagenan sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

f. Tanda Daftar Usaha Waralaba Lokal sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).

BAB VIIICARA PERHITUNGAN RETIBUSI

Pasal 17

Besarnya Retribusi yang terutang dihitung berdasarkan tingkat penggunaan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 11 dan besarnya tarif Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 16.

BAB IXWILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 18

Retribusi yang terutang dipungut di Daerah.

BAB XMASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 19

Masa Retribusi Izin Usaha Industri, Kawasan Industri, dan Izin Usaha Perdagangan adalah jangka waktu yang lamanya ditetapkan 5 (lima) tahun.

Pasal 20

Saat terutangnya Retribusi adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XIPENETAPAN RETRIBUSI

- 12 -

Page 13: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Pasal 21

(1)Penetapan besarnya Retribusi dilakukan dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2)Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan adanya penambahan jumlah Retribusi yang terutang, maka dikeluarkan SKRDKBT.

(3)Bentuk, isi, dan tatacara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan SKRDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Bupati.

BAB XIITATACARA PEMUNGUTAN

Pasal 22

Tatacara pelaksanaan pemungutan Retribusi ditetapkan dengan keputusan Bupati.

BAB XIIISANKSI ADMINISTRASI

Pasal 23

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

BAB XIVTATACARA PEMBAYARAN

Pasal 24

(1)Pembayaran Retribusi yang terutang dilakukan dengan menggunakan SSRD.

- 13 -

Page 14: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

(2)Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD.

(3)Tatacara pembayaran, penyetoran, dan tempat pembayaran Retribusi diatur dengan keputusan Bupati.

BAB XVTATACARA PENAGIHAN

Pasal 25

(1) Penagihan Retribusi yang telah lewat waktu pembayarannya dilakukan dengan terlebih dahulu mengeluarkan surat teguran atau surat peringatan atau surat lainnya yang sejenis dan ditagih dengan menggunakan STRD.

(2) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lainnya yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk paling lama 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

BAB XVIKEBERATAN

Pasal 26

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.

(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan Retribusi, Wajib Retribusi harus dapat membuktikan ketidak benaran ketetapan Retribusi tersebut.

(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan, kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.

- 14 -

Page 15: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.

(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi.

Pasal 27

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

BAB XVIIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 28

(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati.

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam

- 15 -

Page 16: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Bupati memberi imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan Retribusi.

Pasal 29

(1)Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan sekurang-kurangnya menyebutkan :a. nama dan alamat Wajib Retribusi;b. masa Retribusi;c. besarnya kelebihan pembayaran; dand. alasan yang singkat dan jelas.

(2)Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi disampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat.

(3)Bukti penerimaan oleh pejabat Daerah atau bukti pengiriman pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Bupati.

Pasal 30

(1) Pengembalian kelebihan Retribusi dilakukan dengan cara menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Retribusi.

(2) Apabila kelebihan pembayaran Retribusi diperhitungkan dengan utang Retribusi lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (4), pembayaran dilakukan dengan cara pemindah bukuan dan bukti pemindah bukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB XVIIIPENGURANGAN, KERINGANAN, DAN

PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 31

(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi.

- 16 -

Page 17: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

(2) Pemberian pengurangan atau keringanan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi, antara lain untuk mengangsur.

(3) Pembebasan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain diberikan kepada Wajib Retribusi yang ditimpa bencana alam atau kerusuhan.

(4) Tatacara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi ditetapkan oleh Bupati.

BAB XIXKEDALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 32

(1)Hak untuk melakukan penagihan Retribusi kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi.

(2)Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tertangguh apabila :a. diterbitkan surat teguran; dan

b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB XXPENYIDIKAN

Pasal 33

(1)Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

(2)Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti

keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

- 17 -

Page 18: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

b. meneliti, mencari, mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dank. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran

penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah menurut hukum yang bertanggung jawab.

(3)Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

BAB XXIKETENTUAN PIDANA

Pasal 34

(1)Setiap orang pribadi atau badan yang mempunyai usaha industri, usaha kawasan industri, dan/atau usaha perdagangan dan tidak memilik Izin Usaha Industri, Izin

- 18 -

Page 19: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Usaha Kawasan Industri, atau Izin Usaha Perdagangan, diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

(2)Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah, diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah Retribusi yang terutang.

(3)Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XXIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 35

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dengan keputusan Bupati.

Pasal 36

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Donggala.

Disahkan di Donggala pada tanggal 9 Agustus 2003

BUPATI DONGGALA,

ttd

NABI BIDJA

Diundangkan di Donggala

- 19 -

Page 20: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

pada tanggal 9 Agustus 2003SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN DONGGALA,

ttd

ALI HANAFIE PONULELELEMBARAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA TAHUN 2003 SERI C NOMOR 11.

Salinan sesuai dengan aslinya :SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN DONGGALA KEPALA BAGIAN HUKUM,

Hj. ANDI BESE DG. MALIMPO. P, SH., MM NIP : 570 007 619.-

- 20 -

Page 21: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

PENJELASANATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALANOMOR 11 TAHUN 2003

TENTANG

RETRIBUSI IZIN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI

I. UMUM

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang meletakkan prinsip-prinsip dasar pemberian Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, maka Pemerintah Daerah diberikan keleluasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dan potensi Daerah. Dalam kaitan itulah, Pemerintah Pusat telah menyerahkan sebagian besar urusan-urusan pemerintahan untuk dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dengan dibarengi sistem perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Selain Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah tersebut, maka Pemerintah Daerah juga diberikan kewenangan untuk menggali sumber potensi Daerah yang berupa Pajak dan Retribusi Daerah yang diatur dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000.

Berdasarkan kewenangan dalam bidang Retribusi Daerah, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala dalam menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan di bidang kehutanan masih membutuhkan sumber-sumber pembiayaan untuk lebih meningkatkan peran aktif Pemerintah Daerah dalam menjaga kelestarian sumber daya kehutanan dan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat di Kabupaten Donggala.

Oleh karena itu, penggunaan gergaji rantai sebagai salah satu instrumen yang dalam pelaksanaannya dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sumber daya alam terutama dalam upaya perlindungan sumber daya hutan kayu, maka Pemerintah Daerah perlu melakukan

- 1 -

Page 22: donggala.go.iddonggala.go.id/.../2015/04/Retribusi-Izin-Usaha-Industri.doc · Web viewUndang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

pengawasan dalam penggunaannya. Sehingga dengan demikian, upaya pengawasan ini dapat meminimalisir penggunaan gergaji rantai secara illegal. Untuk melakukan pengawasan terhadap penggunaan gergaji rantai, Pemerintah Daerah memandang perlu memungut Retribusi Daerah yang dapat dipergunakan untuk membiayai keseluruhan fungsi pengawasan pemerintahan terhadap beroperasinya gergaji rantai.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 sampai dengan Pasal 31 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 17.

- 2 -