plagiat merupakan tindakan tidak terpuji hubungan … · 2017. 9. 20. · hubungan antara persepsi...

162
i HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SISTEM IMBALAN DAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN OPERATOR PRODUKSI DI PT. DELTA MERLIN SANDANG TEKSTIL (DMST) II SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Theresia Kumala Wardani 129114140 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SISTEM IMBALAN DAN

    KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN OPERATOR PRODUKSI DI

    PT. DELTA MERLIN SANDANG TEKSTIL (DMST) II

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

    Program Studi Psikologi

    Oleh:

    Theresia Kumala Wardani

    129114140

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN MOTTO

    “Kepala yang PENUH PENGETAHUAN

    tidak akan lebih hebat daripada hati yang PENUH IMAN”

    ~ Merry Riana ~

    “Seseorang tidak dilahirkan menjadi luar biasa,

    tapi mereka bertumbuh jadi luar biasa

    - Anonim –

    “Barang siapa ingin mutiara harus berani terjun di lautan

    yang dalam”

    - Ir. Soekarno -

    “Kesempatan tidak mengetuk pintu

    Ia ada jika anda membuka pintu’

    - Anonim -

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Saya persembahkan karya ini untuk:

    Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kekuatan, penyertaan, dan

    kesehatan hingga detik ini

    Kedua orang tua yang sudah merawat, mendidik, dan selalu mendoakan saya

    selama ini

    Ketiga kakak saya yang selalu memberikan motivasi dan arahan bagi saya

    Kekasih, sahabat, teman-teman, dan orang-orang yang selalu mendukung,

    mendoakan, dan membantu saya dalam penyelesaian skripsi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SISTEM IMBALAN DAN

    KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN OPERATOR PRODUKSI DI

    PT. DELTA MERLIN SANDANG TEKSTIL (DMST) II

    Theresia Kumala Wardani

    Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap sistem imbalan dan kepuasan kerja pada karyawan operator produksi di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil

    (DMST) II. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif dan signifikan antara

    persepsi terhadap sistem imbalan dan kepuasan kerja pada karyawan operator produksi di PT.

    Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II. Subjek penelitian berjumlah 160 karyawan operator

    produksi di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II. Instrumen dalam penelitian ini

    menggunakan skala persepsi terhadap sistem imbalan yang terdiri dari 31 aitem dengan reliabilitas

    α= 0.924 dan skala kepuasan kerja yang terdiri dari 33 aitem dengan reliabilitas α= 0.943. Berdasarkan hasil uji asumsi, diketahui bahwa data persepsi terhadap sistem imbalan dan data

    kepuasan kerja termasuk dalam distribusi tidak normal dan linear. Uji Hipotesis menggunakan

    teknik korelasi Spearman’s Rho. Korelasi antara persepsi terhadap sistem imbalan dan kepuasan kerja pada karyawan operator produksi di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II

    menunjukan hasil 0.673 dengan p= 0.000 (p

  • viii

    THE RELATIONSHIP BETWEEN PERCEPTION OF PAYMENT SYSTEM

    AND JOB SATISFACTION ON OPERATOR PRODUCTION’S EMPLOYEE AT PT. DELTA MERLIN SANDANG TEKSTIL (DMST) II

    Theresia Kumala Wardani

    Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma

    ABSTRACT

    This research aimed to determine the relationship between perception of payment system and job satisfaction on operator production’s employee at PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II. The hypothesis proposed in this research was the significant positive correlation

    between perception of payment system and job satisfaction on operator production’s employee at PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II. Subjects were 160 operator production’s employee at PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II. Instrument in this research use perception of

    payment system scale consist of 31 item with reliability 0.924 job satisfaction scale consist of 33

    item with reliability 0.943. Based on assumptions test, the data of perception of payment system

    and job satisfaction were not normal and linear. The data were analyzed using Spearman’s Rho correlation tehcnique. The correlation between perception of payment system and job satisfaction

    on operator production’s employee at PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II is 0.673 with p = 0.000 (p

  • ix

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan

    karunia-Nya sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul

    “Hubungan antara Persepsi terhadap Sistem Imbalan dan Kepuasan Kerja pada

    Karyawan Operator Produksi di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II”

    diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana Psikologi di

    Universitas Sanata Dharma.

    Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak

    tantangan maupun kesulitan yang dihadapi dan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

    bantuan serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

    menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma.

    2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas

    Psikologi Universitas Sanata Dharma.

    3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

    4. Bapak R. Landung Eko P., M.Psi., Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripi

    yang selalu sabar dan pengertian dalam memberikan bimbingan, arahan,

    motivasi, kritik dan saran, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi.

    Terima kasih Pak Landung atas waktu, pikiran, dan tenaga yang diberikan

    selama bimbingan kepada penulis. Terima kasih juga atas guyonannya selama

    bimbingan, sehingga suasana menjadi ramai dan menyenangkan. Sekali lagi,

    terima kasih banyak Pak Landung atas segala hal yang bapak berikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

    yang telah memberikan pengetahuan, pelajaran dan berbagi pengalaman hidup

    selama masa studi penulis di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

    6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah

    banyak membantu penulis dalam setiap administrasi.

    7. Bapak Cipta selaku HRD dan Ibu Nurul selaku staff HRD di PT. Delta Merlin

    Sandang Tekstil (DMST) II yang sudah memberikan ijin untuk mengadakan

    penelitian di perusahaan tersebut. Terima kasih atas keramahan, pengertian,

    dan kerja samanya selama ini. Terima kasih sudah memberikan banyak

    informasi yang sangat membantu penulis.

    8. Para karyawan operator produksi di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil

    (DMST) II selaku subjek dalam penelitian ini yang sudah memberikan waktu,

    kesediaan, dan kerja samanya dalam penyelesaian skripsi ini.

    9. Bapak Slamet selaku satpam di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II

    yang sudah memberikan keramahan dan keakraban selama peneliti menunggu

    di pos satpam.

    10. Kedua orang tua yang luar biasa, Bapak Laurentius Suparno dan Ibu Ch. Eny

    Sukmawati yang sudah memberikan seluruh cinta dan kasih sayangnya kepada

    penulis hingga detik ini. Terima kasih yang tak terhingga atas pengorbanan,

    doa, dukungan, nasehat, didikan, kesabaran, pengertian, dan perhatiannya

    selama ini.

    11. Ketiga kakak tercinta, Mas Kuncoro, Mas Fajar, dan Mbak Dewi yang selalu

    memberikan motivasi dan arahan bagi penulis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    12. Kekasih tercinta, Agil Bayu Setyawan yang sudah memberikan kesabaran,

    perhatian, waktu, dan tenaga kepada penulis. Terima kasih sudah mau

    direpotkan dan diajak ke sana ke mari demi terselesaikannya skripsi ini.

    Terima kasih sudah mau menjadi orang yang paling sigap dan selalu ada

    kapanpun dan di manapun. Terima kasih banyak atas dukungan, doa, dan

    semangat yang diberikan kepada penulis ketika penulis mulai down.

    13. Para sahabat yang istimewa, Esthy, Wulan, Agnes, Agatha, Nita, Sela, Liana,

    Eny, Mas Koko, Rikjan, Ina, Yanti, Deivi, Ema, Delvi, Chunil, Aditya,

    Cengoh, Jack, Soses, Lia, Fitri, Preh, Siti, Nila, Ainun, Vivi, Rara, Dewi,

    Rosa, Cyntia, Bayu, Taufik, Faris, Ananta, dan lainnya yang tidak dapat

    penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih sudah memberikan bantuan,

    dukungan, doa, perhatian, pengertian, cinta, semangat, kesabaran,

    kebersamaan, dan pengalaman yang luar biasa.

    14. Bapak - Ibu Kost Luna dan Ibu Susi yang sudah menjadi orang tua kedua bagi

    penulis selama di Yogyakarta. Terima kasih atas kesabaran dan pengertiannya

    selama ini.

    Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membaca dan

    membutuhkannya.

    Yogyakarta, 16 Juni 2017

    Theresia Kumala Wardani

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul .......................................................................................................... i

    Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing .............................................................. ii

    Halaman Pengesahan ............................................................................................. iii

    Halaman Motto....................................................................................................... iv

    Halaman Persembahan ............................................................................................ v

    Halaman Pernyataan Keaslian Karya ..................................................................... vi

    Abstrak .................................................................................................................. vii

    Abstract ................................................................................................................ viii

    Halaman Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah........................................................ ix

    Kata Pengantar ........................................................................................................ x

    Daftar Isi............................................................................................................... xiii

    Daftar Tabel ........................................................................................................ xvii

    Daftar Lampiran ................................................................................................. xviii

    BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 10

    C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11

    D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 11

    1. Manfaat teoritis ................................................................................... 11

    2. Manfaat praktis.................................................................................... 11

    BAB II. DASAR TEORI ...................................................................................... 12

    A. Persepsi ..................................................................................................... 12

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    1. Definisi Persepsi ................................................................................. 12

    2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi .................................................. 13

    B. Teori Motivasi Dua Faktor ........................................................................ 14

    C. Sistem Imbalan .......................................................................................... 16

    1. Definisi Sistem Imbalan ...................................................................... 16

    2. Dimensi Sistem Imbalan ..................................................................... 17

    3. Dampak Sistem Imbalan ..................................................................... 19

    D. Persepsi terhadap Sistem Imbalan ............................................................. 20

    E. Kepuasan Kerja ......................................................................................... 22

    1. Definisi Kepuasan Kerja ..................................................................... 22

    2. Aspek Kepuasan Kerja ........................................................................ 23

    3. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ..................................... 25

    4. Dampak Kepuasan Kerja..................................................................... 28

    F. Konteks Perkembangan ............................................................................. 29

    1. Profil Perusahaan ................................................................................ 29

    2. Struktur Organisasi Perusahaan .......................................................... 30

    3. Karyawan Operator Produksi .............................................................. 32

    4. Sistem Imbalan di PT. DMST II ......................................................... 33

    G. Penelitian Terkait ...................................................................................... 35

    H. Dinamika Penelitian .................................................................................. 37

    I. Skema Hubungan ...................................................................................... 43

    J. Hipotesis ................................................................................................... 44

    BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 45

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 45

    B. Variabel Penelitian .................................................................................... 45

    C. Definisi Oprasional ................................................................................... 46

    1. Variabel Persepsi terhadap Sistem Imbalan ........................................ 46

    2. Variabel Kepuasan Kerja .................................................................... 47

    D. Subjek Penelitian ....................................................................................... 48

    E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ........................................................ 48

    1. Skala Persepsi terhadap Sistem Imbalan ............................................. 50

    2. Skala Kepuasan Kerja ......................................................................... 51

    F. Validitas, Seleksi Aitem, dan Reliabilitas ................................................. 53

    1. Validitas .............................................................................................. 53

    2. Seleksi Aitem ..................................................................................... 54

    3. Reliabilitas .......................................................................................... 57

    G. Metode dan Analisis Data ......................................................................... 58

    1. Uji Asumsi .......................................................................................... 58

    2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 59

    BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 61

    A. Persiapan Penelitian .................................................................................. 61

    1. Perijinan Penelitian ............................................................................. 61

    2. Komunikasi Pribadi ............................................................................. 61

    3. Pelaksanaan Uji Coba (Try Out) Skala .............................................. 62

    B. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 63

    C. Deskripsi Subjek Penelitian ...................................................................... 63

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    D. Deskripsi Data Penelitian .......................................................................... 66

    E. Hasil Penelitian ......................................................................................... 70

    1. Uji Asumsi .......................................................................................... 70

    2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 72

    F. Pembahasan .............................................................................................. 74

    G. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 76

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 78

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 78

    B. Saran .......................................................................................................... 78

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 81

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 86

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Penilaian Skala Likert ................................................................... 49

    Tabel 2. Sebaran Aitem Skala Persepsi terhadap Sistem Imbalan ............. 51

    Tabel 3. Sebaran Aitem Skala Kepuasan Kerja .......................................... 53

    Tabel 4. Sebaran Aitem Skala Persepsi terhadap Sistem Imbalan Setelah

    Seleksi Aitem ................................................................................. 55

    Tabel 5. Sebaran Aitem Skala Kepuasan Kerja Setelah Seleksi Aitem ...... 56

    Tabel 6. Kriteria Kekuatan Korelasi ............................................................ 60

    Tabel 7. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin .............. 64

    Tabel 8. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ............................. 64

    Tabel 9. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Kerja ................. 65

    Tabel 10. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Unit Perusahaan ........ 65

    Tabel 11. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Bagian atau Posisi Kerja 66

    Tabel 12. Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 67

    Tabel 13. One-Sample t Test Persepsi terhadap Sistem Imbalan ................ 69

    Tabel 14. One-Sample t Test Kepuasan Kerja ............................................. 69

    Tabel 15. Hasil Uji Normalitas .................................................................... 70

    Tabel 16. Hasil Uji Linearitas ..................................................................... 72

    Tabel 17. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 73

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1: Blue Print Skala Persepsi terhadap Sistem Imbalan ............... 87

    Lampiran 2: Blue Print Skala Persepsi terhadap Sistem Imbalan ............... 93

    Lampiran 3: Skala Uji Coba (Try Out) ....................................................... 99

    Lampiran 4: Reliabilitas Skala Persepsi terhadap Sistem Imbalan ............. 117

    Lampiran 5: Reliabilitas Skala Kepuasan Kerja .......................................... 120

    Lampiran 6: Skala Penelitian ...................................................................... 124

    Lampiran 7: Deskripsi Subjek Penelitian ................................................... 136

    Lampiran 8: Deskripsi Data Penelitian ....................................................... 137

    Lampiran 9: Hasil Uji Asumsi dan Uji Hipotesis ....................................... 138

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perusahaan adalah sebuah kesatuan yang terlibat dalam aktivitas

    produksi, yang hasilnya akan dijual dengan laba dan tujuannya adalah

    memaksimasi laba (Winardi, 1981). Namun, untuk mencapai tujuan tersebut

    bukanlah perkara yang mudah karena tingkat persaingan dalam dunia usaha

    semakin tinggi seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Banyaknya perusahaan sejenis yang menghasilkan produk serupa juga

    menjadi tantangan tersendiri bagi suatu peruhahaan untuk menghadapi daya

    saing tersebut.

    Cusway (2002, dalam Yuniar, Nurtjahjanti, & Rusmawati, 2011)

    mengungkapkan bahwa untuk menghadapi persaingan, suatu perusahaan harus

    memiliki sumber daya manusia yang baik. Dengan kata lain, karyawan

    sebagai sumber daya manusia dalam perusahaan menjadi aspek penting yang

    ikut menentukan efektifitas dan keberhasilan suatu perusahaan karena mereka

    berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang

    ingin dicapai suatu perusahaan (Hasibuan, 1994).

    Mengingat betapa pentingnya peran karyawan dalam pencapaian

    keberhasilan suatu perusahaan, maka diperlukan pengembangan sumber daya

    manusia secara kontinyu agar diperoleh sumber daya manusia yang

    berkualitas, sehingga dalam bekerja dapat memberikan hasil yang optimal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    (Nugroho & Kurtinah, 2012). Salah satu langkah yang dapat ditempuh oleh

    perusahaan adalah mengupayakan terciptanya kepuasan kerja karyawan

    sebagai motivasi pencapaian hasil kerja dan keuntungan perusahaan. Dengan

    kata lain, produktivitas atau hasil kerja karyawan akan meningkat seiring

    dengan terciptanya kepuasan kerja (Muttaqien, 2014).

    Kepuasan kerja merupakan sikap yang merefleksikan perasaan

    seseorang tentang pekerjaannya secara keseluruhan serta tentang berbagai

    aspek pekerjaannya (Spector, 2008). Dengan kata lain, kepuasan kerja adalah

    tingkat sejauh mana seseorang suka (puas) atau tidak suka (tidak puas) pada

    pekerjaannya (Spector, dalam Valaei & Jiroudi, 2016). Menurut Handoko

    (2000), kepuasan kerja menjadi salah satu aspek penting di dalam praktek

    manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi karena dapat

    mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja,

    keluhan-keluhan dan masalah-masalah personalia vital lainnya. Hal senada

    juga dikemukakan oleh Mohammad, Quoquab, & Alias (2011) bahwa

    kepuasan kerja dapat mencegah perilaku abnormal karyawan seperti: turnover,

    konflik, ketidakhadiran (absenteeism), dan hubungan yang kurang baik

    dengan sesama rekan kerja. Selain itu, Spector (2008) berpendapat bahwa

    kepuasan dan ketidakpuasan kerja akan mempengaruhi perilaku karyawan

    yang nantinya akan berdampak bagi efektifitas organisasi. Perilaku tersebut

    antara lain adalah kinerja, pergantian karyawan (turnover), dan absensi

    karyawan (employee absence).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan bahwa sebuah organisasi

    atau perusahaan telah mengelola kebutuhan karyawan dengan baik melalui

    manajemen yang efektif (Sari, 2009). Namun, survei mengenai kepuasan kerja

    yang pernah dilakukan oleh beberapa lembaga survei nasional maupun

    internasional justru menunjukkan hasil bahwa karyawan di Indonesia

    cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang rendah. Seperti halnya survei

    yang dilakukan oleh Jobstreet (2014) yang menunjukkan hasil bahwa 73%

    karyawan di Indonesia tidak puas dengan pekerjaannya (Mashareen,

    Supriyanto, & Ivanti, 2016). Hasil suvei tingkat kebahagiaan para pekerja

    Indonesia yang dirilis oleh jobsDB Indonesia (2015) juga menunjukkan hal

    yang serupa bahwa terdapat 73% karyawan yang merasa tidak bahagia dengan

    pekerjaannya dan 26% di antaranya merasa sangat tidak bahagia dengan

    pekerjaanya. Alasan ketidakbahagiaan para karyawan tersebut karena faktor

    gaji, fasilitas, dan bonus yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan

    beban kerja. Selain itu, jenjang karir yang lambat, minimnya program

    pengembangan karyawan, serta ketidakpuasan dengan sistem dan proses kerja

    yang dianut perusahaan juga menjadi faktor yang berpengaruh

    (https://www.dream.co.id/dinar/survei-73-persen-pekerja-tidak-bahagia

    dengan-pekerjaannya-sa-1508060.html).

    Di sisi lain, lembaga konsultasi bisnis & manajemen asal Amerika

    Serikat, Gallup dan Accenture menunjukkan hasil survei pada Maret 2015

    yang menyatakan bahwa Indonesia berada pada posisi paling bawah tingkat

    kepuasan kerja para karyawannya. Dengan kata lain, karyawan di Indonesia

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://www.dream.co.id/dinar/survei-73-persen-pekerja-tidak-bahagia

  • 4

    memiliki tingkat kepuasan dan kebahagiaan terendah di dunia. Survei tersebut

    dilakukan terhadap 30 negara di dunia. Gallup mengklaim bahwa hanya

    sedikit karyawan di Indonesia yang benar-benar puas dengan pekerjaannya.

    Hasil riset Accenture menunjukkan bahwa dari 30 negara yang disurvei,

    Indonesia menduduki posisi terendah karena karyawan menjawab tidak puas

    atau bekerja hanya benar-benar terpaksa untuk mendapatkan penghasilan.

    Sedangkan karyawan yang meyatakan puas dengan pekerjaannya hanya

    sebesar 18%. Permasalahan yang paling dikeluhkan oleh para karyawan di

    Indonesia adalah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi,

    besaran gaji dan tunjangan, serta ketersediaan jenjang karir. Selain itu,

    berbagai faktor eksternal pekerjaan juga berperan penting dalam menentukan

    tingkat kepuasan kerja karyawan, seperti: buruknya kualitas transportasi,

    pelayanan kesehatan, ketakutan-ketakutan terhadap keadaan rumah, serta

    beberapa masalah terkait rutinitas lainnya yang sering menjadi penghalang

    aktualitas dalam bekerja (http://www.kompasiana.com/afsee/pekerja-di-

    indonesia-paling-tidak-puas-mengapa_550ee0a6a33311b72dba82bf).

    Permasalahan yang telah dikeluhkan oleh responden dalam survei

    tersebut juga dikeluhkan oleh karyawan operator produksi di PT. Delta Merlin

    Sandang Tekstil (DMST) II. Hal ini terlihat dari tuntutan yang mereka

    sampaikan saat melakukan aksi demo dan mogok kerja, seperti: tuntutan

    pemberian seragam, transportasi antar jemput, dan pelayanan kesehatan yang

    layak. Selain itu, para karyawan juga menuntut pihak manajemen untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    membayarkan upah lembur sesuai dengan peraturan yang berlaku

    (http://www.suaramerdeka.com/harian/0506/01/slo14.htm).

    Di sisi lain, berdasarkan hasil komunikasi personal yang dilakukan

    dengan staff HRD, diketahui bahwa perusahaan sudah memberikan gaji sesuai

    dengan Peraturan Pemerintah terkait UMR (Upah Minimum Regional) dan

    sesuai dengan Undang-Undang No 13 Th 2003 yang mengatur tentang

    Perlindungan, Pengupahan, dan Kesejahteraan. Namun, beberapa karyawan

    masih mengeluhkan masalah gaji dan fasilitas yang mereka terima (Nurul,

    komunikasi personal, 24 Agustus 2016). Hal tersebut menjadi salah satu

    faktor penyebab munculnya perilaku negatif karyawan di tempat kerja, seperti:

    (a) cukup banyak karyawan yang mengobrol pada saat jam kerja; (b)

    karyawan yang tertidur pada saat jam kerja, khususnya ketika mendapatkan

    shift malam; (c) karyawan yang sudah beristirahat terlebih dahulu sebelum

    waktu istirahat tiba; (d) karyawan yang terlambat masuk kerja; (e) karyawan

    yang melakukan kesalahan kerja karena kurangnya ketelitian; (f) karyawan

    yang mengeluh terkait ruangan kerja yang terlalu panas dan bising, (g)

    karyawan yang merasa tidak cocok dengan Karu (Kepala regu) karena

    menganggap Karu terlalu galak dan kaku (Insial I, S dan W, komunikasi

    personal, 27 Agustus 2016).

    Perilaku negatif yang ditunjukkan oleh sebagian karyawan operator

    produksi di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II tersebut merupakan

    gejala dari ketidakpuasan kerja. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan

    oleh Daud Sirait (dalam Khairani, 2014) bahwa tanda-tanda ketidakpuasan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.suaramerdeka.com/harian/0506/01/slo14.htm

  • 6

    kerja adalah: (a) kelesuan yang berlebihan; (b) banyak bercakap-cakap pada

    waktu kerja, khususnya menyangkut hal pribadi; (c) pemborosan pemakaian

    barang; (d) banyak waktu terluang; (e) keteledoran dan ketidak hati-hatian;

    dan (f) ketidaksediaan untuk kerja sama antara atasan dengan bawahannya.

    Taba (2010) juga berpendapat bahwa gejala rendahnya kepuasan kerja

    meliputi pemogokan liar, pelambanan kerja, mangkir, dan turnover tinggi.

    Sebaliknya, Aamodt (2010) berpendapat bahwa karyawan dengan tingkat

    kepuasan kerja yang tinggi cenderung berkomitmen pada

    organisasi/perusahaan, datang tepat waktu, bertahan pada

    organisasi/perusahaan, menunjukkan kinerja yang baik, dan memunculkan

    perilaku yang positif serta bermanfaat bagi organisasi/perusahaan.

    Menurut Nugroho dan Kurtinah (2012), kepuasan kerja merupakan

    suatu hal yang bersifat individual karena masing-masing individu memiliki

    tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku

    dalam dirinya. Semakin banyak aspek-aspek yang sesuai dengan keinginan

    individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerjanya (Nugroho &

    Kurtinah, 2012). Spector (2008) berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang

    mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor lingkungan dan faktor individual.

    Faktor lingkungan menyangkut lingkungan pekerjaan itu sendiri dan aspek-

    aspek pekerjaan yang meliputi karakteristik pekerjaan, gaji, dan keadilan.

    Sedangkan faktor individual meliputi kepribadian, jenis kelamin, perbedaan

    etnik dan budaya, serta kecocokan antara karakteristik pekerjaan dengan

    karakteristik individu tersebut (Spector, 2008). Dari penjabaran tersebut, dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    diketahui bahwa gaji merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

    kepuasan kerja karyawan.

    Di sisi lain, berdasarkan teori motivasi dua faktor Hezberg (1959,

    dalam Schultz & Schultz, 2010), terdapat dua faktor yang berpengaruh

    terhadap motivasi dan kepuasan kerja karyawan, yaitu faktor ekstrinsik

    (hygiene factor) dan faktor intrinsik (motivator factor). Faktor ektrinsik

    (hygiene factors) merupakan faktor yang berasal dari organisasi, antara lain:

    kondisi kerja, gaya pengawasan, keamanan kerja, hubungan interpersonal,

    kebijakan perusahaan, gaji dan tunjangan, serta status. Faktor ini berfungsi

    mencegah terjadinya ketidakpuasan kerja jika terpenuhi. Sebaliknya, faktor ini

    akan menimbulkan ketidakpuasan kerja jika tidak terpenuhi. Sedangkan faktor

    intrinsik (motivator factor) merupakan faktor yang berada di dalam pekerjaan

    dan lebih banyak dilakukan oleh dirinya sendiri, antara lain: prestasi,

    pengakuan atas prestasi, kemajuan dan promosi, tantangan pekerjaan,

    tanggung jawab, dan pertumbuhan profesional. Faktor ini dapat menimbulkan

    kepuasan kerja dan motivasi untuk menunjukkan kinerja yang lebih optimal

    jika terpenuhi. Namun, jika tidak terpenuhi, bukan berarti dapat menimbulkan

    ketidakpuasan kerja.

    Munir (2012) mengimplementasikan teori motivasi dua faktor Hezberg

    (1959) dalam konteks pemberian imbalan. Tata cara pemberian imbalan

    tersebut diatur dalam sebuah sistem yang disebut sistem imbalan, yaitu sebuah

    tatanan yang mengatur tata cara pembayaran atau payment yang diberikan

    oleh perusahaan kepada karyawan yang telah memberikan jasanya kepada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    perusahaan tersebut yang terdiri dari dua bentuk, yaitu: kompensasi

    (compensation) dan penghargaan (reward) (Munir, 2012). Berdasarkan teori

    motivasi dua faktor Hezberg, pemberian kompensasi berperan sebagai hygiene

    factor sedangkan pemberian penghargaan berperan sebagai motivator factor.

    Penelitian yang dilakukan oleh Day (2011) menjelaskan pentingnya

    suatu perusahaan untuk menerapkan sistem imbalan yang terbuka, yaitu

    mampu mengkomunikasikan sistem imbalan dengan baik kepada para

    karyawan. Ketika perusahaan mampu mengkomunikasikan sistem imbalan

    dengan baik, maka akan membuat karyawan mempersepsikan bahwa imbalan

    tersebut sudah diberikan secara adil, dan nantinya akan menciptakan kepuasan

    terhadap imbalan itu sendiri (Day, 2011). Dengan kata lain, hasil penelitian

    yang dilakukan oleh Day (2011) menunjukkan bahwa persepsi terhadap

    komunikasi imbalan berhubungan positif dengan persepsi keadilan dan

    kepuasan imbalan.

    Persepsi antara seorang karyawan dengan karyawan yang lainnya tentu

    akan berbeda karena pada dasarnya persepsi bersifat subyektif. Hal ini

    tergantung pada sikap, kepribadian, minat, motif, pengalaman masa lalu, dan

    harapan individu tersebut (Robbins & Judge, 2008). Persepsi merupakan

    proses di mana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan

    sensoris mereka guna memberikan arti pada lingkungan mereka (Robbins &

    Judge, 2008). Jika dikaitkan dengan sistem imbalan, maka persepsi terhadap

    sistem imbalan merupakan proses seorang karyawan dalam

    menginterpretasikan atau menafsirkan suatu stimulus atau informasi terkait

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    tatanan yang mengatur tata cara pembayaran yang diberikan oleh perusahaan

    kepadanya yang berupa kompensasi dan penghargaan.

    Penelitian yang menghubungkan antara persepsi terhadap sistem

    imbalan dan kepuasan kerja pernah dilakukan oleh Maamari (2014) yang

    hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi

    keadilan imbalan dengan kepuasan kerja pada karyawan bank di Lebanon, dan

    gender adalah variabel yang mempengaruhi hubungan tersebut. Penelitian

    serupa juga dilakukan oleh Okpara (2006) mengenai hubungan antara persepsi

    keadilan imbalan dan kepuasan kerja pada manajer bank di Nigeria yang

    menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi

    keadilan imbalan dan kepuasan kerja pada manajer bank di Nigeria.

    Berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa manajer laki-laki lebih puas

    terhadap gaji dan kebijakan promosi daripada manajer wanita (Okpara, 2006).

    Penelitian yang dilakukan oleh Taba (2010), Nugroho dan Kurtinah (2012)

    juga menunjukkan hasil yang sama bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

    signifikan antara sistem imbalan dan kepuasan kerja pada karyawan.

    Di sisi lain, penelitian yang lebih khusus lagi dilakukan oleh Igalens

    dan Rousel (1999) yang hasilnya menunjukkan bahwa sistem kompensasi

    berhubungan positif dengan kepuasan kerja. Sedangkan penelitian yang

    dilakukan oleh Westover dan Taylor (2010), Sejjaka dan Kaawaase (2014)

    juga sepakat menunjukkan hasil bahwa sistem penghargaan berhubungan

    positif dengan kepuasan kerja.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Meskipun persepsi terhadap sistem imbalan dan kepuasan kerja sudah

    pernah diteliti sebelumnya, namun peneliti masih merasa perlu untuk

    melakukan penelitian terkait dua variabel tersebut. Alasannya karena pada

    penelitian terdahulu lebih menekankan teori keadilan, sedangkan dalam

    penelitian ini lebih menekankan teori motivasi yang tidak hanya membahas

    keadilan pemberian kompensasi, melainkan juga membahas pentingnya

    pemberian penghargaan yang berperan sebagai motivator factor bagi

    karyawan. Selain itu, pada penelitian terdahulu dilakukan terhadap kriteria

    subjek yang berbeda dengan kriteria subjek dalam penelitian ini, yaitu

    karyawan operator produksi di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II.

    Berdasarkan uraian permasalahan yang dialami oleh sebagian karyawan

    operator produksi di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II, maka

    peneliti ingin memfokuskan penelitian di perusahaan tersebut dengan judul

    “Hubungan antara Persepsi terhadap Sistem Imbalan dan Kepuasan Kerja pada

    Karyawan Operator Produksi di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST)

    II” untuk membuktikan apakah persepsi terhadap sistem imbalan memiliki

    hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja pada karyawan operator

    produksi di PT. Merlin Sandang Tekstil (DMST) II.

    B. Rumusan Masalah

    Apakah terdapat hubungan antara persepsi terhadap sistem imbalan dan

    kepuasan kerja pada karyawan operator produksi di PT. Delta Merlin Sandang

    Tekstil (DMST) II?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    C. Tujuan Penelitian

    Mengetahui hubungan antara persepsi terhadap sistem imbalan dan kepuasan

    kerja pada karyawan operator produksi di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil

    (DMST) II.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Memberikan informasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan psikologi,

    khususnya dalam bidang psikologi industri dan organisasi terkait persepsi

    terhadap sistem imbalan dan kepuasan kerja karyawan.

    2. Manfaat Praktis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan

    masukan bagi pihak manajemen di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil

    (DMST) II dalam mengambil kebijakan yang tepat terkait sistem imbalan

    untuk mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    BAB II

    DASAR TEORI

    A. Persepsi

    1. Definisi Persepsi

    Suharnan (2005) berpendapat bahwa persepsi merupakan suatu

    proses menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh

    melalui sistem alat indera manusia. Persepsi adalah proses di mana

    individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka

    guna memberikan arti pada lingkungan mereka (Robbins & Judge, 2008).

    Sedangkan Walgito (2010) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan

    suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu proses penerimaan

    stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Stimulus yang diindera

    tersebut kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga

    individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera tersebut

    (Davidoff, 1981, dalam Walgito, 2010). Dengan kata lain, persepsi

    merupakan suatu proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap

    stimulus yang diinderanya, sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan

    merupakan respon yang intergrated dalam diri individu (Walgito, 2010).

    Dari pendapat beberapa tokoh di atas, maka peneliti menyimpulkan

    bahwa persepsi merupakan proses seseorang dalam menginterpretasi atau

    menafsirkan suatu stimulus atau informasi yang diterimanya melalui alat

    indera guna memberikan arti pada lingkungan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

    “Apa yang diterima seseorang pada dasarnya bisa berbeda dari

    realitas obyektif” (Robbins & Judge, 2008). Dengan kata lain, persepsi

    bersifat subyektif karena informasi yang sama bisa dipersepsikan berbeda

    oleh individu yang berbeda (Sangadji dan Sopiah, 2013). Robbins & Judge

    (2008) mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah faktor yang dapat

    mempengaruhi persepsi individu, diantaranya adalah faktor dalam diri

    individu tersebut (karakteristik pribadi), faktor dalam diri objek atau target

    yang dipersepsi (karakteristik objek atau targer), serta faktor situasi di

    mana persepsi tersebut dibuat.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat digambarkan

    dalam bagan berikut:

    Faktor pada Individu:

    - Sikap

    - Motif

    - Kepentingan

    - Pengalaman

    - Pengharapan

    Faktor pada objek atau

    target:

    - Hal baru

    - Gerakan

    - Bunyi

    - Ukuran

    - Latar Belakang

    - Kedekatan

    Persepsi

    Faktor situasi:

    - Waktu

    - Keadaan/tempat kerja

    - Keadaan sosial

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    B. Teori Motivasi Dua Faktor

    Teori motivasi dua faktor dikembangkan oleh Frederick Hezberg pada

    tahun 1959 (Schultz & Schultz, 2010). Menurut Hezberg, terdapat dua faktor

    yang berpengaruh terhadap motivasi dan kepuasan kerja karyawan, yaitu

    faktor ekstrinsik (hygiene factor) dan faktor intrinsik (motivator factor).

    1. Faktor ektrinsik (hygiene factors) merupakan faktor yang berasal dari

    organisasi, antara lain: kondisi kerja, gaya pengawasan, keamanan kerja,

    hubungan interpersonal, kebijakan perusahaan, gaji dan tunjangan, serta

    status. Faktor ini disebut sebagai faktor penyehat karena berfungsi

    mencegah terjadinya ketidakpuasan kerja jika terpenuhi. Sebaliknya,

    faktor ini akan menimbulkan ketidakpuasan kerja jika tidak terpenuhi.

    Dengan kata lain, hygiene factors tidak menimbulkan kepuasan kerja, akan

    tetapi dapat mencegah terjadinya ketidakpuasan kerja.

    2. Faktor intrinsik (motivator factors) merupakan faktor yang berada di

    dalam pekerjaan dan lebih banyak dilakukan oleh dirinya sendiri, antara

    lain: prestasi, pengakuan atas prestasi, kemajuan dan promosi, tantangan

    pekerjaan, tanggung jawab, dan pertumbuhan profesional. Motivator

    factors lebih tinggi tingkatannya dibanding hygiene factor karena dapat

    menimbulkan kepuasan kerja dan motivasi untuk menunjukkan kinerja

    yang lebih optimal jika terpenuhi. Namun, jika tidak terpenuhi, bukan

    berarti dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja.

    Hezberg berpendapat bahwa hygiene factor harus terpenuhi sebelum

    seseorang dapat termotivasi oleh motivator factor. Teori ini berfokus pada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    pentingnya motivator factors sebagai motivasi bagi karyawan. Menurut

    Hezberg, usaha yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi

    motivator factor adalah dengan memperluas pekerjaan untuk memberi

    karyawan peran lebih besar dalam merencanakan, melaksanakan, dan

    mengevaluasi pekerjaan mereka. Dengan kata lain, memperluas tingkat

    pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan

    mereka. Cara memperluas pekerjaan antara lain:

    1. Menghapus beberapa kontrol manajemen terhadap karyawan dan

    meningkatkan akuntabilitas dan tanggung jawab mereka atas pekerjaan

    mereka, sehingga meningkatkan otonomi, wewenang dan kebebasan

    karyawan.

    2. Membuat unit kerja yang lengkap.

    3. Memberikan umpan balik secara terus menerus mengenai produktivitas

    dan kinerja kerja secara langsung kepada karyawan, bukan melalui atasan

    mereka.

    4. Mendorong karyawan untuk melakukan tugas baru yang menantang dan

    menjadi ahli dalam tugas atau operasi tertentu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    C. Sistem Imbalan

    1. Definisi Sistem Imbalan

    Sistem imbalan adalah sebuah tatanan yang mengatur tata cara

    pembayaran atau payment yang diberikan oleh perusahaan kepada

    karyawan yang telah memberikan jasanya kepada perusahaan tersebut

    yang terdiri dari kompensasi dan penghargaan (Munir, 2012). Hal senada

    juga dikemukakan oleh Dessler (2000) bahwa imbalan merupakan segala

    bentuk pembayaran yang diberikan kepada karyawan oleh perusahaan

    sebagai balas jasa atas kontribusi mereka kepada perusahaan. Di sisi lain,

    menurut Nugroho dan Kurtinah (2012) sistem imbalan didefinisikan

    sebagai pengaturan segala bentuk penghargaan yang diberikan perusahaan

    kepada para karyawannya sebagai bentuk penggantian atas kinerjanya

    yang terdiri dari finansial dan non finansial.

    Dari pendapat para tokoh tersebut, maka peneliti menyimpulkan

    definisi sistem imbalan berdasarkan pendapat Munir (2012), yaitu sebuah

    tatanan yang mengatur tata cara pembayaran atau payment yang diberikan

    oleh perusahaan kepada karyawan yang telah memberikan jasanya kepada

    perusahaan tersebut yang terdiri dari kompensasi dan penghargaan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    2. Dimensi Sistem Imbalan

    Munir (2012) mengimplementasi teori motivasi dua faktor Hezberg

    (1959) dalam konteks pemberian imbalan. Menurut Munir (2012),

    pemberian imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan

    terdiri dari dua bentuk, yaitu kompensasi (compensation) dan penghargaan

    (reward). Tata cara pemberian kompensasi diatur dalam sistem

    kompensasi, sedangkan tata cara pemberian penghargaan diatur dalam

    sistem penghargaan. Berikut merupakan penjelasan masing-masing

    dimensi tersebut:

    a. Sistem kompensasi adalah sebuah tatanan yang mengatur tata cara

    pemberian imbalan yang sifatnya terukur dan pasti kepada karyawan di

    dalam sebuah perusahaan. Dengan kata lain bahwa kompensasi adalah

    upah kerja yang sifatnya terukur, sepadan dengan hasil kerja yang telah

    disumbangkan (Munir, 2012). Berdasarkan teori motivasi dua faktor

    Hezberg, pemberian kompensasi berperan sebagai hygiene factor yang

    meliputi:

    1) Pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji,

    tunjangan keluarga, uang makan, uang transport, pemberian

    insentif, dan komisi. Pembayaran keuangan langsung ini

    didasarkan pada waktu kerja dan kinerja karyawan yang dihitung

    berdasarkan produksi hasil kerja mereka. Jika melebihi waktu kerja

    yang telah ditentukan, mereka akan memperoleh uang insentif dan

    uang lembur.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    2) Pembayaran tidak langsung, seperti: tunjangan asuransi kesehatan,

    dan pajak penghasilan yang langsung dibayar oleh perusahaan ke

    lembaga penerima.

    b. Sistem penghargaan merupakan sebuah tatanan yang mengatur tata

    cara pemberian penghargaan kepada kepada karyawan sebagai balas

    jasa atau nilai lebih pelayanan yang diberikannya kepada perusahaan.

    Penghargaan bukan hanya sekedar balas jasa yang sepadan dengan apa

    yang telah diberikan, akan tetapi lebih bersifat penghargaan yang tidak

    terukur nilainya atas hasil karya yang excellent (Munir, 2012).

    Berdasarkan teori motivasi dua faktor Hezberg, pemberian

    penghargaan berperan sebagai motivator factor yang meliputi:

    1) Pemberian kesempatan pengembangan diri dan karier, antara lain

    dengan mengikuti berbagai bentuk pendidikan dan/atau pelatihan

    dalam rangka meningkatkan kemampuan/kompetensi individual.

    2) Pemberian promosi kenaikan jabatan serta peningkatan peran dan

    tanggung jawab individual dalam organisasi.

    3) Pemberian bonus terkait meningkatnya hasil penjualan barang dan

    jasa produksi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    3. Dampak Sistem Imbalan

    Munir (2012) mengatakan bahwa sistem imbalan memiliki peran

    penting untuk menarik, memelihara, dan mempertahankan karyawan bagi

    kepentingan perusahaan. Dengan kata lain, pemberian imbalan dapat

    memotivasi karyawan. Menurut Munir (2012), pemberian imbalan dapat

    memotivasi karyawan apabila didukung: sistem kompensasi yang

    memadai dan seimbang antara beban kerja dan penghasilan, sistem

    penghargaan yang dapat mendorong peningkatan prestasi kerja organisasi,

    peluang untuk pengembangan diri dan karir, serta promosi yang terbuka

    dan bisa diakses oleh seluruh karyawan secara adil. Sedangkan

    Kadarisman (2012) mengungkapkan bahwa pemberian imbalan yang

    memadai memiliki dampak positif bagi organisasi maupun bagi karyawan.

    Dampaknya bagi organisasi antara lain:

    a. Dapat menarik karyawan dengan tingkat keterampilan yang tinggi

    untuk bekerja pada organisasi/perusahaan tersebut.

    b. Dapat memberikan rangsangan agar karyawan bekerja dengan maksud

    mencapai prestasi yang tinggi

    c. Dapat mengikat karyawan untuk bekerja pada organisasi/perusahaan.

    d. Dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan

    e. Dapat memotivasi kerja karyawan

    f. Dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan

    g. Meminimalisir turn over.

    Sedangkan dampaknya bagi karyawan adalah:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    a. Dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

    b. Dapat menimbulkan semangat dan kegembiraan kerja

    c. Dapat meningkatkan status sosial dan prestise karyawan.

    D. Persepsi terhadap Sistem Imbalan

    Persepsi adalah proses seseorang dalam menginterpretasi atau

    menafsirkan suatu stimulus atau informasi yang diterimanya melalui alat

    indera guna memberikan arti pada lingkungan. Sedangkan sistem imbalan

    adalah sebuah tatanan yang mengatur tata cara pembayaran atau payment yang

    diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang telah memberikan jasanya

    kepada perusahaan tersebut yang berupa kompensasi dan penghargaan. Jadi,

    dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap sistem imbalan adalah proses

    seorang karyawan dalam menginterpretasikan atau menafsirkan suatu stimulus

    atau informasi terkait tatanan yang mengatur tata cara pembayaran yang

    diberikan oleh perusahaan kepadanya yang berupa kompensasi dan

    penghargaan.

    Dimensi persepsi terhadap sistem imbalan dalam penelitian ini

    mengacu pada dimensi sistem imbalan menurut Munir (2012) yang

    diimplementasikan dari teori motivasi dua faktor Hezberg (1959), antara lain:

    1. Sistem kompensasi (hygiene factor), yaitu dimensi yang mengukur

    interpretasi karyawan terhadap sebuah tatanan yang mengatur tata cara

    pemberian imbalan yang sifatnya terukur dan pasti yang terdiri dari:

    Pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, tunjangan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    keluarga, uang makan, uang transport, komisi, uang insentif dan uang

    lembur, serta pembayaran keuangan tidak langsung dalam bentuk

    tunjangan asuransi kesehatan, dan pajak penghasilan yang langsung

    dibayar oleh perusahaan ke lembaga penerima.

    2. Sistem penghargaan (motivator factor), yaitu dimensi yang mengukur

    interpretasi karyawan terhadap sebuah tatanan yang mengatur tata cara

    pemberian penghargaan sebagai balas jasa atau nilai lebih pelayanan yang

    diberikannya kepada perusahaan yang terdiri dari: pemberian kesempatan

    pengembangan diri dan karier, pemberian promosi kenaikan jabatan, dan

    pemberian bonus.

    Ivancevich, dkk (2005) mengungkapkan bahwa persepsi dapat

    mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap seseorang. Dalam hal ini,

    persepsi tersebut terkait dengan pemberian imbalan yang dilakukan oleh

    perusahaan kepada karyawannya. Perusahaan yang mampu memberikan

    sistem kompensasi yang memadai dan seimbang antara beban kerja dan

    penghasilan, memberikan sistem penghargaan yang dapat mendorong

    peningkatan prestasi kerja oganisasi, serta memberikan peluang untuk

    pengembangan diri dan karir serta promosi yang terbuka dan bisa diakses

    oleh seluruh karyawan secara adil, maka akan dapat memotivasi

    karyawannya (Munir, 2012). Ketika karyawan sudah termotivasi, maka

    tandanya karyawan tersebut sudah mempersepsikan secara positif sistem

    imbalan yang ada di perusahaannya. Di sisi lain, Kadarisman (2012)

    mengemukakan bahwa pemberian imbalan yang memadai memiliki

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    dampak positif bagi organisasi maupun bagi karyawan. Dampaknya bagi

    organisasi antara lain: (1) dapat menarik karyawan dengan tingkat

    keterampilan yang tinggi untuk bekerja pada organisasi/perusahaan

    tersebut, (2) dapat memberikan rangsangan agar karyawan bekerja dengan

    maksud mencapai prestasi yang tinggi, (3) dapat mengikat karyawan untuk

    bekerja pada organisasi/perusahaan, (4) dapat meningkatkan prestasi kerja

    karyawan, (5) dapat memotivasi kerja karyawan, (6) dapat meningkatkan

    kepuasan kerja karyawan, (7) meminimalisir turnover. Sedangkan

    dampaknya bagi karyawan adalah: (1) dapat memenuhi kebutuhan

    hidupnya, (2) dapat menimbulkan semangat dan kegembiraan kerja, (3)

    dapat meningkatkan status sosial dan prestise karyawan. Dari penjabaran

    tersebut dapat diketahui bahwa salah satu dampak positif pemberian

    imbalan yang memadai adalah dapat meningkatkan kepuasan kerja

    karyawan.

    E. Kepuasan Kerja

    1. Definisi Kepuasan Kerja

    Spector (2008) mengungkapkan kepuasan kerja sebagai sikap yang

    merefleksikan perasaan seseorang tentang pekerjaannya secara

    keseluruhan serta tentang berbagai aspek pekerjaannya. Dengan kata lain,

    kepuasan kerja adalah tingkat sejauh mana seseorang suka (puas) atau

    tidak suka (tidak puas) pada pekerjaannya (Spector, 1997, dalam Valaei &

    Jiroudi, 2016). Hal senada juga dikemukakan oleh Riggio (2008) bahwa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    kepuasan kerja merupakan perasaan serta sikap positif dan negatif

    seseorang tentang pekerjaannya. Armstrong dan Taylor (2014) juga

    mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap dan perasaan seseorang

    tentang pekerjaannya. Menurut Armstrong dan Taylor (2014), indikasi

    kepuasan tergantung dari sikapnya terhadap pekerjaannya. Seseorang yang

    merasa dan berpikir positif terhadap pekerjaannya, maka ia merasa puas,

    begitu pula sebaliknya. Di sisi lain, Rahmawati (2013) berpendapat bahwa

    kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya dan

    terhadap berbagai aspek dari tugas dan tanggung jawab pekerjaannya.

    Dari pendapat beberapa tokoh di atas, maka peneliti menyimpulkan

    bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap yang merefleksikan tingkat

    perasaan seorang karyawan berupa perasaan menyukai (puas) atau tidak

    menyukai (tidak puas) terhadap pekerjaannya secara keseluruhan serta

    terhadap berbagai aspek pekerjaannya.

    2. Aspek Kepuasan Kerja

    Spector (2008) berpendapat bahwa kepuasan kerja dapat dipelajari

    melalui dua pendekatan, yaitu: pendekatan global (global approach) dan

    pendekatan aspek (facet approach). Pendekatan global merupakan

    pendekatan yang mengukur kepuasan kerja karyawan sebagai satu

    kesatuan berdasarkan perasaannya terhadap pekerjaannya secara

    keseluruhan. Sedangkan pendekatan aspek merupakan pendekatan yang

    mengukur kepuasan kerja karyawan berdasarkan perasaannya terhadap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    aspek-aspek pekerjaannya. Dengan kata lain, pendekatan aspek lebih

    berfokus pada aspek pekerjaan, bukan melihat pekerjaan secara

    keseluruhan.

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan aspek

    karena dapat menggambarkan kepuasan kerja karyawan secara lebih detail

    dan lebih lengkap. Selain itu, seseorang biasanya memiliki tingkat

    kepuasan yang berbeda terhadap satu aspek dengan aspek lainnya. Aspek

    kepuasan kerja dalam penelitian ini menggunakan aspek kepuasan kerja

    pada Job Satisfaction Survey (JSS) yang dikembangkan oleh Spector

    (1985), antara lain:

    a. Supervisor

    Berkaitan dengan cara atasan dalam memperlakukan karyawannya .

    b. Rekan kerja

    Berkaitan dengan orang-orang yang bekerja sama dalam pekerjaan

    apakah mendukung atau tidak.

    c. Kondisi kerja

    Berkaitan dengan kondisi fisik di lingkungan kerja.

    d. Pekerjaan itu sendiri

    Berkaitan dengan isi dan sifat tugas pekerjaan itu sendiri.

    e. Komunikasi

    Berkaitan dengan penyampaian informasi di tempat kerja, baik dengan

    rekan kerja maupun dengan atasan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    f. Prosedur Operasi

    Berkaitan dengan kebijakan dan prosedur operasi di dalam perusahaan.

    g. Gaji

    Berkaitan dengan besarnya upah kerja yang diterima apakah sudah

    sesuai dan dianggap sepadan dengan tingkat pekerjaannya.

    h. Kesempatan untuk promosi

    Berkaitan dengan sejauh mana peluang untuk mendapatkan promosi

    kenaikan jabatan, apakah kebijakan tersebut sudah dilakukan secara

    adil dan terbuka.

    i. Tunjangan

    Berkaitan dengan berbagai tunjangan yang diberikan oleh perusahaan

    apakah sudah diberikan secara adil dan sebanding.

    3. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

    Spector (2008) mengklasifikasikan faktor yang mempengaruhi

    kepuasan kerja sebagai berikut:

    a. Faktor Lingkungan

    1) Karakteristik pekerjaan

    Karakteristik pekerjaan megacu pada isi dan sifat tugas pekerjaan.

    Hackman & Oldham (1976) menyebutkan bahwa karakteristik

    pekerjaan meliputi:

    a) Variasi keterampilan: jumlah keterampilan yang berbeda yang

    diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    b) Task identity: apakah karyawan tersebut melakukan

    keseluruhan pekerjaan atau tidak.

    c) Task significance: dampak pekerjaan terhadap orang lain.

    d) Otonomi: kebebasan karyawan untuk melakukan pekerjaan

    sesuai dengan keinginan mereka.

    e) Feedback: sejauh mana feedback terhadap karyawan yang

    mejelaskan bahwa mereka melakukan pekerjannya dengan

    benar.

    2) Gaji

    3) Keadilan di tempat kerja

    b. Faktor individual

    1) Kepribadian

    2) Jenis kelamin

    3) Usia

    Banyak penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang lebih tua

    akan lebih puas dengan pekerjaannya daripada karyawan yang

    masih muda.

    4) Perbedaan etnik dan budaya

    Beberapa studi ini menemukan bahwa orang kulit hitam memiliki

    kepuasan yang sedikit lebih rendah dibandingkan orang kulit putih

    (Greenhaus, dkk, 1990, dalam Spector, 2008).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    5) Kesesuaian antara kepribadian karyawan dengan pekerjaannya

    Penelitian yang dilakukan oleh Kristof (1996) menyatakan bahwa

    kepuasan kerja akan terjadi bila ada hubungan yang baik antara

    kepribadian dengan pekerjaannya (dalam Spector, 2008).

    Hal senada juga diungkapkan oleh Waluyo (2013) bahwa faktor

    yang mempengaruhi kepuasan kerja antara lain:

    a. Ciri-ciri intrinsik pekerjaan, meliputi:

    1) Keragaman keterampilan

    2) task identity

    3) task significane

    4) Otonomi

    5) Feedback pada pekerjaan

    b. Gaji penghasilan atau imbalan yang dirasakan adil (equitable reward)

    c. Pengawasan

    d. Rekan kerja yang mendukung

    Di sisi lain, Triatna (2015) berpendapat bahwa faktor yang

    mendorong kepuasan kerja, antara lain:

    a. Kerja yang secara mental menantang

    Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberi mereka

    kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan

    mereka.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    b. Upah yang pantas

    Setiap karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan profesi

    yang adil dan sesuai dengan pengharapan mereka.

    c. Kondisi kerja yang mendukung

    Lingkungan kerja yang mendukung kenyamanan pribadi untuk

    memudahkan mengerjakan tugas dengan baik.

    d. Rekan kerja yang mendukung

    Mempunyai rekan kerja yang ramah dan mendukung menghantar

    kepuasan kerja yang meningkat.

    e. Kesesuaian kepribadian pekerjaan

    Orang tipe kepribadiannya sama dengan pekerjaan yang mereka pilih.

    Dengan demikian, akan tercipta kepuasan kerja yang meningkat.

    4. Dampak Kepuasan Kerja

    Menurut Handoko (2000), kepuasan kerja menjadi salah satu aspek

    penting di dalam praktek manajemen sumber daya manusia dan perilaku

    organisasi karena dapat mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga

    kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan dan masalah-masalah personalia

    vital lainnya. Sementara itu, Spector (2008) mengungkapkan bahwa

    kepuasan dan ketidakpuasan kerja akan mempengaruhi perilaku karyawan

    yang nantinya akan berdampak bagi efektifitas organisasi. Perilaku

    tersebut antara lain adalah kinerja, pergantian karyawan (turnover), dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    absensi karyawan (employee absence). Lebih khusus lagi adalah

    berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan, serta kepuasan hidup.

    F. Konteks Perkembangan

    1. Profil Perusahaan

    PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II merupakan salah satu

    cabang dari Duniatex Group. Perusahaan ini bergerak di bidang

    pemintalan (Spinning) yang memproduksi benang dari bahan baku berupa

    kapas. Hasil produksi tersebut ditetapkan sesuai permintaan pelanggan,

    baik dari segi bentuk maupun standart kualitas.

    PT Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II menerapkan ISO

    9001 dengan ruang lingkup penerapan dimulai dari penerimaan kapas

    untuk bahan baku, proses pembuatan benang, dan pengiriman benang ke

    pelanggan. Perusahaan tersebut berlokasi di Jalan Raya Solo-Sragen Km

    22, Purwosuman, Sidoharjo, Sragen yang didirikan Akte Notaris No. 148

    tanggal 20 Maret 1987 dan surat izin usaha No. 209/11-14/PB/X/1990

    tanggal 4 Oktober 1990.

    Visi dari PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II adalah

    menjadi pemimpin dalam industri tekstil. Sedangkan misi dari PT. Delta

    Merlin Sandang Tekstil (DMST) II adalah berusaha memberikan kualitas

    produk dan layanan terbaik kepada pelanggan; memberikan pengiriman

    ramah, pro-aktif dan akurat; melakukan dan memelihara suasana kerja

    yang kondusif untuk masyarakat serta memberikan kontribusi untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    pengembangan dan keberlanjutan perusahaan; bekerja dengan semangat

    dan tumbuh dengan pelanggan; serta memberdayakan karyawan dan

    memberikan kesempatan bagi mereka untuk tumbuh secara pribadi,

    mengoptimalkan serta mencapai potensi penuh mereka. PT. Delta Merlin

    Sandang Tekstil (DMST) II memiliki jumlah karyawan mencapai 2200

    orang (Nurul, komunikasi pribadi, 19 Agustus 2016).

    2. Struktur Organisasi Perusahaan

    Keterangan:

    1) Manager meliputi: Manager Unit A, Manager Unit B, dan Manager

    Unit C

    2) Kabag (Kepala Bagian) meliputi:

    Manager Unit

    Kabag.

    MTC

    Kabag.

    QC

    Kabag.

    AC.

    Comp

    Kabag.

    Listrik

    Kabag. Prod

    Adm.

    Prod.

    Ka.Sie

    MTC

    Ka. Sie

    QC

    Ka. Shift

    Ka. Ur

    Mix

    Karu

    Prod

    Ka. Ur

    Pack

    Ka. Ur Ka. Ur Ka. Ur

    Ang-

    gota Anggota Anggota Anggota

    Opera-

    tor

    Ang-

    gota

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    a) Kabag. Prod (Kepala Bagian Produksi)

    b) Kabag. MTC (Kepala Bagian MTC) bertanggung jawab mengurusi

    mesin

    c) Kabag. QC (Kepala Bagian Quality Control) bertanggung jawab

    mengurusi kualitas produk di laboratorium

    d) Kabag. AC. Comp (Kepala Bagian AC Component) bertanggung

    jawab mengurusi temperatur suhu udara

    e) Kabag. Listrik (Kepala Bagian Listrik) bertanggung jawab

    mengurusi listrik

    3) Ka. Sie (Kepala Seksi) meliputi: Kepala Shift, Kepala Seksi MTC, dan

    Kepala Seksi Quality Control

    4) Adm. Prod (Administrasi Produksi) bertanggung jawab menangani

    masalah yang menyangkut dari segi dana produksi, dengan cara

    merencanakan, mengatur, dan mengawasi penerimaan dan pengeluaran

    dana sehubungan dengan transaksi-transaksi yang terjadi serta

    membuat laporan keuangan bulanan dan tahunan.

    5) Ka. Ur (Kepala Urusan) meliputi: Kepala Urusan Mixing (Ka. Ur Mix),

    Kepala Regu Produksi (Karu Prod), Kepala Urusan Packing (Ka. Ur

    Pack), Kepala Urusan MTC, Kepala Urusan AC Component, dan

    Kepala Urusan Listrik

    6) Anggota dan Operator Produksi

    (Nurul, komunikasi pribadi, 19 Agustus 2016).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    3. Karyawan Operator Produksi

    Karyawan operator produksi merupakan karyawan yang bertugas

    memproduksi benang dari bahan baku berupa kapas. Proses produksi

    tersebut dinamakan dengan proses pemintalan (spinning). PT. Delta

    Merlin Sandang Tekstil (DMST) II memiliki karyawan operator produksi

    mencapai 1300 orang yang tersebar di 3 unit perusahaan, yaitu unit A, unit

    B, dan unit C. Pada masing-masing unit terdiri dari karyawan Blowing,

    Carding, Drawing, Roving, Ring Spinning (RSF), Winding (WD), dan

    Packing. Pada masing-masing bagian tersebut akan dikepalai oleh seorang

    kepala regu produksi (Karu Produksi) yang bertugas untuk mengawasi

    secara langsung kinerja para karyawan.

    Perusahaan memberlakukan sistem pembagian kerja menggunakan

    sistem group untuk mengefektifkan kinerja para karyawan operator

    produksi. Dalam sistem group ini, setiap karyawan akan mendapatkan

    jadwal kerja dua hari di shift pagi, dua hari di shift siang, dua hari di shift

    malam, lalu libur. Dengan kata lain, dalam seminggu, seseorang hanya

    bekerja selama enam hari dan dapat merasakan bekerja pada shift pagi,

    siang, serta malam. Shift pagi dimulai pada pukul 06.00 WIB - 14.00 WIB,

    shift siang pukul 14.00 WIB – 22.00 WIB, dan shift malam pukul 22.00

    WIB – 06.00 WIB (Nurul, komunikasi pribadi, 19 Agustus 2016).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    4. Sistem Imbalan di PT Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II

    Bentuk imbalan yang diberikan oleh PT. Delta Merlin Sandang

    Tekstil (DMST) II kepada para karyawan operator produksi berupa

    kompensasi dan penghargaan. Kompensasi langsung diberikan dalam

    bentuk gaji pokok, uang lembur, uang makan, upah hari ke-7, Tunjangan

    Jabatan, Tunjangan Malam, dan Tunjangan Hari Raya (THR). Sedangkan

    kompensasi tidak langsung diberikan dalam bentuk Tunjangan Kesehatan.

    Pemberian kompensasi tersebut dilakukan setiap tanggal 5 dengan cara

    mentransfer ke rekening masing-masing karyawan. Selanjutnya, setiap

    kepala regu produksi yang bersangkutan akan membagikan slip gaji

    kepada masing-masing karyawannya.

    Selain kompensasi dalam bentuk finansial, perusahaan juga

    memberikan beberapa fasilitas kepada para karyawan operator produksi,

    seperti: fasilitas seragam, fasilitas transportasi antar jemput, khususnya

    bagi karyawan yang tidak memiliki kendaraan pribadi, dan fasilitas berupa

    pembuatan rekening yang diberikan kepada setiap karyawan pada saat

    awal diterima kerja. Perusahaan juga memberikan cuti 1 hari setiap

    bulannya.

    Di sisi lain, penghargaan yang diberikan kepada karyawan berupa

    pemberian premi konduite (bonus) ketika karyawan berhasil mencapai

    target perusahaan, pemberian kesempatan promosi jabatan bagi karyawan

    yang memiliki prestasi kerja lebih tinggi, pemberian training awal dan

    pembinaan. Training awal diberikan dalam bentuk penjelasan teori

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    maupun praktik kerja secara langsung. Sebelum karyawan diterjunkan

    untuk bekerja, karyawan terlebih dahulu diajak berkeliling untuk

    mengobservasi lingkungan kerja mereka sambil diberikan penjelasan.

    Training awal berlangsung selama tiga bulan dan diberikan kepada

    karyawan yang belum memiliki pengalaman sama sekali (fresh graduate).

    Hal ini bertujuan untuk menambah kemampuan karyawan di bidang

    produksi secara keseluruhan. Ketika karyawan sudah lulus masa training

    dan dinyatakan diterima sebagai karyawan kontrak, maka selanjutnya

    karyawan akan mendapatkan pembinaan setiap enam bulan sekali yang

    bertujuan untuk menambah kemampuan karyawan khusus di bidang yang

    bersangkutan, misalnya bidang Carding.

    Dalam menetapkan suatu imbalan kepada para karyawan operator

    produksi, perusahaan mengacu pada dua faktor, yaitu faktor internal

    maupun faktor eksternal. Faktor internalnya adalah tergantung pada

    penilaian kinerja dari kepala regu produksi yang bersangkutan. Penilaian

    kinerja tersebut meliputi: kemampuan kerja, kreativitas, tanggung jawab,

    ketelitian kerja, kejujuran, loyalitas, hubungan sosial, kepemimpinan,

    kedisipilnan, dan motivasi kerja. Sedangkan faktor eksternalnya adalah

    mengacu pada Peraturan Pemerintah terkait UMR (Upah Minimum

    Regional) daerah setempat dan mengacu pada Undang-Undang No 13 Th

    2003 yang mengatur tentang Perlindungan, Pengupahan, dan

    Kesejahteraan. Penjelasan mengenai sistem imbalan sudah diberikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    secara detail di awal ketika karyawan dinyatakan diterima kerja (Cipta,

    komunikasi pribadi, 22 September 2016).

    G. Penelitian Terkait

    Penelitian yang dilakukan oleh Day (2011) menjelaskan pentingnya

    suatu perusahaan untuk menerapkan sistem imbalan yang terbuka, yaitu

    mampu mengkomunikasikan sistem imbalan dengan baik kepada para

    karyawan. Ketika perusahaan mampu mengkomunikasikan sistem imbalan

    dengan baik, maka akan membuat karyawan mempersepsikan bahwa imbalan

    tersebut sudah diberikan secara adil, dan nantinya akan menciptakan kepuasan

    terhadap imbalan itu sendiri (Day, 2011). Dengan kata lain, hasil penelitian

    yang dilakukan oleh Day (2011) menunjukkan bahwa persepsi terhadap

    komunikasi imbalan berhubungan positif dengan persepsi keadilan dan

    kepuasan imbalan. Hal ini sesuai dengan pendapat Lawler (1971, dalam Klein,

    1973) bahwa struktur gaji/imbalan yang rasional di dalam perusahaan

    merupakan penentu kepuasan karyawan. Rasionalitas didefinisikan bahwa

    imbalan tersebut adil dan didasarkan pada prestasi. Jika imbalan dianggap adil

    dibadingkan dengan yang diterima oleh orang lain, maka kepuasan akan

    meningkat (Lawler, 1971, dalam Klein, 1973). Selanjutnya, kepuasan imbalan

    berhubungan positif dengan kepuasan kerja (Stringer, dkk, 2011).

    Thirion, dkk (2007, dalam Maamari, 2014) mengungkapkan bahwa

    penelitian tentang hubungan antara imbalan dan kepuasan kerja sebagian besar

    berasal dari persepsi keadilan yang menjelaskan perbedaan gaji total sebagai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    nilai keadilan karyawan di tempat kerja maupun keadilan penghargaan. Hasil

    penelitian yang dilakukan oleh Maamari (2014) menunjukkan bahwa terdapat

    hubungan yang positif antara persepsi keadilan imbalan dengan kepuasan

    kerja pada karyawan bank di Lebanon, dan gender adalah variabel yang

    mempengaruhi hubungan tersebut. Penelitian serupa juga dilakukan oleh

    Okpara (2006) mengenai hubungan antara persepsi keadilan imbalan dan

    kepuasan kerja pada manajer bank di Nigeria yang menunjukkan hasil bahwa

    terdapat hubungan yang positif antara persepsi keadilan imbalan dan kepuasan

    kerja pada manajer bank di Nigeria. Berdasarkan jenis kelamin, diketahui

    bahwa manajer laki-laki lebih puas terhadap gaji dan kebijakan promosi

    daripada manajer wanita (Okpara, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Taba

    (2010) serta Nugroho & Kurtinah (2012) juga menunjukkan hasil yang sama

    bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sistem imbalan

    dan kepuasan kerja pada karyawan.

    Penelitian yang lebih khusus lagi dilakukan oleh Igalens & Rousel

    (1999) yang hasilnya menunjukkan bahwa sistem kompensasi berhubungan

    positif dengan kepuasan kerja. Di sisi lain Rahayu (2012) juga melakukan

    penelitian dengan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan

    antara persepsi keadilan kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan di PT.

    PG Rajawali I Unit I Malang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

    Westover & Taylor (2010) serta Sejjaka & Kaawaase (2014) juga sepakat

    menunjukkan hasil bahwa sistem penghargaan berhubungan positif dengan

    kepuasan kerja.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Selain itu, penelitian tentang pengaruh kompensasi dan kepuasan kerja

    pernah dilakukan oleh Sari (2009), Muttaqien (2014), Dwijayanti & Dewi

    (2015), dan Kurniawan (2016) yang sepakat menunjukkan bahwa terdapat

    pengaruh yang positif dan signifikan antara kompensasi dan kepuasan kerja

    karyawan.

    H. Dinamika Penelitian

    Teori motivasi dua faktor yang dikembangkan oleh Frederick Hezberg

    pada tahun 1957 menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang berpengaruh

    terhadap motivasi dan kepuasan kerja karyawan, yaitu faktor ekstrinsik

    (hygiene factor) dan faktor intrinsik (motivator factor) (Schultz & Schultz,

    2010). Faktor ektrinsik (hygiene factors) merupakan faktor yang berasal dari

    organisasi, antara lain: kondisi kerja, gaya pengawasan, keamanan kerja,

    hubungan interpersonal, kebijakan perusahaan, gaji dan tunjangan, serta

    status. Faktor ini disebut sebagai faktor penyehat karena berfungsi mencegah

    terjadinya ketidakpuasan kerja jika terpenuhi. Sebaliknya, faktor ini akan

    menimbulkan ketidakpuasan kerja jika tidak terpenuhi. Sedangkan faktor

    intrinsik (motivator factors) merupakan faktor yang berada di dalam pekerjaan

    dan lebih banyak dilakukan oleh dirinya sendiri, antara lain: prestasi,

    pengakuan atas prestasi, kemajuan dan promosi, tantangan pekerjaan,

    tanggung jawab, dan pertumbuhan profesional. Motivator factors lebih tinggi

    tingkatannya dibanding hygiene factor karena dapat menimbulkan kepuasan

    kerja dan motivasi untuk menunjukkan kinerja yang lebih optimal jika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    terpenuhi. Namun, jika tidak terpenuhi, bukan berarti dapat menimbulkan

    ketidakpuasan kerja melainkan. Teori ini berfokus pada pentingnya motivator

    factors sebagai motivasi bagi karyawan.

    Teori motivasi dua faktor Hezberg tersebut diimplementasikan oleh

    Munir (2012) dalam konteks pemberian imbalan. Tata cara pemberian imbalan

    ini diatur dalam sebuah sistem yang disebut sistem imbalan, yaitu sebuah

    tatanan yang mengatur tata cara pembayaran atau payment yang diberikan

    oleh perusahaan kepada karyawan yang telah memberikan jasanya kepada

    perusahaan tersebut, meliputi kompensasi (compensation) dan penghargaan

    (reward) (Munir, 2012). Kompensasi merupakan upah kerja yang sifatnya

    terukur, sepadan dengan hasil kerja yang telah disumbangkan. Sedangkan

    penghargaan bukan hanya sekedar balas jasa yang sepadan dengan apa yang

    telah diberikan, akan tetapi lebih bersifat penghargaan yang tidak terukur

    nilainya atas hasil karya yang excellent. Berdasarkan teori motivasi dua faktor

    Hezberg, pemberian kompensasi berperan sebagai hygiene factor sedangkan

    pemberian penghargaan berperan sebagai motivator factor (Munir, 2012).

    Kompensasi langsung yang diberikan oleh PT. Delta Merlin Sandang

    Tekstil (DMST) II kepada para karyawan operator produksi berupa gaji

    pokok, uang lembur, uang makan, dan upah hari ke-7, Tunjangan Jabatan,

    Tunjangan Malam, Tunjangan Hari Raya (THR), dan beberapa fasilitas

    seperti: fasilitas seragam, fasilitas transportasi antar jemput, fasilitas rekening

    pribadi, dan fasilitas cuti kerja. sedangkan kompensasi tidak langsung

    diberikan dalam bentuk Tunjangan Kesehatan. Di sisi lain, penghargaan yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    diberikan kepada para karyawan operator produksi berupa kesempatan

    promosi jabatan bagi karyawan yang memiliki prestasi kerja lebih tinggi,

    training awal, pembinaan, dan premi konduite (bonus) ketika karyawan

    berhasil mencapai target perusahaan.

    PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II dalam menetapkan suatu

    imbalan kepada para karyawan operator produksi mengacu pada dua faktor,

    yaitu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internalnya adalah

    tergantung pada penilaian kinerja dari kepala regu produksi yang

    bersangkutan, meliputi: kemampuan kerja, kreativitas, tanggung jawab,

    ketelitian kerja, kejujuran, loyalitas, hubungan sosial, kepemimpinan,

    kedisipilnan, dan motivasi kerja. Sedangkan faktor eksternalnya adalah

    mengacu pada Peraturan Pemerintah terkait UMR (Upah Minimum Regional)

    daerah setempat dan mengacu pada Undang-Undang No 13 Th 2003 yang

    mengatur tentang Perlindungan, Pengupahan, dan Kesejahteraan.

    Penelitian yang dilakukan oleh Day (2011) menjelaskan pentingnya

    suatu perusahaan untuk menerapkan sistem imbalan yang terbuka, yaitu

    mampu mengkomunikasikan sistem imbalan dengan baik kepada para

    karyawan. Ketika perusahaan mampu mengkomunikasikan sistem imbalan

    dengan baik, maka akan membuat karyawan mempersepsikan bahwa imbalan

    tersebut sudah diberikan secara adil, dan nantinya akan menciptakan kepuasan

    terhadap imbalan itu sendiri (Day, 2011). Dengan kata lain, hasil penelitian

    yang dilakukan oleh Day (2011) menunjukkan bahwa persepsi terhadap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    komunikasi imbalan berhubungan positif dengan persepsi keadilan dan

    kepuasan imbalan.

    Persepsi antara seorang karyawan dengan karyawan yang lainnya tentu

    akan berbeda karena pada dasarnya persepsi bersifat subyektif. Hal ini

    tergantung pada sikap, kepribadian, minat, motif, pengalaman masa lalu, dan

    harapan individu tersebut (Robbins & Judge, 2008). Persepsi merupakan

    proses di mana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan

    sensoris mereka guna memberikan arti pada lingkungan mereka (Robbins &

    Judge, 2008). Jika dikaitkan dengan sistem imbalan, maka persepsi terhadap

    sistem imbalan merupakan proses seorang karyawan dalam

    menginterpretasikan atau menafsirkan suatu stimulus atau informasi terkait

    tatanan yang mengatur tata cara pembayaran yang diberikan oleh perusahaan

    kepadanya yang berupa kompensasi dan penghargaan.

    Ivancevich, dkk (2005) mengungkapkan bahwa persepsi dapat

    mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap seseorang. Dalam hal ini,

    persepsi tersebut terkait dengan pemberian imbalan yang dilakukan oleh

    perusahaan kepada karyawannya. Perusahaan yang mampu memberikan

    sistem kompensasi yang memadai dan seimbang antara beban kerja dan

    penghasilan, memberikan sistem penghargaan yang dapat mendorong

    peningkatan prestasi kerja oganisasi, serta memberikan peluang untuk

    pengembangan diri dan karir serta promosi yang terbuka dan bisa diakses oleh

    seluruh karyawan secara adil, maka akan dapat memotivasi karyawannya

    (Munir, 2012). Ketika karyawan sudah termotivasi, maka tandanya karyawan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    tersebut sudah mempersepsikan secara positif sistem imbalan yang ada di

    perusahaannya. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa seorang

    karyawan akan mempersepsikan suatu sistem imbalan secara positif apabila

    perusahaan sudah memberikan sistem kompensasi (hygiene factor) yang

    memadai dan seimbang, serta memberikan sistem penghargaan (motivator

    factor) yang dapat mendorong peningkatan prestasi kerja organisasi. Sehingga

    nantinya akan mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap positif karyawan

    di tempat kerja, salah satunya adalah dapat meningkatkan kepuasan kerja

    karyawan (Kadarisman, 2012).

    Kepuasan kerja adalah sikap yang merefleksikan perasaan seseorang

    tentang pekerjaannya secara keseluruhan serta tentang berbagai aspek

    pekerjaannya (Spector, 2008). Nugroho & Kurtinah (2012) mengemukakan

    bahwa kepuasan kerja merupakan suatu hal yang bersifat individual karena

    masing-masing individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai

    dengan sistem nilai yang berlaku dalam dirinya. Semakin banyak aspek-aspek

    yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat

    kepuasan kerjanya (Nugroho & Kurtinah, 2012). Aamodt (2010) berpendapat

    bahwa karyawan dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi cenderung

    berkomitmen pada organisasi/perusahaan, datang tepat waktu, bertahan pada

    organisasi/perusahaan, menunjukkan kinerja yang baik, dan memunculkan

    perilaku yang positif serta bermanfaat bagi organisasi/perusahaan.

    Penelitian yang menghubungkan antara persepsi terhadap sistem

    imbalan dan kepuasan kerja pernah dilakukan oleh Maamari (2014) yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi

    keadilan imbalan dengan kepuasan kerja pada karyawan bank di Lebanon, dan

    gender adalah variabel yang mempengaruhi hubungan tersebut. Penelitian

    serupa juga dilakukan oleh Okpara (2006) mengenai hubungan antara persepsi

    keadilan imbalan dan kepuasan kerja pada manajer bank di Nigeria yang

    menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi

    keadilan imbalan dan kepuasan kerja pada manajer bank di Nigeria.

    Berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa manajer laki-laki lebih puas

    terhadap gaji dan kebijakan promosi daripada manajer wanita (Okpara, 2006).

    Penelitian yang dilakukan oleh Taba (2010), Nugroho dan Kurtinah (2012)

    juga menunjukkan hasil yang sama bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

    signifikan antara sistem imbalan dan kepuasan kerja pada karyawan.

    Di sisi lain, penelitian yang lebih khusus lagi dilakukan oleh Igalens &

    Rousel (1999) yang hasilnya menunjukkan bahwa sistem kompensasi

    berhubungan positif dengan kepuasan kerja. Sedangkan penelitian yang

    dilakukan oleh Westover & Taylor (2010) serta Sejjaka & Kaawaase (2014)

    juga sepakat menunjukkan hasil bahwa sistem penghargaan berhubungan

    positif dengan kepuasan kerja.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    I. Skema Hubungan

    Sistem Imbalan di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II

    Perusahaan memberikan imbalan berupa kompensasi (hygiene factor) dan penghargaan (motivator factor)

    Perusahaan menetapkan imbalan berdasarkan faktor internal dan eksternal

    Karyawan menganggap bahwa

    pemberian kompensasi (hygiene

    factor) sudah memadai dan

    seimbang serta pemberian

    penghargaan (motivator factor)

    sudah mendorong peningkatan

    prestasi

    Karyawan menganggap bahwa

    pemberian kompensasi (hygiene

    factor) kurang memadai dan

    seimbang serta pemberian

    penghargaan (motivator factor)

    kurang mendorong peningkatan

    prestasi

    Persepsi yang positif terhadap sistem

    imbalan

    Persepsi yang negatif terhadap

    sistem imbalan

    Berkomitmen pada perusahaan Datang tepat waktu Bertahan pada perusahaan

    Menunjukkan kinerja yang baik Memunculkan perilaku yang

    positif serta bermanfaat bagi

    perusahaan

    Kurang berkomitmen pada perusahaan

    Datang terlambat Memiliki keinginan untuk resign Menunjukkan kinerja yang buruk Memunculkan perilaku yang

    negatif serta merugikan

    perusahaan

    Ketidakpuasan kerja Kepuasan kerja

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    J. Hipotesis

    Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif

    dan signifikan antara persepsi terhadap sistem imbalan dan kepuasan kerja

    pada karyawan operator produksi di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil

    (DMST) II. Hal ini berarti bahwa semakin positif persepsi karyawan terhadap

    sistem imbalan, maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja pada karyawan

    operator produksi di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II. Begitu

    pula sebaliknya, semakin negatif persepsi karyawan terhadap sistem imbalan,

    maka semakin rendah tingkat kepuasan kerja pada karyawan operator produksi

    di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) II.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional.

    Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-

    data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2007).

    Jenis penelitian korelasional merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk

    menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi

    pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi, sehingga

    peneliti dapat memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi

    (Azwar, 2007). Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara

    variabel persepsi terhadap sistem imbalan dengan variabel kepuasan kerja

    pada karyawan operator produksi di PT. Delta Merlin Sandang Tekstil

    (DMST) II.