pleno trauma luka bakar

Upload: putridewi22

Post on 14-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    1/31

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. LATAR BELAKANG

    Luka Bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah,

    tempat kerja bahkan dijalan atau ditempat-tempat lain. Penyebab luka bakar bisa

    bermacam-macam, yaitu berupa api, cairan panas, uap panas bahkan aliran listrik dan lain-

    lain.

    Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga

    dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Cedera luka bakar terutama luka bakar yang

    dalam dan luas masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi berat jangka

    panjang.

    Berbagai karakteristik unik dari luka bakar membutuhkan intervensi khusus yang

    berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh penyebab luka bakar dan bagian

    tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan atau

    intervensi yang lebih intensif dibandingkan dengan luka bakar yang hanya sedikit dan

    superfisial. Luka bakar yang terjadi karena siraman air panas dengan luka bakar yang

    disebabkan oleh karena zat kimia atau radiasi atau listrik membutuhkan penanganan yang

    berbeda meskipun luas luka bakarnya sama. Luka bakar yang mengenai daerah genitalia

    mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadi infeksi dibandingkan dengan luka bakar

    yang ukuran dan luasnya sama pada bagian tubuh lain. Luka bakar yang mengenai tangan

    dan kaki dapat mempengaruhi kapasitas fungsi pasien ( produktifitas atau kemampuan kerja

    ) sehingga memerlukan penanganan yang berbeda dengan bagian tubuh lain.

    Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas

    melebihi kerusakan fisik yang terlihat padajaringan yang terluka secara langsung. Masalah

    kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam

    kehidupan. Dua puluh tahun lalu, seorang dengan luka bakar 50% dari luas permukaan

    tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan pengobatan dapat terjadi gangguan

    fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa

    dengan luas luka bakar 75% mempunyai harapan hidup 50%.

    Kulitku Hangus 1

    http://www.peutuah.com/tag/jaringan/http://www.peutuah.com/tag/jaringan/
  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    2/31

    SKENARIO

    Kulitku Hangus

    Seorang perempuan berusia 35 tahun dibawah oleh keluarganyan ke IGD RumahSakit Umum setelah terkena ledakan kompor gas elpiji saat memasak. Luka bakar terlihat

    di daerah dada, perut dan tangan kanan. Penderita mengeluh sakit di badannya. Dari

    pemerilsaan fisik di dapatkam kesadaran kompos mentis, TD 140/90 mmHg, Nadi

    100x/Menit, RR 24x/Menit, suhu axila 37 C, BB 50 Kg. Rambut dan bulu hidung hangus.

    Di daerah dada dan perut terdapat banyak bula dan bengkak sedangkan tangan kanan

    terlihat putih.

    Anamnesa :

    o Identitas :

    Nama : Ny.X

    Umur : 35 Tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat : -

    Status : -

    Pekerjaan : -

    o Keluhan Utama : Sakit karena luka bakar

    RPS :

    Onset : -

    Lokasi : Kepala, thoraks, abdomen dan tangan kanan

    Kualitas : -

    Kuantitas : Nyeri hebat

    Kulitku Hangus 2

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    3/31

    Faktor-faktor

    - Yang memperberat : -

    - Yang memperingan : -

    Kronologis : Ledakan elpiji menyebabkan luka bakar pada daerah

    kepala, thoraks, abdomen dan tangan kanan.

    Keluhan Penyerta : -

    RPK : -

    RP.Sos : -

    Pemeriksaan Fisik :

    Kesadaran Umum : Kompos mentis

    Vital Sign :

    TD : 140/90 mmHg

    Nadi : 100x/Menit

    RR : 24x/Menit

    Suhu axial : 37 C

    BB : 50 Kg

    Diagnosis : Partial Tickness Burn Et.Kausa ledakan elpiji

    II. RUMUSAN MASALAH

    1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi kulit !

    2. Menjelaskan definisi trauma luka bakar !

    Kulitku Hangus 3

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    4/31

    3. Menjelaskan etiologi dari trauma luka bakar !

    4. Menjelaskan klasifikasi trauma luka bakar !

    5. Menjelaskan fase-fase dari luka bakar !

    6. Menjelaskan patofisiologi dari trauma luka bakar !

    7. Menjelaskan diagnosis trauma luka bakar !

    8. Menjelaskan penatalaksanaan trauma luka bakar !

    9. Menjelaskan prognosis dari luka bakar !

    III. TUJUAN

    Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang definisi, etiologi, klasifikasi,

    fase-fase, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan dan prognosis trauma luka bakar.

    Kulitku Hangus 4

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    5/31

    BAB II

    PEMBAHASAN

    I. ANATOMI dan FISIOLOGI KULIT

    Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan

    organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada

    orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya

    kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin.

    Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan

    atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan

    bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah

    epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam

    yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan

    jaringan ikat.

    Epidermis

    Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari

    epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan

    merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal

    pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh

    ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima

    lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :

    1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

    2. Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak

    kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis..

    Kulitku Hangus 5

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    6/31

    3. Stratum GranulosumDitandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya

    ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula

    keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.

    4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril,

    dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk

    mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada

    tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum

    dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut

    sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

    5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan

    bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis

    diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak,

    usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit. Fungsi

    Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin,

    pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel

    Langerhans).

    Dermis

    Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai

    True Skin. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan

    menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling

    tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :

    1. Lapisan papiler : tipis mengandung jaringan ikat jarang.

    2. Lapisan retikuler : tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

    Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan

    bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal,

    kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai

    dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut

    elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak

    mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah.

    Kulitku Hangus 6

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    7/31

    Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar

    sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat

    epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical

    strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi.

    Di dalam lapisan kulit dermis terdapat:

    a. kelenjar keringat (yang berfungsi sebagai penghasil keringat untuk pencegah

    kulit kering dan juga pengatur suhu tubuh);

    b. kelenjar minyak (yang berfungsi dalam menghasilkan minyak yang berperan

    sebagai pelindung kulit dari kekeringan);

    c. folikel rambut (bagian akar rambut yang merupakan tempat membelahnya

    sel-sel rambut);

    d. hipodermis atau subkutan (bagian kulit yang paling bawah); dan

    e. saraf-saraf penerima rangsang sentuhan (yang berfungsi sebagai sensor

    penerima rangsang sentuhan yang kemudian akan dikirimkan ke otak).

    Di dalam dermis juga terdapat jaringan lemak yang merupakan tempat

    cadangan energi padat yang sewaktu-waktu digunakan tubuh untuk beraktivitas

    (ketika di dalam tubuh tidak ada glukosa).

    Subkutan

    Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari

    lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara

    longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut

    daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke

    dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar,

    isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock

    absorber.

    Vaskularisasi Kulit

    Kulitku Hangus 7

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    8/31

    Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara

    lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan

    subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap

    papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak

    terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran

    epidermis.

    Fungsi Kulit

    Fungsi proteksi dimana kulit melindungi bagian dalam tubuh terhadap

    gangguan fisik maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan

    kimiawi, seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam atau basa kuat lainnya),

    gangguan panas atau dingin, gangguan sinar radiasi atau sinar ultraviolet, gangguan

    kuman, jamur, bakteri atau virus.

    Fungsi Absorpsi dimana kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal,

    tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban udara, metabolisme dan jenis vehikulum zat

    yang menempel di kulit. Penyerapan dapat melalui celah antar sel, saluran kelenjar

    atau saluran keluar rambut.

    Fungsi Ekskresidimana kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat

    yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh. Produk kelenjar lemak dan

    keringat di permukaan kulit membentuk keasaman kulit pada pH 5 6,5.

    Fungsi Pengindra (Sensori) dimana Kulit mengandung ujung-ujung saraf

    sensorik di dermis dan subkutis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak

    jumlahnya di daerah erotik.

    Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh dimana Kulit melakukan peran ini dengan

    mengeluarkan keringat dan otot dinding pembuluh darah kulit. Tubuh kita

    diperlengkapi dengan berbagai mekanisme pengaturan yang canggih termasuk

    perihal suhu. Pusat pengaturan suhu adalah hipotalamus (termostat), suatu bagian

    kecil di otak kita, dan pusat pengaturan suhu tubuh itu disebut dengan SET POINT.

    Mekanisme pengaturan ini mempertahankan suhu tubuh kita agar senantiasa

    konstan, berkisar pada suhu 37 C (homotermal).

    II. DEFINISI

    Kulitku Hangus 8

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    9/31

    Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Jenis

    yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif inggi dibanding

    oleh sebab lain.

    Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,

    bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam.

    Luka bakar dapat meningkatkan permeabilitas pembuluh darah yang

    mengakibatkan air, natrium, klorida dan protein keluar dari dalam intra vaskuler

    kedaerah yang mengalami trauma dan menyebabkan edema yang disertai penguapan

    yang cukup tinggi pada daerah yang luka dan dapar berlanjut pada keadaan

    hipovolemia dan hemokonsentrasi bila kondisi tersebut tidak cepat ditanggulangidengan pemberian cairan dan elektrolit.

    Luka bakar selain mengakibatkan kerusakan fisik kulit, mengakibatkan

    keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia yang pada akhirnya juga

    akan mempengaruhi seluruh sistem tubuh penderita tersebut, juga keadaan hemostatis

    tubuh, perubahan reaksi fisiologis sebagai respon kompensasi terhadap luka bakar.

    Luka bakar dapat mengakibatkan terjadinya perubahan secara fisiologis

    yang akut, berupa gangguan cairan dan elektrolit, gangguan sirkulasi dan hematologi,

    gangguan hormonal dan metabolisme dan gangguan imunologi.

    III. ETIOLOGI

    Adapun beberapa penyebab dari luka bakar, antara lain :

    1. Luka Bakar Suhu Tinggi (Thermal Burn)a. Gas

    b. Cairan

    c. Bahan padat (Solid)

    2. Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn)

    3. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)

    4. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)

    IV. KLASIFIKASI

    Kulitku Hangus 9

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    10/31

    Terdapat pula klasifikasi trauma luka bakar meliputi dalamnya luka bakar, luas luka

    bakar dan berat ringannya luka bakar. Dalamnya luka bakar akan dijabarkan dalam bentuk

    table.

    Kulitku Hangus 10

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    11/31

    Table. 1 . Dalamnya luka bakar

    Kedalaman Penyebab Penampilan Warna Perasaan

    Ketebalan

    partial

    superfisial

    (tingkat I)

    Jilatan api, sinar

    ultra violet

    (terbakar oleh

    matahari).

    Kering tidak ada

    gelembung.

    Oedem minimal atau

    tidak ada.

    Pucat bila ditekan dengan

    ujung jari, berisi kembali

    bila tekanan dilepas.

    Bertambah

    merah.

    Nyeri

    Lebih dalam

    dari ketebalan

    partial

    (tingkat II)

    Superfisial

    Dalam

    Kontak dengan

    bahan air atau

    bahan padat.

    Jilatan api

    kepada pakaian.

    Jilatan langsungkimiawi.

    Sinar ultra

    violet.

    Blister besar dan lembab

    yang ukurannya

    bertambah besar.

    Pucat bila ditekan dengan

    ujung jari, bila tekanan

    dilepas berisi kembali.

    Berbintik-

    bintik yang

    kurang jelas,

    putih, coklat,

    pink, daerah

    merah coklat.

    Sangat

    nyeri

    Ketebalan

    sepenuhnya

    (tingkat III)

    Kontak dengan

    bahan cair atau

    padat.

    Nyala api.

    Kimia.

    Kontak dengan

    arus listrik.

    Kering disertai kulit

    mengelupas.

    Pembuluh darah seperti

    arang terlihat dibawah

    kulit yang mengelupas.

    Gelembung jarang,

    dindingnya sangat tipis,

    tidak membesar.

    Tidak pucat bila ditekan.

    Putih, kering,

    hitam, coklat

    tua.

    Hitam.

    Merah.

    Tidak sakit,

    sedikit

    sakit.

    Rambut

    mudah

    lepas bila

    dicabut.

    Kulitku Hangus 11

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    12/31

    Berdasarkan luas, Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang

    terkenal dengan nama rule of nine atua rule of wallace yaitu:

    1) Kepala dan leher : 9%

    2) Lengan masing-masing 9% : 18%

    3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%

    4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%

    5) Genetalia/perineum : 1%

    Total : 100%

    Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak

    jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena perbandingan luas

    permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-

    15-20 untuk anak.

    Untuk anak, kepala dan leher 15%, badan depan dan belakang masing-masing 20%,

    ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing10%, ekstremitas bawah kanan dan kiri

    masing-masing 15%.

    Gambar. 1. Luas Luka Bakar

    Untuk berat ringannya luka bakar, dibagi menjadi dalam beberapa derajat. Pada

    trauma luka bakar meliputi derajat I,II,III.

    Kulitku Hangus 12

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    13/31

    Derajat I

    Meliputi kerusakan terbatas pada bagian epidermis, kulit kering, eritema,

    nyeri, tidak ada bula.

    Gambar. 2. Luka Bakar Derajat I

    Derajat II

    Meliputi epidermis dan sebagian dermis, terdapat proses eksudasi, ada bula,

    dasar luka berwarna merah/pucat, nyeri.

    Gambar. 3. Luka Bakar Derajat II

    Derajat III

    Kulitku Hangus 13

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    14/31

    Terjadi kerusakan meliputi seluruh dermis dan lapisan yg lebih dalam, tidak

    ada bula, kulit berwarna abu-abu dan pucat, kering, terdapat eskar, tidak nyeri.

    Gambar. 3. Luka Bakar Derajat III

    V. FASE-FASE

    Adapun fase-fase dari luka bakar, meliputi :

    Fase akut

    Disebut juga sebagai fase awal atau fase syok. Secara umum pada fase ini,

    seorang penderita akan berada dalam keadaan yang bersifat relatif life thretening.

    Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan

    nafas), brething (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway

    tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih

    dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam

    pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita pada fase

    akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

    akibat cedera termal yang berdampak sistemik. Problema sirkulasi yang berawal

    dengan kondisi syok (terjadinya ketidakseimbangan antara pasokan O2 dan tingkat

    kebutuhan respirasi sel dan jaringan) yang bersifat hipodinamik dapat berlanjut

    dengan keadaan hiperdinamik yang masih berhubungan dengan problema

    instabilitas sirkulasi.

    Fase sub akut

    Kulitku Hangus 14

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    15/31

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    16/31

    VII. DIAGNOSIS

    Kulitku Hangus 16

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    17/31

    Untuk menegakkan diagnosis, dapat ditegakkan dengan menentukan derajat

    dari luka bakar yang terjadi. Untuk kemungkinan komplikasi yang terjadi dapat

    dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain :

    Pemeriksaan Darah : - Darah lengkap

    - Golongan darah

    - Kadar HbCO

    - Gula darah

    - Elektrolit

    - Tes kehamilan pada wanita usia subur

    - Analisis gas darah

    Pemeriksaan Radiologis

    - Hendaknya dilakukan pemeriksaan foto thoraks, dan

    dapat diulangi bila diperlukan.

    - Foto thoraks hendaknya juga dilakukan setelah selesai

    pemasangan endotrakeal atau CVP.

    - Pemeriksaan radiologis lainnya dapat dilakukan bila

    dicurigai terjadi cedera ikutan yang memerlukan

    pemeriksaan radiologis untuk menunjang diagnosa.

    VIII. PENATALAKSANAAN

    1. Tindakan Segera Pada Luka Bakar (Life Saving)

    A. Airway

    Meskipun laring melindungi subglotis dari trauma bakar langsung,

    supraglotis sangat rawan mengalami sumbatan akibat trauma panas. Tanda dari

    sumbatan pada nafas pada awalnya mungkin belum terjadi tetapi bisa timbul,

    Kulitku Hangus 17

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    18/31

    hendaknya waspada akan terjadinya sumbatan jalan nafas. Jika seorang

    penderita dirawat di Rumas Sakit setela mengalami luka bakar, dokter

    pemeriksa harus waspada terhadap kemungkinan keterlibatan jalan nafas,

    identifikasi tanda-tanda sumbatan jalan nafas dan segera lakukan upaya-upaya

    penanggulangannya.

    Tanda-tanda klinis dari trauma inhalasi meliputi :

    1) Luka bakar pada wajah

    2) Hangusnya alis mata dan bulu hidung

    3) Adanya timbunan karbon dan tanda-tanda inflamasi akut didalam

    orofaring

    4) Sputum yang mengandung arang/karbon

    5) Adanya riwayat terkurung dalam kepungan api

    6) Ledakan menyebabkan trauma bakar pada kepala dan badan

    7) Kadar karboksi hemoglobin lebih dari 10% setelah berada dalam

    lingkungan api

    Bila ditemukan keadaan seperti diatas maka harus dicurigai adanya

    trauma inhalasi. Keadaan tersebut memerlukan pertolongan segera dan

    penanganan definitif, termasuk terhadap Airway. Bila terdapat trauma inhalasi

    harus dilakukan rujukan ke pusat luka bakar. Bila akan melakukan rujukan ke

    pusat luka bakar dan diperkirakan membutuhkan waktu yang cukup lama

    hendaknya dilakukan intubasi terlebih dahulu untuk menjamin jalan nafas.

    Terdengarnya stidor merupakan indikasi untuk segera melakukan intubasi

    endotrakea.

    B. Menghentikan Proses Trauma Bakar

    Semua pakaian yang dipakai oleh penderita harus segera dilepaskan dan

    perlu diketahui bahwa pakaian yang terbuat dari bahan sintetis yang terbakar

    meninggalkan residu sehingga proses trauma bakar pada tubuh tetap

    berlangsung. Pakaian yang tercemar oleh bahan kimia harus dibuka dengan hati-

    Kulitku Hangus 18

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    19/31

    hati. Bubuk-bubuk kimia bila merupakan penyebab terjadinya trauma bakar

    harus dibersihkan dengan cara menyapunya dari luka bakar. Sebagai penolong

    harus berhati-hati agar jangan sampai kontak dengan bahan-bahan kimia

    tersebut. Selanjutnya daerah tubuh yang terkena dicuci dengan air secukupnya,

    C. Memberi Cairan Infus

    Setiap penderita dengan luka bakar berat 20% sudah perlu diberikan

    cairan infus. Setelah jalan nafas dijamin baik dan cedera-cedera yang

    mengancam jiwa telah diidentifikasi dan dirawat, selanjutnya penderita

    disiapkan untuk dipasang infus. Carilah vena-vena yang dapat digunakan untuk

    infus menggunakan jarum F 16. Diupayakan agar pemasangan infus tidak pada

    daerah yang mengalami luka bakar. Hendaknya selalu diusahakan pada vena

    daerah ekstremitas atas lebih dahulu, karena tingginya angka kejadianflebitis

    pada vena safena magna. Mulailah selalu dengan cairal RL (Ringer Laktat).

    2. Penilaian Penderita Luka Bakar

    A. Anamnesis

    Anamnesa tentang riwayat trauma bakar sangat penting dalam

    penanganan luka bakar. Cedera ikutan mungkin dapat terjadi sewaktu penderita

    berusaha menghindari api. Ledakan dapat menyebabkan penderita terlempar

    jauh dan menyebabkan cedera organ tubuh, misalnya : jantung, SSP, paru-paru,

    visera. Penting juga diketahui waktu atau saat terjadinya trauma luka bakar.

    Anamnesa dari penderita atu keluarga, hendaknya juga mencakup

    penyakit-penyakit yang sedang diderita penderita, misalnya : DM, hipertensi,

    jantung, paru-paru, ginjal atau riwayat penggunaan obat menahun untuk

    mengobati suatu penyakit tertentu, juga ditanyakan riwayat alergi terhadap obat

    tertentu serta riwayat imunisasi tetanus.

    B. Luas Luka Bakar

    Rule Of Nine merupakan cara yang praktis untuk menentukan luas

    luka bakar. Permukaan tubuh orang dewasa secara anatomi dibagi dalam

    Kulitku Hangus 19

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    20/31

    daerah-daerah 9% atau kelipatannya. Hal ini berbeda dengan penderita anak-

    anak. Daerah kepala pada bayi dan anak-anak merupakan bagian terbesar dari

    tubuh sedangkan daerah ekstremitas bawah merupakan bagian terkecil.

    Presentase luas permukaan daerah kepala pada anak adalah 2x luas permukaan

    daerah kepala pada orang dewasa. Perlu diingat bahwa telapak tangan (Tidak

    termasuk jari-jari) merupakan 1% dari dari luas permukaan tubuh. Rumus ini

    dapat membantu untuk memperkirakan luasnya luka bakar.

    3. Stabilitas Penderita Luka Bakar

    A. Airway

    Bila seorang penderita luka bakar mempunyai riwayat terkurung api

    disertai tanda-tanda adanya trauma bakar jalan nafas, harus segera diperiksa

    jalan nafasnya dan bila nyata ada luka bakar jalan nafas harus segera dilakukan

    tindakan definitif. Trauma bakar faring menyebabkan edema hebat nafas atas

    dan harus segera dilakukan intubasi.

    Manifestasi klinis dari trauma inhalasi mungkin tidak jelas dan sering

    tidak terlihat dalam waktu 24 jam pertama. Apabila dokter pemeriksa menunggu

    hasil pemeriksaan radiologis untuk melihat adanya kelainan paru akibat trauma

    bakar atau menunggu hasil pemeriksaan analisis darah, maka keadaan akan

    terlambat untuk pemasangan endotrakeal karena telah terjadi edema saluran

    nafas dan terpaksa harus dilakukan intubasi secara bedah (Krikotriodotomi atau

    Trakeostomi).

    B. Breathing

    Pengobatan inisial dari trauma bakar didasarkan atastanda dan gejala yang

    timbul sebagai akibat dari kemungkinan sebagai berikut :

    1) Trauma bakar langsung menyebabkan edema/obstruksi dari

    saluran nafas atas.

    2) Inhalasi dari hasil-hasil pembakaran yang tidak sempurna

    (Partikel karbon) dan asap beracun menyebabkan

    tracheobronchitis kimiawi, edema dan pneumonia.

    Kulitku Hangus 20

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    21/31

    3) Keracunan monoksida.

    Hendaknya selalu dicurigai terjadinya keracunan CO apabila seseorang

    mengalami trauma bakar dilingkungan tertutup. Diagnosis keracunan CO

    ditegakkan pertama-tama bila ada riwayat berada dalam lingkungan

    mengandung CO. Penderita dengan kadar CO di bawah 20% belum menunjukan

    gejala klinis. Kadar CO yang lebih tinggi dari 20% akan menyebabkan :

    o CO 20% - 30% Sakit kepala, rasa mual.

    o CO 30% - 40% Kebingungan.

    o

    CO 40% - 60%

    Koma.

    o > 60% Kematian.

    Gambaran kulit yang berwarna merah anggur jarang ditemukan.

    Tingginya affimitas CO dengan hemoglobin (240 x Oksigen) menyebabkan

    tergesernya O2 dari molekul tersebut dan mengakibatkan bergesernya disosiasi

    Kurva Oxyhaemoglobin ke kiri. Disosiasi CO sangat lambat dan waktu

    paruhnya ialah 250 menit atau 4 jam dalam ruang biasa dibandingkan bila 40menit bila diberikan oksigen 100%. Oleh karena itu penderita yangdicurigai

    keracunan CO harus diberikan oksigen tinggi, menggunakan cungkup nafas

    berkatup (Nonrebreathing Mask).

    Pengobatan awal dari trauma inhalasi ialah intubasi endotrakeal disertai

    ventilasi mekanis. Selanjutnya perlu dilakukan analisa gas darah arteri untuk

    mengetahuistatus paru-paru.

    Perlu diketahu bahwa pengukuran tekanan Pao2 tidak dapat dipercaya

    untuk mengetahui adanya keracunan CO, sebab tekanan CO 1mmHg berarti

    kadar HbCO sudah mencapai 40% atau lebih. Oleh karena itu pemeriksaan

    kadar HbCO lebih penting dilakukan dan bila ternyata terjadi keracunan CO

    berikan oksigen 100%.

    C. Volume Sirkulasi

    Penilaian volume sirkulasi sering sulit pada penderita luka bakar berat.

    Kulitku Hangus 21

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    22/31

    Tekanan darah sukar diukur dan hasilnya tidak dapat dipercaya. Untuk

    mengetahui status sirkulasi dilakukan pengukuran produksi urine/jam dengan

    catatan tidak ada osmotic diuresis (Misalnya adanya glukosuria). Oleh karena

    itu pada penderita luka bakar berat harus dipasang kateter. Sebagai patokan

    mengetahui sirkulasi yang akurat bila penderita diberi infus cairan dalam jumlah

    yang menghasilkan produksi urine 1cc/Kg BB/jam (Untuk anak dengan BB 30

    Kg) dan 30 - 50 cc/KgBB/jam (Dewasa).

    Pada 24 jam pertama penderita luka bakar berat derajat II dan III

    memerlukan 2 - 4 cccairan Ringer Laktat/KgBB/% luas luka bakar untuk

    mempertahankan volume sirkulasi dan fungsi ginjal yang adekuat. Pemberian

    cairan dilakukan sebagai berikut : dari volume terhitung diberikan 8 jam

    pertama setelah trauma, dari sisanya diberikan 16 jam berikutnya untuk

    mempertahankan produksi urine 1cc/KgBB/jam pada anak-anak dengan BB

    30 Kg, perlu dihitung dengan cermat dan perlu ditambahkan cairan glukosa

    untukmaintenance.

    Perlu diketahui bahwa rumus penghitungan cairan tersebut merupakan

    perkiraan volume cairan yang diperlukan. Pemberian cairan disesuaikan dengan

    respon individual penderita, misalnya dinilai produksi urinenya, tanda-tanda

    vital dan keadaan umum. Penghitungan kecepatan cairan infus dihitung sesuai

    saat terjadinya trauma bukan pada saat penghitungan jumlah cairan

    D. Pemeriksaan Fisik

    Pada pemeriksaan fisik lakukan hal-hal sebagai berikut :

    1) Tentukan luas dan dalamnya luka bakar.

    2) Periksa apakah ada cedera ikutan selain luka bakar.

    3) Tentukan berat badan penderita.

    E. Catatan Urutan Penanganan (Flow Sheet)

    Dibuat Flow Sheet mulai dari pertama kali penderita datang, termasuk

    mengenai penanganannya. Flow Sheet ini harus disertakan apabila penderita

    dirujuk ke Pusat Pelayanan Luka Bakar.

    Kulitku Hangus 22

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    23/31

    F. Pemeriksaan Penunjang

    1. Darah

    Diambil contoh darah untuk pemeriksaan :

    o Darah lengkap

    o Golongan darah beserta pemeriksaan lainnya (Cross-match)

    o Kadar HbCO

    o Gula darah

    o Elektrolit

    o Tes kehamilan pada penderita wanita usia subur

    o Analisa gas darah/Astrup

    2. Pemeriksaan Radiologi

    o Hendaknya dilakukan pemeriksaan foto toraks, dan dapat diulangi

    bila diperlukan (Pada trauma bakar inhalasi).

    o Foto toraks hendaknya juga dilakukan setelah selesai pemasangan

    endotrakeal atau CVP.

    o Pemeriksaan radiologi lainnya dapat dilakukan bila dicurigai terjadi

    cedera ikutan yang memerlukan pemeriksan radiologi untuk

    menunjang diagnosanya.

    G. Luka Bakar Melingkar (Circumferential) Pada Ekstremitas : Upaya

    Menjamin Sirkulasi Perifer

    1) Lepaskan seluruh perhiasan yang dipakai.

    2) Nilai keadaan sirkulasi distal

    Periksa apakah terjadi sianosis, gangguan pengisian kapiler, gangguan

    neurologis yang progressiv (Misalnya : Parestesia, nyeri bagian dalam ).

    Kulitku Hangus 23

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    24/31

    Penilaian denyut pembuluh darah tepi dilakukan lebih akurat bila

    dilakukan dengan USG Dopler.

    3) Gangguan sirkulasi pada luka bakar tungkai/ekstremitas dapat

    dihilangkan dengan caraeskharotomi dan hal ini dilaksanakan setelah

    konsultasi dengan ahli bedah. Eskharotomi belum perlu dilakukan dalam

    6 jam pertama setelah luka bakar.

    4) Fasiotomi

    Fasiotomi kadang diperlukan pada luka bakar disertai fraktur,

    trauma tekan (Crush Injury), trauma listrik tegangan tinggi atau trauma

    bakar yang melukai jaringan bawah fasia

    H. Pemasangan Pipa Lambung

    Bila penderita muntah-muntah, kembung, luka bakar melebihi 20%, harus

    dipasang pipa lambung yang dihubungkan dengan alat penghisap. Pada

    penderita yang memerlukan transfer ke Pusat Luka Bakar, harus dipasang NGT.

    I. Obat-obatan Narkotika, Analgesik dan Sedativa

    Penderita luka bakar berat sering merasa gelisah yang disebabkan oleh

    hipoksemia dan hipovolemia daripada disebabkan rasa nyeri. Oleh karena itu

    penderita akan membaik setelah pemberian oksigen atau cairan infus daripada

    diberikan obat-obatan narkotika, analgesik atau sedativa. Bila obat-obatan

    tersebut memang diperlukan, berikanlah dalam dosis kecil, bisa diberikan

    berulang-ulang dan diberikan secara I.V.

    J. Perawatan Luka

    Luka bakar derajat II sangat nyeri, terutama bila terhembus angin.

    Penutupan luka dengan kain bersih akan menghilangkan rasa nyeri tersebut.

    Jangan pecahkan vesikel atau bula dan jangan diberikan zat-zat antibiotik

    topikal. Jangan diberikan kompres air dingin pada luka bakar yang luas, karena

    dapat menyebabkan hipotermia.

    K. Antibiotika

    Kulitku Hangus 24

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    25/31

    Pemberian antibiotika profilaksis tidak dianjurkan pada saat-saat pertama

    luka bakar baru terjadi, antibiotika hanya diberikan bila terjadi infeksi.

    4. Kriteria Untuk Merujuk

    A. Jenis Luka Bakar

    American Burn Assiciation telah menentukan jenis-jenis luka bakar yang

    biasanya memerlukan rujukan ke Pusat Luka Bakar :

    1) Partial thickness danfull thickness lebih dari 10% pada penderita

    dibawah usia 10 tahun atau diatas 50 tahu.

    2) Partial thickness danfull thickness lebih dari 20% pada usia diluar

    usia tersebut diatas.

    3) Partial thickness dan full thickness yang mengenai wajah, mata,

    telinga, tangan, kaki, genitalia, perinium atau kulit yang menutupi

    persendian utama.

    4) Full thickness lebih dari 5% pada semua umur.

    5) Luka bakar listrik termasuk luka bakar terkena petir (Luka bakar

    yang menyebabkan kerusakan jaringan bawah kulit sedemikian

    rupa sehingga menyebabkan gagal ginjal akut atau penyulit

    lainnya).

    6) Luka bakar kimia.

    7) Trauma inhalasi.

    8) Luka bakar pada penderita-penderita yang mempunyaipenyakit-

    penyakit yang dapat mempersulit penanganannya, atau

    memperpanjang waktu penyembuhannya atau dapat menimbulkan

    kematian.

    9) Pada luka bakar berat disertai trauma ikutan dimana trauma

    mempunyai resiko untuk menyebabkan terjadinya morbiditas,

    Kulitku Hangus 25

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    26/31

    mortalitas, harus diobati terlebih dahulu dipusat pelayanan

    setempat sampai dalam keadaan stabil selanjutnya baru dirujuk ke

    Pusat Penanganan Luka Bakar.

    10) Penderita anak-anak dengan luka bakar yang di rawat di Rumah

    Sakit setempat tanpa petugas atau peralatan memadai, hendaknya

    dirujuk ke Pusat Penanganan Luka Bakar.

    11)Penderita luka bakar yang memerlukan rehabilitasi sosial atau

    rehabilitasi mental dalam jangka waktu yang lama, misalnya

    penderita-penderita anak akibat siksaan atau ditelantarkan.

    B. Prosedur Rujukan

    1) Bila hendak merujuk pasien luka bakar sebaiknya dikoordinasikan

    terlebih dahulu dengan dokter di Pusat Penanganan Luka Bakar.

    2) Semua keterangan mengenai hasil-hasil pemeriksaan hendaknya dicatat

    dalam status penderita dan dikirim bersama penderita sewaktu merujuk.

    Keterangan-keterangan lain ynag dianggap penting hendaknya juga

    dosertakan.

    IX. PROGNOSIS

    Prognosis ditentukan oleh derajat luka bakar, luas permukaan, daerah, usia

    dan keadaan kesehatan dari pasien.

    Kulitku Hangus 26

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    27/31

    BAB III

    PENUTUP

    I. KESIMPULAN

    Berdasarkan diskusi kelompok yang kami lakukan, kami

    menyimpulkan bahwa pasien pada skenario diatas mengalami trauma luka

    bakar derajat II berat akibat ledakan elpiji.

    II. SARAN

    Pada kasus seperti pasien dalam skenario, harus segera dilakukan

    tindakan untuk menghindari komplikasi yang mungkin bisa terjadi.

    Kulitku Hangus 27

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    28/31

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Anonim,1997.Advancdd Trauma Life Support.

    2. Sjamsuhidajat,R.2004.Buku Ajar Ilmu Bedah ed.II. Jakarta: EGC.

    3. Sylvia,dkk.2005.Pathofisiologied.6.Jakarta EGC.

    Kulitku Hangus 28

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    29/31

    KULITKU HANGUS

    Disusun oleh :

    KELOMPOK III

    Ni Putu Sasmitha Lestari (08.06.00

    Fatmawati pahlim Dg.Tenriade (08.06.0007)

    Kulitku Hangus 29

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    30/31

    Nurana Sofiya Anggraini (08.06.0018)

    Yulia Dewi Putri (08.06.

    M. Ruhi Itri Jamil (08.06.

    Muarif Ramadhan (08.06.0039)

    Siti Noururrifqiyati Juna Putri (08.06.0040)

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

    MATARAM

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

    rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan task reading ini. Tidak lupa pula Kami

    mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu pembimbing yang telah membimbing dan

    mengarahkan Kami demi kelancaran proses pembuatan task reading ini, sehingga dapat

    terselesaikan tepat pada waktunya.

    Kami menyusun Task Reading ini bertujuan agar teman-teman mahasiswa

    kedokteran UNIZAR dapat mengetahui dan memahami lebih jauh tentang TRAUMA

    TERMAL. Kami selaku penulis menyadari bahwa Task Reading ini masih sangat kurang

    dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat Kami harapkan

    dari pembaca demi kelancaran dan kesempurnaan Task Reading ini, dan demi kelancaran

    dalam pembuatan task reading selanjutnya.

    Kulitku Hangus 30

  • 7/27/2019 Pleno Trauma Luka Bakar

    31/31

    Mataram, 2 Desember 2011

    Tim Penyusun