plagiat merupakan tindakan tidak terpuji … · membaca, aspek kebahasaan, aspek menulis, dan aspek...
TRANSCRIPT
KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU
BAHASA INDONESIA SMA DI BAWAH NAUNGAN
YAYASAN PENDIDIKAN NUSA CENDANA SUMBA BARAT DAYA
TAHUN 2017
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Magister
Oleh:
Engel Bertha Halena Gena
NIM: 151232013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Desember 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU
BAHASA INDONESIA SMA DI BAWAH NAUNGAN
YAYASAN PENDIDIKAN NUSA CENDANA SUMBA BARAT DAYA
TAHUN 2017
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Magister
Oleh:
Engel Bertha Halena Gena
NIM: 151232013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Desember 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria,
Santa Engelbertha, alm. Bapak Joseph Gena, Ibu Apliana Wini Gena, Mauritz K
Mbele, Clementhio Marvel Aditya Mbele, Stevano Siena, dan seluruh keluarga
besar yang begitu mencintai, mengasihiku dan yang senantiasa memberikan
semangat dalam menyelesaikan tesis ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
“Tugas kita bukanlan untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di
dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan
untuk berhasil”
*(Mario Teguh)*
Jangan pernah berputus asa jika menghadapi kesulitan, karena
setiap tetes air hujan yang jernih berasal dari awan yang gelap. Sebab, bagi Allah
tidak ada yang mustahil (LUKAS 1:37-42).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 Desember 2017
Penulis,
Engel Bertha Halena Gena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Engel Bertha Halena Gena
Nomor Mahasiswa : 151232013
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru Bahasa Indonesia SMA di bawah
Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Sumba Barat Daya Tahun 2017.
Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal: 14 Desember, 2017
yang menyatakan
Engel Bertha Halena Gena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Gena, Engel Bertha Halena. 2017. Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru Bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Sumba Barat Daya, Tahun 2017. Tesis. Yogyakarta: Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Kompetensi guru merupakan kemampuan guru dalam bidang studinya.
Seorang guru dituntut mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional merupakan dua kompetensi guru yang sangat erat hubungannya dengan tugas profesi seorang guru. Kompetensi pedagogik yaitu kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran sedangkan kompetensi profesional yaitu kompetensi guru dalam melaksanakan tugas kependidikan yang berkaitan dengan bidang studi. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini terutama terhadap kompetensi pedagogik dan profesional guru Bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana, Sumba Barat Daya, Tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan pedagogik guru,penguasaan penyusunan perangkat pembelajaran, keterampilan mengajar, dan profesional bidang bahasa yaitu, aspek membaca, aspek kebahasaan, aspek menulis, dan aspek kesastraan guru bahasa Indonesia.
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini dipergunakan metode deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian adalah delapan guru Bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah teknik tes, teknik observasi, teknik wawancara, dan studi dokumenter. Adapun alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah, soal tes pedagogik dan profesional, lembaran penilaian kompetensi guru bidang studi, lembar penilaian kompetensi mengajar. Pengolahan data tes, observasi, dan analisis dokumen melalui RPP yang dipergunakan adalah dengan menggunakan rumus skor dan persentase, data hasil wawancara hanya sebagai data pendukung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru Bahasa Indonesia berdasarkan skor rata-rata hasil perolehan bervariasi pada tiga tingkatan pencapaian,yaitu Baik, Cukup dan Kurang. Berikut adalah rinciannya, pengetahuan pedagogik rata-rata skor 79,5% artinya Baik, penyusunan RPP skor 76,3%, artinya Baik, keterampilan mengajar skor 71,1% artinya Cukup dan pengetahuan profesional rata-rata skor 74,9% artinya Cukup. Kompetensi pedagogik dan profesional guru Bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana, Sumba Barat Daya tahun 2017. Kata kunci: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, guru bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Gena, Engel Bertha Halena. 2017. Pedagogic and Professional Competence of Indonesian High School Teachers Under the Auspices of Nusa Cendana Education Foundation Southwest Sumba Year 2017. A Graduate Thesis. Yogyakarta: The Masters Program of Indonesian Language and Literature Education, Sanata Dharma University.
Teacher competence is the ability of teachers in the field of study. A
teacher is required to have qualifications, competence, and high dedication in carrying out his professional duties. Pedagogical competence and professional competence are two teacher competencies that are closely related to the professional task of a teacher. Pedagogic competence is the competence of teachers in managing learning while professional competence is the competence of teachers in carrying out educational tasks related to the field of study. This is what makes the researcher interested to do this research especially to pedagogic competence and professional Indonesian high school teachers under the auspices of Nusa Cendana education foundation Southwest Sumba, Year 2017. This study aims to determine the mastery of pedagogical knowledge of teachers, mastery of the preparation of learning tools, teaching skills, and linguistic professional knowledge that is, aspects of reading, linguistic aspects, writing aspect, and literary aspects of Indonesian teachers.
To solve the problem in this research used quantitative descriptive method. Subjects in the study were eight Indonesian teachers. Data collection techniques used are test techniques, observation techniques, interview techniques, and documentary studies. The data collection tool in this research is, the question of pedagogical and professional tests, the teacher competence assessment sheet of the study field, the assessment sheet of teaching competence. Test data processing, observation, and document analysis through RPP that is used is by using the formula score and percentage, data interview results only as supporting data.
The results showed that the overall competence of pedagogic and professional competence of Indonesian teachers based on the average score of the results varied on three levels of achievement, namely Good, Fair and Less. Here are the details, pedagogical knowledge average score of 79.5% means Good, the preparation of the RPP score of 76.3%, meaning Good, the skills of teaching score 71.1% means Enough and professional knowledge average score of 74.9% , on reading aspect score of 60,4% meaning less, linguistic score 79,6% mean Good. Pedagogic competence and professional teacher of SMA high school under shade Nusa Cendana Educational Foundation, Southwest Sumba 2017.
Keywords: pedagogic competence, professional competence, teacher of language Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul
“Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru bahasa Indonesia SMA di Bawah
Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Sumba Barat Daya Tahun 2017”.
Tesis ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Magister Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa selama proses pelaksanaan penelitian yang telah
penulis lakukan telah melibatkan berbagai pihak, untuk itu izinkanlah penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. R. Kunjana Rahardi M.Hum., selaku Ketua Program Studi Magister
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama yang telah
bersedia meluangkan waktu, dan pikirannya untuk membimbing, memberikan
saran, memberi motivasi serta kritikan yang membangun dalam proses
penyusunan tesis.
4. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua yang telah
bersedia meluang waktu, dan pikirannya untuk membimbing, memberikan
saran, motivasi serta kritikan yang membangun dalam proses penyusunan
tesis.
5. Alm. Dr. Paulus Ari Subagyo, M. Hum., selaku dosen validator soal-soal tes
kebahasaan yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk
memvalidasi hasil analisis data dalam penelitian ini.
6. Veronica Tripihatmini, S. Pd., M. Hum., M.A., selaku dosen validator soal-
soal tes pedagogik yang telah bersedia.meluangkan waktu dan pikirannya
untuk memvalidasi hasil analisis data dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Dr. Sebastianus Widanarto P.,S.Pd., M.Si., selaku dosen validator (ahli
penilaian) soal pedagogik dan kebahasaan, kisi-kisi dan instrumen penelitian
yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk memvalidasi
hasil analisis data dalam penelitian ini.
8. Yayasan Pendidikan Nusa Cendana (YAPNUSDA) Sumba Barat Daya NTT
yang telah mengirim dan membiayai serta mendukung sepenuh hati sehingga
bisa menyelesaikan tesis ini.
9. Guru-guru Bahasa Indonesia yang mengajar di tiga Sekolah Menengah Atas
Yayasan yang sudah membantu memberikan informasi yang dibutuhkan
dalam penyelesaikan penyusunan tesis.
10. Robertus Marsidiq, selaku staf sekretariat prodi MPBSI yang selama ini telah
banyak membantu dan memberikan berbagai kemudahan untuk memenuhi
berbagai keperluan administratif.
11. Ketujuh orang tua tercinta, alm.Bapak Joseph Gena, Ibu Apliana Gena,
Kakak Ina Gena, Petrus Gena, Ignasius Gena, Edis Gena, dan Feli Gena,
yang selalu mendoakan dan memberikan semangat dalam penyelesaian tesis.
12. Mauritz Kaprilus Mbele dan Clementhio Marvel Adytia Mbele sebagai
sumber penguatan yang selalu memberikan doa, dukungan, dan motivasi
dalam permasalahan-permasalahan yang dialami.
13. Brigita Yuni S.Pd., Melyda Agustina S.Pd., Martha Susanti S.Pd., Sofylia
Melati S.Pd., Dina Eka Pertiwi S.Pd., Gusti Dinda Damarsasi S.Pd., Natalia
Hartanti S.Pd., dan teman satu kelas yang sudah menyemangati dan
merelakan waktu serta pikiran untuk berdiskusi bersama demi penyelesaian
tesis.
14. Teman-teman mahasiswa MPBSI angkatan pertama dan teman-teman MPBSI
semua angkatan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
15. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian.
Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga
tesis ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 14 Desember 2017
Penulis,
Engel Bertha Halena Gena
DAFTAR ISI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................... vii
ABSTRAK ..................................................................................... viii
ABSTRACT.................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................... x
DAFTAR ISI .......................................................................... ...... xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xviii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 10
1.5 Definisi Operasional.................................................................. 11
BAB II: LANDASAN TEORI
2.1 Hakikat Kompetensi Guru ......................................................... 13
2.2 Kompetensi Pedagogik ............................................................. 18
2.2.1 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............ 27
2.2.2 Keterampilan Mengajar ................................................... 33
2.3 Kompetensi Profesional ............................................................ 52
2.4 Penilaian Kinerja Guru .............................................................. 58
2.5 Guru Bahasa Indonesia .............................................................. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.6 Kerangka Berpikir ..................................................................... 65
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ..................................................................... 66
3.2 Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian .................................... . 67
3.2.1 Lokasi Penelitian .............................................................. 67
3.2.2 Subjek Penelitian .............................................................. 68
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 70
3.3.1 Teknik Observasi atau pengamatan ................................... 70
3.3.2 Teknik Wawancara ........................................................... 71
3.3.3 Teknik Analisis Dokumen ............................................... 72
3.3.4 Teknik Tes ....................................................................... 72
3.4 Pengembangan Instrumen ......................................................... 73
3.5 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................... 86
3.5.1 Teknik Pengolahan Data ................................................... 86
3.5.2 Teknik Analisis Data ........................................................ 88
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data........................................................................... 90
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 93
4.2.1 Penguasaan Pengetahuan Pedagogik Guru....................... 93
4.2.2 Penguasaan Penyusunan Perangkat Pembelajaran ........... 94
4.2.3 Keterampilan Mengajar ................................................... 96
4.2.4 Pengetahuan Profesional Guru ........................................ 98
4.3 Pembahasan .............................................................................. 100
4.3.1 Pengetahuan Kompetensi Pedagogik ................................ 100
4.3.2 Penguasaan Penyusunan Perangkat Pembelajaran ............. 103
4.3.3 Keterampilan Mengajar guru ............................................ 107
4.3.4 Pengetahuan Kompetensi Profesional ............................... 112
BAB V: PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................... 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
5.2 Implikasi ................................................................................... 115
5.3 Saran ......................................................................................... 118
DAFTAR RUJUKAN ................................................................... 120
LAMPIRAN .................................................................................. 128
BIOGRAFI PENULIS ................................................................. 248
DAFTAR TABEL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Halaman
Tabel 2.1 Empat Belas Kompetensi bagi Guru Mata Pelajaran ........ 58
Tabel 2.2 Data Guru Bahasa Indonesia ............................................ 70
Tabel 2.3 Konversi Tingkat Pencapaian .......................................... 76
Tabel 2.4 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kompetensi Guru Bidang
Studi dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran (RPP) ................ 77
Tabel 2.5 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kompetensi Mengajar Guru 78
Tabel 2.6 Kisi-kisi Tes Kompetensi Pedagogik Guru SMA ............ 80
Tabel 2.7 Instrumen Tes Kompetensi Profesional Guru Bahasa
Indonesia ........................................................................................ 82
Tabel 2.8 Skala Ordinal .................................................................. 90
Tabel 2.9 Rangkuman Pengetahuan Pedagogik Guru Bahasa
Indonesia ........................................................................................ 94
Tabel 2.10 Rangkuman Penyusunan Perangkat Pembelajaran (RPP)
Guru Bahasa Indonesia ................................................................... 96
Tabel 2.11 Rangkuman Keterampilan Mengajar guru Bahasa
Indonesia ........................................................................................ 98
Tabel 2.12 Rangkuman Analisis Pengetahuan Kompetensi Profesional
Guru Bahasa Indonesia ................................................................... 99
DAFTAR GAMBAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Halaman
Gambar 1 Kerangka Berpikir ......................................................... 63
Gambar 2 Grafik Penguasaan Pengetahuan Pedagogik Guru
Bahasa Indonesia ............................................................................ 95
Gambar 3 Grafik Penguasaan Penyusunan Perangkat Perencanaan
Pembelajaran ................................................................................. 97
Gambar 4 Grafik Penguasaan Keterampilan Mengajar Guru
Bahasa Indonesia ............................................................................ 99
Gambar 5 Grafik Penguasaan Pengetahuan Profesional Guru
Bahasa Indonesia ............................................................................ 101
DAFTAR LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian .................................................. 129
Lampiran 3. Kisi-kisi Tes Kompetensi Pedagogik ......................... 145
Lampiran 4. Instrumen Tes Kompetensi Pedagogik ....................... 148
Lampiran 5. Kisi-kisi Kompetensi Profesional ............................. 166
Lampiran 6. Instrumen Tes Kompetensi Profesional ..................... 172
Lampiran 7. Kunci Jawaban .......................................................... 194
Lampiran 8. Kisi-kisi RPP Kurikulum 2006 .................................. 195
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran K 2006 .............. 198
Lampiran 10. Kisi-kisi RPP Kurikulum 2013 .................................. 202
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran K 13 .................. 205
Lampiran 12. Kisi-Kisi Penilaian Kompetensi Guru Bidang studi ... 214
Lampiran 13 Instrumen Penilaia Kompetesi Guru ........................... 215
Lampiran 14 Kisi-Kisi Pelaksanaan Pembelajaran........................... 217
Lampiran 15. Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ........ 219
Lampiran 16 Bukti Submission Artikel Jurnal ................................ 221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab pertama ini ada 5 (lima) hal yang dibahas oleh peneliti. Lima hal
tersebut meliputi: (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian,
(4) manfaat penelitian, dan (5) definisi operasional.
1.1 Latar Belakang
Indonesia menempatkan pendidikan sebagai variabel utama dalam
konteks pembangunan bangsa dan negara. Hal ini tercermin dalam Undang-
undang Dasar tahun 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan
nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam sebuah
proses pendidikan, guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dari
sistem pendidikan nasional karena mampu memahami, mendalami, melaksanakan,
dan akhirnya mencapai tujuan pendidikan selain komponen lainnya seperti tujuan,
kurikulum, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, dan evaluasi. Di sisi lain,
guru berperan penting dalam kaitannya dengan kurikulum, karena gurulah yang
secara langsung berhubungan dengan siswa. Demikian guru berperan penting
dalam sarana, lingkungan, dan evaluasi karena seorang gurulah yang mampu
memanfaatkannya sebagai media pendidikan secara langsung bagi siswanya.
Dunia pendidikan dewasa ini menghadirkan banyak tantangan, seperti
hasil akhir ujian nasional yang belum mampu memberikan senyuman di wajah
anak-anak dan membuat bangga bangsa Indonesia kualitas pembelajaran
dipertanyakan, karena motivasi belajar peserta didik masih sangat rendah. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang harus diperbaiki untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, khususnya dalam
pembelajaran. Proses belajar merupakan aktivitas dalam merangkai pengalaman
dan menggunakan masalah nyata yang ada di lingkungannya sebagai bahan
belajar. Dengan kata lain, belajar tidak bersifat pasif, tetapi merupakan proses
aktif dalam memperoleh pengalaman pengetahuan dan informasi baru. Tentu,
diharapkan agar setelah belajar, seseorang memiliki keterampilan, kemampuan,
sikap, dan nilai.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar peserta didik sehingga
membawa dampak pada kualitas hasil belajar mereka, seperti faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal mencakup hal-hal yang berasal dari dalam diri
peserta didik (individu), seperti faktor biologis, psikologis dan kognitif;
sedangkan faktor eksternal mencakup hal-hal dari luar diri peserta didik, yaitu
guru, lingkungan sosial, serta sarana dan prasarana. Maksudnya, keberhasilan
peserta didik tidak terlepas dari keberhasilan faktor eksternal yaitu guru yang
mendidiknya. Hamid (2010:23) menyatakan bahwa guru yang berkompetensi
memiliki kemungkinan melahirkan seorang peserta didik yang berprestasi. Karena
itu, guru menjadi komponen penting dan utama dalam bidang pendidikan formal.
Umumnya, para guru dijadikan sebagai tokoh teladan bagi peserta
didiknya. Oleh karena itu, guru seyogianya memiliki perilaku dan kompetensi
yang memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh. Kompetensi
yang perlu dimiliki oleh guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial,
kompetensi profesional dan kompetensi kepribadian. Keempat kompetensi ini
mutlak diperlukan oleh setiap guru dalam menjalankan tugas dan tanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
jawabnya secara profesional. Secara khusus, kompetensi profesional mengacu
pada perbuatan (performance) yang bersifat rasional dan memiliki spesifikasi
tertentu dalam melaksanakan tugas kependidikan yang berkaitan dengan bidang
studi yang meliputi penguasaan materi pelajaran yang telah dipersiapkan untuk
mengajar, penguasaan struktur, konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan yang
menaungi materi ajar, penguasaan standar kompetensi dan standar isi mata
pelajaran serta bahan ajar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP),
penguasaan terhadap hubungan konsep antarmatapelajaran terkait dan
menerapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari sedangkan kompetensi
pedagogik memiliki peran penting dalam pembelajaran, karena berhubungan
dengan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi
penguasaan karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional dan intelektual, penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik, pengembangan kurikulum, menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik dan menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses
dan hasil belajar (Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2007).
Secara formal, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa guru
adalah tenaga profesional. Sebagai tenaga profesional, guru dipersyaratkan
memiliki kualifikasi akademik S-1 (Strata satu) atau D-4 (Diploma empat) dalam
bidang yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kompetensi sebagai agen pembelajaran. Pemenuhan persyaratan kualifikasi
akademik S-1/D-4 dibuktikan dengan ijasah yang diperolehnya di lembaga
pendidikan tinggi dan persyaratan relevansi dibuktikan dengan kesesuaian antara
bidang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang diampu di sekolah.
Sementara itu, dalam mengelola program pembelajaran, guru juga
dituntut menguasai pendekatan sistem mengajar, dasar-dasar pengajaran, metode
mengajar, dan mampu merancang penggunaan fasilitas atau media pembelajaran.
Idealnya, guru harus mampu membuat program pembelajaran dan menguasai
secara mendalam, mampu menganalisis kemampuan siswa, kurikulum, sarana dan
prasarana yang ada di sekolahnya. Apabila guru mampu mengelola program
pembelajaran secara baik, pada akhirnya siswa berpartisipasi aktif dengan penuh
motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran yang berimbas pada tercapainya
tujuan pembelajaran. Hal ini seperti dinyatakan oleh Engkoswara dan Komariah
(2010: 313) bahwa ada tiga faktor peningkatan mutu pendidikan, yaitu (1)
kecukupan sumber-sumber pendidikan (mutu tenaga kependidikan, biaya, dan
sarana belajar); (2) mutu proses belajar yang mendorong siswa belajar efektif, dan
(3) mutu keluaran dalam bentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai
positif.
Sisi lain, terselenggarakannya proses belajar-mengajar yang hangat dan
kondusif dengan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat tentu saja hanya
tercipta bila guru menguasai kompetensinya sebagai guru. Dengan telah
dikembangkannya standar kompetensi guru kiranya harus digunakan sebagai
acuan bagi penyelenggara pendidikan dalam melakukan pengukuran kinerja guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran. Namun demikian masih perlu dipikirkan agar standar kompetensi
ini benar-benar digunakan sebagai acuan dalam merekrut tenaga kependidikan.
Namun demikian, harapan dan idealism berdasarkan konsep-konsep di
atas belum terealisasi dalam dunia pendidikan, khususnya lembaga pendidikan
SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana, Kabupaten Sumba
Barat Daya, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Umumnya, para guru di Kabupaten
Sumba Barat Daya belum memahami berbagai prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik. Para guru jarang menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran secara kreatif. Bahkan, para guru kurang memahami
prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan
karakteristik bidang studi yang diembannya. Lebih dari itu, para guru juga jarang
melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas. Hal
ini berarti para guru belum memiliki kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional yang baik dan maksimal, karena semua permasalahan tersebut berada
pada koridor dari kemampuan pedagogik dan profesionalitas guru.
Secara khusus, para guru Bahasa Indonesia belum mampu menyusun
dan mengembangkan sendiri silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang kontekstual dan terintegrasi dengan kondisi di daerahnya. Para guru
masih terpaku dengan contoh-contoh silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang sudah ada dari penerbit dan tertera dalam buku paket.
Sebuah harapan bahwa guru mampu mengaplikasikan program pembelajaran di
kelas. Kelas sebagai suatu kelompok belajar hendaknya berkembang menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kelompok yang penuh interaksi, kerjasama, bersemangat dalam mempelajari dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Keberadaan kelas yang pasif dimana siswa
hanya duduk, dengar, catat tentu tidak diharapkan. Oleh karena itu, guru tidak
sekedar bertugas sebagai orang yang menyampaikan ilmu pengetahuan, lebih dari
itu guru yang profesional harus mampu mengelola kelas, sehingga tercapai
suasana kelas yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin. Namun, hal ini belum
mendapat perhatian serius dari para guru Bahasa Indonesia SMA di bawah
Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana, Sumba Barat Daya.
Selain itu, sebagai pengelola kelas, diharapkan guru bertanggung jawab
terhadap lingkungan fisik kelasnya. Mengajar pada dasarnya merupakan kegiatan
akademik yang berupa interaksi komunikasi antara pendidik dan peserta didik.
Proses ini merupakan sebuah tindakan profesional yang bertumpuh pada kaidah-
kaidah ilmiah. Aktivitas mengajar merupakan kegiatan guru dalam mengaktifkan
proses belajar peserta didik dengan menggunakan berbagai metode belajar.
Mengajar yang efektif merupakan efek dari perbuatan guru yang terlatih dalam
menjalankan tugasnya. Penelitian Barak Rosenshine (1990:80) mengemukakan
bahwa mengajar yang efektif merupakan tindakan guru yang terlatih dalam
melaksanakan pekerjaannya, yaitu kemahiran dalam menyajikan bahan pelajaran
dengan meramu berbagai penggunaan metode mengajar untuk menyajikan materi
belajar. Temuan penelitian ini juga mencakup tentang kegiatan guru dalam
mengecek pemahaman siswa tentang bahan yang dipelajari,menyediakan
kesempatan untuk partisipasi siswa dalam kegiatan belajar, menyediakan
kesempatan yang luas untuk aktif memahami bahan yang diajarkan, mengoreksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kesalahan, membimbing setiap siswa belajar mempraktekkannya, memberikan
feedback dan membantu mencari permasalahan. Agar senantiasa menyenangkan
untuk belajar, mengarahkan, membimbing proses interaksi belajar dalam
kelasnya.
Realitas masih menunjukkan bahwa kondisi kelas masih monoton, setiap
hari guru hanya ceramah sehingga membosankan siswa. Siswa tidak didorong
untuk mengembangkan kemampuan dirinya secara optimal. Guru juga belum
mampu mengevaluasi hasil belajar siswa, mengingat pentingnya evaluasi
pembelajaran atau evaluasi proses karena mencakup usaha-usaha yang terarah,
terencana, dan sistematis. Tujuan evaluasi untuk memperoleh sejumlah informasi
atau data tentang nilai, arti, dan manfaat kegiatan pembelajaran, dan untuk
menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap
perencanaan, proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Setiap aspek
penilaian pembelajaran perlu ditinjau secara kritis, terukur, dan dinilai dalam
proses evaluasi oleh guru.
Sisi lainnya, pemerintah telah berupaya untuk melakukan reformasi total
pada bidang pendidikan melalui perubahan kurikulum dengan tujuan dapat
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Namun, kehadiran kurikulum 2013
sebagai pengganti kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) belum menjawab, bahkan tidak dapat mengatasi persoalan-
persoalan tersebut. Banyak indikator bawaan pemicu rendahnya mutu pendidikan,
yakni guru sebagai motor penggerak utama jalannya proses pendidikan belum
menyadari dan belum mampu melaksanakan tugasnya secara baik. Bahkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
kompetensi yang seharusnya melekat pada dirinya pun belum sepenuhnya dimiliki
dan diterapkan dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mendidik dan
membelajarkan peserta didiknya. Oleh karena itu, peneliti ingin mengkaji lebih
mendalam mengenai pengetahuan kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru, penguasaan penyusunan perangkat pembelajaran (RPP) dan
keterampilan mengajar khususnya guru Bahasa Indonesia SMA di bawah
Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana, Sumba Barat Daya, Tahun 2017,
karena kompetensi tersebut sangat melekat pada diri guru berkenaan dengan tugas
profesi guru di samping dua kompetensi lainnya, yaitu kompetensi kepribadian,
dan kompetensi sosial. Sementara itu, spesifikasi guru yang dipilih adalah guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki
oleh peneliti sendiri.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah utama yang dikaji
dalam penelitian ini ada dua yaitu Kompetensi Pedagogik dan profesional Guru
Bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana
Sumba Barat Daya, Tahun 2017 sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kompetensi pedagogik guru bahasa Indonesia SMA
dengan sub-submasalah berikut.
a. Bagaimanakah penguasaan pengetahuan pedagogik guru bahasa
Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa
Cendana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Bagaimanakah penguasaan penyusunan perangkat perencanaan
pembelajaran guru bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan
Yayasan Pendidikan Nusa Cendana?
c. Bagaimanakah penguasaan keterampilan mengajar guru bahasa
Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa
Cendana?
2. Bagaimanakah kompetensi profesional guru bahasa Indonesia SMA
di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas maka
penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan penguasaan kompetensi pedagogik guru bahasa
Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa
Cendana Tahun 2017 dengan sub-sub yaitu:
a. Penguasaan pengetahuan pedagogik guru bahasa Indonesia SMA
di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana.
b. Penguasaan penyusunan perangkat perencanaan pembelajaran
guru bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan
Pendidikan Nusa Cendana.
c. Penguasaan keterampilan mengajar guru bahasa Indonesia SMA
di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Mendeskripsikan kompetensi profesional guru bahasa Indonesia
SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Tahun
2017.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini menjadi sumbangsih untuk menambah
khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, terutama dalam pengembangan kompetensi pedagogik
dan kompetensi profesional guru.
b. Penelitian ini bermanfaat juga bagi para pengelola pendidikan
dalam hal memberdayakan guru-guru, sehingga diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan
di Sekolah Menengah Atas (SMA).
c. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan bahan kajian
lebih lanjut bagi para peneliti lanjutan guna menambah wawasan
keilmuannya.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangsih kepada Kepala
Sekolah agar memahami dan menjalankan perannya secara
maksimal dalam mengembangkan kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru Bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Hasil penelitian ini juga dapat membantu guru untuk mengetahui,
memahami, dan melaksanakan kompetensinya secara optimal
demi meningkatnya mutu pendidikan itu sendiri.
1.5 Definisi Operasional
1. Kompetensi Guru: Kompetensi guru merupakan hasil penggabungan
dari kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, berupa
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
menjalankan tugas keprofesionalannya. (Suprihatiningrum, 2013:9).
2. Kompetensi Pedagogik: kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi
yang dimilikinya, (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005, Pasal 28 ayat 3 butir a).
3. Kompetensi Profesional: Kompetensi yang mengacu pada perbuatan
(performace) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi
tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan atau
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkin membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
4. Yayasan Pendidikan Nusa Cendana (YAPNUSDA): Sebuah Yayasan
Katholik yang berada di Sumba Barat Daya, Kecamatan Kota
Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Propinsi Nusa Tenggara
Timur. Lembaga ini memiliki beberapa sekolah mulai dari tingkat
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK),
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama Katholik (SMPK),
Sekolah Menengah Atas Katholik (SMAK) dan Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Weetabula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab ini bahasan peneliti mengenai: (1) Kajian teori, dan (2) Kerangka
berpikir. Kajian teori menjadi landasan teori dalam penelitian ini, berisi tentang
penjelasan teori-teori yang relevan dengan penelitian ini, yakni (1) Hakikat
Kompetensi Guru, (2) Kompetensi Pedagogik, (3) Penyusunan Pelaksanaan
Pembelajaran, (4) Keterampilan Mengajar, (5) Kompetensi Profesional (6)
Penilaian Kinerja, dan (7) Guru Bahasa Indonesia. Kemudian, kerangka berpikir
untuk memudahkan peneliti dalam penelitian karena dapat melihat alur penelitian
dengan jelas.
2.1 Hakikat Kompetensi Guru
Secara harfiah, kompetensi berasal dari kata competence yang artinya
kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Adapun secara etimologi, kompetensi
adalah perpaduan keterampilan, pengetahuan, kreativitas, dan sikap positif
terhadap pekerjaan tertentu yang diwujudkan dalam kinerja (Darsono, 2011:123).
Pendapat yang sama disampaikan juga oleh Direktorat Tenaga Kependidikan
bahwa kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dan kompetensi tersebut
akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perbuatan secara
profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara nyata membentuk
kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman
terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme (Mulyasa, 2007:26). Hal yang sama disampaikan oleh
Suprihatiningrum (2013:9) yang mengatakan bahwa kompetensi guru merupakan
hasil penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, berupa
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam menjalankan tugas
keprofesionalannya. Atau dengan kata lain, kompetensi guru merupakan
kemampuan guru untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilannya dalam
melaksanakan kewajiban pembelajaran secara profesional dan bertanggungjawab.
Dari uraian di atas, nampak bahwa kompetensi mengacu pada
kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan sedangkan
kompetensi guru menunjukkan kepada performance atau perilaku nyata dalam arti
tidak hanya dapat diamati tetapi mencakup sesuatu yang nyata dengan perbuatan
yang rasional atau sesuai arah dan tujuan untuk memenuhi spesifikasi tertentu di
dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Selain guru mempunyai kompetensi
yang memadai, guru sebagai pendidik wajib memenuhi beberapa syarat khusus
untuk mengajar hal ini telah tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (1) dan ayat (3)
yang menyatakan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran,sehat jasmani dan rohani serta memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sedangkan pada ayat
(3) menjelaskan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini, meliputi
kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional. Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian Miarso (2008)
yang berjudul “Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi
Pendidikan” juga menyatakan bahwa guru yang berkualitas atau yang ber-
kualifikasi, adalah yang memenuhi standar pendidik, menguasai materi/isi
pelajaran sesuai dengan standar isi, dan menghayati dan melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan standar proses pembelajaran.
Kemudian lebih lanjut, Karsidi (2005) dalam makalahnya yang
disampaikan pada seminar nasional pendidikan yang berjudul “Profesionalisme
Guru dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Era Otonomi Daerah” menegaskan
bahwa untuk mencapai kondisi guru yang profesional, para guru harus
menjadikan orientasi mutu dan profesionalisme sebagai etos kerja mereka dan
menjadikannya sebagai landasan orientasi berperilaku dalam tugas-tugas. Dalam
hal ini kode etik profesi guru harus dijunjung tinggi. Khusus dalam pelaksanaan
pembelajaran di Indonesia, pemerintah telah melakukan upaya untuk
meningkatkan kualitas guru baik melalui pelatihan, seminar, dan melalui
pendidikan formal. Dengan usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kualitas guru dan pendidikan di Indonesia, sebab tingkat kualitas kemampuan
guru dalam membelajarkan peserta didik inilah yang menyebabkan tingginya
kualitas pembelajaran, sehingga berdampak kepada tingginya mutu sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Kualitas guru mengajar, efektif dan berhasil memuaskan kebutuhan peserta didik
ditunjukkan dengan perilaku peserta didik yang (a) Aptitude atau mampu
memahami seluruh tugas yang dikerjakannya; (b) Intelligence atau memahami
prosedur mengerjakannya; (c) Perseverance atau bekerja keras dan sungguh-
sungguh; (d) Quality of instruction atau merasa puas atas penjelasan guru yang
diperolehnya dan (e) Opportunity for learning atau memanfaatkan waktu dengan
baik (Suhardan, 2010:70).
Secara khusus menyangkut kompetensi yang mutlak dimiliki guru
dirincikan sebagai berikut kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru
dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Secara implisit bahwa kompetensi pedagogik merupakan kompetensi guru yang
berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam
pembelajaran. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi konsep, struktur, metode
keilmuan, materi ajar yang ada dalam kurikulum, hubungan konsep antar
mata pelajaran terkait, penerapan konsep keilmuan dan kehidupan sehari-hari
dan kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional (Mulyasa, 2008:135). Artinya bahwa guru
profesional merupakan orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, dapat
dikatakan guru profesional karena sudah terdidik dan terlatih dengan baik, serta
memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya, menyangkut hal ini secara
terperinci terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang
kompetensi inti guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI dan kompetensi guru mata
pelajaran pada SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK.
Selanjutnya, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian guru yang
mencerminkan bahwa guru merupakan bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik serta masyarakat sekitar dan sebagai
seorang model, guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan
pengembangan kepribadian yaitu kemampuan yang berhubungan dengan
pengalaman tentang ajaran menghormati dan menghargai antarumat beragama;
berperilaku sesuai dengan norma, aturan dan sistem nilai yang berlaku di
masyarakat serta mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru dan
bersikap terbuka terhadap pembaharuan dan kritik (Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005).
Uraian di atas menjelaskan bahwa peran guru sangat penting dalam
dunia pendidikan, peran guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Sehingga, guru menjadi pusat perhatian karena sangat besar peranannya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
setiap usaha peningkatan mutu pendidikan. Tidak ada usaha inovatif dalam
pendidikan yang dapat mengabaikan peran guru. Studi di 29 negara
mengungkapkan, guru merupakan penentu paling besar terhadap prestasi belajar
siswa. Peranan guru semakin penting ditengah keterbatasan sarana dan prasarana,
seperti dialami negara-negara sedang berkembang (Supriadi, 1998:42).
2.2.1 Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi instruksional-edukatif
atau mengajar dan mendidik. Kompetensi pedagogik menjadi salah satu jenis
kompetensi yang harus dan mutlak dikuasai guru, sebab kompetensi ini berkaitan
langsung dengan ilmu mendidik dan menuntun anak terutama dalam
membicarakan masalah atau persoalan-persoalan pendidikan serta kegiatan-
kegiatan yang mendidik, seperti tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara
melaksanakan pendidikan, anak didik, dan pendidik (Sadulloh, 2010: 2).
Sehingga, hal ini dipandang menjadi bagian yang esensial dan fundamental bagi
guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, terutama dalam tugas
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik, mengenai hal ini tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan,
penjelasan pasal 28 ayat (3) butir (a) dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum (perencanaan
pembelajaran), pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagi potensi yang
dimilikinya.
Selain guru mempunyai kompetensi yang memadai guru sebagai
pendidik wajib memenuhi beberapa syarat khusus untuk mengajar hal ini telah
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (1) dan ayat (3) yang menyatakan bahwa
pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran,sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional sedangkan pada ayat (3) menjelaskan
bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini, kompetensi pedagogik merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari empat kompetensi utama yang harus dimiliki
seorang guru, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogik guru yang berkaitan dengan memahami karakter
peserta didik adalah unsur yang penting dalam proses pembelajaran, karena setiap
peserta didik memiliki kemampuan dan karakter yang berbeda. Karakteristik
peserta didik adalah aspek atau kualitas perseorangan peserta didik yang terdiri
dari minat, sikap, motivasi belajar, sikap belajar, kemampuan berpikir, dan
kemampuan awal yang dimiliki (Uno, 2007:24). Lebih lanjut menyangkut hal ini
juga disampaikan oleh Sanaky (2005:1-13) yang menyatakan guru harus memiliki
pemahaman sifat, ciri anak didik dan perkembangannya, mengerti beberapa
konsep pendidikan yang berguna untuk membantu siswa, menguasai beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan perkembangan siswa,
menguasai sistem evaluasi yang tepat dan baik. Artinya dengan mengetahui
karakteristik peserta didik, guru dapat mencari solusi ketika terjadi permasalahan
dalam pembelajaran. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh guru dari hasil
kajian terhadap karakteristik peserta didik yang dihadapi guru di kelas, antara lain
guru memperoleh gambaran yang lengkap dan terperinci tentang kemampuan
awal para peserta didik, jenis pengalaman yang telah dimiliki peserta didik,
mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik (Mukthar dan
Iskandar, 2010:52).
Beberapa strategi atau cara yang dapat guru lakukan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa, misalnya: (1) asesmen kemampuan awal siswa berbasis
kinerja, dalam hal ini dengan memberikan sebuah tugas, dapat berupa kuis, atau
bentuk lain, yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan diberikan; (2)
asesmen kemampuan awal mandiri (Self assessment) artinya, guru dapat membuat
sebuah angket singkat untuk evaluasi mandiri (evaluasi diri) setiap peserta didik
yang akan mengikuti pembelajaran;(3) peta konsep, caranya, dengan menuliskan
sebuah kata kunci utama tentang topik yang akan dipelajari di tengah-tengah
papan tulis. Misalnya "kalimat". Berikutnya guru meminta siswa menyebutkan
atau menuliskan konsep-konsep yang relevan (berhubungan) dengan konsep
kalimat dan membuat hubungan antara konsep kalimat dengan konsep yang
disebut (ditulisnya).
Selanjutnya, penguasaan teori belajar dan prinsip pembelajaran guru
sangat penting karena belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda
bahwa seseorang telah belajar sesuatu dengan adanya perubahan tingkah laku
seperti yang dikemukan oleh Siregar dan Nara (2010:3) yang mengatakan bahwa
perubahan tingkah laku seseorang menyangkut perubahan yang bersifat
pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik) maupun yang
menyangkut nilai/sikap (afektif). Dengan demikian guru dituntut mampu
menetapkan berbagai pendekatan seperti pendekatan standar proses pendidikan,
pendekatan ilmiah; strategi pembelajaran seperti strategi pembelajaran inquiri,
pembelajaran berbasis masalah, kontekstual, kooperatif dan lain-lain; Adapun
metode pembelajaran seperti metode ceramah, eksperimen, diskusi, bermain peran
dan sebagainya, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai
dengan standar kompetensi guru. Hal ini dimaksud agar guru menyesuaikan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik sehingga
peserta didik termotivasi untuk belajar.
Lebih lanjut, tujuan pendidikan nasional pada era reformasi ini yaitu
untuk membangun manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab (UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Tujuan
pendidikan ini dapat tercapai melalui peran pengembangan dan implementasi
kurikulum di tingkat satuan pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai pada
tingkat perguruan tinggi. Bagian terpenting dalam hal ini kurikulum. Pengertian
kurikulum menurut Sanjaya (2008:32) yaitu kurikulum adalah salah satu
komponen yang memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan karena dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga
memperjelas arah pendidikan, tetapi juga memberikan pemahaman tentang
pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Oleh karena itu, begitu
pentingnya fungsi dan peran kurikulum, maka setiap pengembangan kurikulum
pada jenjang manapun harus didasarkan pada asas-asas tertentu.
Kompetensi pengembangan kurikulum harus dimiliki oleh guru.
Dimana, guru dituntut mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting
kurikulum dan menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
tujuan dan lingkungan pembelajaran. Berdasarkan format penilaian kinerja guru
yang berlaku efektif 1 Januari 2013 dengan indikator wajib yang dimiliki dan
dilaksanakan oleh guru antara lain mencakup kemampuan-kemampuan;
menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum, merancang rencana
pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi tertentu agar
peserta didik mencapai kompetensi dasar, mengikuti urutan materi pembelajaran
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, dan memilih materi pembelajaran
yang sesuai dengan (a) tujuan pembelajaran, (b) tepat dan mutakhir, (c) sesuai
dengan usia dan tingkat kemampuan peserta didik, (d) dapat dilaksanakan di
kelas, (e) sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari. Hal ini berorientasi pada
penyelenggaraan proses pembelajaran secara interaktif , inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat,
dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pendekatan ilmiah yang meliputi mengamati, menanyakan, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan menciptakan untuk semua mata pelajaran.
Tugas utama guru melakukan perencanaan pembelajaran dalam Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, yakni
pasal 20 ayat (1) menegaskan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesional,
guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Karena pada hakikatnya rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu
sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang berhubungan satu dengan
yang lain serta berinteraksi satu dengan lain, dan memuat langkah-langkah
pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan atau membentuk kompetensi (Mulyasa
2007:102). Sementara itu, menurut Peraturan pemerintah Nomor 37 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 dijelaskan bahwa “Perencanaan
pembelajaran adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap
muatan muatan pembelajaran.” Secara lebih eksplisit, diungkapkan dalam
Pemendiknas Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses
pada lampiran BAB III, yaitu perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar
isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Secara khusus untuk pengertian RPP,
menurut Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Implementasi Kurikulum dalam Lampiran IV disebutkan yaitu ”Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara terperinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabus”. Dengan demikian, berdasarkan pandangan dari para pakar
di atas sekaligus pengertian yang dibuat oleh pemerintah tersebut dapat
dirumuskan bahwa perencanaan pelaksanaan pembelajaran adalah suatu cara yang
memuaskan yang disertai langkah-langkah antisipasif sebagai upaya penjabaran
kurikulum (yang diberlaku-kan) sekolah ke dalam kegiatan pembelajaran di kelas
melalui proses berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran
tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan pembelajaran dengan
memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada, guna menghasilkan
dokumen tertulis, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yang dijadikan
sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran guru harus
memperhatikan benar komponen-komponen yang lengkap dan sistematis
mencakup antara lain, identifikasi kebutuhan yang bertujuan untuk melibatkan
dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagai bagian dari
kehidupan dan merasa memilikinya; identifikasi kompetensi maksudnya setiap
kompetensi merupakan perpaduan dari sikap, keterampilan, nilai dan pengetahuan
yang direfleksikan dalam kebiasaaan berpikir dan bertindak. Dengan demikian,
pembentukan kompetensi melibatkan kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional,
kecerdasan intelektual, dan kecerdasan kinetis secara terpadu. Selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
komponen program mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator
pencapaian, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan/metode dan
teknik, media dan sumber belajar, penilaian, waktu belajar dan daya dukung
dalam artian bahwa komponen-komponen saling berhubungan serta berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta
didik dengan lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang
lebih baik dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat (3) butir (a) dan
peraturan pemerintah menegaskan bahwa guru harus memiliki kompetensi dalam
pembelajaran yang mendidik dan dialogis, artinya bahwa pelaksanaan
pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antar sesama subjek
pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis dan komunikasi. Dalam
pembelajaran tugas utama guru adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya proses perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi
peserta didik. Tujuannya agar pembelajaran dalam kelas menjadi tempat yang
menyenangkan bagi peserta didik dan bukan penjara. Dalam hal ini guru harus
lebih berperan sebagai manager yang merancang serangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik diantaranya memberikan pengantar, arahan,
mendampingi peserta didik dalam mendialektika pikiran, mencari jawaban, dan
memberi umpan balik.
Umumnya, pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal yaitu pretes,
proses, dan post tes. Pre-tes dilakukan untuk menjajagi proses pembelajaran yang
dilaksanakan. Fungsi pre-tes dalam proses pembelajaran untuk menyiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
peserta didik dalam proses belajar, selain itu untuk mengetahui langkah awal
proses pembelajaran dimulai, kompetensi dasar yang mana yang telah dimiliki
peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan
perhatian khusus. Kemudian proses yang dimaksud sebagai inti dari pelaksanaan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. Proses pembelajaran
dikatakan efektif apabila minimal 75% peserta didik terlibat secara aktif, baik
fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran sedangkan dari segi hasil
dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan kompetensi dan perilaku yang positif
pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75%.
Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata,
menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan
kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan. Hal ini berarti untuk
mencapai tuntutan tersebut maka perlu dikembangkan pengalaman belajar yang
kondusif dalam membentuk manusia yang berkualitas tinggi, baik spiritual,
mental, sosial, moral maupun fisik.
Lebih lanjut, post-tes dilakukan di akhir pelaksanaan pembelajaran
dengan kegunaan utama untuk melihat keberhasilan pembelajaran sedangkan
fungsinya untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditetapkan baik secara individu maupun kelompok dengan
membandingkan hasil pre-tes dan post-tes, kemudian juga untuk mengetahui
kompetensi dasar dan tujuan–tujuan yang telah dikuasai oleh peserta didik, serta
kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang belum dikuasai selanjutnya untuk
mengetahui peserta didik perlu remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pengayaan serta untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar dan sebagai acuan
untuk mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran dan pembentukan
kompetensi peserta didik yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan,
pelaksanaan maupun evaluasi.
2.2.2 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah menentukan apakah yang akan dilakukan dan
menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk
mencapai tujuan yang digariskan (Majid, 2012:15-16). Dalam perencanaan berisi
rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan tentang tujuan, penentuan
kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu
dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari. Mengingat perencanaan
berisi kegiatan pengambilan keputusan, maka diperlukan kemampuan untuk
mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola
tindakan untuk masa depan. Artinya, perencanaan pembelajaran merupakan
sesuatu yang diidealisasikan atau dicita-citakan. Materi yang tertuang dalam
perencanaan pembelajaran itu merupakan keinginan-keinginan atau dengan kata
lain perencanaan pembelajaran merupakan sebuah usaha untuk menjalankan
proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan matang sehingga
akan mendapatkan hasil pembelajaran yang memuaskan seperti apa yang
diharapkan. Perencanaan pembelajaran berfungsi untuk membantu kelancaran
pembelajaran di kelas, dan memberi dampak baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Sanjaya (2010:28), yang mengatakan Perencanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara
rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan
perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya
pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber
belajar yang ada. Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan
sebagai suatu proses penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media
pengajaran, penggunaan atau pendekatan metode, dan penilaian, menentukan
alokasi waktu untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan pembelajaran
berperan untuk mengarahkan suatu proses pembelajaran agar dapat
menghantarkan peserta didik kepada tujuan pendidikan yang telah ditargetkan.
Prinsip-prinsip yang harus dijadikan dasar dalam merancang
pembelajaran, menurut Uno (2009:1-2), minimal harus memiliki empat unsur
sebagai berikut: (1) adanya tujuan yang harus dicapai, artinya tujuan merupakan
arah yang harus dicapai agar perencanaan dapat disusun dan ditentukan
dengan baik, maka tujuan itu perlu dirumuskan dalam bentuk sasaran yang
jelas dan terukur, (2) adanya strategi untuk mencapai tujuan. Artinya, strategi
berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang
perencana, misalnya keputusan tentang waktu pelaksanaan dan jumlah waktu
yang diperlukan untuk mencapai tujuan, (3) sumber daya yang dapat mendukung.
Artinya, penetapan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan, di
dalamnya meliputi penetapan sarana dan prasarana yang diperlukan, anggaran
biaya dan sumber daya lainnya, misalnya pemanfaatan waktu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, (4) Implementasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
setiap keputusan. Artinya, implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan
penetapan sumber daya. Implementasi merupakan unsur penting dalam proses
perencanaan, dan untuk menilai efektivitas suatu perencanaan dapat dilihat dari
implementasinya.
Berdasarkan prinsip yang menjadi dasar dalam merancang pembelajaran
di atas dapat diartikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan perencanaan
yang matang akan dapat memberikan umpan balik yang dapat
menggambarkan berbagai kelemahan yang terjadi dengan melalui umpan balik
itulah guru dapat meningkatkan dan memperbaiki program. Secara kreatif guru
akan selalu memperbaiki berbagai kelemahan dan menemukan hal-hal baru.
Melalui perencanaan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam mencapai
tujuan pembelajaran yaitu membentuk manusia secara utuh, bukan hanya
berkembang secara intelektual saja, tetapi juga dalam sikap dan keterampilan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan
yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan
proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus. Dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 menyatakan bahwa
perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (Sanjaya,
2010:60). Komponen pokok yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2.2.3 Tujuan Pembelajaran
Ketika berlakunya KTSP, istilah tujuan pembelajaran umum menjadi
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran khusus menjadi indikator. Namun
demikian, substansinya sesuai atau sama menurut Mukhtar dan Iskandar
(2010:20). Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kompetensi
yang harus dicapai atau dikuasai oleh siswa. Melalui rumusan tujuan, guru dapat
memproyeksikan apakah yang harus dicapai oleh siswa setelah berakhir suatu
proses pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, tugas guru
adalah menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi indikator
hasil belajar. Tujuan atau kompetensi dasar atau indikator pembelajaran yang baik
mengandung unsur-unsur ABCD yaitu audience (siapa yang harus memiliki
kemampuan), behavior (perilaku yang bagaimana yang diharapkan dapat
dimiliki), condition (dalam kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat
menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya), dan
degree (kualitas atau kuantitas tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas
minimal). Selain itu, tujuan pembelajaran meliputi pengembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik agar mereka dapat melakukan
sesuatu dalam bentuk kemahiran disertai rasa tanggung jawab.
2.2.4 Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran berkenaan dengan bahan pelajaran yang harus
dikuasai siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian
kompetensi inti setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu serta
secara umum mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran berisi fakta,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
konsep, prosedur, prinsip, dan keterampilan (Sanjaya, 2011:141). Oleh karena itu,
materi pembelajaran harus di gali dari berbagai sumber belajar sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai.
2.2.5 Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi merupakan rancangan untuk serangkaian kegiatan dalam
mencapai tujuan tertentu, sedangkan metode adalah salah satu cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan strategi. Strategi dan metode
pembelajaran harus dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 menyatakan bahwa proses pembelajaran
harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memberikan
ruang yang cukup bagi pengembangan prakarsa, kreativitas sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
2.2.6 Media dan Sumber Belajar
Media dalam proses pembelajaran meliputi, orang, peralatan, atau
kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Latuheru (2013:14) yang mengatakan
bahwa media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan
untuk kegiatan belajar mengajar, dengan maksud menyampaikan pesan
(informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada
penerima (dalam hal ini anak didik atau warga belajar). Artinya, media
pembelajaran alat bantu untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada
penerima. Media yang baik adalah media yang memenuhi prinsip-prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pemilihan dan penggunaan media pembelajaran dan yang memungkinkan serta
memudahkan peserta didik mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan.
Sumber belajar yaitu segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan siswa
untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai tujuan yang akan
dicapai (Sanjaya, 2010:174). Majid, (2013:170) menambahkan sumber belajar
adalah segala sesuatu yang mengandung pesan yang harus dipelajari sesuai
dengan materi pelajaran. Sebaiknya dalam penentuan media dan sumber belajar
harus sesuai dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik daerah.
2.2.7 Evaluasi
Evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk mengukur
dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana
terdapat kemajuan belajar siswa, dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai
dengan tujuan pembelajaran tersebut (Sutikno, 2013: 38). Dalam konteks
evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah dikenal adanya 2 macam
teknik, yaitu teknik tes, maka evaluasi dilakukan dengan jalan menguji
peserta didik, sedangkan teknik non test, maka evaluasi dilakukan dengan tanpa
menguji peserta didik.
Kegunaan dari evaluasi menurut Sutikno (2013: 118-119) yaitu sebagai
berikut, (1) untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa
dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu; (2) untuk mengetahui posisi atau
kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya; (3) sebagai bahan
pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses pembelajaran; (4) bahan
pertimbangan bagi bimbingan individual siswa; (5) membuat diagnosis mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kelemahan-kelemahan dan kemampuan siswa; (6) bahan pertimbangan bagi
perubahan atau perbaikan kurikulum; (7) mengetahui efisiensi metode
pembelajaran yang digunakan; (8) memberikan laporan kepadasiswa dan orang
tua; (9) memotivasi siswa dalam belajar; (10) merupakan bahan feed back bagi
siswa, guru dan program pembelajaran.
2.2.3 Keterampilan Mengajar
Kegiatan belajar merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting
dalam proses pendidikan di sekolah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu
upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian
tertentu pada individu-individu guna mengembangkan dirinya sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi, karena dengan adanya pendidikan
pulalah dapat tercipta manusia-manusia yang berkompetensi. Hal ini senada
dengan pendapat Suyanto dan Djihad (2012: 49), yang mengatakan bahwa
“Melaksanakan pembelajaran yaitu menata latar pembelajaran, dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif”. Pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi
adalah proses memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah
memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga
dapat membentuk kompetensi dan membentuk tujuan yang diinginkan.
Pelaksanaan dalam pembelajaran adalah memberikan kepastian bahwa proses
belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang
diperlukan, sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
diinginkan. Oleh karena itu, segala kemampuan yang diuraikan tersebut pada
dasarnya merupakan harapan yang dipertanggungjawabkan oleh seorang guru.
Keterampilan mengajar merupakan sejumlah kompetensi guru yang
menampilkan kinerja seorang guru yang profesional. Hal ini sejalan dengan
pendapat Mukminan, dkk (2013: 208) keterampilan dasar mengajar merupakan
kecakapan atau kemampuan pengajar dalam menjelaskan konsep terkait dengan
materi pembelajaran. Hal ini juga dipertegas oleh Setiani dan Donni (2015: 18)
yang mengatakan bahwa guru yang paripurna adalah guru yang menguasai
keterampilan dasar mengajar secara baik. Oleh karena itu, guru harus menguasai
keterampilan dasar mengajar dalam proses pembelajaran. Artinya, seorang
pengajar harus mempunyai persiapan mengajar, antara lain harus menguasai
bahan pembelajaran, mampu memilih strategi, metode dan media, penguasaan
kelas yang baik, serta menentukan sistem penilaian yang tepat.
Keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang pengajar pada
hakikatnya terkait dengan tafsiran sejauh mana kemampuan para guru mampu di
dalam menerapkan berbagai variasi metode mengajar (Suryono dan Hariyanto,
2011: 212). Hal ini berarti seorang guru memerlukan pemahaman tentang latar
belakang pengetahuan peserta didik, lingkungan pembelajarannya, dan tujuan
pembelajaran untuk menentukan metode yang akan digunakan ketika mengajar.
Guru sebagai pendidik harus menguasai keterampilan dasar mengajar dalam
melaksanakan tugasnya, maka guru dituntut untuk menguasai seluruh
keterampilan yang ada dalam keterampilan dasar mengajar, sebab keterampilan
dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus guru punyai dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
mengoptimalkan perannya di kelas (Djamarah, 2012:99). Selanjutnya, Turney
dalam Mulyasa (2011:69) mengungkapkan ada delapan keterampilan mengajar
yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan
bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan
menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas,
serta mengajar kelompok kecil dan perorangan. Setiap keterampilan
mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri.
Pengelompokkan keterampilan dasar mengajar dijelaskan secara rinci sebagai
berikut.
2.2.3.1 Keterampilan Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru
dalam proses belajar mengajar untuk menciptakan suasana yang menjadikan siswa
siap mental dan menimbulkan perhatian siswa terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajari sehingga usaha itu akan dapat terpengaruh positif terhadap kegiatan dan
hasil belajar siswa. Dengan kata lain, membuka pelajaran adalah usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan pra kondisi bagi murid agar mental dan perhatiannya terpusat pada
apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang
positif terhadap kegiatan belajar.
Tujuan pokok membuka pelajaran untuk menyiapkan mental peserta
didik agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari, menimbulkan minat
serta pemusatan perhatian peserta didik terhadap apa yang akan di pelajari dalam
kegiatan belajar mengajar, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
tugas yang harus dikerjakan siswa, memberikan gambaran tentang pendekatan
atau kegiatan yang akan diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar.
Komponen keterampilan membuka pelajaran sebagai berikut, (a) menarik
perhatian siswa, dapat dilakukan guru dengan gaya mengajar guru misalnya
penggunaan alat bantu pelajaran, dan pola interaksi yang bervariasi; (b)
menimbulkan motivasi dengan cara misalnya, kehangatan dan keantusiasan,
menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, dan
memperhatikan minat siswa; (c) memberi acuan melalui berbagai usaha antara
lain mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas misalnya, menyarankan
langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan
dibahas, dan membuat pertanyaan-pertanyaan; (d) membuat kaitan atau hubungan
diantara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan
yang telah dikuasai oleh siswa (Usman, 2012:85). Dari berbagai hal yang
dilakukan di atas tujuannya agar anak dapat memusatkan perhatian kepada materi
yang akan disampaikan guru dan siswa telah siap untuk menerima materi itu.
Realitas yang terjadi pada saat peneliti melakukan observasi di kelas
tidak semua guru-guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan
pembelajaran dapat melakukan kegiatan membuka pelajaran dengan baik, seperti
pada pola interaksi yang bervariasi, terlihat kelas monoton dengan guru lebih
banyak berceramah sehingga siswa hanya sebatas mendengarkan penjelasan guru.
Kemudian guru kurang memberikan motivasi siswa dengan maksud agar
menimbulkan rasa ingin tahu siswa, hal ini yang mengakibatkan mutu belajar
rendah. Sejalan dengan hal ini diteliti oleh Umand Schatzi (2012) dengan judul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
tesisnya “Masalah-masalah dalam belajar”, Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa salah satu faktor adalah motivasi belajar yang merupakan kekuatan mental
mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi
belajar melemahkan kegiatan belajar, sehingga dampaknya mutu belajar menjadi
rendah. Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah Aulia Rahmi
(2014) dengan judul penelitiannya” Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru dan minat belajar melalui motivasi belajar terhadap hasil belajar
IPS Terpadu siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2013/2014”, menyatakan bahwa motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh persepsi
siswa tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar terhadap motivasi
belajar siswa. Menurut hemat peneliti motivasi dalam mengajar sangat penting
dilakukan guru karena merupakan usaha guru untuk mengkondisikan mental
peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran dan tujuan yang dicapai sesuai
dengan langkah-langkah yang akan ditempuh. Hal ini serupa dengan pendapat
Luthans (2008:158) yang mengatakan bahwa motivasi mengajar guru sebagai
serangkaian daya penggerak yang ada pada guru yang menjadi sebab timbulnya
tingkat, arah, dan persistensi upaya yang dilaksanakan dalam hal mengajar yang
dapat dilihat dari; (1) prestasi; (2) peng-akuan; (3) pekerjaan itu sendiri, dan; (4)
tanggungjawab. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat
terus menerus.
Keterampilan menutup pelajaran, yaitu kegiatan guru untuk mengakhiri
proses belajar mengajar; tujuan pokok menutup pelajaran untuk merangkum atau
membuat garis besar persoalan baru saja dipelajari, mengkonsolidasikan perhatian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
peserta didik terhadap pokok-pokok dalam pembelajaran agar dapat
membangkitkan minat dan kemampuan pada pelajaran berikut dalam kegiatan
belajar mengajar maupun kehidupannya, mengorganisasikan semua kegiatan atau
hal yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut sehingga merupakan suatu
kebulatan dalam memahami essensi bahan ajar tersebut. Hal ini sangat penting
bagi guru karena merupakan salah satu keterampilan yang wajib dimiliki guru
karena merupakan salah satu keterampilan yang dituangkan dalam bentuk
kemampuan menutup pelajaran, yaitu melakukan tinjau-ulang terhadap bahan
belajar, memberi kesempatan untuk bertanya, dan melaksanakan tidak lanjut
dengan memberi tugas yang berkaitan dengan kompetensi dasar siswa; memberi
pengayaan informasi bahan ajar berikutnya. Artinya, prinsip-prinsip membuka
dan menutup pelajaran; (a) bermakna, artinya, kegiatan yang dilakukan dalam
membuka dan menutup pelajaran haruslah bermakna, artinya relevan dengan
materi yang akan dibahas dan sesuai dengan karakteristik siswa sehingga
mencapai tujuan yang diinginkan, seperti menarik perhatian, meningkatkan
motivasi, memberi acuan, membuat kaitan, mereview atau menilai; dan (b)
berurutan dan berkesinambungan artinya, agar prinsip berurutan dan
berkesinambungan guru hendaknya berusaha membuat susunan kegiatan yang
tepat, yang sesuai dengan minat, pengalaman, dan kemampuan siswa, serta jelas
kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan pandangan di atas pada saat observasi oleh peneliti ada
beberapa guru yang tidak merangkum hasil pembelajaran dan tidak membuat
refleksi pada saat menutup pembelajaran sedangkan komponen menutup pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
guru menurut Usman (2010:85) adalah meninjau kembali penguasaan inti
pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan kemudian
mengevaluasi, dengan bentuk seperti; mendemontrasikan keterampilan,
mengaplikasikan ide baru pada situasiyang berbeda, mengeksplorasikan ide baru
pada situasi yang berbeda, dan memberikan soal-soal tertulis. Dengan demikian,
kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak mencakup urutan-urutan kegiatan
rutin, seperti menertibkan siswa, mengisi daftar hadir, memberi tugas rumah,
sebaiknya yang menjadi pusat perhatian dalam membuka dan menutup pelajaran
adalah kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya langsung dengan penyampaian
pelajaran.
2.2.3.2 Keterampilan Bertanya
Kemampuan bertanya, yaitu usaha guru untuk mengoptimalkan
kemampuan menjelaskan melalui pemberian pertanyaan kepada siswa. Ada 3 hal
yang harus diketahui dalam keterampilan bertanya, yaitu (1) bertanya merupakan
suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi pembelajaran, (2)
keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, bagian dari keberhasilan
dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas, dan (3) melalui
keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir siswa
dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar siswa.
Kemudian juga keterampilan bertanya dibagi atas 2 bagian yaitu, (a) keterampilan
bertanya dasar yang mencakup pengungkapan pertanyaan secara jelas singkat,
pemberian acuan, pemusatan, penyebaran (giliran), pemberian waktu berpikir,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pemberian tuntunan (mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana); (b)
pertanyaan bertanya lanjut meliputi pengubahan tuntutan kognitif (mengapa,
bagaimana, jelaskan pendapatmu), penggunaan pertanyaan pelacak misalnya
jelaskan apa yang dimaksud..., mengapa Anda berpendapat begitu? berilah alasan,
dan meminta contoh, serta meminta ketepatan jawaban. Tujuannya yaitu
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan;
memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep;
mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar;
mengembangkan cara belajar siswa aktif; memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengasimilasikan informasi; mendorong siswa mengemukakannya dalam
bidang diskusi; menguji dan mengukur hasil belajar siswa; dan untuk mengetahui
keberhasilan guru dalam mengajar.
Berdasarkan hasil observasi terhadap guru-guru Bahasa Indonesia dalam
kegiatan bertanya pada umumnya guru masih jarang mengajukan pertanyaan yang
membuat siswa berpikir kritis guru cenderung mendominasi kelas dengan lebih
banyak berceramah dalam menjelaskan materi pembelajaran, sehingga terkesan
siswa sebagai pendengar setia apa yang di sampaikan guru, siswa tidak di beri
ruang untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami, karena pertanyaan yang
diajukan kepada siswa pada dasarnya bertujuan agar siswa lebih meningkatkan
belajarnya dan berpikir terhadap pokok bahasan yang sedang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa penguasaan keterampilan bertanya bagi
guru sangat penting, karena dengan penggunaan keterampilan bertanya yang
efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar diharapkan timbul perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
sikap pada guru dan siswa, misalnya perubahan pada guru, banyak memberikan
informasi, banyak menggunakan interaksi, pada siswa lebih banyak
mendengarkan informasi serta menjadi lebih banyak berpartisipasi.
2.2.3.3 Keterampilan Memberikan Penguatan (Reinforcement)
Memberi penguatan dalam kegiatan mengajar kelihatannya sederhana
saja yaitu antara lain dinyatakan dalam bentuk kata-kata membenarkan, kata-kata
pujian, senyuman atau anggukan, padahal pemberian penguatan dalam kelas akan
mendorong siswa meningkatkan usahanya dalam kegiatan belajar mengajar dan
mengembangkan hasil belajarnya. Dalam hal ini, Soetomo (2013:95)
menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pemberian penguatan
adalah”Suatu respon positif dari guru kepada anak yang telah melakukan suatu
perbuatan baik”. Dalam proses belajar mengajar, penghargaan atau pujian
terhadap perbuatan yang baik dari siswa merupakan hal yang sangat diperlukan,
sehingga dengan penghargaan atau pujian itu diharapkan siswa akan terus
berusaha berbuat lebih baik.
Tujuan pokok memberikan penguatan untuk membangkitkan motivasi
peserta didik, meningkatkan perhatian peserta didik dan memudahkan peserta
didik bekerja. Penguatan dapat diberikan dalam bentuk verbal berupa kata-kata
atau kalimat pujian seperti bagus, tepat sekali dan saya puas pekerjaanmu
sedangkan dalam bentuk nonverbal yang berupa gerak mendekati, mimik dan
gerakan badan, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan dan simbol atau benda
kecil lain. Hal-hal ini juga hanya beberapa guru saja yang melakukan pada saat
mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Terkait hal di atas terlihat juga pada saat peneliti melakukan observasi
pada saat guru melaksanakan pembelajaran di kelas guru jarang memberikan
penguatan kepada siswa padahal pada prinsip-prinsip pemberian penguatan untuk
kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaaan, menghindari penggunaaan respon
negatif, dapat bersifat pribadi atau kelompok dan memberikan kesan/dampak
positif kepada peserta didik. Hal ini yang seharusnya di pahami oleh para guru-
guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2.2.3.4 Keterampilan Memberi Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses
kegiatan tujuannya meningkatkan motivasi peserta didik dan mengurangi
kejenuhan dan kebosanan. Tujuan pokok dari memberikan variasi, yaitu
mempertahankan kondisi optimal belajar, menghilangkan kebosanan siswa dalam
belajar, meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu,
mengembangkan keinginan siswa untuk mengetahui dan menyelidiki hal-hal baru,
melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, dan meningkatkan kadar
keaktifan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Variasi kegitan belajar mengajar dikelompokkan menjadi 3 yaitu, (a)
variasi dalam gaya mengajar berupa variasi suara, variasi gerak badan dan mimik,
mobilitas posisi, memusatkan perhatian, membuat kesenyapan sejenak dan
memberikan kontak pandang; (b) variasi dalam penggunaan media dan bahan
belajar yang meliputi variasi alat dan bahan yang dilihat, didengar, diraba, dan
dimanipulasi; dan (c) variasi dalam pola interaksi dan kegiatan maksudnya pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
interaksi dalam bentuk klasikal, kelompok, dan perseorangan dapat dilakukan
dengan kegiatan demonstrasi, diskusi, latihan, menelaah materi, atau praktikum.
Berdasarkan prinsipnya pengadaan variasi yaitu, gunakan variasi dengan
wajar, jangan dibuat-buat, perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus
efektif dan penggunaan variasi harus direncanakan dan sesuai dengan bahan,
metode, karakteristik peserta didik. Maksudnya, variasi dalam kegiatan belajar
mengajar merupakan salah satu perubahan dalam proses kegiatan dengan tujuan
meningkatkan motivasi peserta didik dan mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Variasi kegiatan belajar mengajar dikelompokkan menjadi variasi dalam gaya
mengajar berupa variasi suara, variasi gerak badan dan mimik, mobilitas posisi,
memusatkan perhatian, membuat kesenyapan sejenak dan memberikan kontak
pandang kemudian variasi dalam penggunaan media dan bahan belajar yang
meliputi variasi alat dan bahan yang dilihat, didengar, diraba, dan dimanipulasi
dan yang berikut variasi dalam pola interaksi dan kegiatan maksudnya pola
interaksi dalam bentuk klasikal, kelompok, dan perseorangan dapat dilakukan
dengan kegiatan demonstrasi, diskusi, latihan, menelaah materi, atau praktikum.
2.2.3.5 Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu
dengan yang lain, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau
dengan sesuatu yang belum diketahui (Usman, 2011:81). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kegiatan menjelaskan adanya suatu penyajian informasi
secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang menunjukkan hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
yang harus di kuasai oleh guru secara efektif dan efisien agar proses belajar
mengajar dapat berjalan lancar.
Keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara
sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan
lainnya, misal; antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan
sesuatu yang belum diketahui. Beberapa tujuan yang ingin dicapai guru dalam
memberikan penjelasan di dalam kelas, yaitu untuk membimbing siswa
memahami hukum dengan jelas jawaban pertanyaan “mengapa” yang mereka
sajikan ataupun yang dikemukakan oleh guru, menolong siswa untuk menghayati
dan mendapatkan proses penalaran dan penggunaan bukti dalam menyelesaikan
keadaan yang meragukan, melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan
masalah-masalah atau pertanyaan, dan untuk mendapatkan balikan dari siswa
mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahan pengertian
mereka.
Memberikan penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting
dari kegiatan guru dalam interaksi dengan siswa kelas. Oleh sebab itu, hal ini
haruslah dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang
optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru tersebut sehingga bermakna bagi
murid. Dengan demikian seorang guru harus mengetahui komponen keterampilan
menjelaskan yaitu merencanakan, penjelasan hendaknya diberikan dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Hal ini juga peneliti
temukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung guru menggunakan
Bahasa yang sesederhana mungkin pada saat menjelaskan sehingga siswa dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mudah menangkap dan memahami apa yang disampaikan guru. Kemudian dalam
penggunaan contoh-contoh yang diberikan oleh guru yang ada hubungannya
dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Artinya disesuaikan dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa dan guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukan pemahaman, keraguan,
atau ketidak mengertian ketika penjelasan itu diberikan.
2.2.3.6 Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan menciptakan dan
mempertahankan kondisi optimal agar terjadi proses belajar mengajar yang
kondusif, efisien dan efektif. Dengan kata lain, Keterampilan mengelola kelas
adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal, dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang
optimal, apabila terdapat gangguan kecil dan sementara maupun yang bersifat
gangguan yang berlanjutan. Menurut Djamarah (2011:112) keterampilan
mengelola kelas adalah meliputi menunjukkan sikap tanggap; memandang secara
seksama gerak mendekati, memberikan pertanyaan, dan memberi reaksi terhadap
gangguan dan kekacauan siswa, memberikan perhatian, secara visual, secara
verbal dan gabungan secara verbal dan visual, dan memberikan petunjuk-petunjuk
yang jelas serta memberikan penguatan.
Tujuannya pokok dari keterampilan mengelola kelas yaitu mendorong
siswa mengembangkan tanggung jawab individu/ klasikal dalam berperilaku
sesuai tata tertib dan aktivitas yang sedang berlangsung, menyadari kebutuhan
siswa, memberi respon yang efektif terhadap perilaku siswa. Dalam proses belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
mengajar di dalam kelas perlu sekali adanya penciptaan lingkungan yang
memungkinkan anak dapat belajar dengan tenang tanpa ada gangguan-gangguan,
sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Dengan kondisi demikian dapat
disimpulkan bahwa keterampilan mengelola kelas adalah kegiatan-kegiatan untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
belajar mengajar. Yang dimaksud kedalam hal ini adalah misalnya penghentian
tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran
bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan aturan
kelompok yang produktif.
Selanjutnya, komponen keterampilan mengelola kelas terdiri dari dua
yaitu: (1) keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar optimal, yaitu menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian
secara visual dan verbal, memusatkan perhatian kelompok seperti menyiapkan
dan menuntut tanggung jawab siswa, memberi petunjuk yang jelas, menegur
secara bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas dalam hal ini bukan berupa
peringatan/ocehan/buat aturan, dan memberi penguatan bila perlu; (2)
keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar optimal
yaitu, keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap respon negatif
siswa yang berkelanjutan. Hal ini juga terlihat pada saat observasi di kelas guru
tidak secara langsung menegur siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru
sedang menjelaskan materi tetapi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa
tersebut. Artinya, bahwa guru tidak serta merta memarahi tetapi menegur secara
halus kepada siswa yang bersangkutan. Untuk mengatasi ini dapat digunakan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
jenis strategi yakni (a) modifikasi tingkah laku, (b) proses kelompok, yaitu
kelompok dimanfaatkan dalam memecahkan masalah pengelolaan kelas yang
muncul melalui diskusi, (c) menemukan dan mengatasi tingkah laku yang
menimbulkan masalah.
Selain itu, ada 6 (enam) prinsip penggunaan keterampilan pengelolaan
kelas untuk menciptakan iklim kelas yang menyenangkan yakni (1) kehangatan
dan keantusiasan dalam mengajar; (2) menggunakan kata-kata atau tindakan yang
dapat menantang siswa untuk berpikir; (3) menggunakan berbagai variasi; (4)
keluwesan guru dalam pelaksanaan tugas; (5) penekanan pada hal-hal yang
bersifat positif; (6) penanaman disiplin diri sendiri. Selain itu, ada juga hal-hal
yang harus dihindari guru dalam pengelolaan kelas seperti campur tangan yang
berlebihan oleh guru, kelenyapan atau penghentian suatu pembicaraan kegiatan
karena ketidaksiapan guru, ketidakpastian memulai dan mengakhiri pelajaran,
penyimpangan, terutama yang berkaitan dengan disiplin diri, bertele-tele, dan
penjelasan yang tidak diperlukan.
2.2.3.7 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok.
Diskusi kelompok menurut Usman (1990:86) adalah suatu proses yang
teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan,
atau pemecahan masalah. Keterampilan ini meliputi: (a) pengelompokan siswa
yang efektif antara lain jumlah siswa efektif setiap kelompok dan heterogenitas
siswa dalam kelompok; (b) pengelolaan sarana penunjang diskusi antara lain pola
tempat duduk, media penunjang diskusi; dan (c) penentuan pola diskusi efektif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
antara lain pola ping-pong dan pola bola basket. Adapun ciri-ciri dari diskusi
kelompok kecil yaitu melibatkan 3 – 9 orang, berlangsung dalam interaksi tatap
muka yang informal atau setiap anggota dapat berkomunikasi langsung dengan
anggota lain, mempunyai tujuan yang pencapaiannya dilakukan dengan kerjasama
antar anggota lainnya, dan berlangsung menurut proses sistematis. Diskusi
kelompok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar- mengajar yang
penggunaannya cukup sering diperlukan. Hal ini juga terlihat pada saat observasi,
guru menggunakan diskusi kelompok sebagai salah satu strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah
melalui suatu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi
sosial, serta berlatih bersikap positif. Siswa berdiskusi di dalam kelompok-
kelompok kecil, di bawah pimpinan guru atau temannya, untuk berbagai informasi
dan mengambil suatu keputusan.
Komponen keterampilan membimbing diskusi yang dikemukakan
Usman (2010:87) yaitu, (a) memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik
diskusi misalnya rumusan tujuan dan topik yang dibahas pada awal diskusi,
kemukakan masalah-masalah khusus yang akan di diskusikan, serta mencatat
perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan; (b) memperjelas masalah atau
urunan pendapat misalnya menguraikan kembali atau merangkum ulang tersebut
hingga menjadi jelas, meminta komentar siswa dan mengajukan pertanyaan, dan
menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi; (c) menganalisa
pandangan siswa misalnya, meneliti apakah alasan tersebut mempunyai dasar
yang kuat dan memperjelas hal-hal yang disepakati; dan (d) meningkatkan urunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
siswa misalnya, mengajukan pertanyaan, memberikan contoh-contoh,dan
memberikan waktu berpikir dan memberikan dukungan. Dalam hal ini,
manfaatnya bagi siswa yaitu berbagi informasi dan pengalaman dalam
memecahkan masalah, meningkatkan pemahaman atas masalah penting,
meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan,
mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi, membina kerjasama
yang sehat, kelompok yang kohesif dan bertanggung jawab.
2.2.3.8 Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan.
Hakikat pengajaran ini adalah terjadinya hubungan interpersonal antara
guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa, Siswa belajar sesuai dengan
kecepatan dan kemampuan masing-masing dan mendapatkan bantuan dari guru
sesuai dengan kebutuhan belajar mengajar. Kegiatan ini terjadi dalam konteks
pengajaran klasikal. Dalam pengelolaan kegiatan ini, peran guru sebagai
organisator kegiatan belajar mengajar, Sumber informasi bagi siswa, Pendorong
siswa untuk belajar, Penyediaan materi dan kesempatan belajar bagi siswa,
Pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada siswa sesuai kebutuhannya.
Keterampilan ini meliputi 3 hal, yaitu (1) mendiagnosis kebutuhan siswa misalnya
jumlah siswa efektif setiap kelompok dan heterogenitas siswa dalam kelompok;
(2) mengadakan pendekatan secara pribadi seperti mengetahui kepribadian siswa
dan menyediakan berbagai solusi multidimensi; dan, (3) mengorganisasi KBM
yang sesuai seperti menetapkan tujuan relevan kebutuhan, memilih metode &
pendekatan yang sesuai, memilih model dan media yang sesuai, memvariasikan
KBM sesuai kondisi, dan mengevaluasi KBM sesuai kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Komponen keterampilan dalam mengajar kelompok kecil dan
perorangan menurut Piet Sahertian dan Ida Alaeida Sahertian (2013:105) antara
lain yaitu, keterampilan mengadakan pendekatan pribadi menunjukan kehangatan,
memberi respon, kesiapan membantu siswa, mendengarkan secara simpati,
mengorganisasi, membimbing dan memudahkan belajar serta merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan merupakan suatu kebutuhan yang esensial bagi setiap guru yang
ingin meningkatkan kemampuan profesionalnya. Pengajaran perorangan adalah
merupakan satu cara belajar yang dapat memenuhi kebutuhan secara optimal,
sekaligus juga memberikan tanggung jawab belajar lebih besar kepada siswa.
Selain itu, kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam proses belajar mengajar
tergantung pada banyak faktor antara lain siswa di dalam kelas, bahan-bahan
pelajaran, perlengkapan belajar, kondisi dan suasana dalam proses belajar
mengajar. Hasil penelitian menunjukkan guru selalu membantu siswa,
membimbing dan mengarahkan siswa pada saat berdiskusi karena hal ini yang
sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga menurut hemat
peneliti guru memahami tujuan dari keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan.
Berdasarkan kedelapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai
maka, guru diharapkan setelah menguasai kedelapan keterampilan mengajar yang
telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk guru sehingga dapat membina dan
mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu bagi guru dalam mengajar.
Keterampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen keterampilan
mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada
komponen keterampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi yang
sistematis dan objektif.
Selain itu, banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran
siswa yang baik diantaranya pengelolaan ruang belajar, pengelolaan siswa, dan
pengelolaan kegiatan pembelajaran yang baik. Hal ini berkaitan dengan kinerja
mengajar yang mempunyai spesifikasi tertentu. Menurut Supardi (2013:54),
“Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas
pembelajaran dan bertanggung jawab atas peserta didik di bawah bimbingannya
dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Kinerja guru tidak hanya
ditunjukan oleh hasil kerja, akan tetapi ditujukan oleh perilaku di dalam bekerja”.
Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah
kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Terciptanya kegiatan pembelajaran
yang maksimal tidak hanya didukung oleh proses pembelajaran yang baik tetapi
juga harus didukung oleh kompetensi guru yang baik pula salah satu diantaranya
kompetensi pedagogik guru. Tidak kompetennya seorang guru dalam
penyampaian bahan ajar secara tidak langsung berpengaruh terhadap proses dan
hasil pembelajaran. Karena proses pembelajaran tidak hanya dapat tercapai
dengan keberanian, melainkan faktor utamanya adalah kompetensi yang ada
dalam pribadi seorang guru salah satunya kompetensi pedagogik. Begitu pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dalam proses belajar mengajar, seorang guru juga dituntut untuk harus memiliki
kompetensi dengan pemahaman dan penguasaan pelajaran yang tepat karena hal
itu diharapkan dapat menentukan minat dan partisipasi siswa dalam pembelajaran
sehingga siswa tidak hanya dapat pengetahuan saja, namun juga memiliki kesan
yang mendalam tentang materi pelajaran, sehingga dapat mendorong siswa
mengimplementasikan konsep materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
2.3 Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang harus dimiliki
guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Kemampuan yang
harus dimiliki guru pada dimensi kompetensi profesional atau akademik dapat
diamati dari aspek-aspek sebagai berikut: a) menguasai materi, struktur, konsep,
dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; b)
menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu; c) mengembangkan materi pelajaran yang diampu
secara kreatif; d) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri. Selanjutnya, dalam menyampaikan
pembelajaran guru mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang
tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. Kegiatan mengajarnya
harus disambut oleh peserta didik sebagai suatu seni pengelola proses
pembelajaran yang diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan kemauan belajar
yang tidak pernah putus. Keaktifan peserta didik harus selalu diciptakan dan
berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dapat menciptakan suasana baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang dapat
mendorong peserta didik untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen,
serta menemukan fakta dan konsep yang benar. Karena itu, guru harus melakukan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia, sehingga terjadi suasana
belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan belajar sambil bermain,
sesuai konteks materinya.
Tugas guru yaitu mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Achmady (2010:13), guru yang profesional adalah guru
yang memiliki paling tidak 5 (lima) ciri; Pertama, mempunyai komitmen kepada
peserta didik dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru
adalah kepada kepentingan siswanya. Kedua, menguasai secara mendalam
bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para
siswa. Bagi guru, ini dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Ketiga, guru bertanggung
jawab memantau hasil belajar murid melalui berbagai teknik evaluasi, mulai
pengamatan dalam perilaku murid sampai tes hasil belajar. Keempat, guru mampu
berpikir sistematis tentang apakah yang dilakukannya, dan belajar dari
pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu bagi guru untuk mengadakan
refleksi dan koreksi terhadap apakah yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar
dari pengalaman, guru harus tahu mana yang benar dan salah, serta baik dan
buruk dampaknya pada proses belajar murid. Kelima, guru seyogyanya
merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, sehingga
dimungkinkan terjadinya berbagi pengalaman dan menambah pengalaman baru
melalui pergaulannya yang luas dan profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Guru selalu meng-update informasi terbaru, dan menguasai materi
pembelajaran yang disajikan. Hal ini dimaksud sebagai persiapan diri tentang
materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber
seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet, selalu mengikuti
perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan. Karena
dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai
sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran.
Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh peserta didik sebagai suatu seni
pengelola proses pembelajaran yang diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan
kemauan belajar yang tidak pernah putus. Keaktifan peserta didik harus selalu
diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar
yang tepat, dapat menciptakan suasana baik di dalam kelas maupun di luar kelas
yang dapat mendorong peserta didik untuk bertanya, mengamati, mengadakan
eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar. Karena itu, guru
harus melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia,
sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan
belajar sambil bermain, sesuai konteks materinya.
Sisi lain, guru juga harus memperhatikan prinsip-prinsip didaktik
metodik sebagai ilmu keguruan. Misalnya, bagaimana menerapkan prinsip
apersepsi, perhatian, kerja kelompok, dan prinsip-prinsip lainnya. Dalam hal
evaluasi, secara teori dan praktik, guru dapat melaksanakan sesuai dengan tujuan
yang di ukurnya. Adapun jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun butir soal secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
benar, agar tes yang digunakan dapat memotivasi peserta didik belajar. Seperti
yang telah dijelaskan, untuk mengetahui kompetensi guru dilakukan uji
kompetensi. Melalui uji kompetensi guru, maka dapat dirumuskan profil
kompetensi dari guru tersebut. Kondisi nyata itulah yang menjadikan dasar
peningkatan kompetensi guru. Dengan demikian, hasil uji kompetensi menjadi
basis utama desain program peningkatan kompetensi guru. Uji kompetensi guru
dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang penguasaan materi
pembelajaran setiap guru. Berdasarkan hasil uji kompetensi dirumuskan profil
kompetensi guru menurut level tertentu, sekaligus menentukan kelayakannya.
Dengan demikian, tujuan uji kompetensi dilakukan dengan menggunakan standar
kompetensi yang diuji.
Kompetensi profesional yang lebih ditekankan dalam penelitian ini yaitu
Kompetensi profesional yang khusus berkaitan dengan bidang studi bahasa.
Menurut Slamet (2010:35), terdiri dari sub kompetensi memahami mata pelajaran
yang telah dipersiapkan untuk mengajar; memahami standar kompetensi dan
standar isi mata pelajaran seperti yang tertera dalam Peraturan Menteri serta
bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP),
memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar,
memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Peranan guru sangat
menentukan keberhasilan proses pembelajaran, guru yang digugu dan ditiru
adalah suatu profesi yang mengutamakan intelektualitas, kepandaian, kecerdasan,
keahlian berkomunikasi, kebijaksanaan dan kesabaran tinggi. Sehingga tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
semua orang dapat menekuni profesi guru dengan baik. Dalam hal ini secara
khusus lebih disoroti adalah profesionalisme guru bahasa dan sastra Indonesia.
2.3 Penilaian Kinerja Guru
Pengertian kinerja secara sederhana dapat dikemukakan bahwa kinerja
adalah unjuk kerja seseorang. Hal ini sejalan dengan Depdiknas (2004: 4)
mengartikan kinerja dengan prestasi kerja atau unjuk kerja. Kinerja adalah suatu
bentuk hasil kerja atau hasil usaha berupa tampilan fisik, maupun gagasan.
Kinerja sering dihubungkan dengan kompetensi pada diri pelakunya. Selanjutnya,
menurut Yusrizal (2011:45) mengemukakan kinerja dapat dilihat dari hasil
pekerjaan seseorang yang meliputi nilai kualitas dan nilai kuantitas. Kualitas
hasil pekerjaan mengacu pada kepuasan sebagai perwujudan terpenuhinya
harapan orang lain terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan atau dapat pula
diberi arti sebagai efektivitas atau ketepatan kerja, sedangkan kuantitas hasil
pekerjaan jelas tergambar pada volume atau kapasitas pekerjaan yang telah
diselesaikan atau dalam konteks kuantitas pekerjaan, kinerja dapat
diinterpretasikan sebagai produktivitas kerja.
Berdasarkan keterangan singkat tentang pengertian kinerja dari dua
pendapat di atas, satu interpretasi umum dapat dikemukakan, yaitu bahwa
untuk melihat kinerja seseorang atau suatu organisasi harus mengacu pada
aktivitas orang tersebut selama ia melaksanakan tugas pokok yang menjadi
tanggung jawabnya. Maksudnya adalah kinerja seseorang selalu dihubungkan
dengan tugas-tugas rutin yang dikerjakannya. Dalam kaitannya dengan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
guru yang kesehariannya melaksanakan proses pembelajaran di sekolah, hasil
yang dicapai secara optimal dalam bentuk lancarnya proses belajar siswa, dan
berujung pada tingginya perolehan atau hasil belajar siswa, semuanya
merupakan cerminan kinerja seorang guru. Kinerja guru dalam melaksanakan
tugas kesehariannya tercermin pada peran dan fungsinya dalam proses
pembelajaran di kelas atau di luar kelas, yaitu sebagai pendidik, pengajar, dan
pelatih. Dalam menjalankan peran dan fungsinya pada proses pembelajaran di
kelas, kinerja guru dapat terlihat pada kegiatannya merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi proses pembelajaran yang intensitasnya dilandasi oleh
sikap moral dan profesional seorang guru. Sebagai kompetensi yang diperlukan
sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dikemukakan bahwa
penilaian kinerja guru dilakukan secara rutin setiap tahun yang menyoroti 14
(empat belas) kompetensi bagi guru pembelajaran. Pelaksanaan tugas utama guru
tidak dapat dipisahkan dari kemampuannya dalam penguasaan pengetahuan,
penerapan pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi bagi guru mata pelajaran
dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Empat Belas Kompetensi bagi Guru Mata Pelajaran
No Dimensi Tugas Utama/Indikator Kinerja Guru I PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1. Guru memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan
kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik 2. Guru menyusun bahan ajar secara runtut, logis, kontekstual, dan
mutakhir 3. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif 4. Guru memilih sumber belajar/media pembelajaran sesuai dengan materi
dan strategi pembelajaran II PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN YANG AKTIF
DAN EFEKTIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
A. Kegiatan Pendahuluan 5. Guru memulai pembelajaran dengan efektif B. Kegiatan Inti 6. Guru menguasai materi pembelajaran 7. Guru menerapkan pendekatan/strategi pembelajaran yang efektif 8. Guru memanfaatkan sumber belajar/media dalam pembelajaran 9. Guru memicu atau memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran 10. Guru menggunakan Bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran C. Kegiatan Penutup 11. Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif
III PENILAIAN PEMBELAJARAN 12. Guru merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan
keberhasilan belajar peserta didik 13. Guru menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk
memantau kemajuan hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP
14. Guru memanfaatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya.
Sumber: Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Mengacu kepada PERMENEGPAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009,
pelaksanaan penilaian guru kelas/mata pelajaran dilakukan melalui pengamatan
dan pemantauan. Pengamatan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru
sebelum, selama, dan setelah pelaksanaan proses pembelajaran. Sedangkan
pemantauan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui pemeriksaan
dokumen, wawancara, dengan guru yang dinilai, atau wawancara dengan warga
sekolah. Pengamatan kegiatan pembelajaran dapat di lakukan di kelas atau diluar
kelas tanpa harus mengganggu proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis
bukti-bukti baik yang berbentuk dokumen perencanaan maupun dokumen
tambahan lain, serta hasil catatan pengamatan maupun hasil wawancara, penilai
dapat menetapkan apakah indikator kinerja tugas utama secara utuh terukur atau
teramati dengan cara membandingkan hasil analisis dan catatan tersebut dengan
rubrik penilaian yang merupakan instrumen penilaian kinerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Selanjutnya, persyaratan penting dalam sistem Penilaian Kinerja Guru,
yaitu harus valid, reliabel, dan praktis. Dijabarkan sebagai berikut (1) sistem
penilaian kinerja guru dikatakan valid bila aspek yang dinilai benar-benar
mengukur komponen-komponen tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran,
pembimbingan, dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah,
(2) sistem penilaian kinerja guru dikatakan reliabel atau mempunyai tingkat
kepercayaan tinggi jika proses yang dilakukan memberikan hasil yang sama untuk
seorang guru yang dinilai kinerja oleh siapapun dan kapanpun, (3) sistem
penilaian kinerja guru dikatakan praktis bila dapat dilakukan oleh siapapun
dengan relatif mudah, dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang sama dalam
semua kondisi tanpa memerlukan persyaratan tambahan (Dermawati, 2013:7).
Kemudian, yang menjadi kriteria penting seorang penilai sebagai berikut: (1)
Menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat guru/
kepala sekolah yang dinilai; (2) memiliki sertifikat pendidik; dan (3) memiliki
latar belakang pendidikan yang sesuai dan menguasai bidang kajian guru/kepala
sekolah yang akan dinilai. Jumlah guru yang dapat dinilai oleh seorang penilai
adalah 5 sampai 10 orang pertahun (Nanang, Priyatna, 2013:15).
Penilaian kinerja guru, secara umum dilakukan dengan cara
mengumpulkan data dan informasi terhadap guru yang dinilai dimana ada tiga
cara penilaian yang dilakukan menurut Nanang&Sukamto (2013:16-17), yaitu: (1)
observasi, dilakukan dengan cara mengamati lingkungan pembelajaran, (2)
wawancara, dilakukan dengan mewawancarai guru serta sumber-sumber yang
relevan, antara lain kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan siswa, (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dokumen, dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang ada kaitannya
dengan kegiatan yang dilakukan guru baik dalam kaitannya dengan tugas
pembelajaran. Format penilaian kinerja berisi tentang penjelasan kriteria
/indikator penilaian untuk masing-masing kompetensi; catatan bukti-bukti yang
teridentifikasi selama penilaian; skor yang diberikan; perhitungan jumlah skor;
skor rata-rata untuk setiap kompetensi; serta deskripsi penilaian yang dilakukan
oleh penilai.
Berkenaan dengan standar kinerja guru, Sahertian sebagaimana dikutip
Kusmianto (1997: 49), menjelaskan bahwa:“Standar kinerja guru itu berhubungan
dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan
siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3)
pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai
pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru”.
2.4 Guru Bahasa Indonesia
Guru (dalam bahasa Jawa) adalah seorang yang harus digugu dan harus
ditiru oleh semua muridnya. Harus digugu artinya segala sesuatu yang di
sampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh
semua muridnya, dan harus ditiru artinya seorang menjadi suri teladan bagi semua
muridnya. Mulai dari sistem berpikir, berbicara, hingga berperilaku sehari-hari.
Sebagai seseorang yang harus digugu dan ditiru seorang dengan sendirinya
memiliki peran yang luar biasa dominannya bagi murid. Hal serupa juga di
kemukakan Mulyasa (2009:95), bahwa guru merupakan pendidik yang menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
tokoh panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya.
Maksudnya guru sebagai seorang pendidik yang sekaligus menjadi panutan bagi
peserta didik bertugas memberi pengetahuan kepada peserta didik sehingga dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki. Selain itu, guru harus memiliki standar
kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan
disiplin.
Guru yang berkompeten harus mengembangkan dan melatih siswa untuk
berangan-angan dan untuk bermimpi, artinya dengan berangan-angan siswa dapat
terpacu untuk berkreasi dalam berpikir (Mulyasa, 2013:23). Oleh karena itu,
apabila guru yang mengajar di kelas berkompeten maka dapat tercipta hubungan
antara guru dan siswa yang akrab, bersahabat, demokratis dan tidak menakutkan,
artinya, guru dapat menciptakan sekolah yang efektif dan berimplikasi pada
sebutan guru yang efektif. Dimana guru yang efektif senantiasa dapat
menciptakan suasana kelas antara guru dan siswa saling menghargai dan siswa
merasa aman, bebas untuk belajar. Dengan kata lain, guru yang kompeten
memberikan sumbangan pada produktivitas dan meningkatnya kepuasan misalnya
prestasi siswa yang tinggi, perilaku siswa yang baik, serta moral siswa dan
karyawan sekolah juga baik.
Kompetensi Guru bahasa Indonesia yang wajib dimiliki pada bidang
studi tersebut sudah tertera pada Undang-undang Nomor 16 Tahun 2007, yang
mengatakan bahwa kompetensi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pada
jenjang SMP, SMA/MA, SMK/MAK mencakup antara lain: memahami konsep,
teori, dan materi berbagai aliran linguistik yang terkait dengan pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
materi pembelajaran bahasa; hakekat bahasa dan pemerolehan bahasa; memahami
kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia; menguasai kaidah Bahasa
Indonesia sebagai rujukan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar;
memahami teori dan genre sastra Indonesia; dan mengapresiasi karya sastra secara
reseptif dan produktif. Selain itu, menguasai berbagai aspek keterampilan
berbahasa seperti keterampilan membaca, keterampilan berbicara, keterampilan
menulis, keterampilan membaca dan keterampilan mendengarkan/menyimak.
Oleh karena itu, guru wajib menguasai dan melaksanakan, dengan menguasai
kompetensi tersebut guru dapat menghadapi berbagai tantangan dalam era
globalisasi saat ini, yaitu seorang guru harus bisa mengubah pola pikir dan
perilaku peserta didik agar lebih baik dan mampu menciptakan pelajar yang etis-
moralis dan memberi bekal kepada peserta didik, selain ilmu pengetahuan dan
teknologi, juga menanamkan sikap disiplin, kreatif, inovatif, dan kompetitif.
2.5 Kerangka Berpikir
Kompetensi guru merupakan hasil penggabungan dari kemampuan-
kemampuan yang banyak jenisnya, berupa seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Agar guru mampu
mengembangkan tugas dan tanggung jawab ini maka setiap guru harus memiliki
berbagai kompetensi yang relevan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Bentuk
tanggung jawab yang di maksud adalah tanggung jawab merealisasikan dalam
bentuk melaksanakan pembinaan kurikulum, menuntun peserta didik belajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
membina pribadi, watak, dan jasmaniah siswa, menganalisis kesulitan belajar,
serta menilai kemajuan belajar para peserta didik sangat memiliki peranan yang
sangat strategis dan menentukan bagi keberhasilan pendidikan, khususnya yang
dilakukan secara formal di sekolah.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Mulyasa,
2007:75). Menyangkut kompetensi pedagogik guru dijabarkan lebih rinci dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan kompetensi pedagogik guru mata pelajaran
yaitu; penguasaan karakteristik peserta didik, penguasaan teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran, pengembangan kurikulum, pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis dan evaluasi pembelajaran. Namun
yang lebih disoroti dalam penelitian ini adalah pengetahuan pedagogik guru
secara umum, kemampuan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran (RPP),
dan kemampuan guru menguasai keterampilan mengajar. Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3 butir c mengemukakan bahwa kompetensi
profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam standar pendidikan.
Lebih lanjut, Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2007 merincikan
kompetensi profesional sebagai berikut menguasai materi, struktur, konsep, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu,
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif dan
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif serta memanfaatkan informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
Dari uraian di atas nampak bahwa kompetensi guru terutama pada
kompetensi pedagogik dan profesional mengacu pada kemampuan melaksanakan
sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan; kompetensi guru menunjukkan pada
performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di
dalam pelaksanaan tugas-tugas kependidikan. Dikatakan rasional karena
mempunyai arah dan tujuan, sedangkan performance merupakan perilaku nyata
dalam arti tidak hanya dapat diamati tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat
mata. Untuk menggambarkan kerangka berpikir secara umum dari kajian
penelitian dapat dilihat di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Kompetensi Guru
Kompetensi Pengetahuan
Pedagogik Kompetensi Pengetahuan
Profesional
Penyusunan Perangkat
Pembelajaran (RPP)
Keterampilan Mengajar
K e s i m p u l a n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini peneliti membahas mengenai: (1) Metode penelitian, (2) Lokasi
penelitian dan Subjek penelitian,(3) Teknik pengumpulan data, (4) Pengembangan
instrumen, (5) Teknik pengolahan data dan analisis data.
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono (2014:3) adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan permasalah
yang di teliti, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sudjana (2001:64)
mendefinisikan metode deskriptif adalah “metode yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”. Lebih lanjut,
Sugiyono (2014:22) mengatakan bahwa metode deskriptif merupakan metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian
tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Artinya,
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu kejadian yang terjadi sekarang
dengan tidak membuat kesimpulan yang lebih luas. Dalam penelitian ini peneliti
tidak menggunakan hipotesis karena penelitian ini termasuk dalam penelitian
evaluatif yang sifatnya lebih pada menjelaskan bukan membuktikan sebuah
fenomena. Melalui metode penelitian deskriptif peneliti akan berusaha
menggambarkan tingkat kemampuan pengetahuan pedagogik, kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
penyusunan perangkat pembelajaran, keterampilan mengajar, pengetahuan
profesional guru Bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan
Nusa Cendana Sumba Barat Daya Tahun 2017.
3.2 Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan,
beserta jalan dan kotanya. Lokasi penelitian tersebut merupakan tempat
penelitian yang diharapkan mampu memberikan informasi yang peneliti
butuhkan dalam penelitian yang diangkat. Subjek penelitian atau responden
adalah orang yang diminta untuk memberikan keterangan tentang suatu fakta atau
pendapat.
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di tiga SMA Katholik di bawah naungan
Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa
Tenggara Timur, yaitu: (1) SMAK Santo Gerardus Mayella, Jalan Kalimbu Weri,
Kecamatan Wewewa Barat Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa
Tenggara Timur; (2) SMAK Santa Maria Homba Karipit, Jalan Homba Karipit
Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara
Timur; (3) SMAK Santo Alfonsus Weetabula, Jalan Bukit Sunyi, Kecamatan
Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah orang yang diminta untuk
memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Menurut Arikunto
(2006:145) menyatakan bahwa “subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk
diteliti oleh peneliti”. Jadi, subjek penelitian itu merupakan sumber informasi
yang digali untuk mengungkap fakta-fakta di lapangan. Penentuan subjek
penelitian atau sampel dalam penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian
kuantitatif. Sugiyono (2007: 301) mengemukakan bahwa Penentuan sampel dalam
penelitian kualitatif (naturalistik) sangat berbeda dengan penentuan sampel dalam
penelitian konvensional (kuantitatif). Penentuan sampel tidak didasarkan
perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi
yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan. Berdasarkan penjelasan di atas,
maka penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan secara jelas dan mendalam. Penentuan
subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
sampel jenuh. Sampel jenuh menurut Sugiyono (2009:142) adalah teknik
pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Secara sederhana diartikan sebagai pemilihan sampel yang disesuaikan dengan
tujuan tertentu.
Pengambilan subjek penelitian atau responden dengan menggunakan
sampel jenuh dinyatakan cocok dengan masalah penelitian yang peneliti bahas,
yaitu penentuan subjek didasarkan atas tujuan peneliti dalam mengungkap
masalah yang diangkat dalam penelitian tentang kompetensi pedagogik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
profesional guru Bahasa Indonesia di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa
Cendana Tahun 2017. Maka, subjek penelitiannya adalah guru-guru Bahasa
Indonesia yang mengajar di SMA Yayasan tersebut. Guru sebagai sumber data
dapat memberikan sumber data (1) pengetahuan pedagogik, (2) penyusunan
perangkat pembelajaran (RPP), (3) keterampilan mengajar, (4) pengetahuan
profesional guru. Subjek penelitian sebanyak delapan guru Bahasa Indonesia yang
diharapkan dapat mengungkapkan informasi-informasi dan data yang lengkap dan
terperinci tentang kompetensi pedagogik dan profesional guru Bahasa Indonesia.
Data guru-guru tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2 Data-data Guru Bahasa Indonesia
No Nama Guru Usia Pendidikan Pengalaman Mengajar
Status
1 Antonius Milla Mesa, S.Pd
26 Tahun Strata satu (S-1)
5 Tahun Honorer
2 Lazarus Rehi Gheda, S.Pd
27 Tahun Strata satu (S-1)
6 Tahun Kontrak Daerah
3 Helaria Wala, S.Pd 45 Tahun Strata satu (S-1)
13 Tahun PNS
4 Paulus Dappa Awa, S.Pd
45 Tahun Strata satu (S-1)
12 Tahun PNS
5 Hermanus Umbu Geli, S.Pd
26 Tahun Strata satu (S-1)
6 Tahun Honorer
6 Markus Tanggu, S.Pd
27 Tahun Strata satu (S-1)
5 Tahun Kontrak Daerah
7 DelsianaY.S Ngaga, S.Pd
25 Tahun Strata satu (S-1)
4 Tahun Kontrak Daerah
8 Teresia Crisan Wungo, S.S
24 Tahun Strata satu (S-1)
2 Tahun Honorer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Riduwan (2010:51), “metode pengumpulan data adalah teknik
atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”.
Metode (cara atau teknik) menunjukkan suatu kata yang abstrak dan tidak
diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaanya melalui
wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainnya. Peneliti dapat
menggunakan salah satu atau gabungan dari masalah yang dihadapi. Pendapat lain
menyangkut teknik pengumpulan data dikemukakan juga oleh Sugiyono
(2013:224), yakni Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Dari dua pendapat di atas maka, teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.3.1 Teknik Observasi atau pengamatan
Teknik observasi (pengamatan) adalah pengamatan yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Hal
ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012:310) yang mengatakan bahwa
observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki. Observasi
(pengamatan) meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Di dalam
artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kusioner, rekaman gambar,
dan rekaman suara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, keterampilan
mengajar guru-guru Bahasa Indonesia dan aktivitas lainnya yang berkenaan
dengan kompetensi pedagogik dan profesional guru. Pengamatan yang dilakukan
dengan berpedoman pada lembar penilaian yang mengacu pada indikator yang
terdapat dalam kisi-kisi instrumen penilaian keterampilan mengajar guru dengan
menggunakan skala penilaian 1 sampai 4 hal ini untuk mengukur tingkat
kemampuan performansi dalam keterampilan mengajar dengan penentuan skala
penilaian skor (4) baik, (3) cukup, (2) kurang, dan (1) kurang sekali.
3.3.2 Teknik Wawancara
Wawancara merupakan proses bertanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Menurut
Moleong (2007:186) mengatakan wawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
dengan maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi,
perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak berstruktur
menurut Sugiyono (2012:137) adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Biasanya pertanyaan ini akan muncul
secara langsung sesuai dengan keadaan dan kondisi ketika melakukan wawancara.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Sebagai contoh: “Apakah ada teknik yang
dipakai oleh bapak/ibu guru sebelum menyusun Rencana Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Pembelajaran (RPP)”. Teknik wawancara dalam penelitian digunakan hanya
sebagai data pendukung.
3.3.3 Teknik Analisis Dokumentasi
Studi dokumenter (documentery study) merupakan teknik pengumpulan
data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis maupun dokumen tidak tertulis seperti gambar dan elektronik. Dokumen-
dokumen tersebut dipilih sesuai dengan kajian penelitian (Sukmadinata,
2007:221-222). Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang digunakan adalah
dokumen dari guru yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar
guru yang dapat mendeskripsikan dan dapat menganalisis tentang pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Studi dokumenter (documentery study) dalam penelitian ini yaitu,
peneliti menganalisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan lembar penilaian dokumentasi. Hal ini digunakan untuk menilai
kemampuan guru-guru bidang studi Bahasa Indonesia dalam menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan skala penilaian 1 sampai
4 dengan penentuan skala penilaian skor (4) baik, (3) cukup, (2) kurang, dan (1)
kurang sekali.
3.3.4 Teknik Tes
Tes adalah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang
menggunakan soal-soal, pertanyaan atau tugas-tugas yang lain dimana persoalan-
persoalan atau pertanyaan-pertanyaan itu telah dipilih dengan seksama dan telah
distandarisasikan (Walgito, 1987:87). Tes dapat didefinisikan sebagai suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pertanyaan atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh
informasi tentang sifat atau atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir
pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap
benar. Selanjutnya Arikunto (2010:193) mengatakan tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
Berdasarkan pendapat di atas maka tes yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu tes tipe objektif pilihan ganda (multiple choice). Hasil akhir tes berupa
skor dan data yang dikumpulkan melalui tes akan digunakan untuk menjawab
serta menemukan seberapa jauh pemahaman guru tentang pengetahuan
kompetensi pedagogik dan profesional guru Bahasa Indonesia.
3.4 Pengembangan Instrumen
Pengembangan instrumen dimaksud untuk memperoleh data yang akurat
sehingga diperlukan instrumen yang memiliki tingkat validitas dan reabilitas yang
tinggi. Menurut Arikunto (2012:145), sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini diukur kevalidiannya melalui penilaian expert
judgement. Faisal S (2006) mengemukakan “sebelum lembar observasi digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kepada responden sebaiknya dikonsultasikan dahulu dengan para ahli, sehingga
hasil revisinya benar-benar membuahkan lembar observasi yang fungsional,
akurat, tegas dan dimengerti oleh responden sebagaimana yang dimaksudkan
peneliti/penyusun lembar observasi yang dimaksudkan”.
Pengembangan instrumen kompetensi pedagogik dan profesional guru
Bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana
Sumba Barat Daya Tahun 2017, berupa kisi-kisi soal, soal pilihan ganda,kunci
jawaban, lembar penilaian observasi RPP dan lembar penilaian keterampilan
mengajar telah direvisi oleh Expert judgment yang dilakukan oleh tiga orang
yakni, (1) Hasil validasi isi (konstruksi) kompetensi profesional bidang
kebahasaan yang diberikan oleh dosen Program studi Sastra Indonesia,
Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta. Dosen ahli pengajaran oleh Bapak alm.
Dr. Paulus Ari Subagyo, M. Hum., (2) Hasil validasi isi (konstruksi) Kompetensi
pedagogik yang diberikan oleh dosen Program studi Sastra Inggris, Universitas
Sanata Dharma. Dosen pengajaran Ibu. Veronica Tripihatmini, S. Pd., M. Hum.,
M.A dan (3) Hasil validasi isi (konstruksi) soal kompetensi bidang kebahasaan,
soal kompetensi pedagogik, lembar penilaian RPP dan keterampilan mengajar
yang diberikan oleh dosen Program studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. Dosen ahli penilaian oleh Bapak Dr. Sebastianus
Widanarto Prijowuntato., S. Pd., M.Si. Setelah melalui beberapa kali revisi dan
perbaikan serta dinyatakan telah layak di gunakan maka pedoman penilaian
observasi bisa digunakan dalam penelitian ini. Setelah dilakukan Expert judgment
oleh para ahli maka selanjutnya dilakukan perhitungan persentase penilaian hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
jawaban tes guru-guru dan lembar penilaian observasi dengan menggunakan
rumus seperti dikemukakan oleh Sudjana (2005:107) sebagai berikut.
Setelah diketahui persentasenya maka dapat diketahui skor dari masing-masing
guru. Mengenai skala persentase skor dapat dilihat pada Tabel 2.6 bawah ini.
Tabel 2.3 Konversi Tingkat Pencapaian.
Interval Kualifikasi 90% - 100 % Sangat Baik 75 % – 89 % Baik 65 % - 74 % Cukup
55 % – 64 % Kurang 0 – 54 % Sangat Kurang
Sumber: Sudjana, (2005:107)
Selanjutnya, untuk mengujicoba soal peneliti melakukan pilot survey
atau pilot test pada butir-butir soal tersebut sebelum dilakukan pengambilan data.
Pilot test soal pada survei merupakan sebuah prosedur yang dilakukan dengan
mengujicobakan soal pada sekelompok individu. Sekelompok individu pada pilot
survey bukan berasal dari populasi maupun sampel, namun memiliki kesamaan
dengan populasi dan mampu memberikan penilaian yang valid mengenai soal
tersebut. Pilot survey dilakukan pada guru Bahasa Indonesia di SMP Santo
Aloysius, Dono kerto, Turi, Sleman, Yogyakarta dan di SMA Seminari Sinar
Buana Sumba Barat Daya, Guru Bahasa Indonesia di kedua sekolah tersebut
memberikan masukan mengenai soal yang diujicobakan. Peserta pilot survey
mengidentifikasi butir-butir soal yang tidak dapat dimengerti, ambigu, tidak
Persentase =∑������������
������������ x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
bermanfaat serta memberi masukan mengenai butir-butir pertanyaan atau
pernyataan yang mesti ditambahkan. Setelah pilot survey dilakukan, peneliti
mengubah dan atau memodifikasi soal sesuai dengan masukan yang telah
diterima sebelum mendistribusikan soal pada target sampel yang sesungguhnya.
Instrumen–instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.4.1 Observasi (Pengamatan)
Lembar observasi untuk penilaian penyusunan perangkat pembelajaran
guru Bahasa Indonesia dalam penelitian ini disusun dengan skala ordinal, yaitu
menggunakan empat kategori jawaban dan melingkari sesuai pilihan jawaban.
Alternatif jawabannya adalah 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (kurang), dan 1 (sangat
kurang). Kisi-kisi instrumen penilaian kompetensi bidang studi dalam penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang
diadopsi dari Uji Kompetensi Guru Milik Pusat Penelitian dan Pelayanan
Pendidikan (P4), seperti pada Tabel 2.7 berikut.
a. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kompetensi Guru Bidang Studi dalam
Penyusunan Perangkat Pembelajaran (RPP).
Tabel 2.4 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kompetensi Guru Bidang Studi
dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran (RPP).
Indikator Subindikator Perencanaan Pembelajaran (RPP) RPP disusun dengan struktur dan
komponen yang lengkap (identitas sekolah, SK dan KD (K.2013), indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media dan sumber belajar, dan penilaian hasil belajar Indikator dikembangkan dari KD, atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
indikator sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan tingkatan ranah yang benar dan mengintegralkan nilai-nilai sekolah katholik Tujuan pembelajaran dikembangkan dari indikator yang ada dan dirumuskan dengan formula ABCD Metode pembelajaran yang digunakan adalah tematik terpadu dan saintifik (EEK untuk K.2006 dan 5 M untuk K.2013) Kegiatan-kegiatan pembelajaran bersifat menyenangkan, dan mencerminkan metode pembelajaran yang berfokus kepada keaktifan siswa Pemilihan media (IT),alat peraga, dan sumber belajar sesuai dengan tujuan, materi, situasi dan kondisi sekolah serta karakteristik siswa Pemilihan teknik dan bentuk penilaian sesuai dengan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran (tes tulis untuk kognitif, tes unjuk kerja untuk keterampilan, dan nontes pengamatan untuk afektif)
Sumber: Uji Kompetensi Guru Milik Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan (P4).
b. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kompetensi Mengajar Guru dapat dilihat
pada Tabel 2.8 berikut ini.
Tabel 2.5 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kompetensi Mengajar Guru
Indikator No Subindikator Pelaksanaan Pembelajaran
I Prapembelajaran (1) Mempersiapkan siswa untuk belajar,
berdoa, dan memotivasi (2) Melakukan Apersepsi (3) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
II Kegiatan Pembelajaran (Kegiatan Inti) (1) Memperlihatkan siswa dalam kegiatan 5M
(Mengamati,menanyakan,mencoba,menalarkan, dan mengkomunikasikan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
(2) Menumbuhkanpartisipasi siswa dalam pembelajaran
(3) Memperlihatkan kegiatan siswa yang dikembangkan dari metode pembelajaran tertentu
(4) Melaksanakan pembelajaran yang runtut, sistematis,menyenangkan,serta menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
(5) Melakukan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (karakter berbasis nilai-nilai sekolah katholik)
(6) Memperlihatkan penguasaan kelas dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan yang direncanakan dalam RPP
(7) Menggunakan media dan sumber belajar secara efektif dan efisien, dan bahkan melibatkan siswa
(8) Melakukan penilaian proses dan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (kognitif, keterampilan, dan afektif)
III Kegiatan Penutup (1) Membuat rangkuman atau kesimpulan
(2) Melakukan refleksi bersama siswa (3) Memberikan arahan untuk tindak lanjut
(tugas dan PR) Sumber: Uji Kompetensi Guru Milik Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan
(P4).
3.4.2 Tes
Pengetahuan kompetensi pedagogik dan profesional guru dalam
penelitian ini digunakan tes. Kisi-kisi tes kompetensi pedagogik dan profesional
guru ditampilkan pada Tabel 2.5 dan Tabel 2.6 yang bersumber dari Uji
Kompetensi Guru Milik Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan (P4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
a. Kisi-kisi tes kompetensi pedagogik guru SMA
Tabel 2.6 Kisi-kisi Tes Kompetensi Pedagogik Guru SMA
No Kompetensi Materi Tingkat Kognitif
No Soal
1 Mengidentifikasi kurikulum dan perangkat pembelajaran (RPP)
Kompetensi sikap spiritual dan social
C2 2
Kriteria perumusan indikator dan tujuan
C2 1
Hubungan indikator dan penyusunan instrumen tes
C2 8
Prinsip pengembangan RPP dan silabus
C2 5
Karakteristik indikator pembelajaran
C2 4
Kompetensi kognitif atau pengetahuan
C2 3
Rumusan tujuan pendidikan global abad XXI
C2 6
Kompetensi keterampilan atau motorik.
C2 7
2 Menganalisis karakteristik peserta didik dan melakukan penngelolaan kelas
Tata tertib kelas C2 9 Cara belajar siswa bergaya belajar auditif
C2 13
Ciri-ciri pengelolaan kelas agar efektif dan efisien
C2 10
Teknik pengelolaan kelas dengan pemberian instruksi oleh guru
C3 12
Upaya memotivasi siswa C2 15 Teknik pengelolaan kelas dengan reinforcement atau penguatan
C2 11
Cara pengembangan kepercayaan diri siswa
C2 14
Karakteristik fisik, kognitif, moral, sosial, kultural, dan emosional
C3 17
Penataan ruang kelas sebagai pengelolaan kelas
C2 16
3 Menerapkan pendekatan dan metode pembelajaran dalam
Paradigma pembelajaran modern atau muthakir beserta prinsip-prinsipnya
C2 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
KBM Pembelajaran Kontekstual C3 19 Pembelajaran Kooperatif C3 21 Pembelajaran Kinestetik C2 20 Pembelajaran Saintifik (5 M)
C3 23
Pembelajaran CTL C2 22 Pembelajaran dengan metode ceramah.
C2 25
Pembelajaran Problem solving
C3 24
Pembelajaran Sikap atau karakter
C3 26,27
4 Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Pengembangan awal kegiatan pembelajaran
C2 28
Kegiatan inti pembelajaran konstruktivistik
C3 29
Optimalisasi kegiatan pembelajaran
C2 30
Penggunakan teknik peta pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran
C3 31
Identifikasi proses untuk perbaikan pembelajaran
C3 32
Pengembangan kegiatan penutup pembelajaran (kesimpulan, refleksi, pemberian tugas)
C3 33
5 Mengembangkan bahan ajar, media, dan sumber belajar
Tipe-tipe materi atau bahan ajar
C2 34
Hubungan bahan ajar dengan tingkat perkembangan psikis siswa
C2 38
Kriteria keterpakaian dalam pemilihan materi ajar
C2 35
Media untuk siswa bergaya visual
C3 36
Kriteria alat bantu pembelajaran
C2 37
6 Mengembangkan teknik penilaian dan instrumen penilaian
Penilaian proses berkesinambungan
C5 39
Instrumen penilaian kompetensi sikap
C5 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Penilaian portopolio C5 41 Rubrik penilaian C2 45 Fungsi distraktor dalam penyusunan pilihan ganda
C5 43,44
Bentuk tes subjektif (tes uraian)
C5 47
Bentuk tes objektif C5 48 Penilaian kinerja C5 40 Syarat pembuatan kisi-kisi soal
C5 42
Melaksanakan layanan konseling untuk ketidaktuntasan sikap
C4 50
Sumber: Uji Kompetensi Guru Milik Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan
(P4).
b. Kisi-kisi Instrumen Tes Kompetensi Profesional Guru Bidang Studi Bahasa
dan Sastra Indonesia.
Tabel 2.7 Instrumen Tes Kompetensi Profesional Guru Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator Materi Tingkat Kognitif
No Soal
1 Memahami secara kritis berbagai jenis wacana tulis/teks nonsastra dan nonteks
Teks bacaan
Disajikan penggalan teks, guru dapat: Menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra
C3 1
Menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif
C3 2,3
Menemukan permasalahan dalam teks bacaan
C3 4
Menganalisis isi teks C5 5 Menentukan kalimat utama teks
C3 6
Menentukan simpulan teks
C3 7
Menentukan pernyataan yang sesuai dengan isi teks
C6 8
2 Menganalisis Isi teks Menganalisis isi C5 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
teks berita berita penyajian berita Mengidentifikasi unsur berita
C5 10
Menentukan masalah yang ditemukan dari berbagai berita
C4 11
Menentukan fakta dan opini
C3 12
3 Membaca tabel/bagan
Tabel/ bagan/ diagram
Disajikan teks, guru dapat: Merangkum seluruh isi informasi bagan/tabel/grafik
C4 13
4 Menulis proposal untuk berbagai keperluan
Proposal Menganalisis isi proposal
C5 14
Menganalisis isi proposal
C3 15
5 Menulis paragraf
Paragraf Disajikan kalimat –kalimat, guru dapat: Menyusun paragraf yang padu
C5
16
Menentukan paragraf deskriptif
C4 17
Menentukan paragraf naratif yang dikembangkan dengan pola urutan waktu dan urutan tempat
C4 18
Menentukan paragraf eksposisi dengan urutan yang logis dan sistematis
C4 19
Menentukan pendapat yang tepat untuk paragraf argumentative
C4 20
Menentukan gagasan yang meyakinkan untuk paragraf persuasi
C4 21
6 Menulis hasil wawancara/sa
Wawancara/sambutan/
Menganalisis isi teks wawancara/sambuta
C5 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
mbutan/ kotbah
kotbah n/kotbah
7 Menulis berbagai jenis surat
Surat dinas, surat pribadi, surat dagang, surat lamaran pekerjaan, dan surat kuasa
Disajikan penggalan surat, guru dapat: Menentukan bagian penutup surat
C4 23
Menentukan penulisan alamat yang benar
C4 24
Mengidentifikasi isi surat dagang
C4 25
Menentukan isi surat kuasa
C4 26
Mengidentifikasi unsur-unsur dan struktur surat lamaran pekerjaan
C4 27
Mengidentifikasi isi surat dinas yang tepat
C4 28
8 Menulis teks pidato
Teks pidato Disajikan teks pidato, guru dapat: Menentukan kalimat pembuka pidato
C4 29
Merumuskan isi pidato
C4 30
9 Menganalisis puisi baru/lama
Isi puisi Disajikan puisi baru dan atau lama, guru dapat: Menentukan isi/maksud puisi
C5
31
Menentukan suasana dalam puisi
C4 32
Menentukan ciri-ciri dan nilai yang terkandung dalam gurindam
C4 33
Menganalisis unsur-unsur puisi lama dan puisi baru
C6 34
Menganalisis isi puisi dikaitkan dengan realitas alam/sosial budaya/ masyarakat
C6 35
Menganalisis tema C6 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
puisi Menentukan amanat puisi
C4 37
Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi kontemporer
C4 38
Menganalisis nilai moral
C5 39
Menganalisis watak tokoh
C4 40
Menganalisis latar cerita
C4 41
Menganalisis sudut pandang
C4 42
Menganalisis amanat cerpen
C4 43
Mengidentifikasi isi dialog
C4 44
Mengidentifikasi konflik teks cerpen
C4 45
10 Mengidentifikasi sastra melayu klasik
Sastra melayu klasik
Mengidentifikasi karakteristik dan struktur unsur intrinsik sastra Melayu klasik
C4 46
Menentukan nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik
C4 47
11 Menyampaikan pendapat, tanggapan, komentar dalam forum resmi/ diskusi/seminar
Kalimat sanggahan/ tanggapan dalam forum resmi/diskusi/ seminar
Disajikan kalimat-kalimat, guru dapat: Menentukan langkah-langkah memperkenalkan diri dan orang lain
C4 48
Menentukan kalimat sanggahan/ penolakan/tanggapan yang efektif/santun.
C6 49
12 Menulis karya ilmiah
Komponen karya ilmiah
Menentukan penulisan daftar pustaka dan catatan kaki yang tepat
C4 50
Merumuskan C4 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
rumusan masalah 13 Menulis
resensi/esai Resensi Disajikan
resensi/esai, guru dapat: Mengidentifikasi isi resensi/esai
C4 51
Menentukan unsur-unsur resensi
C4 52
Menerapkan prinsip-prinsip penulisan esai
C6 53
14 Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman/ringkasan notulen rapat
Merangkum ringkasan
Rangkuman dalam notulen rapat
C4 54
15 Menggunakan jenis frasa, klausa, pola kalimat, kata berimbuhan, makna kata, dan kata baku dalam berbagai tulisan
Jenis frasa, klausa, pola kalimat, kata berimbuhan, makna kata, dan kata baku
Mengidentifikasi jenis-jenis kalimat.
C4 55
Menentukan pola kalimat.
C4 56
Menggunakan kata berimbuhan.
C4 57
Mengidentifikasi berbagai jenis makna kata (konotasi/denotasi, luas, umum, khusus, gramatikal).
C4 58
Mengidentifikasi berbagai kata yang mengalami perubahan/pergeseran makna (homonim/homofon/ homograf/polisemi/sinestesia/ peyorasi/ameliorasi/kata hias).
C4 59
Menggunakan kata baku.
C4 60
Sumber: Uji Kompetensi Guru Milik Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan (P4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
3.5 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam metode
ilmiah, karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna
yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Pentingnya pengolahan
diantaranya (a) data yang telah terkumpul perlu diolah dahulu; (b) tujuannya
menyederhanakan seluruh data yang terkumpul; (c) menyajikannya dalam
susunan yang baik dan rapi; (d) kemudian dianalisis. Analisa data merupakan
mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan
data sehingga mudah untuk dibaca.
3.5.1 Teknik Pengolahan Data
Menurut Sudjana (2001:64),” Pengolahan data bertujuan mengubah data
mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga
memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut”. Hasan (2006:31) menambahkan
bahwa, “Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan
dengan menggunakan cara atau rumus-rumus tertentu”. Berdasarkan kedua
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengolahan data mengubah data
mentah menjadi data yang dapat digunakan untuk pengkajian lanjutan.
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Pemeriksaan (verifying) adalah pengoreksian atau pengecekan data yang
terkumpul, tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terjadi
di lapangan dan bersifat koreksi. Pemeriksaan (verifying) dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
yaitu, mengecek atau mengoreksi hasil-hasil jawaban tes guru-guru dalam
menjawab soal-soal yang telah disebarkan oleh peneliti.
(2) Pengkodean (coding) adalah pemberian kode-kode pada setiap data dalam hal
ini peneliti memberikan kode pada nama-nama guru-guru yang diteliti.
(3) Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi kode
sesuai dengan hasil analisis yang dibutuhkan. Tabulasi dalam penelitian ini
yaitu hasil dari jawaban soal-soal yang telah disebarkan, hasil perhitungan dari
lembar analisis dokumen, dan hasil perhitungan dari hasil lembar observasi.
(4) Pemberian skor atau nilai. Dalam pemberian skor atau nilai digunakan skala
oridinal yang merupakan salah satu cara untuk menentukan skor. Skala
oridinal menurut Sarjono dan Julianita (2011:3), yakni skala yang menyatakan
kategori sekaligus peringkat, dimana peringkat tersebut menunjukkan suatu
urutan penilaian. Dalam hal ini skala yang digunakan adalah 1 sampai 4.
Kemudian jawaban untuk setiap item pertanyaan dengan menggunakan skala
ordinal dapat ditentukan dengan tingkatan nilainya. Penentuan skor dalam
penelitian ini yaitu jawaban dari pertanyaan yang terdapat pada lembar
observasi dan lembar dokumentasi dianalisis dengan menggunakan skala 1 –
4, dengan jawaban terendah point 1 dan jawaban tertingginya point 4. Skala
ordinal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.11 berikut.
Tabel 2.8 Skala Ordinal Nilai Pendapat
4 Sangat Baik 3 Baik 2 Kurang 1 Sangat Kurang
Sumber: Sarjono dan Julianita (2011:3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
3.5.2 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menurut Hasan (2006:35) adalah memperkirakan
atau menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu atau beberapa
kejadian terhadap suatu atau beberapa kejadian lainnya, serta memperkirakan atau
meramalkan kejadian lainnya, kejadian dapat dinyatakan sebagai perubahan nilai
variabel. Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh
baik melalui hasil tes, wawancara, dan hasil observasi. Sugiyono (2013:333)
menyatakan analisis data merupakan pengelolaan data yang sudah terkumpul dan
diharapkan diperoleh gambaran yang akurat dan konkret dari subjek penelitian.
Teknik analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Setelah semua data diperoleh dan di kumpulkan
dalam penelitian ini dianalisis dan dideskripsikan menggunakan teknik analisis
persentase kemudian dideskripsikan untuk mengambil kesimpulan berdasarkan
kategori yang telah ditentukan.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
persentase. Metode ini untuk mengkaji variabel yang ada pada penelitian yaitu,
pengetahuan pedagogik, penyusunan perangkat pembelajaran, keterampilan
mengajar, pengetahuan profesional, aspek membaca, kebahasaan, menulis dan
kesastraan guru-guru Bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Nusa
Cendana Sumba Barat Daya Tahun 2017. Deskriptif persentase ini diolah dengan
cara jumlah total jawaban dibagi skor maksimal dikali 100%, seperti
dikemukakan oleh Sudjana (2005:107). Selanjutnya, penentuan kategori
responden pengetahuan pedagogik, penyusunan perangkat pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
keterampilan mengajar guru, dan pengetahuan profesional guru-guru Bahasa
Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Nusa Cendana Sumba Barat Daya
Tahun 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini peneliti membahas mengenai: (1) Deskripsi data penelitian, (2)
Deskripsi hasil penelitian, dan (3) Pembahasan. Bagian pertama, Deskripsi data
penelitian dan deskripsi hasil penelitian berisi uraian data penelitian. Bagian
kedua, menjelaskan hasil temuan penelitian berdasarkan analisis data. Bagian
ketiga membahas mengenai keempat rumusan masalah.
4.1 Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah-sekolah di bawah Naungan Yayasan
Pendidikan Nusa Cendana Kabupaten Sumba Barat Daya, Tahun 2017, terhadap
delapan orang guru Bahasa Indonesia yang mengajar di tiga SMA yang dikelola
oleh Yayasan tersebut yaitu, (1) SMAK Santo Gerardus Mayella Kalimbu Weri,
(2) SMAK Santa Maria Homba Karipit, dan (3) SMAK Santo Alfonsus
Weetabula. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 April sampai dengan 27
Mei 2017 dengan sasaran kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
Bahasa Indonesia. Data yang disajikan berupa data mengenai pengetahuan
pedagogik guru, data kemampuan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran
(RPP), data keterampilan mengajar guru, data pengetahuan profesional guru
Bahasa Indonesia. Data diolah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data pengetahuan pedagogik,
data penyusunan perangkat pembelajaran (RPP), data keterampilan mengajar, data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
pengetahuan profesional guru Bahasa Indonesia, yaitu dengan menggunakan
teknik tes, teknik observasi atau pengamatan, teknik analisis dokumen, dan teknik
wawancara. Pengetahuan pedagogik guru dan pengetahuan profesional guru
diukur dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk soal pilihan ganda.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dirancang berdasarkan kisi-kisi yang kemudian
menjadi dasar penyusunan soal tes, dengan perincian jumlah soal, yakni 50 soal
untuk pengetahuan pedagogik guru SMA dan 60 soal untuk pengetahuan
profesional guru Bahasa Indonesia sehingga total jumlah soal kedua kompetensi
tersebut sebanyak 110 soal.
Data penguasaan guru Bahasa Indonesia dalam penyusunan perangkat
pembelajaran (RPP) diukur melalui analisis dokumentasi RPP yang disertai
dengan lembar penilaian dengan jumlah pernyataan dalam lembar penilaian
penyusunan RPP bidang studi sebanyak 8 item berdasarkan kisi-kisi dengan 4
kategori pilihan jawaban, yakni 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (kurang), dan 1 (sangat
kurang). Peneliti menetapkan skor maksimal untuk penguasaan penyusunan
perangkat pembelajaran (RPP) dengan jumlah skor maksimal 40.
Data untuk mengukur keterampilan mengajar guru-guru Bahasa
Indonesia dilakukan dengan observasi langsung pelaksanaan pembelajaran di
kelas dengan menggunakan lembar penilaian dengan jumlah pernyataan dalam
lembar penilaian sebanyak 14 item berdasarkan kisi-kisi dengan 4 kategori
jawaban yakni, 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (kurang), dan 1 (sangat kurang) dengan
jumlah skor maksimal 65. Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik
wawancara. Teknik wawancara yang digunakan yakni wawancara bebas sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
data pendukung, hal ini dilakukan untuk meminta konfirmasi guru secara
langsung yang berkenaan dengan kedua kompetensi tersebut.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Data kuantitatif berupa data kemampuan penguasaan pengetahuan pedagogik,
kemampuan penguasaan penyusunan perangkat pembelajaran (RPP),
keterampilan mengajar guru, pengetahuan profesional guru Bahasa Indonesia.
Data tersebut diperoleh dari hasil jawaban-jawaban tes, hasil lembar penilaian
dokumentasi RPP dan hasil observasi pelaksanaan keterampilan mengajar guru
dalam bentuk skor. Selanjutnya, peneliti membagi hasil penelitian ini ke dalam
beberapa kriteria kategori antara lain skor kompetensi pengetahuan pedagogik,
skor penilaian perangkat perencanaan pembelajaran, dan skor penilaian mengajar,
skor pengetahuan profesional. Kriteria kategori ini menjadi landasan dalam
pembahasan tentang kompetensi pedagogik dan profesional guru Bahasa
Indonesia di tiga SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana,
yaitu (1) SMAK Santo Gerardus Mayella, Jalan Kalimbu Weri, Kecamatan
Wewewa Barat Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur;
(2) SMAK Santa Maria Homba Karipit, Jalan Homba Karipit Kecamatan Kodi
Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur; (3) SMAK
Santo Alfonsus Weetabula, Jalan Bukit Sunyi, Kecamatan Loura, Kabupaten
Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Penguasaan Pengetahuan Pedagogik Guru Bahasa Indonesia
Pengetahuan pedagogik guru diukur dengan menggunakan tes dari hasil
jawaban-jawaban soal para guru. Dari hasil itu diperoleh gambaran tentang
pengetahuan pedagogik guru-guru Bahasa Indonesia. Data yang diperoleh dari
delapan orang guru Bahasa Indonesia memiliki kualifikasi Baik, seperti pada
Tabel 2.9 berikut.
Tabel 2.9 Data Rangkuman Pengetahuan Pedagogik Guru Bahasa Indonesia
Kode guru Skor Kategori SMAK/GM-01 76,0 Baik SMAK/HK-02 74,0 Cukup SMAK/AL-03 88,0 Baik SMAK/AL-04 78,0 Baik SMAK/AL-05 84,0 Baik SMAK/AL-06 80,0 Baik SMAK/AL-07 80,0 Baik SMAK/AL-08 76,0 Baik
∑Rata-rata 79,5 % Baik
Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan kualifikasi penguasaan
pengetahuan pedagogik guru Bahasa Indonesia di atas, diketahui persentase rata-
rata perolehan skor penguasaan pengetahuan pedagogik kedelapan guru Bahasa
Indonesia sebesar 79,5%. Sebagian besar guru Bahasa Indonesia berada pada
persentase skor sebesar 80,2% dengan jumlah 7 orang guru memiliki penguasaan
pengetahuan pedagogik kualifikasi Baik dalam memahami karakteristik peserta
didik, menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran,
pengembangan kurikulum dan atau silabus, merancang pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, serta evaluasi hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
belajar. 74,0% dengan jumlah 1 orang guru diketahui memiliki penguasaan
pengetahuan pedagogik kualifikasi Cukup. Berikut grafik perincian perolehan
skor ditampilkan pada Tabel 2.9 di bawah ini.
Gambar 2. Grafik Penguasaan Pengetahuan Pedagogik Guru Bahasa
Indonesia
4.2.2 Penguasaan Penyusunan Perangkat Perencaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan perangkat pembelajaran (RPP) guru Bahasa Indonesia
diukur dengan menggunakan analisis dokumen dengan menggunakan lembar
penilaian. Dari hasil analisis dokumen dengan menggunakan lembar penilaian
diperoleh gambaran tentang penguasaan penyusunan perangkat perencanaan
pembelajaran (RPP). Data yang diperoleh dari delapan guru Bahasa Indonesia
memiliki kualifikasi Baik seperti pada Tabel 2.10 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 2.10 Data Rangkuman Penguasaan Penyusunan Perangkat Perencanaan Pembelajaran (RPP)
Kode Guru Skor Kategori SMAK/GM-01 72,5 Cukup SMAK/HK-02 70,0 Cukup SMAK/AL-03 77,5 Baik SMAK/AL-04 75,0 Baik SMAK/AL-05 80,0 Baik SMAK/AL-06 77,5 Baik SMAK/AL-07 80,0 Baik SMAK/AL-08 77,5 Baik
∑Rata-rata 76,2% Baik
Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan kualifikasi penguasaan
penyusunan perangkat perencanaan pembelajaran (RPP) di atas, diketahui
persentase rata-rata skor penguasaan penyusunan perangkat perencanaan
pembelajaran (RPP) kedelapan guru Bahasa Indonesia sebesar 76, 2%. Sebagian
besar guru Bahasa Indonesia berada pada persentase skor 77,9 % dengan jumlah
6 guru memiliki penguasaan Penyusunan perangkat perencanaan pembelajaran
(RPP) kualifikasi Baik dalam merumuskan tujuan pembelajaran, penguasaan
materi pembelajaran, merancang strategi pembelajaran, menentukan media dan
sumber belajar serta evaluasi. 72,5% dengan jumlah 2 orang guru diketahui
memiliki penguasaan penyusunan perangkat pembelajaran (RPP) kualifikasi
Cukup. Berikut grafik perincian perolehan skor ditampilkan pada Tabel 2.10 di
bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Gambar 3. Grafik Penguasaan Penyusunan Perangkat Perencanaan
Pembelajaran (RPP)
4.2.3 Penguasaan Keterampilan Mengajar Guru
Penguasaan keterampilan mengajar guru diukur dengan menggunakan
observasi dan lembar penilaian observasi kompetensi guru. Dari hasil observasi
dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru-guru diperoleh
gambaran tentang keterampilan mengajar guru. Data yang diperoleh dari delapan
orang guru Bahasa Indonesia memiliki kualifikasi Cukup seperti pada Tabel 2.11
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel 2.11 Data Rangkuman Penguasaan Keterampilan Mengajar Guru
Kode Guru Skor Kategori SMAK/GM-01 60,0 Kurang SMAK/HK-02 64,6 Kurang SMAK/AL-03 73,8 Cukup SMAK/AL-04 63,0 Kurang SMAK/AL-05 83,0 Baik SMAK/AL-06 61,5 Kurang SMAK/AL-07 83,0 Baik SMAK/AL-08 80,0 Baik
∑Rata-rata 71,1% Cukup
Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan pada penguasaan
keterampilan mengajar di atas, diketahui perolehan rata-rata skor penguasaan
keterempilan mengajar kedelapan orang guru Bahasa Indonesia sebesar 71,1%.
Sebagian besar guru Bahasa Indonesia berada pada persentase skor sebesar 82,0%
dengan jumlah 3 guru memiliki penguasaan keterampilan mengajar kualifikasi
Baik dalam keterampilan membuka pelajaran, keterampilan bertanya,
keterampilan memberikan penguatan (reinforcement), keterampilan memberikan
variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan mengelola kelas, keterampilan
membimbing diskusi kelompok, keterampilan mengajar kelompok kecil, dan
keterampilan menutup pelajaran. 73,8 % dengan jumlah 1 orang guru diketahui
memiliki penguasaan keterampilan mengajar kualifikasi Cukup, 62,2% dengan
jumlah 4 orang guru diketahui memiliki penguasaan keterampilan mengajar
kualifikasi Kurang. Berikut grafik perincian perolehan skor ditampilkan pada
Tabel 2.11 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Gambar 4. Grafik Penguasaan Keterampilan Mengajar Guru.
4.2.4 Penguasaan Pengetahuan Profesional Guru Bahasa Indonesia
Pengetahuan profesional guru diukur dengan menggunakan tes dari hasil
jawaban-jawaban soal para guru. Dari hasil itu diperoleh gambaran tentang
penguasaan pengetahuan profesional guru-guru Bahasa Indonesia. Data yang
diperoleh dari delapan orang guru Bahasa Indonesia memiliki kualifikasi Cukup
seperti pada Tabel 2.12 berikut.
Tabel 2.12 Rangkuman Penguasaan Pengetahuan Kompetensi Profesional Guru Bahasa Indonesia
No Kode guru Skor Kriteria
1 SMAK/GM-01 66,6 Cukup 2 SMAK/HK-02 68,3 Cukup 3 SMAK/AL-03 78,3 Baik 4 SMAK/AL-04 71,6 Cukup 5 SMAK/AL-05 81,6 Baik 6 SMAK/AL-06 71,6 Cukup 7 SMAK/AL-07 81,6 Baik 8 SMAK/AL-08 80,0 Baik ∑Rata-rata 74,9% Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan kualifikasi penguasaan
pengetahuan profesional di atas, diketahui perolehan persentase rata-rata skor
pengetahuan profesional kedelapan orang guru Bahasa Indonesia sebesar 74,9%.
Sebagian besar guru Bahasa Indonesia berada pada persentase skor 80,3% dengan
jumlah 4 orang guru memiliki pengetahuan profesional kualifikasi Baik dalam
menguasai materi, struktur dan pola pikir keilmuan yang mendukung
matapelajaran yang diampu, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar
matapelajaran/bidang pengembangan yang diampu, mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif dan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan
diri. 69,5 % dengan jumlah 4 orang guru diketahui memiliki pengetahuan
profesional kualifikasi Cukup. Berikut grafik perincian perolehan skor
ditampilkan pada Tabel 2.12 di bawah ini.
Gambar 5. Grafik Penguasaan Pengetahuan Kompetensi Profesional Guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan perolehan skor masing-masing guru
berdasarkan hasil tes, hasil analisis dokumen RPP, dan hasil penilaian
keterampilan mengajar guru-guru SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan
Nusa Cendana untuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional telah
dilaksanakan dengan baik. Berikut pembahasan dari masing-masing rumusan
masalah dipaparkan di bawah ini.
4.3.1 Penguasaan Pengetahuan Pedagogik Guru Bahasa Indonesia
Berdasarkan hasil deskripsi data penelitian dan hasil analisis data dari
hasil tes guru untuk pengetahuan kompetensi pedagogik Bahasa Indonesia SMA
di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Sumba Barat Daya Tahun
2017 secara keseluruhan diperoleh skor rata-rata sebesar 79,5 %. Hal ini,
menunjukkan bahwa penguasaan pengetahuan kompetensi pedagogik guru Bahasa
Indonesia berdasarkan konversi tingkat pencapaian dalam kualifikasi Baik. Dalam
kaitannya dengan pendidikan, kompetensi menunjukkan kepada perbuatan yang
bersifat rasional untuk mencapai suatu tujuan yang sesuai dengan kondisi yang
diharapkan. Oleh karena itu, kompetensi pedagogik guru perlu ditingkatkan
melalui proses pendidikan atau latihan. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu
faktor yang paling menentukan berhasilnya proses belajar mengajar adalah guru,
seorang guru perlu memiliki kompetensi untuk mengorganisasi ide-ide yang
dikembangkan di kalangan peserta didiknya sehingga dapat menggerakkan minat
dan semangat belajar mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Berkaitan dengan hal di atas Kusnandar (2007:51-52) mengatakan
kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan
seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Lebih lanjut, Payong
(2011:17) mengatakan kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
akibat dari pendidikan maupun pelatihan, atau pengalaman belajar informal
tertentu yang didapat, sehingga menyebabkan seseorang dapat melaksanakan
tugas tertentu dengan memuaskan. Pengertian ini mengandung makna bahwa
kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks yaitu pertama, sebagai
indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang diamati, kedua,
sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif serta tahap-tahap
pelaksanaannya secara utuh.
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi wajib yang
harus dimiliki guru sebab pedagogik mempunyai arti ilmu yang mendidik. Selain
itu, kompetensi pedagogik merupakan suatu performansi (kemampuan) seseorang
dalam bidang ilmu pendidikan. Kompetensi pedagogik atau akademik ini merujuk
kepada kemampuan guru untuk mengelola proses belajar, mengajar, termasuk
didalamnya perencanaan dan pelaksanaan, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan siswa sebagai individu-individu (Hakiim, 2009:243). Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Faridatul Ainiyah (2014) dalam
tesisnya yang berjudul “Kompetensi pedagogik guru dalam peningkatan motivasi
belajar di Madrasah Ibtidayyah Darussalam, Kecamatan Subah, Kabupaten
Batang, Jawa Tengah”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kompetensi
pedagogik mempunyai peran penting dalam meningkatkan motivasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
siswa, yaitu dari empat aspek kompetensi pedagogik yaitu, pemahaman
terhadap peserta didik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
dan evaluasi, walaupun belum semua guru di Madrasah Ibtida’iyah
Darussalam Kemiri Timur memiliki kompetensi pedagogik yang baik. Artinya,
Kompetensi pedagogik erat kaitannya dengan penguasaan guru terhadap
berlangsungnya proses pembelajaran peserta didik di dalam kelas, hal ini
dikarenakan kompetensi ini merupakan kompetensi yang digunakan dalam
keseharian seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.
Kinerja guru dalam melaksanakan tugas kesehariannya tercermin pada
peran dan fungsinya dalam proses pembelajaran di kelas atau di luar kelas, yaitu
sebagai pendidik, pengajar, dan pelatih. Dalam menjalankan peran dan fungsinya
pada proses pembelajaran di kelas, kinerja guru dapat terlihat pada kegiatannya
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran yang
intensitasnya dilandasi oleh sikap moral dan profesional seorang guru.
Berdasarkan hasil observasi, fenomena yang sering terjadi, tenaga
pendidik khususnya di tingkat SMA (Yayasan Pendidikan Nusa Cendana) belum
memenuhi kualifikasi sebagai guru yang berkompeten, khususnya kompetensi
pedagogik yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran. Misalnya guru
belum mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran atau belum mampu
menyusun rancangan pembelajaran dengan baik. Padahal guru tidak lagi bertindak
sebagai penyaji informasi tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator,
motivator, maupun pembimbing yang senantiasa berupaya memaksimalkan
perkembangan potensi yang dimiliki peserta didik. Dengan demikian seorang guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
dituntut untuk memiliki kompetensi yang unggul dibidangnya, baik itu
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial maupun kompetensi profesional harus
dimiliki oleh seorang guru selaku tenaga pendidik. Masalah kompetensi
pedagogik guru merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun.
4.3.2 Penguasaan Penyusunan Perangkat Perencanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan hasil analisis dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa penguasaan
penyusunan perangkat perencanaan pembelajaran (RPP) oleh guru-guru Bahasa
Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Sumba
Barat Daya Tahun 2017, secara keseluruhan diperoleh skor rata-rata sebesar 76,2
% berdasarkan konversi tingkat pencapaian dalam kualifikasi Baik. Selain dalam
bentuk penilaian peneliti juga mengamati secara langsung aktivitas guru-guru. Hal
ini terlihat dari kesiapan guru sebelum melakukan pembelajaran hingga pada
evaluasinya, bahkan jauh sebelum pembelajaran berlangsung, guru
mempersiapkan apasaja yang menjadi landasan maupun dasar melalui suatu
rancangan dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas sehingga
pengembangan potensi siswa itu sendiri yang disusun secara sistematis. Salah
satunya berdasarkan hasil wawancara bersama guru SMAK/HK-02 yang
mengatakan “Sebelum merancangkan perencanaan pembelajaran saya melakukan
analisis kebutuhan peserta didik karena mereka memiliki kemampuan yang
berbeda-beda sehingga kebutuhannya berbeda pula”. Menyangkut dengan analisis
kebutuhan menurut Morrison (2001:27), yang mengatakan bahwa analisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
kebutuhan adalah alat untuk mengidentifikasi masalah guna menentukan tindakan
yang tepat. Artinya, analisis kebutuhan sebagai suatu proses kebutuhan sekaligus
menentukan prioritas. Ini berarti bahwa perencanaan pembelajaran juga harus
mempertimbangkan keberagaman budaya, daya serap, perbedaan kecerdasan,
perbedaan kemampuan belajar peserta didik. Berdasarkan hal ini, guru harus
memberikan layanan secara proporsional, adil, dan bijaksana sehingga dapat
mengembangkan berbagai potensi peserta didik secara optimal.
Peneliti juga menemukan berdasarkan hasil analisis dokumen yang ada,
bahwa penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran oleh guru pengampu
mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Lampiran IV tahun 2013. Selain
itu, RPP yang digunakan antara sekolah satu dengan sekolah yang lain berbeda
misalnya di SMAK Santo Gerardus Mayella Kalimbu Weri RPP yang digunakan
guru Bahasa Indonesia berdasarkan ketentuan Kurikulum 2013; di SMAK Santa
Maria Homba Karipit menggunakan RPP berdasarkan ketentuan Kurikulum 2013
hasil Revisi tahun 2016; dan guru-guru Bahasa Indonesia di SMAK Santo
Alfonsus Weetabula guru yang satu dengan yang lain berbeda yakni 2 orang guru
menggunakan RPP berdasarkan ketentuan Kurikulum 2006 dan 4 orang
menggunakan RPP berdasarkan ketentuan Kurikulum 2013. Hal ini, sebelumnya
sudah di sampaikan juga oleh kepala sekolah SMAK Santo Alfonsus yang
mengatakan bahwa “Penggunaan RPP oleh guru Bahasa Indonesia masih
bervariasi atau tidak sama antara guru satu dengan guru yang lain, yakni
menyusun RPP berdasarkan ketentuan Kurikulum 2006 dan K. 2013, saya juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
tidak bisa mempersalahkan guru-guru saya sebab kurikulum berganti terus
sehingga ada guru yang mau mengikuti perubahan kurikulum ada guru yang
masih tetap menggunakan kurikulum lama”. Setelah dikonfirmasi kepada guru hal
yang sama disampaikan oleh guru bidang studi Bahasa Indonesia SMAK/AL-03
dan SMAK/AL-08 yang masih menggunakan RPP berdasarkan Kurikulum 2006
mengatakan bahwa “Kesulitan menerapkan kurikulum yang baru, kurikulum K.
2013 belum terealisasi dengan baik sudah ada isu lagi perubahan kurikulum
sehingga pada saat ingin menerapkan K.2013, kami sudah bersiap-siap lagi untuk
belajar mengenai tuntutan kurikulum yang baru lagi, jadi seperti tidak ada
gunanya untuk mempersiapkan kurikulum 2013 saat ini”. Menurut hemat peneliti,
hal ini berdampak pada persiapan pembuatan RPP yang harus disiapkan oleh guru
tersebut, dan pada akhirnya RPP yang digunakan guru merupakan RPP turun
temurun dari tahun ke tahun sedangkan salah satu konsep dalam kurikulum yang
diterapkan saat ini adalah pengembangan potensi peserta didik.
Perencanaan pembelajaran sangat penting artinya bagi guru, sebab tanpa
perencanaan yang baik, bukan hanya peserta didik yang tidak terarah dalam
kegiatan belajarnya, tetapi guru juga tidak dapat mengontrol kegiatan
pembelajaran yang dikembangkannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Raka Joni
(1984:12) tentang Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran, yang
mengatakan bahwa kemampuan merencanakan program belajar mengajar
mencakup kemampuan: (1) merencanakan pengorganisasian bahan-bahan
pengajaran, (2) merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, (3)
merencanakan pengelolaan kelas, (4) merencanakan penggunaan media dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
sumber pengajaran; dan (5) merencanakan penilaian prestasi siswa untuk
kepentingan pengajaran. Hal ini ditegaskan juga oleh Depdiknas (2004:9) yaitu
kompetensi penyusunan rencana pembelajaran meliputi (1) mampu
mendeskripsikan tujuan, (2) mampu memilih materi, (3) mampu mengorganisir
materi, (4) mampu menentukan metode/strategi pembelajaran, (5) mampu
menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran, (6) mampu
menyusun perangkat penilaian, (7) mampu menentukan teknik penilaian, dan (8)
mampu mengalokasikan waktu. Artinya, bahwa guru profesional harus menguasai
dan memahami kurikulum sebagai pengembang kurikulum. Menyangkut hal ini
diteliti juga oleh La Ode Dini (2009) dengan judul tesisnya “Kinerja profesional
guru dalam pelaksanaan tugas sebagai pengembang kurikulum (studi kasus pada
MTS Negeri 2 Kota Bandung)”. Hasil penelitian menggambarkan kinerja
profesional guru dalam melaksanakan tugas sebagai pengembang kurikulum
secara umum sudah menampilkan kinerja yang sesuai dengan perannya sebagai
seorang guru profesional. Hal ini menunjukkan bahwa guru sebagai tenaga
pendidik merupakan komponen yang paling menentukan kualitas pendidikan,
karena ditangan gurulah kurikulum dikembangkan dan diaplikasikan. Sarana dan
prasarana menjadi bakal diberdayakan lebih maksimal dan iklim pembelajaran
menjadi magnet pemicu pengalaman yang membentuk peserta didik menjadi
insan yang bertanggung jawab dan mampu menghadapi segala tantangan masa
depan. Di samping itu, guru adalah pemeran utama dalam proses peningkatan
kualitas pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan formal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
4.3.3 Penguasaan Keterampilan Mengajar Guru
Hasil penilaian melalui observasi terhadap penguasaan keterampilan
mengajar guru-guru Bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan
Pendidikan Nusa Cendana Sumba Barat Daya dalam pembelajaran secara
keseluruhan diperoleh skor rata-rata sebesar 71,1 % dalam kualifikasi Cukup,
dengan rincian 82,0 % dengan jumlah 3 guru dalam kualifikasi Baik, 74,0 %
dengan jumlah 1 orang guru dalam kualifikasi Cukup dan 62,2 % dengan jumlah 3
orang guru dalam kualifikasi Kurang. Secara umum Keterampilan dasar
mengajar merupakan suatu keterampilan yang mutlak dimiliki oleh seorang
guru. Berbekal keterampilan dasar mengajar yang dimiliki, seorang guru dapat
menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan, sehingga hasil
belajar siswa menjadi optimal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keterampilan merupakan “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan
mengajar adalah “melatih”. Slameto (2010:30) mendefinisikan mengajar
merupakan menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat
dan tepat”. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Lebih
lanjut, menurut Alvin W. Howard dalam Slamento (2010:32)” pembelajaran
adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang
untuk mendapatkan sesuatu, mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap,
cita-cita, penghargaan dan pengetahuan yang direncanakan oleh guru untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran”. Dalam proses pembelajaran guru
memegang peranan yang penting. Keberhasilan pembelajaran ditentukan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
kesiapan guru. Pemilihan metode pembelajaran yang digunakan akan memberikan
pengaruh yang besar dalam proses pembelajaran.
Selain menilai pelaksanaan pembelajaran guru melalui lembar penilaian
peneliti juga melakukan observasi langsung kegiatan pelaksanaan pembelajaran
guru di kelas, berdasarkan hasil penelitian melalui observasi di kelas pada guru
Bahasa Indonesia antara guru satu dan guru yang lain berbeda. Jika dilihat dari
hasil perolehan penguasaan keterampilan mengajar yang diperoleh guru, dimana
terdapat 3 orang guru yang termasuk dalam kualifikasi Baik terlihat dalam
pengamatan di kelas bahwa guru mempunyai kemampuan dalam menguasai
metodologi atau cara untuk membelajarkan peserta didik. Data ini didukung dari
hasil observasi peneliti pada salah seorang guru yaitu pada guru Bahasa Indonesia
SMAK/AL-05 dan SMAK/AL-07 saat melaksanakan pembelajaran yaitu, guru
mempunyai komitmen kepada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti, bahwa
komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya. Kemudian guru
cukup menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya
serta cara mengajarkannya kepada para siswa salah satu dengan memantau hasil
belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam
perilaku siswa sampai tes hasil belajar.
Lebih lanjut, guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang
dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Hal ini diperkuat dengan hasil
wawancara bersama guru yang bersangkutan yang mengatakan:”Setelah selesai
mengajar di kelas saya evaluasi diri sendiri untuk bisa belajar dari pengalaman,
saya harus tahu mana yang benar dan salah, serta baik buruk dampaknya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
proses belajar siswa”. Artinya, guru harus selalu ada waktu guna mengadakan
refleksi dan koreksi terhadap hal-hal yang telah dilakukannya. Hal ini
menunjukkan bahwa guru bertanggung jawab atas profesinya sebagaimana yang
disampaikan oleh Sahertian (2010:26) yang mengatakan bahwa profesi adalah
pernyataan pengabdian pada suatu pekerjaan atau jabatan dimana pekerjaan atau
jabatan tersebut menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap
profesi. Terkait profesi Supriyadi (2011:94-95), mengatakan bahwa
profesionalisme menunjuk pada derajat penampilan seseorang sebagai profesional
atau penampilan suatu pekerjaan sebagai suatu profesi yang menyangkut sikap,
komitmen, dan kode etik; profesionalisme bisa tinggi, sedang, atau rendah.
Lebih lanjut, guru berada pada kualifikasi kurang dalam keterampilan
mengajar. Menurut hemat peneliti, baik buruknya proses mengajar – belajar dan
tingkat pencapaian hasil proses instruksional pada umumnya bergantung pada
faktor-faktor yang meliputi: (1) karakteristik guru; (2) interaksi dan metode; (3)
fasilitas fisik; dan (4) lingkungan sekitar. Hal ini didukung dengan hasil observasi
peneliti terhadap guru SMAK/GM-01, SMAK/HK-02 dan SMAK/AL-04 pada
saat melaksanakan pembelajaran guru kurang memberikan motivasi pada siswa
agar menimbulkan rasa ingin tahu, guru juga jarang memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa sehingga kelas terlihat monoton karena guru lebih
banyak menjelaskan materi pembelajaran, guru masih terpaku pada materi yang
telah disiapkan sehingga terlihat guru tidak menguasai kelas dengan baik. Dalam
RPP mencantum beberapa metode tetapi yang terlihat tidak sesuai dengan yang
dicantum dalam RPP, sehingga terlihat siswa bosan dan jenuh dalam belajar. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
kegiatan penutup rata-rata guru tidak membuat rangkuman terhadap pembelajaran
yang telah berlangsung. Hal ini sangat penting dilakukan oleh guru karena
merupakan tinjau ulang terhadap bahan belajar hal ini di perkuat oleh pendapat
Usman (2010:85) yang mengatakan meninjau kembali penguasaan inti pelajaran
dengan merangkum inti pembelajaran dan membuat ringkasan kemudian
mengevaluasi, dengan bentuk mendemonstrasikan keterampilan, mengapilikasi
ide baru, mengeksplorasikan ide baru pada situasi yang berbeda, dan memberikan
soal tertulis. Hal inilah yang menjadi salah satu masalah dalam dunia pendidikan
yaitu rendahnya kualitas guru. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme
yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan
pengabdian masyarakat.
Secara garis besar dapat dikatakan kemampuan guru dalam mengajar
yang harus dikuasai ada dua yaitu (a) menguasai materi atau bahan ajar yang
diajarkan (what to teach) dan (b) menguasai metodologi atau cara untuk
membelajarkan (how to teach). Jikalau guru tidak mempunyai kemampuan
terhadap kedua hal tersebut maka prestasi belajar peserta didik menurun. Dalam
hal ini, mengajar dapat dilihat dari beberapa segi seperti secara kuantitatif
mengajar berarti menyampaikan pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada peserta
didik, secara instruksional mengajar berarti mengadaptasi teknik mengajar sesuai
dengan bakat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik sedangkan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
kualitatif mengajar berarti membantu peserta didik dalam membentuk makna dan
pemahamannya sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Syah (2013:218)
memandang mengajar dari dua aspek yaitu mengajar sebagai ilmu dan mengajar
sebagai seni. Mengajar sebagai ilmu hanya menekankan pada pentingnya
penguasaan guru atas pelbagai ilmu pengetahuan, sedangkan mengajar seni
menganggap bahwa bakat keguruan lebih penting daripada ilmu pengetahuan.
Selain itu, keterampilan mengajar guru memberikan dampak terhadap
motivasi belajar, Hal ini sesuai menurut pendapat Sardiman (2007:75), yang
mengatakan bahwa keterampilan dasar mengajar merupakan komponen yang
sangat penting dikuasai oleh seorang guru karena dengan tingkat
penguasaan keterampilan dasar mengajar yang cukup tinggi seorang guru
dapat mengetahui bagaimana kondisi siswanya dan melakukan tindakan yang
bisa membuat siswanya lebih semangat dalam belajar dengan kata lain
memberikan motivasi belajar kepada siswa. Kemudian, dalam melaksanakan
pembelajaran yang perlu diperhatikan guru adalah mengelola ruang dan fasilitas
belajar, melaksanakan kegiatan pembelajaran,mengelola interaksi kelas, bersikap
terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif peserta didik
terhadap belajar, dan mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam
pembelajaran pada mata pelajaran tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh
Arends (2012:18), Guru yang tidak cukup menguasai bidang akademis dan
sekedar menyukai anak, namun guru dituntut memiliki dasar ilmu pengetahuan
yang beragam seperti kemampuan akademis, pedagogis, sosial dan budaya, untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
menjadi guru yang reflektif dan mampu memecahkan masalah dalam
pembelajaran.
4.3.4 Penguasaan Pengetahuan Kompetensi Profesional guru Bahasa
Indonesia.
Berdasarkan hasil deskripsi data penelitian dan hasil analisis data dari
hasil tes guru untuk penguasaan pengetahuan kompetensi profesional guru Bahasa
Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Sumba
Barat Daya Tahun 2017 secara keseluruhan diperoleh skor rata-rata sebesar 74,9
%. Hal ini, menunjukkan bahwa pengetahuan kompetensi profesional guru Bahasa
Indonesia dalam menguasai materi, struktur dan pola pikir keilmuan yang
mendukung matapelajaran yang diampu, menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar matapelajaran/bidang pengembangan yang diampu,
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif,
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri dalam kualifikasi Cukup. Artinya,
penguasaan pengetahuan profesional cukup memadai tetapi perlu di tingkatkan.
Hasil lokakarya pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI Bandung
(Oemar Hamalik, 2002: 37-38) menjelaskan bahwa guru adalah jabatan
profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi,
maka harus memenuhi kriteria profesional salah satunya yaitu
keilmuan/pengetahuan seperti memahami ilmu yang dapat melandasi
pembentukan pribadi; memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik; memahami, menguasai, serta
mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan; mampu memecahkan persoalan
secara sistematis,terutama yang berhubungan dengan bidang studi; memahami
prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar. Artinya, proses belajar dan hasil
belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan
isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi
guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan
lebih menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan
lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada
tingkat optimal.
Di sisi lain, rendahnya profesionalisme guru dalam pendidikan nasional
disebabkan oleh antara lain; kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan
kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti, belum adanya standar
profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju, masih banyak guru
yang tidak menekuni profesinya secara total. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sri Hartini (2006) dengan tesisnya yang berjudul Faktor-
faktor strategis yang mempengaruhi kompetensi guru dalam pembelajaran (Studi
kasus pada guru MTsN Salatiga), dalam kesimpulannya adalah kompetensi guru
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain etos kerja, tingkat pendidikan, dan
latar belakang sosial ekonomi. Hal ini menjadi perhatian secara global, karena
guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi
ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang
mampu bertahan dalam era hiperkompetisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan
adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang
dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek kepribadian
terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan. Tugas mulia itu
menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda
memasuki abad pengetahuan, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap
eksis, baik sebagai individu maupun sebagai profesional. Untuk meningkatkan
profesionalisme guru, misalnya mengikuti penataran guru, mengikuti musyawarah
guru bidang studi (MGBS), mengikuti kursus, yang memungkinkan para guru
untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka
hadapi dalam kegiatan mengajarnya (Supriyadi, 2011:35).
Dalam pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih,
dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, memberi rasa
aman, nyaman dan kondusif dalam kelas. Oleh sebab itu, guru adalah panutan
bagi peserta didik dan menjadi sosok seorang guru haruslah memiliki kekuatan
kepribadian yang positif yang dapat dijadikan sumber inspirasi bagi peserta didik.
Seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam sistem pendidikan
yang diinginkan yaitu guru harus “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun
karsa, tut wuru handayani” yang artinya bahwa guru harus menjadi contoh dan
teladan yang baik, membangkitkan motivasi belajar siswa serta mendorong atau
memberikan dukungan dari belakang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
BAB V
PENUTUP
Pada Bab ini peneliti membahas tentang: (1) simpulan, (2) implikasi, dan
(3) saran, yaitu untuk pengembangan dan peningkatan kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru-guru Bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan
Yayasan Pendidikan Nusa Cendana, Sumba Barat Daya, Tahun 2017.
5.1 Simpulan
Mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan
beberapa hal berikut ini.
1. Penguasaan pengetahuan kompetensi pedagogik guru Bahasa Indonesia
SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Tahun 2017
termasuk dalam kualifikasi Baik.
a. Penguasaan pengetahuan kompetensi pedagogik guru Bahasa Indonesia
dalam memahami karakteristik peserta didik, menguasai teori-teori
belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran, pengembangan kurikulum dan
atau silabus, merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran
yang mendidik dan dialogis, dan evaluasi hasil belajar dalam kualifikasi
Baik.
b. Penguasaan pengetahuan penyusunan perangkat perencanaan
pembelajaran (RPP) guru Bahasa Indonesia dalam merumuskan tujuan
pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran, merancang strategi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
pembelajaran, menentukan media dan sumber belajar serta evaluasi
dalam kualifikasi Baik.
c. Penguasaan pengetahuan keterampilan mengajar guru Bahasa Indonesia
dalam keterampilan membuka pelajaran, keterampilan bertanya,
keterampilan memberikan penguatan (reinforcement), keterampilan
memberikan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan
mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok,
keterampilan mengajar kelompok kecil, dan keterampilan menutup
pelajaran dalam kualifikasi Cukup.
2. Penguasaan pengetahuan kompetensi profesional guru Bahasa Indonesia
SMA khususnya mata pelajaran/bidang studi Bahasa Indonesia dalam
menguasai materi, struktur dan pola pikir keilmuan yang mendukung
matapelajaran yang diampu, menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar matapelajaran/bidang pengembangan yang diampu,
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif,
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri termasuk dalam kualifikasi
Baik.
5.2 Implikasi
Peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional bagi guru sekolah
menengah khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat diwujudkan melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
forum-forum yang ada, yakni Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),
keberadaan MGMP masih memiliki peran penting dan sangat signifikan dalam
pengembangan keprofesian guru. MGMP merupakan wadah kegiatan guru mata
pelajaran sejenis pada jenjang sekolah menengah untuk memecahkan berbagai
masalah, memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, serta
menyempurnakan pembelajaran secara terus menerus dan berkesinambungan
seperti perbedaan persepsi terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar
(SKKD), perbedaan penguasaan materi antar guru dan antar wilayah, perbaikan
strategi dan metode pembelajaran, pendayagunaan media dan sumber belajar serta
sistem evaluasi yang secara langsung atau tidak langsung menunjang efektivitas
pembelajaran. Selanjutnya melalui forum musyawarah guru, diharapkan persoalan
dapat teratasi, termasuk bagaimana mengembangkan KTSP, Silabus, dan RPP
serta mengimplementasikannya dalam menciptakan pembelajaran yang efektif
dan menyenangkan.
5.3 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Sumba Barat Daya perlu memberikan
kesempatan kepada guru-guru terutama guru Bahasa Indonesia untuk
mengikuti penataran guru hal ini untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Mengingat tugas rutin di dalam
melaksanakan aktivitas-aktivitas mendidik dan mengajar, maka guru perlu
untuk menambah ide-ide baru melalui kegiatan penataran; mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
musyawarah guru bidang studi (MGBS) artinya, guru dalam mata pelajaran
berkumpul bersama untuk mempelajari atau membahas masalah dalam proses
belajar mengajar, mengikuti kursus merupakan suatu kegiatan untuk
membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan sesuai dengan
keahliannya masing-masing. Dengan mengikuti kursus guru diarahkan ke
dalam dua hal, pertama sebagai penyegaran dan kedua sebagai upaya
peningkatan pengetahuan, keterampilan dan mengubah sikap tertentu. Hal ini
dilakukan dalam upaya peningkatan profesionalitas guru-guru.
2. Kepala sekolah SMA Yayasan Pendidikan Nusa Cendana harus memantau
kinerja guru baik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun guru
yang berstatus Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKKD), dan guru honorer di
sekolah secara berkesinambungan dalam upaya meningkatkan kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam proses belajar mengajar
dengan mengadakan supervisi, mengadakan lokakarya (workshop),
mengadakan penataran guru, memotivasi guru untuk membuat karya tulis
ilmiah, penyediaan fasilitas pendidikan yang cukup, memperhatikan masalah
ekonomi, dan mengadakan rapat rutin sekolah.
3. Guru-guru Bahasa Indonesia SMA hendaknya selalu berupaya untuk
meningkatan kualitas diri agar bisa menjadi guru yang profesional, jangan
terlalu puas dengan kemampuan yang telah dimiliki, namun harus selalu
berusaha mengintrospeksi diri dan berusaha memperbaikinya melalui selalu
ikut serta dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti penataran, lokakarya
(workshop), pelatihan-pelatihan, seminar, diskusi, diklat yang relevan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
bidangnya dan selalu mengikuti segala perkembangan pendidikan. Umumnya
sebagai tenaga pendidikan dan khususnya untuk para guru yang memang
menjadi penunjang utama dalam peningkatan mutu pendidikan.
4. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang kompetensi profesional
guru khususnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk lebih khusus meneliti
tentang bidang sastra karena kondisi pengajaran sastra berorientasi
kurikulum dianggap “kurang jelas” atau materinya belum memperoleh
bentuknya dan tampak masih menempel pokok bahasan sastra dalam materi
bahasa Indonesia. Sesungguhnya, mata pelajaran antara bahasa dan sastra
mempunyai wilayah kajian atau karakteristik dan tujuan yang tersendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. (1995). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Aditiya, Didit. (2009). Handout Mata Kuliah “Metodologi Research”. Surakarta: Poltikes Press.
Alber, S. R., & Heward, W. L. (2001). “Teaching Students to Recruit Positive Attention: A Review and Recommendation”. Jurnal of Behavioral Education, Vol. 10, No. 4.Hal.177-204 (online) terbaca: https://en.wikipedia.org/wiki/Albert_Howard Di akses pada tanggal 12 September 2016, Pukul 13:00 WIB.
Alfian Rokhmansyah. (2014). Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Alma B. (2010). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Anderson, Lorin W dan David R Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen (Penterjemah: Prihantoro, A. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives A Bridged Eddition: Addison Wesley Longman, Inc. 2001).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anifa Alfia Nur. (2012). “Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru di SD Yayasan Mutiara Gambut”: Jurnal administrasi Pendidikan Bahana Manajemen, Volume 2, nomor 1, Juni 2014 (Online): terbaca: http//ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/issue/view/46 di akses pada tanggal 25 oktober 2016 pukul 18:35 WIB.
Arens, A. A., R. J. Elder, dan M. S. Beasley. (2012). Auditing and Assurance Service An Integrated Approach, 14th Edition. England: Pearson Education Limited.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik (cetakan ke Sembilan). Yogyakarta: Rineka Cipta.
------------ (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asmani, J. M. (2009). Tujuh Kompetensi Guru Menyenangkan dan Professional. Yogyakarta: Power Books (Ihdina).
A. Tabrani Rusyan dkk. (1990). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Azwar, Saifuddin. (2006). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
------------ (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Budimanjaya, Andi &Wina, Sanjaya. (2014). Paradigma Baru Mengajar. Jakarta: Balebat Dedikasi Prima.
Badudu, J.S. (1988). Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Barak Rosenshine. (1990). Efektivitas Mengajar merupakan efek dari perbuatan guru yang terlatih dalam menjalankan pekerjaannya, yaitu kemahiran dalam menyajikan bahan pelajaran dengan meramu berbagai penggunaan metode mengajar untuk menyajikan materi belajar. Jurnal Guru, Nomor 4 Volume 6, Maret 1990. https://www.google.co.id/search?safe=active&dcr=0&ei=BShSWo6VH8fovATfx7PgDQ&btnG=Telusuri&q=Penelitian+Barak+Rosenshine+%281990%3A80%29. Di akses pada tanggal 11 Maret 2016;Pukul 22:35 WIB.
BSNP. (2006). Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk. Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Chambers, Ellie dan Gregory, Marshall. (2006). Teaching & Learning English Literatur. London: I Olivar’s Yard.
Dadi Permadi & Daeng Arifin. (2013). Panduan Menjadi Guru Profesional. Bandung: Nuansa Aulia.
Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Androgogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta.
Darmadi, Hamid. (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.
------------ (2012). Pengembangan Profesi Guru, dari Pra-jabatan, Induksi, ke Profesional Mandani. Jakarta: Prenada Media Group.
Dasrizal. (2009). “Pentingnya Supervisi Pendidikan sebagai Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru”. Jurnal Guru, Nomor 1 Volume 6, Juli 2009 https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#safe=active&q=jurnal+penelitian+dasrizal. Di akses pada tanggal 10 September 2016; pukul 21:00 WIB.
Dermawati. (2013). Penilaian Angka Kredit Guru. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. (2007). Seri Pengembangan Model Kreativitas Pembelajaran di Jenjang Diknas. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan.
Djemari Mardapi. (2008). Teknik Penyusunan Instrument Tes dan Nontes. Yogyakarta: Cendekia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Ellis, R. and Yuan, F. (2003). The effects of planning on fluency, complexity, and accuracy in second language narrative writing, in Studies in Second Language Acquisition, 26: 59-84.
Engkoswara dan Komariah. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Faisal Sanapiah. (2007). Dasar dan Teknik Menyusun Angket dan Observasi. Surabaya: Usaha Nasional.
Fadhila Aulia Rahmi. (2014). “Pengaruh Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar Guru dan Minat Belajar melalui Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”: Jurnal Penelitian (Online) terbaca: (http://digilib.unila.ac.id) diakses pada tanggal 27 September 2017;pukul 14:00 WIB.
Faridatul Ainiyah. (2014), “Kompetensi Pedagogik dalam Peningkatan Motivasi belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah”: Jurnal Penelitian (online) terbaca: http://digilib.uin-suka.ac.id/15122/1/1220410081_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka%281%29.pdf diakses pada tanggal 26 September 2017; pukul 15:59 WIB.
Fuadi, Ahmad. (1994). Psikologi Sastra. Jakarta: Pustaka Utama.
Gagne, Ellen D. (1985). The Cognitive Pschology of School Learning. Boston: Little, Brown and Company.
Gary. R, Morrison, Steven M, Ross, Jerrold E Kemp: Designing Effective Instruction, Third Edition John Wiley and Sons, inc printed in the USA 2001.
Hakiim, Lukmanul. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Hamanik, Oemar. (2005). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Edisi 2. Bandung: Tarsito.
Hasan, M. Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.
----------- (2006). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hastuti S. (2005), “Kontribusi Hasil penelitian guru supervise kepala sekolah terhadap profesionalisme guru Madrasah Aliyah Di Kota Semarang”: Jurnal Penelitian Kependidikan, Tahun 1 Nomor 3, (Online) terbaca: https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#safe=active&q=jurnal+penelitian+hastuti+S diakses pada tanggal 17 September 2016; pukul 20:05 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
https://rasto.wordpress.com/2008/01/31/kompetensi-guru Diakses pada tanggal 17 Maret 2017; pukul 15:00 WIB.
Iskandar, Agung (2012). Menghasilkan Guru Kompeten dan Profesional. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Ismawati. (2015). “Tinjauan terhadap Problematika Pembelajaran Sastra” Jurnal Penelitian Kependidikan (Online) terbaca: jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara/article/download/12164/8990 diakses pada tanggal 23 Oktober 2017; Pukul 09:00 WIB.
Janawi. (2011). Kompetensi Guru (Citra Guru Profesional). Bandung: Alfabeta.
John Creswell. (2015). Riset Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jonatan Sarwono. (2002). Mixed Methods. Cara menggabungkan Riset Kuantitatif dan Riset Kualitatif secara benar. Jakarta: Kompas Gramedia.
Karsidi R. (2005). Profesionalisme Guru Dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Makalah Seminar Nasional Pendidikan. Dewan Pendidikan Kabupaten. Wonogiri 23 Juli 2005. (Online) terbaca:https://www.slideshare.net/noldykalimanjaro/profesional-guru-dalam-peningkatan-mutu-kependidikan diakses pada tanggal 21 desember 2016; pukul 13:40 WIB.
Khodijah, Nyayu. (2011). Psikologi Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press.
Khoeruddin., et. al, (2007). KTSP Konsep dan Implementasi di Madrasah. Yogyakarta: Pilar Media.
Kusnandar. (2007). Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Sertifikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Latuheru. (2013). Media Pembelajaran (Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini). Ujung Pandang: Badan Penerbit UNM.
Luthans, F. (2008). “Organizational Behavior”.Singapura: The McGraw Hill Companies.Inc.
Nawawi, Hadari dan Mimi Martini. (2005). Penelitian Terapan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Nazir Muhammad. (2011). Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Nurgiyantoro, Burhan dkk. (2009). Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu - Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Nurgiyantoro, (2010). Penilaian pembelajaran berbahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta: BPEF.
Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Martinis, Yamin. (2003). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Press Persada.
----------- (2007). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Press Persada.
Maryadi. (2009). Pengantar Pendidikan. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta: UMS Press.
Mendiknas. (2007) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16, Tahun 2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Moh. Uzer Usman. (1990). Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2011). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan menyenangkan). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Miarso Y. (2008). “Peningkatan Kualifikasi Guru Dalam Perspektif Teknologi Pendidikan”. Jurnal Pendidikan Penabur 7 (10):66-76 online) terbaca: http/yherpansi.wordpress.com/2011/06/19/peningkatan-kualifikasi. diakses pada tanggal 21 Desember 2016; Pukul 10:00 WIB.
Musfah, Jejen. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
------------ (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy. J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Payong. R. Marcelus. (2011). Sertifikasi Profesi Guru (Konsep Dasar, Problematika dan Implementasinya). Jakarta: Indeks.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negera RI Tahun 2008 Nomor 194).
Permen PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Piet A Sahertian. (2000). Konsep dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
------------- (1992). Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta.
Prastowo, Andi. (2015). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik terpadu. Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Prenada Gramedia Group.
Pringgawidagda, Suwarna. (2002). Strategi Penguasaan Bahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Priyatna, Nanang & Sukamto, Tito. (2013). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwo BK. (2009). Menjadi Guru Pembelajar. Jurnal Pendidikan Penabur 8 (13):64- 70: (online) terbaca: https://purwoblog.wordpress.com/author
/purwoblog/; diakses pada tanggal 18 Desember 2016; pukul 19:23 WIB. Raka Joni, T. (1994)). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Malang: IKIP Ricards, J.C. (2011). Competency and Performance in Language Teaching:
Cambridge University Press.
Riduwan. (2009). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta
Rozak Abdul, Zaidan, dan Sugono Dendy. (2003). Adakah Bangsa dalam Sastra. Jakarta: Progres dan Pusat Bahasa.
Sadulloh, Uyoh, dkk. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.
Sagala, S. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: Rajawali Pers.
Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. (2011). SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.Saud, U, S. (2011). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
Saud, Udin Saefudin. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
Sayuti, A. Suminto. ”Pendidikan Sastra dan Seni Budaya di Era Global: Bagaimana Seharusnya? Prosiding Seminar Nasional. Di edit oleh Didi Yulistio dan Bustanuddin Lubis. Bengkulu: FKIP Universitas Bengkulu, 26- 27 September 2012.
Sri Hartini. (2006). Dampak Kompetensi Profesional Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Di Kota Salatiga”: Jurnal 2idd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Volume.9,Nomor.2,Desember 2015. (Online) terbaca: http://inferensi.iainsalatiga.ac.id. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2017; Pukul 16:09 WIB.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Subana dan Sunarti. (2011). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Suciati dan Irawan. (2001). Teori Belajar dan Motivasi, Jakarta: Depdiknas, Ditjen PAUUT.
Sudjana, Nana. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
------------- (2005). Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Metods).Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Syaodih. Nana. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sulistyo-Basuki. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
-------------- (2014). Metode Penelitian Survey. Bandung: Alfabeta.
Sutikno, Sobry. (2013). Belajar Dan Pembelajaran, Upaya Kreatif Dalam
Mewujudkan belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.
Supriyadi. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.
Suyanto, Asep Djihad. (2012). Calon Guru dan Guru Profesional .Yogyakarta: Multi Presindo.
Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
------------ (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
------------- (2011). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan, Henry Guntur. (2013). Menulis: Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offsett.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Wahadaniah, Herman. (1997). Perpustakaan Sekolah sebagai Sarana Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca. Laporan Lokakarya Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca (hlm. 15-22) Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wahyudi, I. (2010). Panduan lengkap Uji Sertifikasi Guru. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Winkel, W. S. (2004). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Yamin&Maisah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada Press.
_______ (2012) Pendidik Profesional Konsep, Strategi, dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Yohanes, Suharso. (2013) Peran dan Tanggung Jawab Guru Sebagai Tenaga Profesional: Jurnal Pendidikan Vokasi, Volume 2, Nomor 2 Juni 2013: portalgaruda.org/article.php?article=251791&val=6766 diakses tanggal 1 November 2016; Pukul 22:02 WIB.
Yulianto, Bambang. (2008). Aspek Kebahasaan dan Pembelajarannya. Surabaya: Unesa Universitiy Press.
Yulianti, Fitri. (2012). Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru PAI dengan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran PAI (Studi Deskriptif pada Guru PAI di SMP Negeri Kota Indramayu)‛. Jurnal Tarbawi, Vol. 1 No. 2 Juni 2012. [Online].Tersedia:http://jurnal.upi.edu/file/04 _Hubungan_Kompetensi_Pedagogik_Guru_PAI_-_Fitri_Yulianti.pdf. [06 Maret 2017]. Diakses pada tanggal 17 September 2017; Pukul 16:09 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 2. Surat Izin Validator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
KISI-KISI INSTRUMEN TES KOMPETENSI PEDAGOGIK SMA
No Kompetensi Materi Tingkat
Kognitif
1 Mengidentifikasi kurikulum dan
perangkat pembelajaran (RPP)
Kompetensi sikap spiritual dan sosial C1
Kriteria perumusan indikator dan tujuan C1
Hubungan indikator dan penyusunan instrumen tes C1
Prinsip pengembangan RPP dan silabus C1
Karakteristik indikator pembelajaran C2
Kompetensi kognitif atau pengetahuan C1
Rumusan tujuan pendidikan global abad XXI C1
Kompetensi keterampilan atau motorik C1
2 Menganalisis karakteristik peserta
didik dan melakukan penngelolaan
kelas
Tata tertib kelas C2
Cara belajar siswa bergaya belajar auditif C2
Ciri-ciri pengelolaan kelas agar efektif dan efisien C2
Teknik pengelolaan kelas dengan pemberian instruksi
oleh guru
C1
Upaya memotivasi siswa C2
Teknik pengelolaan kelas dengan reinforcement atau
penguatan
C2
Cara pengembangan kepercayaan diri siswa C1
Karakteristik fisik,kognitif,moral,sosial,kultural,dan C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
emosional
Penataan ruang kelas sebagai pengelolaan kelas C2
3 Menerapkan pendekatan dan metode
pembelajaran dalam KBM
Paradigma pembelajaran modern atau muthakir
beserta prinsip-prinsipnya
C1
Pembelajaran Kontekstual C3
Pembelajaran Kooperatif C3
Pembelajaran Kinestetik C1
Pembelajaran Saintifik (5M) C3
Pembelajaran CTL C1
Pembelajaran dengan metode ceramah C3
Pembelajaran Problem solving C3
Pembelajaran Sikap atau karakter C3
Pembelajaran Konstruktivisme C3
4 Mengembangkan kegiatan
pembelajaran
Pengembangan awal kegiatan pembelajaran C1
Kegiatan inti pembelajaran konstruktivistik C3
Optimalisasi kegiatan pembelajaran C2
Penggunakan teknik peta pikiran (mind mapping)
dalam pembelajaran
C2
Identifikasi proses untuk perbaikan pembelajaran C2
Pengembangan kegiatan penutup pembelajaran
(kesimpulan,refleksi,pemberian tugas)
C4
5 Mengembangkan bahan ajar, media, Tipe-tipe materi atau bahan ajar C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
dan sumber belajar Hubungan bahan ajar dengan tingkat perkembangan
psikis siswa
C2
Kriteria keterpakaian dalam pemilihan materi ajar C1
Media untuk siswa bergaya visual C3
Kriteria alat bantu pembelajaran C1
6 Mengembangkan teknik penilaian
dan instrumen penilaian
Penilaian proses berkesinambungan C5
Instrument penilaian kompetensi sikap C5
Penilaian portopolio C5
Rubrik penilaian C1
Fungsi distraktor dalam penyusunan pilihan ganda C1
Bentuk tes subjektif/tes uraian C5
Bentuk tes objektif C5
Penilaian kinerja C5
Syarat pembuatan kisi-kisi soal C1
Melaksanakan layanan konseling untuk ketuntasan
sikap
C4
Sumber : Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan (P4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
INSTRUMEN TES KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA INDONESIA SMA
JUDUL PENELITIAN : KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BAHASA INDONESIA SMA DI
BAWAH NAUNGAN YAYASAN PENDIDIKAN NUSA CENDANA SUMBA BARAT DAYA DALAM PEMBELAJARAN
PETUNJUK UMUM
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia
No Soal Tingkat
kognitif
I MENGIDENTIFIKASI KURIKULUM DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN (RPP)
1 Yang dimaksud dengan prinsip menyeluruh dalam pengembangan RPP adalah….
a. Keseluruhan komponen RPP dapat mengakomodasi variasi peserta didik serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat
b. Materi RPP mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang
akan dicapai untuk mendukung ketercapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
c. Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam RPP harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan
d. Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian
cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar
C2
2 K13 membagi dua kompetensi sikap sebagai perwujudan dari yang menguatkan interaksi vertikal
dengan Tuhan yang Maha Esa dan perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan
harmoni kehidupan. Kedua kompetensi yang dimaksud adalah……
a. Sikap dan tanggung jawab
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
b. Moral dan spritual
c. Spiritual dan Sosial
d. Sosial dan budaya
3 Kompetensi guru mata pelajaran yang menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu merupakan kompetensi
inti guru dalam ……..
a Kompetensi sosial
b Kompetensi profesional
c Kompetensi keterampilan
d Kompetensi pedagogic
C1
4 Rumusan tujuan harus jelas sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang beragam dan hendaknya
menginformasikan apa yang hendak dicapai dalam pertemuan itu serta suatu rumusan memuat kriteria
Audience, Behaviour, Condition, dan Degree. Pernyataan di atas menunjukkan kriteria dari……
a. Perumusan indikator
b. Perumusan tujuan pembelajaran
c. Perumusan masalah pendidikan
d. Perumusan tujuan dan indikator pencapaian
C1
5 Di bawah ini yang termasuk dalam syarat penulisan perumusan indikator dan tujuan yaitu..
a. Perumusan indikator secara jelas, pasti, dan dapat diukur, Perumusan indikator mengandung
kata kerja operasional dan objek yang dipelajari dan Tujuan Pembelajaran dirumuskan dengan
formula ABCD
b. Menentukan teknik dan jenis penilaian mengacu pada indikator dan Mengembangkan
C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
instrumen penilaian kognitif, psikomotorik, dan afektif
c. Memilih metode dan media yang digunakan untuk “meluncurkan” aktivitas belajar mengajar
d. Mengembangkan bahan instruksional kognitif yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur
6 Adanya rumusan tujuan pendidikan Global abad XXI atas dasar….
a. Hasil pemikiran dari anggota forum yang erat kaitannya dengan kompetensi yang akan di
hasilkan pada abad 21
b. Hasil pemikiran dari anggota forum yang erat kaitannya dengan pengembangan kecerdasan
pendidikan pada abad 21
c. Upaya peningkatan pendidikan pada masa yang akan datang terutama abad 21
d. Upaya perbaikan kompetensi guru menuju abad 21
C1
7 Kompetensi psikomotor adalah kemampuan seseorang yang berkaitan dengan kesiapan, gerak fisik
dan keterampilan dalam melakukan sesuatu pekerjaan, level-level dari kompetensi psikomotor
tersebut adalah:
a. Persepsi; adaptasi; aplikasi; analisis-sintesis; originasi; respons kompleks
b. Menerima; respons terbimbing; menilai; mengorganisasi; mewatak; respons kompleks
c. Persepsi; kesiapan; respons terbimbing; mekanisme; respons kompleks; adaptasi; originasi
d. Respons terbimbing; mekanisme; respons kompleks; adaptasi; originasi; kreatif
C1
8 Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar,
Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta
pengembangan indikator penilaian. Pernyataan di atas merupakan….
a. Hubungan indikator dalam penyusunan instrumen tes
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
b. Hubungan indikator dengan tujuan
c. Hubungan indikator dengan materi ajar
d. Hubungan indikator dengan RPP
II MENGANALISIS KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DAN MELAKUKAN
PENGELOLAAN KELAS
9 Sifat –sifat terpuji sebagai seorang guru bagi peserta didik adalah ……………..
a Sopan santun dan tata karma
b Melaksanakan perintah atasan
c Melaksanakan segala peraturan
d Membuat perangkat pembelajaran
C2
10 Penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial,
emosional dan intelektual belajar dan bekerja, terciptanya suasana disiplin, perkembangan
intelektual,emosional,dan sikap, serta apresiasi pada siswa merupakan tujuan dari pengelolaan…..
a. Pengelolaan kelas yang efektif dan efisien
b. Pengelolaan kondusif dan dinamis
c. Pengelolaan kelas aktif dan dinamis
d. Pengelolaan kelas yang aktif,efektif,dan efisien
C2
11 Pujian sebagai bentuk penguatan verbal yang diberikan guru kepada anak didik menunjukkan bahwa
guru….
a. Menunjukkan rasa sayang terhadap anak didik
b. Menunjukkan guru menghargai perbuatan serta prestasi yang dicapai peserta didik
c. Supaya dikatakan pintar mengambil hati oleh peserta didik
C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
d. Baik dan tidak sombong
12 Titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu
merupakan pengertian dari …..
a Pendekatan pembelajaran
b Strategi pembelajaran
c Metode pembelajaran
d Proses pembelajaran
C1
13 Salah satu ciri belajar dari model pembelajar auditif adalah…
a. Lebih mudah menyerap dengan mendengar,berbicara dengan irama yang berpola
b. Selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak,berbicara dengan perlahan
c. Mengingat apa yang dilihat,daripada apa yang didengar,suka mencoret-coret
d. Mendengar,berbicara,menyimak dan menulis
C1
14 Salah satu contoh kegiatan guru dalam kegiatan elaborasi dalam komunikasi dengan para peserta
didik yaitu….
a. Memberikan umpan balik dalam bentuk lisan maupun tulisan,isyarat maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik
b. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri peserta didik
c. Memfasilitasi peserta didik memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
d. Menekankan pada siswa ketercapaian tujuan pembelajaran
15 Segala bentuk renpons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah
laku peserta didik yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa sebagi
suatu dorongan koreksi merupakan salah satu bentuk….
a. Keterampilan guru mengajar
b. Keterampilan memberikan penguatan
c. Keterampilan umpan balik
d. Keterampilan menilai peserta didik
C2
16 Di tengah-tengah inti pembelajaran, Pak Ali memberi pertanyaan “Bagaimana proses terjadinya
hujan” kepada Susi, sejenak Susi berpikir, lalu teman yang lain mencemoohkan agar Susi cepat
menjawab. Padahal pertanyaan itu sering dialami oleh Susi. Lalu Pak Ali memberi rambu-rambu
tentang terjadinya hujan. Contoh tersebut merupakan, masalah ....
a. Pengelolaan kelas
b. Pengelolaan pembelajaran
c. Mengembangkan latihan
d. Mengembangkan media
C2
17 Guru yang profesional dituntut memahami karakteristik peserta didiknya agara dapat mencapai hasil
yang optimal. Hal ini merupakan implementasi dari….
a. Kompetensi profesional
b. Kompetensi sosial
c. Kompetensi pedagogic
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
d. Kompetensi kepribadian
III MENERAPKAN PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN DALAM KBM
18 Situasi atau kegiatan mengajar yang kuno, konvesional, ataupun klasik (teaching) harus dirubah
menjadi learning, lebih modern yang disesuaikan dengan karakter anak dan pengembangan IPTEK
merupakan salah satu ciri pembelajaran….
a. Kuno
b. Abad 21
c. Modern
d. Tradisional
C1
19 Strategi pembelajaran yang bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran
yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari
adalah ……
a Strategi Pembelajaran Ekspositori
b Strategi Pembelajaran Inkuiri
c Strategi Pembelajaran Kontekstual
d Strategi pembelajaran Problem Solving
C3
20 Dibawah ini yang termasuk ciri-ciri pembelajaran kinestetik adalah…..
a. Menyentuh, merasakan, dan menangani sesuatu.
b. Melihat dan meniru
c. Mendengar, menyimak dan berbicara
d. Mendengarkan dan berbicara
C1
21 Bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok–kelompok kecil C3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur yang
bersifat heterogen merupakan konsep dari pembelajaran……..
a. Kooperatif
b. Kontekstual
c. Saintifik
d. PBL
22 Perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembangan siswa belajar
mandiri, dan perlunya siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri,
merupakan prinsip pembelajaran…
a. Saintifik
b. CTL
c. Kooperatif
d. Konstruktivisme
C3
23 1) Berpusat pada siswa. 2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep,
hukum atau prinsip. 3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. 4) Dapat
mengembangkan karakter siswa, merupakan ciri dari…
a. Pembelajaran Saintifik
b. Pembelajaran Tematik
c. Pembelajaran Kontekstual
d. Pembelajaran Kooperatif
C3
24 Model pembelajaran yang mempunyai keunggulan antara lain; berpikir dan bertindak kreatif, C3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, merangsang perkembangan kemajuan berpikir
siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, adalah:
a. Role Playing
b. Inquiry
c. Problem Solving
d. Picture and Picture
25 Salah satu kelebihan metode ceramah dalam proses pembelajaran adalah ……..
a Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai
metode yang membosankan.
b Sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau
belum
c Dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur
pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
yang ingin dicapai
d Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk
bekerja lebih profesional
C1
26 Cara yang dapat dilakukan guru untuk mengenal nilai, membangun kepedulian,membantu
internalisasi nilai atau karakter dengan menunjukkan sikap datang tepat waktu,mengucap salam dan
berdoa sebelum pembelajaran dimulai hal ini merupakan pembelajaran yang menunjukkan
pembelajaran……
a. Pembelajaran spiritual
b. Pembelajaran sikap atau karakter
C3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
c. Pembelajaran belajar dan mengajar
d. Pembelajaran bersikap sopan
27 Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
1) Siswa dikondisikan harus menerima informasi kompleks dan menerpkanya ke situasi lain
2) Pembelajaran dikemas bukan menerima pengetahuan
3) Guru memfailitasi menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siwa
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa menerapkan strategi belajar yang disarankan
Pernyataan diatas yang merupakan karkteristik teori belajar konstruktivistik adalah....
a 1, 2, dan 3
b 1, 2, dan 4
c 2, 3, dan 4.
d 2 dan 3
C1
IV MENGEMBANGKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
28 Upaya guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk proses pembelajaran,mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan cakupan materi merupakan
upaya guru dalam pengembangan…
a. Kegiatan inti pembelajaran
b. Kegiatan awal pembelajaran
c. Kegiatan inti dan penutup
d. Kegiatan penutup
C1
29 Seorang guru membantu proses dengan cara-cara mengajar,membuat informasi menjadi sangat
bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
C3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan
menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Hal ini termasuk dalam…
a. Pembelajaran konstruktivisitik
b. Pembelajaran problem solving
c. Pembelajaran karakter
d. Pembelajaran diskusi
30 Optimalisasi proses pembelajaran merupakan….
a. Upaya memperbaiki proses pembelajaran sehingga para siswa mencapai keberhasilan proses
dan hasil belajar.
b. Identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan akan kita
tindaklanjuti dengan upaya-upaya memantapkan keberhasilan dan upaya-upaya memperbaiki
kegagalan (remidi).
c. Merancang dan mengajukan berbagai solusi alternatif berdasarkan faktor-faktor penyebab
kegagalan dan pendukung keberhasilan dalam pembelajaran.
d. Upaya menguatkan pendukung keberhasilan dapat berupa pemantapan atas keberhasilan yang
telah kita capai.
C1
31 Pembelajaran bermakna memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dari siswa untuk menghubungkan
konsep baru dengan konsep relevan yang telah dimiliki sebelumnya. Usaha guru untuk mengetahui
konsep awal yang dimiliki siswa adalah dengan . . .
a. Struktur kognitif
b. Pembelajaran konsep
c. Pemrosesan informasi
C3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
d. Peta konsep
32 Upaya merancang pengayaan bagi peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar optimal tampak
dalam kegiatan guru sebagai berikut:
a. Memberikan tes tambahan dengan tingkat kesukaran yang lebih tingi
b. Memberikan tambahan sumber bacaan yang lebih mendalam dan tingkat variasi yang tinggi
berikut instrumen tesnya yang sesuai
c. Diberikan materi bahan ajar yang lebih tinggi tingkatannya dan pengerjaan soal-soalnya yang
memiliki kesulitan tinggi
d. Memberikan tambahan materi berupa sumber ajar dari penerbit yang berbeda
C3
33 Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran, guru bersama peserta didik melakukan kegiatan refleksi. Hal
ini dilaksanakan untuk….
a. Mengukur ketuntasan peserta didik
b. Mengukur efektivitas proses pembelajaran
c. Mengukur hal-hal yang belum dipahami peserta didik
d. Menentukan langkah-langkah pertemuan berikutnya
C4
V MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR,MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
34 Ciri materi ajar yang berkualitas adalah…….
a. Menarik, membangkitkan motivasi, memuat ilustrasi, penggunaan bahasa yang jelas, adanya
keterkaitan dengan pelajaran
yang lain dan terhindar konsep yang samar-samar
b. Membangkitkan motivasi, penggunaan bahasa yang jelas, adanya keterkaitan dengan pelajaran
yang lain
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
c. Penggunaan bahasa yang jelas,adanya keterkaitan dengan pelajaran yang lain dan terhindar
konsep yang samar-samar
d. Menarik, membangkitkan motivasi, penggunaan bahasa yang jelas, adanya keterkaitan dengan
pelajaran yang lain
35 Prinsip dalam memilih bahan ajar yang harus diketahui seorang guru adalah sebagai berikut…..
a. Relevansi, kecukupan dan konsistensi
b. Relevan dan sistematis
c. Evaluasi dan banyak pertimbangan para ahli
d. Inovatif, struktural dan evaluasi
C1
36 Media yang menyampaikan informasi dalam bentuk gambar atau secara visual sehingga tidak terdapat
suara seperti modul, gambar, poster dan buku biasanya di sebut dengan..
a. Media gambar
b. Media bergerak
c. Media visual
d. Media belajar
C1
37 Salah satu kriteria pemilihan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran harus
memperhatikan ketepatannya dengan tujuan pengajaran adalah ……
a. Media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan
b. Secanggih apapun sebuah media apabila tidak tahu cara menggunakanya maka media tersebut
tidak memiliki arti apa-apa
c. Media tersebut dapat bermanfaat bagi siwa selama pengajaran berlangsung
d. Bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
bantuan
38 Berikut ini merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran,
kecuali…..
a. Kemampuan guru
b. Tingkat intelegensi siswa
c. Karakteristik Siswa
d. Status Sekolah
C1
VI MENGEMBANGKAN TEKNIK PENILAIAN DAN INSTRUMEN PENILAIAN
39 Penilaian proses secara berkesinambungan oleh guru dapat dilakukan guru dengan cara…..
a. Memberikan penilaian terhadap aktivitas, tahap kemajuan dan hasil kerja siswa dari proses
belajar di kelas maupun di luar kelas.
b. Memberikan pre test maupun pos test secara tertulis setiap kali proses pembelajaran
c. Mengadakan ulangan harian tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada siswa
d. Mengadakan ulangan tengah semester dan akhir semester
C5
40 Penilaian yang meminta peserta didik mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke
dalam konteks yang sesuai kriteria yang ditetapkan adalah….
a. Penilaian produk
b. Penilaian kinerja
c. Penilaian non tes
d. Penilaian Portofolio
C5
41 Penilaian portofolio dapat dilaksanakan dengan cara…
a. Mengumpulkan lembar-lembar jawaban hasil tes harian dan ulangan akhir semester tiap
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
peserta didik
b. Mengumpulkan hasil kerja masing-masing peserta didik yang telah diberikan masukan baik
oleh guru maupun rekan peserta didik dalam satu album sebagai salah atau bukti hasil belajar
c. Mengumpulkan lembar-lembar jawaban hasil ulangan tiap peserta didik untuk melihat
kesulitan peserta didik dalam memahami pokok bahasan tertentu dan kemudian diberikan
pembelajaran dan tes remidi
d. Mengumpulkan lembaran-lembaran hasil pekerjaan tugas,gambar-gambar dan hasil ulangan
tiap peserta didik
42 Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini, kecuali….
a. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi kurikulum
b. Menggunakan kata kerja operasional
c. Kisi-kisi harus dapat mewakili materi yang telah diajarkan secara tepat dan proporsional
d. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soal
C1
43 Menggunakan kata kerja operasional yang tepat, serta dapat dibuat soal pengecohnya merupakan
syarat dari….
a. Penentuan kisi-kisi
b. Penentuan dan penyebaran soal
c. Penulisan soal bentuk penilaian kinerja
d. Penyusunan soal tes pilihan ganda
C1
44 Langkah guru dalam mengolah hasil penilaian tes belajar untuk soal pilihan ganda antara lain...
a Membuat tabel berisi nama-nama siswa, nomor soal pilihan ganda
b Mengklasifikasi jawaban semua siswa terhadap setiap soal
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
c Mencari berapa rata-rata nilai kelas
d Memberikan pembobotan nilai untuk tiap soal.
45 Hal yang paling utama dalam membuat rubrik adalah….
a. Kejelasan, organisasi dan mekanisme
b. Pencapaian kemampuan(kualitas atau perilaku), menjelaskan kriteria dan menghindari
penggunaan bahasa yang kurang jelas
c. Tepat guna,berdaya guna dan bersifat subyektif
d. Menghindari bahasa yang berlebihan
C1
46 Perhatikan Pedoman Observasi Sikap Spiritual.
Petunjuk!
Hasil penilaian sikap oleh guru yang memiliki kriteria sebagai berikut:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik : Maria Santisima
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok
C5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
No Aspek yang dinilai Skor 1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu √ 2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan √ 3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi √
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
√
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan
√
Skor Berdasarkan data di atas, maka Sima memperoleh nilai sikap dengan skor ....
a 2,8 kategori Baik
b 2,8 kategori Baik Sekali
c 7,0 kategori Baik
d 7,0 kategori Baik Sekali
47 Perbuatan yang menuntut siswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan
dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri merupakan pengertian dari…
a. Tes uraian (tes subjektif)
b. Tes pilihan ganda
c. Tes tertulis
d. Ujian akhir semester
C5
48 Bentuk tes subjektif (tes uraian) dibedakan menjadi tiga yaitu..
a. Pilihan ganda,uraian dan menjodohkan
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
b. Tes uraian bebas,tes uraian terbatas dan berstruktur
c. Tes tulis,nontes dan tes uraian
d. Tidak ada jawaban yang benar
49 Kelebihan dari tes objektif antara lain…
a. Lebih mewakili bahan ajar karena soal lebih banyak
b. Tidak banyak memberikan kesempatan berspekulasi atau menduga-duga
c. Waktu mengoreksinya lebih lama
d. Mudah disiapkan dan disusun
C1
50 Apakah makna penilaian dalam bimbingan dan konseling bagi guru…
a. Proses pengumpulan data peserta didik secara mendalam.
b. Proses pengumpulan data melalui wawancara.
c. Proses mengungkap masalah peserta didik beserta dengan faktor-faktor penyebabnya.
d. Proses penyelesaian.
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
KISI-KISI KOMPETENSI GURU BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tingkat : SMA
No Kompetensi dasar Materi Indikator Tingkat
Kognitif
Nomor
soal
1 Memahami secara kritis
berbagai jenis wacana
tulis/teks nonsastra dan
nonteks
Teks bacaan Disajikan penggalan teks, guru dapat:
Menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra
C3 1
Menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif
C3 2
Menemukan permasalahan dalam teks bacaan
C3 4
Menganalisis isi teks C4 6
Menentukan kalimat utama teks
C3 5
Menentukan simpulan teks C3 3
Menentukan pernyataan yang sesuai dengan isi teks
C6 7
2 Menganalisis teks berita Isi teks berita Menganalisis isi penyajian berita
C4 8
Mengidentifikasi unsur berita C5 9
Menentukan masalah yang C4 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
ditemukan dari berbagai berita
Menentukan fakta dan opini C3 11,12
3 Membaca tabel/bagan Tabel/ bagan/
diagram
Disajikan teks, guru dapat: Merangkum seluruh isi
informasi bagan/tabel/grafik
C4 13
4 Menulis proposal untuk
berbagai keperluan
Proposal Menganalisis isi proposal C5 14
Menentukan komponen Proposal
C3 15
5 Menulis paragraf Paragraf Disajikan kalimat –kalimat, guru dapat:
Menyusun paragraf yang padu
C5 16
Menentukan paragraf deskriptif
C6 17
Menentukan paragraf naratif yang dikembangkan dengan pola urutan waktu dan urutan tempat
C4 18
Menentukan paragraf eksposisi dengan urutan yang logis dan sistematis
C6 19
Menentukan pendapat yang tepat untuk paragraf argumentatif
C4 20
Menentukan gagasan yang meyakinkan untuk paragraf persuasi
C4 19
6 Menulis hasil
wawancara/sambutan/
Wawancara/
sambutan/ kotbah
Menganalisis isi teks wawancara/sambutan/kotbah
C5 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
kotbah
7 Menulis berbagai jenis surat Surat dinas, surat
pribadi, surat
dagang, surat
lamaran pekerjaan,
dan surat kuasa
Disajikan penggalan surat , guru dapat:
Menentukan bagian penutup surat
C4 22
Menentukan penulisan alamat yang benar
C4 23
Mengidentifikasi isi surat dagang
C4 24
Menentukan isi surat kuasa C4 25
Mengidentifikasi unsur-unsur dan struktur surat lamaran pekerjaan
C4 27
Mengidentifikasi isi surat dinas yang tepat
C4 28
8 Menulis teks pidato Teks pidato Disajikan teks pidato, guru dapat: Menentukan kalimat
pembuka pidato
C4 29
Merumuskan isi pidato C4 30
9 Menganalisis puisi baru/lama Isi puisi Disajikan puisi baru dan atau lama, guru dapat:
Menentukan isi/maksud puisi
C5 31
Menentukan suasana dalam puisi
C4 32
Menentukan ciri-ciri dan nilai yang terkandung dalam gurindam
C4 33
Menganalisis unsur-unsur puisi lama dan puisi baru
C6 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Menganalisis isi puisi dikaitkan dengan realitas alam/sosial budaya/ masyarakat
C6 35
Menganalisis tema puisi C4 36
Menentukan amanat puisi C4 37
Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi kontemporer
C4 38
Menganalisis nilai moral C5 39
Menganalisis watak tokoh C4 40
Menganalisis latar cerita C4 41
Menganalisis sudut pandang C4 42
Menganalisis amanat cerpen C4 43
Mengidentifikasi isi dialog C4 44
Mengidentifikasi konflik teks cerpen
C4 45
10 Mengidentifikasi sastra
melayu klasik
Sastra melayu
klasik
Mengidentifikasi karakteristik dan struktur unsur intrinsik sastra Melayu klasik
C4 46
Menentukan nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik
C4 47
11 Menyampaikan pendapat,
tanggapan, komentar dalam
forum resmi/ diskusi/seminar
Kalimat sanggahan/
tanggapan dalam
forum
Disajikan kalimat-kalimat, guru dapat:
Menentukan langkah-langkah memperkenalkan diri dan orang lain
C4 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
resmi/diskusi/
seminar
Menentukan kalimat sanggahan/ penolakan/tanggapan yang efektif/santun.
C6 49
12 Menulis karya ilmiah Komponen karya
ilmiah
Menentukan penulisan daftar pustaka dan catatan kaki yang tepat
C5 50
Merumuskan rumusan masalah
C4 51
13 Menulis resensi/esai Resensi Disajikan resensi/esai, guru dapat: Mengidentifikasi isi
resensi/esai
C4 51
Menentukan unsur-unsur resensi
C4 52
Menerapkan prinsip-prinsip penulisan esai
C6 53
14 Mengungkapkan informasi
dalam bentuk
rangkuman/ringkasan
notulen rapat
Rangkuman dalam notulen rapat
C4 54
15 Menggunakan jenis frasa,
klausa, pola kalimat, kata
berimbuhan, makna kata,
dan kata baku dalam
berbagai tulisan
Jenis frasa, klausa,
pola kalimat, kata
berimbuhan, makna
kata, dan kata baku
Mengidentifikasi jenis-jenis kalimat.
C4 55
Menentukan pola kalimat. C4 56
Menggunakan kata berimbuhan.
C4 57
Mengidentifikasi berbagai jenis makna kata (konotasi/denotasi, luas, umum, khusus, gramatikal).
C4 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Mengidentifikasi berbagai kata yang mengalami perubahan/pergeseran makna (homonim/homofon/ homograf/polisemi/sinestesia/ peyorasi/ameliorasi/kata hias).
C4 59
Menggunakan kata baku. C4 60
Sumber : Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan (P4) Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
INSTRUMEN TES KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG KEBAHASAAN
JUDUL : KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BAHASA INDONESIA SMA DI BAWAH NAUNGAN YAYASAN NUSA CENDANA SUMBA BARAT DAYA DALAM PEMBELAJARAN
SOAL KOMPETENSI GURU BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PETUNJUK UMUM
1. Untuk menjawab soal, pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) salah satu huruf A, B, C, atau D di lembar jawaban
2. Untuk memperbaiki jawaban, hapuslah jawaban Anda dengan karet penghapus sampai bersih, kemudian beri tanda silang (X) pada jawaban pilihan Anda.
No Soal
Soal Tingkat Kognitif
1 Memahami secara kritis berbagai jenis wacana tulis/teks nonsastra dan nonteks 1 Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama, tidak lagi menyuburkan
tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan. Ide pokok pada bacaan paragraf di atas adalah ….
a. Penggunaan pestisida membahayakan lingkungan b. Biaya pengolahan yang lebih mahal akibat tanah yang menjadi keras c. Penggunaan pupuk kimia tidak tidak lagi memberantas hama d. Hindari penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan
C3
2 Perhatikan informasi di bawah ini!
No Aspek Deduktif Induktif 1 Ide pokok Diawal Diakhir 2 Kalimat utama Di awal paragraf Diakhir Paragraf
C3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
3 Kalimat penjelas Berupa hal umum Berisi hal umum 4 Pengembangan Umum-khusus Khusus-umum
Yang tidak termasuk perbedaan paragraf induktif dan deduktif di atas adalah ........ a Aspek 3 b Aspek 1 c Aspek 2 d Aspek 4
3 Limbah atau hasil buangan kapal sering menimbulkan masalah yang sangat serius bagi biota laut, belum lagi ulah penumpang yang membuang sampah sembarangan ke laut. Mereka tidak menghiraukan pengaruh sampah-sampah dan gas buang tersebut terhadap kehidupan di laut. Padahal mereka tahu bahwa laut juga merupakan sumber penghidupan nelayan. Ikan, terumbu karang, dan biota laut lainnya akan pergi ke laut yang lebih dalam. Lebih parah lagi ada beberapa yang mati karena pencemaran laut tersebut. Simpulan isi bacaan di atas adalah…
a. Limbah dan sampah yang dibuang ke laut sering menimbulkan masalah yang sangat serius bagi biota laut, belum lagi ulah penumpang yang membuang sampah sembarangan di laut.
b. Limbah dan sampah yang dibuang ke laut akan mencemari laut yang menjadi sumber penghidupan nelayan.
c. Para penumpang tidak menghiraukan pengaruh sampah terhadap kehidupan biota laut. d. Air laut yang tercemar tidak dapat digunakan sebagai tempat ikan dan terumbu karang
C3
4 Bacalah penggalan tajuk rencana di bawah ini….. Kenaikan BBM kali ini hendaknya jangan dipandang sebagai sebuah pencabutan subsidi, tetapi sebagai pengalihan subsidi, dari subsidi harga ke subsidi langsung. Kalau sekarang masyarakat bergejolak, itu adalah karena memang sudah sejak lama kita dininabobokan oleh BBM yang murah, ketika barang dan jasa lainnya terus melambung. Masalah dalam kutipan tajuk rencana tersebut adalah ....
a Pengalihan subsidi b Pencabutan subsidi c Kenaikan harga d Kenaikan BBM dan gejolak masyarakat
C3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
5 Penduduk Indonesia terkenal dengan kegiatan gotong-royong. Gotong royong berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Dengan gotong royong, selain pekerjaan cepat selesai, rasa persaudaraan juga terpenuhi. Kalimat utama paragraf di atas adalah ....
a Gotong royong membuat pekerjaan menjadi ringan. b Penduduk Indonesia terkenal dengan kegiatan gotong-royong. c Dengan gotong-royong, pekerjaan cepat selesai. d Dengan gotong-royong, rasa persaudaraan terpenuhi.
C4
6 Karya-karya Deddy Mizwar yang muncul dalam layar kaca selalu menjadi tontonan yang laris dipilih pemirsa. Seperti, Para Pencari Tuhan, sinetron yang ditayangkan salah satu televisi swasta menempati rating tertinggi. Film Naga Bonar Jadi Dua, juga telah menyedot animo masyarakat untuk menonton film tersebut di gedung bioskop. Informasi yang merupakan isi teks berita tersebut adalah ...
a. Karya-karya Deddy Mizwar muncul dalam layar kaca. b. Para Pencari Tuhan menempati rating tertinggi. c. Karya Deddy Mizwar selalu mendapat kritikan masyarakat. d. Animo masyarakat untuk menonton film di gedung bioskop tidak banyak.
C3
7 Bacalah teks paragraph dibawah ini! Di era globalisasi,Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal merupakan satu kebutuhan mendasar. Upaya mendapatkan SDM yang handal dilakukan melalui berbagai cara,antara lain melalui penataran atau pelatihan,kursus,lokakarya,seminar,atau kegiatan yang sejenis. Namun cara yang efektif untuk menghasilkan SDM yang handal adalah melalui jalur pendidikan. dengan mengikuti pendidikan tertentu,seseorang dapat belajar berdasarkan kurikulum yang terprogram dengan waktu efektif secara pasti. Simpulan isi teks di tersebut yang sesuai adalah….
a. SDM yang handal dapat diupayakan melalui pelatihan dan pendidikan b. Jalur pendidikan dianggap efektif untuk menghasilkan SDM yang handal c. Di era globalisasi SDM yan handal sangat dibutuhkan d. SDM yang handal menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap negara maju maupun berkembang
C3
8 Korban kedua pembunuhan di rumah Yulianto (40) di dusun Kragilan RT 2 RW 15,Punca ngan, Kartosura, Sukoharjo ditemukan telah menjadi kerangka. Kerangka itu diyakini sebagai Sadiyo yang tinggal di Sraten, Pucangan, Kartosura. Kerangka ditemukan setelah petugas gabungan menggali tanah 80 cm sampai 1 M. Dalam penggalian yang membutuhkan waktu 2,5 jam sejak pukul 08.00 itu,petugas menemukan beberapa kerangka yang dimasukkan dalam karung. Namun hanya satu saja yang
C6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
teridentifikasi sebagai kerangka manusia. Jasad tersebut diyakini bernama Sadiyo,yang berdasarkan pemeriksaan laboratorium UNS,diperkirakan berusia 40 tahun hingga 60 tahun. Proses evakuasi yang dilakukan oleh petugas dengan meminta bantuan para tukang gali tanah itu menjadi perhatian ratusan warga. Polres Sukoharjo yang mengusut kasus ini melakukan penggalian setelah ada pengakuan dari Yulianto. Tersangka mengaku membunuh Kopda Santoso dan Sadiyo. Hal itu dikemukakan oleh Wakapolres Sukoharjo Kompol Endra Setiawan usai mengikuti penggalian kerangka Sadiyo. Informasi yang merupakan isi teks berita tersebut adalah……
a Proses pembunuhan Yulianto kepada dua korban b Kedua korban telah ditemukan oleh Kapolres Sukoharjo c Ditemukan jasad korban pembunuhan Yulianto d Ditemukan kerangka Sadiyo sebagai korban pembunuhan Yulianto
9 Bacalah dua kutipan teks berita berikut! Teks berita I Semburan lava dan bebatuan pijar Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda, Provinsi Lampung, meluas ke daerah sekitarnya. Bencana gunung meletus ini terjadi Rabu dini hari. Petugas pengamatan di Pos Desa Pasuruan, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, menuturkan dengan rinci. Sekitar pukul 06.00 WIB telah terjadi letusan dengan diawali kegempaan vulkanik A (dalam) sebanyak 3 kali, disusul vulkanik B (dangkal) 30 kali, dan gempa embusan sebanyak 25 kali. Teks berita II Gunung Kelud mungkin akan terus diguncang gempa embusan. Bahkan, hingga Rabu, 14/11/2008 letusan itu masih terjadi. Gempa embusan telah menghasilkan asap setinggi 2.500 meter. Data dari pos pengamatan Gunung Api Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri Jawa Timur hingga Selasa 13/11 telah tercatat 203 kali gempa embusan dengan amplitude antara tiga hingga 33 milimeter. Perbedaan urutan penyajian kedua teks berita tersebut adalah ...
Teks 1 Teks 2 a Mengapa, apa, kapan, bagaimana bagaimana, siapa, kapan, di mana b Apa, kapan, siapa, bagaimana apa, kapan, bagaimana, di mana c Apa, kapan, di mana, siapa di mana, kapan, apa, bagaimana d Apa, kapan, di mana, mengapa kapan, di mana, mengapa, siapa
C5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
10 Perancis lumpuh, Kamis 29/1 akibat pemogokan buruh di seluruh negeri. Ratusan ribu buruh di berbagai organisasi pekerja dari yang beraliran moderat hingga yang radikal menggelar protes untuk menekan Presiden Nicolas Sarkozy dan pebisnis agar melakukan langkah-langkah yang lebih banyak untuk melindungi dunia kerja dalam situasi krisis seperti sekarang ini. Meski Perancis terhantam resesi tidak separah negara tetangga lainnya di Eropa seperti Yunani, Spanyol, dan Inggris. Akan tetapi, tingkat pengangguran di negeri itu meningkat secara konstan, mencapai 2.07 juta orang per November 2008. Jumlah ini meningkat 8.5 persen dari tahun sebelumnya. Presiden Sarkozy sudah mengeluarkan paket stimulus 26 miliar euro akhir tahun lalu. Namun, kalangan buruh menilai paket itu hanya meguntungkan industri besar. (Warta Kota, 30 Januari 2009) Pernyataan yang merupakan informasi berita tersebut adalah ...
a Perancis lumpuh akibat banyaknnya buruh antre dana stimulus. b Perancis mengalami krisis ekonomi sebanding Yunani dan Spanyol. c Tingkat pengangguran di Perancis naik 8.5% dari tahun sebelumnya d Tingkat pengangguran dapat diatasi dengan dana stimulus 26 miliar.
C5
11
(1) Jakarta menduduki peringkat tertinggi kasus demam berdarah musim hujan kali ini. (2) Dari sekitar 90 ribu kasus demam berdarah (DB) yang sudah dilaporkan, 30% di antaranya diderita warga Jakarta. (3) Penderitanya didominasi oleh anak-anak usia sekolah hampir 70% dari total kasus yang ada. (4) Salah satu faktornya adalah banyaknya nyamuk DB yang berkeliaran di ruang belajar anak-anak. (5) Sistem sanitasi yang buruk menjadikan DB gampang meluas di Jakarta Yang merupakan Kalimat Opini dalam paragraf tersebut terdapat pada kalimat....
a. Pertama b. Keempat c. Ketiga d. Kedua
C4
12 Yang merupakan Kalimat Fakta dalam paragraf tersebut terdapat pada kalimat.... a. (5) dan (1) b. (4) dan (5) c. (3) dan (4) d. (2) dan (3)
C3
3 MEMBACA TABEL/BAGAN 13 Bacalah tabel di bawah ini dengan teliti! C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Penduduk Usia Kerja 2. Angkatan Kerja Bekerja Mencari Pekerjaan 3. Bukan Angkatan Kerja
Sekolah Mengurus RT Lainnya
75,984 64,837 59,909 4,928 11,147 6,063 836 4,258
76,666 35,479 30,876 6,603 41,187 5,668 31,819 3,701
152,650 100,316 90,785 9,531 52,334 11,731 32,6544 7,949
Sumber : BPS, Nakertrans Tahun 2003 (data diolah dalam ribu orang) Rangkuman yang tepat sesuai Informasi menurut tabel di atas adalah ….
a. Angkatan kerja perempuan yang sudah bekerja lebih banyak daripada laki-laki, dengan perincian 59,909 perempuan dan 30,876 laki-laki. Dari data tersebut terlihat bahwa perbedaan gender masih terasa dalam masalah ketenagakerjaan.
b. Angkatan kerja laki-laki yang sudah bekerja lebih banyak daripada perempuan, dengan perincian 59,909 laki-laki dan 30,876 perempuan. Dari data tersebut terlihat bahwa perbedaan gender masih terasa dalam masalah ketenagakerjaan.
c. Angkatan kerja laki-laki yang sudah bekerja sama banyak dengan perempuan. Dari data tersebut terlihat bahwa perbedaan gender masih terasa dalam masalah ketenagakerjaan.
d. Angkatan kerja laki-laki yang sudah bekerja hampir sama banyak dengan perempuan, dengan perincian 59,909 laki-laki dan 59,800 perempuan. Dari data tersebut terlihat bahwa perbedaan gender masih terasa dalam masalah ketenagakerjaan.
4 MENULIS PROPOSAL UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN 14 Untuk mengisi liburan caturwulan, teman-teman sekelas akan melaksanakan kegiatan bakti sosial berupa
pasar murah di desa. Proposal kegiatan tersebut telah disusun untuk dibahas bersama sebelum diajukan kepada kepala sekolah dan pihak-pihak lain guna mendapatkan persetujuan dan bantuan. Dalam proposal termuat hal-hal (a) latar belakang dan dasar pemikiran, (b) jenis kegiatan, (c) anggaran/pembiayaan, (d) waktu dan tempat pelaksanaan, dan (3) susunan panitia. Bagian yang belum tercantum dalam proposal tersebut adalah ........
a Nama pabrik yang memproduksi barang yang akan dijual b Maksud dan tujuan kegiatan c Nama siswa yang pertama-tama mempunyai ide untuk menyelenggarakan pasar murah
C5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
d Pembagian tugas setiap siswa dalam penyelenggaraan pasar murah dan Bentuk kegiatan persiapan yang telah dilakukan dalam rangka penyelenggaraan pasar murah
15 Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMU Tingkat DKI Jakarta akan membentuk pengurus baru periode 2016-2018 . untuk itu,sekretaris MGMP tersebut menyusun proposal untuk mencari dana. Tujuan yang sesuai dengan ilustrasi di atas adalah…..
a. Kegiatan tersebut untuk membentuk pengurus baru Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMU Tingkat DKI Jakarta periode 2016-2018
b. Membentuk dan mengaktifkan kembali Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia Tingkat DKI
c. Menyusun program kerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia Tingkat DKI
d. Untuk menampung kreativitas Guru akan membentuk pengurus baru Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia Tingkat DKI
C3
5 MENULIS PARAGRAF 16 Cermati kalimat-kalimat berikut!
(1) Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. (2) Kemarau tahun ini cukup panjang. (3) Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam
menggarap lahan tanahnya. (4) Karena itu, tidak mengherankan jika panen di desa itu selalu gagal. (5) Di samping itu, irigasi di desa itu tidak lancar. Urutan kalimat yang tepat sehingga menjadi paragraf yang padu adalah ...
a (5), (3), (1), (4), dan (2) b (2), (5), (3), (1), dan (4) c (2), (1), (5), (3), dan (4) d (1), (5), (3), (2), dan (4)
C3
17 Cermati paragraf berikut! Abrasi hebat yang terjadi di pesisir utara Jawa Barat, telah mengerus objek wisata ini. Puluhan pohon peneduh di tepi pantai, satu per satu tumbang disapu ombak. Jongko-jongko yang menjual berbagai macam makanan juga habis disapu ombak.... . Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf deskriptif tersebut adalah ....
a. Pohon-pohon besar yang menjulang tinggi habis ditebangi oleh petugas.
C5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
b. Pemerintah berusaha melestarikan hutan rimba di sekitar pantai . c. Para nelayan sudah beberapa hari tidak melaut karena ombaknya besar. d. Dan Kini yang terlihat hanyalah air laut dan ombak yang berkejar-kejaran
18 Cermati paragraf berikut! Dua tahun di ibu kota, Bruno tidak juga mendapatkan pekerjaan. ... Setelah mempunyai sedikit modal, Ia mencoba berdagang sayuran keliling kompleks. Setiap hari Bruno harus bangun pukul 01.00 untuk belanja ke pasar induk dan mempersiapkan gerobak sayur yang akan dijajakkan keliling kompleks pada pagi harinya Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf naratif tersebut adalah ...
a Bruno dan keluarganya setiap hari berdagang kelontongan di pasar dengan modal yang cukup besar.
b Bruno dan kakaknya setiap hari sibuk menjajakkan dagangannya di pasar Demangan Baru. c Selama itu, ia hanya membantu kakaknya menggelar dagangan di Pasar Godean d Orang tuanya sangat tidak setuju kalau Bruno meninggalkan kampung halaman yang sangat asri..
C4
19 Bacalah teks eksposisi berikut! Teh hijau dapat berfungsi menjaga kesehatan kulit secara alami. Hal tersebut dikarenakan teh hijau dapat melindung kulit kita dari sengatan sinar ultraviolet sehingga secara tidak langsung dengan sering mengkonsumsi teh hijau dapat membuat kita terhindar dari penyakit kanker kulit. Selain dapat mencegah penyakit kanker kulit, teh hijau juga terbukti mampu membuat kulit kita tidak cepat keriput. Ide pokok paragraf di atas adalah…
a Teh hijau berfungsi menjaga kesehatan kulit. b Teh hijau melindungi kulit dari sengatan sinar ultraviolet. c Teh hijau mampu membuat kulit tidak cepat keriput. d Teh hijau menjaga kesehatan tubuh.
C4
20 Kunjungan turis manca negara ke Yogyakarta mulai membaik sejak bulan Juni 2004 lalu hingga sekarang. Di perkirakan ini dipengaruhi oleh bertambahnya baiknnya citra Indonesia di dunia international setelah pemilu legislative dan ppresiden tahap pertama berlangsung aman. Peningkatan jumlah wisma rat-rata bisa mencapai 2% dibandikan bulan-bulan sebelumnya. Penggalan tersebut dapat digolongkan ke dalam jenis karangan…….
a Deskripsi b Narasi c Argumentasi d Eksposisi
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
21 Bacalah paragraf berikut dengan saksama! Sebuah kamar yang bagus dan sehat untuk anak harus ditunjang oleh sistem sirkulasi udara yang baik. Jangan sampai kamar anak tidak mempunyai akses atau sirkulasi dengan udara luar, misalnya dari halaman atau taman. Dengan adanya akses secara langsung tersebut, di samping terjadi pertukaran udara dan masuknya cahaya, anak menjadi lebih peka terhadap lingkungannya. Dengan akses langsung, misalnya, seorang anak dapat merasakan datangnya sinar matahari pagi atau udara pagi yang segar. ... Kalimat persuasi yang tepat untuk mengakhiri paragraf tersebut adalah ...
a. Tatalah ruang bermain, kamar, dan ruang belajar anak Anda dengan memperhatikan sirkulasi dan pencahayaan yang cukup.
b. Buatlah anak Anda betah bermain, belajar, istirahat yang nyaman di kamar dengan menyediakan ruangan yang harmonis.
c. Ciptakanlah kamar dengan sirkulasi udara dan pencahayaan yang cukup agar kesehatan anak Anda lebih terjamin.
d. Marilah sepanjang hari kita ciptakan suasana santai, damai, sehat dan bersih di setiap dalam kamar anak kita.
C4
6 MENULIS HASIL WAWANCARA/SAMBUTAN/ KOTBAH 22 Bacalah dengan seksama kotbah di bawah ini!
Dalam memperingati hari ‘idul qurban, marilah kita mencermati kembali pesan al-Quran tentang “berkorban” bagi kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara. Menjalankan ajaran dan perintah agama dalam masyarakat kontenporer yang kompeks seperti saat sekarang ini, selalu memerlukan “kontekstualisasi” atau fresh ijtihad, ijtihad yang segar-mencerahkan. Ketaqwaan adalah tujuan utama manusia melakukan kurban. Ketika daging dan darah hewan kurban diangkat ke tingkat yang lebih tinggi, yakni taqwa, maka akan terjadi pemuliaan niat, penataan ulang dan penjernihan tujuan manusia beragama dalam hubunganya dengan lingkungan dan kemanusian semesta. Dikutip dari:M.Amin Abdullah “Khotbah Idul Adha1436 H/2015 M di Masjid Istiqlal” 24 September 2015, hal 7 Ide pokok dalam khotbah tersebut adalah …..
a. Mengajak kita untuk memaknai berkurban di lingkungan dan menggunakan segala cara untuk berkurban karena agama dan ingin terkenal.
b. Ketaqwaan adalah tujuan utama manusia melakukan kurban. Hewan kurban menjadi pemuliaan niat, penataan ulang dan penjrnihan tujuan manusia beragama dalam hubunganya dengan lingkungan dan kemanusian semesta.
c. Selalu memerlukan “kontekstualisasi” atau fresh ijtihad, ijtihad yang segar-mencerahkan.
C5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
d. Tidak ada yang peduli dengan aturan yang telah diajarkan nabi Ibrahim bagi yang kafir 7 MENULIS BERBAGAI JENIS SURAT 23 Cermatilah penutup surat lamaran pekerjaan berikut!
Besar harapan saya dapat diterima diperusahaan yang Bapak pimpin. Atas kebaikannya, dihaturkan terima kasih. Kalimat yang tepat untuk memperbaiki kalimat penutup surat lamaran pekerjaan tersebut adalah ...
a. Besar harapan saya, Bapak mempertimbangkan lamaran saya. Atas kebijaksanaannya, diucapkan terima kasih.
b. Besar harapan saya. Bapak dapat menerima saya. Atas kebijaksanaan Bapak, saya mengucapkan terima kasih.
c. Mohon Bapak dapat menerima saya. Atas kebijaksanaannya kepada saya, saya ucapkan terima kasih.
d. Sudilah kiranya Bapak menerima saya.Atas kebijaksanaan Bapak, dihaturkan terima kasih.
C5
24 Cermati penulisan alamat surat berikut Kepada Yth: Yth. Sdr. Nadya Kalalo Jln Beo Blok B. No. 13 Yogyakarta Perbaikian penulisan alamat tersebut yang tepat adalah…..
a. Yth. Sdr Nadya Kalalo Jln. Beo Blok B. No. 13 Yogyakarta
b. Yth: Sdr Nadya Kalalo Jln. Beo Blok B. No. 13 Yogyakarta
c. Yth. Sdr. Nadya Kalalo Jln. Beo Blok B. No. 13 Yogyakarta
d. Kepada Yth, Sdr. Nadya Kalalo Jln. Beo Blok B. No. 13 Yogyakarta
C4
25 Berikut ini yang termasuk surat dagang /niaga adalah …. a. Surat penawaran, surat permintaan penawaran, surat pesanan, surat perjanjian jual beli, surat kuasa. b. Surat permintaan barang, surat jual beli, surat tugas, surat kuasa, surat permohonan, surat
kerjasama. c. Surat pemberitahuan, surat pribadi, surat jual beli, surat pemesanan barang, surat keterangan, d. Surat jual beli, surat pesanan, surat kuasa, surat permintaan penawaran, surat kaleng
C4
26 Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis surat kuasa, kecuali….. a. Menentukan kegiatan yang akan diberi kuasa dan memilih orang atau lembaga yang akan diberi
kuasa.
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
b. Menentukan batas-batas kuasa yang akan dilimpahkan dan mencantumkan tempat dan tanggal pembuatan surat kuasa.
c. Menulis surat kuasa diatas kertas segel atau dibubuhi materai palsu d. Orang yang memberi dan menerima kuasa harus sudah dewasa, serta sehat rohani dan jasmani,
seseorang yang dapat dipercaya. 27 Bacalah iklan berikut dengan saksama!
Perusahaan Farmasi Nasional yang sedang berkembang pesat membuka peluang karier bagi Sdr./Sdri, yang berdedikasi tinggi, berpenampilan menarik, mau bekerja keras. Dengan persyaratan sebagai berikut. 1. Pendidikan SI, D3, SMF, SMA IPA dengan nilai Matematika minimal 6. 2. Usia maksimal 27 tahun. 3. Memiliki sepeda motor, SIM C. 4. Bersedia ditempatkan di seluruh Indonesia. Segera kirimkan surat lamaran lengkap (CV, pasfoto berwarna terbaru ukuran 3 × 4 (2 Ibr), fotokopi STNK, Sim C, KTP, dan Ijazah) ke PO BOX 4080/JKT 10040. Kompas, 20 Februari 2017 Kalimat pembuka surat lamaran pekerjaan yang tepat berdasarkan iklan tersebut adalah ...
a Sehubungan dengan iklan yang dimuat pada harian Kompas, maka saya mengajukan lamaran pekerjaan sebagai ...
b Sesuai dengan pendidikan dan kualifikasi saya, maka dengan ini saya bermaksud mengisi lowongan di harian Kompas.
c Sehubungan dengan iklan yang dimuat di harian Kompas, 20 Februari 2017, saya mengajukan lamaran pekerjaan sebagai ...
d Melalui surat ini, saya mengajukan lamaran pekerjaan sesuai iklan di harian Kompas sebagai ...
C4
28 Perhatikanlah kutipan surat berikut! Kami beritahukan bahwa dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional, SMA Harapan Bakti akan menyelenggarakan lomba baca puisi tingkat SMA se-provinsi. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada: Hari, tanggal : Senin, 26 s.d. 28 April 2016, Pukul : 8.00 s.d. 14.00 WIB, Tempat : Aula SMA Harapan Bakti. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengajukan permohonan izin untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih. Isi balasan yang tepat surat dinas tersebut adalah…
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
a Berkaitan dengan permohonan izin Saudara dalam rangka memperingati Hardiknas yang akan dilaksanakan pada Senin, 26 s.d. 28 April 2016, pada dasarnya kami setuju, silakan dilaksanakan sebaik-baiknya.
b Silakan saja, laksanakan dengan sebaik-baiknya. Koordinasi dengan petugas terkait. Jika telah dilaksanakan segera melaporkan hasilnya.
c Jangan ragu-ragu untuk melaksanakan peringatan Hardiknas. Laksanakan dengan sebaik-baiknya jika sudah selesai harap lapor.
d Saya dukung terus, laksanakan peringatan Hardiknas, koordinasi dengan petugas terkait secepatnya laksanakan.
8 MENULIS TEKS PIDATO 29 Dalam acara penglepasan siswa SMA Cempaka, Maria memberikan pidato sambutan mewakili siswa Kelas
XI dan XII. Bagian isi pidato Maria yang tepat adalah ...
a. Pertahankan prestasi kalian, agar orang tua kalian semakin bangga. Harapan saya, kalian lebih sukses pada masa mendatang.
b. Pada kesempatan yang baik ini, saya ucapkan terima kasih. Semoga segala pengorbanan kalian, mendapat imbalan dari Tuhan.
c. Berjuanglah terus sampai titik darah penghabisan. Seperti kata bijak, di mana ada kemauan, pasti ada jalan kesuksesan.
d. Kami mengucapkan selamat dan sukses untuk Kakak. Semoga di jenjang yang lebih tinggi, Kakak lebih sukses.
C4
30 Bacalah teks pidato berikut dengan saksama! Teman-teman seperti yang telah saya uraikan sebelumnya bahwa kenakalan remaja dapat diatasi dengan salah satu cara yaitu menyalurkan kelebihan energi yang dimiliki remaja pada kegiatan yang positif dan dinamis ... Kalimat ajakan yang tepat untuk melengkapi teks pidato tersebut adalah ...
a Oleh karena itu, marilah kita bekerja sama mencari jalan keluar untuk kegiatan remaja yang positif dan dinamis agar dapat mengurangi dampak negatif kenakalan remaja.
b Oleh sebab itu, diharapkan pandangan positif dari orang dewasa terhadap remaja-remaja seperti kita ini.
c Oleh karena itu, marilah kita tuntut pihak sekolah agar membuka kegiatan ekstrakurikuler sebanyak-banyak demi penyaluran hobi kita.
d Oleh karena itu, marilah bersama-sama kita rajin membantu orang tua agar mereka sayang dan
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
tidak menuding remaja yang nakal. 9 MENGANALISIS PUISI BARU/LAMA 31
Bacalah puisi di bawah ini! RASA CINTAKU Kau tiba-tiba hadir dan isi hatiku yang kosong... Hanya kau yang ada dipikiranku sekarang... Aku tak tau bagaimana caramu mengisi hatiku... Engkau sungguh membuatku tak mengerti... Rasanya hatiku jadi tak menentu... Untukku kau sangat berharga... Lihatlah diriku ini yang berjuang untuk cintamu... Aku sangat mencintaimu Namun kau tak pernah sadari itu Walau perih hati ini... Aku disini kan selalu setia menantimu... Rasakanlah cintaku ini begitu besar untukmu... Maksud puisi tersebut adalah……
a Cinta bertepuk sebelah tangan b Cinta tanpa restu orang tua c Rasa cinta yang dalam d Penantian yang tertunda dan Cinta yang sempurna
C5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
32 DIPONEGORO Chairil Anwar Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar lawan banyak seratus kali Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tidak bisa mati Suasana yang tergambar dalam penggalan puisi di atas adalah …
a Merdeka b Tertindas c Berontak d Bersemangat
C4
33 Perhatikan ciri – ciri dibawah ini! i. Sajak akhir berirama a – a ii. Satu bait terdiri dari 2 baris iii. Berasal dari Tamil (India) iv. Satu bait terdiri dari 4 baris v. Berasal dari Arab Dari ciri – ciri di atas, manakah yang tidak termasuk ciri – ciri gurindam adalah....
a. i, ii, dan v b. i, iii, dan v c. ii dan iv d. iv dan v
C4
34 Puisi yang terikat oleh aturan-aturan antara lain jumlah kata dalam 1 baris, jumlah kata dalam 1 bait, persajakan (rima),banyak suku kata tiap baris dan irama ini merupakan aturan yang berlaku dalam….
a. Puisi Baru b. Puisi komtemporer c. Puisi Lama d. Mantra
C6
35 Perhatikan kutipan cerpen di bawah ini! C6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Malin sabar menghadapi sakit giginya. Sudah banyak obat-obatan umum yang dijual orang di pasar dipakainya juga, tetapi tiada yang menolong. Malin sampai mengomel kesal karena sakitnya yang menekan setiap di malam hari. Keterkaitan kutipan cerpen tersebut dengan kehidupan sehari-hari adalah ….
a. Hampir setiap orang yang sakit gigi mencoba banyak obat, akan tetapi jarang yang berhasil. b. Setiap orang yang sakit gigi harusnya pergi ke dokter. c. Jangan minum obat-obatan sembarangan bila sedang sakit gigi. d. Sakit gigi bisa saja terjadi karna gigi berlubang, mungkin si penderita malas menggosok gigi.
36 Jalan Segera (Taufiq Ismail) Disinilah penembakan Kepengecutan dilakukan Ketika pawai bergerak Dalam panas matahari Dan pelor membayar pajak Negeri ini Ditembus ke punggung Anak-anaknya sendiri Tema yang tersirat dalam puisi di atas adalah ….
a. Peristiwa penembakan para demonstran b. Perjuangan para demonstran c. Perjuangan menentang penjajah d. Perjuangan orde baru
C4
37 Bacalah isi puisi berikut dengan seksama Karangan Bunga Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke Salemba Sore itu “ini dari kami bertiga pita hitam dalam karangan bunga sebab kami ikut berduka
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Bagi kakak yang ditembak mati siang tadi.” Amanat puisi tersebut adalah….
a. Perjuangan sekelompok anak kecil yang turut berduka b. Segeralah ke Salemba untuk menuntut keadilan c. Berjuanglah untuk mempertahankan golongan tertentu d. Hendaklah kita menghargai pengorbanan orang yang membela kebenaran
38 Bentuk tulisannya unik, penulisan kata,baris ataupun bait tidak sesuai dengan penulis secara umum,menggunakan idiom yang tidak lazim,terkadang mencampuradukkan kata dalam bahasa Indonesia dengan bahasa daerah atau bahasa asing,menggunakan gaya bahasa paralelisme dikombinasikan dengan hiperbola. Ciri khas puisi tersebut adalah ciri dari…..
a. Puisi kontemporer b. Puisi lama c. Puisi baru d. Semua jawaban benar
C4
39 Bacalah paragraf berikut! Di tempat inilah terjadi peristiwa yang menyesatkan. Namun Monang bertanggungjawab dan akan mengawininya. Dan kenyataannya lain. Ibu Monang telah menjodohkannya dengan gadis Batak pilihan ibunya. Monang sendiri tidan kuasa menolaknya. Dia kawin dengan gadis pilihan ibunya. Sementara itu janin yang dikandung Manen mengalami kelainan, bayi itu akan lahir cacat. (Raumanen, karya mariane katoppo) Nilai sastra yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah….
a Agama b Moral c Etika d Budaya
C5
40 Bacalah penggalan cerita rakyat di bawah ini! Menurut cerita orang-orang tua di Lampung, pada zaman penjajahan dahulu banyak orang menuntut ilmu sakti di berbagai tempat yang diyakini mempunyai penunggu. Salah satu tempat itu adalah daerah yang disebut Gunung Balak. Daerah itu merupakan hutan. Keadaan alamnya berbukit-bukit. Hanya orang yang berani dan bermental kuat yang dapat pergi ke situ. Hal yang menarik tentang latar cerita rakyat yang disampaikan adalah ….
a. Salah satu tempat yang diyakini mempunyai penunggu adalah daerah yang disebut Gunung Balak. b. Keadaan alamnya berbukit-bukit.
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
c. Daerah Gunung Balak itu merupakan hutan. d. Hanya orang yang berani dan bermental kuat yang dapat pergi ke situ.
41 Bacalah paragraf berikut! ….tapi itu tak dapat dicapai dengan kenduri saja. Masa dan keadaanlah yang menentukan. Tini yakin, masa itu pasti akan datang. Dan, ia menunggu dengan hati yang disabar-sabarkan. Pada suatu hari yang gilang gemilang, angan-angannya pasti merupa jadi kenyataan. Dia yakin itu bahwa Indra Budiman-nya akan mendapat nama tambahan dokter di muka namanya sekarang. Atau salah satu titel yang mentereng lainnya. Ketika Tini mulai mengangankan nama dambaannya itu, diambilnya kertas dan potlot ditulisnya nama anak-anak, Dr. Indra Budiman. dan Tini merasa bahagia sekali. Ia yakinkan kepada para tetangganya akan cita-citanya yang pasti tercapai itu. (A.A. Navis, anak kebanggaan) Amanat yang terkandung dalam penggalan prosa di atas adalah….
a Janganlah terlalu yakin dengan angan-angan sendiri. b Cita-cita orang tua akan tercapai kalau didukung oleh anaknya. c Cita-cita pasti tercapai kalau dilandasi keyakinan akan keberhasilannya d Hendaklah kita yakin dengan apa yang kita cita-citakan.
C4
42 Bacalah dialog berikut! Intan : Engkau pengarang? Gandhi : (terkejut) mengapa? …(mengeluh) Ah engkau juga. Intan : … sedikit diserang kritik orang, engkau hendak melarikan diri. Untuk menjaga nama
supaya jangan merosot. Aku sudah maklum. Gandhi : (sambil menunjuk ke kanan). Pergi dariku. Kau pun boleh memusuhiku. Untuk cita-cita,
aku bersedia mengorbankan segalanya. Unsur intrinsik yang paling menonjol dalam penggalan drama di atas adalah…. a. Latar b.Tema c. Sudut pandang d. Perwatakan
C4
43 Cermatilah dialog di bawah ini! Anton : Dik, nanti sore jadi, bukan? Didik : Jadi apa? Anton : … Didik : Ah, ya! Aku hampir lupa. Untung kau ingatkan. Antara sekolah kita dengan SMA "Bunga Indah," kan! Anton : Betul. Kalau tidak menontonnya, rugi kita. Ha ... ha ... ha ... Didik : Ya, karena primadona kita akan turun nanti. OK, sampai nanti sore. Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog tersebut adalah ...
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
a Mengerjakan PR Matematika di rumah Nyoman. b Menyaksikan pertandingan bola voli di TVRI. c Kita mendengarkan bersama siaran "Kreasi Remaja" di RRI. d Menonton pertandingan bola basket.
44 Perhatikan teks drama berikut! Tina : Tuhan menakdirkan semua nasib manusia, kita hanya menjalani. Ibu : Nah, pikiran begitu itu yang tak ku sukai, kau sudah ditakdirkan punya suami buta, tak Adakah
niatmu, tidak adakah usahamu untuk mengubah takdir itu? Sebab takdir itu Baru jatuh setelah manusia berusaha. Tina, kau bukan anakku jika kau tidak berani melawan takdir yang pahit.
Tina : Aku sudah berusaha, Abas juga sudah berusaha, dan inilah hasilnya. Dan kami dapat membelanjai diri untuk hidup sehari-hari.
Ibu : …. Konflik yang terjadi antara tokoh Tina dan Ibu adalah ….
a Pasrah menjalani takdir b Nasib merupakan takdir c Perbedaan takdir manusia d Usaha melawan takdir
C4
45 Perhatikan kutipan cerpen berikut! Pertandingan catur antarkelas di sekolah kami berakhir dengan Yudi sebagai juara pertama,Deni juara kedua dan Didit juara ketiga. Sambil menimang-nimang pialanya Yudi tertawa riang. Sudut pandang yang digunakan dalam penggalan cerpen di atas adalah….
a. Orang pertama pelaku sampingan b. Orang kedua pelaku sampingan c. Orang pertama pelaku utama d. Orang kedua pelaku utama
C4
10 MENGIDENTIFIKASI SASTRA MELAYU KLASIK 46 Cermatilah penggalan cerita di bawah ini!
Telah datang ke Tanjung Bemban maka Baginda pun turun bermain ke pasir. Maka raja perempuan pun turun dengan segala bini orang besar-besar dan orang kaya-kaya bermain di pasir mengambil kerang-kerangan. Maka raja perempuan duduk dibawah pohon pandan dihadap bini segala orang kaya-kaya. Latar yang terdapat pada cerita tersebut adalah ….
a. Tanjung Bemban b. Tanjung Periuk dan Tengah kapal
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
c. Halaman istana d. Rumah raja perempuan
47 Maka permaisuri Iskandar Syah dan Demang Lebar Daun dirajakan Baginda di Bintan, bergelar tun Telanai. Dan daripada anak cucu dialah bergelar Telanai Bintan itu, dan yang makan di balairung nasinya dan sirihnya sekaliannya bertempan belaka. Hatta negeri Singapura pun besarlah, dan dagang pun banyak datang berkampung terlalu ramai, dan Bandar pun terlalu makmur. Nilai kehidupan yang terdapat dalam kutipan cerita “Sejarah Melayu” tersebut adalah
a. Baik-buruk b. Bermoral-tidak bermoral c. Adil-zalim d. Rakyat-perkasa
C4
11 MENYAMPAIKAN PENDAPAT, TANGGAPAN, KOMENTAR DALAM FORUM RESMI/ DISKUSI/SEMINAR
48 Pada saat memperkenalkan diri atau orang lain dalam forum resmi, butir-butir yang perlu disampaikan adalah.....
a Nama panggilan, kelahiran, pendidikan saat ini, pekerjaan atau aktivitas, prestasi (bila ada), dan bidang keahlian
b Domisili saat ini dan bidang keahlian yang saat ini digeluti untuk menunjang karier c Nama (lengkap dan panggilan), kartu identitas terakir, pendidikan pendidikan terakir dan bidang
keahlian) d Nama (lengkap dan panggilan), status perkawinan, kelahiran, pendidikan, pekerjaan, prestasi (bila
ada), domisili saat ini, dan bidang keahlian.
C4
49 Kalimat yang santun dan efektif untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat di dalam diskusi adalah ... a. Maaf, saya akan bertanya mengapa Anda berpendapat seperti itu, bukankah pendapat itu sangat
tidak logis dan tidak relevan dengan topik diskusi kita? b. Saya akan bertanya kepada Anda, argumen apa yang mendasari dicetuskannya pendapat seperti itu?
Tolong, jawab pertanyaan ini c. Maafkan saya karena harus bertanya, apakah argumentasi yang mendasari pendapat Anda? d. Kepada Anda, saya akan menanyakan alasan-alasan yang menyebabkan Anda mengemukakan
pendapat seperti itu. Terima kasih
C6
12 MENULIS KARYA ILMIAH 50 Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, melaksanakan disiplin seharusnya sudah
merupakan bagian dari hidupnya. Mari kita ikuti uraian prof. Dr. Dody Tisnamijaya : "Tidak dapat C5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
disangkal bahwa Islam mengajarkan kepada penganutnya agar sistematis, berdisiplin. Orang mukmin yang taqwa yang melaksanakan rukun-rukun Islam adalah orang yang paling sistematis dan berdisiplin, sepanjang hari dan sepanjang tahun." Seandainya saja semua umat Islam dengan taat menjalankan ajaran agama, sikap disiplin sudah mendarah daging dalam diri mereka. Pencanangan Gerakan Disiplin Nasional pun akan segera terwujud hasilnya. Kutipan di atas diambil dari buku Iman, Ilmu dan Amal, karangan Prof. Dr. Dody Tisnamijaya diterbitkan di Bandung, nama penerbit Pustaka tahun 1983 halaman 62. Penulisan catatan kaki yang benar sesuai dengan kutipan dalam teks di atas adalah ... .
a. Iman, Ilmu dan Amal, Prof Dr. Dody Tisnamijaya, Pustaka, Bandung, 1983, hal 62. b. Prof Dr. Dody Tisnamijaya, Iman, Ilmu dan Amal, (Bandung : Pustaka, 1983), hal 62. c. Tisnamijaya, Dody Dr. Prof, Iman, Ilmu dan Amal, Bandung, Pustaka, 1983, hal 62. d. Tisnamijaya, Dody, Dr. Prof , L983, Iman, Ilmu dan Amal, Bandung, Pustaka, hal 62.
51 Soal Tema : Belajar kelompok meningkatkan prestasi Rumusan masalah yang sesuai dengan tema tersebut adalah…
a. Siapakah yang belajar kelompok,dan prestasinya meningkat? b. Belajar kelompok seperti apakah yang meningkatkan prestasi? c. Belajar kelompok yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan prestasi belajar? d. Apakah dengan belajar kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar?
C4
13 MENULIS RESENSI/ESAI 52 Kalimat dalam resensi yang memuat tentang pembahasan ikhtisar/ isi buku yang diresensi adalah ....
a. Sulit sekali menemukan kekurangan pada buku ini. Semua unsur yang seharusnya dimiliki sebuah karya fiksi terpenuhi dalam buku ini.
b. Buku ini mengupas tentang pemanfaatan teknologi di berbagai kantor. Pada bab pertama diuraikan pentingnya teknologi dalam pengolahan data.
c. Buku ini penting dibaca karena sebagai penuntun bagi orang tua, atau siapa pun, yang ingin mengamankan keluarga dan lingkungan di sekitarnya dari jerat narkoba.
d. Bagi siswa yang tidak senang membaca karya sastra memang buku ini tidak begitu menarik sebab novel ini serius dan tidak cukup menghibur.
C4
53 Ada tiga hal pokok yang perlu dilakukan dalam membuat esai yaitu….. a. Menyarikan tema karya sastra,membuktikan tema dan membahas secara ringkas beberapa unsurnya b. Interpretasi karya sastra,keunggulan buku dan kepengarangan c. Isi buku,bahasa dan menyarikan buku
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
d. Kesimpulan terhadap buku,kekurangan dan keunggulan buku 14 MENGUNGKAPKAN INFORMASI DALAM BENTUK RANGKUMAN/RINGKASAN,
NOTULEN RAPAT
54 Berikut adalah langkah-langkah menulis rangkuman yang disusun secara acak. 1. Menandai kata-kata penting yang terdapat pada buku 2. Merangkaikan butir-butir pokok isi buku tersebut dalam kalimat 3. Mencatat butir-butir pokok isi. 4. Penyusunan kalimat hendaknya menggunakan kata-kata yang mudah dipahami. 5. Membaca buku yang akan dirangkum dengan seksama. Urutan yang benar dari langkah-langkah menulis rangkuman adalah..........
a 2-3-1-5-4 b 4-3-2-5-1 c 3-4-5-1-2 d 5-1-2-3-4
C4
15 MENGGUNAKAN JENIS FRASA, KLAUSA, POLA KALIMAT, KATA BERIMBUHAN, MAKNA KATA, DAN KATA BAKU DALAM BERBAGAI TULISAN
55 Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini : (1). Pemberian penghargaan dapat menstimulasi semangat berkarya pemuda. (2). Kurangnya apresiasi dapat mengakibatkan malasnya pemuda dalam berkarya. (3). Andreas menabung dengan tujuan ingin membeli mobil baru. (4). Bu Ina menyeduhkan teh hangat yang sangat manis sekali ke dalam cangkir kami. Kalimat tidak efektif ditunjukkan pada kalimat nomor …
a. (1) b. (2) c. (3) d. (4)
C4
56 Manakah di bawah ini yang termasuk kalimat SPOK……… a. Erika sedang mencuci baju di kamar mandi. b. Deni makan c. Lia dan Sima diskusi d. Berno berolahraga
C4
57 Kata yang dicetak tebal pada kalimat berikut ini adalah kata berimbuhan, kecuali……. a. Setiap peserta berlomba untuk menjadi orang pertama yang berhasil melemparkan gacuk ke semua
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
kotak b. Gacuk adalah benda pipih yang dilemparkan ke setiap kotak c. Sesuatu yang harus dilompati adalah kotak-kotak yang digambar di atas tanah atau lantai semen d. Serunya anak-anak bermain ingking hingga kini masih dapat ditemui di beberapa kampung di
Yogyakarta 58 Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini!
(1) Setiap permasalahan sebaiknya diselesaikan dengan hati dingin (2) Halim menanam bunga dihalaman depan rumahnya (3) Kamu itu jangan seperti air di atas daun talas (4) Adik Kecilku sangat suka menggigit jari (5) Para tikus kantor seharusnya tidak dihukum terlalu ringan (6) Kabarnya harga BBM akan naik bulan ini Yang termasuk kalimat konotasi terdapat pada nomor…
a (1),(2),(3), b (4),(5),(6) c (1),(3),(5) d (2),(4),(6)
C4
59 Kata-katamu sungguh pedas untuk didengar. Kalimat diatas termasuk dalam perubahan makna kata…..
a Sinestesia b Generalisasi c Asosiasi d Peyorasi
C4
60 Kalimat yang memenuhi kaidah baku bahasa Indonesia adalah……. a. Berdoa pada dasarnya untuk berbicara dengan Tuhan,yakni sang pencipta b. Dikatanya bahwa mistik adalah sebagai tahapan yang sangat mendalam dalam kehidupan manusia c. Dalam hal ini,terutama berkaitan dengan relasi manusia dengan sesamanya dan dengan Tuhannya d. Karena itu,perlu mengubah cara hidup dan pandangan orang sehingga mereka dapat berpikir maju
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
KUNCI JAWABAN KOMPETENSI PEDAGOGIK
1 B 11 B 21 A 31 D 41 B 2 C 12 A 22 A 32 B 42 D 3 D 13 A 23 B 33 C 43 D 4 A 14 B 24 C 34 D 44 D 5 A 15 B 25 C 35 A 45 B 6 A 16 A 26 B 36 C 46 A 7 B 17 C 27 C 37 A 47 A 8 A 18 C 28 B 38 D 48 B 9 A 19 C 29 A 39 A 49 A 10 A 20 A 30 A 40 B 50 C
KUNCI JAWABAN KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG KEBAHASAAN
1 A 11 A 21 A 31 D 41 D 51 B 2 A 12 D 22 B 32 D 42 D 52 B 3 A 13 A 23 C 33 D 43 C 53 A 4 B 14 B 24 A 34 C 44 C 54 D 5 A 15 B 25 A 35 B 45 A 55 D 6 C 16 D 26 C 36 D 46 A 56 A 7 C 17 B 27 A 37 A 47 A 57 C 8 A 18 A 28 A 38 B 48 A 58 A 9 A 19 A 29 A 39 A 49 B 59 D 10 B 20 C 30 D 40 D 50 C 60 B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
195
INSTRUMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2006
Nama : .................................................... Tema/Subtema : .................................................... Pembelajaran ke :…………………………………. Petunjuk: Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3,4, dan 5 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian!
No Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Hasil telaah dan skor Catatan 1 2 3 4 5
A Identitas Mata Pelajaran Tidak ada
Kurang lengkap
Cukup lengkap
Lengkap Sangat lengkap
1 Terdapat : Satuan pendidikan,Kelas, Semester, Program/program keahlian, Mata pelajaran atau tema, Pelajaran/subtema, Jumlah pertemuan
B Perumusan Indikator Tidak sesuai
Kurang sesuai
Cukup Sesuai
Sesuai Sangat Sesuai
1 Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar 2 Kesesuaian penggunaan kata kerja
operasional dengan kompetensi yang diukur
3 Kesesuaian rumusan dengan aspek pengetahuan
4 Kesesuaian rumusan dengan aspek keterampilan
C Perumusan Tujuan Pembelajaran Tidak Kurang Cukup Sesuai Sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
196
sesuai sesuai Sesuai Sesuai 1 Kesesuaian dengan Indikator 2 Kesesuaian perumusan dengan aspek
Audience, Behaviour, Condition, dan Degree
D Pemilihan Materi Ajar Tidak sesuai
Kurang sesuai
Cukup Sesuai
Sesuai Sangat sesuai
1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
3 Keruntutan uraian materi ajar E Pemilihan Sumber Belajar Tidak
sesuai Kurang sesuai
Cukup sesuai
Sesuai Sangat sesuai
1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2 Kesesuaian dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian dengan pendekatan saintifik 4 Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
F Pemilihan Media Belajar Tidak sesuai
Kurang sesuai
Cukup sesuai
Sesuai Sangat sesuai
1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2 Kesesuaian dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian dengan pendekatan saintifik 4 Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
G Metode Pembelajaran Tidak Sesuai
Kurang sesuai
Cukup sesuai
Sesuai Sangat sesuai
1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2 Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
197
3 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
H Skenario Pembelajaran Tidak sesuai
Kurang sesuai
Cukup sesuai
Sesuai Sangat sesuai
1 Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas
2 Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan informasi, mengkomunikasikan)
3 Kesesuaian dengan metode pembelajaran 4 Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan materi
5 Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup dengan cakupan materi
I Rancangan Penilaian Autentik Tidak sesuai
Kurang sesuai
Cukup sesuai
Sesuai Sangat sesuai
1 Kesesuaian bentuk, teknik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi
2 Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian sikap
3 Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian pengetahuan
4 Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian keterampilan
Jumlah Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
K-2006
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SEKOLAH : SMA………….
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS : X
SEMESTER : 1 (Satu)
TAHUN PELAJARAN: 2016/2017
A. STANDAR KOMPETENSI
Berbicara: Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan
berkenalan, berdiskusi, dan bercerita.
B. KOMPETENSI DASAR
Menceritakan berbagai pengalaman dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat.
C. MATERI PEMBELAJARAN
Cerita pengalaman (yang lucu, menggembirakan, mengharukan, dan sebagainya)
Penggunaan Diksi (Pilihan kata)
Penggunaan intonasi, jeda, dan ekspresi
D. INDIKATOR
Menyampaikan secara lisan pengalaman pribadi (yang lucu,
menyenangkan, mengharukan, dan sebagainya) dengan pilihan kata dan
ekspresi yang tepat
Menanggapi pengalaman pribadi yang disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat:
Menyampaikan secara lisan pengalaman pribadi berbagai pengalaman
(yang lucu, menyenangkan, mengharukan, dan sebahainya) dengan pilihan
kata dan ekspresi yang tepat.
Menanggapi atau membahas pengalaman pribadi yang disampaikan oleh
teman dengan bahasa yang santun dan efektif.
Menuliskan pengalaman pribadi dengan menggunakan kalimat efektif.
F. METODE PEMBELAJARAN
Penugasan
Diskusi
Tanya Jawab
Ceramah
Demonstrasi
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Awal Alokasi Waktu
1 a) Guru memerikan salam kepada siswa
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
hari ini
c) Guru mendeskripsikan berbagai
pengalaman.
15 menit
Kegiatan Inti
2 1) Secara bergiliran siswa bercerita
pengalaman pribadi (yang lucu,
menyenangkan, atau mengharukan)
dengan menggunakan:
a) Pilihan kata dan ekspresi secara tepat.
b) Menggunakan kosakata sesuai dengan
situasi dan konteks.
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
2) Guru dan siswa secara bersama-sama
membahas pengalaman yang
diceritakan
III Kegiatan akhir
a) Guru menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang sedang berlangsung.
b) Guru membuat refleksi untuk pelajaran
berikutnya
c) Guru memberikan pekerjaan rumah
kepada siswa
d) Guru menutup pembelajaran
15 menit
H. ALOKASI WAKTU
= 4 x 40 menit
I. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN
Buku cerita lucu/ kaset cerita
Pengalaman langsung
Buku pendamping: Syamsuddin A.R. Kompetensi Berbahasa dan Sastra
Indonesia Kelas X. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006.
J. PENILAIAN
Jenis Tagihan:
Tugas individu
Ulangan
Bentuk Instrumen:
Uraian bebas
Pilihan ganda
Jawaban singkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru
Mata Pelajaran,
( …………………….) (Engel
Gena, S.Pd.,)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
INSTRUMEN RPP K 13
Nama guru:
Mata pelajaran:
Kelas:
Petunjuk:
Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3, 4, dan 5 ) sesuai dengan kriteria
yang tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP
sesuai penilaian!
No Komponen/Aspek Hasil Telaah Catatan
1 2 3 4 5
A Identitas dan Kelengkapan Komponen
1 Terdapat : Satuan Pendidikan, Kelas/semester, Mata pelajaran, Materi pokok/tema, dan Alokasi waktu
2 Memuat KI; KD dan Indikator; tujuan pembelajaran; materi pembelajaran; metode; media, alat, dan sumber pembelajaran; langkah kegiatan pembelajaran; dan penilaian
B Kompetensi Inti 3 Mencakup KI-1, KI-2, KI-3, dan
KI-4
4 Rumusan KI (1, 2, 3, dan 4) sesuai dengan Permendikbud Nomor 59
C Kompetensi Dasar dan Indikator 5 Kompetensi Dasar mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
6 Menjabarkan indikator pengetahuan dan keterampilan berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4
7 Indikator disusun menggunakan kata kerja operasional
8 Indikator pengetahuan mengambarkan dimensi proses kognitif (C-1 s.d C-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
6) dan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif)
9 Indikator keterampilan memuat keterampilan abstrak dan/atau konkret
D Tujuan Pembelajaran 10 Memadai pencapaian indikator
sesuai KD, KI, dan SKL
11 Memberikan gambaran proses pencapaian tujuaan yang dimaksud
E Materi Pembelajaran 12 Ditulis dalam bentuk butir-butir
sesuai dengan indikator, KD, KI, dan SK
13 Materi pembelajaran memuat pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakogniti
F Metode Pembelajaran 14 Metode yang digunakan relevan
dengan pendekatan saintifik
15 Sesuai dengan tujuan pencapaian pembelajaran dan indicator
G Media, alat, dan Sumber 16 Menjabarkan media, alat, dan
sumber pembelajaran
17 Kesesuaian dengan kebutuhan pencapaian tujuan pembelajaran, indikator, dan kegiatan belajar siswa aktif
18 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
19 Kesesuaian dengan pembelajaran Saintifik
20 Sumber pembelajaran mencakup buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain
H Langkah Kegiatan Pembelajaran 21 Mencakup kegiatan pendahuuan,
kegiatan inti, dan penutup
22 Kegiatan pendahuluan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
menggambarkan: penyiapan kondisi siswa; penjelasan keterkaitan materi sebelumnya dan materi yang akan datang; penyampaian tujuan pembelajaran; dan penyampaian kegiatan yang akan dilakukan
23 Kegiatan inti sesuai dengan silabus, indikator, dan materi pembelajaran
24 Kegiatan inti menggambarkan proses pembelajaran saintifik (mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan)
25 Kegiatan inti menggambarkan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik
26 Kegiatan penutup menggambarkan: perumusan kesimpulan bersama; penilaian dan umpan balik/refleksi; rencana tindak lanjut (remedial dan pengayaan); dan penyampaian rencana kegiatan selanjutnya
27 Kegiatan penutup memuat penyampaian pencapaian KD dari KI-2 (sikap sosial) dan KI-1 (sikap religius)
I Penilaian 28 Memuat jenis/teknik penilaian,
bentuk instrumen, dan pedoman penskoran/penilaian
29 Mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
30 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan indikator
Jumlah Nilai Predikat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
RPP K-13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :
Materi Pokok : Perbandingan prosa lama dan prosa baru
Alokasi waktu : 4 pertemuan x 3 jam pelajaran
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan
mematuhi norma-norma bahasa Indonesia serta mensyukuri dan
mengapresiasi keberadaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan
menunjukkan sikap pro- aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam kehidupan sosial secara efektif dengan memiliki
sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia serta mempromosikan
penggunaan bahasa Indonesia dan mengapresiasi sastra Indonesia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang bahasa dan sastra
Indonesia serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
bahasa dan sastra yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS).
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
untuk mengembangkan ilmu bahasa dan sastra Indonesia secara mandiri
dengan menggunakan metode ilmiah sesuai kaidah keilmuan terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi.
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 1.1 Mengetahui dan
memahami definisi dan
karakteristik sastra,
jenis-jenis dan struktur
sastra, serta memahami
sastra sebagai karya seni
dan bidang ilmu yang
dekat dengan kita.
1.2 Mengembangkan sikap
apresiatif dalam
menghayati karya sastra.
1.3 Membandingkan
karakteristik prosa lama
dan baru serta
mengapresiasinya
1.1.1 Mengidentifikasi karakteristik prosa
lama
1.1.2 Mengidentifikasi karakteristik prosa
baru.
1.1.3 Menyebutkan struktur Prosa
1.1.4 Mendeskripsikan karakteristik prosa
lama
1.1.5 Mendeskripsikan karakteristik prosa
baru
1.1.6 Membandingkan karakteristik prosa
lama dan prosa baru
1.1.7 Mengetahui dan memahami definisi
dan karakteristik sastra, jenis-jenis
dan struktur sastra, serta memahami
sastra sebagai karya seni dan bidang
ilmu yang dekat dengan kita.
1.1.8 Mengembangkan sikap apresiatif
dalam menghayati karya sastra.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah proses menggali informasi melalui berbagai fakta, menanya
konsep, berdiskusi atas fakta dan konsep, menginterprestasi mengasosiasi
dan mengomunikasikan, siswa dapat:
a. Mengidentifikasi karakteristik prosa lama
b. Mengidentifikasi karakteristik prosa baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
c. Mendeskripsikan karakteristik prosa lama
d. Mendeskripsikan karakteristik prosa baru
e. Membandingkan karkateristik prosa lama dan prosa baru
f. Mengetahui dan memahami definisi dan karakteristik sastra, jenis-
jenis dan struktur sastra, serta memahami sastra sebagai karya seni
dan bidang ilmu yang dekat dengan kita.
g. Mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra.
C. Materi Pembelajaran
Materi regular
Fakta
Berbagai contoh prosa lama (hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel,
mite legenda, sage, parabel, dongeng jenaka dan cerita berbingkai)
Berbagai prosa baru (roman, novel, cerpen, biografi dan prosa populer)
Konsep
Ciri-ciri, pengertian prosa lama dan prosa baru
Struktur cerita prosa (roman, fakta cerita {alur, penokohan, latar}, sarana
sastra {pusat pengisahan, konflik})
Prinsip
Karakteristik prosa lama
Karakteristik prosa baru
Prosedur
Karakteristik prosa lama dan prosa baru
Jenis prosa lama dan prosa baru
Materi Remedial
Materi remidi diambil dari materi regular bagi peserta didik yang belum
tuntas
Materi pengayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Materi pengayaan diambil dari materi regular bagi peserta didik yang
sudah tuntas
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari kegiatan Pembelajaran)
Inquiry, discovery learning,Diskusi
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Internet dan Lab bahasa
2. Alat/bahan
LCD, Tape recorder,laptop
Naskah cerita prosa
Buku-buku karya sastra prosa baru
Koran, majalah, kliping tentang cerpen, dll
3. Sumber Belajar
Bahasa Indonesi: Ekspresi Diri dan Akademik, 2013. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Pradopo, Joko Rachmat. 2002. Kritik Sastra Indonesia
Modern.Yogyakarta:Gama Media.
Lubis,Mochtar. 1997. Sastra dan tekniknya. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
G. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Waktu
Pendahuluan Siswa merespon salam
dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan
kondisi dan pembelajaran
sebelumnya
Siswa menerima informasi
tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
akan dilaksanakan.
Siswa menerima informasi
kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan
Apersepsi dan Motivasi.
Contoh naskah lama digunakan
sebagai stimulan dengan sejumlah
pertanyaan untuk memasuki
kegiatan ini (naskah diserahkan
pada guru untuk memilih)
Kegiatan inti Mengamati Kelas dibagi menjadi 10
kelompok (sesuai jumlah
jenis prosa lama)
Masing-masing kelompok
mencoba dan mencermati
(mencari dan menemukan
ciri-ciri naskah yang
dibacanya) dan
mendokumentasikan hasil
penemuannya sesuai
dengan jenis prosa lama
yang dibacanya (hikayat,
sejarah/tambo, kisah,
dongeng fabel, mite,
legenda, sage, parabel,
dongeng jenaka, dan cerita
100 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
berbingkai)
Secara individu siswa
mengidentifikasi hasil
temuannya tentang ciri-ciri
prosa lama berdasrakan
naskah yang dicermatinya
berdasarkan acuan kata
tanya fakta (apa.., siapa...,
kapan..., di mana,...., dan
sejenisnya)
Menanya Antarsiswa dalam
kelompok saling bertanya,
konfirmasi tentang ciri-ciri
yang ditemukan untuk
dibahas jika ada perbedaan
atas temuan masing-
masing.
Mendefinisikan atas dasar
temuannya
Membaca konsep tentang
karakter prosa lama untuk
dicocokkan dengan ciri-
ciri hasil temuan atas
pengamatan dan tanya
jawabnya
Mencoba
Siswa mencoba
merumuskan karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
naskah prosa lama yang
dikajinya dan
membahasnya, bertukar
temuan bersama anggota
kelompok
Menguraikan karakter
prosa lama dari naskah
yang dikajinya untuk
bahan bahasan dengan
kelompok lain
Mengasosiasi
Siswa mengelompokkan
karakter prosa lama
berdasarkan naskah hasil
tukar gagasan bersama
kelompok lainnya.
Siswa mencoba
menyimpulkan dan
mengestimasikan
tambahan karakter pada
konsep yang dibacanya
atas dasar kajian naskah
yang dibahas
Mengomunikasikan
Perwakilan masing-
masing kelompok (bisa
dipilih dan ditunjuk guru)
menyampaikan/menayang
kan hasil kesimpulannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Melaporkan hasil
penelitian dan
pengembangan
(tertulis/lisan) tentang
deskripsi karakteristik
prosa lama.
Kegiatan Penutup Bersama siswa menyimpulkan
karakteristik prosa lama (hikayat,
sejarah/tambo, kisah, dongeng
fabel, mite, legenda, sage,
parabel, dongeng jenaka, dan
cerita berbingkai).
Memberikan tugas
mencari contoh karya lain
yang tergolong pada prosa
lama.
Melaksanakan tes.
20 menit
H. Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Teknik Penilaian: observasi
b. Bentuk Instrumen: Lembar observasi
c. Kisi-kisi
No Indikator Butir instrumen Terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar di dalam kelas maupun di luar kelas
Aspek lembar observasi: - Sikap menghargai - Sikap bersyukur
2. Sikap sosial
a. Teknik penilaian: observasi, penilaian diri
b. Bentuk instrument: lembar observasi, lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
No Indikator Butir instrumen 1 Selalu tepat waktu dalam menyelesaikan
tugas untuk kegiatan dan dapat membedakan teks observasi dan deskripsi
Menyelesaikan tugas kelompok dengan sungguh-sungguh dan tepat waktu (tanggung jawab)
3.Sikap keterampilan
No Indikator Bentuk Instrumen 1 Disajikan berbagai contoh prosa lama
(hikayat, sejarah/tambo, kisah, dongeng fabel, mite legenda, sage, parabel, dongeng jenaka dan cerita berbingkai) dan berbagai prosa baru (roman, novel, cerpen, biografi dan prosa populer). Siswa dapat membedakan secara baik dan benar yang termasuk dalam contoh prosa lama dan prosa baru.
1. Pilihlah salah satu jenis prosa lama dan prosa baru yang Anda ketahui!
2. Tentukan aspek-aspek yang membedakan keduanya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
KISI-KISI PENILAIAN KOMPETENSI GURU BIDANG STUDI
No Indikator kinerja guru
1 RPP disusun dengan struktur dan komponen yang lengkap (identitas sekolah,SK dan KD (K.2013),
indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
media dan sumber belajar, dan penilaian hasil belajar
2 Indikator dikembangkan dari KD,atas indikator sikap,pengetahuan,dan keterampilan dengan tingkatan
ranah yang benar dan mengintegralkan nilai-nilai sekolah katholik
3 Tujuan pembelajaran dikembangkan dari indikator yang ada dan dirumuskan dengan formula ABCD
4 Materi ajar diuraikan secara runtut, sistematis, dan lengkap (memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur), serta sesuai karakter siswa dan perkembangan keilmuan
5 Metode pembelajaran yang digunakan adalah tematik terpadu dan saintifik (EEK untuk K.2006 dan 5 M
untuk K.2013)
6 Kegiatan-kegiatan pembelajaran bersifat menyenangkan,dan mencerminkan metode pembelajaran yang
berfokus kepada keaktifan siswa
7 Pemilihan media (IT) ,alat peraga,dan sumber belajar sesuai dengan tujuan,materi,situasi dan kondisi
sekolah serta karakteristik siswa
8 Pemilihan teknik dan bentuk penilaian sesuai dengan KD,indikator,dan tujuan pembelajaran (tes tulis
untuk kognitif,tes unjuk kerja untuk keterampilan,dan nontes pengamatan untuk afektif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI GURU BIDANG STUDI
JUDUL PENELITIAN : KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BAHASA INDONESIA
SMA DI BAWAH NAUNGAN YAYASAN PENDIDIKAN NUSA CENDANA SUMBA BARAT DAYA DALAM
PEMBELAJARAN
I. Identitas responden
Nama guru : ……………………………………
Guru kelas/bidang studi : ……………………………………
Jenjang Sekolah : ……………………………………
Asal sekolah : ……………………………………
II. Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir perencanaan pembelajaran degan cara melingkari angka pada kolom skor (1 2 3 4 5 )
No Aspek yang dinilai Skor 1 RPP disusun dengan struktur dan komponen yang lengkap (identitas sekolah,SK dan KD
(K.2013), indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media dan sumber belajar, dan penilaian hasil belajar
1 2 3 4 5
2 Indikator dikembangkan dari KD,atas indikator sikap,pengetahuan,dan keterampilan dengan tingkatan ranah yang benar dan mengintegralkan nilai-nilai sekolah katholik
1 2 3 4 5
3 Tujuan pembelajaran dikembangkan dari indikator yang ada dan dirumuskan dengan formula ABCD
1 2 3 4 5
4 Materi ajar diuraikan secara runtut, sistematis, dan lengkap (memuat fakta, konsep, 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
prinsip, dan prosedur), serta sesuai karakter siswa dan perkembangan keilmuan 5 Metode pembelajaran yang digunakan adalah tematik terpadu dan saintifik (EEK untuk
K.2006 dan 5 M untuk K.2013) 1 2 3 4 5
6 Kegiatan-kegiatan pembelajaran bersifat menyenangkan,dan mencerminkan metode pembelajaran yang berfokus kepada keaktifan siswa
1 2 3 4 5
7 Pemilihan media (IT) ,alat peraga,dan sumber belajar sesuai dengan tujuan,materi,situasi dan kondisi sekolah serta karakteristik siswa
1 2 3 4 5
8 Pemilihan teknik dan bentuk penilaian sesuai dengan KD,indikator,dan tujuan pembelajaran (tes tulis untuk kognitif,tes unjuk kerja untuk keterampilan,dan nontes pengamatan untuk afektif)
1 2 3 4 5
Skor total Max Σ 40 Komentar dan saran penilai
…………………………………………………………………………………………………………………………..
Tambolaka,……………..,2017
Penilai
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
KISI-KISI PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No Dimensi Tugas Utama / Indikator Kinerja Guru
I Pra pembelajaran
(1) Mempersiapkan siswa untuk belajar,berdoa dan memotivasi
(2) Melakukan Apersepsi
(3) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dan penilaian
II Kegiatan Pembelajaran
(1) Memperlihatkan kegiatan siswa dalam 5M (mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan), baik individual, berpasangan, atau berkelompok
(2) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
(3) Memperlihatkan kegiatan siswa yang dikembangkan dari metode pembelajaran tertentu
(4) Melaksanakan pembelajaran yang runtut,sistematuis,menyenangkan,serta menumbuhkan keceriaan
dan antusiasme
(5) Melakukan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (karakter berbasis nilai-
nilai sekolah katholik)
(6) Memperlihatkan penguasaan kelas dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan yang
direncanakan dalam RPP
(7) Menggunakan media dan sumber belajar secara efektif dan efisien,dan bahkan melibatkan siswa
(8) Melakukan penilaian proses dan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (kognitif,keterampilan,dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
afektif)
III Kegiatan Penutup
(1) Membuat rangkuman atau kesimpulan kelas bersama para siswa
(2) Melakukan refleksi bersama siswa
(3) Memberikan arahan untuk tindak lanjut (tugas atau PR)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
INSTRUMEN PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama guru : …………………………………………. Guru Kelas : …………………………………………. Asal Sekolah : …………………………………………. Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir Pelaksanaan Pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1 2 3 4 5 )
No Aspek yang dinilai Skor
I Pra pembelajaran
(1) Mempersiapkan siswa untuk belajar,berdoa dan memotivasi 1 2 3 4 5
(2) Melakukan apersepsi 1 2 3 4 5
(3) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dan penilaian 1 2 3 4 5
II Kegiatan Inti Pembelajaran
(1) Memperlihatkan kegiatan siswa dalam 5M (mengamati,menanya,mencoba,menalar,dan
mengkomunikasikan),baik individual,berpasangan,atau berkelompok
1 2 3 4 5
(2) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 5
(3) Memperlihatkan kegiatan siswa yang dikembangkan dari metode pembelajaran tertentu 1 2 3 4 5
(4) Melaksanakan pembelajaran yang runtut,sistematuis,menyenangkan,serta menumbuhkan
keceriaan dan antusiasme
1 2 3 4 5
(5) Melakukan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (karakter 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
berbasis nilai-nilai sekolah katholik)
(6) Memperlihatkan penguasaan kelas dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan
yang direncanakan dalam RPP
1 2 3 4 5
(7) Menggunakan media dan sumber belajar secara efektif dan efisien,dan bahkan
melibatkan siswa
1 2 3 4 5
(8) Melakukan penilaian proses dan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(kognitif,keterampilan,dan afektif)
1 2 3 4 5
III Kegiatan Penutup
(1) Membuat rangkuman atau kesimpulan kelas bersama para siswa 1 2 3 4 5
(2) Melakukan refleksi bersama siswa 1 2 3 4 5
(3) Memberikan arahan untuk tindak lanjut (tugas atau PR) 1 2 3 4 5
Skor Total MaksΣ 65
Komentar dan saran
…………………………………………………………………………………………………………………
Tambolaka,………………,2017
Penilai
(……………………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
BUKTI SUBMISSION ARTIKEL JURNAL
KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU
BAHASA INDONESIA SMA DI BAWAH NAUNGAN
YAYASAN PENDIDIKAN NUSA CENDANA SUMBA BARAT DAYA
TAHUN 2017
Oleh:
Engel Bertha Halena Gena
NIM: 151232013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BAHASA INDONESIA SMA DI BAWAH NAUNGAN YAYASAN PENDIDIKAN
NUSA CENDANA SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2017
Oleh
Engel Bertha Halena Gena, B. Widharyanto,Yuliana Setyaningsih Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta [email protected]
Abstrak
Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional merupakan dua kompetensi guru yang sangat penting dalam profesi seorang guru. Kompetensi pedagogik yaitu kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran sedangkan kompetensi profesional yaitu kompetensi guru yang berkaitan dengan penguasaan bidang studi. Tulisan ini menyoroti kemampuan penguasaan pedagogik, penyusunan perangkat pembelajaran (RPP), keterampilan mengajar, dan pengetahuan profesional guru Bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Sumba Barat Daya Tahun 2017. Peneliti menggunakan metode kuantitatif deskriptif dalam mengungkapkan data yang terkumpul melalui teknik tes, teknik observasi, dan studi dokumenter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru termasuk dalam kualifikasi Baik sedangkan tingkat penguasaan dalam penyusunan perangkat pembelajaran, keterampilan mengajar, dan pengetahuan profesional guru termasuk dalam kualifikasi Kurang. Artinya, perlu adanya upaya peningkatan khususnya pada penyusunan RPP, keterampilan mengajar, dan pengetahuan profesional guru Bahasa Indonesia di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Sumba Barat Daya.
Kata kunci: Kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, guru bahasa Indonesia
PENDAHULUAN
Kompetensi guru pada hakikatnya merupakan kemampuan penerapan
pengetahuan profesional dan keterampilan di tempat kerja dan didukung oleh
nilai-nilai atau atribut yang melekat padanya. Profesionalisme (mutu atau kualitas)
guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan
kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan
pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Kualitas keahlian itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
tercermin dalam kepemilikan kompetensi yang bersifat khusus, tingkat pendidikan
minimal, dan sertifikasi keahlian. Dalam penelitian ini ada dua kompetensi yang
di bahas secara mendalam yang sangat melekat pada diri seseorang yang
berprofesi guru, yakni kompetensi pedagogik dan profesional.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan
kurikulum, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
sedangkan kompetensi pengetahuan profesional merupakan pelaksanaan tugas
kependidikan yang berkaitan dengan bidang studi yang meliputi penguasaan
materi pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar, penguasaan struktur,
konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan yang menaungi materi ajar,
penguasaan standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran serta bahan ajar
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), penguasaan terhadap
hubungan konsep antar mata pelajaran terkait dan menerapkan konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari (Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2007).
Dunia pendidikan dewasa ini menghadirkan banyak tantangan, seperti
hasil akhir ujian nasional yang belum mampu memberikan senyuman di wajah
anak-anak dan membuat bangga bangsa Indonesia sehingga kualitas pembelajaran
dipertanyakan, karena motivasi belajar peserta didik masih sangat rendah. Hal ini
yang harus diperbaiki untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, khususnya dalam
pembelajaran. Proses belajar merupakan aktivitas dalam merangkai pengalaman
dan menggunakan masalah nyata yang ada di lingkungannya sebagai bahan
belajar. Dengan kata lain, belajar tidak bersifat pasif, tetapi merupakan proses
aktif dalam memperoleh pengalaman pengetahuan dan informasi baru. Tentu,
diharapkan agar setelah belajar, seseorang memiliki keterampilan, kemampuan,
sikap, dan nilai.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar peserta didik sehingga
membawa dampak pada kualitas hasil belajar mereka, seperti faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal mencakup hal-hal yang berasal dari dalam diri
peserta didik (individu), seperti faktor biologis, psikologis dan kognitif;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
sedangkan faktor eksternal mencakup hal-hal dari luar diri peserta didik, yaitu
guru, lingkungan sosial, serta sarana dan prasarana. Maksudnya, keberhasilan
peserta didik tidak terlepas dari keberhasilan faktor eksternal yaitu guru yang
mendidiknya. Hal ini sejalan yang disampaikan oleh Hamid (2010:23) yang
mengatakan bahwa guru yang berkompetensi memiliki kemungkinan melahirkan
seorang peserta didik yang berprestasi. Karena itu, guru menjadi komponen
penting dan utama dalam bidang pendidikan formal. Umumnya, para guru
dijadikan sebagai tokoh teladan bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, guru
seyogianya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk
mengembangkan peserta didik secara utuh. Kompetensi yang dimiliki oleh guru
terdiri dari 4 yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi
profesional dan kompetensi kepribadian. Keempat kompetensi ini mutlak
diperlukan oleh setiap guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
secara profesional.
Guru profesional harus mampu memiliki keempat kompetensi
sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
agar guru memahami, menguasai, dan terampil menggunakan sumber-
sumber belajar baru dan menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial sebagai bagian
dari kemampuan guru. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap
guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya, kompetensi
tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan
maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Secara formal,
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional,Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa guru adalah tenaga
profesional. Sebagai tenaga profesional, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi
akademik S-1 (Strata satu) atau D-4 (Diploma empat) dalam bidang yang relevan
dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai kompetensi sebagai agen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
pembelajaran. Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik S-1/D-4 dibuktikan
dengan ijasah yang diperolehnya di lembaga pendidikan tinggi dan persyaratan
relevansi dibuktikan dengan kesesuaian antara bidang pendidikan yang dimiliki
dan mata pelajaran yang diampu di sekolah.
Berpijak dari teori-teori di atas, dalam tulisan ini dibahas tentang
kompetensi pedagogik dan profesional guru Bahasa Indonesia SMA di bawah
Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Sumba Barat Daya Tahun 2017.
Ketertarikan penulis dalam meneliti kompetensi guru Bahasa Indonesia karena
masih banyak guru Bahasa Indonesia khususnya di daerah terpencil yang masih
jauh dari harapan memenuhi kriteria profesional dalam mata pelajaran atau bidang
studi yang diembankannya terutama pada pengetahuan kompetensi pedagogik
seperti, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, keterampilan mengajar
dan kompetensi profesional meliputi aspek membaca, aspek kebahasaan, aspek
menulis dan aspek kesastraan. Hal ini yang perlu mendapat perhatian khusus dan
membutuhkan peningkatan melalui pendidikan dalam jabatan antara lain melalui
penataran bagi guru-guru, dan workshop. Harapan penulis dapat mendeskripsikan
kompetensi guru-guru Bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan
Pendidikan Nusa Cendana Tahun 2017.
Direktorat Tenaga Kependidikan mengatakan bahwa kompetensi sebagai
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak dan kompetensi tersebut terwujud dalam bentuk
penguasaan pengetahuan dan perbuatan secara profesional dalam menjalankan
fungsi sebagai guru. Selanjutnya Mulyasa (2013:26) mengatakan Kompetensi
guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi,
sosial, dan spiritual yang secara nyata membentuk kompetensi standar profesi
guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,
pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme. Hal
yang sama disampaikan juga oleh Suprihatiningrum (2013:9) yang mengatakan
bahwa kompetensi guru merupakan hasil penggabungan dari kemampuan-
kemampuan yang banyak jenisnya, berupa seperangkat pengetahuan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Atau dengan kata lain,
kompetensi guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer pengetahuan
dan keterampilannya dalam melaksanakan kewajiban pembelajaran secara
profesional dan bertanggungjawab.
Dari uraian di atas, nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan
melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan sedangkan kompetensi
guru menunjukkan kepada performance atau perilaku nyata dalam arti tidak hanya
dapat diamati tetapi mencakup sesuatu yang nyata dengan perbuatan yang rasional
atau sesuai arah dan tujuan untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam
pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Selain guru mempunyai kompetensi yang
memadai guru sebagai pendidik wajib memenuhi beberapa syarat khusus untuk
mengajar hal ini telah tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (1) dan ayat (3) yang
menyatakan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran,sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sedangkan pada ayat (3)
menjelaskan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini, meliputi
kompetensi pedagogis,kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional.
Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi instruksional-edukatif atau
mengajar dan mendidik. Kompetensi pedagogik menjadi salah satu jenis
kompetensi yang harus dan mutlak dikuasai guru. Sadulloh (2013: 2) mengatakan
kompetensi ini berkaitan langsung dengan ilmu mendidik dan menuntun anak
terutama dalam membicarakan masalah atau persoalan-persoalan pendidikan serta
kegiatan-kegiatan yang mendidik, seperti tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara
melaksanakan pendidikan, anak didik, dan pendidik. Sehingga, hal ini dipandang
menjadi bagian yang esensial dan fundamental bagi guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalannya, terutama dalam tugas mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
mengenai hal ini ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3)
butir (a) dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, pengembangan kurikulum (perencanaan pembelajaran), pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagi potensi yang dimilikinya.
Menurut Majid (2013:15-16), Perencanaan adalah menentukan apakah
yang akan dilakukan dan menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Dalam perencanaan berisi
rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan tentang tujuan, penentuan
kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu
dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari Mengingat perencanaan
berisi kegiatan pengambilan keputusan, diperlukan kemampuan untuk
mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola
tindakan untuk masa depan. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh
Sanjaya (2014:28) yang mengatakan perencanaan pembelajaran adalah proses
pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan
tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian
kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut
dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Dalam
konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses
penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan
atau pendekatan metode, dan penilaian, menentukan alokasi waktu untuk
mencapai tujuan tertentu. Perencanaan pembelajaran berperan untuk mengarahkan
suatu proses pembelajaran agar dapat menghantarkan peserta didik kepada tujuan
pendidikan yang telah ditargetkan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan
yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan
proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus. Dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar (Sanjaya,
2013:60). Komponen pokok yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah (a) Tujuan Pembelajaran; (b) Materi Pembelajaran; (c)
Strategi dan Metode Pembelajaran;(d) Media dan Sumber Belajar; dan (e)
Evaluasi.
Kegiatan belajar merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
proses pendidikan di sekolah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya
untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu
pada individu-individu guna mengembangkan dirinya sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi, karena dengan adanya pendidikan
pulalah dapat tercipta manusia-manusia yang berkompetensi. Hal ini senada
dengan pendapat Suyanto dan Djihad (2012: 49), yang mengatakan bahwa
“melaksanakan pembelajaran yaitu menata latar pembelajaran, dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif”. Pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi
adalah proses memberikan kepastian bahwa proses belajr mengajar telah memiliki
sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga dapat
membentuk kompetensi dan membentuk tujuan yang diinginkan. Pelaksanaan
dalam pembelajaran adalah memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar
telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan,
sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Oleh karena itu, segala kemampuan yang diuraikan tersebut pada dasarnya
merupakan harapan yang dipertanggungjawabkan oleh seorang guru.
Keterampilan mengajar merupakan sejumlah kompetensi guru yang
menampilkan kinerja seorang guru yang profesional. Keterampilan dasar
mengajar diperlukan guru dalam proses pembelajaran, hal ini karena keterampilan
dasar mengajar merupakan syarat mutlak agar guru bisa menjalani proses
pembelajaran secara efektif dan efisien. Seperti yang dikutip Turney dalam
Mulyasa (2011:69) mengungkapkan delapan keterampilan mengajar yang sangat
berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup
pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta
mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru
dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Kemampuan yang
harus dimiliki guru pada dimensi kompetensi profesional atau akademik dapat
diamati dari aspek-aspek sebagai berikut: (a) menguasai materi, struktur, konsep,
dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; (b)
menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu; (c) mengembangkan materi pelajaran yang diampu
secara kreatif; (d) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Salah satu tugas guru yaitu mengarahkan peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki paling
tidak 5 (Lima) ciri; Pertama, mempunyai komitmen kepada peserta didik dan
proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada
kepentingan siswanya. Kedua, menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran
yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para siswa. Bagi guru, ini
dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau
hasil belajar murid melalui berbagai teknik evaluasi, mulai pengamatan dalam
perilaku murid sampai tes hasil belajar. Keempat, guru mampu berpikir sistematis
tentang apakah yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya,
harus selalu ada waktu bagi guru untuk mengadakan refleksi dan koreksi terhadap
apakah yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, guru harus
tahu mana yang benar dan salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses
belajar murid. Kelima, guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat
belajar dalam lingkungan profesinya, sehingga dimungkinkan terjadinya berbagi
pengalaman dan menambah pengalaman baru melalui pergaulannya yang luas dan
profesional.
Pengertian kinerja secara sederhana dapat dikemukakan bahwa kinerja
adalah unjuk kerja seseorang. Hal ini sejalan dengan Depdiknas (2004: 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
mengartikan kinerja dengan prestasi kerja atau unjuk kerja. Kinerja adalah suatu
bentuk hasil kerja atau hasil usaha berupa tampilan fisik, maupun gagasan.
Kinerja sering dihubungkan dengan kompetensi pada diri pelakunya. Kinerja
dapat dilihat dari hasil pekerjaan seseorang yang meliputi nilai kualitas dan nilai
kuantitas. Kualitas hasil pekerjaan mengacu pada kepuasan sebagai perwujudan
terpenuhinya harapan orang lain terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan atau
dapat pula diberi arti sebagai efektivitas atau ketepatan kerja, sedangkan kuantitas
hasil pekerjaan jelas tergambar pada volume atau kapasitas pekerjaan yang
telah diselesaikan atau dalam konteks kuantitas pekerjaan, kinerja dapat
diinterpretasikan sebagai produktivitas kerja.
Kompetensi yang diperlukan sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru dikemukakan bahwa penilaian kinerja guru dilakukan secara
rutin setiap tahun yang menyoroti 14 (empat belas) kompetensi bagi guru
pembelajaran. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari
kemampuannya dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan
keterampilan. Penilaian kinerja guru, secara umum dilakukan dengan cara
mengumpulkan data dan informasi terhadap guru yang dinilai dimana ada tiga
cara penilaian yang dilakukan menurut Nanang&Sukamto (2013:16-17), yaitu: (1)
observasi, dilakukan dengan cara mengamati lingkungan pembelajaran, (2)
wawancara, dilakukan dengan mewawancarai guru serta sumber-sumber yang
relevan, antara lain kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan siswa, (3)
dokumen, dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang ada kaitannya
dengan kegiatan yang dilakukan guru baik dalam kaitannya dengan tugas
pembelajaran. Sehingga format penilaian kinerja berisi tentang penjelasan kriteria
/indikator penilaian untuk masing-masing kompetensi, catatan bukti-bukti yang
teridentifikasi selama penilaian, skor yang diberikan, perhitungan jumlah skor,
skor rata-rata untuk setiap kompetensi, serta deskripsi penilaian yang dilakukan
oleh penilai.
METODE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sudjana (2011:64) mendefinisikan
penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”. Basuki (2013:110),
mengatakan bahwa Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan secara objektif dan dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat
dilakukan analisis statistik. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian non
hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak memerlukan hipotesis
(Arikunto, 2012:39).
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data pengetahuan pedagogik,
data penyusunan perangkat pembelajaran (RPP), data keterampilan mengajar, data
pengetahuan profesional bidang kebahasaan guru Bahasa Indonesia, yaitu dengan
menggunakan teknik tes, teknik observasi atau pengamatan, teknik analisis
dokumen. Pengetahuan pedagogik guru dan pengetahuan profesional guru bidang
kebahasaan diukur dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk soal pilihan
ganda. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dirancang berdasarkan kisi-kisi yang
kemudian menjadi dasar penyusunan soal tes, dengan perincian jumlah soal, yakni
50 soal untuk pengetahuan pedagogik guru SMA dan 60 soal untuk pengetahuan
profesional guru Bahasa Indonesia bidang Bahasa sehingga total jumlah soal
kedua kompetensi tersebut sebanyak 110 soal. Data penguasaan guru Bahasa
Indonesia dalam penyusunan perangkat pembelajaran (RPP) diukur melalui
analisis dokumentasi RPP yang disertai dengan lembar penilaian dengan jumlah
pernyataan dalam lembar penilaian penyusunan RPP bidang studi sebanyak 8 item
berdasarkan kisi-kisi dengan 4 kategori pilihan jawaban, yakni 4 (sangat baik), 3
(baik), 2 (kurang), dan 1 (sangat kurang). Peneliti menetapkan skor maksimal
untuk penguasaan penyusunan perangkat pembelajaran (RPP) dengan skor 40.
Data untuk mengukur keterampilan mengajar guru-guru Bahasa Indonesia
dilakukan dengan observasi langsung pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan
menggunakan lembar penilaian dengan jumlah pernyataan dalam lembar penilaian
sebanyak 14 item berdasarkan kisi-kisi dengan 4 kategori jawaban yakni, 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
(sangat baik), 3 (baik), 2 (kurang), dan 1 (sangat kurang) dengan skor maksimal
65. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data
kuantitatif berupa data kemampuan penguasaan pengetahuan pedagogik dan
profesional guru-guru, kemampuan penguasaan penyusunan perangkat
pembelajaran (RPP) dan keterampilan mengajar guru Bahasa Indonesia. Data
tersebut diperoleh dari hasil jawaban tes, hasil lembar penilaian dokumentasi RPP
dan hasil observasi pelaksanaan keterampilan mengajar guru-guru dalam bentuk
skor. Selanjutnya, peneliti membagi hasil penelitian ini ke dalam empat kriteria
kategori antara lain skor kompetensi pengetahuan pedagogik, skor pengetahuan
profesional, skor penilaian perangkat pembelajaran, dan skor penilaian mengajar.
Keempat kriteria kategori ini menjadi landasan dalam pembahasan tentang
kompetensi pedagogik dan profesional guru Bahasa Indonesia di SMA Yayasan
Pendidikan Nusa Cendana Sumba Barat Daya, Tahun 2017.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di tiga SMA di bawah Naungan Yayasan
Pendidikan Nusa Cendana Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa
Tenggara Timur, yaitu SMAK Santo Gerardus Mayella, Kalimbu Weri, SMAK
Santa Maria Homba Karipit Kodi Utara dan SMAK Santo Alfonsus Weetabula
terhadap delapan orang guru Bahasa Indonesia.
Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi instruksional-edukatif atau
mengajar dan mendidik. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2005
tentang standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir (a)
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
pengembangan kurikulum (perencanaan pembelajaran), pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagi potensi yang dimilikinya.
Pengetahuan pedagogik guru Bahasa Indonesia diukur dengan
menggunakan tes dari hasil jawaban soal para guru diperoleh skor rata-rata
sebesar 79,5% dalam kualifikasi Baik. Dari hasil itu diperoleh gambaran tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
pengetahuan pedagogik. Data yang diperoleh dari delapan guru Bahasa Indonesia
memiliki kualifikasi Baik. 80,2 % dengan jumlah 7 orang guru memiliki
kualifikasi pengetahuan pedagogik kategori baik, dan 74,0 % dengan jumlah 1
orang guru yang memiliki kualifikasi pengetahuan pedagogik kategori cukup.
Berikut grafik rincian perolehan skor ditampikan pada tabel 1 di bawah ini.
Gambar 1. Penguasaan Pengetahuan Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa
Indonesia
Dalam kaitannya dengan pendidikan, kompetensi menunjukkan kepada
perbuatan yang bersifat rasional untuk mencapai suatu tujuan yang sesuai dengan
kondisi yang diharapkan. Kompetensi ini diperoleh melalui proses pendidikan
atau latihan. Salah satu faktor yang paling menentukan berhasilnya proses belajar
mengajar adalah guru, seorang guru perlu memiliki kompetensi untuk
mengorganisasi ide-ide yang dikembangkan di kalangan peserta didiknya
sehingga dapat menggerakkan minat dan semangat belajar mereka. Pengertian ini
mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks
yaitu pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada
perbuatan yang diamati, kedua, sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek
kognitif, afektif serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh.
Kompetensi pedagogik mencakup penguasaan guru terhadap
karakteristristik peserta didik, penguasaan teori-teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran. Kompetensi pedagogik guru yang berkaitan dengan memahami
karakter peserta didik adalah unsur yang penting dalam proses pembelajaran,
karena setiap peserta didik memiliki kemampuan dan karakter yang berbeda.
Karakteristik peserta didik adalah aspek atau kualitas perseorangan peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, sikap belajar, kemampuan
berpikir, dan kemampuan awal yang dimiliki (Uno, 2007:24). Guru harus
memiliki pemahaman sifat, ciri anak didik dan perkembangannya, mengerti
beberapa konsep pendidikan yang berguna untuk membantu siswa, menguasai
beberapa metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan
perkembangan siswa, menguasai sistem evaluasi yang tepat dan baik.
Perencanaan adalah menentukan apakah yang akan dilakukan dan
menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk
mencapai tujuan yang digariskan (Majid, 2012:15-16). Dalam perencanaan berisi
rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan tentang tujuan, penentuan
kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu
dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari. Mengingat perencanaan
berisi kegiatan pengambilan keputusan, maka diperlukan kemampuan untuk
mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola
tindakan untuk masa depan. Artinya, perencanaan pembelajaran merupakan
sesuatu yang diidealisasikan atau dicita-citakan.
Penyusunan perangkat pembelajaran (RPP) guru Bahasa Indonesia diukur
dengan menggunakan analisis dokumen dengan menggunakan lembar penilaian
diperoleh skor rata-rata sebesar 76, 2% dalam kualifikasi Baik. Dari hasil itu
diperoleh gambaran tentang pengetahuan pedagogik. Data yang diperoleh dari
delapan guru Bahasa Indonesia memiliki kualifikasi Baik. 77,9 % dengan jumlah
6 orang guru memiliki kualifikasi Baik dalam Penyusunan perangkat
pembelajaran (RPP), 72,5 % dengan jumlah 2 orang guru yang memiliki
kualifikasi Cukup dalam penyusunan perangkat pembelajaran (RPP). Berikut
grafik rincian perolehan skor ditampikan pada tabel 2 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
Gambar 2. Penguasaan Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran
(RPP)
Perencanaan pembelajaran sangat penting artinya bagi guru, sebab tanpa
perencanaan yang baik, bukan hanya peserta didik yang tidak terarah dalam
kegiatan belajarnya, tetapi guru juga tidak dapat mengontrol kegiatan
pembelajaran yang dikembangkannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Joni
(1984:12) tentang Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran, yang
mengatakan bahwa kemampuan merencanakan program belajar mengajar
mencakup kemampuan: (1) merencanakan pengorganisasian bahan-bahan
pengajaran, (2) merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, (3)
merencanakan pengelolaan kelas, (4) merencanakan penggunaan media dan
sumber pengajaran; dan (5) merencanakan penilaian prestasi siswa untuk
kepentingan pengajaran. Hal ini ditegaskan juga oleh Depdiknas (2004:9) yaitu
kompetensi penyusunan rencana pembelajaran meliputi (1) mampu
mendeskripsikan tujuan, (2) mampu memilih materi, (3) mampu mengorganisir
materi, (4) mampu menentukan metode/strategi pembelajaran, (5) mampu
menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran, (6) mampu
menyusun perangkat penilaian, (7) mampu menentukan teknik penilaian, dan (8)
mampu mengalokasikan waktu. Artinya, bahwa guru profesional harus menguasai
dan memahami kurikulum sebagai pengembang kurikulum.
Perencanaan pembelajaran berfungsi untuk membantu kelancaran
pembelajaran di kelas, dan memberi dampak baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. (Sanjaya,2014:34) mengatakan perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara
rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya
pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber
belajar yang ada. Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan
sebagai suatu proses penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media
pengajaran, penggunaan atau pendekatan metode, dan penilaian, menentukan
alokasi waktu untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan pembelajaran
berperan untuk mengarahkan suatu proses pembelajaran agar dapat
menghantarkan peserta didik kepada tujuan pendidikan yang telah ditargetkan.
Kegiatan belajar merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
proses pendidikan di sekolah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya
untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu
pada individu-individu guna mengembangkan dirinya sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi, karena dengan adanya pendidikan
pulalah dapat tercipta manusia-manusia yang berkompetensi.
Penguasaan keterampilan mengajar guru diukur dengan menggunakan
observasi dan lembar penilaian observasi kompetensi guru bidang studi diperoleh
skor rata-rata sebesar 71,1% dalam kualifikasi Cukup. Dari hasil itu diperoleh
gambaran tentang keterampilan mengajar. Data yang diperoleh dari delapan guru
Bahasa Indonesia memiliki kualifikasi Cukup. 82, 0% dengan jumlah 3 orang
guru memiliki penguasaan keterampilan mengajar yang Baik, 73,8 % berjumlah 1
orang termasuk pada kualifikasi Cukup, 62,2 % dengan jumlah 3 orang guru
termasuk dalam kualifikasi Kurang. Berikut grafik rincian perolehan skor
ditampikan pada tabel 3 di bawah ini.
Gambar 3. Penguasaan Guru dalam Keterampilan Mengajar
Secara umum keterampilan dasar mengajar merupakan suatu
keterampilan yang mutlak dimiliki oleh seorang guru. Berbekal keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
dasar mengajar yang dimiliki, seorang guru dapat menciptakan suasana belajar
yang efektif dan menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa menjadi optimal.
Secara garis besar dapat dikatakan kemampuan guru dalam mengajar yang harus
dikuasai ada dua yaitu (a) menguasai materi atau bahan ajar yang diajarkan (what
to teach) dan (b) menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkan (how to
teach). Jikalau guru tidak mempunyai kemampuan terhadap kedua hal tersebut
maka prestasi belajar peserta didik menurun. Dalam hal ini, mengajar dapat dilihat
dari beberapa segi seperti secara kuantitatif mengajar berarti menyampaikan
pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, secara instruksional
mengajar berarti mengadaptasi teknik mengajar sesuai dengan bakat, kemampuan
dan kebutuhan peserta didik sedangkan secara kualitatif mengajar berarti
membantu peserta didik dalam membentuk makna dan pemahamannya sendiri.
Terciptanya kegiatan pembelajaran yang maksimal tidak hanya didukung
oleh proses pembelajaran yang baik tetapi juga harus didukung oleh kompetensi
guru yang baik pula salah satu diantaranya kompetensi pedagogik guru. Tidak
kompetennya seorang guru dalam penyampaian bahan ajar secara tidak langsung
berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran. Karena proses pembelajaran
tidak hanya dapat tercapai dengan keberanian, melainkan faktor utamanya adalah
kompetensi yang ada dalam pribadi seorang guru salah satunya kompetensi
pedagogik. Begitu pula dalam proses belajar mengajar, seorang guru juga dituntut
untuk harus memiliki kompetensi dengan pemahaman dan penguasaan pelajaran
yang tepat karena hal itu diharapkan dapat menentukan minat dan partisipasi
siswa dalam pembelajaran sehingga siswa tidak hanya dapat pengetahuan saja,
namun juga memiliki kesan yang mendalam tentang materi pelajaran, sehingga
dapat mendorong siswa mengimplementasikan konsep materi pelajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru
dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Kemampuan yang
harus dimiliki guru pada dimensi kompetensi profesional atau akademik dapat
diamati dari aspek-aspek sebagai berikut: a) menguasai materi, struktur, konsep,
dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu; c) mengembangkan materi pelajaran yang diampu
secara kreatif; d) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan pengetahuan profesional
kedelapan orang guru Bahasa Indonesia diperoleh skor rata-rata sebesar 74,9 %
dalam kualifikasi Cukup. 80,3 % dengan jumlah 4 orang guru memiliki
pengetahuan profesional Baik. 69,5% dengan jumlah 4 orang guru diketahui
memiliki pengetahuan profesional guru dalam kualifikasi Cukup. Berikut grafik
rincian perolehan skor ditampikan pada tabel 4 di bawah ini.
Gambar 4. Penguasaan Pengetahuan Profesional Guru Bahasa Indonesia Guru yang kompeten akan lebih menciptakan lingkungan belajar
yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya,
sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal. Rendahnya
profesionalisme guru dalam pendidikan nasional disebabkan oleh antara lain;
kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak
dituntut untuk meneliti, belum adanya standar profesional guru sebagaimana
tuntutan di negara-negara maju, masih banyak guru yang tidak menekuni
profesinya secara total. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri
Hartini (2006) dengan tesisnya yang berjudul Faktor-faktor strategis yang
mempengaruhi kompetensi guru dalam pembelajaran (Studi kasus pada guru
MTsN Salatiga), dalam kesimpulannya adalah kompetensi guru dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain etos kerja, tingkat pendidikan, dan latar belakang
sosial ekonomi. Hal ini menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki
tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan
dalam era hiperkompetisi.
Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan
adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang
dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek kepribadian
terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan. Tugas mulia itu
menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda
memasuki abad pengetahuan, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap
eksis, baik sebagai individu maupun sebagai profesional. Untuk meningkatkan
profesionalisme guru, misalnya mengikuti penataran guru, mengikuti musyawarah
guru bidang studi (MGBS), mengikuti kursus, yang memungkinkan para guru
untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka
hadapi dalam kegiatan mengajarnya (Supriyadi, 2011:35).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut.
a. Kemampuan pengetahuan pedagogik guru Bahasa Indonesia dalam
memahami karakteristik peserta didik, menguasai teori-teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran, pengembangan kurikulum dan atau silabus,
merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis, dan evaluasi hasil belajar dalam kualifikasi Baik.
b. Kemampuan penguasaan penyusunan perangkat pembelajaran (RPP) guru
Bahasa Indonesia dalam merumuskan tujuan pembelajaran, penguasaan
materi pembelajaran, merancang strategi pembelajaran, menentukan media
dan sumber belajar serta evaluasi dalam kualifikasi Baik.
c. Kemampuan keterampilan mengajar guru Bahasa Indonesia dalam
keterampilan membuka pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan
memberikan penguatan (reinforcement), keterampilan memberikan variasi,
keterampilan menjelaskan, keterampilan mengelola kelas, keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
membimbing diskusi kelompok, keterampilan mengajar kelompok kecil,
dan keterampilan menutup pelajaran dalam kualifikasi Kurang.
d. Kemampuan pengetahuan profesional guru secara umum dalam kualifikasi
Baik.
Berdasarkan atas dasar simpulan, beberapa saran dirumuskan sebagai
bahan pertimbangan untuk peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional
guru bahasa Indonesia di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana
Sumba Barat Daya di antaranya, yaitu:
a. Yayasan Pendidikan Nusa Cendana Sumba Barat Daya perlu memberikan
kesempatan kepada guru-guru terutama guru Bahasa Indonesia untuk
mengikuti penataran guru hal ini untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Mengingat tugas rutin di
dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas mendidik dan mengajar, maka
guru perlu untuk menambah ide-ide baru melalui kegiatan penataran;
mengikuti musyawarah guru bidang studi (MGBS) artinya, guru dalam
mata pelajaran berkumpul bersama untuk mempelajari atau membahas
masalah dalam proses belajar mengajar, mengikuti kursus merupakan
suatu kegiatan untuk membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan
sesuai dengan keahliannya masing-masing. Dengan mengikuti kursus guru
diarahkan ke dalam dua hal, pertama sebagai penyegaran dan kedua
sebagai upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan mengubah
sikap tertentu. Hal ini dilakukan dalam upaya peningkatan profesionalitas
guru-guru.
b. Kepala sekolah SMA Yayasan Pendidikan Nusa Cendana harus memantau
kinerja guru baik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun guru
yang berstatus Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKKD), dan guru honorer
di sekolah secara berkesinambungan dalam upaya meningkatkan
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam proses
belajar mengajar dengan mengadakan supervisi, mengadakan lokakarya
(workshop), mengadakan penataran guru, memotivasi guru untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
membuat karya tulis ilmiah, penyediaan fasilitas pendidikan yang cukup,
memperhatikan masalah ekonomi, dan mengadakan rapat rutin sekolah.
c. Guru-guru Bahasa Indonesia SMA hendaknya selalu berupaya untuk
meningkatan kualitas diri agar bisa menjadi guru yang profesional, jangan
terlalu puas dengan kemampuan yang telah dimiliki, namun harus selalu
berusaha mengintrospeksi diri dan berusaha memperbaikinya melalui
selalu ikut serta dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti penataran,
lokakarya (workshop), pelatihan-pelatihan, seminar, diskusi, diklat yang
relevan dengan bidangnya dan selalu mengikuti segala perkembangan
pendidikan. Umumnya sebagai tenaga pendidikan dan khususnya untuk
para guru yang memang menjadi penunjang utama dalam peningkatan
mutu pendidikan.
d. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang kompetensi
profesional guru khususnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk lebih
khusus meneliti tentang bidang sastra karena kondisi pengajaran sastra
berorientasi kurikulum dianggap “kurang jelas” atau materinya belum
memperoleh bentuknya dan tampak masih menempel pokok bahasan
sastra dalam materi bahasa Indonesia. Sesungguhnya, mata pelajaran
antara bahasa dan sastra mempunyai wilayah kajian atau karakteristik dan
tujuan yang tersendiri.
Sumber Rujukan
Anderson, Lorin W dan David R Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen (Penterjemah: Prihantoro, A. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives A Bridged Eddition: Addison Wesley Longman, Inc. 2001)Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik (cetakan ke Sembilan). Yogyakarta: Rineka Cipta.
--------------. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
Budimanjaya, Andi &Wina, Sanjaya. 2014. Paradigma Baru Mengajar. Jakarta: Balebat Dedikasi Prima.
Danim, Sudarwan. 2010. Pedagogi, Androgogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta.
--------------.2012. Pengembangan Profesi Guru, dari Pra-jabatan, Induksi, ke Profesional Mandani. Jakarta: Prenada Media Group.
Depdiknas. 2007. Seri Pengembangan Model Kreativitas Pembelajaran di Jenjang Diknas. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan.
Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru) Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan menyenangkan). Bandung: Remaja RosdaKarya.
--------------2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: Remaja RosdaKarya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Priyatna Nanang &Tito Sukamto. 2013. Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Remaja Rosda karya.
Sadulloh, Uno, dkk. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. 2013. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. --------------2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung: Tarsito. Supriyadi. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu. Suyanto, Asep Djihad. 2012. Calon Guru dan Guru Profesional. Yogyakarta.
Multi Presindo Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra
dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Sri Hartini. 2006. Dampak Kompetensi Profesional Guru dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Di Kota Salatiga”: Jurnal 2idd. Volume.9,Nomor.2,Desember 2015. (Online) terbaca: http://inferensi.iainsalatiga.ac.id. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2017; Pukul 16:09 WIB.
Raka Joni, T. 1994. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Malang: IKIP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Engel Bertha Halena Gena lahir di Sumba Barat Daya,
Waitabula pada tanggal 07 November 1981. Ia
mengawali pendidikan formalnya di SDM Waimangura
pada tahun 1992, Kabupaten Sumba Barat Daya,
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan ke jenjang Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama, di SMP Negeri Waimangura pada tahun 1993. Kemudian
pada Tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan
menamatkan pendidikan pada tahun 2010.
Selanjutnya pada tahun 2015 penulis masuk ke Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta untuk menempuh kuliah pada Program Magister di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Kependidikan pada Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Setelah menyelesaikan tesis yang berjudul Kompetensi Pedagogik dan Profesional
guru Bahasa Indonesia SMA di bawah Naungan Yayasan Pendidikan Nusa
Cendana Tahun 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI