pleno trauma luka bakar
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
1/31
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Luka Bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah,
tempat kerja bahkan dijalan atau ditempat-tempat lain. Penyebab luka bakar bisa
bermacam-macam, yaitu berupa api, cairan panas, uap panas bahkan aliran listrik dan lain-
lain.
Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga
dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Cedera luka bakar terutama luka bakar yang
dalam dan luas masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi berat jangka
panjang.
Berbagai karakteristik unik dari luka bakar membutuhkan intervensi khusus yang
berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh penyebab luka bakar dan bagian
tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan atau
intervensi yang lebih intensif dibandingkan dengan luka bakar yang hanya sedikit dan
superfisial. Luka bakar yang terjadi karena siraman air panas dengan luka bakar yang
disebabkan oleh karena zat kimia atau radiasi atau listrik membutuhkan penanganan yang
berbeda meskipun luas luka bakarnya sama. Luka bakar yang mengenai daerah genitalia
mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadi infeksi dibandingkan dengan luka bakar
yang ukuran dan luasnya sama pada bagian tubuh lain. Luka bakar yang mengenai tangan
dan kaki dapat mempengaruhi kapasitas fungsi pasien ( produktifitas atau kemampuan kerja
) sehingga memerlukan penanganan yang berbeda dengan bagian tubuh lain.
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas
melebihi kerusakan fisik yang terlihat padajaringan yang terluka secara langsung. Masalah
kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam
kehidupan. Dua puluh tahun lalu, seorang dengan luka bakar 50% dari luas permukaan
tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan pengobatan dapat terjadi gangguan
fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa
dengan luas luka bakar 75% mempunyai harapan hidup 50%.
Kulitku Hangus 1
http://www.peutuah.com/tag/jaringan/http://www.peutuah.com/tag/jaringan/ -
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
2/31
SKENARIO
Kulitku Hangus
Seorang perempuan berusia 35 tahun dibawah oleh keluarganyan ke IGD RumahSakit Umum setelah terkena ledakan kompor gas elpiji saat memasak. Luka bakar terlihat
di daerah dada, perut dan tangan kanan. Penderita mengeluh sakit di badannya. Dari
pemerilsaan fisik di dapatkam kesadaran kompos mentis, TD 140/90 mmHg, Nadi
100x/Menit, RR 24x/Menit, suhu axila 37 C, BB 50 Kg. Rambut dan bulu hidung hangus.
Di daerah dada dan perut terdapat banyak bula dan bengkak sedangkan tangan kanan
terlihat putih.
Anamnesa :
o Identitas :
Nama : Ny.X
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : -
Status : -
Pekerjaan : -
o Keluhan Utama : Sakit karena luka bakar
RPS :
Onset : -
Lokasi : Kepala, thoraks, abdomen dan tangan kanan
Kualitas : -
Kuantitas : Nyeri hebat
Kulitku Hangus 2
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
3/31
Faktor-faktor
- Yang memperberat : -
- Yang memperingan : -
Kronologis : Ledakan elpiji menyebabkan luka bakar pada daerah
kepala, thoraks, abdomen dan tangan kanan.
Keluhan Penyerta : -
RPK : -
RP.Sos : -
Pemeriksaan Fisik :
Kesadaran Umum : Kompos mentis
Vital Sign :
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 100x/Menit
RR : 24x/Menit
Suhu axial : 37 C
BB : 50 Kg
Diagnosis : Partial Tickness Burn Et.Kausa ledakan elpiji
II. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi kulit !
2. Menjelaskan definisi trauma luka bakar !
Kulitku Hangus 3
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
4/31
3. Menjelaskan etiologi dari trauma luka bakar !
4. Menjelaskan klasifikasi trauma luka bakar !
5. Menjelaskan fase-fase dari luka bakar !
6. Menjelaskan patofisiologi dari trauma luka bakar !
7. Menjelaskan diagnosis trauma luka bakar !
8. Menjelaskan penatalaksanaan trauma luka bakar !
9. Menjelaskan prognosis dari luka bakar !
III. TUJUAN
Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang definisi, etiologi, klasifikasi,
fase-fase, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan dan prognosis trauma luka bakar.
Kulitku Hangus 4
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
5/31
BAB II
PEMBAHASAN
I. ANATOMI dan FISIOLOGI KULIT
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan
organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada
orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya
kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin.
Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan
atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan
bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah
epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam
yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan
jaringan ikat.
Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari
epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan
merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal
pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh
ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima
lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :
1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak
kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis..
Kulitku Hangus 5
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
6/31
3. Stratum GranulosumDitandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya
ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula
keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril,
dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada
tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum
dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut
sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis
diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak,
usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit. Fungsi
Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin,
pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel
Langerhans).
Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai
True Skin. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling
tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :
1. Lapisan papiler : tipis mengandung jaringan ikat jarang.
2. Lapisan retikuler : tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan
bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal,
kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai
dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut
elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak
mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah.
Kulitku Hangus 6
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
7/31
Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat
epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical
strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi.
Di dalam lapisan kulit dermis terdapat:
a. kelenjar keringat (yang berfungsi sebagai penghasil keringat untuk pencegah
kulit kering dan juga pengatur suhu tubuh);
b. kelenjar minyak (yang berfungsi dalam menghasilkan minyak yang berperan
sebagai pelindung kulit dari kekeringan);
c. folikel rambut (bagian akar rambut yang merupakan tempat membelahnya
sel-sel rambut);
d. hipodermis atau subkutan (bagian kulit yang paling bawah); dan
e. saraf-saraf penerima rangsang sentuhan (yang berfungsi sebagai sensor
penerima rangsang sentuhan yang kemudian akan dikirimkan ke otak).
Di dalam dermis juga terdapat jaringan lemak yang merupakan tempat
cadangan energi padat yang sewaktu-waktu digunakan tubuh untuk beraktivitas
(ketika di dalam tubuh tidak ada glukosa).
Subkutan
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari
lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara
longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut
daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke
dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar,
isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock
absorber.
Vaskularisasi Kulit
Kulitku Hangus 7
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
8/31
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara
lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan
subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap
papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak
terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran
epidermis.
Fungsi Kulit
Fungsi proteksi dimana kulit melindungi bagian dalam tubuh terhadap
gangguan fisik maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan
kimiawi, seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam atau basa kuat lainnya),
gangguan panas atau dingin, gangguan sinar radiasi atau sinar ultraviolet, gangguan
kuman, jamur, bakteri atau virus.
Fungsi Absorpsi dimana kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal,
tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban udara, metabolisme dan jenis vehikulum zat
yang menempel di kulit. Penyerapan dapat melalui celah antar sel, saluran kelenjar
atau saluran keluar rambut.
Fungsi Ekskresidimana kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat
yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh. Produk kelenjar lemak dan
keringat di permukaan kulit membentuk keasaman kulit pada pH 5 6,5.
Fungsi Pengindra (Sensori) dimana Kulit mengandung ujung-ujung saraf
sensorik di dermis dan subkutis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak
jumlahnya di daerah erotik.
Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh dimana Kulit melakukan peran ini dengan
mengeluarkan keringat dan otot dinding pembuluh darah kulit. Tubuh kita
diperlengkapi dengan berbagai mekanisme pengaturan yang canggih termasuk
perihal suhu. Pusat pengaturan suhu adalah hipotalamus (termostat), suatu bagian
kecil di otak kita, dan pusat pengaturan suhu tubuh itu disebut dengan SET POINT.
Mekanisme pengaturan ini mempertahankan suhu tubuh kita agar senantiasa
konstan, berkisar pada suhu 37 C (homotermal).
II. DEFINISI
Kulitku Hangus 8
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
9/31
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Jenis
yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif inggi dibanding
oleh sebab lain.
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam.
Luka bakar dapat meningkatkan permeabilitas pembuluh darah yang
mengakibatkan air, natrium, klorida dan protein keluar dari dalam intra vaskuler
kedaerah yang mengalami trauma dan menyebabkan edema yang disertai penguapan
yang cukup tinggi pada daerah yang luka dan dapar berlanjut pada keadaan
hipovolemia dan hemokonsentrasi bila kondisi tersebut tidak cepat ditanggulangidengan pemberian cairan dan elektrolit.
Luka bakar selain mengakibatkan kerusakan fisik kulit, mengakibatkan
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia yang pada akhirnya juga
akan mempengaruhi seluruh sistem tubuh penderita tersebut, juga keadaan hemostatis
tubuh, perubahan reaksi fisiologis sebagai respon kompensasi terhadap luka bakar.
Luka bakar dapat mengakibatkan terjadinya perubahan secara fisiologis
yang akut, berupa gangguan cairan dan elektrolit, gangguan sirkulasi dan hematologi,
gangguan hormonal dan metabolisme dan gangguan imunologi.
III. ETIOLOGI
Adapun beberapa penyebab dari luka bakar, antara lain :
1. Luka Bakar Suhu Tinggi (Thermal Burn)a. Gas
b. Cairan
c. Bahan padat (Solid)
2. Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn)
3. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)
4. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
IV. KLASIFIKASI
Kulitku Hangus 9
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
10/31
Terdapat pula klasifikasi trauma luka bakar meliputi dalamnya luka bakar, luas luka
bakar dan berat ringannya luka bakar. Dalamnya luka bakar akan dijabarkan dalam bentuk
table.
Kulitku Hangus 10
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
11/31
Table. 1 . Dalamnya luka bakar
Kedalaman Penyebab Penampilan Warna Perasaan
Ketebalan
partial
superfisial
(tingkat I)
Jilatan api, sinar
ultra violet
(terbakar oleh
matahari).
Kering tidak ada
gelembung.
Oedem minimal atau
tidak ada.
Pucat bila ditekan dengan
ujung jari, berisi kembali
bila tekanan dilepas.
Bertambah
merah.
Nyeri
Lebih dalam
dari ketebalan
partial
(tingkat II)
Superfisial
Dalam
Kontak dengan
bahan air atau
bahan padat.
Jilatan api
kepada pakaian.
Jilatan langsungkimiawi.
Sinar ultra
violet.
Blister besar dan lembab
yang ukurannya
bertambah besar.
Pucat bila ditekan dengan
ujung jari, bila tekanan
dilepas berisi kembali.
Berbintik-
bintik yang
kurang jelas,
putih, coklat,
pink, daerah
merah coklat.
Sangat
nyeri
Ketebalan
sepenuhnya
(tingkat III)
Kontak dengan
bahan cair atau
padat.
Nyala api.
Kimia.
Kontak dengan
arus listrik.
Kering disertai kulit
mengelupas.
Pembuluh darah seperti
arang terlihat dibawah
kulit yang mengelupas.
Gelembung jarang,
dindingnya sangat tipis,
tidak membesar.
Tidak pucat bila ditekan.
Putih, kering,
hitam, coklat
tua.
Hitam.
Merah.
Tidak sakit,
sedikit
sakit.
Rambut
mudah
lepas bila
dicabut.
Kulitku Hangus 11
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
12/31
Berdasarkan luas, Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang
terkenal dengan nama rule of nine atua rule of wallace yaitu:
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%
5) Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak
jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena perbandingan luas
permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-
15-20 untuk anak.
Untuk anak, kepala dan leher 15%, badan depan dan belakang masing-masing 20%,
ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing10%, ekstremitas bawah kanan dan kiri
masing-masing 15%.
Gambar. 1. Luas Luka Bakar
Untuk berat ringannya luka bakar, dibagi menjadi dalam beberapa derajat. Pada
trauma luka bakar meliputi derajat I,II,III.
Kulitku Hangus 12
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
13/31
Derajat I
Meliputi kerusakan terbatas pada bagian epidermis, kulit kering, eritema,
nyeri, tidak ada bula.
Gambar. 2. Luka Bakar Derajat I
Derajat II
Meliputi epidermis dan sebagian dermis, terdapat proses eksudasi, ada bula,
dasar luka berwarna merah/pucat, nyeri.
Gambar. 3. Luka Bakar Derajat II
Derajat III
Kulitku Hangus 13
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
14/31
Terjadi kerusakan meliputi seluruh dermis dan lapisan yg lebih dalam, tidak
ada bula, kulit berwarna abu-abu dan pucat, kering, terdapat eskar, tidak nyeri.
Gambar. 3. Luka Bakar Derajat III
V. FASE-FASE
Adapun fase-fase dari luka bakar, meliputi :
Fase akut
Disebut juga sebagai fase awal atau fase syok. Secara umum pada fase ini,
seorang penderita akan berada dalam keadaan yang bersifat relatif life thretening.
Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan
nafas), brething (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway
tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih
dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam
pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita pada fase
akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
akibat cedera termal yang berdampak sistemik. Problema sirkulasi yang berawal
dengan kondisi syok (terjadinya ketidakseimbangan antara pasokan O2 dan tingkat
kebutuhan respirasi sel dan jaringan) yang bersifat hipodinamik dapat berlanjut
dengan keadaan hiperdinamik yang masih berhubungan dengan problema
instabilitas sirkulasi.
Fase sub akut
Kulitku Hangus 14
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
15/31
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
16/31
VII. DIAGNOSIS
Kulitku Hangus 16
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
17/31
Untuk menegakkan diagnosis, dapat ditegakkan dengan menentukan derajat
dari luka bakar yang terjadi. Untuk kemungkinan komplikasi yang terjadi dapat
dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain :
Pemeriksaan Darah : - Darah lengkap
- Golongan darah
- Kadar HbCO
- Gula darah
- Elektrolit
- Tes kehamilan pada wanita usia subur
- Analisis gas darah
Pemeriksaan Radiologis
- Hendaknya dilakukan pemeriksaan foto thoraks, dan
dapat diulangi bila diperlukan.
- Foto thoraks hendaknya juga dilakukan setelah selesai
pemasangan endotrakeal atau CVP.
- Pemeriksaan radiologis lainnya dapat dilakukan bila
dicurigai terjadi cedera ikutan yang memerlukan
pemeriksaan radiologis untuk menunjang diagnosa.
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan Segera Pada Luka Bakar (Life Saving)
A. Airway
Meskipun laring melindungi subglotis dari trauma bakar langsung,
supraglotis sangat rawan mengalami sumbatan akibat trauma panas. Tanda dari
sumbatan pada nafas pada awalnya mungkin belum terjadi tetapi bisa timbul,
Kulitku Hangus 17
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
18/31
hendaknya waspada akan terjadinya sumbatan jalan nafas. Jika seorang
penderita dirawat di Rumas Sakit setela mengalami luka bakar, dokter
pemeriksa harus waspada terhadap kemungkinan keterlibatan jalan nafas,
identifikasi tanda-tanda sumbatan jalan nafas dan segera lakukan upaya-upaya
penanggulangannya.
Tanda-tanda klinis dari trauma inhalasi meliputi :
1) Luka bakar pada wajah
2) Hangusnya alis mata dan bulu hidung
3) Adanya timbunan karbon dan tanda-tanda inflamasi akut didalam
orofaring
4) Sputum yang mengandung arang/karbon
5) Adanya riwayat terkurung dalam kepungan api
6) Ledakan menyebabkan trauma bakar pada kepala dan badan
7) Kadar karboksi hemoglobin lebih dari 10% setelah berada dalam
lingkungan api
Bila ditemukan keadaan seperti diatas maka harus dicurigai adanya
trauma inhalasi. Keadaan tersebut memerlukan pertolongan segera dan
penanganan definitif, termasuk terhadap Airway. Bila terdapat trauma inhalasi
harus dilakukan rujukan ke pusat luka bakar. Bila akan melakukan rujukan ke
pusat luka bakar dan diperkirakan membutuhkan waktu yang cukup lama
hendaknya dilakukan intubasi terlebih dahulu untuk menjamin jalan nafas.
Terdengarnya stidor merupakan indikasi untuk segera melakukan intubasi
endotrakea.
B. Menghentikan Proses Trauma Bakar
Semua pakaian yang dipakai oleh penderita harus segera dilepaskan dan
perlu diketahui bahwa pakaian yang terbuat dari bahan sintetis yang terbakar
meninggalkan residu sehingga proses trauma bakar pada tubuh tetap
berlangsung. Pakaian yang tercemar oleh bahan kimia harus dibuka dengan hati-
Kulitku Hangus 18
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
19/31
hati. Bubuk-bubuk kimia bila merupakan penyebab terjadinya trauma bakar
harus dibersihkan dengan cara menyapunya dari luka bakar. Sebagai penolong
harus berhati-hati agar jangan sampai kontak dengan bahan-bahan kimia
tersebut. Selanjutnya daerah tubuh yang terkena dicuci dengan air secukupnya,
C. Memberi Cairan Infus
Setiap penderita dengan luka bakar berat 20% sudah perlu diberikan
cairan infus. Setelah jalan nafas dijamin baik dan cedera-cedera yang
mengancam jiwa telah diidentifikasi dan dirawat, selanjutnya penderita
disiapkan untuk dipasang infus. Carilah vena-vena yang dapat digunakan untuk
infus menggunakan jarum F 16. Diupayakan agar pemasangan infus tidak pada
daerah yang mengalami luka bakar. Hendaknya selalu diusahakan pada vena
daerah ekstremitas atas lebih dahulu, karena tingginya angka kejadianflebitis
pada vena safena magna. Mulailah selalu dengan cairal RL (Ringer Laktat).
2. Penilaian Penderita Luka Bakar
A. Anamnesis
Anamnesa tentang riwayat trauma bakar sangat penting dalam
penanganan luka bakar. Cedera ikutan mungkin dapat terjadi sewaktu penderita
berusaha menghindari api. Ledakan dapat menyebabkan penderita terlempar
jauh dan menyebabkan cedera organ tubuh, misalnya : jantung, SSP, paru-paru,
visera. Penting juga diketahui waktu atau saat terjadinya trauma luka bakar.
Anamnesa dari penderita atu keluarga, hendaknya juga mencakup
penyakit-penyakit yang sedang diderita penderita, misalnya : DM, hipertensi,
jantung, paru-paru, ginjal atau riwayat penggunaan obat menahun untuk
mengobati suatu penyakit tertentu, juga ditanyakan riwayat alergi terhadap obat
tertentu serta riwayat imunisasi tetanus.
B. Luas Luka Bakar
Rule Of Nine merupakan cara yang praktis untuk menentukan luas
luka bakar. Permukaan tubuh orang dewasa secara anatomi dibagi dalam
Kulitku Hangus 19
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
20/31
daerah-daerah 9% atau kelipatannya. Hal ini berbeda dengan penderita anak-
anak. Daerah kepala pada bayi dan anak-anak merupakan bagian terbesar dari
tubuh sedangkan daerah ekstremitas bawah merupakan bagian terkecil.
Presentase luas permukaan daerah kepala pada anak adalah 2x luas permukaan
daerah kepala pada orang dewasa. Perlu diingat bahwa telapak tangan (Tidak
termasuk jari-jari) merupakan 1% dari dari luas permukaan tubuh. Rumus ini
dapat membantu untuk memperkirakan luasnya luka bakar.
3. Stabilitas Penderita Luka Bakar
A. Airway
Bila seorang penderita luka bakar mempunyai riwayat terkurung api
disertai tanda-tanda adanya trauma bakar jalan nafas, harus segera diperiksa
jalan nafasnya dan bila nyata ada luka bakar jalan nafas harus segera dilakukan
tindakan definitif. Trauma bakar faring menyebabkan edema hebat nafas atas
dan harus segera dilakukan intubasi.
Manifestasi klinis dari trauma inhalasi mungkin tidak jelas dan sering
tidak terlihat dalam waktu 24 jam pertama. Apabila dokter pemeriksa menunggu
hasil pemeriksaan radiologis untuk melihat adanya kelainan paru akibat trauma
bakar atau menunggu hasil pemeriksaan analisis darah, maka keadaan akan
terlambat untuk pemasangan endotrakeal karena telah terjadi edema saluran
nafas dan terpaksa harus dilakukan intubasi secara bedah (Krikotriodotomi atau
Trakeostomi).
B. Breathing
Pengobatan inisial dari trauma bakar didasarkan atastanda dan gejala yang
timbul sebagai akibat dari kemungkinan sebagai berikut :
1) Trauma bakar langsung menyebabkan edema/obstruksi dari
saluran nafas atas.
2) Inhalasi dari hasil-hasil pembakaran yang tidak sempurna
(Partikel karbon) dan asap beracun menyebabkan
tracheobronchitis kimiawi, edema dan pneumonia.
Kulitku Hangus 20
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
21/31
3) Keracunan monoksida.
Hendaknya selalu dicurigai terjadinya keracunan CO apabila seseorang
mengalami trauma bakar dilingkungan tertutup. Diagnosis keracunan CO
ditegakkan pertama-tama bila ada riwayat berada dalam lingkungan
mengandung CO. Penderita dengan kadar CO di bawah 20% belum menunjukan
gejala klinis. Kadar CO yang lebih tinggi dari 20% akan menyebabkan :
o CO 20% - 30% Sakit kepala, rasa mual.
o CO 30% - 40% Kebingungan.
o
CO 40% - 60%
Koma.
o > 60% Kematian.
Gambaran kulit yang berwarna merah anggur jarang ditemukan.
Tingginya affimitas CO dengan hemoglobin (240 x Oksigen) menyebabkan
tergesernya O2 dari molekul tersebut dan mengakibatkan bergesernya disosiasi
Kurva Oxyhaemoglobin ke kiri. Disosiasi CO sangat lambat dan waktu
paruhnya ialah 250 menit atau 4 jam dalam ruang biasa dibandingkan bila 40menit bila diberikan oksigen 100%. Oleh karena itu penderita yangdicurigai
keracunan CO harus diberikan oksigen tinggi, menggunakan cungkup nafas
berkatup (Nonrebreathing Mask).
Pengobatan awal dari trauma inhalasi ialah intubasi endotrakeal disertai
ventilasi mekanis. Selanjutnya perlu dilakukan analisa gas darah arteri untuk
mengetahuistatus paru-paru.
Perlu diketahu bahwa pengukuran tekanan Pao2 tidak dapat dipercaya
untuk mengetahui adanya keracunan CO, sebab tekanan CO 1mmHg berarti
kadar HbCO sudah mencapai 40% atau lebih. Oleh karena itu pemeriksaan
kadar HbCO lebih penting dilakukan dan bila ternyata terjadi keracunan CO
berikan oksigen 100%.
C. Volume Sirkulasi
Penilaian volume sirkulasi sering sulit pada penderita luka bakar berat.
Kulitku Hangus 21
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
22/31
Tekanan darah sukar diukur dan hasilnya tidak dapat dipercaya. Untuk
mengetahui status sirkulasi dilakukan pengukuran produksi urine/jam dengan
catatan tidak ada osmotic diuresis (Misalnya adanya glukosuria). Oleh karena
itu pada penderita luka bakar berat harus dipasang kateter. Sebagai patokan
mengetahui sirkulasi yang akurat bila penderita diberi infus cairan dalam jumlah
yang menghasilkan produksi urine 1cc/Kg BB/jam (Untuk anak dengan BB 30
Kg) dan 30 - 50 cc/KgBB/jam (Dewasa).
Pada 24 jam pertama penderita luka bakar berat derajat II dan III
memerlukan 2 - 4 cccairan Ringer Laktat/KgBB/% luas luka bakar untuk
mempertahankan volume sirkulasi dan fungsi ginjal yang adekuat. Pemberian
cairan dilakukan sebagai berikut : dari volume terhitung diberikan 8 jam
pertama setelah trauma, dari sisanya diberikan 16 jam berikutnya untuk
mempertahankan produksi urine 1cc/KgBB/jam pada anak-anak dengan BB
30 Kg, perlu dihitung dengan cermat dan perlu ditambahkan cairan glukosa
untukmaintenance.
Perlu diketahui bahwa rumus penghitungan cairan tersebut merupakan
perkiraan volume cairan yang diperlukan. Pemberian cairan disesuaikan dengan
respon individual penderita, misalnya dinilai produksi urinenya, tanda-tanda
vital dan keadaan umum. Penghitungan kecepatan cairan infus dihitung sesuai
saat terjadinya trauma bukan pada saat penghitungan jumlah cairan
D. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik lakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Tentukan luas dan dalamnya luka bakar.
2) Periksa apakah ada cedera ikutan selain luka bakar.
3) Tentukan berat badan penderita.
E. Catatan Urutan Penanganan (Flow Sheet)
Dibuat Flow Sheet mulai dari pertama kali penderita datang, termasuk
mengenai penanganannya. Flow Sheet ini harus disertakan apabila penderita
dirujuk ke Pusat Pelayanan Luka Bakar.
Kulitku Hangus 22
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
23/31
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
Diambil contoh darah untuk pemeriksaan :
o Darah lengkap
o Golongan darah beserta pemeriksaan lainnya (Cross-match)
o Kadar HbCO
o Gula darah
o Elektrolit
o Tes kehamilan pada penderita wanita usia subur
o Analisa gas darah/Astrup
2. Pemeriksaan Radiologi
o Hendaknya dilakukan pemeriksaan foto toraks, dan dapat diulangi
bila diperlukan (Pada trauma bakar inhalasi).
o Foto toraks hendaknya juga dilakukan setelah selesai pemasangan
endotrakeal atau CVP.
o Pemeriksaan radiologi lainnya dapat dilakukan bila dicurigai terjadi
cedera ikutan yang memerlukan pemeriksan radiologi untuk
menunjang diagnosanya.
G. Luka Bakar Melingkar (Circumferential) Pada Ekstremitas : Upaya
Menjamin Sirkulasi Perifer
1) Lepaskan seluruh perhiasan yang dipakai.
2) Nilai keadaan sirkulasi distal
Periksa apakah terjadi sianosis, gangguan pengisian kapiler, gangguan
neurologis yang progressiv (Misalnya : Parestesia, nyeri bagian dalam ).
Kulitku Hangus 23
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
24/31
Penilaian denyut pembuluh darah tepi dilakukan lebih akurat bila
dilakukan dengan USG Dopler.
3) Gangguan sirkulasi pada luka bakar tungkai/ekstremitas dapat
dihilangkan dengan caraeskharotomi dan hal ini dilaksanakan setelah
konsultasi dengan ahli bedah. Eskharotomi belum perlu dilakukan dalam
6 jam pertama setelah luka bakar.
4) Fasiotomi
Fasiotomi kadang diperlukan pada luka bakar disertai fraktur,
trauma tekan (Crush Injury), trauma listrik tegangan tinggi atau trauma
bakar yang melukai jaringan bawah fasia
H. Pemasangan Pipa Lambung
Bila penderita muntah-muntah, kembung, luka bakar melebihi 20%, harus
dipasang pipa lambung yang dihubungkan dengan alat penghisap. Pada
penderita yang memerlukan transfer ke Pusat Luka Bakar, harus dipasang NGT.
I. Obat-obatan Narkotika, Analgesik dan Sedativa
Penderita luka bakar berat sering merasa gelisah yang disebabkan oleh
hipoksemia dan hipovolemia daripada disebabkan rasa nyeri. Oleh karena itu
penderita akan membaik setelah pemberian oksigen atau cairan infus daripada
diberikan obat-obatan narkotika, analgesik atau sedativa. Bila obat-obatan
tersebut memang diperlukan, berikanlah dalam dosis kecil, bisa diberikan
berulang-ulang dan diberikan secara I.V.
J. Perawatan Luka
Luka bakar derajat II sangat nyeri, terutama bila terhembus angin.
Penutupan luka dengan kain bersih akan menghilangkan rasa nyeri tersebut.
Jangan pecahkan vesikel atau bula dan jangan diberikan zat-zat antibiotik
topikal. Jangan diberikan kompres air dingin pada luka bakar yang luas, karena
dapat menyebabkan hipotermia.
K. Antibiotika
Kulitku Hangus 24
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
25/31
Pemberian antibiotika profilaksis tidak dianjurkan pada saat-saat pertama
luka bakar baru terjadi, antibiotika hanya diberikan bila terjadi infeksi.
4. Kriteria Untuk Merujuk
A. Jenis Luka Bakar
American Burn Assiciation telah menentukan jenis-jenis luka bakar yang
biasanya memerlukan rujukan ke Pusat Luka Bakar :
1) Partial thickness danfull thickness lebih dari 10% pada penderita
dibawah usia 10 tahun atau diatas 50 tahu.
2) Partial thickness danfull thickness lebih dari 20% pada usia diluar
usia tersebut diatas.
3) Partial thickness dan full thickness yang mengenai wajah, mata,
telinga, tangan, kaki, genitalia, perinium atau kulit yang menutupi
persendian utama.
4) Full thickness lebih dari 5% pada semua umur.
5) Luka bakar listrik termasuk luka bakar terkena petir (Luka bakar
yang menyebabkan kerusakan jaringan bawah kulit sedemikian
rupa sehingga menyebabkan gagal ginjal akut atau penyulit
lainnya).
6) Luka bakar kimia.
7) Trauma inhalasi.
8) Luka bakar pada penderita-penderita yang mempunyaipenyakit-
penyakit yang dapat mempersulit penanganannya, atau
memperpanjang waktu penyembuhannya atau dapat menimbulkan
kematian.
9) Pada luka bakar berat disertai trauma ikutan dimana trauma
mempunyai resiko untuk menyebabkan terjadinya morbiditas,
Kulitku Hangus 25
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
26/31
mortalitas, harus diobati terlebih dahulu dipusat pelayanan
setempat sampai dalam keadaan stabil selanjutnya baru dirujuk ke
Pusat Penanganan Luka Bakar.
10) Penderita anak-anak dengan luka bakar yang di rawat di Rumah
Sakit setempat tanpa petugas atau peralatan memadai, hendaknya
dirujuk ke Pusat Penanganan Luka Bakar.
11)Penderita luka bakar yang memerlukan rehabilitasi sosial atau
rehabilitasi mental dalam jangka waktu yang lama, misalnya
penderita-penderita anak akibat siksaan atau ditelantarkan.
B. Prosedur Rujukan
1) Bila hendak merujuk pasien luka bakar sebaiknya dikoordinasikan
terlebih dahulu dengan dokter di Pusat Penanganan Luka Bakar.
2) Semua keterangan mengenai hasil-hasil pemeriksaan hendaknya dicatat
dalam status penderita dan dikirim bersama penderita sewaktu merujuk.
Keterangan-keterangan lain ynag dianggap penting hendaknya juga
dosertakan.
IX. PROGNOSIS
Prognosis ditentukan oleh derajat luka bakar, luas permukaan, daerah, usia
dan keadaan kesehatan dari pasien.
Kulitku Hangus 26
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
27/31
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Berdasarkan diskusi kelompok yang kami lakukan, kami
menyimpulkan bahwa pasien pada skenario diatas mengalami trauma luka
bakar derajat II berat akibat ledakan elpiji.
II. SARAN
Pada kasus seperti pasien dalam skenario, harus segera dilakukan
tindakan untuk menghindari komplikasi yang mungkin bisa terjadi.
Kulitku Hangus 27
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
28/31
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim,1997.Advancdd Trauma Life Support.
2. Sjamsuhidajat,R.2004.Buku Ajar Ilmu Bedah ed.II. Jakarta: EGC.
3. Sylvia,dkk.2005.Pathofisiologied.6.Jakarta EGC.
Kulitku Hangus 28
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
29/31
KULITKU HANGUS
Disusun oleh :
KELOMPOK III
Ni Putu Sasmitha Lestari (08.06.00
Fatmawati pahlim Dg.Tenriade (08.06.0007)
Kulitku Hangus 29
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
30/31
Nurana Sofiya Anggraini (08.06.0018)
Yulia Dewi Putri (08.06.
M. Ruhi Itri Jamil (08.06.
Muarif Ramadhan (08.06.0039)
Siti Noururrifqiyati Juna Putri (08.06.0040)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan task reading ini. Tidak lupa pula Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu pembimbing yang telah membimbing dan
mengarahkan Kami demi kelancaran proses pembuatan task reading ini, sehingga dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyusun Task Reading ini bertujuan agar teman-teman mahasiswa
kedokteran UNIZAR dapat mengetahui dan memahami lebih jauh tentang TRAUMA
TERMAL. Kami selaku penulis menyadari bahwa Task Reading ini masih sangat kurang
dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat Kami harapkan
dari pembaca demi kelancaran dan kesempurnaan Task Reading ini, dan demi kelancaran
dalam pembuatan task reading selanjutnya.
Kulitku Hangus 30
-
7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar
31/31
Mataram, 2 Desember 2011
Tim Penyusun