donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/rutrk-tompe.doc · web viewterminal...

24
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA TOMPE IBUKOTA KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembangunan Kota Tompe guna kepentingan pemanfaatan ruang yang lebih luas perlu ditata dan dikelola secara teratur, terarah, dan terpadu guna memakmurkan dan mensejahterakan seluruh masyarakat; b. bahwa untuk memenuhi maksud sebagaimana tersebut pada huruf a, maka perlu adanya Rencana Umum Tata Ruang Kota Tompe sebagai pedoman bagi semua kegiatan pemanfaatan ruang secara optimal, serasi, seimbang, terpadu, tertib, lestari, dan berkelanjutan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten Donggala. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822); 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186);

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DONGGALA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALANOMOR 17 TAHUN 2003

TENTANG

RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA TOMPEIBUKOTA KECAMATAN SIRENJA

KABUPATEN DONGGALA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI DONGGALA,

Menimbang: a. bahwa dalam rangka pembangunan Kota Tompe guna kepentingan pemanfaatan ruang yang lebih luas perlu ditata dan dikelola secara teratur, terarah, dan terpadu guna memakmurkan dan mensejahterakan seluruh masyarakat;

b. bahwa untuk memenuhi maksud sebagaimana tersebut pada huruf a, maka perlu adanya Rencana Umum Tata Ruang Kota Tompe sebagai pedoman bagi semua kegiatan pemanfaatan ruang secara optimal, serasi, seimbang, terpadu, tertib, lestari, dan berkelanjutan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten Donggala.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822);

2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186);

3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);

Page 2: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembara Negara Nomor 3839);

6. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3868);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3293);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3294);

9. Peraturan Pemerintah 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 3445);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838);

11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah Kawasan Industri;

13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden;

14. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah Nomor 2 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah;

15. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah Nomor 11 Tahun 1996 tentang Sempadan Sungai;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Donggala Nomor 12 Tahun 1992 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Dearah Tingkat II Donggala (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Donggala Tahun 1993 Nomor 6 Seri C Nomor 4);

- 2 -

Page 3: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

17. Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor 8 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Donggala (Lembaran Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2000 Nomor 8 Seri C Nomor 3);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor 1 Tahun 2001 tentang Kewenangan Kabupaten Donggala sebagai Daerah Otonom (Lembaran Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2001 Nomor 1 Seri C Nomor 1).

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DONGGALA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA TOMPE IBUKOTA KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Donggala.2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta

perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten Donggala.

3. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Donggala.4. Rencana Umum Tata Ruang Kota, yang selanjutnya

disingkat RUTRK, adalah rencana pengembangan kota yang disiapkan secara teknis dan non teknis pemanfaatan muka bumi wilayah kota termasuk ruang diatasnya yang menjadi pedoman, pengarah dan pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan kota.

5. Wilayah perencanaan adalah wilayah yang diarahkan pemanfaatan ruangnya sesuai dengan masing-masing jenis rencana kota.

6. Bagian Wilayah Kota, yang selanjutnya disingkat BWK, adalah satu kesatuan wilayah dari kota yang terbentuk secara fungsional dalam rangka pencapaian daya guna pelayanan fasilitas umum kota.

- 3 -

Page 4: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

7. Garis sempadan sungai adalah garis batas luar pengamanan sungai.

8. Garis sempadan saluran adalah garis batas luar pengamanan saluran.

9. Garis sempadan mata air adalah garis batas luar pengamanan mata air.

10. Garis sempadan bangunan adalah garis yang diatasnya atau sejajar dibelakangnya yang dapat didirikan bangunan.

11. Koefisien Dasar Bangunan, yang selanjutnya disingkat KDB, adalah bilangan pokok atas perbandingan antara luas lantai dasar bangunan dengan luas kapling atau persil.

12. Koefisien Lantai Bangunan, yang selanjutnya disingkat KLB, adalah bilangan pokok atas perbandingan antara total luas lantai bangunan dengan luas kapling atau persil.

13. Daerah Milik Jalan, yang selanjutnya disebut DAMIJA, adalah sejalur tanah tertentu diluar daerah pengamanan jalan yang dibatasi dengan tanda batas atau patok, dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan antara lain untuk keperluan pelabaran daerah milik jalan dikemudian hari.

14. Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

BAB IIASAS, MAKSUD, DAN TUJUAN

Pasal 2

RUTRK berasaskan :a. pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara

terpadu, berdayaguna dan berhasilguna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan; dan

b. keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum.

Pasal 3

- 4 -

Page 5: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

RUTRK dimaksudkan sebagai landasan hukum dan pedoman yang mengikat bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam memanfaatkan ruang kota secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Pasal 4

RUTRK bertujuan :a. meningkatkan peranan kota dalam pelayanan yang lebih

luas agar mampu berfungsi sebagai pusat pembangunan dalam sistem pengembangan wilayah;

b. terselenggaranya pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan;

c. terselenggaranya pengaturan pemanfaatan runag kawasan lindung dan budidaya; dan

d. terciptanya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :1. mewujudkan perlindungan fungsi ruang yang dapat

mencegah dan menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan; dan

2. mewujudkan keseimbangan kepentingan, kesejahteraan, dan keamanan.

BAB IIIKEDUDUKAN DAN WILAYAH PERENCANAAN

Pasal 5

Kedudukan RUTRK Tompe adalah penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Donggala yang menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan rencana pembangunan kota.

Pasal 6

(1)Wilayah perencanaan RUTRK Tompe mencakup 5 (lima) desa, dengan luas 1.252 ha, yang meliputi :a. Desa Tompe seluas 226,37 ha;b. Desa Sibado seluas 412,70 ha;c. Desa Balintuma seluas 186,33 ha;d. Desa Tanjung Padang seluas 206,35 ha; dane. Desa Sipi seluas 220,25 ha.

(2)Wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai batas-batas sebagai berikut :a. sebelah utara berbatasan dengan Desa Lompio;b. sebelah timur berbatasan dengan

pegunungan/kawasan konservasi;

- 5 -

Page 6: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

c. sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Lende; dand. sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar.

Pasal 7

Batas-batas wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dituangkan dalam peta wilayah kawasan perencanaan pada lampiran 1 dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB IVRENCANA UMUM TATA RUANG KOTA

Bagian PertamaPenetapan Peranan dan Fungsi Kota

Pasal 8

Peranan Kota Tompe dalam wilayah Kabupaten Donggala adalah sebagai motor penggerak pembangunan Daerah pada umumnya dan di Kecamatan Sirenja pada khususnya.

Pasal 9

Fungsi Kota Tompe dalam wilayah Kecamatan Sirenja adalah sebagai berikut :a. pusat pemerintahan kecamatan dan desa;b. pusat perdagangan dan jasa;c. pusat pelayanan sosial dan pendidikan;d. pusat pelayanan transportasi dan transit;e. pusat permukiman; danf. pusat pengumpul dan distribusi hasil pertanian.

Bagian KeduaPerwilayahan Kota

Pasal 10

Wilayah perencanaan Kota Tompe sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dibagi menjadi 5 (lima) BWK yang terdiri dari :a. BWK A seluas 226,37 ha;b. BWK B seluas 412,70 ha;c. BWK C seluas 186,33 ha;d. BWK D seluas 206,35 ha; dane. BWK E seluas 220,25 ha.

- 6 -

Page 7: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

Bagian KetigaPenetapan Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Pasal 11

Jumlah penduduk Kota Tompe pada akhir tahun 2013 ditetapkan sebesar 9.786 jiwa.

Pasal 12

Persebaran jumlah kepadatan penduduk pada masing-masing BWK ditetapkan sebagai berikut :a. BWK A dengan kepadatan 146 sampai dengan 250 jiwa

per ha dan 101 sampai dengan 145 jiwa per ha;b. BWK B dengan kepadatan 25 sampai dengan 100 jiwa per

ha dan 101 sampai dengan 145 jiwa per ha;c. BWK C dengan kepadatan 146 sampai dengan 250 jiwa

per ha dan 25 sampai dengan 100 jiwa per ha;d. BWK D dengan kepadatan 146 sampai dengan 250 jiwa

per ha dan 25 sampai dengan 100 jiwa per ha; dane. BWK E dengan kepadatan 101 sampai dengan 145 jiwa

per ha dan 25 sampai dengan 100 jiwa per ha.

Pasal 13

Persebaran jumlah kepadatan penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dituangkan dalam peta rencana pengaturan kepadatan penduduk tiap BWK dan Sub BWK pada lampiran 2a, 2b, 2c, 2d, dan 2e yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian KeempatStruktur Pemanfaatan Ruang Kota

Pasal 14

Struktur pemanfaatan ruang dalam wilayah perencanaan Kota Tompe, ditetapkan sebagai berikut :a. kawasan permukiman 128,40 ha;b. kawasan perkantoran 6,18 ha;c. kawasan pendidikan 10,60 ha;d. kawasan kesehatan 1,22 ha;e. kawasan peribadatan 2,15 ha;f. kawasan perdagangan 3,36 ha;g. kawasan industri 4,11 ha;h. kawasan pekuburan 1,15 ha;

- 7 -

Page 8: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

i. jalan 80,12 ha;j. lahan cadangan untuk pengembangan

pemukiman, pertanian lahan basah danlahan kering 967,78 ha;

k. ruang terbuka hijau dan lapangan 6,60 ha;l. jalur hijau pinggiran sungai atau pantai 28,00 ha; danm. sungai 12,33 ha.

Pasal 15

Struktur pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, dituangkan dalam peta rencana penggunaan lahan pada lampiran 3 dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian KelimaStruktur Utama Tingkat Pelayanan Kota

Pasal 16

Fasilitas kota sesuai dengan fungsi dan peranannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9, ditetapkan sebagai berikut :a. perkantoran berada di BWK A dan D;b. perdagangan dan jasa berada di BWK A, B, D, dan E;c. pendidikan berada di BWK A, C, dan E;d. kesehatan berada di BWK A, B, dan D;e. olah raga berada di BWK A, B, dan D;f. ruang terbuka berada di BWK A; dang. perumahan berada di BWK A, B, C, D, dan E.

Pasal 17

Fasilitas kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dituangkan dalam peta rencana penggunaan lahan tiap BWK dan Sub BWK pada lampiran 4a, 4b, 4c, dan 4d yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian KeenamSistem Utama Transportasi

Pasal 18

Jaringan transportasi jalan raya di Kota Tompe, terdiri dari :a. jalan kolektor primer melewati jalan Palu - Ogoamas;

- 8 -

Page 9: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

b. jalan kolektor sekunder melewati pusat kota;c. jalan lokal melewati lingkungan permukiman; dand. jalan lingkungan melewati setiap permukiman.

Pasal 19

Terminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan.

Pasal 20

Sistem utama transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dan terminal angkutan jalan raya atau pangkalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, dituangkan dalam peta rencana jaringan jalan pada lampiran 5 dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian KetujuhSistem Utama Jaringan Utilitas

Pasal 21

Jaringan utilitas dalam RUTRK Kota Tompe, terdiri dari :a. jaringan telepon;b. jaringan listrik;c. jaringan air bersih;d. jaringan air kotor;e. jaringan drainase; danf. persampahan.

Pasal 22

Sistem jaringan telepon ditetapkan mengikuti jaringan jalan yang ada.

Pasal 23

Sistem jaringan listrik ditetapkan mengikuti jaringan jalan yang ada.

Pasal 24

(1)Sistem jaringan air bersih ditetapkan mengikuti jaringan jalan kota.

(2)Sistem penyediaan air bersih ditetapkan sebagai berikut :a. sistem penampungan air bersih; danb. mencari sumber-sumber air baru.

- 9 -

Page 10: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

Pasal 25

Sistem jaringan drainase ditetapkan mengikuti jaringan jalan yang ada.

Pasal 26

Tempat pembuangan sampah akhir ditetapkan di luar wilayah Ibu Kota Kecamatan Sirenja.

Pasal 27

Jaringan utilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dituangkan dalam peta rencana jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan air bersih, dan jaringan drainase pada lampiran 6, 7, 8, dan 9 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian KedelapanPengembangan Pemanfaatan Air Baku

Pasal 28

Air baku yang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini, meliputi :a. air permukaan;b. air tanah dangkal; danc. air sungai.

Pasal 29

Pengembangan pemanfaatan air baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, harus mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian KesembilanKepadatan Penduduk

Pasal 30

(1) Kepadatan bangunan ditetapkan dengan pembatasan KDB pada setiap peruntukan.

- 10 -

Page 11: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

(2) Setiap BWK dapat ditetapkan lebih dari 1 (satu) peruntukan.

Pasal 31 (1)BWK A dengan peruntukan :

a. permukiman KDB ditetapkan 40 % - 60 %;b. perkantoran KDB ditetapkan 30 % - 50 %;c. pendidikan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;d. kesehatan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;e. peribadatan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;f. perdagangan KDB ditetapkan 40 % - 80 %;g. industri KDB ditetapkan 40 % - 80 %;

danh. transportasi KDB ditetapkan 30 % - 50 %.

(2)BWK B dengan peruntukan :a. permukiman KDB ditetapkan 40 % - 60 %;b. perkantoran KDB ditetapkan 30 % - 50 %;c. pendidikan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;d. kesehatan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;e. peribadatan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;f. perdagangan KDB ditetapkan 40 % - 80 %;g. industri KDB ditetapkan 40 % - 80 %;

danh. transportasi KDB ditetapkan 30 % - 50 %.

(3)BWK C dengan peruntukan :a. permukiman KDB ditetapkan 40 % - 60 %;b. perkantoran KDB ditetapkan 30 % - 50 %;c. pendidikan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;d. kesehatan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;e. peribadatan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;f. perdagangan KDB ditetapkan 40 % - 80 %;g. industri KDB ditetapkan 40 % - 80 %;

danh. transportasi KDB ditetapkan 30 % - 50 %.

(4)BWK D dengan peruntukan :a. permukiman KDB ditetapkan 40 % - 60 %;b. perkantoran KDB ditetapkan 30 % - 50 %;c. pendidikan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;d. kesehatan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;e. peribadatan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;f. perdagangan KDB ditetapkan 40 % - 80 %;g. industri KDB ditetapkan 40 % - 80 %;

danh. transportasi KDB ditetapkan 30 % - 50 %.

(5)BWK E dengan peruntukan :a. permukiman KDB ditetapkan 40 % - 60 %;b. perkantoran KDB ditetapkan 30 % - 50 %;

- 11 -

Page 12: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

c. pendidikan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;d. kesehatan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;e. peribadatan KDB ditetapkan 30 % - 50 %;f. perdagangan KDB ditetapkan 40 % - 80 %;g. industri KDB ditetapkan 40 % - 80 %;

danh. transportasi KDB ditetapkan 30 % - 50 %.

Pasal 32

Kepadatan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, dituangkan dalam peta rencana pengaturan kepadatan bangunan tiap BWK dan Sub BWK pada lampiran 10a, 10b, 10c, 10d, dan 10e yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian KesepuluhKetinggian Bangunan

Pasal 33

Ketinggian bangunan ditetapkan dengan KLB pada setiap peruntukan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 34

(1) BWK A dengan peruntukan : a. permukiman KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;b. perkantoran KLB ditetapkan 1 - 3 lantai;c. pendidikan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;d. kesehatan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;e. peribadatan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;f. perdagangan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;g. industri KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;

danh. transportasi KLB ditetapkan 1 - 2 lantai.

(2) BWK B dengan peruntukan : a. permukiman KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;b. perkantoran KLB ditetapkan 1 - 3 lantai;c. pendidikan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;d. kesehatan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;e. peribadatan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;f. perdagangan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;g. industri KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;

danh. transportasi KLB ditetapkan 1 - 2 lantai.

- 12 -

Page 13: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

(3) BWK C dengan peruntukan :a. permukiman KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;b. perkantoran KLB ditetapkan 1 - 3 lantai;c. pendidikan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;d. kesehatan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;e. peribadatan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;f. perdagangan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;g. industri KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;

danh. transportasi KLB ditetapkan 1 - 2 lantai.

(4) BWK D dengan peruntukan : a. permukiman KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;b. perkantoran KLB ditetapkan 1 - 3 lantai;c. pendidikan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;d. kesehatan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;e. peribadatan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;f. perdagangan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;g. industri KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;

danh. transportasi KLB ditetapkan 1 - 2 lantai.

(5)BWK E dengan peruntukan :a. permukiman KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;b. perkantoran KLB ditetapkan 1 - 3 lantai;c. pendidikan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;d. kesehatan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;e. peribadatan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;f. perdagangan KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;g. industri KLB ditetapkan 1 - 2 lantai;

danh. transportasi KLB ditetapkan 1 - 2 lantai.

Pasal 35

Ketinggian bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, dituangkan dalam peta rencana pengaturan kepadatan bangunan tiap BWK dan Sub BWK pada lampiran 10a, 10b, 10c, 10d, dan 10e yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian KesebelasGaris Sempadan

Pasal 36

Garis sempadan bangunan ditetapkan sebagai berikut :a. untuk jalan kolektor primer ditetapkan 20 meter dari as

jalan;

- 13 -

Page 14: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

b. untuk jalan lokal sekunder ditetapkan 12 meter dari as jalan;

c. untuk jalan lokal ditetapkan 10 meter dari as jalan; dand. untuk jalan lingkungan ditetapkan 6 meter dari as jalan.

Pasal 37

(1)Garis sempadan sungai bertanggul ditetapkan 3 (tiga) meter sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

(2)Garis sempadan sungai tidak bertanggul ditetapkan berjarak sebagai berikut :a. sungai berkedalaman kurang dari 3 (tiga) meter adalah

10 meter;b. sungai berkedalaman 3 – 20 meter adalah 15 meter;

danc. sungai berkedalaman lebih dari 20 meter adalah 30

meter, masing-masing dihitung dari tepi sungai.

Pasal 38

(1) Garis sempadan bangunan ditepi sungai yang tidak bertanggul ditetapkan 9 (sembilan) meter dan diukur dari sebelah luar sungai kaki tanggul.

(2) Garis sempadan bangunan ditepi sungai yang bertanggul ditetapkan :a. sungai berkedalaman kurang dari 3 (tiga) meter adalah

15 meter;b. sungai berkedalaman 3 – 20 meter adalah 20 meter;

danc. sungai berkedalaman lebih dari 20 meter adalah 35

meter.

Pasal 39

Garis sempadan saluran bertanggul ditetapkan dari luar kaki tanggul dengan jarak :a. 3 meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan

debit 4 m³ /detik atau lebih;b. 2 meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan

debit 1 – 4 m³/detik; danc. 1 meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan

debit kurang dari 1 m³/detik.

Pasal 40

- 14 -

Page 15: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

(1)Garis sempadan bangunan di tepi sungai saluran bertanggul ditetapkan dari luar kaki tanggul dengan jarak :a. 5 (lima) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan

dengan kemampuan 4 m³/detik atau lebih;b. 3 (tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan

dengan kemampuan 3 m³/detik atau lebih; danc. 2 (dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan

dengan kemampuan 1 m³/detik atau lebih.(2)Garis sempadan bangunan di tepi sungai saluran tidak

bertanggul ditetapkan dari luar tepi saluran dengan jarak :a. 4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 5 (lima)

meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan 4 m³/detik atau lebih;

b. 4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 3 (tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan 3 m³/detik atau lebih; dan

c. 4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 2 (dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan 1 m³/detik atau lebih.

Pasal 41

(1)Pada kawasan perdagangan dan jasa dengan kepadatan bangunan tinggi, garis sempadan bangunan ditetapkan sama dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Pasal 38, dan Pasal 40 setelah mempertimbangkan faktor parkir keamanan.

(2)Pada kawasan kepadatan bangunan tidak tinggi, garis sempadan bangunan perdagangan dan jasa, bangunan perkantoran dan pergudangan ditetapkan lebih besar dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Pasal 38, dan Pasal 40.

Pasal 42

Garis sempadan bangunan di tepi mata air ditetapkan berjarak paling sedikit 200 meter dihitung dari tepi mata air.

BAB VJANGKA WAKTU PERENCANAAN KOTA

Pasal 43

(1)Jangka waktu perencanaan RUTRK Kota Tompe adalah 10 (sepuluh) tahun setelah berlakunya Peraturan Daerah ini.

(2)RUTRK Kota Tompe dapat ditinjau setiap 5 (lima) tahun sekali untuk diubah sesuai dengan keadaan.

- 15 -

Page 16: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

(3)Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(4)Buku rencana dan album peta merupakan penjelasan yang lebih rinci dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 44

RUTRK bersifat terbuka untuk umum dan dapat ditempatkan di setiap organisasi perangkat daerah Kabupaten Donggala atau di tempat-tempat lain yang mudah dilihat oleh orang.

Pasal 45

Setiap orang berhak untuk memperoleh informasi mengenai RUTRK secara cepat dan mudah.

BAB VIRENCANA PENGELOLAAN PEMBANGUNAN KOTA

Pasal 46

Tahap pelaksanaan pembangunan di Kota Tompe berdasarkan RUTRK Kota Tompe adalah sebagai berikut :a. tahap pertama dari tahun 2003 - 2008; danb. tahap kedua dari tahun 2009 - 2013.

Pasal 47

Penyusunan dan pelaksanaan setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah dan Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat luas, harus berdasarkan pada pokok-pokok kebijaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46.

BAB VIIPENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUTRK

Pasal 48

Pengawasan dan pengendalian RUTRK guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan rencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 dilakukan oleh Bupati berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- 16 -

Page 17: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

Pasal 49

(1)Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang dilakukan dalam bentuk pemantauan, pelaporan, dan evaluasi.

(2)Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan dalam bentuk perizinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3)Pengawasan dan pencegahan segala kegiatan pembangunan atau pemanfaatan ruang selain yang diatur dalam Peraturan Daerah ini, menjadi wewenang Camat atau satuan kerja setempat dan dalam waktu paling lama 3 kali 24 jam wajib melaporkan kepada Bupati atau satuan kerja teknis yang terkait.

BAB VIIIPENYIDIKAN

Pasal 50

(1)Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini.

(2)Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah :a. menerima laporan dari seseorang tentang adanya

tindak pidana;b. melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat

kejadian dan melakukan pemeriksaan;c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan

memeriksa tanda pengenal diri tersangka;d. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;e. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa

sebagai tersangka atau saksi;f. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam

hubungannya dengan pemeriksaan perkara;g. mengadakan penghentian penyidikan setelah

mendapat petunjuk dari Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya;

- 17 -

Page 18: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

h. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3)Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

BAB IXKETENTUAN PIDANA

Pasal 51

(1)Diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah), terhadap :a. setiap orang pribadi atau badan yang memanfaatkan

ruang fisik kota melebihi luas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14;

b. setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan bangunan atau memanfaatkan fasilitas kota dan tidak sesuai fungsi dan peranannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16;

c. setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan bangunan dan tidak memenuhi ketentuan garis sempadan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, garis sempadan bangunan ditepi sungai bertanggul dan tidak bertanggul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, garis sempadan bangunan ditepi sungai saluran bertanggul dan tidak bertanggul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 atau garis sempadan bangunan ditepi mata air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42.

(2)Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 52

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka :

- 18 -

Page 19: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

a. kegiatan yang telah ditetapkan dan keberadaannya tidak sesuai dengan RUTRK Kota Tompe, dapat diteruskan sepanjang tidak mengganggu fungsi peruntukan ruang; dan

b. dalam hal kegiatan yang telah ada dinilai mengganggu fungsi peruntukan ruang berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini, maka harus segera dicegah atau dipindahkan ke tempat yang sesuai dengan peruntukannya paling lama 3 (tiga) tahun sejak tanggal diundangkannya Peraturan Daerah ini.

BAB XIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 53

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, semua peraturan perundang-undangan yang telah ada dan mengatur penataan ruang Kota Tompe beserta dengan ketentuan pelaksanannya, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 54

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dengan keputusan Bupati.

Pasal 55

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Donggala.

Disahkan di Donggala pada tanggal 9 Agustus 2003

BUPATI DONGGALA,

- 19 -

Page 20: donggala.go.iddonggala.go.id/wp-content/uploads/2015/04/RUTRK-Tompe.doc · Web viewTerminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di dalam kawasan perencanaan. Pasal

ttd

NABI BIDJA

Diundangkan di Donggalapada tanggal 9 Agustus 2003SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN DONGGALA,

ttd

ALI HANAFIE PONULELELEMBARAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA TAHUN 2003 SERI E NOMOR 17.

- 20 -