plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - usd … · yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu,...
TRANSCRIPT
OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DALAM FORMULA EMULGEL ANTI-AGING
EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis (L.) O.K) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Maria Oktavia
NIM : 048114130
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DALAM FORMULA EMULGEL ANTI-AGING
EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis (L.) O.K) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Maria Oktavia
NIM : 048114130
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi Berjudul
OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DALAM FORMULA EMULGEL ANTI-AGING
EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis (L.) O.K) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
Yang diajukan oleh:
Maria Oktavia
NIM : 048114130
Telah disetujui oleh:
Pembimbing Utama
TN Saifullah Sulaiman, M.Si., Apt. Tanggal : 7 Agustus 2008
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengesahan SMpsiBerjudul
OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAI{ SPAI\I 80 SEBAGAIEMALSIYNNG AGENT DALAM FORMUL A EMULGEL ANTI.AGING
EKSTRAK TEH HIJATJ (Comellia sinensis (tJ O.K) :APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
Oleh :Maria Oktavia
NIM: 048114130
Dipertahankan dir hadapan Panitia Penguji SkripsiFakultas Fprmasi
: Universitas Sanata Dharmapada tanggal : 5 Agustus 2fi18
FirmnriDtlrma
M-Si,rfuil.
$uhinm,M*Sl,Afr.
Pinifir Fagtji:
l. Tlf. fffulhl Sukium, *I*fi"*F
L Sri Errafi Ynlirni, *I.sL AS
3. *gr$r Bsdi$srirs I.*rL ltil.si.n Apt
mrngphhi
1V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku bersyukur... Sungguh-sungguh bersyukur...
berterima kasih pada-Mu Tuhan, aku pernah melewati itu semua
Menjadikan satu kenangan indah... yang akan membawa ku menjadi lebih baik nantinya, yang ajarkan aku, betapa sulit mewujudkan impian... Dan memberi aku arti hidup tak semudah seperti apa
yang diinginkan Kini...
Didetik bahagia ini, diakhir masa ku disini... Dengan segala kedewasaan hati,
aku berjanji... akan ku langkahkan kaki menantang jalan panjang ku nanti
didepan Aku tak kuasa tuk tetap berdiri saja
karena ini bukan perhentian... Karena aku adalah aku, yang tak ingin gagal
Karena aku adalah aku, yang memiliki banyak impian... Tetap melangkah mewujudkan cita-cita...
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria Keluargaku tercinta
Almamaterku
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Maria Oktavia Nomor Mahasiswa : 048114130
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DALAM FORMULA EMULGEL ANTI-AGING
EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis (L.) O.K) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 12 Agustus 2008 Yang menyatakan,
Maria Oktavia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Pujian dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Tuhan Yesus
Kristus karena hanya oleh berkat, anugerah, kasih dan pertolongan-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan akhir ini guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).
Selama perkuliahan, penelitian hingga proses penyusunan skripsi,
penulis telah mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak yang berupa
dukungan, sarana, bimbingan, nasihat, kritik dan saran. Pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. TN Saifullah Sulaiman, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah bersedia membimbing dan meluangkan waktunya untuk penulis selama
penelitian dengan memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan nasihat.
3. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah bersedia
memberikan kritik dan saran selama penyusunan skripsi.
4. Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah
bersedia memberikan kritik dan saran selama penyusunan skripsi.
5. Bapak, Ibu dan adik-adikku yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan
doa.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Tri Dese Budi Prasetiyo yang selalu menemani, mendukung serta
menyemangati penulis selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
7. Mbak Ella yang selalu meluangkan waktunya untuk diskusi.
8. Pak Musrifin, Pak Agung, Pak Iswandi, Pak Ottok, Pak Wagiran, Pak Sigit,
Pak Sarwanto, dan Pak Yuwono selaku laboran dan karyawan yang telah
membantu selama penelitian.
9. Teman-teman 2004 FST & FKK semuanya atas kebersamaan, kenangan, dan
persahabatan selama ini (semoga sampai selamanya). Semua teman, sahabat
yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkam demi kesempurnaan penulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semuga skripsi ini bermenfaat bagi
pengembangan ilmu farmasi khususnya dan kemajuan ilmu pengetahuan pada
umumnya.
Yogyakarta, Juli 2008
Penulis,
Maria Oktavia
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juli 2008
Penulis,
Maria Oktavia
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Teh hijau mengandung senyawa antioksidan yang dapat menghambat
efek penuaan dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek tween 80, span 80 dan interaksi keduanya yang dominan dalam menentukan sifat fisik dan kestabilan sediaan emulgel serta untuk mendapatkan area komposisi optimum tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L.) O.K).
Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental murni dengan variabel eksperimental ganda (desain faktorial) dan teknik analisis statistik Yate’s treatment dengan taraf kepercayaan 95 %. Optimasi formula emulgel dilakukan dengan dua variasi level emulsifying agent dengan parameter sifat fisik (daya sebar, viskositas) dan stabilitas emulgel pada penyimpanan (perubahan viskositas, pemisahan fase emulgel). Formula tersebut diuji keamanannya dengan uji iritasi primer pada hewan percobaan kelinci.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa span 80 dominan dalam menentukan respon daya sebar dan viskositas emulgel dan tween 80 dominan dalam menentukan respon perubahan viskositas emulgel. Tidak ada faktor yang dominan dalam menentukan pemisahan fase emulgel setelah penyimpanan 1 bulan. Hasil uji iritasi primer menunjukkan emulgel ekstrak teh hijau tidak mengiritasi. Dalam penelitian ini, ditemukan area komposisi optimum emulsifying agent tween 80-span 80 dalam emulgel anti-aging ekstrak teh hijau.
Kata kunci: ekstrak teh hijau, tween 80, span 80, desain faktorial.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Green tea have an antioxidant compounds which can inhibit the
premature aging. The purpose of the research is to investigate the dominant effect among tween 80, span 80 and the interaction between tween 80 and span 80 on the emulgel physical properties and emulgel stability, and to obtain the optimum area of the composition tween 80 and span 80 as emulsifying agent from extract green tea (Camellia sinensis (L.) O.K) emulgel anti-aging formulas.
The research uses a pure experimental design with double experimental variables (factorial design) and Yate’s treatment as analytic statistic technique with 95 % degree of reliability. Optimizing emulgel formula was done by combine two various level of emulsifying agent with parameter on the physical characteristic of emulgel and emulgel stability. The formula safety is tested by primer irritation test to the experiment animal that are rabbits.
The result show that span 80 dominant in determining the spreadability and viscocity of emulgel and tween 80 dominant in determining viscocity moving. There is no dominant factor that influence in separation phase of emulgel after a month storage. The result of primer irritation test showed that emulgel from green tea extract does not irritate. In this research, the optimal compotition area of emulsifying agent tween 80-span 80 in emulgel extract green tea has been figured out.
Key word : extract green tea, tween 80, span 80, factorial design
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... viii
INTISARI .................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Keaslian Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7
A. Teh ....................................................................................................... 6
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Kulit ..................................................................................................... 10
C. Penuaan dini ……................................................................................ 13
D. Antioksidan ........................................................................................ 14
E. DPPH ................................................................................................... 15
F. Emulgel ............................................................................................... 16
G. Gelling Agent ...................................................................................... 17
H. Emulsifying Agent ............................................................................... 18
I. Metode desain faktorial........................................................................ 20
J. Uji iritasi primer................................................................................... 22
K. Landasan Teori..................................................................................... 23
L. Hipotesis............................................................................................... 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 25
A. Jenis Rancangan Penelitian ................................................................. 25
B. Variabel dalam Penelitian ................................................................... 25
C. Definisi Operasional ............................................................................ 26
D. Bahan dan Alat .................................................................................... 28
E. Tata Cara Penelitian ............................................................................ 29
1. Pemeriksaan ekstrak daun teh hijau …......................................... 29
2. Pemeriksaan katekin.... ................................................................ 29
3. Uji aktivitas antioksidan............................................................... 30
4. Optimasi formula emulgel................................ ........................... 31
5. Uji sifat fisik dan stabilitas emulgel ........................................... 34
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Analisis Hasil ...................................................................................... 37
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 39
A. Identifikasi Ekstrak Teh Hijau............................................................. 39
B. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Teh Hijau...................................... 42
C. Pembuatan Emulgel Ekstrak Teh Hijau............................................... 46
D. Penentuan Tipe Emulsi Ekstrak Teh Hijau.......................................... 48
E. Sifat Fisik dan Stabilitas Emulgel........................................................ 50
F. Uji Mikromeritik Gel........................................................................... 61
G. Uji Iritasi Primer . ............................................................................... 63
H Optimasi Formula ............................................................................... 64
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 70
A. Kesimpulan ......................................................................................... 70
B. Saran .................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 71
LAMPIRAN ................................................................................................ 74
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................. 109
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Level rendah dan level tinggi tween 80, level rendah dan level
tinggi span 80................................................................................ 33
Tabel II. Formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau .............................. 34
Tabel III. Nilai hRx Ekstrak Teh Hijau.......................................................... 40
Tabel IV. Hasil Pemeriksaan Ekstrak Teh Hijau............................................ 41
Tabel V. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Teh Hijau dan Vitamin C
menggunakan Metode DPPH.........................................………… 43
Tabel VI. Nilai HLB Teoritis Emulgel.................................................... ...... 46
Tabel VII. Hasil Uji pH Emulgel Anti-Aging Ekstrak Teh Hijau ................... 47
Tabel VIII. Hasil Pengukuran Sifat Fisik dan Stabilitas Emulgel..................... 52
Tabel IX. Efek Tween 80, Span 80 dan Interaksi dalam Menentukan Sifat
Fisik dan Stabilitas Emulgel............................................................. 53
Tabel X. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon daya sebar
emulgel........................................................................................... 55
Tabel XI. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon viskositas
emulgel................................................................................................ 57
Tabel XII. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon perubahan
viskositas emulgel..............................................................................
59
Tabel XIII. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon stabilitas fase
emulgel............................................................................................... 61
Tabel XIV. Hasil Pengukuran Tetesan Minyak dalam Emulgel........................... 61
Tabel XV. Hasil Pengukuran Indeks Iritasi Primer dan Sifat
Iritannya............... 63
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Kulit............. .................................................................. 11
Gambar 2. Mekanisme Reaksi antara DPPH dengan antioksidan.................. 16
Gambar 3. Lempeng KLT diamati dengan sinar biasa dan sinar
UV................................................................................................... 39
Gambar 4. Spektrum perbandingan panjang gelombang antara ekstrak teh hijau dengan katekin........ ...............................................................
42
Gambar 5. Kurva hubungan antara konsentrasi (µg/ml) dengan peredaman
radikal bebas (%) pada vitamin C dan ekstrak teh
hijau……......................................................................................... 43
Gambar 6. Struktur senyawa polifenol dalam teh hijau dengan gugus
hidroksi ........................................................................................... 45
Gambar 7. Gambar penampilan fisik emulgel setelah ditambah dengan fase
eksternal berlebih............................................................................. 48
Gambar 8. Gambar emulgel setelah ditambah dengan zat warna methylene
blue……………………………...................................................... 49
Gambar 9. Gambar emulgel dibawah mikroskop setelah ditambah dengan zat
warna methylene blue ………………………………..................... 50
Gambar 10. Grafik hubungan antara daya sebar-tween 80 dan grafik
hubungan antara daya sebar-span 80…........................................... 54
Gambar 11. Grafik hubungan antara viskositas-tween 80 dan grafik hubungan
antara viskositas-span 80………………………........ .................... 56
Gambar 12. Grafik hubungan antara perubahan viskositas-tween 80 dan grafik
hubungan antara perubahan viskositas-span 80 .............................. 58
Gambar 13. Grafik hubungan antara pemisahan fase emulgel-tween 80 dan
grafik hubungan antara pemisahan fase emulgel-span 80............... 60
Gambar 14. Grafik distribusi ukuran tetesan minyak dalam emulgel................. 62
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 15. Contour plot daya sebar emulgel................................................... 65
Gambar 16. Contour plot viskositas emulgel.................................................... 66
Gambar 17. Contour plot perubahan viskositas emulgel.................................. 67
Gambar 18. Contour plot pemisahan fase emulgel........................................... 68
Gambar 19. Contour plot superimposed sifat fisik dan stabilitas emulgel....... 69
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji aktivitas antioksidan......................................................... 74
Lampiran 2. Data Sifat fisik dan stabilitas sediaan emulgel....................... 76
Lampiran 3. Perhitungan Perhitungan Yate’s treatment……..................... 89
Lampiran 4. Data uji mikromeritik................... ......................................... 99
Lampiran 5. Data uji iritasi primer.................... ......................................... 101
Lampiran 6. Kuisioner subjective assessment............................................. 102
Lampiran 7. Perhitungan subjective assessment......................................... 103
Lampiran 8. Foto dokumentasi…………… ...................................……... 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Teh merupakan minuman yang paling populer di dunia. Posisinya berada
pada urutan kedua setelah air mineral. Diperkirakan tidak kurang dari 120 ml
setiap harinya, teh dikonsumsi setiap orang. Teh hijau memiliki khasiat yang lebih
baik dibandingkan teh hitam untuk perawatan kesehatan dan kecantikan. Berbagai
penelitian menunjukkan teh hijau bermanfaat untuk mencegah kanker,
osteoporosis, kardiovaskular, aterosklerosis, menyembuhkan penyakit ginjal dan
meningkatkan kekebalan tubuh. Sementara untuk perawatan kecantikan teh hijau
berperan sebagai antioksidan untuk mencegah penuaan dini, menghilangkan bau
mulut hingga sebagai obat pelangsing (Soraya, 2007). Berdasarkan hasil
penelitian-penelitian tersebut, kini ekstrak teh hijau telah banyak digunakan dalam
berbagai produk perawatan kecantikan, seperti facial foam, lotion, obat pelangsing
dan lulur.
Teh hijau mengandung senyawa polifenol berupa katekin yang
memberikan aktivitas antioksidan sehingga dapat mengurangi kerusakan sel dan
proses penuaan dini menjadi lebih lambat (Syah, 2006). Kandungan polifenol
dalam teh hijau antara lain adalah epikatekin, epikatekin galat, epigalokatekin dan
epigalokatekin galat. Menurut penelitian, kandungan zat antioksidan teh hijau 100
kali lebih efektif dari vitamin C dan 25 kali dari vitamin E yang juga merupakan
antioksidan potensial sebagai penyegar kulit dan mengatur keseimbangan radikal
bebas (Soraya, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Aktivitas antioksidan dari teh hijau dapat membantu mengontrol
aktivitas radikal bebas, yakni zat berbahaya yang sangat reaktif dan bersifat
merusak jaringan organ-organ tubuh hingga menimbulkan berbagai penyakit.
Salah satu efek dari radikal bebas adalah penuaan dini. Manusia akan mengalami
proses penuaan. Proses penuaan ini antara lain tampak dari kerutan dan keriput
pada kulit atau kemunduran lainnya dibanding ketika masih muda. Sebagian besar
garis-garis wajah dan kerut atau keriput disebabkan oleh pemaparan berlebihan
terhadap sinar UV, baik UVA yang bertanggung jawab atas noda gelap, kerut atau
keriput dan melanoma maupun UVB yang bertanggung jawab atas kulit terbakar
serta karsinoma (Anonim, 2008a). Dalam tubuh sebenarnya ada enzim yang dapat
menangkal radikal bebas, akan tetapi reaksi enzimatik ini tidak pernah mencapai
100%. Akibat dari kerusakan jaringan ini secara perlahan menyebabkan elastisitas
kolagen merosot dan kulit menjadi keriput dan timbul bintik-bintik pigmen
kecoklatan (Kumalaningsih, 2006).
Dengan adanya antioksidan proses penuaan dini serta kerusakan organ
tubuh dan risiko terserang berbagai penyakit diusia tua dapat dicegah. Penuaan
dini dapat dihambat dengan menggunakan 3 gram daun teh hijau yang diseduh
dengan 150 ml air mendidih, didiamkan dalam keadaan tertutup sampai dingin
dan disaring kemudian digunakan untuk membasuh wajah (Mursito, 2000). Cara-
cara tersebut dirasakan kurang praktis, khususnya bagi masyarakat yang memiliki
aktifitas cukup padat, karena itu dibuat suatu sediaan topikal yang dirancang
untuk penggunaan lokal pada kulit secara lebih praktis dan lebih efektif yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
emulgel. Ekstrak teh hijau juga dapat digunakan sebagai anti penuaan dini dengan
konsentrasi 5-10% (Anonim, 2002).
Emulgel adalah sediaan yang dibuat dengan mencampurkan emulsi baik
berupa tipe minyak dalam air maupun berupa tipe air dalam minyak dan gelling
agent sebagai pembentuk gel dengan konsentrasi tertentu. Emulgel juga telah
digunakan sebagai penghantar obat ke dalam jaringan kulit (Magdy, 2004). Gel
mempunyai kelebihan berupa kandungan air yang cukup tinggi sehingga
memberikan kelembapan yang bersifat mendinginkan dan memberikan rasa
nyaman pada kulit (Mitsui, 1997).
Emulsi mempunyai kelebihan berupa kemampuan penetrasi yang tinggi
pada kulit. Emulsi minyak dalam air lebih banyak digunakan sebagai basis obat
yang dapat tercuci dengan air untuk tujuan kosmetik. Emulsi air dalam minyak
lebih dapat digunakan untuk perawatan kulit kering dan pemakaian sebagai
emolien (Magdy, 2004). Atas dasar kelebihan dari emulsi dan gel tersebut maka
dibuat sediaan emulgel dari ekstrak teh hijau yang dapat berfungsi sebagai
pencegah proses penuaan dini.
Pada sediaan emulgel terdapat sistem gel dan sistem emulsi, dimana
dalam penelitian ini digunakan hidroksipropilmetilselulosa (HPMC) sebagai
gelling agent, tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent. Gelling agent
untuk kebutuhan farmasi dan sediaan kosmetik harus inert, aman dan tidak reaktif
dengan komponen lain (Zath and Kushla, 1996). Tween 80 merupakan
emulsifying agent larut air yang digunakan dalam sediaan kosmetik, yang
mempunyai HLB 15 sehingga mampu membentuk emulsi tipe M/A. Span 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
merupakan emulsifying agent nonionik dengan HLB 4,3 karena gugus lipofilnya
lebih dominan. Dalam interfacial film theory, adanya stable interfacial complex
condensed film yang terbentuk saat emulsifying agent yang bersifat larut air
dicampurkan dengan emulsifying agent yang bersifat larut lemak mampu
membentuk dan mempertahankan emulsi dengan lebih efektif dibandingkan
penggunaan emulsifying agent tunggal (Zats and Kushla, 1996). Emulsifying
agent akan mempengaruhi sifat fisik dan kestabilan sistem emulsi sehingga harus
diperhatikan sebelum sediaan dipasarkan kekonsumen. Suatu sediaan layak untuk
digunakan oleh masyarakat apabila memenuhi syarat keamanan. Oleh karena itu
selain optimasi, dalam penelitian ini juga dilakukan uji iritasi primer sebagai uji
awal untuk mengetahui tingkat keamanannya.
Desain faktorial merupakan metode rasional untuk menyimpulkan dan
mengevaluasi secara obyektif efek dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kualitas produk. Dengan metode ini dapat diketahui efek yang dominan antara
tween 80, span 80 dan interaksi keduanya dalam menentukan respon yang
diharapkan. Selain untuk menentukan efek yang dominan, desain faktorial juga
dapat digunakan untuk memperoleh sediaan dengan formula optimum. Komposisi
tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dioptimasi dengan metode desain
faktorial ini. Diharapkan dengan komposisi tween 80 dan span 80 yang optimum,
diperoleh sediaan emulgel yang memenuhi kualitas fisik yang baik meliputi daya
sebar, viskositas dan stabilitas fisik sehingga dapat diterima oleh masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. PERUMUSAN MASALAH
• Di antara tween 80, span 80 dan interaksi keduanya, mana yang lebih
dominan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas emulgel anti-aging
ekstrak teh hijau?
• Dapatkah ditemukan area komposisi optimum tween 80 dan span 80 pada
contour plot superimposed yang diprediksikan sebagai formula optimum
emulgel anti- aging ekstrak teh hijau?
• Apakah formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau memberikan efek
iritasi primer?
2. KEASLIAN KARYA
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, penelitian tentang
optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam
formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L.) O.K) :
aplikasi desain faktorial belum pernah dilakukan.
3. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat teoritis
Menambah pengetahuan tentang bentuk sediaan emulgel yang berasal dari
bahan alam.
b. Manfaat metodologis
Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian mengenai
penggunaan metode desain faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
c. Manfaat praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah dapat menghasilkan komposisi tween
80 dan span 80 yang optimal sehingga diperoleh sediaan yang berkhasiat,
aman dan dapat diterima oleh masyarakat.
B. TUJUAN PENELITIAN
a. Tujuan umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan formula dengan
komposisi tween 80 dan span 80 yang optimum sebagai emulsifying agent
dalam emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L)), yang
memenuhi persyaratan mutu yakni, berkhasiat, aman dan dapat diterima oleh
masyarakat.
b. Tujuan khusus
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :
• Mengetahui manakah yang dominan antara tween 80, span 80 dan
interaksi keduanya dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas emulgel.
• Menemukan area komposisi optimum tween 80 – span 80 pada contour
plot superimposed yang diprediksikan sebagai formula optimum emulgel
anti-aging ekstrak teh hijau.
• Mengetahui apakah formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau
memberikan efek iritasi primer atau sebaliknya, tidak memberikan efek
iritasi primer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Teh
Sinonim : Camellia bohea Griff, C. sinensis (L) O.K., C. theifera Dyer.,
Thea sinensis L,. T. asamica Mast, T. cochinchinensis Lour., T.
cantoniensis Lour., T. chinensis Sims., T. viridis L.
Klasifikasi
Devisi : Spermathophyta (tumbuhan biji)
Sub devisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah)
Sub kelas : Guttiferales (Clusiales)
Familia (suku) : Camelliaceae (Theaceae)
Genus (marga) : Camellia
Spesies : Camellia sinensis
Varietas : Assamica (Tuminah, 2004).
1. Klasifikasi teh
Teh dapat dikelompokkan dalam tiga jenis berdasarkan
pengolahannya, yaitu teh hijau (tidak difermentasi), teh oolong dan teh
pouchong (semifermentasi), dan teh hitam (fermentasi penuh) (Syah, 2006).
Teh hijau dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol oksidasenya di
dalam daun teh segar. Metode inaktivasi enzim polifenol oksidase teh hijau
dapat dilakukan melalui pemanasan (udara panas) yaitu memanaskan daun
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang sudah kering dan penguapan (steam /uap air) dimana daun teh segar yang
masih baru dipetik diuapkan sebentar kemudian dikeringkan. Kedua metode ini
berguna untuk mencegah tejadinya oksidasi enzimatis katekin (Syah, 2006).
Teh hitam dibuat dengan cara memfermentasikan daun teh, yang
sebelumnya sedikit dikeringkan dengan udara hangat, dilayukan dan digiling di
bawah pengaruh panas yaitu melalui oksidase katekin dalam daun segar dengan
katalis polifenol oksidase atau yang disebut dengan fermentasi. Proses
fermentasi ini dihasilkan dalam oksidasi polifenol sederhana, yaitu katekin teh
diubah menjadi molekul yang lebih kompleks dan pekat sehingga memberi ciri
khas teh hitam, yaitu berwana kuat dan tajam (Syah, 2006).
Teh oolong diproses melalui pemanasan daun dalam waktu singkat
setelah penggulungan, oksidasi terhenti dalam proses pemanasan, sehingga teh
oolong disebut dengan teh semifermentasi. Karakteristik teh oolong berada
diantara teh hitam dan teh hijau (Syah, 2006).
2. Kandungan kimia
a. Substansi fenol
1) Katekin (polifenol)
Katekin merupakan senyawa dominan dari polifenol teh hijau yang
merupakan senyawa larut dalam air, tidak berwarna dan memberikan
rasa pahit, tidak bersifat menyamak dan tidak berpengaruh buruk
terhadap pencernaan makanan, katekin teh bersifat antimikroba
(bakteri, virus), antioksidan, antiradiasi, memperkuat pembuluh darah,
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melancarkan sekresi air seni dan menghambat pertumbuhan sel kanker
(Fulder, 2004).
Katekin dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu proantocyanidin dan
polyester. Katekin teh hijau tersusun sebagian besar atas senyawa-
senyawa katekin, epikatekin, galokatekin, epigalokatekin, galokatekin
galat dan epigalokatekin galat (Syah, 2006). Kandungan teh hijau
bervariasi menurut cara pengolahannya. Kandungan katekin tertinggi
ada pada teh hijau, disusul teh oolong, dan teh hitam. Teh hijau
mengandung 16-30 % senyawa katekin.
2) Flavanol
Flavanol dalam teh meliputi quersetin, kaemferol, dan mirisetin.
Flavanol merupakan antioksidan alami yang mampu mengikat logam.
b. Substansi bukan fenol
Substansi bukan fenol terdiri dari: 4 % karbohidrat, 6 % substansi
pektin, 3-4 % alkaloid seperti teofilin (1,3-dimetil xantin), teobromin (3,7-
dimetil xantin) dan kafein (1,3,7-trimetil xantin). Kafein dapat berfungsi
sebagai stimulan pada sistem CNS (Central Nervous System) dalam sistem
respiratori dan jantung). Kandungan teh hijau lainnya adalah klorofil dan
zat warna lain, protein dan asam-asam amino, asam organik substansi
resin, vitamin, substansi mineral.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Substansi penyebab aroma
Beberapa pendapat menyatakan bahwa aroma teh berasal dari
glikosida yang terurai menjadi gula sederhana dan senyawa beraroma.
Pendapat lain mengatakan aroma berasal dari oksidasi karotenoid yang
menghasilkan senyawa mudah menguap (aldehid dan keton tidak jenuh)
(Syah, 2006).
d. Enzim
Beberapa enzim terdapat dalam daun teh. Peranan penting enzim-
enzim ini adalah sebagai biokatalisator pada setiap reaksi kimia dalam
tanaman. Enzim yang dikandung dalam daun teh diantaranya invertase,
amilase, β-glukosidase, oximetilase, protease dan peroksidase (Syah,
2006).
B. Kulit
Kulit merupakan organ terluas yang menutupi seluruh permukaan tubuh.
Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari pengaruh luar baik secara fisik
maupun imunologik. Kulit juga berperan penting dalam interaksi antar individu
dengan lingkungan, karena merupakan indera yang sensitif terhadap sentuhan
yang kadang membuat perasaan emosional (Rawling, 2002). Kulit memiliki
kekakuan yang bervariasi di setiap bagian yang berbeda. Daerah yang paling kaku
dan tebal adalah telapak kaki dan telapak tangan serta sela-sela jari. Kulit menjadi
lebih tipis dan berkeriput pada usia tua dan kelihatan kekuningan bahkan keabu-
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
abuan, sering disebut penuaan kulit. Pada kulit wajah, sel-selnya sangat tipis,
sehingga memungkinkan sediaan kosmetik dapat berpenetrasi (Young, 1972).
Gambar 1. Struktur Kulit
Kulit tersusun dari 3 komponen utama yaitu :
1. Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis terdiri dari 5 lapis sel, dari atas ke bawah, yaitu:
a. Stratum corneum
Stratum corneum adalah lapisan kulit terluar dan terdiri dari beberapa
lapisan sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah
berubah menjadi keratin. Lapisan tanduk memberikan perlindungan
terhadap cahaya, panas bakteri dan berbagai bahan kimia.
b. Stratum lucidum
Lapisan ini merupakan sel gepeng, jernih dan sel mati yang berisi eleidin,
eleidin dibentuk dari keratohialin dan akan berubah menjasi keratin.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri dari 3-5 lapis sel gepeng yang berisi butiran berwarna
gelap yang disebut keratohialin. Keratohialin ikut serta dalam langkah
pembentukan keratin.
d. Stratum spinosum
Lapisan ini terdiri dari 8-10 lapis sel poligonal yang sangat rapat.
Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen dan inti sel
terletak ditengah.
e. Stratum basale atau stratum germinativum
Stratum basale merupakan lapisan terdalam dalam epidermis. Lapisan ini
terdiri dari satu lapis sel kubus. Pada saat pembelahan sel, sel-sel ini akan
bergerak maju kepermukaan menjadi lapisan-lapisan yang diatasnya. Inti
selnya akan mengalami degenerasi dan selnya akan mati. Sel-sel ini akan
menggantikan sel-sel yang ada pada bagian paling atas epidermis.
2. Lapisan Dermis
Dermis terdiri dari jaringan connective yang berisi serabut kolagen dan serabut
elastin. Ruang diantara serabut tersebut berisi jaringan adiposa, folikel rambut,
saraf, kelenjar lemak dan kelenjar keringat.
Lapisan ini terdiri dari:
a. Pars papilaris terdiri dari jaringan connective yang berisi serabut elastis,
ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Pars retikularis adalah bagian bawah dermis yang berhubungan dengan
lapisan sub kutis. Bagian ini terdiri dari jaringan connective yang padat
yang berisi serabut kolagen dan serabut elastis.
3. Lapisan Subkutis
Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat longgar dengan isi sel lemak. Di lapisan
ini terdapat ujung saraf tepi, pembuluh darah dan saluran getah bening
(Tortora, 1990).
C. Penuaan dini
Kulit berubah mengikuti usia seseorang. Walaupun proses penuaan tidak
dapat dihindari, pemahaman tentang proses penuaan yang terjadi di kulit sangat
penting. Paparan sinar matahari dipercaya akan mempercepat proses perubahan
kulit. Penuaan akan dapat dipercepat lagi oleh radikal bebas yang berada di sekitar
kita. Proses penuaan kulit disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor instrinsik dan
faktor ekstrinsik. Penuaan kulit karena faktor ekstrinsik terjadi akibat adanya
faktor luar seperti sinar matahari, merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan dan
kekurangan nutrisi sedangkan faktor intrinsik dilatarbelakangi faktor genetik dari
individu dan diakibatkan dari usia yang tidak dapat dihindari. Proses penuaan
kulit yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik dapat menyebabkan penuaan dini.
Kelainan yang terjadi pada penuaan dini berupa kulit kering, kulit berkerut,
muncul noda-noda hitam pada kulit, kulit kusam, dan tidak bercahaya. Hal ini
terjadi karena adanya radikal bebas (Hermani, 2005).
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Diantara tanda-tanda penuan kulit yang dapat terlihat, yaitu kulit terlihat
kering, kasar, kendur dan kehilangan elastisitasnya, terdapat bercak atau noda
coklat kehitaman, keriput, adanya regangan kulit, timbul lipatan pada leher, dan
garis-garis ketuaan di wajah (Baumann, 2002).
D. Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang
dapat memberikan elektronnya secara cuma-cuma kepada molekul radikal bebas
tanpa terganggu sama sekali dan dapat merusak reaksi berantai dari radikal bebas
(Hudson, 1990).
Atas dasar fungsinya, antioksidan dapat dibedakan menjadi lima seperti
berikut :
1. Antioksidan primer yang bekerja dengan cara mencegah terbentuknya radikal
bebas yang baru dan mengubah radikal bebas menjadi molekul yang tidak
merugikan. Sebagian besar zat fenolik, tiokoferol, alkil galat, BHA, BHT dan
glutation peroksidase.
2. Antioksidan sekunder yang berfungsi untuk menangkap radikal bebas dan
menghalangi terjadinya reaksi berantai, misalnya vitamin C, Vitamin E, beta
karoten.
3. Antioksidan tersier yang bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas misalnya enzim metionin sulfoksidan
reduktase yang dapat memperbaiki DNA dalam inti sel.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Oxygen scavenger, antioksidan yang dapat mengikat oksigen sehingga tidak
mendukung reaksi oksidasi, misalnya vitamin C.
5. Chelators, kerjanya mengikat logam yang mampu mengkatalisis rekasi
oksidasi, misalnya asam sitrat asam amino, ethylendiamin (Kumalaningsih,
2006).
E. DPPH ( 1,1-difenil-2-pikrilhidrasil )
Aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat diukur dengan kemampuan
meredam radikal bebas. Dalam penelitian ini radikal bebas yang digunakan adalah
DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrasil atau α,α-difenil-β-pikrilhidrasi). DPPH adalah
merupakan suatu senyawa radikal bebas yang stabil. Prinsipnya adalah reaksi
penangkapan hidrogen dari antioksidan oleh radikal bebas DPPH yang berwarna
ungu dan berubah menjadi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin yang berwarna kuning
stabil. Sebaliknya senyawa DPPH kehilangan H akan menjadi radikal baru yang
reaktif. Suatu senyawa dapat digunakan sebagai radikal bebas yang bermanfaat,
apabila setelah bereaksi dengan radikal bebas akan menghasilkan radikal baru
yang stabil atau senyawa bukan radikal (Molyneux, 2004).
Antioksidan dinyatakan aktif bila menghambat radikal bebas lebih dari
80 %, dinyatakan sedang bila menghambat radikal bebas 50-80 % dan dinyatakan
tidak aktif bila menghambat radikal bebas kurang dari 50 % (Yen, 1995).
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reaksi antara DPPH sebagai radikal bebas dengan antioksidan:
1,1-difenil-2-pikrilhidrazil antioksidan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin
Gambar 2. Mekanisme reaksi antara DPPH dengan antioksidan
Nilai IC50 (Inhibiton Concentration 50) adalah konsentrasi antioksidan
(μg/ml) yang mampu menghambat 50 % radikal bebas. Nilai IC50 diperoleh dari
perpotongan garis antara 50 % daya hambatan dengan sumbu konsentrasi,
kemudian dimasukkan ke persamaan Y = a + bx dimana Y = 50 dan nilai X
menunjukkan IC50 (Yen, 1995).
F. Emulgel
Emulgel dibuat dengan mencampurkan emulsi dengan perbandingan
tertentu. Syarat sediaan emulgel sama seperti syarat untuk sediaan gel, yaitu untuk
penggunaan dermatologi harus mempunyai syarat antara lain sebagai berikut :
tiksotropik, mempunyai daya sebar yang mudah melembutkan, dapat bercampur
dengan beberapa zat tambahan (Magdy, 2004).
Pembuatan emulgel dilakukan dengan cara mencampurkan emulsi dan gel
dengan perbandingan tertentu. Bahan tambahan yang biasa digunakan dalam
pembuatan emulgel adalah gelling agent yang dapat meningkatkan viskositas,
O2N
NO2
N
NO 2
N +
O2N A •
NO2
HN
+ AH
NO2
N
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
emulsifying agent untuk menghasilkan emulsi yang stabil, humektan dan
pengawet.
Uji stabilitas merupakan proses evaluasi untuk menjamin bahwa sifat-
sifat utama produk tidak berubah selama waktu yang dapat diterima oleh
konsumen. Ketidakstabilan dapat dilihat dengan mengevaluasi karakteristik
produk, baik dengan pengamatan secara subyektif maupun obyektif. Pengamatan
secara subyektif misalnya dengan mengamati warna, bau dan penampilan produk,
sedangkan pengamatan obyektif misalnya dengan mengukur pH, daya sebar,
viskositas, ukuran partikel, dan lain-lain (Wilkinson, 1982).
G. Gelling Agent
Gel merupakan suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu
dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar dan saling diresapi cairan (Ansel, 1999). Gel pada umumnya
memiliki sifat rheologi pseudoplastik (Nairn, 1997). Gel biasanya digunakan
untuk diaplikasikan pada membran mukus atau jaringan yang luka atau terbakar
karena gel memiliki kandingan air yang tinggi yang dapat mengurangi iritasi
(Klech, 1986).
Hidrogel adalah sediaan semisolid yang mengandung material polimer
yang mempunyai kemampuan untuk mengembang dalam air tanpa larut dan bisa
menyimpan air dalam strukturnya. Hidrogel merupakan sistem yang menyebabkan
air tidak bisa bergerak karena adanya polimer tidak larut. Salah satu alasan
disukainya hidrogel sebagai komponen dari sistem penghantaran dan pelepasan
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
obat adalah kompatibilitasnya yang relatif baik dengan jaringan biologis. Polimer
yang digunakan dalam hidrogel terhidrolisis lambat dan secara bertahap
melepaskan obat bebas. Kelebihan hidrogel yaitu aman digunakan secara topikal,
transparan, licin, mudah digunakan, memberikan rasa dingin karena ada
penguapan air serta residunya mudah dihilangkan (Zatz and Kushla, 1996).
Hidrogel merupakan polimer organik seperti asam poliakrilik (carbomer), CMC-
Na dan selulosa eter non ionik (hidroksipropilmetilselulosa (HPMC)) sering
digunakan sebagai basis untuk tujuan pembuatan hidrogel (Barel et al, 2001).
HPMC tidak larut dalam alkohol, pembentukan gel dilakukan dengan pemanasan
pada suhu 50-90oC dan stabil pada pH 3-11.
H. Emulsifying Agent
Emulsifying agent adalah surfaktan yang mengurangi tegangan antar
muka antara minyak dan air, meminimalkan energi permukaan dari droplet yang
terbentuk (Allen, 2002).
Emulsifying agent bekerja dengan membentuk film atau lapisan di
sekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar
mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan dispers sebagai fase terpisah
(Anief, 2003).
Penggunaan campuran dua macam emulsifying agent biasanya lebih
stabil dibanding penggunaan emulsifying agent tunggal dengan menjumlahkan
HLB secara langsung. Emulsifying agent dapat dicampurkan dengan perbandingan
dan proporsi yang sesuai (Allen, 2002).
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a) Tween 80
Tween 80 digunakan sebagai emulsifying agent pada emulsi topikal
tipe minyak dalam air, dikombinasikan dengan emulsifier hidrofilik pada
emulsi minyak dalam air, dan untuk menaikkan kemampuan menahan air
pada salep, dengan konsentrasi 1-15%. Tween 80 digunakan secara luas pada
kosmetik sebagai emulsifying agent (Smolinske, 1992). Tween 80 merupakan
ester oleat dari sorbitol di mana tiap molekul anhidrida sorbitolnyanya
berkopolimerisasi dengan 20 molekul etilenoksida (anhidrida sorbitol :
etilenoksida = 1:20). Tween 80 berupa cairan kental berwarna kuning muda
sampai kuning sawo (Anonim, 1993), berbau karamel yang dapat
menyebabkan pusing (Greenberg, 1954), panas dan kadang-kadang pahit
(Anonim, 1993). Tween 80 sangat larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P
dan etilasetat P, tidak larut dalam parafin cair P (Anonim, 1993), tidak larut
dalam alkohol polihidrik (Greenberg, 1954). Tween 80 mempunyai titik lebur
yang berada pada suhu 5°-6°C, nilai pH 6,0-8,0 dan stabil dalam larutan
dengan pH 2-12 (Greenberg, 1954).
b) Span 80
Span 80 mempunyai nama lain sorbitan monooleat. Pemeriannya
berupa warna kuning gading, cairan seperti minyak kental, bau khas tajam,
terasa lunak. Kelarutannya tidak larut tetapi terdispersi dalam air, bercampur
dengan alkohol, tidak larut dalam propilenglikol, larut dalam hampir semua
minyak mineral dan nabati, sedikit larut dalam eter. Berat jenis pada 20oC
adalah 1 gram. Nilai HLB 4,3. Viskositas pada 25oC adalah 1000 cps.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Span 80 dapat disiapkan dari campuran sorbitol terester sebagian
dengan mono dan dianhidrida asam oleat. Digunakan dengan cara sama
seperti ester sorbitan, seperti span 20 tetapi lebih lipofilik dari span 20,
berguna untuk membuat krim tipe A/M, bagian kecil dari tween 60 atau
tween 80 dapat ditambahkan untuk mengurangi viskositas dan membantu
pembentukan emulsi, sehingga tidak perlu menggunakan homogenizer
sampai konsistensinya 10%, dapat dimasukkan dalam basis tipe parafin untuk
membentuk basis tipe anhidrat yang mampu menyerap sejumlah besar air
(Anonim, 1988).
I. Metode Desain Faktorial
Desain faktorial adalah pendekatan eksperimental kuno yang dilakukan
dengan meneliti efek dari suatu variebel eksperimental dengan menjaga variabel
lain konstan. Desain faktorial digunakan dalam percobaan untuk menentukan
secara simulasi efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang signifikan.
Signifikan berarti perubahan dari level rendah ke level tinggi pada faktor – faktor
menyebabkan perubahan besar pada responnya (Bolton, 1990)
Perencanaan percobaan faktorial (factorial design) merupakan suatu
metode rasional untuk menyimpulkan dan mengevaluasi secara obyektif efek dari
besaran yang berpengaruh terhadap kualitas produk (Voigt, 1994)
Desain faktorial mengandung beberapa pengertian, yaitu faktor, level,
efek, respon. Faktor merupakan setiap besaran yang mempengaruhi respon.
(Voigt, 1994). Level merupakan nilai atau tetapan untuk faktor. Efek adalah
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perubahan respon yang disebabkan variasi tingkat dari faktor. Efek faktor atau
interaksi merupakan rata – rata respon pada level tinggi dikurangi rata – rata
respon pada level rendah. Respon merupakan sifat atau hasil percobaan yang
diamati. Respon yang diamati harus dikuantitatifkan (Bolton, 1990).
Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor (misal A dan B) yang
masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda, yaitu level rendah dan
level tinggi. Dengan desain faktorial dapat didesain suatu percobaan untuk
mengetahui faktor dominan yang berpengaruh secara signifikan terhadap suatu
respon. Desain faktorial dengan dua faktor dalam suatu percobaan memberikan
pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah faktor A memiliki pengaruh yang signifikan terhadap suatu respon?
2. Apakah faktor B memiliki pengaruh yang signifikan terhadap suatu respon?
3. Apakah interaksi faktor A dan B memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
suatu respon? (Bolton, 1990)
Desain faktorial merupakan pilihan aplikasi persamaan regresi, yaitu
teknik untuk memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu
atau lebih variabel bebas. model yang dipilih dari analisis tersebut adalah model
matematika (Bolton, 1990).
Jumlah percobaan dalam desain faktorial adalah 2n, 2 menunjukkan level
dan n menunjukkan jumlah faktor. Langkah untuk percobaan faktorial terdiri dari
kombinasi semua level dari faktor. Desain percobaan yang paling sederhana
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah percobaan dengan 2 faktor dan 2 level (22). Dari percobaan dengan desain
faktorial 22 dapat diperoleh persamaan dengan konsep :
Y = B0 + B1(X1) + B2(X2) + B12(X1)(X2)
dimana : Y = respon hasil percobaan
X1, X2 = level, yang nilainya mulai (-1) sampai (+1)
B0, B1, B2, B12 = koefisien yang dapat dihitung dari hasil percobaan
B0 = rata – rata hasil semua percobaan
B1, B2, B12 = n
xy2∑ (Bolton, 1990)
Dalam penerapan rumus ini diperlukan empat percobaan, yaitu X1 dan X2
pada level rendah, X1 pada level tinggi dan X2 pada level rendah, X1 pada level
rendah dan X2 pada level tinggi, X1 dan X2 pada level tinggi. Agar dapat
mempermudah perhitungan, level tinggi dari faktor diubah menjadi +1 dan level
rendah dari faktor diubah menjadi –1 (Bolton 1990).
J. Uji Iritasi Primer
Iritasi adalah suatu reaksi kulit terhadap zat kimia misalnya alkali kuat,
asam kuat, pelarut, dan deterjen. Beratnya bermacam-macam, dari hiperemia,
edema, dan vesikulasi sampai pemborokan. Iritasi primer terjadi di tempat kontak
dan umumnya pada sentuhan pertama, karenanya berbeda dengan sensitisasi (Lu,
1995). Iritasi primer yang paling sering dimodifikasi dideskripsikan oleh John
Draize dan teman-temannya pada tahun 1944 (Hayes, 2001).
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tujuan dilakukannya uji Draize yaitu untuk mengidentifikasi bahan-bahan
kimia yang merupakan bahan yang sangat berbahaya, bukan untuk
membandingkan produk (Hayes, 2001). Ada beberapa uji iritasi kulit yang
dimodifikasi berdasarkan prosedur Draize. Modifikasi dilakukan pada spesies
hewan yang digunakan, jumlah bahan uji yang dipakai, pengolesan berulang dan
jenis pemeriksaan, misalnya histologi (Lu, 1995).
K. Landasan Teori
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penuaan dini yang
disebabkan oleh radikal bebas yang masuk dalam tubuh adalah dengan
menggunakan sediaan atau produk yang mengandung antioksidan. Teh hijau
merupakan antioksidan penyegar kulit dan pengatur keseimbangan radikal bebas
yang bisa memperlambat proses penuaan, aktivitas antioksidan ketekin dapat
mengurangi kerusakan sel sehingga proses penuaan menjadi lebih lambat (Syah,
2006). Secara tradisional, teh hijau digunakan untuk menghambat penuaan dini
dengan cara menyeduh daun teh hijau dengan air panas dan kemudian didiamkan
dalam keadaan tertutup sampai dingin dan disaring kemudian digunakan untuk
membasuh wajah.
Dalam penelitian ini ekstrak teh hijau akan diformulasikan dalam bentuk
emulgel. Alasan pemilihan bentuk sediaan tersebut karena gel mempunyai
kelebihan berupa kandungan air yang cukup tinggi sehingga memberikan
kelembapan yang bersifat mendinginkan dan memberikan rasa nyaman pada kulit
(Mitsui, 1997) dan emulsi mempunyai kelebihan berupa kemampuan penetrasi
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang tinggi pada kulit. Sistem emulsi ini menggunakan komposisi emulsifying
agent tween 80 – span 80. Komposisi emulsifying agent ini diharapkan akan
menurunkan tegangan antar muka minyak–air sehingga memberikan sistem
emulsi yang memenuhi kriteria. Komposisi emulsifying agent akan menentukan
sifat fisik dan stabilitas dari emulgel. Stabilitas sistem emulsi yang terbentuk dapat
dicapai dengan adanya tween 80 dan span 80 yang diprediksi dapat membentuk
stable interfacial complex condensed film. Lapisan ini bersifat fleksibel, viscous,
koheren, dan tidak mudah pecah selama molekul–molekulnya tertata dengan
efisien satu dengan yang lainnya.
Metode desain faktorial dapat digunakan untuk mendapatkan formula
yang optimum dilihat dari sifat fisik dan stabilitas emulgel. Dengan metode ini
efek tiap – tiap faktor maupun interaksi keduanya dapat teridentifikasi dan dapat
ditentukan faktor mana yang paling mempengaruhi sifat fisik, dan stabilitas
emulgel. Selain itu, dengan desain faktorial juga dapat diketahui area komposisi
optimum berdasarkan contour plot superimposed.
I. Hipotesis
Hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah diduga ditemukan
faktor yang dominan antara tween 80, span 80 atau interaksi keduanya dalam
menentukan sifat fisik dan stabilitas emulgel, serta diduga ditemukan area
komposisi tween 80 dan span 80 yang optimum sehingga menghasilkan emulgel
dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni menggunakan
desain faktorial dan bersifat eksploratif, yaitu mencari komposisi optimum
emulsifying agent (Tween 80 dan Span 80) dalam formula emulgel ekstrak teh
hijau sebagai anti-aging dengan parameter sifat fisik dan stabilitas emulgel.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah level tween 80 dan span 80
sebagai emulsifying agent.
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik emulgel yang
meliputi daya sebar, viskositas, dan stabiltas emulgel meliputi perubahan
viskositas dan stabilitas fase emulgel setelah penyimpanan selama satu bulan.
3. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah lama
pengadukan, kecepatan mixer untuk membuat sediaan emulgel, lama
penyimpanan.
4. Variabel pengacau tidak terkendali
Variabel pengacau tidak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu
penyimpanan, suhu dan kelembapan saat penelitian.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Definisi operasional
1. Teh hijau adalah teh yang dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol
oksidasenya di dalam teh segar yang berperan sebagai zat antioksidan.
2. Emulgel adalah sediaan yang dibuat dengan mencampurkan emulsi baik
berupa tipe minyak dalam air maupun berupa tipe air dalam minyak dan
gelling agent sebagai pembentuk gel dengan konsentrasi tertentu.
3. Desain faktorial adalah metode optimasi yang memungkinkan untuk
mengetahui efek yang dominan dalam menentukan sifat fisik emulgel dan
digunakan untuk menceri area komposisi optimum emulsifying agent (tween
80 dan span 80) berdasarkan contour plot superimposed yang diprediksikan
sebagai formula optimum pada penelitian ini.
4. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, dalam penelitian ini
digunakan 2 faktor, yaitu tween 80 sebagai faktor A dan span 80 sebagai
faktor B.
5. Level adalah nilai atau tetapan untuk faktor, dalam penelitian ini terdapat 2
level, yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah tween 80 dinyatakan
dalam jumlah 2 g dan level tinggi sebanyak 4 g. Level rendah span 80
dinyatakan dalam jumlah sebanyak 3,5 g dan level tinggi sebanyak 5,5 g.
6. Respon adalah besaran yang diamati perubahan efeknya, besarnya dapat
dikuantitatifkan. Dalam penelitian ini adalah hasil percobaan sifat fisik
emulgel (daya sebar dan viskositas) dan stabilitas emulgel (perubahan
viskositas dan pemisahan fase).
7. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi level dan faktor.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Sifat fisik emulgel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui
kualitas fisik emulgel yang meliputi daya sebar, viskositas dan perubahan
viskositas selama penyimpanan (1 bulan).
9. Daya sebar adalah diameter penyebaran 1 gram emulgel pada alat uji daya
sebar yang diberi beban 125 gram dan didiamkan selama 1 menit. Kriteria
daya sebar optimum adalah 5 - 6 cm.
10. Viskositas adalah hambatan emulgel untuk mengalir setelah adanya
pemberian gaya. Semakin besar viskositas, maka emulgel semakin tidak
mudah untuk mengalir. Kriteria viskositas optimum adalah 170 – 230 d Pa.s.
11. Perubahan viskositas adalah persentasr dari selisih viskositas emulgel dalam
penyimpanan selama 1 bulan dengan viskositas emulgel setelah dibuat.
Kriteria perubahan viskositas optimum adalah 25% - 30%.
12. Stabilitas fase emulgel adalah persentase volume emulgel yang stabil
dibandingkan dengan volume total emulgel dalam tabung berskala pada hari
ke- 0, 1, 3, 5, 7, 14, 21, 28 dan 30 setelah pembuatan emulgel.
Stabilitas fase emulgel = )1...(..............................%.........100xhh
o
u
Keterangan : hu = tinggi emulgel stabil (cm)
ho = tinggi emulgel mula – mula (cm)
13. Contour plot adalah grafik yang merupakan hasil dari respon sifat fisik dan
stabilitas emulgel.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Contour plot superimposed adalah penggabungan garis-garis pada daerah
optimum yang telah dipilih pada uji volume pemisahan fase, daya sebar,
viskositas dan perubahan viskositas.
15. Sifat fisik dan stabilitas emulgel adalah parameter yang digunakan untuk
mengetahui kualitas fisik emulgel. Dalam penelitian ini sifat fisik emulgel
meliputi daya sebar, viskositas dan stabilitas emulgel meliputi perubahan
viskositas emulgel setelah disimpan selama 1 bulan serta pemisahan fase yang
terjadi selama penyimpanan.
16. Daerah optimum dalam penelitian ini adalah sifat fisik emulgel yang meliputi
daya sebar emulgel 5-6 cm, viskositas emulgel 170 d Pa.s sampai 230 d Pa.s,
perubahan viskositas emulgel kurang dari 25% - 30% dan stabilitas fase
emulgel yang lebih besar dari 91%.
D. Alat dan Bahan Penelitian
1. Bahan penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak teh hijau
(Tritunggal Artha Makmur), metanol (kualitas p.a), DPPH (Sigma, kualitas
p.a), hidroksipropilmetilselulosa (HPMC) (Tritunggal Artha Makmur,
farmasetis), propilen glikol (Ikapharmamindo putramas, farmasetis), Tween
80 (PT. Ikapharmamindo putramas, farmasetis), Span 80 (Ikapharmamindo
putramas, farmasetis), liquid paraffin (Ikapharmamindo putramas, farmasetis),
metil paraben (Ikapharmamindo putramas, farmasetis), propil paraben
(Ikapharmamindo putramas, farmasetis) dan aquadest. 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : gelas ukur (Iwaki
TE-32 Pirex® Japan Under lic.), bekker glass (Iwaki TE-32 Pirex® Japan
Under lic.), mixer (Cucina Philips® dan Power Supply IC Regulated model ad
01), timbangan analitik (Precise 2000C – 2000D1), penangas air, stopwatch
(Casio®), kaca bulat berskala, alat uji daya sebar, dan Viscometer seri VT 04
(RION-JAPAN).
E. Tata Cara Penelitian
1. Pemeriksaan Ekstrak Teh Hijau
Pemeriksaan ekstrak teh hijau dilakukan secara Kromatografi lapis tipis
(KLT). Ekstrak teh hijau buatan dan ekstrak teh hijau sampel serta pewarna II
LP (campuran yang terdiri dari merah metal P, natrium fluoroseina P, biru
metal P dan hijau malakit P sama banyak dalam isopropanol P 0,05%)
ditotolkan sebanyak 10μl pada fase diam silica gel GF254. Bercak yang telah
ditotolkan pada fase diam kemudian dieluasi dengan campuran etil asetat-
metiletilketon P-asam format P-air (50:30:10:10) dengan jarak lambat 15 cm
setelah itu lempeng diangkat dan dikeringkan, diamati dengan sinar biasa dan
dengan sinar ultraviolet 366 nm (Anonim, 1980).
2. Pemeriksaan Katekin
Pemeriksaan katekin pada teh hijau dilakukan dengan menggunakan
Spektrofotometer UV-VIS yaitu dengan membandingkan spektrum yang
dihasilkan oleh baku pembanding katekin dengan ekstrak teh hijau yang
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengandung katekin. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang antara
266 - 280 nm, menggunakan konsentrasi yang sama (Anonim, 2000).
3. Uji aktivitas antioksidan
Ekstrak teh hijau dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan
radikal bebas DPPH. Sampel pada uji aktivitas antioksidan (DPPH) adalah
ekstrak teh hijau serta menggunakan vitamin C sebagai larutan pembanding.
a. Pembuatan larutan 1mM DPPH
Menimbang seksama 39,5 mg DPPH (BM 394,32) dan dilarutkan dengan
100,0 ml metanol p.a kemudian dimasukkan dalam botol yang telah
dilapisi dengan alluminium foil (untuk setiap pengujian larutan harus
dibuat baru).
b. Persiapan larutan DPPH tanpa penghambatan (0% penghambatan) sebagai
larutan blangko. Satu mililiter larutan DPPH 1mM dipipet dan dimasukkan
ke dalam labu ukur 5,0 ml kemudian ditambahkan metanol pro analisis
hingga 5,0 ml dan dihomogenkan.
c. Persiapan larutan uji
Menimbang seksama 5,0 mg sampel dan dilarutkan dalam metanol pro
analisis hingga 5,0 ml sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000
μg (sebagai larutan induk). Dipipet 25, 50, 125, 250, dan 500 µl larutan
induk ke dalam labu ukur 5,0 ml untuk mendapatkan konsentrasi 5, 10, 25,
50 dan 100 μg/ml.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Persiapan larutan pembanding
Menimbang seksama lebih kurang 5,0 mg vitamin C dan melarutkannya
dalam metanol pro analisis hingga 5,0 ml sehingga memperoleh larutan
dengan konsentrasi 1000μg/ml (sebagai larutan induk). Dipipet 25, 50,
125, 250 dan 500μl larutan induk ke dalam labu ukur 5,0 ml untuk
mendapatkan konsentrasi 5, 10, 25, 50 dan 100μg/ml.
e. Uji aktivitas
Ke dalam setiap tabung larutan uji dan larutan pembanding ditambahkan
1ml larutan DPPH 1mM dan metanol pro analisis hingga 5,0 ml. Mulut
tabung ditutup dengan alumunium foil dan dihomogenkan. Larutan DPPH
tanpa penghambatan (larutan blangko), larutan uji dan larutan kontrol
positif. Segera diinkubasi selama 30 menit pada 370C. Serapan diukur
pada panjang gelombang 515nm.
4. Optimasi formula emulgel
a. Formula
Formula yang digunakan untuk pembuatan emulgel anti aging
ekstrak teh hijau mengacu pada Optimation of chlorphenesin emulgel
formulation (Magdy, 2004) dengan formula sebagai berikut :
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Chlorphenesin 0,5 g
HPMC 2,5 g
Liquid parafin 5 g
Tween 20 0,6 g
Span 20 0,9 g
Propylene glycol 5 g
Etanol 2,5 g
Metyl paraben 0.03 g
Propyl paraben 0,01 g
Purified water to 100 g
Dilakukan modifikasi dengan mengganti zat aktif dan beberapa
eksipiennya. Formula hasil modifikasi adalah sebagai berikut :
Ekstrak teh hijau 5 g
HPMC 4,5 g
Parafin cair 5 g
Tween 80 2 – 4 g
Span 80 3,5 – 5,5 g
Propilen glikol 5 g
Metil paraben 0,15 g
Propil paraben 0,05 g
Aquadest ad 100 g
Formula diatas dibuat emulgel anti aging ekstrak teh hijau dengan
menggunakan emulsifying agent berupa tween 80 dan span 80. Level
rendah tween 80 adalah 2 gram dan level tinggi tween 80 adalah 4 gram.
Level rendah span 80 adalah 3,5 gram dan level tinggi span 80 adalah 5,5
gram. Penggunaan level rendah dan level tinggi emulsifying agent
berdasarkan pada literatur dan orientasi formula yang dilakukan oleh
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penulis. Berikut adalah rancangan desain faktorial tween 80 dan span 80
yang digunakan dalam penelitian :
Tabel I. Level Rendah dan Level Tinggi Tween 80, Level Rendah dan Level Tinggi Span 80
Formula Tween 80 (g) Span 80 (g) 1 2 3,5 a 4 3,5 b 2 5,5 ab 4 5,5
Keterangan : F (1) = tween 80 level rendah, span 80 level rendah F (a) = tween 80 level tinggi, span 80 level rendah F (b) = tween 80 level rendah, span 80 level tinggi F (ab) = tween 80 level tinggi, span 80 level tinggi
Berdasarkan tabel tersebut, dibuat 4 formula emulgel ekstrak teh
hijau sebagai berikut :
Tabel II. Formula emulgel anti aging ekstrak teh hijau Formula (1) a b ab
Ekstrak teh hijau 5 5 5 5 HPMC 4,5 4,5 4,5 4,5
Parafin cair 5 5 5 5 Tween 80 2 4 2 4 Span 80 3,5 3,5 5,5 5,5
Propilen glikol 5 5 5 5 Metil paraben 0,15 0,15 0,15 0,15 Propil paraben 0,05 0,05 0,05 0,05
Aquadest ad 100 100 100 100
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Pembuatan emulgel
1. Pembuatan dispersi HMPC (hidroksipropilmetilselulosa).
HMPC didispersikan sedikit demi sedikit dalam air suling panas pada
suhu 80 C, diaduk dengan pengaduk dan didiamkan 1 malam. o
2. Pembuatan emulsi : Fase minyak dibuat dengan mencampur span 80
dengan parafin cair pada suhu 70-80 o C, lalu diaduk sampai homogen.
Fase air dibuat dengan mencampur tween 80 sebagian air pada suhu
70-80 o C, lalu diaduk sampai homogen. Setelah homogen fase minyak
ditambahkan ke fase air kemudian sisa air ditambahkan sambil terus
diaduk dengan menggunakan pengaduk sampai terbentuk emulsi yang
homogen.
3. Pembuatan emulgel.
Emulsi dan HPMC yang sudah didispersikan dicampur sampai
terbentuk emulgel kemudian ditambahkan ekstrak teh hijau, metil
paraben dan popil paraben yang telah dilarutkan dalam propilen
glikol. Bahan-bahan tersebut dihomogenkan dengan kecepatan
pengadukan 200 rpm selama 20 menit.
5. Evaluasi sediaan emulgel :
1. Pemeriksaan Viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscosimeter Rion seri VT 04
dengan cara : sediaan emulgel dimasukkan dalam wadah dan dipasang
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada portable viscotester. Viskositas emulgel diketahui dengan mengamati
gerakan jarum penunjuk viskositas. Uji ini dilakukan dua kali, yaitu 48
jam setelah emulgel selesai dibuat dan setelah penyimpanan selama 1
bulan.
2. Pengujian Daya Sebar
Pengukuran daya sebar dilakukan 48 jam setelah pembuatan. Sediaan
emulgel ditimbang seberat 1 gram dan diletakkan ditengah kaca bulat
berskala. Diatas emulgel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga
berat kaca bulat dan pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit
kemudian dicatat penyebarannya. Pengujian ini dilakukan sebanyak 6 kali
untuk tiap-tiap formula.
3. Stabilitas Fase emulgel
Sediaan dimasukkan ke dalam tabung berskala kemudian diamati
perubahan pemisahan fase yang terjadi pada hari ke-0, 1, 3, 5, 7, 14, 21,
28, dan 30. Dihitung persentase emulgel yang stabil dibandingkan dengan
total volume emulgel dalam tabung berskala. Pemisahan fase emulgel dapat
dihitung dengan rumus:
Stabilitas fase emulgel = )1...(..............................%.........100xhh
o
u
Keterangan : hu = tinggi emulgel stabil (cm)
ho = tinggi emulgel mula – mula (cm)
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Tipe emulsi
a. Metode Pengenceran
Emulgel diletakkan di gelas arloji kemudian ditambahkan aquadest
dengan volume dua kali lipat volume emulgel dan diaduk dengan
batang pengaduk hingga merata. Pengamatan dilakukan dengan
melihat apakah emulgel bercampur atau tidak.
b. Metode Pewarnaan
Tipe emulsi dibawah mikroskop dengan menggunakan zat warna :
Metilen Blue
Emulgel diletakkan di gelas arloji kemudian ditambahkan 5 tetes
methylen blue dan diaduk dengan batang pengaduk hingga merata.
Pengamtan dilakukan dibawah mikroskop. Bila globul-globul tidak
berwarna merah (jernih) dan fase luar berwarna biru maka tipe
emulsi M/A.
5. Pengujian Mikromeritik
Penentuan ukuran partikel dengan metode mikroskopi, dengan alat
mikroskop. Pengukuran terlebih dululu dilakukan kalibrasi lensa
mikroskop kemudian dilakukan pengamatan ukuran partikel sebanyak 500
partikel dari emulgel teh hijau (Martin and Bustamante, 1993).
6. Subjective assesment
Subjective assesment emulgel dilakukan dengan cara mengoleskan emulgel
pada tangan sukarelawan. Sukarelawan diminta untuk menilai beberapa
kriteria seperti yang tercantum dalam kuisioner. Sukarelawan yang dipilih
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah yang berusia antara 20 - 50 tahun, jenis kelamin laki – laki dan
perempuan. Jumlah sukarelawan adalah 29 orang (Garg et al, 2002). Hasil
dari subjective assesment digunakan sebagai pertimbangan untuk
menentukan batasan fisik sediaan emulgel.
7. Uji Iritasi Primer
Sejumlah 0,5 gram emulgel dioleskan pada kulit punggung kelinci dengan
luasan tertentu yang telah dicukur, kemudian diberi tempelan dan ditutup
dengan plester. Tempelan dibiarkan di kulit selama 4 jam, kemudian
diambil dan diamati terjadinya eritema dan edema pada interval waktu 1
jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 1 minggu (Lu, 1995).
F. ANALISIS DATA
Data yang diperoleh dari uji sifat fisik emulgel meliputi daya sebar,
viskositas dan perubahan viskositas dianalisis menggunakan metode desain
faktorial. Dari pengolahan data, dapat dihitung efek tween 80, span 80 dan efek
interaksi sehingga dapat diketahui efek yang dominan dalam menentukan setiap
sifat fisik dan stabilitas emulgel. Dari persamaan desain faktorial dapat dibuat
contour plot dari setiap sifat fisik emulgel, kemudian digabungkan dalam
superimposed contour plot sehingga dapat dicari area komposisi optimum
emulsifying agent yang diprediksi sebagai formula emulgel yang optimum.
Analisis statistik Yate’s treatment untuk mengetahui signifikansi dari
setiap faktor dan interaksi dalam mempengaruhi respon. Berdasarkan analisis
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
statistik ini maka dapat ditentukan ada atau tidaknya hubungan dari setiap faktor
dan interaksi terhadap respon. Hal tersebut dapat dilihat dari harga F hitung dan F
tabel. Sebelumnya ditentukan hipotesis terlebih dahulu, hipotesis alternatif (H1)
menyatakan adanya regresi (hubungan) antara faktor dengan respon, sedangkan
H0
merupakan negasi dari H1
yang menyatakan tidak adanya regresi (hubungan)
antara faktor dengan respon. H1
diterima dan H0
ditolak apabila harga F hitung
lebih besar daripada harga F tabel, yang berarti bahwa faktor berpengaruh
signifikan terhadap respon. F tabel diperoleh dari nilai Fα(numerator,
denominator) dengan taraf kepercayaan 95 %. Derajat bebas faktor dan interaksi
(experiment) sebagai numerator, yaitu 1, dan derajat bebas experimental error
sebagai denominator, yaitu 15, sehingga diperoleh harga F tabel untuk faktor dan
interaksi pada semua respon adalah F0,05 (1,15)
= 4,5431.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Ekstrak Teh Hijau
1. Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Identifikasi ekstrak teh hijau secara KLT menggunakan fase diam
silika gel GF 254 dan fase gerak campuran etil asetat-metiletilketon-asam
format-air (50:30:10:10) dengan jarak rambat 15 cm. Hal ini bertujuan untuk
melihat apakah ekstrak teh hijau yang digunakan memiliki kandungan
senyawa yang sama dengan ekstrak buatan. Identifikasi dilakukan dengan
melihat harga Rf yang dihasilkan sampel. Harga Rf didefinisikan sebagai
perbandingan antara jarak titik pusat bercak dari awal dengan jarak garis
depan pelarut dari titik awal (Stahl, 1973).
a b c a b c
Sinar biasa, 254 nm Sinar UV, 366 nm Gambar 3. Lempeng KLT diamati dengan sinar biasa dan sinar UV
Keterangan : a = ekstrak buatan b = ekstrak sampel
39 c = zat warna II LP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dari gambar 3 dapat dilihat pada sinar biasa dan sinar UV 366
nm,ekstrak buatan dan ekstrak teh hijau menghasilkan tinggi bercak yang
sama dan berwarna kuning kecoklatan. Hasil penelitian menunjukkan harga
Rf untuk bercak pertama adalah 0,46 dan harga Rf untuk bercak kedua adalah
0,76. Zat warna II LP digunakan sebagai pembanding untuk melihat profil
KLT dari bercak sampel, dengan Rf 0,90. Dari nilai Rf yang diperoleh dapat
dihitung nilai hRx untuk tiap bercak sampel dan diperoleh hRx untuk bercak
pertama adalah 51 sedangkan hRx untuk bercak kedua adalah 84. Hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak teh hijau yang akan digunakan memenuhi
kriteria yang terdapat dalam MMI seperti yang terdapat dalam tabel dibawah
ini.
Tabel III. Nilai hRx Ekstrak Teh Hijau
No hRx Dengan sinar biasa Sinar UV 366 nm Tanpa
pereaksiDengan pereaksi
Tanpa pereaksi
Dengan pereaksi
1 2-5 - Kuning Ungu coklat Kuning coklat 2 15-19 - Kuning Ungu coklat Kuning coklat 3 21-26 - Kuning Ungu coklat Kuning coklat 4 28-32 - Kuning Ungu coklat Kuning coklat 5 38-42 - Kuning Ungu coklat Kuning coklat 6 49-53 - Kuning Ungu coklat Kuning coklat 7 54-58 - Kuning Ungu coklat Kuning coklat 8 59-63 - Kuning Ungu coklat Kuning coklat 9 70-74 - Kuning Ungu coklat Kuning coklat 10 80-84 - Kuning Ungu coklat Kuning coklat
Dari hasil identifikasi ekstrak dengan zat warna (MMI), ditunjukkan pada
tabel IV. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak teh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
hijau yang akan digunakan dalam penelitian memenuhi syarat yang terdapat
dalam MMI.
Tabel IV. Hasil Pemeriksaan Ekstrak Teh Hijau Pemeriksaan Syarat menurut literatur Hasil pemeriksaan
Identifikasi reaksi warna
a. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes asam sulfat pekat, terbentuk warna kuning
b. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N, terbentuk warna kuning
c. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida 5 %, terbentuk warna kuning hijau
d. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida 5% terbentuk warna coklat
e. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes asam klorida pekat, terbentuk warna kuning
f. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes amonia (25 %), terbentuk warna coklat
g. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes larutan asam asetat encer, terbentuk warna kuning coklat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
pH 5,0 – 7,0 5,4
2. Pemeriksaan Katekin pada Ekstrak Teh Hijau
Uji ini dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif apakah ekstrak
teh hijau yang digunakan mengandung katekin, diketahui bahwa aktivitas
antioksidan teh hijau berhubungan dengan kandungan katekinnya. Katekin
adalah senyawa dominan dari polifenol teh hijau yang merupakan senyawa
larut dalam air, tidak berwarna dan memberikan rasa pahit. Teh hijau
mengandung 16-30% senyawa katekin (Syah, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4. Spektrum Perbandingan Panjang Gelombang Maksimum antara ektrak teh hijau dengan katekin
Dari dari gambar 4 dapat dilihat bahwa profil spektrum panjang
gelombang antara ekstrak teh hijau dengan pembanding katekin serupa.
Katekin memiliki panjang gelombang maksimum 277,8 dan ekstrak teh hijau
memiliki panjang gelombang maksimum 279 nm. Maka dapat disimpulkan
bahwa ekstrak teh hijau tersebut mengandung katekin.
B. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Teh Hijau
Uji aktivitas antioksidan ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar
aktivitas antioksidan yang dihasilkan dari ekstrak teh hijau yang digunakan dalam
penelitian ini. Salah satu metode untuk menguji aktivitas antioksidan adalah
dengan metode peredaman radikal bebas DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil atau
α,α-difenil-β-pikrilhidrazil). Metode DPPH ini dipilih karena metode sederhana,
murah, cepat dan peka serta membutuhkan sedikit sampel. Pada metode ini
senyawa antioksidan (polifenol ekstrak teh hijau) akan bereaksi dengan radikal
bebas DPPH melalui mekanisme donasi atom hidrogen dan menyebabkan
terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu ke kuning. Sebelum dilakukan
pengukuran terlebih dahulu dilakukan scanning spektra sinar tampak terhadap
larutan blanko yaitu larutan DPPH yang serapannya diukur pada range panjang
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gelombang 450-550 nm. Dari hasil pengukuran didapat panjang gelombang
maksimum 516 nm dengan serapan 0,528 kemudian dilakukan pengukuran untuk
vitamin C dan ekstrak teh hijau. Berikut adalah data hasil uji aktivitas antioksidan
vitamin C dan ekstrak teh hijau dan kurva hubungan antara konsentrasi dengan
persen peredaman radikal bebas.
Tabel V. Aktivitas antioksidan ekstrak teh hijau dan vitamin C menggunakan metode DPPH
Sampel Konsentrasi (µg/ml)
% inhibisi IC50 (µg/ml)
r tabel
Vitamin C
5 24,55 ± 0,10
26,65 r = 0,9019
r = 0,878
10 37,05 ± 0,66 25 48,67 ± 0,19 50 88,25 ± 0,19 100 91,40 ± 0,66
Ekstrak Teh hijau
5 20,19 ± 0,29
26,19 r = 0,8837
10 33,52 ± 0,38 25 57,82 ± 0,47 50 89,51 ± 0,29 100 92,48 ± 0,21
0
20
40
60
80
100
120
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi (µg/ml)
Peredaman Radikal Beb
as (%
)
ekstrak teh hijau vitamin C Linear (vitamin C)
Gambar 5. Kurva hubungan antara konsentrasi (µg/ml) dengan peredaman
radikal bebas (%) pada vitamin C dan ekstrak teh hijau
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Hasil pengujian aktivitas antioksidan vitamin C dan ekstrak teh hijau dapat
dilihat pada tabel III. Dari hasil serapan yang didapat kemudian dihitung persen
peredaman DPPH, yang menujukkan besarnya aktivitas antioksidan larutan uji
(vitamin C dan ekstrak teh hijau) terhadap radikal bebas (DPPH). Dari data dapat
dilihat pada konsentrasi 100 µg/ml, persen peredaman radikal bebas pada vitamin
C dan ekstrak teh hijau secara berturut-turut yaitu 91,40% dan 92,48%.
Selanjutnya ditentukan kurva hubungan antara konsentrasi dengan persen
peredaman radikal bebas sehingga didapat persamaan regresi linier dan dapat
dihitung nilai IC50. IC50 yaitu konsentrasi larutan uji yang memberikan peredaman
DPPH sebesar 50%. Hasil uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH
menunjukkan bahwa ekstrak teh hijau mempunyai IC50 sebesar 26,19 µg/ml.
Apabila aktivitas antioksidan ekstrak teh hijau dibandingkan dengan aktivitas
antioksidan vitamin C yang mempunyai nilai IC50 26,65 µg/ml, aktivitas
antioksidan ekstrak teh hijau lebih besar daripada vitamin C. IC50 umum
digunakan untuk menyatakan aktivitas antioksidan suatu bahan uji dengan metode
peredaman radikal bebas DPPH (Molyneux, 2004). Semakin kecil harga IC50
maka akan semakin besar aktivitas antioksidannya.
Teh hijau mengandung senyawa polifenol yang bersifat sebagai
antioksidan. Antioksidan akan menetralkan radikal bebas, yang dapat
menyebabkan penuaan kulit. Ada empat polifenol utama dalam daun teh yaitu
epikatekin, epikatekingalat, epigalokatekin dan epigalokatekin galat (Soraya,
2007). Struktur dari keempat senyawa polifenol dalam daun teh hijau dapat dilihat
pada gambar 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
O
O
OH
HO
OH
OH
O
OH
OH
OHO
OH
OH
HO
OH
OH
2-(3,4-dihydroxyphenyl)chroman-3,5,7-triol 5,7-dihydroxy-2-(3,4-dihydroxyphenyl)chroman-3-yl 3,4,5-trihydroxybenzoate Epikatekin Epikatekingalat
O
OH
OH
HO
OH
OH
OH
2-(3,4,5-trihydroxyphenyl)chroman-3,5,7-triol
O
O
OH
HO
OH
OH
OH
C
O
OH
OH
OH Epigalokatekin Epigalokatekin galat Keterangan : : gugus hidroksi
Gambar 6. Struktur senyawa polifenol dalam teh hijau dengan gugus hidroksi
Pada gambar 6 dapat dilihat struktur senyawa polifenol dari ekstrak teh
hijau, setiap senyawa memiliki gugus hidroksi (OH). Gugus hidroksi ini dapat
berperan sebagai antioksidan, semakin banyak gugus hidroksi suatu senyawa
maka kemampuannya sebagai antioksidan semakin baik (Rohdiana, 2001). Dari
keterangan-keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa ekstrak teh hijau memiliki
aktivitas antioksidan sehingga dapat digunakan untuk pembuatan emulgel anti-
aging ekstrak teh hijau.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
C. Pembuatan Emulgel Ekstrak teh hijau
Pada penelitian ini dibuat empat formula yaitu formula 1, a, b dan ab.
Formula 1 terdiri dari tween 80 dan span 80 dengan level rendah, formula a terdiri
dari tween 80 level tinggi dan span 80 level rendah, formula b terdiri dari tween
80 level rendah dan span 80 level tinggi, dan formula ab terdiri dari tween 80 dan
span 80 dengan level tinggi. Pada tabel IV dapat dilihat nilai HLB teoritis dari tiap
formula, dengan nilai HLB tersebut dapat diperkirakan tipe emulsi dari sediaan
emulgel yang dihasilkan adalah tipe emulsi minyak dalam air (M/A).
Tabel VI. Nilai HLB Teoritis Emulgel Formula HLB
1 8,189 a 10,006 b 7,153 ab 8,805
Pembuatan emulgel ini diawali dengan mendispersikan HPMC ke dalam
aquadest dengan suhu 80oC, kemudian didiamkan selama satu malam. Hal ini
dilakukan dengan tujuan agar dapat terbentuk matriks gel HPMC yang lebih rigid.
Dalam pembuatan emulgel ini terdapat dua fase yang tidak saling campur yaitu
fase air dan fase minyak sebagai pembentuk emulsi. Pembuatan emulsi diawali
dengan pemanasan dari tiap-tiap fase pada suhu 70oC, dimana fase minyak terdiri
dari span 80, parafin cair dan parfum sedangkan fase air terdiri dari tween 80 dan
aquadest. Dalam hal ini tween 80 dan span 80 digunakan sebagai emulsifying
agent yang dapat menurunkan tegangan permukaan antara dua fase tersebut.
Pemanasan dilakukan untuk lebih memudahkan proses pembentukan emulsi,
dengan penggunaan energi yang besar maka akan terbentuk pendispersian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
lebih baik dari satu fase ke fase lainnya. Sistem emulsi yang sudah terbentuk
kemudian dicampurkan dalam sistem gel yang telah dibuat sebelumnya dan
dihomogenkan dengan menggunakan mixer. Dalam emulgel yang sudah
terbentuk, kemudian dimasukkan ekstrak teh hijau sebagai zat aktif, dan metil
paraben serta propil paraben yang sebelumnya sudah dilarutkan dalam propilen
glikol. Penambahan ekstrak teh hijau dilakukan setelah suhu emulgel yang
terbentuk menurun, karena dengan suhu yang tinggi ekstrak teh hijau akan mudah
teroksidasi. Penambahan parafin cair dalam formula adalah sebagai emolient dan
propilen glikol berfungsi sebagai humektan yang mempertahankan kelembapan
kulit sedangkan penambahan propil paraben dan metil paraben bertujuan untuk
mencegah tumbuhnya jamur secara sinergis dalam sediaan emulgel.
Berdasarkan dari hasil uji pH, didapatkan pH yang berbeda untuk tiap
formula. Data pH sediaan emulgel untuk tiap formula dapat dilihat pada tabel IV.
Dari data dapat dilihat bahwa tiap formula menghasilkan pH yang berada dalam
rentang pH kulit 4,0-6,0 sehingga dapat dikatakan bahwa emulgel yang dibuat
tidak akan mengiritasi kulit dan dengan pH seperti yang tertera pada tabel IV,
dapat dipastikan katekin dalam ekstrak teh hijau tetap stabil karena katekin stabil
pada rentang pH 4-8 (Syah, 2006).
Tabel VII. Hasil uji pH emulgel anti-aging ekstrak teh hijau Formula pH
1 5,25 a 5,15 b 5,31 ab 5,15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Penentuan Tipe Emulsi Emulgel Ekstrak Teh hijau
Emulgel merupakan sediaan yang dibuat dengan mencampurkan emulsi
baik berupa tipe O/W maupun berupa tipe W/O dengan gelling agent sebagai
pembentuk gel. Kenyamanan pemakaian emulgel saat diaplikasikan ke kulit
sangat ditentukan dari tipe emulsinya. Tipe emulsi yang nyaman digunakan
adalah tipe emulsi O/W, dimana fase minyak terdispersi dalam fase air sehingga
mudah dicuci dengan air.
Penentuan tipe emulsi dilakukan dengan menggunakan 2 macam cara
yaitu:
1. Menambahkan fase eksternal secara berlebih
Setiap emulgel diencerkan dengan air yang merupakan fase eksternal, dalam
gelas arloji. Hasil penelitian dapat dilihat pada gambar berikut :
Formula 1 Formula a
Formula b Formula ab
Gambar 7. Gambar penampilan fisik emulgel setelah ditambah dengan fase eksternal berlebih
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Emulgel dari tiap formula dapat bercampur dan menjadi encer setelah
ditambahkan dengan air. Fase dimana emulsi dapat diencerkan dengan air
maka emulsi tersebut bertipe O/W. Emulgel dapat menyebar karena jumlah
fase eksternal bertambah banyak sehingga viskositas menurun. Dari hasil
penentuan tipe emulsi dengan menambahkan fase eksternal berlebih didapat
bahwa emulgel yang dibuat merupakan emulsi tipe O/W.
2. Menggunakan zat warna
Tiap-tiap formula emulgel diberikan zat warna, dalam hal ini digunakan
zat warna methylene blue yang kemudian diamati dibawah mikroskop.
Methylene blue merupakan zat warna yang larut dalam air. Hasil penelitian
dapat dilihat pada gambar berikut :
a. Methylene blue
(Formula 1 (Formula a)
(Formula b) (Formula ab)
Gambar 8. Gambar emulgel setelah ditambah dengan zat warna methylene blue
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Mikroskop
(Formula 1) (Formula a)
(Formula b) (Formula ab)
Gambar 9. Gambar emulgel dibawah mikroskop setelah ditambah dengan zat warna methylene blue
Dengan penambahan methylene blue yang merupakan zat warna larut
dalam air maka bila diamati dibawah mikroskop akan terlihat globul-globul
emulsi yang tidak berwarna dan fase luar berwarna biru. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tipe emulsi yang terbentuk adalah tipe M/A.
E. Sifat Fisik dan Stabilitas Emulgel
Emulgel yang baik harus memenuhi sifat fisik dan stabilitas emulgel yang
baik sehingga dapat diterima masyarakat. Parameter sifat fisik emulgel dilihat dari
daya sebar dan viskositas emulgel setelah pembuatan sedangkan parameter
stabilitas emulgel dapat dilihat dari perubahan viskositas dan stabilitas fase
emulgel setelah disimpan selama satu bulan.
Uji daya sebar dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui mudah
tidaknya emulgel menyebar saat diaplikasikan ke kulit. Pengukuran daya sebar
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dilakukan dengan menggunakan 1 gram emulgel yang diletakkan ditengah kaca
bulat kemudian ditimpa dengan kaca bulat lain dan diberi beban hingga 125 gram.
Setelah didiamkan selama 1 menit diukur diameter dari berbagai sisi (Garg et al,
2002). Rata-rata diameter yang dihasilkan diasumsikan sebagai daya sebar
emulgel yang dibuat. Pemberian beban pada uji daya sebar dapat dianalogkan
sebagai tekanan yang diberikan pada saat emulgel diaplikasikan ke kulit.
Viskositas merupakan tahanan untuk mengalir. Semakin besar viskositas
berarti semakin kental sediaan yang dihasilkan, demikian juga sebaliknya semakin
kecil viskositas maka semakin encer sediaan yang dihasilkan. Viskositas emulgel
diukur dengan menggunakan viscometer RION seri VT 04 dan kemudian
viskositas dilihat dari skala yang tertera pada alat dengan satuan d Pa s.
Pengukuran viskositas dengan tujuan untuk melihat profil kekentalan emulgel ini
dilakukan dua kali yaitu 48 jam setelah dibuat dan satu bulan setelah pembuatan.
Pengukuran viskositas setelah penyimpanan selama satu bulan dilakukan untuk
mengetahui besarnya perubahan viskositas emugel. Parameter stabilitas emulgel
juga dapat dilihat dari kestabilan fase emulgel yang terjadi selama penyimpanan
(1 bulan). Pengujian ini dilakukan agar dapat mengetahui berapa besar perubahan
viskositas dan stabilitas fase emulsi yang terjadi sehingga masih bisa ditoleransi
dan dapat diterima konsumen.
Berikut ini merupakan data hasil pengukuran sifat fisik dan stabilitas
emulgel dalam penelitian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel VIII. Hasil Pengukuran Sifat Fisik dan Stabilitas Emulgel Formula Daya sebar
(cm) Viskositas
(d Pa.s) Perubahan viskositas
(%) Stabilitas fase emulgel (%)
1 5,55 ± 0,05 173,33 ± 5,16 27,88 ± 4,34 100 ± 0,00 a 5,80 ± 0,06 165,00 ± 5,27 26,26 ± 4,56 100 ± 0,00 b 5,35 ± 0,17 193,33 ± 5,16 28,44 ± 2,11 100 ± 0,00 ab 5,36 ± 0,07 181,66 ± 4,08 22,02 ± 4,14 88,73 ± 1,96
Dari data tabel VIII dapat dilihat bahwa tiap formula menghasilkan respon
yang berbeda terhadap uji sifat fisik dan stabilitas emulgel. Dari data dapat dilihat
juga bahwa semakin besar perubahan viskositas yang dihasilkan maka akan
semakin stabil fase emulgel. Dalam penelitian ini dihasilkan viskositas yang
semakin kental setelah penyimpanan selama satu bulan daripada setelah
pembuatan. Hal ini dikarenakan sifat dari gel yang pseudoplastik, dimana dengan
semakin meningkat viskositas ikatan antara gel dengan sistem emulsi akan
semakin kuat sehingga dapat meminimalkan terjadinya ketidakstabilan fase
emulgel.
Pada tabel VIII juga menunjukkan dengan peningkatan level tween 80
maka perubahan viskositas yang dihasilkan akan semakin kecil. Dari data juga
dapat dilihat respon daya sebar dan viskositas, dimana penggunaan span 80 level
rendah dihasilkan daya sebar yang lebih besar dengan viskositas yang rendah.
Pada penggunaan span 80 level tinggi, daya sebar yang dihasilkan lebih rendah
dan viskositas yang dihasilkan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa daya sebar dan
viskositas mempunyai hubungan yang berbanding terbalik, semakin besar
viskositas suatu sediaan maka semakin kecil daya sebar sediaan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Data yang diperoleh dari uji sifat fisik kemudian diolah menggunakan
desain faktorial untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam menentukan
sifat fisik dan stabilitas emulgel.
Hasil perhitungan desain faktorial sifat fisik dan stabilitas emulgel sebagai
berikut :
Tabel IX. Efek Tween 80, Span 80, dan Interaksi dalam Menentukan Sifat Fisik dan Stabilitas Emulgel
Efek Daya sebar (cm)
Viskositas (d Pa.s)
Perubahan viskositas (%)
Stabilitas fase emulgel (%)
Tween 80 0,13 |-10| |-8,04| |-5,63| Span 80 |-0,32| 18,33 |-3,86| |-5,63| Interaksi |-0,12| |-1,67| |-4,80| |-5,63|
Keterangan :
- (negatif) : efek dari faktor tersebut dapat menurunkan sifat fisik dan stabilitas
fase emulgel
1. Daya sebar emulgel
Daya sebar emulgel menunjukkan mudah tidaknya sediaan untuk
diaplikasikan ke kulit. Pada tabel X merupakan hasil perhitungan Yate’s
treatment dengan taraf kepercayaan 95% untuk respon daya sebar. Dari hasil
perhitungan harga F yang diperoleh dari Yate’s treatment menunjukkan
bahwa tween 80, span 80, dan interaksi keduanya memberikan pengaruh yang
bermakna secara statistik. F hitung dari ketiganya lebih besar daripada F tabel
yaitu 4,5431. Harga F hitung span 80 yang paling besar, hal ini menunjukkan
bahwa span 80 merupakan faktor yang dominan dalam menentukan respon
daya sebar emulgel.
Dari hasil perhitungan efek untuk masing-masing faktor dan
interaksinya terhadap daya sebar emulgel juga menunjukkan bahwa faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang paling dominan dalam menentukan daya sebar adalah efek span 80
(tabel VI). Dari hasil perhitungan efek, nilai efek span 80 sebesar |-0,32|
sedangkan tween 80 dan interaksinya berturut-turut sebesar 0,13 dan |-0,12|.
Hubungan pengaruh peningkatan level tween 80 dan span 80 terhadap
daya sebar emulgel, dapat dilihat pada grafik berikut :
(10a) (10b)
Gambar 10. Grafik hubungan antara daya sebar-tween 80 (10a) dan grafik hubungan antara daya sebar-span 80 (10b)
Dari grafik hubungan antara daya sebar-tween 80, dapat dilihat bahwa
peningkatan level tween 80 akan meningkatkan daya sebar emulgel pada span
80 level tinggi maupun level rendah (a). Tween 80 cenderung bersifat hidrofil
sehingga dapat menyebabkan penurunan viskositas. Viskositas yang rendah
akan menghasilkan daya sebar emulgel yang besar sedangkan peningkatan
level span 80 akan menurunkan daya sebar emulgel pada tween 80 level
tinggi maupun level rendah (b). Dari gambar 10 terlihat adanya interaksi
diantara kedua emulsifying agent yang ditunjukkan dengan ketidaksejajaran
grafik.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel X. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon daya sebar Source of variation Degrees
of fredom Sum of Squares
Mean Squares F
Replicates 5 0,1158 0,0232 Treatment 3 0,7907 0,2636 a 1 0,1053 0,1053 14,625 b 1 0,6048 0,6048 84 ab 1 0,0806 0,0806 11,1944Experimental error 15 0,1076 0,0072 Total 23 1,0141
Span 80 berpengaruh secara dominan dalam menentukan respon daya
sebar karena span 80 cenderung bersifat lipofil dan mempunyai viskositas
yang lebih kental daripada tween 80 sehingga lebih berpengaruh terhadap
peningkatan viskositas. Emulgel dengan viskositas besar mempunyai daya
sebar yang kecil. Dalam menentukan efek yang dominan tanda positif dan
negatif tidak diperhatikan, tetapi hanya memperhatikan nilainya. Efek span 80
bernilai negatif berarti bahwa adanya span 80 dalam emulgel akan
menurunkan daya sebar emulgel. Demikian juga dengan interaksi tween 80
dengan span 80 bernilai negatif, berarti interaksi kedua faktor tersebut akan
menurunkan daya sebar emulgel. Efek tween 80 yang bernilai positif berarti
faktor tersebut akan meningkatkan daya sebar emulgel.
2. Viskositas emulgel
Viskositas merupakan tahanan untuk mengalir suatu sediaan, semakin
besar tahanannya maka semakin besar viskositas sediaan yang dihasilkan.
Dari hasil perhitungan harga F yang diperoleh untuk respon viskositas
memperlihatkan bahwa tween 80 dan span 80 memberikan pengaruh yang
bermakna secara statistik. Hal ini ditunjukkan dengan harga F hitung dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keduanya lebih besar daripada F tabel 4,5431 (tabel XI). Harga F span 80
paling besar daripada yang lain, hal ini menegaskan bahwa span 80
merupakan faktor yang dominan dalam menentukan respon viskositas.
Perhitungan efek untuk viskositas terlihat pada tabel IX dimana juga
ditunjukkan bahwa span 80 merupakan faktor dominan untuk meningkatkan
viskositas emulgel. Hal ini terlihat pada efek span 80 sebesar 18,33, efek
tween 80 |-10| dan efek interaksinya sebesar |-1,67|. Efek span 80 bernilai
positif, hal ini berarti penggunaan span 80 akan meningkatkan viskositas
emulgel sedangkan untuk efek tween 80 dan interaksinya bernilai negatif
berarti penggunaan kedua faktor tersebut dapat menyebabkan viskositas
emulgel menurun.
Hubungan pengaruh peningkatan level tween 80 dan span 80 terhadap
daya sebar emulgel, dapat dilihat pada grafik berikut :
(11a) (11b)
Gambar 11. Grafik hubungan antara viskositas-tween 80 (11a) dan grafik hubungan antara viskositas-span 80 (11b)
Pada gambar 11 dapat dilihat pengaruh peningkatan level tween 80 dan
span 80 terhadap viskositas emulgel. Semakin banyak jumlah tween 80 yang
digunakan maka viskositas emulgel akan semakin menurun pada penggunaan
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
span 80 baik pada level tinggi maupun level rendah (gambar 11a). Pada
gambar 11 b, dapat dilihat bahwa semakin banyak span 80 yang digunakan
maka viskositas emulgel akan meningkat pada penggunaan tween 80 baik
pada level tinggi maupun level rendah. Hal ini disebabkan karena span 80
memiliki viskositas yang tinggi dan berpengaruh dominan dalam
meningkatkan viskositas emulgel. Grafik yang menunjukkan adanya dua garis
yang tidak sejajar pada garis level tinggi dan level rendah menunjukkan
bahwa adanya interaksi antara tween 80 dan span 80.
Tabel XI. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon viskositas Source of variation Degrees of
fredom Sum of Squares
Mean Squares F
Replicates 5 133,3333 26,6667 Treatment 3 2633,3333 877,7778 a 1 600 600 24,5455 b 1 2016,6666 2016,6666 82,5001 ab 1 16,6667 16,6667 0,6818 Experimental error 15 366,6667 24,4444 Total 23 3133,3333
3. Perubahan viskositas emulgel
Perubahan viskositas dapat diketahui setelah penyimpanan selama 1
bulan. Dari perhitungan harga F dapat dilihat F hitung tween 80 lebih besar
daripada F tabel. Hal ini berarti tween 80 memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan viskositas emulgel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12a) (12b)
Gambar 12. Grafik hubungan antara perubahan viskositas-tween 80 (12a) dan grafik hubungan antara perubahan viskositas-span 80 (12b)
Tween 80 merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan
perubahan viskositas (tabel IX). Efek tween 80, span 80 dan interaksi
keduanya menyebabkan perubahan viskositas yang semakin kecil.
Peningkatan level tween 80 akan mempengaruhi perubahan viskositas
emulgel. Peningkatan level tween 80 akan menurunkan perubahan viskositas
pada penggunaan level tinggi maupun pada level rendah span 80 (gambar
12a). Peningkatan level span 80 akan mempengaruhi perubahan viskositas
emulgel. Peningkatan level span 80 pada penggunaan tween 80 level rendah
akan meningkatkan perubahan viskositas sedangkan peningkatan level span 80
pada penggunaan tween 80 level tinggi akan menyebabkan perubahan
viskositas emulgel semakin kecil (gambar 12b). Adanya interaksi tween 80
dan span 80 yang ditunjukkan dengan garis yang tidak sejajar.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel XII. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon perubahan viskositas
Source of variation Degrees of fredom
Sum of Squares
Mean Squares F
Replicates 5 31,2946 6,2589 Treatment 3 152,0999 50,6999 a 1 97,2038 97,2038 5,2971 b 1 20,2401 20,2401 1,1029 ab 1 34,6560 34,6560 1,8886 Experimental error 15 275,2515 18,3501 Total 23 458,6460
4. Stabilitas fase emulgel
Stabilitas fase emulgel dapat dilihat dari uji pemisahan fase selama satu
bulan penyimpanan dalam suhu kamar. Uji ini dilakukan dengan mengamati
pemisahan fase emulsi pada hari ke-0, 1, 3, 5, 7, 21, 28 dan 30. Pada uji
pemisahan fase emulgel, didapat satu formula yang mengalami pemisahan
fase yaitu formula ab dimana formula ini terdiri dari tween 80 dan span 80
dengan level tinggi. Stabilitas fase emulgel dipengaruhi oleh interaksi dari
kedua emulsifying agent yang digunakan yaitu tween 80 dan span 80. Bagian
lipofil dari tween 80 dan span 80 akan berada pada fase minyak dan bagian
yang hidrofil akan berada pada fase air, membentuk ikatan sehingga akan
terbentuk lapisan film antarmuka yang kuat dan kestabilan dari fase emulgel
dapat tetap terjaga 100%. Pada formula ab yang stabilitasnya menurun
menjadi 88,73%, hal ini mungkin disebabkan dari proses pengadukan yang
tidak optimal membuat fase minyak dan fase air tidak menyatu secara
sempurna dan ikatan yang terbentuk diantara keduanya lemah. Ikatan yang
lemah dapat menimbulkan daya kohesi yang besar sehingga dapat terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
coalescence, dalam hal ini dapat dilihat terjadinya pemisahan fase emulgel
pada formula ab.
88
90
92
94
96
98
100
102
1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Tween 80 (gram)
Stab
ilita
s fa
se em
ulge
l (%
)
level rendah Span 80 level tinggi Span 80
88
90
92
94
96
98
100
102
3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
Span 80 (gram)
Stab
ilita
s fase
emulge
l (%
)
level rendah Tween 80 level tinggi Tween 80
(13 a) (13b)
Gambar 13. Grafik hubungan antara stabilitas fase emulgel-tween 80 (13a) dan grafik hubungan antara stabilitas fase emulgel-span 80 (13b)
Pada gambar 13a dapat dilihat bahwa semakin banyak tween 80 yang
digunakan maka kestabilan sediaan dari uji pemisahan fase emulgel akan
menurun pada penggunaan span 80 level tinggi, sedangkan pada penggunaan
span 80 level rendah, stabilitas fase emulgel tidak mengalami perubahan.
Peningkatan level span 80 pada penggunaan tween 80 level rendah tidak
memberikan perubahan stabilitas fase emulgel sedangkan peningkatan level
span 80 pada penggunaan tween level tinggi akan menurunkan stabilitas fase
emulgel. Pada gambar 13 menunjukkan adanya pengaruh tween 80 dan span
80 terhadap stabilitas fase emulgel.
Pada perhitungan harga F menunjukkan bahwa interaksi antara tween
80 dengan span 80 memberikan pengaruh secara signifikan terhadap stabilitas
fase emulgel. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung interaksi yang lebih
besar daripada F tabel. Besarnya pengaruh dari tiap faktor dapat dilihat pada
tabel IX, dimana tween 80, span 80 dan interaksi keduanya memiliki efek
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
yang sama terhadap stabilitas fase emulgel dan semua faktor tersebut bernilai
negatif yang berarti efek dari tiap faktor akan menurunkan stabiltas fase
emulgel. Dari hasil perhitungan efek tiap faktor secara desain faktorial, tidak
dapat ditentukan faktor mana yang dominan karena ketiga faktor memberikan
angka yang sama.
Tabel XIII. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada stabilitas fase emulgel
Source of variation Degrees of fredom
Sum of Squares
Mean Squares F
Replicates 5 4,8393 0,96786 Treatment 3 571,0509 190,3503 a 1 190,3501 190,3501 196,6833 b 1 190,3501 190,3501 196,6833 ab 1 190,3507 190,3507 196,6839 Experimental error 15 14,5180 0,9678 Total 23 590,4082
F. Uji Mikromeritik Emulgel
Uji mikromeritik dilakukan untuk mengetahui ukuran dari tetesan minyak
dari sistem emulsi yang terbentuk. Dari hasil perhitungan diperoleh ukuran tetesan
minyak yang paling banyak (modus) terdapat dalam dalam satu formula, dimana
sebelumnya data ukuran minyak yang diperoleh dibuat rentang dengan skala
tertentu. Berikut adalah data ukuran tetesan minyak yang paling banyak (modus)
terdapat dalam satu formula :
Tabel XIV. Hasil pengukuran tetesan minyak dalam emulgel Formula Modus (mikron)
1 5,48 a 4,45 b 6,92 ab 5,53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari tabel XIV dapat dilihat modus, dengan modus dapat diketahui ukuran
tetesan minyak yang paling banyak terbentuk. Data yang diperoleh ukuran tetesan
minyak yang sering muncul dibawah 10 mikron. Ukuran tetesan minyak yang
terkecil dihasilkan oleh formula a, dimana formula tersebut berisi tween 80 level
tinggi dan span 80 level rendah. Dari data dapat disimpulkan penggunaan tween
80 dengan level tinggi akan menghasilkan ukuran tetesan minyak yang kecil.
Semakin kecil ukuran tetesan minyak yang dihasilkan maka akan semakin besar
juga luas permukaan tetesan minyak yang kontak dengan sistem gel sehingga
kestabilan emulgel akan semakin baik. Distribusi ukuran tetesan minyak dalam
emulgel dapat dilihat pada gambar 14. Dari gambar dapat dilihat formula a
memiliki distribusi ukuran tetesan minyak yang paling kecil daripada formula
lainnya, selain itu juga dapat dilihat ukuran partikel tetesan minyak yang paling
banyak dari tiap formula.
Gambar 14. Grafik distribusi ukuran tetesan minyak dalam emulgel
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
G. Uji Iritasi Primer
Syarat suatu sediaan yang layak digunakan masyarakat adalah sediaan
yang memenuhi syarat keamanan. Uji iritasi primer merupakan uji awal untuk
mengetahui keamanan dari formula emulgel yang dibuat. Iritasi primer merupakan
suatu reaksi kulit terhadap zat kimia yang masuk dalam tubuh, reaksi ini terjadi
ditempat kontak pada sentuhan pertama. Dimana bila terjadi iritasi kulit akan
menjadi merah (eritema) dan terjadi pembengkakan (edema). Hal ini karena
emulgel yang terdiri dari berbagai macam bahan yang tidak dapat diterima tubuh,
sehingga terjadi iritasi. Aliran darah akan mengalir kedaerah yang terjadi iritasi
sehingga kulit terlihat merah (eritema), dan banyak jumlah darah didaerah iritasi
akan membuat kulit terlihat mengembang (edema).
Uji iritasi primer dilakukan berdasarkan metode Draize. Uji ini dilakukan
dengan cara mengoleskan 0,5 gram emulgel anti-aging yang telah dibuat pada
punggung kelinci yang telah dicukur dan dilakukan pengamatan pada 1jam,
24jam, 48jam, 72 jam dan 1 minggu setelah pengolesan. Parameter yang
digunakan untuk uji iritasi primer yaitu eritrema dan edema. Hasil pengukuran
indeks iritasi primer adalah sebagai berikut :
Tabel XV. Hasil pengukuran indeks iritasi primer emulgel dan sifat iritannya
Formula Indeks Iritasi Primer Sifat 1 0 Tidak mengiritasi a 0 Tidak mengiritasi b 0 Tidak mengiritasi ab 0 Tidak mengiritasi
Dari hasil uji iritasi primer pada tiap formula emulgel yang telah dilakukan pada
kulit kelinci menunjukkan bahwa formula 1, a b dan ab tidak mengiritasi. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
ditunjukkan dengan tidak adanya eritema dan edema yang terjadi pada kulit
kelinci setelah diolesi dengan emulgel.
H. Optimasi Formula
Optimasi formula dilakukan untuk menentukan formula optimum,
dimana formula tersebut memiliki karakteristik sifat fisik dan stabilitas yang baik
untuk sediaan emulgel sesuai yang dikehendaki. Hasil pengukuran sifat fisik
emulgel yang berupa daya sebar, viskositas, perubahan viskositas, dan stabilitas
fase emulgel dapat dibuat contour plot. Contour plot menggambarkan area
optimum respon yang diinginkan dari setiap optimasi. Area tersebut kemudian
digabungkan dalam contour plot superimposed sifat fisik dan stabilitas emulgel
untuk memperoleh area optimum formula emulgel anti-aging berdasarkan
emulsifying agent yang digunakan.
1. Contour plot daya sebar emulgel
Daya sebar merupakan salah satu parameter sifat fisik dari emulgel,
dimana daya sebar menunjukkan mudah tidaknya emulgel diaplikasikan ke
kulit. Berdasarkan dari perhitungan desain faktorial didapat persamaan untuk
respon daya sebar emulgel yaitu Y = 5,230 + 0,335.XA + 0,020XB – 0,060
.XA.XB, melalui persamaan ini dapat dibuat contour plot untuk daya sebar.
Pada contour plot daya sebar (gambar 15) dapat ditentukan area
optimum komposisi tween 80 dan span 80 yang memberikan daya sebar
seperti yang dikehendaki. Daya sebar yang optimal diharapkan dapat
menjamin pemerataan emulgel saat diaplikasikan ke kulit. Respon yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipilih dalam optimasi adalah pada diameter 5 cm – 6 cm karena diharapkan
memiliki daya sebar formula yang optimum sesuai nilai daya sebar yang
direkomendasikan untuk sediaan semifluid yaitu 5 cm sampai 7 cm. Pada data
sensory assessment didapat data bahwa formula 1 memiliki daya sebar yang
paling disukai, dimana formula 1 memiliki daya sebar dengan diameter rata-
rata 5,55 cm dan berada pada area optimum untuk daya sebar.
Gambar 15. Contour plot daya sebar emulgel
: area komposisi optimum tween 80 dan span 80 untuk respon daya sebar
2. Contour plot viskositas emulgel
Berdasarkan perhitungan desain faktorial diperoleh persamaan untuk
respon viskositas yaitu Y = 140,814 – 1,242.XA + 11,670.XB – 0,835.XA.XB.
Viskositas emulgel yang diinginkan yaitu emulgel dengan viskositas yang
tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah. Viskositas emulgel yang
dipilih, diharapkan dapat memudahkan dalam proses pengemasan dan pada
saat diaplikasikan ke kulit. Area komposisi optimum tween 80 dan span 80
untuk respon viskositas yang dibuat dari persamaan diatas dapat dilihat pada
gambar 16. Viskositas emulgel yang dipilih yaitu 170 – 230 dPa.s yang
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan pada sensory assessment. Pada sensory assessment didapat data
bahwa formula 1 dengan rata-rata viskositas 173,33 lebih disukai dan
memberikan daya sebar yang baik.
Gambar 16. Contour plot viskositas emulgel
: area komposisi optimum tween 80 dan span 80 untuk respon viskositas
3. Contour plot perubahan viskositas emulgel
Perubahan viskositas merupakan salah satu parameter kestabilan
emulgel, emulgel dikatakan lebih stabil apabila tidak terjadi perubahan
viskositas tetapi bila terjadi perubahan viskositas, diharapkan perubahannya
seminimal mungkin. Persamaan desain faktorial untuk perubahan viskositas
adalah Y = 20,12 + 3,39.XA + 2,68.XB - 1,20.XA.XB. Dari persamaan ini
dapat dibuat grafik contour plot untuk perubahan viskositas (gambar 17). Pada
contour plot perubahan viskositas dapat ditentukan area komposisi optimum
dari tween 80 dan span 80 yang memberikan perubahan viskositas yang
seminimal mungkin karena perubahan viskositas merupakan parameter
ketidakstabilan emulgel. Dalam penelitian ini dipilih respon perubahan
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viskositas pada rentang 25% - 30%, karena perubahan viskositas yang terjadi
akan semakin membuat fase emulsi dalam emulgel akan semakin stabil.
Viskositas sediaan emulgel setelah penyimpanan selama satu bulan lebih
kental daripada setelah pembuatan, hal ini dikarena sifat yang gel yang
pseudoplastik. Sifat gel yang seperti itu akan membuat emulsi akan semakin
terikat kuat dengan matriks gel sehingga stabilitas fase dalam sediaan menjadi
lebih baik. Hukum stokes menyatakan bahwa viskositas sediaan yang tinggi
dapat memperlambat laju coalescence sehingga sediaan menjadi lebih stabil.
Gambar 17. Contour plot perubahan viskositas emulgel : area komposisi optimum tween 80 dan span 80 untuk respon
perubahan viskositas
4. Contour plot stabilitas fase emulgel
Stabilitas fase emulgel ini ditentukan dengan melihat pemisahan fase
dari tween 80 dan span 80 yang dalam emulgel sebagai pembentuk sistem
emulsi. Emulgel dikatakan stabil apabila tidak terjadi pemisahan fase dari
emulsifying agent yang digunakan. Berdasarkan perhitungan desain faktorial
didapatkan persamaan untuk stabilitas fase emulgel adalah Y = 80,278 +
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9,589.XA + 5,635.XB – 2,817.XA.XB, dan dari persamaan ini dapat dibuat
contour plot untuk stabilitas fase emulgel (gambar 18).
Pada contour plot stabilitas fase emulgel (gambar 18), dapat
ditentukan area komposisi optimum emulgel untuk memperoleh respon
stabilitas fase emulgel yang dikehendaki terbatas pada jumlah bahan yang
diteliti. Area yang dipilih untuk mendapatkan emulgel dengan stabilitas fase
yang baik yaitu area yang stabilitas fasenya lebih besar dari 91%, semakin
besar stabilitas fase emulgel maka akan semakin stabil sediaan yang
dihasilkan. Hal ini selain berdasarkan dari data sensory assessment, juga
dapat dilihat pada tabel V formula 1, a dan b menghasilkan stabilitas fase
emulgel 100%. Stabilitas fase 100% berarti tidak terjadi pemisahan fase pada
emulgel sedangkan pada formula ab didapat stabilitas fase sebesar 88,73%
sehingga dipilih area lebih besar dari 91% dengan harapan akan dihasilkan
emulgel dengan stabilitas tinggi.
Gambar 18. Contour plot stabilitas fase emulgel
: area komposisi optimum tween 80 dan span 80 untuk respon pemisahan fase emulgel
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Contour plot superimposed
Formula optimum emugel anti-aging dapat diprediksi dengan
menggabungkan area komposisi optimum dari semua uji sifat fisik dan
stabilitas emulgel. Grafik pada area optimum dari masing-masing uji yang
telah ditentukan, digabungkan menjadi satu contour plot yang disebut contour
plot superimposed sebagai berikut :
Gambar 19. Contour plot superimposed sifat fisik dan stabilitas emulgel
: area contour plot superimposed
Dari grafik contour plot superimposed, dapat diperkirakan komposisi
dari tween 80 dan span 80 yang optimal untuk memperoleh formula yang
memiliki semua sifat yang optimal pada level yang diteliti. Pada area (biru
tua) ini emulgel memiliki respon dari semua sifat fisik dan stabilitas emulgel
yang optimum, sehingga bila dibuat emulgel dengan komposisi tween 80 dan
span 80 yang optimum maka akan diperoleh emulgel yang memiliki sifat fisik
dan stabilitas seperti yang diinginkan.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Span 80 dominan dalam menentukan respon daya sebar dan viskositas,
sedangkan tween 80 dominan dalam menentukan perubahan viskositas
(selama penyimpanan) dan tidak ada faktor yang dominan dalam menentukan
pemisahan fase emulgel.
2. Ditemukan area komposisi optimum dari tween 80 dan span 80 pada contour
plot superimposed yang diprediksi sebagai formula emulgel anti-aging ekstrak
teh hijau.
3. Emulgel anti-aging ekstrak teh hijau tidak memberikan efek iritasi primer.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji aktivitas antioksidan pada
sediaan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang optimasi proses pembuatan
formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau.
3. Perlu dilakukan uji iritasi kulit pada pemejanan berulang emulgel anti-aging
ekstrak teh hijau.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L.V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding, Second Edition, 263, 276, American Pharmaceutical Association, USA.
Anief, Moh., 2003, Ilmu Meracik Obat, 132-148, UGM Press, Yogyakarta Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, jilid V, 468, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1988, Emulgator dalam Bidang Farmasi, 70-71, Institut Teknologi
Bandung, Bandung Anonim, 1993, Kodeks Kosmetika Indonesia, Edisi II, Volume I, 389-390,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2000, Green Tea: Riset dan Pengembangan, 22, PT. Kimia Farma Tbk,
Jakarta Anonim, 2002, Green Tea Extract, 1-2, Crodarom, Chanac
Anonim, 2008a, Cara Kerja Anti Aging, http://www.sapos.co.id/berita/index.asp?id=97667. Diakses 21 April 2008
Ansel, H.C., 1999, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, 390, UI Press,
Jakarta
Barel, Andre O, Marc Paye and Howard, I., 2001 Handbook of Cosmetic Science and Technology, 155, Marcel Dekker, Inc, New York
Baumann L., 2002, Cosmetic dermatology principle and practice, 105-111, The McGraw-Hill Companies, Florida
Bolton, S., 1990, Pharmaceutical Statistics, Practical and Clinical Application, 3th Edition, 308-553, Marcel Dekker, Inc., New York
Fulder, S., 2004, Khasiat teh hijau, diterjemahkan oleh Trisno Rahayu Wilujeng, 42, 101, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta
Garg, A., Aggrawal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid Formulations: An Update, Pharmaceutical Technology, September 2002, 84-105, http://www.pharmtech.com, diakses tanggal 22 Maret 2008
Greeberg, L.A., 1954, Handbook of Cosmetic Materials, 325, Interscience Publishers, Inc., New York
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hayes, A.W., 2001, Principles and Methods of Toxicology, Fourth Edition, 1063-1064, Taylor & Francis, United States of America
Hermani, R.M., 2005, Tanaman berkhasiat antioksidan, 8-9, Penebar Swadaya, Jakarta
Hudson, B.J.F., 1990, Food Antioxidants, 20, Elsevier, New York
Klech, C.M., 1986, Gels and Jellies, in Swarbick, J., and Boylan, J.C., Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Vol. 6, 421, 432, Marcel Dekker Inc., New York
Kumalaningsih, S., 2006, Antioksidan Alami, 14,17-18, Trubus Agrisarana,
Surabaya
Lu, Frank C., 1995, Basic Toxicology, Fundamental, target organs, and risk assessment, diterjemahkan oleh Edi Nugroho, Edisi II, 239-245, Universitas Indonesia, Jakarta
Magdy, I.M., 2004, Optimation of chlorphenesin emulgel formulation, The AAPS
journal Vol VI, http://www.Aapspharm sci.org/. Diakses 31 Maret 2007 Martin, Alfred., Swarbrick, J., dan Cammarata, A., 1993,Physical Pharmacy
diterjemahkan oleh Yoshita, Ed. III, 1132, Universitas Indonesia Press, Jakarta
Martin, A. dan Bustamante P., 1993, Physical Pharmacy, 4th ed., 430-431, Lea and Febiger, Philadelphia
Mitsui T., 1997, New Cosmetic science, 351-353, Elsevier, Amsterdam
Molyneux P., 2004, The use the stable freee radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidantns activity, 211, J. Sci. Tech. Vol XXVI
Mursito, B., 2000, Tampil percaya diri dengan ramuan tradisional, 36, Penebar Swadaya, Jakarta
Nairn, J. G., 1997, Topical Preparation, in Swarbick, J., and Boylan, J.C., Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Vol. 15, 235, Marcel Dekker Inc., New York
Rawling, A., 2002, The Skin Moisturizer, 245, 259, 560, Marcel Dekker, Inc.,
New York.
Rohdiana, D, 2008, Teh hitam dan Antioksidan, http://www.ritc.or.id/files/rohdiana_Teh_Hitam_dan_Antioksidan.pdf, Diakses 29 Mei 2008
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Smolinske, S.C., 1992, Handbook of Food, Drug and Cosmetic Excipient, 295-296, CRC Press, USA.
Soraya, Noni, 2007, Sehat & Cantik berkat Teh hijau, 61-63, Penebar Plus, Jakarta
Syah, A.N.A., 2006, Taklukan Penyakit dengan Teh Hijau, 59-60, 61, 72, PT.Agromedia Pustaka, Jakarta
Tortora G.J., Angnostakos N.P., 1990, Principles Of Anatomy and Physiology, 6th edition, 120-133, Harper and Row Publisher, New York
Tuminah, S., 2004, Teh Sebagai Salah Satu Sumber Oksidan, http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_16AntioxidantTea.pdf/144_16AntioxidantTea.html, Diakses 29 Mei 2008
Voigt, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, ed IV, 330, 380, Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Wilkinson J.B., Moore R.J., 1982, Harry’s cosmeticology, 7th edition, 632, George Godwin, London
Yen, G.C., dan Chen, H.Y., 1995, Antioxidant Activity of Various Tea Extract in
Relation to their Antimutagenicity. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 27-32
Young, A., 1972, Practical Cosmetic Science, 17-21, 53-55, 102, Mills & Boon Limited, London
Zats, J.L., and Kushla, G.P., 1996, Gels, in Lieberman, H.A., Lachman, L., Schwatz, J.B., (Eds.), Pharmaceutical Dosage Forms: Dysperse System Vol. 2, 2
nd Ed., 291, 400-401, Marcel Dekker Inc., New York.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Uji Aktivitas Antioksidan
Vitamin C Sampel Konsentrasi
(µg/ml) Ab Replikasi % inhibisi IC50
I II III
Vitamin C
5
0,528
0,398 0,399 0,398 24,55 ± 0,10
26,65069 10 0,336 0,329 0,332 37,05 ± 0,66 25 0,272 0,270 0,271 48,67 ± 0,19 50 0,063 0,061 0,062 88,25 ± 0,19 100 0,042 0,049 0,045 91,40 ± 0,66
Ekstrak Teh Hijau Sampel Konsentrasi
(µg/ml) Ab Replikasi % inhibisi IC50
I II III
Ekstrak Teh hijau
5
0,528
0,421 0,423 0,420 20,19 ± 0,29
26,19149 10 0,351 0,349 0,353 33,52 ± 0,38 25 0,220 0,225 0,223 57,82 ± 0,47 50 0,055 0,057 0,054 89,51 ± 0,29 100 0,041 0,039 0,039 92,48 ± 0,21
% Inhibisi = %100×−
b
sb
AAA
Keterangan : Ab : Serapan larutan DPPH dalam metanol p.a
As : Serapan sampel dalam metanol p.a
Perhitungan persamaan regresi antara konsentrasi (μg/ml) dengan peredaman
radikal bebas (%).
Diperoleh persamaan untuk vitamin C :
Y = 0,7041.X + 31,233
a = 31,233 b = 0,7041 r = 0,9019
Hasil perhitungan nilai IC50 Vitamin C sebagai pembanding
Y = 0,7041.X + 31,233 50 = 0,7041.X + 31,233 x = 26,65069 μg/ml
Diperoleh persamaan untuk ekstrak teh hijau : Y = 0,7382.X + 30,663
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a = 30,663 b = 0,7382 r = 0,8837
Hasil perhitungan nilai IC50 ekstrak teh hijau Y = 0,7382.X + 30,663 50 = 0,7382.X + 30,663 x = 26,29149 μg/ml
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Sifat Fisik dan Stabilitas Sediaan emulgel
pH emulgel
Formula pH 1 5,25 a 5,15 b 5,31 ab 5,15
Daya Sebar Emulgel (cm)
Pengulangan uji 1 a b ab 1 5,55 5,85 5,35 5,40 2 5,50 5,75 5,40 5,35 3 5,65 5,90 5,50 5,50 4 5,50 5,80 5,45 5,30 5 5,56 5,75 5,40 5,35 6 5,55 5,75 5,00 5,30
Rata-rata 5,55 5,80 5,35 5,36 SD 0,05 0,06 0,17 0,07
Formula Tween 80 Span 80 Interaksi Respon
1 - - + 5,55 a + - - 5,80 b - + - 5,35 ab + + + 5,36
Efek Tween 80 =2
36,535,580,555,5 +−+−
= 0,13
Efek Span 80 =2
36,535,580,555,5 ++−−
= 32,0−
Efek Interaksi =2
36,535,580,555,5 +−−
= 12,0−
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persamaan :
Y = b0 + b1(XA) + b2(XB) + b12(XA) (XB)
Faktor A : level Tween 80
Faktor B : level Span 80
Formula 1
5,55 = b0 + b1(2) + b2(3,5) + b12(2) (3,5)
5,55 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12 (1)
Formula a
5,80 = b0 + b1(4) + b2(3,5) + b12(4) (3,5)
5,80 = b0 + 4b1 + 3,5b2 + 14b12 (2)
Formula b
5,35 = b0 + b1(2) + b2(5,5) + b12(2) (5,5)
5,35 = b0 + 2b1 + 5,5b2 + 11b12 (3)
Formula ab
5,36 = b0 + b1(4) + b2(5,5) + b12(4) (5,5)
5,36 = b0 + 4b1 + 5,5b2 + 22b12 (4)
Eliminasi 1 dan 2
5,55 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12
5,80 = b0 + 4b1 + 3,5b2 + 14b12 -
-0,25 = -2b1 – 7b12 (5)
Eliminasi 3 dan 4
5,35 = b0 + 2b1 + 5,5b2 + 11b12
5,36 = b0 + 4b1 + 5,5b2 + 22b12 -
-0,01 = -2b1 – 11b12 (6)
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eliminasi 5 dan 6
-0,25 = -2b1 – 7b12
-0,01 = -2b1 – 11b12-
-0,24 = 4 b12
b12 = -0,060
Eliminasi 1 dan 3
5,55 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12
5,35 = b0 + 2b1 + 5,5b2 + 11b12-
0,20 = -2 b2 - 4 b12 (7)
Substitusi b12 ke persamaan 5
-0,25 = -2b1 – 7b12
-0,25 = -2b1 – 7(-0,06)
b1 = 0,335
Substitusi b12 ke persamaan 7
0,20 = -2 b2 - 4 b12
0,20 = -2 b2 – 4 (-0,06)
b2 = 0,020
Substitusi b1, b2, b12 ke persamaan 1
5,55 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12
5,55 = b0 + 2(0,335) + 3,5(0,020) + 7(-0,06)
b0 = 5,230
Persamaan daya sebar
Y = 5,230 + 0,335(XA) + 0,020(XB) – 0,060(XA) (XB)
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Viskositas Emulgel (d.Pa.S)
Pengulangan uji 1 a b ab 1 170 160 200 180 2 170 170 200 190 3 180 170 190 180 4 180 160 190 180 5 170 170 190 180 6 170 160 190 180
Rata-rata 173,33 165 193,33 181,66 SD 5,16 5,47 5,16 4,08
Formula Tween Span Interaksi Respon 1 - - + 173,33 a + - - 165 b - + - 193,33 ab + + + 181,66
Efek Tween 80 =2
66,18133,19316533,173 +−+−
= 10−
Efek Span 80 =2
66,18133,19316533,173 ++−−
= 18,33
Efek Interaksi =2
66,18133,19316533,173 +−−
= 67,1− Persamaan :
Y = b0 + b1(XA) + b2(XB) + b12(XA) (XB)
Faktor A : level Tween
Faktor B : level Span
Formula 1
173,33 = b0 + b1(2) + b2(3,5) + b12(2) (3,5)
173,33 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12 (1)
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Formula a
165 = b0 + b1(4) + b2(3,5) + b12(4) (3,5)
165 = b0 + 4b1 + 3,5b2 + 14b12 (2)
Formula b
193,33 = b0 + b1(2) + b2(5,5) + b12(2) (5,5)
193,33 = b0 + 2b1 + 5,5b2 + 11b12 (3)
Formula ab
181,66 = b0 + b1(4) + b2(5,5) + b12(4) (5,5)
181,66 = b0 + 4b1 + 5,5b2 + 20b12 (4)
Eliminasi 1 dan 2
173,33 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12
165 = b0 + 4b1 + 3,5b2 + 14b12 -
8,33 = -2b1 – 7b12 (5)
Eliminasi 3 dan 4
193,33 = b0 + 2b1 + 5,5b2 + 11b12
181,66 = b0 + 4b1 + 5,5b2 + 20b12 -
11,67 = -2b1 – 11b12 (6)
Eliminasi 5 dan 6
8,33 = -2b1 – 7b12
11,67 = -2b1 – 11b12 -
-3,34 = 4 b12
b12 = -0,835
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eliminasi 1 dan 3
173,33 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12
193,33 = b0 + 2b1 + 5,5b2 + 11b12 -
-20 = -2 b2 - 4 b12 (7)
Substitusi b12 ke persamaan 5
8,33 = -2b1 – 7b12
8,33 = -2b1 – 7(-0,835)
b1 = -1,242
Substitusi b12 ke persamaan 7
-20 = -2 b2 - 4 b12
-20 = -2 b2 – 4 (-0,835)
b2 = 11,670
Substitusi b1, b2, b12 ke persamaan 1
173,33 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12
173,33 = b0 + 2(-1,242) + 3,5(11,670) + 7(-0,835)
b0 = 140,814
Persamaan viskositas
Y = 140,814 - 1,242(XA) + 11,670(XB) – 0,835(XA) (XB)
Perubahan Viskositas
Pengulangan uji 1 a b ab 1 210 210 220 250 2 200 220 230 250 3 210 220 210 250 4 220 220 220 240 5 200 230 230 250 6 210 230 220 250
Rata-rata 208,33 221,66 221,66 248,33
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengulangan
uji % pergeseran viskositas
1 a b ab 1 21,15 27,27 29,31 21,10 2 26,92 21,21 29,31 26,61 3 26,92 27,27 29,31 15,60 4 26,92 33,33 24,14 21,10 5 32,69 21,21 29,31 26,61 6 32,69 27,27 29,31 21,10
Rata-rata 27,88 26,26 28,44 22,02 SD 4,34 4,56 2,11 4,14
Formula Tween Span Interaksi Respon
1 - - + 27,88 a + - - 26,26 b - + - 28,44 ab + + + 22,02
Efek Tween =2
02,2244,2826,2688,27 +−+−
= 04,8−
Efek Span =2
02,2244,2826,2688,27 ++−−
= 86,3−
Efek Interaksi =2
02,2244,2826,2688,27 +−−
= 80,4− Persamaan :
Y = b0 + b1(XA) + b2(XB) + b12(XA) (XB)
Faktor A : level Tween
Faktor B : level Span
Formula 1
27,88 = b0 + b1(2) + b2(3,5) + b12(2) (3,5)
27,88 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12 (1)
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Formula a
26,26 = b0 + b1(4) + b2(3,5) + b12(4) (3,5)
26,26 = b0 + 4b1 + 3,5b2 + 14b12 (2)
Formula b
28,44 = b0 + b1(2) + b2(5,5) + b12(2) (5,5)
28,44 = b0 + 2b1 + 5,5b2 + 11b12 (3)
Formula ab
22,02 = b0 + b1(4) + b2(5,5) + b12(4) (5,5)
22,02 = b0 + 4b1 + 5,5b2 + 20b12 (4)
Eliminasi 1 dan 2
27,88 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12
26,26 = b0 + 4b1 + 3,5b2 + 14b12 -
1,62 = -2b1 – 7b12 (5)
Eliminasi 3 dan 4
28,44 = b0 + 2b1 + 5,5b2 + 11b12
22,02 = b0 + 4b1 + 5,5b2 + 20b12 -
6,42 = -2b1 – 11b12 (6)
Eliminasi 5 dan 6
1,62 = -2b1 – 7b12
6,42 = -2b1 – 11b12 -
-4,8 = 4 b12
b12 = -1,20
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eliminasi 1 dan 3
27,88 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12
28,44 = b0 + 2b1 + 5,5b2 + 11b12 -
-0,56 = -2 b2 - 4 b12 (7)
Substitusi b12 ke persamaan 5
1,62 = -2b1 – 7b12
1,62 = -2b1 – 7(-1,2)
b1 = 3,39
Substitusi b12 ke persamaan 7
-0,56 = -2 b2 - 4 b12
-0,56 = -2 b2 – 4 (-1,2)
b2 = 2,68
Substitusi b1, b2, b12 ke persamaan 1
27,88 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12
27,88 = b0 + 2(3,39) + 3,5(2,68) + 7(-1,2)
b0 = 20,12
Persamaan pergeseran viskositas
Y = 20,12 + 3,39(XA) + 2,68(XB) - 1,20(XA) (XB)
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Stabilitas fase Emulgel
Formula 1
Hari ke- Volume tabung ke-(ml) X SD 1 2 3 4 5 6
0 20 20 20 20,2 20,8 20 1 20 20 20 20,2 20,8 20 3 20 20 20 20,2 20,8 20 5 20 20 20 20,2 20,8 20 7 20 20 20 20,2 20,8 20 14 20 20 20 20,2 20,8 20 21 20 20 20 20,2 20,8 20 28 20 20 20 20,2 20,8 20 30 20 20 20 20,2 20,8 20
%stabilitas 100 100 100 100 100 100 100 0,0
Formula a
Hari ke- Volume tabung ke-(ml) X SD 1 2 3 4 5 6
0 20,4 20,6 19,8 20,8 20,2 20 1 20,4 20,6 19,8 20,8 20,2 20 3 20,4 20,6 19,8 20,8 20,2 20 5 20,4 20,6 19,8 20,8 20,2 20 7 20,4 20,6 19,8 20,8 20,2 20 14 20,4 20,6 19,8 20,8 20,2 20 21 20,4 20,6 19,8 20,8 20,2 20 28 20,4 20,6 19,8 20,8 20,2 20 30 20,4 20,6 19,8 20,8 20,2 20
%stabilitas 100 100 100 100 100 100 100 0,0
Formula 1
Hari ke- Volume tabung ke-(ml) X SD 1 2 3 4 5 6
0 20 20 20 21,2 21 21 1 20 20 20 21,2 21 21 3 20 20 20 21,2 21 21 5 20 20 20 21,2 21 21 7 20 20 20 21,2 21 21 14 20 20 20 21,2 21 21 21 20 20 20 21,2 21 21 28 20 20 20 21,2 21 21 30 20 20 20 21,2 21 21
%stabilitas 100 100 100 100 100 100 100 0,0
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Formula ab
Hari ke- Volume tabung ke-(ml) X SD 1 2 3 4 5 6
0 20,4 20,6 20,4 21 20,6 19,2 1 20,4 20,6 20,4 21 20,6 19,2 3 20,2 20 19,8 20,4 20,4 18,8 5 20 19,6 19,6 20 20 18,6 7 19,4 19,6 19,4 19 19 18,4 14 18 18,6 18,4 18,6 18,4 18 21 18 18,6 18,4 18,2 18 17,4 28 18 18,6 18,4 18 18 17,4 30 18 18,6 18,4 18 18 17,4
%stabilitas 88,23 90,29 90,19 85,71 87,37 90,62 88,73 1,96
Formula Tween Span Interaksi Respon 1 - - + 100 a + - - 100 b - + - 100 ab + + + 88,73
Efek Tween =2
73,88100100100 +−+−
= 635,5−
Efek Span =2
73,88100100100 ++−−
= 635,5−
Efek Interaksi =2
73,88100100100 +−−
= 635,5− Persamaan :
Y = b0 + b1(XA) + b2(XB) + b12(XA) (XB)
Faktor A : level Tween
Faktor B : level Span
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Formula 1
100 = b0 + b1(2) + b2(3,5) + b12(2) (3,5)
100 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12 (1)
Formula a
100 = b0 + b1(4) + b2(3,5) + b12(4) (3,5)
100 = b0 + 4b1 + 3,5b2 + 14b12 (2)
Formula b
100 = b0 + b1(2) + b2(5,5) + b12(2) (5,5)
100 = b0 + 2b1 + 5,5b2 + 11b12 (3)
Formula ab
88,73 = b0 + b1(4) + b2(5,5) + b12(4) (5,5)
88,73 = b0 + 4b1 + 5,5b2 + 20b12 (4)
Eliminasi 1 dan 2
100 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12
100 = b0 + 4b1 + 3,5b2 + 14b12 -
0 = -2b1 – 7b12 (5)
Eliminasi 3 dan 4
100 = b0 + 2b1 + 5,5b2 + 11b12
88,73 = b0 + 4b1 + 5,5b2 + 20b12 -
11,27 = -2b1 – 11b12 (6)
Eliminasi 5 dan 6
0 = -2b1 – 7b12
11,27 = -2b1 – 11b12 -
11,27 = 4 b12
b12 = -2,817
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eliminasi 1 dan 3
0 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12
0 = b0 + 2b1 + 5,5b2 + 11b12 -
0 = -2 b2 - 4 b12 (7)
Substitusi b12 ke persamaan 5
0 = -2b1 – 7b12
0 = -2b1 – 7(-2,817)
b1 = 9,859
Substitusi b12 ke persamaan 7
0 = -2 b2 - 4 b12
0 = -2 b2 – 4 (-2,817)
b2 = 5,635
Substitusi b1, b2, b12 ke persamaan 1
100 = b0 + 2b1+ 3,5b2+ 7b12
100 = b0 + 2(9,859) + 3,5(5,635) + 7(-2,817)
b0 = 80,278
Persamaan stabilitas emulgel
Y = 80,278 + 9,859(XA) + 5,635(XB) - 2,817(XA) (XB)
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Perhitungan Yate’s Treatment
Faktor A : Tween
Faktor B : Span
1) Daya sebar
Pengulangan uji
a1 a2 b1 b2 b1 b2
1 5,55 5,35 5,85 5,40 2 5,50 5,40 5,75 5,35 3 5,65 5,50 5,90 5,50 4 5,50 5,45 5,80 5,30 5 5,56 5,40 5,75 5,35 6 5,55 5,00 5,75 5,30
∑ y2 = total sum of squares
∑ y2 = (5,40)2 + (5,85)2 + (5,35)2 + (5,55)2 + (5,35)2 + (5,75)2 + (5,40)2 +
(5,50)2 + (5,50)2 + (5,90)2 + (5,50)2 + (5,65)2 + (5,30)2 + (5,80)2 +
(5,45)2 + (5,50)2 + (5,35)2 + (5,75)2 + (5,40)2 + (5,56)2 + (5,30)2 +
(5,75)2 + (5,00)2 + (5,55)2 - ( )24
41,132 2
= 731,5311 – 730,5170
= 1,0141
Ryy = replicate of sum squares
Ryy =
24)41,132(
4)6,21()06,22()05,22()55,22()22()15,22( 2222222
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +++++
= 730,6328 – 730,5170
= 0,1158
Tyy = treatment sum of squares
Tyy = 24
)41,132(6
)2,32()8,34()1,32()31,33( 22222
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +++
= 731,3077 – 730,5170
= 0,7907
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eyy = experimental error sum of squares
Eyy = 1,0141 – 0,1158 – 0,7907
= 0,1076
Ayy = sum of squares associated with the different levels of a
Ayy = 24
)41,132(12
)67()41,65( 222
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +
= 730,6223 – 730,5170
= 0,1053
Byy = sum of squares associated with the different levels of b
Byy = 24
)41,132(12
)3,64()11,68( 222
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +
= 731,1218 – 730,5170
= 0,6048
Source of variation
Degrees of fredom
Sum of Squares
Mean Squares
F
Replicates 5 0,1158 0,0232 Treatment 3 0,7907 0,2636 a 1 0,1053 0,1053 14,625 b 1 0,6048 0,6048 84 ab 1 0,0806 0,0806 11,1944 Experimental error 15 0,1076 0,0072 Total 23 1,0141
Fa = errorerimentalforsquaresmean
effectaforsquaresmeanexp
= 0072,01053,0
= 14,625
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
errorerimentalforsquaresmeaneffectbforsquaresmean
exp Fb =
= 0072,0604,0 8
= 84
errorerimentalforsquaresmeaneffectabforsquaresmean
exp Fab =
= 0072,00806,0
= 11,1944
4,5431
2) Viskositas
Pengulangan a1 a2
F(0,05) (1,15) =
uji b1 b2 b1 b2 1 170 200 160 180 2 170 200 170 190 3 180 190 170 180 4 180 190 160 180 5 170 190 170 180 6 170 190 160 180
otal sum of squares
(160)2 + (180)2 + (170)2 + (200)2 + (170)2 + (190)2 + (170)2 + (200)2 +
∑ y2 = t
∑ y2 =
(170)2 + (180)2 + (180)2 + (190)2 + (160)2 + (180)2 + (180)2 + (190)2 +
(170)2 + (180)2 + (170)2 + (190)2 + (160)2 + (180)2 + (170)2 + (190)2 -
( )24
4280 2
= 766400 - 763266, 6667
= 3133,3333
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ryy = replicate of sum squares
Ryy = 24
)4280(4
)700()710()710()720()730()710( 2222222
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎝⎜⎛ +++++
63266,6667
= 133,3333
Tyy = treatment sum of squares
Tyy =
= 763400 – 7
24)4280(
6⎜⎝
)1160()1040()1090()990( 22222
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎛ +++
3266,6667
yy – 133,3333 – 2633,3333
= 366,6667
of squares associated with the different levels of a
Ayy =
= 765900 – 76
= 2633,3333
Eyy = experimental error sum of squares
E = 3133,3333
Ayy = sum
2412 ⎟⎠
⎜⎝
)4280()2200()2080( 222
−⎟⎞
⎜⎛ +
66,6667 – 763266,6667
= 600
of squares associated with the different levels of b
Byy =
= 7638
Byy = sum
2412 ⎟⎠
⎜⎝
)4280()2250()2030( 222
−⎟⎞
⎜⎛ +
763266,6667
= 2016,6666
= 765283,3333 –
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Source of variation Degrees of fre m
uares F do
Sum of Squares
Mean Sq
Replicates 5 133,3333 26,6667 Treatment 3 2633,3333 877,7778 a 1 600 600 24,5455 b 1 2016,6666 2016,6666 82,5001 ab 1 67 ,6667 ,6818 16,66 16 0Exp rie mental error 24,4444 15 366,6667 Total 23 3133,3333
Fa = errorerimentalforsquaresmean
effectaforsquaresmeanexp
= 4444,24
600
= 24,5455
Fb =
errorerimentalforsquaresmeaneffectbforsquaresmean
exp
= 4444,246666,2016
= 82,5001
Fab =
errorerimentalforsquaresmeaneffectabforsquaresmean
exp
= 4444,246667,16
(0,05) (1,15) = 4,5431
= 0,6818
F
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3)
Pengulangan a1 a2
Perubahan viskositas
uji b1 b2 b1 b2 1 21,15 29,31 27,27 21,10 2 26,92 29,31 21,21 26,61 3 26,92 29,31 27,27 15,60 4 26,92 24,14 33,33 21,10 5 32,69 29,31 21,21 26,61 6 32,69 29,31 27,27 21,10
∑ y = total sum of squares
2 (27,27) + (21,21) + (27,27) + (33,33) + (21,21)2 + (27,27)2 +
(21,10)2 + (26,61)2 + (15,60)2 + (21,10)2 + (26,61)2 + (21,10)2 +
(21,15)2 + (26,92) + (26,92) + (26,92) + (32,69) + (32,69) +
2
∑ y = 2 2 2 2
2 2 2 2 2
(29,31)2 + (29,310)2 + (29,31)2 + (24,14)2 + (29,31)2 + (29,31)2 -
( )24
66,627 2
1 – 16414,8781 = 458,6460
Ryy = replicate of sum squares
=
= 16873,524
24)66,627(
4)37,110()82,109()49,105()1,99()05,104()83,98( 2222222,
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +++++
= 16446,1727 – 16414,8781
= 31,2946
Tyy = treatment sum of squares
Tyy =
24)66,627(
6)69,170()29,167()12,132()56,157( 22222
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +++
= 16566,9780 – 16414,8781
= 152,0999
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eyy = experimental error sum of squares
Eyy = 458,6460 – 31,2946 – 152,0999
= 275,2515
Ayy = sum of squares associated with the different levels of a
Ayy = 24
)66,627(12
)98,337()68,289( 222
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +
= 16512,0819 – 16414,8781
= 97,2038
Byy = sum of squares associated with the different levels of b
Byy = 24
)66,627(12
)85,324()81,302( 222
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +
= 16435,1182 – 16414,8781
= 20,2401
Source of variation Degrees of fredom
Sum of Squares
Mean Squares F
Replicates 5 31,2946 6,2589 Treatment 3 152,0999 50,6999 a 1 97,2038 97,2038 5,2971 b 1 20,2401 20,2401 1,1029 ab 1 34,6560 34,6560 1,8886 Experimental error 15 275,2515 18,3501 Total 23 458,6460
Fa = errorerimentalforsquaresmean
effectaforsquaresmeanexp
= 3501,182083,97
= 5,2971
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Fb = errorerimentalforsquaresmean
effectbforsquaresmeanexp
= 3501,182401,20
= 1,1029
Fab = errorerimentalforsquaresmean
effectabforsquaresmeanexp
= 3501,186560,34
= 1,8886
F(0,05) (1,15) = 4,5431
4) Stabilitas fase emulgel
Pengulangan uji
a1 a2 b1 b2 b1 b2
1 100 100 100 88,23 2 100 100 100 90,29 3 100 100 100 90,19 4 100 100 100 85,71 5 100 100 100 87,37 6 100 100 100 90,62
∑ y2 = total sum of squares
∑ y2 = (100)2 + (100)2 + (100)2 + (100)2 + (100)2 + (100)2 + (100)2 + (100)2 +
(100)2 + (100)2 + (100)2 + (100)2 + (100)2 + (100)2 + (100)2 + (100)2 +
(100)2 + (100)2 + (88,23)2 + (90,29)2 + (85,71)2 + (87,37)2 + (90,62)2 +
(90,19)2 - ( )24
41,2332 2
= 227262,7585 – 226672,3503
= 590,4082
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ryy = replicate of sum squares
=
24)41,2332(
4)62,390()37,387()71,385()19,390()29,390()23,388( 2222222,
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +++++
= 226677,1896 – 226672,3505
= 4,8393
Tyy = treatment sum of squares
Tyy = 24
)41,2332(6
)41,532()600()600()600( 22222
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +++
= 227243,4014 – 226672,3505
= 571,0509
Eyy = experimental error sum of squares
Eyy = 590,4082 – 4,8393 – 571,0509
= 14,5180
Ayy = sum of squares associated with the different levels of a
Ayy = 24
)41,2332(12
)41,1132()1200( 222
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +
= 226862,7007 – 226672,3505
= 190,3501
Byy = sum of squares associated with the different levels of b
Byy = 24
)41,2332(12
)41,1132()1200( 222
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +
= 226862,7007 – 226672,3505 = 190,3501
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Source of variation
Degrees of fredom
Sum of Squares
Mean Squares F
Replicates 5 4,8393 0,96786 Treatment 3 571,0509 190,3503 a 1 190,3501 190,3501 196,6833 b 1 190,3501 190,3501 196,6833 ab 1 190,3507 190,3507 196,6839 Experimental error 15 14,5180 0,9678 Total 23 590,4082
Fa = errorerimentalforsquaresmean
effectaforsquaresmeanexp
= 9678,0
190,3501
= 196,6833
Fb = errorerimentalforsquaresmean
effectbforsquaresmeanexp
= 9678,0
190,3501
= 196,6833
Fab = errorerimentalforsquaresmean
effectabforsquaresmeanexp
= 9678,0
190,3507
= 196,6839
F(0,05) (1,15) = 4,5431
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Data Uji Mikromeritik
Kalibrasi skala mikrometer
mmxokulerskala
obyektifskala 01,0
mmmxmmx μ2,1102,101,0253 3 == −
Formula ab
Interval Nilai tengah Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi kumulatif Atas ukuran Bawah ukuran
1,2 – 4,08 2,64 90 18,0 % 100,0 % 18,0 % 4,09 – 6,97 5,53 123 24,6 % 75,4 % 42,6 % 6,98 – 9,86 8,42 109 21,8 % 53,6 % 64,4 % 9,87 – 12,75 11,31 54 10,8 % 42,8 % 75,2 % 12,76 – 15,64 14,2 41 8,2 % 34,6 % 83,4 % 15,65 – 18,53 17,09 27 5,4 % 29,2 % 88,8 % 18,54 – 21,42 19,98 15 3,0 % 26,2 % 91,8 % 21,43 – 24,31 22,87 16 3,2 % 23,0 % 95,0 % 24,32 – 27,20 24,76 14 2,8 % 20,2 % 97,8 % 27,21 – 30,09 28,65 11 2,2 % 18,0 % 100,0 %
Formula ab
Interval Nilai tengah Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi kumulatif Atas ukuran Bawah ukuran
1,2-3,48 2,34 23 4,6 % 100,0 % 4,6 % 3,49-5,77 4,63 54 10,8 % 89,2 % 15,4 % 5,78-8,06 6,92 161 32,2 % 57,0 % 47,6 % 8,07-10,35 9,21 73 14,6 % 42,4 % 62,2 % 10,36-12,63 11,49 58 11,6 % 30,8 % 73,8 % 12,64-14,92 13,78 42 8,4 % 22,4 % 82,2 % 14,93-17,21 16,07 34 6,8 % 15,6 % 89,0 % 17,22-19,50 18,36 22 4,4 % 11,2 % 93,4 % 19,51-21,79 20,65 19 3,8 % 7,4 % 97,2 % 21,80-24,08 22,94 14 2,8 % 4,6 % 100,0 %
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Formula 1 Interval Nilai tengah Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi kumulatif
Atas ukuran Bawah ukuran 1,2 – 4,05 2,625 92 18,4 % 100,0 % 18,4 % 4,06 – 6,91 5,485 164 32,8 % 67,2 % 51,2 % 6,92 – 9,77 8,345 91 18,2 % 49,0 % 69,4 % 9,78 – 12,63 11,205 54 10,8 % 38,2 % 80,2 % 12,64 – 15,49 14,065 38 7,6 % 30,6 % 87,8 % 15,50 – 18,35 16,925 31 6,2 % 24,4 % 94,0 % 18,36 – 21,21 19,785 17 3,4 % 21,0 % 97,4 % 21,22 – 24,07 22,645 13 2,6 % 18,4 % 100,0 %
Formula a
Interval Nilai tengah Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi kumulatif Atas ukuran Bawah ukuran
1,2-3,36 2,28 105 21,0 % 100,0 % 21,0 % 3,37-5,53 4,45 195 39,0 % 61,0 % 60,0 % 5,54-7,70 6,62 103 20,6 % 40,4 % 80,6 % 7,71-9,87 8,79 50 10,0 % 30,4 % 90,6 % 9,88-12,04 10,96 47 9,4 % 21,0 % 100,0 %
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5. Data uji Iritasi Primer
Formula 1
Kelinci Parameter Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi 1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu
I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
Formula a Kelinci Parameter Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi
1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
Formula b Kelinci Parameter Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi
1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
Formula ab Kelinci Parameter Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi
1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 6. Kuisioner subjective assessment
SUBJECTIVE ASSESSMENT
EMULGEL EKSTRAK TEH HIJAU SEBAGAI ANTI-AGING Nama : Hari, tanggal :
Umur: No kemasan :
Berilah tanda (√) pada kolom yang Anda anggap paling sesuai (dengan
pertanyaan di bawah ini!
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1 Emulgel ini memiliki penampilan yang menarik
2 Emulgel ini memiliki warna yang menarik
3 Emulgel ini mudah dioleskan di kulit
4 Emulgel ini memiliki kekentalan yang cukup baik
5 Emulgel ini memiliki bau yang enak setelah dioleskan
dikulit
6 Emulgel ini sudah cukup halus dan lembut di kulit
7 Emulgel ini sudah cukup homogen
8 Emulgel ini terasa lengket di kulit
9 Emulgel ini memberikan rasa lembab di kulit
10 Emulgel ini memberikan efek berminyak di kulit
11 Emulgel ini mudah dicuci dengan air dari kulit
12 Emulgel ini meninggalkan bekas minyak di kulit setelah
emulgel dicuci dengan air
13 Secara umum, emulgel ini cukup nyaman untuk digunakan
di kulit sebagai cream malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7. Perhitungan subjective assessment
Formula ab
No Kriteria Penilaian Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X
1 Penampilan 3 3 3 3 1 2 1 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2,724138 2 Warna 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2,724138 3 Daya sebar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2,965517 4 Viskositas 3 2 2 3 2 3 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2,310345 5 Bau 3 2 2 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 2 2,689655 6 Kehalusan emulgel 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2,862069 7 Homogenitas 4 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2,827586 8 Rasa lengket 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 4 2,827586 9 Rasa lembab 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3,172414 10 Rasa berminyak 4 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 4 2,655172 11 Pencucian dengan air 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 1 2,758621 12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 2,620690 13 Kenyamanan pemakaian 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2,655172 14 Sensasi dingin 2 3 2 4 3 3 4 4 2 3 2 3 3 4 2 4 1 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2,965517
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Formula b
No Kriteria Penilaian Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X
1 Penampilan 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 2,827586 2 Warna 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 2,793103 3 Daya sebar 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 2,965517 4 Viskositas 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2,655172 5 Bau 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 2,517241 6 Kehalusan emulgel 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 7 Homogenitas 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3,137931 8 Rasa lengket 3 1 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 2 2 4 4 2,586210 9 Rasa lembab 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 10 Rasa berminyak 4 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 4 4 2 3 3 4 3 4 2 2 2 2 3 2,689655 11 Pencucian dengan air 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 2 2,689655 12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2,413793 13 Kenyamanan pemakaian 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2,724138 14 Sensasi dingin 3 3 2 4 3 4 2 4 2 3 2 3 4 4 4 4 1 3 3 3 3 1 4 3 2 3 2 3 3 2,931034
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Formula a
No Kriteria Penilaian Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X
1 Penampilan 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2,620690 2 Warna 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 2 2 2 1 3 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2,551724 3 Daya sebar 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2,931034 4 Viskositas 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2,689655 5 Bau 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 1 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 4 3 2,586207 6 Kehalusan emulgel 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2,586207 7 Homogenitas 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 4 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2,827586 8 Rasa lengket 3 1 3 2 2 3 4 2 3 2 2 3 4 4 2 4 4 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2,965517 9 Rasa lembab 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3,034483 10 Rasa berminyak 3 2 2 2 1 3 4 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 2 2 3 2,724138 11 Pencucian dengan air 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2,862069 12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 3 3 2 2 2 4 4 2 2 3 4 2 1 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2,689655 13 Kenyamanan pemakaian 3 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2 2 2 3 4 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 2 3 3 2,586207 14 Sensasi dingin 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 4 1 2 2 3 3 1 4 3 3 3 2 3 3 2,724138
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Formula 1
No Kriteria Penilaian Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X
1 Penampilan 3 4 3 3 2 2 4 2 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2,517241 2 Warna 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 1 1 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2,448276 3 Daya sebar 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 Viskositas 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3,241379 5 Bau 4 2 3 4 3 3 4 3 2 2 1 3 3 2 3 4 2 2 3 2 4 2 3 3 3 2 2 4 4 2,827568 6 Kehalusan emulgel 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2,862069 7 Homogenitas 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2,793103 8 Rasa lengket 4 1 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 4 3 9 Rasa lembab 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 2 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3,04483 10 Rasa berminyak 3 2 2 2 1 3 4 4 3 2 2 4 4 1 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 2 2 2 2,758621 11 Pencucian dengan air 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2,689621 12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 4 3 1 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2,413793 13 Kenyamanan pemakaian 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 2 2 2 2 3 3 2,413793 14 Sensasi dingin 3 4 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 4 3 4 1 3 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2,896552
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8. Dokumentasi
Formula ab Formula b
Formula a Formula 1
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil uji pemisahan fase
Formula ab Formula b
Formula 1 Formula a
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CRODAROMCrcdarcmSASParc d'Aclivites "Les Plaines"48230 CHANACFRANCETel (33) 46&42027 Fax (33) 468482&41
Gertificate of Analysis
Environmental t/hnagement System ISO 140O1 ceriified2qX, BVal Cerlificate No. 140 586
The name printed at the end ofthis document b an electronic signature.
iustome, detailsP T Tritunggal ArthamakmurKomplek Graha Kencana Block ABJl.Pejuangan No 88, Kebon Jeruk1 1530 JAKARTAINDONESIE
Customer Ref.Inspection LdC of A PrintedCrcda order No.Croda [lel. NoQuantity.CIA ContactFax No.
318B,t070100001 15748'17.01.20085014r''180529368
50 KG
021 5367 7182
Batch DetailsProduct Name:Product Code:Cust. Product Name:Cust. Product Code:Batch No.Date of Test:Specification:Manufactured at:Date of manufacture:
GREEN TEA EXTRACTNAAO747tAO25nP30
000024805015.11.2007
Crodarom SAS13.11.2007
Quality Control Resufts
AnalyticalTestMethodNo. Charaderistic
Addendum 00FCOO31AO SPECIFICGRAVITY
(20"c)FCOO32AO REFRACTIVEINDEX
(20"c)Fc0064Ao pH VALUE (20'C)JCOOS4AO TOTALGERMSJCOOS4AO MOULDS/YEASTS
Specification LimitLower Upper
Pass or Fail1.115
1.390
1.140I
1.410
Value
Pass1.131
1.399
5.9PassPass
Unit Status
PP
P
PPP
5.0 7.O1OO MAX UFC/ML10 MAX UFC/ML
Between 15-25'C, dark in closed containersThe performed analysis are guaranteed on original packagingWhen stored accordingly, stable for 12 months
Batch Status: PassCertificate valid until: 12.1 1.2OOB
Confirmed by
Page 1 of 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F
tCRODAROMGrcdaomSASParc d'Aclivit5s "Les Phines"482$CHAt{AeFRANCETEI (33) 466482027 Far (33) 4&8:28!-1
Gertificate of Analysis
Envirmmental i/tanagerrent Syst€rn tSO 14OOl certilied2(X)3 BVQ1 Certilicate l.to. trt0 586
The name printed at th3 €nd dthis document is an elec{ronic signalute.
Customer detailsP T Tritunggal ArthamakrnurKomplek Graha Kencana Bock ABJl.Pejuangan No 88, Kebon Jeruk11530 JAKARTAINDONESIE
Customer Ref-Inspection [dC ofA PrintedCroda order No.Croda lled. NoQuantity.CIA GontactFax No.
318W070100001 1574817.01.2W85014/'180529368
50 KG
0215367 7182
Emmanuelle Causse
Page2of 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul “Optimasi Komposisi Tween
80 dan Span 80 Sebagai Emulsifying Agent dalam
Formula Emulgel Anti-Aging Ekstrak Teh Hijau
(Camellia sinensis (L.) O.K) : Aplikasi Desain
Faktorial” ini lahir di Pontianak pada tanggal 26
Oktober 1986 dan anak pertama dari tiga bersaudara
pasangan Bapak Marjono Rianto Asan dan Ibu Natalia.
Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1991-1992 di TK Negeri
Pembina Pontianak kemudian melanjutkan pendidikan pada tahun 1992-1998 di
SD Negeri 30 Pontianak. Pada tahun 1998-2001 penulis menyelesaikan tingkat
pendidikan selanjutnya di SLTP Negeri 3 Pontianak kemudian melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi pada tahun 2001-2004 di SMA Negeri 1 Pontianak.
Pada tahun 2004 penulis mengawali pendidikannya sebagai mahasiswa Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan berhasil menyelesaikannya
pada tahun 2008.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI