penilaian hasil terjemahan dari aspek kebahasaan dalam...

115
Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam Kitab Risălatul Mudzăkarah Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S) Oleh MAKHFIYYAH MUTHI’AH NIM: 1110024000001 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1435 H i

Upload: phunghuong

Post on 27-Apr-2018

269 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan

dalam Kitab Risălatul Mudzăkarah

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S)

Oleh

MAKHFIYYAH MUTHI’AH NIM: 1110024000001

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014 M/1435 H

i

Page 2: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah

dicantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya bukan hasil karya asli atau

jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

UIN Syarif Hidayatullah.

Ciputat, 11 Maret 2014

Makhfiyyah Muthi’ah

NIM: 1110024000001

ii

Page 3: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan

dalam Kitab Risălatul Mudzăkarah

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S)

Oleh :

MAKHFIYYAH MUTHI’AH

1110024000001

Dosen Pembimbing

Dr. Abdullah, M. Ag. Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum. NIP: 19610825-199303-1-022 NIP: 19791229-200501-1-004

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014 M/1435 H

iii

Page 4: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam

Kitab Risālatul Mudzākarah” yang ditulis oleh MAKHFIYYAH MUTHI’AH,

NIM 1110024000001 telah diujikan dalam Sidang munaqasyah di Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah pada tanggal 25 September 2014. Skripsi

ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra

(S.S) pada program studi Tarjamah.

Ciputat, 25 September 2014

Sidang Munaqasyah

TIM PENGUJI TANDA TANGAN

Dr. TB Ade Asnawi, MA ( ) (Ketua Sidang) Tgl. Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum ( ) (Sekretaris Sidang) Tgl. Dr. Abdullah, M.Ag ( ) (Pembimbing 1) Tgl. Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum ( ) (Pembimbing 2) Tgl.

Dr. Darsita Suparno, M. Hum ( ) (Penguji 1) Tgl. Drs. Ikhwan Azizi, MA ( ) (Penguji 2) Tgl.

iv

Page 5: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

PRAKATA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala

nikmat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam tak lupa penulis junjungkan pada

baginda Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita sebagai umat-Nya

mampu mengenal, mencari, dan menegakkan syari’at Islam.

Dalam hal ini, penulis menyadari skripsi yang penulis karyakan masih jauh

dari sempurna. Proses penulisannya pun tidak terjadi secara instan begitu saja,

butuh proses panjang dalam menyelesaikannya. Skripsi ini merupakan sebuah

karya penulisan guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sastra di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

penerbit dan penerjemah Kitab Risālatul Mudzākarah karena telah memberikan

informasi mengenai biografi penerjemah Kitab Risālatul Mudzākarah. Kemudian

kepada penerjemah, Bapak Zainal Arifin Yahya terima kasih karena telah

mempercayakan penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini dan memberikan

informasi mengenai biografinya.

Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan dan

Pengurus Ar-Rabithah ‘Alawiyah karena telah memberikan dukungan dan

bantuan kepada penulis. Sehingga penulis bisa menjalankan proses perkuliahan

dari awal masuk sampai pada akhirnya selesai dan berjalan dengan lancar.

Tidak lupa penulis juga ucapkan terima kasih kepada seluruh civitas

akademika UIN Syarif Hidayatullah, kepada: Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA

v

Page 6: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Oman Faturrahman,

M.Hum selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. Akhmad Saehudin,

M.Ag selaku Wakil Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. TB Ade Asnawi,

MA selaku Ketua Jurusan Tarjamah, dan Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum

selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah. Serta seluruh dosen-dosen jurusan Tarjamah

terima kasih atas segala ilmu dan pengetahuan yang diberikan selama ini kepada

penulis. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan menjadi bekal bagi penulis

dimasa depan.

Secara khusus kepada Bapak Dr. Abdullah, M.Ag dan Bapak Dr. Moch.

Syarif Hidayatullah, M.Hum selaku dosen pembimbing skripsi, serta Ibu Dr.

Darsita Suparno, M.Hum dan Bapak Drs. Ikhwan Azizi, MA selaku dosen

penguji sidang skripsi, penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga atas

kesediaannya meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk membaca,

mengoreksi, dan memberikan referensi, serta memotivasi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penghormatan serta salam cinta penulis haturkan kepada sosok yang sangat

berjasa selama nafas ini berhembus; kedua orangtuaku, Fatich Alfais Yahya dan

Mira Sulastri Z. Terima kasih Abah dan Mamih selalu menjadi orangtua

terhebat untukku, sehingga dengan kekuatan doa, dukungan, dan motivasi

penulisan skripsi ini berjalan lancar dan selesai tepat waktu. Tak lupa penulis

juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Adik penulis, Syarief Muhammad

Syafiq yang telah mendukung dan menghibur penulis.

Kemudian penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Ahmad

Abdul Aziz, sosok guru yang telah membantu dan mengajarkan penulis untuk

vi

Page 7: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

memperdalam ilmu tentang Nahwu dan Sharaf. Sehingga proses analisis dalam

penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar.

Kepada sahabat-sahabat terbaik penulis; Ahmad Farhan, Kholis Alhasan,

Imam Arifin, Humairoh, Novi Aryanita, Siti Nur Asiah, dan Hanni Nuraeni.

Terima kasih telah membuat hidup ini menjadi lebih berwarna. Kebersamaan,

tawa canda, suka duka, dukungan, motivasi, serta doa dari kalian sangatlah

berarti untukku. Kemudian kepada kerabat seperjuangan, Tarjamah 2010 terima

kasih untuk kebersamaannya selama 4 tahun kita berjuang, jatuh bangun, pahit

manis kita rasakan bersama-sama. Serta adik-adik penulis; Dalipah, Regi,

Wardah, Aldi, Annida, Amel, dan Riyanti. Terima kasih atas semangat dan

dukungan dari kalian semua.

Semoga skripsi yang masih jauh dari kesempurnaan ini bisa memberikan

manfaat bagi siapa saja terutama yang tertarik dengan dunia penerjemahan.Saran

dan kritik membangun penulis harapkan guna untuk perbaikan skripsi ini.

Ciputat, 11 Maret 2014

Makhfiyyah Muthi’ah

vii

Page 8: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….… i

PERNYATAAN ……………………………………………………...……….... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ……………………………….. iv

PRAKATA ………………………………………………………………………. v

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. viii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… xi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ……………………………... xiii

SINGKATAN……………………………………………………………………. xviii

ABSTRAK ……………………………………………………………………….. xix

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah ………….……………………………….…. 1

B Batasan dan Rumusan Masalah …………………………………….. 5

C Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………………… 6

D Tinjauan Pustaka ……………….…………………………………… 6

E Metode Penelitian ……………..…………………………………….. 10

F Sistematika Penulisan ………….……………………………………. 12

BAB II TEORI TERKAIT PENILAIAN PENERJEMAHAN

A. Pengantar …………………….…………………………………….... 14

B. Penilaian Penerjemahan …………………………………………….. 17

1. Aspek Penilaian ………..…………………………………..…… 18

2. Model Penilaian ………………………………………………… 19

3. Strategi Penilaian ……………………………………………...… 23

viii

Page 9: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

C. Pedoman Penilaian Penerjemahan …………………………………… 24

1. Benny Hoedoro Hoed …………………………………………… 25

2. Moch. Syarif Hidayatullah ……………………………………… 29

3. Nababan …………………………………………………………. 30

4. Rochayah Machali … ……………………………………………. 33

5. Tim Gunadarma …..……………………………………………. 39

D. Sintesis Pustaka ……………………………………………………... 48

BAB III GAMBARAN UMUM RISĀLATUL MUDZĀKARAH

A. Pengantar ……………………………………………………………... 49

B. Tentang Penulis ………………………………………………………. 49

1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib ……………… 49

2. Karier Abdullah Haddad (Shohibul Ratib) ……………………… 52

3. Karya-karya Abdullah Haddad (Shohibul Ratib) ………………... 55

C. Tentang Penerjemah ………………………………………………….. 58

1. Riwayat Hidup Zainal Arifin Yahya …………………………….. 58

2. Karier Zainal Arifin Yahya ……………………………………… 59

3. Karya-karya Zainal Arifin Yahya ……………………………….. 59

BAB VI PENILAIAN ATAS TERJEMAHAN KITAB RISĀLATUL

MUDZĀKARAH

A. Pengantar ……………………………………………………………... 61

B. Analisis Penilaian Atas Terjemahan Kitab Risălatul Mudzăkarah dari

Aspek Kebahasaan ……….………………………………………….. 61

ix

Page 10: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

C. Hasil dan Presentase Penilaian Terjemahan Kitab Risălatul

Mudzăkarah dari Aspek Kebahasaan……..………….……………….. 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………... 92

B. Saran-saran ……………………………………………….………….. 93

DAFTAR PUSTAKA ………………………………….………..……………… 95

LAMPIRAN ……………………………………………………………………... 98

x

Page 11: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Keterangan Halaman

1. 1 Proses Penerjemahan menurut Nida dan Taber.

15

3. 3 Proses Penerjemahan menurut Hidayatullah

16

4. 4 Continuum Peran Pribadi Penerjemah 28

xi

Page 12: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

DAFTAR TABEL

No Tabel Keterangan Halaman

1. 1 Perbandingan Model-model Penilaian Terjemahan. 21

2. 2 Kelemahan Model-model Penilaian Terjemahan 22

3. 3 Evaluasi Naskah Terjemahan 24 4. 4 Contoh Pemberian Nilai 28 5. 5 Pedoman Penilaian Terjemahan. 29 6. 6 Kriteria Penilaian 36 7. 7 Rambu-rambu Penilaian 37

8. 8 Hasil Penilaian Terjemahan Kitab Risălatul Mudzăkarah 78

xii

Page 13: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini merujuk

pada pedoman transliterasi arab-latin yang ditetapkan berdasarkan keputusan dari

Kementrian Agama Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987. Berikut

pedoman transliterasi yang digunakan tersebut.

1. Konsonan

No Huruf Arab Huruf Latin No Huruf Arab Huruf Latin

ṭ ط Tak berlambang 16 ا 1

ẓ ظ b 17 ب 2

‘ ع t 18 ت 3

g غ ś 19 ث 4

f ف j 20 ج 5

q ق ḥ 21 ح 6

k ك kh 22 خ 7

l ل d 23 ذ 8

m م ż 24 ذ 9

n ن r 25 ر 10

h ھـ z 26 ز 11

w و s 27 س 12

‘ ء sy 28 ش 13

y ي ṣ 29 ص 14

ḍ ض 15

xiii

Page 14: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab sama seperti vokal pada bahasa Indonesia. Vokal

bahasa Arab terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau

diftong.

a. Vokal Tunggal (monoftong)

Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harokat yang

transliterasinya dapat diuraikan sebagai berikut:

TANDA NAMA HURUF LATIN NAMA

Fathah a a ــــ

Kasrah i i ــــ

Dhammah u u ـــــ

Contoh:

sabbuurah : سبورة kataba : كتـب

yadzhabu : یذھـب mimsahah : ممسحة

b. Vokal Rangkap (diftong)

Vokal rangkap bahasa Arab lambangnya berupa gabungan antara harokat

dengan huruf, transliterasinya sebagai berikut:

TANDA NAMA HURUF LATIN NAMA

Fathahdengan Ya ai a dan i ــــ ي

Fathah dengan Wau au a dan u ــــ و

Contoh:

kaifa : كیف

haula : ھول

xiv

Page 15: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

3. Maddah (Vokal Panjang)

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harokat dan huruf,

transliterasinya adalah sebagai berikut:

TANDA NAMA HURUF LATIN NAMA

Fathah dengan Alif a a ــــ ا

Kasrah dengan Ya i i ــــ ي

Dhammah dengan Wau u u ـــــ و

Contoh:

yaquulu : یقول faa’ala : فاعـل

kariim : كریم

4. Ta’ marbuthah

Ada dua macam transliterasi untuk ta’ marbuthah, yaitu:

a. Ta’ marbuthah hidup

Ta’ marbuthah yang hidup atau yang mendapat harokat fathah, kasrah,

dan dhammah, maka transliterasinya adalah (t).

b. Ta’ marbuthah mati

Ta’ marbuthah yang mati atau mendapat harokat sukun dibelakangnya,

transliterasinya adalah (h).

Contoh :

thalhah : طلحة

xv

Page 16: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

c. Jika pada kata terakhir dengan ta’ marbuthah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang “al” serta bacaan yang kedua terpisah, maka

ta’ marbuthah itu ditransliterasikan menjadi (h).

Contoh:

raudhatul jannah : روضة الجنة

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid dalam sistem tulisan bahasa Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda syaddah. Dalam transliterasi tanda syaddah dilambangkan

dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh:

rabbanaa :ربـنا

rabbi : ربى

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem bahasa Arab dilambangkan dengan huruf “al”

baik diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qomariyah.Penulisannya ditulis

secara terpisah dari kata yang mengikutinya dan hubungkan dengan tanda (-).

Contoh:

Al-rajulu :الرجل

Al-ma’un : المائن

xvi

Page 17: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

7. Hamzah

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, hamzah ditransliterasikan

dengan spostrof.Tetapi itu hanya berlaku bagi hamzah yang diletaknya ditengah

dan diakhir kata.Apabila letaknya diawal kata, maka hamzah tidak

dilambangkan. Karena dalam tulisan arab berupa alif.

Contoh:

syai’un : شـیئ

umirtu : أمرت

xvii

Page 18: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

SINGKATAN

BSa : Bahasa Sasaran

BSu : Bahasa Sumber

TSa : Teks Sasaran

TSu : Teks Sumber

TBp : Teks Bahasa Penerima

NBSa : Naskah Bahasa Sasaran

NBSu : Naskah Bahasa Sumber

SL : Source Language

TL : Target Language

EYD : Ejaan Yang Disempurnakan

xviii

Page 19: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

ABSTRAK

MAKHFIYYAH MUTHI’AH Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam Kitab Risālatul Mudzākarah Menilai terjemahan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh makna yang disampaikan dalam pesan tersebut dapat mudah dipahami atau tidak, baik dari segi keakuratan, kejelasan, dan ketepatan. Dalam melakukan proses penilaian terjemahan, yang dinilai adalah produk atau hasil dari terjemahan tersebut, bukan dari proses penerjemahannya. Sehingga yang akan diberikan penilaian dalam kitab Risālatul Mudzākarah adalah terjemahannya bukan prosesnya. Pada kesempatan kali ini penulis melakukan penelitian mengenai penilaian yang ditinjau dari aspek kebahasaannya yang meliputi leksikon, morfologi, dan sintaksis.Penelitian ini penulis lakukan untuk mengetahui sejauh mana kebahasaan yang dilakukan oleh penerjemah dalam melakukan penerjemahannya. Baik dari segi leksikon yang meliputi kosakata, kemudian segi morfologi yang meliputi makna dalam kata, dan sintaksis yang meliputi pola antara frasa, klausa, dan kalimat. Kemudian setelah dilakukan penelitian dengan menganalisis terjemahan demi terjemahan yang terdapat dalam kitab Risālatul Mudzākarah, menurut penulis terjemahannya tidak terlalu buruk dan juga tidak terlalu bagus. Karena jika terjemahan tersebut dikonsumsi oleh khalayak masyarakat yang awam tentang tasawuf maka akan sulit memahami apa makna dari terjemahan kitab tersebut.

xix

Page 20: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penerjemahan adalah usaha mereproduksi pesan dari bahasa sumber (BSu) ke

dalam bahasa sasaran (BSa) dengan hasil semirip mungkin, baik dalam makna

maupun gaya bahasanya. Sebuah karya terjemahan harus mempengaruhi pembaca

dengan cara yang sama seperti karya aslinya. Seorang penerjemah harus bisa

menjamin bahwa apa yang disampaikan kepada pembacanya adalah benar-benar

seperti apa yang dimaksudkan penulis asli. Tentunya ini bukan persoalan mudah,

apalagi menerjemahkan teks dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Dalam buku Pedoman bagi Penerjemah, Rochayah Machali mengemukakan

bahwa Catford menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan

penerjemahan, dan ia mendefinisikannya sebagai "the replacement of textual

material in one language (SL) by equivalent textual material in another language

(TL)" mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang

sepadan dalam bahasa sasaran. Kemudian Newmark juga memberikan definisi

serupa, namun lebih jelas lagi: "rendering the meaning of a text into another

language in the way that the author intented the text" menerjemahkan makna

suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang.1

Kegiatan penerjemahan dilakukan untuk membantu orang-orang yang tidak

bisa memahami pesan secara langsung dari bahasa sumbernya. Esensi

1 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 25

1

Page 21: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

penerjemahan sesungguhnya adalah menyampaikan amanat (gagasan, pemikiran,

perasaan) dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.2

Menerjemahkan bukan saja menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan bukan

pula menyadur, dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan kembali

amanat dari suatu karya terjemahan dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain. Selain

memahami apa itu menerjemahkan dan apa yang harus dihasilkan dalam

terjemahannya, seorang penerjemah hendaknya mengetahui bahwa kegiatan

menerjemahkan itu kompleks, merupakan suatu proses.3

Dewasa ini sudah banyak hasil karya terjemahan dari satu bahasa ke dalam

bahasa lain. Di Indonesia juga sudah banyak hasil karya penulis yang

diterjemahkan dari bahasa asing ke bahasa Indonesia. Hasil karya terjemahan

bentuknya beragam seperti buku, majalah, buletin, surat-surat berharga, dan lain

sebagainya.

Namun, sebagai sebuah hasil karya terjemahan kita perlu menilai dan

menganalisis apakah terjemahan itu sudah benar sesuai dengan kaidah

penerjemahan. Nida dan Taber mengemukakan bahwa penerjemahan yang benar

(correct translation) bergantung pada untuk siapa penerjemahan itu dilakukan,

yakni siapa calon pembaca terjemahan kita. Benny H. Hoed menambahkan bahwa

benar tidaknya suatu terjemahan (correctness in translation) bergantung juga pada

untuk tujuan apa penerjemahan itu dilakukan. 4

2 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 3

3 A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 14 4 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 13

2

Page 22: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Menilai kualitas terjemahan adalah salah satu aktivitas penting dalam

penerjemahan. Penilaian terhadap kualitas terjemahan selain dapat dilakukan

secara langsung dengan mengamati dan membaca secara cermat, juga dapat

dilakukan dengan cara memberi penilaian secara matematis.5

Meskipun penilaian terhadap hasil terjemahan itu terbilang bersifat subjektif-

relatif, tetapi penilaian secara matematis perlu dilakukan. Penilaian ini juga biasa

dilakukan oleh penerbit untuk menilai apakah suatu terjemahan itu layak untuk

dikonsumsi atau tidak.

Hasil terjemahan yang baik pasti harus melalui proses panjang. Salah satunya

ialah membiasakan menyunting dan menganalisis kembali hasil terjemahan

tersebut yang dihasilkan, tujuannya untuk menguji apakah hasil terjemahan

tersebut sudah bagus atau belum.6 Terjemahan yang bagus adalah terjemahan

yang isi penyampaian pesannya dapat tersampaikan oleh si pembaca.

Bisa dipastikan, teks sumber dan teks sasaran mempunyai warna budaya dan

bahasa yang berbeda. Oleh karena itu produk terjemahan sudah seharusnya

dibingkai dalam nuansa budaya dan situasi bahasa target. Jika tidak,

terjemahannya hanya akan dirasa sebagai sebuah bacaan yang tidak wajar dan

tidak berterima. Kewajaran suatu teks terjemahan dapat dihadirkan jika

penerjemah menguasai bahasa sumber dengan baik, dan menguasai bahasa

sasaran dengan lebih baik lagi.7

Dalam buku Pedoman bagi Penerjemah, Rochayah Machali memaparkan

proses penilaian terhadap suatu terjemahan terbagi menjadi dua, yaitu: Penilaian

5 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An (Tangerang: Dikara, 2010), h. 71 6 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An (Tangerang: Dikara, 2010), h. 73 7 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011), h. 4

3

Page 23: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Umum Terjemahan dan Penilaian Khusus Terjemahan. Proses Penilaian Umum

Terjemahan terdapat beberapa aspek yang ditinjau dari pemadanannya, yaitu dari

aspek pemadanan linguistis (struktur gramatika), aspek padanan semantik, dan

aspek lainnya yaitu penyampaian gaya bahasanya.8

Jika ditinjau dari aspek pemadanan linguistik yang berkaitan dengan aspek

kebahasaannya, unsur-unsur yang meliputi dalam penerjemahan yaitu: makna

kamus (leksikon atau kosakata), makna morfologis (transposisi atau struktur kata),

makna sintaksis (modulasi atau struktur kalimat), dan makna retoris (unsur ini

terkait dengan majaz atau metafora, alegori, dan idiom.9

Dalam kajian linguistik, makna kamus (leksikon atau kosakata) adalah kata

atau frasa yang merupakan satuan makna.10 Kemudian makna morfologis

(transposisi atau struktur kata) adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari

bentuk-bentuk kata dan segala hal serta proses pembentukannya.11 Makna

sintaksis (modulasi atau struktur kalimat) adalah cabang linguistik yang mengkaji

susunan kata dalam kalimat yang mempelajari hubungan antara kata, frasa, klausa

kalimat yang satu dengan kata, frasa, klausa kalimat lainnya.12

Kitab Risālatul Mudzākarah merupakan salah satu kitab klasik terkenal karya

ulama besar Al-Habib As-Sayyid Abdullah bin ‘Alawiy Al-Haddad yang disusun

lebih dari empat abad yang lalu. Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa

8 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 116 9 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An (Tangerang: Dikara, 2010), h. 17 10 Moch. Syarif Hidayatullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik Modern) (Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 92 11 Moch. Syarif Hidayatullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik Modern) (Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 59 12 Moch. Syarif Hidayatullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik Modern) (Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 99

4

Page 24: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Indonesia oleh Zainal Arifin Yahya dan diterbitkan oleh penerbit Pustaka Mampir

Jakarta.

Kitab ini dari segi penyajiannya sangat menarik, karena antara teks Arab

(TSu) dan terjemahan teks Indonesia-nya (TSa) disajikan secara berdampingan.

Sehingga memudahkan pembaca untuk membacanya. Namun, dari segi isi atau

pembahasannya kitab ini perlu dikaji lagi, apakah terjemahan kitab ini sudah

memenuhi aspek kebahasaannya atau belum, baik dari makna kamus, morfologis,

dan sintaksisnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik

untuk menulis skripsi dengan judul; Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek

Kebahasaan dalam Kitab Risālatul Mudzākarah.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang peneliti temukan dalam kitab Risālatul

Mudzākarah yaitu pada masalah aspek kebahasan yang meliputi segi leksikon,

morfologis, dan sintaksis. Selanjutnya, peneliti hanya mengambil beberapa

halaman untuk dijadikan bahan dalam melakukan penelitian. Yaitu pada bab

Mukmin sejati.

Dalam hal ini, peneliti memilih bab Mukmin Sejati sebagai bahan penelitian

dalam penulisan skripsi karena bab ini menjelaskan tentang tasawuf. Selain itu

dari segi terjemahannya kurang dipahami dan pesan tidak tersampaikan, terutama

bagi kalangan awam. Karena hanya kalangan tertentu saja yang bisa memahami

makna dari terjemahan tersebut. Kemudian dalam proses terjemahannya

menggunakan kalimat perumpamaan seperti majaz dan makna kiasan, sehingga

5

Page 25: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

makna dari isi pesan dalam terjemahannya kurang untuk dipahami. Oleh karena

itu, bab Mukmin Sejati sangat menarik untuk dijadikan sebagai bahan penelitian.

Kemudian dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

dapat merumuskannya dalam bentuk pertanyaan:

1. Bagaimana aspek kebahasaan dalam terjemahan kitab Risālatul Mudzākarah

jika dilihat dari segi leksikon, morfologis, dan sintaksis?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui keakuratan dalam penyampaian pesan dari aspek kebahasaan

yang meliputi segi leksikon, morfologis, dan sintaksisnya dalam terjemahan

kitab Risālatul Mudzākarah.

Sedangkan kegunaan dari penelitian dalam skripsi ini adalah :

1. Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan dan pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya bidang penerjemahan.

2. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi lembaga penerbit hasil karya

terjemahan.

3. Sebagai wacana keilmuan dan pengalaman bagi penulis.

D. Tinjauan Pustaka

Setelah peneliti mencari dan menelaah berbagai karya-karya ilmiah baik

melalui perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora maupun perpustakaan UIN

6

Page 26: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Syarif Hidayatullah Jakarta, sepengetahuan peneliti ada beberapa kajian skripsi

yang memiliki kesamaan substansi dengan penelitian yang peneliti lakukan.

Pertama Tatam, menulis tentang “Kritik Atas Terjemahan Hadits” (Studi

Kasus Terjemahan Mukhtashar Shahih Al-Bukhari). Batasan permasalahan yang

diteliti oleh peneliti hanya terfokus pada bab Zakat saja. Sementara yang menjadi

salah satu pertimbangan mengapa pada bab Zakat yang dipilih oleh peneliti

sebagai sasaran utamanya karena sering dijumpai kata إنفــاق, تصــدق, زكــاة

yang pada kesemuanya memiliki arti yang sama dan serupa, yaitu; zakat. Jika

seorang penerjemah tidak mampu dan hati-hati dalam memahami konteks pada

BSu maka akan terjadi kekeliruan dalam menerjemahkan.

Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang kritik atas terjemahan yang

dibagi dari dua segi, yaitu kritik internal dan kritik eksternal. Kritik internal hanya

fokus pada isi atau materi terjemahan kitab Mukhtashar Shahîh Al-Bukhârî

dengan melakukan kritik juga penilaian secara objektif terhadap terjemahan

tersebut. Sedangkan kritik eksternal hanya fokus kepada penyajian hasil buku

terjemahan kitab Mukhtashar Shahîh Al-Bukhârî dari segi artistic dan grafis.

Peneliti merujuk pada teori yang dikemukakan Moch. Syarif Hidayatullah.

Alasannya, teori ini dianggap lebih mudah untuk memperoleh nilai secara

matematis.

Kedua Amir Hamzah, menulis tentang “Penilaian Kualitas Terjemahan

(Studi Kasus Kitab Fiqh Al-Islâm Wa Adilatuh Karya Wahbah Al-Zuhaili).”

Batasan masalah dalam penulisan skripsi yang ditulis oleh peneliti hanya fokus

pada bab Salat saja. Sedangkan rumusan masalah yang dikemukakan oleh peneliti

adalah ketepatan, kejelasan, dan kewajaran dalam mengalihkan pesan.

7

Page 27: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Dalam penelitiannya, peneliti merujuk pada teori yang dikemukakan

Rochayah Machali. Kriteria yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan

proses penilaian adalah pokok-pokok penilaian dan struktur gramatika. Struktur

gramatika tertuju pada pembahasan tentang morfologis dan sintaksis. Kedua

bidang tersebut memang berbeda, tetapi keduanya adalah bidang tataran linguistik

yang secara tradisional disebut tata bahasa atau gramatika.13

Sintaksis dan morfologis sangat berpengaruh terhadap proses penerjemahan.

Apabila terjadi kesalahan dalam pengalihan makna, maka akan berpengaruh

terhadap makna yang dihasilkan. Sedangkan morfologis padanannya sesuai tetapi

tidak merubahan nilai rasa. Dalam kajian linguistik morfologis adalah ilmu yang

membicarakan struktur internal kata, sedangkan sintaksis adalah ilmu yang

membicarakan kata dengan hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain

sebagai satuan ujaran.14

Pembahasan dalam penulisan skripsi ini memiliki kesamaan dengan skripsi

yang akan peneliti (saya) kaji, yaitu mengenai penilaian terhadap suatu

terjemahan, yang berbeda hanya dari segi objeknya saja. Teori yang digunakan

sama, yaitu teori yang dikemukakan oleh Rochayah Machali.

Ketiga Siti Hamidah, menulis tentang “Peribahasa Arab dalam Buku Bahasa

Gaul Ikhwan Akhwat” (Pendekatan Penilaian Penerjemahan). Batasan masalah

dalam penelitian ini adalah penerjemahan peribahasa arab. Sedangkan rumusan

masalahnya adalah mengetahui jenis peribahasa yang menjadi karakteristik buku

tersebut, metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah, dan mengetahui

bagaimana hasil penerjemahan tersebut setelah dilakukan penilaian.

13 Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 206 14 Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 206

8

Page 28: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian

adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan penilaian

penerjemahan berdasarkan analisis deskriptif. Dalam pembahasannya, peneliti

menjelaskan mengenai teori-teori apa saja yang meliputi tentang peribahasa.

Yaitu; definisi dan macam-macam peribahasa baik dari segi bahasa arab dan

Indonesia.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori penerjemahan yang

dikemukakan oleh Newmark; 1979, bahwasanya Newmark memandang metode

dalam penerjemahan dapat ditilik dari segi penekanannya terhadap BSu dan BSa.

Yaitu; penerjemahan kata per kata, penerjemahan harfiah, penerjemahan semantis,

penerjemahan setia, penerjemahan adaptasi, penerjemahan bebas, penerjemahan

idiom, dan penerjemahan komunikatif. Sedangkan teori penilaian penerjemahan

yang digunakan peneliti adalah teori penilaian yang dikemukakan oleh Mildred L.

Larson; 1989. Dalam bukunya Mildred L. Larson menjelaskan bahwa dalam

melakukan proses penilaian terjemahan ada beberapa aspek yang harus

diperhatikan yaitu; ketepatan, kejelasan, dan kewajaran.

Selanjutnya, dari ketiga sumber tinjauan pustaka yang peneliti paparkan di

atas, terdapat kesamaan teori penilaian yang digunakan, yaitu teori yang

dikemukakan oleh Rochayah Machali. Teori tersebut telah digunakan oleh Amir

Hamzah dalam penelitian skripsinya, hanya saja disini terdapat perbedaan antara

penelitian yang dilakukan penulis dengan Amir Hamzah. Segi objek tidak ada

kesamaan, karena kitab yang digunakan sebagai bahan penelitian berbeda.

Kemudian perbedaan selanjutnya terletak pada judul penulisan skripsi, judul

skripsi yang peneliti angkat mengenai penilaian dari aspek kebahasaan yang

9

Page 29: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

meliputi leksikon, morfologi, dan sintaksis. Sedangkan Amir Hamzah

mengangkat judul mengenai penilaian kualitas terjemahan terkaitan dengan

ketepatan, kejelasan, dan kewajaran dalam mengalihkan pesan.

E. Metode Penelitian

a. Sumber Data

Sumber data yang peneliti gunakan sebagai bahan utama dalam penelitian

skripsi ini adalah kitab Risālatul Mudzākarah yang merupakan karya As-Sayyid

Al-Habib Al-‘Arif billah Syekh Abdullah bin ‘Alawiy Al-Haddad. Kitab ini

merupakan risalah yang termuat dalam satu kitab karya beliau yang popular

dengan judul Ad-Da’wah At-Tammah wa Al-Tadzkirah Al-‘Ammah. Kitab ini

telah diterjemahkan oleh Zainal Arifin Yahya dan diterbitkan melalui penerbit

Pustaka Mampir.

Kitab Risālatul Mudzākarah cukup menarik untuk dikaji serta banyak

diminati oleh para pembaca. Selain dari pembahasannya yang membahas

mengenai risalah diskusi, kitab ini dari tampilan design-nya juga memudahkan

pembaca karena antara teks Arab (TSu) dan teks Indonesianya (TSa) diletakkan

secara berdampingan.

b. Tahapan Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan menginventarisasi teks-teks arab

dan teks-teks terjemahan bab Mukmin Sejati yang terdapat dalam kitab Risālatul

Mudzākarah. Setelah itu, peneliti melakukan analisis dengan menerapkan teori

10

Page 30: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

penilaian yang digunakan, sehingga ditemukan data yang tepat untuk bahan

analisis dan penilaian.

c. Analisis Data

Metode yang peneliti gunakan adalah metode campuran atau mix method.

Dalam hal ini, peneliti menganalisis dengan membagi kedua metode tersebut,

metode kualitatif peneliti gunakan untuk yaitu mengamati dan menganalisis teks-

teks yaitu TSu dan TSa pada Bab Mukmin Sejati dalam kitab Risălatul

Mudzăkarah. Kemudian peneliti menjelaskan secara terperinci dengan

mengeksplorasi leksikon, morfologis, dan sintaksis.15

Selanjutnya, metode kuantitatif peneliti gunakan untuk data statistik berupa

tabel dari hasil penelitian tersebut. Setelah itu hasil perolehan dari analisis tersebut

dimasukkan kedalam hitungan matematis untuk memperoleh prosentase penilaian

terjemahan.

d. Teknik Pengambilan Data

Data yang diambil oleh peneliti dalam melakukan proses penelitian berupa

teks-teks arab yang terdapat dalam kitab Risălatul Mudzăkarah pada bab Mukmin

Sejati. Kemudian setelah data sudah terkumpul, proses penelitian dilakukan

dengan mencari dan mencatat beberapa kesalahan yang terdapat pada TSu dan

TSa. Selanjutnya, hasil tersebut dimasukan kedalam perhitungan matematis.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan teori penilaian yang dikemukakan oleh

Rochayah Machali sebagai rujukan utama dalam proses penelitian. Peneliti juga

15 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 20

11

Page 31: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

menggunakan kajian pustaka (library research). Secara teknis penulisan skripsi

ini didasarkan pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (skripsi, tesis, dan

disertasi) yang berlaku di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

diterbitkan oleh Center Of Quality Development and Assurance (CeQDA) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian skripsi akan disajikan dalam lima bab,

yaitu pendahuluan, kerangka teori, gambaran umum, analisis, dan kesimpulan.

Tujuannya adalah untuk mendapat pemahaman dan komprehensif dalam

pembahasan masalah dalam penelitian skripsi ini, maka dari itu peneliti

memaparkan sistematika penulisannya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bab ini merupakan awal atau pembukaan, pada bab ini

dijelaskan mengenai latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian serta sistematika

penulisan skripsi.

Bab II Teori Terkait Penilaian Terjemahan. Bab ini membahas mengenai

segala yang berhubungan dengan proses menilai suatu terjemahan. Kemudian

pada bab ini peneliti juga membahas mengenai pedoman teori-teori penilaian

terjemahan yang dikemukakan oleh beberapa tokoh.

Bab III Gambaran Umum. Bab ini merupakan gambaran mengenai biografi,

riwayat hidup, karier, serta karya-karya penulis dan penerjemah Kitab Risālatul

Mudzākarah.

12

Page 32: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Bab IV Analisis. Bab ini merupakan analisis penilaian terhadap terjemahan

Kitab Risālatul Mudzākarah yang peneliti lakukan ditinjau dari perspektif aspek

kebahasaan terjemahannya yang meliputi segi leksikon, morfologis, dan sintaksis.

Dalam bab ini akan dideskripsikan juga bagaimana hasil terjemahan Kitab

Risālatul Mudzākarah secara objektif. Selain itu juga diberikan alternatif

terjemahan jika ditemukan kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia yang baku.

Bab V Penutup. Bab ini merupakan hasil dari analisis penilaian yang peneliti

lakukan. Terdiri dari kesimpulan dan saran-saran yang peneliti berikan untuk

penerjemah dan penerbit guna sebagai masukan untuk edisi selanjutnya.

13

Page 33: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

BAB II

TEORI TERKAIT PENILAIAN PENERJEMAHAN

A. Pengantar

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab I bahwa penerjemahan adalah usaha

mereproduksi pesan dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa)

dengan hasil semirip mungkin, baik dalam makna maupun gaya bahasanya.

Sebuah karya terjemahan harus mempengaruhi pembaca dengan cara yang sama

seperti karya aslinya. Dalam bahasa Indonesia, istilah terjemah diambil dari

bahasa Arab, tarjamah. Bahasa Arab sendiri mengambil istilah tersebut dari

bahasa Armenia, turjuman. Kata turjuman sebentuk dengan tarjaman yang

berarti seseorang yang mengalihkan tuturan dari bahasa satu ke bahasa lain.16

Menerjemahkan sebuah teks bukan hanya sekedar mengalihkan kata demi

kata, kalimat demi kalimat yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Tetapi

menerjemahkan juga berarti merakit dan mengungkapkan kembali gagasan

naratif sebuah teks sumber (TSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa).17

Dalam proses penerjemahan, penerjemah diharuskan melakukan rangkaian

tindakan, seperti kebiasaan untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke

dalam bahasa sasaran. Dilihat dari prosesnya, menurut Nida dan Taber

penerjemahan yang baik harus mengikuti suatu proses yang bertahap, yaitu:18

16 Syihabuddin, Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung: Humaniora, 2005), h. 7

17 M. Zaka Alfarisi, Pedoman Penerjemahan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 123 18 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:

Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 20

14

Page 34: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

1. Analisis; Penerjemah harus mempelajari teks BSu dari segi bentuk dan isi

serta harus memperhatikan hubungan makna antar kata dan gabungan kata.

2. Pengalihan; Penerjemah mulai menerjemahkan dengan melakukan alih

bahasa setelah menganalisis secara lengkap yang mencakup aspek

gramatikal dan semantik.

3. Penyerasian; Penerjemah menyusun kembali teks dengan ragam yang

sesuai dan gaya bahasa yang wajar.

Proses penerjemahan yang telah dipaparkan di atas dapat digambarkan seperti

di bawah ini :

A (Source) B (Receptor)

ANALISIS PENYERASIAN

X PENGALIHAN Y

Gambar 1. Proses Penerjemahan

Gambaran tentang proses penerjemahan di atas, bahwa analisis – pengalihan

– penyerasian tidak terjadi sekali saja, melainkan berulangkali. Penerjemah harus

melakukan secara berulang dari analisis ke penyerasian, dan dari penyerasian ke

analisis lalu ke penyerasian, kembali ke analisis dan seterusnya sampai diperoleh

hasil terjemahan yang baik.19

19 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 21

15

Page 35: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Untuk menghasilkan suatu pesan teks BSa yang sesuai dengan pesan yang

terdapat pada teks BSu, seorang penerjemah harus memperhatikan proses

penerjemahan yang dirumuskan oleh Hidayatullah20, yaitu:

Struktur Luar Pemadanan Pemadanan TSu Leksikal TSu Morfologis TSu

Pemahaman Struktur Batin Pemadanan Leksikal TSu TSu dan TSa Sintaksis TSu Pemahaman Pemahaman Pemadanan Morfologis TSu Pragmatis TSu Semantis TSu Pemahaman Pemahaman Pemadanan Struktur Sintaksis TSu Semantis TSu Pragmatis TSu Luar TSa

Gambar 2. Proses Penerjemahan

Proses penerjemahan pada gambar diatas melalui 13 proses dimulai dari

struktur luar TSu dan berakhir pada struktur TSa. Struktur luar TSu maksudnya

teks tersebut masih dalam berupa teks asli. Kemudian Pemahaman Leksikal TSu

mengharuskan seorang penerjemah untuk lebih memiliki kepekaasn terhadap

leksikal, supaya dia bisa memahami kosakata yang ada pada TSu. Pemahaman

Morfologis TSu mengharuskan penerjemah memahami segala bentuk morfologis

kosakata pada TSu, sehingga dia mengetahui perubahan kosakata manasaja yang

mengalami perubahan makna. Pemahaman Sintaksis TSu mengharuskan

penerjemah memahami pola kalimat yang ada dalam TSu. Pemahaman Semantis

TSu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan yang ada pada TSu.

Pemahaman Pragmatis TSu mengharuskan penerjemah memahami pemahaman

20 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An (Jakarta: Dikara, 2010), h. 13

16

Page 36: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

yang dikaitkan dengan konteks yang ada pada TSu. Pada struktur batin TSu dan

TSa terjadi transformasi pada penerjemah untuk menyesuaikan pemahaman TSu

ke dalam pemadanan TSa. Pemadanan Leksikal TSa mengharuskan penerjemah

memilih padanan yang tepat untuk kata yang ditemui pada TSu. Pemadanan

Morfologis TSa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan tentang

padanan yang tepat setelah kata tersebut mengalami perubahan bentuk.

Pemadanan Sintaksis TSa mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan makna

pada tiap kalimat yang ada. Pemadanan Semantis TSa berhubungan dengan

pemadanan sintaksis TSa. Pemadanan Pragmatis TSa adalah hasil dari

pemahaman konstektual TSu, sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan

konteks yang tepat. Setelah melalui semua proses tersebut kemudian

menghasilkan suatu Struktur Luar TSa yang layak untuk dikonsumsi.21

B. Penilaian Terjemahan

Seperti halnya seorang penulis yang perlu mengembangkan teknik dalam

menulisya, tidak bisa dipungkiri bahwa seorang penerjemah juga perlu

mengembangkan kualitas terjemahannya. Seorang penerjemah tidak hanya

bertanggung jawab dalam mengalihbahasakan suatu naskah, tetapi juga perlu

berperan sebagai pengamat yang mengevaluasi hasil terjemahannya. Hanya saja,

penerjemah biasanya merasakan kesulitan untuk melakukan penilaian terhadap

terjemahannya sendiri, karena secara psikologis mungkin dia beranggapan bahwa

terjemahannya sudah bagus dan tidak perlu dilakukan penilaian lagi.22

21 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An (Jakarta: Dikara, 2010), h. 14 22 Truly Almendo Pasaribu, Menilai Kualitas Terjemahan (Diakses 2/3/2014, 19.30 wib),

http://pelitaku.sabda.org/menilai_kualitas_terjemahan

17

Page 37: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Menilai suatu terjemahan tentunya didasarkan pada kriteria-kriteria yang

telah ditentukan terlebih dahulu, supaya terjemahan tersebut dapat dikatakan baik

karena telah memenuhi seluruh kriteria tersebut. Penilaian terhadap suatu

terjemahan dapat ditujukan kepada makna atau isi kemudian kewajaran menurut

BSa. Selain apa yang harus dinilai atau diperhatikan, perlu juga diketahui

bagaimana cara melakukan penilaian.23

Dalam penilaian pada isi teks, hal yang harus diperhatikan adalah apakah isi

dalam teks terjemahan tersebut telah akurat atau belum. Kemudian sejauh mana

makna yang terdapat di dalam TSu dapat dialihkan secara akurat ke dalam teks

terjemahan. Pedoman yang harus diperhatikan adalah apakah ada yang ditambah

atau dikurangi setelah dilakukan penilaian apabila teks terjemahan tersebut tidak

mengungkapkan seluruh makna yang terdapat pada teks sumber.24

1. Aspek Penilaian

Penilaian terjemahan merupakan bagian terpenting dalam konsep teori

penerjemahan. Oleh karenanya kriteria/aspek penilaian terjemahan membawa

pada konsep terjemahan dan penilaian yang berbeda-beda. Maka dari itu,

diharapkan penilaian yang diberikan dapat menilai suatu terjemahan dengan baik

karena untuk menentukan kualitas terjemahan.25

Dalam kriteria penilaian penerjemahan ini, ditentukan aspek yang dinilai

mencakup; kesepadanan makna pada aspek linguistis, semantik dan pragmatis,

23 Maurits D. S. Simatupang, Pengantar Teori Terjemahan (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2000), h. 130

24 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 131

25 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 145

18

Page 38: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

tingkat kewajaran, penggunaan gaya bahasa, peristilahan khusus, penggunaan

ejaan baku, dan kesepadanan teks.26

2. Model Penilaian

Teori yang mendasari pengembangan model dalam penilaian terjemahan ini

adalah teori tentang penerjemahan, teks, penilaian/ukuran. Oleh karena itu, dalam

merumuskan suatu model penilaian harus berlandaskan dengan teori-teori ini, dan

model penilaian ini harus signifikan dengan teori tersebut, supaya model penilaian

terjemahan yang dihasilkan dapat memiliki keterandalan yang tinggi.27

Model penilaian terjemahan memiliki ciri umum yaitu pengkategorian

kesalahan pada setiap pendekatan yang berbeda berdasarkan ada atau tidaknya

pengukuran kuantitatif. Williams membagi dua kelompok model penilaian, yaitu;

Model Penilaian Kuantitatif dan Model Penilaian Kualitatif. 28

Model-model penilaian yang termasuk dalam kategori model penilaian

kuantitatif:29

1. Canadian Language Quality Measurement Sistem (Sical)

Model penilaian ini dikembangkan oleh Kantor Penerjemahan Pemerintahan

Kanada yang digunakan sebagai alat ujian maupun untuk membantu menilai

kualitas 300 juta kata terjemahan instrumental setiap tahunnya.

26 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 147

27 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 150

28 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008),, h. 150

29 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008),h. 150

19

Page 39: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

2. The Council of Translator and Interpreter of Canada (CTIC)

Model penilaian ini menggunakan perbandingan dengan model penilaian

lainnya sebagai ujian sertifikasi penerjemah. Setiap jenis kesalahan pada

penerjemahan diberi nilai kuantitatif.

3. Analisis Wacana oleh Bensoussan dan Rosenhouse

Model penilaian ini dicetuskan oleh Bensoussan dan Rosenhouse gunanya

untuk mengevaluasi terjemahan siswa dan digunakan untuk menilai pemahaman

bahasa inggris dalam konteks TEFL.

4. Tekstologi oleh Larose

Model penilaian ini berupa kisi-kisi bersusun yang terdiri dari faktor mikro

struktur, makro struktur, superstruktur, peritekstual atau ekstrakstual, dan lainnya.

Terjemahan dievaluasi lalu dibandingkan dengan setiap kriteria kualitas secara

terpisah dan nilai ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

Selanjutnya model-model penilaian yang termasuk dalam kategori model

penilaian kualitatif:30

1. Model Skopostheory

Model penilaian ini berdasarkan fungsi dan tujuan TSa dapat diaplikasikan

secara pragmatik seperti dokumen sastra. Dalam model penilaian ini analisis

kesalahan tidak begitu diperlukan, hanya saja harus mengukur kualitas suatu

terjemahan berdasarkan teks BSa.

30 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 152

20

Page 40: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

2. Model Penjelasan Deskriptif (Descriptive Explanatory)

Model penilaian ini dihadirkan oleh House dengan menggunakan teks

fungsional yang dieksplorasi oleh Haliday, Crystal, dan Davey. Mereka menolak

bahwa penilaian secara alami terlalu subjektif.

Selanjutnya di bawah ini akan digambarkan bagaimana perbandingan antara

model-model penilaian dengan cara menilai, kegunaan, dan kriteria teks

terjemahannya.

Tabel 1. Perbandingan Model-model Penilaian Terjemahan

No. Model Cara Menilai Kegunaan Kriteria Teks Terjemahan

A Model Kuantitatif

1 Sical

Melihat jumlah kesalahan mayor dan minor dalam 400 kata suatu teks.

- Alat uji - Membantu menilai

kualitas 300 juta kata terjemahan instrumental setiap tahun.

- Berterima; hanya 12 kesalahan transfer tanpa kesalahan mayor (dalam 400 kata)

- Dapat direvisi - Tidak berterima

2 CTIC

Setiap jenis kesalahan diberi nilai kuantitatif, seperti; -10, -5 lalu jumlah kesalahan total dikurangi 100

- Ujian sertifikasi penerjemah Lulus; nilai 75%

3 Bensoussan dan Rosenhouse

- Penilaian berdasarkan kesetiaan pada tingkat linguistik dan tingkat cultural. Nilai berdasarkan pada terjemahan yang benar pada setiap unit.

- Evaluasi terjemahan siswa

- Menilai pemahaman dalam konteks TEFL

- Membuat tabel frekuensi kesalahan pada setiap kriteria.

Tidak ada kriteria standar.

4 Tekstologi

- Penilaian ditetapkan berdasarkan kesepakatan, skala 1-5 yang akan ditambahkan dengan faktor yang memberatkan

- Berupa kisi-kisi untuk analisis multikriteria.

Terjemahan terbaik yang mempunyai nilai kumulatif tertinggi.

B Model Kualitatif

21

Page 41: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

1 Skopostheory

- Tidak perlu analisis kesalahan

- Teks sasaran sebagai tolak ukur penilaian terjemahan

2 Penjelasan deskriptif

- Penilaian dilakukan secara alami. - Tidak ada standar

kualitas khusus.

C Perpaduan kuantitatif

dan kualitatif

Argumentasi Williams

- Membandingkan keberadaan keenam elemen dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran

Menilai terjemahan profesional dan mahasiswa

- Standar tinggi - Standar rendah

Model-model penilaian yang telah digambarkan dalam sebuah tabel di atas

tentunya memiliki kelemahan-kelemahan. Seperti yang dikemukakan oleh

Williams.

Tabel 2. Kelemahan Model-model Penilaian Terjemahan

No Jenis Model Kelemahan

1 Kuantitatif

- Karena keterbatasan waktu, hanya dapat menilai probabilitas statistik dasar dan tidak dapat menilai hasil terjemahan seluruhnya.

- Analisis mikrorekstual tidak dapat menghindari beberapa penilaian serius terhadap kandungan makrostruktur terjemahan.

- Adanya ambang keberterimaan berdasarkan jumlah kesalahan khusus tidak dapat dikritisi baik dengan teori.

2 Kualitatif - Tidak dapat menawarkan ambang keberterimaan yang

meyakinkan, diperkirakan karena model penilaian ini tidak dapat mengajukan bobot kesalahan dan hitungan untuk teks individu.

Model-model penilaian tersebut sebagian besar diaplikasikan pada teks

pendek bahkan hanya dalam bentuk kalimat-kalimat.31 Para peneliti membuat

model-model penilaian untuk digunakan dalam pengaplikasian pada karya sastra,

iklan, teks jurnalistik, dan lainnya.

31 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 155

22

Page 42: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

3. Strategi Penilaian

Pembahasan mengenai hasil suatu terjemahan sulit untuk lepas dari aspek

mutu terjemahan. Ada berbagai macam cara untuk menilai kualitas hasil

terjemahan, seperti yang dikemukakan oleh Nababan, yaitu; Teknik cloze (Cloze

Technique), Teknik membaca dengan suara nyaring (Reading-Aloud technique),

Uji pengetahuan, Uji performansi (Performance Test), Terjemahan balik (Back

translation), Pendekatan berdasarkan padanan (Equivalence-based Approach) dan

Instrumen penilaian (Accuracy and readibility-rating instrument).32 Dalam hal ini

pembahasan mengenai strategi penilaian yang dikemukakan oleh Nababan akan

lebih diperjelas oleh peneliti pada bagian pedoman penilaian penerjemahan.

Selain itu, tiga hal pokok yang harus diperhatikan oleh seorang penerjemah

dalam melakukan penilaian.33 Yaitu:

1. Keakuratan

Keakuratan makna referensial harus menjadi pembatas antara “benar-salah”.

Dalam makna tersebut terdapat maksud dan tujuan penulis. Oleh karena itu sangat

dilarang jika penerjemah dalam melakukan penerjemahannya, maknanya

menyimpang dari yang dimaksudkan penulis.

2. Kewajaran

Kewajaran juga berperan penting dalam sebuah hasil terjemahan. Jika

seorang penerjemah dalam menerjemahkan bisa mengikuti gaya bahasa penulis,

maka penyampaian maknanya terasa wajar. Tetapi jika sebaliknya, maka harus

dilakukan perombakan ulang supaya makna tersebut terlihat wajar.

32 Kuliah, Strategi Penilaian Kualitas Terjemahan (diakses pada 2/3/2014, 19.33 wib), http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/05/startegi-penilaian-kualitas-terjemahan-444110.html

33 Truly Almendo Pasaribu, Menilai Kualitas Terjemahan (diakses 2/3/2014, 19.30 wib), http://pelitaku.sabda.org/menilai_kualitas_terjemahan

23

Page 43: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

3. Keterbacaan Bahasa Terjemahan

Kandungan makna dari sebuah isi naskah terjemahan memang sangatlah

penting. Tetapi jangan jadikan alasan untuk mengacaukan bahasa terjemahan kita,

yaitu dari aspek keterbacaannya. Jika menerjemahkan sebuah artikel formal atau

resmi ke dalam bahasa Indonesia, kita wajib mengikuti aturan EYD.

Ketiga poin di atas dapat dibuat kolom evaluasi terhadap hasil naskah

terjemahan.34

Tabel 3. Evaluasi Naskah Terjemahan

No. Pokok Penilaian Hasil Evaluasi 1 Keakuratan Menyimpang/tidak menyimpang 2 Kewajaran Wajar/kaku 3 Keterbacaan Bahasa Baku/tidak baku

Seorang penerjemah dalam melakukan evaluasi terhadap terjemahannya yaitu

dengan cara menghitung frekuensi kesalahan-kesalahannya dari naskah

terjemahannya. Semakin sering seorang penerjemah melakukan evaluasi, maka

semakin peka untuk melihat seberapa banyak kesalahan yang diperoleh.

C. Pedoman Penilaian Penerjemahan

Dalam penjelasan ini peneliti membahas mengenai pedoman penilaian

penerjemahan yang dikemukakan oleh para tokoh serta teori-teorinya. Yaitu;

Benny Hoedoro Hoed, Moch. Syarif Hidayatullah, Nababan, Rochayah Machali,

dan Tim Guna Dharma.

34 Truly Almendo Pasaribu, Menilai Kualitas Terjemahan (diakses 2/3/2014, 19.30 wib), http://pelitaku.sabda.org/menilai_kualitas_terjemahan

24

Page 44: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

1. Benny Hoedoro Hoed

Hoed mengemukakan bahwa proses penerjemahan betul-salah bersifat relatif.

Oleh karena itu sangat sulit bagi kita untuk menilai suatu terjemahan jika betul-

salah itu sifatnya relatif. Hoed mengutip sebuah pernyataan yang dikemukakan

oleh Newmark mengenai proses menilai suatu terjemahan.35 Yaitu;

a. Translation as a science. Maksudnya adalah kita melihat dan menilai dari

segi kebahasaannya saja. Yakni menilai betul-salahnya berdasarkan segi

kebahasaannya.

Contoh: (a1) Passengers can enjoy a comfortable ride from the airport to

any hotel in the city.

(a2) Para penumpang dapat menikmati perjalanan yang

menyenangkan dari Bandar udara ke setiap hotel di dalam

kota.

(Catatan: Teks (a1) diambil dari sebagian Pocket Guide: Welcome to Singapore. Singapore

Changi Airport. Teks (a2) terjemahan menurut Hoed).36

Bagian teks (a1) diterjemahkan dengan memperhatikan konteksnya. Sehingga

dapat dinilai sebagai padanan kata/frase dalam teks (a2). Perhatikan kata-kata

yang dicetak miring.

- comfortable ride: perjalanan yang menyenangkan

- in the city: di dalam kota

Penjelasannya, kata setiap hotel tidak dikatakan sebagai terjemahan yang

tepat dari kata any hotel. Karena arti sebenarnya any hotel adalah hotel manapun

35 Benny H. Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006), h. 91 36 Benny H. Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006), h. 92

25

Page 45: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

atau hotel apapun. Namun jika disesuaikan dengan konteks terjemahan kata any

hotel lebih tepat diterjemahkan menjadi setiap hotel.

b. Translation as a craft. Maksudnya adalah terjemahan dipandang sebagai

suatu kiat, yaitu upaya dalam menerjemahkan guna untuk mencapai padanan

yang cocok dan memenuhi aspek kewajaran dalam BSa.

Contoh: (b1) Passengers can enjoy ride on the 6-seater MaxiCab taxis from

the airport to any hotel in Singapore (…) and anyhere within

the Central Business District.

(b2) Para penumpang dapat menikmati perjalanan yang nyaman

dalam taksi MaxiCab yang berkapasitas 6 penumpang dari

pelabuhan udara ke hotel mana saja di Singapore (…) dan

kemana saja dalam Daerah Pusat Bisnis (Central Business

District).

Dalam teks (b1) ada upaya untuk menerjemahkan secara benar untuk

menghasilkan suatu terjemahan yang komunikatif. Upaya tersebut terlihat dari

hasil “restrukturisasi” yang wujudnya dalam bahasa Indonesia terlepas dari

baying-bayang bahasa Inggrisnya.37

- Passengers can enjoy ride: Para penumpang dapat menikmati perjalanan

- 6-seater MaxiCab taxis: Taksi MaxiCab yang berkapasitas 6 penumpang

Kata passengers (bentuk jamak) diterjemahkan para penumpang (bukan

dalam arti sebenarnya penumpang-penumpang). Kemudian kata ride

diterjemahkan perjalanan. Sedangkan 6-seater MaxiCab taxis diterjemahkan

37 Benny H. Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006), h. 94

26

Page 46: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Taksi MaxiCab yang berkapasitas 6 penumpang. Ketiga upaya diatas bukan

hanya sekedar dalam mengalihkan kebahasaannya, tetapi juga suatu kiat supaya

hasil terjemahannya dapat diterima oleh pembaca sebagai bahasa Indonesia yang

wajar.38

c. Translation as an art. Dalam hal ini penerjemahannya menyangkut hal

estetis. Maksudnya adalah apabila penerjemahannya tidak hanya melalui

proses pengalihan pesan. Tetapi juga penciptaannya, biasanya hal ini terjadi

pada penerjemahan teks sastra.39

Contoh: - Bagian dari sebuah puisi; Present I feel you, absent you’re near,

- Seorang penerjemah bahasa Perancis menerjemahkannya;

Presente je vous fuis – absente je vous trouve.

Kalimat you’re near jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia (engkau

berada di dekatku) dalam bahasa Perancis diterjemahkan menjadi je vous trouve

dan jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia (aku menemukanmu). Hal ini

merupakan suatu penciptaan baru.40

d. Translation as a taste. Hal ini menyangkut dalam pilihan penerjemahan yang

bersifat pribadi. Yaitu apabila pilihan terjemahan merupakan hasil dari

penimbangan secara selera.

Contoh: - Kata however dapat diterjemahkan menjadi namun atau akan tetapi

sesuai selera penerjemah.

Keempat macam cara menilai terjemahan diatas dapat dimanfaatkan sebagai

sarana untuk membantu para mahasiswa terjemah dalam melakukan penilaian

38 Benny H. Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006), h. 94 39 Benny H. Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006), h. 94 40 Benny H. Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006), h. 94

27

Page 47: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

terjemahan. Keempat macam cara tersebut dapat digambarkan dalam sebuah

continuum yang berkisar dari “non-pribadi A” sampai “pribadi B”.

“Sangat Kecil” “Sangat Besar”

A Pesan pribadi penerjemah dalam memilih padanan B “science” “craft” “art” “taste”

[kebahasaan murni] [ retorika bahasa ]

Bagan di atas menjelaskan bahwa peran penerjemah sebagai pribadi sangat

kecil, terlihat pada titik A (“science”) dibandingkan dengan titik B (“taste”).

Dalam hal ini “craft” dan “art” berada diantaranya. Oleh karena itu konsep

betul-salah hanya berlaku pada kutub A (“science”). Continuum di atas

mempengaruhi cara kita memberikan nilai kepada hasil pekerjaan penerjemah.

Salah satu cara yang diharapkan dapat memberi penilaian yang adil adalah sebagai

berikut:41

Tabel 4. Contoh Pemberian Nilai

“science” “craft” “art” “taste” Hasil Perhitungan 1 2 3 4

Contoh: Contoh: Contoh: Contoh:

80 x 6 = 480 75 x 3 = 225 80 x 2 = 160 50 x 1 = 50 915 = 228,75 = 76,25 4 3

Tabel di atas menjelaskan bahwa pemberian nilai dilakukan dengan

membedakan empat tolok ukur, yaitu melihat posisi penerjemahan berperan

sebagai science, craft, art, dan taste. Diharapkan kita dapat memberikan penilaian

berdasarkan objektivitas atau mengurangi subjektivitas dalam melakukan

penilaian suatu terjemahan.

41 Benny H. Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006), h. 97

Gambar 3. Continuum peran pribadi penerjemah

28

Page 48: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

2. Moch. Syarif Hidayatullah

Menilai kualitas suatu terjemahan merupakan salah satu aktivitas penting

dalam melakukan proses penerjemahan. Alasan seorang penerjemah menilai suatu

terjemahan yaitu: melihat keakuratan, mengukur kejelasan, dan menimbang

kewajaran.42

Menurut Hidayatullah dalam bukunya, menilai kualitas suatu terjemahan

selain dilakukan dengan cara membaca cermat juga dapat dilakukan dengan cara

perhitungan matematis. Hal ini dikarenakan penilaian terhadap suatu terjemahan

perlu dilakukan secara matematis walaupun penilaian tersebut bersifat subjektif-

relatif. 43 Berikut tabel pedoman penilaian yang ditawarkan oleh Hidayatullah.

Tabel 5. Pedoman Penilaian Terjemahan

No Penilaian Poin yang diberikan

1 Klausa atau kalimat yang tidak diterjemahkan 10 poin 2 Terjemahan salah pesan 5 poin 3 Frasa, diksi, kolokasi, konstruksi atau komposisi, serta tata

bahasa tidak dialihkan secara tepat 2 poin

4 Kesalahan ejaan dan tanda baca 1 poin

Untuk menggunakan pedoman penilaian tersebut, seorang penerjemah harus

memperhatikan beberapa hal sebagai berikut;44

a. Penilaian terhadap hasil terjemahan yang sudah berbentuk buku dapat

dilakukan dengan cara mengambil beberapa halaman pada buku tersebut.

b. Setiap halamannya diberi skor awal sebanyak 100 poin.

c. Mulai menghitung kesalahan-kesalahan dan memberikan nilai sesuai dengan

yang tertera pada pedoman diatas.

42 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An (Tangerang: Dikara, 2010), h. 71 43 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An (Tangerang: Dikara, 2010), h. 71 44 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An (Tangerang: Dikara, 2010), h. 71

29

Page 49: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

d. Semua skor yang telah hitung pada setiap halaman yang telah diberi nilai

dijumlahkan.

e. Pada setiap halaman yang diberikan skor awal 100 poin tadi kemudian

dikurangi dengan jumlah skor kesalahan setiap halamannya.

f. Skor setiap halaman yang telah dikurangi tadi dijumlahkan semuanya lalu

dibagi dengan jumlah halaman.

g. Hasil dari skor tersebut menjadi nilai akhir dari terjemahan yang dinilai.

h. Karakter yang diberikan dari setiap skor; terjemahan istimewa jumlah skor

yang didapat adalah 90-100, terjemahan sangat baik jumlah skor 80-89,

terjemahan baik jumlah skor 70-79, kemudian terjemahan sedang jumlah skor

60-69, terjemahan kurangjumlah skor 50-59, dan terjemahan buruk jumlah

skor 0-49.

3. Nababan

Menilai kualitas suatu terjemahan berarti mengkritik sebuah karya

terjemahan. Mengkritik terjemahan merupakan tugas yang sulit, karena

dibutuhkan kemampuan yang lebih dalam melakukannya.45

Fungsi dari seorang kritik terjemah ialah untuk memastikan apakah hasil

terjemahan itu sudah bagus dan layak atau tidak untuk disebarluaskan ke

masyarakat. Oleh karena itu, sangatlah berat tanggung jawab seorang kritik

terjemah karena hasil kritikannya itu harus dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah dan masuk akal. 46

45 M. Rudolf Nababan, Teori Menerjemah Bahasa Inggris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 83

46 M. Rudolf Nababan, Teori Menerjemah Bahasa Inggris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 83

30

Page 50: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Dengan demikian, melakukan kritik terhadap suatu terjemahan akan

memberikan keuntungan kepada tiga pihak, yaitu; penerjemah, penerbit, pembaca.

Penerjemah merasa sangat diuntungkan karena hasil dari kritikan tersebut

merupakan masukan yang sangat berharga dan sebagai acuan untuk memperbaiki

terjemahannya. Bagi penerbit, kritikan tersebut dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan apakah hasil karya terjemahan ini dapat disebarluaskan ke

masyarakat atau tidak. Kemudian bagi pembaca juga merasa diuntungkan karena

uang yang telah mereka sisihkan untuk membeli karya terjemahan tersebut tidak

terbuang percuma.47 Selanjutnya, cara penilaian yang dikemukakan oleh Nababan

yaitu;

a. Teknik Cloze (Cloze Technique)

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan tingkat keterpahaman pembaca

terhadap teks sasaran sebagai indikator kualitas terjemahan. Hal ini dilakukan oleh

pembaca dengan cara menebak atau memprediksi kata-kata yang dihapus dari teks

terjemahan. Namun, teknik ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu; (1) Tidak

mengukur seberapa akurat pesan BSu yang dialihkan ke BSa, (2) Tidak

mempertimbangkan kompetensi pembaca sasaran, (3) Seandainya terjawab tidak

bisa dijadikan jaminan bahwa teks tersebut sudah akurat.

b. Teknik membaca dengan suara nyaring (Reading-Aloud technique)

Teknik ini seperti halnya teknik cloze, yaitu dengan melibatkan pembaca

dalam menentukan kualitas terjemahan. Teknik ini dilakukan dengan meminta

pembaca untuk membaca hasil terjemahan, apabila tidak lancar maka bisa

47 M. Rudolf Nababan, Teori Menerjemah Bahasa Inggris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 85

31

Page 51: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

diasumsikan bahwa penerjemahan kurang berkualitas. Hal ini tentu saja kurang

relevan, karena tidak menjamin jika lancar membacanya maka kualitasnya pun

baik. Selain itu, kelancaran membaca berkaitan pula dengan faktor-faktor

psikologis, sehingga sulit menemukan korelasi langsung antara kelancaran

membaca dan kualitas hasil terjemahan.

c. Uji Pengetahuan

Teknik ini dilakukan dengan menguji pengetahuan pembaca tentang isi teks

BSa. Pertama, pembaca teks BSa diminta untuk membaca suatu teks terjemahan,

kemudian menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh penilai. Jika pembaca

Bsa dapat menjawab sejumlah pertanyaan dengan benar dan sama banyaknya

dengan pembaca BSu, maka hal tersebut mengindikasikan tingkat kualitas

terjemahan. Namun lebih lanjut Nababan menjabarkan kelemahan teknik ini yaitu,

(1) Diasumsikan pembaca dibolehkan membaca teks terjemahan selama

menjawab pertanyaan, sehingga hal tersebut belum mampu digunakan sebagai alat

ukur kualitas terjemahan, (2) Sulit untuk membandingkan pembaca BSa dan

pembaca BSu terlebih berkaitan dengan interpretasi; banyak hal yang harus

dilibatkan seperti, kompetensi tiap-tiap pembaca danlatar belakang budayanya.

d. Terjemahan balik (Back translation)

Teknik penilaian terjemahan balik (Back Translation) misalnya adalah, teks

Bahasa Inggris (teks A) diterjemahkan ke dalam teks Bahasa Indonesia (teks B)

kemudian hasil terjemahan tersebut diterjemahkan kembali ke dalam teks Bahasa

Inggris (A’). Selanjutnya, teks A dibandingkan dengan A’ apabila kedua teks

tersebut sama, maka hasil terjemahan teks B semakin akurat.

32

Page 52: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

e. Pendekatan berdasarkan padanan (Equivalence-based Approach)

Pendekatan berdasarkan padanan (Equivalence-based Approach)

menggunakan strategi hubungan antara padanan BSu dan BSa sebagai kriteria

penentuan kualitas terjemahan. Berdasarkan strategi ini, hal-hal yang perlu

dibandingkan ialah; (1) tipe teks, (2) ciri kebahasaan yang digunakan, (3) faktor

ekstra-linguistik.

Tipe teks merujuk pada fungsi utama bahasa dalam suatu teks. Ciri

kebahasaan merujuk pada ciri semantik, gramatikal dan stilistik. Kemudian, faktor

ekstra-linguitik merujuk pada dampak pada strategi verbalisasi, pemahaman yang

berbeda terhadap suatu isi teks, persepsi yang berbeda terhadap suatu fenomena

tertentu.

f. Instrument Penilaian

Strategi ini pertama kali dikemukakan oleh Nagao, Tsuji dan Nakamura

kemudian diadaptasi oleh Nababan. Strategi ini menggunakan penilaian angka

skala 1-4. Yang dibagi menjadi sangat akurat, akurat, kurang akurat, dan tidak

akurat. Begitu pula dalam penilaian keterbacaan yaitu, sangat mudah, mudah,

sulit, dan sangat sulit. Angka-angka yang digunakan dalam instrumen ini ialah

sebagai nilai kecenderungan untuk menilai suatu teks terjemahan.

4. Rochayah Machali

Penilaian terhadap suatu terjemahan sangat penting untuk dilakukan.

Alasannya, hal ini disebabkan oleh dua tujuan yaitu; untuk menciptakan hubungan

dialektik dan untuk kepentingan kriteria dari standar dalam menilai kompetensi

penerjemahan.

33

Page 53: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Machali membahas tiga pokok terpenting dalam melakukan proses penilaian.

Yaitu segi-segi yang perlu diperhatikan dalam penilaian penerjemahan, kriteria

penilaian, dan cara penilaian.48 Disamping itu, Newmark mengemukakan bahwa

konsep dalam penilaian Machali berupa penilaian umum yang dirangkai dengan

menggunakan kerangka metode semantik dan komunikatif. Kemudian penilaian

khusus yang juga menggunakan metode penilaian khusus.49

Penilaian Umum Terjemahan

1. Segi-segi yang perlu diperhatikan dalam proses penilaian

Perlu diperhatikan dalam setiap melakukan proses penilaian bukan hanya

sekedar melihat dari benar-salah, baik-buruk, dan harfiah-bebas saja. Tetapi ada

beberapa segi yang harus diperhatikan dalam melakukan proses penilaian. Sebagai

bahan perbandingan, berikut contoh beberapa versi teks50:

- TSu:

Some focal points of crises in the present day world are of a longstanding

nature.

- TSa (Terjemahan Autentik):

a. Beberapa persoalan krisis penting yang ditemukan di dunia saat ini sudah

bersifat kronis.

b. Beberapa persoalan krisis utama di dunia pada saat ini sebetulnya

merupakan masalah lama.

c. Beberapa hal penting yang merupakan krisis dunia dewasa ini adalah

mengenai pelestarian alam.

48 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 143 49 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 143 50 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 145

34

Page 54: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Dari tiga hasil terjemahan diatas, ada beberapa hal yang menunjukkan adanya

pembanding. Pada Tsa, dari segi ketepatan pemadanannya terdapat aspek

linguistik yaitu semantik dan pragmatik. 51

Aspek pemadanan linguistik (struktur gramatika) dari ketiga versi terjemahan

diatas menunjukkan bahwa adanya perbedaan dari kadar ketepatannya dalam

menyatakan kembali makna yang terkandung dalam Bsu.52 Kemudian perbedaan

prosedur transposisi yang mendasar pada teks C yaitu kata world sebagai frasa

dari kata in the world menjadi frasa nominal yang disatukan dengan kata crises.

Sehingga seolah-olah teks aslinya berubah menjadi crises.53

Kemudian aspek semantiknya, terdapat penyimpangan yang mendasar pada

teks C. Yaitu pada frasa pelestarian alam yang menunjukkan adanya distorsi

makna referensial. Sehingga seolah-olah kata nature pada tataran kalimatnya

dipadankan dengan alam.

Apabila dari ketiga versi terjemahan diatas dibandingkan dari segi gaya

bahasanya, maka penerjemahan pada teks A harus berupaya untuk mereproduksi

gaya bertenaga tersebut dengan menggunakan kata penting dan kronis. Dan

penerjemahan pada teks B berubah menjadi gaya bahasa yang biasa atau netral.54

2. Kriteria Penilaian

Suatu penilaian harus mengikuti prinsip validitas dan reliabilitas. Tetapi

dalam proses penilaian terjemahan sifatnya relatif. Maka validitas penilaiannya

dipandang dari aspek content validity dan face validity. Alasannya karena menilai

51 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 145 52 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 145 53 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 146 54 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 147

35

Page 55: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

suatu terjemahan berarti melihat aspek atau content sekaligus melihat aspek yang

menyangkut tentang keterbacaan seperti ejaaan atau face.55

Perlu diperhatikan, yang menjadi pembatas dalam kriteria dasar adalah

terjemahan yang salah (tidak berterima) dan terjemahan yang berterima. Kriteria

pertama adalah; tidak boleh ada penyimpangan makna referensial yang

menyangkut maksud dari penulis aslinya. Kriteria lain menyangkut segi-segi

ketepatan pemadanan linguistik, semantik dan pragmatik. Kemudian segi

kewajaran dalam pengungkapan dan ejaan.56

Tabel 6. Kriteria Penilaian

55 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 151 56 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 152

Segi dan Aspek Kriteria

A. Ketepatan Reproduksi Makna

1. Aspek Linguistik

a. Transposisi

b. Modulasi

c. Leksikon (kosakata)

d. Idiom

2. Aspek semantis

a. Makna referensial

b. Makana interpersonal

- Gaya bahasa

- Aspek interpersonal lain (misal:

konotatif dan denotatif)

3. Aspek pragmatis

a. Pemadanan jenis teks (termasuk

maksud/tujuan penulis).

b. Keruntutan makna pada tataran kalimat

dengan tataran teks.

Benar, jelas, wajar.

Menyimpang?

(lokal/total)

Berubah?

(lokal/total)

Menyimpang?

(lokal/total)

Tidak runtut?

(lokal/total)

A. Kewajaran Ungkapan Wajar dan/atau harfiah? (dalam arti kaku)

B. Peristilahan Benar, baku, jelas

C. Ejaan Benar, baku

36

Page 56: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Catatan untuk tabel kriteria penilaian:57

1. ”Lokal” maksudnya adalah menyangkut beberapa kalimat dalam

perbandingannya dengan jumlah kalimat seluruh teks (persentase).

2. ”Total” maksudnya adalah menyangkur 75% atau lebih apabila dibandingkan

dengan jumlah kalimat seluruh teks.

3. ”Runtut” maksudnya adalah sesuai/cocok dalam hal makna.

4. ”Wajar” maksudnya adalah alami, tidak kaku.

5. ”Penyimpangan maksudnya adalah selalu menyiratkan kesalahan, dan tidak

demikian halnya untuk ”perubahan”.

3. Cara Penilaian

Ada dua cara dalam melakukan proses penilaian yaitu cara umum dan cara

khusus. Cara umum, secara relatif bisa digunakan pada setiap jenis teks

terjemahan, sedangkan cara khusus hanya bisa digunakan khusus untuk teks

terjemahan tertentu. Misalnya; teks hukum, teks-teks yang bersifat estetis.58

Tabel 7. Rambu-rambu Penilaian

Kategori Nilai Indikator

Terjemahan hampir sempurna

86-90 (A)

Penyampaian wajar, hampir tidak terasa seperti terjemahan, tidak ada kesalahan ejaan, tidak ada penyimpangan tata bahasa, dan tidak ada kekeliruan penggunaan istilah.

Terjemahan sangat bagus

76-85 (B)

Tidak ada distorsi makna, tidak ada terjemahan harfiah yang kaku, tidak ada kekeliruan penggunaan istilah, terdapat satu atau dua kesalahan tata bahasa/ejaan (untuk bahasa arab tidak boleh ada kesalahan ejaan).

Terjemahan baik 61-75 (C)

Tidak ada distorsi makna, ada terjemahan harfiah yang kaku tetapi tidak relatif lebih dari 15% dari keseluruhan teks sehingga tidak terasa seperti terjemahan, terdapat kesalahan tata bahasa dan idiom yang relatif tidak lebih dari 15% dari keseluruhan teks, ada satu atau dua kesalahan ejaan.

Terjemahan cukup 46-60 (D)

Terasa seperti terjemahan, ada distorsi makna, terdapat beberapa terjemahan harfiah yang kaku relatif tidak melebihi

57 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 154 58 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 154

37

Page 57: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

25% keseluruhan teks, ada beberapa kesalahan idiom dan tata bahasa tetapi tidak lebih dari 25% teks keseluruhan, ada satu atau dua penggunaan istilah yang tidak baku/tidak umum/kurang jelas.

Terjemahan buruk 20-45 (E)

Sangat terasa seperti terjemahan, terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku, distorsi makna dan kekeliruan dalam penggunaan istilah lebih dari 25% dari keseluruhan teks.

Namun, penting untuk diingat bahwa rambu-rambu bukan harga mati hanya

sebagai pedoman saja. Oleh karena itu ada tahap-tahap yang perlu diperhatikan

sebelum penerjemah ingin melakukan proses penilaian.59 Yaitu:

1. Penilaian fungsional, maksudnya kesan umum untuk melihat apakah tujuan

umum dari penulisan menyimpang. Apabila tidak maka proses penilaian

dilanjutkan.

2. Penilaian terperinci, maksudnya berdasarkan segi-segi dan kriteria yang

sudah dibahas sebelumnya pada bagian kriteria penilaian.

3. Penilaian terperinci tersebut digolongkan dalam suatu skala/continuum

sehingga dapat diubah menjadi suatu nilai seperti yang tertera pada tabel

rambu-rambu penilaian diatas.

Penilaian Khusus

Penilaian khusus berhubungan dengan teks-teks khusus baik dalam hal

jenisnya, seperti puisi dan dokumen hukum. Kemudian dalam hal fungsinya

seperti eksprensif dan vokatif.60

Dokumen hukum yang berbentuk akta tentu akan berbeda bentuk dengan

dokumen yang berisikan tentang kontrak. Misalnya, dalam suatu akta notaris

biasanya pada awal kalimat diawali dengan ”Hari ini telah datang menghadap

saya...”. Maka bentuknya pun harus dipertahankan dalam penerjemahan. Hal yang

59 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 155 60 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 157

38

Page 58: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

sama berlaku juga untuk puisi. Misalnya suatu puisi berima estetik tertentu tidak

bisa sekedar diterjemahkan menjadi puisi tanpa rima.61

Fungsi teks-teks dalam golongan tersebut harus diperhatikan sebagai teks

yang sifatnya juga bentuknya khusus. Oleh karena itu, fungsinya pun juga

tentunya khusus. Dengan demikian dalam proses penilaian teks-teks khusus ini

harus diikut sertakan segi-segi penilaian yaitu; bentuk, sifat, dan fungsi. 62

5. Tim Gunadarma

Berkualitas atau tidaknya suatu karya terjemahan dapat dilihat dari tiga sudut

yaitu keakuratan, kejelasan, kewajaran. Keakuratan berarti sejauhmana pesan

dalam teks BSu tersampaikan dengan benar dalam teks BSa. Kejelasan berarti

sejauhmana pesan yang dikomunikasikan dalam teks BSu dapat dengan mudah

dipahami oleh pembaca BSa. Dan kewajaran berarti sejauhmana pesan yang

dikomunikasi termasuk dalam bentuk yang lazim, sehingga pembaca teks BSu

merasa bahwa naskah yang ia baca adalah naskah asli yang ditulis dalam

bahasanya sendiri.63

1. Tujuan Penilaian

Menurut Larson; 1989, ada tiga alasan mengapa seseorang hendak melakukan

penilaian terhadap suatu terjemahan. Yaitu;

- Pertama, penerjemah ingin meyakini bahwa terjemahannya akurat.

Terjemahannya mengkomunikasikan makna yang sama dengan makna dalam

61 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 158 62 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 158 63 Mashadi Said, Menilai Terjemahan (diakses pada 3/3/2014, 19.45 wib),

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:W6saDQHH8KoJ:mashadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4783/Menilai%2Bterjemahan.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk

39

Page 59: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

teks BSu. Makna yang ditangkap pembaca teks BSu sama dengan makna

yang ditangkap pembaca teks bahasa penerima.

- Kedua, penerjemah ingin mengetahui bahwa terjemahannya jelas. Maksudnya

pembaca sasaran dapat memahami terjemahannya tersebut. Dan bahasa yang

digunakan adalah bahasa yang sederhana mudah dipahami serta sesuai

dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar.

- Ketiga, penerjemah ingin menguji apakah terjemahannya wajar. Maksudnya

terjemahannya mudah dibaca dan menggunakan tata bahasa dan gaya bahasa

yang wajar atau lazim.

2. Teknik Menilai Terjemahan

Beberapa teknik dalam menilai suatu terjemahan yaitu;64

a. Uji Keakuratan

Menguji keakuratan maksudnya mengecek kembali apakah makna yang

dialihkan dari teks BSu sama dengan teks bahasa penerima. Teknik terbaik dalam

melakukan uji keakuratan adalah dengan mengedit draf, dianjurkan dalam

pengetikannya diberi dua spasi dan margin lebar supaya mempermudah untuk

menulis perbaikan. Tetapi bukan dengan melakukan uji seperti berarti merubah

naskah aslinya secara keseluruhan, hanya saja untuk mengecek kembali apakah

makna dalam teks tersebut sudah benar-benar dikomunikasikan dengan baik atau

belum dalam penerjemahan.

Untuk menghasilkan terjemahan yang memiliki makna yang sama dengan

naskah aslinya, terjemahan tersebut harus wajar dan mudah dipahami. Sehingga

64 Mashadi Said, Menilai Terjemahan (diakses pada 3/3/2014, 19.45 wib), http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:W6saDQHH8KoJ:mashadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4783/Menilai%2Bterjemahan.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk

40

Page 60: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

masyarakat lebih mudah untuk menangkap informasi yang terdapat dalam pesan

tersebut.

Contoh:

- TBsu:

Bila seorang gadis berkenan di hati seorang pemuda, maka ia memberitahu

orang-tuanya untuk melamar pujaan hatinya itu. Orang tua si jejaka

kemudian mengadakan lamaran kepada orang tua si gadis. Upacara ini

disebut mepadik.

- TBp:

When a young girl fall in love with a young man, then she informs her

parents about the marriage proposal to the idol of her heart. This

ceremony is called mepadik.

Dari teks BSu diatas jelas bahwa pria menempati posisi yang sangat aktif atau

pengambil inisiatif: “Ia memberitahu orang-tuanya untuk melamar pujaan

hatinya”, sedangkan wanita menempati posisi pasif, pasrah dan menunggu untuk

segera dilamar. Hal ini sangat berbeda dengan teks bahasa penerimanya. Dalam

teks bahasa penerima, jelas bahwa wanita adalah pengambil inisiatif: “falls in

love; she informs her parents about the marriage proposal to the idol of her

heart”. Di sini penerjemah dalam terjemahannya tampak dipengaruhi oleh

liberalisasi wanita Barat. Dengan demikian, dalam terjemahan ini terjadi distorsi

makna. Selain itu, dinamika naskah asli tidak dipertahankan.65

Lain halnya dengan terjemahan berikut:

65 Mashadi Said, Menilai Terjemahan (diakses pada 3/3/2014, 19.45 wib), http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:W6saDQHH8KoJ:mashadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4783/Menilai%2Bterjemahan.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk

41

Page 61: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

- TBp:

When a youth has his heart set on a girl, he then informs his parents to

express the intentions of his heart. The bachelor’s parents then deliver a

proposal to the girl’s parents. This ceremony is called mepadik.

Di sini terlihat terjemahan kedua benar-benar mempertahankan makna, yaitu

makna sosio-kultural. Penerjemah mempertahankan kesan pembaca BSu yang

memposisikan pria sebagai posisi aktif atau pengambil inisiatif: “he then informs

his parents the intentions of his heart”, sedangkan wanita dalam posisi pasif.

Terjemahan kedua dapat dikategorikan sebagai terjemahan yang

mengkomunikasikan makna secara akurat dan mempertahankan dinamika naskah

asli.

b. Uji Keterbacaan

Keterbacaan atau dalam bahasa Inggris disebut readability, menyatakan

derajat kemudahan sebuah tulisan untuk dipahami maksudnya. Tulisan yang

tinggi keterbacaannya maka akan lebih mudah dipahami daripada yang rendah.

Tetapi sebaliknya, tulisan yang lebih rendah keterbacaannya lebih sukar untuk

dibaca.66

Uji keterbacaan dilakukan dengan meminta seseorang untuk membaca

sebagian naskah terjemahan dengan keras. Naskah itu harus lengkap, yaitu satu

unit. Begitu dia membaca, penilai memperhatikan di mana letak pembaca merasa

66 Mashadi Said, Menilai Terjemahan (diakses pada 3/3/2014, 19.45 wib), http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:W6saDQHH8KoJ:mashadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4783/Menilai%2Bterjemahan.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk

42

Page 62: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

bimbang. Jika ia berhenti dan membaca ulang kalimat itu, maka harus dicatat

bahwa ada masalah keterbacaan.

Contoh:

- TBp:

Ia tidak baik memiliki maupun memerlukan sebuah kamus.

- TBSu:

He neither had nor cared for a dictionary.

Terjemahan di atas sulit dipahami. Tampaknya penerjemah sangat terikat

pada struktur kalimat TBsu, sehingga selain menyebabkan ketidakterbacaan, juga

tidak terpahami. Penerjemah tampak memahami makna kalimat dalam BSu, tetapi

gagal mengungkapkannya dengan jelas dalam BSa. Struktur kalimatnya tampak

aneh, sehingga menyebabkan perubahan makna.

c. Uji Kewajaran

Beekman dan Callow mengemukakan, “dalam penerjemahan idiomatik,

penerjemah berusaha menyampaikan makna teks Bsu kepada pembaca BSa

dengan menggunakan bentuk gramatika dan kosa kata yang wajar.”Jadi

penerjemah hanya boleh terikat pada makna atau pesan. Dia tidak boleh terikat

pada bentuk. Penerjemahan idiomatik juga telah dikenal secara luas dengan

penerjemahan padanan dinamis yang juga dikemukakan oleh Nida. Penerjemahan

padanan dinamis bertujuan untuk menghasilkan terjemahan yang diterima secara

wajar oleh pembaca BSa baik dari sudut linguistik maupun nonlinguistik.67

67 Mashadi Said, Menilai Terjemahan (diakses pada 3/3/2014, 19.45 wib), http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:W6saDQHH8KoJ:mashadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4783/Menilai%2Bterjemahan.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk

43

Page 63: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Contoh:

- TBSu:

“…the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent

textual material in another language (TL)”

- TBp:

“… mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang

sepadan dalam bahasa penerima ”

Dalam terjemahan ini tampak jelas penerjemah melepaskan diri dari struktur

bahasa teks BSu. Ia menangkap maknanya lalu merumuskannya dalam BSa. Kata

replacement (kata benda) dalam teks BSu diterjemahkan dengan mengganti (kata

kerja). Dalam terjemahan itu, bentuk teks BSu tidak dipaksakan. One language

tidak diterjemahkan dengan satu bahasa dan another language dengan bahasa

lain. Penerjemah justru menerjemahkan singkatan kata yang ada di dalam kurung,

yaitu “(SL)” dengan bahasa sumber dan “(TL)” dengan bahasa penerima .

Maksud uji kewajaran adalah melihat apakah bentuk dan gaya bahasa

terjemahan dapat diterima dengan wajar oleh pembaca sasaran. Pembaca tidak

merasa “asing” ketika membacanya. Pengujian ini harus dilakukan oleh penilai

yang sudah menghabiskan waktunya untuk membaca seluruh terjemahan dan

membuat komentar dan saran-saran yang diperlukan. Akan lebih baik jika

penilaian dilakukan oleh orang yang memiliki keterampilan menulis yang baik

dalam bahasa penerima.68

68 Mashadi Said, Menilai Terjemahan (diakses pada 3/3/2014, 19.45 wib), http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:W6saDQHH8KoJ:mashadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4783/Menilai%2Bterjemahan.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk

44

Page 64: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

d. Uji Keterpahaman

Keterpahaman atau dalam bahasa Inggris disebut comprehensibility. Artinya

terjemahan yang dihasilkan mudah untuk dimengerti oleh penutur BSa atau tidak.

Uji keterpahaman ini memiliki keterkaitan dengan masalah kesalahan referensial

yang mungkin dilakukan oleh penerjemah.69

Uji jenis ini dilakukan dengan meminta seseorang untuk menceritakan ulang isi

dari terjemahannya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

mengenai terjemahan itu. Uji keterpahaman menyangkut pengujian terhadap teks

Bahasa Penerima, bukan pengujian terhadap responden.70

Uji keterpahaman dapat dilakukan oleh penerjemah sendiri atau orang yang

dilatih secara khusus. Namun, jika penerjemah itu sendiri yang melakukan

penilaian, dia tidak boleh bersikap difensif terhadap pekerjaanya, tetapi benar-

benar ingin mengetahui apakah pesan yang dikomunikasikan dapat ia pahami

dengan benar atau tidak. Langkah yang ditempuh dalam melakukan uji ini

adalah:71

1. Overviu. Responden diminta untuk menceritakan ulang isi naskah yang

dibacanya. Tujuannya adalah untuk melihat apakah alur dalam tema dan

kejadian yang terdapat dalam naskah tersebut sudah jelas atau belum.

69 Mashadi Said, Menilai Terjemahan (diakses pada 3/3/2014, 19.45 wib), http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:W6saDQHH8KoJ:mashadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4783/Menilai%2Bterjemahan.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk

70 Mashadi Said, Menilai Terjemahan (diakses pada 3/3/2014, 19.45 wib), http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:W6saDQHH8KoJ:mashadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4783/Menilai%2Bterjemahan.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk

71 Mashadi Said, Menilai Terjemahan (diakses pada 3/3/2014, 19.45 wib), http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:W6saDQHH8KoJ:mashadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4783/Menilai%2Bterjemahan.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk

45

Page 65: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

2. Membuat pertanyaan. Maksudnya adalah sebelum menguji dianjurkan untuk

membuat pertanyaan terlebih dahulu sehingga tidak mengajukan pertanyaan

secara tiba-tiba.

e. Terjemahan Balik

Tujuan utama terjemahan balik adalah untuk mengetahui apakah makna yang

dikomunikasikan sepadan dengan makna dalam TBsu atau tidak, bukan pada

kewajaran terjemahan.Teknik menilai dengan terjemahan balik adalah meminta

orang lain yang menguasai BSu dan BSa menerjemahkan balik naskah terjemahan

ke dalam BSu. Terjemahan balik tidak menilai kewajaran, akan tetapi pada

kesepadanan makna.

Dua puluh sembilan tahun silam sajak Rendra diterjemahkan ke dalam bahasa

Inggris. Dua bait di antaranya diterjemahkan sebagai berikut:72

- TBSu :

“… wahai dik Narti/kupinang kau menjadi istriku”

- TBp:

“… hei little sister Narti/want you for my wife.”

… wahai kecil saudara perempuan Narti/ mau engkau untuk istriku

- Terjemahkan balik:

“ … wahai adik (perempuan) Narti/ maukah engkau menjadi istriku”.

Dari contoh terjemahan sajak diatas, terlihat bahwa penerjemah tidak

mengindahkan kebudayaan Indonesia. Sebutan “dik” yang digunakan Rendra

adalah panggilan seorang kekasih, bukan saudara perempuan. Melalui terjemahan

72 Mashadi Said, Menilai Terjemahan (diakses pada 3/3/2014, 19.45 wib), http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:W6saDQHH8KoJ:mashadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4783/Menilai%2Bterjemahan.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk

46

Page 66: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

balik di atas, dapat dipahami bahwa terjemahan dik, yaitu little sister tidak tepat,

bahkan terjadi distorsi makna.

Dengan melalui terjemahan balik, penerjemah dapat membuat perbandingan

cermat dengan teks BSu, mencari perbedaan dan ketidaksepadanan makna, dan

ketidakmemadaian aplikasi prinsip penerjemahan.

f. Uji Kekonsistenan

Uji kekonsistenan sangat diperlukan dalam hal-hal yang bersifat teknis. Duff

mengemukakan bahwa tidak ada aturan baku mengenai bagaimana cara yang

terbaik menyatakan ungkapan BSu. Namun, dapat dicatat bahwa ada beberapa

kelemahan yang harus dihindari. Salah satu kelemahan itu adalah

ketidakkonsistenan.73

Pada akhir pekerjaannya, seorang penerjemah perlu melakukan pengecekan

terhadap hal tersebut. Hal ini biasanya terjadi pada dokumen tertentu, seperti

politik, teknik, ekonomi, hukum, pendidikan, atau agama. Sebagai contoh istilah

“exposure” dalam pengajaran bahasa diterjemahkan menjadi “eksposur” atau

“pajanan”. 74

Kekonsistenan dalam pengeditan membutuhkan perhatian cermat.

Kekonsistenan dalam hal ejaan nama orang dan tempat amat diperlukan. Kata-

kata asing yang dipinjam yang terjadi beberapa kali harus diperiksa kekonsistenan

ejaannya. Penggunaan tanda baca, huruf kapital harus diperiksa secara

cermat.Pada pengecekan akhir, format naskah dan materi pelengkap lainnya

73 Mashadi Said, Menilai Terjemahan (diakses pada 3/3/2014, 19.45 wib), http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:W6saDQHH8KoJ:mashadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4783/Menilai%2Bterjemahan.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk

74 Mashadi Said, Menilai Terjemahan (diakses pada 3/3/2014, 19.45 wib), http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:W6saDQHH8KoJ:mashadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4783/Menilai%2Bterjemahan.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk

47

Page 67: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

seperti catatan kaki, glosarium, indeks, daftar isi harus diperiksa kembali secara

cermat.75

D. Sintesis Pustaka

Dari penjelasan pustaka di atas, dapat diketahui bahwa setiap tokoh

penerjemah memiliki cara yang berbeda dalam melakukan proses menilai suatu

terjemahan. Tetapi, dari setiap proses tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu

untuk menilai kualitas suatu terjemahan. Dari setiap tokoh tersebut dalam proses

penilaiannya ada yang melakukan secara matematis dan ada juga yang tidak.

Penilaian secara matematis dilakukan oleh Benny Hoedoro Hoed, Moch.

Syarif Hidayatullah, dan Rochayah Machali. Sedangkan penilaian tidak secara

matematis dilakukan oleh Nababan dan Tim Guna Darma.

Dalam hal ini peneliti memilih untuk menggunakan teori yang dikemukakan

oleh Rochayah Machali. Karena selain proses penilaiannya dilakukan secara

matematis, juga lebih mudah dalam melakukan penilaiannya.

75 Mashadi Said, Menilai Terjemahan (diakses pada 3/3/2014, 19.45 wib), http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:W6saDQHH8KoJ:mashadi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4783/Menilai%2Bterjemahan.doc+&cd=2&hl=id&ct=clnk

48

Page 68: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

BAB III

GAMBARAN UMUM RISĀLATUL MUDZĀKARAH

A. Pengantar

Risālatul Mudzākarah, kitab ini ditulis oleh Al-Imam Abdullah Al-Haddad

dan diterjemahkan oleh Zainal Arifin Yahya. Pada bab ini peneliti akan

membahas mengenai gambaran umum kitab Risālatul Mudzākarah serta

memaparkan biografi riwayat hidup, karir, dan karya-karya penulis dan

penerjemah.

Kitab Risālatul Mudzākarah karya As-Sayyid Al-Habib Al-‘Arif billah,

Syekh Abdullah bin ‘Alawiy Al-Haddad merupakan risalah khusus yang termuat

dalam satu kitab karyanya yang mulanya lebih popular dikenal dengan nama Ad-

Da’wah At-Tammah wa At-Tadzkirah Al-‘Ammah. Kitab ini membahas risalah

diskusi mengenai tasawuf yaitu tentang Hakekat Taqwa, Mukmin Sejati, serta

Keduniawian dan Zuhud.

B. Tentang Penulis

1. Riwayat Hidup Abdullah Al-Haddad

Abdullah Al-Haddad, dilahirkan dan diasuh sejak kecil oleh kedua

orangtuanya. Dia lahir di kota Tarim wilayah Hadhromaut desa Sabir, Yaman

pada hari Rabu malam Kamis, 5 Shafar 1044 H.76

76 http://www.pustakapejaten.org/kumpulan-wirid-dan-doa/ratib-al-hadad/sekilas-biografi-al-imam-abdullah-al-hadad-shohibur-penyusun-ratib, (diakses 15/02/2014, 13.45 wib)

49

Page 69: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Nasabnya Imam Al-‘Allamah al-Habib Abdullah bin Alwy al-Haddad bin

Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad bin Alwy bin Ahmad bin

Abu Bakar Al–Thowil bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad Al-

Faqih bin Abdurrohman bin Alwy bin Muhammad Shôhib Mirbath bin Ali Khôli’

Qosam bin Alwi bin Muhammad Shôhib Shouma’ah bin Alwi bin Ubaidillah bin

Al-Muhâjir Ilallôh Ahmad bin Isa bin Muhammad An-Naqîb bin Ali Al-Uraidhi

bin Imam Jakfar Ash-Shodiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin

Imam As-Sibth Al-Husein bin Al-Imam Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib

suami Az-Zahro Fathimah Al-Batul binti Rosulullah Muhammad SAW.77

Ayahnya, Sayyid Alwy bin Muhammad Al-Haddad dikenal sebagai seorang

yang saleh. Ibunya, Syarifah Salwa dikenal sebagai wanita ahli ma’rifah. Kakek

dari sisi ibunya adalah Syaikh Umar bin Ahmad Al-Manfar Ba ‘Alawy termasuk

ulama yang mencapai derajat ma’rifah sempurna.78

Sejak kecil, Abdullah Al-Haddad sudah menjaga pandangannya dari segala

yang diharamkan. Penglihatan lahiriahnya diambil oleh Allah dan digantikan oleh

penglihatan batinnya. Hal itu merupakan salah satu pendorong Abdullah Al-

Haddad untuk lebih giat dan tekun dalam mencari cahaya Allah yaitu menuntut

ilmu agama.79

Pada usia 4 tahun dia terkena penyakit cacar sehingga menyebabkannya

kebutaan. Cacat yang dideritanya telah membawa hikmah, sebab dia tidak

77 http://www.pustakapejaten.org/kumpulan-wirid-dan-doa/ratib-al-hadad/sekilas-biografi-al-imam-abdullah-al-hadad-shohibur-penyusun-ratib, (diakses 15/02/2014, 13.45 wib)

78 http://www.pustakapejaten.org/kumpulan-wirid-dan-doa/ratib-al-hadad/sekilas-biografi-al-imam-abdullah-al-hadad-shohibur-penyusun-ratib, (diakses 15/02/2014, 13.45 wib)

79 http://www.pustakapejaten.org/kumpulan-wirid-dan-doa/ratib-al-hadad/sekilas-biografi-al-imam-abdullah-al-hadad-shohibur-penyusun-ratib, (diakses 15/02/2014, 13.45 wib)

50

Page 70: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

bermain sebagaimana anak kecil sebayanya. Abdullah Al-Haddad menghabiskan

waktunya hanya dengan menghafal Al-Quran dan mencari ilmu.

Abdullah Al-Haddad memiliki perwatakan badan yang tinggi, berdada

bidang, tidak terlalu gempal, serta berkulit putih. Wajahnya senantiasa terlihat

manis dan menggembirakan orang lain ketika di dalam majlisnya. Tertawanya

hanya sekadar senyuman manis, apabila dia gembira dan girang, wajahnya

bercahaya bagaikan bulan.80

Abdullah Al-Haddad adalah contoh bagi setiap insan dalam mencerminkan

semangat yang tinggi dan azam yang kuat dalam hal keagamaan. Dia juga

senantiasa menangani segala urusan dengan penuh keadilan serta menghindari

pujian atau keutamaan dari orang lain. Selain itu dia juga memiliki hati yang amat

suci, dan penyabar. Karena segala urusan hidupnya berlandaskan sunnah.81

Diantara sifat Abdullah Al-Haddad yang paling menonjol adalah tawaddu’

(merendah diri). Hal ini terbukti pada perkataan, syair-syair dan tulisannya. Suatu

hari dia pernah mengutus Al-Habib Ali bin Abdullah Al-Aydrus kemudian

berkata: “Do’ailah untuk saudaramu ini yang lemah semoga diampuni Allah”

Abdullah Al-Haddad wafat pada hari Senin malam Selasa, 7 Dzulqo’dah

1132 H. Mulanya dia sakit sejak hari Kamis 27 Ramadhan 1132 H dan sakitnya

berlanjut selama 40 hari, hingga akhirnya pada malam Selasa, 7 Dzulqo’dah 1132

H (bersamaan dengan 10 September 1720 M) Abdullah Al-Haddad dijemput

Allah Swt pada usia 89 tahun. Dia disemayamkan di pemakaman Zambal, Kota

80 http://www.pustakapejaten.org/kumpulan-wirid-dan-doa/ratib-al-hadad/sekilas-biografi-al-imam-abdullah-al-hadad-shohibur-penyusun-ratib, (diakses 15/02/2014, 13.45 wib)

81 http://www.pustakapejaten.org/kumpulan-wirid-dan-doa/ratib-al-hadad/sekilas-biografi-al-imam-abdullah-al-hadad-shohibur-penyusun-ratib, (diakses 15/02/2014, 13.45 wib)

51

Page 71: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Tarim, Hadhromaut, Yaman. Semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepada

ruhnya dan memberi manfaat kepada kita dengan ilmu-ilmunya.82

2. Karier Abdullah Haddad

Berkat ketekunan yang dimiliki, Abdullah Al-Haddad pada usianya yang

masih sangat dini dinobatkan oleh guru-gurunya sebagai da’i. Hal ini membuat

namanya harum di penjuru wilayah Hadhromaut serta mengundang datangnya

para murid yang berminat untuk mencari ilmu. Selain mengkader pakar-pakar

ilmu agama, Abdullah Al-Haddad juga mencetak generasi unggulan yang

diharapkan mampu melanjutkan perjuangan datuknya, Rosullullah SAW.

Abdullah Al-Haddad juga aktif merangkum dan menyusun buku-buku nasihat

baik dalam bentuk kitab, koresponden (surat-menyurat), dan atau dalam bentuk

syair. Banyak buku-bukunya yang terbit dan dicetak untuk dipelajari, diajarkan,

dan dibaca serta dialihbahasakan. Lebih dari itu, Abdullah Al-Haddad juga

menyusun wirid-wirid yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan

bermanfaat untuk agama, dunia dan akhirat. Salah satunya yang terkenal adalah

Rotib Haddad. Rotib ini disusun oleh Abdullah Al-Haddad pada malam Lailatul

Qodar tahun 1071 H.83

Semasa hidupnya, Abdullah Haddad banyak menimba ilmu dengan guru-

gurunya.84 Yaitu:

1. Al-Habib Muhammad bin ‘Alawi bin Abu Bakar bin Ahmad bin Abu Bakar

bin ‘Abdurrahman al-Saqqaf (1002 – 1071H).

82 14.00 wib. al-fanshuri-kenaliulama.blogspot.com, (diakses 15/02/2014) 83 http://www.pustakapejaten.org/kumpulan-wirid-dan-doa/ratib-al-hadad/sekilas-

biografi-al-imam-abdullah-al-hadad-shohibur-penyusun-ratib, (diakses 15/02/2014, 13.45 wib) 84 al-fanshuri-kenaliulama.blogspot.com, (diakses 15/02/2014, 14.00 wib)

52

Page 72: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

2. Syaikh Abu Bakar bin bin Imam ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin Abu Bakar bin

Syaikh ‘Abdurrahman al-Saqqaf.

3. Al-Habib ‘Aqil bin ‘Abdurrahman bin Muhammad bin ‘Ali bin ‘Aqil bin

Syaikh Ahmad bin Abu Bakar bin Syaikh bin ‘Abdurrahman al-Saqqaf.

4. Al-Habib ‘Umar bin ‘Abdurrahman al-‘Atthas bin Aqil bin Salim bin

Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman al-Saqqaf

(wafat:1072H).

5. Al-Habib ‘Abdurrahman bin Syaikh Maula ‘Aidid Ba’alawi (wafat: 1068H).

6. Sayyid Syaikhan bin Imam al-Hussein bin Syaikh Abu Bakar bin Salim.

7. Al-Habib Syihabuddin Ahmad bin Syaikh Nashir bin Ahmad bin Syaikh Abu

Bakar bin Salim.

8. Al-Habib Jamaluddin Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad bin

Syaikh Al-‘Arif Billah.

9. Ahmad bin Syaikh al-Hussein bin Syaikh al-Quthb al-Rabbani Abu Bakar bin

Abdullah al-‘Aydrus (1035-1112H).

10. Sayyid al-Faqih al-Shufi Abdullah bin Ahmad Ba`alawi al-Asqa’

11. Sayyid Syaikh al-Imam Ahmad bin Muhammad al-Qusyasyi (wafat 1071H).

Abdullah Al-Haddad juga menerima khirqah sufiyyah, diantaranya dari:

1. Al-Habib ‘Aqil bin ‘Abdurrahman bin Muhammad bin ‘Ali bin ‘Aqil bin

Syaikh Ahmad bin Abu Bakar bin Syaikh bin ‘Abdurrahman al-Saqqaf,

2. Al-Habib ‘Umar bin ‘Abdurrahman al-‘Atthas bin Aqil bin Salim bin

Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman al-Saqqaf

(wafat:1072H),

53

Page 73: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

3. Al-Habib Syihabuddin Ahmad bin Syaikh Nashir bin Ahmad bin Syaikh Abu

Bakar bin Salim,

4. Al-‘Arif billah Syaikh Muhammad bin ‘Alawi as-Saqqaf al-Makki. Dia

adalah merupakan Quthub al-Aqtab pada zamannya. Dan ada ulama

mengatakan bahwa beliau رضي هللا عنھ menduduki makam tersebut hampir 60

tahun.

Abdullah Haddad selain berguru kepada para ulama besar, dia juga memiliki

murid-murid yang berguru padanya85. Diantaranya:

1. Al-Habib Hasan bin ‘Abdullah al-Haddad (putranya sendiri).

2. Al-Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi.

3. Al-Habib ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah Balfaqih.

4. Al-Habib Muhammad bin Zein bin Smith.

5. Al-Habib ‘Umar bin Zein bin Smith.

6. Al-Habib ‘Umar bin ‘Abdurrahman al-Bar.

7. Al-Habib ‘Ali bin ‘Abdullah bin Abdurrahman al-Saqqaf.

8. Al-Habib Muhammad bin ‘Umar bin Thoha ash-Shafi al-Saqqaf.

9. Syaikh Ahmad bin Abdul Karim al-Hasawi asy-Syajjar

10. Al-Faqih Bajubair – Dia adalah guru Al-Imam Abdullah Al-Haddad dalam

kajian ilmu fiqh. Namun dia juga belajar Kitab Ihya kepada Al-Imam

Abdullah Al-Haddad.

Al-Imam Abdullah Al-Haddad berkata: “Setelah kembali ke Hadhramaut

(dari India) dia belajar Ihya kepadaku. Aneh sekali! Dahulu aku belajar fiqh

kepadanya, namun sekarang dia belajar Ihya kepadaku.”

85 al-fanshuri-kenaliulama.blogspot.com, (diakses 15/02/2014, 14.00 wib)

54

Page 74: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

3. Karya-karya Abdullah Haddad

Abdullah Al-Haddad mulai menulis ketika berumur 25 tahun. Karya

terakhirnya ditulis ketika usianya 86 tahun. Karya-karya yang pernah ditulis oleh

Abdullah Al-Haddad86 di antaranya:

1. Risalah al-Mudzaakarah Ma’a Al-Ikhwan Al-Muhibbin Min Ahl Al-Khair Wa

Ad-Din (رسالة المذاكرة مع اإلخوان المحبیــن من أھل الخیر والــدین) - Kitab ini

selesai ditulis pada hari Ahad sebelum datang waktu Dzuhur, akhir bulan

Jumadil Awwal 1069 H.

2. Risalah Al-Mu’aawanah Wa Al-Muzhaaharah Wa Al-Mu`aazirah Li Ar-

Raghibin Minal Mu’minin Fi Suluki Thoriqil Akhirah رسالة المعاونة)

Kitab – والمظاھرة والمؤازرة الـــراغبین من المؤمنین فــي ســلوك طــریق األخرة)

ini selesai ditulis pada tahun 1069 H sewaktu dia berusia 26 tahun. Kitab ini

ditulis atas permintaan Habib Ahmad bin Hasyim Al-Habsyi.

3. Risalah Adab Suluk Al-Murid (رســلة آداب ســلوك المریــد) – Kitab ini selesai

ditulis oleh Abdullah Al-Haddad antara tanggal 7 atau 8 Ramadhan tahun

1071H.

4. Ithaf As-Saail Bi Jawaab Al-Masaail (إتحـــاف الســـائل بجــواب المســائل) –

Kitab ini merupakan kumpulan jawaban atas pelbagai persoalan yang

diajukan Syaikh ‘Abdurrahman Ba’Abbad asy-Syibaami kepada Abdullah Al-

Haddad. Dan ditulis sewaktu dia berkunjung ke Dau’an pada tahun 1072H.

Kitab ini mengandungi 15 pertanyaan yang disertai jawaban dengan ulasan

86 al-fanshuri-kenaliulama.blogspot.com, (diakses 15/02/2014, 14.00 wib)

55

Page 75: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

yang mendalam darinya, dan selesai ditulis pada hari Jum’at, 15 Muharram

1072.

5. An-Nashaih Ad-Diniyah Wa Al-Washaya Al-Imaniyah النصـــائح الدینیــــة)

Abdullah Al-Haddad menulis kitab ini pada usia 45 – والوصـــایا اإلیمـانیـــة)

tahun. Kitab ini selesai ditulis pada hari Ahad, 22 Sya’ban 1089H. Kitab ini

mendapat pujian dari para ulama karena merupakan suatu ringkasan daripada

Ihya. Kata-kata di dalam kitab ini mudah, kalimatnya jelas, dan

peribahasannya sederhana disertai dengan dalil yang kuat. Kitab ini sangat

sesuai untuk dibaca oleh kalangan orang awam.

6. Sabil Al-Iddikar Wa Al-I’tibaar Bima Yamurru Bi Al-Insan Wa Yanqadhi

Lahu Min Al-’A’maar ســـبیل اإلدكــار واإلعتبــار بمــا یمــر باإلنســان وینقضــى)

-Terdapat perbedaan pendapat mengenai usia Abdullah Al – لــھ من األعمار)

Haddad saat menulis kitab ini. Ada yang mengatakan bahwa kitab ini ditulis

ketika Abdullah Al-Haddad berusia 60 tahun (1104H) dan ada juga yang

mengatakan ketika usia 63 tahun (1107H). Kitab ini selesai pada hari Ahad 29

Sya’ban 1110H. Kitab ini membahas mengenai fase-fase hidup manusia.

7. Ad-Da’wah At-Tammah Wa At-Tadzkirah Al-‘Ammah الــدعوة التامـــة)

Kitab ini diselesaikan oleh Abdullah Al-Haddad ketika – والتــذكرة العامــة)

berumur 70 tahun dan selesai ditulis pada hari Jum’at 28 Muharram 1114 H.

8. An-Nafais Al-‘Uluwiyyah Fi Al-Masaail As-Shufiyyah النفـــائس العلویــة فــي)

Kitab ini selesai ditulis pada hari Kamis bulan – المســائل الصــوفیة)

Dzulqo’dah 1125 H saat Abdullah Al-Haddad berusia 81 tahun. Kitab ini

membahas tentang permasalahan yang berkaitan dengan shufi.

56

Page 76: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

9. Al-Fushul Al-‘Ilmiyyah Wa Al-Ushul Al-Hikamiyah (الفصــول العلمیـــة

Kitab ini selesai ditulis pada tanggal 12 Shafar 1130H – واألصــول الحكمیــة)

saat Abdullah Al-Haddad berumur 86 tahun yaitu 3 tahun sebelum

kewafatannya.

10. Kitab Al-Hikam (كتــاب الحكــم)

11. Mukhatabat Wa Washaya (مخـاطبـــات و وصــایا)

12. Wasilah Al-‘Ibaad Ila Zaad Al-Ma’aad (وســـیلة العبــاد إلـى زاد المعــاد)

13. Ad-Durr Al-Munzhum Li Dzawil ‘Uqul Wa Al-Fuhuum الــدر المنظــوم لذوي)

العقــول والمفھــوم)

14. Tastbitul Fuad (تثبیــــت الفـــؤاد) - Kitab ini dikumpulkan oleh murid Abdullah

Al-Haddad yaitu Syaikh Ahmad bin Abdul Karim al-Hasawi asy-Syajjar.

Kebanyakkan dari karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris,

Perancis, Indonesia dan Malaysia. Selain karya-karya di atas, Abdullah Al-

Haddad juga menyusun do’a serta dzikir yang disusun dalam satu kitab, yaitu

Ratib Haddad. Ratib yang bergelar Al-Ratib Al-Syahir (Ratib Yang Termasyhur)

disusun berdasarkan inspirasi Abdullah Al-Haddad pada malam Lailatul Qadar 27

Ramadhan 1071 Hijriyah (bersamaan 26 Mei 1661).

Keberkahan dari Ratib Haddad ialah siapa yang senatiasa membaca Ratib

Haddad, insya Allah ia akan dikaruniai Husnul Khatimah. Syaikh ‘Abdullah bin

Muhammad Syarah bil Al-Asyram dalam tulisannya mengenai manaqib (Kisah

kebajikan orang-orang yang telah wafat). Pada pembicaraannya tentang Ratib

Haddad mengatakan “Aku mendengar bahwa penyusun ratib (Abdullah Al-

57

Page 77: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Haddad) pernah berkata, “Barangsiapa yang membiasakan diri membaca ratib ini

(Ratib Haddad) ia akan dikaruniai Husnul Khatimah.”

C. Tentang Penerjemah

1. Riwayat Hidup Zainal Arifin Yahya

Zainal Arifin Yahya, lahir di Jakarta tanggal 5 Mei !975 M. Dia tinggal di

daerah kawasan Jakarta tepatnya di Jl. H. Rausin No. 59 Rt.005/008, Kelapa Dua,

Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Zainal Arifin Yahya sejak kecil dididik oleh orangtuanya dengan agama

secara baik, sehingga pendidikannya pun juga berbasis Islam. Pada tahun 1983-

1989 dia menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di SDI Al-Falah Jakarta,

kemudian tahun 1989-1992 menyelesaikan pendidikan menengah pertamanya di

MTS Al-Falah Jakarta, dan pada tahun 1992-1995 dia menyelesaikan pendidikan

menengah atas di MGS Sarang Rembang Jawa Tengah.

Setelah selesai dari pendidikan menengah akhirnya, Zainal Arifin Yahya

melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren. Tahun 1992-1995 selain

menyelesaikan pendidikan akhirnya dia juga belajar di Pondok Pesantren Al-

Anwar Sarang Rembang Jawa Tengah. Kemudian tahun 1995-1998 Zainal Arifin

Yahya belajar di Pondok Pesantren Al-Amin Rembang Jawa Tengah, dan pada

tahun 1998-2000 dia mengabdikan dirinya di Pesantren Luhur Al-Izhar

Tasikmalaya Jawa Barat.

b. Karier Zainal Arifin Yahya

58

Page 78: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Zainal Arifin Yahya selain berprofesi sebagai seorang penerjemah, dia juga

berprofesi sebagai guru. Selain itu, Zainal Arifin Yahya juga seorang wirausaha,

salah satu kegiatan wirausahanya yaitu dengan berdagang kitab-kitab dan lain

sebagainya.

c. Karya-karya Zainal Arifin Yahya

Selain menerjemahkan kitab Risālatul Mudzākarah, Zainal Arifin Yahya juga

banyak menerjemahkan kitab-kitab lainnya. Diantara karya-karya terjemahan

Zainal Arifin Yahya ini adalah sebagai berikut:

1. Bahjatul Wasail, kitab ini selesai diterjemahkan pada tahun 2005.

2. Tafsir Yasin, kitab ini selesai diterjemahkan pada tahun 2008.

3. Futuhatul Madaniyah, kitab ini selesai diterjemahkan pada tahun 2006.

4. Minahus Saniyah, kitab ini selesai diterjemahkan pada tahun 2008.

5. Sullamun Al Munajat, kitab ini selesai diterjemahkan pada tahun 2004.

6. Salalimul Fudhola, kitab ini selesai diterjemahkan pada tahun 2006.

7. Sulamut Taufiq, kitab ini selesai diterjemahkan pada tahun 2010.

8. Riyadul Badhiah, kitab ini selesai diterjemahkan pada tahun 2009.

9. Fathus Shomadil ‘Alim, kitab ini selesai diterjemahkan pada tahun 2007.

10. Kasyifatus Saja, kitab ini selesai diterjemahkan pada tahun 2013.

11. Minhajul Abidin, kitab ini selesai diterjemahkan pada tahun 2010.

12. Qothrul Ghoits, kitab ini selesai diterjemahkan pada tahun 2007.

13. Tanqihul Qoul, kitab ini selesai diterjemahkan pada tahun 2012.

59

Page 79: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

BAB IV

Penilaian Atas Terjemahan Kitab Risālatul Mudzākarah

A. Pengantar

Dalam pembahasan ini, peneliti akan menganalisis serta menjabarkan hasil

penilaian terjemahan dari aspek kebahasaannya. Analisis yang peneliti lakukan

berpedoman pada teori penilaian penerjemahan yang dikemukakan oleh Rochayah

Machali. Selanjutnya, analisis dilakukan dengan cara mengindetifikasi setiap

terjemahannya dari segi leksikon atau kosakata, kemudian dari segi morfologis

atau makna kata dan makna kiasan, serta dari segi sintaksisnya atau struktur

kalimat yang meliputi; subjek, objek, predikat, frasa nomina, dan frasa adjektiva.

B. Analisis Penilaian Atas Terjemahan kitab Risalatul Mudzakarah dari

Aspek Kebahasaan

Berikut ini beberapa ayat dan terjemahan dalam pada bab Mukmin Sejati

yang akan peneliti analisis:

(فصل) قال رسـول اهللا صلى اهللا عليه وسلم من سرته حسنته وساءته سيئته .(1)

bersabda Rasulullah SAW “Siapa saja yang dibuat senang (FASAL)فهو مؤمن

oleh perbuatan baiknya, dan dibuat susah oleh perbuatan jeleknya, maka ia

adalah orang beriman.” 86F

87

87 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 22

60

Page 80: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Kata فصل pada TSu diterjemahkan kembali oleh penerjemah menjadi fasal.

Sebenarnya dalam bahasa Indonesia kata fasal itu sendiri berasal dari bahasa

Arab. Namun, kata tersebut telah mengalami pergeseran makna. Jika dilihat pada

kamus, kata فصل adalah bab, fasal (dalam konteks buku/kitab). Makna dari fasal

atau bab sebenarnya adalah suatu makna kata yang menunjukkan tentang hal

pertama/utama. Jika digunakan dalam kitab atau buku kata فصل sebaiknya

diterjemahkan menjadi bab atau pembukaan.

Kemudian kata سرتھ pada TSu merupakan فعـل ماض (kata kerja), asal

katanya dalam kamus berarti menyenangkan. Tetapi dalam TSa penerjemah سر

menerjemahkannya dibuat senang, karena sebelum kata سرتھ ada kata من siapa

saja kemudian setelah kata سرتھ ada kata حسنـتھ perbuatan baiknya, sehingga

oleh penerjemah diterjemahkan menjadi dibuat senang.

Selanjutnya, kata حسنـتھ pada TSu merupakan asal kata ,(adjektiva) صفة

dari حـسنة dalam kamus berarti baik. Dalam hal ini kata حسنـتھ diterjemahkan

oleh penerjemah menjadi perbuatan baiknya, terjemahan tersebut sudah tepat.

Kemudian kata ساءتھ pada TSu merupakan فعـل ماض asal kata dari ساء pada

TSa penerjemah menerjemahkannya dibuat susah, sedangkan dalam kamus

diterjemahkan sedih. Terjemahan tersebut kurang tepat karena jika disesuaikan

dengan konteksnya, yaitu سیئتھ perbuatan buruknya maka terjemahan yang tepat

adalah merasa sedih.

61

Page 81: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Pada pengalihan pesan TSa yang dilakukan oleh penerjemah, terjemahannya

sudah tepat, hanya saja ada beberapa kata yang masih diterjemahkan secara

harfiah, sehingga adanya distorsi makna dalam penyampaian pesannya kepada

pembaca. Oleh karena itu, perlu ada sedikit perbaikan pada TSa, maka alternatif

terjemahan yang tepat menurut peneliti ialah:

Rasulullah SAW Bersabda: “Siapa saja yang senang melakukan kebaikan dan

sedih melakukan keburukan, maka ia termasuk orang beriman.”

ىفـإذا وفقـك اهللا أيها المؤمن للعمل بطاعـته فليعظم فرحك بذلك التبالغ ف .(2)

الذى أكرمك بخدمته واختارك لمعاملته شكر

Maka apabila Allah telah menolongmu, wahai orang beriman, untuk beramal

dengan mentaati-Nya, maka besarkan kegembiraan dirimu dengan sebab

pencapaian hal itu dalam bentuk syukur kepada Zat yang telah memuliakan

dirimu dengan ber-khidmat kepada-Nya dan telah memilih dirimu untuk

berhubungan dengan-Nya.88

Kata وفقـك pada TSa merupakan فعـل ماض penerjemah menerjemahkan

menjadi menolongmu. Jika dilihat pada kamus artinya taufik. Kata وفقـك asal

katanya dari یوفق - توفیقا - وفقك Dalam kasus ini kata .ثالثى مزید merupakan وفق

88 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 23

62

Page 82: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

terjadi adanya perubahan derivasi, atau dalam bahasa Arab biasa disebut dengan

اصطالحيتصریف .

Alasan terjemahan pada TSa yang diterjemahkan oleh penerjemah menjadi

menolongmu, karena secara harfiah kata وفقك artinya ialah memberikan taufik.

Seperti pada ayat yang terdapat dalam Kitab Sulamul At-Taufik karya Syech

Nawawi Al-Bantani, yang menjelaskan mengenai definisi taufik.

وتسهـيل سبيل الخير إليه جعل قدرة الطاعة للعبد

“Menjadikan hamba-Nya taat beribadah serta dimudahkan jalan kebaikannya.”89

Maksud dari TSa tersebut adalah Allah memberikan pertolongan berupa taufik

bagi hamba-Nya yang taat kepada-Nya.

Kemudian kata فلیعظم فرحك pada TSu terjadi kesalahan penulisan.

Alasannya, kata فلیعظم merupakan فعل مضارع, tetapi pada penulisannya terjadi

kesalahan, karena setelah kata فلیعظم ada kata فرحك yang merupakan dhommir

dari Kamu, sedangkan فلیعظم merupakan dhommir untuk Dia. Jadi seharusnya

penulisan yang tepat adalah عظم فرحكتفل , karena kata عظمتفل adalah pronomina

yang digunakan untuk dhommir Kamu. Pada TSa penerjemah menerjemahkannya

sudah tepat yaitu maka besarkan kegembiraan dirimu, karena arti sebenarnya

dari .ialah besarkan, yang ditujukan untuk kamu/dirimu عظمت

89 Syekh Muhammad bin Salim bin Sa’id, Matan Sulamul At-Taufiq (Indonesia: Daar Al-Hiya Al-Kitab Al-‘Arobiyah), h. 13

63

Page 83: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Selanjutnya, pengalihan pesan pada TSa yang dilakukan oleh penerjemah

sudah tepat, tetapi terjemahannya masih terlihat seperti terjemahan asli. Sehingga

mungkin saja akan kesulitan memahami isi dari pesan tersebut, maka alternatif

terjemahan yang peneliti berikan adalah:

Allah swt akan memberikan pertolongan berupa taufik pada hamba-Nya yang taat

beriman dan selalu bersyukur.

واسأله أن يقبل منك بفضله ما يسره عليك من صالح العمل .(3)

Dan mohonlah kepada-Nya, agar Dia mau menerima darimu, dengan kebaikan-

Nya, akan sesuatu yang Dia telah mempermudahnya atas dirimu, yaitu berupa

amal soleh.90

Kata واسألھ pada TSu merupakan فعل ألمر asal katanya ialah سأل pada

kamus artinya meminta, momohon. Kemudian kata منك pada یقبل منك

diterjemahkan menjadi mau menerima darimu. Maksud dari menerima darimu

adalah Allah menerima amal soleh yang kita lakukan, hal ini disebabkan karena

kembali pada konteksnya yaitu من صالح العمل.

Kemudian kata یسـره terjadi kesalahan penulisan pada TSu. Karena pada TSa

diterjemahkannya menjadi mempermudahnya atas dirimu. Oleh karena itu,

seharusnya kata yang tepat digunakan pada TSu adalah ییسر, kata ییسر merupakan

90 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 23

64

Page 84: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

dalam kamus berarti -ییسر - یسر تیسیر asal katanya dari فعـل ماض

mempermudah.

Pengalihan pesan pada TSa adanya pemborosan kata. Oleh karena itu, supaya

pesannya tersampaikan dan mudah untuk dipahami oleh pembaca, maka alternatif

terjemahan yang tepat menurut peneliti adalah;

Mohonlah kepada Allah supaya dengan kebaikan-Nya menerimamu, yaitu dengan

melakukan sesuatu yang telah dipermudah oleh-Nya berupa amal soleh.

فإنه ال يقل أهم منكم بالعملقال على كرم اهللا وجهه: كونوا بقبول العمل .(4)

عمل مقبول

Berkata Sayyidina Ali karamallahu wajhah: “Jadilah kalian dengan diterimanya

amal [ibadah] itu sebagai hal yang paling diinginkan oleh diri kalian dalam

beramal. Karena sesungguhnya amal yang diterima itu tidaklah sedikit.”91

Pada TSu قال على كرم هللا وجھھ penerjemah menerjemahkan berkata

Sayyidina Ali karamallahu wajhah, terjemahannya sudah tepat. Tetapi pada kata

penerjemah menerjemahkannya kembali seperti TSu. Dalam hal كرم هللا وجھھ

ini, Karamallahu Wajhah merupakan sebutan bagi sahabat Nabi tetapi hanya

dikhususkan untuk Ali saja. Lain halnya dengan Radhiyallahu ‘Anh.

91 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 23

65

Page 85: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Karamallahu Wajhah jika diterjemahkan secara harfiah artinya adalah

semoga Allah memberikan kemuliaan pada dirimu. Kemudian Radhiyallahu ‘Anh

secara harfiah berarti semoga Allah meridhoimu.

Selanjutnya, kata قال على pada TSu penerjemah menerjemahkan Berkata

Sayyidina Ali, padahal jika diterjemahkan secara kata perkata cukup

diterjemahkan dengan Ali berkata. Permasalahan dalam hal ini adalah penyebutan

gelar pada sebuah nama, ketika dalam teks terjemahan terdapat nama dari salah

seorang sahabat Nabi, maka perlu diterjemahkan secara lengkap dengan

menggunakan gelarnya seperti Sayyidina. Kata Sayyidina dalam bahasa Indonesia

merupakan istilah khusus yang diberikan kepada para sahabat dan keluarga Nabi.

Istilah khusus dalam hal ini maksudnya adalah istilah yang pemakaiannya hanya

ditujukan untuk kalangan atau bidang tertentu.92

Kemudian kata أھم merupakan إسم تفضل asal katanya adalah ھام, dalam

hal ini أھم memiliki dua arti yaitu ھمة dalam kamus berarti penting dan ھموم

dalam kamus berarti gelisah. Oleh karena itu, kata أھم harus disesuaikan terlebih

dahulu dengan konteksnya. Dalam hal ini, kata أھم juga merupakan فعل تفضل

maksudnya adalah sesuatu yang lebih dan paling, sehingga pada TSa oleh

penerjemah diterjemahkan menjadi hal yang paling diinginkan.

Selanjutnya, pengalihan pesan pada TSa peneliti tidak mempermasalahkan

terjemahannya. Karena isi pesan dari terjemahan tersebut sudah tersampaikan,

sehingga tidak perlu adanya alternatif terjemahan.

92 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (Surabaya: Citra Media Press, 2010), h. 57

66

Page 86: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

وال تزال معترفا بتقصيرك عن القيام بواجب حق ربك عليك وإن عظم فى .(5)

طاعته جدك وتشميرك فإن حقه عليك عظيم

Dan senantiasakan diri mengenal kekurangan dirimu dari melaksanakan hak

yang telah diwajibkan Tuhanmu kepada dirimu, meskipun telah besar dalam

mentaati-Nya, bergiatnya dirimu dan keseriusan dirimu, karena sesungguhnya

hak-Nya terhadap dirimu itu lebih besar.93

Kata معترفا pada TSu merupakan اسم فاعل dari ثالثى مزید بحرفین asal katanya

ialah .yang artinya adalah pengakuan إعـترف - معترف – إعترافا –یعترف

Kemudian kata عـظم pada TSu adalah sebagai فعل yang artinya agung atau besar.

Dan kata جدك pada TSu adalah sebagai فاعل asal katanya ialah جد. Dalam hal ini,

kata جد memiliki arti bermacam-macam yaitu kakek, sungguh-sungguh, dan

pemberian; Tetapi jika dilihat .(dalam sebuah wirid) ال ینفع ذا الجد منك الجد

kembali pada konteksnya yaitu وإن عظم فى طاعتھ جدك وتشمیرك maka terjemahan

yang tepat adalah kesungguhan dan kesigapan.

Menurut peneliti pesan yang disampaikan pada TSa tersebut kurang tepat,

maka alternatif terjemahan yang peneliti berikan adalah sebagai berikut:

Meskipun kesungguhan dan kesigapanmu telah besar dalam melaksanakan

apapun yang diwajibkan oleh Tuhan-Mu, tetapi kamu senantiasa mengakui

kekuranganmu.

93 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 23

67

Page 87: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

(6). أوجدك من العدم وأسبغ عليك النعم وعاملك بالفضل والكرم

Allah telah mewujudkanmu dari ketiadaan dan telah menyempurnakan atas

dirimu suatu kenikmatan, dan Dia telah memperlakukan dirimu dengan anugerah

kemuliaan.94

Kata أوجدك pada TSu adalah sebagai فعـل ماض asal katanya یوجد - –أوجد

pada أسـبغ pada kamus berarti mewujudkan, menciptakan. Kemudian kata إیجاد

TSu adalah sebagai فعـل ماض asal katanya ialah یسبغ - إسباغا–سبغ أ merupakan

.pada kamus berarti menyempurnakan ثالثى مزید بحرف

Selanjutnya, kata النعم merupakan bentuk jamak dari kata نعمة yang artinya

berbagai kenikmatan. Tetapi pada TSa penerjemahkan menjadi suatu kenikmatan,

terjemahannya kurang tepat. Seharusnya diterjemahkan menjadi berbagai

kenikmatan, karena kata النعم bentuk jamak dari kata نعمة.

Kemudian pengalihan pesan pada TSa di atas peneliti tidak menemukan

permasalahan dalam penerjemahan. Tetapi supaya isi pesan pada TSa

tersampaikan dan mudah untuk dipahami oleh pembaca, maka alternatif

terjemahan yang peneliti berikan adalah;

Allah telah memberikanmu berbagai kenikmatan dan telah memperlakukanmu

dengan penuh kemuliaan.

94 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 23

68

Page 88: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

وبحوله وقوته أطعته وبتوفيقه ورحمته عبدته .(7)

Dan dengan daya-Nya dan kekuatan-Nya maka engkau bisa mentaati-Nya, dan dengan

sebab pertolongan-Nya dan kasih sayang-Nya, maka engkau bisa beribadah kepada-

Nya.95

Kata بحولھ pada TSu jika dijabarkan, maka ب adalah jar. Kemudian kata

asal katanya yaitu فعـل ماض dan sebagai ثالثى مزید pada TSu merupakan أطعتھ

وقوتھ dalam kamus berarti mentaati. Selanjutnya, antara یطیع - إطاعة–أطاعة

dengan أطعتھ ada hubungan keterkaitan, dalam bahasa Arab ini biasa disebut

dengan .juga ada keterkaitan وبتوفیقھ ورحمت Kemudian pada kalimat .متعلق

Adanya keterkaitan pada kalimat tersebut gunanya sebagai penghubung supaya

makna keduanya mudah dipahami.

Selanjutnya, pengalihan pesan pada TSa yang diterjemahkan oleh penerjemah

tidak ada permasalahan. Pesan yang disampaikan mudah untuk dipahami oleh

pembaca. Tetapi, isi pesan tersebut menurut peneliti perlu diperingkas lagi supaya

tidak adanya pemborosan kata, yaitu;

Ketaatan seseorang karena daya dan kekuatan yang diberikan Allah swt, serta

ibadah seseorang karena adanya pertolongan dan kasih sayang Allah swt.

وإياك أن تدنس قميص إيمانك وتسود وجه قلبك بـإتيان ما نهاك عنه موالك .(8)

95 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 23

69

Page 89: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Berhati-hatilah engkau mengotori jubah keimananmu, dan kau hitami wajah

hatimu, dengan sebab melakukan hal yang Tuhanmu telah melarangmu.96

Kata وإیاك pada TSu kedudukannya adalah sebagai اسم الفعل bukan kata kerja

dan termasuk توكید atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai penegas. Penegas

maksudnya adalah penekanan supaya tidak melakukan hal tersebut. Dalam bahasa

Arab توكید adalah sebuah isim tabi’ yang menghilangkan adanya kemungkinan

lain dari yang dimaksud.97 Kemudian dikatakan sebagai توكید karena وإیاك

merupakan pengganti dari إخـدار yang berarti takut. Dalam hal ini kata وإیاك

berperan sebagai kalimat perintah, karena termasuk dalam توكید pada TSa

seharusnya وإیاك diterjemahkan menjadi takut. Apabila hanya diterjemahkan

berhati-hatilah kurang tepat, karena pada umumnya manusia masih dalam

kebimbangan sehingga perlu adanya penegasan.

Selanjutnya, pada TSa terdapat kalimat yang diterjemahkan secara majaz

yang diterjemahkan menjadi mengotori jubah تدنس قمیص إیمانك yaitu kata (مجاز)

keimananmu . Dalam bahasa Arab مجاز menurut istilah ilmu balaghah adalah kata

yang digunakan bukan pada tempatnya karena adanya ‘alaqah serta qarinah

yang mencegah dari arti yang sebenarnya. 97 F

98

Pada terjemahan disini terdapat مجازلغوي yang mana kata iman diserupakan

dengan sebuah jubah, maksudnya fungsi dari jubah tersebut adalah untuk

96 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 23

97 Chatibul Umami, Pedoman Dasar Ilmu Nahwu (Jakarta: Darul Ulum Press, 1987), h. 171 98 Ahmad Syatibi, Pengantar Memahami Bahasa Al-Qur’an Balaghah 1 (Ilmu Bayan)

(Jakarta: Adabia Press, 2012), h. 48

70

Page 90: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

menutupi tubuh kita, hal ini serupa dengan iman yang berfungsi untuk menutupi

zhohir bathin kita. Oleh karena itu, jika kita mengotori jubah kita dengan kotoran

maka tubuh kita ikut kotor, begitupun dengan iman kita, jika kita mengotori iman

kita dengan berbuat maksiat maka zhohir bathin kita juga ikut kotor.

Hal serupa terjadi pada kalimat وتسود وجھ قلبك yang diterjemahkan menjadi

kau hitami wajah hatimu, maksud dari terjemahan tersebut adalah jika kau

enggan menghitami wajahmu sendiri, maka jangan kau hitami hatimu dengan

kemaksiatan.

Dalam hal ini dikatakan sebagai مجاز لغوي karena dalam bahasa Arab

merupakan lafal yang digunakan dalam makna yang bukan seharusnya karena

adanya hubungan disertai karinah yang menghalangi pemberian makna hakiki.

Hubungan antara makna hakiki dan makna majazi itu karena terkadang adanya

keserupaan dan lainnya.98F

99

Selanjutnya, pengalihan pesan pada TSa terjemahan sudah tepat. Hanya saja

dalam hal ini penerjemah menerjemahkannya menggunakan penerjemahan idiom,

sehingga terjemahan tersebut seperti makna kiasan. Apabila terjemahan ini

dikonsumsi oleh masyarakat kalangan bawah atau awam, maka mereka akan

mengalami kesulitan dalam memahami isi pesannya. Oleh karena itu, peneliti

akan memberikan alternatif terjemahan supaya isi pesan tersampaikan dan makna

dari pesan tersebut dapat dipahami.

Janganlah kau kotori keimananmu dan kau hitami hatimu dengan hal-hal yang

dilarang Tuhanmu.

99 Ali Al-Jarim, Terjemahan Al-Balaaghatul Waadhihah (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1994), h. 95

71

Page 91: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

ومهما وقع منك ذنب على سبيل الندور فعليك أن تبادر بالتوبة وتحسن .(9)

األوبة وتكثر الندم واإلستغفار

Dan bilamana tertimpa pada dirimu dosa secara jarang-jarang, maka mestikan

dirimu menyegerakan diri untuk bertaubat, dan engkau bagusi pertaubatan itu,

dan engkau memperbanyak penyesalan dan mohon ampun.100

Kata وقع pada TSu merupakan فعل ماض, yaitu وقعة –یقع – وقع dalam kamus

artinya terjadi, berlangsung, sedangkan pada TSa diterjemahkan tertimpa,

sehingga adanya kesalahan pada terjemahan. Jika diperhatikan pada TSa, tertimpa

tidak cocok digunakan untuk terjemahan tersebut karena makna dari tertimpa

adalah sesuatu yang terjadi secara tidak sengaja. Sedangkan pada konteksnya

menjelaskan mengenai dosa. Jadi terjemahan yang tepat pada TSa adalah terjadi.

Kemudian فعلیك pada TSu adalah sebagai إلزام atau إسم فعل yaitu فعل ألمر.

Dalam terjemahannya penerjemah menerjemahkannya menjadi mestikan. Kata

merupakan suatu perintah atau keharusan yang harus dilakukan. Karena فعلیك

pada konteks selanjutnya terdapat kata بالتوبة untuk bertaubat.

Selanjutnya, kata وتحسن pada TSu diterjemahkan oleh penerjemah pada TSa

yaitu dibagusi. Terjemahannya kurang tepat, karena وتحسن arti sebenarnya

menurut kamus adalah membaguskan, sehingga kurang tepat jika

diterjemahkannya menjadi dibagusi.

100 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 24

72

Page 92: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Pengalihan pesan pada TSa yang dilakukan oleh penerjemah kurang tepat,

karena ada beberapa kata yang diterjemahkan tidak sesuai dengan kamus sehingga

terjadi distorsi makna. Oleh karena itu, peneliti memberikan alternatif terjemahan

supaya isi dari pesan tersebut tersampaikan. Terjemahan alternatifnya adalah

sebagai berikut:

Meskipun kamu jarang melakukan dosa, tetapi kamu tetap menyegerakan diri

untuk bertaubat dan mohon ampun pada-Nya dengan penuh penyesalan.

وال تزال خائفا وجال فـإن المؤمن ال يزال في غاية من الخوف والوجل .(10)

وإن أخلص الطاعة وأحسن المعاملة

Dan kau senantiasakan diri sebagai orang yang khawatir lagi takut, karena

sesungguhnya orang beriman itu senantiasa berada di ambang rasa khawatir dan

takut, meskipun ia telah memurnikan ketaatan dan telah membaguskan hubungan

dengan Allah.101

Kata خائفا pada TSu merupakan إسم فاعل dan sebagai توكید (penegas) dan asal

katanya خائفا– خوفا – یخاف –خاف merupakan ثالثى مجرد باب الثانى. Dalam hal

ini kata خائفا merupakan توكید معنوى yang dikuatkan oleh وجال (takut). Kata وجال

asal katanya .ثالثى مجرد باب الثانى merupakan وجل – جلة – یجل – وجل

Selanjutnya, dikatakan sebagai توكید karena arti sebenarnya dari kedua kata

101 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 24

73

Page 93: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

tersebut adalah takut, tetapi sebagai penegas supaya manusia melakukannya

bersungguh-sungguh maka diberikan penekanan yaitu khawatir lagi takut.

Kemudian hal yang sama terjadi pada kata الخوف والوجل keduanya sebagai

Pada TSa terjemahannya sudah tepat, oleh penerjemah .توكید merupakan مصدر

diterjemahkan menjadi rasa khawatir dan takut.

Pengalihan pesan pada TSa yang dilakukan oleh penerjemah, tidak ditemukan

permasalahan. Pesan yang disampaikan cukup dipahami, sehingga peneliti tidak

perlu memberikan alternatif terjemahan karena isi pesannya tersampaikan dan

mudah dipahami.

وأنت تعلم ما كانت عليـه األنبياء مع عصمتهم واألولياء مع حفظهم من .(11)

الحوف واألشفاق مع صالح أعمالهم, وقلة ذنوبهم أو عدمها

Dan engkau telah mengetahui mengenai hal yang terdapat pada para Nabi,

disertai dengan terpelihara diri mereka [dari segala salah dan dosa], dan para

wali yang disertai dengan terjaga diri mereka dari rasa khawatir, dan para

penyayang yang disertai dengan kesholehan amal-amal mereka, dan sedikitnya

dosa-dosa mereka, atau tanpa dosa.102

Kata األنبیاء pada TSu merupakan bentuk jamak, asal katanya (غیر أصل) نبي

–نبیو pada TSu merupakan bentuk األولیاء Sama halnya dengan kata .(أصل)

102 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 24

74

Page 94: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

jamak, asal katanya adalah غیر أصل) - (ولوي أصل)( ولي . Jika diterjemahkan

kedua kata tersebut adalah para nabi dan para wali. Terjemahan pada TSa sudah

tepat.

Kemudian pengalihan pesan pada TSa di atas peneliti tidak menemukan

permasalahan dalam penyampaian pesannya. Dalam hal ini peneliti akan

menjelaskan maksud dari pesan yang dialihkan oleh penerjemah supaya pembaca

khususnya bagi pembaca kalangan awam mudah untuk memahami, yaitu;

Kita mengetahui para Nabi saja yang amal ke shalihannya sudah dijamin oleh

Allah swt mereka tetap memelihara dan menjaga diri mereka dari segala dosa.

Begitu juga dengan para wali ulama yang selalu berada dalam lindungan Allah

dan penjagaan-Nya, mereka tetap berusaha untuk tetap bisa berada di jalan Allah

swt.

فأنت بذلك أولى وأحرى, فلقد كانوا أعرف مـنك بسعة رحمة اهللا وأحسن .(12)

منك ظنـا باهللا

Lalu [apakah] dirimu dengan semua hal itu lebih utama dan lebih pantas, karena

sesungguhnya mereka itu lebih mengerti dibandingkan dirimu, dalam hal

keluasan rahmat Allah dan mereka lebih bagus daripada dirimu dalam

berprasangka kepada Allah.103

103 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 24

75

Page 95: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Kata فأنت pada TSu jika dijabarkan ف merupakan cabang dari kata یعرف asal

katanya adalah عرف yaitu mengetahui. Pada TSu digunakan kata فأنت karena

disesuaikan dengan konteks selanjutnya yaitu بذلك أولى وأحرى yang artinya

dengan semua hal itu. Terjemahan pada kalimat tersebut merupakan kalimat

pertanyaan, yaitu apakah kamu mengetahui dengan semua hal itu? Pada kalimat

dikatakan sebagai kalimat pertanyaan karena terjemahan ini فأنت بذلك أولى وأحرى

merupakan lanjutan dari terjemahan pada ayat sebelumnya.

Kemudian kata وأحسن pada TSu penerjemah menerjemahkan pada TSa

menjadi lebih bagus. Menurut peneliti kurang tepat, karena dalam hal ini kata

merupakan suatu hal yang dilebihkan dan ditujukan untuk para nabi dan وأحسن

para wali. Sehingga terjemahan yang tepat untuk kata وأحسن adalah lebih pantas.

Selanjutnya, pengalihan pesan pada TSa peneliti tidak menemukan

permasalahan. Hanya saja peneliti ingin memperingkas isi dari pesan tersebut

supaya lebih mudah dipahami dan isi pesan tersampaikan.

Lalu apakah kamu mengetahui bahwa kamu lebih baik daripada mereka? Karena

sesungguhnya mereka lebih mengerti daripada kamu dan mereka lebih pantas

untuk mendapatkan karunia-Nya.

وأصـدق منك طمعا فى عفوه وأعظم منك رجاء فى كرمه وفضل .(13)

76

Page 96: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Dan mereka lebih benar dibandingkan dalam hal sangat menginginkan ampunan

Allah, dan mereka lebih besar dibandingkan dirimu dalam hal berharap kepada

kemurahan Allah dan Anugerah-Nya.104

Kata أصدق pada TSu merupakan إسم تفضل asal katanya یصدق – صدق –

pada TSu أعظم yang artinya kebenaran. Sama halnya dengan kata صدقا

merupakan yang artinya lebih besar عظمة – یعظم –عظم asal katanya إسم تفضل

dan lebih agung.

Kemudian pengalihan pesan pada TSa tidak ada permasalahan dari

terjemahannya. Pesan yang disampaikan mudah dipahami dan tersampaikan

kepada pembaca, sehingga tidak perlu adanya alternatit terjemahan.

فاقتد بآثارهم تنج وتسلم واتبع سبيلهم تفز وتغنم واعتصم باهللا .(14)

Maka ikutlah kepada jejak perilaku mereka, maka engkau bisa selamat dan

diselamatkan, dan turuti jalan mereka, maka engkau bisa beroleh kemenangan

dan kesuksesan, dan berpeganglah kepada Allah.105

Kata فاقتد pada TSu merupakan فعل ألمر asal katanya یقتدى - اقتداء –اقتدى

yang artinya mengikuti. Kemudian kata تنج وتسلم merupakan فعل مضارع للمجھول

104 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 24

105 Al-Habib Abdullah Al-Haddad, Risalatul Mudzakarah (Jakarta: Pustaka Mampir, 2008), h. 24

77

Page 97: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

pada TSa diterjemahkan selamat dan diselamatkan, sedangkan pada kamus

artinya diselamatkan. Jadi kata تنج وتسلم cukup diterjemahkan menjadi

diselamatkan saja. Selanjutnya, kata تفز pada TSa diterjemahkan kemenangan

sedangkan dalam kamus adalah bahagia, maka terjemahan yang tepat untuk

digunakan pada kata تفز ialah akan bahagia. Kemudian hal serupa terjadi pada

kata تغنم pada TSa diterjemahkan kesuksesan, sedangkan dalam kamus berarti

beruntung, maka terjemahan yang tepat untuk digunakan pada kata تغنم adalah

akan beruntung.

Pengalihan pesan pada TSa menurut peneliti kurang tepat, karena terdapat

beberapa kata yang diterjemahkannya tidak sesuai dengan kamus sehingga

terjadinya distorsi makna. Oleh karena itu, peneliti memberikan alternatif

terjemahan sebagai berikut:

Ikutilah jejak perilaku mereka (Rasulullah dan para Wali) maka kamu akan

selamatkan, dan turuti jalan mereka maka kamu akan bahagia dan bernntung.

Kedua ayat pada TSu tersebut merupakan (نتیجة) kesimpulan yang ada pada

Bab Mukmin Sejati ini, yaitu; rasa takut kita kepada Allah swt dengan mengikuti

jejak para Nabi dan ulama. Kita mengikuti jejak para Nabi dan ulama maka kita

akan terselamatkan dan diselamatkan oleh Allah swt dari segala siksaan-Nya.

Kemudian kita akan mendapat kemenangan dan kesuksesan jika terus berada

dijalan-Nya.

78

Page 98: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan

kepada kamu, dan RasulNya berada ditengah-tengah kamu? Barangsiapa yang

berpegang teguh pada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi

petunjuk kepada jalan yang lurus. [QS: Al-‘Imran/101]106

Pada TSu di atas merupakan ayat Alqur’an yaitu QS. Al-Imran: 101. Kata

ھــدي Kata .ھــدى dari kata للمجھولفعـل مـاض pada TSu adalah sebagai ھــدي

disini berarti telah diberikan sedangkan dalam kamus adalah menunjukkan jalan,

keduanya makna dari artinya sama saja.

Selanjutnya, pengalihan pesan pada TSa menurut peneliti sudah tepat

sehingga tidak perlu adanya alternatif terjemahan.

C. Hasil dan Presentase Penilaian Terjemahan Kitab Risălatul Mudzăkarah

Setelah peneliti menganalisis teks Arab dan terjemahannya, maka peneliti

akan menjabarkan lebih jelas lagi hasil dan prosentase penilaiannya secara

keseluruhan dengan menggunakan tabel perhitungan matematis.

106 http://www.alquran-digital.com

79

Page 99: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Tabel 8. Hasil Presentase Penilaian Terjemahan dari Aspek Kebahasaan

No. Aspek Kebahasaan

Data Korpus Prosentase

Jumlah Tidak Akurat 1 Leksikon 200 10 5%

2 Morfologi 10 2 20%

3 Sintaksis 15 1 7%

TOTAL: 32%

1. Leksikon

Selanjutnya, peneliti akan memaparkan data-data dari analisis peneliti

mengenai leksikon yang disajikan dalam bentuk tabel serta kesalahan-

kesalahannya. Dalam hal ini, leksikon diperoleh peneliti dari hasil analisis adalah

sebanyak 200 kosa kata, sedangkan kesalahannya diperoleh sebanyak 10 kosa

kata. Jadi presentase perhitungan matematis pada aspek leksikon adalah sebagai

berikut;

10 200

Berikut ini tabel leksikon serta kesalahan-kesalahannya yang penulis sajikan

dalam bentuk tabel;

x 100 = 5% Prosentase Kesalahan pada Aspek Leksikon

80

Page 100: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Tabel 9. Data Leksikon

1 Fasal (فصل) 24 Memilih واختارك 2 Berkata 25 قال Berhubungan dengan-Nya لمعاملته 3 Siapa? 26 من Dan mohonlah! واسأله 4 Dibuat senang 27 سرته Agar أن 5 Perbuatan baiknya 28 حسنته Menerima يقبل 6 Dibuat susah 29 ساءته Darimu منك 7 Perbuatan jeleknya 30 سيئته Dengan kebaikan-Nya بفضله 8 Maka ia 31 فهو Apa-apa ما 9 Orang yang beriman 32 مؤمن Mempermudah يسره 10 Maka apabila 33 فـإذا Atas dirimu عليك 11 Menolongmu 34 وفقـك Berupa من 12 Allah 35 اهللا Sholeh صالح 13 Wahai 36 أيها Amal العمل 14 Orang yang beriman 37 المؤمن Berkata قال 15 Untuk beramal 38 للعمل Karamallahu Wajhah كرم اهللا وجهه 16 Mentaati 39 طاعـته Jadilah كونوا 17 Besarkan 40 يعظم Diterimanya بقبول 18 Kegembiraan 41 فرحك Amal [ibadah] العمل 19 Pencapaian 42 التبالغ Yang paling أهم 20 Syukur 43 شكر Oleh kalian منكم 21 Kepada 44 الذى Karena فإنه 22 Memuliakan 45 أكرمك Tidak ال 23 Berkhidmat 46 خدمته Sedikit يقل

81

Page 101: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

47 Diterima 70 مقبول Atas dirimu عليك 48 Senantiasa 71 تزال Kenikmatan النعم 49 Mengenal 72 معترفا Memperlakukan عاملك 50 Kekurangan 73 تقصيرك Dengan anugerah بالفضل 51 Dari 74 عن Kemuliaan الكرم 52 Melaksanakan 75 القيام Dengan daya-Nya بحوله 53 Diwajibkan 76 بواجب Kekuatan-Nya قوته 54 Hak 77 حق Mentaati-Nya أطعته 55 Tuhanmu 78 ربك Dengan pertolongan_Nya بتوفيقه 56 Kepadamu 79 عليك Kasih sayang-Nya رحمته 57 Meskipun 80 وإن Ibadah kepada-Nya عبدته 58 Besar 81 عظم Berhati-hatilah وإياك 59 Mentaati 82 طاعته Engkau أن 60 Sungguh-sungguh 83 جدك Mengotori تدنس 61 Keseriusanmu 84 تشميرك Jubah قميص 62 Karena 85 فإن Keimanan إيمانك 63 Hak-Nya 86 حقه Kau hitami تسود 64 Terhadapmu 87 عليك Wajahmu وجه 65 Besar 88 عظيم Hatimu قلبك 66 Mewujudkan 89 أوجدك Dengan sebab بـإتيان 67 Dari 90 من Melarangmu موالك 68 Ketiadaan 91 العدم Dan bilamana ومهما 69 Menyempurnakan 92 وأسبغ Terjadi وقع

82

Page 102: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

93 Pada dirimu 117 منك Dari من 94 Dosa 118 ذنب Rasa khawatir الخوف 95 Atas 119 على Rasa takut والوجل 96 Cara 120 سبيل Dan sesungguhnya وإن 97 Jarang-jarang 121 الندور Memurnikan أخلص 98 Mestikan dirimu 122 عليك Ketaatan الطاعة 99 Untuk 123 أن Membaguskan وأحسن 100 Menyegerakan 124 تبادر Hubungan dengan-Nya المعاملة 102 Bertaubat 125 بالتوبة Dan engkau وأنت 103 Baguskan 126 وتحسن Mengetahui تعلم 104 Pertaubatan 127 األوبة Mengenai كانت 105 Memperbanyak 128 وتكثر Yang terdapat عليـه 106 Penyesalan 129 الندم Para nabi األنبياء 107 Memohon ampunan 130 واإلستغفار Dengan مع 108 Senantiasakan 131 تزال Terpelihara عصمتهم 109 Khawatir 132 خائفا Para wali واألولياء 110 Takut 133 وجال Dengan مع 111 Karena 134 فـإن Terjaga حفظهم 112 Orang beriman 135 المؤمن Rasa khawatir الحوف 113 Tidak 136 ال Para penyayang واألشفاق 114 Senantiasa 137 يزال Dengan مع 115 Di 138 في Keshalihan-nya صالح 116 Perasaan 139 غاية Amal-amal mereka أعمالهم

83

Page 103: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

140 Sedikitnya 163 وقلة Lebih besar وأعظم 141 Dosa-dosa mereka 164 ذنوبهم Daripada منك 142 Atau 165 أو Berharap رجاء 143 Tanpa dosa 166 عدمها Di فى 144 Lalu kamu 167 فأنت Kasih sayang كرمه 145 Dengan semua itu 168 بذلك Anugerah وفضل 146 Lebih utama 169 أولى Maka ikutilah فاقتد 147 Lebih pantas 170 وأحرى Jejak بآثارهم 148 Karena 171 فلقد Selamat تنج 149 Sesungguhnya 172 كانوا Selamat وتسلم 150 Lebih mengerti 173 أعرف Turuti واتبع 151 Daripada dirimu 174 مـنك Jalan mereka سبيلهم 152 Dalam hal 175 بسعة Bahagia تفز 153 Kasih sayang Allah 176 رحمة اهللا Beruntung وتغنم 154 Dan lebih baik 177 وأحسن Kepada واعتصم 155 Daripada dirimu 178 منك Allah باهللا 156 Berprasangka 179 ظنـا Dan و 157 Pada Allah 180 باهللا Bagaimana كيف 158 Lebih benar 181 وأصـدق Kafir تكفرون 159 Daripada 182 منك Dan و 160 Mengharapkan 183 طمعا Kamu انتم 161 Di 184 فى Menjadi تتلى 162 Ampunan 185 عفوه Pada dirimu عليكم

84

Page 104: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

186 Ayat-ayat 194 ءايت Dibacakan 187 Allah 195 اهللا Maka فقد 188 Dan 196 و Petunjuk هدي 189 Berada 197 فيكم Ditengah-tengah 190 Rasul-Nya 198 رسوله Kepada الى 191 Dan siapa 199 ومن Jalan صراط 192 Berpegang 200 يعتصيم Yang lurus مستقيم 193 Kepada Allah باهللا

Kesalahan-kesalahan yang Terdapat pada Aspek Leksikon;

1. Kata فلیعظم فرحك pada TSu terjadi kesalahan penulisan. Kata فلیعظم

merupakan فعل مضارع, tetapi pada penulisannya terjadi kesalahan, karena

setelah kata فلیعظم ada kata فرحك yang merupakan dhommir dari Kamu,

sedangkan kata فلیعظم merupakan dhommir untuk Dia. Jadi seharusnya

penulisan yang tepat adalah عظم فرحكتفل , karena kata عظمتفل adalah

pronomina yang digunakan untuk dhommir Kamu.

2. Kata یسـره terjadi kesalahan penulisan pada TSu. Karena pada TSa

diterjemahkannya menjadi mempermudahnya atas dirimu sedangkan kata

,jika diterjemahkan artinya adalah menggembirakan. Oleh karena itu یسـره

seharusnya kata yang tepat digunakan pada TSu adalah ییسر, kata ییسر

85

Page 105: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

merupakan فعـل ماض asal katanya dari ییسر - یسر تیسیر- dalam kamus

berarti mempermudah.

3. Kata وتشمیرك pada TSa diterjemahkan keseriusan, sedangkan dalam kamus

artinya adalah kesigapan. Sehingga jika dilihat kembali pada konteksnya

yaitu وإن عظم فى طاعتھ جدك وتشمیرك maka terjemahan yang tepat adalah

kesungguhan dan kesigapan.

4. Kata النعم merupakan bentuk jamak dari kata نعمة yang artinya berbagai

kenikmatan. Tetapi pada TSa penerjemahkan menjadi suatu kenikmatan,

terjemahannya kurang tepat. Seharusnya diterjemahkan menjadi berbagai

kenikmatan, karena kata النعم bentuk jamak dari kata نعمة.

5. Kata وقع pada TSu merupakan فعل ماض, yaitu وقعة –یقع – وقع dalam kamus

artinya terjadi, berlangsung. Sedangkan pada TSa diterjemahkan tertimpa,

sehingga adanya kesalahan pada terjemahan. Jika diperhatikan pada TSa,

tertimpa tidak cocok digunakan untuk terjemahan tersebut karena makna dari

tertimpa adalah sesuatu yang terjadi secara tidak sengaja. Sedangkan pada

konteksnya menjelaskan mengenai dosa. Jadi terjemahan yang tepat pada TSa

adalah terjadi.

6. Kata وتحسن pada TSu diterjemahkan oleh penerjemah pada TSa yaitu

dibagusi. Terjemahannya kurang tepat, karena وتحسن arti sebenarnya

menurut kamus adalah membaguskan, sehingga kurang tepat jika

diterjemahkannya menjadi dibagusi.

7. Kata وأحسن pada TSu penerjemah menerjemahkan pada TSa menjadi lebih

bagus. Menurut peneliti kurang tepat, karena dalam hal ini kata وأحسن

86

Page 106: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

merupakan suatu hal yang dilebihkan dan ditujukan untuk para nabi dan para

wali. Sehingga terjemahan yang tepat untuk kata وأحسن adalah lebih pantas.

8. kata تنج وتسلم merupakan فعل مضارع للمجھول pada TSa diterjemahkan

selamat dan diselamatkan, sedangkan pada kamus artinya diselamatkan. Jadi

kata تنج وتسلم cukup diterjemahkan menjadi diselamatkan saja.

9. Kata تفز pada TSa diterjemahkan kemenangan sedangkan dalam kamus

adalah bahagia, maka terjemahan yang tepat untuk digunakan pada kata تفز

ialah akan bahagia.

10. Kata تغنم pada TSa diterjemahkan kesuksesan, sedangkan dalam kamus

berarti beruntung, maka terjemahan yang tepat untuk digunakan pada kata

.adalah akan beruntung تغنم

2. Morfologi

Pada morfologi hasil yang diperoleh peneliti adalah sebanyak 10 struktur kata

(morfologi), sedangkan kesalahannya sebanyak 2 kata. Jadi presentase

perhitungan matematis pada aspek morfologis adalah sebagai berikut:

2 10

Berikut ini tabel morfologi serta kesalahan-kesalahannya yang penulis sajikan

dalam bentuk tabel;

x 100 = 20% Prosentase Kesalahan pada Aspek Morfologis

87

Page 107: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Tabel 10. Data Morfologi

1 Besarkan 6 فليعظم Secara الندور 2 Menolongmu 7 وفقـك Pertaubatan األوبة 3 Pengakuan 8 معترفا Mestikan فعليك

4 Ketiadaan 9 العدم Lalu [apakah] kamu فأنت

5 Kenikmatan 10 النعم Mewujudkan أوجدك

Kesalahan-kesalahan yang terdapat pada Aspek Morfologi;

1. Kata النعم merupakan bentuk jamak dari kata نعمة yang artinya berbagai

kenikmatan. Tetapi pada TSa penerjemahkan menjadi suatu kenikmatan,

terjemahannya kurang tepat. Seharusnya diterjemahkan menjadi berbagai

kenikmatan, karena kata النعم bentuk jamak dari kata نعمة.

2. Kata فلیعظم فرحك pada TSu terjadi kesalahan penulisan. Kata فلیعظم

merupakan فعل مضارع, tetapi pada penulisannya terjadi kesalahan, karena

setelah kata فلیعظم ada kata فرحك yang merupakan dhommir dari Kamu,

sedangkan kata فلیعظم merupakan dhommir untuk Dia. Jadi seharusnya

penulisan yang tepat adalah عظم فرحكتفل , karena kata عظمتفل adalah

pronomina yang digunakan untuk dhommir Kamu.

88

Page 108: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

3. Sintaksis

Selanjutnya, pada sintaksis hasil yang diperoleh peneliti adalah sebanyak 15

dan kesalahan yang diperoleh adalah 1. Jadi presentase perhitungan matematis

pada aspek sintaksis adalah sebagai berikut:

1 15

Kesalahan yang terdapat pada Aspek Sintaksis;

وإياك أن تدنس قميص إيمانك وتسود وجه قلبك بـإتيان ما نهاك عنه موالك

pada TSa terdapat kalimat yang diterjemahkan secara majaz (مجاز) yaitu kata

.yang diterjemahkan menjadi mengotori jubah keimananmu تدنس قمیص إیمانك

Pada terjemahan disini terdapat مجازلغوي yang mana kata iman diserupakan

dengan sebuah jubah, maksudnya fungsi dari jubah tersebut adalah untuk

menutupi tubuh kita, hal ini serupa dengan iman yang berfungsi untuk menutupi

zhohir bathin kita. Oleh karena itu, jika kita mengotori jubah kita dengan kotoran

maka tubuh kita ikut kotor, begitupun dengan iman kita, jika kita mengotori iman

kita dengan berbuat maksiat maka zhohir bathin kita juga ikut kotor.

Hal serupa terjadi pada kalimat وتسود وجھ قلبك yang diterjemahkan menjadi

kau hitami wajah hatimu, maksud dari terjemahan tersebut adalah jika kau

enggan menghitami wajahmu sendiri, maka jangan kau hitami hatimu dengan

kemaksiatan.

x 100 = 7% Prosentase Kesalahan pada Aspek Sintaksis

89

Page 109: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Selanjutnya, apabila terjemahan ini dikonsumsi oleh masyarakat kalangan

bawah atau awam, mereka akan mengalami kesulitan dalam memahami isi

pesannya. Oleh karena itu, terjemahan yang tepat supaya isi pesan tersampaikan

dan maknanya dapat dipahami adalah:

Janganlah kau kotori keimananmu dan kau hitami hatimu dengan hal-hal yang

dilarang Tuhanmu.

Ketiga hasil perhitungan di atas dari tiap aspek yang diperoleh, maka peneliti

dapat menyimpulkan presentase kesalahan adalah 32%. Selanjutnya, presentase

perolehan hasil penilaian dari penelitian dan analisis pada Kitab Risălatul

Mudzăkarah adalah sebesar 67%.

Hasil penilaian tersebut jika disesuaikan dengan pedoman teori Rochayah

Machali termasuk dalam kategori terjemahan baik. Hal ini dikarenakan terdapat

terjemahan yang dilakukan secara harfiah walaupun tidak terlalu banyak.

Kemudian ada satu atau dua kesalahan tata ejaan, dan kesalahan tata bahasa.

90

Page 110: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan analisis sebanyak tiga halaman pada buku

terjemahan Risālatul Mudzākarah bab Mukmin Sejati yang dijadikan sebagai

objek utama dalam melakukan penelitian, maka diperoleh 15 korpus data

terjemahan. Selanjutnya, peneliti dapat memberikan jawaban dari hasil analisis

dan penilaian pada perumusan masalah yang ada di pendahuluan bab 1.

Segi leksikon, peneliti menemukan 10 permasalahan kosakata yang

mengalami kesalahan dari jumlah 200 kosakata. Hal ini disebabkan penerjemahan

kosakata yang dilakukan oleh penerjemah tidak sesuai dengan kamus dan terdapat

pula beberapa yang tidak sesuai dengan konteksnya, maka presentase kesalahan

yang diperoleh adalah 5% kesalahan dari keseluruhannya.

Kemudian segi morfologis, peneliti menemukan 2 permasalahan dalam

penulisannya, serta dari maknanya tersebut. Sehingga terdapat pergeseran makna

yang maknanya tidak sesuai. Dalam hal ini, peneliti menemukan 10 morfologis

dari total keseluruhan, maka presentase kesalahan yang ditemukan adalah 20%

dari prosentase keseluruhan.

Selanjutnya, segi sintaksis penerjemah melakukan proses melakukan

pengalihan pesan sudah cukup baik. Tetapi ada 1 kesalahan yang peneliti

temukan, sehingga presentase kesalahan yang diperoleh adalah 7% kesalahan

secara keseluruhannya.

91

Page 111: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Setelah dianalisis dari hasil terjemahan tersebut, penulis akan memberikan

penilaian menurut teori penilaian yang dikemukakan oleh Machali. Jumlah

keseluruhan penilaian terdapat 32% kesalahan pada terjemahan kitab Risālatul

Mudzākarah. Jadi penilaian yang diberikan adalah sebanyak 67% jika disesuaikan

dengan kategori penilaian menurut Machali termasuk dalam kategori terjemahan

baik.

Kitab Risālatul Mudzākarah ini sangat bagus untuk dikaji dan dikonsumsi

oleh para pembaca. Karena pembahasannya yang cukup menarik yaitu tentang

Risalah Diskusi mengenai Akhlak Tasawuf. Hanya saja gaya bahasa dalam

terjemahan kitab ini masih cukup tinggi sehingga hanya kalangan tertentu yang

mampu memahami isi dari kitab ini. Maka dari itu perlu ada sedikit perbaikan

dalam terjemahannya supaya kalangan awam bisa untuk membacanya juga.

B. Saran-saran

Saran-saran yang ingin penulis berikan tentang terjemahan kitab Risālatul

Mudzākarah ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam terjemahannya perlu adanya dilakukan perbaikan yaitu dengan diberi

penjelasan secara rinci, yaitu tentang maknanya supaya bisa dipahami

terutama untuk kalangan masyarakat umum. Kemudian pada teks Arabnya

perlu ada perbaikan karena adanya penulisan ayat yang salah, sehingga fatal

akibatnya ketika orang lain tidak memahami arti atau makna dari ayat dan

terjemahannya.

92

Page 112: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

2. Jika kitab ini digunakan sebagai bahan untuk pengajaran, maka pengajar

sebelumnya harus menguasai tentang bidang atau pengetahuan yang ada pada

kitab tersebut, karena kitab ini membahas tentang akhlak tasawuf. Jadi

seorang pengajar jika ingin mengajarkan kitab ini harus mengetahui tentang

seluk beluk ilmu tasawuf.

3. Kemudian penjelasan dalam terjemahan kitab Risalatul Mudzakarah harus

lebih spesifik lagi dan diuraikan. Karena dalam terjemahannya terdapat

majaz, sehingga harus diperjelas.

93

Page 113: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. Nahwu dan Sintaksis Fungsional. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Alhabsyi, Ahmad bin Zein. Riwayat Hidup Para Wali & Shalihin. Surabaya: Cahaya Ilmu Publisher, 2008.

Alhaddad, Sayyid Abdulloh. Risalatul Mudzakarah. Surabaya: Pustaka Mampir, 2008.

Ali, Atabik. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia. Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 2004.

Alwi, Hasan dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.

Al-Jarim, Ali. Terjemahan Al-Balaaghatul Waadhihah. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1994.

Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Chaer, Abdul. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Chaer, Abdul. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Hidayatullah, Moch Syarif.Pengantar Linguistik Arab Klasik-Modern. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Hidayatullah, Moch Syarif. Tarjim Al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab – Indonesia. Tangerang: Dikara, 2010.

Hoed, H. Benny. Penerjemahan dan Kebudayaan. Bandung: Pustaka Jaya, 2006.

Keraf, Gorys. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah, 1994.

Kridalaksana, Harimurti. Pembentukkan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 2007.

Machali, Rochayah. Pedoman bagi Penerjemahan. Bandung: Kaifa, 2009.

Muhammad, Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Munip, Abdul. Transimisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia. Jakarta: Kementrian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Lektur Keagamaan, 2010.

Nababan, Rudolf. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2003.

94

Page 114: Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30638/1/... · 1. Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib

Nasanius, Yassir. Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya Kedelapan Belas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007.

Nasuhi, Hamid dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: CeQDA, 2007.

Parera, J. D. Dasar-dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga, 2009.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Pedoman Umum Ejaan Bahasa yang Disempurnakan. Surabaya: Citra Media Press, 2010.

Putrayasa, Ida Bagus. Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori, dan Peran). Bandung: Refika Aditama, 2007.

Rahardi, Kunjana. Dimensi-dimensi Kebahasaan Aneka Masalah Bahasa Indonesia Terkini. Jakarta: Erlangga, 2006.

Sayogi, Frans, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008.

Simatupang, D. S. Maurits. Pengantar Teori Terjemahan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2000.

Sudaryanto. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Djambatan, 1983.

Sugihastuti.Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Syatibi,Ahmad. Pengantar Memahami Bahasa Al-Qur’an Balaghah 1 (Ilmu Bayan). Jakarta: Adabia Press, 2012.

Syihabuddin. Penerjemahan Arab-Indonesia. Bandung: Humaniora, 2005.

Umam,Chatibul. Pedoman Dasar Ilmu Nahwu . Jakarta: Darul Ulum Press, 1987.

Widyamartaya, A. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius, 1989.

Zaka, Al Farisi M. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011

Rujukan Internet

Truly Almendo Pasaribu, Menilai Kualitas Terjemahan, http://pelitaku.sabda.org/menilai_kualitas_terjemahan

Kuliah, Strategi Penilaian Kualitas Terjemahan, http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/05/startegi-penilaian-kualitas-terjemahan-444110.html

95