pneumothorax
TRANSCRIPT
![Page 1: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/1.jpg)
PNEUMOTHORAX
A. Definisi
Pneumothorax adalah penumpukan dari udara yang bebas dalam dada diluar
paru (cavum pleura) yang menyebabkan paru mengempis/ terdapatnya udara atau
gas dalam rongga pleura akibat robeknya pleura atau suatu keadaan dimana udara
terkumpul didalam cavum pleura sehingga memisahkan rongga visceralis dari
pleura parietal.
B. Etiologi
Masuknya udara ke dalam rongga, dapat melalui luka pada dinding dada, atau
meluasnya radang paru-paru. Spontaneous pneumothorax disebabkan oleh
pecahnya kista (cyst) atau kantong kecil (bleb) pada permukaan paru.
1
![Page 2: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/2.jpg)
Pneumothorax mungkin juga terjadi setelah luka pada dinding dada seperti tulang
rusuk yang patah, luka yang menembus apa saja (tembakan senapan atau
tusukan), invasi operasi dari dada, atau yang diinduksi dengan bebas dalam
rangka untuk mengempiskan paru. Pneumothorax dapat juga berkembang sebagai
akibat dari penyakit-penyakit paru yang mendasarinya, termasuk cystic fibrosis,
chronic obstructive pulmonary disease (COPD), kanker paru, asma, dan infeksi-
infeksi dari paru-paru.
A schematic drawing of a bulla and a bleb, two lung abnormalities that may rupture and lead to pneumothorax.
C. Klasifikasi
Menurut penyebabnya, pneumotoraks dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu :
1. Pneumotoraks spontan, Yaitu setiap pneumotoraks yang terjadi secara tiba-
tiba.Istilah yang digunakan untuk mengambarkan suatu pneumothoraks
yang terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga dengan atau tanpa penyakit
paru-paru yang terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga dengan atau tanpa
penyakit paru-paru yang mendasarinya.
Pneumotoraks tipe ini dapat diklasifikasikan lagi ke dalam dua jenis, yaitu :
a. Pneumotoraks spontan primer, yaitu pneumotoraks yang terjadi secara
tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya.
2
![Page 3: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/3.jpg)
b. Pneumotoraks spontan sekunder, yaitu pneumotoraks yang terjadi
dengan didasari oleh riwayat penyakit paru yang telah dimiliki
sebelumnya, misalnya fibrosis kistik, penyakit paru obstruktik kronis
(PPOK), kanker paru-paru, asma, dan infeksi paru.
Gambar 2. In an improperly positioned chest film, the spine of the scapula may
overlap the lungs, and produce a shadow that may be mistaken for a
pneumothorax (Ref: Harbin WP, Cimmino CV: The radiographic innominate
lines of the scapular spine. Va Med Mon 191:1050, 1974. In: Keats TE and
Anderson MW: Atlas of Normal Roentgen Variants That May Simulate Disease,
8/e. Mosby 2007.)
2. Pneumotoraks traumatik, Yaitu pneumotoraks yang terjadi akibat adanya
suatu trauma, baik trauma penetrasi maupun bukan, yang menyebabkan
robeknya pleura, dinding dada maupun paru. Pneumotoraks tipe ini juga
dapat diklasifikasikan lagi ke dalam dua jenis, yaitu :
a. Pneumotoraks traumatik non-iatrogenik, yaitu pneumotoraks yang
terjadi karena jejas kecelakaan, misalnya jejas pada dinding dada,
barotrauma.
3
![Page 4: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/4.jpg)
b. Pneumotoraks traumatik iatrogenik, yaitu pneumotoraks yang terjadi
akibat komplikasi dari tindakan medis. Pneumotoraks jenis inipun masih
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Pneumotoraks traumatik iatrogenik aksidental, Adalah suatu
pneumotoraks yang terjadi akibat tindakan medis karena kesalahan
atau komplikasi dari tindakan tersebut, misalnya pada parasentesis
dada, biopsi pleura.
2) Pneumotoraks traumatik iatrogenik artifisial (deliberate) Adalah suatu
pneumotoraks yang sengaja dilakukan dengan cara mengisikan udara
ke dalam rongga pleura. Biasanya tindakan ini dilakukan untuk tujuan
pengobatan, misalnya pada pengobatan tuberkulosis sebelum era
antibiotik, maupun untuk menilai permukaan paru.
Dan berdasarkan jenis fistulanya, maka pneumotoraks dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga jenis, yaitu :
1. Pneumotoraks Tertutup (Simple Pneumothorax)
Pada tipe ini, pleura dalam keadaan tertutup (tidak ada jejas terbuka pada
dinding dada), sehingga tidak ada hubungan dengan dunia luar. Tekanan di
dalam rongga pleura awalnya mungkin positif, namun lambat laun berubah
menjadi negatif karena diserap oleh jaringan paru disekitarnya. Pada
kondisi tersebut paru belum mengalami re-ekspansi, sehingga masih ada
rongga pleura, meskipun tekanan di dalamnya sudah kembali negatif. Pada
waktu terjadi gerakan pernapasan, tekanan udara di rongga pleura tetap
negatif.
4
![Page 5: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/5.jpg)
2. Pneumotoraks Terbuka (Open Pneumothorax),
Yaitu pneumotoraks dimana terdapat hubungan antara rongga pleura
dengan bronkus yang merupakan bagian dari dunia luar (terdapat luka
terbuka pada dada). Dalam keadaan ini tekanan intrapleura sama dengan
tekanan udara luar. Pada pneumotoraks terbuka tekanan intrapleura sekitar
nol. Perubahan tekanan ini sesuai dengan perubahan tekanan yang
disebabkan oleh gerakan pernapasan. Pada saat inspirasi tekanan menjadi
negatif dan pada waktu ekspirasi tekanan menjadi positif . Selain itu, pada
saat inspirasi mediastinum dalam keadaan normal, tetapi pada saat ekspirasi
mediastinum bergeser ke arah sisi dinding dada yang terluka (sucking
wound) .
3. Pneumotoraks Ventil (Tension Pneumothorax)
Adalah pneumotoraks dengan tekanan intrapleura yang positif dan makin
lama makin bertambah besar karena ada fistel di pleura viseralis yang
bersifat ventil. Pada waktu inspirasi udara masuk melalui trakea, bronkus
serta percabangannya dan selanjutnya terus menuju pleura melalui fistel
yang terbuka. Waktu ekspirasi udara di dalam rongga pleura tidak dapat
keluar . Akibatnya tekanan di dalam rongga pleura makin lama makin
tinggi dan melebihi tekanan atmosfer. Udara yang terkumpul dalam rongga
pleura ini dapat menekan paru sehingga sering menimbulkan gagal napas.
D. Pathogenesis
Meningkatnya tekanan intra pleural sehingga akan menyebabkan kemampuan
dilatasi alveoli menurun, dan lama-kelamaan mengakibatkan atelektasis
(layuhnya paru-paru). Apabila luka pada dinding dada tertutup, udara
5
![Page 6: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/6.jpg)
yangberlebihan dapat diserap hingga tekanan udara di dalam rongga pleura akan
kembali normal.Karena adanya luka terbuka, atau oleh pecahnya dinding paru-
paru, kuman dapat terhisap dan berkoloni di dalam pleura hingga terjadi infeksi
pleuritis.
Jenis kuman penyebab radang yang terbanyak adalah F.nechrophorum,
Corinebacteriu spp., dan Streptococcus spp. Oleh radang akan terbentuk exudet
yang bersifat mukopurulent, purulent atau serosanguineus yang disertai
pembentukan jonjot-jonjot fibrin.
E. Insidensi
Insiden pneumothoraks sulit diketahui karna episodenya banyak yang tidak
diketahui , pria lebih banyak daari pada wanita dengan perbandingan 5 : 1
banyak terjadi pada penderita umur dewasa tua ( 40 thn ), sering terjadi pada
musim-musim dimana orang menderita batuk-batuk. Pneumothoraks spontan
primer (PSP) sering pula dijumpai pada individu sehat, tanpa riwayat penyakit
paru sebelumnya. Pneumothoraks spontan primer banyak dijumpai pada pria
dengan usia antara dekade 3 dan 4. Sala satu penelitian menyebutkan sekitar 81
% kasus PSP berusia kurang dari 45 tahun*. Seaton dan kawan-kawan
melaporkan bahwa paisen tuberkulosis aktif mengalami komplikasi
penumothoraks sekitar 1,4 % dan jika ada kavitas paru komplikasi
pneumothoraks meningkat lebih dari 90 %.
Kematian disebabkan pneumothoraks ± 12 %. Di RSUD Dr. Sutomo
terbanyak disebabkan oleh penyakit dasarnya ± 55 % TB paru aktif, fibrosis,
emfisema lokal, bronkhitis kronik, emfisema, terutama pada orang tua.
6
![Page 7: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/7.jpg)
Pneumothoraks berulang dengan menstruasi pada wanita oleh karena adanya
pelura endometriosis (katamenial Pneumothoraks).
II. Pemeriksaan Fisik
Gejala klinis
Pada penyakit pneumothoraks akan memperlihatkan gejala-gejala dispnoe
inspiratorik yang terjadi secara mendadak dan dapat berakhir dengan kematian
dalam waktu singkat. Apabila lubang masuknya udara segera sembuh, udara
yang berlebih akan diserap hingga kesembuhan akan tercapai. Dengan adanya
infeksi, hingga terjadi radang pleura, pada auskultasi alat pernafasan akan
menghasilkan suara friksi, sedang pada pneumothoraks yang terdengar adalah
suara bronchial, dengan suara vesikuler yang hilang. Pada perkusi akan
terdengar suara metalik dan hanya kadang-kandang saja terdengar suara
timpani. Adanya bagian yang mengalami atelektasis akan menyebabkan suara
seperti kuali pecah. Oleh adanya perbedaan tekanan udara dalam pleura kanan
dan kiri, mediastinum dan jantung akan tergeser posisinya, hingga suara
jantung terdengar teredam dengan suara systole yang menurun. Oleh
kurangnya bagian paru-paru yang masih berfungsi normal frekuensi
pernafasan akan dipercepat.
Gejala-gejala dari pneumothorax termasuk nyeri dada yang biasanya
mempunyai suatu pencetusan yang tiba-tiba. Nyerinya tajam dan mungkin
menjurus pada perasaan-perasaan sesak di dada. Napas yang pendek, denyut
jantung yang cepat, napas yang cepat, batuk, dan kelelahan adalah gejala-
gejala lain dari pneumothorax. Kulit mungkin mengembangkan suatu warna
7
![Page 8: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/8.jpg)
kebiruan (diistilahkan cyanosis) disebabkan oleh pengurangan dalam tingkat-
tingkat oksigen darah.
Diagnostik fisik :
Inspeksi: dapat terjadi pencembungan dan pada waktu pergerakan nafas,
tertinggal pada sisi yang sakit.
Palpasi: Pada sisi yang sakit ruang sela iga dapat normal atau melebar, iktus
jantung terdorong kesisi thoraks yang sehat. Fremitus suara melemah atau
menghilang.
Perkusi: Suara ketok hipersonor samapi tympani dan tidak bergetar, batas
jantung terdorong ke thoraks yang sehat, apabila tekanannya tinggi.
Auskultasi: suara nafas melemah sampai menghilang, nafas dapat amforik
apabila ada fistel yang cukup besar.
III. Pemeriksaan Radiologis
A. RADIOLOGI
GAMBARAN RADIOLOGIS MENGGAMBARKAN:
1. Tampak bayangan Hiperlusent baik bersifat lokal maupun general.
2. Pada gambaran Hyperlusent ini tidak tampak jaringan paru, jadi
Avaskuler.
3. Bila pneumothoraks hebat sekali dapat menyebabkan terjadinya kolaps
dari paru-paru sekitarnya, sehingga massa jaringan paru yang terdesak ini
lebih padat dengan densitas seperti bayangan Tumor.
4. Biasanya arah kolaps ke medial.
8
![Page 9: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/9.jpg)
5. Bila Hebat sekali dapat menyebabkan terjadinya perdorongan pada
jantung misalnya pada ventil penumothoraks atau apa yang kita kenal
sebagai tension pneumothoraks.
6. Juga medisatinum dan trachea dapat terdorong kesisi yang berlawanan.
Bayangan udara dalam rongga pleura memberikan bayangan Radiolusen yang
tanpa struktur jaringan paru (Avaskuler), biasanya tampak suatu garis putih yang
tegas membatasi pleura viscerale yang membyngkus paru-paru kearah hilus atau
ke arah kontralateral. Selain itu sela iga menjadi lebih lebar.
Bila mana jumlah udara dan tingkat kolaps ringan, maka
penumothoraksmungkin sama sekali tidak dapat dilihat pada foto PA rutin, akan
tetapi mungkin lebih baik kelihatan pada foto waktu ekspirasi dalam, yang akan
9
![Page 10: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/10.jpg)
mempertinggi tekanan intra pleural dan oleh karna itu akan menambah kolaps
dari paru-paru.
Pada foto terlihat bayangan udara dari pneumothoraks yang berbentuk
cembung, yang memisahkan pleura parietalis dengan pleura viseralis. Bila
penumothoraksnya tidak begitu besar, foto dengan pernafasan dalam (inspirasi
penuh) pun tidak akan menunjukkan kelainan yang jelas. Dalam hal ini
dianjurkan membuat foto dada dengan inspirasi dan ekspirasi penuh. Selama
ekspirasi maksimal udara dalam rongga pleura lebih didorong ke apeks, sehingga
rongga intrapleura di apeks jadi lebih besar. Selain itu terdapat perbedaan
densitas antara jaringan paru dan udara intrapleura sehingga memudahkan dalam
melihat pneumothoraks, yakni terdapatnya kenaikan densitas jaringan paru
selama ekspirasi tapi tidak menaikkan densitas pneumothoraks.
Suatu hasil rontgen diperoleh sehabis ekspirasi maksimum akan membantu
dalam menetapkan diagnosa, sebab paru-paru kemudian secara relatif lebih
tebal/padat dibanding pneumothoraks itu. Penurunan volume paru terjadi sehabis
ekspirasi tetapi ruang pneumothoraks tidak berubah. Oleh karena itu secara relatif
pneumothoraks lebih berhubungan dengan paru-paru sehabis ekspirasi dibanding
inspirasi dan kiranya pleura viseral lebih kecil berhubungan dengan
pneumothoraks. Sehingga lebih mudah untuk menggambarkannya. Foto lateral
decubitus pada sisi yang sehat dapat membantu dalam membedakan
pneumothorak dengan kista atau bulla. Pada pneumothorak udara bebas dalam
rongga pleura lebih cenderung berkumpul pada bagian atas sisi lateral.Jika
pneumothoraks luas, akan menekan jaringan paru kearah hilus atau paru menjadi
kuncup/kolaps di daerah hilus dan mendorong mediastinum ke arah kontralateral.
10
![Page 11: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/11.jpg)
Selain itu sela iga menjadi lebih lebar. Udara dalam ruang pleura jadi lebih
radiolusen dibandingkan paru-paru yang bersebelahan dengan pneumothoraks
tersebut, terutama sekali jika paru-paru berkurang volumenya, dimampatkan atau
terkena penyakit yang meningkatkan kepadatan paru. Ketika pneumothoraks
terjadi pada pasien dengan atelektase lobus, udara terkumpul dalam ruangan
pleura yang dekat dengan paru-paru yang mengempis. Oleh karena itu distribusi
yang udara yang tidak normal pada pasien ini menyebabkan pengempisan lobus.
Pada tension pneumothoraks pergeseran dari struktur mediastinal kesan pada paru
dan kesan pada difragma sudah terlihat. Ketika kehadiran cairan sebagai
tambahan dari udara atau gas pada film dengan cahaya horisontal
memperlihatkan tingkat atau batas udara dengan cairan. Ketika udara intrapleura
terperangkap pada posisi yang tidak biasa oleh karena penggabungan kadang-
kadang pneumothoraks bisa terlihat pada subpulmonary, terutama pada pasien
COPD (Chronic Pulmonary Obstruktif Disease) dan penurunan dari fungsi paru
dan juga diobservasi sepanjang permukaan tengah dari paru bayi yang baru lahir
sering diperiksa dengan posisi terlentang. Dalam situasi ini harus dibedakan
dengan pneumomediastinum. Ketika garis sambungan depan terlihat pada
neonatus, yang mengindikasikan pneumothoraks bilateral, karena garis ini
biasanya tidak terlihat pada pada pasien. Pada bayi neonatus pneumothorak dapat
dievaluasi dengan foto anteroposterior atau lateral pada saat yang sama.
Pada orang dewasa yang sakit kritis diuji dengan posisi setengah duduk
atau terlentang, udara dalam ruang pleura mungkin nampak anteromedial
sepanjang medistinum, pada suatu posisi subpulmonary, pada posisi apicolateral
atau posteromedial dalam area paraspinal. Udara mungkin dapat diamati dalam
11
![Page 12: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/12.jpg)
celah interlobus, terutama sekali didalam celah kecil sisi kanan pneumothoraks.
Tanda cekungan yang dalam diuraikan oleh Gordon pada foto posisi terlentang
pada pasien pneumothoraks. Foto ini terdiri dari radiolusen yang relatif pada
kedalaman sulcus costophrenicus samping yang menandakan udara dalam area
ini.
Hasil diagnosa mungkin tidak dapat terlihat dalam foto polos. Oleh karena itu,
CT dapat digunakan jika informasi mengenai kehadiran atau ketidakhadiran
pneumothoraks adalah hal yang sangat penting, karena pneumothoraks relatif
lebih mudah dideteksi pada CT sesuai potongan aksis(3).
Secara ringkas, hasil diagnosa pneumothorax mungkin sulit untuk dibuat dalam
pemeriksaan hasil radiografi dada. Terutama sekali pada foto pasien dalam posisi
terlentang, proyeksi samping mungkin bisa untuk mengkonfirmasikan kehadiran
pneumothoraks manakala proyeksi dari depan samar-samar. Ketika
pneumothoraks kecil foto pada saat inspirasi seringkali berharga; dan ada
kalanya, ketika lokasi pneumothoraks disekeliling hadir, foto oblique dan foto
lateral diperlukan untuk visualisasi yang nyata. Adakalanya lingkaran radioopak
ditemukan pada hilus atau dibawah hilus pada pasien pneumothoraks yang besar
atau luas.
X-ray dada adalah yang terbaik untuk pemeriksaan terhadap adanya kolap paru.
X-ray akan memperlihatkan paru yang kolapis sebagai daerah yang lebih gelap
pada dada, Oleh adanya perbedaan tekanan udara dalam pleura kanan dan kiri,
mediastinum dan jantung akan tergeser posisinya ke menekan paru yang sehat.
Computed tomography (CT) scan diharapkan pada beberapa kasus untuk
12
![Page 13: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/13.jpg)
menemukan area kolap yang kecil pada paru atau untuk seseorang dengan
extensive lung disease.
Gambar 1. Primer dan secunder Pneumothorax spontan
1a 1b
1c
1d 1e
13
![Page 14: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/14.jpg)
Ket :1a. Radiograph pada pasien dengan small spontaneous primary pneumothorax1b. Close radiographic memperlihatkan gambaran rontgen dari pasien dengan small spontaneous primary pneumothorax (same patient as in the previous images).1c. Expiratory radiograph pada pasien dengan small spontaneous primary pneumothorax (same patient as in the previous images). 1d. Computed tomography scan demonstrating secondary spontaneous pneumothorax (SSP) from radiation/chemotherapy for lymphoma.1e. CT scan dari dada yang memperlihatkan pneumothorax pada dada kiri pasien (sebelah kanan pada gambar). A chest tube is in place (small black mark on the right side of the image), udara mengisi cavum pleura (hitam) dan iga (putih) dapat terlihat. The heart can be seen in the center.
Sontaneous pneumothorax pada sisi kanan (kiri pada gambar). Anak panah menunjukkan tepi dari paru yang kolap .
Gambar 2. Chest x-ray confirmed a near total left pneumothorax.
14
![Page 15: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/15.jpg)
iatrogenic pneumothorax pada sisi kiri yang cukup luas (panah merah) dan sisi kanan postpneumonectomy space (PPS). Note also the left sided internal jugular
catheter (yellow arrow).
Gambar 3. Iatrogenic dan traumatic pneumothorax
3a 3b
Ket.3a.Radiograph pada lelaki tua pada ruang intensive care unit (ICU) postoperatively. Note the pneumothorax pada sisi kanan yang diinduksi oleh incorrectly positioned small-bowel feeding 3b.Radiograph pada pasien dengan pneumothorax pada sisi kanan akibat luka tikam. tube in the right-sided bronchial tree
Gambar 4. Tension pneumothorax
15
![Page 16: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/16.jpg)
Chest X-Ray right tension pneumothorax. Terlihat mediastinum tergeser kekiri dan menekan pada hemidiaphragm kanan.
The tension pneumothorax pada sisi kanan demonstrates a collapsed pada paru kanan dan terjadi deviasi mediastinum ke kiri.
16
![Page 17: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/17.jpg)
Chest x-ray showing right tension pneumothorax,Udara bebas dibawah hemi-diaphragm and extensive surgical emphysema.
Gambar 5. Right pneumothorax.
17
![Page 18: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/18.jpg)
Gambar 6. Pneumothorax parsial
18
![Page 19: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/19.jpg)
Gambar 7. Pneumothotax total
19
![Page 20: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/20.jpg)
IV. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan udara dari rongga pleura, sehingga
paru-paru bisa kembali mengembang. Pada pneumotoraks yang kecil biasanya
tidak perlu dilakukan pengobatan, karena tidak menyebabkan masalah pernafasan
yang serius dan dalam beberapa hari udara akan diserap. Penyerapan total dari
pneumotoraks yang besar memerlukan waktu sekitar 2-4 minggu. Jika
pneumotoraksnya sangat besar sehingga menggangu pernafasan, maka dilakukan
pemasangan sebuah selang kecil pada sela iga yang memungkinkan pengeluaran
udara dari rongga pleura. Selang dipasang selama beberapa hari agar paru-paru
bisa kembali mengembang. Untuk menjamin perawatan selang tersebut,
sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit. Untuk mencegah serangan ulang,
mungkin perlu dilakukan pembedahan. Hampir 50% penderita mengalami
kekambuhan, tetapi jika pengobatannya berhasil, maka tidak akan terjadi
komplikasi jangka panjang. Pada manusia dengan resiko tinggi (misalnya
penyelam dan pilot pesawat terbang), setelah mengalami serangan pneumotoraks
yang pertama, dianjurkan untuk menjalani pembedahan.
Pada penderita yang pneumotoraksnya tidak sembuh atau terjadi 2 kali pada sisi
yang sama, dilakukan pembedahan untuk menghilangkan penyebabnya.
Pembedahan sangat berbahaya jika dilakukan pada penderita pneumotoraks
spontan dengan komplikasi atau penderita pneumotoraks berulang. Oleh karena
itu seringkali dilakukan penutupan rongga pleura dengan memasukkan
doxycycline melalui selang yang digunakan untuk mengalirkan udara keluar.
20
![Page 21: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/21.jpg)
V. Pencegahan
Untuk mencegah kematian pada pneumotoraks karena tekanan, dilakukan
pengeluaran udara sesegera mungkin dengan menggunakan alat suntik besar yang
dimasukkan melalui dada dan pemasangan selang untuk mengalirkan udara. Pada
pneumotoraks kecil (<20%), gejala minimal dan tidak ada "Respiratory distress",
serangan yang pertama kali, sikap kita adalah observasi dan penderita istirahat 2-
3 hari. Bila pneumotoraks sedang, ada "Respiratory distress" atau pada observasi
terlihat progresif (foto toraks), atau adanya "Tension pneumothorax", dilakukan
tindakan bedah dengan pemasangan WSD untuk pengembangan paru dan
mengatasi gagal nafas. Tindakan torakotomi dilakukan bila :
1. Kebocoran paru yang massif sehingga paru tak dapat mengembang
(bullae/fistel Bronkhopleura).
2. Pneumotoraks berulang.
3. Adanya komplikasi (Empiema, Hemotoraks, Tension pneumothorax).
4. Pneumotoraks bilateral.
5. Indikasi social (pilot, penyelam, penderita yang tinggal di daerah terpencil)
21
![Page 22: Pneumothorax](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061605/557202924979599169a3c320/html5/thumbnails/22.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Andrew K Chang, MD, Assistant Professor, Department of Emergency
Medicine, Albert Einstein College of Medicine, Montefiore Medical
Center. www.emedicine.com. Tahun 1999
2. Anonymous, Pneumothorax, www.meadlineplus.com
3. Hood Alsagaff, M. Jusuf Wibisono, Winariani, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Paru 2004, LAB/SMF Ilmu Penyakit Paru dan Saluran Nafas FK UNAIR-
RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, 2004
4. James D. Crapo, MD, Jeffrey Glassroth, MD, Joel B. Karlinsky, MD,
MBA, Talmadge E. King, Jr, MD, Baum’s Textbook of Pulmonary
Disease, seventh edition, Lippincott Williams Wilkins, 2004.
5. Joten H.J., Andrew B.C., 1993, Essentials of Radiologic Imaging, Ed. 6,
Paul and Juhl, Clippincott-Raven, Philadelphia.
6. Kahar Kusumawidjaja, 2000, Pleura dan Mediastinum, Radiologi
diagnositik, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
7. Peter Amstrong, Martin L.W., 1986, X-Ray Diagnosis, Economy Edition,
PG Asian.
8. www.medicastore.com
22