platform untuk upah yang adil dan kompetitif di indonesia · kompetitif di indonesia rahma iryanti...
TRANSCRIPT
PLATFORM UNTUK UPAH YANG ADIL DAN
KOMPETITIF DI INDONESIA
Rahma IryantiStaf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
4 September 2018
KEBIJAKAN EKONOMI DAN PASAR
TENAGA KERJA
Kunci utama kebijakan ekonomi: Perekonomian terus bergulir, pasar tenaga kerja terus berjalan.
Perspektif kebijakan utama dalam kondisi ini adalah memastikan proses produksi terus bekerja, dan transaksi ekonomi terus berlangsung.
Secara teoritis, perspektif utama kebijakan ini identik dengan menjaga agar supply dan demand terus berada pada tingkat yang memungkinkan perekonomian bekerja secara efisien.
Jika proses produksi berhenti total, pendapatan dari balas jasa faktor produksi (#upah dan #gaji pekerja) akan hilang.
Proses produksi yang terhambat mendorong peningkatan harga. Akibatnya, rumah tangga kehilangan pendapatan dan daya beli.
LAPANGAN KERJA BERKUALITAS, SOLUSI
MENGATASI KESENJANGAN PENDAPATAN
-15%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
-6.000
-4.000
-2.000
0
2.000
4.000
6.000
19
90
19
91
19
92
19
93
19
94
19
95
19
96
19
97
19
98
19
99
20
00
20
01
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
RIB
U O
RA
NG
Perubahan KK Pertumbuhan Ekonomi
Mendapatkan perhatian
khusus: (1)Mengurangi
beban penduduk, dan
(2) Menciptakan
pendapatan
Merupakan kelas
menengah/
kelompok mandiri:
ditingkatkan
produktifitasnya
20% Kelompok:
pengenaan pajak
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Laju Pertumbuhan rata-rata pengeluaran per Kapita Penduduk
MENGURANGI KESENJANGAN MELALUI PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
Upah:
▪ Upah minimum
▪ Upah Hasil Negosiasi
Kompensasi/balas jasa
Bantuan: Kesehatan, tabungan, saham, pensiun, perumahan
Proteksi SDM: Imbalan langsng/tidak langsng
Perlindungan lainnya
Non-Upah
04
01 03 05
02
Manfaat &
Efisiensi
Pemenuhan
Kebutuhan
Keadilan &
Kelayakan
Peraturan Legal
Kemampuan
Perusahaan
PROTEKSI PEKERJA
Kilas Balik Kebijakan Ketenagakerjaan
2005-
20141990-
1997
1998-
20002003-
2004
2015
▪ Indonesia meratifikasi 6
konvensi dasar ILO.
(Hak berunding, berorganisasi)
▪ UU. 21/2000: Serikat
Pekerja/Buruh
▪ Perubahan kebijakan upah minimum
▪ Memperkenalkan pertamakalinya
perangkat hukum yang melandasi
peraturan ketenagakerjaan
Peraturan Pasca Reformasi:
▪ UU. 3/2003: Ketenagakerjaan
▪ UU. 2/2004: PPHI
▪ UU. 24/2004: SJSN
Ditetapkan PP. 78/2015
tentang Kebijakan
Pengupahan
▪ RPJMN 2004-2009 Penyempurnaan
Kebijakan/peraturan Ketenagakerjaan
(salah satunya pengupahan)
▪ RPJMN 2010-2014: Menyusun Payung
Hukum Kebijakan Pengupahan 5
KEBIJAKAN PENGUPAHAN
Upah Minimum
Sifatnya melindungi yang terlemah
Menjaga daya beli pekerja
Batas bawah pengupahan di sektor formal
Menjaga pertumbuhan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi
Pencpaian KHL secara bertahap
Dengan keputusan pemerintah
Upah Individual
Gaji
Hasil Negosiasi
Hasil Collective Bargaining
Dalam Kerangka Perjanjian Kerja
KEBIJAKAN UPAH MINIMUM
Pertama, menjamin tidak ada pekerja miskin. Upah minimum merupakan upah
terendah yang ada dalam perekonomian.
➢ Melindungi pekerja dari eksploitasi pasar kerja yang bercirikan surplus pekerja.
➢ Upah minimum merupakan mekanisme yang menjamin bahwa seseorang, apabila ia memutuskan untuk
berpartisipasi pada dunia kerja, tidak akan menjadi pekerja miskin.
Kedua, upah minimum memastikan bahwa pekerja memiliki upah untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
KONDISI PASAR TENAGA KERJA
INDONESIA
Pasar kerja
Indonesia
Sektor modern
(formal) relatif
kecil
Sektor tradisional
(informal) besar
‘Surplus tenaga kerja’
Tujuan utama pembangunan: perpindahan ‘surplus tenaga kerja’ dari
pekerjaan informal ke pekerjaan formal
(pekerjaan kurang produkif ke produktif)
Fleksibilitas pasar
kerja
kunci
Kondisi Pasar Tenaga Kerja
Jumlah pekerja yang menjadi anggota
serikat pekerja terbatas, hanya
lapangan kerja formal
60%tenaga kerja
Indonesia bekerja di
sektor informal
Bukti internasional terhadap negara berkembang
menunjukkan peraturan ketenagakerjaan hanya
dapat melindungi dan memberikan manfaat
kepada pekerja formal yang memperoleh upah
teratur.
<20 jutapekerja Indonesia yang dapat
dilindungi oleh peraturan-
peraturan ketenagakerjaan
10
4 (EMPAT) CIRI UTAMA PENYEBAB
MELEMAHNYA PASAR TENAGA KERJA
1 2 3Lapangan kerja yang
memberikan upah secara teratur
(merupakan salah satu ciri dari lapangan kerja
modern/lapangan pekerjaan formal),
mengalami penurunan sejak tahun 2001-2009.
Perbandingan
pertumbuhan angkatan
kerja yang relatif tinggi
dengan hilangnya
lapangan kerja di
kegiatan ekonomi formal,
telah menyebabkan
terjadinya perluasan
lapangan pekerjaan
informal.
Lebih dari 60 persen
penganggur adalah tenaga
kerja muda berusia antara
15–24 tahun.
4Sebagai konsekuensinya,
pekerja merasa kurang
mempunyai jaminan kerja
untuk jangka menengah
dan prospek (peluang)
yang mereka miliki untuk
mendapatkan penghasilan
juga berkurang.
DAMPAK INVESTASI DAN LAPANGAN KERJA
Kontribusi Investasi (PMTB) terhadap PDB dan
Penyerapan Tenaga Kerja Formal
0%
10%
20%
30%
40%
50%
Periode
Kesempatan Kerja Formal (+/-)
(dalam juta)
Sektor IndustriSektor Jasa dan
Lainnya*
2015-2017 0.7 3.4
2010-2015 2.7 6.7
2005-2009 -0.9 3.6
2001-2004 -0.8 0.4
1992-1997 1.9 6.2* selain sektor pertanian
Sumber: Sakernas, BPS, diolah
Pertumbuhan Upah dan Pertumbuhan
Produktivitas
0
500
1000
1500
0
5
10
15
2011 2012 2013 2014 2015
Tri
liu
n R
up
iah
Juta
Pek
erj
a
Tenaga Kerja Industri Padat Karya
Tenaga Kerja Industri Padat Modal
Nilai Tambah Industri Padat Karya
111
152
211 211239
0
50
100
150
200
250
300
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
2011 2012 2013 2014 2015
TR
ILIU
N R
UP
IAH
JUT
A P
EK
ER
JA
Tenaga Kerja Nilai Tambah
Tenaga Kerja dan Nilai Tambah
Industri Tekstil, Garmen, dan Alas Kaki
Nilai Tambah dan Tenaga Kerja Industri
Padat Modal dan Padat Karya
-10%
0%
10%
20%
30%
Pertumbuhan Produktivitas Sektor IndustriPengolahan
Pertumbuhan UMP12
UPAH PEKERJA DAN PRODUKTIVITAS (Sebelum penerapan PP. 78/2015)
• Industri berproduktivitas tinggi telah
melambat, sehingga membebani diversifikasi
ekonomi
• Kendala lainnya: naiknya biaya satuan tenaga
kerja di sektor manufaktur terhadap
keseluruhan ekonomi, dicerminkan oleh unit
labor cost meningka.
Sumber: Statistik Industri, BPS
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
Unskill lab-
intens
Res based
lab-intens
Res based
cap-intens
Electronics F-loose cap-
int
% pekerja Industri dan nilai tambah
Value added Employment
0
100
200
Unsk Lab-int Res-based Lab-int Res-based Cap-int Electronics F-Loose Cap-int
Rata-rata upah, Produktivitas, dan Unit Labor Cost (ULC) Statistik Industri
Labor costs Productivity ULCs
5 kelompok industri berdasarkan intensitas tenaga kerja dan
sumber daya yang ada.
1) Unskilled labor intensive Industri. Misalnya: perusahaan
tekstil, pakaian, alas kaki;
2) Resource- based labor. Misalnya: industri pengolahan
makanan;
3) Resource-based capital intensive/industri padat modal
berbasis sumber daya. Misalnya industri karet, logam dasar;
4) Footloose capital-intensive. Terdiri kelompok-kelompok
industri metal, industri plastik termasuk di dalamnya.
5) Elektronik
DAMPAK DAN RESPON DUNIA USAHA TERHADAP
KENAIKAN UMP
02468
Kond
isi u
mum
perekono
mian
…
Kerumita
nbir
okrasi
Ketid
akpa
stian
kebijak
an…
Pung
utan
liar
Kena
ikan
UMP
Infra
struk
tur
yang
buruk
Kompe
tisi
yang
ketat
Suku
bun
gaya
ng ti
nggi
Ketersed
iaan
baha
n ba
ku
Perm
intaa
npa
sar/…
Perpaja
kan
Pene
gaka
nhu
kum
Stab
ilitas
nila
ituka
r
Alas Kaki Garmen
Masalah Terberat yang Dihadapi
Langkah-langkah yang dilakukan saat terjadi kenaikan UMP
3,7
2,8
6,6
2,6
5
2,5
0,61 0,6
6,6
3,5
1,6
6
0,0
1
M ENAIKAN HARGA
PRODUK
M ENURUNKAN
M ARJIN LABA
M ENGURANGI
JUM LAH PEKERJA
M ENGURANGI
JAM KERJA
M ENGUBAH TEKNIK
PRODUKSI
M ENUTUP USAHA RELOKASI
Alas Kaki Garmen
14
Sumber: Survei CSIS
DAMPAK DAN RESPON DUNIA USAHA TERHADAP
KENAIKAN UMP
• Kenaikan UMP tidak meningkatkan
produktivitas, jika pun ada sangat kecil
• Sebagian besar (90%) mengalami
penurunan laba
• Sebesar 30-40% perusahaan mengalami
kerugian
• Menaikkan harga produk sehingga
menurunkan volume penjualan bagi 81%
perusahaan.
• Awalnya mengurangi jam kerja karyawan,
dan kemudian mengurangi karyawan
• Langkah selanjutnya menutup usaha
• Tidak mempertimbangkan realokasi
• Taraf keputus-asaan tinggi
• Kenaikan UMP tidak meningkatkan
produktivitas, jika pun ada sangat kecil
• Sebagian besar (91%) mengalami penurunan laba
• Menaikkan harga produk sehingga menurunkan
volume penjualan bagi 63% perusahaan
• Mengurangi pekerja akibat skala produksi
menyusut
• Realokasi tidak diminati, mengingat infrastruktur
dan ketersediaan bahan baku
• Menutup usaha relatif kecil
• Mengurangi karyawan menjadi pilihan sebagian
besar industri alas kaki
• Mencoba mengubah teknis produksi untuk
efisiensi, meski butuh dana besar
• UMP menekan tingkat profitabilitas perusahaan.
• Menciptakan dis-insentif bagi industri
• Menyebabkan industri belum menunjukan kinerja yang optimal
• Biaya tenaga kerja per unit produksi menjadi semakin tinggi, sekitar 20-30 persen
15
PENDEKATAN YANG ADIL, SEDERHANA
DAN DAPAT DIPREDIKSI
Pekerja tetap terjamin
dayabelinya
Dunia usaha memiliki ruang
yang cukup untuk tumbuh kembang
Para pencari kerja terjamin
dengan penciptaan
lapangan kerja yang
berkelanjutan
KEBIJAKAN PENGUPAHAN YANG BERLAKU
PP. 78/ 2015, merupakan peraturan dalam penentuan “Formula” upah minimum
Pemerintah ingin memastikan bahwa besaran peningkatan upah minimum
ditetapkan secara seimbang di antara dua kebutuhan.
➢ Pertama: kebutuhan untuk menyalurkan pendapatan pada kelompok pekerja. Pendapatan ini diperlukan agar daya beli tidak menurun drastis, dan besarnya demand bisa terus dijaga.
➢ Kedua: menjaga agar iklim investasi bisa terus kondusif. Upah minimum tidak boleh naik sedemikian rupa sehingga berdampak buruk kepada iklim investasi.
➢ Untuk menjaga hal yang terakhir ini maka perubahan upah minimum tidak berbeda dengan perubahan produktivitas pekerja dan produktivitas perusahaan.
Jika upah minimum naik terlalu jauh dari produktivitas pekerja dan perusahaan, maka kenaikan tersebut akan memiliki dampak terhadap perusahaan.
PP. 78/2015: Pengupahan
Laju Pertumbuhan PDB & Inflasi sebagai Formula Kenaikan
Upah Minimum
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Pertumbuhan PDB Inflasi
Pendekatan berbasis formula, memperbaiki
mekanisme penetapan upah minimum:
▪ Memperhitungkan perubahan standar
hidup karena kenaikan terkait inflasi
▪ Mengaitkan kenaikan dengan produktivitas
dan pertumbuhan ekonomi
▪ Mengurangi ketidakpastian ekonomi dan
politik pada penetapan kriteria upah
minimum
Sumber: BPS
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Nu
sa T
en
gggara
Tim
ur
Nu
sa T
en
ggara
Bara
t
Malu
ku
DI
Yo
gyak
art
a
Ben
gk
ulu
Malu
ku
Uta
ra
Go
ron
talo
Su
law
esi
Bara
t
Jaw
a T
en
gah
Kali
man
tan
Bara
t
Lam
pu
ng
Aceh
Bali
Kali
man
tan
Sela
tan
Jaw
a B
ara
t
Su
mate
ra B
ara
t
Su
law
esi
Ten
gah
Su
mate
ra S
ela
tan
Su
law
esi
Ten
ggara
Kali
man
tan
Ten
gah
Jaw
a T
imu
r
Kep
ula
uan
Ban
gk
a B
eli
tun
g
Su
law
esi
Uta
ra
Su
mate
ra U
tara
Su
law
esi
Sela
tan
Ban
ten
Jam
bi
Pap
ua
Pap
ua B
ara
t
Ria
u
Kali
man
tan
Uta
ra
Kep
ula
uan
Ria
u
Kali
man
tan
Tim
ur
DK
I Ja
kart
a
Produktivitas Pekerja tahun 2017 (Rp Juta/TK)
Sumber: BPS, PDRB 2017 dan Sakernas Agustus 2017
No Provinsi Produktivitas
1 Aceh 56,70
2 Sumatera Utara 76,58
3 Sumatera Barat 66,51
4 Riau 169,51
5 Jambi 82,37
6 Sumatera Selatan 71,41
7 Bengkulu 45,10
8 Lampung 56,63
9 Kepulauan Bangka Belitung 74,35
10 Kepulauan Riau 185,30
11 DKI Jakarta 362,78
12 Jawa Barat 65,35
13 Jawa Tengah 52,02
14 DI Yogyakarta 44,96
15 Jawa Timur 73,74
16 Banten 80,74
17 Bali 60,44
18 Nusa Tenggara Barat 40,85
19 Nusa Tengggara Timur 27,06
20 Kalimantan Barat 53,97
21 Kalimantan Tengah 73,25
22 Kalimantan Selatan 61,70
23 Kalimantan Timur 293,93
24 Kalimantan Utara 174,56
25 Sulawesi Utara 76,38
26 Sulawesi Tengah 70,99
27 Sulawesi Selatan 80,28
28 Sulawesi Tenggara 71,52
29 Gorontalo 47,86
30 Sulawesi Barat 49,35
31 Maluku 43,32
32 Maluku Utara 47,49
33 Papua Barat 141,37
34 Papua 87,59
INDONESIA MEMASUKI TREN PASAR TENAGA KERJA DALAM ERA DIGITAL
Merubah proses bisnis,
otomatisasi, dan
hadirnya robot dapat
menggantikan
pekerjaan manusia.
Menghilangkan
jenis pekerjaan
konvensional.
Dampak terbesar
pada Industri padat
karya seperti garmen
dan tekstil.
Menciptakan ribuan
lapangan pekerjaan
baru yang sebelumnya
tidak terduga.
Bisnis jasa transportasi
online, belanja online,
industri animasi, game
online, jasa pengiriman
serta berbagai produk jasa
yang lain.
Mengubah cara
kerja dan jenis
pekerjaan
Fenomena
kesempatan
untuk bersaing
Teknologi digital
mendorong
pertumbuhan
perekonomian
nasional
menjamin kepastian
pekerja, pemberi kerja,
konsumen
Kunci: Produktivitas dan Daya Saing
Meningkatkan fungsi mekanisme pengupahan melalui perundingan
kolektif dan perjanjian kerja bersama sebagai sarana perundingan upah
Mendorong collective bargaining dan
Perjanjian kerja bersama (PKB)
pada tingkat perusahaan
( Semacam codes on acting in good faith)
Kontrak Perorangan/Individual Contract
(negosiasi bipartit mengaitkan antara
Peningkatan upah dengan peningkatan
produktivitas)
➢ Pekerja dan pemberi kerjadapat duduk sejajar.
➢ Representasi menjadi kunci.
Meningkatkan PKB yang saat ini baru
mencakup minoritas pekerja➢ Menghindari tertinggalnya pertumbuhan upah
riil pekerja
➢ Menghindari ketimpangan upah (praktik terbaik
di beberapa negara: PKB berkorelasi dengan
rendahnya ketimpangan)
1 2
Rekomendasi
Diperlukan Kepercayaan dan
Kemampuan Teknik Bernegosiasi
Sistem hubungan industrial yang
terdesentralisasi mendorong semakin banyaknya
hubungan ketenagakerjaan untuk
dinegosiasikan secara langsung.
Diperlukan Komunikasi yang Baik untuk
Mengurangi Konflik
Perusahaan yang kurang berkomunikasi dan
tertutup dengan pekerjanya cenderung akan
mengalami konflik yang merugikan masing-
masing pihak dan mengganggu proses produksi.
Diutamakan Penyelesaian Bipartit Karena
Murah Biaya
Penyelesaian konflik secara bipartit merupakan cara
yang paling efektif, relatif cepat, dan murah biaya,
sehingga pihak-pihak yang berselisih harus didorong
untuk memilih jalur ini melalui UU PPHI.
Rekomendasi
Diperlukan Pedoman Negosiasi dengan Itikad
Baik yang Disusun Secara Bersama
Diperlukan pedoman negosiasi dengan tata laku
beritikad baik (Code of Good Faith) dalam hubungan
industrial dengan proses penyusunan yang
menumbuhkan rasa memiliki, kepercayaan, dan
keterbukaan dari pihak-pihak terkait.
Diperlukan Komitmen untuk Mendukung Kondisi Kerja
Dilakukan dengan menjamin kebebasan berserikat dan menegosiasikan
upah dan kondisi kerja dengan pemberi kerja, juga komitmen terhadap
perlindungan/proteksi pekerja.
Diperlukan Fleksibilitas dan Standar
Minimum Penengah (Konsiliator,
Mediator, dan Arbiter)
Pihak-pihak yang berselisih harus memiliki
kepercayaan kepada konsiliator, mediator, dan
arbiter yang dipilih sehingga perlu standar
minimum seorang penengah.
Terimakasih