plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{...

95
POLA DAN MOTIVASI PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN MASYARAKAT DESA DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Veronika NIM : 128114161 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: duongtu

Post on 18-Aug-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

POLA DAN MOTIVASI PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUK

PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN MASYARAKAT DESA

DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO

JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Veronika

NIM : 128114161

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

i

POLA DAN MOTIVASI PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUK

PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN MASYARAKAT DESA

DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO

JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Veronika

NIM : 128114161

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

Persetujuan Pembimbing

POLA DAIY MOTTVASI PENGGI.INAAI{ OBAT TRADISIONAL T]NTIIKPENGOBATAI\T MANDIRI DI KALANGAIT MASYARAKAT DESA

DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBOJAWA TENGAII

Skripsi yang diajukan oleh:

Veronika

NIM: 12811416l

telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

MAris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. tanggal 20 November 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

Pengesahan Skripsi Berjudul

POLA DAI\[ MOTTVASI PENGGI.INAAI\I OBAT TRADISIONAL I]NTUKPENGOBATAI\T MANDIRI DI KALANGAI\{ MASYARAKAT DESA

DMNG KECAMATAN KEJAJAR KABI]PATEN WONOSOBOJAWA TENGAH

Oleh:Veronika

NIM: 12811416l

Diprtahankan di hadapan Panitia Penguji SkripsiFakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharmapada tanggal: 20 Janumi 2016

MengetahuiFakultas Farmasi

Sanata DharmaDekan

Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.

Panitia Penguji :

1. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.

2. Damiana SaptaCandrasari, S.Si., M.Sc.

3. lpang Djunarko, M.Sc., Apt.

lll

rieiAr.

**i-,,$-"S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

TUHAN YESUS yang senantiasa memberikan kekuatan, berkat, dan kasih tanpa

syarat dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabku

Kedua orang tuaku, kedua adikku dan keluargaku yang senantiasa memberikan

motivasi, dukungan, dan doa yang tanpa henti bagiku. Terimakasih untuk kerja

keras kedua orang tuaku yang selalu mengingatkanku untuk selalu bersyukur

Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

PER}TYATAAI\ KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulisini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telahdisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karyaibniah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalamnaskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 20 November 2015

Penulis

\I,TVeronika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

LEMBAR PER}IYATAAN PERSETUJUAI\IPT]BLIKASI KARYA ILMIAII UNTT]K KEPEI{TINGAI\I AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Veronika

Nomor Mahasiswa : 12811416l

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dhamra karya ilmiah saya yang berjudul :

POLA DAI\[ MOTTVASI PENGGT]NAAI\T OBAT TRADISIONAL TINTT]KPENGOBATAI\I MANDIRI DI KALAI\IGAII MASYARAKAT DESA

DMNG KECAMA'TANI KEJAJAR KABI'PATEN WONOSOBOJAWA TENGAH

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimparq me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan dat4mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Intemet atau medialain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupunmemberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal :25 Jantari20l6

( Veronika )

ang menyatakan

u(

v1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhann Yesus Kristus atas berkat dan anugrah-Nya

yang luar biasa dalam hidup penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Skripsi yang berjudul “POLA DAN MOTIVASI PENGUNAAN

OBAT TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN

MASYARAKAT DESA DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN

WONOSOBO JAWA TENGAH” ini dipersiapakan dan disusun sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan strata satu Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini dapat selesai dengan baik tidak lepas dari doa dan dukungan

orang-orang disekeliling penulis. Penulis ingin mengucapkan termakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing dan

professional judgment yang telah meluangkan banyak waktu, penegtahuan,

perhatian dan kesabaran untuk mendampingin, mengarahkan, memberi

saran dan masukan kepada penulis, serta membantu perbaikan instrumen

penelitian yang digunakan sehingga menjadi lebih baik.

3. Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Penguji, atas kritik

dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

4. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji, atas kritik dan saran

yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Bapak Kepala Kecamatan Kejajar yang membantu memberi informasi

dalam menentukan lokasi penelitian.

6. Bapak Kepala Desa Dieng yang membantu selama pengambilan data

penelitian.

7. Masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa

Tengah atas partisipasi dan respon baik terhadap penelitian yang telah

dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

viii

8. Kedua Orang tuaku, Kencana Purba dan Arta Ulina Tarigan, terimakasih

untuk perhatian, dukungan dan doa yang senantiasa menyertaiku.

9. Teman-teman sekelompok penelitian: Lusia Jois Mariana, Natalia Putri

Arumsari, Yeni Mardiati Pasaribu, untuk dukungan, perhatian, bantuan

dan perjuangan kita bersama.

10. Sahabat-sahabatku, Lotmi Sabaretnam Barasa, Lusia Christin Setiawati,

Patricia Yosepha Jelarut, Rosalia Lestari.

11. Teman-teman Fakultas Farmasi 2012 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta untuk setiap semangat, perjuangan, kerja keras dan

kebersamaan kita.

12. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini dan tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi yang dibuat jauh dari

sempurna karena keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis

mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk

menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi

pembaca.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... vi

PRAKATA ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

INTISARI ......................................................................................................... xviii

ABSTRACT ....................................................................................................... xix

BAB I. PENGANTAR .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1. Perumusan masalah ......................................................................... 4

2. Keaslian penelitian .......................................................................... 4

3. Manfaat penelitian ........................................................................... 7

a. Manfaat teoritis ......................................................................... 7

b. Manfaat praktis ......................................................................... 7

B. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

x

1. Tujuan umum ................................................................................... 7

2. Tujuan khusus .................................................................................. 7

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................... 9

A. Pengobatan Mandiri ............................................................................. 9

B. Obat tradisional .................................................................................... 10

a. Jamu .............................................................................................. 11

b. Obat Herbal Terstandar ................................................................. 11

c. Fitofarmaka ................................................................................... 12

C. Pola Penggunaan Obat Tradisional ...................................................... 12

D. Motivasi Penggunaan Obat Tradisional ............................................... 15

E. Keterangan Empiris .............................................................................. 16

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 17

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 17

B. Variabel Penelitian ............................................................................... 17

C. Definisi Operasional Penelitian............................................................ 18

D. Subjek dan Kriteria Inklusi Penelitian ................................................. 19

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 20

F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 21

G. Teknik Pengambilan Sampel................................................................ 21

H. Instrumen Penelitian............................................................................. 22

I. Tahapan Penelitian ............................................................................... 23

1. Studi pustaka .................................................................................. 23

2. Penentuan lokasi penelitian ............................................................ 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

xi

3. Perijinan dan etika penelitian ......................................................... 23

4. Pembuatan panduan wawancara .................................................... 24

5. Pengumpulan data .......................................................................... 24

6. Pengolahan data ............................................................................. 25

J. Analisis Hasil ....................................................................................... 25

1. Hasil data karakteristik ................................................................... 25

2. Hasil data kualitatif ........................................................................ 26

K. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 26

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 27

A. Karakteristik Responden ...................................................................... 27

1. Usia ................................................................................................ 28

2. Jenis kelamin .................................................................................. 28

3. Pekerjaan ........................................................................................ 29

4. Status pernikahan ........................................................................... 29

5. Pendidikan terakhir ........................................................................ 30

6. Pendapatan per bulan ..................................................................... 31

B. Pola Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan Mandiri .......... 32

1. Frekuensi penggunaan obat tradisional .......................................... 32

2. Nama-nama obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan

mandiri ........................................................................................... 33

3. Yang menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri ... 35

4. Bentuk obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan

mandiri ........................................................................................... 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

xii

5. Keluhan yang dialami responden saat melakukan pengobatan

mandiri ........................................................................................... 38

6. Cara responden memperoleh obat tradisional yang digunakan

untuk pengobatan mandiri .............................................................. 40

7. Jarak antara tempat tinggal responden dengan tempat membeli

obat tradisional ............................................................................... 42

8. Harga obat tradisional yang digunakan responden saat

melakukan pengobatan mandiri ..................................................... 43

9. Cara penggunaan obat tradisional saat melakukan pengobatan

mandiri ........................................................................................... 45

10. Lama penggunaan obat tradisional saat melakukan pengobatan

mandiri ........................................................................................... 46

11. Yang dialami responden setelah menggunakan obat tradisional

untuk pengobatan mandiri .............................................................. 47

12. Efek samping yang dialami setelah menggunakan obat

tradisional untuk pengobatan mandiri ............................................ 48

13. Obat tradisional yang digunakan sudah pernah digunakan

sebelumnya ..................................................................................... 50

14. Sumber informasi mengenai obat tradisional ................................ 50

C. Motivasi Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan Mandiri .. 52

1. Motivasi menggunakan obat tradisional untuk pengobatan

mandiri ........................................................................................... 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

xiii

2. Motivasi memilih menggunakan obat tradisional untuk

mengatasi penyakit yang dialami dibandingkan memeriksakan

diri ke pelayanan kesehatan ........................................................... 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 56

A. Kesimpulan .......................................................................................... 56

B. Saran ..................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 58

LAMPIRAN ..................................................................................................... 62

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Karakteristik responden ................................................................. 27

Tabel II. Nama obat-obat tradisional yang digunakan untuk

pengobatan mandiri ........................................................................ 34

Tabel III. Nama dan bentuk sediaan obat tradisional ..................................... 37

Tabel IV. Keluhan sakit yang dialami responden yang melakukan

pengobatan mandiri dengan obat tradisional.................................. 39

Tabel V. Cara responden memperoleh obat tradisional ............................... 41

Tabel VI. Tempat responden membeli obat tradisional ................................. 41

Tabel VII. Harga obat tradisional yang dibeli responden untuk

pengobatan mandiri ........................................................................ 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema pencarian subjek penelitian ......................................... 20

Gambar 2. Skema kajian penelitian payung .............................................. 21

Gambar 3. Frekuensi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan

mandiri dalam sebulan terakhir ............................................... 33

Gambar 4. Yang menggunakan obat tradisional untuk pengobatan

mandiri .................................................................................... 35

Gambar 5. Bentuk sediaan obat tradisional yang digunakan responden

untuk pengobatan mandiri ....................................................... 36

Gambar 6. Jarak responden memperoleh obat tradisional untuk pengobatan

mandiri .................................................................................... 43

Gambar 7. Cara penggunaan obat tradisional oleh responden untuk

pengobatan mandiri ................................................................. 46

Gambar 8. Lama penggunaan obat tradisional yang digunakan

responden untuk pengobatan mandiri ..................................... 47

Gambar 9. Hal yang dialami responden setelah menggunakan obat

tradisional untuk pengobatan mandiri ..................................... 48

Gambar 10. Efek samping yang dialami responden setelah menggunakan

obat tradisional untuk pengobatan mandiri ............................. 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

xvi

Gambar 11. Penggunaan obat tradisional yang sudah pernah digunakan

sebelumnya oleh responden untuk pengobatan mandiri ......... 50

Gambar 12. Sumber informasi mengenai obat tradisional yang diperoleh

oleh responden untuk pengobatan mandiri ............................. 51

Gambar 13. Motivasi responden menggunakan obat tradisional untuk

pengobatan mandiri ................................................................. 54

Gambar 14. Motivasi responden menggunakan obat tradisional untuk

pengobatan mandiri tanpa memeriksakan diri ke pelayanan

kesehatan ................................................................................. 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat izin penelitian .................................................................. 63

Lampiran 2. Ethical clearance ...................................................................... 65

Lampiran 3. Informed consent ...................................................................... 66

Lampiran 4. Panduan wawancara ................................................................. 68

Lampiran 5. Peta Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa

Tengah ..................................................................................... 73

Lampiran 6. Hasil pengecekan obat Ricalinu dan Natruindo di BPOM ....... 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

xviii

INTISARI

Pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional merupakan perilaku

kesehatan. Pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional dapat dilakukan

dengan tujuan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan pola dan motivasi penggunaan obat tradisional

untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan rancangan

cross sectional. Responden penelitian ini adalah masyarakat dewasa setempat

yang berusia ≥18 tahun, dipilih secara kebetulan (accidental sampling) dan pernah

melakukan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional sebulan terakhir

dan bersedia diwawancara. Data karakteristik responden dianalisis dengan statistik

deskriptif dan data kualitatif hasil wawancara terstruktur diolah secara content

analysis.

Pola penggunaan obat tradisional dengan frekuensi 1-5 kali dalam

sebulan. Pengobatan mandiri banyak dilakukan untuk mengobati diri sendiri. Obat

tradisional dibeli sendiri di warung dengan harga terjangkau. Penggunaannya

dengan diminum langsung setiap hari. Obat tradisional membuat badan terasa

enak dan efek samping yang terjadi sedikit. Tolak Angin® banyak digunakan

untuk masuk angin. Sumber informasi obat tradisional diperoleh dari keluarga

yang menjadi turun-temurun dan dari iklan di televisi. Motivasi penggunaan obat

tradisional adalah merasa cocok kemudian sembuh setelah menggunakan obat

tradisional dan karena penyakit ringan yang dialami langsung sembuh sehingga

tidak memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.

Kata kunci: pengobatan mandiri, obat tradisional, pola penggunaan, motivasi,

masyarakat Desa Dieng.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

xix

ABSTRACT

Self medication using traditional medicine is a motivation for staying

healthy. Self medication by traditional medicine can be done for preventive,

promotive, curative and rehabilitative. This research objective is explaining

patterns and motivations of traditional medicine utilization for self medication in

community at Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa

Tengah.

This research is an observational descriptive with cross sectional design.

Research respondents are adult local community who are ≥ 18 years old chosen

by accidental sampling and had been utilizing self medication by traditional

medicine for the last month and willing to be interviewed. Respondents

characteristics data are analyzed by descriptive statistics and qualitative data

from structured interviews are treated using content analysis.

Traditional medicine has been using for 1-5 times in a month. Self

medication has much done for self-healing. Traditional medicine is bought

individually at local store in a low price. The utilization of traditional medicine is

directly consumed every day. Traditional medicine has made physically body feel

good and almost no adverse reaction. Tolak Angin® has already been used for

cold healing. Traditional medicine information is obtained from generation to

generation in family and television advertisement. The motivation of traditional

medicine utilization are feeling appropriate with traditional medicine and healed

after using traditional medicine beside it is a minor illness and directly healed

therefore medical check-up are not necessary.

Key words: self medication, traditional medicine, utilization pattern, motivation,

community at Desa Dieng.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan.

Diantara 30.000 spesies tumbuhan yang hidup di Indonesia, diketahui 7000

spesies tumbuhan berkhasiat sebagai obat. Sekitar 90% tumbuhan obat di kawasan

Asia tumbuh di Indonesia. Terdapat 940 spesies tumbuhan obat telah

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional, hanya 120 spesies yang

masuk dalam Materia Medika Indonesia (Tilaar, 2014).

Obat tradisional tidak hanya berasal dari tumbuhan saja, bahan lain juga

dapat digunakan untuk membuat obat tradisional. Menurut Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009 Bab I Pasal 1 ayat (9) tentang kesehatan menyebutkan

pengertian dari obat tradisional yang merupakan bahan atau ramuan bahan yang

berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik)

atau campuran bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman.

Obat tradisional telah digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak zaman

kerajaan, perjuangan kemerdekaan, hingga perkembangan dan kemajuan sampai

saat ini. Obat tradisional juga telah diterima secara luas di negara berkembang dan

di negara maju (Tilaar, 2014). Pada awalnya obat tradisional dibuat sendiri dari

bahan tumbuhan yang secara turun-temurun dan ada pula yang dibuat oleh

herbalist kemudian berkembang menjadi industri rumah tangga, lalu pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

2

pertengahan abad ke-20 telah diproduksi oleh industri kecil obat tradisional dan

industri obat tradisional (Handayani dan Suharmiati, 2002).

Penelitian yang telah dilakukan di Indonesia mengungkapkan bahwa

masyarakat desa cenderung melakukan pengobatan mandiri dengan menggunakan

obat tradisional atau cara tradisional yang diwariskan secara turun temurun

(Supardi, Jamal dan Raharni, 2005). Kelebihan dari tanaman obat yang digunakan

sebagai obat tradisional adalah efek samping yang relatif lebih kecil dibandingkan

obat, harga yang lebih terjangkau dan ketersediaan bahan baku yang lebih mudah

ditemukan di lingkungan sekitar (Wasito, 2011).

World Health Organization (WHO) merekomendasikan penggunaan obat

tradisional untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit

terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. Hal tersebut

menunjukkan bahwa WHO mendukung penggunaan obat tradisional sebagai salah

satu cara pengobatan yang lebih dikenal dengan back to nature, yang dalam hal

tertentu lebih menguntungkan seperti harga obat tradisional yang lebih terjangkau

karena diperoleh dari lingungan sekitar. Kebijakan nasional di Indonesia

mengenai obat tradisional disebutkan bahwa pengembangan dan peningkatan obat

tradisional ditujukan agar diperoleh obat tradisional yang bermutu tinggi, aman,

memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah dan dimanfaatkan secara luas,

baik untuk pengobatan sendiri oleh masyarakat maupun dalam pelayanan

kesehatan (Wasito, 2011).

Menurut Soedibyo (1998), penggunaan obat tradisional di Indonesia

sudah menjadi bagian dari budaya bangsa dan sudah banyak dimanfaatkan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

3

masyarakat sejak zaman dahulu kala. Manfaat dari obat tradisional selain untuk

pengobatan (kuratif), juga bermanfaat untuk peningkatan kesehatan (promotif),

pencegahan penyakit (preventif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

Penggunaan obat tradisional merupakan salah satu upaya dalam

melakukan pengobatan mandiri. Pengobatan mandiri memiliki tujuan untuk

meningkatankan kesehatan, mengobati penyakit ringan, dan pengobatan rutin

penyakit kronis setelah perawatan dokter. Motivasi seseorang melakukan

pengobatan mandiri adalah kepraktisan waktu, kepercayaan pada obat tradisional,

masalah privasi, biaya, jarak, dan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan

(McEwen, 1979).

Desa Dieng merupakan salah satu desa di kawasan wisata alam

pegunungan di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo. Desa Dieng terletak

di lembah yang dikelilingi oleh beberapa bukit, belum terdapat apotek di wilayah

Desa Dieng, hal ini membuat akses masyarakat setempat terhadap pelayanan

kesehatan menjadi terbatas. Apotek terdekat berada di Kecamatan Garung

sebelum Kabupaten Wonosobo, dapat diakses dengan alat transportasi umum

berupa mini bis yang melintasi Desa Dieng sehingga masyarakat yang

menggunakan harus menunggu di area terminal. Pengobatan mandiri

menggunakan obat tradisional atau cara tradisional merupakan bagian penting dari

budaya lokal dan sangat membantu dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat setempat (Sanitasi Kabupaten Wonosobo, 2012).

Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku penggunaan obat tradisional

untuk pengobatan mandiri di daerah Desa Dieng menarik untuk dikaji. Kajian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

4

serupa belum pernah dilakukan di lokasi tersebut. Oleh karena itu, hasil penelitian

ini diharapkan dapat memberi informasi dan gambaran mengenai pola dan

motivasi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan

masyarakat Desa Dieng Dieng, terutama dalam hal peningkatan derajat kesehatan

melalui pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

a. Seperti apa karakteristik responden yang menggunakan obat tradisional untuk

pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Wonosobo, Jawa Tengah?

b. Seperti apa pola pengunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di

kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa

Tengah?

c. Seperti apa motivasi pengunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di

kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa

Tengah?

2. Keaslian penelitian

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pola penggunaan dan

motivasi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri yang telah

dipublikasikan antara lain:

a. “Perilaku Pengguna Obat Tradisional pada Pengunjung Kios Jamu di Kota

Yogyakarta Periode Desember 2004 - Februari 2005: Kajian Motivasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

5

Pengetahuan dan Penggunaan” (Ningsih, 2005). Tujuan penelitian ini untuk

memperoleh informasi mengenai perilaku dari masyarakat pengguna obat

tradisional di Kota Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah para pengunjung

kios jamu yang pernah menggunakan obat tradisional di 10 kios jamu Kota

Yogyakarta.

b. “Pola Perilaku Pengobatan Mandiri Diantara Pria dan Wanita di Kalangan

Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Kampus III, Paingan, Maguwoharjo,

Depok, Sleman, Yogyakarta” (Angkoso, 2006). Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui perbandingan pola perilaku antara pria dan wanita dalam

pengobatan mandiri dan dalam pemilihan obat tanpa resep (OTR) di kalangan

mahasiswa khususnya mahasiswa Kampus III, Universitas Sanata Dharma,

Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, kecuali Fakultas

Farmasi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma,

Kampus III, Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, kecuali

Fakultas Farmasi di semester gasal tahun ajaran 2005/2006.

c. “Studi tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasarkan Informasi pada

Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan pada

Masyarakat Desa Maguwoharjo” (Wisely, 2008). Tujian penelitian ini untuk

memberi informasi mengenai pemahaman masyarakat tentang kemasan obat

tradisional serta faktor-faktor yang melatarbelakangi atau alasan pemilihan

pemakaian obat tradisonal di masyarakat sekarang ini. Subjek penelitian ini

adalah ibu-ibu yang sudah atau pernah menikah, berusia 26 – 60 tahun, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

6

pernah mengkonsumsi obat tradisional dan bertempat tinggal di Desa

Maguwoharjo.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya,

terletak pada tujuan penelitian, subjek atau responden penelitian, lokasi penelitian,

teknik pengambilan responden, dan analisis data. Penelitian ini dilakukan di Desa

Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada tahun

2015, responden penelitian masyarakat Desa Dieng yang berusia ≥18 tahun yang

pernah melakukan pengobatan mandiri selama satu bulan terakhir, baik laki-laki

ataupun perempuan dan bersedia diwawancara. Teknik pengambilan responden

dengan metode aksidental,sampling, sedangkan analisis data dengan

menggunakan statistik deskriptif dan content analysis.

Penelitian ini membahas mengenai pola dan motivasi penggunaan obat

tradisional untuk pengobatan mandiri di masyarakat desa yang berada di daerah

dataran tinggi. Pada penelitian sebelumnya membahas mengenai motivasi,

pengetahuan dan penggunaan obat tradisional dengan teknik pengambilan

responden menggunakan purposive sampling dan sebagian besar responden

adalah laki-laki (Ningsih, 2005), faktor-faktor yang mempengaruhi pola perilaku

pengobatan mandiri dengan jenis penelitian observasional deskriptif,

menggunakan kuisioner dan faktor terbesar yang mempengaruhi adalah karena

hemat biaya (Angkoso, 2008) dan pemahaman informasi pada kemasan dan alasan

pemilihan obat tradisional dengan jenis penelitian non-eksperimental, survey

epidemiologi deskriptif (Wisely, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

7

Sepengetahuan peneliti, penelitian mengenai pola dan motivasi

penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat

Desa Dieng belum pernah dilakukan. Oleh karena hal tersebut, diharapkan hasil

penelitian ini dapat memberi dan menambah informasi mengenai pola dan

motivasi penggunaan obat tradisional.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Memberikan deskripsi mengenai pola dan motivasi

penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri pada masyarakat Desa

Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

b. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber

informasi bagi masyarakat mengenai gambaran pola dan motivasi penggunaan

obat tradisional di kalangan masyarakat Desa Dieng,

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan pola penggunaan dan

motivasi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan

masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa

Tengah.

2. Tujuan khusus

a. Mendapatkan gambaran mengenai karakteristik responden yang

menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan

masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

8

b. Mendapatkan gambaran mengenai pola penggunaan obat tradisional untuk

pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang meliputi frekuensi

pengunaan, nama obat tradisional, yang menggunakan obat tradisional,

bentuk obat tradisional yang digunakan, keluhan yang dialami, cara

memperoleh, jarak, harga, cara penggunaan, lama penggunaan, yang

dialami responden setelah menggunakan obat tradisional, efek samping,

obat tradisional yang digunakan sudah pernah digunakan sebelumnya dan

sumber informasi mengenai obat tradisional.

c. Mendapatkan gambaran mengenai motivasi penggunaan obat tradisional

untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

9

BAB II

PENELAHAAN PUSTAKA

A. Pengobatan Mandiri

Pengobatan mandiri adalah tindakan pemilihan dan penggunaan obat-

obatan, baik obat tradisional maupun obat oleh individu untuk mengobati penyakit

ringan atau gejala yang dapat dikenali sendiri, bahkan untuk penyakit kronis

tertentu yang sebelumnya telah didiagnosis tegak oleh dokter (WHO, 1998).

Menurut Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjen Binfar

dan Alkes) Tahun 2007, setiap individu yang akan melakukan pengobatan mandiri

dituntut untuk bisa menentukan pola pengobatannya sendiri, termasuk tindakan

pemilihan obat (obat tradisional atau obat) untuk mengatasi keluhan yang dialami.

Menurut Djunarko dan Hendrawati (2011), beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi seseorang untuk melakukan pengobatan mandiri, antara lain biaya

pelayanan kesehatan yang mahal sehingga masyarakat lebih memilih mencari

pengobatan yang lebih murah untuk mengobati penyakit-penyakit relatif ringan

yang dialami, kemudian dengan berkembangnya kesadaran akan arti penting

kesehatan bagi masyarakat karena meningkatnya sistem informasi, pendidikan dan

kehidupan sosial ekonomi, sehingga meningkatkan pengetahuan untuk melakukan

pengobatan mandiri. Faktor lainnya seperti promosi obat bebas dan obat bebas

terbatas melalui media cetak maupun elektronik sampai beredar ke pelosok-

pelosok desa, semakin tersebarnya distribusi obat melalui Puskesmas dan warung

yang berperan dalam peningkatan pengenalan dan penggunaan obat, terutama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

10

OTR dalam pengobatan mandiri, dilakukannya kampanye pengobatan mandiri

yang rasional di masyarakat mendukung perkembangan farmasi komunitas, dan

semakin banyak obat yang dahulu termasuk obat keras dan harus diresepkan

dokter, dalam perkembangan ilmu kefarmasian yang ditinjau dari khasiat dan

keamanan obat diubah menjadi OTR (obat wajib apoteker, obat bebas terbatas,

dan obat bebas), sehinggga masyarakat dapat memperkaya pemilihan obat.

Dalam melakukan pengobatan mandiri, pelaku harus mampu

mendiagnosis dan menentukan sendiri obat yang digunakan untuk mengatasi

keluhan yang dialaminya. Menurut Dirjen Binfar dan Alkes (2007), hal-hal yang

perlu diketahui sebelum melakukan pengobatan mandiri antara lain adalah dengan

mengetahui jenis obat yang diperlukan, mengetahui kegunaan dari tiap obat

sehingga dapat mengevaluasi sendiri perkembangan rasa sakitnya, menggunakan

obat secara benar (cara, aturan, lama pemakaian) dan mengetahui batas kapan

harus menghentikan pengobatan mandiri yang kemudian segera minta pertolongan

kepada petugas kesehatan. Pelaku pengobatan mandiri juga harus mengetahui efek

samping obat yang digunakan sehingga dapat memperkirakan apakah suatu

keluhan yang timbul kemudian, merupakan suatu penyakit baru atau efek samping

obat yang timbul.

B. Obat Tradisional

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Bab I Pasal 1 ayat (9)

tentang kesehatan menyebutkan bahwa “obat tradisional adalah bahan atau

ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

11

sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan tersebut yang secara turun-

temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan dapat

diterapkan sebagai norma yang berlaku di masyarakat”. Berdasarkan cara

pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, menurut

Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI)

Nomor HK.00.05.4.2411 Tahun 2004 tentang ketentuan pokok pengelompokan

dan penandaan obat bahan alam Indonesia, obat tradisional dikelompokkan

menjadi tiga kategori, yaitu jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka, dengan

logo tertentu dalam kemasan sebagai berikut.

1. Jamu

Menurut Keputusan menurut BPOM RI menyebutkan bahwa, “jamu

adalah obat tradisional Indonesia yang bukti klaim khasiat dan keamanannya

berdasarkan data empiris karena telah digunakan secara turun-temurun”. Simbol

berupa “RANTING DAUN” berwarna hijau yang terletak di dalam lingkaran

dengan warna dasar putih atau warna lain yang menyolok, serta mencantumkan

tulisan “JAMU” berwarna hijau”.

2. Obat herbal terstandar

Menurut Keputusan menurut BPOM RI menyebutkan bahwa, “obat

herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan

keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan bahan bakunya

telah distandarisasi”. Simbol obat herbal terstandar adalah “JARI-JARI DAUN

(3 PASANG)” berwarna hijau yang terletak di dalam lingkaran dengan warna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

12

dasar putih atau berwarna lain yang menyolok. Dibawah simbol tersebut harus

terdapat tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” berwarna hijau.

3. Fitofarmaka

Menurut Keputusan menurut BPOM RI menyebutkan bahwa,

“fitofarmaka adalah sediaan bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan

khasiatnya secara ilmiah dengan uij pra klinik dan uji klinik, bahan baku dan

produk jadinya telah terstandarisasi”. Simbol fitofarmaka berupa “JARI-JARI

DAUN” berwarna hijau yang membentuk bintang dan terletak di dalam lingkaran

dengan warna dasar putih atau mencolok, serta terdapat tulisan

“FITOFARMAKA” pada bawah lingkaran.

C. Pola Penggunaan Obat Tradisional

Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya

bangsa dan banyak dimanfatkan masyarakat sejak berabad-abad yang lalu. Namun

demikian, pada umumnya efektivitas dan keamanannya belum sepenuhnya

didukung oleh penelitian yang memadai (Sulasmono dan Harti, 2010). Pola

penggunaan obat dideskripsikan berdasarkan pengetahuan tentang nama, tujuan

penggunaan, sumber informasi, sumber obat, jarak ke sumber obat dan alat

transportasi ke sumber obat (Supardi, Sukasediati dan Azis, 1997).

Menurut Pujiyanto (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

frekuensi minum ramuan obat tradisional bervariasi. Frekuensi penggunaan obat

tradisional merupakan salah satu pola dari penggunaan obat tradisional untuk

pengobatan mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

13

Menurut Wasito (2011), bentuk sediaan obat tradisional dapat berupa

bentuk padat, cair, maupun semi padat. Bentuk sediaan obat tradisional Indonesia

yang banyak beredar di masyarakat antara lain berbentuk rajangan, serbuk, pil,

dodol atau jenang, pastilles, kapsul, tablet, cairan obat dalam, cairan obat luar, sari

jamu, salep atau krim, koyok, parem, pilis dan tapel. Bentuk sediaan merupakan

salah satu pola dari penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri.

Pemilihan obat menurut Kalagie (cit. Supardi, 1997) dipengaruhi oleh

jarak antara tempat tinggal responden dengan tempat membeli obat. Jarak yang

dekat antara tempat tinggal dengan tempat membeli obat memudahkan

masyarakat untuk memperoleh obat tradisional. Pengobatan mandiri memberikan

beberapa keuntungan. Salah satu keuntungan dari pengobatan mandiri adalah

biaya yang dikeluarkan lebih murah (Rantucci, 1997).

Pembuatan ramuan obat tradisional dapat dilakukan dengan beberapa

cara. Pertama dengan dicampur, ditumbuk, direbus dan diambil air sarinya. Kedua

dengan dicampur, ditumbuk, tanpa direbus dan diambil air sarinya. Ketiga dengan

dicampur, ditumbuk dan dikeringkan. Keempat dengan dicampur, dipotong-

potong kemudian dikeringkan dan kelima langsung digunakan (Latief, 2012).

Obat tradisional dapat diperoleh dari berbagai sumber. Menurut

Handayani dkk. (2002), sumber sebagai pembuat yang memproduksi obat

tradisional dikelompokkan menjadi tiga, antara lain: obat tradisional buatan

sendiri merupakan akar dari pengembangan obat tradisional di Indonesia saat ini.

Pada zaman dahulu, nenek moyang kita mempunyai kemampuan untuk

menyediakan ramuan obat tradisional untuk menjaga kesehatan anggota keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

14

serta penanganan penyakit ringan yang dialami oleh anggota keluarga. Kedua,

obat tradisional yang berasal dari pembuat jamu (herbalist) merupakan salah satu

penyedia obat tradisional dalam bentuk cairan yang sangat digemari masyarakat.

Ketiga, obat tradisional buatan industri. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

No. 246/Menkes/Per/V/1990, industri obat tradisional digolongkan menjadi

industri obat tradisional dan industri kecil obat tradisional. Semakin maraknya

obat tradisional, industri farmasi mulai tertarik untuk memproduksi obat

tradisional.

Menurut Thomas (1989), berbagai macam penyakit dan keluhan ringan

maupun berat dapat diobati dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan

yang terdapat disekitar pekarangan rumah yang dapat dibuat menjadi obat

tradisional. Obat tradisional dibuat dengan pengetahuan dan peralatan yang

sederhana pada jaman dahulu oleh nenek moyang dan para orang tua untuk

mengatasi masalah penyakit dan hasilnya cukup memuaskan.

Penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologis yang benar dari suatu

penyakit atau gejala-gejalanya. Obat yang digunakan harus tepat dosis, tepat

penderita, tepat indikasi, tepat cara pemakaian, tepat jumlah dan frekuensi serta

lama pemakaian, terpilih untuk penyakitnya, tepat kombinasi, dan tepat

informasinya, serta waspada terhadap adanya efek samping obat (Ikawati, 1994).

Kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan obat tradisional adalah efek

samping yang ditimbulkan cukup kecil dibandingkan dengan yang sering terjadi

pada pengobatan menggunakan obat (Wasito, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

15

D. Motivasi Penggunaan Obat Tradisional

Motivasi pada dasarnya merupakan interaksi seseorang dengan situasi

tertentu yang dihadapinya. Motivasi juga suatu alasan (reasoning) seseorang

untuk bertindak dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

(Notoatmodjo, 2010).

Motivasi merupakan suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu

yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan tertentu. Sumber yang

mendorong terciptanya suatu kebutuhan dan keinginan tersebut dapat berasal dari

dalam diri sendiri atau dari lingkungan sekitarnya (Dharmmesta dan Handoko,

2000).

Menurut Sarwono (1997), motivasi adalah dorongan yang bertindak

untuk memuaskan suatu kebutuhan, dorongan ini diwujudkan dalam bentuk

keinginan yang harus dipenuhi. Keinginan itu akan mendorong individu untuk

melakukan suatu tindakan agar tujuannya tercapai. Motivasi yang rendah biasanya

menghasilkan tindakan yang kurang kuat.

Menurut Kotler dan Keller (2007) “Customer buying decision – all their

experience in learning, choosing, using, even disposing of a product”, yang

memiliki arti minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen. Konsumen

mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan

pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan

menginginkan suatu produk.

Faktor-faktor perilaku yang dapat mempengaruhi motivasi kesehatan

individu atau masyarakat adalah faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

16

pendorong. Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan,

tradisi, norma sosial dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan

masyarakat. Faktor pendukung adalah tersedianya sarana pelayanan kesehatan dan

kemudahan untuk mencapainya, sedangkan faktor pendorong adalah sikap dan

perilaku dari petugas kesehatan (Sarwono, 2007).

E. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai pola dan

motivasi pengunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan

masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian berjudul “Pola dan Motivasi Penggunaan Obat Tradisional

untuk Pengobatan Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah” merupakan jenis penelitian

observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu mengumpulkan

data dan mendeskripsikan mengenai pola dan motivasi penggunaan obat

tradisional untuk pengobatan mandiri tanpa adanya perlakuan terhadap responden,

pada satu titik waktu tertentu tanpa adanya tindak lanjut selama penelitian. Hal

tersebut tidak berarti bahwa semua responden penelitian diamati secara bersamaan

pada waktu yang sama. Observasional deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang sedang terjadi

di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010).

B. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah pola dan motivasi penggunaan obat

tradisional untuk pengobatan mandiri oleh masyarakat Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

18

C. Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional pada penelitian ini adalah:

1. Pengobatan mandiri dalam penelitian didefinisikan sebagai penggunaan obat-

obat tradisional oleh masyarakat atas inisiatif sendiri dalam waktu sebulan

terakhir.

2. Obat tradisional didefinisikan sebagai bahan atau ramuan bahan yang berupa

bahan tumbuhan, sediaan sarian, termasuk jamu, obat herbal terstandar dan

fitofarmaka.

3. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau

keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan untuk manusia.

4. Pola penggunaan obat tradisional didefinisikan sebagai tindakan responden

yang menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri dalam waktu

sebulan terakhir, meliputi: frekuensi pengunaan, nama obat tradisional, yang

menggunakan obat tradisional, bentuk obat tradisional yang digunakan,

keluhan yang dialami, cara memperoleh, jarak, harga, cara penggunaan, lama

penggunaan, yang dialami responden setelah menggunakan obat tradisional,

efek samping, obat tradisional yang digunakan sudah pernah digunakan

sebelumnya dan sumber informasi mengenai obat tradisional.

5. Motivasi penggunaan adalah faktor-faktor yang melatarbelakangi suatu

penggunaan obat tradisional dan pemilihan pengobatan, yang dapat

dipengaruhi oleh faktor predisposisi, pendukung dan pendorong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

19

D. Subjek dan Kriteria Inklusi Penelitian

Subjek penelitian adalah masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Kriteria inklusi penelitian adalah

masyarakat dewasa di Desa Dieng yang berusia ≥18 tahun, yang pernah

melakukan pengobatan mandiri dalam waktu satu bulan terakhir, baik laki-laki

ataupun perempuan dan bersedia diwawancarai dengan menandatangani informed

consent.

Pada penelitian ini responden penelitian yang ditetapkan sebagai kriteria

inklusi adalah responden yang berusia lebih dari atau sama dengan 18 tahun.

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan

Republik Indonesia, pada usia 18 tahun merupakan batas usia dewasa seseorang.

Menurut Adjie (2003), usia dewasa berarti seseorang memiliki tanggung jawab

atas dirinya sendiri dalam melakukan tindakan.

Rentang waktu penggunaan obat tradisional dalam melakukan

pengobatan mandiri adalah satu bulan terakhir. Tujuan diberikan batasan waktu

satu bulan terakhir agar mempermudah responden dalam mengingat dan

menghindari terjadinya bias.

Responden penelitian payung diperoleh dari 52 responden yang bersedia

diwawancarai dan terdapat 17 responden yang dikeluarkan. Alasan responden

dikeluarkan karena menggunakan obat dari resep dokter sebanyak 6 responden

dan tidak melakukan pengobatan mandiri selama satu bulan terakhir selama

wawancara berlangsung sebanyak 11 responden. Responden penelitian ini

sebanyak 31 responden yang melakukan pengobatan mandiri dengan obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

20

tradisional. Penelitian deskriptif memiliki jumlah minimal responden adalah 30

responden. Jumlah responden tersebut cukup untuk mendapatkan data yang

terdistribusi normal jika dilakukan analisis statistik seperti uji komperasi dan

kolerasi (Krithikadatta, 2014; Hardon, Hodgkin and Fresle, 2004).

Skema pencarian subjek (Gambar 1) dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 1. Skema pencarian subjek penelitian

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei

dan Juni 2015. Pengambilan data penelitian ini dilakukan dua kali. Pengambilan

data pertama dilakukan pada tanggal 14-16 Mei 2015 dan pengambilan data kedua

dilakukan pada tanggal 13-15 Juni 2015.

52 responden yang bersedia diwawancara

4 responden melakukan pengobatan mandiri menggunakan

obat

30 responden yang melakukan pengobatan mandiri dengan obat

26 responden melakukan pengobatan mandiri dengan obat

dan obat tradisional

5 responden melakukan pengobatan mandiri dengan obat

tradisional

Responden penelitian:

31 responden yang melakukan pengobatan mandiri dengan obat

tradisional

17 responden dikeluarkan:

6 responden menerima resep dari dokter

11 responden tidak melakukan pengobatan mandiri selama satu

bulan terakhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

21

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian payung, yang dibedakan

berdasarkan kajian. Judul utama penelitian payung adalah “Profil Perilaku

Pengobatan Mandiri Menggunakan Tumbuhan Obat di Kalangan Masyarakat

Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah”. Kajian

penelitian payung mengenai pengobatan mandiri meliputi: pengetahuan, sikap

dan tindakan penggunaan obat; pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan obat

tradisional, pola dan motivasi penggunaan obat; pola dan motivasi penggunaan

obat tradisional.

Penelitian payung ini dilakukan oleh 4 mahasiswa dengan kajian yang

berbeda masing-masing mahasiswa. Kajian yang diangkat oleh peneliti adalah

“Pola dan Motivasi Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan Mandiri di

Kalangan Masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo,

Jawa Tengah”. Skema kajian penelitian payung (Gambar 2) yang dilakukan:

Gambar 2. Skema kajian penelitian payung

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian ini dengan jenis accidental

sampling. Pengambilan data kualtitatif dilakukan dengan wawancara terstruktur

berdasarkan panduan wawancara secara non-random sampling, yaitu pengambilan

Kajian

Pengobatan mandiri menggunakan obat

Pengetahuan, sikap dan tindakan

Pola dan motivasi

Pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional

Pengetahuan, sikap dan tindakan

Pola dan motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

22

sampel tidak berdasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, sehingga

setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi

sampel (Notoatmodjo, 2010).

Accidental sampling dilakukan dengan cara memilih responden yang

kebetulan ditemui oleh peneliti. Pengambilan sampel secara aksidental (accidental

sampling) merupakan pengambilan responden secara kebetulan ditemui dan

bersedia menjadi subjek penelitian yang berada di suatu tempat sesuai dengan

konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010).

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa panduan

wawancara. Wawancara untuk memperoleh data kualitatif dilakukan dengan

bantuan alat berupa panduan wawancara, alat perekam (audio taped) dan catatan

hasil wawancara. Panduan wawancara sudah divalidasi dengan metode expert

judgement, dalam hal ini divalidasi oleh dosen Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, sehingga panduan wawancara dapat digunakan untuk

pengambilan data. Panduan wawancara yang disusun berisi pertanyaan-

pertanyaan mengenai pola dan motivasi penggunaan obat tradisional untuk

pengobatan mandiri, pertanyaan pada panduan wawancara disusun secara

terstruktur dan dengan bahasa yang dapat dipahami responden saat diwawancarai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

23

I. Tahapan Penelitian

1. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan terlebih dahulu mengenai pengobatan mandiri,

obat tradisional, pola penggunaan obat tradisional pada masyarakat desa yang

menggunakan obat tradisional di daerah yang ada di Indonesia khususnya daerah

Jawa, motivasi penggunaan obat tradisional oleh masyarakat desa, metode

penelitian teknik pengambilan sampel, dan besar sampel penelitian.

2. Penentuan lokasi penelitian

Lokasi penelitian ditentukan dan dilakukan di Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

3. Perizinan dan etika penelitian

Perizinan penelitian dilakukan dengan mengajukan rekomendasi dari

Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Badan Kesbanglinmas)

Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi

Jawa Tengah. Pengurusan etika penelitian diajukan kepada Komisi Etik Penelitian

Kedoketran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, sehingga setelah pegurusan izin dan etika penelitian sudah diterima,

penelitian dapat dilaksanakan.

Pengurusan ethical clearance diajukan kepada Komisi Etik Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta. Ethical clearance penelitian diperoleh pada tanggal 17 Juni 2015

dengan nomor Ref: KE/FK/706/EC/2015. Ethical clearance dibuat untuk

menjamin terpenuhinya etika dalam melakukan penelitian. Informed consent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

24

adalah bukti tertulis dari pernyataan kesediaan calon subjek penelitian untuk bisa

ikut terlibat di dalam penelitian. Responden diberikan penjelasan singkat

mengenai penelitian sebelum diminta kesediaannya menjadi responden, kemudian

responden menandatangani informed consent dengan tidak ada unsur paksaan

dalam proses rekrutmen responden. Semua data diri dari responden dirahasiakan

dalam penelitian ini.

4. Pembuatan panduan wawancara

Panduan wawancara divalidasi terlebih dahulu dengan metode expert

judgement dilakukan oleh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Tujuan validasi panduan wawancara untuk melihat kesesuaian

pertanyaan dengan tujuan yang akau dicapai dan menunjukkan tingkat kesahihan

instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data penelitian. Panduan

wawancara yang digunakan dalam penelitian berdasarkan kuesioner penelitan

sebelumnya oleh Pangastuti (2014). Namun ada perbedaan karena pada panduan

wawancara penelitian ini terdapat penambahan pertanyaan untuk menyesuaikan

dengan tujuan penelitian.

5. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara terstruktur

dengan responden. Wawancara dilakukan langsung dengan bantuan panduan

wawancara dan alat perekam (audio taped). Panduan wawancara berisi daftar

pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terstruktur. Calon responden yang

bersedia mengisi dan menandatangani inform consent yang diikutkan sebagai

responden, hal tersebut dilakukan sebagai tanda persetujuan responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

25

6. Pengolahan data

Pengolahan data penelitian ini dilakukan dengan mentranskripsikan data

hasil wawancara dari alat perekam (audio taped). Pada penelitian ini, peneliti

pertama melakukan transkripsi data hasil wawancara kemudian menyesuaikan

dengan catatan yang ditulis saat pengambilan data. Peneliti kedua melakukan

proses yang sama dengan peneliti pertama agar proses transkripsi oleh peneliti

pertama dan data hasil wawancara lebih akurat. Proses transkripsi pada penelitian

ini mengacu pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Widayati, Suryawati, de

Crespigny and Hiller (2012). Data hasil wawancara yang telah ditranskripsikan

kemudian dikuantifikasi sesuai dengan pertanyaan di panduan wawancara dengan

menghitung persentase dan mendeskripsikan hasil penelitian dari setiap

pertanyaan pada panduan wawancara.

J. Analisis Hasil

1. Hasil data karakteristik

Hasil data karakteristik responden dianalisis dengan metode statistik

deskriptif. Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis hasil adalah

teknik perhitungan persentase, yang ditampilkan dalam bentuk tabel atau diagram.

Perhitungan persentase dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: P : Persentase jawaban dalam satuan persen (%)

a : Jumlah jawaban

b : Total jumlah responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

26

2. Hasil data kualitatif

Hasil data kualitatif dari wawancara terstruktur mengenai pola dan

motivasi penggunaan obat tradisional dianalisis dengan teknik content analysis.

Data kualitatif hasil wawancara dikategorikan dan dihitung persentasenya,

disetiap kategori disertai dengan pembahasan dan deskripsi.

K. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara non-random dengan jenis

accidental sampling karena peneliti hanya merekrut masyarakat Desa Dieng

yang kebetulan ditemui dan memenuhi kriteria inklusi saat pengambilan data.

2. Pengumpulan data yang dilakukan oleh tim peneliti dengan responden yang

kebetulan ditemui, terdapat keterbataan waktu saat wawancara karena banyak

responden yang sedang bekerja, sehingga diperlukan pemilihan waktu yang

tepat saat melakukan wawancara.

3. Instrumen penelitian ini menggunakan panduan wawancara yang tidak

terdapat skala untuk mengukur variabel dalam penelitian.

4. Kajian penelitian ini terbatas hanya pada pola penggunaan dan motivasi

penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan

masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa

Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Sebanyak 31 responden bersedia diwawancarai dalam penelitian ini.

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi: usia, jenis kelamin,

pekerjaan, status pernikahan, pendidikan terakhir dan pendapatan per bulan.

Tabel I. Karakteristik responden, n=31

Karakteristik responden Persentase (%)

Rentang usia (18-59 tahun)

Median usia (33 tahun)

18 – 24 23

25 – 31 16

32 – 38 32

39 – 45 13

46 – 52 10

53 – 59 6

Jenis kelamin

Perempuan 68

Laki-laki 32

Jenis pekerjaan

Belum bekerja 3

Ibu Rumah Tangga 13

Karyawan 16

Pedagang/ Wirausaha 36

Petani 32

Status pernikahan

Menikah 84

Belum menikah 16

Tingkat pendidikan

SD 23

SLTP (SMP) 29

SLTA (SMA/SMK) 45

Perguruan Tinggi 3

Pendapatan per bulan

Belum memiliki pendapatan 3

< Rp 300.000 16

Rp 300.000 pendapatan < Rp 1.000.000 26

Rp 1.000.000 pendapatan < Rp 1.500.000 32

Rp 1.500.000 pendapatan < Rp 2.000.000 7

> Rp 2.000.000 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

28

1. Usia

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel I) diperoleh data rentang usia

responden adalah 18-59 tahun, dengan jumlah responden sebanyak 31 (n=31).

Data rentang usia responden tersebut, kemudian dibagi menjadi enam kelas. Pada

rentang usia 32-38 tahun menunjukkan persentase terbesar responden yang

menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri (32%). Kriteria inklusi

penelitian adalah masyarakat dewasa di Desa Dieng yang berusia ≥18 tahun, yang

pernah melakukan pengobatan mandiri dalam waktu satu bulan terakhir.

Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Tahun 2011

dan Depkes RI Tahun 2009, pada rentang usia 32-38 tahun berada dalam rentang

usia produktif. Sebagian besar responden berada pada rentang usia produktif.

Seseorang dapat melakukan usaha untuk mengobati dirinya sendiri pada saat

bertambahnya usia dan seiring dengan bertambahnya pengetahuan

(Arumwardhani, 2011). Saat bertambahnya usia, pengetahuan mengenai

kesehatan akan meningkat.

2. Jenis kelamin

Pada hasil penelitian (Tabel I) mengenai karakteristik jenis kelamin

diperoleh, yaitu berjenis kelamin perempuan (68%) dan berjenis kelamin laki-laki

(32%). Pada penelitian ini lebih banyak diikuti oleh reponden berjenis kelamin

perempuan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan perempuan lebih

sering melakukan pengobatan mandiri dan lebih peduli terhadap masalah

kesehatan, untuk dirinya sendiri maupun keluarganya (Noviana, 2011). Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

29

penelitian ini juga responden yang paling banyak melakukan pengobatan mandiri

adalah responden dengan jenis kelamin perempuan.

3. Pekerjaan

Hasil penelitian (Tabel I) diperoleh karakteristik pekerjaan responden,

dari 31 responden yang bersedia diwawancara yang paling banyak bekerja sebagai

pedagang/ wirausaha (36%) dan petani (32%). Desa Dieng memiliki tanah yang

subur sehingga cocok untuk bercocok tanam, selain itu juga Desa Dieng menjadi

desa wisata yang sudah banyak dikunjungin oleh wisatawan dari dalam negeri

maupun wisatawan dari luar negeri. Kedua hal tersebut membuat masyarakat Desa

Dieng memiliki pekerjaan sebagian besar menjadi pedagang/ wirausaha dan

petani.

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang

melakukan pengobatan mandiri karena adanya komunikasi dalam pekerjaan yang

merupakan suatu kegiatan sosial (Sarwono, 2007). Kegiatan sosial menimbulkan

interaksi antar individu sehingga saling terjadi pertukaran informasi mengenai

kesehatan, pemilihan dan penggunaan obat. Pekerjaan juga berpengaruh terhadap

pendapatan sehingga berpengaruh juga terhadap kesempatan untuk melakukan

pemilihan pengobatan. Pekerjaan sebagai pedagang/ wirausaha membutuhkan

komunikasi dengan pembeli, sesama penjual, dan masyarakat di sekitarnya yang

merupakan kegiatan sosial.

4. Status pernikahan

Pada hasil penelitian (Tabel I) mengenai karakteristik status pernikahan

diperoleh, yaitu sebesar 16% menjawab belum menikah dan sebesar 84%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

30

menjawab sudah menikah. Sebagian besar responden pada penelitian ini sudah

menikah dan tinggal bersama dengan keluarga.

Status pernikahan memiliki pengaruh terhadap tindakan self-care,

termasuk melakukan pengobatan mandiri dengan menggunakan obat tradisional

(Widayati, 2012). Pada penelitian ini, responden yang sudah menikah paling

banyak melakukan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional

dibandingkan dengan responden yang belum menikah.

5. Pendidikan terakhir

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel I) diperoleh tingkat pendidikan

terakhir responden paling banyak adalah SLTA (SMA/SMK) sebesar 45%.

Pendidikan terakhir seseorang berpengaruh terhadap pengetahuan dan informasi

yang diperoleh oleh seseorang. Pendidikan terakhir merupakan salah satu faktor

yang berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang, pengetahuan dapat berupa

informasi-informasi mengenai pengobatan mandiri untuk mengatasi gejala

maupun penyakit yang dialami oleh seseorang (Sarwono, 2007).

Individu dengan pendidikan tinggi cenderung akan lebih mudah

menerima informasi, lebih baik untuk mengaplikasikan informasi yang diperoleh,

memiliki daya tangkap dan cara berpikir yang lebih baik. Informasi tersebut

termasuk informasi atau pengetahuan mengenai pengobatan mandiri. Masyarakat

yang tingkat pendidikan akhir lebih tinggi akan lebih banyak memperoleh

informasi atau pengetahuan mengenai pengobatan. Pada penelitian ini, responden

memiliki tingkat pendidikan terakhir paling banyak pada tingkat SLTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

31

(SMA/SMK). Responden dengan tingkat pendidikan terakhir SLTA (SMA/SMK)

paling banyak melakukan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional.

6. Pendapatan per bulan

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel I) diperoleh pendapatan per bulan

responden, pendapatan responden dibagi menjadi enam kelas. Pendapatan per

bulan Rp 1.000.000 ≤ pendapatan < Rp 1.500.000 merupakan pendapatan yang

paling banyak pada responden dalam penelitian ini.

Masyarakat yang memiliki pendapatan tinggi akan lebih mudah

mengakses sarana kesehatan, sedangkan masyarakat yang memiliki pendapatan

rendah akan cenderung menjadikan masalah biaya sebagai pertimbangan untuk

melakukan pengobatan. Menurut penelitian yang telah dilakukan, tingkat ekonomi

atau pendapatan seseorang berhubungan bermakna dengan penggunaan obat

tradisional. Masyarakat desa dan masyarakat kota memiliki tingkat pendapatan

yang berbeda. Diasumsikan bahwa masyarakat desa lebih banyak yang tingkat

ekomoni kurang mampu daripada masyarakat kota. Masyarakat yang berlokasi di

desa lebih banyak menggunakan obat tradisional dibandingkan masyarakat yang

berlokasi di kota, masyarakat desa cenderung menggunakan obat tradisional

karena ketersediaan tanaman obat sebagai bahan baku obat tradisional lebih

banyak dan lebih dikenal di desa. Obat tradisional jamu gendong dan obat

tradisional buatan sendiri lebih banyak digunakan di desa (Supardi dkk., 2003).

Pada penelitian ini, responden memiliki pendapatan per bulan yang

dapat digunakan untuk melakukan pengobatan mandiri. Responden pada

penelitian ini dapat melakukan pengobatan mandiri dari hasil pendapatan mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

32

per bulan yang beragam, karena kesehatan merupakan hal yang penting sehingga

banyak responden yang melakukan pengobatan mandiri untuk pencegahan

penyakit.

B. Pola Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan Mandiri

Pola penggunaan obat tradisional dalam penelitian ini meliputi:

frekuensi pengunaan, nama obat tradisional, yang menggunakan obat tradisional,

bentuk obat tradisional yang digunakan, keluhan yang dialami, cara memperoleh,

jarak untuk memperoleh, harga, cara penggunaan, lama penggunaan, yang dialami

responden setelah menggunakan obat tradisional, efek samping yang dialami, obat

tradisional yang digunakan sudah pernah digunakan sebelumnya dan sumber

informasi mengenai obat tradisional. Berikut hasil penelitian mengenai pola

penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri:

1. Frekuensi penggunaan obat tradisional

Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 3) diperoleh frekuensi penggunaan

obat tradisional responden sangat bervariasi. Frekuensi penggunaan dalam sebulan

terakhir yang terbesar adalah 1-5x dalam sebulan (48%).

Menurut Pujiyanto (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

frekuensi minum ramuan obat tradisional bervariasi antara sehari satu-dua-tiga

kali hingga seminggu sekali. Hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

mengungkapkan hal yang sama mengenai frekuensi penggunaan obat tradisional

yang bervariasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

33

Gambar 3. Frekuensi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan

mandiri dalam sebulan terakhir, n=31

Banyak responden melakukan pengobatan mandiri dalam kurun waktu

sebulan terakhir dengan menggunakan obat tradisional 1-5x tiap bulan dan

terdapat juga responden yang menggunakan obat tradisional setiap hari.

Penggunaan obat tradisional setiap hari yang dilakukan responden untuk

pencegahan maupun pengobatan penyakit.

2. Nama-nama obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan mandiri

Hasil yang diperoleh dari penelitian (Tabel II) mengenai obat tradisional

yang paling banyak digunakan untuk penggobatan mandiri oleh responden adalah

Tolak Angin® (42%). Suhu di dataran tinggi Dieng yang sangat rendah sehingga

cuacanya juga sangat dingin. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Desa

Dieng menggunakan Tolak Angin®

karena berkhasiat untuk menghangatkan tubuh

dan mencegah terjadinya masuk angin. Kandungan dari Tolak Angin®

yang dapat

menghangatkan tubuh adalah Jahe (Zingiber officinale).

Pada penelitian ini banyak responden memilih dan menggunakan obat

tradisional berupa Tolak Angin® dalam melakukan pengobatan mandiri. Dari hasil

wawancara, banyak responden yang belum dapat membedakan jenis obat

tradisional yang terdiri dari jamu, OHT atau fitofarmaka. Tolak Angin®

48%

7%

3%

19%

23%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

1-5x tiap bulan

6-10x tiap bulan

11-15x tiap bulan

kadang kala (saat sedang sakit)

setiap hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

34

merupakan obat herbal terstandar yang terkenal di kalangan masyarakat baik di

Indonesia maupun di luar negeri sebagai produk obat tradisional asli Indonesia.

Tolak Angin® adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan

keamanannya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan bahan bakunya telah

distandarisasi. Bahan baku Tolak Angin® merupakan tanaman herbal yang

tumbuh di Indonesia dan telah dilestarikan oleh penduduk Indonesia.

Tabel II. Nama obat-obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan

mandiri, n=31 Nama obat tradisional Persentase (%)

Tolak Angin®

42

Kunyit asam 17

Kunyit*, jahe*, kencur* 7

Purwaceng 7

Antangin® 3

Kunir*, kencur*, sirih** 3

Ricalinu 3

Terong Belanda 3

Jamu air mancur®

3

Naturindo 3

Jinten hitam 3

Larutan cap kaki 3 anak® 3

Jamu sawanan 3

Total 100

Keterangan: * direbus masing-masing (terpisah) untuk diminum

** direbus untuk pemakaian luar

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat obat yang digunakan oleh

responden belum melakukan registrasi di BPOM RI diantaranya adalah obat

Ricalinu dan Naturindo. Pengawasan obat tradisional yang beredar di masyarakat

dilakukan oleh BPOM. Obat tradisional yang beredar seharusnya memperoleh izin

dari BPOM sebelum produknya dipasarkan. Salah satu misi BPOM adalah

meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan termasuk obat tradisional

untuk melindungi masyarakat dari pemalsuan obat. Sesuai Pasal 2 Peraturan

Kepala BPOM No. 14 Tahun 2014, Unit Pelaksana Teknis di lingkungan BPOM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

35

mempunyai tugas melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan obat dan

makanan, salah satunya meliputi pengawasan atas produk obat tradisional (BPOM

RI, 2013).

3. Yang menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri

Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 4) diperoleh yang obat tradisional

untuk pengobatan mandiri paling banyak dilakukan untuk mengobati diri sendiri

(77%). Pengobatan mandiri bukan hanya dilakukan untuk diri sendiri saja, tetapi

dapat dilakukan untuk keluarga di lingkungan sekitar responden.

Menurut Supardi dkk. (1997), pengobatan mandiri yang dilakukan

sendiri oleh responden sebelumya diperoleh dari keluarga dan orang tua, sehingga

pada usia produktif responden dapat melakukan pengobatan mandiri untuk dirinya

sendiri. Responden pada penelitian ini semuanya tinggal di rumah bersama

keluarga baik responden yang sudah menikah maupun yang belum menikah, dan

responden terbanyak adalah perempuan. Menurut Noviana (2011), perempuan

lebih peduli terhadap kesehatan keluarga, perempuan dalam hal ini adalah sebagai

seorang ibu atau istri yang membantu dalam pemilihan pengobatan untuk

keluarganya. Jadi, pengobatan mandiri dapat dilakukan untuk dirinya sendiri dan

juga untuk keluarga.

Gambar 4. Yang menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri,

n=31

77%

13%

10%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

sendiri

keluarga

sendiri dan keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

36

4. Bentuk obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan mandiri

Hasil penelitian menunjukkan (Gambar 5) bentuk obat tradisional yang

paling banyak digunakan untuk pengobatan mandiri adalah bentuk cair (80%).

Bentuk sediaan lain dari obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan

mandiri adalah serbuk (10%) dan kapsul (10%). Bentuk sediaan cair lebih mudah

dan praktis digunakan sehingga banyak responden yang menggunakan bentuk

sediaan obat tradisional dalam bentuk cair dibandingkan dengan bentuk yang lain.

Bentuk sediaan obat tradisional dapat berupa bentuk padat, cair, maupun

semi padat. Bentuk sediaan obat tradisional yang digunakan oleh masyarakat

beragam (Tabel III), mulai dari yang sederhana hingga yang membutuhkan

teknologi yang tinggi dan untuk tujuan serta penggunaan yang bermacam-macam.

Hanya bentuk sediaan padat (serbuk dan kapsul) dan cair yang digunakan oleh

responden pada penelitian ini (Wasito, 2011).

Gambar 5. Bentuk sediaan obat tradisional yang digunakan responden untuk

pengobatan mandiri, n=31

Obat tradisional banyak dipasarkan dalam bentuk sediaan obat cair, baik

untuk penggunaan pemakaian obat dalam maupun sebagai obat luar. Cairan obat

dalam merupakan sediaan obat tradisional berupan larutan emulsi atau suspensi

dalam air yang bahan bakunya berasal dari serbuk simplisia atau sediaan galenik

dan digunakan sebagai obat dalam. Berbeda dengan cairan obat luar, yang

80%

10%

10%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

cair

serbuk

kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

37

merupakan sediaan obat tradisional berupan larutan emulsi atau suspensi dalam

air yang bahan bakunya berasal dari serbuk simplisia atau sediaan galenik dan

digunakan sebagai obat luar (Wasito, 2011). Cairan obat dalam yang banyak

digunakan oleh responden merupakan produk OHT untuk keluhan masuk angin

dan cairan obat luar yang banyak digunakan oleh responden berupa larutan

pembersih daerah kewanitaan.

Tabel III. Nama dan bentuk sediaan obat tradisional Nama obat tradisional Bentuk Sediaan

Tolak Angin® Cair

Kunyit asam Cair

Kunyit*, jahe*, kencur* Cair

Antangin® Cair

Kunir*, kencur*, sirih** Cair

Terong Belanda Cair

Larutan cap kaki 3 anak® Cair

Ricalinu Kapsul

Naturindo Kapsul

Jinten hitam Kapsul

Purwaceng Serbuk

Jamu air mancur®

Serbuk

Jamu sawanan Serbuk

Keterangan: * direbus masing-masing (terpisah) untuk diminum

** direbus untuk pemakaian luar

Bentuk sediaan kering dari obat tradisional yang paling banyak beredar

di pasaran adalah dalam bentuk serbuk, yang merupakan sediaan obat tradisional

berupa butiran homogen dengan derajat halus yang cocok dengan bahan baku

berupa simplisia, sediaan galenik, atau campurannya. Sediaan serbuk juga dapat

dibuat dari bagian tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alami dan dapat

berasal seluruhnya dari bahan yang padat, kering, atau juga mengandung sejumlah

kecil cairan atau ekstrak tumbuh-tumbuhan atau bahan lainnya yang disebarkan

secara merata pada campuran bahan yang padat (Wasito, 2011). Obat tradisional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

38

bentuk serbuk yang digunakan oleh responden pada penelitian ini seperti serbuk

Purwaceng.

Bentuk sediaan obat tradisional yang lebih modern juga digunakan oleh

responden untuk pengobatan mandiri adalah kapsul. Kapsul merupakan sediaan

obat tradisional yang terbungkus cangkang keras atau lunak dengan bahan

bakunya terbuat dari sediaan gelanik dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan-

bahan yang diisikan ke dalam kapsul biasanya berupa serbuk atau granul,

sehingga sebelum diisikan dalam cangkang kapsul, bahan obat tradisional harus

dalam keadaan kering dan homogen (Wasito, 2011). Obat tradisional bentuk

kapsul yang digunakan oleh responden pada penelitian ini seperti Jinten hitam.

Responden melakuan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional

dengan bentuk sediaan cair dan padat. Bentuk sediaan cair banyak digunakan

secara langsung oleh responden, sedangkan bentuk sediaan padat yang digunakan

berupa serbuk dan ada yang sudah lebih modern dalam bentuk kapsul.

5. Keluhan yang dialami responden saat melakukan pengobatan mandiri

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel IV) keluhan yang paling banyak

dialami oleh responden saat melakukan pengobatan mandiri adalah masuk angin

(35%). Pengobatan mandiri untuk mengatasi keluhan masuk angin sering

dilakukan oleh responden pada penelitian ini.

Pengobatan mandiri memiliki tujuan untuk mengobati penyakit ringan

(minor illness) dan mencegah terjadinya suatu penyakit dari gejala yang sudah

dikenali sendiri tanpa memeriksakan diri ke dokter sebelumnya, bahkan untuk

penyakit kronis tertentu yang sebelumnya telah didiagnosis tegak oleh dokter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

39

(WHO, 1998). Masuk angin merupakan salah satu penyakit ringan atau keluhan

yang paling sering dialami oleh responden pada penelitian ini.

Tabel IV. Keluhan sakit yang dialami responden yang melakukan

pengobatan mandiri dengan obat tradisional, n=31 Keluhan sakit Persentase (%)

Masuk angin 35

Membersihkan daerah kewanitaan 16

Daya tahan tubuh 10

Pegal linu 6

Kelelahan 6

Sariawan 3

Radang tenggorokan 3

Pilek 3

Perut kembung 3

Penghangat badan 3

Penambah nafsu makan 3

Meriang 3

Menstruasi 3

ASI (Air Susu Ibu) tidak lancar 3

Kolesterol 3

Hipertensi 3

Penurun gula darah 3

Demam 3

Batuk 3

Keterangan: Responden boleh menjawab lebih dari satu jawaban

Masuk angin merupakan fenomena budaya dan medis. Masuk angin

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kosmologi Jawa yang mendasari

kerangka pikir masyarakat Jawa mengenai keseimbangan hubungan manusia, baik

dengan alam, sesama manusia, unsur tubuh manusia, maupun asal usul kejadian

alam. Ketidakseimbangan unsur di dalam tubuh dipercaya tidak hanya diakibatkan

oleh faktor eksternal yang meliputi: cuaca, musim, angin, atau fisik dan juga

internal yang meliputi: emosi, mental, atau sukma (Triratnawati, 2011).

Masuk angin merupakan penyakit ringan yang sering dialami oleh

masyarakat di daerah yang bersuhu rendah dan cuaca dingin, seperti di dataran

tinggi atau di daerah pengunungan. Cuaca yang dingin membuat masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

40

Dieng sering mengeluh masuk angin. Masyarakat Dieng mengatasinya dengan

mengonsumsi obat tradisional yang dapat membantu menghangatkan tubuh,

sehingga dapat mencegah terjadinya masuk angin akibat cuaca dingin. Masuk

angin juga dapat mengganggu aktivitas masyarakat Dieng dalam bekerja, oleh

sebab itu masyarakat Dieng melakukan pengobatan mandiri dengan obat

tradisional untuk mencegah terjadinya masuk angin.

Pada penelitian ini juga terdapat responden yang menggunakan obat

tradisional untuk mengobati penyakit kronisnya yang sudah lama didiagnosis oleh

dokter, seperti penyakit paru-paru basah yang dulu pernah dialami oleh

responden. Dokter yang mendiagnosis responden tersebut juga menyarankan

menggunakan obat tradisional untuk mencegah kekambuhan kembali dari gejala

penyakitnya. Responden dalam penelitian ini menggunakan obat tradisional tidak

hanya untuk mengobati satu macam keluhan, tetapi ada beberapa responden yang

mengobati berbagai penyakit yang dialaminya dengan obat tradisional.

6. Cara responden memperoleh obat tradisional yang digunakan untuk

pengobatan mandiri

Hasil penelitian (Tabel V) mengenai cara responden memperoleh obat

tradisional yang digunakan untuk pengobatan mandiri dengan membeli sendiri

(80%). Cara responden memperoleh obat tradisional dengan membeli dilakukan

oleh 29 responden, proses membeli ada tiga macam, yaitu membeli bibit dan

menanam (3%), membeli bahan dan membeli sendiri (11%) dan membeli

langsung (80%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

41

Tabel V. Cara responden memperoleh obat tradisional (n=31) Sumber obat tradisional

(n=31)

Persentase

(%)

Tetangga 3

Menanam sendiri 3

Membeli (n=29) Membeli bibit dan menanam 3

Membeli bahan dan membuat sendiri 11

Membeli langsung 80

Total 100

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel VI) tempat responden membeli obat

tradisional yang paling banyak adalah di warung (52%), warung yang dekat

dengan tempat tinggal responden. Obat tradisional yang dijual di warung dapat

berupa jamu dan OHT. Warung di sekitar tempat tinggal responden menyediakan

obat tradisional yang dibutuhan masyarakat di sekitarnya.

Warung berperan dalam peningkatan pengenalan dan penggunaan obat

dalam pengobatan mandiri, hal tersebut karena semakin tersebarnya distribusi

obat melalui warung. Pendistribusian obat tradisional di warung sekarang sudah

semakin mudah dengan berkembangnya teknologi dan transportasi (Djunarko

dkk., 2011). Di Dieng teknologi alat komunikasi seperti handphone dan akses

internet sudah banyak digunakan, selain itu alat transportasi sudah banyak dan

mudah ditemui. Kedua hal tersebut dapat mempermudah pendistribusian obat

tradisional hingga sampai kepada masyarakat di Dieng.

Tabel VI. Tempat responden membeli obat tradisional (n=29) Tempat membeli OT

(n=29)

Persentase

(%)

Warung 52

Pasar 14

Penjual keliling 14

Apotek 10

Tetangga 7

Swalayan 3

Total 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

42

Obat tradisional yang dibeli dari penjual keliling oleh responden berupa

obat Naturindo®

. Penjual keliling menjual obat tradisional tersebut dengan

mendatangi langsung rumah-rumah masyarakat Desa Dieng dan menawarkan

produk obat tradisional tersebut kepada konsumennya. Ada responden yang

membeli obat tradisional di apotek dan swalayan yang jaraknya jauh. Berdasarkan

hasil wawancara diperoleh alasan responden membeli obat di apotek karena obat

tradisional yang digunakan dibeli oleh keluarganya yang bekerja di daerah

Kabupaten Wonosobo. Berikut hasil kutipan wawancara responden:

“Obatnya dibeli di apotek di Wonosobo, yang belikan bukan saya mbak,

yang beli anak saya mbak karena sekalian kerja disana” (S).

7. Jarak antara tempat tinggal responden dengan tempat membeli obat

tradisional

Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 6) jarak antara tempat tinggal

responden dengan tempat membeli obat yang paling banyak adalah jarak yang

dekat dengan tempat tinggal responden (49%). Tempat membeli obat yang paling

dekat dengan tempat tinggal responden adalah warung. Jarak tergantung tempat

tinggal responden ada yang tempat tinggalnya dekat dengan warung, ada juga

yang harus berjalan terlebih dahulu untuk dapat menemukan warung yang

menjual obat tradisional.

Menurut Kalangie (cit. Supardi dkk., 1997) dan McEwen (1979) yang

menyatakan bahwa pemilihan obat dipengaruhi oleh jarak antara tempat tinggal

responden dengan tempat membeli obat. Jarak yang dekat antara tempat tinggal

dengan tempat membeli obat memudahkan masyarakat untuk memperoleh obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

43

tradisional sehingga dapat berpengaruh terhadap penggunaan obat tradisional

untuk pengobatan mandiri.

Jarak yang dekat antara tempat tinggal dengan tempat membeli obat juga

memberikan keuntungan dalam melakukan pengobatan mandiri, karena tidak

memerlukan alat transportasi, waktu yang banyak dan biaya yang lebih

dibandingkan dengan pengobatan ke pelayanan kesehatan lainnya yang dicapai

dengan jarak lebih jauh. Pada penelitian ini, diperoleh hasil terbesar responden

yang melakukan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional pada jarak

yang paling dekat antara tempat tinggal dengan tempat membeli obat tradisional.

Ada obat tradisional yang dibeli di apotek dekat Kabupaten Wonosobo karena

obat tersebut tidak dijual di warung dekat tempat tinggal responden, sehingga

untuk mendapatkan obat tradisional tersebut harus menempuh jarak yang lebih

jauh.

Gambar 6. Jarak responden memperoleh obat tradisional untuk pengobatan

mandiri, n=29

8. Harga obat tradisional yang digunakan responden saat melakukan

pengobatan mandiri

Hasil penelitian (Tabel VII) mengenai harga obat tradisional yang

digunakan responden saat melakukan pengobatan mandiri hasilnya beragam. Ada

28%

3%

3%

3%

14%

49%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

Wonosobo (± 26 km)

± 1,5 km

± 200 m

± 100 m

± 50 m

dekat rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

44

responden yang tidak mengetahui harga obat tradisional karena obat tradisional

tersebut dibelikan oleh keluarga (3%) dan sebagian besar responden membeli obat

tradisional dengan harga sekali membeli berkisar antara Rp 1.000 – Rp 5.000

(73%).

Pengobatan mandiri memberikan beberapa keuntungan, salah satu

keuntungan dari pengobatan mandiri adalah biaya yang dikeluarkan lebih murah

(Rantucci, 1997). Menurut Djunarko dkk. (2011), biaya yang dikeluarkan lebih

sedikit dibandingankan pengobatan ke dokter atau tenaga kesehatan lainnya,

karena tidak membayar biaya jasa dokter atau tenaga kesehatan dan masyarakat

yang melakukan pengobatan mandiri bebas untuk memilih obat dengan harga

yang sesuai menurut kebutuhannya.

Tabel VII. Harga obat tradisional yang dibeli responden untuk pengobatan

mandiri, n=29

Harga Obat Tradisional sekali membeli Persentase (%)

Tidak tahu 3

Rp 1.000 - Rp 5.000 73

Rp 6.000 - Rp 10.000 14

Rp 11.000 - Rp 15.000 3

>Rp 15.000 7

Total 100

Obat tradisional menjadi pilihan masyarakat karena faktor kebiasaan

menggunakan obat tradisional untuk pengobatan dan menjaga kesehatan dengan

harga terjangkau. Keterjangkauan inilah yang menjadi pertimbangan masyarakat

memanfaatkan obat tradisional (Tilaar, 2014).

Responden yang melakukan pengobatan mandiri dengan obat tradisional

mengeluarkan biaya lebih sedikit, yaitu berkisar antara Rp 1.000 – Rp 5.000 untuk

harga sekali beli, bukan harga per satuan. Hal tersebut menjadi salah satu motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

45

responden melakukan pengobatan mandiri dengan menggunakan obat tradisional

(McEwen, 1979). Obat tradisional dengan harga yang murah dapat memberikan

manfaat bagi kesahatan, sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya

lebih untuk pengobatan.

9. Cara penggunaan obat tradisional saat melakukan pengobatan mandiri

Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 7), responden yang melakukan

pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional memiliki berbagai macam cara

penggunaan tergantung keinginan dan kebiasaan dari setiap responden dalam

melakukan pengobatan mandiri. Cara penggunaan obat tradisional terbesar yaitu,

diminum langsung oleh responden (71%).

Pembuatan ramuan obat tradisional dapat dilakukan dengan beberapa

cara. Pertama dengan dicampur, ditumbuk, direbus, dan diambil air sarinya.

Kedua dengan dicampur, ditumbuk, tanpa direbus, dan diambil air sarinya. Ketiga

dengan dicampur, ditumbuk, dan dikeringkan. Keempat dengan dicampur,

dipotong-potong, dan dikeringkan dan kelima langsung digunakan (Latief, 2012).

Pada penelitian ini, responden membuat obat tradisional dengan meminum

langsung, direbus atau diseduh, dan dicampur dengan air putih. Diminum

langsung artinya obat tradisional digunakan secara langsung dari kemasannya

tanpa melakukan peramuan terlebih dahulu. Direbus atau diseduh artinya

menggunakan air untuk melarutkan dengan pemanasan dan dicampur air putih

untuk memudahkan dalam meminum obat tradisional.

Penggunaan obat tradisional sudah dapat dinikmati secara praktis dengan

langsung diminum. Ada juga yang masih membuatnya terlebih dahulu dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

46

cara direbus atau diseduh dengan air panas, penggunaannya tergantung aktivitas

dan kebutuhan setiap orang. Aktivitas dan kebutuhan setiap orang berbeda-beda

ada yang ingin memperoleh obat tradisional dalam waktu cepat tanpa mengolah

terlebih dahulu, ada juga yang ingin mengolah sendiri dan membuat obat

tradisional langsung karena berbagai macam alasan, seperti lebih percaya dengan

membuat sendiri karena alasan kebersihan dan rasa dari obat tradisional.

Gambar 7. Cara penggunaan obat tradisional oleh responden untuk

pengobatan mandiri, n=31

10. Lama penggunaan obat tradisional saat melakukan pengobatan mandiri

Hasil penelitian (Gambar 8) menunjukkan lama penggunaan obat

tradisional oleh responden saat melakukan pengobatan mandiri bervariasi. Lama

penggunaan obat tradisional terbesar yang digunakan oleh reponden adalah setiap

hari dalam penelitian ini (32%).

Menurut Dirjen Binfar dan Alkes (2007), langkah setelah memilih obat

yang digunakan untuk pengobatan mandiri salah satunya adalah menggunakan

obat tersebut secara benar dan tahu batas kapan harus menghentikan pengobatan

mandiri dan segera minta pertolongan petugas kesehatan. Lama pemberian obat

dapat dilakukan sesuai dengan keluhan atau penyakit yang dialami oleh

responden.

26%

71%

3%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

rebus/ seduh

diminum langsung

dicampur air putih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

47

Sebagian besar responden menggunakan obat tradisional setiap hari

untuk pencegahan penyakit dan hal tersebut sudah menjadi kebiasaan di dalam

keluarga melakukan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional. Setiap

hari menggunakannya dengan minimal sekali dalam sehari, saat pagi hari sebelum

memulai aktivitas.

Gambar 8. Lama penggunaan obat tradisional yang digunakan responden

untuk pengobatan mandiri, n=31

11. Yang dialami responden setelah menggunakan obat tradisional untuk

pengobatan mandiri

Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 9) hal yang dialami responden

setelah menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri adalah sembuh,

tidak langsung sembuh dan badan terasa enak. Hal yang paling banyak dialami

responden setelah menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri yaitu

badan terasa enak (52%). Sembuh menurut responden diartikan sebagai dapat

kembali beraktivitas secara normal setelah mengalami sakit. Badan terasa enak

menurut responden diartikan sebagai keadaan yang menunjukkan adanya

perubahan setelah menggunakan obat tradisional dan memberikan efek untuk

memperoleh kesembuhan, tetapi tidak langsung sembuh. Tidak sembuh menurut

19%

13%

10%

26%

32%

1-2 hari

3-4 hari

5-14 hari

saat sakit

setiap hari

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

48

responden diartikan sebagai keadaan yang tidak memperoleh kesembuhan dari

sakit yang dialami.

Menurut Thomas (1989), berbagai macam penyakit dan keluhan ringan

maupun berat dapat diobati dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan

yang terdapat disekitar pekarangan rumah yang dapat dibuat menjadi obat

tradisional. Hal tersebut dilakukan dengan pengetahuan dan peralatan yang

sederhana pada jaman dahulu oleh nenek moyang dan para orang tua untuk

mengatasi masalah penyakit dan hasilnya cukup memuaskan. Cukup memuaskan

dapat diartikan obat tradisional dapat memberikan efek pada penggunanya.

Banyak responden dalam penelitian ini merasakan badan lebih enak

setelah mengunakan obat tradisional, obat tradisional yang digunakan dapat

memberikan efek. Hal tersebut yang dirasakan sendiri oleh responden setelah

menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri.

Gambar 9. Hal yang dialami responden setelah menggunakan obat

tradisional untuk pengobatan mandiri, n=31

12. Efek samping yang dialami setelah menggunakan obat tradisional untuk

pengobatan mandiri

Hasil penelitian (Gambar 10) mengenai responden yang mengalami efek

samping setelah menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri adalah

19%. Efek samping yang dialami responden adalah mengantuk. Banyak

13%

35%

52%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

tidak sembuh

sembuh

badan terasa enak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

49

responden yang tidak mengalami efek samping setelah menggunakan obat

tradisional untuk pengobatan mandiri (78%). Berdasarkahn hasil penelitian ini,

lebih banyak responden yang tidak mengalami efek samping dibandingkan

responden yang mengalami efek samping dalam penggunaan obat tradisional.

Kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan obat tradisional adalah

efek samping yang ditimbulkan cukup kecil dibandingkan dengan yang sering

terjadi pada pengobatan menggunakan obat dan tidak mengandung risiko yang

membahayakan bagi yang menggunakan (Wasito, 2011). Oleh karena hal tersebut,

banyak responden yang memilih menggunaan obat tradisional untuk pengobatan

mandiri dengan pertimbangan efek samping yang jarang dialami oleh responden.

Gambar 10. Efek samping yang dialami responden setelah menggunakan

obat tradisional untuk pengobatan mandiri, n=31

Sedikitnya responden yang mengalami efek samping pada penelitian ini,

dapat mendukung salah satu kelebihan dari obat tradisional adalah efek samping

cukup kecil. Efek samping yang cukup kecil dari obat tradisional karena obat

tradisional merupakan bahan alami dari alam.

19%

78%

3%

ada

tidak ada

tidak tahu

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

50

13. Obat tradisional yang digunakan sudah pernah digunakan sebelumnya

Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 11), jawaban responden mengenai

obat tradisional yang sebelumnya sudah pernah digunakan oleh responden adalah

84% menjawab pernah. Jawaban responden mengenai obat tradisional yang

sebelumnya tidak pernah digunakan oleh responden adalah 16% responden

menjawab tidak pernah. Responden yang menjawab tidak pernah mengunakan

obat tradisional sebelumnya karena baru pertama kali menggunakan obat

tradisonal untuk pengobatan mandiri dalam sebulan terakhir.

Masyarakat di daerah pedesaan banyak menggunakan obat tradisional

dari zaman dahulu kala, dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan

yang terdapat disekitar pekarangan rumah yang dapat dibuat menjadi obat

tradisional (Thomas, 1989). Hal tersebut menunjukan bahwa responden sudah

sejak lama pernah menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri yang

dilakukan secara turun-temurun sampai sekarang.

Gambar 11. Penggunaan obat tradisional yang sudah pernah digunakan

sebelumnya oleh responden untuk pengobatan mandiri, n=31

14. Sumber informasi mengenai obat tradisional

Hasil penelitian (Gambar 12) menunjukkan sumber informasi yang

diperoleh responden mengenai obat tradisional dari berbagai macam sumber-

16%

84%

tidak pernah

pernah

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

51

sumber informasi, dari iklan di televisi (33%) dan keluarga yang menjadi turun-

temurun (29%). Dua sumber informasi tersebut yang paling banyak digunakan

untuk memperoleh informasi mengenai obat tradisional.

Gambar 12. Sumber informasi mengenai obat tradisional yang diperoleh

oleh responden untuk pengobatan mandiri, n=31

Menurut Djunarko dkk. (2011) media elektronik memang sangat

berpengaruh karena kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi membuat informasi

dapat diperoleh kapan saja dan dimana saja, selain itu manusia sebagai makhluk

sosial sering berinteraksi dengan orang yang berada di sekitarnya dan yang paling

terdekat adalah keluarga dan tetangga.

Iklan merupakan instrumen promosi yang penting yang ditujukan kepada

masyarakat luas. Masyarakat memerlukan iklan sebagai salah satu alat informasi

untuk mengetahui informasi barang yang dibutuhkan. Iklan berperan penting

dalam memperkenalkan dan memperkuat citra merek dari sebuah produk. Media

periklanan yang banyak diminati oleh industri adalah media televisi, karena media

ini merupakan media audiovisual yang canggih dan menarik, serta memiliki daya

jangkau yang luas (Mecillia, 2015).

29%

16%

33%

3%

3%

10%

3%

3%

turun-temurun/ orang tua/ keluarga

tetangga

iklan televisi

membaca

apotek

penjual jamu

teman

internet

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

52

Promosi produk-produk obat tradisional dilakukan oleh pihak produsen

baik melalui media cetak maupun elektronik. Responden dalam penelitian ini

memiliki media elektronik berupa televisi dan hampir setiap hari menonton

televisi. Responden dapat melihat iklan-iklan dan memperoleh informasi baik

mengenai kesehatan dan pilihan pengobatan dari menonton televisi.

C. Motivasi Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan Mandiri

Motivasi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri dan

motivasi memilih menggunakan obat tradisional untuk mengatasi penyakit

dibandingkan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh

tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung atau pemungkin dan faktor

pendorong atau penguat (Sarwono, 2007).

1. Motivasi menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri

Hasil penelitian ini (Gambar 13) menunjukkan motivasi terbanyak yang

dipilih oleh responden ketika melakukan pengobatan mandiri karena cocok dan

merasa sembuh setelah menggunakan obat tradisional (33%). Pengobatan mandiri

yang dilakukan oleh responden awalnya hanya dengan mencoba dan responden

cocok dengan obat tradisional karena merasa sembuh setelah menggunakan obat

tradisional. Berikut hasil kutipan wawancara responden:

“Ya cocok mba, karena setelah menggunakan ada efeknya dan sembuh.

Jadi kalau sakit lagi, minumnya obat yang sama mba” (R).

Menurut Kotler dan Keller (2007) “Customer buying decision – all their

experience in learning, choosing, using, even disposing of a product”, yang

memiliki arti minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

53

konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk,

berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengonsumsi atau

bahkan menginginkan suatu produk. Pada penelitian ini, responden yang

menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri karena pengalaman

responden sebelumnya yang telah memilih obat tradisional untuk pengobatan

mandiri. Pengalaman dalam memilih obat tradisional membuat responden

menggunakan dan mengonsumsi kembali obat tradisional yang pernah digunakan

untuk pengobatan mandiri.

Faktor terbesar mempengaruhi responden sehingga termotivasi

menggunakan obat tradisional adalah faktor predisposisi yang terdapat dalam diri

responden tersebut, seperti pengetahuan, sikap dan kepercayaan (Sarwono, 2007).

Motivasi responden karena cocok dan sembuh setelah menggunakan obat

tradisional termasuk dalam faktor predisposisi, faktor predisposisi lainnya adalah

untuk pencegahan, kesulitan meminum obat dari dokter, badan terasa enak, berupa

herbal atau alami, lebih aman, supaya sembuh dari penyakit yang dialami, efek

samping yang timbul tidak terlalu banyak dan tidak ada efek samping yang alami.

Motivasi lainnya yang disebutkan oleh responden, yang termasuk faktor

pendukung adalah obat tradisional yang murah, mudah didapat atau diperoleh dan

praktis penggunaannya. Terdapat juga motivasi karena saran dari dokter untuk

mendukung penyembuhan penyakit termasuk dalam faktor pendorong atau

penguat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

54

Gambar 13. Motivasi responden menggunakan obat tradisional untuk

pengobatan mandiri, n=31

2. Motivasi memilih menggunakan obat tradisional untuk mengatasi

penyakit yang dialami dibandingkan memeriksakan diri ke pelayanan

kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 14), motivasi responden

menggunakan obat tradisional untuk mengatasi penyakit yang dialami

dibandingkan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan jawabannya berbagai

macam, mulai dari tidak sempat ke pelayanan kesehatan hingga keparahan

penyakit yang dialami. Motivasi terbesar responden menggunakan obat tradisional

untuk mengatasi penyakit yang dialami dibandingkan memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan, karena penyakit ringan yang dialami langsung sembuh

(36%).

Faktor predisposisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

motivasi responden dalam menggunakan obat tradisional untuk mengatasi

penyakit yang dialami dibandingkan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan

7%

3%

7%

7%

33%

13%

13%

3%

7%

3%

3%

3%

tidak ada ESO

tidak terlalu banyak ESO

agar sembuh/ sehat

lebih aman

cocok

praktis

tidak ada bahan kimia/ herbal/ alami

saran dokter

badan terasa enak

murah dan mudah didapat

sulit minum obat dari dokter

untuk pencegahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

55

(Sarwono, 2007). Responden sudah mengetahui penyakit ringan yang pernah

dialaminya sendiri, sehingga dari pengetahuan sebelumnya responden dapat

melakukan hal yang sama untuk mengobati penyakit ringan yang kembali muncul.

Penyakit ringan yang paling banyak dialami responden adalah masuk

angin. Responden memilih melakukan pengobatan mandiri dengan menggunakan

obat tradisional untuk mengobati masuk angin yang dialami karena langsung

sembuh dibandingkan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Motivasi

responden dalam melakukan pengobatan mandiri sesuai dengan keluhan atau

penyakit ringan yang banyak dialami oleh responden.

Gambar 14. Motivasi responden menggunakan obat tradisional untuk

pengobatan mandiri tanpa memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, n=31

19%

36%

19%

7%

10%

3%

3%

3%

jika sakit parah karena ke dokter perlu biaya

penyakit ringan langsung sembuh

pertolongan pertama/ untuk pencegahan

takut obat kimia karena ada ESO

tidak suka ke dokter/ puskesmas

malas makan obat

sudah cocok dengan OT

tidak sempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sebagian besar responden penelitian ini berusia pada rentang usia 32-38 tahun

(32%), jenis kelamin perempuan (68%), pekerjaan sebagai pedagang/

wirausaha (36%), status pernikahan sudah menikah (84%), pendidikan

terakhir SLTA/ SMA/ SMK (45%) dan pendapatan per bulan ≥ Rp 1.000.000

sampai < Rp 1.500.000 (32%).

2. Sebagian besar responden melakukan pola penggunaan obat tradisional untuk

pengobatan mandiri dengan frekuensi penggunaan 1-5x dalam sebulan. Obat

tradisional yang banyak digunakan untuk masuk angin adalah Tolak Angin®

dalam bentuk cair. Pengobatan mandiri banyak dilakukan untuk mengobati

diri sendiri. Cara memperoleh yaitu membeli sendiri di warung dengan harga

obat tradisional yang terjangkau. Cara penggunaan dengan diminum langsung

dan lama penggunaan yaitu setiap hari. Hal yang banyak dialami setelah

menggunakan obat tradisional adalah badan terasa enak. Efek samping dari

obat tradisional yang dialami hanya sedikit terjadi. Banyak yang sudah pernah

menggunakan obat tradisional sebelumnya untuk pengobatan mandiri. Sumber

informasi mengenai obat tradisional diperoleh dari iklan televisi.

3. Motivasi terbesar penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri

adalah mencoba kemudian merasa cocok karena sembuh setelah menggunakan

obat tradisional (33%) dan karena langsung sembuh penyakit ringan yang

dialami (36%) sehingga tidak memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

57

B. Saran

1. Perlu adanya kajian mengenai hubungan antara karakteristik responden

terhadap pola penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri dan

karakteristik responden terhadap motivasi penggunaan obat tradisional untuk

pengobatan mandiri.

2. Perlu dilakukan sosialisasi atau penyuluhan mengenai penggunaan obat

tradisional untuk pengobatan mandiri kepada masyarakat Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, untuk menghindari

ketidakrasionalan penggunaan obat tradisional dan memberikan informasi dan

gambaran mengenai pola dan motivasi penggunaan obat tardisional.

3. Perlu dilakukan peningkatan peran apoteker dalam pelayanan obat terkait jenis

obat tradisional kepada masyarakat agar terhindar dari pemalsuan obat

tradisional yang banyak beredar dan mengatasi masalah kesehatan terkait

pengobatan mandiri yang tepat, aman dan rasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

58

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, H., 2013, Batas Usia Dewasa dalam Bertindak secara Umum,

http://habibadjie.dosen.narotama.ac.id/files/2013/08/BATAS-USIA-

DEWASA.pdf, diakses tanggal 12 November 2015.

Angkoso, F.T.J., 2006, Pola Perilaku Pengobatan Mandiri Diantara Pria dan

Wanita di Kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus III

Paingan Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta, Skripsi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Arumwardhani, A., 2011, Psikologi Kesehatan, Galangpress, Yogyakarta, hal.

129-134.

Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2013, Profil BPOM, http://www.pom.go.id/,

diakses tanggal 10 Januari 2016.

Departemen Kesehatan RI, 2009, Profil Kesehatan Indonesia 2008,

http://depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-

indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2008.pdf, diakses tanggal 1

November 2015.

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2007, Pedoman

Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Departemen Kesehatan RI,

Jakarta.

Dharmmesta, B.S., dan Handoko, H.T., 2000, Manajemen Pemasaran: Analisa

Perilaku Konsumen, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta, hal. 25-54.

Djunarko, I., dan Hedrawati, Y., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar, PT.

Intan Sejati, Klaten, hal. 6-9.

Emzir, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisi Data, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, hal. 283-284.

Green, L.W., Marshall, W.K., Sigrid, G.D., dan Kay, B.P., 1980, Health

Education Planning, a Diagnostic Approach, Mayfield Publishing

Company, pp. 14-15.

Handayani, L. dan Suharmiati, 2002, Meracik Obat Tradisional secara Rasional,

Medika, Vol. XXVIII, 648-651.

Hardon A, Hodgkin C, Fresle D., 2004, How to investigate the use of medicines

by consummers, World Health Organisation, Swit-zerland, p. 64.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

59

Ikawati, Z., 1994, Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu tentang Cara Penggunaan Obat-

Obatan di Wilayah Purwokerto, Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal. 15-20.

Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2004,

Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Rebuplik Indonesia

no.HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan

Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, BPOM RI, Jakarta.

Krithikadatta, J., 2014, Normal Distribiton, J Consery Dent, 17 (1) 96-97.

Kotler, P., dan Keller, K.L., 2007, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, PT Indeks,

Jakarta.

Latief, A., 2012, Obat Tradisional, EGC, Jakarta, hal. 1-13.

McEwen, J., 1979, "Self-medication in The Context of Self-care: A review".

Dalam: Anderson, J.A.D (eds). Self Medication. The Proceedings of

Workshop on Self Care, MTP Press Limited Lancaster, pp. 95-111.

Mecillia, S., 2015, Evaluasi Iklan Obat di Stasiun Televisi Swasta Nasional Tahun

2014 Berdasarkan Aturan WHO Tahun 1998, Kepmenkes Nomor 386

Tahun 1994, DPI Tahun 2005, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Mulyana, D., 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,

hal. 182.

Ningsih, K., 2006, Perilaku Pengguna Obat Tradisional pada Pengunjung Kioa

Jamu di Kota Yogyakarta Periode Desember 2004-Februari 2005: Kajian

Motivasi, Pengetahuan dan Penggunaan, Skripsi, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Notoatmodjo, S., 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 199-

120.

Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,

hal. 35, 36, 37.

Noviana, F., 2011, Kajian Pengetahuan dan Alasan Pemilihan Obat Herbal pada

Pasien Geriatri di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Skripsi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pokja Sanitasi Kabupaten Wonosobo, 2012, Buku Putih Sanitasi Kabupaten

Wonosobo Provinsi Jawa Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

60

Pujiyanto, 2008, Faktor Sosio Ekonomi yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum

Obat Antihipertensi, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 3 (3), 142.

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2011, Data Penduduk

Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014, Bakti Husada,

Jakarta.

Rantucci, M. J., 1997, Pharmacist Talking With Pantients A Guide to Patient

Counseling, Williams & Wilkins, Baltimore, p. 30.

Sarosa, S., 2012, Penelitian Kualitatif, Permata Puri Media, Jakarta Barat, hal. 70-

71.

Sarwono, S., 2007, Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 32-40.

Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 54-78.

Soedibyo, B. R. A. M., 1998, Alam Sumber Kesehatan dan Kegunaannya, Balai

Pustaka, Jakarta, hal 1-11.

Sulasmono, dan Hartini, Y. S., 2010, Praktik Kefarmasian Ulasan Peraturan

tentang Bidang Pekerjaan Apoteker, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta, hal. 280-284.

Supardi, S., Jamal, S., dan Loupatty, A.M., 2003, Beberapa Faktor yang

Berhubungan dengan Penggunaan Obat Tradisional dalam Pengobatan

Sendiri di Indonesia, Buletin Penelitian Kesehatan, 31 (1), 25-31.

Supardi, S., Jamal, S., dan Raharni, 2005, Pola Penggunaan Obat, Obat

Tradisional dan Cara Tradisional dalam Pengobatan Sendiri di Indonesia,

Buletin Penelitian Kesehatan, 33 (4), 192-198.

Supardi, S., Sukasediati, N., dan Azis, S., 1997, Pola Penggunaan Obat dan Obat

Tradisional dalam Pengobatan Sendiri di Tanjung Bintang, Lampung,

Buletin Penelitian Kesehatan, 25 (3&4), 45-52.

Swarsi, S., Suryawati, C., Suparta, O., Wenten, N., Rupa, W., Pola-Pola

Pengobatan Tradisional pada Masyarakat Pedsaan Daerah Bali,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta, hal. 11-15.

Thomas, A., 1989, Tanaman Obat Tradisional, Penerbit Kanisius, Yogyakarta,

hal. 11-12.

Tilaar, M., dan Widjaja, B. T., 2014, The Power of Jamu: Kekayaan dan Kearifan

Lokal Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 48, 57-61,

191.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

61

Triratnawati, A., Masuk Angin dalam Konteks Kosmologi Jawa, Jurnal

Humaniora, 23, 326-335.

Umiati, N., Susanto, E., Radjijati., Arief, S., Rudiyanti, F., 1990, Pola-Pola

Pengobatan Tradisional Daerah Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Yogyakarta, 11-18.

Wasito, H., 2011, Obat Tradisional Kekayaan Indonesia, Graha Ilmu,

Yogyakarta, hal. 11,12, 27-39, 57, 58.

Widayati, A., 2012, Health Seeking Behavior di Kalangan Masyarakat Urban di

Kota Yogyakarta, Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 9 (2), 59-65.

Widayati, A., Suryawati, S., Crespigny, C., and Hiller, J.E., 2012, Beliefs About

the Use of Nonprescribed Antibiotics Among People in Yogyakarta City,

Indonesia: A Qualitative Study Based on the Theory of Planned Behavior,

Asia-Pacific Journal of Public Health, 20 (10), 1-12.

Wisely, 2008, Studi Tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasarkan Informasi

pada Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu

Instan pada Masyarakat Desa Maguwoharjo, Skripsi, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

WHO, 1998, The role of the pharmacist in self-care and self medication, World

Health Organization, Geneva, pp. 2-3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

62

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

63

Lampiran 1. Surat izin penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

65

Lampiran 2. Ethical clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

66

Lampiran 3. Informed consent

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Alamat :

Menyatakan BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN tentang

“Penggunaan Obat Tradisional dan Obat Modern”, yang akan dilakukan oleh Tim

Penelitian, yaitu:

Ketua Peneliti : Aris Widayati, M.Si., Apt., PhD.

Anggota : Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc.

Yeni Mardiati Pasaribu

Lusia Jois Mariana

Natalia Putri Arumsari

Veronika

Dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dengan ini saya juga menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Saya telah diberi informasi mengenai penelitian ini, diberi hak bertanya

tentang penelitian ini dan diberi hak didampingi oleh orang yang saya

tunjuk ketika informasi mengenai penelitian ini disampaikan kepada saya.

2. Saya telah dijelaskan bahwa saya mungkin tidak akan secara langsung

menerima manfaat dari hasil penelitian ini, namun saya juga telah

diberitahu bahwa hasil penelitian akan dimanfaatkan untuk kepentingan

ilmiah.

3. Saya juga telah diinformasikan bahwa data yang saya berikan akan

digunakan sepenuhnya hanya untuk kepentingan penelitian dan tidak ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

67

aspek komersial.

4. Saya juga telah diinformasikan bahwa data pribadi saya akan dirahasiakan,

jika hasil penelitian ini dipublikasikan, maka nama saya akan disamarkan.

5. Saya telah diberitahu bahwa penelitian ini adalah dalam pelaksanaannya

telah mendapatkan izin dari instansi yang berwenang,

6. saya tahu bahwa data yang saya berikan akan disimpan oleh peneliti

selama setidaknya tiga tahun ke depan

Wonosobo,………..…………..2015

Yang menyatakan,

(…………………………………)

Saksi,

(………………………………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

68

Lampiran 4. Panduan wawancara

PANDUAN WAWANCARA

“PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL DAN OBAT MODERN UNTUK

PENGOBATAN MANDIRI”

Kriteria inklusi sampel yang akan direkrut sebagai responden adalah

masyarakat dewasa di kawasan dataran tinggi Dieng yang berusia ≥ 18 tahun yang

pernah melakukan pengobatan mandiri selama satu bulan terakhir, baik laki-laki

ataupun perempuan dan bersedia wawancara.

Kunci Komponen Pendahuluan

Perkenalan wawancara

Ucapan terimakasih atas kesediaannya berpartisipasi sebagai responden

Tujuan datang ke responden dengan menguraikan secara garis besar

tentang penelitian

Penjelasan mengenai kerahasiaan responden

Penjelasan bagaimana wawancara akan dilakukan dan durasi wawancara

Data diri responden

a. Nama :

b. Alamat dan No.Telp :

c. Usia :

d. Jenis kelamin :

e. Pekerjaan :

f. Status pernikahan :

g. Pendidikan terakhir :

h. Pendapatan per bulan :

a.Kurang dari Rp 300.000,00

b.Antara Rp 300.000,00-Rp 1.000.000,00

c.Antara Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00

d.Antara Rp 1.500.000,00-Rp 2.000.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

69

c.Lebih dari Rp 2.000.000,00

1. Apakah Anda pernah mendengar istilah pengobatan mandiri atau

swamedikasi?

2. Jika Anda pernah mendengar istilah tesebut, dari mana Anda mendapatkan

informasinya?

3. Menurut Anda apakah yang dimaksud dengan pengobatan sendiri?

4. Apakah semua obat dapat dibeli untuk pengobatan sendiri tanpa periksa ke

Puskesmas/RS/dokter praktek?

=======

5. Apakah Anda pernah mendengar tentang obat bebas atau bebas terbatas? Jika

pernah:

a. Dimanakah obat tersebut bisa dibeli?

b. Apakah ketika membeli obat tersebut harus dengan resep dari dikter?

c. Apa sajakah bentuk-bentuk obat tersebut? (tablet, kapsul, serbuk, cairan,

dll)

6. Apakah Anda pernah melihat lambang pada kemasan obat tersebut?

a. Jika pernah, seperti apa lambang tersebut dan arti dari lambang tersebut,

gambarkan lambanganya?

=====

7. Apakah Anda pernah menggunakan obat atau memperoleh obat dari

orang lain untuk digunakan mengatasi sakit (tanpa perksa ke

Puskesmas/RS/dokter praktek) dalam satu bulan terakhir ini?

APABILA PERNAH:

a. Berapa kali dalam satu bulan terakhir ini?

b. Apakah Anda menggunakan atau memperoleh/diberi orang lain?

i. Jika Anda memperoleh obat tersebut dengan cara membelinya,

dimanakah obat tersebut Anda beli? Berapa jarak antara tempat tinggal

Anda dengan tempat untuk membeli obat tersebut? Berapa harganya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

70

ii. JIka Anda memperoleh obat tersebut dari orang lain, siapakah yang

meemberikanya?

c. Untuk siapakah obat tersebut? (apakah untuk diri sendiri atau orang

lain/keluarga, dll… mohon sebutkan)

d. Apa nama obatntya?

e. Berapa lama Anda (orang lain yang menggunakan) mengkonsumsi obat

tersebut?

f. Berapa kali dalam sehari Anda (orang lain yang menggunakan)

mengkonsumsi obat tersebut? Cara pakai obat tersebut?

g. Dalam bentuk apa obat tersebut (tablet, sirup, serbuk, dll)?

h. Keluhan/sakit apa yang berusaha diobati dengan obat tersebut?

i. Apakah obat tersebut pernah digunakan sebelumnya?

j. Apakah ada efek samping yang dirasakan?

k. Mengapa Anda memilih obat tersebut?

l. Darimana Anda mengetahui informasi mengenai obat yang Anda beli (atau

yang diberi oleh orang lain) tersebut?

m. Mengapa Anda (atau orang yang menggunakan oabt tersebut) tidak

memeriksakan diri ke Puskesmas/RS/dokter, tetapi memilih meminum

obat tersebut?

n. Apakah Anda (orang yang mengguakan obat tersebut) sembuh setelah

diobati dengan obat tersebut?

=======

8. Apakah Anda mengenal obat tradisional?

a. Mohon bisakah dijelaskan, apakah yang dimaksud dengan obat tradisional

menurut Anda?

b. Apa sajakah bentuk-bentuk obat tradisional yang Anda kenal (tablet, pil,

kapsul, serbuk, cairan, dll)

c. Apakah Anda mengenal jenis-jenis obat tradisional, yaitu jamu, obat

herbal terstandar dan fitofarmaka? Jika mengenal, mohon dijelaskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

71

i. Apakah Anda mengenal lambang JAMU pada kemasan/bungkus

jamu? Jika iya, mohon digambarkan. PERTANYAAN SERUPA

JUGA UNTUK HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA.

9. Sebutkan satu contoh obat tradisional, manfaatnya dan cara penggunaannya.

10. Menurut Anda, apakah obat tradisional dapat menimbulkan efek samping?

11. Apakah Anda (atau keluarga Anda) pernah menggunakan obat tradisional

untuk mengobati penyakit selama satu bulan terakhir? JIKA PERNAH:

a. Seberapa sering Anda menggunakan obat tradisional (dalam satu bulan

terakhir)?

b. Apakah nama obat tradisional yang Anda gunakan?

c. Untuk siapa obat tradisional tersebut?

d. Dalam bentuk apa obat tradisional tersebut?

e. Untuk mengobati penyakit apa?

f. Darimana Anda memperolehnya?Kalau membeli, membeli obat tradisional

dimana? Jarak antara tempat tinggal dan temapt membeli obat

tradisional?Berapa harganya?

g. Bagaimana Anda menggunakannya? (ATURAN PAKAI DAN CARA

PAKAI)

h. Berapa lama Anda menggunakannya?

i. Apakah Anda sembuh setelah menggunakan obat tradisional tersebut?

j. Adakah efek samping yang Anda rasakan?

k. Apakah obat tradisional tersebut pernah digunakan sebelumnya?

l. Dari manakah Anda mengetahui mengenai obat tradisional yang Anda

gunakan tersebut?

m. Apakah alasan Anda menggunakan obat tradisional tersebut?

n. Mengapa Anda memilih menggunakan obat tradisional tersebut untuk

mengatasi penyakit yang dialami (dibandingkan memeriksakan diri ke

Puskesmas atau Rumah Sakit atau dokter praktek?

======

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

72

12. Bagaimana pendapat Anda mengenai penggunaan obat tradisional jika Anda

sakit?

13. Bagaimana pendapat Anda mengenai penggunaan obat modern jika Anda

sakit?

14. Apakah Anda menyukai menggunakan obat tradisional?

15. Apakah Anda menyukai menggunakan obat modern?

16. Apakah menurut Anda menggunakan obat tradisional bermanfaat untuk

menyembuhkan penyakit yang Anda alami?

17. apakah menurut Anda menggunakan obat modern bermanfaat untuk

menyembuhkan penyakit yang anda alami?

======

18. Apakah Anda akan menggunakan obat tradisional untuk mengatasi

gejala/sakit yang anda alami?

19. Apakah Anda akan menggunakan obat modern untuk mengatasi gejala/sakit

yang anda alami?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

73

Lampiran 5. Peta Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah

www.wonosobocommunity.com

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

74

Lampiran 6. Hasil pengecekan obat Ricalinu dan Naturindo di BPOM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{ obat tradisional t]ntiik pengobatai\t mandiri di kalangait masyarakat desa dieng

75

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Veronika. Penulis

lahir di Kota Bogor pada tanggal 24 Januari 1994

sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, anak dari

pasangan Kencana Purba dan Arta br Tarigan. Penulis

telah menyelesaikan pendidikan di TK Mexindo Bogor

(1998-2000), SD Mardi Yuana III Bogor (2000-2006),

SMP Mardi Yuana I Bogor (2006-2009) dan SMA Budi

Mulia Bogor (2009-2012). Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan pada tahun 2012 di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama

menempuh pendidikan perkuliahan, penulis juga aktif

dalam berbagai kegiatan seperti menjadi Ketua Tim

PKM-M “Pinbol Antik (Pengenalan Simbol-Simbol

Kemasan Plastik dan Pengolahan Sampah Plastik) dengan Siswa-Siswi Kelas III

dam IV SDN Karangasem” didanai DIKTI pada tahun 2014, Divisi Marketing &

Promotion Tim Redaksi Majalah Pharmaholic (2013-2014), Anggota Divisi

Pendamping Kelompok (Dampok) INSADHA 2014 dan Asisten Dosen pada

Praktikum Botani Farmasi Tahun Akademik 2012/2013, 2014/2015 dan

2015/2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI